21
ETIKA BISNIS MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL NAMA : KARTIKA SANDI UTAMI (14212035) KELAS : 4EA19 Program Sarjana Ekonomi

Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Citation preview

Page 1: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

ETIKA BISNIS

MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ETIKA MANAJERIAL

NAMA : KARTIKA SANDI UTAMI (14212035)

KELAS : 4EA19

Program Sarjana Ekonomi

Universitas Gunadarma

2015/2016

Page 2: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

a. Immoral Manajemen

Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam

menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini

pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan

moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan

aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya

memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas

untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok

mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika.

Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.

Hasil penyelidikan oleh aparat hokum dan juga oleh beberapa LSM pecinta alam.

Berulang-ulangnya kebakaran hutan belakangan ini karena beberapa palanggaran

hokum oleh para perusahaan kayu dan perkebunan kelapa sawit. Biasanya para pelaku

memiliki beberapa motif dalam menjalankan aktivitasnya.

Motif pertama adalah mendapatkan kayu secara illegal. Beberapa

perusahaan yang sengaja membakar hutan tersebut sebenarnya adalah

Perusahaan yang telah melakukan pencurian kayu, sehingga untuk

menghilangkan jejaknya mereka melakukan penebangan hutan secara

sengaja. Hal ini dibuktikan dengan melihat tunggal pohon bekas potongan

gergaji mesin.

Motif kedua adlah mempecapat pembersihan lahan. Misalnya bagi

perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

Hasil temuan dari LSM Save Our Borneo (SOB) aktifitas pembakaran ini

di lakukan pada malam hari pada blok yang baru dibuka dan berdekatan

dengan hutan cara itu adalah slah satu cara untuk menghilangkan jejak

yaitu bila api menyebar kehutan, maka yang disalahkan adalah komunitas

yang melakukan pembakatan.

Motif Ke tiga adalah Agar kenaikan PH tanah. Pada lahan Gambut

biasanya PH tanah berkisar pada 3-4. Kondisi ini Komunitas perkebunan

kelapa sawit dan AKASI tidak cocok tumbuh. Dengan melakukan

pembakaran, apa yang tersisa mampu menaikkan PH, Tanah menjadi 5-6

sehingga layak untuk di Tanami

Page 3: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Contoh lain adalah munculnya teknologi Hp., dengan menggunakan Hp setiap

orang bisa berkomunikasi jarak jauh dimanapun dia berada, Apalagi sekarang

berkembang sebuah teknologi baru yang disebut dengan teknologi 3G (Thirdd-

Generation), dimana komunikasi tatap muka akan bias kita nikmati dari jarak

jauh. Namun disisi lain, kemudahan yang diperoleh dengan kemajuan

teknologi informasi ini banyak juga dimanfaatkan untuk memperkaya

kepentingan pribadi sebagian orang.

b. Ammoral Manajemen

Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah

amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe

manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau

moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer

yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah

para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis

yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek

pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa

memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum.

Manajer tipe ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat

bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau

tidak. Tipikal manajer seperti ini biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum

yang berlaku, dan menjadikan hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas. Kedua,

tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya

memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara

sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis

mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini

terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita,

tidak untuk bisnis. Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari

pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas.

Widyahartono (1996:74) mengatakan prinsip bisnis amoral itu menyatakan “bisnis

adalah bisnis dan etika adalah etika, keduanya jangan dicampur-adukkan”. Dasar

pemikirannya sebagai berikut :

Page 4: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Bisnis adalah suatu bentuk persaingan yang mengutamakan dan mendahulukan

kepentingan ego-pribadi. Bisnis diperlakukan seperti permainan (game) yang

aturannya sangat berbeda dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada

umumnya. Orang yang mematuhi aturan moral dan ketanggapan sosial (sosial

responsiveness) akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah

persaingan ketat yang tak mengenal “values” yang menghasilkan segala cara.

Kalau suatu praktek bisnis dibenarkan secara legal (karena sesuai dengan aturan

hukum yang berlaku dan karena law enforcement-nya lemah), maka para penganut

bisnis amoral itu justru menyatakan bahwa praktek bisnis itu secara “moral

mereka” (kriteria atau ukuran mereka) dapat dibenarkan. Pembenaran diri itu

merupakan sesuatu yang ”wajar’ menurut mereka. Bisnis amoral dalam dirinya

meskipun ditutup-tutupi tidak mau menjadi “agen moral” karena mereka

menganggap hal ini membuang-buang waktu, dan mematikan usaha mencapai laba.

c. Moral Manajemen

Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis

adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas

diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas

bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi

aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika

dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini

menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang

dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam

komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang

berlaku. Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka

patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari

apa yang disebut sebagai tuntutan hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat

dan menggunakan prinsip-prinsip etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-

aturan emas (golden rule) sebagai pedoman dalam segala keputusan bisnis yang

diambilnya.

