23
ABSTRAK Perhitungan harga pokok produksi sangat penting dilakukan untuk menentukan harga jual, apabila metode perhitungan harga pokok yang digunakan tidak sesuai, maka akan terjadi distorsi biaya. Distorsi timbul karena adanya ketidak-akuratan dalam pembebanan biaya, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System) timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing ) tidak saja berguna bagi perusahaan manufaktur untuk membedakan dasar pembebanan biaya yang bervariasi, tetapi juga berguna untuk semua jenis organisasi dan bisnis.. Menurut berbagai pihak, sistem ini telah banyak memberikan manfaat yang yang cukup besar, akan tetapi sistem ini juga tetap memiliki sisi kelebihan maupun kekurangan yang perlu di pertimbangkan oleh setiap perusahaan untuk menggunakannya atau tidak. Kata kunci : Akuntansi, biaya, manufaktur, metode, sistem. 1

Tugas manajerial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Manajerial Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktifitas Activity Based Costing ( ABC )

Citation preview

Page 1: Tugas manajerial

ABSTRAK

Perhitungan harga pokok produksi sangat penting dilakukan untuk menentukan harga jual, apabila metode perhitungan harga pokok yang digunakan tidak sesuai, maka akan terjadi distorsi biaya. Distorsi timbul karena adanya ketidak-akuratan dalam pembebanan biaya, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System) timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing ) tidak saja berguna bagi perusahaan manufaktur untuk membedakan dasar pembebanan biaya yang bervariasi, tetapi juga berguna untuk semua jenis organisasi dan bisnis.. Menurut berbagai pihak, sistem ini telah banyak memberikan manfaat yang yang cukup besar, akan tetapi sistem ini juga tetap memiliki sisi kelebihan maupun kekurangan yang perlu di pertimbangkan oleh setiap perusahaan untuk menggunakannya atau tidak.

Kata kunci : Akuntansi, biaya, manufaktur, metode, sistem.

1

Page 2: Tugas manajerial

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari akuntansi sangatlah luas cakupannya, dan akuntansi

merupakan bagian penting dalam kegiatan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk

mengambil suatu keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.

Keakuratan data yang dihasilkan dari kegiatan akuntansi pada perusahaan

menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh bagi masa depan suatu perusahaan.

Seringnya terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan penting akibat

tidak tepatnya dalam menentukan harga jual suatu produk, atau tidak akuratnya

pembebanan biaya atas produk, maka sistem akuntansi dengan metode

perhitungan pembebanan biaya dapat menjadi solusi untuk mengurangi

kemungkinan kesalahan dalam menentukan pembebanan biaya atas suatu

produk dalam perusahaan.

B. Tujuan

Selain sebagai implementasi atas tugas yang diberikan oleh dosen

pembimbing, penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan

mengenai sistem perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas

membebankan biaya atas objek biaya pada perusahaan, seperti produk,

pelanggan, pemasok, bahan baku dan jalur pemasaran. Dan tentu dengan

harapan besar dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan di bidang

keilmuan Akuntansi Manajerial yang saat ini sedang dipelajari.

2

Page 3: Tugas manajerial

PEMBAHASAN

Pengukuran biaya (cost measurement) meliputi penentuan jumlah biaya dari

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan dalam

produksi. Nilai biayanya dapat berupa biaya aktual yang dibebankan pada input

produksi, atau dapat pula berupa angka perkiraan. Nilai perkiraan sering

digunakan untuk memastikan ketepatan waktu informasi pembiayaan untuk

pengendalian biaya. Setelah diukur, proses menghubungkan biaya dengan unit

yang diproduksi disebut pembebanan biaya ( cost assignment ). Pendekatan

berdasarkan fungsi dan aktifitas adalah dua cara yang penggunaannya bersaing

untuk proses pembebanan biaya pada produk.

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing) merupakan

suatu pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk

atau jasa berdasarkan komsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.

