37
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan. (Mulyadi 2005:7) Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat menejemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Pada awal timbulnya akuntansi biaya mula-mula hanya ditujukan untuk penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan, akan tetapi dengan semakin pentingnya biaya non produksi, yaitu biaya pemasaran dan adminnistrasi umum, akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik biaya produksi maupun non produksi. Oleh karena itu, akuntansi biaya dapat digunakan pada perusahaan manufaktur maupun non manufaktur. (Supriyono 2010:12) Akuntansi biaya adalah bidang khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2017. 11. 21. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan,

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

    Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

    peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau

    jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Dengan

    demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan.

    (Mulyadi 2005:7)

    Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang

    merupakan alat menejemen dalam memonitor dan merekam transaksi

    biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk

    laporan biaya. Pada awal timbulnya akuntansi biaya mula-mula hanya

    ditujukan untuk penentuan harga pokok produk atau jasa yang

    dihasilkan, akan tetapi dengan semakin pentingnya biaya non produksi,

    yaitu biaya pemasaran dan adminnistrasi umum, akuntansi biaya saat ini

    ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik biaya

    produksi maupun non produksi. Oleh karena itu, akuntansi biaya dapat

    digunakan pada perusahaan manufaktur maupun non manufaktur.

    (Supriyono 2010:12)

    Akuntansi biaya adalah bidang khusus akuntansi yang berkaitan

    terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga

  • 6

    pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam

    perencanaan, pengendalian dan pengembalian keputusan. (Firdaus 2009:

    16)

    2. Konsep Akuntansi Biaya

    a. Harga Perolehan atau Harga Pokok (Cost)

    Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur

    dalam satuan uang-dalam bentuk :

    1) Kas yang dibayarkan, atau

    2) Nilai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan, atau

    3) Nilai jasa yang diserahkan/ dikorbankan, atau

    4) Hutang yang timbul, atau

    5) Tambahan modal

    Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan

    perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah

    terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan

    yang akan terjadi).

    b. Biaya (Expenses)

    Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan

    dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan

    dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan ke

    dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi

    dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.

    c. Penghasilan (Revenues)

  • 7

    Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang

    dalam bentuk :

    1) Kas yang diterima, atau

    2) Piutang yang timbul, atau

    3) Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau

    4) Nilai jasa yang diterima, atau

    5) Pengurangan hutang, atau

    6) Pengurangan modal

    Dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang

    dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain.

    d. Rugi dan Laba

    Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar

    antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode

    akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar

    daripada biaya, maka selisihnya adalah laba bersih. Sebaliknya, jika

    semua penghasilan lebih kecil daripada biaya, maka selisihnya

    disebut rugi bersih.

    e. Rugi (Losses)

    Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang

    bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada

    manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.

    (Supriyono 2010:16)

  • 8

    3. Pengertian Biaya

    Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang

    diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi (biaya historis) atau

    kemungkinan akan terjadi (biaya yang akan dikeluarkan dikemudian

    hari) untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian dalam arti sempit biaya

    adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Untuk

    membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber

    ekonomis untuk memperoleh aktiva ini disebut istilah harga pokok.

    (Mulyadi 2005:39).

    Biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai

    pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk

    masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode

    akuntansi tahunan. (Firdaus 2009:22)

    Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan

    dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai

    sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan ke dalam harga

    pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya

    bunga dan biaya pajak perseroan. (Supriyono 2010:16)

    4. Penggolongan Biaya

    Penggolongan biaya adalah proses pengelompokkan secara

    sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-

  • 9

    golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi

    yang lebih punya arti atau lebih penting. (Supriyono 2010:18)

    a. Penggolongan biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari kegiatan/

    aktivitas Peusahaan. (Cost Classified Acourding to the Function of

    Business Activity)

    Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat

    digolongkan ke dalam :

    1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan

    kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang

    siap untuk dijual.

    2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhungan dengan cara

    yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai

    yang di inginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas

    dari hasil penjualan.

    3) Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsu yang

    berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan,

    pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara

    keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya-

    guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi

    pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak

    diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut.

  • 10

    4) Fungsi keuangan (Financial), yaitu fungsi yang berhubungan

    dengan kegiatan keuangan atau penyedia dana yang diperlukan

    perusahaan.

    Apabila dana selalu dapat mencukupi dari dalam perusahaan fungsi

    ini tidak begitu penting, akan tetapi apabila sering diperlukan dana

    dari luar perusahaan fungsi ini memegang peranan penting di

    dalam perusahaan.

    Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat dikelompokkan menjadi :

    1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan

    fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menajdi

    produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam : (1)

    Biaya bahan Baku; (2) Biaya tenaga Kerja; (3) Biaya Overhead

    Pabrik

    2) Biaya Pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk

    selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

    Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan : (1) Fungsi

    Penjualan; (2) Fungsi Penggudangan produk selesai; (3) Fungsi

    pengepakkan dan pengiriman; (4) Fungsi adpertensi; (5) Fungsi

    pemberian kredit dan pengumpulan piutang; (6) Fungsi

    pembuatan faktur dan adminstrasi penjualan.

    3) Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang

    berhubungan dengan fungsi admnistrasi dan umum. Biaya ini

    terjadi dalam rangka penentuan kebujaksanaan, pengarahanl,

  • 11

    dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

    Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan,

    personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat,

    keamanan dan sebagainya.

    4) Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam

    melaksanakan fungsi keuangan, misalnya : biaya bunga.

    b. Penggolongan biaya sesuai dengan periode Akuntansi dimana biaya

    akan dibebankan.

    1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)

    Pengeluaran modal (Penulis cenderung menamakan :

    pengeluaran (untuk memperoleh aktiva) adalah pengeluaran

    yang akan memberikan manfaat pada beberapa periode

    akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan

    manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. Pada saat

    terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga

    perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode

    akuntansi yang menikmati manfaatnya.

    2) Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures)

    Pengeluaran penghasilan (penulis cenderung menamakana

    pengeluaran biaya) adalah pengeluaran yang akan memberikan

    manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran

    terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung

  • 12

    diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai

    aktiva.

    c. Penggolongan Biaya Sesuai dengan tendensi Perubahannya

    terhadap Aktivitas atau kegiatan atau Volume.

    1) Biaya Tetap (Fixed Cost)

    a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi

    oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai

    dengan tingkatan tertentu.

    b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah

    berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan,

    semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya

    satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi

    biaya satuan.

    2) Biaya Variabel (Variabel Cost)

    a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

    (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan,

    semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total

    biaya variabel, semakin rendah jumlah total biaya variabel.

    b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh

    perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

    3) Biaya semi variabel (Semi Variable Cost)

    a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan

    perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya

  • 13

    tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin

    besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan

    semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak

    sebanding.

    b) Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah

    terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan

    tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan

    kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin

    rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan

    semakin tinggi biaya satuan.

    d. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang

    dibiayai

    1) Biaya langsung (Direct Cost)

    Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya

    dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.

    2) Biaya Tidak Langsung

    Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau

    manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat

    biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh

    beberapa objek atau pusat biaya.

    Departemen didalam pabrik dapat dikelompokan menjadi dua

    departemen yaitu:

    1) Departemen produksi

  • 14

    Adalah departemen atau bagian didalam pabrik diamana

    dikalukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesaiatau

    pengolahan dari suatu bagian produk selesai yang dihasilkan,

    baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin.

    2) Departemen Jasa

    Adalah departemen atau bagian didalam pabrik dimana pada

    departemen tersebut tidak dilakukan pengolahan bahan baku

    menjadi prooduk selesai akan tetapimenghasilkan jasa yang

    akan dinikmati oleh departemen lain.

    e. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya

    1) Biaya terkendalikan (Controllable Cost)

    Biaya terkendalikan adalah biaya secara langsung dapat

    dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka

    waktu tertentu.

    2) Biaya tidak terkendalikan (Uncontrollable Cost)

    Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat

    dipengaruhi oleh seorang pimpinan/ pejabat tertentu berdasar

    wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh

    seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.

    f. Penggolongan Biaya Sesuai dengan tujuan Pengambilan keputusan

    1) Biaya Relevan (Relevant Cost)

  • 15

    Adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan

    keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan

    didalam pengambilan keputusan.

    2) Biaya tidak relevan (Irrelevant Cost)

    Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan

    keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan

    atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

    5. Perilaku Biaya

    Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan

    atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis

    biaya, yaitu :

    a. Biaya variabel

    Biaya variabel adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara

    langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume,

    baik volume produksi ataupun volume penjualan. Disamping itu,

    biaya variabel mempunyai karakteristik umumyang lain dimana

    biaya per unitnya tidak berubah. Contoh biaya variabel adalah biaya

    bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, serta beberapa

    elemen biaya overhead pabrik dan elemen biaya penjualan.

    b. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tidak berubah

    dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-

    batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu

    tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya

  • 16

    perunbahan volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap

    juga akan menjadi biaya variabel.

    c. Biaya semi variabel

    Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang mempunyai atau

    mengandung unsur tetap dan unsur variabel. Untuk tujuan

    perencanaan dan pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi

    elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya

    minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan.

    Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik, biaya telpon, biaya

    angkutan, dan lain-lain. (Firdaus 2009:26)

    6. Unsur-unsur Biaya Produksi

    a. Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang akan diolah menjadi

    produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi atau diikuti

    jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.

    Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam

    bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses

    pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Jadi biaya

    bahan baku langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik

    produk. Biaya bahan baku dapat dibebankan secara langsung

    kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan

    untukmengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.

    (Supriono 2011)

  • 17

    b. Biaya tenaga kerja langsung adalah semua balas jasa (teken

    prestasi)yang diberikan oleh perusahaan kepada semua

    karyawan.Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja

    yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Misalnya gaji

    karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan pabrik, upah

    lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik dan gaji manajer

    pabrik. (Mulyadi 2012)

    c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan

    tenaga kerja langsung., yang elemennya dapat digolongkan ke

    dalam : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung,

    penyusutan dan amorrtisasi aktiva tetap pabrik, reparasi dan

    pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air pabrik, biaya

    asuransi pabrik, biaya overhead lain-lain.

    7. Pengertian Harga Pokok Produksi

    Istilah harga pokok (cost) sama dengan pengertian biaya dalam arti

    sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

    (Mulyadi 2012:9)

    Harga Pokok Produksi merupakan jumlah biaya barang yang

    diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke

    barang yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku

    langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead. (Hansen dan

    Mowen 2006)

  • 18

    Harga pokok produksi adalah biaya yang dibeli untuk proses

    sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan.

    (Hongren et all 2006)

    Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau

    dikeluarkan dalam mengelola bahan baku menjadi produk yang siap jual

    dapat disebut sebagai harga pokok produk atau biaya produksi. Jadi

    harga pokok produksi adalah segala pengorbanan sumber daya ekonomi

    yang terjadi ataupun akan terjadi untuk memperoeh suatu produk.

    8. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

    Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah

    untuk menentukan secara tetap jumlah biaya perunit produk jadi,

    sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode.

    Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis beasar adalah

    sebagai berikut:

    a. Menentukan Harga Jual Produk Perusahaan yang berproduksi

    missal memproses produknya untuk memenuhi persediaan di

    gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka

    waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per

    satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per

    unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping

    data biaya lain serta data non biaya.

    b. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manajemen memerlukan

    informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan

  • 19

    dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh

    sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu

    untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya

    produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

    c. Menghitung Laba Rugi Periodik Guna mengetahui apakah kegiatan

    produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu

    menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan ketepatan

    penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus

    berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula.

    d. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk

    Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca. Saat manajemen

    dituntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode,

    manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan

    laporan laba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk

    jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses.

    Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat

    pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca disajikan

    dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang

    melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses

    pengerjaan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk

    dalam proses. (Mulyadi 2005)

    9. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

    a. Metode harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)

  • 20

    Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan

    harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap

    pesanan atau kontrak atau jasa serata terpisah, dan setiap pesanan

    atau kontrak dapat dipidahkan identitasnya. Pengolahan produk

    akan dimulai setelah datangnya pesanan dari langganan atau

    pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang

    memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan,

    tanggal pesanan diterima harus diserahkan. Atas dasar pesanan

    penjualan akan dibuat perintah produksi (production order) untuk

    melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan yang dipesan oleh

    pembeli. Supriyono (2010:55).

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan produksi

    untuk melayani pesanan dan sifat produksinya akan terputus-putus,

    selesai diolah pesanan yang satu dilanjutkan pengolahan pesanan

    yang lain. Pada harga pokok pesanan, harga pokok dikumpulkan

    untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap

    pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada

    saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya

    produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang

    bersangkutan.

    Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok

    pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :

    (1) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan

    pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan,

    sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan

    dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.

  • 21

    (2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan

    tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan realtif teliti

    dan adil.

    (3) Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada

    saat pesanan yang bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan

    semua biaya yang dibebankan kepada pesanan yang

    bersangkutan.

