44
1 Bab 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1 Profil Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1 Wonosobo Sebelum Pengembangan. 4.1.1 Sejarah Singkat SMK N 1 Wonosobo SMK Negeri 1 Wonosobo berdiri pada tahun 1966 yang diprakarsai oleh Drs. Darojat Bupati KDH Tingkat II Wonosobo dengan guru-guru Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Wonosobo antara lain Subiyanto, Sudarto, Sugiyatno, Sudadi dan Nakiyo. Berdasarkan Surat Keputusan Kanwil Propinsi Jawa Tengah melalui Bidang Nomor: IDPE IDPE/288/II-B/66 tanggal 28 September 1966 disahkan sebagai SMEA Persiapan Negeri Wonosobo. Setelah 2 tahun berdiri terbit Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran RI Nomor 112/UU/KK3/1968 tanggal 26 Maret 1968 resmi menjadi SMEA Negeri Wonosobo terhitung sejak tanggal 1 Januari 1968 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 34103079001. Pada awal berdiri SMEA Wonosobo menempati SD Negeri 1, SD Negeri IV, SMP Negeri 1 dan Pendopo Kecamatan Wonosobo. Barulah pada tahun 1973 bisa menempati gedung sendiri, tepatnya di Jl Sindoro No. 9

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

1

Bab 4

Hasil Dan Pembahasan

4.1 Profil Sistem Informasi Manajemen Sekolah di

SMK N 1 Wonosobo Sebelum Pengembangan.

4.1.1 Sejarah Singkat SMK N 1 Wonosobo

SMK Negeri 1 Wonosobo berdiri pada tahun 1966

yang diprakarsai oleh Drs. Darojat Bupati KDH Tingkat

II Wonosobo dengan guru-guru Sekolah Menengah

Ekonomi Pertama (SMEP) Wonosobo antara lain

Subiyanto, Sudarto, Sugiyatno, Sudadi dan Nakiyo.

Berdasarkan Surat Keputusan Kanwil Propinsi

Jawa Tengah melalui Bidang Nomor: IDPE

IDPE/288/II-B/66 tanggal 28 September 1966

disahkan sebagai SMEA Persiapan Negeri Wonosobo.

Setelah 2 tahun berdiri terbit Keputusan Menteri

Pendidikan dan Pengajaran RI Nomor

112/UU/KK3/1968 tanggal 26 Maret 1968 resmi

menjadi SMEA Negeri Wonosobo terhitung sejak tanggal

1 Januari 1968 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)

34103079001.

Pada awal berdiri SMEA Wonosobo menempati SD

Negeri 1, SD Negeri IV, SMP Negeri 1 dan Pendopo

Kecamatan Wonosobo. Barulah pada tahun 1973 bisa

menempati gedung sendiri, tepatnya di Jl Sindoro No. 9

Page 2: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

2

sebelah timur alun-alun Wonosobo sampai tahun 1992,

sekarang Gedung Adipura Kencana.

Pada tahun 1992 menempati gedung baru yang

merupakan bantuan pembangunan unit gedung baru

lengkap dengan fasilitas pemelajaran dari pemerintah

melalui Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan dana

Proyek Vocational Educatioan II (VOCED II).

Dengan berlakunya Kurikulum 1994 dan UU No. 2

1989 tentang Sistem pendidikan Nasional serta

Kepmendikbud, mulai tahun 1997/1998 SMEA Negeri

Wonosobo berubah nama menjadi Sekolah Menengah

Kejuruan kelompok bisnis dan manajemen yang

disingkat menjadi SMK Negeri 1 Wonosobo. Seiring

dengan perubahan kebijakan di lingkungan pendidikan

kejuruan, SMK Negeri 1 Wonosobo mulai tahun

pembelajaran 2004/2005 menambah bidang keahlian

baru teknologi informasi dan komunikasi (komputer).

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi SMK N 1 Wonosobo

Visi merupakan pandangan jauh ke depan ke

mana SMK Negeri 1 Wonosobo akan dibawa atau

gambaran masa depan apa yang diinginkan agar

terjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya.

Dalam rangka menuju SMK yang berstandar nasional

dan internasional, SMK Negeri 1 Wonosobo mempunyai

visi:

Page 3: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

3

Menghasilkan lulusan kompeten-kompetitif sesuai

kebutuhan dunia kerja nasional dan internasional

serta siap berwirausaha

4.1.2.2 Misi SMK N 1 Wonosobo

Sedang misi merupakan cara, kegiatan atau

langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

mewujudkan visi. Ada 6 tindakan sebagai misi SMK

Negeri 1 Wonosobo, yaitu:

a. Membangun sikap adaptip dan inovatif serta

memiliki komitmen yang tinggi terhadap hasil yang

dicapai.

b. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan Unit

Produksi (UP) dalam pengembangan sekolah.

c. Meningkatkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

yang memiliki kompetensi berstandar nasional dan

internasional

d. Melaksanakan program diklat dan pengujian serta

sertifikasi kompetensi berstandar nasional dan

internasional untuk dapat terjun di dunia kerja.

e. Membangun jiwa wirausaha yang handal dan

berakhlak mulia.

f. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang

bermanfaat dan lestari.

4.1.3 Sasaran Mutu SMK N 1 Wonosobo

Sasaran yang ingin dicapai sekolah, yaitu:

4.1.3.1 Prosentase kelulusan ≥ 95%

Page 4: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

4

4.1.3.2 Perolehan nilai Ujian Nasional mata diklat:

Matematika : ≥ 6,00, lebih atau sama

dengan 50% dari peserta

Bhs Indonesia : ≥ 7,00, lebih atau sama

dengan 50% dari peserta

Bhs Inggris : ≥ 7,00, lebih atau sama

dengan 50% dari peserta

Mata diklat lainnya : ≥ 7,00, lebih atau sama

dengan 75% dari peserta

4.1.3.3 Minimal 75% siswa melaksanakan prakerin

pada bidang pekerjaan yang relevan.

4.1.3.4 Minimal 90% siswa memiliki sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan Dunia

Usaha/Industri.

4.1.3.5 Prosentase kelulusan dari Asosiasi Profesi

atau Lembaga Sertifikasi Profesi ≥ 5%

4.1.3.6 Daya serap lulusan ke dunia kerja ≥ 30%

4.1.3.7 Meraih prestasi juara 1, 2 atau 3 minimal

20% dari lomba / pertandingan yang diikuti

serendah-rendahnya tingkat kabupaten.

