Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND
SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA PADA SISWA
KELAS IV DI MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Guru Madrasah
Ibtidaiyah
Oleh:
Muthia Ulfah (115-13-048)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND
SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA PADA SISWA
KELAS IV DI MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Guru Madrasah
Ibtidaiyah
Oleh:
Muthia Ulfah (115-13-048)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND
SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA PADA SISWA
KELAS IV DI MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Guru Madrasah
Ibtidaiyah
Oleh:
Muthia Ulfah (115-13-048)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
viii
Motto
إ ن مع إلعس يس إ
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah:6)
Allah would never place you in a situation that you can’t
handle. And now, stop complaining and start doing!
Muthia Ulfah
ix
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk:
1. Yang paling utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah
SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-MU telah memberikanku kekuatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku tercintahhh... Yayah dan ibu yang gak pernah capek buat
dukungannya baik moral, material, dan spiritual.
3. My little broo.. Adikku tersayang Muhammad Alif Royyan. Walaupun sering
berantem kalo ketemu, tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, belum bisa jadi
kakak yang baik, baru bisa jadi kakak yang kece haha.
4. My sweetheart calon imam ku yang selalu memberikan doa, cinta, serta
semangatnya.
5. Dosen pembimbing skripsiku Peni Susapti, M.Si. terimakasih ya bu... buat
bimbingan dan saran-sarannya. Akhirnya selesai juga ini skripsi.
6. My Best Friend‟s Mbk lestari yang selalu kasih dukungan dan semangatnya.
Tim Sukses (Tika, Simon, Pristy, Vanda, Otoy) yang gak pernah absen kasih
dukungan untuk cepet nyelesain skripsi ini juga gak pernah bosen ngingetin
skripsi. Untuk Tim Horee (Zera, Eka, Lila, Arif N, Chintaro, Huda) yang
selalu kasih Support dan hiburannya. Makasih kegesrekan dan kegilaannya
udah sama-sama 4 tahun terakhir ini. Makasih untuk gak pernah bosen
dengerin curhatan yang isinya keluhan gara-gara skripsi gak selesai dan gak
nikah-nikah, makasih kesetiaannya dan jangan lupa bahagia.
7. Buat PGMI angkatan 2013, PGMI konsentrasi IPA, temen-temen KKN dan
PPL makasih buat kenangan dan tawa kalian.
8. Seluruh Dosen IAIN Beserta Staffnya terimakasih untuk ilmu, pengalaman
dan bantuan yang kalian berikan.
9. Semua pihak yang sudah membantu, gak mungkin ditulis disini semua.
Akhirnya aku terbebas dari hisapan lumpur skripsi ini. terimakasih banyakkk
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulisan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE (TPS) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA
PADA SISWA KELAS IV DI MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017” ini, adalah untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan
dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan dan
dosen pembimbing akademik.
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua jurusan PGMI dan dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir
penyusunan skripsi ini.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral, material,
maupun spiritual.
5. Aynun Mardliyah, S.Pd.I selaku kepala madrasah MI Klero yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
6. Budi Hartanto, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran IPA MI Klero yang turut
membantu dalam penelitian.
xi
7. Kepada seluruh siswa kelas IV MI Klero yang telah mendukung dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
8. Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-
sama dan saling memberikan dukungan.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya,
penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Tengaran, 8 Juni 2017
Penulis,
Muthia Ulfah
xii
ABSTRAK
Ulfah, Muthia. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Think, Pair, And Share
(TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Materi Energi dan Penggunaanya Pada Siswa
Kelas IV di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.
Kata kunci: Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar, Think, Pair, And Share (TPS),
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
belajar IPA materi energi dan penggunaannya pada siswa kelas IV MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang akan dijawab
melalui penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Think, Pair, And Share
(TPS) dapat meningkatakan hasil belajar dan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV di MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus ada empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran TPS
dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar mata pelajaran IPA materi
energi dan penggunaannya kelas IV MI Klero tahun 2017. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat dilihat hasil meningkat dari kondisi awal, ke siklus I dan ke
siklus II. Kondisi awal yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa 67,69 atau 53,84%
siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 73,51 atau 73,07% dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 84,6 atau 92,31% siswa tuntas. Pada
keaktifan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar
53,68% dan meningkat pada siklus II menjadi 76,31 %.
Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran Think, Pair, And Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan belajar IPA materi energi dan kegunaannya pada siswa kelas IV MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii
JUDUL ....................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... vi
MOTTO....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 6
1. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 6
2. Indikator Keberhasilan ............................................................... 6
xiv
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
F. Definisi Operasional ........................................................................ 9
1. Belajar ......................................................................................... 9
2. Hasil Belajar ............................................................................... 9
3. Keaktifan Belajar ........................................................................ 9
4. Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................. 10
5. Kajian Materi Energi dan Penggunaannya ................................. 10
6. Model Pembelajaran TPS ........................................................... 10
G. Metodologi Penelitian ................................................................... 11
1. Rancangan Penelitian ............................................................... 11
2. Subjek Penelitian ...................................................................... 12
3. Langkah-Langkah Penelitian.................................................... 13
4. Instrumen Penelitian ................................................................. 15
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 16
6. Analisis Data ............................................................................ 16
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar............................................... 19
1. Definisi dan Hakikat Belajar .................................................... 19
2. Definisi Hasil Belajar ............................................................... 21
3. Definisi Keaktifan Belajar ........................................................ 23
B. Ilmi Pengetahuan Alam (IPA) di SD/MI ...................................... 26
C. Materi Energi dan Penggunaannya ............................................... 29
xv
D. Model Pembelajaran Think, Pair, and Share ............................... 37
1. Definisi Model TPS .................................................................. 37
2. Cara Pelaksanaan Model Pembelajaran TPS ........................... 40
3. Kelebihan dan Kelemahan Model TPS .................................... 41
4. Langkah-langkah Model Pembelajaran TPS ........................... 44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Klero .......................................................... 47
1. Identitas Sekolah ..................................................................... 47
2. Letak Geografis MI Klero ........................................................ 48
3. Sejarah Singkat Berdirinya MI Klero....................................... 48
4. Keadaan Gedung MI Klero ...................................................... 49
5. Keadaan Guru MI Klero ........................................................... 50
6. Keadaan Siswa MI Klero ......................................................... 50
7. Kurikulum MI Klero ................................................................ 52
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 53
C. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 53
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................ 54
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil .............................................................................. 72
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra-Siklus) ............................. 72
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ........................................... 75
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ......................................... 81
xvi
B. Pembahasan .................................................................................. 87
1. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................. 89
2. Hasil Penelitian Siklus II ............................................................ 93
3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ............................................ 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 101
B. Saran ............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 105
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MI Klero Tahun Pelajaran 2016/2017 ....................... 50
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa MI Klero 2016/2017 ................................ 51
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa IV MI Klero .............................................. 51
Tabel 3.4 Pembagian Jam Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah ....................... 52
Tabel 4.1 Perolehan Hasil Rata-rata Kondisi Awal Siswa .......................... 73
Tabel 4.2 Hasil Presentase Kondisi Awal Nilai Siswa ............................... 74
Tabel 4.3 Hasil Performansi Guru Siklus I ................................................. 76
Tabel 4.4 Perolehan Hasil Rata-rata Siklus I .............................................. 78
Tabel 4.5 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ..................... 80
Tabel 4.6 Hasil Performansi Guru Siklus II ................................................ 81
Tabel 4.7 Perolehan Hasil Rata-rata Siklus II ............................................. 84
Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ..................... 86
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa....................................... 87
Tabel 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I .............................................. 89
Tabel 4.11 Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ......................... 90
Tabel 4.12 Rekapitulasi Performansi Guru Siklus I.................................... 90
Tabel 4.13 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ..................... 93
Tabel 4.14 Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ........................ 94
Tabel 4.15 Rekapitulasi Performansi Guru Siklus II .................................. 94
Tabel 4.16 Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ......................................... 96
Tabel 4.17 Rekapitulasi Gabungan Keaktifan Siswa ................................. 97
Tabel 4.18 Rekapitulasi Gabungan Performansi Guru .............................. 99
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 15
Gambar 2.1 Contoh Benda Bergesek ............................................................... 31
Gambar 2.2 Panel Surya ................................................................................... 34
Gambar 2.3 Kincir Angin ................................................................................. 35
Gambar 2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ...................................... 35
Gambar 2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ..................................... 36
Gambar 4.1 Digram Hasil Prosentase Kondisi Awal Nilai Siswa ................... 74
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................................ 79
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ............................... 85
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ....... 96
Gambar 4.5 Diagram Rekapitulasi Gabungan Antara Siklus I dan Siklus II ... 98
Gambar 4.6 Diagram Performansi Guru Siklus I dan Siklus II ....................... 99
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Absensi Siswa Siklus I ................................................. 106
Lampiran 2 Daftar Absensi Siswa Siklus II ................................................ 107
Lampiran 3 Daftar Nama Pasangan Belajar Siklus I Dan Siklus II ............ 108
Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Pra Siklus................................................. 109
Lampiran 5 RPP Siklus I ............................................................................. 110
Lampiran 6 Rubrik Penilaian I Siklus I....................................................... 120
Lampiran 7 Rubik Penilaian II Siklus I....................................................... 121
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa I Siklus I ................................................. 122
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa II Siklusi I .............................................. 124
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................ 125
Lampiran 11 Daftar Nilai Pasangan Siklus I............................................... 126
Lampiran 12 Lembar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................ 127
Lampiran 13 RPP Siklus II ......................................................................... 129
Lampiran 14 Rubrik Penilaian Siklus II...................................................... 137
Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................ 138
Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus II .......................................................... 140
Lampiran 17 Daftar Nilai Pasangan Belajar Siswa Siklus II ...................... 141
Lampiran 18 Lembar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II........................... 142
Lampiran 19 Deskriptor Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran .......................................................................... 144
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .......................... 147
xx
Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ......................... 150
Lampiran 22 Lembar Observasi Performansi Guru Siklus I ....................... 153
Lampiran 23 Lembar Observasi Performansi Guru Siklus II ..................... 156
Lampiran 24 Dokumentasi Kegiatan .......................................................... 159
Lampiran 25 Biografi Penulis ..................................................................... 162
Lampiran 26 Daftar Satuan Kredit Kegiatan (SKK) ................................... 163
Lampiran 27 Surat Tugas Pembimbing Skripsi .......................................... 166
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................... 167
Lampiran 29 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ............................... 168
Lampiran 30 Lembar Konsultasi Skripsi .................................................... 169
Lampiran 31 Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif ....................... 170
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali konsep-konsep IPA yang dikembangkan oleh anak-anak berasal
dari kehidupan sehari-hari. Walaupun dikatakan bahwa konsep-konsep sains pada
anak-anak merupakan sebuah pengalaman pribadi, tidak dapat dipungkiri bahwa
proses interaksi dengan teman, guru, dan sistem pendidikan juga telah
mempengaruhi konsepsi sains pada anak-anak. Oleh karena itu, IPA merupakan
ilmu yang terkonstruksi secara personal dan sosial berlandaskan pendekatan
konstruktivisme.
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang dikembangkan oleh manusia yang
tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al-Quran adalah kalam Allah yang
disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman
hidup/petunjuk bagi manusia. Sebagai ilmu yang dikembangkan manusia, ilmu
pengetahuan tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada di dalam Al-Quran
itu sendiri. Allah berfirman:
قزا باسن ربك الذى خلق نسان هن علق ١) (الذى علن ٣) ( اقزا وربك الكزم ٢) ( خلق ال
نسان ها لن يعلن )٤) بالقلن (٥( علن ال
Artinya: “(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.(2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu
Yang Maha Pemurah. (4) Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
Qalam. 5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” ( QS.
Al-Alaq 1-5)
2
Ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan,
yang merupakan permulaan rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada
hamba-Nya. Salah satu kenikmatan tersebut adalah ilmu, yang dengan adanya
ilmu tersebut, manusia dimuliakan dan dihormati. Ilmu pengetahuan
merupakan keistimewaan Adam atas para malaikat, di mana Allah
mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama tersebut tidak diketahui
oleh malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan megajarkan ilmu kepada
manusia melalui perantaraan Qalam. Berdasarkan fakta bahwa ilmu
pengetahuan tidak bisa dipisahkan dengan Al-Qur‟an, penulis berusaha
mengintregrasikan ayat Al-Qur‟an dalam pembelajaran IPA yang diharapkan
mampu meningkatkan ketaqwaan serta rasa syukur atas apa yang
dianugerahkan aoleh Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelajaran IPA memerlukan kesempatan yang luas bagi siawa untuk
melakukan inkuiri dan mengkonstruksi sains seoptimal mungkin sesuai
dengan kapasitas mereka masing-masing dengan memanfaatkan iklim
kolaboratif di dalam kelas. Memang benar IPA merupakan suatu ilmu teoritis,
tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan
terhadap gejala-gejala alam (Abu, 2000:1). Keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA sangat diperlukan sehingga seorang guru harus mampu
memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
seperti mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan
pengetahuan, sehingga pemebelajaran yang bermakna sangat diperlukan
dalam pembelajaran IPA. Peran seorang guru dalam melaksanakan strategi
3
pembelajaran IPA yang baik adalah sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator, dan katalisator
dalam pembelajaran, serta pengontrol konsep IPA yang dipahami peserta
didik.
Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan. Berdasarkan
studi pendahuluan yang telah dilakukan di MI Klero khususnya kelas IV,
proses pembelajaran IPA masih berpusat pada guru. Pada proses
pembelajaran kurang adanya keterlibatan siswa secara penuh, karena pada
saat pembelajaran guru lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya
menyimak. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru hanya
memanfaatkan buku siswa dan buku guru sebagai sumber belajar.
Pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan
siswa untuk menghafal informasi yang diperolehnya tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diperoleh dan menghubungkannya dengan realitas
kehidupan sehari-hari. Guru juga kurang menyadari bahwa gaya belajar siswa
berbeda-beda. Seorang guru lebih cenderung mengajar dengan cara belajar
yang disukainya tanpa memperhatikan gaya pemahaman siswa yang berbeda.
Permasalahan yang muncul karena hal tersebut adalah kurangnya
ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Ketika guru sedang
menerangkan ada beberapa siswa yang sibuk dengan dunianya sendiri,
bercanda, dan ada juga yang mengobrol dengan temannya. Model
pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa kesulitan untuk
memahami pelajaran, selain itu juga kurang memperhatikan karakteristik
4
siswa dan materi yang diajarkan, sehingga sebagian siswa kurang
mempelajari mata pelajaran IPA. Menurut observasi awal yang dilakukan di
MI Klero, rendahnya nilai siswa pada materi energi dan penggunaannya
masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM yaitu 70. Jika
dipresentasikan, diperoleh hasil sebanyak 53,84% siswa sudah mencapai
kriteria ketuntasan sedangkan 46,15% belum, dan pandangan siswa saat ini
terhadap mata pelajaran IPA memang kurang baik, mereka berpandangan
bahwa pembelajaran IPA itu sulit, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini
disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi IPA yang
bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para
siswa.
Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil
belajar IPA dikarenakan pembelajaran yang kurang menarik, kurang
bermakana, dan juga model, teknik, dan sumber belajar yang digunakan oleh
guru selama proses pembelajaran kurang cocok digunakan dalam
pembelajaran IPA yang tidak hanya menekankan hafalan informasi yang
diperolehnya, melainkan menekankan pada pemahaman informasi yang
diperolehnya. Seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih model
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran
yang akan diajarkan agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan dapat
tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk memecahkan masalah yang terjadi salah satu solusi yang dapat
diambil adalah dengan menerapkan model pembelajaran Think, Pair, and
5
Share (TPS). Model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk
mengemukakan pendapat dan juga dapat menghargai pendapat temannya.
Model pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS) memberikan kepada siswa
waktu untuk berfikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain untuk
bertukar pendapat dan pemahaman mereka. Hal ini akan memudahkan siswa
dalam memahami pelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
Menyadari kenyataan di atas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian tindakan kelas guna mengkaji peningkatan hasil dan keaktifan
belajar, dengan judul: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK,
PAIR, AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA PADA SISWA KELAS IV DI
MI KLERO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah model pembelajaran TPS dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas IV di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2016/1017?
2. Apakah model pembelajaran TPS dapat meningkatkan keaktifan belajar
IPA pada siswa kelas IV di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2016/1017?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di
Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran
2016/1017
2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar IPA pada siswa kelas
IV di Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran
2016/1017
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir serta
mempertimbangkan konsep yang ada, maka “ Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Tps (Think Pair And Share) Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar dan Keaktifan Belajar IPA Pada Materi Energi dan
Penggunaanya Pada Siswa Kelas IV di MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran TPS dapat dikatakan efektif
apabila hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Adapun
indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
7
a. Secara Individu
Adanya peningkatan hasil belajar IPA materi energi dan
penggunaannya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) lebih dari
70.
b. Secara Klasikal
1) Ketuntasan peserta didik secara klasikal dalam materi energi dan
penggunaannya mencapai presentase ≥85% peserta didik mencapai
KKM.
2) Indikator keberhasilan keaktifan belajar siswa yaitu nilai rata-rata
aktivitas belajar siswa secara klasikal dalam mengikuti model
pembelajaran TPS ≥75%.
E. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dilakukan pada intinya untuk dapat memecahkan
suatu masalah yang diteliti dan hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Mengembangkan teori teori yang sudah ada tentang model
pembelajaran TPS.
b. Menambah wacana pengetahuan di bidang penelitian tindakan kelas.
c. Sebagai bahan bacaan, koleksi, dan refrensi di bidang keguruan,
terutama mengenai pengelolaan proses pembelajaran yang bermakna.
8
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
2) Meningkatkan penguasaan belajar siswa dalam pembelajaran IPA
3) Meningkatkan keatifan belajar siswa dalam pembeljaran IPA
4) Tumbuhnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA, bahwa
pembelajaran IPA terasa mudah dan menyenangkan.
b. Bagi Guru
1) Guru dapat lebih teliti dalam menerapkan model pembelajaran yang
dapat mengatasi permasalahan pembelajaran IPA
2) Menambah wawasan dan kemampuan guru dalam berinovasi dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Menambah wawasan dan informasi juga masukan yang terkait
dengan peningkatan prestasi melalui model pembelajaran TPS
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan
model pembelajaran yang praktis dan menyenangkan bagi siswa.
e. Bagi Pengambil Kebijakan
Mengembangkan peningkatan mutu guru lewat pembelajaran
dengan model pembelajaran TPS
9
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan
definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini.
