30
PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Dyas Tri Pamungkas Marsono, SE, M.Adv, Acc, Akt ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of earnings management to firm value. This study also to analyze the influence of corporate governance through managerial ownership, institutional ownership, the proportion of independent board and audit quality as a moderating variable of the relationship between earnings management and firm value. The samples used in this study were manufacturing companies listed on the Stock Exchange during the years 2007-2010 with a random sampling method based some multiple criteria and obtained a sample of 140 companies. The results showed that earnings management can reduce firm value. Moderating variables that influence the relationship of earnings management to firm value is managerial ownership. While institutional ownership, the proportion of independent board and audit quality is not a moderating variables. Keywords : earnings management, firm value, corporate governance, managerial ownership, institutional ownership, the proportion of independent board, audit quality

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

  • Upload
    lyminh

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Dyas Tri Pamungkas

Marsono, SE, M.Adv, Acc, Akt

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of earnings management to firm value.

This study also to analyze the influence of corporate governance through managerial ownership,

institutional ownership, the proportion of independent board and audit quality as a moderating

variable of the relationship between earnings management and firm value.

The samples used in this study were manufacturing companies listed on the Stock

Exchange during the years 2007-2010 with a random sampling method based some multiple

criteria and obtained a sample of 140 companies.

The results showed that earnings management can reduce firm value. Moderating

variables that influence the relationship of earnings management to firm value is managerial

ownership. While institutional ownership, the proportion of independent board and audit quality

is not a moderating variables.

Keywords : earnings management, firm value, corporate governance, managerial

ownership, institutional ownership, the proportion of independent board, audit

quality

Page 2: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

I. PENDAHULUAN

Teori Keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu

orang atau lebih (prinsipal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen

dan Meckling, 1976). Agency theory berasumsi bahwa setiap individu hanya termotivasi oleh

kepentingan-kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara

prinsipal dan agent (Jensen dan Meckling, 1976) yaitu disebut dengan agency conflict. Agent

sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih rinci dan luas tentang perusahaan

dibandingkan dengan prinsipal. Pada dasarnya agent memiliki kewajiban untuk memberikan

sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada prinsipal, tetapi pada kenyataanya agent tidak

memberikan informasi atas kepemilikannya, sehingga menimbulkan suatu informasi yang tidak

simetris atau asymetri informasi (Hans, dalam Muh. Arief Ujiyantho & Bambang Agus

Pramuka, 2007). Kondisi asymetri informasi antara agent dan prinsipal dapat memberikan

kesempatan kepada seorang agent untuk melakukan manajemen laba (earnings management).

Healy dan Wahlen (dalam Theresia, 2005) menjelaskan bahwa earnings management

merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan

pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil

kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya. Earnings

management yang dilakukan manajemen perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan

(Tobin’s Q) lalu kemudian akan turun (Morck, Scheifer & Vishny, 1998). Nilai perusahaan pada

dasarnya diukur dari beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena

mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut

(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran

bagi para pemegang saham sehingga mereka akan menginvestasikan modalnya ke dalam saham

perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2008). Hal inilah yang menyebabkan manajemen

perusahaan cenderung melakukan praktik earnings management dalam rangka untuk

meningkatan nilai perusahaan mereka.

Praktik earnings management dapat diatasi atau diminimumkan dengan pengawasan sendiri

melalui good corporate governance. Forum for Corporate governance in Indonesia

(FCGI,2001) mendefinisikan corporate governance sebagai suatu perangkat peraturan yang

menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan

serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan

kewajiban mereka. Warsono, dkk (2010) menyatakan bahwa terdapat 5 prinsip dasar corporate

governance yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh 5 kelompok partisipan dalam perusahaan

Page 3: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

yaitu Board of Directors, Board of Executives, Board of Commisioners/ Committees, Auditors,

dan Stakeholders. Lima prinsip tersebut adalah Transparency, Accountability and Responsibility,

Responsiveness, Independency, dan Fairness.

Sistem Corporate Governance dibagi menjadi dua bagian yaitu mekanisme internal

governance seperti proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, kualitas audit, kompensasi eksekutif dan mekanisme eksternal governance seperti

pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Terdapat beberapa mekanisme corporate

governance sebagai sarana monitoring untuk menyelaraskan perbedaan kepentingan di antara

prinsipal dan agent (agency conflicy) di dalam penelitian ini, antara lain dengan : memperbesar

kepemilikan saham oleh manajemen, memperbesar kepemilikan saham oleh institusional,

meningkatkan proporsi komisaris independen dalam dewan, dan meningkatkan kualitas audit.

Praktik earnings management yang dilakukan oleh manajer karena adanya kesempatan yang

timbul akibat asymetri informasi akan mempengaruhi tingkat laba yang selanjutnya dapat

mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan praktik corporate covernance yang baik dapat

meminimalisir earnings management yang dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan

tersebut. Jadi, praktik corporate covernance dapat mempengaruhi hubungan dari earnings

management terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah earnings management berpengaruh

terhadap nilai perusahaan dan apakah corporate governance yang diproksi kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen dan kualitas audit

berpengaruh terhadap hubungan antara earnings management terhadap nilai perusahaan.

II. TELAAH TEORI

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika pemegang saham

(prinsipal) mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan kepada agent. Eisenhardt

(dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007) menyatakan bahwa Teori Keagenan menggunakan tiga

asumsi dasar sifat manusia yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan dirinya sendiri

(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang

(bounded rationaly), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk adverse). Berdasarkan

asumsi dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu

manajer akan berusaha semampu mereka untuk memprioritaskan pencapaian kepentingannya

sendiri.