Dengan sistem ini, biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan ke objek biaya pada

produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber daya, aktivitas, biayanya, serta

kuantitas aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan output.

A. Biaya Per Unit

Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya

perunit produk sangat sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit

produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun konsep ini

3

Page 4: Tugas manajerial

kelihatan sederhana, tetapi didalam prakteknya dapat menjadi lebih rumit,

karena hal berikut ini :

1. Total Biaya. Apakah yang dimaksud dengan total biaya adalah hanya

biaya produksi, atau biaya produksi ditambah biaya pemasaran atau semua

biaya perusahaan.

2. Pengukuran Biaya yang Dibebankan. Untuk pengukuran biaya yang

dibebankan kepada produk apakah biaya aktual atau biaya taksiran.

3. Pengkaitan Biaya dengan Produk. Jika perusahaan hanya menghasilkan

satu jenis produk, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi jika perusahaan

menghasilkan lebih dari satu produk, bagaimana cara yang tepat untuk

mengkaitkan biaya dengan masing-masing produk yang bersangkutan.

B. Pentingnya Biaya Produk Per Unit

1. Perusahaan Manufaktur

Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya

sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya

perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian

persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya.

Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan

pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir

periode. Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan

tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya

produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non

produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka

4

Page 5: Tugas manajerial

informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk

pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus,

dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka

informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.

2. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya

untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan

manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa harus

mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya

untuk unit jasa yang disediakan.

Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya

dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan

untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan

lainnya, hanya saja perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk

menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.

C. Cara Mendapatkan Informasi Biaya Per Unit

Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mengukur biaya yang

berhubungan dengan produksi yaitu kalkulasi biaya aktual kalkulasi biaya

normal.

1. Kalkulasi Biaya Aktual

Sistem biaya aktual (actual cost system) mengharuskan perusahaan

menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan

5

Page 6: Tugas manajerial

untuk produksi baik biaya utama maupun biaya overhead untuk

menentukan biaya perunit. Biaya utama aktual dapat dibebankan dengan

menggunakan penelusuran langsung dan dapat dibebankan secara tepat

waktu, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup signifikan baik dari

segi keakuratan maupun ketepatan waktu.

Metode ini mempunyai kelemahan dalam penggunaan biaya aktual

untuk perhitungan biaya perunit untuk biaya overhead. Pembebanan biaya

overhead aktual menciptakan konflik antara ketepatan waktu dan

keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk

mengetahui biaya overhead tahun tersebut, karena biaya overhead

sepanjang tahun tersebut merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang

tahun tersebut. Perusahaan memerlukan informasi biaya perunit sepanjang

tahun, informasi ini dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk laporan

keuangan internal maupun untuk penetapan harga.

Beberapa pihak menyarankan untuk mempersingkat /

memperpendek periode, misalnya mingguan ataupun bulanan untuk

menghitung biaya overhead aktual agar tepat waktu. Ternyata saran ini

juga mempunyai kelemahan karena menimbulkan biaya perunit yang

berfluktuasi. Hal ini terjadi karena terjadi biaya overhead yang tidak

merata dan, produksi tidak merata.

2. Kalkulasi Biaya Normal

Kalkulasi biaya normal (normal costing system) mengharuskan perusahaan

untuk mebebankan biaya aktual bahan langsung dan tenaga kerja langsung

6

Page 7: Tugas manajerial

kepada unit yang diproduksi, namun untuk overhead dibebankan

berdasarkan estimasi yang ditentukan terlebih dahulu. Kesulitan utama

dari metode ini adalah perbedaan antara tarif aktual dengan tarif yang telah

ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat

bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Tarif overhead

yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined overhead rate) dapat

dihitung dengan rumus berikut ini :

Overhead yang DianggarkanTarif Overhead =

Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

D. Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi

Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi hanya membebankan

biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak

memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau

penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya

overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena

hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.

