105
PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN PADA MAHASISWA YANG MENIKAH MUDA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Avindra Risandy NIM: 11140700000002 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN PADA

MAHASISWA YANG MENIKAH MUDA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Avindra Risandy

NIM: 11140700000002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah
Page 3: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah
Page 4: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah
Page 5: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

v

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) September 2018

(C) Avindra Risandy

(D) Pengaruh Kepercayaan dan Dukungan Keluarga terhadap Kebahagiaan

Pernikahan pada Mahasiswa yang Menikah Muda

(E) xvi + 89 halaman

(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kepercayaan

(keyakinan, ketergantungan dan keadaan dapat diprediksi) dan dukungan

keluarga (dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan informatif dan

dukungan penghargaan) terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa

yang menikah muda. Sampel berjumlah 215 orang yang terdiri dari 63 orang

yang berstatus sebagai suami, dan 152 orang yang berstatus sebagai istri.

Pengambilan sampel didapatkan dengan teknik non probability sampling dan

menggunakan jenis snowball sampling.

Penulis melakukan adaptasi skala utuk mengukur Kebahagiaan Pernikahan

dengan Marital Happiness Scale (Azrin), Trust dengan Trust Scale (Rempel),

dan Dukungan Keluarga dengan Family Support Scale (Dolan). Uji validitas

terlebih dahulu dilakukan dengan metode CFA menggunakan software Lisrel.

Kemudian dilakukan metode analisis berganda untuk menguji pengaruh

tersebut dengan bantuan software SPSS.

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari kepercayaan dan dukungan keluarga terhadap kebahagiaan

pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda sebesar 48%. Berdasarkan

hasil uji koefisien regresi ditemukan bahwa dua variabel yang menyumbang

pengaruh signifikan tersebut adalah keyakinan dan ketergantungan.

Peneliti berharap, hasil dari penelitian ini dapat dikaji lebih dalam lagi dan

dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya dengan memperluas lagi

wilayah domisili responden, mencari lagi IV lain yang memengaruhi DV, atau

bisa melakukan wawancara singkat dengan responden agar mendapatkan hasil

yang lebih nyata lagi dari lapangan berkait dengan kebahagiaan pernikahan

pada mahasiswa yang menikah muda.

(G) Bahan bacaan: 14 buku + 36 jurnal + 7 artikel + 3 skripsi

Page 6: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

vi

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September, 2018

(C) Avindra Risandy

(D) Effect of Trust and Family Support towards Marital Happiness for College

Student who Marry Young

(E) xvi + 89 pages

(F) This study aims to determine the influence of trust (faith, dependability and

predictability) and family support (concrete support, emotional support,

informative support and appreciation support) towards marital happiness for

college student who marry young. Through a sample of 215 college students

consisting of 63 people who have status as husband and 152 people who have

status as wife. Sampling was obtained by non probability sampling technique

and using snowball sampling type

Researcher adapting scales to marital happiness by MHS (Azrin), trust by TS

(Rempel), and family support by FSS (Dolan). Validity test is done first with

the CFA method using Lisrel software. Then a multiple regression analysis

method is used to test the effect by using SPSS software.

The analysis results of this study indicate that there is a significant influence of

trust and family support towards marital happiness for college student who

marry young valued at 48%. Based on the results of coefficient regression test,

it is found that the two variables that contribute to these significant effects are

faith and dependability.

The researchers hope, the results of this study can be studied more deeply and

developed in further research. For example, by extending the domicile area of

the respondent, looking for another IV affecting the DV, or can do a short

interview with respondents to get more real results from the field related to the

marital happiness for college student who marry young.

(G) Reading materials: 14 books + 36 journals + 7 articles + 3 thesis

Page 7: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

hidayah, dan kasih sayang yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepercayaan dan

Dukungan Keluarga Terhadap Kebahagiaan Pernikahan pada Mahasiswa

yang Menikah Muda”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan Nabi kita semua, Nabi Muhammad SAW, berikut para keluarga dan

sahabatnya.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam

bentuk sumbangan pikiran, materi, tenaga dan waktu yang tidak terukur dalam

menyelesaikan penulisan ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dalam hal ini juga

selaku dosen penguji I pada sidang munaqosyah, dan Bapak Dr. Abdul Rahman

Saleh, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik, beserta seluruh jajaran dekanat

lainnya.

2. Ibu Dr. Rena Latifa, M.Psi, selaku dosen pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi

masukan serta menjadi tempat berdiskusi terkait segala hal yang berkaitan

dengan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku dosen penguji II pada sidang

munaqosyah, Ibu Dr. Netty Hartati, M.Si, selaku dosen penguji I pada sidang

hasil dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku dosen penguji I pada sidang

seminar proposal.

4. Bapak Ikhwan Lutfi, M.Psi, selaku dosen pembimbing akademik yang sangat

luar biasa dalam memberikan semangat.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan dan kemudahannya dalam proses

Page 8: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

viii

birokrasi bagi penulis dalam proses pembelajaran di kampus ini sampai proses

penyelesaian skripsi ini selesai.

6. Kedua orang tua penulis, Ayah Oyong Lisa dan Mama Yeri Arnes, S.E yang

penulis sangat yakin semua karena doa Ayah dan Mama yang tiada henti dan

dukungan serta bantuan Ayah dan Mama yang terus mengalir sehingga penulis

bisa mencapai akhir kuliah dengan lancar dan kepada saudara penulis, Kakak

Charisma Infertilindo, Ryan Valianesra, Fariz Pramadani dan Ilham Primadani.

7. Achmad Afrizal Fauzan, S.Psi, Elisa, S.Psi dan Zahra Zahronah, S.Psi selaku

sahabat yang selalu memberi support, yang menemani disaat senang dan sedih,

tempat berkeluh kesah, membantu dalam segala hal sehingga penulis bisa

menuntaskan skripsi ini juga kepada Yustisia Aulia Insancita selaku adik yang

selalu menghibur dan membantu penulis.

8. Salwa Annisa Hasri, S.Pd, Fadhilla Arrasuli, S.Kom, Puji Prafita Usni, S.Tr,

Keb, Abrar Nabil, S.H, Apridho Darani, Khalil Qibran One, S.Kom, Roza

Aktavia, Fauzia Fitri Rezeki Rifa dan Rifqi Ramadhana, S.Si yang selalu

menemani dari bangku sekolah sampai saat ini.

9. Dinda Fathiah Edison, S.E dan Revina Citra Aditya selaku my human diary

yang selalu siap sedia untuk mendengarkan dan memberi masukan atas cerita-

cerita penulis.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Psikologi Cabang

Ciputat yang sudah memberikan saya banyak pengalaman yang berharga,

kepada kanda dan yunda kakak serta dan dinda-dinda ’16, ’17 dan ‘18 yang

tidak bisa disebutkan satu per satu. Saya bangga bisa menjadi bagian dari

keluarga bagi kawan-kawan semua.

11. Keluarga besar DEMA-F Psikologi Periode 2016 dan DEMA-U UIN Jakarta

Periode 2017 karena dalam organisasi ini saya bisa belajar lebih banyak lagi

dari apa yang sudah saya punya, terkhusus pada bidang Kemahasiswaan

DEMA-U UIN Jakarta Periode 2017.

12. Keluarga besar Psikologi 2014 yang selalu memberi support, yang sudah

menemani 4 tahun perkuliahan saya dengan cerita yang berbeda.

Page 9: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

ix

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan dibalas berlipat ganda oleh

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Jakarta, 14 Desember 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

x

MOTTO

“DO YOUR BEST AND YOU WILL

BE THE BEST”

Page 11: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

MOTTO .................................................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 13

1.2.1 Batasan Masalah ........................................................................ 13

1.2.2 Rumusan Masalah .................................................................... 13

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 14

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 14

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 14

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 16

2.1 Kebahagiaan Pernikahan ............................................................... 16

2.1.1 Definisi Kebahagiaan Pernikahan ............................................ 16

2.1.2 Dimensi Kebahagiaan Pernikahan ........................................... 17

2.1.3 Faktor Penentu Kebahagiaan Pernikahan .................................. 19

2.1.4 Pengukuran Kebahagiaan Pernikahan ...................................... 21

2.2 Kepercayaan .................................................................................... 22

2.2.1 Definisi Kepercayaan ............................................................... 22

Page 12: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xii

2.2.2 Dimensi Kepercayaan .............................................................. 23

2.2.3 Pengukuran Kepercayaan ......................................................... 25

2.3 Dukungan Keluarga ........................................................................ 26

2.3.1 Definisi Dukungan Keluarga .................................................... 26

2.3.2 Dimensi Dukungan Keluarga ................................................... 27

2.3.3 Pengukuran Dukungan Keluarga ............................................. 28

2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... 29

2.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 34

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 34

3.2 Variable Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 35

3.3 Instrumen Penelitian ....................................................................... 37

3.3.1 Skala Kebahagiaan Pernikahan ................................................ 37

3.3.2 Skala Kepercayaan ................................................................... 39

3.3.3 Skala Dukungan Keluarga ........................................................ 39

3.4 Uji Validitas Konstruk ...................................................................... 40

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kebahagiaan Pernikahan....................... 42

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Kepercayaan ................................ 44

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Keluarga .................... 46

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 53

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ........................................................... 53

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................... 53

4.3 Kategorisasi Skor Kebahagiaan Pernikahan .................................. 54

4.4 Kategorisasi Skor Kepercayaan ....................................................... 55

4.5 Kategorisasi Skor Dukungan Keluarga .......................................... 55

4.6 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 56

4.7 Hasil Proporsi Varians pada masing-masing IV ............................ 60

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN ............................................... 63

Page 13: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xiii

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 63

5.2 Diskusi ................................................................................................ 64

5.3 Saran ................................................................................................... 69

5.3.1 Saran Teoritis ............................................................................. 69

5.3.2 Saran Praktis ............................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71

LAMPIRAN .......................................................................................................... 76

Page 14: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sala Favorable dan Unfavorable ........................................................... 37

Tabel 3.2 Blueprint Skala Kebahagiaan Pernikahan .............................................. 38

Tabel 3.3 Blueprint Skala Kepercayaan ................................................................. 39

Tabel 3.4 Blueprint Skala Dukungan Keluarga ..................................................... 40

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kebahagiaan Pernikahan ....................................... 43

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Keyakinan ............................................................. 44

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Ketergantungan ..................................................... 45

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Keadaan dapat diprediksi ..................................... 46

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Dukungan Konkrit................................................. 47

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Dukungan Emosional .......................................... 48

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Dukungan Informatif........................................... 48

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Dukungan Penghargaan ...................................... 49

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................. 53

Tabel 4.2 Pedoman Interpretasi Skor ..................................................................... 54

Tabel 4.3 Kategorisasi Kebahagiaan Pernikahan ................................................... 54

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Kepercayaan ............................................................. 55

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Dukungan Keluarga .................................................. 56

Tabel 4.6 Tabel R Square ....................................................................................... 57

Tabel 4.7 Tabel Anova ........................................................................................... 57

Tabel 4.8 Koefisien Regresi ................................................................................... 58

Tabel 4.9 Proporsi Varians ..................................................................................... 60

Page 15: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .................................................................. 31

Page 16: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I .............................................................................................................. 76

Lampiran II............................................................................................................. 82

Page 17: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan merupakan hal sakral yang menjadi dambaan dan harapan suatu

individu untuk membentuk kehidupan rumah tangga dengan orang yang dicintai.

Pernikahan dikenal sebagai kejadian paling penting dalam kehidupan setiap orang

setelah kelahiran. Pernikahan dipercaya untuk mencapai ketenangan dan kebutuhan

emosional orang dewasa sehingga pernikahan dilakukan untuk memperoleh

kebahagiaan yang dalam hal ini adalah kebahagiaan pernikahan (Rahmani et al,

2009).

Tugas menikah ini dilakukan oleh individu yang sudah memasuki fase

dewasa awal. Menurut Santrock (1996) fase dewasa awal adalah individu yang

memiliki kekuatan tubuh secara maksimal, siap berproduksi, serta diharapkan

memainkan peranan bersama dengan individu lain dalam masyarakat. Dengan

kesiapan manusia pada tahap dewasa awal untuk berproduksi, merupakan hal

umum jika individu berkeinginan untuk menikah dan memiliki anak karena naluri

manusia adalah memiliki keturunan. Pada fase dewasa awal ini dimulai dari usia 21

tahun hingga usia 40 tahun.

Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di

bawah umur 21 dapat dikatakan sebagai pernikahan muda atau dini. Hal tersebut

juga disampaikan oleh Kusmiran (2011) bahwa pernikahan dini adalah pernikahan

yang dilakukan remaja di bawah usia 20 tahun yang belum siap untuk

melaksanakan pernikahan.

Page 18: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

2

Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Dunia untuk Anak

(UNICEF) merilis laporan analisis data perkawinan usia anak pertama kalinya di

Indonesia. Pada laporan tersebut, angka perkawinan usia anak atau di bawah umur

18 tahun di Indonesia masih tinggi, sekitar 23 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), angka perkawinan anak di Indonesia

masih sangat tinggi. 1 dari 4 anak Indonesia menikah di bawah umur 18 tahun pada

tahun 2008 hingga 2015. Pada tahun 2012 ada sebanyak 1.348.886 anak perempuan

menikah dibawah usia 18 tahun. Itu artinya, setiap tahun hampir 300 ribu anak

perempuan di Indonesia menikah pada usia dibawah 16 tahun. Hal ini dipengaruhi

oleh rendahnya pendidikan, kemiskinan norma sosial budaya yang berlaku, serta

adanya ketidaksetaraan gender di lingkungan keluarga.

Menurut data yang dikeluarkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) pada tahun 2013, persentase wanita 16-18 tahun pernah kawin dan

umur perkawinan pertama di Pedesaan menurut Provinsi pada wilayah Banten

adalah sebesar 47,78%, di perkotaan menurut provinsi pada wilayah Jawa Barat

adalah sebesar 31,44% dan perkotaan & pedesaan menurut provinsi pada wilayah

Jawa Timur adalah sebesar 36,86%. Dari 33 provinsi yang ada di Indonesia, angka-

angka ini merupakan angka pernikahan terbesar pertama.

Hasil riset yang mengemukakan bahwa salah satu sebab pernikahan usia

muda adalah karena rendahnya tingkat pendidikan (Emilia & Wahyuni, 2009).

Namun saat ini fenomena menikah muda ternyata tidak hanya terjadi di kalangan

Page 19: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

3

mereka yang berpendidikan rendah. Pernikahan di kalangan mahasiswa misalnya,

kerap dijumpai di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Jika melihat usia mahasiswa, secara demografi usia mahasiswa berkisar

antara 19 sampai 25 tahun. Menurut undang-undang perkawinan, batas usia

minimum boleh menikah untuk laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Ini

artinya di usia mahasiswa sudah dibolehkan untuk melakukan pernikahan.