Page 4: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Manajer sebagai pengelola perusahaan memiliki lebih banyak informasi internal perusahaan

dan prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pemegang saham. Oleh

karena itu manajer berkewajiban memberikan sinyal kepada pemegang saham. Sinyal tersebut

dapat diberikan dalam bentuk pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Situasi ini akan memicu timbulnya asymetri informasi yaitu kondisi ketidakseimbangan

perolehan informasi antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Menurut Scott dalam

Ujiyantho (2006) terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya pada

dasarnya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan

dibandingkan pemegang saham atau pihak luar. Dan informasi yang mengandung fakta

yang akan digunakan pemegang saham untuk mengambil keputusan tidak diberikan

seutuhnya oleh manajer.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak

seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga

manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar

kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma tidak layak dilakukan.

Kondisi asymetri informasi tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan di antara

manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai prinsipal sehingga memungkinkan manajer

untuk melakukan tindakan yang menyimpang seperti earnings management. Earnings

management tersebut biasanya dilakukan oleh manajer dalam rangka meningkatkan nilai

perusahaan.

Corporate Governance

  Forum for Corporate governance in Indonesia (FCGI,2001) mendefinisikan corporate

governance sebagai suatu perangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang

saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan

eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Dalam corporate

governance terdapat beberapa prinsip, dan prinsip-prinsip corporate governance ini dipastikan

dapat diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Terdapat 5 prinsip

dasar corporate governance yaitu Transparency, Accountability and Responsibility,

Responsiveness, Independency, dan Fairness. Utama (2003) menyatakan bahwa Prinsip-prinsip

dasar corporate governance yang diterapkan dapat memberikan manfaat diantaranya yaitu : (1)

meminimalisasi agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi di

antara prinsipal dan agent; (2) meminimalisasi cost of capital dengan menciptakan sinyal positif

kepada para penyedia modal; (3) meningkatkan citra perusahaan; (4) meningkatkan nilai

Page 5: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah, dan (5) meningkatkan kinerja

keuangan dengan persepsi stakeholder terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik.

Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) internal

mechanism (mekanisme internal) seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan

manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal) seperti

pengendalian oleh pasar dan level debt financing (Barnhart dan Rosentein dalam Herawaty,

2008). Mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen dan

kualitas audit.

Earnings Management

Healy dan Wahlen (dalam Theresia, 2005) menjelaskan bahwa earnings management

merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan

pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil

kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya. Terdapat berbagai

motivasi yang mendorong manajer untuk melakukan earnings management. Teori Akuntansi

Positif (Positif Accounting Theory) mengusulkan 3 hipotesis motivasi earnings management,

yaitu; (1) Hipotesis program bonus (the bonus plan hypothesis) yang didasarkan adanya

dorongan manajer perusahaan untuk mendapatkan bonus berdasarkan laba yang dilaporkan oleh

manajer. (2) Hipotesis perjanjian utang (the debt covenant hypothesis). Motivasi ini muncul

karena perjanjian antara manajer dan pemilik perusahaan berbasis pada kompetensi manajerial

dan perjanjian hutang (debt covenant) (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). (3) Hipotesis biaya

politik (the political cost hypothesis). Motivasi ini timbul karena manajemen memanfaatkan

kelemahan akuntansi yang menggunakan estimasi akrual serta pemilihan model akuntansi dalam

rangka menghadapi berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah (Astuti, 2005).

Menurut Sugiri (dalam Suranta, 2003) earnings management dapat dilakukan dengan

berbagai pola yang berbeda, yaitu;

1. Taking a bath yaitu dengan mengakui biaya yang akan ditanggung pada periode yang

akan datang saat periode berjalan.

2. Income minimization. Pola ini mungkin dipilih manajer perusahaan karena nampak

secara politis perusahaan selalu mendapatkan keuntungan yang besar. Pola ini dilakukan

saat perusahaan tidak ingin menanggung biaya politis akibat keuntungan besar yang

diperolehnya.

Page 6: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

3. Income maximization. Manajer memilih pola ini karena keinginannya untuk

mendapatkan bonus dari laba besar yang dilaporkannya di laporan keuangan perusahaan.

4. Income smoothing. Pola ini dipilih oleh manajer karena mereka cenderung memilih untuk

melaporkan tren perubahan laba yang stabil daripada laba yang meningkat dan menurun

secara drastis.

Murhadi (2009) menyatakan bahwa metode yang paling sering digunakan untuk menilai

tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan adalah metode discretionary accrual.

Jumlah discretionary accrual yang positif menunjukkan bahwa perusahaan melakukan

peningkatan manajemen laba. Di sisi lain, jumlah negatif dari discretionary accrual

menunjukkan penurunan manajemen laba.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan

dapat dinilai dari segi analisis laporan keuangan berupa rasio keuangan dan dari segi perubahan

harga saham. Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa rasio yang dapat digunakan, salah

satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Rasio ini

dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967) dan dinilai dapat memberikan informasi yang

paling baik, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam

perusahaan seperti terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi.

Jika rasio-Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang

memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi sehingga akan menarik

munculnya investasi baru sedangkan jika rasioQ dibawah satu menunjukkan bahwa investasi

dalam aktiva tidak menarik investor untuk memberikan investasinya yang baru.