Page 5: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

d. Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum

Agama, sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan kebenarannya yang

absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh diragukan nilai-nilai etika yang bersumber

dari agama. Agama berkorelasi kuat dengan moral. Setiap agama mengandung

ajaran moral atau etika yang di jadikan pegangan bagi para penganutnya. Pada

umumnya, kehidupan beragama yang baik akan menghasilkan kehidupan moral

yang baik pula. Bermula dari buku Max Weber The Protestant Ethic and Spirit of

Capitalism (1904-5) menjadi tegak awal keyakinan orang adanya hubungan erat

antara ajaran agama dan etika kerja, atau anatara penerapan ajaran agama dengan

pembangunan ekonomi. Etika sebagai ajaran baik-buruk, slah-benar, atau ajaran

tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi,

bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham

dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bibble), dan etika ekonomi

yahudi banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat

dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang muat dalam Al-Qur’an.

Filosofi, Salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam

pengambilan keputusan oleh manusaia adalah ajaran-ajaran Filosofi. Ajaran

filosofi tersebut bersumber dari ajaran-ajaran yang diwariskan dari ajaran-ajaran

yang sudah diajarkan dan berkembang lebih dari 2000 tahun yang lalu. Ajaran ini

sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang bersumber dari berbagai

pemikiran para fisuf-filsuf saat ini. Ajaran ini terus berkembanga dari tahun ke

tahun Di Negara barat, ajaran filosofi yang paling berkembang dimulai ketika

zaman Yunani kuno pada abd ke 7 diantaranya Socrates (470 Sm-399 SM) Socrate

percaya bahwa manusia ada untu suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar

memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang

dengan lingkungan dan sesamanya sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang

karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socretes

percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada

dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah

pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Pepatah yang terkenal

mengatakan. : “Kenalilah dirimu”  dia yang memperkanalkan ide-ide bahwa

hukum moral lebih inggi daripada hukum manusia.

Page 6: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Budaya, Referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan

etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari

suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara

(Cracken, 1986). Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan nilai, aturan-

aturan dan standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas tertentu

dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok atau suatu

komunitas yang lebih besar. Budaya adalah suatu sistem nilai dan norma yang

diberikan pada suatu kelompok atau komunitas manusia dan ketika itu disepakati

atau disahkan bersama-sama sebagai landasan dalam kehidupan (Rusdin, 2002).

Hukum, dalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka

untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum

menentukan ekspektasi-ekspektasi etika yang diharapkan dalam komunitas dan

mencoba mengatur serta mendorong para perbaikan-perbaikan masalah-masalah

yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas. Sebenarnya bila kita

berharap bahwa dengan hukum dapat mengantisipasi semua tindakan pelanggaran

sudah pasti ini menjadi suatu yang mustahil. Karena biasanya hukum dibuat setelah

pelanggaran yang terjadi dalam komunitas.

e. Leadership

Leadership dalam  bisnis sangat diperlukan karena berpengaruh dalam

perkembangan bisnis yang dilakukan. Bahkan ada yang mengatakan bahwasanya

leadership atau kepemimpinan merupakan sebuah karakter utama yang diperlukan

dalam bisnis. Hal ini tidak lain karena peran kepemimpinan berpengaruh terhadap

jalannya bisnis dan juga kinerja karyawan. Tidak setiap orang memiliki leadership

yang baik. Namun ada pula orang yang sejak masih kecil sudah terlihat jiwa

kepemimpinannya. Akhirnya seiring perkembangannya ia pun terbiasa mengatur

dan membuat keputusan yang berpengaruh pada sekitarnya. Hal ini sangat

memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Dunia bisnis tidak selamanya berjalan

mulus. Adakalanya bertemu masalah yang harus diselesaikan dengan berbagai

risiko. Nah, disinilah peran penting seorang pemimpin akan membawa pengaruh.

Page 7: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Ada beberapa hal  yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika

yaitu :

1. Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya

dan organisasi.

2. Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa

bangga akan perilakunya.

3. Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan

yang diambilnya dan dirinya sendiri.

4. Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika

sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk

melakukannya.

5. Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki

ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-

citakannya.

6. Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting.

Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif

Jiwa Leadership Berperan Menyelesaikan Masalah

Tidak sedikit permasalahan yang harus dihadapi oleh suatu organisasi atau

perusahaan bisnis. Peran penting seorang pemimpin perusahaan diperlukan untuk

menyelesaikannya. Tidak sekedar hadirnya seorang pemimpin namun yang benar-

benar memahami bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu juga

tetap mampu mendorong para bawahan atau anak buah untuk tetap bersemangat

dalam menyelesaikan pekerjaan. Jiwa kepemimpinan memang tidak selalu harus

dimiliki pemimpin perusahaan tersebut. Namun setiap orang yang memperoleh

tanggung jawab membawahi orang lain maka perlu meningkatkan kemampuan

leadership-nya. Hal ini diperlukan untuk mengelola bagaimana kerjasama antar

anak buah atau rekan kerja. Selain itu juga harus menemukan formula yang tepat

untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan hal tersebut bisa dipahami dan

dilakukan oleh anak buah dengan baik.

Page 8: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Kriteria Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Ada beberapa kriteria orang-orang yang memang memiliki jiwa kepemimpinan

atau leadership. Mungkin anda memiliki salah satu diantaranya atau mungkin

semuanya dari tiga kriteria berikut ini yaitu

Mampu memberikan inspirasi dan memberikan motivasi kepada orang lain

misalnya kepada bawahan.

Memiliki kemampuan yang membuat orang lain merasa segan sehingga

ketika berada dalam sebuah organisasi maupun perusahaan ia pun disegani

baik oleh rekan kerja maupun rekan bisnis.

Memiliki kewibawaan dan kebijaksanaan sehingga selain mampu

menyelesaikan masalah juga tetap disegani oleh para bawahan.

Bakat Kepemimpinan Bisa Dikembangkan

Setiap orang sebenarnya memiliki bakat kepemimpinan. Namun kesuksesannya

tentu tinggal bagaimana masing-masing orang tersebut mengembangkan bakat

yang dimilikinya. Pada dasarnya seorang pemimpin akan memberikan pengaruh

terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Artinya bagaimana pengaruh pemimpin

perusahaan terhadap perusahaannya tersebut bisa dilihat bagaimana perkembangan

perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya tersebut. Apakah perusahaan mampu

memiliki prestasi yang baik misalnya memberikan banyak keuntungan atau justru

mengalami kerugian. Keberhasilan atau kegagalan bisnis perusahaan pasti akan

berkaitan dengan pemimpin yang bersangkutan. Dengan demikian leadership

dalam bisnis merupakan suatu hal yang harus diperhatikan karena perannya tidak

bisa dianggap sebelah mata.

f. Strategi dan Performance Manajemen

o Compliance Management . Pemenuhan atas semua aturan atau regulasi

akan memberikan suatu tekanan baru untuk mencari metoda-metoda yang

lebih baik, misalnya untuk mengakses berbagai kebijakan dan proses, mulai

dari bagian keuangan hingga operasional. Penilaian terhadap pemenuhan

regulasi itu ( compliance assessment ) akan sangat membutuhkan sistem-

sistem yang mengotomatisasikan review dan analisis secara manual, dan

proaktif dalam pemantauan berbagai kegiatan dan proses bisnis, yang pada

akhirnya akan menurunkan biaya audit. Hubungan yang efisien antara

Page 9: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

orang dan proses sangat perlu diterapkan dalam suatu perusahaan, terutama

untuk kepentingan pemenuhan regulasi, dan juga jika menerapkan suatu

sistem dan teknologi informasi yang baru.

o Profitability Management. Dorongan untuk mengelola biaya dan

mengoptimalkan pendapatan akan lebih menajamkan fokus perhatian

perusahaan terhadap peningkatan profitabilitas di perusahaan secara

keseluruhan. Pengaruh keuangan di luar prosesbudgeting akan menciptakan

suatu ketegasan baru dalam berbagai bentuk profitabilitas, termasuk di

dalamnya, keuntungan yang diperoleh dari pelanggan, produk, operasi dan

bagian keuangan. Karenanya, perusahaan-perusahaan perlu

mengembangkan suatu fondasi BI ( business intelligence ) yang kuat untuk

mendukung berbagai aplikasi dan sistem, khususnya untuk

kepentingan profitability management .