Walaupun pada kenyataanya, menikah saat kuliah tidaklah mudah untuk dilewati

karena banyak hal yang mesti dijadikan pertimbangan, mulai dari masalah finansial,

tempat tinggal, pembagian waktu, pembagian tanggung jawab (sebagai mahasiswa

dan sebagai suami atau istri), dan lain-lain. Rasio jumlah mahasiswa yang telah

menikah dibandingkan dengan yang belum menikah sangatlah kecil. Namun

demikian, fenomena menikah muda di kalangan mahasiswa merupakan kejadian

unik dan menarik jika dilihat dari sisi motivasi baik dari aspek religi, psikologi,

sosial maupun akademiknya. Memang, bagi sebagian mahasiswa menikah muda

mungkin bukan pilihan populer pada masa sekarang, namun bagi sebagian yang

lain bisa dianggap sebagai solusi atas masalah yang dihadapinya. Dari beberapa

penelusuran penelitian, terdapat berbagai motivasi dan alasan yang menyertai

pernikahan mahasiswa untuk menikah diantaranya karena alasan agama, ekonomi,

sosial, dan budaya (Hakim, 2011).

Dengan umur yang belum matang, ada beberapa resiko yang akan muncul

pada pasangan yang menikah muda. Organisasi Gerakan Nasional Kesehatan Ibu

dan Anak (GNKIA) menyebutkan bahwa resiko yang akan timbul akibat dari

pernikahan dini adalah pada rentang usia dibawah 18 tahun dari segi kesiapan

Page 20: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

4

secara fisik, salah satunya rongga panggul belum siap menjadi ibu. Lalu, kehamilan

pada usia muda pun menyebabkan anemia dan tekanan darah tinggi. Pada

kehamilan di usia muda pun kerap dijumpai kelainan letak plasenta atau ari-ari dan

lepasnya plasenta sebelum waktunya yang mengakibatkan pendarahan. Ini dapat

mengancam nyawa ibu dan calon bayi. Bahaya lain dari pernikahan dini adalah

tingginya resiko kekerasan dalam rumah tangga. Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkap sebanyak 44 persen yang

menikah di usia dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan tingkat

frekuensi tinggi (Riyani, 2018).

Sebelum usia 21 tahun, mental remaja belum sepenuhnya siap untuk

menikah. Sebab, di usia tersebut proses pembelajaran remaja menjadi individu

dewasa belum tuntas. Keinginan untuk belajar dan mencari jati diri masih

berpengaruh kuat pada diri remaja. Sementara, dari sisi fisik, sistem reproduksi

remaja perempuan belum sepenuhnya matang. Menikah di usia dini berisiko

kelahiran prematur, angka kematian ibu serta bayi pun tinggi (Dian & Umar, 2016).

Kebahagiaan pernikahan patut menjadi sorotan untuk masyarakat

mengingat masih banyak terjadi perceraian di Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir

angka perceraian di Indonesia meningkat lebih dari 40%, sekitar 2 juta pasangan

menikah dan sekitar 200.000 pasangan bercerai setiap tahun. Total perceraian per

tahun sebanyak 10% dari angka pernikahan itu sendiri (Damayanti, 2012). Data

pengadilan agama Jakarta Pusat mengabulkan sebanyak 788 perkara gugatan cerai

yang terbukti meningkat sebanyak 25% dibandingkan pada tahun 2014 (Suprapto,

2015). Data dari Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung menjelaskan

Page 21: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

5

bahwa dari 304.802 kasus perceraian di Indonesia pada tahun 2015, faktor menikah

dibawah umur menyumbang 1.100 kasus perceraian.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada

tahun 2013 mengabarkan soal angka perceraian di Indonesia yang menduduki

peringkat tetinggi di Asia Pasifik dan angka perceraian tersebut tak kunjung

menurun di tahun-tahun berikutnya. Pernikahan dini menjadi salah satu penyebab

utama terus meningkatnya angka perceraian di Indonesia.

Pernikahan bukan solusi yang serta merta menuntaskan semua persoalan

hidup bagi pasangan muda. Tidak semua orang sukses menjalani pernikahan di usia

muda. Data Kementrian Agama menunjukkan pasangan muda paling banyak

bercerai sepanjang lima tahun terakhir. Biduk rumah tangga pasangan muda justru

kandas karena faktor usia yang belum cukup. Dari 100 perceraian setiap bulan

separuh lebih adalah pasangan nikah muda.

Menurut Aziz (2016) ada beberapa tantangan yang terjadi pada pasangan

yang menikah muda, antara lain: kepuasan menikmati masa muda menjadi

berkurang, belum bisa berfikir dewasa, cita-cita utama bisa kandas di tengah jalan,

rentan berpisah, kesulitan keuangan dan potensi keguguran cukup tinggi. Dari

beberapa faktor ini dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam berumah tangga

pada pasangan yang menikah muda.

Kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan dan

berperilaku sesuai dengan keyakinan. Hal ini dilakukan dengan cara jiwa yang

terlepas dari tuntutan hawa nafsu, melaksanakan amanah dan janji, menunaikan

Page 22: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

6

tugas-tugas dengan sempurna, meninggalkan perkara yang diharamkan oleh Allah

SWT. Demikian jiwa akan menjadi bahagia apabila seseorang melaksanakan semua

perkara yang mulia dan menjauhi perkara yang dilarang (Zahidah & Raihanah,

2011).

Tidak semua pasangan yang menikah muda ketika menghadapi tantangan

akan menyerah begitu saja. Masih ada pasangan menikah muda yang masih

bertahan sampai maut yang memisahkan. Dalam sebuah hadits diriwayatkan

apabila laki-laki sudah mampu dalam keadaan fisik dan psikis untuk menikah maka

dianjurkan baginya untuk menikah agar terhindar dari zina, hadits tersebut berbunyi

“Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kalian berkemampuan untuk nikah,

maka menikahlah, karena pernikahan itu lebih mudah menundukkan pandangan

dan lebih menjaga farji (kemaluan). Siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia

berpuasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya” (Hadits Riwayat Al-

Bukhari).

Dari fenomena di atas, dapat diartikan bahwa pernikahan sebagai hubungan

yang secara sosial diakui antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang mana

melegalkan hubungan seksual, pengasuhan anak, dan membagi peran di antara

pasangan. Kesuksesan dalam pernikahan ditandai oleh sejauh mana pasangan suami

istri dapat merasakan kepuasan pernikahan dengan saling memenuhi kebutuhan

fisik, emosional, dan psikologis (Fathiana & Baktir, 2006).

Pernikahan merupakan hal sakral yang menjadi dambaan dan harapan suatu

individu untuk membentuk kehidupan rumah tangga dengan orang yang dicintai.

Pernikahan dikenal sebagai kejadian paling penting dalam kehidupan setiap orang

Page 23: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

7

setelah kelahiran. Pernikahan dipercaya untuk mencapai ketenangan dan kebutuhan

emosional orang dewasa (Rahmani et al, 2009) sehingga penikahan dilakukan untuk

memperoleh kebahagiaan yang dalam hal ini adalah kebahagiaan pernikahan.

Kebahagiaan pernikahan menurut Azrin, Naster dan Jones (dalam Al-

Othman, 2012) merupakan kepuasan yang berasal dari hal-hal di luar hubungan

pernikahan. Kebahagiaan pernikahan akan didapatkan bila suatu individu

memberikan interaksi positif kepada pasangan secara berkala. Meraih kebahagiaan

dalam hidup berumah tangga harus dimulai sejak proses pernikahan seperti

menikah dengan niat ibadah, melakukan persiapan yang cukup kemudian melewati

proses pernikahan yang sesuai dengan tuntutan agama. Dengan begitu diharapkan

tercipta sebuah kebahagiaan dalam pernikahan yang mengikat komitmen antara dua

manusia.

Menurut Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012) anak dan tanggungjawab

rumah tangga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

pernikahan. Studi yang dilakukan oleh Tabasso (2010) menemukan bahwa situasi

rumah tangga ketika istri mengambil alih tugas suami lebih mungkin untuk bercerai

dibandingkan suami yang mengambil alih tugas istri. Sebagai contoh, kewajiban

suami dalam suatu rumah tangga adalah menafkahi keluarga.

Selanjutnya, hubungan seksual juga mempengaruhi kebahagiaan

pernikahan antara suami dan istri. Studi yang dilakukan oleh Rust el al (1988)

meneliti 28 pasien dari klinik seksual dan pernikahan menemukan bahwa ada

hubungan antara masalah seksual dengan ketidakbahagiaan pernikahan pada laki-

laki daripada perempuan. Secara khusus tercatat bahwa disfungsi seksual pria

Page 24: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

8

memainkan peran yang lebih besar dalam kebahagiaan pernikahan daripada

disfungsi seksual pada perempuan. Ini menandakan bahwa seksualitas merupakan

dimensi penting dalam mempererat kelekatan antara suami dan istri.

Meskipun telah menikah dan terkait satu sama lain, kepercayaan diri juga

perlu dipelihara baik oleh individu maupun pasangan. Karena secara keseluruhan,

pasangan yang terkait satu lain dan tetap mempertahankan rasa kepercayaan diri

cenderung merasa lebih akrab dan melaporkan tingkat kebahagiaan pernikahan

yang lebih tinggi (Rankin-Esquer et al, 1997).

Kemajuan karir dalam lapangan pekerjaan juga perlu dilihat dalam

mempengaruhi kebahagiaan pernikahan. Model pasangan sama-sama bekerja

memiliki konsekuensi positif dan negatif dalam pernikahan. Konsekuensi positif

antara lain adalah kesiapan jika terjadi sesuatu pada pasangan hidup

(meninggal/bercerai/PHK,dll), meningkatkan pengertian istri terhadap suami

karena mengetahui bagaimana kondisi diluar rumah dan bagaimana sulit

perjuangan hidup yang dialami. Sedangkan dampak negatif dari istri yang bekerja

dan mengurus rumah tangga dapat menyebabkan urusan rumah tangga terabaikan

dan kasih sayang anak dari ibu berkurang (Neault & Pickerell, 2005).

Seorang laki-laki yang sudah menikah dan berkeluarga patut mempunyai

pekerjaan tetap yang dianggap sebagai suatu harga diri dan pencapaian yang positif.

Studi yang dilakukan Sayer et al (2011) mengungkapkan bahwa suami yang

kehilangan pekerjaan cenderung bercerai dan diceraikan oleh istri yang bekerja.

Meski pengaruh sosial yang menganggap remeh perempuan bekerja perlahan

Page 25: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

9

menghilang, namun tekanan pada suami yang identik sebagai pencari nafkah

semakin besar.

Walgito (2000) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

kepuasan pernikahan adalah sikap saling percaya. Kepercayaan merupakan sebuah

harapan positif sehubungan dengan tingkah laku orang lain (Lewicki et al, 2006).

Robinson (Lewicki et al, 2006) mendefinisikan kepercayaan sebagai sebuah

harapan, asumsi atau keyakinan seseorang tentang kemungkinan bahwa tindak an

seseorang / pasangan dimasa mendatang akan bermanfaat, baik, atau tidak merusak.

Kepercayaan yang akan diperoleh dari pihak lain tergantung beberapa hal antara

lain umur, otoritas atau keahlian dan juga pengalaman (Walgito, 2000).

Genova dan Rice (2005) menjelaskan bahwa jika salah seorang pasangan

merasa ragu dengan pasangannya, maka akan muncul rasa tidak aman dan mudah

terluka. Hal tersebut menyebabkan pernikahan yang telah dibangun bisa terancam.

Hal tersebut sejalan dengan Jerry (2004) yang menyatakan bahwa kepercayaan

yang hilang dapat menyebabkan pasangan merasa tidak aman dan akan berpikiran

untuk berpisah atau bercerai.

Kepercayaan menurut Rempel, Holmes dan Zanna (1985) adalah salah satu

kualitas yang paling dikehendaki dalam hubungan intim. Hal ini sering dikaitkan

dengan hubungan cinta dan komitmen antar pasangan sebagai landasan hubungan

yang ideal. Kepercayaan menurut Johnson dan Johnson (1997) merupakan aspek dalam

suatu hubungan dan secara terus menerus berubah, sedangkan menurut Johnson (2006),

kepercayaan merupakan dasar dalam membangun dan mempertahankan hubungan

interpersonal. Kepercayaan terjadi dikarenakan adanya keyakinan bahwa pasangan akan

memberikan keuntungan dan tebentuk melalui sikap menerima, mendukung, berbagi dan

Page 26: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

10

kerjasama pada seseorang (Johnson & Johnson, 1997). Artinya bahwa kepercayaan

merupakan suatu situasi kita menerima pengaruh dari orang lain dan kita percaya bahwa

orang lain akan memberikan keuntungan bagi kita.

Agar suatu hubungan dapat berjalan dengan baik dan efektif, individu harus

membangun perasaan saling percaya (mutual trust). Kepercayaan terbentuk melalui

rangkaian perilaku antara orang yang memberikan kepercayaan dan orang yang

dipercayakan tersebut. Interpersonal trust dibangun melalui adanya resiko dan

penerimaan dan dapat hancur karena adanya resiko dan tidak adanya sikap

penerimaan. Tanpa resiko maka kepercayaan tidak akan terbentuk dan hubungan

tidak dapat maju dan berjalan (Johnson & Johnson, 1997). Ketika seseorang

mengambil resiko dengan terbuka (disclosing) dalam membicarakan pemikiran-

pemikirannya, informasi, kesimpulan, perasaan dan reaksi pada suatu situasi dan

pasangan akan memberikan respon yang positif berupa penerimaan, dukungan,

kooperatif dan membalas kita dengan menjadi terbuka (disclosing) dalam

membicarakan pemikiran, ide dan perasaan mereka, disitulah kepercayaan dapat

terbentuk dan berkembang (Johnson & Johnson, 1997).

Untuk dapat percaya seseorang akan mengharapkan adanya sense of

responsibility, percaya bahwa mereka akan berperilaku pada cara-cara yang dapat

dipercaya. Untuk dapat percaya seseorang akan berharap bahwa orang yang ingin

ia percaya akan mengerti harapannya dan mengetahui cara untuk mengatasi

ketebatasannya, karena itu hal yang paling esensial dari kepercayaan adalah

ketebukaan. Hal tersebut juga diperkuat oleh Gambetta (2000) yang mengatakan

bahwa kepercayaan merupakan suatu kemungkinan yang subjektif dari seorang

individu yang mengharapkan individu lain untuk menunjukan suatu tindakan

Page 27: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

11

tertentu, segala kemungkinan yang terjadi tegantung pada bagaimana perilaku yang

ditunjukan orang yang kita percayai tersebut kepada kita, bagaimana mereka dapat

memenuhi perilaku yang kita harapkan.

Menurut Giffin (dalam Rahmat, 2005) kepercayaan adalah mengandalkan

perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya

tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Ketika seseorang sudah percaya

pada pasangannya maka tahap hubungan yang lain lebih intim akan terjalin.

Kebahagiaan pernikahan berkorelasi dengan beberapa faktor (Dush et al,

2008) yaitu kehadiran anak, pendapatan rumah tangga, penggunaan pendapatan,

kepercayaan, faktor sikap egaliter, religiusitas dan dukungan keluarga. Bahwa

selain variabel kepercayaan, peneliti kemudian memilih variabel dukungan

keluarga untuk dijadikan variabel bebas dalam penelitian ini karena dukungan

keluarga merupakan faktor yang umum dan familiar jika tekait dengan sebuah

kehidupan pernikahan.