1. Belajar
Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan. Belajar adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu (Rahman,
2014:24). Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman (Baharuddin, 2008:12). Dengan demikian, belajar dapat membawa
perubahan tingkah laku yang disadari, kontinu, positif, permanen dan
mencakup seluruh potensi manusia, baik perubahan pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011:5). Yang harus
diingat hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil belajar tidak dapat
dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Hasil
belajar dipenelitian ini adalah nilai tes.
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat
dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sadirman,
2011:98). Keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam
10
kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang
keberhasilan siswa belajar. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam
belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat
menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
4. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakterstik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan, atau
kejadian, dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2014:22). Saat ini
objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai,
ranah sikap, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari. Dan kreativitas.
Belajar IPA berarti belajar kelima objek tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat
kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
5. Kajian Materi Energi dan Penggunaannya
Energi didefinisikan oleh ilmuwan sebagai kemampuan melakukan kerja.
Energi yang sering kita temui sehari-hari antara lain energi panas yang sering
disebut dengan energi kalor, energi gerak, energi listrik, energi gravitasi
bumi, dan energi pegas. Energi juga digunkan manusia untuk membantu
dalam kehidupan sehari-harinya.
6. Model Pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS)
Think, Pair, and Share (TPS) adalah teknik yang efektif digunakan,
terutama sebagai pemanasan sebelum melakukan diskusi kelas. Komponen
11
“think” mengharuskan siswa untuk berhenti dan menata pikiran meraka.
Komponen “pair” dan “share” mendorong siswa untuk membandingkan dan
membedakan pemahaman mereka dengan orang lain, dan untuk melatih
dahulu tanggapan mereka dalam situasi dengan resiko rendah sebelum
mengutarakannya ke hadapan umum bersama seluruh kelas. Dengan
demikian, diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan
saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal
dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis
yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Basrowi,
2008:25). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah
(Taniredja 2010:15). Menurut Hopskins penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab,
penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari.
Penelitian tindakan kelas adalah bentuk partisipasi, kolaborasi
terhadap penelitian tentang pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di
ruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang
bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan
12
pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk kepentingan sekolah
secara menyeluruh. Pengertian kelas dalam PTK tidak hanya terbatas pada
kelas yang sedang aktif melangsungkan proses belajar mengajar di dalam
suatu ruangan tertutup saja, tetapi juga terjadi ketika siswa sedang karya
wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai
tempat lainnya (Kunandar, 2008:66).
Peneliti menggunakan PTK karena penelitian ini memiliki manfaat
yang banyak diantaranya sebagai inovasi pembelajaran, peningkatan
profesionalisme guru atau pendidik, memperbaiki dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
2. Subyek Penelitian
Subyek ini adalah siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang, yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 16 siswa
laki – laki dan 10 siswa perempuan. Mereka berasal dari keluarga ekonomi
menengah ke bawah. Siswa kelas IV MI Klero dipilih sebagi subjek
penelitian karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam kegiatan
pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajar juga keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran mereka dapat meningkat. Situasi kelas
yang digunakan untuk penelitian sudah memadai. Penelitian ini
dikhususkan untuk pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya
dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS).
13
3. Langkah – langkah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat siklus, dan setiap siklus meliputi
perencanaan (planing), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan
refleksi (reflection). Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah yang akan diteliti.
2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatar belakangi PTK.
3) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban,
berupa rumusan hipotisis tindakan.
5) Menemukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen pengumpulan data yang dapat dipakai untuk menganalisis
indikator keberhasilan.
6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah:
a) Mengadakan pertemuan guru kelas dan guru pengamat untuk
berdiskusi tentang persiapan penelitian.
14
b) Menyiapkan materi
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajarana
d) Membuat lembar soal
e) Memberi instrumen penilaian berupa lembar observasi kegiatan guru.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah menerapkan rancangan
atau sekenario pembelajaran yang sudah direncanakan pada tahap satu,
kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti
(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan merupakan tahap pengumpulan data yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar. Pengamatan bertujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil dan
aktivitas belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil, tes, kuis,
presentase, dan nilai tugas) dan data kuantitatif yang menggambarkan
keaktivan siswa, antusias siswa selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Reflesi merupakan tahap untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan dievaluasi. Hal ini
dilakukan untuk menyempurna tindakan berikutnya. Menurut Suyadi (2011:50)
gambaran tahap penelitian adalah sebagai berikut.
15
Gambar 1.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA
pokok bahasan energi dan penggunaannya.
perencenaan
Pelaksanaan Siklus I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan
?
16
b. Soal tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran IPA pokok bahasan energi dan penggunaannya
dengan model pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS). Tes ini berisi
pertanyaan-pertanyaan berupa lisan maupun tulisan yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan.
c. Pedoman dokumentasi
Pedoman ini berisi dokumen-dokumen nilai hasil yang diperoleh
sebelum pelaksanakan tindakan dan sebelum membuat RPP.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa
untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA pokok
bahasan energi dan penggunaannya.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengamati tingkat hasil belajar siswa terhadap
materi pelajaran IPA. Pada setiap siklus pendidik memberikan tes tertulis
untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah,
keadaan guru, keadaan sarana prasarana, dan keadaan siswa.
17
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis
data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah di
lakukan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisa data berupa
prosentase sebagai berikut
a. Penilaian tes (Purwanto,1994:102) :
x100
Ket:
S : nilai yang diharapkan
R : jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N : skor maksimum dari tes tersebut
b. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian
membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-
rata.
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑
∑
Dengan :
∑ = jumlah nilai keseluruhan siswa
∑ = jumlah siswa
= Nilai rata-rata
c. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Analisis dengan rumus berikut:
18
P = ∑
∑
Ket:
P = jumlah nilai dalam persen
d. Aktivitas Belajar Siswa
∑
Keterangan
P = Prosentase
∑ = Skor keseluruhan yang diperoleh siswa
Sn = Jumlah siswa
Sm = Skor maksimal
(Yonny, 2010:176)
H. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, dan sistematikan penulisan.
BAB II Kajian Teori. Pada bab ini penulis memaparkan teori yang relevan
dari setiap variabel, atau teori bisa didapat dari pendapat pakar.
19
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dan prosedur pelaksanaan
penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini berisi hasil
penelitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan.
BAB V Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar
1. Definisi Dan Hakikat Belajar
Pada esensinya, belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup. Untuk
manusia, belajar adalah proses untuk mencapai berbagai kemampuan,
ketrampilan serta sikap. Mulai dari bayi hingga remaja, seseorang akan
terus belajar. Seseorang akan belajar ketika dihadapkan pada suatu
masalah. Masalah merupakan stimulus atau perangsang bagi seseorang
yang datang dari lingkungan (Sriyanti, 2013:17). Ketika dewasa,
diharapkan individu akan mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu serta
ketrampilan fungsional yang lain. Hakikat belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-
macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah
laku dan daya penerimaan.
Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan. Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan
yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Hubungan belajar dengan perubahan tingkah laku terhadap
20
suatu situasi tertentu yang berulang-ulang dalam suatu situasi. Belajar
adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu
(Rahman, 2014:24). Mengingat begitu pentingnya aktivitas belajar bagi
perkembangan individu, banyak ahli yang berusaha mengembangkan
masalah belajar ini dari berbagai aspek. Belajar merupakan aktivitas yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman (Baharuddin, 2008:12). Menurut
Crow and Crow belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan,
ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam
mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan
dengan situasi baru. Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan
transmisi pengetahuan dari expert ke novice, sedangakan menurut paham
konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri sebagai hasil
interaksinya terhadap lingkungan belajar (Daryanto, 2013:2). Menurut
Cronbach belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari pengamatan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri yang tetap. Belajar dapat terjadi dalam semua
aspek kehidupan.
Dengan demikian, maka dapat diartikan bahwa hakikat belajar adalah
perubahan, dan meningkatnya kualitas, dan kuantitas tingkah laku
seseorang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus, dengan
kata lain, belajar dapat membawa perubahan tingkah laku yang disadari,
21
kontinu, positif, permanen dan mencakup seluruh potensi manusia, baik
perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan juga akan membantu dalam memecahkan
permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Definisi Hasil Belajar
Proses belajar dan hasil belajar merupakan satu kesatuan yang saling
terkait. Belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu guru dan siswa.
Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses, sedangkan dari segi
guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang
sesuatu hal.
Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan (Suprijono ,2011:5). Hasil belajar ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi kognitif,
afektif, maupun psikomotorik (Rahman, 2014:31). Hasil belajar adalah
prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan
(Mulyasa, 2009:212).
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil
belajar itu dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan
22
behavioral. Untuk memudahkan sistematikanya dapat kita gunakan
penggolongan perilaku menurut bloom dalam kawasan-kawasan kognitif,
afektif dan psikomotor dengan menyadari sepenuhnya bahwa mungkin
sekali ada jenis perubahan atau hasil belajar itu yang sukar untuk
dimasukkan secara tegas kepada salah satu diantaranya.
Perubahan hasil belajar memiliki tiga ciri;
a. Perubahan intensional, perubahan yang terjadi dalam diri individu
dilakukan dengan sengaja dan disadari
b. Perubahan itu positif dan aktif, perubahan harus bermanfaat dan
perubahan yang terjadi haruslah dari hasil usahanya sendiri.
c. Perubahan itu efektif dan fungsional, perubahan yang terjadi harus
bermakna dan relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat.
Yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan prilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Artinya, hasil belajar tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau terpisah,
melainkan komprehensif.
Secara umum keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal. Masing-masing faktor tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2013:24) :
23
a. Faktor Eksternal
Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-
faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri
dari faktor nonsoial dan faktor sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa
berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung, dan ruang belajar,
kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke
sekolah, sarana transportasi yang tersedia dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor
yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat (termasuk teman pergaulan).
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang adal dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu.
2) Faktor psikologis antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat,
sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya.
24
3. Definisi Keaktifan Belajar
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Sehingga
keaktifan belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan. Keaktifan adalah
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sadirman, 2011:98). Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting, karena prinsip belajar
adalah berbuat. Berbuat untuk merubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan
(Sardiman, 2009:95). Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Hasil dari
aktivitas tersebut berupa perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang terus-
menerus berfungsi, maksud pengalaman-pengalaman baru itu tidak bersifat
statis ( Kastolani, 2014: 68). Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam proses
pembelajaran keaktifan siswa merupakan proses yang berkesinambungan,
seseorang yang memiliki keaktifan belajar yang tinggi akan cenderung kuat
meningkatkan hasil belajarnya secara maksimal kareana didorongnya
keinginan yang kuat untuk meningkatkan kemampuan yang diwujudkan
dalam kesungguhan belajar.
Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai
pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.
Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri,
sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan
25
yang akan diperbuat oleh anak didik. Guru perlu menimbulkan aktivitas siswa
dalam berfikir dan berbuat (Slameto, 2010:36). Dalam aktivitas pembelajaran,
proses belajar-mengajar ini tidak sekedar guru menyampaikan pesan berupa
materi pelajaran, melaikan penanaman sikap dan nilai serta keterampilan pada
diri siswa yang sedang belajar ( Rahman, 2014:49).
Berikutnya Paul D. Dierich (Hamalik, 2003:172) mengemukakan –bahwa
aktivitas belajar diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu:
a. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain
bekerja dan bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
interupsi.
c. Kegiatan- kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan, dan mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis. Meliputi menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan
mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat grafik,
diagrap, peta, dan pola.
26
f. Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, dam berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenung, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
keaktifan sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar
berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menimbulkan adanya
perubahan prilaku. Keaktifan belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam semua proses pembelajaran. Dengan kata lain,
bahwa dalam belajar sangat diperlukannya adanya aktivitas. Tanpa aktivitas
proses belajar-mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Namun, guru
memiliki kewajiban untuk menyediakan bahan materi kemudian siswa yang
mengolah sendiri materi tersebut. Selain materi guru juga menciptakan situasi
untuk menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh siswa dalam
belajar.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD/MI
Ilmu pengetahauan alam (IPA) pada dasarnya adalah ilmu yang
mempelajarilingkungan alam di sekitar manusia. Ilmu pengetahuan alam
27
(IPA) adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara
yang khas, khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (ahmadi, 2000:2). IPA
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. (Depdiknas 2006)
bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan”.
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakterstik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan, atau
kejadian, dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2014:22). Saat ini
objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai,
ranah sikap, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari. Dan kreativitas.
Belajar IPA berarti belajar kelima objek tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat
kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkaan di sekolah
dasar. Tapi karena karakteristikj siswa Sekolah Dasar masih dalam tahap
berfikir operasional kongkret, materi yang diajarkan masih dalam tahap awal
pengenalan materi IPA. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang
memperkenalkan siswa kepada alam sekitar. Siswa dapat menemui dan
mengamati objek yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari. Seiring dengan
28
banyaknya peristiwa yang terjadi di alam, kompetensi siswa dalam
pengetahuan tentang alam sekitar juga harus selalu berkembang. Melalui
pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan nantinya siswa memiliki sikap
ilmiah (kritis, sistematis, dan selalu ingin tahu), mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai, dan memahami pengetahuan-
pengetahuan IPA yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan
memiliki bekal ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar menurut (Sri
Sulistiyorini, 2007: 40) yaitu:
1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran lain.
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam
semesta ini untuk dipelajari
29
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian
pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA
dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari
kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.
C. Materi Energi Dan Penggunaannya
Energi merupakan suatu konsep yang sulit untuk dimengerti, karena tidak
memiliki bentuk fisik akan tetapi akibatnya dapat kita lihat, kita rasakan
tentang apa yang telah kita kerjakan. Energi didefinisikan oleh ilmuwan
sebagai kemampuan melakukan kerja. Bunyi dari hukum kekekalan energi
adalah : "Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi
hanya dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain”. Energi yang
sering kita temui sehari-hari antara lain energi panas yang sering disebut
dengan energi kalor, energi gerak, energi listrik, energi gravitasi bumi, dan
energi pegas.
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha.
Energi adalah tenaga, atau gaya untuk melakukan sesuatu. Dalam pengertian
sehari-hari energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
suatu pekerjaan.
Pada dasarnya ada dua jenis energi dominan di bumi; yang pertama
berasal dari matahari, dan yang kedua adalah sisa-sisa bara api proses
30
pembentukan bumi, bersifat internal (Hasan, 2015:3). Sebagian besar sumber
energi yang kita gunakan saat ini berasal dari matahari, baik fosil (batubara,
gas dan minyak bumi) maupun yang terbarukan (tenaga air, surya, angin,
gelombang laut dan biomassa). Sementara, sisa-sisa bara api proses
pembentukan bumi yang bersifat internal tersebut kelak muncul ke
permukaan menjadi energi panas bumi (geotermal). Namun sebagian besar
dari sumber daya ini bersifat terbatas dalam jangka menengah, baik karena
mereka pada akhirnya akan habis maupun karena penggunaannya dalam skala
besar yang tidak berkelanjutan. Inilah sebabnya mengapa konversi materi
menjadi energi dalam suatu proses yang terkendali yang pernah terjadi secara
alami selama pembentukan dan evolusi alam semesta adalah merupakan
tujuan penting untuk menjamin kemajuan dan kelangsungan kehidupan umat
manusia.
Selanjutnya, secara terperinci energi dapat dibedakan atas butir-butir
sebagai berikut, dan perlu diketahui energi dapat diubah dari suatu bentuk
kebentuk yang lain.
1. Energi Panas
Energi panas juga sering disebut sebagai kalor. Pemberian panas pada
suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda itu ataupun bahkan
terkadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan ukuran, atau
perubahan volume benda tersebut.
Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dlam kehidupan
sehari-hari, diantaranya yaitu memasak, menghangatkan tubuh, menjemur
31
pakaian, dan lain-lain. Energi panas juga memiliki sumber, sumber energi
panas diantaranya:
a. Matahari
Matahari adalah sumber energi utama di bumi. Matahari
menghasilkan energi cahaya dan panas. Cahaya matahari membuat
bumi terang pada siang hari, membantu tumbuhan memasak makanan,
membuat baju basah menjadi kering, dimanfaatkan petani untuk
menjemur padi, dan dimanfaatkan nelayan untuk menjemur ikan.
b. Api
Untuk memunculkan api siperlukannya bahan bakar dan udara.
Bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyk tanah,
dan gas. Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara
api akan mati. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan. Api digunakan
pula untuk memasak makanan, mendidihkan air atau membakar logam
untuk melelehkannya. Dahulu, api diperoleh dengan cara membakar
kayu kering atau ranting-ranting pohon. Sekarang api diperoleh dari gas
dan minyak tanah yang merupakan hasil pengolahan minyak bumi.
32
c. Gesekan Benda
Gambar 2.1 Contoh Benda Bergesek
Gesekan dari dua benda dapat menimbulkan panas. Panas timbul karena
gesekan yang terus menerus, makin kasar permukaan benda yang digesekan,
makin cepat pula panas yang timbul. Contoh gesekan benda yaitu pada ban
mobil, ketika mobil berjalan ban mobil bergesekan dengan jalan, sehingga
ban mobil menjadi panas.
Panas tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan keberadaannya.
Keberadaan panas dapat dibuktikan dengan cara menyentuh leher atau kening
dengan punggung tangan pasti dapat merasakan panas atau hangatnya kening
atau leher. Selain itu energi panas juga dapat berpindah. Berpindahan panas
dapat berpindah secar konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas tampa
diikuti aliran zat. Contonya adalah sodet terasa panas jika digunakan untuk
menggoreng, sendik akan terasa panas ketika di celupkan ke dalam air panas.
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti
perpindaha zat perantaranya. Contohnya adalah panas yang merambat pada
air yang direbus. Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas
33
secara langsung. Contohnya adalah tangan terasa panas jika di dekatkan ke
api, keringnya pakaian karena sinar matahari.
