Upload
arizna
View
27.843
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI(Studi pada Siswa Jurusan Administrasi PerkantoranKelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)
SKRIPSI
OLEHARIZNA PUTRA AKBAR
NIM 106412400559
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMENPROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JANUARI 2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI(Studi pada Siswa Jurusan Administrasi PerkantoranKelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program SarjanaPendidikan Administrasi Perkantoran
Oleh:Arizna Putra AkbarNIM 106412400559
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMENPROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Januari 2010
Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Malang, 31 Desember 2009
Pembimbing I,
Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M
NIP 19731018.200112.2.001
Malang, 31 Desember 2009
Pembimbing II,
Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus
NIP 19620814.199001.1.001
Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 15 Januari 2010
Dewan Penguji
Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd, M.M Ketua
NIP 19731018.200112.2.001
Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus Anggota
NIP 19620814.199001.1.001
Imam Bukhori, S.Pd, M.M Anggota
NIP 19730216.200604.1.001
Mengetahui, Mengesahkan,
a.n Ketua Jurusan Manajemen Dekan Fakultas Ekonomi
Sekretaris
Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus Dr. Ery Tri Djatmika R.W.W, M.A, M.Si.
NIP 19620814.199001.1.001 NIP 1961061.1198600.1.001
i
ABSTRACT
Arizna. 2010. Implementation of Student Teams Achievement Division Method ofCooperative Learning to Increase Student Learning Outcomes onTraining Subject of Communication (A Study of AP 1 Students in Class Xof SMK Negeri 1 Tanggul). Thesis, Office Administration Education ofManagement Department, Faculty of Economy. State University ofMalang. Advisors: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II) Drs.Agus Hermawan, M.Si., M.Bus
Keywords: Cooperative Learning, Student Teams Achievement DivisionMethode, Student Learning Outcomes.
One of the problems that we have to face in our education today is aboutweaknesses in the learning process. Recent learning processes evidently burdenstudents with so many materials and assignments that students finally feel boredin the class. In learning activities, many approaches have been conducted byteachers; nevertheless, it has not yet shown satisfying results. It was proved by theresults of both school and national examinations and individual skill testsachieved by students. Schools themselves have not yet been able to create alearning environment that enables students to think critically, creatively, andresponsibly, as well as gives students opportunities to explore their ownimaginative ideas. Hence, it is important that a learning method can encouragestudents to be active in learning processes. The research tried to implement aStudent Teams Achievement Division method of cooperative learning model.STAD is a method of cooperative learning that students are trained to overcome areal-life problem while for the group divisions, this method is chosen as whatexpected that students are able to find information themselves in the group thensolve any test or problem cooperatively.
The purposes of the research are: 1) to describe the implementation StudentTeams Achievement Division method of cooperative learning model on the topicof communication, 2) to know the increase of student learning outcomes throughthe implementation of Student Teams Achievement Division method ofcooperative learning model, 3) to know the Student Teams Achievement Divisionmethod of cooperative learning model increase effect of student learningoutcomes, and 4) to know student response of implement Student TeamsAchievement Division model of cooperative learning method. Subjects of theresearch are 40 AP 1 students of class X in SMK Negeri 1 Tanggul.
The research is a qualitative research designed in the form of classroomaction research (CAR). The research data were collected by 1) test, 2) observationsheets, 3) questionnaire, 4) documentation and 5) field notes. This kind ofresearch is a classroom action research conducted in 2 cycles. Each cycle involves4 stages, namely: 1) planning, 2) action, 3) observation, 4) reflection. Dataanalysis in the research is done in a descriptive way.
The result shows that generally Student Teams Achievement Divisionmethod of cooperative learning model has been done well. Students helped eachother, did interaction, discussed with the teacher and their classmates, contributed
ii
scores for teams, gave respect to others, and became independent and goodstudents. It can be seen from the observation result of students’ cooperative skills.In the implementation of cycle 1, based on the observation between two observersit shows a success stage. The implementation of Student Teams AchievementDivision method and cooperative learning model on AP 1 students of class X ofSMK Negeri 1 Tanggul is good. It is shown by the increase from cycle I that is70% to 90% in cycle 2. The increase of 20% shows the learning thoroughness. Inthe cycle I the number of students completing their learning changes from 29students to 37 students. Although in the action implementation there were manyweaknesses and constraints in the cycle I, the researcher tried to improve it in thecycle 2.
Based on the result it can be concluded that the implementation of StudentTeams Achievement Division method of cooperative learning model can increasethe learning outcome of the training subject of communication in the topic ofcorrespondent. It can be seen through 3 aspects, namely cognitive and affectiveand psychomotor that increase in every cycle.
Some suggestions that the researcher recommends are: 1) School to givescience about cooperative method of way teaches that more medley please to learnsubject. 2) Teachers should be more increase student motivation for think active insolves a problem, mutually, cooperative and give guidance on student to solve aproblem. 3) Diknas must socialize about cooperative learning to learn school andteacher via training or seminar to increase science instructor for implement thismethod. 4) Writer expects research it cans be referenced for further researcherdeep inscriptive of science.
iii
ABSTRAK
Arizna. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif metode Student TeamsAchievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswapada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa JurusanAdministrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul KabupatenJember). Skripsi, Jurusan Manajemen Program Studi PendidikanAdministrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi. Universitas NegeriMalang. Pembimbing: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II)Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, metode Student Teams AchievementDivision (STAD), hasil belajar siswa.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita sekarang adalahmasalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang ada selama initernyata hanya membuat siswa sangat terbebani dengan materi dan tugas yangdiberikan oleh guru, sehingga siswa merasa bosan di dalam kelas. Dalampembelajaran di kelas telah banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan olehguru tetapi sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, iniditunjukkan dengan hasil-hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujiansekolah serta keterampilan individu siswa itu sendiri. Dari pihak sekolah sendirijuga belum berdaya untuk menciptakan suasana belajar yang memungkinkansiswa berpikir kritis, kreatif, bertanggung jawab, dan memberi peluang bagi siswauntuk menjelajahi idenya yang imajinatif. Oleh sebab itu perlu adanya sebuahmetode pembelajaran untuk membangkitkan semangat peserta didik agar aktifdalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini mencoba menerapkan metodepembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Division. STADmerupakan bentuk pembelajaran kooperatif di mana siswa dilatih untuk bekerjasecara berkelompok beranggotakan 4 orang yang heterogen untuk memecahkansuatu masalah yang ada di dunia nyata, diharapkan siswa dapat memecahkanpermasalahan serta mencari informasi sendiri dalam kelompok yang kemudianbekerja sama untuk mencapai ketuntasan belajar bersama.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan metodepembelajaran kooperatif model STAD. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswakelas pada mata pelajaran komunikasi. 3) Untuk mengetahui apakah penerapanmodel pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa padamata pelajaran komunikasi. 4) Untuk mengetahui respons siswa kelas terhadappenerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajarankomunikasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1Tanggul Kabupaten Jember dengan jumlah 40 siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dirancang dengandesain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian dikumpulkan melalui 1)tes, 2) lembar observasi, 3) angket, 4) dokumentasi dan 5) catatan lapangan. Jenispenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2siklus. Setiap siklus mencakup 4 tahap kegiatan yaitu: 1) perencanaan,
iv
2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Analisis data dalampenelitian ini dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif metodeSTAD secara umum telah dilaksanakan dengan baik. Siswa saling membantu,saling berinteraksi tatap muka, berdiskusi dengan guru dan teman,menyumbangkan skor untuk kelompok, tenggang rasa, sopan dan mandiri. Hal inidapat dilihat dari hasil observasi keterampilan kooperatif siswa. Pada pelaksanaansiklus 1 berdasarkan perbandingan dari kedua pengamat menunjukkan tarafkeberhasilan. Penerapan model pembelajaran STAD pada kelas X APK 1 SMKNegeri 1 Tanggul sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari siklus1 sebesar 70 % menjadi sebesar 90 % pada siklus 2. Peningkatan sebesar 20%tersebut sudah menunjukkan ketuntasan belajar yaitu dari siklus 1 yang hanya 29siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 37 siswa yang tuntas belajar.Meskipun dalam pelaksanaan tindakan banyak kekurangan dan kelemahan padasiklus 1 maka peneliti mencoba memperbaiki pada siklus 2.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapanmodel pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajarmata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis.Hal ini dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif danpsikomotorik yang meningkat setiap siklusnya.
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1) Sekolahdiharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai metode atau cara mengajaryang lebih beragam kepada guru mata pelajaran. 2) Guru hendaknya lebihmeningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih aktif dalam memecahkan suatumasalah, saling bekerja sama antar siswa dan memberikan bimbingan pada siswauntuk memecahkan suatu masalah. 3) Diknas hendaknya dapat memberikansosialisasi mengenai model-model pembelajaran kooperatif terhadap guru atausekolah melalui pelatihan atau seminar. 4) Penulis mengharapkan penelitian inidapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam penulisan karyailmiahnya.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan
Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)”.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M, selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak bimbingan dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus, selaku pembimbing II yang
banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Imam Bukhori, S.Pd., M.M, selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan koreksi terhadap kesempurnaan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ery Tri Djatmiko Rudiyanto W.W, M.A, M.Si selaku Dekan
Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi.
vi
5. Bapak Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si. Selaku Ketua Jurusan
Manajemen yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. dan Bapak Agus Wardoyo, SE. selaku
Kepala dan Wakil Kepala bagian Kurikulum SMK Negeri 1 Tanggul, yang
telah memberikan izin penelitian dan membantu selama penelitian.
7. Ibu Retno, S.Pd., selaku guru pengajar mata pelajaran komunikasi di SMK
Negeri 1 Tanggul untuk kelas X jurusan AP 1 yang telah membantu menjadi
observer dan memberikan informasi serta hal-hal yang diperlukan demi
terselesaikannya penelitian ini.
8. Muhammad Lutfar, selaku mahasiswa PPL Universitas Negeri Jember yang
telah rela menjadi observer demi penelitian ini.
9. Siswa-siswi kelas X Jurusan AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang telah banyak
membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian.
10. Ibunda, Ayahanda, Adik-adikku, dan keluarga besarku yang telah memberikan
do’a, dukungan, dan semangat.
11. Rekan-rekan Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2006 yang telah
memberikan bantuan, masukan dan motivasi.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat skripsi ini
lebih baik. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.
Malang, 13 Januari 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT................................................................................................. iABSTRAK................................................................................................... iiiKATA PENGANTAR .................................................................................. vDAFTAR ISI ............................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR.................................................................................... ixDAFTAR TABEL ........................................................................................ xDAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8E. Keterbatasan Penelitian................................................................. 10F. Definisi Istilah .............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Temuan Penelitian yang Relevan .................................................. 12B. Kajian Teori ................................................................................. 18
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran............................................ 182. Pengertian Pembelajaran Kooperatif......................................... 203. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif.............................. 234. Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
(Student Teams Achievement Division)..................................... 255. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif Metode STAD ........................................................ 346. Hasil Belajar ............................................................................ 367. Hubungan Antara Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD denganHasil belajar Komunikasi ......................................................... 41
BAB III METODE PENELITIANA. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... 43B. Kehadiran Peneliti ........................................................................ 44C. Lokasi Penelitian .......................................................................... 44D. Data dan Sumber Data .................................................................. 45E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 46F. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................ 48
viii
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIANA. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 56B. Paparan Data................................................................................ 60
1. Paparan Data Pra Tindakan.................................................... 602. Paparan Data Siklus 1............................................................ 61
a. Tahap Perencanaan Siklus 1................................................. 62b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1 ................................................. 63c. Tahap Observasi Siklus 1..................................................... 69d. Tahap Refleksi Siklus 1 ....................................................... 75
3. Paparan Data Siklus 2............................................................ 76a. Tahap Perencanaan Siklus 2 ................................................ 76b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2................................................. 77c. Tahap Observasi Siklus 2..................................................... 82d. Tahap Refleksi Siklus 2 ....................................................... 86e. Respons Siswa..................................................................... 87
C. Temuan Penelitian ........................................................................ 911. Temuan Siklus 1.................................................................... 912. Temuan Siklus 2.................................................................... 92
BAB V PEMBAHASANA. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Model STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi SiswaKelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember ...................... 93
B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1SMK Negeri 1 Tanggul KabupatenJember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 96
C. Penerapan Model Pembelajaran KooperatifMetode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar SiswaKelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul KabupatenJember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 98
D.Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 TanggulKabupaten Jember terhadap Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Metode STADpada Mata Pelajaran Komunikasi.................................................. 101
BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................... 104B. Saran............................................................................................. 106
DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 108
LAMPIRAN................................................................................................. 110
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... 158
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 159
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 55
4.1 Struktur Organisasi Sekolah.................................................................... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1....................................................... 65
4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1 ..................................................... 68
4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan .......................................................... 71
4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus.............................. 71
4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ............................ 73
4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2....................................................... 79
4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2 .................................................... 81
4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2 ............................... 83
4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ............................. 85
4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap Pembelajaran STAD ............... 88
4.11 Kriteria Respons Siswa ........................................................................ 89
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus................................................................................................... 111
2. Hasil Belajar Siswa................................................................................ 112
3. a. Rencana Pembelajaran Siklus 1.......................................................... 113
b. Rencana Pembelajaran Siklus 2.......................................................... 117
4. a. Materi Surat Pribadi ........................................................................... 120
b. Materi Surat Niaga............................................................................. 124
5. a. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 1................................................... 129
b. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 2................................................... 130
6. a. Topik Diskusi Siklus 1 ....................................................................... 131
b. Topik Diskusi Siklus 2....................................................................... 133
7. a. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 1 ................... 136
b. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 2................... 138
8. a. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 1 ....................... 140
b. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 2....................... 142
9. a. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 1.................................... 144
b. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 2.................................... 146
10. Angket Respons Siswa........................................................................... 148
11. Dokumentasi.......................................................................................... 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan
pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh
faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi
tanggung jawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi
subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,
kreatif, mandiri, dan profesional pada bidang masing-masing. Upaya
peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila
dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu
sendiri.
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan
oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana,
meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang
menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan
melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri,
dan berhasil di masa yang akan datang.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan
tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan
2
tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan
menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang
memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu
berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan
dasar dan keterampilan teknik yang memadai.
Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di
sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya berpusat pada siswa.
Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan model ceramah atau
konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran
termasuk mata pelajaran komunikasi. Padahal tidak semua materi komunikasi
harus diajarkan dengan model ceramah atau konvensional. Kenyataan
pengajaran komunikasi yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting.
Salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk
memberikan pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan
konstruktivis yang menyatakan bahwa anak secara aktif membentuk konsep,
prinsip dan teori yang disajikan kepadanya. Mereka mengolahnya secara aktif,
menyesuaikan dengan skema pengetahuan yang sudah dimiliki dalam struktur
kognitifnya dan menambahkan atau menolaknya (Suparno, 1997).
Johnson (dalam Supriadi, 1995: 56) mengemukakan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya
kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar
bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk
3
menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara
bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling
membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Johnson (dalam Nur, 1995: 1) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif sesuai dengan teori motivasi karena struktur tujuan dalam
pembelajaran kooperatif adalah struktur tujuan kooperatif yang menciptakan
suatu situasi dimana satu-satunya cara agar anggota kelompok dapat mencapai
tujuan pribadi mereka hanya apabila kelompoknya berhasil. Situasi yang
tercipta ini akan membuat setiap anggota kelompok harus saling membantu
teman dalam kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu
kelompok itu agar berhasil dan yang paling penting adalah saling memberi
dorongan kepada teman dalam kelompoknya untuk melakukan upaya yang
maksimum. Dikatakan juga, siswa yang belajar dalam kelompok ternyata
memiliki perolehan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan siswa yang
belajar secara tradisional. Belajar tradisional dalam hal ini adalah belajar secara
individu, dimana setiap siswa bertanggung jawab memperoleh pengetahuannya
sendiri.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu:
STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian
kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini peneliti memilih model
pembelajaran kooperatif dengan metode STAD sebagai objek eksperimen.
Menurut Johnson (dalam Noornia, 1997: 29) penggunaan pembelajaran
kooperatif khususnya metode STAD memiliki keuntungan, antara lain lebih
4
dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling mendorong
dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan. Dalam
pembelajaran kooperatif metode STAD memiliki ciri khusus yaitu kelompok
yang terbentuk dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Ciri
lainnya adalah adanya empat tahap penting di dalamnya, yaitu: (1) Presentasi
kelas oleh guru, (2) Studi kelompok, (3) Tes individu, dan (4) Adanya tahap
penghargaan (Handayanto, 2000: 115).
Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata
pelajaran komunikasi diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif
yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi
dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi pendahuluan mandiri yang dilakukan peneliti
beberapa waktu sebelumnya, diperoleh bahwa hasil belajar pada Siswa Kelas X
Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember untuk mata pelajaran Komunikasi masih rendah.
Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh Siswa
Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada ulangan harian ke-1
50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal, sedangkan pada ulangan
harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai di atas minimal yang
telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai minimalnya adalah 70,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Hal ini disebabkan
5
pelaksanaan pembelajarannya masih disampaikan dengan menggunakan model
ceramah sebagai model yang lebih dominan diterapkan daripada model lain.
Sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru serta mencatat hal
yang dianggap penting oleh siswa dan siswa kurang diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan, sehingga
menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal
inilah yang menyebabkan rata-rata nilai siswa masih rendah, khususnya Siswa
Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran
Komunikasi, padahal perlu diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki
kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para
siswa jurusan Administrasi Perkantoran.
Penerapan pembelajaran yang konvensional tersebut masih bersifat
berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana belajar
yang kurang menarik dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa,
khususnya siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran dalam
mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu
diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam
pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi
Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran
Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka
proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton.
Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan
daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa
6
depan siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok
untuk digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi
menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.
Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa
variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara
aktif khususnya dalam mata pelajaran Komunikasi, maka diperlukan variasi
dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata
pelajaran Komunikasi yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta
suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling
berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain
dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi
sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran Komunikasi.
Pemilihan metode STAD sebagai fokus penelitian ini, disebabkan metode
STAD memiliki potensi lebih daripada pembelajaran dengan menggunakan
model konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui sistem
gotong-royong, saling membantu. Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:7)
menyatakan bahwa suasana belajar kooperatif menghasilkan hasil belajar yang
lebih baik, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih
baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan.
Pemilihan metode pembelajaran STAD jika dibandingkan dengan metode
dari model pembelajaran kooperatif lainnya apabila dikaitkan dengan jurusan
dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan Administrasi Perkantoran dan
7
mata pelajaran Komunikasi merupakan alternatif terbaik serta memiliki potensi
keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor kesederhanaan dan
kemudahan dalam prakteknya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk memilih
pembelajaran kooperatif metode STAD di dalam melakukan penelitian.
Sedangkan pemilihan Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1
(AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember sebagai objek penelitian
lebih dikarenakan kesamaan jurusan yang diambil oleh peneliti dengan obyek
yang diteliti, selain itu mata pelajaran Komunikasi hanya ada pada jurusan
Administrasi Perkantoran.
Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar pada Mata pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X Jurusan
Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD di
SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi?
8
3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi?
4. Bagaimanakah respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
metode STAD pada mata pelajaran komunikasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD
di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi.
3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif
metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK
Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi.
4. Untuk mengetahui respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
metode STAD pada mata pelajaran komunikasi.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memecahkan suatu masalah baik langsung maupun tidak langsung dan
9
juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi berbagai pihak,
antara lain:
1. Bagi Guru Mata pelajaran Komunikasi
Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar
dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih
bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa SMK Negeri 1 Tanggul
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta
kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama dalam
kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi,
mengemukakan pendapat, dan sebagainya.
3. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi
perbaikan kualitas pendidikan khususnya di SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember. Diharapkan Kepala SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember dapat mendorong dan memfasilitasi guru untuk dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif metode STAD ini, sehingga guru tidak
hanya menggunakan model ceramah atau konvensional terus-menerus.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti karena peneliti
akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran kooperatif
10
dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang
akan datang.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini adalah penerapan model kooperatif metode STAD
terhadap hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember pada mata pelajaran komunikasi. Untuk memudahkan penelitian dalam
mencapai sasaran, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember.
2. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini terbatas pada metode
Student Teams Achievement Division (STAD).
3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan AP 1 yang
berjumlah 40 siswa.
4. Materi yang diajarkan adalah materi untuk kelas X semester I yaitu
Komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis.
5. Topik diskusi yang diberikan pada masing-masing kelompok hanya satu dan
sama yaitu materi melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).
6. Hasil catatan Lapangan yang diperoleh dari kedua observer dalam penelitian
ini adalah sama
F. Definisi Istilah
1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama dalam kelompok untuk mencapai ketuntasan
belajar.
11
2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan siswa secara
heterogen dengan melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok
untuk pembelajaran individu anggota demi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses
belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur dan dicerminkan oleh
nilai tes yang diperoleh dari hasil pre test di awal dan post test di akhir
proses belajar mengajar.
4. Mata pelajaran Komunikasi memiliki pengertian dimana salah satu pihak
memberikan informasi kepada pihak lain dengan tujuan saling mengerti dan
mempengaruhi, yang merupakan keahlian dasar dari seorang sekretaris
dalam administrasi pekerjaan di kantor.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Temuan Penelitian yang Relevan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa di samping pembelajaran
kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara
bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin
dalam Ibrahim (2001:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45
penelitian telah dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang
studi Bahasa, Geografi, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris.
Studi yang telah ditelaah dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan
pedesaan Amerika Serikat, Israel, Nigeria dan Jerman. Dari 45 laporan 37
menunjukkan bahwa hasil akademis kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol.
Beberapa Studi di bawah ini menunjukkan tidak banyak perbedaan dan
tidak ada satu pun studi yang menunjukkan hasil negatif, diantaranya adalah:
1. Skripsi Puji Ekowati (2006) yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model
Pembelajaran STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil
belajar Siswa Kelas X Di SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan
Permasalahan Ekonomi”. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research), teknik pengumpulan data menggunakan
tes, wawancara, observasi, catatan lapangan, dan angket. Sedangkan analisis
13
datanya melalui beberapa tahap yaitu mereduksi data, penyajian data, dan
penyajian kesimpulan serta verifikasi.
Dari penelitian yang dilakukan dua siklus ini diperoleh hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa pada pre-test siklus 1 hasil belajar siswa
diperoleh nilai rata-rata 65, sedangkan post-test diperoleh nilai rata-rata
75,71. Pada siklus 2 diperoleh kenaikan nilai rata-rata kelas yaitu nilai rata-
rata yang diperoleh adalah 82,40. Dari segi kemampuan, kerja sama siswa
dapat dibilang berlangsung dengan baik karena antara siswa satu dengan
siswa yang lainnya saling membantu untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Respons yang diberikan siswa terhadap penanganan surat masuk dan
surat keluar dengan pembelajaran kooperatif model STAD sangat positif.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa 1) penerapan pembelajaran
kooperatif model STAD untuk meningkatkan hasil belajar dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran penanganan surat masuk
dan surat keluar, 2) pembelajaran kooperatif model STAD dapat diterapkan
dalam upaya meningkatkan keterampilan dan aktivitas siswa dalam belajar.
Dalam penelitian ini diajukan saran yaitu pembelajaran kooperatif
model STAD dapat dijadikan alternatif pilihan dalam praktek pembelajaran
di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu penyediaan sarana
dan prasarana yang lengkap untuk mendukung efektivitas penerapan
pembelajaran kooperatif model STAD yaitu berupa pengadaan ruangan,
bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut
tentang penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dengan mata
pelajaran yang lain dan subjek penelitian yang valid.
14
2. Skripsi Endah Sulistyowati (2006) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas
Belajar Ekonomi Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri
Malang”, penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas,
dimana yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1B SMP
Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terdiri dari 42 siswa.
Data diperoleh melalui tes (pre-test dan post-test), observasi, catatan
lapangan, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah
mereduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Dari
tiga siklus dalam penelitian ini diperoleh hasil berdasarkan hasil tes pada
setiap akhir siklus, pembelajaran kegiatan pokok ekonomi dengan
pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal tersebut ditunjukkan pada siklus 1 rata-rata kelas siswa adalah
56,2, pada siklus 2 nilai rata-rata kelas adalah 56,4 dan pada siklus 2 nilai
rata-rata kelas adalah 59,3. berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang
dilakukan setiap siklus, persentase rata-rata aktivitas belajar kelas dalam
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD
menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 82,1% dan meningkat
pada siklus 2 menjadi 83,5% serta pada siklus 2 meningkat menjadi 91%.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran kooperatif sangatlah penting agar
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis angket
15
siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan kooperatif model STAD.
Dalam penelitian ini diajukan beberapa saran yaitu: pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan kooperatif dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD
adalah hasil pengelolaan kelas berupa pengelolaan tempat, waktu dan
pengelolaan siswa, dan untuk peneliti selanjutnya agar mengetahui lebih
jauh tentang penerapan model STAD dalam pembelajaran mata pelajaran
Ekonomi dengan melakukan penelitian pada pokok bahasan yang berbeda
dan menggunakan bentuk penilaian yang beragam.
3. Jurnal oleh M. Setyarini yang berjudul: “Pembelajaran Konstruktivisme
Melalui Model Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia (PTK Di Kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar
Lampung TP 2006/2007)”. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru bidang
studi kimia kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2006/2007 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil tes formatif siswa
pada pokok bahasan larutan asam basa adalah 59. Proses pembelajaran
masih terpusat pada guru, minat belajar dan aktivitas siswa rendah. Upaya
meningkatkannya adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme
melalui model cooperative learning tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan peningkatan rata-rata (1) aktivitas siswa; (2)
penguasaan konsep siswa; (3) minat siswa terhadap pembelajaran kimia;
dan (4) keterampilan siswa bekerja di laboratorium. Jenis penelitian adalah
16
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Data kuantitatif
diperoleh melalui tes. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-
rata (1) aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 8,17%, dari siklus II
ke siklus III sebesar 5,21%; (2) penguasaan konsep siswa dari siklus I ke
siklus II sebesar 12,98%, dari siklus II ke siklus III sebesar 7,59%; (3) minat
siswa terhadap pembelajaran kimia dari siklus I ke siklus II sebesar 14,4%,
dari siklus II ke siklus III sebesar 6,85%; (4) keterampilan siswa bekerja di
laboratorium dari siklus I ke siklus II sebesar 17,71%, dari siklus II ke siklus
III sebesar 5,7%.
4. Jurnal Pendidikan oleh Styarini (2004) yang berjudul: “Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Semarang”. Pokok bahasan
yang diambil adalah hewan vetebrata dan invertebrata. Styarini
mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode
STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja
guru. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat sebesar 7,5%, siklus II
sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33%. Keaktifan belajar siswa pada
siklus I mencapai 49,16%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai
90%. Sedangkan kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16%, siklus II
mencapai 81,66% dan siklus III mencapai 89,33%. Respons yang positif
oleh siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
17
5. Jurnal Pendidikan oleh Endy (2005) yang berjudul: “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 1 Kendal”.
Menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena
pada mata pelajaran gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa
dan ketelitian, sehingga mempermudah guru dalam penyampaian materi dan
juga latihan-latihan penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I hasil
belajar mengalami peningkatan sebesar 5,88%, siklus II sebesar 7,19% dan
siklus III sebesar 9,18%. Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
siklus I sebesar 59,89%, siklus II sebesar 63,33% dan siklus III sebesar
83,33%.
6. Jurnal Pendidikan oleh Istikomah (2006). Dalam penelitian yang dilakukan
pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata pelajaran
akuntansi dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan kas
kecil melalui pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus 1 terdapat peningkatan
sebesar 13,16%, siklus II sebesar 19,48% dan siklus III sebanyak 26,56%.
Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung.
Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus II sebesar
93,44% dan siklus III sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian hasil
belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan
siswa dengan mendapat nilai minimal 70.
18
B. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Pengertian belajar bermacam-macam tergantung dari mana belajar
tersebut ditinjau. Menurut Sadirman (2005:22) pengertian belajar secara
luas adalah kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.
Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting karena
semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
menimbulkan berbagai perubahan yang melanda aspek kehidupan manusia.
Dalam perkembangannya konsep belajar mengajar beralih ke konsep belajar
efektif.
Menurut Winkel (1997:56) mengemukakan bahwa belajar sebagai
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap, dimana perubahan
tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut Di Vesta dan Thomspon (dalam Mappa, 1994:6) belajar
merupakan perubahan yang bersifat abadi atau permanen dalam tingkah
laku sebagai akibat dari pengalaman. Kata kunci yang menandai belajar
menurut pandangan ini adalah perubahan, tingkah laku dan pengalaman. Di
Vesta juga mendefinisikan belajar merupakan sesuatu yang penting
diketahui oleh guru sebagai fasilitator oleh karena tugas mereka adalah
19
mengembangkan proses belajar secara efisien, dan merupakan hakikat dari
perannya dalam mengubah tingkah laku pelajar.
Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia
dikerahkan, kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental
intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat
emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Menurut
Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi tindak lanjut
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru berperan
membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar
mengajar yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah
bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar
dan menggunakan hasil belajar sebagai acuannya.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku internal siswa yang
kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif dan psikomotorik. Tindakan belajar
tentang suatu hal tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
Penyebab belajar itu adalah hal-hal diluar siswa yang sukar ditentukan. Oleh
karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang
belajar. Skinner (dalam Dimyati, 1999: 9) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menurun. Lain
halnya dengan Gagne (dalam Dimyati, 1999:10) belajar merupakan kegiatan
20
yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Lebih lanjut lagi
menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi
internal, kondisi eksternal dan hasil belajar.
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Manusia memerlukan kerja sama karena manusia merupakan makhluk
individual yang mempunyai potensi, latar belakang, serta harapan masa
depan yang berbeda-beda. kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada
individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa kerja sama kehidupan
akan punah (Lie, 2002:27).
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola dengan baik dapat
menimbulkan perdebatan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Untuk
menghindari hal tersebut maka diperlukan interaksi yang baik antar
individu. Dimana, dalam interaksi tersebut harus ada saling tenggang rasa.
Dalam pembelajaran, interaksi tersebut dapat terjadi dan ditemukan dalam
proses pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini,”pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan
interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan” (Nurhadi, dkk,
2004:61).
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebenarnya bukan
suatu bentuk pembelajaran yang baru. Para ahli psikologi sosial telah
mengembangkan pola kerja kooperatif pada sekitar tahun 1920, sedangkan
21
penekanan pola kerja kooperatif yang diaplikasikan pada pembelajaran di
dalam kelas dimulai sekitar 1970 (Noornia, 1997). Selanjutnya riset-riset
mulai dilakukan para peneliti pendidikan, untuk menemukan berbagai
model atau teknik-teknik pembelajaran kooperatif pada pembelajaran di
dalam kelas.
Menurut Lie (2002:28), model pembelajaran kooperatif berbeda
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Perbedaan ini terletak pada adanya
unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang tidak ditemui dalam
pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Prosedur model
pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan benar akan memungkinkan
pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah
sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama,
etnis dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Pembelajaran lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Sistem
pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau
belajar kelompok yang terstruktur. Lima unsur pokok yang termasuk dalam
struktur ini adalah sebagai berikut:
22
a. Saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok, karena
keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota
kelompok untuk saling belajar dan mengajari teman-temannya sehingga
teman sekelompoknya paham. Sistem penilaian dalam metode ini mampu
memacu siswa yang berkemampuan rendah untuk bekerja tanpa ada rasa
minder karena bagaimanapun juga mereka bisa menyumbangkan nilai
kepada kelompoknya. Sebaliknya, siswa yang berkemampuan tinggi
tidak merasa dirugikan oleh teman yang berkemampuan rendah karena
mereka juga telah memberikan sumbangan nilai.
b. Tanggung jawab perseorangan, karena setiap anggota diharuskan bekerja
menyumbangkan pikiran untuk menyelesaikan tugas dan pada akhir
pembelajaran siswa harus berusaha agar memperoleh nilai yang tinggi
agar dia mampu menyumbangkan poin nilai kepada kelompoknya.
c. Tatap muka antar anggota, agar setiap anggota dapat berinteraksi untuk
memadukan pikiran yang berbeda dalam menyelesaikan masalah
sehingga tercipta rasa saling menghargai, memanfaatkan kelebihan dan
mengisi kekurangan masing-masing anggota yang memiliki latar
belakang yang berbeda sehingga dapat memperluas wawasan untuk lebih
memahami pelajaran.
d. Komunikasi antar anggota, karena dalam proses kelompok ini tiap
anggota akan berusaha untuk saling berkomunikasi secara baik dalam
rangka mencapai kata mufakat untuk menyelesaikan masalah yang
didalam prosesnya mereka harus bisa menggunakan kata-kata yang
bijaksana. Hal ini disebabkan karena didalam kelompok terdapat
23
perbedaan latar belakang masing-masing anggota sehingga proses ini
dapat memperkaya siswa dalam perkembangan mental dan emosional.
e. Evaluasi proses kelompok, karena keberhasilan belajar dari kelompok
sangat menentukan tercapainya tujuan belajar. Evaluasi kelompok ini
bisa dilakukan setelah beberapa kali kerja kelompok.
3. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali metode yang
dikenalkan antara tipe pembelajaran yang satu dengan yang lain memiliki
perbedaan, baik pada keunggulan, cara pembelajaran maupun
kekurangannya. Tipe pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan yaitu:
STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (team-Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian
kelompok (Group Investigation).
a. STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD dikembangkan oleh Robert slavin. Dalam STAD atau tim
siswa kelompok prestasi, siswa dikelompokkan dalam tim belajar
beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Penerapannya guru
mula-mula menyajikan informasi kepada siswa, selanjutnya siswa
diminta berlatih dalam kelompok kecil sampai setiap anggota kelompok
mencapai skor maksimal pada kuis yang akan diadakan pada akhir
pelajaran. Seluruh siswa diberi kuis tentang materi itu dan harus
dikerjakan sendiri-sendiri. Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor
24
terdahulu mereka dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh
siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalunya sendiri. Poin
anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapat skor tim, dan tim yang
mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan.
b. TAI (Team Assisted Individualization)
TAI atau pengajaran individual dibantu tim pada dasarnya hampir
sama dengan STAD, dalam penggunaan tim belajar empat anggota
berkemampuan campur dan penghargaan untuk tim berkinerja tinggi,
bedanya bila STAD menggunakan satu langkah pengajaran di kelas, TAI
menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individu.
c. TGT (Teams Games Tournament)
TGT atau pertandingan-pertandingan tim merupakan
pengembangan dari STAD. Setelah siswa belajar dalam kelompoknya,
masing-masing anggota kelompok akan mengadakan lomba dengan
anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Penilaian
kelompok didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing-
masing anggota kelompok.
d. Jigsaw
Dalam metode jigsaw setiap kelompok mendapat satu topik
bahasan, dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang isi satu
sub topik dari topik yang dipelajari. Siswa yang mengajarkan informasi
yang diperoleh kepada kelompok lain. Artinya kelompok dibongkar dan
siswa-siswa yang mempunyai topik yang sama dari kelompok yang
25
berbeda bertemu atau membentuk kelompok baru yang disebut
“kelompok ahli”. Anggota kelompok ahli ini saling mengajarkan dan
mendiskusikan perolehannya, sampai semua anggota menguasai sub
topik yang dikerjakan. Kemudian, anggota kelompok ahli kembali ke
kelompok asalnya dan mengajarkan sub topik yang dikuasainya kepada
kelompok lain. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan tes untuk
semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes tiap kelompok
dihitung dan diumumkan secara terbuka.
e. GI (Group Investigation)
Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang dirancang
agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan keterampilan meneliti. Didalam teknik ini siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif,
diskusi kelompok dan perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap
kelompok diberi tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati,
membagi tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga
mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan
kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua anggota
kelompok.
4. Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student TeamsAchievement Division)
Pembelajaran kooperatif metode STAD merupakan model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam
26
pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agam dan etnis
yang berbeda (Ibrahim, 2000: 20).
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen
utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan
guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.
Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena
didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa
untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi
dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap
anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus
lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam
menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri
dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah
dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan
agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu
27
kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri
teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua
kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa
harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan
kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar
bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung
berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari
skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan
oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif
metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan
penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama
belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan
lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
28
a. Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar
diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar
jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang
heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri
dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila
memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan
sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih
kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang
disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok
dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):
a) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya
di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat
digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu
informasi yang baik adalah skor tes.
b) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.
Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk,
29
bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak
bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok
yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang
beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh
kelompok yang akan dibentuk.
c) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-
kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat
hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai
dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata-
rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
d) Mengisi lembar rangkuman kelompok
isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada
lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil
kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang
dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD
dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok
Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya
diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini
30
merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan
hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota
kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur,
yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes
penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi
kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis,
aktivitas kelompok, dan kuis.
Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan
mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki,
memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada
pembelajaran.
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari
pembelajaran.
31
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok
masalahnya.
3) Praktek terkendali
a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan
atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini
akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab
pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa
mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan
umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam
lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
32
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota
kelompok menguasai pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang
anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami
materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan
yang dilakukan guru adalah:
a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman
sekelompoknya.
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta
lembar jawabannya.
c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang
dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap
siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan
jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang
teman yang belum memahami, teman sekelompoknya
bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi
dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai
lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
33
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama
siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok
untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua
kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa
menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis
adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu
kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan
individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang
diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh
poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan
kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa
pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari
kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa.
34
5. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif MetodeSTAD
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati
(1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:
Kelebihan:a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru
maupun tes baku.b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada
hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran
kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa
dewasa.g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama,dan orientasi tugas.
Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD
untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :
35
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materipelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswamendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggotakelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat,belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yangbermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yangtinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan denganteman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan doronganbagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmupengetahuan.
g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untukmemonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif metode STAD belum
banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar
enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Menurut Lie
(2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan pembelajaran
kooperatif di kelas yaitu:
a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidakbelajar jika mereka diterapkan dalam grup.
b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja samaatau belajar dalam kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minderditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanyamenumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakanketerampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamikakelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
36
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima makakemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanyamembonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yangtimbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi
menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif
bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang
timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan
siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga
pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target
mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi
pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan
pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok
ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat
berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi
mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap
anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar
berhasil mencapai tujuan dengan baik.
6. Hasil Belajar
Keberhasilan suatu pengajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK
37
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar siswa
menunjukkan kompetensi siswa, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk
dapat mengembangkan kompetensi, maka proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Apabila dikaitkan dengan belajar, maka pengertian prestasi akan mengarah
pada hasil belajar yang telah dicapai. Hasil belajar merupakan suatu proses
mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan,
kebiasaan, atau sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan dengan
menimbulkan tingkah laku menetap.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari
proses belajar yang dapat tercermin dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap ilmu yang dipelajarinya.
Hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajar mengajar. Selain itu, proses belajar merupakan salah satu
indikator dari mutu pengajaran yang pada akhirnya mencerminkan mutu
pendidikan. Hasil belajar merupakan kemampuan aktual siswa yang dapat
diukur secara langsung melalui tes.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari
38
dalam diri sendiri yang meliputi faktor jasmani, kemampuan dasar, sikap,
bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar, yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non-sosial. Faktor lingkungan sosial terdiri dari guru, teman
sekelas, tetangga, masyarakat, dan keluarga, sedangkan faktor lingkungan
non-sosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, alat belajar, keadaan
cuaca, serta waktu belajar.
Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif. dan
psikomotor.
a. Ranah kognitif
Ranah ini berhubungan dengan pengetahuan, daya pikir, dan
penalaran. Tahap-tahap yang berkaitan dengan ranah kognitif adalah
sebagai berikut.
1) Mengenal (Recognition)/pengetahuan)
Dalam pengenalan mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari
atau disimpan dalam ingatan. Siswa diminta untuk memilih satu dari
dua atau lebih jawaban.
2) Pemahaman
Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan
yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
39
3) Penerapan atau Aplikasi
Siswa diminta untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau
memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan,
gagasan, cara) untuk diterapkan dalam situasi baru.
4) Analisis
Siswa diminta untuk menganalisis/merinci hubungan atau situasi yang
kompleks atas konsep-konsep dasar.
5) Sintesis
Siswa diminta untuk membuat suatu pola baru atau generalisasi.
6) Evaluasi
Siswa diminta untuk memulai/berpendapat mengenai kasus-kasus
tertentu
b. Ranah Afektif
Ranah ini bersangkutan dengan perasaan/kesadaran, terdiri dari
lima perilaku sebagai berikut.
1) Penerimaan
Mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperlihatkan hal tersebut.
2) Partisipasi
Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian atau penentuan sikap
Mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan
menentukan sikap.
40
4) Organisasi
Mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup.
5) Pembentukan pola hidup
Mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi
pola nilai kehidupan pribadi.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah ini berhubungan dengan keterampilan, baik fisik maupun
motorik, terdiri atas tujuh perilaku sebagai berikut:
1) Persepsi
Mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendiskriminasikan hal-
hal) secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
2) Kesiapan
Mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan dimana
akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing
Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau
gerakan peniruan.
4) Gerakan yang terbiasa
Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan kompleks
Mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang
terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.
41
6) Penyesuaian pola gerakan
Mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola
gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7) Kreativitas
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang diperoleh oleh siswa selama kegiatan belajar
mengajar dan dapat diukur.
Pengalaman belajar secara kooperatif mendorong siswa untuk
meningkatkan motivasi yang tinggi untuk belajar. terutama motivasi
intrinsik, menimbulkan kepuasan yang tinggi, membentuk sikap menerima
perbedaan antar sesamanya, dan memperbaiki interaksi antar siswa yang
mempunyai latar belakang etnik yang berbeda, dan antara siswa yang
mengalam kesulitan belajar.
7. Hubungan Antara Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif MetodeSTAD dengan Hasil belajar Komunikasi
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dari
pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif di desain untuk
membantu pengembangan kerja sama dan interaksi antar siswa, serta untuk
menghilangkan persaingan yang sering ditemukan dalam kelas yang cenderung
menghasilkan kelompok-kelompok siswa yang menang dan siswa yang kalah
(Slavin dalam Hidayah, 2005:11).
Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, STAD
bekerja berdasarkan prinsip siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan
42
bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga
dirinya sendiri (Handayanto, 2000: 115).
STAD merupakan metode pembelajaran yang cocok diterapkan dalam
kelas yang memiliki karakteristik yang heterogen, baik dalam kemampuan
akademis, jenis kelamin, suku, motivasi dan lain-lain. Dalam pembelajaran
kooperatif metode STAD ini tanggung jawab siswa terhadap proses belajar
lebih besar karena siswa lebih banyak bekerja dari pada sekedar mendengarkan
informasi, sehingga model pembelajaran ini dapat melatih tanggung jawab
siswa terhadap proses belajarnya.
Pembelajaran kooperatif metode STAD yang menuntut siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok, sesuai untuk diterapkan dalam
mata pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi
tertulis (surat-menyurat). Karena pada pembelajaran komunikasi tidak
seharusnya menempatkan siswa sebagai pendengar saja, tetapi siswa juga harus
diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan
sosialnya sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya
sendiri (learning to know).
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pembelajaran komunikasi
dengan pembelajaran kooperatif metode STAD pada peserta didik. Untuk
mendeskripsikan proses belajar ini, peneliti mengumpulkan data berupa uraian-
uraian atau kalimat dan bukan angka-angka.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. Karena PTK berfokus
pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan
pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus
tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi
dari ketiga kata “penelitian + tindakan + kelas” sebagi berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
mutu suatu hal yang menarik minat penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu kerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian terbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
44
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian dimaksudkan sebagai jalan
keluar alternatif pembelajaran komunikasi yang selama ini masih berjalan
secara konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kepada peserta didik pada materi komunikasi dengan pembelajaran kooperatif
metode STAD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang
menuntut peneliti sebagai instrumen penelitian yang utama sekaligus sebagai
pengumpul data. Dalam penelitian ini terjadi kerja sama antara peneliti dengan
guru mata pelajaran.
B. Kehadiran Peneliti
Rancangan penelitian yang dipandang cocok dalam penelitian ini dalah
penelitian tindakan partisipasi. Tindakan partisipasi ini diambil karena peneliti
berpartisipasi langsung dalam proses penelitian, mulai dari awal sampai dengan
akhir penelitian. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat sekaligus berperan
serta sebagai pengajar mata pelajaran komunikasi, peneliti juga terlibat
langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi,
refleksi, dan pelaporan hasil penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember
yang terletak di jalan PB. Sudirman No. 114 Tanggul, Jember, Jawa Timur.
Sedangkan subyek dalam penelitian ini yaitu semua peserta didik kelas X
Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) yang berjumlah 40 peserta didik.
45
D. Data dan Sumber Data
Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2002:112) menyatakan bahwa
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam
menentukan sumber data, peneliti harus benar-benar memperhatikan subjek
dan informan. Subjek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan adalah
orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang
diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1
Tanggul Kabupaten Jember.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skor siswa dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir.
2. Data observasi yang diperoleh dari pengamatan guru dan teman sejawat
terhadap aktivitas peneliti dan peserta didik pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
3. Angket untuk mengetahui respons peserta didik terhadap pembelajaran mata
pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis
(surat-menyurat) dengan pembelajaran kooperatif metode STAD.
4. Hasil catatan lapangan yang merupakan pelengkap kegiatan observasi
dengan menggunakan lembar catatan lapangan yang telah disediakan
peneliti.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa jurusan Administrasi
Perkantoran kelas X AP 1 yang berjumlah 40 siswa.
46
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes
Arikunto (2002:127) menyatakan tes merupakan “serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok”. Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini
berupa pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Pre test dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan awal mengenai bahasan yang akan diajarkan,
sedangkan post test dilakukan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar
siswa setelah pemberian tindakan pembelajaran, setelah soal selesai
dikerjakan, semua lembar jawaban dikumpulkan dan dikoreksi, dan
selanjutnya dianalisis oleh peneliti.
Dari hasil tes ini akan diperoleh data mengenai hasil belajar siswa
kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok
bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).
2. Observasi
Arikunto (2002:133) menyatakan “…observasi atau yang disebut
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera”. Observasi dimaksudkan untuk
mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
tindakan yang dilakukan peneliti. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru
47
mata pelajaran komunikasi, dan teman sejawat dengan menggunakan lembar
observasi.
Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran komunikasi khususnya
pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat)
terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK
Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dan untuk mengetahui bagaimana
kegiatan peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode
STAD.
3. Catatan lapangan
Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang
tidak direkam dalam lembar observasi maupun wawancara, dengan
demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam
kegiatan penelitian.
Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai perubahan proses
dari waktu ke waktu penelitian terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata
pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok bahasan melakukan
komunikasi tertulis (surat-menyurat)
4. Angket
Angket atau kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2002:128).
angket ini diberikan setelah semua tindakan pembelajaran selesai. Bentuk
48
pertanyaan yang digunakan dalam angket ini adalah daftar cek dan tugas
responden adalah membubuhkan tanda cek sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh peneliti.
Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai respons siswa kelas
X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok
bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). dengan
diterapkannya pembelajaran kooperatif metode STAD,
F. Tahap-tahap Penelitian
Tahap Penelitian Tindakan Kelas berupa suatu siklus spiral yang
meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi, yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian,
sehingga diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari
permasalahan penelitian (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999:7). Rincian dari
tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan:
1) Observasi awal/refleksi awal
1) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu
guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata
pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan
dilaksanakan.
2) Membuat soal tes awal.
49
3) Menentukan sumber data.
4) Menetapkan kelompok.
2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi.
c. Menyiapkan lembar kegiatan belajar.
d. Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan.
e. Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja
peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif
peserta didik.
f. Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman
sejawat dan salah satu guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1) Tes pengetahuan awal/Pre test
Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman
siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi
tertulis (surat-menyurat). sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini
juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan
untuk menentukan skor peningkatan individu.
50
2) Penyajian materi
Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis
(surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30
menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.
3) Belajar dalam kelompok
Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan
mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah
ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus
dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi
dalam kelompok.
4) Tes akhir/Post test
Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya
siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap
melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini
adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan
yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes
dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai
skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk
menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan
masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor
kelompok.
5) Pemberian penghargaan
Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan
diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang
51
mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan
nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik.
c. Mengamati (observer)
Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan
berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua)
orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati
meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar
observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil
observasi.
d. Merefleksi (reflect)
Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan
hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang
diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan.
Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan
menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil
tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah
mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan
yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap
proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap
ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
52
2. Siklus 2
Pada siklus ini memiliki beberapa tahap yang sama seperti tahap yang
ada pada siklus 1 yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan:
1) Observasi awal/refleksi awal
a) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu
guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata
pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan
dilaksanakan.
b) Membuat soal tes awal.
c) Menentukan sumber data.
d) Menetapkan kelompok.
2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi.
c) Menyiapkan lembar kegiatan belajar.
d) Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan.
e) Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja
peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif
peserta didik.
f) Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman
sejawat dan salah satu guru.
53
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1) Tes pengetahuan awal/Pre test
Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman
siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi
tertulis (surat-menyurat) sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini
juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan
untuk menentukan skor peningkatan individu.
2) Penyajian materi
Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis
(surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30
menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.
3) Belajar dalam kelompok
Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan
mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah
ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus
dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi
dalam kelompok.
4) Tes akhir/Post test
Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya
siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap
melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini
54
adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan
yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes
dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai
skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk
menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan
masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor
kelompok.
5) Pemberian penghargaan
Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan
diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang
mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan
nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik.
c. Mengamati (observer)
Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan
berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua)
orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati
meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar
observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil
observasi.
d. Merefleksi (reflect)
Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan
hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang
diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan.
55
Siklus 1
Siklus 2
Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan
menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil
tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah
mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan
yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap
proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap
ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Dari uraian di atas alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan
secara khusus sebagai berikut:
Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan KelasSumber: Sawali. 2009. Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan Alternatif pemecahan(rencana tindakan)
Pelaksanaan
Observasi(monitoring)
Analisis data IIRefleksi II
Permasalahan Alternatif pemecahan(rencana tindakan)
Pelaksanaan
Observasi(monitoring)
Analisis data IRefleksi I
Terselesaikan
Belumterselesaikan
?
Terselesaikan
56
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember
Pada tahun 1965 Yayasan Badan Pembangunan Nasional Tanggul
(YBPN) mendirikan SMEA swasta yang diberi nama SMEA Swadaya
Pengelolanya diserahkan kepada kepala sekolah dan guru-guru SMEP Negeri
Tanggul, tahun 1967 nama SMEA Swadaya diubah menjadi SMEA Persiapan
Negeri, tahun 1970 Yayasan mampu membangun satu unit sekolah, terdiri dari:
1 ruang kepala Sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang Guru, 4 ruang kelas teori
yang beralamat di Jalan Semoro No. 83 Tanggul, tahun 1972 SMEA Persiapan
Negeri menjadi SMEA Negeri dengan SK Mendepdikbud No.0116/0/1972 Tgl.
2 Agustus 1972. dengan Kepala Sekolah Bapak Tiarum Siswohadi, B.A., tahun
1974 sekolah berkembang menjadi 7 ruang kelas teori dan 4 orang guru tidak
tetap diangkat menjadi guru tetap (Guru Negeri), tahun 1976 melalui BP3
sekolah mampu membangun 1 ruang praktek mengetik dan 3 ruang kelas teori
yang dapat diubah menjadi ruang aula (ruang serba guna).
Tahun 1984 Bapak Tiarum Siswahadi, B.A. pindah ke Banyuwangi
sedang kepala sekolah diganti oleh Bapak Hasanuddin, B.A., tahun 1989
sekolah berkembang terus, Organisasi sekolah dibenahi, sarana prasarana
pendidikan ditingkatkan dan dilengkapi dan berhasil membangun 1 ruang guru
kemampuan sekolah menjadi 1 ruang kepala sekolah 1 ruang tata usaha, 1
ruang Guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang praktek mengetik, 12 ruang kelas
57
teori, tempat parkir sepeda guru dan siswa terpisah. Mesin ketik manual
berjumlah 80 unit, buku perpustakaan 533 judul guru tetap 19 orang, guru tidak
tetap 8 orang, pegawai tetap 4 orang, pegawai tidak tetap 6 orang pegawai tetap
4 orang pesuruh 2 orang, penjaga malam 2 orang.
Tahun 1991 sekolah mendapat proyek Peningkatan SLTA INO-SF
dengan SK Pimpro Jatim No. A.0195 / 1991/ 1992 Tgl. 10 Juli 1991. Proyek
tersebut berupa gedung, perabot dan peralatan praktek lengkap, tahun 1992.
Pembangunan gedung dimulai dengan alamat Jalan PB. Sudirman No. 114
Tanggul, tahun 1993 bulan Maret pembangunan fisik selesai, tanggal 17 Juli
1993 (tahun pelajaran baru) ditempati untuk kantor pusat dan siswa kelas II dan
III sedang siswa kelas I masih bertempat di gedung lama, tahun 1994 gedung
baru diresmikan oleh Mendepdikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro
hari senin tanggal 29 Agustus 1994, tahun 1995 bapak Hasanuddin, B.A.
pensiun diganti oleh kepala sekolah yang baru Bapak Sardjono, SH sampai
dengan tahun 1998, tahun 1998 Bapak Sardjono, SH pindah tugas ke SMK
Negeri 1 Jember dan diganti oleh Bapak Drs. K. Prijono dari tahun 1998
sampai dengan 2004 dan pensiun, tahun 2004 sampai dengan April 2009 di
pimpin oleh Drs. Nurhamid, sedang sejak April 2009 sampai dengan Sekarang
di pimpin oleh Agus Budiarto, SP. M.Pd.
Kondisi sekolah adalah sebagai berikut: jumlah ruang belajar 20 ruang,
kamar kecil 20 kamar kecil, 1 ruang pertokoan, 1 ruang praktek penjalan, 1
ruang aula, 1 ruang studio musik, 1 ruang perakitan komputer, 1 ruang praktek
RPL dan instruktur, 1 lab. Bahasa Inggris dan instruktur, 2 lab. Komputer, 1
ruang Kepala Sekolah, 1 ruang tunggu/tamu kepala sekolah, 1 ruang
58
penyimpanan alat, 1 ruang tata usaha, 1 ruang gudang/ATK, 1 ruang
penggandaan, 1 ruang pokja kurikulum/wakil kepala sekolah, 1 ruang
Kosmeta, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium. Administrasi
perkantoran, 1 mushala, 1 kafetaria, 1 tempat parkir guru dan karyawan, 2
ruang parkir kendaraan siswa, 1 panel listrik dan menara air, 1 ruang pokja
pendidikan sistem ganda, 1 ruang unit produksi, 1 ruang guru, 1 ruang bu, 1
ruang usaha kesehatan sekolah, 1 ruang OSIS, 1 rumah dinas tipe D, 1 garasi
mobil, jumlah komputer 105 unit, lap top 8 buah, LCD Proyektor 4 buah, OHP
8 buah, kursi kerja siswa 1010, meja komputer 84 buah, meja siswa 1017,
buku perpustakaan 306, 1 set alat musik, mesin tik manual 60 buah, mesin
hitung 50 buah, AC 12 unit, kipas angin 6 unit, pengisap debu 2 unit, power
sistem 1 unit, mesin tik listrik 50 unit, radio tape 54 unit, 2 buah televisi,
kamera digital 2 buah, sprinter 38 buah, cas register 27 unit, kalkulator 50 unit,
mikrofon 8 buah, video 1 buah, head fone 46 buah, telepon 2 buah, cash box
(penyimpan uang) 4 buah, penghancur kertas 1 buah, pemotong kertas 1 buah,
mesin pembendel 1 buah, time recorder 1 buah, jam dinding 50 buah, stop
woch 4 buah, mesin foto copy 2 buah, tabung gas 2 buah, kompor gas 1 buah,
kursi plastik 350 buah.
59
Adapun struktur organisasi SMK Negeri 1 Tanggul adalah sebagai berikut:
KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH PENASEHATAGUS BUDIARTO
KORLAK TUSRI FARIDA
URS. KEPEGAWAIANSAMSIDAR
URS. KEUANGANMUKHLIS
URS. UMUMSLAMET
URS. INVENTARISSENIMAN
URS. KESISWAANABD. GHOFUR
WAKA KURIKULUM WAKA HUMAS/DU-DI WAKA KESISWAAN WAKA SRPRASAGUS WARDOYO, SE Drs. BUDI HARTANTO Drs. WAHONO Drs. DWI CAHYONO
KAJUR. ADPER KAJUR. AK KAJUR. PENJUALAN KAJUR. RPL BIMB. KEJURUANR.R. RETNO,SPd. SUHARIYANTO, SE. Dra. TITIK S. KUKUH S. SPd. Hj. ISNAYAH. SPd
GURU
1 2 5 7 8 9 11 13 14 15 16 17
18 19 22 24 25 26 28 30 31 32 33 34
35 36 39 41 42 43 45 47 48 49 50 51
52 53 56 58 59 60 62 64 65 66 67 68
SISWA - SISWI
Gambar 2: Struktur Organisasi Sekolah(Sumber: Laporan Manajemen Sekolah SMK Negeri 1 Tanggul, 2009)
60
B. Paparan Data
1. Paparan Data Pra Tindakan
Observasi awal yang dilakukan pada hari Selasa, 15 September 2009.
Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan Wakasek bidang
kurikulum yaitu Bapak Agus Wardoyo, SE. untuk menanyakan kesediaan
pihak sekolah sebagai obyek penelitian, setelah itu Wakasek kurikulum
meminta peneliti untuk menemui kepala sekolah dengan membawa surat
pengantar dari Universitas Negeri Malang.
Setelah meminta izin mengadakan penelitian di sekolah tersebut,
Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 1 Tanggul
memberi tanggapan yang positif dan beliau menanyakan mengenai maksud
dari judul penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti kemudian
memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian yang
akan dilaksanakan sekaligus memberikan rancangan proposal penelitian.