Kemudian kelekatan keluarga yang dimaksud Kearns dan Leonard (dalam

Dush et al, 2008) merupakan dukungan dari keluarga besar (extended family) dari

pihak suami dan pihak istri yang termasuk dalam bentuk keluarga tradisional.

Dukungan keluarga dapat menjadi faktor kebahagiaan pernikahan, sesuai dengan

pendapat Duvall dan Miller (Diskamara, 2009) dalam teori perkembangan keluarga.

Extended family atau keluarga besar dari kedua belah pihak mengalami tahap

perkembangan keluarga di tahap enam yang menjelaskan bahwa satu persatu anak

meninggalkan keluarga mulai dari anak tertua hingga anak yang paling kecil.

Terdapat tugas perkembangan untuk memperluas siklus keluarga dengan

Page 28: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

12

memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui pernikahan anak-anak

mereka.

Dukungan keluarga adalah pemberian bantuan yang merupakan salah satu

bentuk dukungan sosial informal antara anggota keluarga dan dapat disebut sebagai

central helping system (Dolan et al, 2006). Dari penelitian terdahulu, Timmer dan

Verrof (dalam Ammato, 2007) menemukan bahwa kedekatan emosional terhadap

keluarga pasangan atau keluarga mertua dapat diasosiasikan dengan kebahagiaan

pernikahan yang besar dan tingkat perceraian yang rendah, terutama untuk individu

yang pernah tinggal di kehidupan keluarga yang bercerai. Selanjutnya Sandhya

(2009) menemukan bahwa pasangan yang bahagia melaporkan kesetujuan, empati,

validasi, dukungan dan banyak pencapaian jika dibandingkan dengan pasangan

yang tidak bahagia. Pengalaman dan ekspresi kelekatan pasangan yang dipengaruhi

oleh konteks sosial juga diprediski meningkatkan kebahagiaan pernikahan.

Berdasarkan fenomena dan penelitian yang ada mengenai kebahagiaan

pernikahan, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang kebahagiaan

pernikahan. Karena peneliti merasa faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

pernikahan cukup penting untuk diketahui sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan dapat dibina bagi

pasangan yang baru menikah. Kemudian diharapkan agar pasangan yang telah

menikah dapat mengetahui dan menghindari faktor-faktor penyebab konflik

pernikahan yang berujung pada perceraian. Sehingga penelitian ini berjudul

“Pengaruh Kepercayaan dan Dukungan Keluarga terhadap Kebahagiaan

Pernikahan pada Mahasiswa yang Menikah Muda”.

Page 29: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

13

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

1. Kebahagiaan Pernikahan yang dimaksud adalah penguatan berupa perasaan

positif yang diperoleh pasangan suami istri dari hal-hal yang berasal dari luar

hubungan pernikahan (Azrin et al; dalam Al-Othman, 2012).

2. Kepercayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu kualitas

yang paling dikehendaki dalam hubungan intim. Hal ini sering dikaitkan

dengan hubungan cinta dan komitmen antar pasangan sebagai landansan

hubungan yang ideal (Rempel et al, 1985).

3. Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian

bantuan yang merupakan salah satu bentuk dukungan sosial informal antara

anggota keluarga dan dapat disebut sebagai central helping system (Dolan et

al, 2006)

1.2.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara bersama antara variabel

kepercayaan dan dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada

mahasiswa yang menikah muda?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda?

Page 30: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

14

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi

dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda?

4. Berapa total persentase seluruh variabel kepercayaan dan dukungan

keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah

muda?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kepercayaan dan dukungan keluarga

terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Selain itu

tujuan penelitian ini adalah mengetahui proporsi varians masing-masing variabel

dan mengetahui variabel yang memberikan pengaruh besar terhadap kebahagiaan

pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Selanjutnya tujuan penelitian ini

adalah menguji pengaruh dimensi kepercayaan yaitu keyakinan, ketergantungan

dan sikap dapat diprediksi. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh dimensi dukungan keluarga yaitu dukungan konkrit, dukungan

emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan terhadap kebahagiaan

pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu psikologi pernikahan,

psikologi keluarga dan psikologi perkembangan yang berkaitan dengan

pengaruh kepercayaan dan dukungan keluarga terhadap kebahagiaan

pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda

Page 31: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

15

2. Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan pengetahuan bagi

pasangan suami istri yang beru menikah ataupun yang sudah lama menikah

untuk meningkatkan kebahagiaan pernikahan.

Page 32: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kebahagiaan Pernikahan

2.1.1 Definisi Kebahagiaan Pernikahan

Kebahagiaan pernikahan menurut Azrin et.al. (1973) adalah merupakan kepuasan

yang berasal dari hal-hal di luar hubungan pernikahan. Kemudian Azrin

menjelaskan bahwa kebahagiaan pernikahan dapat terjadi bila suatu individu

memberikan interaksi positif kepada pasangan secara berkala. Menurut Fincham et

al (2007), kebahagiaan pernikahan merupakan penilaian yang dibuat oleh pasangan

yang menunjukan rasa atau kepuasan yang dialami suami ataupun istri dalam

hubungan pernikahan. Kebahagiaan pernikahan didefinisikan sebagai konsep yang

merujuk kepada perasaan yang dialami seseorang dalam kehidupan pernikahan

yang dijalani.

Menurut White (1983) mengemukakan bahwa kebahagiaan pernikahan

merupakan jumlah interaksi antara suami dan istri sebagai penentu utama dalam

evaluasi pernikahan yang positif. Kebahagiaan pernikahan dapat diukur dari sejauh

mana suami dan istri berupaya menjaga keutuhan pernikahan, saling menyayangi,

memperhatikan, menikmati hubungan dan merasakan bahwa pasangan adalah

teman terbaik. Selanjutnya menurut Zhang dan Tsang (2012) mengungkapkan

bahwa kebahagian pernikahan diasosiasikan dengan kekuatan perasaan yang

dirasakan oleh pasangan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijabarkan, peneliti mengacu

pada teori yang dikemukakan oleh Azrin et.al. (1973) bahwa yang dimaksud

Page 33: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

17

kebahagiaan pernikahan adalah penguatan berupa perasaan positif yang diperoleh

pasangan suami istri dari hal-hal yang berasal dari luar hubungan pernikahan.

2.1.2 Dimensi Kebahagiaan Pernikahan

Dimensi kebagahiaan pernikahan menurut Azrin et.al. (1973) yaitu:

1. Tanggungjawab rumah tangga

Tanggungjawab adalah keadaan wajib untuk menanggung segala sesuatu

sedangkan rumah tangga merupakan unit masyarakat terkecil. Setiap pasangan

dalam sebuah rumah tangga wajib bertanggung jawab pada peran masing-masing.

Contohnya membersihkan rumah, berbelanja bulanan dan merawat kendaraan

keluarga.

2. Pemeliharaan anak

Anak adalah karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa dan negara. Anak

adalah penerus cita-cita bagi kemajuan suatu negara maupun kebahagiaan

pernikahan. Pemeliharaan anak dilakukan oleh kedua orang tua sesuai dengan

kesepakatan bersama. Contohnya menerapkan kedisiplinan, mengawasi anak ketika

bermain dan memberikan bantuan kepada anak

3. Kegiatan sosial

Kegiatan sosial dilakukan bersama-sama oleh individu atau kelompok yang

bertujuan untuk mensejahterakan anggota dalam suatu komunitas. Kegiatan sosial

menjadi kebutuhan untuk hampir semua individu dan kegiatan ini berlangsung

selama pernikahan. Contohnya makan malam diluar rumah, pergi ke acara formal

bersama dan olahraga bersama.

Page 34: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

18

4. Uang

Uang yang dimaksud disini adalah pendapatan maupun pengeluaran yang

dikelola pasangan suami istri dalam sebuah rumah tangga. Kondisi keuangan yang

kompleks akan muncul jika hanya satu orang dari keluarga yang berpenghasilan

karena anggota keluarga yang lain akan mengalami ketergantungan dalam

mengelola pengeluaran. Contohnya seperti memiliki uang saku pribadi, membeli

dan atau menerima hadiah dan membuat anggaran rumah tangga.

5. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang menciptakan dan

menggunakan informasi agar terhubung dengan pasangan. Secara umum

komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua

belah pihak. Seperti membuat kegiatan diskusi, penyelesaian masalah dan frekuensi

miskomunikasi.

6. Hubungan seksual

Seksualitas adalah istilah yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan seks,

yaitu segala yang terjadi akibat perbedaan jenis kelamin. Hubungan seksual

menjadi prasyarat legal untuk kelanjutan status pernikahan. Indikator dalam

seksualitas ini adalah afeksi di umum dan rasa cemburu.

7. Kemajuan karir

Mengacu pada kemampuan seseorang untuk mempertahankan atau

meningkatkan prestasi dalam pekerjaan. Kemajuan karir suatu individu tergantung

pada pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki. Contohnya seperti

ekspetasi terhadap jabatan, kecukupan pendapatan dan keluhan terhadap pekerjaan.

Page 35: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

19

8. Kepercayaan diri pribadi

Kepercayaan diri adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri

dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Contohnya seperti

menanyakan pendapat pasangan, memiliki simpanan uang pribadi dan mampu

membuat daftar pengeluaran.

9. Kepercayaan diri pasangan

Kepercayaan diri pasangan dibentuk dari komunikasi verbal maupun non

verbal yang dilakukan oleh kedua pihak sehingga menumbuhkan kemampuan

pasangan untuk membuat otonommi sendiri seperti kemampuan membuat

keputusan mandiri, mampu pergi ke kegiatan sosial tanpa pasangan dan mampu

melakukan aktifitas tanpa bantuan pasangan.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pernikahan

Menurut Amato, Kearns dan Leonard (dalam Dush et al, 2008) faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan pernikahan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pertemanan

Penelitian yang dilakukan oleh Voss (1995) menemukan bahwa laki-laki dan

perempuan melihat persahabatan pasangan sama seperti persahabatan individu

tersebut. Laki-laki memperlakukan pasangan dan teman secara berbeda sementara

perempuan memperlakukan teman baik atau pasangan tanpa ada perbedaan. Oleh

karena itu kebahagiaan pernikahan dan pertemanan secara signifikan berhubungan.

2. Sikap Egaliter

Egalitarian berasal dari bahasa Perancis egal yang berarti “sama” dan memiliki

dua definisi yang berbeda dalam bahasa Inggris yang modern yaitu sebagai doktrin

Page 36: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

20

politik yang menyatakan semua orang harus diperlakukan secara setara dan

memiliki persamaan dalam politik, ekonomi, sosial dan hal-hal sipil (Firdaus,

2010). Ideologi gender dan persepsi juga terkait dengan kebahagiaan pernikahan.

Studi yang dilakukan Ogolsky, Dennison dan Monk (2014) menemukan bahwa

hubungan antara egalitarianisme dan kebahagiaan pernikahan menggambarkan

perbedaan persepsi suami istri dalam pembagian tugas rumah tangga.

3. Traditional Marital Attitude

Persepsi pernikahan secara tradisional adalah kecenderungan alami manusia

untuk memenuhi ekspresi seksual, reproduksi dan keintiman emosional. Pernikahan

merupakan kelembagaan sosial untuk anak, menciptakan stabilitas dan

menciptakan jaringan untuk mendukung satu sama lain dan merupakan

kelembagaan hukum yang dilindungi yang diatur oleh undang-undang karena

masyarakat menganggap orangtua bertanggung jawab terhadap pasangan dan anak-

anak. Marital attitude yang positif dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan

tentang kebahagiaan suatu pernikahan (Riggio & Weiser, 2008). Individu yang

memiliki marital attitude yang positif melihat pernikahan yang ia jalani saat ini dan

di masa depan akan bahagia dan sukses, tetapi orang-orang dengan marital attitude

yang negatif merasa pesimis dengan kehidupan pernikahan yang dibina.

4. Religiusitas

Dister (1992) menyatakan religiusitas adalah keadaan dimana individu

merasakan dan mengakui kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia

dan hanya kepada-Nya manusia merasa bergantung dan berserah diri. Hal ini

Page 37: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

21

dikaitkan dengan hubungan cinta dengan sang pencipta. Apabila religiusitas

individu itu tinggi maka kebahagiaan dengan pasangan akan didapatkan.

5. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah bantuan yang diperoleh individu dari keluarga besar

(extended family) yang dapat berupa informasi, tingkah laku tertentu ataupun

materiil yang menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai. Hal

ini dikarenakan keluarga merupakan tempat utama pasangan yang menikah untuk

mendapatkan nasehat, saran, informasi, interaksi yang dapat mendukung pasangan

di dalam pernikahan (Tambunan, 2013). Dukungan keluarga didefinisikan sebagai

“seperangkat keyakinan dan pendekatan untuk memperkuat dan memberdayakan

keluarga dan masyarakat sehingga dapat membantu perkembangan optimal anak,

remaja dan anggota keluarga dewasa”.

6. Kepercayaan

Rempel et.al. (1985) kepercayaan adalah salah satu kualitas yang paling

dikehendaki dalam hubungan intim. Hal ini sering dikaitkan dengan hubungan cinta

dan komitmen antar pasangan sebagai landasan hubungan yang ideal.

2.1.4 Pengukuran Kebahagiaan Pernikahan

Dari berbagai literatur yang dibaca oleh peneliti, terdapat beberapa instrumen yang

digunakan untuk mengukur Kebahagiaan Penikahan, yaitu:

1. Marital Happiness Scale (MHS)

Dikembangkan oleh Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012). Terdiri dari

sembilan dimensi kebahagiaan pasangan suami istri meliputi: Household

responsibilities, Rearing of children, Social activities, Money, Communications,

Page 38: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

22

Sex, Occupational progress, Personal independence and Spouse independence.

Alat ukur ini menggunakan model skala 1 sampai 10 dengan kategori sangat tidak

bahagia hingga sangat bahagia.

2. Skala Kebahagiaan Pernikahan

Dikembangkan oleh Dush et al (2008) yang terdiri dari tujuh indikator

kebahagiaan pernikahan, yaitu: extent of understanding received from spouse,

amount of love received, sexual relationship, spouse as someone to do things with,

spouse’s kepercayaanfulness, global evaluation of the marriage dan the strength of

feeling of love respondent has for spouse. Alat ukur ini menggunakan model Likert

dengan kategori 0 = tidak bahagia, 1 = cukup bahagia dan 2 = sangat bahagia.

3. Marital Happiness

Dikembangkan oleh Johnson et al (1986) diukur dengan skala 12 item

kebahagiaan responden dalam berbagai aspek pernikahan menggunakan model

skala 1 sampai 4. Alat ukur ini memiliki 3 aspek yaitu sexual relationship, the

division of household chores dan the amount of agreement between the couple.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi alat ukur yang

dikembangkan oleh Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012) karena dianggap sesuai

dengan aspek-aspek variabel kebahagiaan pernikahan dan model penelitian yang

digunakan.

2.2 Kepercayaan

2.2.1 Definisi Kepercayaan

Kepercayaan menurut Rempel et.al. (1985) adalah salah satu kualitas yang paling

dikehendaki dalam hubungan intim pada pernikahan. Hal ini sering dikaitkan

Page 39: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

23

dengan hubungan cinta dan komitmen antar pasangan sebagai landasan hubungan

yang ideal.