2. Energi Bunyi
Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat
menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak-
balik yang melalui titik setimbang. Jarak getaran pada saat bolak-balik
disebut amplitudo. Makin besar amplitudo, makin keras bunyi yang di
dengar. Perambatan bunyi dapat didengar melalui zat perantara. Zat perantara
tersebut berupa benda gas, benda padat, dan benda cair.
a) Perambatan bunyi melalui benda gas
Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi.
Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dimanapun kita
berada kita dapat berkomunikasi. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh.
Dapat dilakukan, asal suaranya dikeraskan. Perambatan bunyi melalui
udara adalah perambatan yang sangat cepat menyampaikan bunyi.
b) Perambatan bunyi melalui benda padat
Perambatan bunyi melalui benda padat dapat dibuktikan dengan
menempelkan jam tangan pada penggaris. Melalui penggaris detak jam
dapat didengar. Makin dekat jarak sumber bunyi makin keras bunyi
terdengar. kemampuan zat padat menghantarkan bunyi telah banyak
digunakan pada zaman dahulu yaitu dengan menempelkan telinga
34
ketanah maka gerakan benda yang berjarak jauh dapat diketahui
keberadaannya.
c) Perambatan bunyi melalui benda cair
Perambatan bunyi melalui benda cair dapat dibuktikan dengan
menumbukan batu ke air. Dengan dilemparnya batu ke air maka dapat
terdengar bunyi tumbukan batu tersebut
Banyaknya getaran dalam satu detik disebut frekuensi dan frekuensi itu
sendiri dibagi menjadi 3 bagian yaitu Infrasonik, Audiosonik, dan Ultrasonik.
Selain mengalami perambatan, bunyi mengalami pemantulan. Dalam
pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi
pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah
ketika kamu berada di ruangan yang sempit, kemudian mengeluarkan suara.
Suara yang kita keluarkan tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul
suara tersebut. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli
selesai. Contohnya, jika kamu berteriak, misalnya di daerah pegunungan,
setelah beberapa saat, terdengar kembali teriakanmu berteriak. Bunyi tersebut
sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu.
3. Energi Alternatif
Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan
peranan minyak bunyi. energi yang sedang dikembangkan adalah energi
matahari, energi angin, energi air terjun, dan energi panas bumi.
35
a. Energi matahari
Gambar 2.2 Panel Surya
Energi matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan di
bumi, jika tidak ada matahari kehidupan akan musnah. Matahari
memancarkan energinya dalam bentuk gelombang-gelombang radiasi.
Energi matahari dimanfaatkan manusia dan tumbuhan. Energi yang
dihasilkan matahari adalah energi panas dan energi cahaya. Energi
matahari dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya
adalah untuk proses fotosintesis dan pembangkit listrik tenaga surya.
Bagi manusia energi matahari digunakan untuk menjemur pakaian,
menjemur padi dll. Energi matahari juga dapat diubah menjadi bentuk
lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi
energi listrik. Contoh alat yang menggunakan energi matahari adalah
mobil bertenaga surya.
36
b. Energi angin
Gambar 2.3 Gambar Kincir Angin
Di negara belanda memanfaatkan energi angin untuk menggerakkan
kincir. Kincir digunakan untuk pembangkit listrik, selain itu juga kincir angin
digunakan untuk mengolah hasil ladang, memompa air penggerak kapal layar,
menjalankan mesin penggiling jagung dan pompa air, berolahraga
(paralayang, terjun payung, dll), menghasil listrik. Alat yang menghasilkan
listrik dari tenaga angin disebut aerogenerator.
c. Energi air
Gambar 2.4 Gambar PLTA
Air terjun merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut
dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga
air disebut juga PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu
dibuat bendungan. Setelah itu air dari bendungan dialirkan untuk memutar
37
turbin. Pemutaran turbin tersebut digunkan untuk memutar generator
penghasil listrik.
d. Energi Panas Bumi
Gambar 2.5 Gambar PLTU
Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi biasa disebut PLTU. Proses pengelolahan panas
bumi menjadi listrik yaitu uap panas dari dalam bumi dialirkan kepermukaan
melalui pipa, lalu uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin
berputar.
Keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif
a. Keuntungan penggunaan energi alternative
1) Tidak akan habis jika dipakai terus menerus
2) Energi yang dihasilkan sangat besar
3) Tidak mencemari lingkungan
b. Kerugian penggunaan energi alternatif
1) Membutuhkan biaya yang besar untuk memanfaatknnya.
2) Untuk mengubah energi alternatif menjadi energi yang dapat
digunakan, membutuhkan teknologi tinggi.
3) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim.
38
D. Model Pembelajaran Think, Pair, And Share
1. Definisi Model TPS
Think, Pair, and Share (TPS) adalah suatu model pembelajaran
kooperatif yang memberikan siswa waktu untuk berfikir dan merespons
serta saling bantu satu sama lain (Shohimin, 2013:208). Think, Pair, and
Share (TPS) adalah diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank
Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. Strategi
ini memperkenalkan gagasan tentang wait or think time (waktu „tunggu
dan berfikir‟) pada elemen interaksi pembelajaaran kooperatif yang saat ini
menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa
terhadap pertanyaan.
Pembelajaran kooperatif model Think, Pair, and Share (TPS) ini
relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk
mengatur tempat duduk ataupun mengelompokan siswa. Pembelajaran ini
melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.
Kesempatan untuk melatih komentar terlebih dahulu seperti bersama
teman yang menjadi pasangan cenderung dapat meningkatkan kualitas
kontribusi siswa dan biasanya akan meningkatkan kesediaan dan kesiapan
untuk berbicara dalam kelompok yang lebih besar.
Dalam teknik yang sederhana dan cepat ini, pendidik membuat
danmengajukan sebuah pertanyaan, memberi waktu selama beberapa
menit untuk mememikirkan tanggapan yanga akan diberikan, kemudian
39
meminta siswa membentuk pasangan dengan teman mereka. Think, Pair,
and Share (TPS) adalah teknik yang efektif digunakan, terutama sebagai
pemanasan sebelum melakukan diskusi kelas. Komponen “think”
mengharuskan siswa untuk berhenti dan menata pikiran meraka.
Komponen “pair” dan “share” mendorong siswa untuk membandingkan
dan membedakan pemahaman mereka dengan orang lain, dan untuk
melatih dahulu tanggapan mereka dalam situasi dengan resiko rendah
sebelum mengutarakannya ke hadapan umum bersama seluruh kelas.
Dengan demikian, diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling
membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara
kooperatif.
Manfaat TPS antara lain:
a. Memungkinkan siswa dapat bekerja sendiri dan bekerja sama dengan
orang lain.
b. Mengoptimalkan partisipasi siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan partisipasi
mereka kepada orang lain.
40
Keterampilan sosial dalam proses pembelajaran TPS antara lain (Shohimin,
2014:209) :
a. Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek.
a) Aspek bertanya
Aspek bertanya meliputi keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya
kepada teman dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang
dimengerti serta bertanya pada diskusi kelas.
b) Aspek menyampaikan ide atau pendapat
Meliputi keterampilan siswa menyampaikan pendapat saat diskusi
kelompok serta berpendapat (memberikan tanggapan atau sanggahan) saat
kelompok lain presentasi.
b. Keterampilan sosial aspek bekerja sama
Keterampilan sosial pada siswa pada aspek yang bekerja sama meliputi
keterampilan sosial siswa dalam hal bekerja sama untuk menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru.
c. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik,
yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain
saat sedang presentasi maupun saat teman dari kelompok lain berpendapat.
d. Komponen pembelajaran kooperatif tipe TPS
Pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS) mempunyai beberapa
komponen yaitu Think (berfikir), Pair (berpasangan), Share (berbagi).
41
2. Cara Pelaksanaan Model Pembelajaran Think, Pair, and Share
Think, Pair, and Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara
gamblang untuk memberi siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, menjawab
dan saling membantu satu sama lain. Misalkan seorang guru baru saja
menyelesikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas
dan guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang
telah dijelaskan atau dialami. Untuk itu guru dapat menerapkan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Tahap I: Thinking (berfikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau soal yang berhubungan dengan
pelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari
pertanyaan atau soal tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap
berfikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari
refrensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang
diberikan guru.
b. Tahap II: Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi
pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban atau ide. Biasanya guru
memberi waktu 5-10 menit untuk berpasangan. Tahap diskusi merupakan
tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna memperdalam
pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk aktif
42
menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam
kelompok serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
c. Tahap III: Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan siswa yang ada
diminta untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama
pasangannya masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi
menuntut siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya secara
bertanggung jawab, serta mampu memepertahankan pendapat setelah
disampaikannya.
Model pembelajaran Think, Pair, and Share menggunakan metode diskusi
berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model ini siswa
dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai
pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan
pembelajaran.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model TPS
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan.
Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Think, Pair,
and Share (Kurniasih, 2016:58)
a. Kelebihan model TPS
Banyak sekali sisi keunggulan dari model pembelajaran TPS ini,
diantaranya:
43
1) Model ini dengan sendirinya memberikan kesempatan yang banyak kepada
siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
2) Dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok
4) Adanya kemudahan interaksi semua siswa
5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya
6) Antara sesama siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan
idenya untuk berdiskusi sebelum disampaikan di depan kelas
7) Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa dapat diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas
8) Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam
komunikasi antara satu dengan yang lain, serta saling membantu dalam
kelompok kecil
9) Pemecahan masalah dapat dilakukan secar langsung. Dan siswa dapat
memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu
dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan
di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
10) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memeperoleh
kesempatan untuk –memikirkan materi yang diajarkan
11) Siswa akan terlatih untuk membuat konsep pemecahan masalah
44
12) Keaktifan siswa meningkat, karena kelompok yang dibentuk tidak gemuk,
dan masing-masing siswa dapat dengan leluasa mengeluarkan pendapat
mereka
13) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh siswa sehingga ide yang mereka dapatkan menyebar pada
setiap anak
14) Memudahkan guru dalam memantau siswa pada proses pembelajaran
15) Pelaksanaan model pembelajaran ini menuntut siswa menggunakan waktunya
untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru
di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi
dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya
16) Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan
agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan
17) Proses pembelajaran akan dinamis, karena konsep pembelajaran ini juga
menuntut siswa untuk aktif mencari permasalahan dan menemukan
jawabannya.
18) Dengan pembelajaran TPS ini dapat diminimalisir peran sentral guru, sebab
semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru
19) Hasil belajar lebih mendalam, karena model pembelajaran TPS siswa dapat
diidentifikasikan secara bertahap materi yang diberikan, sehingga pada akhir
pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal
45
20) Meningkatkan sistem kerjasama dalam tim, sehingga siswa dituntut
untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau
mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima
b. Kelemahan Model TPS
Model pembelajaran TPS memiliki beberapa kelemahan diantaranya
adalah
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
2) Lebih sedikit ide yang muncul
3) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah
4) Menggantungkan pada pasangan
5) Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok,
karena ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan
4. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Thing, Pair, and Share (TPS)
Langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran tipe think, pair and share
terdiri dari lima langkah yaitu:
a. Tahap Pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apresepsi sekaligus
memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini,
guru juga menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu
pada setiap tahap kegiatan.
46
b. Tahap Think (Berfikir Secara Individual)
Proses think, pair, and share dimulai pada saat guru melakukan
demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini siswa
diberi batasan waktu “think time” oleh guru untuk memikirkan jawaban
secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam
penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Tahap Pairs (Berpasangan Dengan Teman Sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru
menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal
ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa yang pintar dan
meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa memulai bekerja
dengan pasangannya untuk mendiskusikan mengenai jwaban atas
permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Setiap siswa memiliki
kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara
bersamaan.
d. Tahap Share (Berbgi Jawaban Dengan Pasangan Lain atau Seluruh Kelas)
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara
perseorangan atau secara koomperatif kepada kelas sebagia keseluruhan
kelompok. Setiap anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil
pemikiran mereka.
47
e. Tahap Penghargaan
Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu
maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap
think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair
dan share, terutama pada saat presentasi memberikan penjelasan terhadap
seluruh kelas.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis ingin paparkan lokasi
dilaksanakan penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk
menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga
sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Secara garis
besar lokasi peneltian dapat penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : MI Klero
Yayasan Penyelenggara : Lembaga YASPINAMAT
NSM : 11123322011
Status : Terakreditasi B
Alamat : Dsn. Ngadirno, Ds. Klero, Kec. Tengaran,
Kab. Semarang
Kode pos : 50775
Status Madrasah : Swasta
Tahun Berdirinya : 1980
Bangunan : Milik Yayasan
48
2. Letak geografis MI Klero Tengaran
MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun batasan-
batasannya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah timur dengan batas pekarangan rumah milik bapak Asmuri
b. Sebelah selatan dengan batas pekarangan rumah milik bapak Untung
c. Sebelah barat dengan batas jalan kampung
d. Sebelah utara dengan batas jalan utama Dusun Ngadirno
3. Sejarah Berdirinya Mi Klero Tengaran
Madrasah Ibtidaiyah Klero berdiri pada tahun 1980 yang didirikan oleh
suatu yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. Para tokoh pendirinya
adalah tokoh masyarakat setempat, diantaranya:
a. Bp. Asmuri
b. Bp. KH. Mahmudi
c. Bp. Darmo
MI Klero Kecamatan Tengran Kabupaten Semarang didirikan
masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik dapat melaksanakan
syariat agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Adapun Visi dan Misi dari MI Klero Kecamatan Tengran Kabupaten
Semarang adalah berikut :
Visi Madrasah adalah unggul dalam prestasi, pelopor dalam imtaq dan
iptek serta teladan dalam bersikap dan berprilaku.
49
Misi Madrasah
a. Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan
b. Membentuk generasi yang bertqwa, mandiri, hormat, dan satun.
c. Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan cinta almamater
d. Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat kekeluargaan
e. Menciptakan keseimbangan intelektual dan emosional serta spiritual
dalam mewujudkan situasi kondusif ke arah terwujudnya tujuan
pendidikan nasional
4. Keadaan Gedung MI Klero
Jumlah gedung MI Klero sudah layak dan memadai sebagai salah satu
sarana pendidikan. MI Klero telah memiliki gedung yang meliputi:
a. Tujuh lokal kelas untuk kelas I-VI dengan ukuran 7x6 m²
b. Satu lokal ukuran 7x6 m² terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan
ruang guru
c. Satu ruang perpustakaan
d. Halaman sekolah
e. Tempat ibadah
f. Satu lokal tempat wudhu dengan 10 kran air
g. Dua lokal WC dan kamar mandi untuk siswa, dan 1 untuk guru ukuran
4x3 m²
h. Gudang
50
5. Keadaan Guru
Jumlah guru yang mengajar di MI Klero seluruhnya ada 9 guru.
Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar para guru
juga bertanggung jawab terhadap progam kerja ekstra kulikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Klero dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Data Guru MI Klero Tahun Pelajaran 2016/2017
No Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah
1. Aynun Mardliyah Kab. Smg 31 Juli 1980 P S1/PAI
2. Budi Hatanto Kab. Smg 28 Nov1979 L SI/PAI
3. Sri Martini Kab. Smg 23 maret1980 P SI/PAI
4. Siswanti Kab. Byl 23 Sep 1984 P SI/PAI
5. Rofik Anwari Kab. Smg 4 Juli 1976 L SI/PAI
6. Muhammad Syafi‟i Kab. Smg 26 Sep 1975 L SI/PAI
7. Siyamti Kab. Byl 12 Juni 1982 P SI/PAI
8. Arwidatul Rahmawati Kab. Smg 11 Agus 1985 P S1/PGMI
9. Afidatun Kab. Smg 30 April 1985 P S1/TBI
6. Keadaan Siswa
Jumlah peserta didik MI Klero dari kelas 1 sampai kelas VI tahun
pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 174 peserta didik yang terdiri
dari 98 peserta didik laki-laki dan 76 peserta didik perempuan.
51
Tabel 3.2
Data Keadaan Siswa MI Klero Tahun Pelajaran 2016/2017
Kelas Jumlah Peserta Didik Jumlah
L P
I 13 15` 28
II 24 14 38
III 18 14 32
IV 16 10 26
V 16 12 28
VI 11 10 21
Jumlah 98 75 173
Berikut penulis sajikan data tentang daftar nama peserta didik yang
menjadi subjek dalam penelitian ini, yaitu kelas IV yang berjumlah 27
orang.