4.1.3.8 Pelanggaran tata tertib siswa maksimal 10%

4.1.3.9 Ketidakhadiran siswa maksimal 2%

4.1.3.10 Ketidakhadiran pegawai maksimal 2%

4.1.3.11 Minimal 90 % pelanggan (siswa, orang tua

dan Dunia Usaha/Industri) menyatakan puas

terhadap pelayanan sekolah.

Page 5: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

5

4.1.3.12 Minimal 2 orang guru bahasa Inggris memiliki

sertifikat TOEIC/TOEFL dengan skor minimal

600.

4.1.3.13 Minimal 6 guru produktif memiliki sertifikat

kompetensi dari Asosiasi Profesi, Dunia

Usaha/Industri atau Lembaga Sertfifkasi yang

ditunjuk pemerintah.

4.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.1.

Struktur organisasi SMK N 1 Wonosobo

Tahun pelajaran 2011/2012

Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa kepala

sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab

langsung terhadap bidang-bidang/unit kerja di

bawahnya. Sementara itu, garis koordinasi terhubung

antara seluruh bidang/unit kerja yang menunjukkan

Page 6: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

6

bahwa koordinasi dapat dilakukan antara bidang/unit

kerja yang satu dengan lainnya sesuai dengan

kebutuhan.

Dari gambar di atas kita dapat menentukan level

manajemennya dan menjelaskan input-proses-output

yang terjadi dari masing-masing level tersebut. Berikut

klasifikasi level manajemen berdasarkan Job

Description yang ada di SMK N 1 Wonosobo :

a. Manajemen tingkat bawah : ketua kompetensi

keahlian, guru/karyawan.

b. Manajemen tingkat menengah : wakil kepala

sekolah beserta stafnya

c. Manajemen tingkat atas : kepala sekolah.

4.1.5 Identifikasi sistem informasi manajemen sekolah

Di SMK N 1 Wonosobo sebelum pengembangan

sistem baru.

Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1

Wonosobo sebelum pengembangan sistem yang baru

masih dilakukan secara manual. Seluruh data kegiatan

akademik didokumentasikan dalam bentuk paperbase

dan file-file yang tersebar dalam komputer/laptop

bagian kurikulum, wali kelas, bagian ketenagaan dan

petugas pembagian kelas yang bertugas ditahun

tersebut. Ketersediaan hardware di beberapa unit kerja

sudah tersedia, tetapi untuk pengelolaan data

Page 7: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

7

akademik yang menggunakan software khusus belum

tersedia.

Di SMK N 1 Wonosobo pemanfaatan komputer/IT

hanya untuk mengolah dan membuat laporan evaluasi

hasil belajar siswa, laporan pembagian kelas, laporan

data siswa, pembuatan perangkat pembelajaran dan

sebagai media pembelajaran. Sedangkan data yang ada

masih disimpan berupa kertas kerja belum

menggunakan basis data dan ketika data tersebut

dibutuhkan kadang melakukan dari awal pengolahan

data. Sehingga mengakibatkan informasi yang

dihasilkan tidak lengkap, tidak tersedia saat

dibutuhkan dan mengakses data sulit dilakukan

bahkan tingkat keakuratan dari informasi tersebut

sangat rendah.

Berdasarkan studi pendahuluan, penyimpanan data

siswa yang masih diberbagai bagian dapat

menyebabkan ketidakakuratan informasi data siswa

ketika ada perubahan terhadap data siswa tersebut

sehingga akan menimbulkan redundansi data.

Demikian juga dalam melakukan kegiatan kesiswaan

ditemui kesulitan untuk mendapatkan informasi secara

cepat mengenai data siswa dan laporan hasil belajar

siswa tersebut serta tidak lengkapnya

informasi/laporan yang dihasilkan. Misalnya informasi

mengenai laporan keadaan siswa sering sekali belum

Page 8: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

8

tersedia atau belum terekapitulasi oleh petugas.

Ketersediaan informasi sangat mempengaruhi level

manajemen untuk melakukan pengambilan keputusan

akademik dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1

Wonosobo melibatkan bagian-bagian berikut :

a. Guru Piket

b. Wali kelas

c. Bagian TU

d. Kepala sekolah

Kegiatan akademik di SMK N 1 Wonosobo

mempunyai prosedur sebagai berikut :

a. Guru Piket

Memasukkan absensi siswa ke dalam buku piket

yang selanjutnya melaporkan hasil rekapitulasi absensi

siswa tersebut ke wali kelas masing-masing. Hasil

kegiatan guru piket ini untuk keperluan wali kelas

dalam pembuatan laporan keadaan siswa dan laporan

hasil belajar siswa (rapor) yang dibutuhkan oleh bagian

TU dan Kepala Sekolah.

b. Wali Kelas

Melakukan pengumpulan data nilai siswa dari guru

mapel, nilai siswa dari kegiatan ektrakurikuler dan nilai

kepribadian dari guru PKn dan guru Pendidikan

Agama. Wali kelas melakukan input nilai-nilai tersebut

Page 9: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

9

ke dalam form nilai rapor dengan menggunakan

program Microsoft office excel selain itu juga membuat

rekapitulasi keadaan siswa setiap bulan dari laporan

guru piket dan jurnal kelas. Hasil kegiatan wali kelas

ini kemudian dilaporkan ke bagian TU dalam bentuk

nilai leger siswa dan laporan keadaan siswa dan

laporan hasil belajar siswa (rapor) untuk keperluan

pengambilan keputusan yang dibutuhkan oleh Kepala

Sekolah.

c. Bagian TU

Menerima laporan keadaan siswa per bulan, leger

siswa per tahun, kemudian melakukan input data ke

dalam buku induk sekolah.

d. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah menerima laporan/informasi dari

wali kelas yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kegiatan akademik dan membantu pengambilan

keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas

akademik.

Dari prosedur kegiatan tersebut, sistem informasi

manajemen sekolah untuk mendukung pengambilan

keputusan sudah berjalan tetapi belum optimal karena

laporan/informasi yang dibutuhkan oleh kepala

sekolah belum dihasilkan secara lengkap dan belum

bisa tersedia secara cepat. Berdasarkan hasil

pengamatan, informasi mengenai jumlah keadaan

Page 10: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

10

siswa perkelas disajikan hanya sebulan sekali, belum

menyajikan laporan pertahun dan belum disajikan

dalam bentuk grafik.

Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Sekolah:

“ ….laporan tidak bisa didapatkan secara cepat misalkan laporan leger siswa per semester karena laporan untuk kegiatan evaluasi dibuat setahun sekali, itupun dikerjakan secara manual rekapannya jadi lama. Selain itu saya belum bisa optimal memantau keadaan siswa untuk kepentingan supervisi. Sehingga kegiatan evalausi pun menjadi kurang optimal.”

Akibatnya jika informasi yang diperoleh tidak

lengkap dan tidak dapat segera diperoleh, maka

kegiatan untuk mengevaluasi akademik menjadi

kurang optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena

sistem informasi manajemen sekolah masih berjalan

secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer

tetapi pemanfaatannya masih sederhana belum

menggunakan DBMS sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk memperoleh informasi secara cepat.

Salah satu sasaran mutu SMK N 1 Wonosobo

adalah puasnya pelanggan terhadap pelayanan sekolah.

Dengan demikian dibutuhkan sistem informasi

manajemen sekolah yang merupakan sekumpulan

prosedur terkomputerisasi yang mengumpulkan

/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan

informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan

Page 11: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

11

relevan bagi penggunanya dalam mendukung

pengambilan dan kendali keputusan (Kristanto,1996).

4.2 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Sekolah Di SMK N 1 Wonosobo

4.2.1 Tahap Analisis

4.2.1.1 Analisis kebutuhan sistem informasi

Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1

Wonosobo sebelum pengembangan sistem yang baru

masih dilakukan secara manual. Seluruh data kegiatan

akademik didokumentasikan dalam bentuk paperbase

dan file-file yang tersebar dalam komputer/laptop

bagian kurikulum, wali kelas, bagian ketenagaan dan

petugas pembagian kelas yang bertugas ditahun

tersebut. Ketersediaan hardware di beberapa unit kerja

sudah tersedia, tetapi untuk pengelolaan data

akademik yang menggunakan software khusus belum

tersedia.

Di SMK N 1 Wonosobo pemanfaatan komputer/IT

hanya untuk mengolah dan membuat laporan evaluasi

hasil belajar siswa, laporan pembagian kelas, laporan

data siswa, pembuatan perangkat pembelajaran dan

sebagai media pembelajaran. Sedangkan data yang ada

masih disimpan berupa kertas kerja belum

menggunakan basis data dan ketika data tersebut

dibutuhkan kadang melakukan dari awal pengolahan

data. Sehingga mengakibatkan informasi yang

Page 12: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

12

dihasilkan tidak lengkap, tidak tersedia saat

dibutuhkan dan mengakses data sulit dilakukan

bahkan tingkat keakuratan dari informasi tersebut

sangat rendah.

Akibatnya jika informasi yang diperoleh tidak

lengkap dan tidak dapat segera diperoleh, maka

kegiatan untuk mengevaluasi akademik menjadi

kurang optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena

sistem informasi manajemen sekolah masih berjalan

secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer

tetapi pemanfaatannya masih sederhana belum

menggunakan DBMS sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk memperoleh informasi secara cepat.

Salah satu sasaran mutu SMK N 1 Wonosobo

adalah puasnya pelanggan terhadap pelayanan sekolah.

Dengan demikian dibutuhkan sistem informasi

manajemen sekolah yang merupakan sekumpulan

prosedur terkomputerisasi yang mengumpulkan

/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan

informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan

relevan bagi penggunanya dalam mendukung

pengambilan dan kendali keputusan (Kristanto,1996).

4.2.1.2 Analisis kebutuhan tenaga pelaksana

Tenaga pelaksana sistem informasi manajemen

sekolah di SMK N 1 Wonosobo sebanyak 12 orang guru

piket bertugas mengumpulkan data absensi siswa dan

Page 13: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

13

mengolahnya menjadi rekapan absensi siswa, 34 orang

wali kelas bertugas mengumpulkan data nilai dan

rekapitulasi keadaan siswa, memasukkan ke format

leger siswa dan format nilai rapor, mengolah data dan

membuat laporan keadaan siswa dan laporan hasil

belajar siswa (rapor) yang digunakan oleh kepala

sekolah untuk evaluasi akademik dan laporan leger

siswa ang akan digunakan oleh bagian untuk mengisi

format buku induk sekolah. Gambaran tenaga yang

terkait dengan sistem informasi manajemen sekolah di

SMK N 1 Wonosobo dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Petugas Pelaksana Sistem Informasi

Manajemen Sekolah Di SMK N 1 Wonosobo

No Petugas Jenis Tugas Jumlah

1. Guru Piket - Mengumpulkan data absensi siswa.

- Mengolah data absensi

siswa. - Membuat laporan yang

dibutuhkan oleh wali kelas.

12 orang

2. Wali kelas - Mengumpulkan data nilai

dan absensi siswa. - Mengolah data nilai dan

absensi siswa.

- Membuat laporan yang digunakan oleh bagian TU dan Kepala Sekolah.

34 orang

4.2.1.3 Analisis Kebutuhan Informasi

Jogiyanto (2005), menyatakan bahwa output

(keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang

dapat dilihat, dapat berupa hasil di media keras (seperti

Page 14: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

14

kertas) atau hasil di media lunak (berupa tampilan di

layar). Output merupakan salah satu elemen sistem

setelah dilakukan kegiatan pemrosesan data yang

menghasilkan keluaran berupa informasi atau laporan

yang dibutuhkan pada sistem informasi manajemen

sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan-

kebutuhan informasi yang berupa laporan untuk

mendukung pengambilan keputusan pada tiap level

manajemen dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Kebutuhan data dan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan pada tiap level manajemen