    (4) Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk

    selesai dan biasanya segera akan diserahkan (dijual) kepada

    pemesan sesuai dengan saat/ tanggal pesanan harus diserahkan.

    Manfaat informasi harga pokok pesanan :

    (1) Menentukan harga yang akan dibebankan kepada pemesan.

    (2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

    (3) Memantau realisasi produksi.

    (4) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

    (5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk

    dalam proses yang disajikan dalam neraca.

    Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan

    meliputi :

    (1) Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies

    (a) Pembelian Bahan dan Suplies

    (b) Pengembalian (return) bahan dan Supplies yang dibeli

    kepada suplier.

  • 22

    (c) Potongan Pembelian (Tunai) atas Pembelian Bahan dan

    Supplies

    (d) Pemakaian Bahan dan Supplies

    Secara ringkas prosedur akuntansi bahan dan supplies pabrik

    dapat digambarkan sebagai berikut:

    Tabel 1

    Jurnal Prosedur Akuntansi Bahan dan Supplies

    Transaksi dan

    Dokumen

    Dasar

    Jurnal Transaksi Buku Besar

    Pembantu

    Pembelian

    Bahan dan

    Supplies:

    Persediaan Bahan Baku xxx Kartu

    Persediaan:

    - Faktur

    Pembelian Persediaan Bahan Penolong xxx - Bahan baku

    - Bukti

    Penerimaan

    Barang

    Persediaan Supplies Pabrik xxx - Bahan

    Penolong

    - Pesanan

    Pembelian Hutang Dagang

    xxx

    - Supplies

    Pabrik

    Pengembalian

    Tunai

    Pembelian:

    Hutang Dagang xxx Kartu

    persediaan :

    - Nota Debit

    Persediaan Bahan Baku

    xxx - Bahan Baku

    - Laporan

    Pengiriman

    Pengembalian

    Pengiriman

    Persediaan Bahan Penolong

    xxx

    - Bahan

    Penolong

    Persediaan Supplies Pabrik

    xxx - Suplies

    Pabrik

    Potongan Tunai

    Pembelian : Hutang Dagang xxx

    Kartu

    Persediaan:

    - Bukti Kas

    Keluar Persediaan Bahan Baku

    xxx - Bahan baku

    Persediaan Bahan Penolong

    xxx - Bahan

    Penolong

    Persediaan Suplies Pabrik

    xxx - Supplies

    Pabrik

    Kas

    xxx

    Atau :

    Hutang Dagang xxx

    Penghasilan Lain-lain

    xxx

    Kas

    xxx

  • 23

    Lanjutan

    Pemakaian Bahan

    Baku :

    Kartu

    Persediaan :

    Bon Permintaan

    Bahan Barang dalam Proses- Biaya Bahan Baku xxx - Bahan Baku

    Persediaan Bahan Baku

    xxx - Kartu Harga

    Pokok Pesanan

    Pemakaian Bahan

    Penolong : Biaya Overhead Pabrik-Sesungguhnya xxx

    Kartu

    Persediaan :

    Bon Permintaan

    Bahan Persediaan bahan Penolong

    xxx

    - Bahan

    Penolong

    Kartu Biaya :

    - Overhead

    Pabrik

    Pemakaian

    Supplies Pabrik : Biaya Overhead Pabrik-Sesungguhnya xxx

    Kartu

    Persediaan :

    Bon Permintaan

    Bahan Persediaan Supplies Pabrik

    xxx - Supplies Pabrik

    Kartu Biaya :

    - Overhead

    Pabrik

    Pengembalian

    Bahan Baku dari

    Pabrik ke gudang

    Bahan

    Kartu

    Persediaan :

    - Laporan

    Pengembalian

    Bahan

    Persediaan Bahan Baku xxx - Bahan Baku

    Barang Dalam Proses Biaya Bahan

    Baku xxx

    - Kartu Harga

    Pokok Pesanan

    Sumber: Supriyono (2010:65)

    (2) Penentuan Besarnya Gaji dan Upah

    Secara ringkas prosedur Akuntansi biaya tenaga kerja dapat

    digambarkan sebagai berikut:

  • 24

    Tabel 2

    Jurnal Prosedur Akuntansi Bahan dan Supplies

    Transaksi

    dan

    Dokumen

    Dasar

    Jurnal transaksi Buku Besar

    pembantu

    Penentuan

    gaji dan

    Upah :