Berikut ini akan mengkaji lebih jauh tentang hubungan dari earnings management

terhadap nilai perusahaan dan faktor moderasi apa saja yang dapat mempengaruhi hubungan

tersebut. Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

(1) Earnings Management dan Nilai Perusahaan

Kondisi asymetri informasi antara agent dan prinsipal dapat memberikan kesempatan

seorang agent untuk melakukan manajemen laba (earnings management) guna meningkatkan

nilai perusahaan pada saat tertentu sehingga dapat menyesatkan pemegang saham tentang nilai

perusahaan yang sebenarnya. Sloan (1996) dalam Herawaty (2008) menguji sifat kandungan

informasi yang terdapat dalam komponen akrual dan komponen aliran kas apakah tercemin dari

harga saham. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kinerja laba yang berasal dari komponen

Page 7: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

akrual sebagai aktifitas dari earnings management memiliki presistensi yang lebih rendah

dibandingkan dengan aliran kas. Laba yang dilaporkan dalam komponen akrual lebih besar dari

aliran kas operasi sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan saat ini. Maka hipotesis yang

dapat dikembangkan dari gambaran di atas yaitu;

Hipotesis 1 : earnings management berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

(2) Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara earnings management

dan nilai perusahaan

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham yang

dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaan dan akan dapat

menyejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agent sehingga motivasi manajer untuk

melakukan earnings management pun akan berkurang. Maka dengan memperbesar kepemilikan

manajerial maka motivasi manajer untuk melakukan earnings management dengan tujuan untuk

mempengaruhi nilai perusahaan akan berkurang. Ujiyantho dan Pramuka (2007) melakukan

penelitian yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap

laba. Demikian halnya dengan penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menyatakan

bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku

opportunistic manajer dalam bentuk earnings management. Maka hipotesis yang dapat

dikembangkan dari gambaran di atas yaitu;

Hipotesis 2 : kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara earnings management

dan nilai perusahaan.

(3) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap hubungan antara earnings management

dan nilai perusahaan

Pihak institusional dianggap sebagai sophisticated investor yang memiliki jumlah

kepemilikan yang cukup signifikan untuk memonitor manajemen perusahaan sehingga dapat

mengurangi motivasi manajer untuk melakukan praktik earnings management yang selanjutnya

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian oleh Midiastuty dan Machfoedz (2003)

menyimpulkan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional yang tinggi dapat digunakan

untuk membatasi tindakan manajer untuk melakukan earnings management. Maka hipotesis

yang dapat dikembangkan dari gambaran di atas yaitu;

Hipotesis 3 : kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara earnings

management dan nilai perusahaan.

Page 8: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

(4) Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap hubungan antara earnings

management dan nilai perusahaan

Komisaris independen berfungsi untuk memonitor kinerja manajemen dan mengawasi

manajer untuk tidak melakukan earnings management. Keberadaan komisaris independen secara

tidak langsung diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan

Klein (2002) dalam Herawaty (2008) menyimpulkan bahwa besarnya discretionary accrual

lebih tinggi untuk perusahaan dengan komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris independen

dibandingkan perusahaan dengan komite audit yang terdiri dari banyak komisaris independen.

Maka hipotesis yang dapat dikembangkan dari gambaran di atas yaitu;

Hipotesis 4 : proporsi dewan komisaris independen memoderasi hubungan antara

earnings management dan nilai perusahaan.

(5) Pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara earnings management dan nilai

perusahaan

Kualitas audit yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan

bersikap independen menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-

angka akuntansi yang dilaporkan manajemen. Pengguna laporan keuangan lebih mempercayai

laporan keuangan yang diaudit oleh auditor berkualitas tinggi daripada yang diaudit oleh auditor

tidak berkualitas karena mereka menganggap bahwa auditor yang berkualitas akan lebih efektif

dalam melakukan proses audit dikarenakan kebutuhan mereka untuk mempertahankan

kreditibilitas. Becker dkk (dalam Herawaty, 2008) menyatakan bahwa klien dari auditor Non Big

6 melaporkan discretionary accrual yang lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big

6. Berarti dapat disimpulkan bahwa klien dari auditor Non Big 6 cenderung lebih tinggi dalam

melakukan earnings management yang selanjutnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Maka hipotesis yang dapat dikembangkan dari gambaran di atas yaitu;

Hipotesis 5 : kualitas audit memoderasi hubungan antara earnings management dan nilai

perusahaan.

III. METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. nilai perusahaan dapat

diukur menggunakan Tobin’s Q dengan rumus :

Page 9: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

DEBV

DEMVQ

Keterangan :

Q = Nilai Perusahaan.

EMV = Nilai Pasar Ekuitas (Equity Market Value), diperoleh dari hasil perkalian harga

saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang

beredar pada akhir tahun.

EBV = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value)

D = Nilai buku dari total hutang.

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah earnings management yang diproksi

dengan discretionary accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi Dechow

et.al (dalam Herawaty, 2008) dengan langkah sebagai berikut :

o Total accrual sesungguhnya;

TAC = NIit – CFOit

NIit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada periode t

CFOit = Arus kas operasi (cash flow of operation) perusahaan i pada periode t

o Total accrual yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Least

Square)

TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1 ) + β2 (Δ Revit/Ait-1 ) + β3(PPEit/Ait-1 ) + e

TAit = Total accrual pada periode t

Ait-1 = Total aset pada perode t-1

Δ Revit = Perubahan pendapatan/ penjualan bersih periode t

PPEit = Property, plant dan equipment pada periode t

β1 β2 β3 = Koefisien korelasi

o Non accrual discretionary

NDAit = β1(1/Ait-1 ) + β2(ΔRevit/Ait-1-ΔRecit/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1) + e

Page 10: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

ΔRecit = Perubahan piutang bersih pada periode t

β1 β2 β3 = Fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regeresi pada perhitungan total

accrual.

o Discretionare total accrual

DAit = TAit /Ait-1 – NDAit

TAit = Total accrual tahun t

NDAit = Non accrual diskresioner pada tahun t

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah corporate governance dimana mekanisme

corporate governance dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan kualitas audit.

Kepemilikan Manajerial

Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan

variabel dummy yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial dan

nilai 0 untuk perusahaan yang tidak terdapat kepemilikan manajerial.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dapat diukur dengan menghitung besarnya presentase

saham yang dimiliki oleh pemegang saham institusional dan pemegang saham

blockholders dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.

