41
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan. ( Murray R. K. et al., 2003) Manusia normal mempertahankan kadar glukosa kira-kira 85 mg/dl. Kadar glukosa yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. (Cameron, John R. et.al, 2006) Pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik lebih spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada suatu elektroda pendeteksi oksigen. Pemeriksaan dengan metode GOD-PAP memiliki kelebihan, yaitu : presisi tinggi, akurasi tinggi, spesifik, relative bebas dari

Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengaruh sampel anemia terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat glukometer

Citation preview

Page 1: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang

digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa

merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam

tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,

galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein

dan proteoglikan. ( Murray R. K. et al., 2003)

Manusia normal mempertahankan kadar glukosa kira-kira 85

mg/dl. Kadar glukosa yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan

menyebabkan masalah kesehatan yang serius. (Cameron, John R.

et.al, 2006)

Pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik lebih

spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim

glukosa oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa

dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan

enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi

perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari

serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada

suatu elektroda pendeteksi oksigen.

Pemeriksaan dengan metode GOD-PAP memiliki kelebihan,

yaitu : presisi tinggi, akurasi tinggi, spesifik, relative bebas dari

Page 2: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

2

gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel, dan

suhu). Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan

pada reagen, butuh sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat

dan reagen memerlukan tempat yang khusus dan membutuhkan biaya

yang cukup mahal. (Suryaatmadja, 2003).

Saat ini sudah tersedia berbagai merek monitor glukosa pribadi

yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan

diujung jari. Pembacaan nilai kadar glukosa secara digital, mudah

dioperasikan dan harga yang semakin murah untuk strip yang

digunakan.

Glucometer adalah alat untuk melakukan pengukuran kadar

glukosa darah kapiler. Alat ini pertama kali diperkenalkan pada tahun

1980 di Amerika Utara, dimana saat itu ada 2 jenis glukometer ( Bayer

) dan Accu-check meter ( Roche ). Alat ini menggunakan prinsip kerja

ultrasound, menggunakan kapasitas panas dan menghantar panas

sebagai sensor pengukur gula.

(http://ww.en.wikipedia.org./wiki/Glucose,meter )

Alat Glukometer mempunyai kelebihan yaitu dapat dipakai

secara mandiri oleh Pasien di rumah sehingga kadar glukosa darah

bisa dipantau dengan cepat, hal ini dapat mencegah atau

memperlambat meningkatnya komplikasi diabetes. Volume darah

yang dibutuhkan relative sedikit yaitu + 0,3 – 10 μl, waktu yang

diperlukan sekitar 15 detik sampel yang digunakan dapat berupa

Page 3: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

3

darah kapiler, vena, arteri. Tidak boleh digunakan untuk sampel yang

serum, plasma dan pada bayi yang baru lahir. Hematokrit yang sangat

tinggi ( diatas 55%) dan sangat rendah ( dibawah 30 % ) dapat

menyebabkan hasil yang tidak akurat. ( Manual On Call, 2006 ).

Dengan demikian, pada keadaan hematokrit rendah atau

anemia, maka penggunaaan glukometer sebagai alat pendeteksi

kadar glukosa darah dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai gambaran hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah pada penderita anemia dengan hematokrit lebih rendah dari

30%.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran hasil

pemeriksaan kadar glukosa darah pada penderita anemia dengan

hematokrit lebih rendah dari 30%?

C. Tujuan penilitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah pada penderita anemia dengan kadar hematokrit lebih

rendah dari 30%.

2. Tujuan khusus

Page 4: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

4

Untuk mengukur kadar glukosa darah pada penderita anemia

dengan kadar hematokrit lebih rendah dari 30%.

D. Manfaat Penilitian

1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan

pengalaman dasar dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama pendidikan

2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi institusi, pihak

laboratorium kesehatan dan masyarakat dalam penggunaan alat

glukometer untuk pemeriksaan glukosa darah.

3. Dapat dijadikan sumber informasi dan bahan acuan bagi peneliti

selanjutnya

Page 5: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah

1. Pengertian darah

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan

jaringan tubuh yang lain, berada dalam konsistensi cair,

beredar dalam suatu system tertutup yang dinamakan sebagai

pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai

bahan serta fungsi homeostasis. (Sadikin M, 2001)

Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi

seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan

kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi, panas,

elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia

terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia

(karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen

dan karbon dioksida). Sedangkan benda darah terdiri atas

eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan

trombosit (platelet) (Watson, 1997)

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup. Dalam

keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai : (a) pembawa

oxygen; (b) mekanisme pertahanan tubuh; (c) mekanisme

homeostasis. Darah terdiri atas 2 komponen utama:

Page 6: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

6

1. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri

atas air, elektrolit dan protein darah

2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas:

a. Eritrosit: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC)

b. Leukosit: sel darah putih (SDP)-white blood cell

c. Trombosit: butir pembeku-platelet

Plasma darah tanpa protein pembekuan darah disebut sebagai

serum. (Bakta I made, 2006)

Darah merupakan bagian penting dari system transport

tubuh. Darah merupakan jaringan yang unik, karena

merupakan suatu jaringan yang bersentuhan dengan hampir

seluruh jaringan tubuh. (Naim, 2003)

Darah merupakan jaringan pengikat yang terdiri atas

cairan, yang memiliki korpuskula yang tersuspensi dalam

plasma. Plasma darah adalah adalah cairan yang komplek

yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamik dengan

cairan tubuh lain. Plasma terdiri atas 90% air, 7-8% protein

yang dapat larut, 1% elektrolit, dan sisanya 1-2% berbagai zat

yang lain (Villee et al, 1988).

