Upload
eris-hariyanto
View
2.530
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Manajerial Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktifitas Activity Based Costing ( ABC )
Citation preview
ABSTRAK
Perhitungan harga pokok produksi sangat penting dilakukan untuk menentukan harga jual, apabila metode perhitungan harga pokok yang digunakan tidak sesuai, maka akan terjadi distorsi biaya. Distorsi timbul karena adanya ketidak-akuratan dalam pembebanan biaya, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System) timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi dengan metode perhitungan berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing ) tidak saja berguna bagi perusahaan manufaktur untuk membedakan dasar pembebanan biaya yang bervariasi, tetapi juga berguna untuk semua jenis organisasi dan bisnis.. Menurut berbagai pihak, sistem ini telah banyak memberikan manfaat yang yang cukup besar, akan tetapi sistem ini juga tetap memiliki sisi kelebihan maupun kekurangan yang perlu di pertimbangkan oleh setiap perusahaan untuk menggunakannya atau tidak.
Kata kunci : Akuntansi, biaya, manufaktur, metode, sistem.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari akuntansi sangatlah luas cakupannya, dan akuntansi
merupakan bagian penting dalam kegiatan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengambil suatu keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.
Keakuratan data yang dihasilkan dari kegiatan akuntansi pada perusahaan
menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh bagi masa depan suatu perusahaan.
Seringnya terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan penting akibat
tidak tepatnya dalam menentukan harga jual suatu produk, atau tidak akuratnya
pembebanan biaya atas produk, maka sistem akuntansi dengan metode
perhitungan pembebanan biaya dapat menjadi solusi untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan dalam menentukan pembebanan biaya atas suatu
produk dalam perusahaan.
B. Tujuan
Selain sebagai implementasi atas tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing, penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan
mengenai sistem perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas
membebankan biaya atas objek biaya pada perusahaan, seperti produk,
pelanggan, pemasok, bahan baku dan jalur pemasaran. Dan tentu dengan
harapan besar dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan di bidang
keilmuan Akuntansi Manajerial yang saat ini sedang dipelajari.
2
PEMBAHASAN
Pengukuran biaya (cost measurement) meliputi penentuan jumlah biaya dari
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan dalam
produksi. Nilai biayanya dapat berupa biaya aktual yang dibebankan pada input
produksi, atau dapat pula berupa angka perkiraan. Nilai perkiraan sering
digunakan untuk memastikan ketepatan waktu informasi pembiayaan untuk
pengendalian biaya. Setelah diukur, proses menghubungkan biaya dengan unit
yang diproduksi disebut pembebanan biaya ( cost assignment ). Pendekatan
berdasarkan fungsi dan aktifitas adalah dua cara yang penggunaannya bersaing
untuk proses pembebanan biaya pada produk.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing) merupakan
suatu pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk
atau jasa berdasarkan komsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Dengan sistem ini, biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan ke objek biaya pada
produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber daya, aktivitas, biayanya, serta
kuantitas aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan output.
A. Biaya Per Unit
Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya
perunit produk sangat sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit
produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun konsep ini
3
kelihatan sederhana, tetapi didalam prakteknya dapat menjadi lebih rumit,
karena hal berikut ini :
1. Total Biaya. Apakah yang dimaksud dengan total biaya adalah hanya
biaya produksi, atau biaya produksi ditambah biaya pemasaran atau semua
biaya perusahaan.
2. Pengukuran Biaya yang Dibebankan. Untuk pengukuran biaya yang
dibebankan kepada produk apakah biaya aktual atau biaya taksiran.
3. Pengkaitan Biaya dengan Produk. Jika perusahaan hanya menghasilkan
satu jenis produk, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi jika perusahaan
menghasilkan lebih dari satu produk, bagaimana cara yang tepat untuk
mengkaitkan biaya dengan masing-masing produk yang bersangkutan.
B. Pentingnya Biaya Produk Per Unit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya
perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian
persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya.
Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan
pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir
periode. Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non
produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka
4
informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus,
dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka
informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa harus
mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya
untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan
untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan
lainnya, hanya saja perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk
menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
C. Cara Mendapatkan Informasi Biaya Per Unit
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mengukur biaya yang
berhubungan dengan produksi yaitu kalkulasi biaya aktual kalkulasi biaya
normal.