Dalam sistem biaya produk berdasarkan fungsi, untuk membebankan

biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level

activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan

biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak

tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead

meliputi :

1. Unit yang diproduksi

2. Jam tenaga kerja langsung

7

Page 8: Tugas manajerial

3. Biaya Tenaga kerja langsung

4. Jam mesin

5. Biaya bahan Langsung

Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu

memprediksi tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut,

ada empat kapasitas yang umum yangnya dipilih, yaitu apakah berdasarkan

aktivitas aktual yang diharapkan (expected activity capacity), aktivitas

normal (normal activity capacity), Akivitas teoritis (theorical activity

capacity), dan aktivitas praktis (practical activity capacity) Expected

activity capacity adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh

perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity

capacity adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman

perusahaan dalam jangka panjang.

Akivitas teoritis (theorical activity capacity) adalah output aktivitas

maksimum yang dapat dicapai dengan berasumsi bahwa semua beroperasi

secara sempurna, sedangkan aktivitas praktis (practical activity capacity)

adalah output yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien

Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat

aktifitas yang sama dari tahun ke tahun, sehingga pembebanan overhead ke

produk tidak begitu berfluktuasi. Penggunaan kapasitas praktis atau teoritis

sering direkomendasikan karena dapat menghindari pembebanan biaya

kapasitas yang tidak digunakan pada produk dan mengigatkan manajemen

akan kapasitas yang ada.

8

Page 9: Tugas manajerial

1. Tarif Keseluruhan Pabrik

Pembebanan overhead ke produk berdasarkan fungsi dapat

menggunakan tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif ini,

biaya overhead pertama sekali diakumulasi dalam kelompok besar pabrik

secara menyeluruh. Overhead dibebankan pada kelompok hanya dengan

menjumlahkan semua biaya overhead yang diharapkan terjadi di pabrik

selama setahun. Karena semua biaya overhead adalah untuk pabrik, maka

pembebanan kepada kelompok dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya

menghitung tarif pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerak

tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga kerja langsung atau jam mesin

2. Tarif Departemen

Dasar pemikiran tarif departemen ini adalah untuk menghindari

pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh.

Tarif departemen berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih

intensif overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yang

menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan

overhead yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih

sedikit.

E. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi

Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemen telah digunakan secara

sukses. Namun pada beberapa situasi tarif tersebut menimbulkan distorsi

yang dapat membuat stress perusahaan yang berproduksi dalam lingkungan

9

Page 10: Tugas manajerial

produksi canggih (advanced manufacturing environtment). Gejala-gejala

dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya sebagai berikut.

1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan

2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak

masuk akal.

3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang

tinggi.

4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang

kelihatan menguntungkan.

5. Marjin laba sulit dijelaskan.

6. Pelanggan tidak mengeluh atas naiknya harga.

7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi

data biaya bagi proyek khusus.

8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan.

F. Kalkulasi Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas

Sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System =

ABC System), pertama kali menelusuri biaya aktifitas dan kemudian ke

produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap

pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi

seperti pabrik dan departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan biaya

produk dengan menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran

penggerak. Perbedaan utama dari metode tradisional dengan ABC adalah

pada sifat dan jumlah penggerak biaya yang digunakan. ABC menggunakan

10

Page 11: Tugas manajerial

biaya aktifitas berdasarkan unit maupun nonunit. Kalkulasi biaya ABC

menghasilkan biaya produk yang semakin akurat.

Dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari

sekedar informasi biaya produk yang akurat, tetapi juga menyediakan

informasi tentang biaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya serta

dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk.

1. Tahap Pertama

Tahap pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas,

biaya dikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya

yang berkaitan dibagi kedalam kumpulan yang sejenis. Suatu perusahaan

kemungkinan mempunyai beratus-ratus aktifitas yang berbeda, perusahaan

menentukan driver aktifitas yang berkaitan dengan setiap aktifitas dan

menghitung masing-masing tarif overhead, sehingga menghasilkan ratusan

tarif overhead. Untuk mengurangi jumlah tarif overhead tersebut diperlukan

perampingan proses, aktifitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis.