2. Volume darah

Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh

jenis kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5

Page 7: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

7

liter, sedangkan pada perempuan dewasa agak lebih rendah,

yaitu 4,5 liter. (Sadikin M, 2001)

Darah juga merupakan medium transport tubuh, volume

darah sekitar 7- 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar

5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama

bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung dan

pembuluh darah. (Handayani W dan Hariwibowo A, 2008)

3. Sel-sel darah

Sel-sel darah terdiri atas:

a. Sel darah merah atau eritrosit

Sel darah ini merupakan sel bulat berbentuk cakram

bikonkaf, tidak berinti, berwarna merah kebiruan, bersifat

homogeny, jumlahnya sangat banyak. Sel-sel inilah yang

memberi warna merah kepada darah. (Sadikin M, 2001)

Sel darah merah merupakan cakram bikonkaf dengan

diameter sekitar 7.5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan

bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas

membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah diffusi

oksigen, karbon dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak

mempunyai inti sel. Eritrosit dapat mencapai umur 120 hari.

Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari

paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut

Page 8: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

8

karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. (Dep Kes RI,

1989).

b. Sel darah putih atau leukosit

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut

juga sel darah putih. Rata-rata jumlah leukosit dalam darah

manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya

lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila

kurang dari 5000/mm3

disebut leukopenia. (Effendi, Z.,

2003)

Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu

agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai

sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk

bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung

granula spesifik (yang dalam keadaan hidup berupa tetesan

setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti

yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya.

Terdapat 2 jenis leukosit agranular yaitu; limfosit yang

terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan

monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan

mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat 3 jenis

leukosit granular yaitu neutrofil, basofil, dan asidofil

(eosinofil). (Effendi, Z., 2003)

Page 9: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

9

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan

seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan.

Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui

proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler

dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus

kedalam jaringan penyambung. (Effendi, Z., 2003)

Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang

dewasa normal adalah 5000-9000/mm3, waktu lahir 15000-

25000/mm3, dan menjelang hari ke empat turun sampai

12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. (Effendi,

Z., 2003)

c. Trombosit

Trombosit dalam darah berfungsi sebagai faktor pembeku

darah dan hemostasis ( menghentikan perdarahan ).

Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar

150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai

masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari

4. Plasma darah

Plasma darah merupakan komponen cair darah yang

meliputi 55% dari seluruh volume darah, 91% terdiri atas air

yang berperan sebagai medium transport. (Silvia and Lorraine,

1995; Naim N, 2003)

Page 10: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

10

Plasma adalah suatu larutan encer yang terdiri atas

elektrolit, zat-zat makanan, metabolit, protein, vitamin dan

hormone. (Koolman .J, et al, 2000)

Fase cair darah yang telah membeku, dikenal sebagai

serum. Serum berbeda dari plasma, karena serum tidak

mengandung fibrinogen dan protein-protein lain yang

dibutuhkan pada penggumpalan darah. (Koolman J, et al,

2000)

Serum merupakan hasil pemisahan antara komponen cair

dan seluler dari darah (whole blood). Proses pemisahan

komponen darah untuk mendapatkan serum dapat dilakukan

dengan cara. Cara pertama dengan mendiamkan darah selama

minimal 1-2 jam hingga terjadi pemisahan dengan sendirinya

(pemisahan spontan), namun dengan membiarkan darah terlalu

lama memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam

sampel oleh sel-sel darah. Kadar glukosa dalam tabung akan

menurun setelah 10 menit pengambilan darah, karena proses

glikolisis dengan kecepatan kurang lebih mg/dl per jam.

(Anonim. 2012).

Serum atau plasma terdiri dari:

a. Air : 91,0%

b. Protein : 8,0% (albumin, globulin, protrombin, fibrinogen)

c. Mineral : 0,9% (NaCl, natrium bikarbonat, garam dan

Page 11: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

11

kalsium fosfat magnesium dan besi dan

seterusnya)

Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic, yaitu glukosa,

lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino.

(Anonim, 1989)

5. Fungsi darah

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media

transportasi, pengatur suhu dan pemelihara keseimbangan

cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya tetap berada

dalam darah. Sel-sel ini mampu mengangkut oksigen secara

efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang-

cabangnya. Sebaliknya leukosit melaksanakan fungsinya di

dalam jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah hanya

melintas saja. Trombosit melakukan fungsinya pada dinding

pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam

sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus. (Frances, K.