Tabel 3.3
Data Keadaan Peserta Didik Kelas IV MI Klero
No NIS Nama Tempat , Tanggal Lahir L/P
1. 981 Rohmad Tri Wahyono Kab. Smg, 16/07/2004 L
2. 1035 Resa Dwi Ardiansah Kab. Smg, 26/12/2005 L
3. 1046 Candra Dwi Setyawan Boyolali, 13/08/2006 L
4. 1047 Dimas Ahmad Muzakki Kab. Smg, 20/10/2006 L
5. 1048 Eka Amelia Febriana Kab. Smg, 12/02/2007 P
6. 1064 Ikhsanul Yakin Kab. Smg, 07/02/2007 L
7. 1050 Laila Dwi Nofiani Kab. Smg, 13/11/2006 P
8. 1052 Mahendra Arya Faiz Kab. Smg, 18/10/2006 L
9. 1066 M. Alfa Riski Romadhon Kab. Smg, 11/10/2007 L
10. 1057 Tarisa Indriyani Kab. Smg, 07/02/2007 P
11. 1073 Titis Achirta Sari Kab. Smg, 18/03/2006 P
12. 1058 Zahra Amelia Kab. Smg, 24/01/2006 P
13. 1074 Risky Raditiya Pratama Boyolali, 30/11/2006 L
14. 1078 Anas Fauzul Hakim Kab. Smg, 29/11/2006 L
52
15. 1043 Amalia Putri Widyawati Wonogiri, 15/03/2007 P
16. 1045 Bima Hafiish Sadhewa Semarang, 22/09/2006 L
17. 1062 Eko Febriyanto Boyolali, 22/02/2007 L
18. 1049 Kiandaru Angestu Putra Boyolali, 12/06/2007 L
19. 1051 Latifatun Nikmah Boyolali, 01/02/2007 P
20. 1054 Muhammad Hanif Kab. Smg, 16/06/2006 L
21. 1053
Muhammad Sidiq
Bakhrudin Kab. Smg, 19/08/2006 L
22. 1067 M. Wahyu Dzawin Niam Boyolali, 29/10/2006 L
23. 1068 Nadia Budhi Ananda Boyolali, 01/01/2007 P
24. 1055 Neysa Firdania Handayani Boyolali, 19/05/2007 P
25. 1056 Rafi Zakiudin Kab. Smg, 08/04/2006 L
26. 1069 Regina Riti Kab. Smg, 16/09/2006 P
7. Kurikulum MI Klero
Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MI Klero adalah
sebagai berikut:
a. Kurikulum yang memuat jenis-jenis mata pelajaran serta pembagian
waktu masing-masing pelajaran
Tabel 3.4
Pembagian Jam Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah
No Mata Pelajaran Madrasah Ibtidaiyah
I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2 2 2 2
a. Qur‟an Hadist 2 2 2 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 0 0 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2
4. Bahasa Arab 4 4 4 5 5 5
5. Matematika 0 0 0 2 2 2
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 5 5 6 6 6
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 4 4 4
53
8. Seni Budaya Dan Keterampilan 3 3 3 3 3 3
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
Dan Kebugaran
4 4 4 4 4 4
10 Muatan Lokal 4 4 4 4 4 4
a. Bta
b. Bahasa Inggris 1 1 1 0 0 0
c. Bahasa Jawa 0 0 0 1 1 1
Jumlah 1 1 1 1 1 1
b. Ekstrakulikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran. Adapun kegiatan ekstrakulikuler yang diajarkan di MI
Klero antara lain kepramukaan, dan olahraga.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klero yang
berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan, yang pada tahun 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas IV MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Mata pelajaran yang dijadiakan objek penelitian adalah mata pelajaran
IPA sesuai dengan kompetensi dasar atau silabus pada saat penelitian ini
dilaksanakan. Pokok bahasan yang diambila adalah Energi dan
Penggunaannya.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi energi dan
penggunaannya semester genap tahun 2017 dan dilaksanaka dengan
54
menggunakan jam pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas IV
di MI Klero (jadwal terlampir).
Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanaan pada bulan 27 April 2017
2. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2017
3. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2017
Penelitian menggunakan model pembelajaran Thing Pair and Share ,
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal
16 Mei 2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
mata pelajaran IPA kelas IV Semester II. Standar kompetensi memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari
hari. Dengan kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi
yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan pokok
bahasan energi dan penggunaannya.
Pada proses perencanaan siklus I ini guru merencanakan proses
pembelajaran dengan membuat RPP, pembuatan lembar observasi aktivitas
siswa, lembar observasi guru dan pembuatan media pembelajaran.
Pembuatan RPP ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan
diterapkan sehingga dapat berjalan dengan lancar saat pelaksanaan
tindakan.
55
Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran Think, Pair, and Share. Adapun materi yang dibahas
adalah energi dan penggunaannya. Dalam hal ini guru menyusun tujuan
pembelajaran yang disesuaikan dengan indiktor pembelajaran.
2) Menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawaban yang digunakan dalam
model pembelajaran Think, Pair, and Share, yang berhubungan dengan
materi energi dan penggunaannya. Berbentuk lembar kerja siswa (LKS)
berupa permasalahan yang harus dikerjakan secara individu dan
berpasangan.
3) Menyiapkan bahan ajar juga bahan-bahan yang akan digunakan untuk
praktikum
4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, lembar hasil
belajar siswa dan lembar pengamatan performansi guru untuk melihat
kondisi belajar mengajar melalui model pembelajaran Think, Pair, and
Share. Lembar pengamatan aktifitas belajar siswa terdiri dari 6 aspek.
Aspek tersebut antara lain: keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru,
56
kerjasama siswa pada saat bekerja berpasangan, ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru, kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru,
keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan, dan
keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat.
Lembar hasil belajar siswa berupa hasil dari siswa mengerjakan soal
evaluasi. Lembar pengamatan performansi guru adalah pada saat
pelaksanaan tindakan pembelajaran.
5) Menyusun soal evaluasi siklus I yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa. Tes formatif ini berbentuk soal esai.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan guru kelas yang melaksanakan tindakan
pembelajaran, sementara peneliti bertindak sebagai pengamat. Pada
pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru melaksanakan sesuai dengan apa
yang sudah tertulis dalam RPP seperti saat kegiatan awal guru menyampaikan
tugas pembelajaran dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Pada kegiatan
ini guru menyampaikan materi pembelajaran, membagi siswa di dalam kelas
menjadi berpasangan yang terdiri dari teman sebangku dan diberi tugas untuk
mengerjakan LKS atau lembar kegiatan siswa secara berpasangan, sedangkan
pada kegiatan akhir guru melakukan tes evaluasi pembelajaran.
57
1) Guru menyampaikan tujuan pemebelajaran dan melakukan apresepsi
a) Guru mengucap salam
b) Guru mengajak peserta didik berdo‟a sebelum pelajaran dimulai dan
mengabsen peserta didik.
c) Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
d) Guru bertanya jawab untuk memotivasi peserta didik.
(1) Siapa yang tadi pagi sarapan sebelum berangkat ke sekolah?
(2) Kenapa kita membutuhkan makan? Apa gunanya?
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Guru menyajikan materi pembelajaran tentang energi dan penggunaannya.
Dalam menyampaikan meteri guru menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab.
3) Guru membagi kelas menjadi berpasang-pasangan. Setiap kelompok terdiri
dari 2 siswa yang merupakan teman sebangku.
4) Guru meminta siswa melaksanakan langkah pertama model TPS yaitu
berfikir (Think). Guru memberikan pertanyaan tentang materi energi dan
kegunaannya kepada siswa yang sudah dibuat berbentuk LKS dan siswa
menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawabannya.
5) Guru meminta siswa melaksanakan langkah kedua model TPS yaitu,
berpasangan (Pair). Disini guru meminta siswa untuk berpasangan dengan
teman sebangku dan mendiskusikan hasil pemiliran masing-masing dengan
cara mengisi LKS bersama pasangannya. Dalam diskusi ini diharapkan siswa
58
dapat bertukar pikiran terhadap pertanyaan tersebut dan menyatukan jawaban
mereka
6) Guru meminta siswa melaksanakan langkah ketiga model TPS yaitu berbgi
(Share). Dalam tahap ini siswa dan pasangannya diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dari hasil diskusi mereka di depan kelas.
7) Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan sumber energi yang menghasilkan panas.
8) Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikan bahwa panas dapat
berpindah.
9) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan mengamati hal apa saja yang
terjadi serta mencatatnya di lembar kerja siswa I.
10) Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan sumber energi yang menghasilkan bunyi
11) Sesuai petunjuk siswa mempraktikkan cara untuk menghasilkan energi bunyi
12) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan mengamati hal apa saja yang
terjadi serta mencatatnya di lembar kerja siswa II.
13) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
14) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja peserta
didik. Berdasarkan hal ini guru menanggapi hasil diskusi dan meluruskan
pemahaman siswa mengenai materi.
15) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum diketahui.
16) Kemudian guru bersama siswa menimpulkan materi yang sudah dipelajari.
59
17) Pada akhir siklus I guru memberikan evaluasi berbentuk soal esai untuk
mengetahui hasil belajar siswa selama siklus I. Hasil teersebut akan
dijadikan sebagai landasan untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
18) Sebagai reward atas usahanya, guru meminta siswa untuk menempelkan
hasil karyanya di dinding karyaku menempelkan hasil karyanya di
dinding karyaku
19) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran serta
mengkaitkan materi pelajaran dengan kekuasaan Allah.
20) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan/Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Think, Pair, and Share dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Performansi Guru
Pengamatan performansi guru ini meliputi penguasaan materi,
penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran Think, Pair, and
Share, dan pengelolaan kelas (manajemen kelas) dalam pembelajaran IPA
materi energi dan penggunaannya.
60
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a) Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga siswa masih ada yang tidak
memperhatikan.
b) Guru kurang mampu menghidupkan susasana kelas.
c) Suara guru kurang lantang dalam menjelaskan materi
d) Guru tidak memberikan kesempatan pada pasangan lain untuk
menanggapi hasil presentasi dari pasangan lain.
e) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.
Berdasarkan kelemahan dan kekurangan pada guru maka diperlukan
perbaikan performansi guru pada siklus berikutnya.
2) Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa
Proses pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar siswa untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar. Hasil belajar yang dijadikan
pengamatan yakni: a) nilai rata-rata kelas, b) banyaknya siswa yang tuntas
belajar, dan c) presentase tuntas belajar secara klausal.
Selain hasil belajar, guru juga melakukan pengamatan terhadap keaktifan
belajar siswa. Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran dengan
memfokuskan pengamatan terhadap: a) keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru, b) kerjasama siswa pada saat bekerja berpasangan, c) ketekunan
siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru, d)
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan
61
guru, e) keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan, dan f)
keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.
b) Siswa masih bermain sendiri atau berbicara dengan teman ketika guru
menerangkan.
c) Siswa masih takut dan ragu dalam mengutarakan pendapatnya
d) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
e) Sebagian siswa masih bergantung kepada temannya saat berdiskusi
berpasangan maupun diskusi bersama-sama
f) Siswa masih ada yang bingung dengan petunjuk proses pembelajaran
yang diberikan guru.
g) Siswa masih ada yang bingung pada saat kegiatan praktkum berlangsung
3) Refleksi
Hasil belajar siklus I ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran meningkat dibandingkan pra siklus. Guru berperan
sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada
pada siswa. Model pembelajaran Think, Pair, and Share ini membuat semua
siswa aktif karena dalam pembelajaran siswa dapat berinteraksi dengan
pasangannya dan juga dapat melatih keberanian siswa pada saat
mengutarakan hasil diskusinya di depan kelas.
62
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah,
yaitu;
1) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat penggunaan model
pembelajaran Think, Pair, and Share.
2) Penguasaan kelas yang belum optimal saat penggunaan model
pembelajaran Think, Pair, and Share.
3) Suara guru kurang lantang dalam menjelaskan mater.
4) Belum adanya kesempatan pada pasangan lain untuk menanggapi hasil
presentasi dari pasangan lain.
5) Beberapa siswa belum paham tentang aturan model pembelajaran Think,
Pair, and Share.
6) Siswa masih banyak yang bingung dan bergantung kepada temannya saat
diskusi berlangsung
7) Masih ada siswa yang malu-malu saat mengutarakan pendapat dari hasil
diskusi mereka di depan kelas
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada
siklus I.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal
22 Mei 2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran IPA kelas IV Semester II. Standar kompetensi memahami berbagai
bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari hari. Dengan
63
kompetensi dasar menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara
penggunaannya. Dengan pokok bahasan energi dan penggunaannya.
Siklus II dilaksanakan karena hasil evaluasi siklus I belum mencapai
indikator kebehasilan. Perencanaan pada siklus II dibuat berdasarkan hasil
refleksi siklus I dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pemebelajaran.
Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran Think, Pair, and Share. Adapun materi yang dibahas
adalah energi dan penggunaannya. Dalam hal ini guru menyusun tujuan
pembelajaran yang disesuaikan dengan indiktor pembelajaran.
2) Menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawaban yang digunakan
dalam model pembelajaran Think, Pair, and Share, yang berhubungan
dengan materi energi dan penggunaannya. Berbentuk lembar kerja
siswa (LKS) berupa permasalahan yang harus dikerjakan secara
individu dan berpasangan.
64
3) Menyiapkan bahan ajar juga bahan-bahan yang akan digunakan untuk
praktikum.
4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, lembar hasil
belajar siswa dan lembar pengamatan performansi guru untuk melihat
kondisi belajar mengajar melalui model pembelajaran Think, Pair, and
Share. Lembar pengamatan aktifitas belajar siswa terdiri dari 6 aspek.
Aspek tersebut antara lain: keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru,
kerjasama siswa pada saat bekerja berpasangan, ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru, kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru, keberanian
siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan, dan keberanian siswa
dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat. Lembar hasil belajar
siswa berupa hasil dari siswa mengerjakan soal evaluasi. Lembar
pengamatan performansi guru adalah pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran.
5) Menyusun soal evaluasi siklus II yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa. Tes formatif ini berbentuk soal esai.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian ini guru kelas yang melaksanakan tindakan
pembelajaran, sementara peneliti bertindak sebagai pengamat. Pelaksanaan
tindakan pembelajaran, guru melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah
tertulis dalam RPP seperti saat kegiatan awal guru menyampaikan tugas
pembelajaran dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Pada kegiatan
65
ini guru menyampaikan materi pembelajaran, membagi siswa di dalam
kelas menjadi berpasangan yang terdiri dari teman sebangku dan diberi
tugas untuk mengerjakan LKS atau lembar kegiatan siswa secara individu
dan berpasangan. Sedangkan pada kegiatan akhir guru melakukan tes
evaluasi pembelajaran.
1) Guru menyampaikan tujuan pemebelajaran dan melakukan apresepsi
a) Guru mengucap salam
b) Guru mengajak peserta didik berdo‟a sebelum pelajaran dimulai
dan mengabsen peserta didik.
c) Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
d) Guru bertanya jawab untuk memotivasi peserta didik.
(1) Apa yang kalian rasakan saat terkena sinar matahari ?
(2) Pernah menjemur baju ? apa yang akan terjadi pada baju
yang basah saat dijemur ?
(3) Apa yang kalian rasakan saat terkena angin ?
(4) Pernah bermain layang-layang ? apa yang membuat layang-
layang dapat terbang?
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Guru menyajikan materi pembelajaran tentang energi dan
penggunaannya. Dalam menyampaikan meteri guru menggunakan
metode ceramah dengan suara yang lantang dan dan metode tanya
jawab agar semua siswa dapat memperhatikan dan merasa tertarik
66
untuk menjawab. Juga guru meminta siswa untuk membacakan teks
secara bergantian untuk meningkatkan fokus mereka terhadap
pembelajaran.
3) Guru membagi kelas menjadi berpasang-pasangan. Setiap kelompok
terdiri dari 2 siswa yang merupakan teman sebangku.
4) Guru meminta siswa melaksanakan langkah pertama model TPS yaitu
berfikir (Think). Guru memberikan pertanyaan tentang materi energi
dan kegunaannya kepada siswa yang sudah dibuat berbentuk LKS dan
siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri
jawabannya.
5) Guru meminta siswa melaksanakan langkah kedua model TPS yaitu,
berpasangan (Pair). Disini guru meminta siswa untuk berpasangan
dengan teman sebangku dan mendiskusikan hasil pemikiran masing-
masing dengan cara mengisi LKS bersama pasangannya. Dalam diskusi
ini diharapkan siswa dapat bertukar pikiran terhadap pertanyaan
tersebut dan menyatukan jawaban mereka.
6) Guru meminta siswa melaksanakan langkah ketiga model TPS yaitu
berbgi (Share). Dalam tahap ini siswa dan pasangannya diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat dari hasil diskusi mereka
di depan kelas serta pasangannya yang lain diberi kesempatan untuk
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi yang dikemukakan oleh
pasangan lain.
67
7) Guru bersama siswa saling berdiskusi bersama sambil meluruskan
pemahaman siswa.
8) Guru bersama peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan sumber energi alternatif yang
menghasilkan gerak
9) Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikan bahwa energi
alternatif angin berubah menjadi energi gerak
10) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan mengamati hal apa saja yang
terjadi serta mencatatnya di lembar kerja siswa II.
11) Masing-masing pasangan mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas, serta pasangannya yang lain diberi kesempatan untuk
memberikan pendapat terhadap pendapat yang dikemukakan oleh
pasangan lain.
12) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja peserta
didik. Dalam hal ini guru menanggapi hasil diskusi dan meluruskan
pemahaman siswa mengenai materi.
13) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum diketahui.
14) Berdasarkan hal ini guru menanggapi hasil diskusi dan meluruskan
pemahaman siswa mengenai materi. Kemudian guru bersama siswa
menimpulkan materi yang sudah dipelajari.
15) Pada akhir siklus II guru memberikan evaluasi berbentuk soal esai
untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah dilakukan. Adanya
68
evuasi pembelajaran ini kita bisa mengetahui keberhasilan proses
pembeljaran yang telah dilakukan.
16) Sebagai reward atas usahanya, guru meminta siswa untuk menempelkan
hasil karyanya di dinding karyaku menempelkan hasil karyanya di
dinding karyaku
17) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran serta
mengkaitkan materi pelajaran dengan kekuasaan Allah.
18) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan/Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama seerti yang dilakukan
pada siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
perubahan, dan perkembangan yng terjadi pada siklus I. Alat pengukuran
pengamatan juga sama yaitu performansi guru, aktivitas belajar siswa juga
hasil belajar siswa.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Performansi Guru
Pengamatan performansi guru ini meliputi penguasaan materi,
penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran Think, Pair, and
Share, dan pengelolaan kelas (manajemen kelas) dalam pembelajaran
IPA materi energi dan penggunaannya.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
69
a) Guru sudah mampu menguasai siswa sepenuhnya selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga siswa memperhatikan.
b) Guru sudah optimal dalam memotivasi siswa.
c) Guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah direncanakan.
d) Guru sudah mulai mampu dalam menghidupkan susasana kelas.
e) Suara guru lantang dalam menjelaskan materi
f) Guru sudah memberikan kesempatan pada pasangan lain untuk
menanggapi hasil presentasi dari pasangan lain.
2) Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa
Proses pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar siswa untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar. Hasil belajar yang dijadikan
pengamatan yakni: a) nilai rata-rata kelas, b) banyaknya siswa yang tuntas
belajar, dan c) presentase tuntas belajar secara klausal.