Pada tanggal 1 Oktober peneliti datang ke SMK Negeri 1 Tanggul
untuk bertemu dengan Ibu Tantina, S.Pd selaku wali kelas X AP 1 untuk
memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian,
beliau memberikan tanggapan yang positif. Kemudian peneliti menemui Ibu
Retno, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Komunikasi untuk menanyakan
tentang materi yang akan diajarkan pada semester gasal untuk mata
pelajaran komunikasi.
Pada tanggal 31 Oktober peneliti berkunjung ke SMK Negeri 1
Tanggul dan bertemu dengan Ibu Retno, S.Pd. untuk mendiskusikan
mengenai rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, dimana hasil
61
diskusi tersebut disepakati bahwa penerapan pembelajaran ini sebaiknya
diterapkan di kelas X AP 1, Penentuan ketuntasan belajar siswa didasarkan
standar kompetensi minimum yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 70
untuk program produktif. Seorang siswa dianggap tuntas belajar apabila
siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya mendapatkan nilai
70 dan suatu kelas dianggap tuntas belajar jika 85% dari jumlah siswa
memperoleh nilai sekurang-kurangnya 70. Selain itu peneliti juga meminta
daftar nama siswa kelas X AP 1 dan hasil belajar siswa selama ini berupa
daftar nilai ulangan harian 1 dan ulangan harian 2 siswa kelas X AP 1 pada
mata pelajaran Komunikasi semester gasal.
Pada kesempatan ini peneliti diberikan kesempatan empat kali
pertemuan untuk penelitian pada mata pelajaran komunikasi khususnya
pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) yang
dilakukan pada minggu-minggu awal bulan Desember 2009. Peneliti juga
menjelaskan bahwa sebelum memasuki pembelajaran akan diadakan pre
test, kemudian pembagian kelompok yang telah diatur, diskusi kelompok,
dan yang terakhir adalah post test.
2. Paparan Data Siklus 1
Dalam siklus 1 kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi
dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :
62
a. Tahap Perencanaan Siklus 1
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata
pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi (lampiran 3.a),
2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya
materi surat pribadi (lampiran 4.a),
3) Menyiapkan soal pre test dan post test terkait mata pelajaran
komunikasi khususnya materi surat pribadi siklus 1 untuk mengetahui
data hasil belajar siswa (lampiran 5.a),
4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi
khususnya materi surat pribadi (lampiran 6.a),
5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam
menerapkan rencana pembelajaran pada siklus 1 (lampiran 7.a),
6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 1
(lampiran 8.a),
7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh
data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada
siklus 1 (lampiran 9.a),
8) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11),
9) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu
Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat yaitu Muhammad
Lutfar untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan
63
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang
dilakukan oleh observer.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1
Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, peneliti terlebih dahulu
melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran komunikasi Ibu Retno,
S.Pd. tentang teknik dan prosedur pelaksanaan praktek pembelajaran
siklus 1. Kemudian pelaksanaannya diadakan pada hari Senin tanggal 7
Desember 2009 pada jam pertama (07.00-08.30 WIB).
Pada tindakan siklus 1 ini peneliti menerapkan pembelajaran
kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi khususnya
pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).
Pelaksanaan dalam pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap
awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Setelah peneliti, guru dan teman sejawat memasuki ruangan kelas
X AP 1 yang digunakan sebagai penelitian, kegiatan awal yang dilakukan
adalah membuka pelajaran dengan salam dan presensi oleh peneliti.
Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri
dan menjelaskan tentang kompetensi dasar dan indikator pencapaian
hasil belajar dalam pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-
menyurat), peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan melakukan
komunikasi tertulis (surat-menyurat) tersebut kemudian melakukan tanya
jawab dengan siswa untuk memotivasi siswa.
64
Peneliti memberikan soal pre test berupa 5 soal essay yang harus di
kerjakan peserta didik, pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan
pembelajaran, dalam mengerjakan soal pre test siswa diharuskan
mengerjakan sendiri dan tidak boleh saling membantu. Nilai pre test ini
digunakan sebagai nilai dasar sebagai acuan dalam menentukan poin
peningkatan individu dan digunakan juga untuk menentukan pembagian
kelompok siswa. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut:
65
Tabel 4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1
Kelompok Nama Siswa Nilai Pre TestKetuntasan
Sudah Belum
Achmad Sahroni 70 √Amalia Evawati 70 √Anggi Dwi Astutik 50 √Anis Zubaidah 60 √Aprilia Purwati 50 √Apriliana Ismi Azizah 50 √Aris Santoso 60 √Betty Puspitasari 50 √Dwi Nurkumalasari 50 √Elis Susanti 50 √Farisatul Hilmi Astutik 60 √Hilda Intan Posita 70 √Iin Sugesti Yantika Sari 50 √Iir Irawati 60 √Ika Agustin 50 √Jazusta Septri Andani 60 √Khoirul Anam 50 √Kun Bariah 30 √Kusnul Khotimah 80 √Lailatul Nur Miftakul J 50 √Mila Triana Dewi 70 √Nike Zuhrotun Ainun Nisa 50 √Nindis Amanda 50 √Nofita Puput Setyowati 50 √Novita Vatarani 30 √Nur Farida 70 √Nur Riski Arini Afifah 50 √Nurul Istiqomah 70 √Rini Agustina 50 √Rochmawati 70 √Sekar Wigati 60 √Siti Husniatur Rofi'ah 50 √Siti Junaidah 50 √Siti Yuliati 50 √Suhartini 50 √Ultamila 60 √Viona Ega Paramuditasari 40 √Wahyudi 60 √Winda Dwi Arum Sari 70 √Yuris Sugiono 50 √
Rata-rata Kelas 55,50Jumlah 9 31
Presentase 22,50% 77,50%(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
66
Dari perolehan nilai pre test dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar
siswa adalah 55,50. Diperoleh nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi
adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar
sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah
77,50% (31 siswa). Kemudian siswa dipersilahkan untuk membentuk
kelompok yang terdiri dari 4 orang sesuai dengan kehendak mereka.
Kegiatan selanjutnya peneliti meminta siswa untuk duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sendiri oleh
siswa, kemudian peneliti menjelaskan aturan dalam pembelajaran
kooperatif dengan metode STAD, yaitu: 1) setiap anggota kelompok
harus berbagi gagasan dan pengalaman untuk memecahkan masalah yang
diberikan sebagai bahan diskusi, 2) semua anggota kelompok memiliki
tanggung jawab yang sama, 3) harus menghargai pendapat, saling
memberi, dan menerima pendapat anggota masing-masing, 4) setiap
anggota kelompok harus saling membantu jika menghadapi masalah
sebelum meminta pertolongan peneliti, 5) masing-masing kelompok
dilarang mengganggu jalannya diskusi kelompok lain.
Pada saat siswa membentuk kelompok terjadi sedikit kegaduhan
karena siswa belum terbiasa untuk membuat kelompok sendiri, tetapi
setelah diberi penjelasan dan peringatan oleh peneliti agar tidak gaduh
dan dibantu dalam pembentukan kelompok, maka suasana menjadi
tenang kembali. Kemudian peneliti memberikan tugas untuk didiskusikan
oleh masing-masing kelompok. Pada waktu diskusi peneliti berjalan
67
berkeliling sambil memantau pekerjaan kelompok dan membantu jika
kelompok yang ada mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
Sebagian besar kelompok sudah dapat bekerja sama dengan baik,
hal ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan dalam tiap-tiap
kelompok, mereka mendengarkan pendapat dari anggota kelompok,
mengajukan pendapat, maupun membagi tugas dalam kelompok. Namun
masih ada beberapa kelompok yaitu kelompok 1 dan 4 yang mengerjakan
secara individual dan ada yang bersikap pasif dalam kelompok,
menghadapi hal tersebut peneliti langsung mendekati kelompok tersebut
lalu memberikan motivasi dan mendorong siswa tersebut untuk bekerja
sama dalam kelompok.
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi peneliti meminta siswa
membacakan hasil diskusi kelompok tersebut dan yang lainnya diminta
memberi tanggapan atau mengajukan pertanyaan sesuai bahasan
kelompok tersebut. Kemudian setelah selesai salah seorang siswa diminta
untuk memberikan kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Karena waktu
pembelajaran hampir habis maka peneliti menyudahi diskusi tersebut
dengan memberikan kesimpulan dari semua pembahasan tentang pokok
bahasan surat niaga tersebut dan tiap kelompok diminta untuk
mengumpulkan hasil diskusinya masing-masing. Setelah itu diadakan
post test siklus 1, kemudian membagikan lembar soal tersebut kepada
siswa. Waktu yang diberikan peneliti kepada siswa untuk mengerjakan
soal tersebut adalah sekitar 10-15 menit. Setelah selesai peneliti
menyuruh siswa untuk mengumpulkan soal post test yang telah dibagikan
68
tadi. Adapun hasil dari post test setelah dianalisis dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1
Kelompok Nama Siswa Nilai Post TestKetuntasan
Sudah Belum
1
Achmad Sahroni 50 √Kun Bariah 90 √Novita Vatarani 70 √Viona Ega Paramuditasari 80 √
2
Anggi Dwi Astutik 90 √Aprilia Purwati 50 √Apriliana Ismi Azizah 70 √Betty Puspitasari 70 √
3
Dwi Nurkumalasari 70 √Elis Susanti 70 √Iin Sugesti Yantika Sari 70 √Ika Agustin 80 √
4
Khoirul Anam 60 √Lailatul Nur Miftakul J 70 √Nike Zuhrotun Ainun Nisa 70 √Nindis Amanda 70 √
5
Nofita Puput Setyowati 70 √Nur Riski Arini Afifah 60 √Rini Agustina 90 √Siti Husniatur Rofi'ah 70 √
6
Siti Junaidah 70 √Siti Yuliati 70 √Suhartini 50 √Yuris Sugiono 60 √
7
Anis Zubaidah 50 √Aris Santoso 80 √Farisatul Hilmi Astutik 70 √Iir Irawati 70 √
8
Jazusta Septri Andani 50 √Sekar Wigati 70 √Ultamila 70 √Wahyudi 50 √
9
Amalia Evawati 80 √Hilda Intan Posita 70 √Mila Triana Dewi 80 √Nur Farida 50 √
10
Nurul Istiqomah 50 √Rochmawati 70 √Winda Dwi Arum Sari 70 √Kusnul Khotimah 80 √
Rata-rata Kelas 68,25Jumlah 29 11
Presentase 72,50% 27,50%(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
69
Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes
siswa adalah 68,25. Nilai terendah yang diperoleh adalah 50 dan nilai
tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas
belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar
sebesar 27,50% (11 siswa).
c. Tahap Observasi Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru mata pelajaran
komunikasi dan seorang rekan sejawat selamat kegiatan berlangsung
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
1) Pada saat mengerjakan pre test masih banyak siswa yang bekerja
sama, menyontek, dan membuka buku. Melihat hal itu peneliti
menegur dan memberitahukan bahwa soal ini hanya untuk mengukur
pengetahuan siswa akan pokok bahasan selanjutnya dan menjadi nilai
tambahan untuk mata pelajaran komunikasi, setelah itu siswa mulai
serius dalam mengerjakan.
2) Pada saat diskusi kelompok ada sebagian anggota kelompok yang
terlihat mengerjakan tugas lainnya, membaca buku, mendengarkan
musik, dan bercanda dengan teman-temannya.
3) Sebagian besar siswa kurang berani bicara di depan kelas untuk
membacakan hasil diskusinya. Hal itu mungkin disebabkan karena
saat maju mereka takut di ejek-ejek oleh teman-temannya.
4) Kegiatan diskusi kelompok kurang efisien karena menggunakan
waktu yang lama dan dalam kelompok kurang ada kerja sama
layaknya sebuah kelompok.
70
5) Pada saat post test siswa sudah mulai mengerjakan secara individu dan
tidak tampak ada kecurangan.
Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat
bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok. Mereka bertukar pendapat, saling belajar, saling memberi dan
menerima gagasan maupun pendapat orang lain, yang mengerti memberi
tahu yang belum mengerti dan di kelas telah tercipta suasana yang
kondusif. Hasil observasi peneliti dan teman sejawat meliputi aktivitas
dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diuraikan
sebagai berikut:
1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran
Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase,
adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian “ya”) mendapatkan
skor 1, sedangkan untuk penilaian “tidak” (tidak munculnya
deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masing-
masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor,
kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut
%100maksimalskor
perolehanskorrataratanilaiPersentase
Kategori taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai
berikut:
71
Tabel 4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan
Taraf Keberhasilan Kategori Nilai
86-100 Sangat Baik A
66-85 Baik B
46-65 Cukup C
26-45 Kurang D
0-25 Sangat Kurang E
(Sumber: Silabus KTSP SMK Negeri 1 Tanggul, 2009)
Hasil observasi kedua pengamat yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan
M. Lutfar terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1
No Tahap IndikatorPengamat 1 Pengamat 2Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatapmuka (memberi salam danmempresentasi siswa).
√ √
2. Memotivasi siswa. √ √3. Mengingatkan materi yang akan
dipelajari.√ √
4. Mengingatkan kompetensi yang ingindicapai.
√ √
5. Memberikan Pre Test √ √6 Mengembangkan pengetahuan awal. √ √
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajarankooperatif metode Student TeamsAchievement Division
√ √
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok √ √9. Membagikan topik diskusi sebagai
pengganti pertanyaan lisan kepada siswa.√ √
10 .Meminta siswa berpikir bersama untukmenggambarkan dan meyakinkan bahwatiap orang mengetahui jawaban tersebut.
√ √
11. meminta siswa dari masing-masingkelompok untuk menjawab.
√ √
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. √ √13..Memberikan post test √ √14. Melakukan refleksi. √ √15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir
tatap muka.√ √
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
72
Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh
adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah
skor yang diperoleh adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30.
Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.3
jumlah skor keseluruhan adalah 56 dan skor maksimal adalah 60.
Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah
%33,93%1006056
x , hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi kedua pengamat keberhasilan kegiatan penelitian termasuk
dalam kategori A.
2) Hasil Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan
analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama
dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan peneliti.
Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
73
Tabel 4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
No Tahap IndikatorPengamat 1 Pengamat 2
Ya Tidak Ya Tidak1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal
tatap muka.√ √
2. Memperhatikan motivasi yang diberikanoleh guru.
√ √
3. Memperhatikan materi yang akandipelajari.
√ √
4. Memperhatikan kompetensi yang ingindicapai.
√ √
5. Mengerjakan pre test √ √6. Memperhatikan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student TeamsAchievement Divisions
√ √
2. Inti 7. Membentuk kelompok √ √8. Siswa menerima topik diskusi. √ √9. Berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orangmengetahui jawaban tersebut denganbenar.
√ √
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. √ √11. Memperhatikan tanggapan terhadap
jawaban dari temannya.√ √
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yangtelah dibahas.
√ √
13. Mengerjakan post test √ √14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan
oleh guru tentang apa yang telah dipelajari√ √
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatapmuka
√ √
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh
adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah
skor yang diperoleh adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30.
Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.5
jumlah skor keseluruhan adalah 44 dan skor maksimal adalah 60.
Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah
%33,73%10060
44x
Hal ini dapat diartikan berdasarkan observasi kedua pengamat
maka taraf keberhasilan siswa termasuk dalam kategori B. Pada
74
indikator 4 yaitu memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai
memang pada awalnya siswa kurang memperhatikan sehingga suasana
kelas menjadi gaduh pada saat peneliti menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai tetapi setelah diberi teguran, mereka
memperhatikan kembali. Begitu pula pada indikator 9, 11, dan 14
siswa juga belum dapat melaksanakannya. Kekurangan yang terjadi
pada siklus 1 akan dijadikan catatan bagi peneliti untuk mengadakan
perbaikan pada siklus 2.
3) Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak
terekam dalam lembar observasi aktivitas guru maupun siswa
sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam
pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun hasil catatan lapangan yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
a) Saat pre test banyak siswa yang saling contek.
b) Pada waktu peneliti menjelaskan aturan main dalam pembelajaran
kooperatif metode STAD, siswa mulai gaduh karena mereka
kurang senang diatur dalam masalah berkelompok, hal ini
disebabkan mereka lebih senang jika berkelompok dengan teman-
teman akrab mereka masing-masing.
c) Ada beberapa siswa yang meminta izin ke kamar mandi namun
tidak kembali sampai jam pembelajaran usai.
d) Penerapan waktu dalam rencana pembelajaran ternyata tidak dapat
dilaksanakan, sehingga pada akhir pembelajaran peneliti tidak
75
dapat memberikan refleksi pada siswa tentang materi yang telah
dibahas.
d. Tahap Refleksi Siklus 1
Setiap akhir siklus dilaksanakan refleksi tindakan yang didasarkan
pada hasil observasi, dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk
menentukan apakah tindakan pada siklus 1 berhasil atau belum.
Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan oleh observer
terhadap aktivitas peneliti dalam kategori ”sangat baik” tetapi
pengamatan terhadap aktivitas siswa menunjukkan taraf keberhasilan
dalam kategori ”baik” (73,33%). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam
tindakan siklus 1 siswa belum sepenuhnya memenuhi indikator yang
harus dikuasai, sehingga pada tindakan siklus 2 diharapkan siswa lebih
termotivasi agar indikator dalam aspek pembelajaran kooperatif dapat
dikuasai.
Pelaksanaan pre test maupun post test tindakan siklus 1 berjalan
dengan lancar. Berdasarkan hasil belajar siklus 1, hasil post test didapat
rata-rata nilai kelas adalah 68,25 hal ini meningkat dibandingkan dengan
pre test yaitu 55,50. tetapi dalam hal ketuntasan belajar kelas X AP 1
belum memenuhi syarat yaitu masih 72,50% siswa yang mendapatkan
nilai paling sedikit 70, dimana ketentuan ketuntasan belajar suatu kelas
adalah 85% dari siswa mendapatkan nilai 70.
Peneliti menyimpulkan dalam tindakan siklus 1 bahwa proses
adaptasi dan sosialisasi sudah baik meskipun masih ada beberapa siswa
yang masih enggan untuk mengemukakan pendapatnya, hal ini mungkin
76
disebabkan karena mereka masih belum biasa dengan pembelajaran
kooperatif dengan metode STAD, di antara anggota kelompok terkadang
masih ada yang menganggap remeh pendapat yang diutarakan oleh
anggota kelompok lain, siswa masih malu bertanya jika mereka merasa
tidak bisa, dan siswa kurang memperhatikan petunjuk dari peneliti.
Dalam tindakan selanjutnya peneliti mencoba untuk lebih
memotivasi siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara lisan dan juga
menekankan betapa pentingnya anggota kelompok untuk saling belajar,
saling berbagi, saling memberi, dan saling menerima pendapat orang
lain, karena keberhasilan kelompok tergantung pada keaktifan setiap
anggota dalam kelompok tersebut.