Proporsi Dewan Komisaris Independen

Proporsi dewan komisaris independen dihitung dengan membagi jumlah dewan

komisaris independen dengan total jumlah komisaris yang ada dalam perusahaan.

Kualitas Audit

Untuk mengukur kualitas audit menggunakan ukuran Kantor Akuntan Publik

(KAP) menggunakan variabel dummy yaitu, menggunakan nilai 1 untuk perusahaan

yang diaudit oleh KAP Big 4 dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Non

Big 4. Berikut ini adalah nama-nama KAP yang termasuk dalam jajaran KAP Big 4 :

Purwantono, Suherman & Surja yang berafiliasi dengan Ernst and Young

International.

Tanudireja, Wibisana & rekan berafiliasi dengan PriceWaterhouse Coopers.

Page 11: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Shidharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goeldener

(KPMG) International.

Osman, Bing, Satrio, dan rekan berafiliasi dengan Delloitte Touche and

Tohmatsu.

4. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Halim,

Meiden dan Tobing (2005) menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin

besar pula kesempatan manajer untuk melakukan earnings management dimana perusahaan

memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks dan selain itu perusahaan besar juga lebih

dituntut untuk memenuhi ekspetasi investor yang lebih tinggi. Ukuran perusahaan dapat diukur

dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun yaitu jumlah saham

beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga pasar saham akhir tahun.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Metode pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah random sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun

kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba selama empat tahun berturut-turut yaitu

tahun 2007-2010

b. Perusahaan manufaktur yang memiliki data mengenai corporate governance yaitu

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris

independen, dan kualitas audit selama tahun 2007-2010.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan

atau dokumen penting perusahaan berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda

dengan program SPSS 16, yang diuji dengan tingkat signifikansi 0,05. Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel

Page 12: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

independen terhadap variabel dependennya. Model regresi dirumuskan dengan persamaan

berikut:

Qit = α0 + α1 EM + α2 UP ................................................................. (1)

Qit = α0 + α1 EM + α2 KM + α2 UP + α4 EM*KM .......................... (2)

Qit = α0 + α1 EM + α2 KI + α3 UP + α4 EM*KI .............................. (3)

Qit = α0 + α1 EM + α2 KomInd + α3 UP + α4 EM*KomInd ........... (4)

Qit = α0 + α1 EM + α2 KA + α3 UP + α4 EM*KA ............................ (5)

Keterangan:

Q = Nilai perusahaan diproksi dengan Tobins’Q

α0 = Konstanta

α1, α2, α3, α4 = Koefisien

EM = Earningss management diproksi dengan discretionary accrual

KM = Kepemilikan manajerial diukur dengan dummy variable dengan

nilai 1 jika ada kepemilikan manajerial dan 0 jika sebaliknya

KI = Kepemilikan institusional diukur dengan persentase kepemilikan

saham yang dimiliki oleh institusi

KomInd = Komisaris independen diukur dengan persentase komisaris independen

dibanding total dewan komisaris yang ada

KA = Kualitas audit diukur dengan dummy variable dengan nilai 1 jika

diaudit oleh KAP Big 4 dan 0 jika sebaliknya

UP = Ukuran perusahaan diproksi dengan log natural nilai pasar ekuitas

perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham beredar pada akhir

tahun dikalikan dengan harga pasar saham akhir tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2010. Metode pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah random sampling.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian

ini. Gambaran variabel-variabel dapat dilihat dari rata-rata dan standar deviasi. Hasil statistik

deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 13: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Mean Std. Deviation

Q 140 1.3000 .54639

EM 140 .0037 .14060

KM 140 .56 .498

KI 140 .7236 .19609

KomInd 140 .3838 .11054

KA 140 .59 .493

UP 140 27.2361 1.80468

Valid N (listwise) 140

Proporsi (Dummy = 1) Proporsi (Dummy = 0)

Kepemilikan Manajerial 56,43% 43,57%

Kualitas Audit 59,29% 40,71%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi secara normal

atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Hasil uji kolmogorov-smirnov pada kelima model regresi menunjukkan tingkat

probabilitas signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual kelima

model regresi terdistribusi secara normal dan dengan kata lain kelima model regresi layak untuk

dipakai dalam penelitian ini.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat

korelasi antar variabel independennya. Untuk menguji adanya multikolinieritas ini dapat dilihat

pada tolerance value atau Variance Inflation Factors (VIF). Jika nilai tolerance value di bawah

0,10 atau nilai Variance Inflation Factors (VIF) di atas 10 maka terjadi multikolinieritas

(Ghozali, 2007).

Page 14: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Model Regresi I

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM 1.000 1.000

UP 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat disimpulkan bahwa di dalam

model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independennya.

Model Regresi II

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .676 1.480

KM .961 1.041

EM_KM .676 1.479

UP .974 1.026

a. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

di dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independennya.