Widmann, 1995)

Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah

merah tetap berada dalam sirkulasi dan mengandung pigmen

pengangkut oksigen. Sel darah putih bertanggung jawab

terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh darah ke

berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut menjalankan fungsi

fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan

Page 12: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

12

darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi utamanya di

dinding pembuluh darah. Protein merupakan pengangkut

utama zat gizi dan produk sampingan metabolic untuk

penyimpanan atau ekskresi. (Sacher RA, 2004)

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut:

1. Alat transport makanan, yang diserap saluran cerna dan

diedarkan ke seluruh tubuh.

2. Alat transport O2, yang diambil dari paru-paru atau insang

untuk dibawa ke seluruh tubuh.

3. Alat transport bahan buangan dari jaringa ke alat-alat

ekskresi seperti paru-paru (gas), ginjal dan kulit (bahan

terlarut dalam air) dan hati yang diteruskan ke empedu dan

saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut

dalam air).

4. Alat transport antar jaringan dari bahan-bahan yang

diperlukan oleh suatu jaringan dibuat oleh jaringan lain. Hal

ini tampak jelas, misalnya dalm transport lipoprotein seperti

lipoprotein densitas tinggi atau High Density Lipoprotein

(HDL), lipoprotein densitas rendah atau Low Density

Lipoprotein (LDL) dan hormone.

5. Mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostasis)

dalam tubuh, termasuk didalamnya ialah mempertahankan

suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan

Page 13: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

13

mempertahankan keseimbangan asam-basa sehingga pH

darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya.

6. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa

asing yang umumnya selalu dianggap punya potensi

menimbulkan ancaman.

Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan, bahwa

fungsi darah ialah sebagai sarana transport, alat homeostasis

dan alat pertahanan. Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam

berbagai bentuk dan cara. (Sadikin M, 2001)

B. Glukosa darah

1. Glukosa darah

Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting

yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.

Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua

karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan

deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu,

dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan (

Murray R. K. et al., 2003).

Didalam darah terdapat zat glukosa, glukosa ini gunanya

untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energi. Sebagian

glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari

usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi

dalam jaringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari

Page 14: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

14

glukosa yang kita makan atau bisa juga hasil pemecahan zat

tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti

atau dari yang lain. (Djojodibroto,2003).

Manusia normal mempertahankan kadar glukosa kira-kira

85 mg/dl. Kadar glukosa yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Saat

makan, glukosa darah akan meningkat dalam waktu kira-kira 30

menit. Pankreas mendeteksi peningkatan kadar ini dan

membebaskan insulin ke dalam darah untuk mempercepat

pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa

dipertahankan dalam batas normal. (Cameron, John R. et.al,

2006)

Sebaliknya, saat seseorang yang normal dan sehat tidak

makan, glukosa menurun oleh metabolisme normal. Kadarnya

dapat turun di bawah normal. Sensor di pankreas memicu

control umpan balik untuk mengekskresikan hormone lain,

glucagon, yang merangsang hati untuk melepaskan glukosa ke

dalam sirkulasi. (Cameron, John R. et.al, 2006)

2. Metabolisme glukosa darah

Glukosa,fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding

usus halus kedalam aliran darah. Fruktosa dan galaktosa akan

diubah dalam tubuh menjadi glukosa. Glukosa merupakan hasil

akhir dari pencernaan dan di absorbsi secara keseluruhan

Page 15: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

15

sebagai karbohidrat. Kadar glukosa dalam darah bervariasi

dengan daya penyerapan, dan akan menjadi lebih tinggi

setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak ada makanan

yang masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat

sangat bebas keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa

dapat digunakan semata-mata sebagai sumber energi. Glukosa

disimpan sebagai glikogen didalam sel hati oleh insulin.(suatu

hormon yang disekresi oleh pankreas) dan adrenalin yaitu

suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar adrenalin. (Jan

Tambayong,2001).

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam

dua bagian yaitu yang menggunakan oksigen atau aerob dan

yang tidak menggunakan oksigen yaitu reaksi anaerob.

(Anonim, 2011).

a. Glikolisis

Glikolisis terjadi didalam sel. Proses glikolisis dimulai

dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya

asam laktat pada tahap glikolisis, terjadi dua langkah reaksi,

yaitu langkah memerlukan energi dan langkah melepaskan

energi. Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP

diperlukan untuk menstransfer gugus fosfat ke glukosa

sehingga glukosa memiliki simpan energi yang lebih tinggi.

Page 16: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

16

Energi ini diperlukan untuk reaksi selanjutnya, yaitu reaksi

pelepasan energi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa glikolisis darah adalah

reaksi pelepasan energi yang memecah satu molekul

glukosa (terdiri dari 6 atom karbon) atau monosakarida yang

lain menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom

karbon), 2 NADH (nicotinamide Adenin Dinucleotide H), 2

ATP.

b. Glikogenesis

Glukosa merupakan sumber bahan bagi proses

glikolisis, karena glukosa terdapat dalam jumlah banyak bila

dibandingkan dengan monosakarida yang lain, oleh karena

itu bila jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu

berlebih, maka glukosa akan disimpan dengan jalan diubah

menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot. Proses

sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis.

c. Glikogenolisis

Proses reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi

molekul – molekul glukosa disebut glikogenolisis, proses ini

kebalikan dari reaksi glikogenesis. Glikogen dalam hati atau

otot dapat dipecah menjadi molekul fosfat melalui proses

fosfolisis, reaksi dengan asam amino.

d. Glikoneogenesis

Page 17: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

17

Glikoneogenesis merupakan istilah yang digunakan

untuk mencakup semua mekanisme dan lintasan yang

bertanggung jawab untuk mengubah senyawa non

karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama

bagi glukoneogenesis adalah asam amino glikogenik, laktat,

gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan

utama yang terlibat, karena kedua organ tersebut

mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang

diperlukan.