3. Paparan Data Siklus 2
Dalam tindakan siklus 2 kegiatan yang dilakukan meliputi
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut
a. Tahap Perencanaan Siklus 2
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata
pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga (lampiran 3.b),
2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya
materi surat niaga (lampiran 4.b),
77
3) Menyiapkan soal post test siklus 2 terkait mata pelajaran komunikasi
khususnya materi surat niaga pada siklus 2 untuk mengetahui data
hasil belajar siswa (lampiran 5.b),
4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi
khususnya materi surat niaga (lampiran 6.b),
5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam
menerapkan rencana pembelajaran pada silkus 2 (lampiran 7.b),
6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2
(lampiran 8.b),
7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh
data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada
siklus 2 (lampiran 9.b),
8) Menyiapkan angket respons siswa terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif metode STAD (lampiran 10)
9) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11)
10) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu
Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat Muhammad Lutfar
untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang dilakukan oleh
observer.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 10 Desember 2009 (07.00-08.30 WIB). Pokok bahasan dalam
tindakan siklus 2 ini adalah surat niaga. Berdasarkan rencana
78
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya pembelajaran dibagi
menjadi 3 tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu
kegiatan rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresensi
siswa). Sebelum menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian
hasil belajar, peneliti mengingatkan kembali pokok bahasan yang telah
dibahas sebelumnya yaitu pokok bahasan komunikasi tertulis (surat-
menyurat) secara umum dikarenakan pada tindakan siklus 1 peneliti
belum memberikan refleksi terhadap pokok bahasan yang telah dibahas,
dan peneliti memberikan pertanyaan tentang pokok bahasan tersebut,
disini banyak terlihat siswa-siswi sangat antusias menjawab. Kemudian
dilanjutkan dengan mengingatkan kembali aturan main dalam
pembelajaran kooperatif metode STAD. Sebelum memulai pelajaran
peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang kompetensi dasar dan
indikator pencapaian hasil belajar dalam pokok bahasan surat niaga,
peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan surat niaga tersebut.
Peneliti memberikan soal pre test berupa 2 buah soal essay yang
harus di kerjakan peserta didik. Berbeda dari siklus 1, pada siklus 2 ini
para siswa mulai mengerjakan soal secara individu dan tidak ada lagi
kecurangan. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
79
Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2
Kelompok Nama Siswa Nilai Pre TestKetuntasan
Sudah Belum
Achmad Sahroni 70 √Amalia Evawati 70 √Anggi Dwi Astutik 60 √Anis Zubaidah 80 √Aprilia Purwati 50 √Apriliana Ismi Azizah 70 √Aris Santoso 60 √Betty Puspitasari 70 √Dwi Nurkumalasari 70 √Elis Susanti 50 √Farisatul Hilmi Astutik 60 √Hilda Intan Posita 50 √Iin Sugesti Yantika Sari 60 √Iir Irawati 70 √Ika Agustin 60 √Jazusta Septri Andani 70 √Khoirul Anam 60 √Kun Bariah 60 √Kusnul Khotimah 60 √Lailatul Nur Miftakul J 50 √Mila Triana Dewi 80 √Nike Zuhrotun Ainun Nisa 60 √Nindis Amanda 80 √Nofita Puput Setyowati 50 √Novita Vatarani 50 √Nur Farida 70 √Nur Riski Arini Afifah 50 √Nurul Istiqomah 70 √Rini Agustina 80 √Rochmawati 60 √Sekar Wigati 60 √Siti Husniatur Rofi'ah 70 √Siti Junaidah 60 √Siti Yuliati 70 √Suhartini 50 √Ultamila 70 √Viona Ega Paramuditasari 60 √Wahyudi 60 √Winda Dwi Arum Sari 60 √Yuris Sugiono 70 √
Rata-rata Kelas 63,25Jumlah 17 23
Presentase 42,50% 57,50%(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
80
Dari perolehan nilai pre test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 63,25. Diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai
tertinggi adalah 80. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas
belajar sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar
adalah 57,50% (23 siswa).
Setelah selesai para siswa disuruh duduk berkelompok, berbeda
dengan siklus sebelumnya dimana siswa dipersilahkan untuk menentukan
sendiri anggota kelompoknya, maka pada siklus 2 ini siswa dibagi ke
dalam kelompok secara heterogen, kemudian masing-masing kelompok
diberi tugas untuk didiskusikan. Sementara diskusi sedang berlangsung
peneliti berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk
memantau dan memberikan bimbingan bagi kelompok yang merasa
kesulitan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya
selanjutnya peneliti menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok masing-masing di depan
kelas dan kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil diskusi
kelompok lain. Dalam diskusi kali ini siswa terlihat lebih antusias
mengikuti jalannya diskusi, dan ada juga yang menanggapi dengan
memberikan tambahan untuk kelompok tersebut.
Setelah dirasa cukup siap peneliti membagikan soal post test untuk
siklus 2, dalam mengerjakan soal tes tersebut siswa terlihat tertib dan
tidak ada siswa yang melakukan kecurangan lagi, dan siswa
membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk mengerjakan soal-
81
soal tersebut. Setelah dianalisis hasil post test pada siklus 2 dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2
Kelompok Nama Siswa Nilai Post TestKetuntasan
Sudah Belum
1
Rochmawati 60 √Kusnul Khotimah 90 √Hilda Intan Posita 70 √Nurul Istiqomah 90 √
2
Wahyudi 70 √Betty Puspitasari 80 √Nofita Puput Setyowati 90 √Nur Farida 100 √
3
Anis Zubaidah 70 √Aris Santoso 80 √Farisatul Hilmi Astutik 80 √Jazusta Septri Andani 80 √
4
Anggi Dwi Astutik 70 √Dwi Nurkumalasari 80 √Nike Zuhrotun Ainun Nisa 60 √Nindis Amanda 70 √
5
Rini Agustina 90 √Siti Yuliati 80 √Yuris Sugiono 70 √Viona Ega Paramuditasari 70 √
6
Novita Vatarani 90 √Amalia Evawati 80 √Mila Triana Dewi 70 √Winda Dwi Arum Sari 70 √
7
Iir Irawati 70 √Ultamila 70 √Aprilia Purwati 70 √Apriliana Ismi Azizah 80 √
8
Elis Susanti 80 √Iin Sugesti Yantika Sari 90 √Ika Agustin 70 √Khoirul Anam 80 √
9
Lailatul Nur Miftakul J 70 √Nur Riski Arini Afifah 70 √Siti Husniatur Rofi'ah 80 √Siti Junaidah 70 √
10
Suhartini 80 √Achmad Sahroni 80 √Sekar Wigati 60 √Kun Bariah 80 √
Rata-rata Kelas 76,50Jumlah 37 3
Presentase 92,50% 7,50%(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
82
Dari perolehan nilai post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 76,50. diperoleh nilai terendah adalah 60 dan nilai
tertinggi adalah 100. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas
belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar
adalah 7,50% (3 siswa). Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test
siswa pada tindakan siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus
2 ini mengalami peningkatan sebesar 8,25.
Pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2009, di saat jam kosong
peneliti meminta siswa-siswi X AP 1 untuk mengisi angket siswa.
Angket yang dibagikan kepada siswa terdiri dari 11 pertanyaan sejumlah
40 angket.
c. Tahap Observasi Siklus 2
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer yaitu Ibu
RR. Retno, S.Pd dan M. Lutfar selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, terlihat siswa senang dengan pembelajaran dengan diskusi
dalam kelompok. Dalam diskusi siklus 2 ini masing-masing anggota
kelompok berani memberikan pendapat dan anggota-anggota lain tidak
menganggap remeh pendapat dari anggota lain. Dalam pengerjaan soal-
soal pre test dan post test siswa terlihat lebih tertib dan tidak ada lagi
kecurangan-kecurangan seperti yang terlihat pada siklus 1. Hasil
observasi kedua pengamat meliputi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran
83
Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase,
adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian “ya”) mendapatkan
skor 1, sedangkan untuk penilaian “tidak” (tidak munculnya
deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masing-
masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor,
kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut
%100maksimalskor
perolehanskorrataratanilaiPersentase
Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2
No Tahap IndikatorPengamat 1 Pengamat 2Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatapmuka (memberi salam danmempresentasi siswa).
√ √
2. Memotivasi siswa. √ √3. Mengingatkan materi yang akan
dipelajari.√ √
4. Mengingatkan kompetensi yang ingindicapai.
√ √
5. Memberikan Pre Test √ √6 Mengembangkan pengetahuan awal. √ √
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajarankooperatif metode Student TeamsAchievement Division
√ √
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok √ √9. Membagikan topik diskusi sebagai
pengganti pertanyaan lisan kepada siswa.√ √
10 .Meminta siswa berpikir bersama untukmenggambarkan dan meyakinkan bahwatiap orang mengetahui jawaban tersebut.
√ √
11. meminta siswa dari masing-masingkelompok untuk menjawab.
√ √
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. √ √13..Memberikan post test √ √14. Melakukan refleksi. √ √15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir
tatap muka.√ √
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
84
Hasil data observasi yang dilakukan oleh dua pengamat dapat
dilihat pada tabel diatas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil
observasi dari pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 30
sedangkan skor maksimal adalah 30. Hasil observasi pengamat 2
jumlah skor yang diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 30.
Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.4 maka
jumlah skor yang diperoleh adalah 60 yang didapat dari penjumlahan
total skor pengamat 1 dan pengamat 2. Dengan demikian persentase
nilai rata-rata adalah %100%10060
60 , hal ini dapat diartikan
berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan
kegiatan peneliti pada siklus 2 termasuk dalam kategori A.
2) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan
analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama
dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan. Observasi
kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
85
Tabel 4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
No Tahap IndikatorPengamat 1 Pengamat 2
Ya Tidak Ya Tidak1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal
tatap muka.√ √
2. Memperhatikan motivasi yang diberikanoleh guru.
√ √
3. Memperhatikan materi yang akandipelajari.
√ √
4. Memperhatikan kompetensi yang ingindicapai.
√ √
5. Mengerjakan pre test √ √6. Memperhatikan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student TeamsAchievement Divisions
√ √
2. Inti 7. Membentuk kelompok √ √8. Siswa menerima topik diskusi. √ √9. Berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orangmengetahui jawaban tersebut denganbenar.
√ √
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. √ √11. Memperhatikan tanggapan terhadap
jawaban dari temannya.√ √
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yangtelah dibahas.
√ √
13. Mengerjakan post test √ √14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan
oleh guru tentang apa yang telah dipelajari√ √
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatapmuka
√ √
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh
adalah 30 dan skor maksimal adalah 30. Sedangkan untuk pengamat 2
jumlah skor yang diperoleh adalah 30 sedangkan skor maksimal
adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada
tabel 4.5 jumlah skor yang diperoleh adalah 60, maka persentase nilai
rata-rata adalah %100%10060
60 hal ini dapat diartikan bahwa
berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan
kegiatan siswa termasuk dalam kategori A. Berbeda dengan siklus 1
86
yang hanya memperoleh persentase dengan nilai rata-rata 73,3%
dengan kategori B.
3) Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak
direkam dalam lembar observasi baik pada lembar observasi peneliti
sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam
pelaksanaan pembelajaran pada sikus 2. Hasil catatan lapangan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
a) Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa yang sebelumnya
malu mengemukakan pendapat kini sudah berani mengemukakan
pendapatnya.
b) Pengerjaan pre test dan post test lebih cepat dan tidak ada
kecurangan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
c) Siswa dapat membangun kerja sama yang baik antar anggota
kelompok.
d) Siswa mulai dapat menghargai pendapat kelompok lain.
d. Tahap Refleksi Siklus 2
Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus
2 sudah berhasil apa belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang
dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam ketepatan
menerapkan rencana pembelajaran menunjukkan taraf keberhasilan
dalam kategori A dan aktivitas siswa dalam pembelajaran juga
menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A. Pada siklus 2 siswa
yang sebelumnya malu mengemukakan pendapat pada siklus 1 sudah
87
berani mengemukakan pendapatnya. Dalam pelaksanaan post test siklus
2 sudah tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan kecurangan seperti
yang terjadi pada siklus 1, mereka mengerjakan soal post test dengan
sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil post test diketahui umumnya siswa
menjawab dengan benar. Dan hasil tes akhir siklus 2 diperoleh bahwa
nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu sebesar 76,50 jika
dibandingkan dengan post test siklus 1 yaitu sebesar 68,25.
Dalam tindakan siklus 2 peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa keaktifan siswa sangat baik dibandingkan dengan siklus 1, banyak
siswa yang berani bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti,
siswa yang dulu tidak berani berkomunikasi di depan kelas kini mereka
sudah berani. Dapat dikatakan penerapan pembelajaran kooperatif
metode STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
e. Respons Siswa terhadap Model Pembelajaran Metode STAD
Peneliti menyebar angket kepada 40 siswa pada saat jam pelajaran
yang kosong. Penyebaran angket respons siswa ini dilakukan untuk
mengetahui respons siswa sebagai subyek penelitian terhadap
pembelajaran kooperatif metode STAD. Hasil respons siswa terhadap
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
88
Tabel 4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap pembelajaran STAD
NoPernyataan
Sifat Pertanyaan SS S TS STS Jumlah
1 Positif 12 28 0 0 402 Positif 21 19 0 0 403 Positif 11 29 0 0 404 Positif 11 29 0 0 405 Positif 8 31 1 0 406 Positif 20 20 0 0 407 Positif 15 25 0 0 408 Positif 7 31 2 0 409 Positif 14 26 0 0 40
10 Positif 11 29 0 0 4011 Positif 17 21 2 0 40
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
Keterangan :
SS = Sangat Setuju diberi skor 4
S = Setuju diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Dimana respons tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
STSTSSSSratarataSkor
1234
Skor total masing-masing pernyataan dibagi banyaknya siswa yang
mengisi angket dan hasilnya disebut skor rata-rata. Untuk menentukan
respons siswa digunakan kriteria sebagai berikut.
Kriteria Respons :
3 ≤ skor rata-rata < 4 = sangat positif
2 ≤ skor rata-rata < 3 = positif
1 ≤ skor rata-rata < 2 = negatif
0 ≤ skor rata-rata < 1 = sangat negatif
Untuk lebih jelasnya hasil dari kriteria respons siswa dapat dilihat
pada tabel 4.11 sebagai berikut:
89
Tabel 4.11 Kriteria Respons Siswa
NoPernyataan
Respons siswa KriteriaRespons
1
30,3
40
)0(1)0(2)28(3)12(4
ratarataSkor
Sangat positif
2
5,3
40
)0(1)0(2)19(3)21(4
ratarataSkor
Sangat positif
3
24,3
40
)0(1)0(2)29(3)9(4
ratarataSkor
Sangat positif
4
27,3
40
)0(1)0(2)29(3)11(4
ratarataSkor
Sangat positif
5
17,3
40
)0(1)1(2)31(3)8(4
ratarataSkor
Sangat positif
6
50,3
40
)0(1)0(2)20(3)20(4
ratarataSkor
Sangat positif
7
37,3
40
)0(1)0(2)25(3)15(4
ratarataSkor
Sangat positif
8
12,3
40
)0(1)2(2)31(3)7(4
ratarataSkor
Sangat positif
9
35,3
40
)0(1)0(2)26(3)14(4
ratarataSkor
Sangat positif
10
27,3
40
)0(1)0(2)29(3)11(4
ratarataSkor
Sangat positif
11
37,3
40
)0(1)2(2)21(3)17(4
ratarataSkor
Sangat positif
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
90
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil respons siswa terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran kooperatif metode STAD,
berdasarkan kriteria respons siswa pada tabel 4.11 di atas maka dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dalam pembelajaran
ini karena dapat meningkatkan rasa saling percaya sesama teman.
2. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya siswa mau
menerima ide dan pendapat dari orang lain
3. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa
dapat mengemukakan pendapat dengan baik.
4. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan
pembelajaran ini karena akan melatih siswa untuk berbagi
pengetahuan dengan teman yang lain.
5. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan
pembelajaran ini karena setiap anggota dalam kelompok harus dapat
menguasai materi yang didiskusikan
6. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang bekerja sama dalam
kelompok karena akan memupuk rasa saling membutuhkan.
7. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan
pembelajaran ini karena membuat siswa saling menghargai dan
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
8. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan
pembelajaran ini karena dapat melatih kepemimpinan.
91
9. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa
lebih mudah memahami materi.
10. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa
harus aktif sehingga bagi mereka pembelajaran ini tidak
membosankan.
11. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya bahwa
penghargaan yang diberikan peneliti kepada siswa yang berprestasi
semakin memacu siswa untuk lebih giat belajar.
C. Temuan Penelitian
Adapun temuan penelitian yang diperoleh dari penerapan pembelajaran
kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
1. Temuan Siklus 1
a. Pembelajaran kooperatif metode STAD baru pertama kali diterapkan di
SMK Negeri 1 Tanggul khususnya pada kelas X AP 1, sehingga siswa
belum bisa beradaptasi dengan penerapan pembelajaran tersebut karena
semula siswa terbiasa dengan pembelajaran secara individual sedangkan
dalam penerapan pembelajaran ini siswa dituntut untuk bekerja sama
secara kelompok.
b. Dalam siklus 1 siswa belum begitu antusias, mereka masih ragu-ragu
untuk berargumentasi, dan banyak siswa yang memberikan pendapat
dengan terbata-bata.
c. Waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran
sehingga peneliti tidak sempat menyampaikan refleksi.
92
d. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang pasif dan ada yang
mendominasi sehingga dapat dikatakan pembelajaran menjadi kurang
efektif.
2. Temuan Siklus 2
a. Siswa kelas X AP 1 mulai aktif dalam diskusi dan memberikan pendapat.
b. Dalam kelompok belajar mereka terlihat saling membagi pengetahuan,
saling belajar, bertukar pendapat, dan tidak terlihat lagi siswa yang
mendominasi maupun siswa yang pasif dalam diskusi.
c. Rasa percaya diri siswa sudah lebih baik dari pada siklus 1, hal ini
terlihat dari keberanian mereka untuk menjawab pertanyaan dari peneliti
maupun menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
d. Siswa kelas X AP 1 memberikan respons yang positif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode STAD berdasarkan tabel 4.11 tentang respons siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif metode STAD.
93
BAB V
PEMBAHASAN
A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada MataPelajaran Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab.Jember
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah
model pembelajaran kooperatif metode STAD, dimana pada pembelajaran ini
siswa dituntut untuk berpikir aktif dan kreatif dalam memecahkan suatu
masalah. Pada pembelajaran kooperatif metode STAD siswa dikelompokkan
secara heterogen menurut prestasinya menjadi beberapa kelompok, dimana
dalam satu kelompok hanya terdiri dari 4 orang siswa, dengan tujuan agar
semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga timbul
interaksi antar sesama siswa yang saling memberikan motivasi untuk meraih
hasil belajar yang optimal.
Penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD dalam mata pelajaran
komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul sesuai dengan tata cara penerapan
pembelajarannya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pembahasan Materi pada Mata Pelajaran Komunikasi
Pembahasan materi mata pelajaran komunikasi dilakukan setelah
tahap awal pelaksanaan pembelajaran diselesaikan. Pembahasan materi
bertujuan agar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang akan didiskusikan, hal
94
ini sesuai dengan pernyataan Robert Salvin (dalam Noornia, 1997) yang
mengungkapkan bahwa “Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang
dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau
teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan
materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi”. Sehingga mereka dapat
berdiskusi dengan acuan yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya.
2. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok siswa kelas X AP 1 dalam pembelajaran ini
diusahakan seheterogen mungkin baik didasarkan pada jenis kelamin, nilai
atau prestasi yang ditunjukkan pada mata pelajaran komunikasi, hal ini
sesuai dengan pernyataan Ibrahim (2000) yang mengungkapkan bahwa
“Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5
siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agama dan etnis
yang berbeda”. Dalam pembentukan kelompok di kelas X AP 1 SMK
Negeri 1 Tanggul ini peneliti membagi kelas menjadi 10 kelompok dengan
anggota masing-masing kelompok berjumlah 4 orang siswa.