Model Regresi III

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .055 18.033

KI .990 1.010

EM_KI .055 18.044

UP .994 1.007

a. Dependent Variable: Q

Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa variabel independen earnings management

dan variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan kepemilikan

institusional memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

Page 15: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

independennya, oleh karena itu model regresi tersebut harus dibebaskan dari multikolonieritas

dengan cara mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi

di dalam model regresi (Ghozali, 2009). Variabel independen yang dikeluarkan dalam model

regresi tersebut adalah variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan

kepemilikan institusional. Hasil uji multikolonieritas untuk model regresi setelah dikeluarkannya

variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan kepemilikan institusional

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .997 1.003

KI .991 1.009

UP .994 1.006

a. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

di dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independennya. Oleh

karena variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan kepemilikan

institusional telah dikeluarkan dari model regresi untuk membebaskan model dari

multikolonieritas, maka kepemilikan institusional tidak dapat dijadikan sebagai variabel

moderasi untuk mempengaruhi hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan

melainkan merupakan variabel independen yang akan mempengaruhi variabel dependen secara

langsung

Model Regresi IV

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .027 36.888

KomInd .918 1.090

EM_KomInd .027 37.104

UP .985 1.015

a. Dependent Variable: Q Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Page 16: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Dari tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa variabel independen earnings management

dan variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan proporsi dewan

komisaris independen memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka

dapat disimpulkan bahwa di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

independennya, oleh karena itu model regresi tersebut harus dibebaskan dari multikolonieritas

dengan cara mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi

di dalam model regresi (Ghozali, 2009). Variabel independen yang dikeluarkan dalam model

regresi tersebut adalah variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan

proporsi dewan komisaris independen. Hasil uji multikolonieritas untuk model regresi setelah

dikeluarkannya variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan proporsi

dewan komisaris independen adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .999 1.001

KomInd .994 1.006

UP .995 1.005

a. Dependent Variable: Q

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

di dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independennya. Oleh

karena variabel independen hasil interaksi antara earnings management dan proporsi dewan

komisaris independen telah dikeluarkan dari model regresi untuk membebaskan model dari

multikolonieritas, maka proporsi dewan komisaris independen tidak dapat dijadikan sebagai

variabel moderasi untuk mempengaruhi hubungan antara earnings management dan nilai

perusahaan melainkan merupakan variabel independen yang akan mempengaruhi variabel

dependen secara langsung.

Page 17: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Model Regresi V

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 EM .189 5.280

KA .850 1.176

EM_KA .191 5.238

UP .859 1.164

a. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF di atas 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

di dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independennya.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi

yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada kelima

model regresi menunjukkan bahwa grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukkan

pola penyebaran. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada kelima

model regresi.

Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-

Watson dimana nilai DW harus berada di antara nilai Du dan nilai 4 – Du agar model regresi

terbebas dari autokorelasi. Hasil pengujian Durbin Watson menunjukkan bahwa kelima model

regresi bebas dari autokorealsi dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi

Du Dw 4-Du Keterangan Model Regresi I

1,760 2,006 2,240 Bebas autokorelasi

Model Regresi II

1,788 2,028 2,212 Bebas autokorelasi

Model Regresi III

1,744 1,960 2,226 Bebas autokorelasi

Model Regresi IV

1,744 2,017 2,226 Bebas autokorelasi

Model Regresi V

1,788 1,996 2,212 Bebas autokorelasi

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Page 18: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu menggambarkan

bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2009).

Model Regresi I

Tabel 4.22 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .731a .534 .527 .375689652 2.006

a. Predictors: (Constant), UP, EM b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Pada tabel 4.22 menunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R2 sebesar

0,527. Hal ini berarti bahwa sebesar 52,7% nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan

oleh earnings management dan ukuran perusahaan, sedangkan 47,3% nilai perusahaan

dijelaskan oleh variabel lain.

Model Regresi II

Tabel 4.23 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .750a .562 .549 .366734676 2.028

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KM, EM_KM b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Pada tabel 4.23 menunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R2 sebesar

0,549. Hal ini berarti bahwa sebesar 54,9% nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan

oleh earnings management, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan, sedangkan 45,1%

nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel lain.

Page 19: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Model Regresi III

Tabel 4.24 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .733a .537 .527 .375856162 1.960

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KI b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Pada tabel 4.24 menunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R2 sebesar

0,527. Hal ini berarti bahwa sebesar 52,7% nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan

oleh earnings management, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan, sedangkan 47,3%

nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel lain.

Model Regresi IV

Tabel 4.25 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .731a .535 .525 .376750941 2.017

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KomInd b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Pada tabel 4.25 menunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R2 sebesar

0,525. Hal ini berarti bahwa sebesar 52,5% nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan

oleh earnings management, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan,

sedangkan 47,5% nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel lain.

Model Regresi V

Tabel 4.26 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .735a .540 .527 .375836110 1.996

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KA, EM_KA b. Dependent Variable: Q

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Pada tabel 4.26 menunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R2 sebesar

0,527. Hal ini berarti bahwa sebesar 52,7% nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan

Page 20: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

oleh earnings management, kualitas audit, dan ukuran perusahaan, sedangkan 47,3% nilai

perusahaan dijelaskan oleh variabel lain.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian satatistik F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas

yang dimasukkan ke model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat.

Model Regresi I

Tabel 4.27 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.161 2 11.080 78.505 .000a

Residual 19.337 137 .141 Total 41.497 139

a. Predictors: (Constant), UP, EM b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari hasil uji statistik F pada tabel 4.27 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 78,505

dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi

tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan, atau dengan kata lain earnings

management dan ukuran perusahaan secara bersama-sama dapat menjelaskan nilai perusahaan.

Model Regresi II

Pada model regresi II tidak dilakukan uji signifikansi simultan (Uji statistik F) karena

terdapat satu variabel yang memiliki skala pengukuran nominal. Jadi tidak tepat jika dilakukan

uji signifikansi simultan yang bertujuan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas

yang dimasukkan ke model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat.

Model Regeresi III

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.285 3 7.428 52.583 .000a

Residual 19.212 136 .141 Total 41.497 139

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KI b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari hasil uji statistik F pada tabel 4.29 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 52,583

dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi

Page 21: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan, atau dengan kata lain earnings

management, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama dapat

menjelaskan nilai perusahaan.

Model Regresi IV

Tabel 4.29 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.193 3 7.398 52.119 .000a

Residual 19.304 136 .142 Total 41.497 139

a. Predictors: (Constant), UP, EM, KomInd b. Dependent Variable: Q

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Dari hasil uji statistik F pada tabel 4.30 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 52,119

dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi

tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan, atau dengan kata lain earnings

management, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan secara bersama-

sama dapat menjelaskan nilai perusahaan.