No Pengguna Sistem Kebutuhan Informasi

1. Kepala Sekolah a. Struktur kurikulum

b. Daftar kompetensi keahlian c. Jumlah rombel d. Daftar kelas

e. Daftar guru piket f. Daftar wali kelas

g. Daftar pembagian tugas mengajar

h. Jadwal pelajaran

i. Laporan keadaan siswa j. Daftar nilai/leger k. Daya serap kurikulum

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Data siswa b. Data guru/karyawan

c. Struktur kurikulum d. Daftar kompetensi keahlian

e. Jumlah rombel f. Daftar kelas g. Daftar guru piket

h. Daftar wali kelas

Page 15: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

15

No Pengguna Sistem Kebutuhan Informasi

i. Rekapitulasi absensi siswa (s,i,a)

j. Daftar pembagian tugas mengajar

k. Jadwal pelajaran

l. Daftar penggunaan ruang praktek

m. Data absensi /jumlah siswa n. Nilai mata pelajaran ( ulangan

harian, ujian tengah semester

dan ujian akhir semester) o. Analisis nilai ulangan harian

p. Daftar nilai/leger q. Daya serap kurikulum

3. Bag. Tata Usaha a. Data siswa

b. Data guru/karyawan c. Jumlah rombel

d. Daftar kelas e. Daftar wali kelas f. Jadwal pelajaran

g. Daftar penggunaan ruang praktek

h. Daftar nilai/leger i. Laporan keadaan siswa

4. Wali Kelas/Guru

Piket

a. Data siswa

b. Struktur kurikulum c. Daftar kompetensi keahlian

d. Jumlah rombel e. Daftar kelas f. Rekapitulasi absensi siswa (s,i,a)

g. Jadwal pelajaran h. Daftar penggunaan ruang

praktek i. Data absensi /jumlah siswa

Kebutuhan user dengan dibangunnya sistem

informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo

dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai

Page 16: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

16

bahan pendukung keputusan mulai dari manajemen

tingkat atas (Kepala Sekolah), manajemen tingkat

menengah (wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan

KTU), dan manajemen tingkat bawah (guru yang terdiri

dari guru piket dan guru wali kelas). Selain itu

informasi juga dibutuhkan oleh pengguna eksternal

yaitu siswa, orang tua/ masyarakat, instansi terkait

dan dunia usaha/dunia industri. Karena sistem yang

saat ini ada belum berbasis komputer, belum

mempunyai basis data dan belum ada software

khususnya untuk mendukung pengambilan keputusan,

mengakibatkan informasi yang dihasilkan tidak

tersedia dengan cepat dan sering kali kurang lengkap.

4.2.1.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Dalam proses pengembangan sistem informasi

manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo ini

dibutuhkan beberapa perangkat lunak. Perangkat

lunak yang dibutuhkan diantaranya :

a. Sistem Operasi

Pada penelitian ini dipilih Microsoft Windows

dengan pertimbangan pengguna (user) sudah bisa

menggunakan sistem operasi tersebut. Sistem informasi

yang bersifat single user mempunyai keuntungan yaitu

bahwa data dan informasi dapat terjamin karena

pengguna sistem terbatas pada user akses pada sistem,

sehingga selain pengguna sistem tersebut tidak dapat

Page 17: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

17

mengakses data dan informasi secara bebas. Namun

sistem informasi yang diusulkan ini dapat

dikembangkan menjadi jaringan komunikasi data

dengan menggunakan layanan internet berbasis web

melalui Local Area Network (LAN).

b. Software (tools)

Beberapa software (tools) yang dapat digunakan untuk

membangun sistem informasi antara lain Microsoft

Visual Basic (MS VB), Hypertext Preprocessor (PHP),

Borland Delphi. Pada penelitian ini, software yang

digunakan untuk pemrograman adalah PHP karena

(Davis, 1991).

a) PHP merupakan salah satu development tools

untuk membuat sebuah aplikasi. Aplikasi yang

dibuat dengan menggunakan PHP lebih

dikhususkan untuk database.

b) PHP dikategorikan sebagai bahasa pemrograman

yang mudah dimengerti dan berbasis visual.

c) PHP merupakan bahasa pemrograman yang open

source (gratis)

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka

pengembangan sistem informasi manajemen sekolah di

SMK N 1 Wonosobo menggunakan bahasa

pemrograman PHP dan basisdata menggunakan tools

MySQL dengan pertimbangan MySQL adalah salah satu

jenis basisdata server yang dapat berperan sebagai

client yang open source dengan kemampuan dapat

Page 18: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

18

berjalan baik di OS (Operating System) maupun dengan

Platform Windows (Nugroho, 2005).

4.2.1.5 Analisis kebutuhan perangkat keras

Dalam pengembangan sistem informs manajemen

sekolah ini selain membutuhkan perangkat lunak,

dibutuhkan juga perangkat keras minimum. Berikut

perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk

menjalankan perangkat lunak tersebut, yaitu :

Tabel 4.3 Spesifikasi minimum perangkat keras

Spesifikasi Minimum

Prosesor Pentium IV 2.0 GHz

RAM 512 Mb

Hardisk 20 GB

Resolusi Monitor 1024 x 768

4.2.2 Tahap Perancangan

Dari tahap sebelumnya, maka didapatkan

gambaran umum tentang sistem informasi manajemen

yang akan dikembangkan. Tahapan selanutnya dibuat

desain atau rancangan sistem informasi manajemen

sekolah yang tetap mengacu pada analisis secara

umum. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan

arsitektural, perancangan antarmuka dan perancangan

prosedur

4.2.2.1 Perancangan Arsitektural

a. Perancangan Output, Output adalah produk dari

sistem informasi yang dapat dilihat, yang terdiri dari

tampilan di media keras, misalnya kertas atau hasil

di media lunak, misalnya tampilan di layar video.

Output sendiri ada 2 (dua) tipe yaitu, internal output

Page 19: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

19

dan external output. Internal output adalah output

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

manajemen. Sedangkan output eksternal adalah

output yang akan didistribusikan kepada pihak lain

yang membutuhkan. Berdasarkan observasi dan

wawancara dengan user maka diperoleh kebutuhan

output sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rancangan output sistem informasi

manajemen sekolah

No Nama Output Format

Output

Media

Output

Alat

Output Distribusi

1. Informasi jumlah rombongan

belajar (rombel)

Tabel Kertas Printer - Ketua Kompetensi

Keahlian

- Wakil kepala

sekolah

- KTU - Kepala

sekolah

2. Laporan

rekapitulasi

keadaan siswa

tiap tingkat.

Tabel Kertas Printer - Wali Kelas

- KTU

3. Informasi jumlah

siswa secara

lengkap.

