25
INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA Oleh kelompok 4 : 1. M ilhammuddin Dwi Y (20) 2. Maulana Reza S (21) 3. Mona Widya Anggraeni (22) 4. Nur Huda (23) 5. Nuradhim Demas P (24) 6. Putri Nurlina Wati (25) 7. Rachma Noor Kafila (26)

HUKUM PERNIKAHAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUKUM PERNIKAHAN

INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA

Oleh kelompok 4 : 1. M ilhammuddin Dwi Y (20)2. Maulana Reza S (21)3. Mona Widya Anggraeni (22)4. Nur Huda (23)5. Nuradhim Demas P (24)6. Putri Nurlina Wati (25)7. Rachma Noor Kafila (26)

Page 2: HUKUM PERNIKAHAN

PETA KONSEP

PERNIKAHAN

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI

ISTRI

PERNIKAHAN DALAM UUPRI

HIKMAH PERNIKAHAN DALAM ISLAM

KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

SIKAP DAN PERILAKU SALING

MENASEHATI

Page 3: HUKUM PERNIKAHAN

MENGAPA ISLAM MENSYARIATKAN MENIKAH???

• 1. Dalam menempuh kehidupan, seseorang memerlukan pendamping sebagai tempat mencurahkan suka dan duka.

• 2. Menikah merupakan kebijakan Allah Swt terhadap mahkluknya ; Q.S.Yasin/36:36

• Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

• 3. Nikah merupakan fitrah, karena itu islam melarang keras hidup melacur, homo dan lesbian

Page 4: HUKUM PERNIKAHAN

4. Dianjurkan oleh islamQ.S.AN-NAHL (72)

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"

Page 5: HUKUM PERNIKAHAN

5. Rasullulah juga menganjurkan para remaja yang sudah mampu untuk segera menikah “Wahai para pemuda! Siapa saja diantara kalian yang sudah mampu maka menikahlah, karena pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Jika belum mampu maka berpuasalah, karena puasa dapat menjadi benteng (dari gejolak nafsu).” (H.R Al-Bukhari dan Muslim)

Page 6: HUKUM PERNIKAHAN

KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Page 7: HUKUM PERNIKAHAN

Pengertian Pernikahan• Secara Bahasa “nikah” berarti mengumpulkan, menggabungkan, atau

menjodohkan.• Dalam KBBI “nikah” diartikan sebagai perjanjian antara laki – laki dan

perempuan untuk bersuami istri dengan resmi”• Sedang menurut Syariat “nikah” berarti akad yang menghalalkan

pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang menimbulkan hak masing masing.

• Pernikahan sama artinya dengan perkawinan. Allah Swt berfirman :“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. “

Page 8: HUKUM PERNIKAHAN

TUJUAN PERNIKAHAN• Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi• Untuk mendapat ketenangan hidup• Untuk membentengi ahklak• Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt• Untuk mendapatkan keturunan yang salih• Untuk menegakan rumah tangga yang islami

Page 9: HUKUM PERNIKAHAN

HUKUM PERNIKAHAN• Wajib, yaitu orang yang telah mampu baik fisik, mental, ekonomi,

maupun ahklak untuk melakukan pernikahan.• Sunnah, yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk

menikah namun tidak dikhawatirkan dirinya jatuh kedalam maksiat, sekiranya tidak menikah.• Mubah, bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak

membutuhkanya atau tidak memiliki syahwat sama sekali, atau yang tidak mampu menafkahi, sedangkan wanitanya rela, dengan syarat wanita tersebut berakal.• Haram, yaitu bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak akan

mampu melaksanakan kewajiban kewajiban pernikahan.• Makruh, yaitu bagi seseorang yang mampu menikah tetapi

khawatir akan menyakiti wanita yang akan dinikahinya.

Page 10: HUKUM PERNIKAHAN

Rukun nikah•1. Pengantin lelaki (Suami)•2. Pengantin perempuan (Isteri)•3. Wali•4. Dua orang saksi lelaki•5. Ijab dan kabul (akad nikah)

Page 11: HUKUM PERNIKAHAN

Syarat bakal suami

• 1. Islam• 2. Lelaki yang tertentu• 3. Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri• 4. Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut

• 5. Bukan dalam ihram haji atau umrah• 6. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan

• 7. Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa

• 8. Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri

Page 12: HUKUM PERNIKAHAN

Syarat bakal isteri• 1. Islam• 2. Perempuan yang tertentu• 3. Bukan perempuan mahram dengan bakal suami• 4. Bukan seorang khunsa• 5. Bukan dalam ihram haji atau umrah• 6. Tidak dalam idah• 7. Bukan isteri orang

Page 13: HUKUM PERNIKAHAN

Syarat wali

• 1. Islam, bukan kafir dan murtad• 2. Lelaki dan bukannya perempuan• 3. Baligh• 4. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan• 5. Bukan dalam ihram haji atau umrah• 6. Tidak fasik• 7. Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya• 8. Merdeka• 9. Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya

Page 14: HUKUM PERNIKAHAN

PERNIKAHAN YANG TIDAK SAH MENURUT ISLAM

• 1. pernikahan mut’ah : yaitu pernikahan yang dibatasi waktu, baik lama maupun sebentar.