3. Pembagian Lembar Kerja Siswa (Topik Diskusi)
Sesuai dengan pernyataan Maidiyah (1998) yang mengungkapkan
bahwa “Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan
95
materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan
dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan
tersebut.” Pembagian Lembar Kerja Siswa atau topik diskusi mata pelajaran
komunikasi ini dilakukan setelah peneliti menjelaskan kompetensi yang
akan dipelajari dan menerangkan materi secara garis besar, serta siswa kelas
X AP 1 sudah duduk berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok
yang telah ditentukan oleh peneliti.
4. Diskusi Kelompok
Dalam pengerjaan topik diskusi mata pelajaran komunikasi yang telah
diberikan peneliti, siswa kelas X AP 1 harus mengerjakan dengan diskusi
kelompok. Mereka harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar
anggota kelompoknya, berbagi dan menyimpulkan informasi serta saling
membantu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan peran peneliti hanya
sebagai fasilitator dimana peneliti akan membantu siswa jika mereka benar-
benar membutuhkan bantuan. rekan sejawat yaitu M. Lutfar dan guru mata
pelajaran komunikasi yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd yang dalam kegiatan ini
bertindak sebagai observer, berkeliling mengawasi jalannya diskusi.
5. Pembahasan Hasil Diskusi
Pembahasan hasil diskusi ini, peneliti menunjuk perwakilan dari tiap
kelompok untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok mereka dan
kelompok lain mendengarkan, memberikan tanggapan, maupun memberikan
sanggahan. Di akhir diskusi peneliti juga menunjuk salah satu siswa untuk
memberikan kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dibahas saat itu,
96
kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan penarikan kesimpulan
bersama yang dilakukan dalam kedua siklus tersebut.
6. Tes
“Sebelum dan setelah siswa bekerja dalam kelompok perlu diadakan
kuis untuk kemudian hasil dari kuis itu diberi skor sebagai acuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa” Maidiyah (1998). Berdasarkan
pernyataan tersebut maka, Tes untuk siswa kelas X AP 1 ini dibagi menjadi
dua yaitu pre test pada awal pembelajaran, hal ini ditujukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pelaksanaan
tindakan pembelajaran dan untuk membandingkan kemampuan siswa
sebelum dan sesudah pemberian tindakan, dan post test pada akhir
pembelajaran, dalam mengerjakan tes ini diwajibkan untuk mengerjakan
secara individual. Jenis dan item pertanyaan untuk masing-masing tes
tersebut adalah sama.
B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul KabupatenJember pada Mata Pelajaran Komunikasi
Penerapan pembelajaran konvensional yang masih bersifat berpusat pada
guru (teacher centered), menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik
dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa
kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Tanggul dalam
mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu
diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam
pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi
97
Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran
Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka
proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton.
Kondisi akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik
siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa depan
siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok untuk
digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan
siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.
Menurut Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi
tindak lanjut dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru
berperan membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar mengajar
yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah bertindak
belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan
menggunakan hasil belajar sebagai acuannya.
Masih sering digunakannya model ceramah atau konvensional yang
hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran termasuk mata
pelajaran produktif seperti komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember,
membuat hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 tidak tercapai dengan
efisien dan optimal, hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang
diperoleh Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK
98
Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada
ulangan harian ke-1 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal,
sedangkan pada ulangan harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai
di atas minimal yang telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai
minimalnya adalah 70, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Padahal tidak semua materi komunikasi harus diajarkan dengan model ceramah
atau konvensional. Kenyataan pengajaran komunikasi yang seperti ini
menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi pokok sangatlah penting.
Oleh karena itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang lebih
kooperatif seperti metode STAD pada mata pelajaran Komunikasi, sehingga
akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling
mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan
tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga
meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
dan tercapainya tujuan belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
khususnya pada mata pelajaran Komunikasi.
C. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD DapatMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 TanggulKabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi
Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif
metode STAD telah menunjukkan suatu perbedaan dari hasil perolehan pre test
atau kemampuan awalnya dan hasil post test atau kemampuan akhirnya,
99
dimana pada hasil perolehan nilai post test siswa lebih tinggi dari pada
perolehan nilai pre test nya.
Dari penerapan tindakan siklus 1 diketahui bahwa hasil pre test
menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 55,50. diperoleh nilai terendah
adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 80. Jika dibandingkan dengan kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 1 Tanggul yaitu
siswa dianggap tuntas belajar jika nilai pada program produktif ini sekurang-
kurangnya adalah 70 dan kelas dianggap tuntas dalam belajar jika 85% dari
jumlah siswa mendapat nilai sekurang-kurangnya 70, maka dari hasil tes ini
diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa
yang belum tuntas belajar sebesar 77,50% (31 siswa). Dari perolehan skor post
test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 68,25. Nilai terendah
yang diperoleh adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini
diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan
siswa yang belum tuntas belajar sebesar 27,50% (11 siswa). Dengan keaktifan
siswa pada tindakan siklus 1 ini masih dalam kategori “baik” dengan
persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 73,33%.
Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam hal ini peneliti dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada tindakan siklus 1 ini
dengan persentase 93,33%, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan termasuk kategori “sangat
baik”.
100
Dalam tindakan siklus 2 diketahui bahwa hasil pre test menunjukkan
nilai rata-rata siswa sebesar 63,25. diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai
tertinggi adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar
sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar
57,50% (23 siswa). Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata
hasil tes siswa adalah 76,50. Nilai terendah yang diperoleh adalah 60 dan nilai
tertinggi adalah 100. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas
belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar
7,50% (3 siswa). Dengan keaktifan siswa pada tindakan siklus 2 masuk dalam
kategori “sangat baik” dengan persentase rata-rata aktivitas siswa dalam
pembelajaran sebesar 100%. Demikian pula hasil observasi terhadap aktivitas
peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada
tindakan siklus 2 ini dengan persentase 100%, hal ini dapat diartikan bahwa
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan
termasuk kategori “sangat baik”. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
hal ini menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengelola pembelajaran
pada mata pelajaran komunikasi dengan pembelajaran kooperatif metode
STAD sudah sangat baik.
Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test siswa pada tindakan
siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus 2 ini mengalami
peningkatan sebesar 8,25%. Dengan kenaikan persentase keaktifan siswa
sebesar 26,7%.
101
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD memiliki perbedaan hasil
pre test dan post testnya, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan
penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilaksankan oleh
Istikomah (2006) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode
STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMK Muhammadiyah
1 Semarang pada mata pelajaran akuntansi dengan kompetensi mengelola
administrasi dana kas bank dan kas kecil”. Hasil penelitiannya menunjukkan
peningkatan dari siklus 1 sebesar 13,16%, siklus 2 sebesar 19,48% dan siklus 3
sebanyak 26,56%. Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran
berlangsung. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus
2 sebesar 93,44% dan siklus 3 sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian
hasil belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan
siswa dengan mendapat nilai minimal 70.
D. Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jemberterhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD padaMata Pelajaran Komunikasi
Berdasarkan penelitian yang bersumber dari pembagian angket tentang
respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif metode STAD diperoleh data berupa angka-angka
102
yang menunjukkan betapa positifnya tanggapan siswa terhadap penerapan
model pembelajaran kooperatif metode STAD tersebut.
Dari masing-masing item soal yang berjumlah 11 pertanyaan
menyebutkan bahwa seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang
menunjukkan respons dengan kriteria yang sangat positif, hal itu terlihat dari
nilai rata-rata dari tiap pertanyaan adalah tidak kurang dari 3. Dimana dengan
skala nilai 1 sampai 4, nilai yang menunjukkan angka antara 3 dan 4 dikatakan
memiliki kriteria sangat positif.
Hal tersebut terlihat dari rata-rata siswa senang dengan pembelajaran
menggunakan model STAD karena dapat meningkatkan rasa saling percaya
antar teman dan bisa melatih mereka untuk berbagi pengetahuan dengan teman
serta dapat memupuk rasa saling percaya dan membutuhkan, siswa menjadi
lebih bisa menerima ide dan pendapat dari orang lain, selain itu hampir seluruh
siswa dapat mengemukakan pendapat mereka dengan baik, serta dapat melatih
siswa dalam hal kepemimpinan.
Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini juga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh
peneliti, dan melatih siswa untuk aktif untuk meraih prestasi dan memperoleh
penghargaan, begitu juga dengan penghargaan yang diberikan peneliti bagi
siswa yang berprestasi dapat memicu mereka untuk berlomba-lomba dalam
memperoleh nilai tertinggi sehingga dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif metode STAD ini semua siswa merasa sangat
senang dan tidak membosankan.
103
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD mendapatkan respons yang
sangat positif dari seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
khususnya pada mata pelajaran produktif seperti komunikasi.
Sebagaimana pendapat dari M. Setyarini (2004), dalam penelitiannya
yang berjudul “Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Metode Cooperatif
Learnig tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Bandar Lampung”. Mengungkapkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja guru, serta Respons yang
positif dari siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode
STAD karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
104
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. SMK Negeri 1 Tanggul selama ini masih belum menggunakan model
kooperatif metode STAD, oleh karena itu peneliti mencoba melakukan
perubahan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode
STAD untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul jika
dibandingkan dengan menggunakan model tradisional yang selama ini
diterapkan oleh guru mata pelajaran komunikasi di kelas tersebut.
2. Hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul selama
ini masih belum mencapai ketuntasan belajar dengan efektif dan efisien,
salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah penggunaan model
pembelajaran kang kurang beragam atau masih konvensional.
3. Hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul sebelum
diterapkannya model kooperatif metode STAD adalah kurang atau belum
maksimal dalam mencapai ketuntasan belajar. Akan tetapi hasil belajar
siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif metode STAD mengalami
peningkatan, dimana diketahui pada tindakan siklus 1 nilai post test siswa
meningkat dibanding nilai pre test mereka. Namun kelas belum memenuhi
105
syarat ketuntasan belajar karena yang tuntas belajar masih dibawah batas
minimum persentase ketuntasan belajar kelas. Pada tindakan siklus 2 nilai
post test siswa meningkat dibandingkan nilai pre test mereka. Diketahui
bahwa dalam tindakan siklus 2 ini kelas telah memenuhi taraf ketuntasan
belajar dimana persentase siswa yang tuntas belajar diatas batas minimum
persentase ketuntasan belajar kelas yaitu 85%.
4. Respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode
STAD sangat positif, siswa menganggap penerapan model tersebut sangat
bermanfaat bagi siswa karena metode tersebut telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar meraka, sehingga bagi guru mata pelajaran dan
guru mata pelajaran lainnya dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode STAD ini pada pokok bahasan lain yang memenuhi
karakteristik pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain itu sesuai dengan hasil angket respons siswa mengenai penerapan
STAD menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu dapat menumbuhkan rasa
kerja sama dan saling percaya antar siswa dalam bekerja kelompok, serta
dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan aktif dalam berpendapat atau
menanggapi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.
106
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan
adalah:
1. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul
Sekolah diharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai model atau
cara mengajar yang lebih beragam kepada guru mata pelajaran, agar guru
mampu menerapkan kepada siswa dengan cara yang lebih menarik.
2. Bagi Guru SMK Negeri 1 Tanggul
Guru hendaknya lebih meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih
aktif dalam memecahkan suatu masalah, saling bekerja sama antar siswa
dan memberikan bimbingan pada siswa untuk memecahkan suatu masalah.
Selain itu diharapkan untuk mempergunakan model pembelajaran yang
lebih bervariasi misalnya dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif.
3. Bagi Diknas
Diknas hendaknya dapat memberikan sosialisasi mengenai metode-metode
pembelajaran kooperatif terhadap guru atau sekolah melalui pelatihan atau
seminar dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan para pengajar
tentang model pembelajaran yang lebih menarik tersebut.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-
peneliti selanjutnya dalam penulisan karya ilmiahnya, selain itu dalam
menerapkan model kooperatif metode STAD ini dapat menggunakan lebih
dari satu topik diskusi untuk tiap-tiap kelompok agar lebih menarik dan
107
hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif, efisien dan sempurna.
Serta memosisikan observer secara terpisah agar data yang diperoleh lebih
baik.
108
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PTRineka Cipta.
Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ekowati, P. 2006. Keefektifan Penerapan Metode Pembelajaran STAD PadaMata Pelajaran Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X diSMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan Permasalahan Ekonomi.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Malang.
Handayanto, S.K. 2000. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: FPMIPAUniversitas Negeri Malang.
Hidayah, Nurul. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untukMeningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Biologi Konsep EkologiSemester II Siswa Kelas 1-5 SMU Negeri 8 Malang Tahun Ajaran2003/2004. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA UniversitasNegeri Malang.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas NegeriSurabaya.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning diRuang-ruang Kelas). Jakarta: Penerbit PT Gramedia Sarana Indonesia.
Maidiyah, E. 1998. Pembelajaran Kooperatif Pada Topik Pecahan di SD (DalamUpaya-Upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika dalamMenghadapi Era Globalisasi: Perspektif Pembelajaran AlternatifKompetitif) Laporan Seminar Nasional Pendidikan Matematika 4 April1998. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
Mappa, Syamsu. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Dirjen Dikti.
Moleong, I. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Noornia, A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STADpada Pengajaran Persen di Kelas VI SD Ma’arif 02 Singosari. TesisTidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas NegeriMalang.
Nur, M. 1995. Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Ilmu Pendidikan IKIP Surabaya.Surabaya: IKIP Surabaya.
109
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBL.Malang: UM Press.
Sawali, Drs., 2009. dalam Penelitian Tindakan Kelas: pdf.http://google.com/search.php: ”PTK siklus”/filetype:pdf.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Sulistyowati, E. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD UntukMeningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Ekonomi Siswa Kelas ISMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi TidakDiterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:Kanisius.
Supriadi, Edi. 1995. Pengembangan Pembelajaran Pemrograman Komputerdengan Metode Kooperatif. Cakrawala Pendidikan. XIV (1): 53-63.
Universitas Negeri Malang . 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi,Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Keempat.Malang: Biro Administrasi Perencanaan, dan Sistem Informasi bekerjasama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.
Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:Gramedia.
110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
111
Lampiran 1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 TANGGULMATA PELAJARAN : KOMUNIKASIKELAS/SEMESTER : X / 1STANDAR KOMPETENSI : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)DURASI PEMELAJARAN : 30 X 45 menit
KOMPETENSI
DASARINDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARANPENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJARTM PS PI
1. MenerapkanKomunikasi tertulis(surat-menyurat)
Memahami dasar-dasarkomunikasi
Memahami dasar-dasarsurat-menyurat
Memahami macam-macam surat pribadi
Memahami macam-macam surat niaga
Dasar komunikasi Dasar surat-menturat Surat Pribadi Surat Niaga
Menjelaskan dasar-dasarkomunikasi
Menjelaskan bagian-bagiansurat
Menjelaskan bentuk-bentuksurat
Mengetahui macam-macamsurat pribadi
Membuat macam-macamsurat pribadi
Mengetahui macam-macamsurat niaga
Membuat macam-macamsurat niaga
Tes tertulis
Tes lisan
Demonstrasi
Pengamatan
25 6 8 Modul
Bukureferensi
Internet
PROGRAM KEAHLIANADMINISTRASI PERKANTORAN SILABUS PRODUKTIF
Lampiran 2
112
Hasil Belajar Siswa X AP 1 untuk Mata Pelajaran Komunikasi
No Nama L/PNilai
UH1 UH21 Achmad Sahroni L 55 752 Amalia Evawati P 50 653 Anggi Dwi Astutik P 65 704 Anis Zubaidah P 65 805 Aprilia Purwati P 55 706 Apriliana Ismi Azizah P 65 757 Aris Santoso L 75 758 Betty Puspitasari P 55 809 Dwi Nurkumalasari P 75 6510 Elis Susanti P 75 7511 Farisatul Hilmi Astutik P 55 6512 Hilda Intan Posita P 70 7013 Iin Sugesti Yantika Sari P 55 8014 Iir Irawati P 70 7015 Ika Agustin P 70 7516 Jazusta Septri Andani P 65 5517 Khoirul Anam L 70 7018 Kun Bariah P 75 7519 Kusnul Khotimah P 70 8520 Lailatul Nur Miftakul J P 65 7021 Mila Triana Dewi P 80 6022 Nike Zuhrotun Ainun Nisa P 75 8023 Nindis Amanda P 70 8524 Nofita Puput Setyowati P 60 7025 Novita Vatarani P 55 7526 Nur Farida P 65 8527 Nur Riski Arini Afifah P 75 7528 Nurul Istiqomah P 75 6529 Rini Agustina P 55 6530 Rochmawati P 75 6031 Sekar Wigati P 75 7532 Siti Husniatur Rofi'ah P 75 6533 Siti Junaidah P 60 5534 Siti Yuliati P 75 5535 Suhartini P 75 7036 Ultamila P 65 6037 Viona Ega Paramuditasari P 75 5538 Wahyudi L 75 7039 Winda Dwi Arum Sari P 65 5540 Yuris Sugiono L 55 60
Jumlah 2680 2785Rata-rata 67 70
Lampiran 3.a
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 TanggulMata Pelajaran : KomunikasiKelas/Semester : X/ITopik/Kegiatan : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)Kompetensi Dasar : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)Waktu : 3 x 40 menit
A. KOMPETENSI DASARMenerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat).
B. INDIKATORMenjelaskan macam-macam surat pribadi
C. TUJUANMembantu siswa agar dapat :1. Menjelaskan macam-macam surat pribadi2. Membuat macam-macam surat pribadi
D. MATERI PEMBELAJARAN Surat Pribadi
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkutkepentingan pribadi.
Macam surat pribadi menurut sifat: - kekeluargaan- setengah resmi
Ciri-ciri: 1. bagian surat tidak selengkap surat dinas2. Bahasa bersifat subyektif3. Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat4. Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan
Pedoman Menulis surat pribadi:1. Tidak menggunakan kop surat2. Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota3. Tidak menggunakan nomor surat4. Menggunakan salam penutup hormat saya5. tidak menggunakan tembusan6. ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul
Surat LamaranIalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperoleh pekerjaanatau jabatan.
114
Isi surat lamaran: - Keadaan diri pelamar- Pendidikan formal- Pendidikan nonformal- Pengalaman kerja- Kegemaran atau hobi- Referensi
Bentuk: - Terpisah dengan DRH- Menyatu dengan DRH
Cara Menulis: - ditulis dengan tulisan tangan sendiri (latin lebihdiutamakan) menggunakan kertas folio bergaris ataukertas segel
- tidak boleh ada coretan atau hapusan- Bersih, terang dan mudah dibaca- Harus disebutkan sumber dasar pengajuan lamaran- Data lengkap mengenai data pelamar- Kertas bermeterai atau segel
Lampiran : - foto kopi ijazah, DRH, Kursus, SKKB, SKK daridokter, Surat izin orang tua, pas foto
Bentuk surat lamaran: - Official style, semi block style, block style, fullblock style.
DRH: berfungsi agar bagian personalia mudah untuk mengetahui datapenting diri pelamar.
1. Nama Lengkap2. Tempat tanggal lahir3. Kebangsaan4. Agama5. Jenis kelamin6. Status7. Alamat8. Pendidikan9. Nama orang tua10. Pekerjaan orang tua11. Alamat orang tua12. Referensi13. Kesehatan14. Hobi15. dll.