Tabel Kertas Printer - Wali Kelas

- Ketua

Kompetensi

Keahlian - Wakil kepala

sekolah

- KTU

- WMM

- Kepala sekolah

4. Laporan

akademik

Tabel Kertas Printer - Guru

- Wali kelas

- Guru piket

- Ketua

Kompetensi

Keahlian

Page 20: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

20

No Nama Output Format

Output

Media

Output

Alat

Output Distribusi

- Wakil kepala

sekolah

- KTU - WMM

- Kepala

sekolah

- Orang

Tua/Siswa

5. Laporan statistik

akademik

Tabel dan

grafik

Kertas Printer - Wali kelas - Wakil kepala

sekolah bag.

kurikulum

- Kepala

sekolah

b. Perancangan Input, perancangan input bertujuan

memberikan bentuk-bentuk masukan di dokumen

dan di layar ke sistem informasi. Masukan (input)

merupakan langkah awal dimulainya proses

informasi. Bahan mentah informasi adalah data yang

terjadi pada transaksi-transaksi yang dilakukan oleh

organisasi. Data hasil transaksi merupakan masukan

untuk sistem informasi (Zulkifli,1997). Berdasarkan

tipenya, input seperti juga output dibagi menjadi

internal input dan eksternal input. Internal input

adalah input yang berasal dari dalam organisasi,

sebaliknya eksternal input adalah input yang berasal

dari luar organisasi. Input dari sistem informasi

manajemen sekolah berasal dari internal dan

eksternal SMK N 1 Wonosobo. Rancangan input pada

sistem informasi manajemen sekolah yang akan

dikembangkan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Page 21: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

21

Tabel 4.4 Rancangan input sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo

No Nama Input Format Input

Alat Input

Petugas

1. Data siswa Form Keyboard Bag. Kurikulum

2. Data

guru/karyawan

Form Keyboard Bag. Kurikulum

(Ketenagaan)

3. Data

matapelajaran

Form Keyboard Bag. Kurikulum

4. Daftar

Kompetensi

Keahlian

Form Keyboard Ketua

Kompetensi

Keahlian

5. Data kelas/ruang

teori dan

praktek

Form Keyboard Bag. Kurikulum (Ketenagaan)

6. Daftar guru

piket

Form Keyboard Bag. Kurikulum

7. Daftar wali kelas Form Keyboard Bag. Kurikulum

8. Daftar

pembagian

tugas mengajar

Form Keyboard Bag. Kurikulum

9. Nilai siswa Form Keyboard Guru mapel

Pada tabel 4.4 terdapat 9 (sembilan) data input

pada sistem informasi yang baru, sesuai dengan

kegiatan akademik. Pada tabel 4.4 juga dapat dilihat,

bahwa input device kesemuanya adalah menggunakan

keyboard. Alat input dapat digolongkan menjadi 2 (dua)

golongan, yaitu : alat input langsung (online input

device) dan alat input tidak langsung (offline input

device). Alat input langsung merupakan alat input yang

langsung dihubungkan dengan CPU pada komputer,

misalnya keyboard, mouse atau touchscreen.

Kebalikannya, alat input tidak langsung, merupakan

alat input yang tidak langsung dihubungkan dengan

Page 22: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

22

CPU, misalnya KTC (key to card), KTT (key to tape) dan

KTD (key to disk) (Whitten,2004).

Dengan demikian, pada sistem informasi

manajemen sekolah yang baru ini, seluruh alat input

adalah termasuk dalam alat input langsung. Sistem

informasi dengan alat input langsung, mempunyai 2

(dua) tahapan proses input, yaitu penangkapan data

(data capture), dan pemasukan data (data entry).

Penangkapan data adalah proses mencatat kejadian

nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh

organisasi ke dalam dokumen dasar. Sedangkan

pemasukan data adalah proses membacakan atau

memasukkan data ke dalam komputer.

4.2.2.2 Perancangan antarmuka

Perancangan dialog antar muka merupakan

rancang bangun dari dialog antara pemakai sistem

dengan komputer. Dialog ini dapat terdiri dari proses

memasukkan data ke sistem, menampilkan output

informasi kepada pemakai atau dapat keduanya. Salah

satu cara membuat dialog layer komputer adalah

dengan menggunakan menu.

Perancangan dialog antar muka sistem informasi

manajemen sekolah ini menggunakan menu karena

mudah dipahami dan digunakan oleh pemakai. Menu

berisi beberapa alternatif atau pilihan yang disajikan

pada pemakai. Salah satu menu yang digunakan untuk

Page 23: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

23

perancangan dialog antar muka penelitian ini adalah

pull-down menu, yang terdiri dari bar menu yang

menjadi pilihan dan dapat dipilih dengan

menggerakkan kursor ke kiri, kanan, atas dan bawah.

Antar muka yang ditampilkan berupa user login,

attendance dan official website, digital library,

information dan live chat.

4.2.2.3 Perancangan Prosedur

Prosedur pengoperasian sistem informasi

manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo dioperasikan

oleh seluruh guru dan karyawan SM N 1 Wonosobo

yang terdiri dari 12 orang guru piket bertugas

mengumpulkan data absensi siswa dan mengolahnya

menjadi rekapan absensi siswa, 34 orang wali kelas

bertugas mengumpulkan data nilai dan rekapitulasi

keadaan siswa, memasukkan ke format leger siswa dan

format nilai rapor, mengolah data dan membuat

laporan keadaan siswa dan laporan hasil belajar siswa

(rapor) yang digunakan oleh kepala sekolah untuk

evaluasi akademik dan laporan leger siswa ang akan

digunakan oleh bagian untuk mengisi format buku

induk sekolah.

Dari gambaran tersebut petugas yang berhubungan

dengan sistem informasi manajemen sekolah

mempunyai tugas rangkap yaitu wali kelas selain

melakukan pengumpulan data juga melakukan

Page 24: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

24

pemasukkan data hasil pengumpulan ke dalam format

yang telah disediakan, pengolahan data hasil

pengumpulan serta membuat rekapitulasi keadaan

siswa. Bahkan wali kelas selain mengolah data juga

mempunyai tugas membuat laporan yang dibutuhkan

untuk evaluasi akademik.

Kondisi tersebut menjadi beban bagi petugas

karena pada waktu tertentu akan menguras waktu dan

mngebaikan tugas utamanya, hal ini dapat

menimbulkan pemasalahan. Didukung oleh adanya

kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data

untuk keperluan evaluasi akademik yang masih

dilaksanakan secara manual belum terotomatisasi,

sehingga laporan atau informasi yang dihasilkan belum

lengkap dan tidak dapat tersedia dengan cepat. Kondisi

tersebut mengakibatkan evaluasi yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah belum dapat dilakukan dengan optimal.

Bagi seorang manajer membutuhkan informasi yang

cepat dan lengkap guna pengambilan keputusan yang

tepat.

4.2.3 Tahap Pengembangan

Tujuan dari tahap ini adalah membangun

(pemrograman) dan menguji sistem sesuai kebutuhan

dan spesifikasi rancangan, mengimplementasikan

interface antara sistem baru dan sistem yang ada.