1. Kalkulasi Biaya Aktual
Sistem biaya aktual (actual cost system) mengharuskan perusahaan
menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan
5
untuk produksi baik biaya utama maupun biaya overhead untuk
menentukan biaya perunit. Biaya utama aktual dapat dibebankan dengan
menggunakan penelusuran langsung dan dapat dibebankan secara tepat
waktu, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup signifikan baik dari
segi keakuratan maupun ketepatan waktu.
Metode ini mempunyai kelemahan dalam penggunaan biaya aktual
untuk perhitungan biaya perunit untuk biaya overhead. Pembebanan biaya
overhead aktual menciptakan konflik antara ketepatan waktu dan
keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk
mengetahui biaya overhead tahun tersebut, karena biaya overhead
sepanjang tahun tersebut merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang
tahun tersebut. Perusahaan memerlukan informasi biaya perunit sepanjang
tahun, informasi ini dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk laporan
keuangan internal maupun untuk penetapan harga.
Beberapa pihak menyarankan untuk mempersingkat /
memperpendek periode, misalnya mingguan ataupun bulanan untuk
menghitung biaya overhead aktual agar tepat waktu. Ternyata saran ini
juga mempunyai kelemahan karena menimbulkan biaya perunit yang
berfluktuasi. Hal ini terjadi karena terjadi biaya overhead yang tidak
merata dan, produksi tidak merata.
2. Kalkulasi Biaya Normal
Kalkulasi biaya normal (normal costing system) mengharuskan perusahaan
untuk mebebankan biaya aktual bahan langsung dan tenaga kerja langsung
6
kepada unit yang diproduksi, namun untuk overhead dibebankan
berdasarkan estimasi yang ditentukan terlebih dahulu. Kesulitan utama
dari metode ini adalah perbedaan antara tarif aktual dengan tarif yang telah
ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Tarif overhead
yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined overhead rate) dapat
dihitung dengan rumus berikut ini :
Overhead yang DianggarkanTarif Overhead =
Penggunaan aktivitas yang diperkirakan
D. Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi
Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi hanya membebankan
biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak
memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau
penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya
overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena
hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya produk berdasarkan fungsi, untuk membebankan
biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level
activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan
biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak
tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead
meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
7
3. Biaya Tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Biaya bahan Langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu
memprediksi tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut,
ada empat kapasitas yang umum yangnya dipilih, yaitu apakah berdasarkan
aktivitas aktual yang diharapkan (expected activity capacity), aktivitas
normal (normal activity capacity), Akivitas teoritis (theorical activity
capacity), dan aktivitas praktis (practical activity capacity) Expected
activity capacity adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh
perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity
capacity adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang.
Akivitas teoritis (theorical activity capacity) adalah output aktivitas
maksimum yang dapat dicapai dengan berasumsi bahwa semua beroperasi
secara sempurna, sedangkan aktivitas praktis (practical activity capacity)
adalah output yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien
Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat
aktifitas yang sama dari tahun ke tahun, sehingga pembebanan overhead ke
produk tidak begitu berfluktuasi. Penggunaan kapasitas praktis atau teoritis
sering direkomendasikan karena dapat menghindari pembebanan biaya
kapasitas yang tidak digunakan pada produk dan mengigatkan manajemen
akan kapasitas yang ada.
8
1. Tarif Keseluruhan Pabrik
Pembebanan overhead ke produk berdasarkan fungsi dapat
menggunakan tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif ini,
biaya overhead pertama sekali diakumulasi dalam kelompok besar pabrik
secara menyeluruh. Overhead dibebankan pada kelompok hanya dengan
menjumlahkan semua biaya overhead yang diharapkan terjadi di pabrik
selama setahun. Karena semua biaya overhead adalah untuk pabrik, maka
pembebanan kepada kelompok dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya
menghitung tarif pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerak
tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga kerja langsung atau jam mesin
2. Tarif Departemen
Dasar pemikiran tarif departemen ini adalah untuk menghindari
pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh.
Tarif departemen berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih
intensif overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yang
menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan
overhead yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih
sedikit.
E. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemen telah digunakan secara
sukses. Namun pada beberapa situasi tarif tersebut menimbulkan distorsi
yang dapat membuat stress perusahaan yang berproduksi dalam lingkungan
9
produksi canggih (advanced manufacturing environtment). Gejala-gejala
dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya sebagai berikut.
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak
masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang
tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang
kelihatan menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan.
6. Pelanggan tidak mengeluh atas naiknya harga.
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi
data biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan.