Surat izin tidak masuk sekolah atau kerjaPemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan
Tujuan: untuk memperkuat diri seseorang yang tidak dapat melaksanakanpekerjaan atau tugasnya dengan alasan seperti terdapat dalam surat izin
115
Surat KeluargaIalah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada orang lainyang masih ada hubungan keluarga.
Surat kepada teman persaudaraanialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukupdikenal (teman).
E. MEDIA Papan & alat tulis. Buku Referensi.
Handout. Contoh Surat Pribadi
F. SKENARIO PEMBELAJARANTahap
PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Salam pembuka danAbsensi
Guru memberi pre tes Guru memberi
pertanyaan pada siswamengenai materi suratpribadi
Melalui kegiatan tanyajawab tersebut gurumembantu siswa untukmerumuskan tujuanpembelajaran yang akandicapai
Guru membagikelompok menjadi 10kelompok yang masing-masing beranggotakan 4siswa.
Guru menerangkanmateri surat pribadi yangbaik secara umum
Guru memberi tugaskepada tiap kelompokuntuk membuat contohsurat dalam Tugas I
Guru mengawasi
Siswa menjawab salamdan absensi
Siswa mengerjakan pre tes Siswa menjawab
pertanyaan yang diberikanoleh guru
Guru bersama siswamerumuskan tujuanpembelajaran yang akandicapai
Siswa membentukmenjadi 10 kelompokyang masing-masingberanggotakan 4 siswa
Siswa memperhatikanpenjelasan guru
Tiap kelompokbekerjasama untukmenyelesaikan tugas
Masing-masing siswa
30’
70’
116
Penutup
kelompok danmemberikan penilaianterhadap aktivitas siswaselama mengerjakantugas
Guru memerintahkanmasing-masingkelompok untukmengumpulkan hasilkerja
Guru memberi penilaianterhadap hasil kerjakelompok danpenguasaan materi siswamelalui tanya jawab
Guru memberipenguatan danpenyempurnaanpendapat yang telahdikemukakan siswa danmemberi kesempatansiswa untuk bertanya
Guru memberikesimpulan mengenaimateri yang telahdibahas masing-masingkelompok
Guru memberi post test
dalam satu kelompokmengerjakan dan salingberdiskusi untukmenyelesaikan tugas
Masing-masing kelompokmengumpulkan hasil kerja
Siswa menjawabpertanyaan guru
Siswa mengemukakanpendapat, tambahan,sanggahan terhadappendapat temannya
Siswa memperhatikanserta ikut menyimpulkanmengenai materi yangtelah dibahas
Siswa mengerjakan posttest
20’
D. PENILAIAN1. Pre test dan post test2. Tes Praktik
E. SUMBER PEMBELAJARANSlamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji.Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung:
Angkasa.Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya.
F. EVALUASITes Tulis, Tes Praktik
Lampiran 3.b
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 TanggulMata Pelajaran : KomunikasiKelas/Semester : X/ITopik/Kegiatan : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)Kompetensi Dasar : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)Waktu : 3 x 40 menit
A. KOMPETENSI DASARMenerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat).
B. INDIKATOR1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga2. Menjelaskan alur surat niaga3. Menjelaskan pengertian surat permintaan penawaran4. Menjelaskan pengertian surat penawaran
C. TUJUANMembantu siswa agar dapat :1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga2. Menjelaskan alur surat niaga3. Mempraktekkan membuat surat permintaan penawaran4. Mempraktekkan membuat surat penawaran
D. MATERI PEMBELAJARANSurat Dagang/Niaga/BisnisSurat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan
baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalamdunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnisdan berisi masalah-masalah bisnis.
Beberapa surat dagang, yaitu:1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli
kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftarharga) tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calonpembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
3. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepadapenjual dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan.
4. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan(confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepadapembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima.
118
5. Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: suratpemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedangdalam perjalanan.
E. MEDIA1. Papan & alat tulis.2. Buku Referensi.3. Handout.4. Contoh Surat Niaga5. Internet
F. SKENARIO PEMBELAJARANTahap
PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Salam pembuka danAbsensi
Guru memberi pre tes Guru memberi
pertanyaan pada siswamengenai materi suratniaga
Melalui kegiatan tanyajawab tersebut gurumembantu siswa untukmerumuskan tujuanpembelajaran yang akandicapai
Guru membagikelompok menjadi 10kelompok yang masing-masing beranggotakan 4siswa secara heterogen(menurut prestasi,agama, dll)
Guru menerangkanmateri surat niaga yangbaik secara umum
Guru memberi tugaskepada tiap kelompokuntuk membuat contohsurat dalam Tugas I
Guru mengawasikelompok dan
Siswa menjawab salamdan absensi
Siswa mengerjakan pre tes Siswa menjawab
pertanyaan yang diberikanoleh guru
Guru bersama siswamerumuskan tujuanpembelajaran yang akandicapai
Siswa membentukmenjadi 10 kelompokyang masing-masingberanggotakan 4 siswasecara heterogen
Siswa memperhatikanpenjelasan guru
Tiap kelompokbekerjasama untukmenyelesaikan tugas
Masing-masing siswadalam satu kelompok
30’
70’
119
Penutup
memberikan penilaianterhadap aktivitas siswaselama mengerjakantugas
Guru memerintahkanmasing-masingkelompok untukmengumpulkan hasilkerja
Guru memberi penilaianterhadap hasil kerjakelompok danpenguasaan materi siswamelalui tanya jawab
Guru memberipenguatan danpenyempurnaanpendapat yang telahdikemukakan siswa danmemberi kesempatansiswa untuk bertanya
Guru memberikesimpulan mengenaimateri yang telahdibahas masing-masingkelompok
Guru memberi post test
mengerjakan dan salingberdiskusi untukmenyelesaikan tugas
Masing-masing kelompokmengumpulkan hasil kerja
Siswa menjawabpertanyaan guru
Siswa mengemukakanpendapat, tambahan,sanggahan terhadappendapat temannya
Siswa memperhatikanserta ikut menyimpulkanmengenai materi yangtelah dibahas
Siswa mengerjakan posttest
20’
G. PENILAIAN1. Pre tes dan post test2. Tes Praktek
H. SUMBER PEMBELAJARANSlamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji.Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung:
Angkasa.Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya.
I. EVALUASITes Tulis (terlampir)
Lampiran 4.a
120
MATERI
SURAT PRIBADI
A. Bagian-bagian Surat1. Kepala/Kop Surat
Letaknya di bagian atas tengah-tengah/sebelah kiri kertas dan dicantumkanidentitas suatu organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.Berfungsi untuk memberitahu kepada penerima darimana asal surat yangbersangkutan dan ke mana surat jawaban atas surat tersebut harus dikirimsekaligus sebagai alat promosi bagi organisasi/instansi/perusahaantersebut.
2. Tanggal SuratBerfungsi untuk memberitahu bilamana surat tersebut ditulis/dikirim. Carapenulisannya:a. Surat yang ditulis di atas kertas berkop surat dan sudah tercantum
nama kota, maka di muka tanggal tidak perlu ditulis nama kota.b. Surat yang ditulis di atas kertas tidak berkop surat, maka di muka
tanggal perlu ditulis nama kota disertai dengan tanda baca koma (,) dibelakangnya.
c. Nama bulan ditulis lengkap dan tidak diganti dengan angka.d. Angka tahun ditulis lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda baca
apapun.3. Nomor Surat
Nomor surat terdiri dari: nomor urut surat keluar, nomor kode instansiinduk, nomor kode bagian/unit organisasi, huruf kode masalah/pokok soal,tahun pembuatan surat. Berfungsi untuk:a. Mengetahui banyaknya surat keluar (surat yang telah dibuat) dari suatu
organisasi.b. Memudahkan cara penyimpanannya dan mencarinya kembali jika
sewaktu-waktu diperlukannya kembali.4. Lampiran Surat
Berfungsi untuk menunjukkan berkas penting yang disertakan dalam surat.Misalnya: daftar harga, brosur, faktur, kuitansi, dll.
5. Hal/Perihal SuratHal/perihal surat: isi ringkas/inti isi surat yang disusun dengankalimat/kata yang singkat namun jelas. Berfungsi untuk mempermudahpenerima/pembaca surat dalam memahami masalah yang dibicarakan didalam isi surat.
6. Alamat dalam Surat/Alamat yang DitujuBerfungsi untuk menunjukkan kepada siapa dan di mana surat tersebutharus dikirimkan.
7. Salam PembukaBerfungsi sebagai tanda membuka pembicaraan pada surat/salampenghormatan.
8. Isi surat
121
Isi surat: pokok pikiran yang dituangkan dalam surat sekaligus merupakanmaksud dan tujuan pokok penulisan surat kepada seseorang. Isi suratterdiri dari 3 bagian:a. Kalimat pendahuluan/alinea pembuka, berfungsi sebagai pengantar isi
surat yang sebenarnya, untuk menarik perhatian pembaca terhadappokok surat, dan sebagai dasar/alasan penulisan surat.
b. Isi surat yang sesungguhnya: sesuatu yang diberitakan/diinformasikan,ditanyakan, dikemukakan, disampaikan, diminta, dilaporkan, dsbkepada penerima surat.
c. Kalimat/alinea penutupBerfungsi sebagai penegasan/kesimpulan dari isi surat, harapanterkabulnya maksud surat dan sebagai ucapan terima kasih.
9. Salam PenutupBerfungsi sebagai penutup segala pembicaraan yang menandakan suratsudah selesai dan siap untuk ditandatangani.
10. Nama JabatanBerfungsi untuk surat-surat jabatan/organisasi, artinya surat yang dikirimoleh pejabat atas nama suatu organisasi, jadi bukan dariperseorangan/individu. Dalam hal ini perlu disebutkan nama jabatan dariorang/pejabat yang menandatangani (bertanggung jawab) atas surattersebut, misalnya: direktur, ketua, kepala, sekretaris, dsb.
11. Tanda Tangan, Nama Terang, dan Identitas Tanda tangan: tanda tangan dari pejabat yang bertanggung jawab atas
surat tersebut. Namun jika surat pribadi tanda tangan dari pengirimsurat.
Nama terang: menerangkan dari yang menandatangani surat, tidakperlu menggunakan tanda kurung, dan tidak diakhiri dengan tandabaca apapun.
Identitas: identitas dari penandatangan surat, misalnya NIP (NomorInduk Pegawai).
12. TembusanBerfungsi untuk menunjukkan bahwa surat tersebut juga dikirimkankepada organisasi/instansi/pejabat/pihak lain yang ada hubungannya dandipandang perlu untuk mengetahui isi surat tersebut.
13. Catatan/NB (Nota Bene)Berfungsi untuk mengemukakan sesuatu hal yang terlewat pada isi suratdan dirasa perlu untuk dikemukakan atau sebagai penjelasan bagiantertentu isi surat.
14. Tanda Pengenal/InitialBerfungsi untuk mengetahui siapa (nama orang) pengonsep dan pengetiksurat tersebut. Bagian ini berupa kode/singkatan nama pengonsep danpengetik surat.
Bagian-bagian surat yang paling utama:1. Pengirim.2. Alamat yang dituju.3. Tanggal surat.4. Isi surat.5. Tanda tangan dan nama terang.
122
B. Bentuk-bentuk SuratBentuk surat: susunan/letak tiap-tiap bagian surat di atas kertas tempatmenulis surat.Bentuk-bentuk surat:
Bentuk lurus penuh (full block style). Bentuk lurus/balok (block style). Bentuk setengah lurus (semi block style). Bentuk lekuk/bertakuk/bergigi (idented style). Bentuk menggantung (hanging paragraph style). Bentuk perkantoran (office style). Bentuk resmi/dinas pemerintah. Bentuk sederhana (simplified style).
C. Surat Dinas/Resmi/JabatanSurat Dinas/Jabatan/Resmi: surat yang berisi masalah-masalah kedinasandalam organisasi baik pemerintah maupun swasta. Disebut surat dinas, sebabdigunakan untuk menyampaikan (berisi tentang) informasi yang bersifatkedinasan. Surat jabatan, sebab dibuat oleh seseorang yang berkedudukansebagai pejabat dari suatu instansi. Sedangkan surat resmi, sebab dibuat olehinstansi resmi pemerintah. Beberapa surat dinas, yaitu:1. Surat keterangan: surat yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dengan
maksud menerangkan tentang keadaan seseorang pada suatu saat danuntuk keperluan tertentu/surat yang berisi keterangan mengenai suatu halagar tidak menimbulkan keraguan.
2. Surat undangan: surat pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadirisuatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
3. Surat pengantar: surat yang ditujukan kepada seseorang/pejabat, yangberfungsi untuk mengantar surat, dokumen, barang, dan/atau bahan lainyang dikirimkan.
4. Surat tugas: surat yang berisikan penugasan dari pejabat yang berwenangkepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan.
5. Nota dinas: surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau antarpejabat setingkat di dalam lingkungan organisasi. Isi nota bersifatpribadi/setengah pribadi, tetapi sudah mempunyai kekuatan formal sesuaidengan jabatan dan wewenang penulis nota.
6. Memo: surat yang dibuat antar atasan dengan bawahannya dan sebaliknya,atau antar pejabat setingkat dari satu bagian ke bagian yang lain
7. Surat perintah: surat yang dikirim oleh atasan kepada bawahan yang berisiperintah dan petunjuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu.
8. Surat instruksi: surat yang berisi instruksi/aturan dari pejabat atasan yangditujukan kepada pejabat bawahannya disertai dengan petunjuk teknis danterinci, serta tuntunan cara melaksanakan suatu ketetapan/kebijaksanaan.
9. Surat keputusan: surat pernyataan yang dikeluarkan/dibuat oleh pejabattertentu untuk memberikan suatu keputusan tertentu yang dikenakankepada pihak tertentu sesuai dengan bunyi dari surat keputusantersebut/surat yang berisi keputusan tentang suatu hal yang ditetapkan olehpejabat yang berwenang untuk itu.
123
10. Surat edaran/sirkuler: surat yang berisi penjelasan/petunjuk tentang carapelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah.
11. Surat pengumuman: surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu halyang ditujukan kepada para pegawai/masyarakat umum (sasarannya bisaintern maupun ekstern organisasi).
12. Surat rekomendasi: surat keterangan yang ditujukan pada sebuahperusahaan atas prestasi kerja seseorang untuk digunakan sebagaipelengkap lamaran pekerjaan/surat yang menyatakan kebenaran suatu haldisertai pertanggungjawaban atas rekomendasi tersebut.
13. Surat referensi: surat yang berisi keterangan tentang karakter/reputasi dankeadaan keuangan seorang pedagang/suatu instansi yang dibuat olehseseorang/badan. Referensi: orang/badan yang dapat dan bersedia memberikan
keterangan tentang keadaan keuangan dan karakter/reputasi seorangpedagang (calon langganan)/badan yang ditunjuk oleh pembeli yangsetiap saat bisa diketahui keadaan keuangan pembeli.
Dalam praktek perdagangan ada 2 macam referensi, yaitu:1. Referensi bank: referensi yang diberikan oleh bank tempat calon
langganan yang bersangkutan membuka rekening/giro.2. Referensi pedagang: referensi yang diberikan oleh seorang
pedagang/perserikatan/gabungan pedagang/pengusaha yang pernahberhubungan dagang dengan calon langganan yang bersangkutan.
Lampiran 4.b
124
MATERI
SURAT NIAGA
A. Surat Dagang/Niaga/BisnisSurat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan
baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalamdunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnisdan berisi masalah-masalah bisnis. Beberapa surat dagang, yaitu:1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli kepada
penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga) tentangbarang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
Sasaran surat permintaan penawaran:a. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang telah
lama berhubungan (langganan/relasi). Surat permintaan penawarannyacukup ditulis dengan sederhana, singkat, yang penting jelas maksudnya.
b. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang barupertama kali mengadakan hubungan dagang (calon langganan). Suratpermintaan penawarannya harus ditulis dengan susunan bahasa yangmenarik. Dapat memberikan keyakinan kepada pembaca bahwa hubungandagang yang bakal dibina dapat mendatangkan keuntungan bagi keduabelah pihak.
Isi surat permintaan penawaran meliputi:a. Nama barang yang diinginkan.b. Harga satuannya.c. Merek.d. Kualitas/mutu.e. Kapasitas.f. Tipe, jenis, ukuran, dan model.g. Syarat-syarat pembayaran.h. Syarat penyerahan/pengiriman barang.i. Potongan harga dan potongan berat.j. Sifat penawaran.k. Keterangan teknis dan cara perawatannya.
Pedoman penyusunan surat permintaan penawaran:a. Memperkenalkan keadaan perusahaan, contoh:
1) Kami beri tahukan kepada Saudara, bahwa kami telah memperluasusaha dengan membuka cabang di …..
2) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak tanggal….. toko kami selain menjual ….., juga telah dilengkapi dengan …..
3) Dengan ini kami perkenalkan bahwa perusahaan kami yaitu (namaperusahaan) ….., bergerak dalam bidang (jenis usaha) …… Untukmemperluas usaha, kami telah membuka agen di …..
b. Mengemukakan alasan-alasan yang mendorong untuk mengajukan suratpermintaan penawaran, contoh:1) Dari salah seorang relasi kami di ….., kami mendapat keterangan
bahwa perusahaan Saudara memproduksi …..
125
2) Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam ….. (harian/majalah/siaranradio …..), mengenai ….. (nama barang/jasa yang diiklankan) yangSaudara jual.
3) Untuk memenuhi permintaan dari salah seorang relasi kami yang adadi ….., kami harap Saudara suka memberi penawaran (namabarang/jasa) …..
c. Mengajukan permintaan tentang data barang/jasa yang dibutuhkan,contoh:1) Berhubung baru pertama kali kami mengadakan hubungan dagang
dengan Saudara, kami mohon diberi keterangan tentang …..2) Berkenaan dengan hal tersebut, kami minta Saudara mengirimkan
kepada kami daftar harga/brosur ….. (nama barang).3) Kiranya Saudara dapat memberikan keterangan lengkap tentang …..
d. Diakhiri dengan kalimat yang mengandung pengharapan keuntungan bagikedua belah pihak (kalimat penutup), contoh:1) Jika Saudara dapat memberikan potongan harga, dapat dipastikan
bahwa kami akan selalu memesan kepada Saudara.2) Besar harapan kami, bahwa Saudara akan dapat memberikan
penawaran harga dengan kondisi yang memuaskan.3) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calonpembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
Dalam praktek perdagangan ada 2 macam surat penawaran, yaitu:a. Surat penawaran yang diminta, maksudnya surat penawaran dikirim
karena adanya permintaan penawaran dari pihak calon pembeli.b. Surat penawaran yang tanpa diminta, maksudnya surat penawaran dikirim
atas inisiatif penjual sendiri tanpa ada permintaan penawaran dari calonpembeli. Biasanya dikirim dengan maksud untuk mengenalkan barang-barang produksi baru agar dikenal oleh para langganannya.
Isi surat penawaran meliputi:a. Nama dan macam barang/jasa yang ditawarkan.b. Kualitas/mutu barang dan jumlah barang yang tersedia.c. Harga satuan. Harga yang disebutkan dalam surat penawaran biasanya
hanya berlaku dalam satu masa penawaran. Contoh harga satuan: per buah,per botol, per lusin, per kodi, per kg, per kw, per ton, per meter, per liter,per peti, per pak, dan sebagainya.
d. Syarat penyerahan barang:1) Loco gudang: penjual menyerahkan barang masih berada di gudangnya
dalam keadaan belum dibungkus/dipak dan belum ditimbang. Semuaongkos menjadi tanggungan pembeli, mulai ongkos pengepakan,penimbangan, pengangkutan, dst.