(Anonim, 2011).

C. Pemeriksaan Glukosa darah

Ada beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa

darah antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (

GDP ), glukosa darah sewaktu ( GDS ) dan glukosa 2 jam setelah

makan. ( Darwis, et al., 2005 ).

Nilai rujukan :

GDS :

1) Darah vena : <110 mg/dl

2) Serum atau plasma : < 140 mg/dl

GDP :

1) Darah vena : 60-110 mg/dl

2) Serum atau plasma : 70-110 mg/dl

G2JPP :

Page 18: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

18

1) Darah vena : 120 mg/dl

Serum atau plasma : < 140 mg/dl

Tabel 1.

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring

dan diagnosis DM (mg/dl )

*metode enzimatik ( Perkeni, 2006 )

Persiapan pasien pada pemeriksaan Glukosa Darah Puasa

yaitu pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes, semua obat

dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan ditulis pada

formulir permintaan tes.

Pada pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan, tes tes

dilakukan 2 jam setelah tes GDP, pasien dianjurkan makan makanan

yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes dilakukan.

Pemeriksaan glukosa darah tanpa persiapan bertujuan untuk

melihat kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa

pertimbangan waktu setelah makan.

Page 19: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

19

Untuk memantau kadar glukosa darah dapat dipakai bahan

plasma vena atau serum dan darah kapiler.( Hardjoeno, et al., 2003 )

Sampel serum didapatkan apabila sejumlah volume darah

dimasukkan dalam sebuah tabung dan dibiarkan membeku lalu

dicentrifugasi dengan kecepatan dan dalam waktu tertentu maka

akan dihasilkan suatu cairan pada lapisan atas berwarna kuning

muda yang disebut serum. Jika dengan penambahan antikoagulan

dalam jumlah tertentu ke dalam sejumlah volume darah kemudian

dicentrifugasi dengan kecepatan dan dalam waktu tertentu, maka

akan didapatkan cairan pada lapisan atas berwarna kuning dan

disebut plasma. (Santosa,1989 ).

Serum atau plasma dipisahkan dari sel-sel darah merah untuk

mencegah hemolisis ( Hardjoeno, 2003 ).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil

laboratorium, diantaranya yaitu; obat kortison dan tiazid dapat

menyebabkan peningkatan kadar gula darah, trauma dan stres dapat

menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Penundaan

pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula

darah, Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum,

Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat

menurunkan kadar gula darah (Lemon, P, & Burke,K., 2002).

Sekarang, pengukuran glukosa menggunakan metode

enzimatik yang lebih spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya

Page 20: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

20

menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang

bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan

pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk

dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai

reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan

konsumsi oksigen pada suatu elektroda pendeteksi oksigen.

Metode GOD dan heksokinase banyak digunakan karena

mempunyai akurasi dan presisi yang baik dan merupakan metode

referensi, karena enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa.

(www.tempo.co.id.2011)

1. Metode Glukosa Oksidasi

Metode glukosa oksidase merupakan metode yang paling

banyak digunakan di laboratorium yang ada di indonesia.

Sekitar 85% dari peserta program nasional pemantapan mutu

eksternal di bidang kimia klinik. Memeriksa glukosa serum

kontrol dengan menggunakan metode ini.

Prinsip pemeriksaan:

Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dengan

adanya oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi

dengan adanya peroksidase. Dengan phenol serta 4-

amiophenazon menjadi zat warna quinoneimine berwarna

merah violet.

Reaksi :

Page 21: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

21

Glukosa + . O2 + H2O glucose oksidase Gluconate + H2O2

2H2O2 + 4 – Aminoantypirine + Phenol peroxidase Quinoneimine

+ 4H2O

Digunakan enzim glukosa oksidasi pada reaksi pertama

menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa

khususnya pada glukosa. Sedangkan reaksi kedua tidak

spesifik karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan

hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat,

bilirubin dan glutation menghambat reaksi karena zat-zat ini

akan berkompetensi dengan kromogen beraksi dengan

hidrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan lebih

rendah. Keunggulan dari metode GOD adalah karena

murahnya reagen dan hasil yang cukup memadai. Namun hasil

pemeriksaan juga dapat dipengaruhi oleh serum yang lisis mutu

reagen, alat yang tidak dan cara kerja analisis itu sendiri.

2. Metode Hexokinase

Metode hexokinase merupakan metode untuk

pemeriksaan glukosa darah dianjurkan (reference method) oleh

WHO dan IFCC. Namun baru sekitar 10% laboratorium yang

menggunakan metode ini untuk pemeriksaan glukosa darah.

Prinsip pemeriksaan:

Hexokinase akan mengkatalisis reaksi fosforilasi glukosa

dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim

Page 22: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

22

kedua yaitu 6-fosfat dehidrogennase akan mengkatalisis

oksidasi glukosa-6-fosfat dan ADP dengan nicotinamid

adeninedenucleotide phosphate (NADP).

Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang

spesifik sehingga hasil yang diperoleh sangat baik. Belum ada

laporan penelitian yang mengatakan adanya reaksi senyawa

lain. Kekurangan dari metode ini adalah biaya yang relatif

mahal untuk pemeriksaan tersebut (Anonim, 2005).

D. Glukometer

Glukometer adalah alat untuk melakukan pengukuran kadar

glukosa darah kapiler. Alat ini pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1980 di Amerika Utara, dimana saat itu ada 2 jenis

glukometer ( Bayer ) dan Accu-check meter ( Roche ).

(http://ww.en.wikipedia.org./wiki/Glucose,meter ).

Alat ini menggunakan prinsip kerja ultrasound, menggunakan

kapasitas panas dan menghantar panas sebagai sensor pengukur

gula. Hasil pengukuran cukup cepat dalam hitungan detik.

Kemudian seiring perkembangan teknologi, ditemukan berbagai

alat yang semakin kecil, pembacaan nilai kadar glukosa secara

digital dan harga yang semakin murah untuk strip yang digunakan

(http://ww.en.wikipedia.org./wiki/Glucose,meter ).

Page 23: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

23

Saat ini ada dua macam glukometer yang paling sering

digunakan di rumah sakit, klinik maupun penggunaan mandiri oleh

pasien di rumah, glukometer tersebut antara lain:

a. Alat Glukometer 1 ( Accu-Check )

Alat Glukometer I ( Accu-Check ) dirancang untuk mengukur

secara kuantitatif kadar glukosa darah, bisa dipakai secara

mandiri oleh Pasien di rumah maupun di fasilitas kesehatan.

Glukometer I terdiri dari Meter, Code Chip dan Strip. Untuk

memastikan akurasi kerja alat Meter Glukosa Darah, maka setiap

kali menggunakan strip test dari tabung kemasan yang baru Code

Chip harus diganti. Karena setiap kemasan Code Chip bisa

berbeda nomor serinya. Prinsip pengujian Glukometer I adalah

Amperometri yaitu Enzim glukosa dehidrogenase dalam koenzim

pada strip uji mengkonversi glukosa didalam sampel darah ke

lakton glukono. Reaksi ini menciptakan arus listrik yang tidak

berbahaya untuk Glukosa yang diperiksa ( Manual Accu-Check,

2007 ).

Alat Glukometer I mempunyai kelebihan yaitu dapat dipakai

secara mandiri oleh Pasien di rumah sehingga kadar glukosa

darah bisa dipantau dengan cepat, hal ini dapat mencegah atau

memperlambat meningkatnya komplikasi diabetes. Volume darah

yang dibutuhkan relative sedikit yaitu + 0,3 – 10 μl, sampel yang

digunakan dapat berupa darah kapiler, vena, arteri dan

Page 24: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

24

neonatusdarah serta waktu yang diperlukan juga relative singkat

yaitu sekitar 30 detik ( Manual Accu-Check, 2007 ).

Sistem ( Strip Uji ) dikalibrasi dengan cara metode

heksokinase dan dibandingkan dengan alat analiser. Keakuratan

alat Glukometer I dengan metode perbandingan hasilnya adalah

sebagai berikut; dalam studi eksternal berkisar antara 0,96 dan

1,03. Ketidak akuratan < 4% dalam serangkaian tes, diperoleh

variasi koefisien 3,4% ( Manual Accu-Check, 2007 ).

Alat Glukometer I menunjukkan hasil glukosa darah antara

10 – 600 mg/dl. Pada Pasien yang menderita dialysis peritoneal

yang menggunakan terapi yang mengandung Icodextrin ( misal

Extranal ) disarankan tidak menggunakan strip uji Glukometer I.

( Manual Accu-Check, 2007 )

Dalam situasi penurunan aliran darah perifer misalnya pada

dehidrasi berat, hipotensi, shock, dekompensasi gagal jantung

atau penyakit oklusi arteri perifer maka pemakaian Glukometer I

tidak mencerminkan keadaan fisiologis yang benar ( Manual Accu-

Check, 2007).

Gambar 01. Glukometer I dikutip dari Manual Kit Accu Check

Page 25: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

25

b. Alat Glukometer 2 ( On Call)

Glukometer II bermerk On Call, terdiri dari Meter, Code Chip

dan Strip.

Setiap strip uji berisi bahan bahan kimia glukosa oksidase

dan mediator. Untuk memastikan akurasi kerja alat Meter Glukosa

Darah, maka setiap kali menggunakan strip test dari tabung

kemasan yang baru Code Chip harus diganti. Karena setiap

kemasan Code Chip bisa berbeda nomor serinya. ( Manual On

Call, 2006 ).

Pada pengujian dengan Glukometer II, diaplikasikan pada

ujung akhir strip uji secara otomatis darah diserap kedalam sel

reaksi yang ada pada strip uji. Sebuah arus listrik transien

terbentuk selama reaksi dan konsentrasi glukosa darah dihitung

berbasis di arus listrik yang terdeteksi oleh meter, hasil terlihat

pada layar meter ( Manual On Call, 2006 ).