o Process Improvement. Perusahaan-perusahaan juga semakin dituntut untuk

lebih fokus dalam menilai dan meningkatan proses-proses operasional yang

telah dimiliki, sebelum Anda mengotomatisasikannya dengan menerapkan

sistem ERP ( enterprise resource planning ) atau CRM ( customer

relationship management ). Meski disadari, bahkan mengukur, memantau

dan meningkatkan kinerja berbagai proses bukanlah suatu hal yang mudah

untuk dilakukan, tetapi hal itu sangat penting dalam penerapan performance

management .

o Cost Management. Menghindari dan mengurangi biaya agar dapat

memenuhi persyaratan keuangan dan perusahaan seharusnya menjadi

bagian dari proses operasional standar. Bisnis harus selaras dengan proses-

proses operasional dan mendukung peningkatan efisiensi. Untuk itu, TI

harus terus-menerus melakukan konsolidasi terhadap tawaran vendor agar

dapat memenuhi tujuan-tujuan pengelolaan biaya yang telah ditetapkan.

Meningkatkan pemanfaatan investasi yang telah dilakukan dalam CRM dan

ERP dan juga melakukan penilaian dan pengintegrasian semua aset data

menjadi suatu informasi yang kontekstual, relevan dan tepat. Hal ini, tentu,

sangat penting dalam menjalankan performance management .

o Performance Improvement. Tujuan utama performance management adalah

meningkatkan hasil-hasil bisnis, namun kenyataannya tak banyak

Page 10: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

perusahaan yang benar-benar telah menerapkan performance management

proces s sebagai suatu bagian penting dalam semua kegiatan bisnis mereka

sehari-hari. Melakukan penilaian dan memperbaiki berbagai proses bisnis,

sehingga dapat lebih efisien dan efektif, sangat membutuhkan penyelarasan

antara informasi dan sistem. Kurangnya dukungan dalam menghubungkan

antara strategi, perencanaan dan eksekusinya di hampir semua perusahaan

masih menjadi suatu kendala utama untuk merealisasikan peningkatan

performansi secara optimal.

o Business Innovation. Mentransformasikan atau menerapkan berbagai proses

bisnis yang inovatif, agar dapat lebih kompetitif, seharusnya lebih

diprioritaskan. Sayangnya, umumnya aset dan ide-ide di perusahaan tak

dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai (value ) perusahaan. Karenanya,

pengelolaan berbagai proses bisnis harus dioptimalkan untuk bagaimana

memanfaatkan TI dan sistem informasi untuk memunculkan berbagai

inovasi bisnis yang baru, dan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan

dari setiap perusahaan. Salah satu peluang terbesar yang belum banyak

dimanfaatkan adalah bagaimana meningkatkan ide-ide dan pengetahuan

untuk mentransformasikan berbagai proses bisnis ke dalam suatu inovasi

yang terus menerus dilakukan.

g. Karakter Individu

Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang

dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik

keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang berhubungan dengan faktor

biologis maupun sosial psikologis. Keyakinan masa lalu mengatakan bahwa

kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan dua faktor yang

terbentuk karena dua faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi

kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya

masing-masing. Namun setelah disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan

oleh seseorang atau apa yang dirasakan oleh siapapun merupakan hasil dari

perpaduan dari apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan

pengaruh lingkungan.

Page 11: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Seorang anak memulai pendidikan formalnya di tingkat TK kira-kira pada usia 4-6

tahun. Tanpa memperdulikan berapa umur anak, karakteristik pribadi dan

kebiasaan-kebiasaan yang dibawa ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh

lingkungan dan hal itu tampak sebagai pengaruh penting terhadap keberhasilannya

di sekolah dan masa perkembangan hidupnya di kemudian hari.

Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan

karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat

perkembangan. Karakteristik yang berhubungan dengan perkembangan faktor

biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan

sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Seorang bayi merupakan pertemuan antara dua garis keluarga, yaitu keluarga ayah

dan ibu. Saat terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru itu secara

berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan yang membantu

mengembangkan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia

yang dibawa sejak lahir. Hal tersebut bisa membentuk pola karakteristik tingkah

laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik

bebrbeda dengan individu-individu yang lainnya.   

h. Budaya Perusahaan

Pengetian Budaya Perusahaan :

Budaya adalah satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengetian dan

cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota orgaanisasi dan diterima oleh

anggota baru seutuhnya. (W. Jack Duncan dalam “Organizational Culture: Getting

a Fix on an Elusive Concept”, Academy of Managemenr Executive 3 – 1989).