Selain hasil belajar, guru juga melakukan pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa. Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran
dengan memfokuskan pengamatan terhadap: a) keaktifan siswa dalam
bertanya kepada guru, b) kerjasama siswa pada saat bekerja berpasangan,
c) ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang
diberikan guru, d) kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas
berpasangan yang diberikan guru, e) keberanian siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan, dan f) keberanian siswa dalam
mengemukakan tanggapan atau pendapat.
70
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a) Siswa sudah aktif dengan motivasi yang diberikan oleh guru dalam
proses belajar, sehingga siswa sibuk melaksanakan tugas yang
diberikan guru.
b) Siswa antusias mengikuti proses pembelajaran.
c) Siswa sudah mulai percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya dan
aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
d) Siswa sudah mulai bekerja sama kepada temannya saat berdiskusi
berpasangan maupun diskusi bersama-sama
e) Adanya peningkatan nilai pada siklus II.
f) Optimalnya hasil belajar dan aktivitas siswa
g) Siswa sudah runtut mempraktikan percobaan pada saat kegiatan
praktikum berlangsung sesuai petunjuk.
3) Refleksi
Hasil belajar siklus II ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran meningkat dari proses pembelajarn siklus I. Siswa
terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share. Guru berperan
sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada
pada siswa. Model pembelajaran Think, Pair, and Share ini membuat
semua siswa aktif karena dalam pembelajaran siswa dapat berinteraksi
71
dengan pasangannya dan juga dapat melatih keberanian siswa pada saat
mengutarakan hasil diskusinya di depan kelas.
Selama pengamatan berlangsung permasalahan-permasalahan yang
ditemukan ada siklus I sudah menurun dan diperbaiki. Kebingungan siswa
dalam berdiskusi dan menjawab pertanyaan sudah menurun dan siswa
sudah melakukannya dengan baik sesuai dengan arahan guru. Pada
praktikum siswa juga dapat melakuakn dengan baik sesuai dengan
petunjuk yang diberikan. Siswa juga sudah berani dan percaya diri dalam
menjawab pertanyaan juga mengutrakan pendapatnya
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Klero,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Penelitian tidakan kelas ini
dilakukan dalam 2 siklus untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa mengunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share dalam
pembelajaran IPA materi Energi dan Kegunaannya.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, mulai dari pemeriksaan tahap
studi awal sampai pada siklus kedua diperoleh data sebagai berikut:
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal
Data yang diperoleh dari observasi dengan guru kelas diperoleh
penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa mendapat nilai IPA yang
belum tuntas atau belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) IPA yang ditetapkan di MI Klero yaitu 70. Selain itu siswa juga
memiliki keaktifan yang rendah dalam mengikuti pembelajaran IPA.
Berdasarkan pengamatan singkat terhadap siswa sebelum penelitian,
menunjukan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata
pelajaran IPA. Hal tersebut berakibat terhadap nilai ulangan harian yang
menunjukan rendahnya kemampuan siswa belajar IPA. Kondisi awal
tersebut digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.
73
Adapun hasil kondisi awal siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu:
Tabel 4.1
Perolehan Hasil Rata-rata Kondisi Awal Siswa
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. R T W 70 55 Belum Tuntas
2. R D A 70 65 Belum Tuntas
3. C D S 70 65 Belum Tuntas
4. D A M 70 75 Tuntas
5. E A F 70 70 Tuntas
6. I Y 70 55 Belum Tuntas
7. L D N 70 75 Tuntas
8. M A F 70 75 Tuntas
9. M A R R 70 50 Belum Tuntas
10. T I 70 75 Tuntas
11. T A S 70 65 Belum Tuntas
12. Z A 70 60 Belum Tuntas
13. R R P 70 80 Tuntas
14. A F H 70 65 Belum Tuntas
15. A P W 70 75 Tuntas
16. B H S 70 60 Belum Tuntas
17. E F 70 70 Tuntas
18. K A P 70 65 Belum Tuntas
19. L N 70 75 Tuntas
20. M H 70 65 Belum Tuntas
21. M S B 70 70 Tuntas
22. M W D N 70 60 Belum Tuntas
23. N B A 70 75 Tuntas
24. N F H 70 70 Tuntas
25. R Z 70 75 Tuntas
26. R R 70 70 Tuntas
Jumlah 1.760 26
Rat-rata Nilai 67,69
74
Tabel 4.2
Hasil Presentase Kondisi Awal Nilai Siswa
No Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
1. Tuntas 14 53,84 % 1.030
2. Belum Tuntas 12 46,15% 730
Jumlah 26 100% 1760
Tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Hasil Prosentase Kondisi Awal Nilai Siswa
Nilai rata-rata siswa menunjukan bahwa hasil belajar siswa kurang
memuaskan, sebanyak 12 siswa belum mecapai batas KKM. Batas KKM di
MI Klero untuk mata pelajaran IPA adalah 7,00. Siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 53,84 % (14 siswa) dan 46,15% ( 12 siswa) belum mencapai
KKM. Berdasarkan hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan
menggunakan model pembelajran TPS untuk meningkatkan hasil belajar dan
juga keaktifan belajar siswa.
0
2
4
6
8
10
12
14
TuntasBelum Tuntas
14
7
Hasil Prosentase Kondisi Awal Nilai Siswa
Tuntas
Belum Tuntas
75
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan model
pembelajaran Think, Pair, and Share. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus
I, mencakup performansi guru, keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Pada
deskripsi performansi guru didapatkan data kemampuan guru dalam
melaksanakan kemampuan mengajar sesuai dengan RPP yang telah
disesuaikan dengan model pembelajaran TPS. Data keaktifan belajar siswa
dideskripsikan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan
pada data hasil belajar siswa kita dapat melihat rata-rata kelas dan presentase
ketuntasan belajar siswa.
Pada siklus I pengumpulan data performansi guru, hasil belajar dan
keaktifan belajar peserta didik menggunakan post-test dan lembar observasi.
Berdasarkan instrumen tersebut dapat diperoleh data tentang hasil
performansi guru, nilai hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran. Deskripsi pada penelitian tindakan siklus I antara lain sebagai
berikut:
a. Performansi Guru
Pengambilan data digunakan untuk mengetahui aktivitas guru pada
siklus I menggunakan lembar observasi performansi guru. Aspek yang
dinilai saat observasi aktivitas guru adalah kesesuaian guru dengan
langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan model
pembelajarn TPS. Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah 29
aktivitas yang harus diamati oleh peneliti. Dengan rentang skor 1 sampai
76
4, sehingga skor maksimum yang diperoleh adalah 100 dan skor
minimalnya adalah 25. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya
menggunakan model pembelajaran TPS. Hasil observasi performansi guru
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Performansi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
16. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, √
77
media pembelajaran, dan sumber belajar
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
17. Menerapkan model pembelajaran TPS dengan baik
dan benar
√
18. Melibatkan siswa dalam penerapan model
pembelajaran TPS
√
19. Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan
pada saat proses pembelajaran
√
20. Memberi kesempatan berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa takut
√
21. Memfasilitasi siswa melalui pertanyaan, pemberian
tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
22. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
23. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
24. Memberiakan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber
√
25. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
26. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
27. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak Lanjut/Follow Up
28. Menginformasikan materi.bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
√
29. Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah,
terhadap keberhasilan siswa
√
Jumlah 12 57 14 -
Total 83
Presentase (%) 71,6%
Kategori Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
2) Rentang Kategori
A= 4 (Sangat Baik)
Nilai 76% - 100 % (Sangat Baik)
B= 3 (Baik)
Nilai 51% - 75% (Baik)
C= 2 (Cukup)
Nilai 26% - 50% (Cukup)
D= 1 (Kurang) Nilai 0% - 25% (Kurang)
78
Rumus =
x100
Jumlah skor yang diperoleh adalah 83. Aktivitas yang yang memperoleh
skor 4 ada 3 butir, yang memperoleh skor 3 ada 19 butir, dan yang
memperoleh skor 2 ada 7 butir. Jika dihitung dalam prosentase, aktivitas guru
memperoleh prosentase sebesar 71,6%
b. Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dan hasil nilai berpasangan
menggunakan model pembelajaran TPS, diketahui nilai rata-rata kelas dan
presentase ketuntasan belajar. Adapun hasil belajar siswa siklus I setelah
menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu:
Tabel 4.4
Perolehan Hasil Rata-rata Siklus I
Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I
Banyak Siswa Presentase
Jumlah Siswa Tuntas 19 73,07%
Jumah Siswa Belum Tuntas 7 26,93%
Nilai Tertinggi 86,3
Nilai Terendah 59,2
Jumlah Nilai Keseluruhan 1.911,3
Nilai Rata-Rata 73,5
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup
signifikan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata-rata siswa
menunjukan bahwa hasil belajar siswa cukup memuaskan. Siswa yang telah
mencapai KKM sebanyak 73,07% (19 siswa) dan 26,92% (7 siswa) belum
mencapai KKM (lihat lampiran 13 hal. 130).
79
Dalam menentukan besarrnya prosentase peneliti menggunakan rumus;
P = ∑
∑ , sedangkan untuk menentukan nilai
rata-rata kelas dengan rumus; Rata-rata=
Diagram ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan
pada diagram sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
c. Keaktifan Belajar Siswa
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif sehingga observasi
dilakukan oleh peneliti yang mengisi lembar keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati dalam menilai keaktifan siswa
antara lain: (1) keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru; (2) kerjasama
siswa pada saat kerja berpasangan; (3) ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru; (4) kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru; (5)
keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan
guru; (6) keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan/pendapat.
73,07%
26,93%
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
80
Berikut ini disajikan tabel hasil observasi keaktifan siswa pada siklus
I. Adapun keaktifan belajar siswa lainnya dalam penerapan model
pembelajaran TPS dpat dilihat pad tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Presentase
ketercapaian
1. Keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru
57 54,81%
2. Kerjasama siswa pada saat kerja
berpasangan
63 60,57%
3. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan
tugas berpasangan yang diberikan guru
55 52,88%
4. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan
yang diberikan guru
63 60,57%
5. Keberanian siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan
yang diberikan guru
63 60,57%
6. Keberanian siswa dalam
mengemukakan tanggapan/pendapat
34 32,69%
Rata-rata Aktivitas 53,68%
Berdasarkan data di atas. Dapat diketahui presentase keseluruhan
indikator keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 53,68% (Lihat
dilampiran 22 hal. 152). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil observasi keaktifan belajar siswa belum berhasil mencapai indikator
yang ditentukan pada keaktifan belajar siswa yaitu ≥75%.
d. Refeksi
Hasil belajar siklus I ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran meningkat dibandingkan pra siklus, namun hasil
tersebut masih di bawah ketuntasan klasikal. Kurang berhasilnya proses
81
pembelajaran yang terjadi pada siklus I membuat peneliti perlu
melaksanakan tindakan pada siklus II sebagai rangkaian dari penelitian
kelas ini.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan.
Oleh karena itu, peneliti melakukan pada siklus II. Tindakan yang dilakukan
pada siklus II sama seperti pada siklus I , yang mana perolehan data beruapa
hasil tes dan non tes. Data tes berupa hasil belajar siswa pada saat
mengerjakan berpasangan dan tes evaluasi. Data non tes diperoleh dari hasil
observasi performansi guru, observasi keaktifan siswa dan dokumentasi.
Deskripsi pada penelitian tindakan siklus I antara lain sebagai berikut:
a. Performansi Guru
Observasi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II tampak
banyak perubahan yang signifikan terhadap performansi guru dalam
penerapan model pembelajaran TPS. Peninkatan nilai performansi guru
pada siklus II dapat dilihat pda tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil performansi Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian √
82
kegiatan sesuai silabus
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
16. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
17. Menerapkan model pembelajaran TPS dengan baik
dan benar
√
18. Melibatkan siswa dalam penerapan model
pembelajaran TPS
√
19. Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan
pada saat proses pembelajaran
√
20. Memberi kesempatan berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa takut
√
21. Memfasilitasi siswa melalui pertanyaan, pemberian
tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
22. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
23. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
24. Memberiakan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber
√
25. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
26. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
27. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
83
Tindak Lanjut/Follow Up
28. Menginformasikan materi.bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
√
29. Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah,
terhadap keberhasilan siswa
√
Jumlah 80 27 - -
Total 107
Presentase (%) 92,2%
Kategori Sangat Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
2) Rentang Kategori
A= 4 (Sangat Baik)
Nilai 76% - 100 % (Sangat Baik)
B= 3 (Baik)
Nilai 51% - 75% (Baik)
C= 2 (Cukup)
Nilai 26% - 50% (Cukup)
D= 1 (Kurang) Nilai 0% - 25% (Kurang)
Rumus =
x100
Berdasarkan tabel diatas, skor yang diperoleh adalah 107. Aktivitas
yang yang memperoleh skor 4 ada 20 butir, dan yang memperoleh skor 3
ada 9 butir. Jika dihitung dalam prosentase, aktivitas guru memperoleh
prosentase sebesar 92,2%. Nilai paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
performansi guru pada siklus II sudah memenuhi kriteria pencapaian
indikato keberhasilan minimal 75%.
b. Hasil belajar siswa
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pda penerapan model
pembelajaran TPS, maka diperoleh hasil belajar siswa pada siklus II dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:
84
Tabel 4.7
Perolehan Hasil Rata-rata Siklus II
Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I
Banyak Siswa Presentase
Jumlah Siswa Tuntas 24 92,31%
Jumah Siswa Belum Tuntas 2 7,69%
Nilai Tertinggi 94,4
Nilai Terendah 68,3
Jumlah Nilai Keseluruhan 2.198,4
Nilai Rata-Rata 84,6
Berdasarkan data di atas, hasil belajar siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan siklus I. Pencapaian rata-tara pada siklus I
mencapai 74,23 dan pada siklus II meningkat menjadi 85,19. Pada
pelaksanaan siklus II terdapat jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa atau
presentase kelulusan 92,31% sedangkan 2 siswa tidak tuntas belajar dengan
pesentase 7,69% (Lihat lampiran 20 hal. 147). Hal ini menunjukan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil ini termasuk memuaskan karena
sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar
siswa minimal 85%.
85
Diagram ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan pada
diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
c. Keaktifan belajar siswa
Observasi keaktifan belajar siswa yang juga mengalami peningkatan.
Hasil observasi proses pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Presentase
ketercapaian
1. Keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru
79 79,96%
2. Kerjasama siswa pada saat kerja
berpasangan
86 82,69%
3. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan
tugas berpasangan yang diberikan guru
77 74,04%
4. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan
yang diberikan guru
63 75,96%
5. Keberanian siswa dalam
menyelesaikan tugas berpasangan
yang diberikan guru
85 81,73%
92,31%
7,69%
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
86
6. Keberanian siswa dalam
mengemukakan tanggapan/pendapat
66 63,46%
Rata-rata Aktivitas 76,31%
Keaktifan siswa pada siklus II meningkat pada semua aspek, adapun hasil
pada siklus II adalah 76,31% (lihat lampiran 23 hal. 155). Dapat disimpulkan
bahwa hasil observsi keaktifan siswa berhasil untuk mencapai skor rata-rata
aktivitas belajar siswa ≥75%.
d. Refleksi siklus II
Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas siklus II, diperoleh hasil bahwa
pelaksanaan kegiatan pembelajaran energi dan penggunaannya dengan
menggunakan model pembelajaran TPS telah berjalan dengan baik
dibandingkan dengan pelaksanaaan kegiatan pembelajaran pada siklus I.
Selama proses pembelajaran, terlihat bahwa hampir semua siswa terlibat aktif
dan antusias dalam segala kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat aktif dan
bersemangat selama melakukan kegiatan pembelajaran energi dan
penggunaannya menggunakan model pembelajaran TPS.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya di
kelas IV MI Kleroo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang berdampak
positif pada:
1) Perolehan rata-rata hasil belajar siswa materi energi dan penggunaannya
yang mencapai rata-rata 84,6
2) Presentase siswa yang tuntas belajar mencapai 92,31%
3) Presentase keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 76,31%
87
4) Keaktifan performansi guru juga meningkat dibandingkan dengan siklus I.
Dengan demikian, pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya
kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan
menggunakan model pembelajaran TPS dikatakan berhasil, sehingga
penelitian dihentikan sampai siklus II.
B. PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan terdiri dari 2 siklus, yaitu
siklus I dan siklus II. Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada
siklus I dan siklus II, dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair,
and Share menunjukan adanya peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi hasil belajar mata pelajaran IPA materi
energi dan penggunaanya. Hasil penelitian yang dilakukan pada saat pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dari rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. R T W 55 60,1 68
2. R D A 65 75 84
3. C D S 65 71 72
4. D A M 75 83 94
5. E A F 70 75 81
6. I Y 55 59 78
7. L D N 75 80 88
8. M A F 75 71 75
9. M A R R 50 68 78
10. T I 75 75 94
11. T A S 65 80 91
12. Z A 60 77 91
13. R R P 80 75 88
88
14. A F H 65 65 88
15. A P W 75 77 78
16. B H S 60 62 78
17. E F 70 72 81
18. K A P 65 80 91
19. L N 75 75 91
20. M H 65 66 68
21. M S B 70 75 94
22. M W D N 60 68 91
23. N B A 75 80 88
24. N F H 70 86 88
25. R Z 75 73 87
26. R R 70 83 94
Jumlah 1.760 1.911 2.199
Rata-rata nilai 67,7 73,5 84,6
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwasannya guru jarang
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran
cenderung monoton dan membosankan. Guru lebih sering menggunakan
metode ceramah tanpa mengikut sertakan partisipasi siswa pada saat
proses pembelajaran.
Berdasarkan data rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Sebelum pelaksanaan PTK
menggunakan model pembelajaran TPS, hasil ulangan harian siswa
menunjukan bahwa hasil belajar belum memuaskan. Sebanyak 12 siswa
belum mencapai batas KKM. Batas KKM di MI Klero Kecamatan
Tengaran untuk mata pelajara IPA kelas IV adalah 70. Siswa yang telah
mencapai KKM sebanyak 53,84%. Pada siklus I rata-rata perolehan nilai
hasil belajar siswa meningkat menjadi 73,51 atau sebesar 73,07% siswa
yang telah mencapai KKM. Selisih antara hasil pra siklus dan siklus I
sebesar 19,23%. Pada siklus II rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa
89
meningkat menjadi 84,6 atau sebesar 92,31% siswa yang telah mencapai
KKM. Selisih antara hasil siklus I dan siklus II sebesar 19,24%.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
tindakan kelas menggunakan model pembelajaran TPS berhasil
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Berikut penjabaran hasil
penelitian siklus I dan siklus II.