Kepercayaan menurut Johnson (2006) merupakan dasar dalam membangun

dan mempertahankan hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Johnson dan

Johnson (1997) merupakan aspek dalam suatu hubungan dan secara terus menerus

berubah.

Henslin (dalam King, 2002) memandang kepercayaan sebagai harapan dan

kepercayaan individu terhadap reliabilitas orang lain. Pondasi kepercayaan meliputi

saling menghargai satu dengan lainnya dan menerima adanya perbedaan (Carter,

2001). Individu yang memiliki kepercayaan yang tinggi cenderung lebih disukai,

lebih bahagia, dianggap sebagai orang yang paling dekat dibandingkan individu

yang memiliki kepercayaan yang rendah (Marriages, 2001). Hanks (2002)

menyatakan bahwa kepercayaan merupakan elemen dasar bagi terciptanya suatu

hubungan yang baik.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, peneliti

mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Rempel et.al. (1985) bahwa

kepercayaan adalah salah satu kualitas yang paling dikehendaki dalam hubungan

intim. Hal ini sering dikaitkan dengan hubungan cinta dan komitmen antar

pasangan sebagai landasan hubungan yang ideal.

2.2.2 Dimensi Kepercayaan

Rempel et.al. (1985) menyatakan kepercayaan memiliki tiga dimensi penting di

dalamnya, yang mendasari suatu hubungan interpersonal yaitu:

Page 40: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

24

1. Keyakinan. Komponen ini merupakan keyakinan seseorang bahwa pasangan

akan menjaga komitmen dan kesetiaan, dapat dipercaya pada janji yang telah

diberikan serta berani mengambil resiko atau keputusan terkait dengan masa

depan. Bentuk keyakinan ini tidak didasarkan pada pengalaman masa lalu

dalam hubungan, namun lebih cenderung pada kepercayaan dalam diri individu

terhadap komitmen pasangan. Keyakinan dalam hubungan perlu dibangun

dengan kuat sejalan dengan kepercayaan yang ada pada masing-masing

pasangan (Ramadhini & Hendriani, 2015).

2. Ketergantungan. Komponen ini mengacu pada kepercayaan dalam diri

seseorang bahwa pasangannya peduli dan memberikan respon terhadap

kebutuhan, tujuan dan keinginannya. Komponen ini juga mencakup harapan

positif seseorang terkait dengan ketersediaan pasangan, sikap responsif dan

perhatiannya (Rise & Rusbult, 2004)

3. Sikap dapat diprediksi. Komponen ini merupakan keyakinan seseorang bahwa

pasangan akan berperilaku konsisten dan sesuai dengan yang telah diprediksi.

Prediksi ini dapat diketahui berdasarkan interaksi yang dilakukan dengan

pasangan, pengalaman dan proses belajar dari hubungan yang dijalani.

Komponen ini juga berhubungan dengan sejauh mana pengalaman bersama

pasangan membentuk konsistensi dan kontrol atas perilaku yang ditampilkan

pasangan. Secara garis besar, sikap dapat diprediksi berarti pasangan akan

belajar untuk memahami perilaku yang lain selama menjalin hubungan

bersama. Proses belajar ini selanjutnya akan menjadi pengalaman bagi kedua

pasangan untuk saling mengerti perilaku masing-masing sehingga ketika

Page 41: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

25

pasangan dihadapkan pada situasi menjalani hubungan jarak jauh, masing-

masing tetap memiliki kepercayaan bahwa pasanganya akan berperilaku secara

konsisten seperti sebelumnya.

2.2.3 Pengukuran Kepercayaan

1. Trust Scale

Dikembangkan oleh Rempel et.al. (1985) dirancang dengan menggunakan

26 item untuk mengukur tingkat kepercayaan dalam hubungan interpersonal yang

dekat. Item-item itu dirancang untuk merepresentasikan komponen keyakinan,

ketergantungan dan sikap dapat diprediksi.

2. The Inclusive General Trust Scale (IGTS)

Dimofikasi dari Yamagishi et al (2015). Skala ini disusun berdasarkan skala

Likert dengan rentang dari satu hingga empat poin, yaitu dari “1” (sangat tidak

setuju) hingga “4” (sangat setuju)”.

3. Specific Trust Scales

Banyak penelitian mengukur kepercayaan individu terhadap konteks

tertentu (misalnya mengenai organisasi atau kelompok orang tertentu)

menggunakan skala Likert. Misalnya, pertanyaan dalam kuesioner: "Sejauh mana

Anda setuju atau tidak setuju dengan hal berikut: kami dapat mempercayai

pembawa berita ramalan cuaca untuk mengatakan kebenaran tentang perubahan

iklim." (1 = sangat setuju, 5 = sangat tidak setuju).

Pada penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur Trust Scale yang

dikembangkan oleh Rempel et.al. (1985) dirancang dengan menggunakan 22 item

untuk mengukur tingkat kepercayaan dalam hubungan interpersonal yang dekat.

Page 42: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

26

Item-item itu dirancang untuk merepresentasikan komponen keyakinan,

ketergantungan dan sikap dapat diprediksi.

2.3 Dukungan Keluarga

2.3.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga menurut Dolan et al (2006) adalah pemberian bantuan yang

merupakan salah satu bentuk dukungan sosial informal antara anggota keluarga dan dapat

disebut sebagai central helping system. Kemudian Dolan et al mendefinisikan

dukungan keluarga sebagai bantuan yang berasal dari unit masyarakat terkecil

sebagai agen sosial pertama manusia setelah dilahirkan, yaitu keluarga. Selanjutnya

menurut Giligan (1995) dukungan keluarga adalah mengenali dan menanggapi

kebutuhan keluarga terutama disaat salah satu anggota mengalami kesulitan,

keluarga yang menentukan kebutuhan atau dukungan yang diperlukan.

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota

keluarga yang lain sehingga akan memberikan kenyaman fisik dan psikologis pada

orang yang dihadapkan pada situasi stress (Taylor, 2006). Dukungan keluarga

merupakan serangkaian kegiatan yang memperkuat jaringan sosial informal yang

positif melalui program terpadu. Program-program ini menggabungkan hukum,

layanan suka rela dan masyarakat dan swasta dan secara umum disediakan untuk

keluarga di rumah dan komunitas (Pinkerton et al, 2003) .

Berdasarkan definisi yang dijelaskan, peneliti mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Dolan et al (2006) bahwa yang dimasud dengan dukungan

keluarga adalah pemberian bantuan yang merupakan salah satu bentuk dukungan

Page 43: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

27

sosial informal antara anggota keluarga dan dapat disebut sebagai central helping

system.

2.3.2 Dimensi Dukungan Keluarga

Dimensi dukungan keluarga yang diukur dalam penelitian ini adalah dimensi

dukungan keluarga menurut Doland et al (2006) yang membagi jenis dukungan

keluarga menjadi empat macam, yaitu:

1. Dukungan Konkrit

Bantuan yang terlihat nyata yaitu tingkah laku. Bantuan ini dapat dilakukan dimana

saja dan kapan saja kepada anggota keluarga yang membutuhkan dukungan ini

dapat berupa pemberian materi maupun non materi seperti membantu secara

finansial dan menemani dalam melakukan aktifitas tertentu.

2. Dukungan Emosional

Dukungan emosional yang dimaksud berupa dukungan empati atau simpati pada

anggota keluarga yang membutuhkan. Jenis dukungan ini dapat memberikan

ketenangan dan kenyamanan. Selain itu dukungan ini paling mudah didapatkan.

Contohnya adalah bersikap empati, mau mendengarkan keluh kesah dan selalu ada

ketika dibutuhkan.

3. Dukungan Informatif

Berupa saran atau nasihat yang disampaikan kepada anggota keluarga yang

membutuhkan. Jenis dukungan ini membuat seseorang akan merasa nyaman dan

tenang (Cotterell: dalam Dolan et al, 2006). Indikator dukungan informatif adalah

pemberian nasihat, pemberian saran dan pemberian kritik.

Page 44: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

28

4. Dukungan Penghargaan

Dukungan ini berupa pengakuan atas kemajuan atau kemampuan yang dimiliki

seseorang. Bentuk dukungan ini merupakan pondasi yang kuat dalam sebuah

keluarga dimana para anggota keluarga percaya akan kemampuan suami dan istri

serta memotivasi pasangan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam

menghadapi masalah-masalah di dalam kehidupan rumah tangga (Burleson: dalam

Dolan et al, 2006). Contohnya adalah memberikan motivasi positif dan memberikan

kepercayaan untuk memberikan kepercayaan untuk mengurus keluarga dengan

baik.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Keluarga

1. NIMH Family Support Scale.

Dikembangkan oleh Peshawaria et al (2000). Memiliki lima dimensi yaitu:

personal, financial, technical, recreation, emotional, dan material. Alat ukur ini

menggunakan model Likert 1 sampai 5 dan terdiri dari 18 item.

2. Skala Dukungan Keluarga

Dikembangan oleh Mardiah (2011) berdasarkan teori Dolan et al (2006).

Memiliki empat dimensi yaitu: dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan

informatif, dan dukungan penghargaan. Alat ukur ini menggunakan skala 1 sampai

4.

3. The Family Support Scale.

Dikembangkan oleh Taylor (1999) yang terdiri dari 18 item menggunakan

model skala 1 sampai 4 dengan kategori “sangat membantu” hingga “sangat tidak

membantu”.

Page 45: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

29

Pada penelitian ini, peneliti melakukan adaptasi alat ukur yang

dikembangkan oleh Mardiah (2011) karena mengacu pada teori dukungan keluarga

Dolan et al (2006) yang mengungkapkan memiliki empat dimensi yaitu: dukungan

konkrit, dukungan emosional, dukungan informatif, dan dukungan penghargaan.

2.4 Kerangka Berpikir

Kebahagiaan pernikahan menurut Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012) adalah

merupakan kepuasan yang berasal dari hal-hal diluar hubungan pernikahan.

Kebahagiaan pernikahan dapat terjadi bila suatu individu memberikan interaksi

positif kepada pasangan secara berkala. Dalam sebuah pernikahan tentunya banyak

hal-hal yang ingin dicapai oleh sepasang suami-istri untuk terpenuhinya rasa

bahagia dalam kehidupan pernikahan. Untuk mencapai kebahagiaan pernikahan

pun terdapat berbagai macam tantangan terlebih pada kebahagiaan dalam

pernikahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang menikah muda. Peneliti memiliki

asumsi bahwa kebahagiaan pernikahan dapat dibentuk oleh beberapa faktor, yaitu

kepercayaan dan dukungan keluarga.

Kepercayaan menjadi salah satu independent variable pada penelitian ini

karena pada setiap pasangan dapat dipastikan untuk bisa mencapai kebahagiaan

pernikahan dibutuhkan sikap percaya pada dirinya. Dari berbagai masalah yang

terjadi pada kehidupan pernikahan, tentunya setiap pasangan diharuskan memiliki

kepercayaan satu sama lain dalam menghadapi masalah itu dan berusaha dalam

menyelesaikan masalahnya. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Rempel et.al. (1985) yang meneliti hubungan antara kepercayaan dengan

kebahagiaan pernikahan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap

Page 46: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

30

saling percaya memengaruhi kebahagiaan pernikahan. Terdapat tiga aspek pada

variabel kepercayaan, yaitu keyakinan, ketergantungan dan sikap dapat diprediksi.

Variabel lain yang peneliti jadikan independent variable pada penelitian ini

adalah dukungan keluarga. Dalam kehidupan pernikahan pasangan suami-istri yang

dijalankan oleh mahasiswa yang menikah muda pastinya membutuhkan dukungan

keluarga dari lingkungan sekitarnya untuk meningkatan kebahagiaan pernikahan.

Dukungan keluarga itu dibutuhkan agar setiap pasangan bisa mendapatkan

dukungan emosional dan tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah.. Sebuah

penelitian dilakukan oleh Dolan et al, (2006) meneliti tentang hubungan dukungan

keluarga dengan kebahagiaan pernikahan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kebahagiaan pernikahan dan

dukungan keluarga yang dirasakan. Walaupun terdapat masalah yang dihadapi, tapi

jika didukung oleh dukungan keluarga, maka kualitas pernikahan dapat

ditingkatkan dan terhindar dari kejadian buruk yang tidak diinginkan. Terdapat

empat aspek dukungan keluarga, yaitu dukungan konkrit, dukungan informatif,

dukungan emosional dan dukungan penghargaan.

Dari berbagai penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka peneliti

mengasumsikan bahwa kepercayaan dan dukungan keluarga mempengaruhi

kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Peneliti juga melihat

bagaimana dimensi-dimensi yang dimiliki oleh kepercayaan dan dukungan

keluarga dalam mempengaruhi kebahagiaan pernikahan jika diteliti secara

bersamaan.

Page 47: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

31

Gambar 2.1 “Pengaruh Kepercayaan dan Dukungan Keluarga terhadap

Kebahagiaan Penikahan pada Mahasiswa yang Menikah Muda”

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh

kepercayaan dan dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada

mahasiswa yang menikah muda. Dependent variable dalam penelitian ini adalah

kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda, sedangakan

independent variable adalah kepercayaan dan dukungan keluarga. Kepercayaan

yang dimaksud dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: keyakinan,

ketergantungan dan sikap dapat diprediksi. Sedangkan dukungan keluarga yang

dimaksud dalam penelitian ini dibagi menjadi empat dimensi yaitu: dukungan

konkrit, dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan.

Kepercayaan

Keyakinan (X1)

Ketergantungan (X2)

Sikap dapat diprediksi (X3)

Dukungan Keluraga

Dukungan konkrit (X4)

Dukungan emosional (X5)

Dukungan informatif (X6)

Dukungan penghargaan (X7)

Kebahagiaan

Pernikahan

(Y)

Page 48: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

32

Untuk mengetahui lebih jelas gambaran mengenai pengaruh kepercayaan

dan dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda dapat dilihat pada gambat 2.1.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Mayor

Ha : ada pengaruh yang signifikan kepercayaan (keyakinan, ketergantungan

dan sikap dapat diprediksi) dan dukungan keluarga (dukungan konkrit,

dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan pernghargaan)

terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda.

Hipotesis Minor

Ha1 : ada pengaruh yang signifikan dimensi keyakinan pada variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ha2 : ada pengaruh yang signifikan dimensi ketergantungan pada variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ha3 : ada pengaruh yang signifikan dimensi sikap dapat diprediksi pada variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ha4 : ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan konkrit pada variabel

dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Page 49: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

33

Ha5 : ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan emosional pada variabel

dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ha6 : ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan informatif pada variabel

dukungan keluarga terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ha7 : ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan penghargaan pada

dukungan variabel keluarga terhadap kebahagiaan pada mahasiswa yang

menikah muda

Ketujuh hipotesis penelitian di atas akan dijadikan H0 sehingga dapat diuji secara

statistik.

Page 50: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

34

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang sedang mengemban studi di

wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), mahasiswa/i

yang melangsungkan pernikahan ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, usia

mahasiswa/i pada saat menikah dibawah 21 tahun (Kusmiran, 2011) karena pada

usia ini termasuk kategori menikah muda, pada saat peneliti melakukan penelitian,

mahasiswa/i masih berstatus suami/istri.