    Biaya gaji dan upah xxx

    - Daftar

    Hadir Hutang Pajak Pendapatan

    xxx

    - Kartu Jam

    kerja Hutang Dana Pensiun

    xxx

    - daftar gaji

    dan upah Hutang Asuransi Tenaga Kerja

    xxx

    Hutang Asuransi Hari tua

    xxx

    Piutang Karyawan

    xxx

    Hutang gaji dan upah

    xxx

    Pembayaran

    gaji dan

    Upah:

    - Bukti kas

    Keluar Hutang gaji dan Upah xxx

    Kas

    xxx

    Distribusi

    gaji dan

    Upah

    Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

    Kartu Harga

    Pokok

    Pesanan dan

    Kartu

    Biaya :

    - Perintah

    Jurnal Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx

    - Overhead

    Pabrik

    Biaya Pemasaran xxx - Pemasaran

    Biaya Administrasi dan Umum xxx

    -

    Administrasi

    dan Umum

    Biaya Gaji dan Upah

    xxx

  • 25

    Lanjutan

    Beban atas

    Gaji dan

    Upah :

    Biaya Overhead Pabrik

    Sesungguhnya xxx Kartu Biaya :

    - Daftar

    Sumbangan

    atas gaji

    dan upah

    Biaya Pemasaran xxx - Overhead

    PabrikPemasaran

    Biaya Administrasi Umum xxx - Administrasi

    dan Umum

    Hutang Pajak Pendapatan

    xxx

    Hutang Dana Pensiun

    xxx

    Hutang Asuransi Tenaga Kerja

    xxx

    Hutang Asuransi Hari tua

    xxx

    Penyetoran

    atas

    potongan

    dan beban

    gaji dan

    upah :

    Hutang Pajak Pendapatan xxx

    - Bukti Kas

    Keluar Hutang Dana Pensiun xxx

    Hutang Asuransi Tenaga Kerja xxx

    Hutang Asuransi Hari tua xxx

    Kas xxx

    Sumber: Supriyono (2010:70)

    (3) Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP)

    Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek,

    untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan

    tarip biaya pembebanan adalah sebagai berikut :

    (a) Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas

    berlalu.

    (b) Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir

    periode

  • 26

    (c) Adanya biaya yang terjadi hanya pada interval waktu

    tertentu.

    Rumus perhitungan tarif biaya :

    Keterangan:

    T = Tarif biaya Overhead

    B = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

    K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang

    bersangkutan

    Apabila tarif biaya overhead pabrik ditentukan, prosedur

    akuntansi biaya overhead pabrik selanjutnya sebagai

    berikut :

    (a) Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada

    Pesanan

    BDP-BOP xxx

    BOP dibebankan xxx

    (b) Prosedur Akuntansi Pengumpulan Biaya Overhead

    Pabrik yang Sesungguhnya

    i. Biaya Bahan Penolong

    BOP Sesungguhnya xxx

    Persediaan Bahan Penolong xxx

    ii. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

    T =

    B

    K

    ....................................................(1)

  • 27

    BOP Sesungguhnya xxx

    Biaya Gaji dan Upah xxx

    iii. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap

    Pabrik

    BOP Sesungguhnya xxx

    Akumulasi Penyusutan Mesin xxx

    Akumulasi Penyusutan Mesin xxx

    Akumulasi Penyusutan Peralatan xxx

    Akumulasi Hak Paten xxx

    iv. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap

    Pabrik

    Saat beli:

    Persediaan Suku Cadang xxx

    Hutang Dagang/ Kas xxx

    Saat dipakai:

    BOP Sesungguhnya xxx

    Persediaan Suku Cadang xxx

    v. Biaya Listrik dan Air untuk Pabrik

    BOP Sesungguhnya xxx

    Kas xxx

    Hutang Biaya xxx

    vi. Biaya Asuransi Pabrik

    Terjadinya pembayaran persekot asuransi:

    Persekot Asuransi xxx

    Kas xxx

    Persekot Asuransi menjadi biaya:

    BOP Sesungguhnya xxx

    Persekot Asuransu xxx

    vii. Biaya Overhead Lain-lain

  • 28

    BOP Sesungguhnya xxx

    Kas xxx

    Hutang Biaya xxx

    (c) Prosedur Akuntansi Perhitungan dan Perlakuan Selisih

    Biaya Overhead Pabrik

    i. Jurnal menutup Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.