Uraian dari tiap tujuan dijelaskan sebagai berikut :

Page 25: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

25

4.2.3.1 Pemrograman

Tahap ini bertujuan untuk mengkonversikan hasil

perancangan logika ke dalam kegiatan operasi

pengkodean dengan menggunakan bahasa

pemrograman sehingga konsep logikal yang sudah

dirancang dapat diterjemahkan ke dalam fungsi-fungsi

program yang dapat digunakan pemakai dengan mudah

dan memastikan bahwa semua fungsi atau modul

program dapat dibuat dan dapat berjalan secara benar.

Pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu

program sistem informasi manajemen sekolah

dikerjakan peneliti dibantu oleh seorang programmer

yang tergabung dalan tim ICT. Adapun program dibuat

berdasar perancangan meliputi :

a. Pembuatan Basis Data

Pada perancangan basisdata dimulai dari

perancangan model menggunakan diagram konteks dan

DAD, kemudian dimodelkan dengan ERD sehingga

didapatkan tabel-tabel yang selanjutnya dilakukan

normalisasi untuk mendapatkan tabel yang bebas

redudansi.6 Tabel basis data dibuat dengan tools-tools

database MySQL dengan komponen row dan columns.

b. Pembuatan Form Masukan

Form masukan dibuat sesuai dengan rancangan

input yang ada dan dibuat langsung dengan bahasa

pemrograman PHP Script Language version 2.11. Dasar

Page 26: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

26

dari pembuatan form masukan adalah dari formulir-

formulir data maupun laporan yang selama ini telah

dipergunakan di SMK N 1 Wonosobo, misalnya form

masukan data siswa atau nilai ulangan, form absensi

siswa.

c. Pembuatan output

Laporan atau output, dibuat berdasarkan hasil

wawancara dengan responden dimana dapat diketahui

kebutuhan manajemen terhadap informasi yang

dibutuhkan untuk mendukung fungsi manajerial

khususnya dalam rangka pengambilan keputusan.

Kebutuhan manajemen terhadap informasi berbeda-

beda. Laporan ini dibuat dengan merealisasikan

masing-masing tabel yang terdapat pada basis data.

4.2.3.2 Pembuatan antar muka menu utama (design

dialog)

Desain antar muka merupakan rancang bangun dari

percakapan antara pemakai sistem dengan komputer.

Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan

data ke sistem, menampilkan output informasi kepada

user atau keduanya.

Antar muka menu utama dibuat sesuai dengan

urutan-urutan proses yang telah dirancang.

Persyaratan dalam merancang menu dialog antar muka

adalah pemakai sistem (user) harus selalu mengerti apa

yang akan dikerjakan selanjutnya terhadap sistem.

Page 27: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

27

Artinya sistem harus menyediakan instruksi-instruksi

apa yang harus dikerjakan oleh pemakai sistem.

4.2.4 Tahap Pengujian

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap

sistem, verifikasi dan validasi sistem, revisi dan review

sistem, implementasi sistem, analisis hasil dan

penilaian terhadap aspek informasi yang dihasilkan

oleh sistem informasi manajemen sekolah. Langkah-

langkah tersebut adalah :

4.2.4.1 Pengujian perangkat lunak.

Pengujian perangkat lunak ini menggunakan

metode pengujian Black Box. Pengujian Black Box

berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak

yang dibuat. Pengujian sistem informasi manajemen

sekolah berikut menggunakan data uji berupa

pengolahan data, pengolahan proses dan pengolahan

laporan serta informasi kelengkapannya.

Tabel 4.5 Rencana pengujian perangkat lunak sistem informasi manajemen sekolah.

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Login Pengecekan user name dan password yang sudah ada

Black Box

Pengisian data

Pengisian Data siswa, Data guru/karyawan, Data mata pelajaran, Daftar Kompetensi Keahlian, Data kelas/ruang teori dan praktek, Daftar guru piket, Daftar wali kelas, Daftar pembagian tugas mengajar, Nilai siswa

Black Box

Pengujian Laporan Data siswa, Data Black Box

Page 28: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

28

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

laporan guru/karyawan, Daftar guru piket Rekap absensi guru/karyawan, Laporan keadaan siswa, Catatan keterlambatan siswa, Jadwal mengajar, Jadwal pemakaian

ruang, Data ulangan harian (UH), Analisis ulangan, Nilai matapelajaran, Daftar nilai/leger, Nilai rapor siswa, dan Arsip nilai rapor siswa

4.2.4.2 Verifikasi dan Validasi Sistem

Dalam melakukan verifikasi dan validasi system, tentu

saja ada objek yang harus diuji dimana setelah itu akan

didapat hasil dari verifikasi dan validasi system tersebut.

Page 29: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

29

a. Validasi login

Validasi login sebagai berikut :

Tabel 4.6 Validasi login

Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Username:

Holistic

Password:

Holistic

Klik tombol login

Menampilkan Menu

Utama

Menu Utama

Tampil

Diterima

Verifikasi dan Validasi Sistem (data salah)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Username:

Holistic

Password:

Salah

Klik tombol login

Menampilkan

pesan peringatan

Peringatan

pesan

muncul

Diterima

Page 30: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

30

b. Validasi pengisian data

Validasi pengisian data sebagai berikut :

Tabel 4.7 Validasi pengisian data

Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)

Data Masukan Yang

Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Penambahan

data

Data masuk ke

dalam database

Data masuk

ke dalam

database

Diterima

Penyimpanan

data

Data baru

disimpan ke

dalam database

Data masuk

ke dalam

database

Diterima

Perubahan data Data dapat diubah

hingga data lama

dapat dirubah

menjadi data yang

baru

Data pada

database

berubah

Diterima

Penghapusan

data

Data dapat

dihapus pada

database

Data

terhapus

pada

database

Diterim

a

Pencarian data Data yang dicari

dapat ditemukan

berdasarkan kata

kunci

Data

terhapus

Diterim

a

Verifikasi dan Validasi Sistem (data salah)

Data Masukan Yang

Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Pencarian data

berdasarkan

kata kunci jika

tidak sesuai

dengan data

yang telah ada.