• 2. pernikahan syigar : yaitu pernikahan dengan syarat barter tanpa pemberian mahar di antara keduanya.

• 3. Pernikahan Muhallil : seorang laki-laki (perantara) yang menikahi seorang perempuan yang sudah dicerai oleh suaminya sebanyak tiga kali, (setelah menikahi) kemudian menceraikannya dengan tujuan agar suami yang pertama dapat menikahinya kembali.

• 4. Pernikahan orang yang ihram, yaitu pernikahan orang yang ihram haji atau umrahserta belum memasuki waktu tahallul.

• 5. Pernikahan tanpa wali, yaitu pernikahan yang dilakukan seorang laki – laki dgn wanita tanpa seizin walinya.

• 6. Menikahi mahram , baik mahram selamanya, karena pernikahan atau karena sepersusuan.

• 7. Menikah dengan wanita kafir

Page 15: HUKUM PERNIKAHAN

PERNIKAHAN MENURUT UU PERKAWINAN INDONESIA

• Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial

Syarat-syarat :• Ada persetujuan dari kedua belah pihak.• Untuk yang belum berumur 21 tahun, harus mendapat izin dari kedua orang tua.

Atau jika salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal atau tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dapat diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.

• Bila orang tua telah meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas.

Page 16: HUKUM PERNIKAHAN

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Page 17: HUKUM PERNIKAHAN

KEWAJIBAN TIMBAL BALIK ANTARA SUAMI DAN ISTRI• Saling menikmati hubungan fisik antara keduanya• Timbul hubungan mahram antara keduanya• Berlaku hokum pewarisan antara keduanya• Dihubungkanya nasab anak mereka dengan suami• Berlangsung hubungan baik antara keduanya• Menjaga penampilan lahiriah dalam rangka merawat

keutuhan cinta

Page 18: HUKUM PERNIKAHAN

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI• Mahar, membri mahar adalah wajib hukumnya• Menafkahi istri demi memenuhi keperluan sehari – hari• Memimpin rumah tangga• Membimbing dan mendidik

Page 19: HUKUM PERNIKAHAN

KEWAJIBAN ISTRI KEPADA SUAMI• Taat kepada suami• Menjaga diri dan kehormatan keluarga• Merawat dan mendidik anak

Page 20: HUKUM PERNIKAHAN

HIKMAH MENIKAH• Terciptanya hubungan antara laki – laki dan wanita

yang bukan mahram, dalam ikatan suci yang halal dan diridai Allah Swt• Mendapatkan keturunan yang Sah• Terpelihanya Kehormatan Suami Istri• Terjalin kerjasam antara Suami dan Istri dalam

mendidik anak dan menjaga kehidupannya• Terjalin silaturrahim antara kedua belah pihak keluarga• Dan masih banyak lagi…

Page 21: HUKUM PERNIKAHAN

TALAK• Talak adalah pernyataan atau sikap atau perbuatan

untuk melepaskan ikatan pernikahan. Bisa juga dikatakan sebagai putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau selamanya.

Page 22: HUKUM PERNIKAHAN

JENIS – JENIS TALAK• Talak pada umumnya dilakukan oleh suami, namun talak juga bisa diajukan oleh pihak istri.Berikut ini beberapa jenis talak:

– Talak sunni, yakni perceraian yang dilakukan oleh suami yang mengucapkan cerai talak kepada isterinya yang masih suci dan belum disetubuhinya (sang istri beradaa dalam keadaan suci).– Talak bid’i, suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika sang istri dalam keadaan haid atau berada dalam kondisi suci tapi sang istri sudah disetubuhi (berhubungan intim).– Talak raj’i, yakni perceraian ketika suami mengucapkan talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan melakukan rujuk dengan istrinya kecuali dengan melakukan akad nikah baru.– Talak bain, perceraian pada saat suami mengucapkan atau melafazkan talak tiga (atau ketiga) kepada isterinya. Isterinya tidak boleh diajak rujuk kembali kecuali setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis iddah dengan suami barunya.– Talak taklik, yakni suami yang menceraikan isterinya dengan sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah penceraian atau talak.

Page 24: HUKUM PERNIKAHAN

• “Kemudian jika si suami menlalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (Al Baqarah(2):230)

Page 25: HUKUM PERNIKAHAN

• Refindo 27 – lafadz akad nikah • Krenayus 15 – perempuan itu nggak boleh talak ynag

benar yang mana?s