    BOP dibebankan xxx

    BOP Sesungguhnya xxx

    ii. Jurnal menutup Biaya overhead pabrik

    sesungguhnya dan menghitung selisih sebagai

    berikut :

    Jika BOP sesungguhnya lebih besar BOP

    dibebankan

    Selisih BOP xxx

    BOP Sesungguhnya xxx

    Jika BOP sesungguhnya lebih kecil BOP

    dibebankan

    BOP Sesungguhnya xxx

    Selisih BOP xxx

    iii. Salah satu perlakuan selisih yaitu masuk ke rekening

    rugi laba

    Selisih tidak menguntungkan:

    Rugi-Laba xxx

    Selisih BOP xxx

    Selisih Menguntungkan:

    Selisih BOP xxx

  • 29

    Rugi Laba xxx

    (4) Prosedur Akuntansi Produk Selesai dan Produk Dalam Proses

    Akhir Periode.

    i. Jurnal Bukti Pemindahan Produk Selesai dan Perintah

    Jurnal :

    Persediaan Produk Selesai xxx

    BDP-Biaya Bahan Baku xxx

    BDP-BOP xxx

    ii. Jurnal Harga Pokok Produk dipindahkan ke rekening

    Persediaan

    Persediaan Produk Dalam Proses xxx

    BDP-Biaya Bahan Baku xxx

    BDP-BTKL xxx

    BDP-BOP xxx

    iii. Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Produk

    kepada Pemesan

    Piutang dagang xxx

    Kas xxx

    Penjualan xxx

    iv. Jurnal mencatat Harga Pokok Penjualan

    Harga Pokok Penjualan xxx

    Persediaan Produk Selesai xxx

    Untuk menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan

    produksi dalam proses yang disajikan dalam neraca, perusahaan

    memerlukan catatan biaya produksi setiap pesanan. Dalam

    perusahaan yang berproduksi secara pesanan harus diperlukan suatu

    data pengeluaran biaya untuk pesanan tertentu. Data ini dapat dimuat

  • 30

    dalam suatu kartu harga pokok yang dapat digunakan untuk

    mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Menurut

    Mulyadi Kartu Harga Pokok merupakan catatan penting dalam

    metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi

    sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan

    biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk

    mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci kedalam kartu

    harrga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan

    menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan

    biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan

    tertentu. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok

    secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat

    dalam kartu harga pokok berdasarkan satu tarif tertentu.

    Tabel

    Kartu Harga Pokok Pesanan

    UD BERSAMA

    Jl Pramuka Banjarmasin

    KARTU HARGA POKOK

    No. Pesanan :

    Pemesan :

    Tgl Pesan :

    Produk :

    Tgl Selesai :

    Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik

    No. Keterangan Jumlah No. Jenis Upah Jumlah No. Jenis BOP Jumlah

    Sumber : Mulyadi (2012:45)

  • 31

    b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)

    Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan

    harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap

    satuan waktu tertentu misalnya bulan, triwulan, semester atau

    tahun. Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan

    produk yang homogin, bentuk produk bersfifat standar dan tidak

    tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan

    produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau skedul

    produksi satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh

    bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi

    untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada

    pembeli, oleh karena sifat produk homogin dan bentuknya standar

    maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara terus menerus.

    Jumlah total biaya pada harga pokok proses dihitung setiap akhir

    periode dengan menjumlah semua elemen biaya yang dinikmati

    produk dalam satuan waktu yang bersangkutan. Untuk menghitung

    biaya, jumlah total biaya produksi pada satuan waktu tertentu

    dibagi jumlah produk yang dihasilkan pada satuan waktu yang

    sama.

    Karakteristik metode harga pokok proses antara lain

    sebagai berikut :

    1) Pengumpulan biaya produksi dilakukan per departemen

    produksi per periode akuntansi.

  • 32

    2) Perhitungan harga pokok produksi per satuan dengan cara

    membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode

    tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama

    periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap

    akhir periode akuntansi.

    3) Pembebanan dipesan antara biaya langsung dengan biaya tidak

    langsung tidak diperlukan.

    4) Biaya Overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar

    biaya yang sesungguhnya terjadi.

    5) Biaya Overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya

    bahan baku dan tenaga kerja langsung. (Mulyadi, 2009: 217),

    Perbedaan antara metode harga pokok pesanan dengan metode

    harga pokok proses terletak pada dua hal berikut ini :

    1) Dasar penentuan harga pokok produk

    Dasar penetuan harga pokok produk metode harga pokok

    pesanan adalah setiap produk yang dipesan, sedangkan dasar

    penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok

    proses adalah setiap periode tertentu.