Muncul pesan

bahwa data tidak

ditemukan

Pesan

muncul

Diterima

Page 31: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

31

c. Validasi pengujian laporan

Validasi pengujian laporan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Validasi pengujian laporan

Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Pilih Laporan

Muncul laporan Laporan

muncul

Diterima

4.2.4.3 Revisi dan Review Sistem

Berdasarkan hasil verifikasi dan validasi sistem

dengan kasus Black box dapat ditarik kesimpulan bahwa

perangkat lunak dapat mengetahui fungsi – fungsi yang

tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan

dalam struktur data atau akses database eksternal,

kesalahan kinerja, inisialisasi, kesalahan terminasi dan

secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan sehingga system informasi

manajemen sekolah ini layak untuk di implementasikan

di sekolah sebagai sarana untuk pengambilan keputusan

pada tiap level manajemen.

4.2.4.4 Implementasi

Setelah sistem informasi manajemen sekolah ini

dikatakan layak berdasarkan validasi oleh ahli dan telah

diadakan perbaikan, maka tahap selanjutnya yaitu

tahap implementasi. Implementasi dari system ini

diujicobaan kepada para guru dan karyawan SMK N 1

Wonosobo. Tahapan impelementasi sistem informasi

Page 32: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

32

manajemen sekolah di SMK N 1 wonosobo diuraikan

sebagai berikut :

a. Implementasi Sistem

Implementasi sistem dilakukan dengan

mensosialisasikan sistem informasi manajemen sekolah

dalam bentuk pelatihan bagi guru dan karyawan.

Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari yang diikuti oleh

12 orang sebagai guru piket, 34 orang sebagai wali

kelas, 10 orang sebagai wakil kepala sekolah dan

staffnya. 6 orang sebagai ketua kompetensi keahlian

dan 5 karyawan sebagai administrasi perkantoran.

Pelaksanaan waktu diklat pada siang hari setelah jam

pembelajaran selesai.

Dalam implementasi ini setiap guru mencoba login

sesuai dengan username masing-masing dan mencoba

semua menu yang ada dalam sistem tersebut. Berikut

ini adalah hasil sistem informasi manajemen sekolah

untuk mendukung pengambilan keputusan pada tiap

level manajemen :

Page 33: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

33

a) Halaman Utama

Gambar 4.2 Tampilan halaman utama sistem informasi manajemen sekolah

Halaman utama merupakan tampilan yang

pertama kali dilihat oleh pengguna. Pada halaman

utama terdapat enam menu berupa link untuk

mengakses halaman lain meliputi : user login,

attendance dan official website, digital library,

information dan live chat. Selain itu juga dihalaman ini

ditampilkan informasi mengenai tanggapan maupun

kritik serta masukan dari para pengguna.

b) Halaman user login

Gambar 4.3 halaman user login

Page 34: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

34

Halaman user login merupakan tampilan dimana

pengguna yang mempunyai akses tertentu bisa

melakukan inputing, editing, printing dan

sebagainya.

c) Halaman Attendance

Gambar 4.4. halaman attendance

Halaman attendance merupakan menu untuk

absensi siswa dengan menggunakan barcode yang ada

di kartu pelajar.

d) Halaman Official Website

Gambar 4.5. halaman official website

Page 35: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

35

Halaman ini akan menuju link ke website SMK N 1

Wonosobo

e) Halaman Information

Gambar 4.6. halaman information

Halaman ini memuat profil dari SMK N 1 Wonosobo.

b. Uji Coba Sistem

Tujuan dari uji coba sistem adalah untuk mengetes

apakah sistem yang dibuat bebas dari kesalahan-

kesalahan (Jogiyanto,2005). Responden yang terlibat

dalam uji coba sistem informasi manajemen sekolah ini

adalah Kepala Sekolah, KTU, Wakil kepala sekolah bag.

kurikulum, guru (guru piket dan wali kelas).

Uji coba sistem yang dilakukan untuk mengetahui

apakah sistem informasi manajemen sekolah dapat

mendukung pengambilan keputusan pada tiap level

manajemen di SMK N 1 Wonosobo.

Page 36: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

36

a) Uji coba kemudahan mendapat informasi

Uji coba dilakukan dengan mengobservasi

penerimaan responder terhadap sistem yang baru,

membandingkan kemudahan dalam mendapat data

maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang

lama dan sistem yang baru. Untuk menilai hal tersebut,

dilakukan penilaian dengan menggunakan rata-rata

pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Rata rata skor uji coba aksesbilitas Kemudahan mendapatkan informasi

(aksesbilitas)

Rerata

Pre Test

Rerata

post Test

1. Data dan informasi akademik mudah diakses dibagian anda karena terhubung dengan jaringan.

2,6 3,4

2. Data dan informasi akademik mudah diakses dibagian anda karena tersedianya basis data.

2,67 3,53

3. Tersedia arsip data dan laporan 2,25 3,5

4. Laporan mudah disiapkan dan disajikan dari dokumen yang telah tersimpan.

2,75 3,5

5. Data dan informasi mudah dicari jika dibutuhkan.

2,25 3,25

Rata-rata tertimbang 2,51 3,44

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk kemudahan mendapatkan informasi

sebelum pengembangan sistem 2,51 dan sesudah

pengembangan sistem 3,44, berdasarkan nilai tersebut

dapat disimpulkan, kemudahan mendapatkan

informasi, sesudah pengembangan sistem lebih baik

Page 37: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

37

dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih

rata-rata tertimbang adalah 0,93.

b) Uji coba konsistensi informasi

Uji coba dilakukan dengan mengobservasi

penerimaan responder terhadap sistem yang baru,

membandingkan konsistensi data maupun informasi

yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem

yang baru. Untuk menilai hal tersebut, dilakukan

penilaian dengan menggunakan rata rata pada skor

jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10

Rata rata skor uji coba konsistensi Informasi

Konsistensi informasi Rerata Pre

Test Rerata

post Test

1. Terdapat data yang konsisten terhadap form masukan / input.

3,25 4,75

2. Terdapat data yang konsisten pada rekapitulasi pengolahan data.

3,25 4,75

3. Dilakukan penyajikan data atau

informasi dengan grafik. 3 3

4. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data mudah dipahami dan tidak mengandung arti yang lain.