Setelah satu kelompok biaya didefinisikan, biaya perunit dari driver aktifitas

dihitung yang disebut dengan tarif kelompok. Pada sistem ABC ini tahap

pertama pada dasarnya terdiri dari :

1. Identifikasi aktifitas

2. Pembebanan biaya ke aktifitas

3. Aktifitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan

sejenis.

11

Page 12: Tugas manajerial

4. Biaya aktifitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan

kelompok biaya sejenis.

5. Tarif overhead kelompok dihitung

2. Tahap Kedua

Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke

produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung. Biaya-

biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau

permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-

biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool

dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk.

Ukuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari

kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk.

12

Page 13: Tugas manajerial

PENUTUP

A. Simpulan

Menghitung biaya berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing ) atau

ABC meliputi biaya pra produksi, biaya produksi, biaya adminitrasi, dan biaya

pemasaran baik yang variable maupun tetap. Dalam perhitungannya, biaya

dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya yang dapat ditelusur (traceble cost) dan

biaya yang tidak dapat ditelusur (non traceble cost). Biaya yang tidak dapat

ditelusur dibebankan/dialokasikan ke produk dengan multi tarif sesuai cost pool

masing-masing. ABC digunakan untuk laporan internal perusahaan sebagai dasar

pembuatan keputusan oleh manajemen, ABC bukan untuk laporan ekternal.

Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi

berbagai jenis barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order

costing. Dengan kata lain, Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas adalah suatu

pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau

jasa atas dasar konsumsi sumberdaya yang digunakan untuk mendukung aktivitas.

B. Saran

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mempunyai kelebihan

diantaranya

a. Menyajikan biaya yang lebih akurat & informatif

b. Menyajikan biaya yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya

aktivitas

c. Menyajikan informasi tentang biaya relevan utk pengambilan keputusan.

13

Page 14: Tugas manajerial

Namun, selain beberapa kelebihan tersebut, sistem perhitungan biaya

berdasarkan aktifitas ( sistem abc ) juga memiliki beberapa kelemahan

diantaranya:

a. Alokasi biaya yang secara praktis mungkin sulit dilakukan, karena tidak

ditemukan aktivitas yg menyebabkan biaya tersebut.

b. Mengabaikan biaya dari analisis, yaitu biaya iklan, advertensi, promosi

dan riset.

c. Pengeluaran dana waktu yang dikonsumsi sistem abc sangat mahal untuk

dikembangkan & diimplementasikan.

Disebabkan oleh adanya kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sistem

perhitungan biaya berdasarkan aktifitas tersebut, maka tentulah sangat diperlukan

kejelian seorang manajer ataupun pihak yang berkepentingan dalam suatu

organisasi atau persahaan untuk menganalisa dan menentukan sistem perhitungan

biaya yang paling baik dan cocok untuk di diterapkan dalam kegiatan operasional

perusahaan. Karena untuk dapat memasuki persaingan global, setiap perusahaan

harus dapat lebih fleksibel, terintegrasi dan terotomatisasi dalam meningkatkan

produktivitas dan menurunkan biaya. Akan tetapi, adalah suatu hal yang mustahil

untuk mendukung daya saing perusahaan tanpa suatu mekanisme perhitungan

biaya yang tepat dan akurat.

14

Page 15: Tugas manajerial

Daftar Rujukan

1. Don R. Hansen, Marianne M. Mowen, 2011. Akuntansi Manajerial, Jakarta, Salemba Empat

2. Luki Karunia R . Manajemen Biaya , Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB

3. Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya , Yogyakarta, UPP. STIM YKPN.

4. http://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/perhitungan-biaya berdasarkan-aktivitas/

15