Alat Glukometer II mempunyai kelebihan yaitu dapat dipakai

secara mandiri oleh Pasien di rumah sehingga kadar glukosa

darah bisa dipantau dengan cepat, hal ini dapat mencegah atau

memperlambat meningkatnya komplikasi diabetes. Volume darah

yang dibutuhkan relative sedikit yaitu + 0,3 – 10 μl, waktu yang

diperlukan sekitar 15 detik sampel yang digunakan dapat berupa

darah kapiler, vena, arteri. Tidak boleh digunakan untuk sampel

yang serum, plasma dan pada bayi yang baru lahir. Hematokrit

Page 26: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

26

yang sangat tinggi ( diatas 55%) dan sangat rendah ( dibawah 30

% ) dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat. ( Manual On Call,

2006 ).

Abnormal vitamin C tinggi dan kekurangan zat lain akan

menghasilkan pengukuran glukosa darah pada tingkat kesalahan

yang tinggi ( Manual On Call, 2006 ).

Sistem ini diuji secara akurat dalam membaca glukosa dalam

kisaran 20 – 600 mg/dl, zat lemak ( Trigliserida sampai 3.000

mg/dl atau Cholesterol sampai 500 mgdl ) tidak berpengaruh

besar terhadap hasil uji glukosa, system monitoring glukosa

dengan Glukometer II telah teruji dan terbukti dengan baik sampai

pada ketinggian 10.000 kaki ( Manual On Call, 2006 ).

Sepuluh replikasi tes ditarik dari 3 lot strip dan dijalankan

pada 10 Glukometer II setiap hari untuk total 10 hari. Larutan

kontrol dalam 3 konsentrasi digunakan dalam pengujian ini. Hasil

menunjukkan estimasi presisi menengah sebagai berikut.

Tabel 1.

Presisi Menengah

Strip uji Mean Standar Deviasi atau Coefisien Variasi

47 mg/dl 6,5 mg/dl

Strip 1 125 mg/dl 5,1% ( CV )

353 mg/dl 2,9 % ( CV )

52 mg/dl 6,8 mg/dl

Page 27: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

27

Strip 2 144 mg/dl 6,0 % ( CV )

385 mg/dl 3,8 % ( CV )

57 mg/dl 6,3 mg/dl

Strip 3 156 mg/dl 5,9 % ( CV )

387 mg/dl 2,9 % ( CV )

Sebuah studi konsumen telah dilakukan dengan

menggunakan 3 Lot strip uji. Peserta dan Teknisi terlatih

menggunakan sistem monitoring glukosa dengan Glukometer II.

Studi ini menunjukkan bahwa Peserta dapat melakukan pengujian

sama baik dengan Teknisi terlatih ( Manual On Call, 2006 ).

Gambar 02. Glukometer II dikutip dari Manual Kit On Call

E. Anemia

1. Defenisi anemia

Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan atau massa

hemoglobin yang beredar tidak dapat memnuhi fungsinya untuk

menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratorik

Page 28: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

28

dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin,

hitung eritrosit dan hematokrit (packed red cell). ( Bakta I Made,

2006)

2. Kriteria klinik anemia

Alasan praktis kriteria anemia di rumah sakit atau praktek klinik

untuk Indonesia pada umumnya adalah:

1. Hemoglobin < 10 g/dl

2. Hematokrit < 30%

3. Eritrosit < 2,8 juta/mm3

( Bakta I Made, 2006)

3. Klasifikasi anemia

Anemia dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Klasifikasi

yang paling sering dipakai adalah:

a. Klasifikasi morfologik: yang berdasarkan morfologi eritrosit

pada pemeriksaan apusan darah tepi atau denga melihat

indeks eritrosit. Dengan melihat morfologi anemia maka dapat

diduga penyebab anemia tersebut.

b. Klasifikasi eritropatogenesis: yang berdasarkan etiologi dan

pathogenesis terjadinya anemia.

( Bakta I Made, 2006)

4. Gejala anemia

Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umumnya dapat

dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu:

Page 29: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

29

a. Gejala umum anemia

Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia.

Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada semua

jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun

sedemikian rupa di bawah titik tertentu. gejala ini timbul karena

anoreksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh

terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut

apabila diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah

sebagai berikut:

1. System kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi

sesak waktu kerja, angina pectoris dan gagal jantung.

2. System saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging,

mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabel, lesu,

perasaan dingin pada ekstremitas.

3. System urogenital: gangguan haid dan libido menurun;

4. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit

menurun, rambut tipis dan halus.

b. Gejala khas masing-masing anemia

Gejala yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia,

seperti:

1. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitits

angularis;

2. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue);

Page 30: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

30

3. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali;

4. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-

tanda infeksi.

c. Gejala akibat penyakit dasar

Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia. Gejala

ini timbula karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia

tersebut. Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan

oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulakan gejala

seperti: pembesaran parotis dan telap[ak tangan berwarna

kuning seperti jerami. Kanker kolon dapat menimbulkan gejala

berupa perubahan sifat defekasi, feses bercampur darah atau

lendir.