2) Ex gudang: penjual menyerahkan barang sudah berada di luar gudang(gudang penjual) sehingga ongkos membongkar dari gudang,menimbang dan mengangkat ke luar gudang menjadi tanggunganpenjual.
3) Franco ….. : penjual menyerahkan barang di ….. (tempat yang tersebutdi belakang kata franco), sehingga semua ongkos sampai di tempat
126
yang tertulis di belakang kata franco menjadi tanggungan penjual,misalnya: franco stasiun, franco gudang pembeli.
4) f.o.b. (free on board): penjual menyerahkan barang sampai berada diatas kapal, sehingga segala ongkos sampai barang dimuat di kapalmenjadi tanggungan penjual, sedang ongkos pengangkutannyaditanggung oleh pembeli.
5) f.o.r. (free on rail): semua ongkos sampai barang itu dimuat ke dalamgerbong kereta api menjadi tanggungan penjual.
6) f.o.s. (free on station): ongkos pengiriman barang sampai di stasiunditanggung oleh penjual, sedang ongkos mengangkut ke dalamgerbong kereta api dan ongkos angkut kereta api ditanggung olehpembeli.
7) c & f (cost and freight): segala ongkos termasuk biaya pengangkutandengan kapal ditanggung oleh penjual.
8) f.a.s. (free along side): penjualan dilakukan di sisi/di samping kapal.Ongkos memuat ke dalam kapal dan selanjutnya menjadi tanggunganpembeli.
9) c.i.f. (cost insurance and freight): semua ongkos termasuk sewa kapaldan biaya asuransi menjadi tanggungan penjual.
10) c.i.f.i.c (cost insurance and freight inclusive commission): semuaongkos timbangan kapal, komisi, termasuk juga premi asuransimenjadi tanggungan penjual.
e. Syarat pembayaran barang:1) Masa pembayaran: waktu antara terjadinya perjanjian jual beli sampai
dengan hari pembayaran. Contoh:a) Pembayaran dilakukan 2 minggu sesudah tanggal transaksi jual
beli.b) Pembayaran dilakukan 1 minggu setelah tanggal penyerahan
barang.2) Cara pembayaran:
a) Pembayaran secara tunai/kontan/cash:1. cash and carry: pembayaran dilakukan sebelum barang
diangkut (harga barang diserahkan dahulu baru barangdiserahkan/dikirim).
2. cash on delivery (c.o.d.): pembayaran dilakukan pada waktupengiriman barang (setelah barang diserahkan/dikirimkan).
b) Pembayaran secara remburs: pembayaran dilakukan kepadapengangkut barang pada saat barang diserahkan.
c) Pembayaran pada waktu dokumen tiba: pembayaran dilakukandengan jalan menebus dokumen atas barang-barang yang dibelisetelah tiba di bank.
3) Alat pembayaran, dalam praktek jual beli alat pembayaranmenggunakan:a) Uang tunai/uang chartal: jenis mata uang yang berlaku sah di
dalam suatu negara.b) Surat berharga: cek, wesel, giro, SPMU (Surat Perintah Membayar
Utang).
127
c) Pemindahan pembukuan (over booking) atas uang yang ada dibank yang sama.
4) Cara pengiriman uang atas barang-barang yang dipesan dapatdilakukan dengan jalan:a) Diantar sendiri oleh pembeli/wakilnya.b) Dikirim dengan perantaraan pos wesel.c) Dikirim dengan perantaraan bank.
f. Cara pengiriman barang, meliputi:1) Waktu pengiriman barang, berhubungan dengan syarat penyerahan
barang, misalnya: barang dalam keadaan ready stock (dapat diserahkanpada waktu terjadi transaksi jual beli), barang sedang berada dalamperjalanan, barang berada di tempat lain/belum dikirim/sedang dibuat.
2) Alat pengangkutan barang, misalnya: dikirim dengan jasa Perum Pos(dipaketkan), dengan kereta api, perusahaan pengangkutan darat (truk,bus, pick up, dsb), kapal laut, pesawat terbang.
g. Sifat penawaran barang:1) Penawaran tetap (terikat): penawaran tidak berubah atas syarat-syarat
dan keadaan terhadap barang yang ditawarkan.2) Penawaran bebas (tidak terikat): penawaran dapat berubah atas barang
yang ditawarkan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.3) Penawaran dengan jangka waktu yang telah ditentukan: penawaran
dapat berubah dalam jangka waktu tertentu, misalnya: berlaku 1 bulan,2 bulan.
h. Potongan-potongan yang diberikan. Ada 2 macam potongan yangdiberikan oleh penjual, yaitu:1) Potongan harga:
a) Potongan tunai (kontan): potongan harga yang diberikan kepadapembeli karena pembayaran dilakukan dengan tunai.
b) Korting/discount: potongan harga yang diberikan kepada pembelikarena membeli dalam jumlah besar.
c) Rabat: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karenapembeli membeli barang akan dijual lagi, pembeli sebagailangganan, sebagai alat promosi.
d) Rafaksi: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karenaada kesalahan sedikit, misalnya mutu barang yang dikirimmenyimpang.
2) Potongan berat:a) Tarra: potongan berat barang atas pembungkusan barang yang
bersangkutan.b) Extra tarra: potongan berat barang atas pembungkusan yang luar
biasa dari barang yang bersangkutan. Misalnya: peti-peti yangmemakai band-ijzer (pita besi).
i. Cara pengepakan/pembungkusan barang. Alat yang dipakai untukmembungkus/mengepak, misalnya: peti dari kayu, karton, keranjang, box,drum, kantong/sak, bal, karung/goni, kaleng, botol, gelas, dsb.
j. Kemudahan-kemudahan lain yang dapat diberikan, misalnya: garansi,service gratis, hadiah yang menarik, dsb.
Pedoman penyusunan surat penawaran:
128
e. Hubungkanlah jawaban itu (surat penawaran yang diminta) denganmenunjukkan tanggal, nomor, perihal surat permintaan penawarannya, danucapkan terima kasih, contoh:1) Memenuhi surat Saudara tanggal ….., nomor ….. perihal …..2) Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal …..3) Sesuai dengan surat permintaan penawaran Saudara nomor …..,
tanggal ……f. Berikanlah keterangan-keterangan yang jelas barang-barang yang diminta,
contoh:1) ….. dengan ini kami mengajukan penawaran harga ….. dengan syarat-
syarat sebagai berikut …..2) ….. (nama barang) yang Saudara maksud harganya …… Adapun
syarat-syarat lainnya sebagai berikut …..3) Dengan ini kami mengajukan penawaran untuk …..
g. Jawablah setiap surat permintaan penawaran dengan segera dan dengannada yang menyenangkan, contoh:1) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak dua
bulan yang lalu perusahaan kami telah berhasil memproduksi …..2) Sesuai dengan permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan daftar
harga barang-barang produksi kami yang terbaru.h. Walaupun tidak diminta, surat penawaran bisa disertai lampiran yang
dapat lebih memperjelas keterangan-keterangan tentang barang yangditawarkan, misalnya: brosur dan katalog.
i. Surat penawaran diakhiri dengan harapan agar segera mengirim suratpesanan dan ucapan terima kasih, contoh:1) Kami percaya bahwa Saudara tidak akan melewatkan kesempatan yang
baik ini dan sambil menunggu pesanan Saudara kami ucapkan terimakasih.
2) Semoga Bapak/Ibu berkenan untuk memesan barang-barang yang kamitawarkan ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
3) Demikianlah penawaran kami, semoga mendapat tanggapan yangmenggembirakan dan atas perhatian Saudara kami ucapkan terimakasih.
j. Jika surat penawaran itu dikirimkan kepada calon langganan (baru pertamakali mengadakan hubungan dagang) dan syarat pembayarannya dilakukandengan kredit, maka diminta juga kepada calon pembeli untukmenyebutkan referensinya bilamana akan memesan, contoh:1) Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dagang dengan Saudara,
maka kami harap Saudara menyebutkan referensinya apabilamemesan.
2) Untuk memperlancar hubungan kita, maka kami harap Saudaramenyebutkan nama dan alamat referensi Saudara bilamana akanmemesan.
3) Untuk kepentingan hubungan dagang kita, kami harap Saudaramenunjukkan nama dan alamat referensi Saudara.
Lampiran 5.a
129
SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 1
1. Apa yang kalian ketahui tentang surat pribadi?
2. Sebutkan ciri-ciri surat pribadi?
3. Jelaskan pedoman penulisan surat pribadi?
4. Sebutkan macam-macam surat pribadi?
5. Jelaskan macam-macam surat pribadi?
KUNCI JAWABAN
1. Surat pribadi ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinyamenyangkut kepentingan pribadi.
2. Surat kekeluargaan, surat setengah resmi
3. Bagian surat tidak selengkap surat dinas Bahasa bersifat subyektif Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan
4. Tidak menggunakan kop surat Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota Tidak menggunakan nomor surat Menggunakan salam penutup hormat saya tidak menggunakan tembusan ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul
5. Surat LamaranIalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperolehpekerjaan atau jabatan.
Surat izin tidak masuk sekolah atau kerjaPemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan
Surat KeluargaIalah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada oranglain yang masih ada hubungan keluarga.
Surat kepada teman persaudaraanialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukupdikenal (teman).
Lampiran 5.b
130
SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 2
1. Apa yang kalian ketahui tentang surat niaga?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam surat niaga?
KUNCI JAWABAN
1. surat yang berisi masalah-masalah perdagangan baik barang maupun
jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam dunia
perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis
dan berisi masalah-masalah bisnis.
2. a. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli
kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga)
tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
b. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon
pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
c. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual
dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan.
d. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan
(confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepada
pembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima.
e. Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: surat
pemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedang
dalam perjalanan.
Lampiran 6.a
131
Topik Diskusi Siklus 1
1. Buatlah contoh surat tidak masuk sekolah?2. Buatlah surat lamaran sesuai petunjuk berikut:
PT Grintex Malang membutuhkan seorang sekretaris dengan memuat iklanpada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009, dengan syarat minimal lulusanSMK, kemampuan mengetik 10 jari, lancar berbahasa Inggris Aktif, dapatmengoperasikan Microsoft Office.
Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 1
1.
Jakarta 12 Maret 2009Yth. Wali Kelas I AkuntansiSMK Negeri 6 JakartaDi tempat
Dengan hormat,Saya selaku orang tua dari:
Nama : Harton Andi AlexNo Induk : 1987Kelas : X Akuntansi I
Dengan ini memberitahukan bahwa pada hari ini tidak dapat mengikuti pelajarankarena sakit.
Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian Ibu saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
Ratna Juwita
132
2.
Malang, 11 Pebruari 2009Yth. Manajer PersonaliaPT GrintexJl Palangkaraya 24Malang
Hal : Lamaran Kerja
Dengan hormat,
Setelah saya membaca iklan saudara pada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009,dengan ini saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai sekretaris.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak, di bawah ini saya cantumkan kualifikasi dandaftar riwayat hidup saya sebagai berikut:
Data pribadiNama : Asri MutiniTempat/tgl lahir : Malang 19 Agustus 1987Status : Belum menikahAlamat : Perumahan Krajan 3 Malang
PendidikanTahun 2005 tamat SMA 2 MalangTahun 2009 tamat S1 Pendidikan Administrasi UM
Pengalaman kerja : Belum ada
Untuk melengkapi surat ini kami lampirkan fotokopi ijazah dan les mengetik yangdiperlukan.
Besar harapan saya untuk dapat diterima di perusahaan Bapak. Atas perhatian Bapaksaya ucapkan terima kasih
Hormat saya
Asri Mutini
Lampiran 6.b
133
Topik Diskusi Siklus 2
1. PUTRA COMPUTER yang beralamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, untukkeperluan membuat perangkat komputer dengan melihat iklan di internet, makaia langsung menulis surat kepada QUANTUM COMPUTER yang beralamat diJl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi untuk meminta keterangan harga“motherboard” yang diperlukan itu. Ia juga meminta terlebih dahulu untukdikirimkan brosur tentang kendaraan tersebut. Buatlah surat permintaanpenawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri!
2. Pihak QUANTUM COMPUTER yang beralamat di Jl. Letnan Soetoyo No. 11Banyuwangi membuat surat balasan kepada PUTRA COMPUTER yangberalamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, dengan memberikan syaratpenawaran yang menarik yakni pebelian 5 unit atau lebih diskon 5%. Buatlahsurat penawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri!
134
Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 2
1.
PUTRA COMPUTERJl. Klampok Kasri 182
Malang
Nomor : 123/PP-II/2007 10 Agustus 2007Lamp : -Hal : Permintaan Penawaran
Motherboard
KepadaQUANTUM COMPUTERJl. Letnan Soetoyo No. 11Banyuwangi
Dengan hormat,Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam internet, mengenai berbagai produk
hardware komputer khususnya Motherboard yang Saudara jual. Untuk melengkapipersediaan barang dagangan perusahaan, kami harap Saudara dapat memberipenawaran kepada kami.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami minta Saudara mengirimkankepada kami daftar harga dan brosur Motherboard terbaru. Untuk melengkapipersediaan toko kami, kami harap Saudara segera mengirimkan hal-hal yang kamibutuhkan tersebut.
Jika harga dan syarat-syarat Saudara menarik, kami akan segera memesanMotherboard dari berbagai macam merek sedikitnya 5 unit. Pesanan pertama itumudah-mudahan akan disusul dengan pemesanan yang kedua, ketiga, dan seterusnyadan kita dapat menjadi relasi yang baik.
Hormat kami,
Putra AkbarPemilik
135
2.
QUANTUM COMPUTERJl. Letnan Soetoyo No. 11
Banyuwangi
Nomor : 25/P-II/2007 13 Agustus 2007Lamp : 2 lembarHal : Penawaran Motherboard
KepadaPUTRA COMPUTERJl. Klampok Kasri 182Malang
Dengan hormat,Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal 10 Agustus 2007, nomor:123/PP-II/2007, perihal permintaan penawaran komputer. Dengan ini kamimengajukan penawaran harga Motherboard dari berbagai merek mulai dari harga Rp700.000,-. Untuk lebih jelasnya beserta surat ini kami lampirkan 2 lembar brosurdengan daftar harga Motherboard.
Adapun syarat-syarat lainnya sebagai berikut:Jumlah : sekurang-kurangnya 3 unit untuk masing-masing merek,Pembayaran : Tunai 3 hari setelah tanggal penyerahan barang,Syarat penyerahan : c.i.f (cost insurance and freight).
Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dengan Saudara, kami harap Saudaramenyebutkan referensi Saudara apabila memesan.
Hormat kami,
Bathoro YudhoPemilik
Lampiran 7.a
136
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Mata Pelajaran : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1
No Tahap IndikatorPengamat 1Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberisalam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.5. Memberikan Pre Test6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatifmodel Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untukmenjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.13. Memberikan post test14. Melakukan refleksi.15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.
Pengamat 1
_________________
137
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Mata Pelajaran : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1
No Tahap IndikatorPengamat 2Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberisalam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.5. Memberikan Pre Test6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif modelStudent Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untukmenjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.13. Memberikan post test14. Melakukan refleksi.15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.
Pengamat 2
_________________
Lampiran 7.b
138
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Mata Pelajaran : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2
No Tahap IndikatorPengamat 1Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberisalam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.5. Memberikan Pre Test6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatifmodel Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untukmenjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.13. Memberikan post test14. Melakukan refleksi.15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.
Pengamat 1
_________________
139
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Mata Pelajaran : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2
No Tahap IndikatorPengamat 2Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberisalam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.5. Memberikan Pre Test6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif modelStudent Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untukmenjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.13. Memberikan post test14. Melakukan refleksi.15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.
Pengamat 2
_________________
Lampiran 8.a
140
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1
No Tahap IndikatorPengamat 1Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.5. Mengerjakan pre test6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka
Pengamat 1
________________
141
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1
No Tahap IndikatorPengamat 2Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.5. Mengerjakan pre test6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka
Pengamat 2
________________
Lampiran 8.b
142
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2
No Tahap IndikatorPengamat 1Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.5. Mengerjakan pre test6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka
Pengamat 1
________________
143
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2
No Tahap IndikatorPengamat 2Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.5. Mengerjakan pre test6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawabantersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka
Pengamat 2
________________
Lampiran 9.a
144
LEMBAR CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1No Uraian Keterangan
Pengamat 1
_________________
145
LEMBAR CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 1No Uraian Keterangan
Pengamat 2
_________________
Lampiran 9.b
146
LEMBAR CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2No Uraian Keterangan
Pengamat 1
_________________
147
LEMBAR CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal tampilan :Materi : KomunikasiKelas : X AP I
Siklus 2No Uraian Keterangan
Pengamat 2
_________________
Lampiran 10
148
ANGKET RESPON SISWA
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Jawablah seluruh pertanyaan di bawah ini.
2. Berilah tanda cek (√) pada salah satu alternatif jawaban yang paling
sesuai.
3. Jawablah angket ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan
yang sebenar-benarnya.
4. Angket ini tidak mempengaruhi prestasi belajar di kelas.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
B. Pertanyaan
NoPertanyaan
Respons siswa terhadap metode pembelajaranStudent Teams Achievement Division (STAD)
SS S TS STS
1. Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa saling
percaya sesama teman
2. Saya mau menerima ide dan pendapat dari orang
lain
3. Dengan adanya pembelajaran ini, saya dapat
mengemukakan pendapat dengan baik
149
Lanjutan Tabel
No Pertanyaan SS S TS STS
4. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
akan melatih saya untuk berbagi pengetahuan
dengan teman-teman yang lain.
5. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
setiap anggota dalam kelompok harus dapat
menguasai materi yang didiskusikan.
6. Saya suka bekerja sama dalam kelompok karena
akan memupuk rasa saling membutuhkan
7. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
membuat siswa saling menghargai dan
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
8. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
dapat melatih kepemimpinan
9. Dengan pembelajaran ini, saya lebih mudah
memahami materi.
10. Saya senang belajar dengan pembelajaran ini,
karena harus aktif sehingga tidak membosankan.
11. Penghargaan yang diberikan kepada siswa yang
berprestasi semakin memacu saya untuk lebih
giat belajar.
Lampiran 11: Dokumentasi
150
Gambar 11.1 Peneliti Menjelaskan Kompetensi Dasar dan MateriStandar
Gambar 11.2 Siswa Mengerjakan Pre Test
151
Gambar 11.3 Siswa Berdiskusi Kelompok
Gambar 11.4 Peneliti Membantu Kelompok yang MengalamiKesulitan
152
Gambar 11.5 Peneliti Mengawasi Jalannya Diskusi Kelompok
Gambar 11.6 Peneliti Memberikan Penguatan kepada Kelompok
158
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arizna Putra Akbar
NIM : 106412400559
Jurusan/Program Studi : Manajemen/S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas : Ekonomi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 15 Januari 2010
Yang membuat pernyataan,
Arizna Putra Akbar
159
RIWAYAT HIDUP
Arizna Putra Akbar dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur
tanggal 19 Mei 1988, anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Hari Subagyo dan Ibu Isnayah. Pendidikan
dasar ditempuh di SD Negeri 4 Tanggul Kab. Jember, tamat
tahun 2000. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP
Negeri 3 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2003. Pendidikan menengah atas
ditempuh di SMA Negeri 2 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2006.
Pendidikan berikutnya ia tempuh di Universitas Negeri Malang (UM)
melalui jalur PMDK dengan mengambil Jurusan Manajemen Program Studi S1
Pendidikan Administrasi Perkantoran, tamat tahun 2010. Dengan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada bulan Desember 2009
telah melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan
Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)”.