Kemudian jumlah sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak

215 partisipan yang terdiri dari 63 orang suami dan 152 istri yang telah sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan dalam populasi. Metode yang digunakan

dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode non-probability

sampling, dimana dari jumlah populasi yang terdapat di lapangan, tidak semuanya

mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Alasan dari

pemilihan metode ini dikarenakan belum terdapatnya data pasti mengenai jumlah

populasi di lapangan.

Adapun pengambilan teknik dari metode non-probability sampling dalam

penelitian ini adalah teknik bola salju (snowball sampling), dimana teknik ini

meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan informasi mengenai

sampel berikutnya secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel dapat

terpenuhi. Teknik ini tepat untuk penelitian yang melibatkan partisipan dengan

Page 51: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

35

kriteria khusus. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner penelitian

secara tidak langsung dengan menggunakan google document (online).

1.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel

terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Adapun

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebahagiaan pernikahan

sebagai dependent variable dan variabel kepercayaan (keyakinan, ketergantungan

dan sikap dapat diprediksi) dan dukungan keluarga (dukungan konktrit, dukungan

emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan) sebagai independent

variable.

Setelah menentukan variabel yang digunakan pada penelitian ini dan dari

penjelasan definisi konseptual yang telah dijelaskan pada bab dua, selanjutnya

peneliti menentukan definisi operasional yang akan digunakan pada penelitian ini.

1. Kebahagiaan Pernikahan (Dependent Variable)

Kebahagiaan pernikahan adalah penguatan berupa perasaan positif yang

diperoleh pasangan suami istri dari hal-hal yang berasal dari luar hubungan

pernikahan. Yaitu perasaan yang dialami individu baik suami maupun istri terhadap

pasangan dan kehidupan pernikahan. Dimensi kebahagiaan pernikahan menurut

Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012) yaitu tanggung jawab rumah tangga,

pemeliharaan anak, kegiatan sosial, uang, komunikasi, hubungan seksual,

kemajuan karir, kepercayaan diri dan kepercayaan diri pasangan.

Page 52: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

36

2. Kepercayaan (Independent Variable)

Kepercayaan menurut Rempel et.al. (1985) kepercayaan adalah salah satu

kualitas yang paling dikehendaki dalam hubungan intim. Hal ini sering dikaitkan

dengan hubungan cinta dan komitmen antar pasangan sebagai landasan hubungan

yang ideal.

Rempel et.al. (1985) menyatakan kepercayaan memiliki tiga dimensi penting di

dalamnya, yang mendasari suatu hubungan interpersonal yaitu:

1. Keyakinan : keyakinan seseorang bahwa pasangan akan menjaga komitmen

dan kesetiaan, dapat dipercaya pada janji yang telah diberikan serta berani

mengambil resiko terkait dengan masa depan.

2. Ketergantungan : mengacu pada kepercayaan dalam diri seseorang bahwa

pasangannya peduli dan memberikan respon terhadap kebutuham, tujuan

dan keinginannya.

3. Sikap dapat diprediksi : kepercayaan bahwa pasangan akan berperilaku

konsisten dan sesuai dengan yang telah diprediksi.

3. Dukungan Keluarga (Independent Variable)

Dukungan keluarga menurut Dolan et.al. (2006) adalah pemberian bantuan

yang merupakan suatu kewajiban untuk membantu anggota keluarga yang suatu

masalah bersifat sosial dan sukarela. Terdapat empat dimensi dukungan keluarga

menurut Dolan et al (2006) yaitu:

1. Dukungan konkrit : bantuan yang terlihat nyata yaitu tingkah laku dapat

berupa pemberian materi maupun non materi.

Page 53: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

37

2. Dukungan emosional : dukungan empati atau simpati pada anggota keluarga

yang membutuhkan.

3. Dukungan informatif : bantuan saran atau nasihat yang disampaikan kepada

anggota keluarga yang membutuhkan.

4. Dukungan penghargaan : dukungan berupa pengakuan atas kemajuan atau

kemampuan yang dimiliki seseorang.

3.3 Instrumen Penelitian

Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable).

Jawaban setiap instrumen memiliki tingkat dari tertinggi (sangat positif), netral dan

sangat rendah (sangat negatif) dan diukur melalui satu item dengan kima skala

jawaban sesuai dengan skala Likert. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu skala kebahagiaan pernikahan, skala kepercayaan dan skala dukungan

keluarga skala Likert yang terdiri dari 37 favorable item dan 14 unfavorable item

dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Biasa (B), Tidak Sesuai

(TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Tabel 3.1 Skala Favorable dan Unfavorable

No Jenis Item Skala

1 Favorable 1,2,3,4,5

2 Unfavorable 5,4,3,2,1

3.3.1 Skala Kebahagiaan Pernikahan

Dalam penelitian ini skala kebahagiaan pernikahan adaptasi dari Marital Happiness

Scale (MHS) yang dilakukan oleh Azrin et.al. (dalam Al-Othman, 2012). Jumlah total

item pada alat ukur ini berjumlah 25 item. Alat ukur ini menggunakan skala likert

yang telah dimofikasi menjadi 4 kategori jawaban yang setiap jawaban menunjukan

Page 54: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

38

kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden,

yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai

(STS). Skor tertinggi diberikan pada pilihan sangat sesuai ( 4 skor) dan terendah

pada pernyataan sangat tidak sesuai (1 skor).

Tabel 3.2 Blueprint Skala Kebahagiaan Pernikahan

No. Dimensi Indikator Item Jumlah 1 Tanggung - membersihkan rumah 2 2

Jawab rumah tangga - berbelanja bulanan 12*

2 Pemeliharan anak - menerapkan kedisiplinan 18 3

- mengawasi anak 6*

ketika bermain

- memberikan bantuan 13

kepada anak

3 Kegiatan sosial - makan malam diluar rumah 22* 3

- pergi ke acara formal 14

bersama

- olahraga bersama 3

4. Uang/ - memiliki uang saku 23* 3

Pendapatan pribadi

- membeli dan/atau 19

menerima hadiah

- membuat anggaran 7

rumah tangga

5 Komunikasi - membuat kegiatan 9* 3

diskusi

- frekuensi 8

miskomunikasi

- penyelesaian masalah 25

6 Hubungan seksual - afeksi di umum 1*,10* 2

7 Kemajuan - ekspetasi terhadap jabatan 4 3

Akademik/ - kecukupan pendapatan 21*

Pekerjaan - keluhan terhadap 20*

pekerjaan

8 Kepercayaan - menanyakan pendapat 15 3

Diri Pribadi pasangan

- memiliki simpanan 5

uang pribadi

- kemampuan membuat 17*

daftar pengeluaran

9 Kepercayaan - membuat keputusan 24* 3

Diri Pasangan mandiri

- hubungan pasangan 11,16

dengan relasi atau

teman

Jumlah 25

Ket: Tanda * = item unfavorable

Page 55: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

39

3.3.2 Skala Kepercayaan

Skala Kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trust Scale yang

diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rempel et.al. (1985) yang berjumlah

22 item pernyataan yang meliputi tiga aspek, yaitu: keyakinan, ketergantungan dan

sikap dapat diprediksi.

Tabel 3.3 Blueprint Skala Kepercayaan

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Keyakinan - memberi dukungan 7,8 9

kepada pasangan

- terbuka terhadap 6,18

pasangan

- memberi kepercayaan 1,13*,16,

penuh terhadap pasangan 17*,20

2 Ketergantungan - dapat mengandalkan 2,5,10*,11, 9

pasangan 15,22

- melibatkan pasangan 4,14,19*

dalam hal apapun

3 Sikap dapat - kemampuan memprediksi 3,9*,21* 4

diprediksi pasangan

- berperilaku konsisten 12

Jumlah 22

Ket: Tanda * = item unfavorable

3.3.2 Skala Dukungan Keluarga

Dalam penelitian ini peneliti melakukan modifikasi skala dukungan keluarga yang

dikembangkan oleh Mardiah (2011) berdasarkan teori dukungan keluarga oleh

Dolan et al (2006). Jumlah total item pada alat ukur ini berjumlah 15 item. Alat

ukur ini menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi menjadi 4 kategori

jawaban yang setiap jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan responden, yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS),

Page 56: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

40

Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Skor tertinggi diberikan

pilihan Sangat Sesuai (4 skor) dan terendah pada pernyataan Sangat Tidak Sesuai

(1 skor).

Tabel 3.4 Blueprint Skala Dukungan Keluarga

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Dukungan - membantu secara 2 3

konkrit finansial

- menemani dalam 5,11

melakukan aktifitas

tertentu

2 Dukungan - rasa empati 12* 4

Emosional - mendengarkan keluh 3*,8

kesah

- selalu ada ketika 1

dibutuhkan

3 Dukungan - memberikan nasihat 4 4

Informatif - memberikan saran 10,15

- memberikan kritik 6*

4 Dukungan - memberikan motivasi 7,13,14 4

Penghargaan positif

- memberikan 9

kepercayaan untuk

mengurus keluarga

dengan baik

Jumlah 15

Ket: Tanda * = item unfavorable

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam menguji validitas konstruk setiap item, maka peneliti melakukan uji validitas

menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Software yang digunakan untuk

uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan software Lisrel 8.70.

Uji validitas konstruk bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel

valid dalam mengukur apa yang hendak diukur. Namun, agar pembaca lebih

Page 57: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

41

memahami apa yang dipaparkan pada subbab ini, maka peneliti menjelaskan

tentang kriteria dalam menentukan item yang valid dan yang tidak valid. Adapun

logika dari CFA adalah:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya, baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional), maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ -

matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis penelitian yang kemudian diuji

dengan chi-square. Jika hasil chi-square tidak signifikan p>0,05, maka

hipotesis tersebut “tidak ditolak”. Artinya, teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu

faktor saja.

Page 58: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

42

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan, maka item tersebut tidak signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop

dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila hasil dari CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab, hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kebahagiaan Pernikahan

Peneliti menguji apakah dua puluh lima item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur kebahagiaan pernikahan. Terdapat kesalahan diawal

analisis CFA, dengan nilai chi-square 2631.17, df 375, p-value 0.00000, RMSEA

0.200. Beberapa item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh nilai chi-square 238.87, df 220, p-value 0.18227, RMSEA 0.020.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut:

Page 59: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

43

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Kebahagiaan Pernikahan

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.71 0.02 29.90 √

2 0.79 0.03 28.70 √

3 0.67 0.02 28.83 √

4 0.56 0.02 25.85 √

5 0.82 0.03 30.22 √

6 0.81 0.02 34.36 √

7 0.84 0.02 37.43 √

8 0.72 0.02 33.05 √

9 0.78 0.03 28.67 √

10 0.41 0.02 18.85 √

11 0.58 0.02 24.63 √

12 0.43 0.02 17.76 √

13 0.66 0.02 28.62 √

14 0.47 0.02 20.38 √

15 0.68 0.02 31.53 √

16 0.37 0.03 14.71 √

17 0.40 0.02 17.51 √

18 0.74 0.02 31.14 √

19 0.36 0.02 14.78 √

20 0.64 0.02 27.90 √

21 0.00 0.02 -0.25 X

22 -0.13 0.02 -6.00 X

23 -0.12 0.02 -5.63 X

24 -0.08 0.02 -3.97 X

25 0.03 0.02 1.61 X Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa item nomor 21,22,23,24 dan 25 tidak

signifikan (t < 1.96), kemudian selebihnya signifikan dan semua koefisien

bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan

sifat item, yang mana bersifat favourable.

Page 60: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

44

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Kepercayaan

3.4.2.1 Keyakinan

Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur skala keyakinan. Terdapat kesalahan diawal analisis CFA,

dengan nilai chi-square 450.33, df 27, p-value 0.00000, RMSEA 0.271. Beberapa

item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh nilai chi-

square 20.48, df 13, p-value 0.08396, RMSEA 0.052.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Keyakinan

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.56 0.07 8.54 √

2 0.65 0.06 10.21 √

3 0.75 0.06 12.30 √

4 0.64 0.06 10.32 √

5 0.73 0.07 10.89 √

6 0.87 0.06 15.39 √

7 0.74 0.06 12.04 √

8 0.70 0.06 11.58 √

9 0.77 0.06 13.14 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa seluruh item pada variabel keyakinan

signifikan dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

Page 61: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

45

3.4.2.2 Ketergantungan

Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur skala ketergantungan. Terdapat kesalahan diawal analisis

CFA, dengan nilai chi-square 466.44, df 27, p-value 0.00000, RMSEA 0.276.

Beberapa item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

nilai chi-square 19.44, df 14, p-value 0.14882, RMSEA 0.043.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Ketergantungan

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.62 0.06 10.16 √

2 0.82 0.06 14.33 √

3 0.90 0.06 16.27 √

4 0.59 0.06 9.59 √

5 0.79 0.06 13.91 √

6 0.78 0.06 13.47 √

7 0.46 0.06 7.33 √

8 0.92 0.05 16.91 √

9 0.81 0.06 14.30 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

3.4.2.3 Sikap dapat diprediksi

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala sikap dapat diprediksi. Terdapat kesalahan diawal analisis

Page 62: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

46

CFA, dengan nilai chi-square 7.62, df 2, p-value 0.02211, RMSEA 0.115. Beberapa

item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh nilai chi-

square 0.42, df 1, p-value 0.51672, RMSEA 0.000.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Sikap dapat diprediksi

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.67 0.08 8.73 √

2 0.65 0.07 9.29 √

3 0.70 0.07 9.90 √

4 0.66 0.08 8.53 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Keluarga

3.4.3.1 Dukungan Konkrit

Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala dukungan konkrit. Setelah analisis CFA, maka diperoleh

nilai chi-square 0.00, df 0, p-value 1.00000, RMSEA 0.000.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

Page 63: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

47

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Dukungan Konkrit

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.79 0.06 13.05 √

2 0.89 0.06 15.49 √

3 0.82 0.06 13.78 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.9 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

3.4.3.2 Dukungan Emosional

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala dukungan emosional. Terdapat kesalahan diawal analisis

CFA, dengan nilai chi-square 44.76, df 2, p-value 0.00000, RMSEA 0.316.

Beberapa item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

nilai chi-square 0.00, df 0, p-value 1.00000, RMSEA 0.000.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut:

Page 64: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

48

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Dukungan Emosional

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.94 0.05 17.22 √

2 0.85 0.06 14.73 √

3 0.89 0.06 16.08 √

4 0.79 0.06 14.41 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

3.4.3.3 Dukungan Informatif

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala dukungan informatif. Terdapat kesalahan diawal analisis

CFA, dengan nilai chi-square 20.22, df 2, p-value 0.00004, RMSEA 0.206.

Beberapa item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

nilai chi-square 0.02, df 1, p-value 0.89344, RMSEA 0.000.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Dukungan Informatif

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.98 0.05 19.48 √

2 0.95 0.05 18.66 √

3 0.86 0.05 15.72 √

4 0.96 0.05 18.72 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Page 65: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

49

Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

3.4.3.4 Dukungan Penghargaan

Peneliti menguji apakah empat yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala dukungan penghargaan. Terdapat kesalahan diawal analisis

CFA, dengan nilai chi-square 7.57, df 2, p-value 0.02272, RMSEA 0.014. Beberapa

item kemudian dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh nilai chi-

square 0.86, df 1, p-value 0.35284, RMSEA 0.000.

Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t pada setiap koefisien

muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Dukungan Penghargaan

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.78 0.06 12.96 √

2 0.81 0.06 13.53 √

3 0.79 0.06 12.52 √

4 0.85 0.06 13.98 √ Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari tabel 3.12 dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item, yang mana bersifat favourable.

Page 66: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

50

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk melihat pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap

variabel terikat (dependent variable), peneliti akan menggunakan analisis regresi

berganda. Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk

membentuk model hubungan antara DV dengan lebih dari satu IV. Persamaan

regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:

y’ = Nilai prediksi Y (kebahagiaan pernikahan)

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = keyakinan

X2 = ketergantungan

X3 = sikap dapat diprediksi

X4 = dukungan konkrit

X5 = dukungan emosional

X6 = dukungan informatif

X7 = dukungan penghargaan

e = residu

Kemudian, untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis sebagai berikut:

y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + + e

Page 67: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

51

1. R2 (koefisien determinasi berganda)

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien

determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians dari DV yang

bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan. Adapun untuk

mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut :

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

2. Uji F

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus untuk uji F

terhadap R2 adalah :

𝐹 = 𝑅2 𝑘⁄

(1−𝑅2) (𝑁−𝑘−1)⁄dengan df= K dan (N-K-1)

Dimana K adalah banyaknya IV dan N adalah besarnya sampel. Apabila

nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh IV secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV.

3. Uji t

Adapun langkah berikutnya menguji signifikansi pengaruh masing-masing IV

terhadap DV. Hal ini dilakukan melalui Uji t (t-test) terhadap setiap koefisien

regresi. Jika nilai t > 1,96 maka berarti IV yang bersangkutan memiliki pengaruh

Page 68: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

52

yang signifikan terhadap DV, dan sebaliknya. Uji t dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝑅2 = 𝑏

𝑆𝑏

dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar error dari b. Hasil uji t ini

akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti.

Page 69: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

53

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 215 orang yang terdiri dari 63 suami dan 152

istri dengan kriteria mahasiswa/i yang sedang mengemban studi di wilayah Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), mahasiswa/i yang

melangsungkan pernikahan ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, usia

mahasiswa/i pada saat menikah dibawah 21 tahun dan pada saat peneliti melakukan

penelitian, mahasiswa/i masih berstatus suami/istri.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Pada tabel 4.1 digambarkan hasil statistik deskriptif dari variabel penelitian ini yang

berisi nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi (SD).

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean St. Deviasi

Kebahagiaan Pernikahan 11.58 72.88 50.0000 9.59231

Keyakinan 19.48 72.65 50.0000 9.41032

Ketergantungan 16.28 67.32 50.0000 9.51729

Sikap dapat diprediksi 23.51 72.48 50.0000 8.11005

Dukungan Konkrit 33.38 75.41 50.0000 9.11823

Dukungan Emosional 37.15 76.73 50.0000 9.80742

Dukungan Informatif 38.50 80.09 50.0000 9.79515

Dukungan Penghargaan 35.91 76.85 50.0000 9.12436

Valid N (listwise)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa nilai maksimum tertinggi berada

pada aspek Dukungan Informatif sebesar 80.09 dan nilai minimum terendah berada

pada aspek kebahagiaan pernikahan sebesar 11.58.

Page 70: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

54

4.3 Kategorisasi Skor Kebahagiaan Pernikahan

Kategorisasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori skor variabel yaitu

tinggi dan rendah. Untuk mendapatkan norma kategorisasi tersebut dilakukan

dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 4.2

Pedoman Interpretasi Skor

Kategorisasi Rumus

Rendah X<50

Tinggi X>50

Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentase

kategori untuk masing-masing variabel. Variabel dependen terdiri dari kebahagiaan

pernikahan. Variabel independen terdiri atas dua variabel yaitu kepercayaan dan

dukungan keluarga. Kepercayaan meliputi aspek keyakinan, ketergantungan dan

sikap dapat diprediksi. Kemudian dukungan keluarga meliputi dukungan konkrit,

dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan. Sehingga

total keseluruhan variabel berjumlah delapan variabel. Kategorisasi variabel

kenahagiaan pernikahan dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Kategorisasi Kebahagiaan Pernikahan

Dimensi Rendah Tinggi Total

(Persentasi) (Persentasi) (Persentasi)

Frekuensi 111 104 215

Persentase 51.6% 48.4% 100%

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa dari 215 responden, sebesar 111 responden atau

51.6% memiliki skor kebahagiaan pernikahan yang rendah dan 104 responden atau

Page 71: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

55

48.4% berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang

diteliti memiliki tingkat kebahagiaan pernikahan yang rendah.

4.4 Kategorisasi Skor Kepercayaan

Dalam tabel 4.4 dijelaskan kategorisasi skor kepercayaan. Pada variabel

kepercayaan terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu keyakinan, ketergantungan

dan sikap dapat diprediksi. Dapat dilihat sebanyak 106 atau 49.3% responden

memiliki nilai ketergantungan yang rendah dan 120 atau 55.8% responden memiliki

nilai keyakinan yang tinggi.

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Kepercayaan

Dimensi Rendah Tinggi Total

(Persentasi) (Persentasi) (Persentasi)

Keyakinan 95 (44.2%) 120 (55.8%) 215 (100%)

Ketergantungan 106 (49.3%) 109 (50.7%) 215 (100%)

Sikap dapat diprediksi 99 (46%) 116 (54.0) 215 (100%)

Dari tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kekurangan

dalam ketergantungan sehari-hari namun sering kali mempunyai keyakinan yang

tinggi selama berlangsungnya kehidupan pernikahan yang dijalani.

4.5 Kategorisasi Skor Dukungan Keluarga

Dalam tabel 4.5 dijelaskan kategorisasi skor dukungan keluarga. Pada variabel

dukungan keluarga terdapat empat variabel yang diteliti, yaitu dukungan konkrit,

dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargan. Dapat dilihat

bahwa sebanyak 141 responden atau 65% merasakan dukungan emosional yang

tinggi.

Page 72: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

56

Tabel 4.5

Kategorisasi Skor Dukungan Keluarga

Dimensi Rendah Tinggi Total

(Persentasi) (Persentasi) (Persentasi)

Dukungan Konkrit 111(52.1%) 104(48.4%) 215(100%)

Dukungan Emosional 74(34.4%) 141(65%) 215(100%)

Dukungan Informatif 81(37.7%) 134(62.3%) 215(100%)

Dukungan Penghargaan 128(59.5%) 87(40.5%) 215(100%)

Dari tabel 4.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kekurangan

dalam dukungan konkrit sehari-hari namun sering kali mempunyai dukungan

emosional yang tinggi selama berlangsungnya kehidupan pernikahan yang dijalani.

4.6 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 20.

Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat yaitu

besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians Dependent Variable

yang dijelaskan oleh Independet Variable berpengaruh signifikan terhadap

Dependent Variable dan signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-

masing Independet Variable.

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melihat besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians Dependent Variable yang dijelaskan oleh

Independent Variable. Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut :

Page 73: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

57

Tabel 4.6

Tabel R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .693a .480 .462 7.03465 a. Predictors : (Constant), Keyakinan, Ketergantungan, Sikap dapat diprediksi, Dukungan Konkrit,

Dukungan Informatif, Dukungan Emosional dan Dukungan Penghargaan

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.480 atau

48.0%. Artinya proporsi varians dari kebahagiaan pernikahan yang dijelaskan oleh

keyakinan, ketergantungan, sikap dapat diprediksi, dukungan konkrit, dukungan

informatif, dukungan emosional dan dukungan penghargaan penelitian ini adalah

sebesar 48%, sedangkan 52% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian.

Langkah selanjutnya yaitu peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap kebahagiaan pernikahan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Tabel Anova

Model Sum of Squares df Mean square F sig.

Regression 9447.014 7 1349.573 27.272 .000a

Residual 10243.652 207 49.486

Total 19690.666 214

a. Predictors : (Constant), Keyakinan, Ketergantungan, Sikap dapat diprediksi, Dukungan Konkrit,

Dukungan Informatif, Dukungan Emosional dan Dukungan Penghargaan

b. Dependent Variable : Kebahagiaan Pernikahan

Jika dilihat dari kolom sig. pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

lebih kecil (p<0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

Page 74: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

58

yang signifikan seluruh independent variable terhadap dependent variable yaitu

kebahagiaan pernikahan ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara

keyakinan, ketergantungan, sikap dapat diprediksi, dukungan konkrit, dukungan

emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

Langkah terakhir peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing independent

variable. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Koefisien Regresi

Model Unstandardized Standardized

Coeficients Coeficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 17.900 5.818 3.077 .002

Keyakinan .306 .059 .301 5.219 .000

Ketergantungan .474 .060 .471 7.927 .000

Sikap dapat diprediksi -.108 .063 -.092 -1.729 .085

Dukungan Konkrit -.114 .070 -.108 -1.624 .106

Dukungan Emosional .016 .068 .017 .244 .808

Dukungan Informatif .019 .063 .019 .296 .768

Dukungan Penghargaan .049 .069 .046 .707 .480 a. Dependent Variable : Kebahagiaan Pernikahan

Berdasarkan tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi adalah :

Kebahagiaan pernikahan = 17.900 + 0.306 Keyakinan* + 0.474 Ketergantungan* –

0.108 Sikap dapat diprediksi – 0.114 Dukungan Konkrit + 0.016 Dukungan

Emosional + 0.019 Dukungan Informatif + 0.049 Dukungan Penghargaan

Keterangan :

Page 75: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

59

Tanda (*) = Variabel signifikan

Begitu juga dengan hasil uji hipotesis minor dapat dilihat berdasarkan tabel 4.8,

riciannya sebagai berikut :

1. Variabel keyakinan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.306 dengan

signifikansi sebesar 0.000 (p<0.005) dengan koefisien variabel menunjuk

arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keyakinan maka

semakin tinggi juga kebahagiaan pernikahan yang didapatkan. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel keyakinan pada kepercayaan berpengaruh

secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

2. Variabel ketergantungan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.474

dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0.005) dengan koefisien variabel

menunjuk arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

ketergantungan maka semakin tinggi juga kebahagiaan pernikahan yang

didapatkan. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ketergantungan pada

kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

3. Variabel sikap dapat diprediksi memiliki nilai koefisien regresi sebesar

-0.108 dengan signifikansi sebesar 0.085 (p>0.005), maka dapat

disimpulkan bahwa variabel sikap dapat diprediksi pada kepercayaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

4. Variabel dukungan konkrit memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.114

dengan signifikansi sebesar 0.106 (p>0.005), maka dapat disimpulkan

Page 76: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

60

bahwa variabel dukungan konkrit pada dukungan keluarga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

5. Variabel dukungan emosional memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.016

dengan signifikansi sebesar 0.808 (p>0.005), maka dapat disimpulkan

bahwa variabel dukungan emosional pada dukungan keluarga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

6. Variabel dukungan informatif memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.19

dengan signifikansi sebesar 0.768 (p>0.005), maka dapat disimpulkan

bahwa variabel dukungan informatif pada dukungan keluarga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

7. Variabel dukungan penghargaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.049 dengan signifikansi sebesar 0.480 (p>0.005), maka dapat disimpulkan

bahwa variabel dukungan penghargaan pada dukungan keluarga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

4.7 Analisis Proporsi Varians pada masing-masing Independent Variable

Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat apakah proporsi varians dari tiap

variabel bebas, analisis dilakukan satu persatu dari variabel bebas yang ada

terhadap variabel terikat. Besarnya proporsi varians pada kebahagiaan pernikahan

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Proporsi Varians

Variabel Bebas R R2 R2 Change Sig F Change Keyakinan .524a .274 .274 .000

Ketergantungan .680b .462 .188 .000

Sikap dapat diprediksi .687c .472 .010 .052

Dukungan Konkrit .690d .477 .005 .174

Dukungan Emosional .691e .477 .001 .565

Dukungan Informatif .692f .479 .001 .519

Dukungan Penghargaan .693g .480 .001 .480

Page 77: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

61

Dari tabel 4.9 dapat diambil informasi sebagai berikut:

1. Keyakinan memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan pernikahan

0.274 atau 27.4% dengan nilai sig. F change = 0.000 < 0.05. Artinya

sumbangan keyakinaan signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

2. Ketergantungan memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.188 atau 18.8% dengan nilai sig. F change = 0.000 < 0.05.

Artinya sumbangan ketergantungan signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

3. Sikap dapat diprediksi memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.010 atau 1% dengan nilai sig. F change = 0.052 > 0.05. Artinya

sumbangan sikap dapat diprediksi tidak signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

4. Dukungan konkrit memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.005 atau 0.5% dengan nilai sig. F change = 0.174 > 0.05. Artinya

sumbangan dukungan konkrit tidak signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

5. Dukungan emosional memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.001 atau 0.1% dengan nilai sig. F change = 0.565 > 0.05. Artinya

sumbangan dukungan emosional tidak signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

6. Dukungan informatif memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.001 atau 0.1% dengan nilai sig. F change = 0.519 > 0.05. Artinya

Page 78: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

62

sumbangan dukungan informatif tidak signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

7. Dukungan penghargaan memberi sumbangan R2 change terhadap kebahagiaan

pernikahan 0.001 atau 0.1% dengan nilai sig. F change = 0.480 > 0.05. Artinya

sumbangan dukungan penghargaan tidak signifikan terhadap kebahagiaan

pernikahan.

Dengan demikian, variabel yang memberikan sumbangan pengaruh terbesar untuk

kebahagiaan pernikahan adalah variabel keyakian dan ketergantungan. Sedangkan

sikap dapat diprediksi, dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan

informatif dan dukungan penghargaan tidak signifikan.

Page 79: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

63

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, dapatk disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara kepercayaan (keyakinan, ketergantungan dan

sikap dapat diprediksi) dan dukungan keluarga (dukungan konkrit, dukungan

emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan) terhadap kebahagiaan

pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Kemudian berdasarkan hasil uji

hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi

terhadap variabel bebas, terdapat dua dimensi yang berpengaruh secara signifikan

terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Dimensi-

dimensi yang mempengaruhi variabel bebas secara signifikan yaitu keyakinaan dan

ketergantungan yang merupakan dimensi dari kepercayaan.

Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat dua hipotesis minor yang

diterima, yaitu dari dimensi variabel kepercayaan menunjukan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari keyakinan terhadap kebahagiaan pernikahan pada

mahasiswa yang menikah muda dan ada pengaruh yang signifikan dari

ketergantungan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah

muda. Sementara sikap dapat diprediksi, dukungan konkrit, dukungan emosional,

dukungan informatif dan dukungan penghargaan memiliki pengaruh tetapi tidak

secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah

muda .