1. Hasil Penelitian Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menerapkan model
pembelajaran TPS. Berdasarkan observasi diketahui bahwa 53,84%
siswa tuntas (14 siswa) dan 46,15% siswa belum tuntas (12 siswa).
Dengan demikian hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan
sebesar 19,23%. Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa adalah
73,51. Ketuntasan siswa mencapai 73,07% atau 19 siswa tuntas, tapi
masih ada 7 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berikut adalah
tabel rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus I
Kategori Jumlah siswa Presentase (%)
Tuntas 19 73,07 %
Belum Tuntas 7 26,93%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I,
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung
90
mencapai kategori baik dengan skor 355 atau 53,68%. Berikut adalah tabel
rekpaitulasi aktivitas belajar siswa siklus I.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Aspek yang diamati Jumlah
skor
Presentase
(%) 1 2 3 4 5 6
57 63 55 63 63 34 335 53,68%
Berdasarkan lembar performansi guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus I sudah cukup memuaskan. Jumlah skor yang
diperoleh adalah 83. Jika dihitung dalam prosentase, aktivitas guru
memperoleh prosentase sebesar 71,6% atau masuk dalam kategori baik.
Berikut adalah tabel rekapitulasi performansi guru siklus I.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Performansi Guru Siklus I
A B C D Total Presentse Kategori
Skor 3 19 7 - 29 71,6% Baik
Jumlah 12 57 14 - 83
91
2. Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I, peneliti
dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
a. Performansi Guru
1) Pengelolan waktu yang kurang optimal saat penggunaan model
pembelajaran TPS.
2) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa lain.
3) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikutc serta
memberikan pendapatnya sendiri.
4) Guru kurang memberian motivasi, pengarahan, dan bimbingan
praktikum secara penuh.
5) Guru belum melibatkan semua kelompok dalam diskusi kelas.
6) Presentae aktivitas guru yang diperoleh pada siklus I adalah 71,6%
b. Keaktifan Siswa
1) Siswa kurang patuh dalam menerima pembagian pasangan
2) Siswa belum sepenuhnya kerjasama siswa dengan pasangannya
3) Siswa masih bergantung dengan pasangannya dalam mengerjakan
tugas.
4) Siswa belum memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan
kepada guru atas hal yang belum dimengerti
5) Siswa belum memiliki keberanian siswa dalam mengutarakan
pendapatnya
92
6) Siswa kurang antusias siswa saat menyimpulkan materi pembelajaran
7) Siswa belum mengumpulkan tugas tepat waktu.
8) Presentase aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 53,68%
c. Hasil belajar siswa
1) Perolehan nilai rata-rata hasil belajar IPA materi energi dan
pengunaannya yang diperoleh pada siklus I adalah 73,5.
2) Presentase jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah
73,07%.
Melihat masalah seperti di atas, peneliti segera melakukan perbaikan untuk
pelaksanaan tindakan pada siklus II, diantaranya yaitu:
a. Guru lebuh memperhatikan penggunaan waktu dalam proses pembelajaran
b. Guru lebih mengikutsertakan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh siswa lain.
c. Guru memotivasi secara penuh agar peserta didik lebih aktif dan antusias
saat praktikum.
d. Guru memberi motivasi, pengarahan, dan bimbingan sebaik mungkin
dalam praktikum
e. Guru lebih aktif dan melibatkan semua kelompok saat diskusi kelas
f. Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran bersama siswa
atas materi yang telah dipelajari.
g. Penyimpulan materi hendaknya dilakukan dengan jalan memancing
pengetahuan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
kesimpulan
93
Melihat perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa materi energi dan
penggunaannya dan persentase ketuntasan belajar pada siklus I, maka indikator
kebehasilan dinyatakan belum tercapai, sehingga tindakan pada siklus I
dilanjutkan pada siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 84,6 dengan
ketuntasan belajar 92,31% siswa tuntas (24 siswa) dan 7,69% siswa belum
tuntas (2 siswa). Dengan demikian hasil belajar pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 19,24%. Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil belajar
siswa siklus II.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II, aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung meningkat dari
siklus I. Aktivitas belajr siswa siklus II mencapai kategori sangat baik dengan
skor 456 atau 76,31%.
Kategori Jumlah siswa Presentase (%)
Tuntas 19 92,31%
Belum Tuntas 7 7,69%
Jumlah 26 100%
94
Berikut adalah tabel rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus II.
Tabel 4.14
Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Aspek yang diamati Jumlah
skor
Presentase
(%) 1 2 3 4 5 6
79 86 77 63 85 66 456 76,31%
Pada siklus II hasil performansi guru pada saat mengajar meningkat skor
yang diperoleh adalah 107. Jika dihitung dalam prosentase, keaktifan guru
memperoleh prosentase sebesar 92,2%. Nilai tersebut dapat disimpulkan
bahwa performansi guru pada siklus II sudah memenuhi kriteria pencapaian
indikator keberhasilan minimal 75%. Begitu juga rata-rata nilai siswa 84,6
dengan ketuntasan belajar 92,31%. Sedangkah pada keaktifan belajar siswa
selama proses pembelajaran yang berlangsung mencapai kategori baik dengan
total skor 456 atu 76,31%. Adapun rekapitulasi performansi guru, hasil
belajar siswa dan aktivitas belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.15
Rekapitulasi Performansi Guru Siklus II
A B C D Total Presentse Kategori
Skor 20 9 - - 29 92,2% Sangat
Baik Jumlah 80 27 - - 107
95
4. Reflesi Tindakan Siklus II
Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II, diperoleh hasil bahwa
pelaksanaan kegiatan pembelajaran energi dan penggunaannya dengan
menggunakan model pembelajaran TPS telah berjalan dengan baik
dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I.
Selama proses pembelajaran, terlihat bahwa hampir semua siswa terlibat aktif
dan antusias dalam semua kegiatan pembelajaran, seperti dalam praktikum
kelompok, diskusi kelas, tamya jawab dengan guru, dan melakukan refleksi,
dan menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa terliha aktif dan bersemangat
selama melakukan kegiatan pembelajaran IPA materi energi dan
penggunaannya melalui model pembelajaran TPS.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya pada siswa kelas
IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang berdampak positif
pada:
1) Perolehan rata-rata hasil belajar siswa materi energi dan penggunaannya
yang mencapai rata-rata 84,6
2) Presentase siswa yang tuntas belajar mencapai 92,31%
3) Presentase aktivitas siswa meningkat menjadi 76,31%
4) Presentase performansi guru meningkat menjadi 92,2% atau masuk
dalam kategori sangat baik.
Dengan demikian, pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya
kelas IV di MI Klero Kecamatan Tengaran dengan menggunakan model
96
pembelajaran TPS dikatakan telah berhasil, sehingga penelitian dihentikan
sampai siklus II.
5. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
1) Rekapitulasi Gabungan Hasil Belajar
Tabel 4.16
Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 14 53,84% 19 73,07% 24 92,31%
Belum Tuntas 12 46,15% 7 26,93% 2 7,69%
Jumlah 26 100% 26 100% 26 100%
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana diagram berikut:
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Kondisi Awal, siklus I dan siklus 2
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan rata-
rata nilai pada siklus I meningkat menjadi 73,51 atau 73,07%, jika
dibandingkan dengan nilai pra-siklus yang hanya 67,7 atau 53,84%. Pada
siklus II meningkat lagi menjadi 84,6 atau 92,31%. Berdasarkan data tersebut
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
97
maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan model
pembelajaran TPS berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Hasil Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa
Berikut disajikan rekapitulasi data gabungan pengamatan keaktifan
belajar siswa selama melakukan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
menggunakan model pembelajaran TPS.
Tabel 4.17
Rekapitulasi Gabungan Keaktifan Belajar Siswa
No Aspek yang diamati Jumlah Skor Presentase
ketercapaian
Siklus
I
Siklus II Siklus
I
Siklus II
1. Keaktifan siswa dalam
bertanya kepada guru
57 79 54,81% 79,96%
2. Kerjasama siswa pada saat
kerja berpasangan
63 86 60,57% 82,69%
3. Ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas
berpasangan yang diberikan
guru
55 77 52,88% 74,04%
4. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas
berpasangan yang diberikan
guru
63 63 60,57% 75,96%
5. Keberanian siswa dalam
menyelesaikan tugas
berpasangan yang diberikan
guru
63 85 60,57% 81,73%
6. Keberanian siswa dalam
mengemukakan
tanggapan/pendapat
34 66 32,69% 63,46%
Rata-rata Aktivitas 53,68% 76,31%
98
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana diagram
berikut:
Gambar 4.5
Diagram rekapitulasi gabungan antara siklus I dan siklus II
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan rata-
rata keaktifan belajar siswa pada siklus I 53,68%, dan pada siklus II
meningkat menjadi 76,31%. Jadi antara siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan sebesar 22,63%. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui
bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan model pembelajaran TPS
berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3) Hasil Rekapitulasi Gabungan Aktivitas Performansi Guru
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menggunakan model
pembelajaran TPS materi energi dan kegunaannya.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
Keaktifan Siswa
Siklus I
Siklus II
99
Tabel 4.18
Rekapitulasi Gabungan Performansi Guru
A B C D Skor Presentase Kategori
Siklus I 12 57 14 - 83 71,6% Baik
Siklus II 80 27 - - 107 92,2% Sangat Baik
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
Gambar 4.6 Diagram Performansi Guru Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan performansi guru pada siklus I
mendapatkan skor 83 atau 71,6%, dan meningkat pada siklus II dengan
perolehan skor 107 atau 92,2%. Selisih skor siklus I dan siklus II sebesar 24
skor atau 20,6%. Hasil pengamatan menunjukan bahwa performansi guru
dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS
siklus II semakin baik jika dibandingkan dengan siklus I.
0
50
100
150
Performansi Guru Ketika Mengajar
Siklus I
Siklus II
100
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hasil dan keaktifan belajar
siswa maupun performansi guru dalam mengajar di kelas IV MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2017 materi energi dan penggunaannya
meningkat setelah menggunakan model pembelajaran TPS.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajara TPS dapat meningkatkan hasil belajar dan juga
keaktifan belajar IPA materi energi dan penggunaannya di kelas IV MI Klero.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan
belajar IPA pada tiap siklusnya.
1. Hasil belajar IPA pada siklus I setelah menerapkan model pembelajaran
TPS, siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 19 siswa atau 73,07%
dari keseluruhan siswa yang berjumlah 26 siswa dengan nilai rata-rata
kelasnya adalah 73,5. Pada siklus II pembelajaran menggunakan model
pembelajaran TPS sebanyak 24 siswa atau 92,31% telah tuntas dengan
rata-rata kelas sebesar 84,6. Jadi selisih antara hasil kondisi awal dan
siklus I sebesar 19,23%, dan selisih antara hasil siklus I dan siklus II
sebesar 19,24%.
2. Aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I setelah menerapkan model
pembelajaran TPS sebesar 53,68%. Pada siklus II aktivitas belajar siswa
meningkat menjadi 76,31%. Peningkatan aktivitas belajar dari siklus I dan
siklus II sebesar 22,63%.
102
B. Saran
Terkait hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan yang telah
disajikan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Model pembelajara Think, Pair, and Share dapat dijadikan alternatif
model pembelajran yang dapat digunakan guru. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa model ini dapat
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, guru dapat
mencoba untuk menerapkan model Think, Pair, and Share dalam proses
pembelajaran di kelas.
Guru sebaiknya juga berusaha lebih kreatif dan melakukan inovasi
dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa tidak merasa bosan dan
menjadi lebih bersemangat ketika mengikuti pembelajarn.
2. Bagi siswa
Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan tidak membeda-bedakan
teman. Siswa juga harus lebih aktif dan produktif dalam mengikuti
pembelajaran serta tidak malu dan ragu saat berpendapat dan bertanya.
3. Bagi sekolah
Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan guru dalam mengajar
dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar. Juga,
memberikan kesempatan kepada guru untuk dapat berinovasi dan
berkreativitas dalam melakukan pembelajaran, agar guru dapat
meningkatkan kualitas dan mutu baik untuk siswa maupun sekolah.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, & Supatmo.2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Baharrudin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Barkley, Elizabert E, & K. Patricia Cross, & Claire Howell Major. 2012.
Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media.
Basrowi, & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Purwanto, Ngalim. 1994. Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rodaskarya Offset.
Crow, Lester D, & Alice Crow. 1998. Educational Psychology.
Diterjemahkan Oleh Kasijan. Jilid I. Surabaya: Bina Ilmu.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dimiyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra
Hasan, Yazid. 2015. Energi dan Penggunaannya. Jakarta: BATAN Perss
Kastolani, & Mochlasin. 2014. Pembelajaran Inovatif: Teori dan Aplikasi.
Salatiga: STAIN Salatiga Perss
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Pengembangan Guru. Jakarta: PT Rajawali
Pers.
Kurniasih, Imas, & Berlin Sani. 2015. Pengembangan Model
Pembelajaran. Yogjakarta: Kata Pena
Mulyasa. 2009. Praktik Peneliti Tindakan Kelas. Bandung:PT Remaja
Rosdkarya
Rahman, Muhammat, & Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS
Terintegratif. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya
104
Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Shohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta:AR-Ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak.
Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Semarang: Tiara Wacana.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi, 2011. Pnduan Penelitin Tindkan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Taniredja, Tukiran, & Irma Pujiati, & Nyata. 2010. Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: ALFABETA
Wisudawati, Asih Widi, & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
105
LAMPIRAN
106
Lampiran 1
107
Lampiran 2
108
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PASANGAN BELAJAR SISWA KELAS IV
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama Pasangan No Nama Pasangan
1. Rohmad Tri Wahyono
Candra Dwi Setyawan
8. Mahendra Arya Faiz
Muhammad Hanif
2. Res Dwi Adriansah
Risky Raditiya Pratama
9. Tarisa Indriyani
Latifatun Nikmah
3. Dimas Ahmad Muzakki
Kindaru Angestu Putra
10. Titis Achirta Sari
Zahra Amelia
4. Eka Amelia Febriana
Amalia Putri Widyawati
11. Anas Fauzul Hakim
M. Wahyu Dzawin Niam
5. Ikhdsanul Yakin
Bima Hafish Sadhewa
12. M. Sidiq Bakhrudin
Rafi Zakiudin
6. Laila Dwi Noviani
Nadia Budhi Ananda
13. Neysa Firdania
Regina Riti
7. M. Alfa Riski Romadhon
Eko Febriyanto
109
Lampiran 4
110
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA MADRASAH : MI KLERO
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IV/ II
HARI/TANGGAL : SELASA, 16 MEI 2017
ALOKASI WAKTU : 2 X 35 MENIT
PERTEMUAN KE : PERTAMA
A. STANDAR KOMPETENSI
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam
kehidupan sehari hari.
B. KOMPETENSI DASAR
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya
C. INDIKATOR
1. Mendefinisikan pengertian energi panas dan energi bunyi.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas dan energi bunyi.
3. Menyebutkan sifat-sifat energi panas dan energi bunyi.
4. Menyebutkan contoh-contoh benda di lingkungan sekitar yang
mempunyai energi panas.
5. Menyebutkan contoh-contoh benda di lingkungan sekitar yang
mempunyai energi bunyi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat siswa
dapat mendefinisikan pengertian dari energi panas dan energi bunyi
2. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat siswa
dapat mengidentifikasi sumber-sumber energi panas dan energi bunyi
3. Melalui praktikum, peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat energi
panas dan energi bunyi.
111
4. Melalui praktikum, siswa dapat menyebutkan contoh-contoh lain benda di
lingkungan sekitar yang mempunyai energi panas.
5. Melalui praktikum, siswa dapat menyebutkan contoh-contoh lain benda di
lingkungan sekitar yang mempunyai energi bunyi.
E. MATERI PEMBELAJARAN
ENERGI
Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan energi. Untuk bertahan hidup manusia dan hewan membutuhkan
energi yang diperoleh dari makanan, begitupun dengan kendaraan
membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar.
4. Energi Panas
Energi panas juga sering disebut sebagai kalor. Pemberian panas pada
suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda itu ataupun bahkan
terkadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan ukuran, atau
perubahan volume benda tersebut.
Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dlam kehidupan
sehari-hari, diantaranya yaitu memasak, menghangatkan tubuh, menjemur
pakaian, dan lain-lain. Energi panas juga memiliki sumber, sumber energi
panas diantaranya:
d. Matahari
Matahari adalah sumber energi utama di bumi. Matahari
menghasilkan energi cahaya dan panas. Cahaya matahari membuat bumi
terang pada siang hari, membantu tumbuhan memasak makanan,
membuat baju basah menjadi kering, dimanfaatkan petani untuk
menjemur padi, dan dimanfaatkan nelayan untuk menjemur ikan.
112
e. Api
Untuk memunculkan api siperlukannya bahan bakar dan udara. Bahan
bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyk tanah, dan gas.
Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara api akan
mati. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan. Api digunakan pula untuk
memasak makanan, mendidihkan air atau membakar logam untuk
melelehkannya. Dahulu, api diperoleh dengan cara membakar kayu kering
atau ranting-ranting pohon. Sekarang api diperoleh dari gas dan minyak
tanah yang merupakan hasil pengolahan minyak bumi.
f. Gesekan Benda
Gambar 2.1 Contoh Benda Bergesek
Gesekan dari dua benda dapat menimbulkan panas. Panas timbul
karena gesekan yang terus menerus, makin kasar permukaan benda yang
digesekan, makin cepat pula panas yang timbul. Contoh gesekan benda
yaitu pada ban mobil, ketika mobil berjalan ban mobil bergesekan dengan
jalan, sehingga ban mobil menjadi panas.
113
Panas tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan keberadaannya.