    2) Waktu penetuan haga pokok produk

    Dengan metode harga pokok pesanan, harga pokok ditentukan

    saat pesanan telah selesai diproduksi sedangkan jika

    menggunakan harga pokok proses, harga pokok ditentukan saat

    akhir periode.

  • 33

    10. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

    a. Metode Full Costing

    Full costing adalah metode penentuan harga pokok

    produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam

    harga pokok produksi, yang terediri dari bahan baku, biaya tenaga

    kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku

    variable maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode Full

    Costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut :

    Biaya Bahan baku xxx

    Biaya tenaga kerja langsung xxx

    Biaya Overhead pabrik :

    - Variabel xxx

    - Tetap xxx +

    Harga Pokok Produk xxx

    Dalam pendekatan full costing, berbagai pengorbanan

    sumber ekonomi ini disajikan dalam laporan rugi laba yang

    dikelompokkan ke dalam 3 golongan:

    1) Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku

    menjadi produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan

    judul “biaya produksi” dan dirinci menjadi: biaya bahan baku,

    biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

  • 34

    2) Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran

    produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul

    biaya pemasaran.

    3) Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi

    dan pemasaran produk. Pengorbanan ini dikelompokkan

    dengan judul “biaya administrasi dan umum.”

  • 35

    Gambar 1

    Laporan Rugi Laba Perusahaan Manufaktur dengan Pendekatan Full Costing

    UD Bersama

    Laporan Rugi-Laba dengan Pendekatan Full Costing

    Untuk Bulan Mei 2015

    Penjualan xxx

    Kos Penjualan:

    Persediaan Awal Produk Jadi xxx

    Kos Produksi:

    Persediaan Awal Produk Dalam Proses xxx

    Biaya Produksi:

    Biaya Bahan Baku xxx

    Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

    Biaya Overhead Pabrik xxx

    xxx

    xxx

    Persediaan Akhir Produk Dalam Proses xxx

    Kos Produksi xxx

    Kos Produk yang Tersedia untuk Dijual xxx

    Persediaan Akhir Produk Jadi xxx

    Kos Penjualan xxx

    Laba Bruto xxx

    Biaya Usaha:

    Biaya Administrasi & Umum xxx

    Biaya Pemasaran xxx

    xxx

    xxx

    Laba Bersih Usaha

    Pendapatan di Luar Usaha xxx

    Biaya di Luar Usaha xxx

    xxx

    Laba Bersih Sebelum Pajak xxx

    Pajak Penghasilan 35% xxx

    Laba Bersih Setelah Pajak xxx

    Sumber: Mulyadi (2012:21)

  • 36

    b. Metode Variabel Costing

    Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang

    hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable

    ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga

    kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berperilaku variable.

    Harga pokok produksi menurut metode Variable Costing terdiri dari unsur

    biaya produksi sebagai berikut :

    Biaya Bahan Baku xxx

    Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

    Biaya Overhead Variabel xxx +

    Harga Pokok Produk xxx

    Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan

    variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variable (Biaya

    Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead

    Pabrik Variable) ditambah dengan biaya non produksi variable

    (Biaya Pemasaran Variable dan Biaya Administrasi & Umum

    Variable) dan Biaya Tetap, Biaya Pemasaran Tetap, Biaya

    Administrasi & Umum Tetap).

    11. Penentuan Tarif BOP

    Menurut Mulyadi (2009:197), penentuan tarif biaya overhead pabrik

    melalui tiga tahap berikut ini:

    a. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik harus dipastikan

    tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar

  • 37

    penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang

    dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead

    pabrik: kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas

    sesungguhnya yang diharapkan.

    b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

    Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah

    selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk

    membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada produk.

    Ada beberapa dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya

    overhead pabrik kepada produk antara lain:

    (1) Satuan Produk

    Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung

    membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Beban

    biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan

    rumus sebagai berikut :

    Taksiran biaya overhead pabrik =

    Tarif biaya overhead

    pabrik persatuan Taksiran jumlah satuan produk yang

    dihasilkan

    (2) Biaya Bahan Baku

    Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan

    nilai bahan (misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar

    yang dipakai untuk membebankan kepada produk adalah

    biaya bahan baku yang dipakai.