Page 80: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

64

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil dari penelitian dan setelah melakukan pengujian hipotesis,

didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kepercayaan (keyakinan,

ketergantungan dan sikap dapat diprediksi) dan dukungan keluarga (dukungan

konkrit, dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan)

terhadap kebahagiaan pernikahan pada mahasiswa yang menikah muda. Artinya h0

pada penelitian ini ditolak. Kemudian, dari hasil uji proporsi varians secara

keseluruhan, kebahagiaan pernikahan dipengaruhi oleh kepercayaan dan dukungan

keluarga sebesar 48%, sedangkan sisanya sebesar 52% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan. Dimensi kepercayaan

terdiri dari keyakinan, ketergantungan dan sikap dapat diprediksi. Pada penelitian

ini ditemukan dua dari tiga dimensi kepercayaan yang berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan pernikahan, yaitu keyakinan dan ketergantungan.

Dari dimensi keyakinan menunjukkan bahwa keyakinan merupakan keyakinan

seseorang bahwa pasangan akan menjaga komitmen dan kesetiaan, dapat dipercaya

pada janji yang telah diberikan serta berani mengambil resiko atau keputusan terkait

dengan masa depan. Selanjutnya dimensi lain yang mempengaruhi kebahagian

pernikahan secara signifikan adalah ketergantungan yaitu kepercayaan dalam diri

seseorang bahwa pasangannya peduli dan memberikan respon terhadap kebutuhan,

tujuan dan keinginannya. Ketika dua hal ini terjadi maka bisa meningkatkan

kebahagiaan pada pernikahan. Dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya hasil

Page 81: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

65

yang tidak berpengaruh secara signifikan dari dimensi kepercayaan terhadap

kebahagiaan pernikahan, yaitu sikap dapat diprediksi.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, pada dimensi keyakinan

memiliki pengaruh yang signifikan dengan koefisien variabel menunjuk arah

positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keyakinan maka semakin tinggi

juga kebahagiaan pernikahan yang didapatkan. Hasil tersebut sejalan dengan hasil

penelitian Rempel et.al. (1985) yang menyatakan bahwa pasangan akan bertindak

dengan cara yang penuh cinta dan perhatian apa pun yang ada di masa depan

terhadap kebahagiaan pernikahan.

Kemudian ketergantungan juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan

koefisien variabel menunjuk arah positif terhadap kebahagiaan pernikahan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi ketergantungan maka semakin tinggi juga

kebahagiaan pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian Rempel et.al. (1985)

yang menyatakan bahwa pasangan yang dapat diandalkan ketika dibutuhkan dapat

memberikan kebahagiaan pada pasangan.

Selanjutnya sikap dapat diprediksi tidak secara signifikan mempengaruhi

kebahagiaan pernikahan. Artinya sikap dapat diprediksi tidak berpengaruh secara

langsung terhadap kebahagiaan pernikahan. Hal ini berbeda dari penelitian

sebelumnya dari teori Rampel et al (1985) yang menyatakan bahwa sikap dapat

diprediksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

Karena komponen ini merupakan keyakinan seseorang bahwa pasangan akan

berperilaku konsisten sehingga mudah untuk diprediksi.

Page 82: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

66

Selanjutnya pada variabel dukungan keluarga. Pada variabel ini tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan. Dimensi

dukungan keluarga terdiri dari dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan

informatif dan dukungan penghargaan. Pada penelitian ini tidak ditemukan dimensi

yang berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan.

Dari dimensi dukungan konkrit menunjukkan bahwa dukungan ini dapat

berupa pemberian materi maupun non materi seperti membantu secara finansial dan

menemani dalam melakukan aktifitas tertentu dari anggota keluarga. Selanjutnya

dimensi dukungan emosional yaitu berupa dukungan empati atau simpati pada

anggota keluarga yang membutuhkan. Jenis dukungan ini dapat memberikan

ketenangan dan kenyamanan. Selanjutnya dimensi dukungan informatif yaitu saran

atau nasihat yang disampaikan kepada anggota keluarga yang membutuhkan.

Selanjutnya dimensi yang terakhir yaitu dukungan penghargaan. Dukungan

penghargaan berupa pengakuan atas kemajuan atau kemampuan yang dimiliki

seseorang. Bentuk dukungan ini merupakan pondasi yang kuat dalam sebuah

keluarga dimana para anggota keluarga percaya akan kemampuan suami dan istri

serta memotivasi pasangan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam

menghadapi masalah-masalah di dalam kehidupan rumah tangga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dimensi dukungan konkrit tidak

secara signifikan mempengaruhi kebahagiaan pernikahan. Artinya dukungan

konkrit tidak berpengaruh secara langsung terhadap kebahagiaan pernikahan. Hal

ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Macewen dan Barling

(dalam Primastiny, 2016) yang menemukan bahwa semakin tinggi dukungan

Page 83: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

67

konkrit maka semakin tinggi kebahagiaan pernikahan yang dijalani. Pendapat

Browne (2014) juga bertentangan dengan hasil penelitian. Browne mengemukakan

semua pasangan perlu bantuan untuk memenuhi kebutuhan dan mengelola stres.

Mendapatkan dukungan konkrit saat dibutuhkan menimbulkan perilaku positive

help-seeking atau self-advocacy. Namun penelitian ini sejalan dengan pendapat

Sarafino (2011) yang mengungkapkan bahwa dukungan konkrit lebih berpengaruh

dalam menurunkan stres dan menguntungkan bagi kesehatan pada individu namun

untuk sebuah hubungan seperti pernikahan tidak berpengaruh. Artinya h0 pada

penelitian ini diterima.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan, dimensi dukungan informatif tidak

secara signifikan mempengaruhi kebahagiaan pernikahan. Artinya dukungan

informatif tidak berpengaruh secara langsung terhadap kebahagiaan pernikahan.

Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Aymanns, Sigrun dan Klaur (dalam Dolan

et al, 2006) bahwa keluarga besar (extended family) yang memberikan informasi

terkait pengobatan untuk anggota keluarga yang sedang sakit untuk meyakinkan

apa yang dilakukan oleh keluarga responsden dan pasangan dilakukan untuk

keadaan yang terbaik. Hasil penelitian Bryant dan Conger (1999) juga mendukung

hasil penelitian yang sebelumnya. Pasangan suami istri yang bertukar informasi

dengan keluarga secara rutin merasakan pernikahan yang lebih bahagia

dibandingkan dengan pasangan yang terisolasi. Artinya h0 pada penelitian ini

diterima.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dimensi dukungan emosional tidak

secara signifikan mempengaruhi kebahagiaan pernikahan. Artinya dukungan

Page 84: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

68

emosional tidak berpengaruh secara langsung terhadap kebahagiaan pernikahan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Srisusanti dan Zulkaida

(2013) yang mengemukakan bahwa hubungan dengan mertua dan ipar merupakan

faktor yang cukup mempengaruhi kebahagiaan pernikahan karena responden

merasa nyaman dengan mertua dan ipar kemudian dapat berlaku adil kepada

keluarga responden dengan pasangan maupun keluarga besar responden (extended

family). Hasil penelitian juga bertentangan dengan pendapat Timmer dan Veroff

(dalam Amato, 2007) bahwa kedekatan emosional terhadap keluarga pasangan atau

keluarga mertua dapat diasosiasikan dengan kebahagiaan pernikahan yang besar

dan tingkat perceraian yang rendah. Artinya h0 pada penelitian ini diterima.

Selanjutnya dimensi terakhir pada penelitian yang dilakukan, dimensi

dukungan penghargaan tidak secara signifikan mempengaruhi kebahagiaan

pernikahan. Artinya dukungan penghargaan tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kebahagiaan pernikahan. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Burleson (dalam Dolan et al, 2006) bahwa dukungan

penghargaan merupakan batu fondasi yang kuat dalam dalam peran keluarga

dimana para anggota keluarga memberikan motivasi untuk menumbuhkan rasa

percaya diri dan harga diri dalam membangun rumah tangga. Penelitian ini juga

tidak sejalan dengan penelitian Ebenuwa-Okoh dan Elizabet (2015) yang

menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara dukungan penghargaan

terhadap kebahagiaan pernikahan karena meningkatkan kualitas hubungan antara

suami istri dengan keluarga besar. Artinya h0 pada penelitian ini diterima.

Page 85: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

69

Kekurangan dari penelitian ini peneliti tidak melakukan perbandingan

antara kebahagiaan pernikahan suami dan kebahagiaan pernikahan istri. Selain itu

peneliti tidak melakukan perbandingan kebahagiaan pernikahan dengan wilayah

yang lainnya dan dari penelitian yang dilakukan terdapat variabel dukungan

keluarga yang hasil dari dimensinya tidak ada yang signifikan. Penelitian

selanjutnya disarankan untuk melakukan perbandingan kebahagiaan pernikahan

menggunakan fator yang lain.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk

bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa

saran teoritis maupun praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi

keyakinan dan ketergantungan terhadap kebahagiaan pernikahan.

2. Untuk penelitian lebih lanjut dapat diteliti pada sampel yang usia pernikahannya

sudah lebih lama atau pada sampel yang tidak menikah muda.

3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat menggali lebih dalam terkait

fenomena kepercayaan pada pasangan suami istri yang menjalani pernikahan muda

pada mahasiswa salah satunya dengan melihat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kepercayaan antar pasangan selama menjalani pernikahan ketika

masih mengenyam pendidikan kuliah.

Page 86: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

70

5.3.2 Saran Praktis

1. Untuk calon pasangan suami istri yang akan menjalankan penikahan muda dan

masih berstatus mahasiswa, diharapkan bisa memiliki komponen keyakinan yang

tinggi dan memenuhi standar minimal dan didapatkan melalui cinta agar hubungan

pernikahan yang akan dijalani tetap berjalan dengan baik dan meminimalisir

kemungkinan terjadinya permasalahan selama menjalani pernikahan ketika masih

berstatus mahasiswa.

2. Untuk calon pasangan suami istri yang akan menjalankan penikahan muda dan

masih berstatus mahasiswa, diharapkan bisa memiliki komponen ketergantungan

yang tinggi dan memenuhi standar minimal dan didapatkan melalui cinta agar

hubungan pernikahan yang akan dijalani tetap berjalan dengan baik dan

meminimalisir kemungkinan terjadinya permasalahan selama menjalani pernikahan

ketika masih berstatus mahasiswa.

Page 87: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

71

DAFTAR PUSTAKA

Amato, P.R., Booth, A., Johnson, D.R., & Rogers, S.J. (2007). Alone together: how

marriage in america is changing. Harvard University Press.

Al-Othman, H.M., (2012). Marital happiness of married couples in the U.A.E

society: a sample from Sharjah. Journal of Asian Social Science Vol.8 No.4

Aziz, Sholehudin. Nikah Usia Ideal vs Nikah Muda: Jangan Salah Pilih demi Masa

Depan yang Lebih Baik. Diakses 10 Januari 2018, dari

https://www.kompasiana.com/sholehudinaaziz/nikah-usia-ideal-vs-nikah-

muda-jangan-salah-pilih-demi-masa-depan-yang-lebih-

baik_57b12098cf7a6176078b4569

Azrin, N.H., Naster, B., & Jones, R. (1973). Reciprocity in counseling: a rapid

learning-based procedure for marital counseling. Behaviour Research and

Therapy. 11, 365-382

Browne, C.H. (2014). The strengthening families approach and protective factors

framework: branching out and reaching deeper. Washington, DC.

Bryant, C.M., dan Conger, R.D. (1999). Marital success and domains of social

support in long-term relationship: does the influence of network members

ever end?. Journal of Marriage and the Family. 61, 437-451.

Carter, S.L. (2001). Family and consumer sciences. Human development and

family sciences. Family life month pocket. Ohio State University Extension.

www.ohioonline.osu.edu. Tanggal Akses : 12 februari 2018.

Damayanti, I. Perceraian: penyebab dan akibatnya. Diakses Sabtu, 23 April 2018

dari http://psikologikita.com/?q=perceraian-penyebab-akibat

Dismakara, E.R. (2009). Hubungan profil keluarga dengan pola penyakit pasien

keluarga binaan klinik dokter keluarga fakultas kedokteran universitas

indonesia tahun 2006-2008. Skripsi. Depok: Fakultas Kedokteran Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia.

Dister, N.S. (1988). Pengalaman beragama dan motivasi beragama. Yogyakarta:

Kanisius.

Dolan, P., Canavan, J., & Pinkerton, J. (2006). Family support as reflective

practices. Jessica Kingsley Publishers.

Page 88: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

72

Dush, C.M.K., Taylor., M.G. & Kroeger, R.A. (2008). Marital happiness and

psychological well-being across the life course. Family Realtions. 57(2),

211-226.

Fathiana, Indra & Baktir, Yumna. (2006). Pacaran versus Ta’aruf dalam Perspektif

Psikologi dan Islam. Jurnal Psikologi Islami Vol. 2, No. 4.

Fincham, F.D., Stanley, S.M., & Beach, S.R.H. (2007). Transformative processes

in mariage: an analysis of emerging trends. Journal of Marriage and

Family. 69, 275-292.

Firdaus, H. (2010). Egalitarian. Diakses 3 Januari 2018 dari

https://arifnurjamanmtk.wordpress.com/2010/06/04/egalitarian/.

Gambetta, Diego (2000) ‘Can We Trust Trust?’, in Gambetta, Diego (ed.) Trust:

Making and Breaking Cooperative Relations, electronic edition,

Department of Sociology, University of Oxford, chapter 13, pp. 213-237.

Genova, M & Rice, F. 2005. Intimate Relationship, Marriage, and Families. Sixth

Giligan, R. (1995) Family support and child welfare: realising the promise of the

child care act. Dublin: Farmer.

Hakim, L. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini

Perspektif Hukum Islam, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, tidak diterbitkan.

Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/.

Johnson, D., and Johnson, F., (1997). Joining together, group theory and group

skills 6th Ed. Boston: Allyn & Brown

Johnson, D.R., White, L.K., Edwards, J.N., & Booth, A. (1986). Dimensions of

marital quality: toward methodological and conceptual refinement. Journal

of family issues. 7, 31-49.

King, V. (2002). Parental divorce and interpersonal trust in adult offspring.Journal

of Marriage and Family. Minnepolis. Vol 64, Iss. 3; pg.624.

Kusmiran, E. (2011).Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta: Salemba

Medika.

Lewicki, R. J.; Tomlinson, E. C.; Gillespie, N. 2006. Model of Interpersonal

Development : Thoretical Approach, Empirical Evidence, and Future

Direction. Journal of Management.

Page 89: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

73

Mardiah, I. (2011). Pengaruh religiusitas dan family support terhadap happiness

pada lansia di panti wreda. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta.

Neault, R.A., dan Pickerell, D.A. (2005). Dual-career couples: the juggling act.

Canadian Journal of Counseling. 39(3), 187-198.

Ogolsky, B.G., Dennison, R.P., dan Monk, J.K. (2014). The role of couple

discrepancies in cognitive and behavioral egalitarianism in marital quality.