( Bakta I Made, 2006)

F. Hematokrit

1. Defenisi Hematokrit

Hematokrit (Hct) adalah persentase seluruh volume

eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya

didalam tabung khusus dengan waktu dan kecepatan tertentu

dimana nilainya dinyatakan dalam persen (%). Untuk tujuan ini,

darah diambil dalam semprit dengan volume yang telah

ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus

berskala hematokrit (tabung wintrobe). Untuk pemeriksaan

hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga

Page 31: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

31

harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar

dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka eritrosit akan

mengendap (Sadikin, M. 2002).

Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat

padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan demikian,

bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh

darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh

darah, akan membuat persentase zat padat darah terhadap

cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat

(Hardjoeno, H. 2007).

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, nilai untuk pria

40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol %. Penetapan

hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat

teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 %. (Gandasoebrata,

2007).

Nilai hematokrit yang rendah sering ditemukan pada

kasus anemia leukemia, sedangkan peningkatan nilai

hematokrit ditemukan pada dehidrasi (suatu peningkatan

relatif). Hematokrit dapat menjadi indikator keadaan dehidrasi.

Hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat

penurunan volume cairan dan peningkatan eritrosit.

((http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).).

Page 32: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

32

Hematokrit dapat diukur pada darah vena atau kapiler

berdasarkan perbandingan persentase volume eritrosit / volume

darah dengan metode wintrobe atau metode mikro. Hematokrit

juga dapat ditentukan dengan menggunakan instrumen

elektronik automatik. Walaupun cara automatik lebih unggul

dan cara manual, namun mempunyai keterbatasan seperti:

harga yang cukup mahal, penggunaannya terbatas, khususnya

di daerah apabila reagen habis biasanya pengiriman terlambat

sehingga cara manual masih merupakan tes pilihan pada

laboratorium, juga terkadang masih perlu dikonfirmasikan bila

ada hasil diluar kemampuan alat.

2. Pemeriksaan hematokrit

a. Pemeriksaan Hematokrit Secara Manual

Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara

makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung

wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet

kapiler (Wirawan, dkk, 1996).

Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada

darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge dalam

jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah

dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat.

Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap

Page 33: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

33

volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan

hematokrit (Gandasoebrata, 2008).

Alat yang dipakai untuk pemeriksaan hematokrit

sendiri adalah tabung mikrokapiler, tabung tersebut dibuat

khusus untuk mikro hematokrit dengan panjangnya 75 mm

dan diameter dalamnya 1,2 sampai 1,5 mm. Ada pula

tabung yang sudah dilapisi heparin, tabung tersebut dapat

dipakai untuk darah kapiler dan terdapat juga tabung

kapiler tanpa heparin yang dipergunakan untuk darah

oxalat atau darah EDTA dari vena. (Gandasoebrata,

2007).

Cara mikro ini cepat dan mudah tetapi daya

sentrifugal harus dikontrol dan posisi tabung saat

membaca dengan skala harus tepat. Metode tersebut

memungkinkan untuk memperkirakan volume lekosit dan

trombosit yang menyusun buffy coat diantara eritrosit dan

plasma, plasma harus pula diamati terhadap adanya

ikterus atau hemolisis. (Frances K. Widmann, 1989).

Keuntungan pengukuran hematokrit dengan metoda

mikro antara lain volume sampel darah yang digunakan

sedikit, waktu pemusingan untuk mendapatkan endapan

sel darah merah singkat sehingga sesuai untuk

Page 34: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

34

kepentingan rutin, serta dapat digunakan sampel darah

kapiler yang lebih mudah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan

hematokrit :

a. Jumlah eritrosit

Apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak

(polisitemia) maka nilai hematokrit akan meningkat dan

jika eritrosit sedikit (dalam keadaan anemia) maka nilai

hematokrit akan menurun. (Dep Kes RI, 1989).

b. Bentuk eritrosit

Apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka

akan terjadi trapped plasma (plasma yang

terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan

meningkat. (Maxwell M. Wintrobe, 1974).

c. Ukuran eritrosit

Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah

ukuran sel darah merah dimana dapat mempengaruhi

viskositas darah. Viskositas yang tinggi maka nilai

hematokrit juga akan tinggi. (Frances K, Widmann,

1989).

d. Diameter tabung

Diameter tabung yang bervariasi dapat menyebabkan

kesalahan pembacaan sehingga tabung untuk

Page 35: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

35

pengukuran hematokrit distandarkan dari Inggris

dengan diameter tabung 2,5 mm. Semakin besar

diameter tabung, maka hasil nilai hematokrit akan

rendah. (Sir John V. D,1991).

e. Sentrifuge

Pemusingan yang kurang kuat akan mendapatkan

endapan sel darah merah yang tidak maksimal.

Pemusingan yang terlalu cepat juga dapat

menyebabkan berkurangnya sel darah merah. (Maxwell

M. Wintrobe, 1974).

Faktor-faktor lainnya :

1. Perbandingan antikoagulan dengan darah

Jika antikoagulan yang dipakai berlebihan akan

mengakibatkan eritrosit mengerut, sehingga nilai

hematokrit menjadi lebih rendah dari yang

sebenarnya. (Gandasoebrata, 2007).