  • 38

    Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai

    berikut :

    Taksiran biaya overhead pabrik

    x 100% =

    Presentase biaya

    overhead pabrik atas

    biaya bahan baku yang

    dipakai

    Taksiran biaya bahan baku yang

    dipakai

    (3) Biaya Tenaga Kerja

    Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai

    hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja, maka

    dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik

    adalah biaya tenaga kerja langsung. Tari biaya overhead pabrik

    dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    Taksiran biaya overhead pabrik

    x 100% =

    Presentase biaya

    overhead pabrik dari

    biaya tenaga kerja

    langsung

    Taksiran biaya tenaga kerja

    langsung

    (4) Jam tenaga kerja langsung

    Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar jam

    tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan prosentase

    tertentu dari jam tenaga kerja langsung.Rumus perhitungan

    sebagai berikut:

    Taksiran biaya overhead pabrik x 100% =

    Tarif biaya overhead

    per jam tenaga kerja

    langsung Taksiran jam tenaga kerja

    langsung

  • 39

    (5) Jam Mesin

    Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar jam

    mesin dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari jam mesin.

    Rumus perhitungan sebagai berikut:

    Taksiran biaya overhead pabrik x 100% =

    Tarif biaya

    overhead per

    jam mesin Taksiran jam kerja

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dengan topik yang sama

    dilakukan oleh Syaiful Anwar (2008) dan Yunda Kartika Sari (2013). Maka

    hasil penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

    Tabel 3

    Hasil Penelitian Terdahulu

    Identifikasi

    Peneliti

    Aspek

    Syaiful Anwar

    A03050079

    Jurusan Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin 2008

    Yunda Kartika Sari

    A03100055

    Jurusan Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    Lutfi Cahyaningtyas

    A03120016

    Jurusan Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    1. Judul Penentuan Harga Pokok Produksi

    Pada CV Moga di

    Kabupaten Hulu

    Sungai Selatan

    Penentuan Harga

    Pokok Produk Pintu

    Besi Harmonika

    dengan menggunakan

    Metode Harga Pokok

    Pesanan Pada Bengkel

    Las Bubut Harapan

    Utama Banjarmasin

    Penentuan Harga

    Pokok Produksi

    Dengan

    Menggunakan

    Metode Harga

    Pokok Pesanan Full

    Costing Di UD

    Bersama

    Banjarmasin

  • 40

    Lanjutan

    2. Institusi/ Perusahaan

    yang diteliti

    CV Moga

    Kabupaten Hulu

    Sungai Selatan

    Bengkel Las

    Bubut Harapan

    Utama

    Banjarmasin

    UD Bersama

    Banjarmasin

    3. Permasalahan CV Moga tidak melakukan

    perhitungan Harga

    Pokok Produksi

    Bengkel Las

    Bubut Harapan

    Utama

    Banjarmasin tidak

    memperhitungkan

    biaya overhead

    pabrik dan kurang

    tepat

    penggolongan

    beberapa bahan

    baku dan tenaga

    kerja langsung

    UD Bersama tidak

    melakukan

    penggolongan dan

    perhitungan biaya

    produksi yang

    sesuai dengan

    konsep Akuntansi

    Biaya.

    4. Tujuan Untuk menentukan Harga

    Pokok Produksi

    Pada CV Moga

    1. Untuk mengetahui

    penggolongan

    biaya dalam

    penentuan

    harga pokok

    pesanan pintu

    besi

    harmonika

    secara tepat

    menurut

    akuntansi

    biaya.

    2. Untuk mengetahui

    penentuan

    harga pokok

    produk pintu

    besi

    harmonika

    dengan

    menggunakan

    metode harga

    pokok

    pesanan.

    Untuk mengetahui

    penggolongan

    biaya produksi

    dan perhitungan

    biaya produksi

    yang sesuai

    dengan konsep

    Akuntansi Biaya

  • 41

    Lanjutan

    Sumber: Diolah oleh Penulis

    5. Metode Penelitian

    Harga Pokok

    dengan

    Metode Harga

    Pokok

    Pesanan

    Harga Pokok

    dengan Metode

    Harga Pokok

    Pesanan

    Harga Pokok

    dengan

    Metode Harga

    Pokok

    Pesanan

    6. Hasil Penelitian

    Perhitungan

    Harga Pokok

    Produksi

    menurut

    penulis lebih

    kecil Rp

    311.791.214

    dibandingkan

    dengan

    hitungan

    perusahaan

    Perhitungan Harga

    Pokok Produksi

    menurut penulis

    lebih kecil Rp

    506.106

    dibandingkan

    dengan hitungan

    perusahaan

    Perhitungan

    Harga Pokok

    Produksi

    menurut

    penulis lebih

    besar Rp

    3.101.212

    dibandingkan

    dengan

    hitungan

    perusahaan