Springer Science+Bussiness Media New York. 70, 329-342

Primastiny, A. (2016). Pengaruh religiusitas dan dukungan keluarga terhadap

kebahagiaan pernikahan. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mufidah, I. (2017). Kepercayaan Pada Pasangan Suami Istri yang Menjalankan

Pernikahan Jarak Jauh. Surabaya: Skripsi Fakultas Psikologi dan Kesehatan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Rahmani, A., Khoei, E.M., & Gholi, L.A. (2009). Sexual satisfaction and its relation

to marital happiness in iranians. Iranian J Public Health. 38(4), 77-82

Emilia, R.O dan Wahyuni, B. (2009). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pernikahan Dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah”. dalam Jurnal

Berita Kedokteran Masyarakat Vol.25 No. 2 hal. 51-58.

Ramadhini, S., & Hendriani, W. 2015. Gambaran Trust Pada Wanita Dewasa Awal

Yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage. Jurnal Psikologi Klinis

dan Kesehatan Mental Vol. 4 No. 1 April 2015.

Rankin-Esquer, L.A., Burnett, C.K., Baucom, D.H., & Epstein, N. (1997).

Autonomy and relatedness in marital functioning. Journal of marital and

family therapy. 23(2), 175-190

Rempel, J.K., Holmes, J.G., & Zanna, M.P. (1985). Trust In Close Relationships.

Journal of Personality and Social Psychology Vol. 49 No. 1, 95-112

Republik Indonesia. 1974. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974, No. 1. Sekretariat

Negara. Jakarta

Riggio, H., & Weiser, D. (2008). Attitudes toward marriage: embeddedness and

outcomes in personal relationships. Personal Relationships. 15(1), 123-140.

Page 90: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

74

Rust, J., Golombok, S., & Collier, J. (1988). Marital problems and sexual

dysfunction: how are they related?. British Journal of Psychiatry. 152, 629-

631

Sandhya, S. (2009). The social context of marital happiness in urban indian couples:

inteplay of intimacy and conflict. Journal of marital and family therapy.

35(1), 74-96.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, edisi

kelima. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2011). Health psychology: biopsychosocial

interaction 7th edition. John Wiley & Sons, Inc.

Sayer, L.C., England, P., Allison, P., & Kangas, N. (2011). She left, he left: how

employment and satisfaction affect men’s and women’s decisions to leave

marriages. American Journal of Sociology. 116(6), 1982-2018.

Srisusanti, S. & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan perkawinan pada istri. Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma. UG Jurnal. 7(6), 8-12.

Suprapto. (2015). Inilah penyebab terbesar perceraian di Jakarta. Diakses 15

Januari 2018. Dari http://wartakota.tribunnews.com/2015/10/05/inilah-

penyebab-terbesar-perceraian-di-jakarta

Tabasso, D. (2010). With or without you: divorce rates and intra-household

allocation of time. Discussion Paper No. 5295. University of Melbourne and

IZA.

Tambunan, S. (2013). Hubungan dukungan keluarga dengan kepuasaan pernikahan

pada suku batak toba. Skripsi. Medan: Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara

Taylor, M.J. (1999). Family support and resources in families having children with

disabilies. Early Intervention Research Institute Utah State University.

Voss, K. (1995). Friendship, marriage and self-esteem: an investigation of the

dimention of the relationship and the link between significant interpersonal

relationship and self-esteem. Tesis. National library of Canada.

Walgito, B. 2000. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Penerbit

Andi.

White, L.K. (1983). Determinants of spousal interaction: Marital structure or

marital happiness. Journal of marriage and family. 45(3), 511-519.

Page 91: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

75

Zahidah & Raihanah. 2011. The Model of Wellbeing in Family Life from Islami

Perspective. Jurnal Fiqh, 8, 25-44.

Zhang, H., dan Tsang, S.K. (2012). Relative income and marital happiness among

urban chinese women: the moderating role of personal commitment.

Journal Happiness Study. 14, 1575-1584.

Page 92: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

76

LAMPIRAN I

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi/ siang/ sore/ malam,

Saya Avindra Risandy mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian dalam

rangka menyelesaikan tugas akhir mengenai kebahagiaan pernikahan.

Jika anda memiliki kriteia sebagai berikut:

1. Mahasiswa/i yang melangsungkan pernikahan ketika masih berstatus

sebagai mahasiswa

2. Usia mahasiswa/i pada saat menikah dibawah 21 tahun

3. Pada saat penelitian berlangsung, mahasiswa/i masih berstatus sebagai

suami/istri

Peneliti mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam menjawab pernyataan-pernyataan

yang ada disini, Saudara/i cukup menjawab sesuai dengan keadaan Saudara/i apa

adanya. Kuesioner ini digunakan hanya untuk tujuan penelitian dan setiap jawaban

yang Saudara/i berikan akan terjamin kerahasiaannya. Atas kesediaan dan bantuan

Saudara/i saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Avindra Risandy

Identitas responden

Nama (Inisial) :__________________

Jenis kelamin : __________________

Usia : _____________Tahun

Pendidikan terakhir : __________________

Usia pernikahan : _____________Tahun

Usia pasangan saat menikah : _____________Tahun

Motif menikah : (1) Cinta

(2) Dijodohkan

Page 93: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

77

(3) Ekonomi/status

(4) MBA (married by accident)

(5) Lainnya, sebutkan .....

Jumlah anak : (1) Belum punya

(2) 1

(3) 2

(4) Lainnya, sebutkan .....

Petunjuk Pengisian

Pada lembar dibawah ini anda diminta untuk memberikan pendapat atas

pernyataan dibawah ini, dengan memberikan tanda silang (x) atau tanda check (√)

pada baris yang telah disediakan dan setiap alternative jawaban tidak

menggambarkan benar atau salah.

SS: Jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri anda

S: Jika pernyataan tersebut SESUAI dengan diri anda

TS: Jika pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri anda

STS: Jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda

Contoh sebagai berikut:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang

membantu

X

Skala 1.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya dan pasangan mengekspresikan

kemesraan kami secara terbuka

2. Saya dan pasangan berbagi tugas

dalam pekerjaan rumah tangga

3. Saya dan pasangan gotong royong

bersama masyarakat sekitar tempat

ting gal

Page 94: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

78

4. Saya mendorong pasangan agar

dapat mencapai karir yang lebih baik

5. Saya memiliki uang simpanan

pribadi

6. Ketika anak sedang bermain,

merupakan tanggung jawab pasangan

saya saja untuk mengawasi mereka

7. Saya dan pasangan membuat

anggaran rumah tangga bersama

8. Sering terjadi salah paham antara

saya dan pasangan dalam

berkomunikasi

9. Bagi saya, diskusi dengan pasangan

merupakan hal yang tidak berguna

10. Pasangan saya tidak pernah

mengungkapkan kasih sayang

terhadap saya

11. Saat berkumpul dengan teman saya,

pasangan merasa nyaman dan

mampu menyesuaikan diri

12. Menurut saya, berbelanja bulanan

bukanlah tanggung jawab bersama

13. Apabila anak kesulitan menghafal

materi belajar, saya dan pasangan

akan membantunya sebaik mungkin

14. Saya dan pasangan saya pergi ke

undangan pernikahan bersama

15. Saya menanyakan pendapat

pasangan apabila saya kesulitan

menentukan pilihan

16. Pasangan saya tidak keberatan jika

saya tidak ikut menghadiri acara

reuni sekolahnya

17. Saya tidak mampu membuat daftar

pengeluaran tanpa bantuan pasangan

18. Saya dan pasangan menerapkan

sistem belajar di malam hari kepada

anak kami

19. Saya memberikan hadiah untuk

pasangan saya ketika ia berulang

tahun

20. Pasangan saya kerap mengeluhkan

pekerjaannya pada saya dan saya

pusing mendengarkannya

Page 95: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

79

21. Bagi saya, pendapatan pasangan saya

tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan saya sehari-hari

22. Saya dan pasangan tidak pernah

makan diluar rumah berdua saja

23. Pasangan melarang saya untuk

memiliki uang saku pribadi

24. Pasangan saya tidak mampu

membuat keputusan tanpa bantuan

saya

25. Saya berdiskusi dengan pasangan

untuk menyelesaikan masalah yang

kami hadapi

Skala 2.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya memberikan izin pada setiap

aktivitas yang dilakukan pasangan

saya

2. Saya dapat mengandalkan pasangan

saya untuk mengurus keperluan saya

dalam banyak hal

3. Saya biasanya tahu apa yang akan

dilakukan oleh pasangan saya jika

dia dihadapkan pada suatu kondisi

4. Saya berkenan melibatkan pasangan

dalam aktivitas saya dengan teman-

teman

5. Saat saya sedang kesulitan, biasanya

pasangan membantu saya memberi

solusi

6. Bahkan ketika saya tidak tahu

bagaimana pasangan saya akan

bereaksi, saya merasa nyaman

menceritakan apa pun tentang diri

saya; bahkan hal-hal yang membuat

saya malu.

7. Saya akan selalu siap dan bersedia

memberi kekuatan dan dukungan

pada pasangan saya

8. Saya mendukung penuh cita-cita

yang dimiliki pasangan saya

9. Pasangan saya sangat tidak bisa

diprediksi. Saya tidak pernah tahu

Page 96: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

80

bagaimana dia akan bertindak dari

satu hari ke hari berikutnya.

10. Saya tidak nyaman jika pengambilan

keputusan yang saya buat

dipengaruhi oleh pasangan

11. Saya telah mengalami bahwa

pasangan saya luar biasa dapat

diandalkan, terutama ketika itu

mengarah pada hal-hal yang penting

bagi saya.

12. Saya tahu kebiasaan-kebiasaan apa

saja dari pasangan saya

13. Saya tidak yakin akan masa depan

hubungan kami

14. Saya bersedia membiarkan pasangan

saya memberikan pendapatnya saat

saya membuat keputusan

15. Pasangan saya mau melakukan apa

yang saya minta

16. Ketika pasangan saya membuat

alasan yang terdengar agak tidak

mungkin, saya yakin dia mengatakan

yang sebenarnya.

17. Saya tidak bisa menjamin bahwa

pasangan saya dapat setia kepada

saya

18. Saat mengalami hal buruk, saya

dapat menceritakannya secara

terbuka kepada pasangan

19. Saya malas melibatkan pasangan

dalam aktivitas saya

20. Saya yakin bahwa pasangan saya

tidak akan mengkhianati saya

21. Saya tidak dapat memprediksi

suasana hati pasangan saya sehingga

terkadang saya takut bercerita

kepadanya

22. Saya dapat mengandalkan pasangan

saya untuk menepati janji-janji yang

dia buat untuk saya.

Page 97: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

81

Skala 3.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Ketika saya harus berpergian untuk

keperluan kantor, mertua bersedia

menjaga anak saya

2. Ketika saya sedang kesulitan

finansial, orang tua saya dapat

membantu meminjamkannya

3. Apabila mengalami konflik dengan

pasangan, mertua tidak mau

mendengar keluh kesah saya

4. Saudara kandung/orang tua saya

dapat memberikan nasihat rumah

tangga saat saya meminta nasihatnya

5. Saat saya sedang sakit dan dirawat

di Rumah Sakit, ada orang

tua/saudara yang dapat membantu

menemani

6. Orang tua/saudara kandung saya

mengkritik kehidupan rumah tangga

kami dengan cara yang menyakitkan

hati

7. Orang tua saya memberikan

motivasi terkait karir yang kami

jalani

8. Saudara ipar saya mau

mendengarkan keluh kesah tentang

pernikahan kami

9. Saya dan suami tinggal mandiri

terpisah dari mertua/orang tua

10. Saya tidak ragu meminta saran pada

saudara ipar saya mengenai proses

mendidik anak

11. Saudara ipar saya mau membantu

saya ketika saya sedang sakit

12. Orang tua saya tidak peduli jika saya

bertengkar dengan pasangan

13. Saudara ipar saya menyatakan

bahwa saya merawat anak dengan

baik

14. Saudara ipar saya memuji

kesuksesan karir pasangan saya

15. Saya tidak ragu meminta tips

membina hubungan rumah tangga

yang harmonis

Page 98: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

82

LAMPIRAN II

1. Path Diagram Kebahagiaan Pernikahan

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN

DA NI=25 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25

PM SY FI=KP.COR

MO NX=25 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY ME=UL

LK

K_NIKAH

FR TD 17 16 TD 24 23 TD 12 10 TD 9 8 TD 3 2 TD 19 14 TD 24 22 TD 23 22

TD 16 9 TD 13 9 TD 9 6 TD 12 6 TD 11 5 TD 11 9 TD 16 11 TD 5 4 TD 5 2 TD

20 18 TD 24 9 TD 20 11 TD 12 7 TD 9 5 TD 25 5 TD 19 6 TD 7 5 TD 18 6 TD 3

1 TD 2 1 TD 9 1 TD 23 9 TD 14 2 TD 14 11 TD 18 13 TD 22 2 TD 16 14 TD 19

Page 99: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

83

16 TD 19 17 TD 17 14 TD 24 10 TD 17 2 TD 19 2 TD 23 11 TD 25 24 TD 20 2

TD 20 13 TD 16 15

FR TD 16 12 TD 17 12 TD 16 10 TD 19 10 TD 14 10 TD 17 10 TD 14 12 TD 19

12 TD 22 19

PD

OU SS TV MI AD=OFF

2. Path diagram Kepercayaan

a. Keyakinan

UJI VALIITAS KONSTRUK KEYAKINAN

DA NI=9 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

PM SY FI=KEPERCAYAAN.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

KEYAKINAN

PD

FR TD 2 1 TD 6 1 TD 8 4 TD 9 8 TD 9 5 TD 5 1 TD 5 2 TD 6 5 TD 5 4 TD 3 1

TD 7 2 TD 7 1 TD 5 3 TD 9 7

OU SS TV MI

Page 100: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

84

b. Ketergantungan

UJI VALIDITAS KONSTRUK KETERGANTUNGAN

DA NI=9 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

PM SY FI=DEPEND.COR

LK

KETERGANTUNGAN

FR TD 7 4 TD 5 2 TD 4 1 TD 7 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 8 3 TD 8 6 TD 8 4 TD 9 6

TD 5 1 TD 5 4 TD 7 2

PD

OU SS TV MI

Page 101: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

85

c. Sikap dapat diprediksi

UJI VALIDITAS SIKAP DAPAT DIPREDIKSI

DA NI=4 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=PREDICT.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SIKAP DAPAT DIPREDIKSI

PD

FR TD 4 1

OU SS TV MI

Page 102: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

86

3. Path diagram Dukungan Keluarga

a. Dukungan Konkrit

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN KONKRIT

DA NI=3 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3

PM SY FI=DK.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

KONKRIT

PD

OU SS TV MI

b. Dukungan emosional

Page 103: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

87

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN EMOSIONAL

DA NI=4 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=DE.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

EMOSI

PD

FR TD 3 2 TD 3 1

OU SS TV MI

c. Dukungan informatif

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN INFORMASIONAL

DA NI=4 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=DI.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

INFORMASIONAL

PD

FR TD 4 1

OU SS TV MI

Page 104: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

88

d. Dukungan penghargaan

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN PENGHARGAAN

DA NI=4 NO=215 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=DP.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PENGHARGAAN

PD

FR TD 4 3

OU SS TV MI

Page 105: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Apabila pernikahan yang dilakukan bukan pada fase dewasa awal atau di bawah

89

4. Hasil Uji Hipotesis