Model Regresi V

Pada model regresi V tidak dilakukan uji signifikansi simultan (Uji statistik F) karena

terdapat satu variabel yang memiliki skala pengukuran nominal. Jadi tidak tepat jika dilakukan

uji signifikansi simultan yang bertujuan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas

yang dimasukkan ke model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas

secara individual dalam menjelaskan variabel terikat. Hipotesis dapat diterima ketika besar

nilai signifikansi pada tabel lebih kecil atau sama dengan tingkat signifikansi 0,05.

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.630 .482 -9.607 .000

EM -.483 .227 -.124 -2.129 .035

UP .218 .018 .719 12.335 .000

a. Dependent Variable: Q Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Page 22: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Tujuan pengujian hipotesis 1 adalah untuk menguji apakah earnings management

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengujian didapatkan nilai koefisien

earnings management sebesar -0,483 dengan nilai signifikansi sebesar 0,035 yang berada di

bawah tingkat signifikansi 0,05. Dari sini dapat disimpulkan bahwa earnings management

berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah negatif yang berarti bahwa

penggunaan earnings management akan menurunkan nilai perusahaan. Dapat dikatakan bahwa

perusahaan-perusahaan dalam sampel penelitian ini tidak menggunakan earnings management

untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Herawaty (2008) yang menyatakan bahwa earnings management

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi ukuran perusahaan pada pengujian model regresi I sebesar 0,000 dengan arah

koefisien 0,218. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin besar sebuah perusahaan maka

semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmiko (2007) yang menyimpulkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Tujuan pengujian hipotesis 2 adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Dari hasil pengujian didapatkan

nilai signifikansi kepemilikan manajerial sebagai variabel bebas sebesar 0,030 dengan nilai

koefisien -0,140. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial secara individual

akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena belum banyak perusahaan di

Indonesia yang memiliki saham yang dikelola oleh mereka sendiri dalam jumlah yang

signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008)

yang juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.416 .484 -9.130 .000

EM -.750 .269 -.193 -2.786 .006

KM -.140 .064 -.128 -2.197 .030

EM_KM 1.005 .479 .145 2.099 .038

UP .213 .017 .702 12.170 .000

a. Dependent Variable: Q

Page 23: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi dari hubungan antara earnings

management terhadap nilai perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,038 dengan nilai

koefisien 1,005. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial dapat memperkuat

hubungan dari earnings management dan nilai perusahaan, dengan kata lain semakin besar

kepemilikan manajerial maka penggunaan earnings management oleh manajer dapat semakin

menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya presentase saham

perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri, maka jika terdapat

tindakan earnings management yang dilakukan oleh manajer, nilai perusahaan akan semakin

menurun karena membuktikan bahwa kinerja manajemen tidak bekerja secara benar padahal

sebagian jumlah saham perusahaan telah dikontrol oleh pihak perusahaan itu sendiri.

Tabel 4.19 Hasil Analisis regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.776 .507 -9.427 .000

EM -.470 .227 -.121 -2.071 .040

KI .153 .163 .055 .937 .350

UP .219 .018 .724 12.365 .000

Tujuan pengujian hipotesis 3 adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap

hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Dari hasil pengujian pada model

regresi III ditemukan adanya multikolonieritas atau dengan kata lain terdapat korelasi yang

tinggi di antara variabel bebas dalam model tersebut sehingga diharuskan untuk menghilangkan

salah satu variabel bebas agar hasil dari pengujian model regresi dapat dipertanggungjawabkan

dan reliable. Karena alasan tersebut, maka variabel kepemilikan institusional sebagai variabel

moderasi terhadap pengaruh antara earnings management dan nilai perusahaan dihilangkan dari

model regresi III. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak dapat berperan

sebagai variabel moderasi yang berpengaruh terhadap hubungan antara earnings management

dan nilai perusahaan, melainkan kepemilikan institusional dapat berpengaruh langsung kepada

nilai perusahaan.

Dari hasil pengujian, kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,350

dengan nilai koefisien 0,153. Karena nilai signifikansi berada jauh di atas tingkat signifikansi

0,05 maka dapat dinyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan investor institusional pada

perusahaan-perusahaan dalam sampel penelitian diduga hanya merupakan investor sementara

yang lebih memfokuskan pada laba sekarang dibandingkan harus memikirkan nilai perusahaan

yang fungsinya sendiri untuk menarik investor di waktu ke depan. Hasil penelitian ini

Page 24: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) yang menyimpulkan bahwa

kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.593 .490 -9.378 .000

EM -.478 .227 -.123 -2.104 .037

KomInd -.139 .290 -.028 -.479 .633

UP .218 .018 .721 12.304 .000

a. Dependent Variable: Q Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Tujuan pengujian hipotesis 4 adalah untuk menguji pengaruh proporsi dewan komisaris

independen terhadap hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Dari hasil

pengujian pada model regresi IV ditemukan adanya multikolonieritas atau dengan kata lain

terdapat korelasi yang tinggi di antara variabel bebas dalam model tersebut sehingga diharuskan

untuk menghilangkan salah satu variabel bebas agar hasil dari pengujian model regresi dapat

dipertanggungjawabkan dan reliable. Karena alasan tersebut, maka variabel proporsi dewan

komisaris independen sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh antara earnings management

dan nilai perusahaan dihilangkan dari model regresi IV. Maka dapat disimpulkan bahwa proporsi

dewan komisaris independen tidak dapat berperan sebagai variabel moderasi yang berpengaruh

terhadap hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan, melainkan proporsi

dewan komisaris independen tersebut dapat berpengaruh langsung kepada nilai perusahaan.