2. Adanya gelembung udara

Adanya gelembung udara akan mengakibatkan

kesalahan pada pembacaaan nilai hematokrit. (Sir

John V.D, S.m, Lewis, 1991).

b. Pemeriksaan Hematokrit Secara Automatik

Pemeriksaan hematokrit secara automatik menggunakan

alat analisis sel darah automatik. BC-2600 Auto

Page 36: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

36

Hematology Analyzer merupakan suatu penganalisis

hematologi multi parameter untuk pemeriksaan

kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram

yang meliputi WBC (White Blood Cell), Lymphocyte, Mid

sized cell, Granulocyte, Limphocyte persentage, Mid-

sized cell persentage, granulocyte persentage, RBC

(Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean

Cospuscular Volume), MCH (Mean Cospuscular

Hemoglobin), MCHC (Mean Cospuscular Hemoglobin

Concentration), RDW-CV (Red Blood Cell Distribution

Width Coefficient of Variation), RDW-SD (Red Blood Cell

Distribution Width Standard Deviation), HCT

(Hematocrit), PLT (Platelet), MPV (Mean Platelet

Volume), PDW (Platelet Distribution Width), PCT

(Plateletcrit), WBC Histogram (White Blood Cell

Histogram), RBC Histogram (Red Blood Cell Histogram),

PLT Histogram (Platelet Histogram). (Mindray, 2006).

3. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Nilai Hematokrit

Hematokrit biasanya tiga kali nilai Hb, kecuali bila ada

bentuk dan besar eritrosit abnormal. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi nilai hematokrit ialah jumlah lekosit yang cukup

tinggi, nilai glukosa dan natrium darah yang tinggi, hemolisis,

Page 37: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

37

dan kesalahan tehnik misalnya penggunaan antikoagulan yang

tidak tepat (Hardjoeno, H. 2007).

G. Kerangka konseptual

Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang

digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa juga

merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam

tubuh.

Manusia normal mempertahankan kadar glukosa kira-kira 85

mg/dl. Kadar glukosa yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan

menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu,

kesadaran akan pentingnya memantau kadar glukosa mulai

berkembang di masyarakat.

Glucometer adalah alat untuk melakukan pengukuran kadar

glukosa darah kapiler. Glukometer memiliki kelebihan yaitu dapat

dipakai secara mandiri oleh Pasien di rumah sehingga kadar glukosa

darah bisa dipantau dengan cepat, hal ini dapat mencegah atau

memperlambat meningkatnya komplikasi diabetes. Volume darah

yang dibutuhkan relative sedikit yaitu + 0,3 – 10 μl, waktu yang

diperlukan sekitar 15 detik sampel yang digunakan dapat berupa

darah kapiler, vena, arteri. Tidak boleh digunakan untuk sampel yang

serum, plasma dan pada bayi yang baru lahir. Hematokrit yang sangat

tinggi ( diatas 55%) dan sangat rendah ( dibawah 30 % ) dapat

menyebabkan hasil yang tidak akurat.

Page 38: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

38

Anemia ialah keadaan dimana eritrosit mengalami penurunan,

baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga tidak dapat

memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.

Adapun kriteria klinik anemia antara lain : hemoglobin < 10 g/dl,

hematokrit < 30% dan eritrosit < 2,8 juta/mm3.

Glukosa darah

Anemia

Pemeriksaan Glukosa darah

Glukometer

Analyzer / Fotometer

Hematokrit < 30%)

Hemoglobin < 10 g/dl

Eritrosit < 2,8 juta/mm3

Glukosa darah

Page 39: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

39

BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang mencakup study

observasional tentang hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan alat glukometer pada penderita anemia dengan

hematokrit lebih rendah dari 30%.

B. Kerangka operasional / Alur penelitian

Penderita anemia denganHematokrit < 30%

Pemeriksaan glukosadarah

Glukometer

Hasil

Analisa hasil

Kesimpulan

Page 40: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

40

C. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang

memeriksakan diri di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan.

2. Sampel

a. Besar sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 sampel.

b. Kriteria sampel

c. tehnik sampling

D. Variabel penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar hematokrit

lebih rendah dari 30%.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan

kadar glukosa darah menggunakan glukometer.

E. Defenisi operasional

1. Darah : adalah jaringan tubuh yang berada dalam konsistensi

cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport

berbagai bahan serta fungsi homeostasis.

Page 41: Pengaruh Anemia Trhdp Hasil Pemrk. Glukosa Darah

41

2. Glukosa darah adalah suatu gula monosakarida, karbohidrat

terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama

dalam tubuh.

3. Glukometer adalah alat untuk melakukan pengukuran kadar

glukosa darah kapiler.

4. Anemia ialah keadaan dimana eritrosit yang beredar mengalami

penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga

tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen

bagi jaringan tubuh. Secara laboratorik dijabarkan sebagai

penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit

dan hematokrit (packed red cell).

5. Hematokrit adalah persentase seluruh volume eritrosit yang

dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya didalam

tabung khusus dengan waktu dan kecepatan tertentu dimana

nilainya dinyatakan dalam persen (%).

F. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

2. Waktu penelitian

G. Pengumpulan data / Prosedur pelaksanaan penelitian

1. Instrument dan bahan

2. Prosedur kerja

H. Analisa data