Berikut 10 karakteristik Budaya Organisasi :

1. Inisiatif individual 

Definisi inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab (responsibility), kebebasan

(freedom) atau independensi (independent) yang dimiliki setiap individu dalam

berpendapat. Kelompok khususnya pimpinan sebaiknya menghargai dan memang

perlu dihargai inisiatif individu dalam suatu organisasi selama ide dan inisiatif tersebut

berguna dalam memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.

Page 12: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

2. Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko

Setiap pegawai dan anggota atau kader perlu ditekankan tentang batas batas dalam

bertindak agresif, inovatif dan mengambil risiko. Sebuah budaya organisasi yang baik

adalah sebuah budaya yang memberikan toleransi terhadap anggota atau para pegawai

dalam bertindak inovatif dan agresif dalam mengembangkan dan memajukan

organisasi atau perusahaan serta mendorong untuk berani dalam mengambil risiko

terhadap apa yang akan dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat membuat

dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut

haruslah secara jelas tercantum visi, misi dan tujuan organisasi (pengertian visi misi).

Keadaan yang seperti ini akan memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi /

perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dalam budaya organisasi adalah kemampuan suatu organisasi atau perusahaan

dalam memberikan dorongan terhadap unit unit atau satuan dalam organisasi atau

perusahaan untuk bekerja dengan terpimpin atau terkoordinasi. Melalui kerja yang

kompak dan terkoordinasi dengan baik dapat mendorong kualitas dan kuantitas

pekerjaan yang dihasilkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan.

5. Dukungan manajamen

Dukungan manajemen dalam budaya organisasi adalah tentang kemampuan tingkat

manajer dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam berkomunikasi (baca

pengertian komunikasi) kepada karyawan. Komunikasi tersebut harusnya dalam

bentuk dukungan, arahan ataupun kritisi (membangun) kepada bawahan. Dengan

adanya dukungan manajemen yang komunikatif, sebuah perusahaan atau organisasi

dapat berjalan dengan mulus.

6. Kontrol

Kontrol dalam budaya organisasi sangat penting. Kontrol yang dimaksud adalah

peraturan atau norma yang digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Oleh

karena itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang

berfungsi sebagai pengawas dan pengendali perilaku pegawai dan karyawan dalam

suatu organisasi.

7. Identitas

Page 13: Tugas 2 Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial

Identitas dalam budaya organisasi adalah kemampuan seluruh karyawan dalam suatu

organisasi atau perusahaan dalam mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan

dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional

tertentu.

8. Sistem Imbalan

Sistem imbalan tidak kalah pentingnya dalam budaya organisasi. Sistem imbalan

seperti pemberian kenaikan gaji, promosi (kenaikan jabatan), bonus liburan dan

lainnya haruslah berdasarkan kemampuan atau prestasi karyawan dalam bekerja dan

sangat tidak diperbolehkan atas alasan alasan perusak lainnya seperti senioritas, pilih

kasih dan hal hal lain yang berbau korupsi (baca pengertian korupsi). Sistem imbalan

dapat memberikan boost atau dorongan terhadap prestasi kerja dan memberikan

peningkatan dalam perilaku inovatif dan kerja maksimal sesuai keahlian dan

kemampuan yang dimiliki karyawan atau anggota dalam organisasi.

9. Toleransi terhadap Publik

Dalam budaya organisasi, perbedaan pendapat yang memunculkan konflik sering

terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Hal inilah yang harus dilakukan

sebagai upper manajement untuk mengarahkan konflik yang terbangun untuk

melakukan perbaikan serta perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.

Toleransi terhadap konflik harus dimediasi oleh pimpinan atau karyawan superior

sehingga terjadi kritis membangun dan tidak saling menyerang.

10. Pola komunikasi

Pola komunikasi dalam perusahaan atau organisasi sering dibatasi oleh hierarki

kewenangan yang formal. Akan tetapi, pola yang terlalu ketat akan menghambat

perkembangan organisasi karena tidakadanya hubungan emosional yang kental

terhadap bawahan dan atasan dalam organisasi. Ada lima pola kinerja komunikasi

yaitu personal, passion, sosial, organizational politics, dan enkulturasi.