F. Kalkulasi Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System =
ABC System), pertama kali menelusuri biaya aktifitas dan kemudian ke
produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap
pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi
seperti pabrik dan departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan biaya
produk dengan menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak. Perbedaan utama dari metode tradisional dengan ABC adalah
pada sifat dan jumlah penggerak biaya yang digunakan. ABC menggunakan
10
biaya aktifitas berdasarkan unit maupun nonunit. Kalkulasi biaya ABC
menghasilkan biaya produk yang semakin akurat.
Dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari
sekedar informasi biaya produk yang akurat, tetapi juga menyediakan
informasi tentang biaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya serta
dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk.
1. Tahap Pertama
Tahap pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas,
biaya dikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya
yang berkaitan dibagi kedalam kumpulan yang sejenis. Suatu perusahaan
kemungkinan mempunyai beratus-ratus aktifitas yang berbeda, perusahaan
menentukan driver aktifitas yang berkaitan dengan setiap aktifitas dan
menghitung masing-masing tarif overhead, sehingga menghasilkan ratusan
tarif overhead. Untuk mengurangi jumlah tarif overhead tersebut diperlukan
perampingan proses, aktifitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis.
Setelah satu kelompok biaya didefinisikan, biaya perunit dari driver aktifitas
dihitung yang disebut dengan tarif kelompok. Pada sistem ABC ini tahap
pertama pada dasarnya terdiri dari :
1. Identifikasi aktifitas
2. Pembebanan biaya ke aktifitas
3. Aktifitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan
sejenis.
11
4. Biaya aktifitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan
kelompok biaya sejenis.
5. Tarif overhead kelompok dihitung
2. Tahap Kedua
Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke
produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung. Biaya-
biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau
permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-
biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool
dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk.
Ukuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari
kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk.
12
PENUTUP
A. Simpulan
Menghitung biaya berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing ) atau
ABC meliputi biaya pra produksi, biaya produksi, biaya adminitrasi, dan biaya
pemasaran baik yang variable maupun tetap. Dalam perhitungannya, biaya
dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya yang dapat ditelusur (traceble cost) dan
biaya yang tidak dapat ditelusur (non traceble cost). Biaya yang tidak dapat
ditelusur dibebankan/dialokasikan ke produk dengan multi tarif sesuai cost pool
masing-masing. ABC digunakan untuk laporan internal perusahaan sebagai dasar
pembuatan keputusan oleh manajemen, ABC bukan untuk laporan ekternal.
Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi
berbagai jenis barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order
costing. Dengan kata lain, Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas adalah suatu
pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau
jasa atas dasar konsumsi sumberdaya yang digunakan untuk mendukung aktivitas.
B. Saran
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mempunyai kelebihan
diantaranya
a. Menyajikan biaya yang lebih akurat & informatif
b. Menyajikan biaya yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya
aktivitas
c. Menyajikan informasi tentang biaya relevan utk pengambilan keputusan.
13
Namun, selain beberapa kelebihan tersebut, sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktifitas ( sistem abc ) juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya:
a. Alokasi biaya yang secara praktis mungkin sulit dilakukan, karena tidak
ditemukan aktivitas yg menyebabkan biaya tersebut.
b. Mengabaikan biaya dari analisis, yaitu biaya iklan, advertensi, promosi
dan riset.
c. Pengeluaran dana waktu yang dikonsumsi sistem abc sangat mahal untuk
dikembangkan & diimplementasikan.
Disebabkan oleh adanya kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktifitas tersebut, maka tentulah sangat diperlukan
kejelian seorang manajer ataupun pihak yang berkepentingan dalam suatu
organisasi atau persahaan untuk menganalisa dan menentukan sistem perhitungan
biaya yang paling baik dan cocok untuk di diterapkan dalam kegiatan operasional
perusahaan. Karena untuk dapat memasuki persaingan global, setiap perusahaan
harus dapat lebih fleksibel, terintegrasi dan terotomatisasi dalam meningkatkan
produktivitas dan menurunkan biaya. Akan tetapi, adalah suatu hal yang mustahil
untuk mendukung daya saing perusahaan tanpa suatu mekanisme perhitungan
biaya yang tepat dan akurat.
14
Daftar Rujukan
1. Don R. Hansen, Marianne M. Mowen, 2011. Akuntansi Manajerial, Jakarta, Salemba Empat
2. Luki Karunia R . Manajemen Biaya , Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
3. Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya , Yogyakarta, UPP. STIM YKPN.
4. http://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/perhitungan-biaya berdasarkan-aktivitas/
15