3,25 3,75

5. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digunakan dalam pengambilan keputusan tiap level manajemen

3,25 3,75

Rata-rata Tertimbang 3,20 3,80

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk konsistensi informasi sebelum

pengembangan sistem 3,20 dan sesudah

Page 38: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

38

pengembangan sistem 3,80, berdasarkan nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa konsistensi informasi

sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum

pengembangan sistem dengan selisih rata-rata

tertimbang adalah 0,60.

c) Uji ketepatan waktu

Uji ini dilakukan dengan mengobservasi penerimaan

responder terhadap sistem yang baru, membandingkan

ketepatan waktu mendapat data maupun informasi

yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem

yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan

penilaian dengan menggunakan rata-rata pada skor

jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11 Rata rata skor uji coba ketepatan waktu

Ketepatan waktu Rerata

Pre Test Rerata

post Test

1. Tepat waktu dalam menginput /

mengumpulkan data 3 3,25

2. Tepat waktu dalam mengolah dan memproses data

2,75 3

3. Tepat waktu dalam penyajian / pelaporan informasi

2,5 3,25

4. Tersedia laporan bagi pemakai tepat waktu saat dibutuhkan

2,5 3

Rata-rata Tertimbang 2,69 3,13

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk ketepatan waktu mendapatkan data

maupun informasi sebelum pengembangan sistem 2,69

dan sesudah pengembangan sistem 3,13, berdasarkan

Page 39: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

39

nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan

informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik

dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih

rata-rata tertimbang adalah 0,44.

d) Uji relevansi informasi

Uji relevansi ini dilakukan dengan mengobservasi

penerimaan responder terhadap sistem yang baru,

membandingkan ketepatan waktu mendapat data

maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang

lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut,

dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata

pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12 Rata rata skor uji coba relevansi informasi

Relevansi informasi Rerata

Pre Test

Rerata post Test

1. Informasi yang dihasilkan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab tiap level

manajemen.

2,87 3,47

2. Informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi pihak penerima/ pengguna.

3,4 3,4

3. Informasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan program sekolah

2,73 3,34

4. Informasi yang dihasilkan dapat membantu pemecahan suatu permasalahan dalam menentukan putusan pada tiap level manajemen.

2,73 3,13

5. Output sistem informasi dapat mendukung pengambilan keputusan bagi tiap level manajemen.

2,4 3,34

Rata-rata Tertimbang 2,83 3,34

Page 40: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

40

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk relevansi informasi sebelum

pengembangan sistem 2,83 dan sesudah

pengembangan sistem 3,34, berdasarkan nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi

sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum

pengembangan sistem dengan selisih rata-rata

tertimbang adalah 0,52

e) Uji coba keakuratan informasi

Uji coba dilakukan dengan mengobservasi

penerimaan responder terhadap sistem yang baru,

membandingkan ketepatan waktu mendapat data

maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang

lama dan sistem yang baru Untuk menilai hal tersebut,

dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata

pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Rata rata skor uji coba keakuratan informasi

Keakuratan informasi Rerata

Pre Test Rerata

post Test

1. Data akademik yang diperoleh masih terdapat kesalahan.

2,06 3,34

2. Informasi akademik yang dihasilkan masih terdapat kesalahan.

2,13 2,73

3. Data maupun informasi akademik yang dihasilkan telah dapat dipercaya sehingga tidak menyesatkan bagi pihak penerima.

2,6 3,27

Rata-rata Tertimbang 2,27 3,13

Page 41: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

41

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk keakuratan informasi sebelum

pengembangan sistem 2,27 dan sesudah

pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi

sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum

pengembangan sistem dengan selisih rata-rata

tertimbang adalah 0,86.

f) Uji coba kelengkapan informasi

Uji coba dilakukan dengan mengobservasi

penerimaan responder terhadap sistem yang baru,

membandingkan kelengkapan informasi yang berkaitan

dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk

menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan

menggunakan rata-rata pada skor jawaban yang

diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.14 Rata rata skor uji kelengkapan informasi

Keakuratan informasi Rerata

Pre Test Rerata

post Test

1. Data akademik yang ada memuat semua data yang dibutuhkan.

2,56 2,99

2. Informasi akademik yang dihasilkan sudah memuat semua laporan yang dibutuhkan.

2,45 3,26

Rata-rata Tertimbang 2,51 3,13

Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tertimbang untuk kelengkapan informasi sebelum

pengembangan sistem 2,51 dan sesudah

Page 42: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

42

pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi

sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum

pengembangan sistem dengan selisih rata-rata

tertimbang adalah 0,61.

4.3 Evaluasi Penilaian Kualitas Informasi

Evaluasi penilaian kualitas informasi pada

penelitian dilakukan untuk mengukur hasil kualitas

informasi sistem dari sistem lama dan sistem baru.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan check

list. Berdasarkan hasil tersebut, hasilnya

dikelompokkan dan dievaluasi dengan menghitung

rata-rata tertimbang.

Tabel 4.15 Hasil rekapitulasi pengukuran kualitas informasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo

Kriteria penilaian

Sebelum pengembangan

sistem informasi manajemen sekolah

Sesudah pengembangan

sistem informasi manajemen sekolah

Selisih Rata-rata

tertimbang

Komponen yang dinilai

Rata-rata tertimbang

Komponen yang dinilai

Rata-rata tertimbang

Aksesibilitas 5 2,51 5 3,44 0,93

Konsistensi 5 3,20 5 3,80 0,60

Ketepatan Waktu 4 2,69 4 3,13 0,44

Relevansi 5 2,83 5 3,34 0,52

Keakuratan 3 2,27 3 3,13 0,86

Kelengkapan 2 2,51 2 3,13 0,61

Rata-rata

keseluruhan 2,67 3,33 0,66

Page 43: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

43

Uji perbedaan antara sistem lama dan sistem

baru dilakukan untuk masing-masing observasi, uji

tanda dihitung dengan SPSS for windows 11.5. Data

yang digunakan untuk uji tanda adalah rata-rata

tertimbang.

Tabel 4.16 Hasil analisis dengan uji tanda

Dari hasil evaluasi penilaian kualitas informasi

didapatkan bahwa pengembangan sistem informasi

manajemen sekolah telah mampu mengatasi masalah

kualitas informasi berupa aksesibilitas, konsistensi,

ketepatan waktu, relevansi, keakuratan dan

kelangkapan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata

tertimbang secara keseluruhan sebelum pengembangan

sistem 2,6650 dan setelah pengembangan sistem adalah

3,5917, dengan nilai t = -6,488. Kualitas informasinya

juga mempunyai perbedaan yang cukup signifikan yang

terbukti dari hasil uji statistik Sign Test dengan nilai

probabilitas 0,001 (p<0,05), yang artinya ada perbedaan

Page 44: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1

44

kualitas informasi antar sistem yang lama dengan sistem

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

peningkatan kualitas informasi yang dihasilkan setelah

pengembangan sistem.