Keberadaan panas dapat dibuktikan dengan cara menyentuh leher atau kening
dengan punggung tangan pasti dapat merasakan panas atau hangatnya kening
atau leher. Selain itu energi panas juga dapat berpindah. Berpindahan panas
dapat berpindah secar konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas tampa
diikuti aliran zat. Contonya adalah sodet terasa panas jika digunakan untuk
menggoreng, sendik akan terasa panas ketika di celupkan ke dalam air panas.
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti
perpindaha zat perantaranya. Contohnya adalah panas yang merambat pada air
yang direbus. Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas
secara langsung. Contohnya adalah tangan terasa panas jika di dekatkan ke api,
keringnya pakaian karena sinar matahari.
5. Energi Bunyi
Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat
menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak-
balik yang melalui titik setimbang. Jarak getaran pada saat bolak-balik disebut
amplitudo. Makin besar amplitudo, makin keras bunyi yang di dengar.
Perambatan bunyi dapat didengar melalui zat perantara. Zat perantara tersebut
berupa benda gas, benda padat, dan benda cair.
d) Perambatan bunyi melalui benda gas
Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara
menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dimanapun kita berada
kita dapat berkomunikasi. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh. Dapat
dilakukan, asal suaranya dikeraskan. Perambatan bunyi melalui udara
adalah perambatan yang sangat cepat menyampaikan bunyi.
114
e) Perambatan bunyi melalui benda padat
Perambatan bunyi melalui benda padat dapat dibuktikan dengan
menempelkan jam tangan pada penggaris. Melalui penggaris detak jam
dapat didengar. Makin dekat jarak sumber bunyi makin keras bunyi
terdengar. kemampuan zat padat menghantarkan bunyi telah banyak
digunakan pada zaman dahulu yaitu dengan menempelkan telinga ketanah
maka gerakan benda yang berjarak jauh dapat diketahui keberadaannya.
f) Perambatan bunyi melalui benda cair
Perambatan bunyi melalui benda cair dapat dibuktikan dengan
menumbukan batu ke air. Dengan dilemparnya batu ke air maka dapat
terdengar bunyi tumbukan batu tersebut. Banyaknya getaran dalam satu
detik disebut frekuensi dan frekuensi itu sendiri dibagi menjadi 3 bagian
yaitu Infrasonik, Audiosonik, dan Ultrasonik. Selain mengalami
perambatan, bunyi mengalami pemantulan. Dalam pemantulan bunyi
terdapat istilah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi pantul yang datang
sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika kamu
berada di ruangan yang sempit, kemudian mengeluarkan suara. Suara yang
kita keluarkan tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul suara
tersebut. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai.
Contohnya, jika kamu berteriak, misalnya di daerah pegunungan, setelah
beberapa saat, terdengar kembali teriakanmu berteriak. Bunyi tersebut
sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu.
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : diskusi, tanya jawab, praktikum, dan penugasan
2. Model Pembelajaran : Think, Pair, and Share (TPS)
G. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
1. Buku IPA/ SAINS Sd/MI 4
2. Lilin, korek api, sendok logam, kawat, mentega, pasir, kaleng, pensil, dan
karet.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
115
H. LANGKAH-LANGKAH PEMEBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal 10 Menit
Apresepsi dan Motivasi:
a. Guru mengucap salam
b. Guru mengajak peserta didik berdo‟a sebelum pelajaran
dimulai dan mengabsen peserta didik.
c. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
d. Guru bertanya jawab untuk memotivasi peserta didik.
1) Siapa yang tadi pagi sarapan sebelum berangkat ke
sekolah?
2) Kenapa kita membutuhkan makan? Apa gunanya?
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti 50 Menit
Kegiatan Inti 1
Eksplorasi
a. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
b. Guru menyampaikan materi menggunakan metode
ceramah
c. Guru membagi kelas menjadi berpasang-pasangan yang
terdiri dari teman sebangku.
Elaborasi
a. Guru memberikan pertanyaan tentang materi energi dan
kegunaannya kepada siswa.
1) Apa yang dimaksud dengan energi panas dan energi
bunyi?
2) Sumber energi panas apa saja yang kalian ketahui?
3) Sumber energi bunyi apa saja yang kalian ketahui?
116
4) Apa saja kegunaan sumber energi panas?
5) Apa yang dimaksud dengan gaung dan gema? Berikan
contohnya!
b. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan, guru
meminta siswa mendiskusikan hasil jawabannya dengan
pasangannya.
c. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
d. Guru bersama siswa saling berdiskusi bersama sambil
meluruskan pemahaman siswa.
e. Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk mempraktikkan sumber energi
yang menghasilkan panas
f. Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikan bahwa
panas dapat berpindah.
g. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan mengamati hal
apa saja yang terjadi serta mencatatnya di lembar kerja
siswa I.
h. Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk mempraktikkan sumber energi
yang menghasilkan bunyi
i. Sesuai petunjuk siswa mempraktikkan cara untuk
menghasilkan energi bunyi
j. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan mengamati hal
apa saja yang terjadi serta mencatatnya di lembar kerja
siswa II.
k. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas.
l. Guru menanggapi hasil diskusi
Konfirmasi
a. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
117
hasil kerja peserta didik.
b. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
c. Guru minta siswa mengerjakan soal yang telah di siapkan
oleh guru.
3. Kegiatan Penutup 10 menit
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
c. Sebagai reward atas usahanya, guru meminta siswa untuk
menempelkan hasil karyanya di dinding karyaku
d. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengkaitkan materi pelajaran dengan
kekuasaan Allah.
e. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
10 e
n
i
t
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian
a. Unjuk kerja/ Produk/ Proyek
b. Tes tertulis/ Penugasan
c. Observasi pada saat KBM berlangsung
118
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar kerja siswa (Terlampir)
b. Soal uraian singkat
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Semua benda yang dapat menghasilkan panas disebut ...
2. Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut ...
3. Bunyi merambat paling cepat melalui ...
4. Sumber energi panas terbesar di bumi adalah ...
5. Bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersama dengan bunyi
asli sehinggan menjadi tidak jelas disebut ...
6. Bunyi pantul yang terdengar utuh setelah bunyi asli disebut ...
7. Menjemur pakaian, mengeringkan padi, dan benda basah lainnya
memanfaatkan panas dari energi ...
8. Energi yang dihasilkan oleh api adalah energi ..
9. Gerakan bolak balik yang melewati titik kesetimbangan disebut ...
10. Bunyi dapat merambat melalui zat perantara berupa ..., ... dan ....
Jawaban
1. Sumber energi panas
2. Sumber energi bunyi
3. Zat padat
4. Matahari
5. Gaung
6. Gema
7. Matahari
8. Panas
9. Amplitudo
10. Zat cair, padat dan hampa udara
Pensekoran =
119
120
Lampiran 6
RUBRIK PENILAIAN I
SIKLUS I
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan energi panas dan energi bunyi, yaitu:
a. Perpindahan panas
b. Sumber bunyi
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 1 2 3 4
1 Perlengkapan
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
4-5 alat dari 6
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
2-3 dari 9 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Menyebutkan
1alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan
keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta menggunakan bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak menggunakan bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan
dan kerapian
tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
121
Lampiran 7
RUBRIK PENILAIAN II
SIKLUS I
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan energi panas dan energi bunyi, yaitu:
a. Perpindahan panas
b. Sumber bunyi
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 1 2 3 4
1 Perlengkapan
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
3 alat dari 4
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
2 dari 4 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Menyebutkan
1 alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan
keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta menggunakan bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak menggunakan bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan
dan kerapian
tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
122
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA I
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA Hari, Tanggal :
Kelas/ Semester : IV/ II Nama :
Petunjuk
1. Diskusikanlah dengan pasanganmu tentang perpindahan panas.
2. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan.
3. Siapkan 2 sendok dan 2 lilin. Letakkan mentega pada sendok. Kemudian,
dekatkan sendok pertama dengan bibir sendok diatas lilin, dan sendok kedua
dekatkan ujung sendok di atas lilin secara bersamaan. Perhatikanlah apa yang
terjadi dengan mentega di masing-masing sendok! Mana yang lebih cepat
mencair? Dan apa penyebabnya?
4. Kaitkan kawat di atas balok. Letakan lilin di salah satu ujung kawat.. Letakan
mentega pada ujung kawat dekat balok. Perhatikan apa yang terjadi!
5. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil
pengamatan.
6. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan
Alat dan Bahan:
1. Dua buah lilin
2. Korek api
3. Mentega
4. Dua buah sendok
5. Kawat 20cm
6. Balok kayu setinggi lilin
123
Cara Kerja
1. Nyalakan lilin.
2. Letakkan mentega pada sendok. Kemudian, dekatkan mentega pada api lilin.
Apa yang terjadi?
3. Letakkan kawat di atas balok. Balok menyangga di tengah-tengah kawat.
Tempelkan mentega pada salah satu ujung kawat.
4. Bakarlah ujung kawat yang lain.perhatikan apa yang terjadi!
Pertanyaan
1. Ketika mentega kamu dekatkan ke api, apa yang terjadi?
2. Apa yang terjadi pada mentega di ujung kawat ketika ujung kawat yang lain
dipanasi dengan api?
3. Bagaimana kesimpulan dari percobaan tersebut?
124
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA II
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA Hari, Tanggal :
Kelas/ Semester : IV/ II Nama :
Petunjuk:
1. Diskusikanlah dengan pasanganmu tentang sumber energi bunyi.
2. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan,
3. Siapkan satu buah kaleng, pensil, pasir dan karet. Ikat ujung pensil dengan
karet. Kemudian taburkan pasir di atas kaleng. Lalu pukulkan ujung pensil ke
bagian samping kaleng. Lihat apa yang terjadi!
4. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil
pengamatan.
5. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan bahan:
1. Pasir
2. Kaleng
3. Pensil
4. Karet
Cara Kerja
1. Letakkan kaleng kosong di atas meja. Taburkan pasir di atas kaleng itu.
2. Ambil sebatang pensil dan ikatkan karet pada salah satu ujungnya.
3. Pukulkan ujung pensil yang diikat dengan karet itu pada kaleng
4. Lihat apa yang terjadi pada pasir tersebut.
Pertanyaan
1. Apakah kamu mendengar bunyi?
2. Apa yang terjadi pada pasir itu ketika kaleng berbunyi?
3. Bagimana kesimpulan dari percobaan ini?
125
Lampiran 10
SOAL EVALUASI
SIKLUS I
Nama : . . . . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . . . .
Tanggal : . . . . . . . . . .
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Semua benda yang dapat menghasilkan panas disebut ...
2. Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut ...
3. Bunyi merambat paling cepat melalui ...
4. Sumber energi panas terbesar di bumi adalah ...
5. Bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersama dengan bunyi asli
sehinggan menjadi tidak jelas disebut ...
6. Bunyi pantul yang terdengar utuh setelah bunyi asli disebut ...
7. Menjemur pakaian, mengeringkan padi, dan benda basah lainnya
memanfaatkan panas dari energi ...
8. Energi yang dihasilkan oleh api adalah energi ..
9. Gerakan bolak balik yang melewati titil kesetimbangan disebut ...
10. Bunyi dapat merambat melalui zat perantara berupa ..., ... dan ....
NILAI
. . . . . . . . . . .
126
Lampiran 11
127
Lampiran 12
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS I
No Nama KKM Nilai
Evaluasi
Nilai
Berpasangan
Nilai Praktikum Rata-rata Keterangan Tindak
Lanjut I II Tuntas Belum
Tuntas
1. R T W 70 40 70 66,7 66,7 61 √ Perbaikan
2. R D A 70 80 80 66,7 75 75 √ Pengayaan
3. C D S 70 80 70 66,7 66,7 71 √ Pengayaan
4. D A M 70 90 90 75 75 82 √ Pengayaan
5. E A F 70 70 70 75 83,3 75 √ Pengayaan
6. I Y 70 50 70 66,7 66,7 59 √ Perbaikan
7. L D N 70 80 80 75 83,3 80 √ Pengayaan
8. M A F 70 70 70 75 75 71 √ Pengayaan
9. M A R R 70 60 70 66,7 75 68 √ Perbaikan
10. T I 70 70 80 75 75 75 √ Pengayaan
11. T A S 70 80 80 83,3 75 80 √ Pengayaan
12. Z A 70 70 80 83,3 75 77 √ Pengayaan
13. R R P 70 80 80 66,7 75 75 √ Pengayaan
14. A F H 70 50 70 75 66,7 65 √ Perbaikan
15. A P W 70 80 70 75 83,3 77 √ Pengayaan
16. B H S 70 60 70 66,7 66,7 62 √ Perbaikan
17. EF 70 80 70 66,7 75 72 √ Pengayaan
128
129
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA MADRASAH : MI KLERO
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IV/ II
HARI/TANGGAL :
ALOKASI WAKTU : 2 X 35 MENIT
PERTEMUAN KE : KEDUA
A. STANDAR KOMPETENSI
9. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam
kehidupan sehari hari.
B. KOMPETENSI DASAR
8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya
C. INDIKATOR
1. Mendefinisikan pengertian energi alternatif
2. Mengidentifikasi sumber-sumber energi alternatif
3. Menyebutkan contoh-contoh lain benda di lingkungan sekitar yang
menggunakan energi alternatif
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat siswa
dapat mendefinisikan pengertian dari energi alternatif
2. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat siswa
dapat mengidentifikasi sumber-sumber energi alternatif
3. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh lain benda di lingkungan sekitar
yang menggunakan energi alternatif
130
E. MATERI PEMBELAJARAN
ENERGI ALTERNATIF
Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan
peranan minyak bumi. Energi alternatif antara lain adalah energi matahari,
energi angin, energi air, dan energi panas bumi.
1. Matahari
Energi matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan di
bumi, jika tidak ada matahari kehidupan akan musnah. Energi matahari
dimanfaatkan manusia dan tumbuhan. Energi yang dihasilkan matahari
adalah energi panas dan energi cahaya. Bagi manusia energi matahari
digunakan untuk menjemur pakaian, menjemur padi dll. Energi matahari
juga dapat diubah menjadi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat
mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Contoh alat yang
menggunakan energi matahari adalah mobil bertenaga surya.
131
2. Angin
Di negeri belanda memanfaatkan energi angin untuk menggerakan
kincir. Kincir digunakan untuk pembangkit listrik, selain itu kincir
digunakan untuk memompa air. Selain itu, pemanfaatan angin sebagai
sumber energi alternatif antara lain sebagai penggerak kapal layar,
menjalankan mesin penggiling jagung dan pompa air, berolahraga
(paralayang, terjun payung, dll), menghasil listrik. Alat yang
menghasilkan listrik dari tenaga angin disebut aerogenerator.
3. Air
Aliran air yang banyak dan deras dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi, yaitu energi gerak yang kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik. Air terjun merupakan salah satu sumber energi
alternatif. Air terjun tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan
pembangit listrik yang disebut pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Jika
tenaga air terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan, air dari
132
bendungan dialirkan untuk memutar turbin. Turbin digunakan untuk
memutar generator penghasil listrik.
4. Energi panas bumi
Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik yang
disebut tenaga listrik tenaga uap (PLTU). Proses pengolahan panas bumi
menjadi energi listrik yaitu panas uap bumi dari dalam bumi dialirkan ke
permukaan bumi melalui pipa, lalu dialirkan keturbin melalui pipa
sehingga turbin berputar.
Keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif
1. Keuntungan penggunaan energi alternative
c. Tidak akan habis jika dipakai terus menerus
d. Energi yang dihasilkan sangat besar
e. Tidak mencemari lingkungan
2. Kerugian penggunaan energi alternatif
4) Membutuhkan biaya yang besar untuk memanfaatknnya.
5) Untuk mengubah energi alternatif menjadi energi yang dapat
digunakan, membutuhkan teknologi tinggi.
6) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim.
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : diskusi, tanya jawab, praktikum,penugasan.
2. Model Pembelajaran : Think, Pair, and Share (TPS)
133
G. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
1. Buku IPA/ SAINS Sd/MI 4
2. Sumber lain yang relevean.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMEBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal 10 Menit
a. Guru mengucap salam
b. Guru mengajak peserta didik berdo‟a sebelum pelajaran
dimulai dan mengabsen peserta didik.
c. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
d. Guru bertanya jawab untuk memotivasi peserta didik.
1) Apa yang kalian rasakan saat terkena sinar matahari?
2) Pernah menjemur baju ? apa yang akan terjadi pada
baju yang basah saat dijemur ?
3) Apa yang kalian rasakan saat terkena angin ?
4) Pernah bermain layang-layang ? apa yang membuat
layang-layang dapat terbang?
f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti 50 Menit
Eksplorasi
a. Guru menyampaikan materi pelajaran dan meminta
siswa membaca teks bacaan yang telah disiapkan.
b. Guru menyampaikan materi menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab.
c. Guru membagi kelas menjadi berpasang-pasangan yang
terdiri dari teman sebangku.
Elaborasi
a. Guru memberikan pertanyaan tentang materi energi dan
kegunaannya kepada siswa.
1) Apa yang dimaksud dengan energi alternatif?
2) Sumber energi alternatif apa saja yang kalian
ketahui?
3) Apa saja kegunaan sumber energi alternatif?
4) Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan
energi?
5) Apakah fungsi panel surya?
b. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan,
guru meminta siswa mendiskusikan hasil jawabannya
dengan teman sekelompompoknya
c. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
134
d. Pasangan lain diberi kesempatan untuk menyanggah dan
mengutrakan pendapat dan komentrnya pada pasangan
yang presentasi.
e. Guru bersama siswa saling berdiskusi bersama sambil
meluruskan pemahaman siswa.
f. Guru membagi peserta didik kebentuk berpasang-
pasangan.
g. Guru bersama peserta didik menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk mempraktikkan sumber
energi alternatif yang menghasilkan gerak
h. Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikan bahwa
energi alternatif angin berubah menjadi energi gerak
i. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dan
mengamati hal apa saja yang terjadi serta mencatatnya
di lembar kerja siswa I.
j. Masing-masing pasangan mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
k. Pasangan lain diberi kesempatan untuk menyanggah dan
mengutrakan pendapat dan komentrnya pada pasangan
yang presentasi.
l. Guru menanggapi hasil diskusi
Konfirmasi
a. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja peserta didik.
b. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
c. Guru minta siswa mengerjakan soal yang telah di
siapkan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup 10 Menit
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
c. Sebagai reward atas usahanya, guru meminta siswa
untuk menempelkan hasil karyanya di dinding karyaku.
d. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengkaitkan materi pelajaran
dengan kekuasaan Allah.
e. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
135
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian
a. Unjuk kerja/ Produk/ Proyek
b. Tes tertulis/ Penugasan
c. Observasi pada saat KBM berlangsung
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar kerja siswa (Terlampir)
b. Soal uraian singkat
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Energi pengganti disebut juga energi ...