Dari hasil pengujian, proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,633 dengan nilai koefisien -0,139. Karena nilai signifikansi berada jauh di atas tingkat

signifikansi 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) yang menyimpulkan bahwa

proporsi dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Page 25: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.825 .506 -9.533 .000

EM -1.060 .521 -.273 -2.034 .044

KA -.064 .070 -.057 -.908 .366

EM_KA .697 .583 .159 1.194 .234

UP .227 .019 .748 11.887 .000

a. Dependent Variable: Q Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012

Tujuan pengujian hipotesis 5 adalah untuk menguji pengaruh kualitas audit terhadap hubungan

antara earnings management dan nilai perusahaan. Dari hasil pengujian didapatkan nilai

signifikansi kualitas audit sebagai variabel bebas sebesar 0,366 dengan nilai koefisien -0,064.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas audit secara individual akan menurunkan nilai

perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan auditor dari KAP Big 4 oleh perusahaan

belum memberikan motivasi dalam upaya peningkatan nilai perusahaan itu sendiri. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) yang

menemukan bahwa kualitas audit akan meningkatkan nilai perusahaan.

Kualitas audit sebagai variabel moderasi dari hubungan antara earnings management

terhadap nilai perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,234 dengan nilai koefisien 0,691.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas audit bukan meruapakn variabel moderasi dari

pengaruh antara earnings management dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawaty yang menyimpulkan bahwa kualitas audit

dapat mengurangi aktivitas earnings managament yang dilakukan manajer untuk meningkatkan

nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Meutia (2004) yang menyatakan bahwa kualitas audit yang dilihat dari tingkat independensi

auditor dan kualitas KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Pengujian Faktor Pemoderasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel moderasi yang digunakan dalam

model regresi penelitian sudah benar-benar berperan sebagai variabel moderasi atau justru

menjadi variabel intervening dari hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai Adjusted R2 dan tingkat signifikansi

antara model regresi yang belum memasukkan variabel moderasi dan model regresi setelah

dimasukkan variabel moderasi.

Page 26: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Model Regresi I

Dapat dilihat bahwa model regresi I dengan persamaan regresi Qit = α0 + α1 EM + α2 UP

memiliki nilai adjusted R2 sebesar 0,527 dan tingkat signifikansi sebesar 0,035 untuk variabel

earnings management dan 0,000 untuk variabel ukuran perusahaan. Tingkat signifikansi kedua

variabel berada di bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel nilai perusahaan

dipengaruhi secara signifikan oleh variabel earnings management dan ukuran perusahaan.

Model Regresi II

Dapat dilihat bahwa model regresi II dengan persamaan regresi Qit = α0 + α1 EM + α2

KM + α2 UP + α4 EM*KM memiliki nilai adjusted R2 sebesar 0,549 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,006 untuk variabel earnings management, 0,030 untuk variabel kepemilikan

manajerial, 0,038 untuk variabel interaksi earnings management dengan kepemilikan manajerial

dan 0,000 untuk variabel ukuran perusahaan. Tingkat signifikansi keempat variabel berada di

bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel nilai perusahaan dipengaruhi

oleh earnings management, ukuran perusahaan, dan kepemilikan manajerial baik saat sebagai

variabel bebas maupun saat sebagai variabel moderasi.

Untuk melakukan pengujian faktor pemoderasi, maka tingkat signifikansi pada model

regresi I yang belum memasukkan variabel moderasi dibandingkan dengan tingkat signifikansi

pada model regresi II setelah dimasukkan variabel moderasi yaitu kepemilikan manajerial.

Kedua model memiliki variabel-variabel dengan tingkat signifikansi yang berada di bawah 0,05

sehingga variabel kepemilikan manajerial terbukti merupakan variabel pemoderasi terhadap

hubungan antara variabel earnings management dan nilai perusahaan. Dapat dilihat juga bahwa

nilai adjusted R2 pada model regresi II sebesar 0,549 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai

adjusted R2 pada model regresi I yaitu 0,527. Hal ini dapat menggambarkan bahwa variabel

moderasi yang dimasukkan ke dalam model regresi dapat memperkuat hubungan antara variabel

earnings management dan variabel nilai perusahaan.

Model Regresi III

Dapat dilihat bahwa saat pengujian asumsi klasik pada model regresi III dengan

persamaan regresi Qit = α0 + α1 EM + α2 KI + α3 UP + α4 EM*KI , ditemukan adanya

multikolonieritas sehingga untuk membebaskan model regresi tersebut dari multikolonieritas

maka variabel interaksi earnings management dengan kepemilikan institusional dihilangkan dari

model regresi sehingga persamaan regresi yang terbentuk adalah Qit = α0 + α1 EM + α2 KI + α3

UP. Hal ini dapat menggambarkan bahwa variabel kepemilikan institusional ternyata tidak

Page 27: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

dapat menjalankan fungsinya sebagai variabel moderasi melainkan variabel tersebut akan

mempengaruhi langsung variabel dependen nilai perusahaan.

Model Regresi IV

Dapat dilihat bahwa saat pengujian asumsi klasik pada model regresi IV dengan

persamaan regresi Qit = α0 + α1 EM + α2 KomInd + α3 UP + α4 EM*KomInd, ditemukan

adanya multikolonieritas sehingga untuk membebaskan model regresi tersebut dari

multikolonieritas maka variabel interaksi earnings management dengan proporsi dewan

komisaris independen dihilangkan dari model regresi sehingga persamaan regresi yang

terbentuk adalah Qit = α0 + α1 EM + α2 KomInd + α3 UP. Hal ini dapat menggambarkan bahwa

variabel proporsi dewan komisaris independen ternyata tidak dapat menjalankan fungsinya

sebagai variabel moderasi melainkan variabel tersebut akan mempengaruhi langsung variabel

dependen nilai perusahaan.