2. Pembangkit Listrik Tenaga surya memanfaatkan tenaga ...
3. Kincir air yang ada di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh
listrik menggunakan energi alternatif berupa ...
4. Negara yang terkenal menggunakan kincir angin sebagai energi
alternatif adalah . . .
5. Sumber energi terbesar di bumi adalah ...
6. Perahu layar dapat bergerak di laut dengan memanfaatkan energi
....
7. Mobil tenaga surya menggunakan sumber tenaga berupa . . .
8. Sumber utama pembangkit listrik tenaga uap adalah . . .
9. Panel surya berfungsi menangkap dan mengumpulkan energi ...
10. Energi yang menyebabkan kincir angin bergerak adalah ..
Jawaban:
1. Alternatif
2. Matahari
3. Air
4. Belanda
5. Matahari
6. Angin
7. Matahari
136
8. Energi panas bumi
9. Matahari
10. Angin
Pensekoran =
c. Penilaian Aktivitas (Terlampir)
d. Penilaian Keseluruhan (Terlampir)
Klero, 13 Maret 2017
Guru Pembimbing
Budi Hartanto, S.PdI
NIP. 197911282005011004
Praktikan
Muthia Ulfah
115-13-063
Mengetahui,
Kepala MI Klero
Aynun Mardliyah, S.PdI
NIP.198007312005012002
137
Lampiran 14
RUBRIK PENILAIAN
SIKLUS II
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan energi angin dapat berubah menjadi
energi gerak:
2. Kincir angin
3. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 1 2 3 4
1 Perlengkapan
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
3-4 alat dari 5
alat dan
bahan yang
digunakan
Menyebutkan
2 dari 5 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Menyebutkan
1 alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan
keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta menggunakan bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi menggunakan bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak menggunakan
bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan
dan kerapian
tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
138
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPA Hari, Tanggal :
Kelas/ Semester : IV/ II Nama :
Petunjuk
1. Diskusikanlah dengan pasanganmu tentang energi alternatif
2. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan,
3. Siapkan karton berukuran 15 cm x 15 cm. Buat lingkaran dengan jari-jari 5
cm di pusat kertas dan buatlah garis putus-putus. Potonglah hingga
setengahnya atau mendekati sumbu poros.. Gunakan lem untuk merekatnya.
Gunakan jarum pentul untuk menusuk bagian pusat baling-baling dan
masukkan ke dalam sedotan.
4. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil
pengamatan,
5. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan bahan:
1. Jarum pentul
2. Karton
3. Gunting
4. Sedotan
5. Lem
Cara kerja
1. Siapkan karton berukuran 15 cm x 15 cm. Buatlah lingkaran dengan jari-jari
5 cm di pusat kertas dan buatlah garis putus-putus
2. Potonglah hingga setengahnya atau mendekati sumbu poros. Gunakan lem
untuk merekatnya.
139
3. Gunakan jarum pentul untuk menusuk bagian pusat baling-baling dan
masukkan ke dalam sedotan.
4. Peganglah baling-balingmu, arahkan ke arah datangnya angin. Apa yang
terjadi?
Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan baling-baling berputar?
2. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
140
Lampiran 16
SOAL SIKLUS II
Nama : . . . . . . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal : . . . . . . . . . . . . . .
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Energi pengganti disebut juga energi ...
2. Pembangkit Listrik Tenaga surya memanfaatkan tenaga ...
3. Kincir air yang ada di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik
menggunakan energi alternatif berupa ...
4. Negara yang terkenal menggunakan kincir angin sebagai energi alternatif
adalah . . .
5. Sumber energi terbesar di bumi adalah ...
6. Perahu layar dapat bergerak di laut dengan memanfaatkan energi ....
7. Mobil tenaga surya menggunakan sumber tenaga berupa . . .
8. Sumber utama pembangkit listrik tenaga uap adalah. . .
9. Panel surya berfungsi menangkap dan mengumpulkan energi ...
10. Energi yang menyebabkan kincir angin bergerak adalah ..
NILAI
. . . . . . . . . . .
141
Lampiran 17
142
Lampiran 18
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS II
No Nama KKM Nilai
Evaluasi
Nilai
Berpasangan
Nilai
Praktikum
Rata-
rata
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. R T W 70 60 70 75 68 √
2. R D A 70 80 90 83,3 84 √
3. C D S 70 70 70 75 72 √
4. D A M 70 100 90 91,7 94 √
5. E A F 70 80 80 83,3 81 √
6. I Y 70 70 90 75 78 √
7. L D N 70 80 100 83,3 88 √
8. M A F 70 80 70 75 75 √
9. M A R R 70 70 80 83,3 78 √
10. T I 70 90 100 91,7 94 √
11. T A S 70 80 100 91,7 91 √
12. Z A 70 80 100 91,7 91 √
13. R R P 70 90 90 83,3 88 √
14. A F H 70 80 100 83,3 88 √
15. A P W 70 80 80 75 78 √
16. B H S 70 70 90 75 78 √
17. E F 70 80 80 83,3 81 √
143
144
Lampiran 19
DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN
Petunjuk :
Bubuhkan tanda √ pada kolom Tanda Cek (√) jika deskriptor yang disediakan
tampak.
Berilah skor 1 jika hanya satu deskriptor pada aspek yang diamati muncul.
Berilah skor 2 jika hanya dua deskriptor pada aspek yang diamati muncul.
Berilah skor 3 jika hanya tiga deskriptor pada aspek yang diamati muncul.
Berilah skor 4 jika keempat deskriptor pada aspek yang diamati muncul.
A. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa bertanya dengan menunjukan jari terlebih dahulu
2. Pertanyaan yang disampaikan berkaitan dengan mata pelajaran
3. Menyampaikan pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
4. Menyampaikan pertanyaan secara jelas
B. Kerjasama siswa pada saat kerja berpasangan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Tidak membedakan teman
2. Berdiskusi mencari solusi untuk menyelesaikan tugas
3. Saling menerima dan memberi pendapat dalam berpasangan
145
4. Mengutamakan kepentingan bersama
C. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan
guru
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa mencermati tugas yang diberikan guru
2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
3. Siswa bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
4. Sisa menyelesaikan tugas tepat waktu
D. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan
guru
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa menempatkan diri sesuai dengan pasangannya
2. Siswa menyelesaikan tugas bersama pasangannya
3. Siswa mencari jawaban dari berbagai sumber yang dimiliki pasangan
4. Siswa saling bertukar pendapat tentang jawaban dari tugas yang
dikerjakan
E. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil tugas berpasangan
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Mempresentasikan hasil tugas menurut kesadaran sendiri (tanpa ditunjuk
guru)
2. Menjelaskan presentasi hasil tugas berpasangan dengan runtut
3. Mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
146
4. Mempresentasikan dengan suara lantang.
F. Keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan/ pendapat
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Mengemukakan pendapat/ tanggapan tanpa disuruh guru
2. Mengemukakan pendapat/ tanggapan yang logis
3. Mengemukakan pendapat/ tanggapan terhadap presentasi teman
4. Mengemukakan pendapat/ tanggapan untuk memecahkan masalah
147
Lampiran 20
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
SIKLUS I
No
Absen
Aspek yang Dinilai Jmlh
Skor
Nilai
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 √ √ √ √ √ √ 8 33,3
2 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
3 √ √ √ √ √ √ 10 41,7
4 √ √ √ √ √ √ 12 50
5 √ √ √ √ √ √ 11 45,8
6 √ √ √ √ √ √ 8 33,3
7 √ √ √ √ √ √ 12 50
8 √ √ √ √ √ √ 10 41,7
9 √ √ √ √ √ √ 12 50
148
10 √ √ √ √ √ √ 12 50
11 √ √ √ √ √ √ 17 70,8
12 √ √ √ √ √ √ 17 70,8
13 √ √ √ √ √ √ 11 45,8
14 √ √ √ √ √ √ 10 41,7
15 √ √ √ √ √ √ 12 50
16 √ √ √ √ √ √ 11 45,8
17 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
18 √ √ √ √ √ √ 12 50
19 √ √ √ √ √ √ 11 45,8
20 √ √ √ √ √ 8 33,3
21 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
22 √ √ √ √ √ √ 12 50
23 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
24 √ √ √ √ √ √ 18 75
25 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
149
150
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
SIKLUS II
No
Absen
Aspek yang Dinilai Jmlh
Skor
Nilai
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
2 √ √ √ √ √ √ 16 66,7
3 √ √ √ √ √ √ 19 79.2
4 √ √ √ √ √ √ 17 70,8
5 √ √ √ √ √ √ 20 83,3
6 √ √ √ √ √ √ 18 75
7 √ √ √ √ √ √ 17 70,8
8 √ √ √ √ √ √ 18 75
9 √ √ √ √ √ √ 16 66,7
151
10 √ √ √ √ √ √ 18 75
11 √ √ √ √ √ √ 22 91,7
12 √ √ √ √ √ √ 23 95,8
13 √ √ √ √ √ √ 15 62,5
14 √ √ √ √ √ √ 14 58,3
15 √ √ √ √ √ √ 14 58,3
16 √ √ √ √ √ √ 14 58,3
17 √ √ √ √ √ √ 17 70,8
18 √ √ √ √ √ √ 15 62,5
19 √ √ √ √ √ √ 15 62,5
20 √ √ √ √ √ √ 13 54,2
21 √ √ √ √ √ √ 18 75
22 √ √ √ √ √ √ 18 75
23 √ √ √ √ √ √ 16 66,7
24 √ √ √ √ √ √ 22 91,7
25 √ √ √ √ √ √ 20 76,9
152
153
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI PERFORMANSI GURU
SIKLUS I
Pelaksanaan Pembelajaran
A. Identitas
1. Nama Guru : Budi Hartanto, Spd. I
2. Tempat Mengajar : MI Klero Tengaran
3. Kelas : IV (Empat)
4. Tanggal Pengamatan : 16 Mei 2017
B. Petunjuk :
Bubuhkan tanda √ pada kolom Tanda Cek (√) jika deskriptor yang disediakan
tampak.
1) Skor Nilai
2) Rentang Kategori
A= 4 (Sangat Baik)
Nilai 76% - 100 % (Sangat Baik)
B= 3 (Baik)
Nilai 51% - 75% (Baik)
C= 2 (Cukup)
Nilai 26% - 50% (Cukup)
D= 1 (Kurang) Nilai 0% - 25% (Kurang)
No Aspek yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian √
154
kegiatan sesuai silabus
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
16. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
17. Menerapkan model pembelajaran TPS dengan baik
dan benar
√
18. Melibatkan siswa dalam penerapan model
pembelajaran TPS
√
19. Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan
pada saat proses pembelajaran
√
20. Memberi kesempatan berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa takut
√
21. Memfasilitasi siswa melalui pertanyaan, pemberian
tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
22. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
23. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
24. Memberiakan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber
√
25. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
26. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
27. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
155
h
156
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI PERFORMANSI GURU
SIKLUS II
B. Identitas
3. Nama Guru : Budi Hartanto, Spd. I
4. Tempat Mengajar : MI Klero Tengaran
5. Kelas : IV (Empat)
6. Tanggal Pengamatan : 22 Mei 2017
C. Petunjuk :
Bubuhkan tanda √ pada kolom Tanda Cek (√) jika deskriptor yang disediakan
tampak.
1) Skor Nilai
2) Rentang Kategori
A= 4 (Sangat Baik)
Nilai 76% - 100 % (Sangat Baik)
B= 3 (Baik)
Nilai 51% - 75% (Baik)
C= 2 (Cukup)
Nilai 26% - 50% (Cukup)
D= 1 (Kurang) Nilai 0% - 25% (Kurang)
No Aspek yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
157
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
16. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
17. Menerapkan model pembelajaran TPS dengan baik
dan benar
√
18. Melibatkan siswa dalam penerapan model
pembelajaran TPS
√
19. Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan
pada saat proses pembelajaran
√
20. Memberi kesempatan berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa takut
√
21. Memfasilitasi siswa melalui pertanyaan, pemberian
tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
22. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
23. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
24. Memberiakan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber
√
25. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
26. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
27. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak Lanjut/Follow Up
158
159
Lampiran 24
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Siswa sedang memperhatikan guru menerangkan materi di depan kelas
2. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi berpasangan di depan kelas
160
3. Siswa sedang berpendapat tentang hasil diskusi teman nya yang lain
4. Guru sedang membantu siswa membuat laporan diskusi
161
5. Siswa sedang praktik benda yang dapat menghantarkan panas secara
berpasangan
6. Siswa sedang menunjukan hasil praktikum secara berpasangan
162
Lampiran 27
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muthia Ulfah
NIM : 115-13-048
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 3 Juli 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cipinang Baru Bunder (Cipinang Ketoprak) RT
06 RW 02 NO. 006 Kelurahan Cipinang Kecamatan
Pulogadung, Jakarta Timur
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Cipinang 03 Pagi Jakarta : Tahun 2000-2006
2. SMP Negeri 232 Jakarta Tahun 2009 : Tahun 2006-2009
3. SMK Negeri 1 Tengaran Tahun 2012 : Tahun 2009 -2012
4. IAIN Salatiga (PGMI-FTIK) : Tahun 2013 -2017
Riwayat Organisasi
1. 2007-2008 : Dewan OSIS SMP N 232 Jakarta
2. 2007-2008 : Dewan PMR SMP N 232 Jakarta
3. 2010-2011 : Dewan Bantara Pramuka SMK N 1 Tengaran
4. 2015-2016 : Dewan HMJ PGMI IAIN Salatiga
Dengan demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan
sesungguhnya, dan agar dipergunakan seperlunya.
Tengaran, 8 Juni 2013
Yang Menyatakan,
Muthia Ulfah
163
Lampiran 26
Daftar Satuan Kredit Kegiatan (Skk)
Nama : Muthia Ulfah Fakultas : FTIK
Nim : 115-13-048 Jurusan : PGMI
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1.
Orientasi Pengenalan Akademik
Dan Kemahasiswaan (Opak)
STAIN Salatiga 2013
26-27 Agustus
2013 Peserta 3
2.
Orientasi Pengenalan Akademik
Dan Kemahasiswaan (Opak)
Jurusan Tarbiyah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3
3.
UPT Perpustakaan Sekolah
Tinggi Agama Islam Salatiga
16 September
2013 Peserta 2
4.
Training Pembuatan Makalah
oleh Lembaga Dakwah Kampus
Darul Amal STAIN Salatiga
18 September
2013 Peserta 2
5.
Pelatihan Legal Drafting Senat Mahasiswa dengan Tema
“Implementasi UU ORMAWA
Terhadap Mahasiswa yang
Antipati dengan Dunia Politik
Kampus”
24-25
September 2013 Peserta 2
6.
Grand Opening Uk-Uk oleh
KSEI dengan Tema “What Do
You Wanna Be”
21 September
2013 Peserta 2
7.
Public Hearing oleh Senat
Mahasiswa dengan Tema
“Optimalisasi Kinerja Lembaga
untuk Mewujudkan Kampus
yang Amanah” 20 Oktober 2013 Peserta 2
8.
Grand Opening Hijabers Stain
Salatiga Comunity dengan Acara
“Hijab and Beauty Class”
7 Desember
2013 Peserta 2
9.
Seminar Regional dan Pelatihan
Praktek Kewirausahaan dengan
Tema “Interpreneurs is The Way
of Live” 16 April 2014 Peserta 2
10.
Islamic Public Speaking Training
oleh LDK Darul Amal STAIN
Salatiga 09 Juni 2014 Peserta 2
164
11.
Seminar Nasional oleh HMPS
AS dengan Tema " Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas Asean"
15 Desember
2014 Peserta 8
12.
Lomba Juara 1 dalam Rangka
Kegiatan Milad-XIII LDK Fatir
Ar-Rasyid dengan Tema
“Aktualisasi Dakwah dalam
Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan
Berakhlak Mulia” 06 Mei 2015 Peserta 3
13.
Seminar Nasional oleh DEMA
Fakultas Syariah dengan Tema "
Peran Mahasiswa Syariah Dan
Hukum Dalam Pembangunan
Bangsa" 27 Juni 2015 Peserta 8
14.
Seminar Nasional oleh KARIMA
Learning and Training Center
dengan Tema "Pemuda,
Peradaban Islam, Dan
Kemandirian"
2 September
2015 Peserta 8
15.
Seminar Nasional oleh HMJ HES
dengan Tema "Perbankan
Syari'ah Di Indonesia: Antara
Teori Dan Praktik"
04 November
2015 Peserta 8
16.
Seminar Nasional oleh HMJ
PGMI dengan Tema "Pendidikan
Karakter Untuk Melahirkan
Pemimpin Masa Depan"
17 November
2015 Peserta 8
17.
Seminar Nasional oleh DEMA
FTIK dengan Tema "Budaya
Sebagai Atitude Pendidikan" 31 Mei 2016 Peserta 8
18.
Seminar Nasional oleh HMJ
PGMI dengan Tema "Indonesia
Budayaku, Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka)" 2 Juni 2016 Panitia 8
19.
Surat Keputusan Ketua Jurusan
PGMI Tentang Pengangkatan
Pengurus Hmj Pgmi Iain Salatiga
Priode 2016 28 Juli 2016 Pengurus 4
20.
Surat Tugas "Tabulasi Angket
Penelitian" An. Suwardi , M.Pd
September-
Nopember 2016 Mahasiswa 2
21.
Seminar Nasional oleh HMJ D3
dengan Tema "Optimalisasi
Sumber Daya Insani Dalam
Menghadapi Dunia Wirausaha"
29 September
2016 Peserta 8
165
166
167
168
169
170