Model Regresi V

Dapat dilihat bahwa model regresi V dengan persamaan regresi Qit = α0 + α1 EM + α2

KA + α3 UP + α4 EM*KA memiliki nilai adjusted R2 sebesar 0,527 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,044 untuk variabel earnings management, 0,366 untuk variabel kualitas audit, 0,234

untuk variabel interaksi earnings management dengan kualitas audit dan 0,000 untuk variabel

ukuran perusahaan. Dapat dilihat bahwa hanya tingkat signifikansi variabel earnings

management dan ukuran perusahaan saja yang berada di bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel nilai perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan oleh variabel earnings

management dan ukuran perusahaan.

Untuk melakukan pengujian faktor pemoderasi, maka tingkat signifikansi pada model

regresi I yang belum memasukkan variabel moderasi dibandingkan dengan tingkat signifikansi

pada model regresi V setelah dimasukkan variabel moderasi yaitu kualitas audit. Karena pada

model regresi V variabel moderasi kepemilikan manajerial memiliki tingkat signifikansi di atas

0,05, maka variabel tersebut dinyatakan bukan merupakan variabel pemoderasi maupun variabel

intervening terhadap hubungan antara variabel earnings.

Page 28: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan

1. Variabel earnings management terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

perusahaan dengan arah negatif sehingga penggunaan earnings management dalam

perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan.

2. Variabel kepemilikan manajerial yang terbukti sebagai variabel moderasi dari hubungan

antara earnings management dan nilai perusahaan memiliki pengaruh positif. Hal ini

berarti semakin besar kepemilikan manajerial maka penggunaan earnings management

oleh manajer dapat semakin menurunkan nilai perusahaan.

3. Variabel kepemilikan institusional tidak terbukti sebagai variabel moderasi dari

hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Hal ini berarti jumlah

kepemilikan saham oleh institusional tidak berpengaruh terhadap hubungan antara

earnings management dan nilai perusahaan.

4. Variabel proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti sebagai variabel moderasi

dari hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Hal ini berarti sedikit

atau banyaknya proporsi dewan komisaris independen di dalam struktur dewan komisaris

perusahaan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara earnings management dan nilai

perusahaan.

5. Variabel kualitas audit tidak terbukti sebagai variabel moderasi dari hubungan antara

earnings management dan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas KAP

tidak berpengaruh terhadap hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan.

Keterbatasan

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain data corporate

governance yang digunakan pada tahun yang sama dengan nilai perusahaan. Kemudian

mekanisme corporate governance yang masih terbatas, relatif rendahnya koefisien determinasi

pada penelitian yang menggambarkan bahwa masih banyaknya variabel lain yang dapat

mempengaruhi hubungan dari earnings management terhadap nilai perusahaan dan periode

pengamatan yang relatif pendek yaitu tahun 2007-2010.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah membedakan tahun

penerapan corporate governance dengan tahun nilai perusahaan, memasukkan mekanisme

corporate governance yang lain sebagai variabel moderasi seperti komite audit, ukuran dewan

komisaris, jumlah pertemuan rapat pemegang saham atau kompensansi eksekutif, serta

memperpanjang periode pengamatan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih bervariasi.

Page 29: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue”. www.ejournal.unud.ac.id.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, T. A. 2000. “Earningss Management: Suatu Telaah Pustaka”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 2, No. 2, November 2000 : 104-115. Halim, Julia dkk. “Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan

pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Index LQ-45”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005.

Haruman, Tendi. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan

Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Herawaty, Vinola. 2008. “Peran Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variabel

dari Pengaruh Earningss Management terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Pontianak.

Jensen, Michael C. Dan William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm : Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, October, 1976, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360. http://ssrn.com.

Meutia, Inten. 2004. “Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP

Big 5 dan KAP Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No. 3, September 2004, Hal. 333-350.

Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. “Analisa Hubungan Mekanisme

Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Morck, R., A. Shleifer dan R.w. Vishny. 1998. “Managerial Ownership and Market Valuation :

An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics, Vol. 20. January/ March, hal. 293-315.

Murhadi, Werner R. 2009. “Good Corporate Governance and Earnings Management Practices:

An Indonesian Cases”. http://ssrn.com. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28Juli 2007.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, Januari: 97-116. Sunarto. 2003. “Corporate Governance dan Kinerja Saham”. Fokus Ekonomi, Desember Vol. 2,

No. 3, Hal. 240-257.

Page 30: PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI …eprints.undip.ac.id/35295/1/jurnal_DYAS_TRI_P.pdf · manajerial, dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanism (mekanisme eksternal)

Suranta, Edi dan Puspita, Pratama Merdistuti. 2003 “Analisis Hubungan StrukturKepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Investasi dengan ModelPersamaan Linear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6,No. 1, h. 54-68.

Suranta, Edi dan Puspita, Pratama Merdistuti. 2004 “Income Smoothing, Tobin’sQ, Agency

Problem dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember.

Theresia Dwi Hastuti. 2005. “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Tunggal, Amin Widjaja. 2011. Pengantar Kecurangan Korporasi. Jakarta. Harvindo.

Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Utama, Siddharta (2003). "Corporate Governance, Disclosure and its Evidence in Indonesia". Usahawan No.04 th XXXII. hal. 28-32.  

Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang.

Warsono, Sony., Fitri Amalia dan Kartika Rahajeng. 2010. CGCG UGM’s Corporate

Governance Rating Model. Yogyakarta: CGCG UGM. Wedari, L. K. 2004. “Analisis Pengaruh Dewan Komisaris dan Keberadaan komite Audit

terhadap Aktivitas Manajemen Laba”. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, 2-3 Desemeber 2004.