of 258 /258
i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh: SUSI SULASTRI 041334039 Oleh: Susi Sulastri NIM. 041334039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMB ELAJARAN KOOPERATIF TIPE …

  • Author
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PENERAPAN METODE PEMB ELAJARAN KOOPERATIF TIPE …

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
SUSI SULASTRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
K upersembahkanS kripsi ini untuk: S pirit in my live J esus X ’tus
M ama& P apa A a, M ba, N da M as’Q Oniel’s
S emuayang mendukungaku
v
MOTTO
Semuanya……
Dia jadikan indah tepat waktunya
“The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.”
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu
tidak selalu kecil.
dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan
kecil pun harus segera dibetulkan.
Sukses adalah keberhasilan yang kita capai di dalam menggunakan talenta2
yang telah Tuhan berikan kepada kita. (Rick devos)
Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yg menentukan (Thomas A. kempis)
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vii
vii
viii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournaments (TGT) Pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan
Siswa”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Ignatius Bondan suratno, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
7. Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi kritik dan saran
masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian
dan kerjasama yang baik selama ini.
8. SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini.
9. Ibu Catharina Cahyadiyanti, S.Pd. selaku guru mitra dalam penelitian tindakan
kelas ini.
10. Siswi-siswi kelas X-D selaku subjek dalam penelitian ini.
11. Orangtuaku, Bapak Dodo Budiono, BA dan Ibu Yulita Asih Darmasih yang
telah memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buat
Nci selama ini.
12. Keluarga besar mama dan papah yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Kakakku Reinardus Dedi Barnadi dan kakak iparku Emilia Subinah yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan doanya buat Nci selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
xi
xi
ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA
YOGYAKARTA
2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan metode kooperatif tipe TGT pada pembelajaran ekonomi untuk peningkatan keaktifan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-D, SMA Santa Maria, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi keterlibatan belajar siswa di kelas, lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar instrument pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa dalam kelompok, dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa komponen mengajukan pertanyaan (20%), komponen menjawab pertanyaan (35%), komponen mengerjakan lembar kerja/tugas (75%), komponen kemampuan siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (75%), dan komponen menanggapi pendapat (35%). Pada siklus II menunjukkan bahwa komponen mengajukan pertanyaan (35%), komponen menjawab pertanyaan (20%), komponen mengerjakan lembar kerja/tugas (90%), komponen kemampuan siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (85%), dan komponen menanggapi pendapat (25%). Dari kedua siklus tersebut menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam 3 hal yaitu dalam komponen mengajukan pertanyaan, komponen mengerjakan lembar kerja/tugas, dan komponen diskusi/interaksi dalam kelompok, sedangkan 2 hal lainnya yaitu komponen menjawab pertanyaan dan komponen menanggapi pendapat belum bisa meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE IN ECONOMICS SUBJECT
TO INCREASE STUDENT’S ACTIVITY OF THE TENTH CLASS STUDENTS OF SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
Susi Sulastri Sanata Dharma University
2009
This research aims to know the effect of the application of cooperative
learning method of TGT type on the subject of economics course to increase student’s activity. This research is an explorative action class research.
This research was conducted on the tenth grade students who belong to D class of Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The implementation of this action class research is divided into two cycles which each step consists of four steps, they are: planning, action, observation, and the reflection. Collecting data was done by using observation of student’s activity in the classroom, teacher’s activity sheet observation, student’s activity sheet observation, class’s activity sheet observation, teacher’s activity sheet in teaching and learning process, class instrument sheet observation, student’s activity sheet observation in group, and reflection instrument. The data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
The result of the research on the first cycle shows that asking question component is 20%; method answering question component is 35%; finishing work/task sheet component is 75%; student’s ability of discussion/interaction in cooperative group component is 75%; and responding opinion component is 35%. On the second cycle shows that asking question component is 35%; answering question component is20%; finishing work/task sheet component is 90%; and responding opinion component is 25%. Those of two cycles state that the application of cooperative learning method of TGT type can increase student’s activity on three components, they are asking question component, finishing work/task sheet component, and discussion/interaction in group component, while two other components are answering question component and responding opinion component cannot increase students activity yet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
B. Batasan Masalah ................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
D. Definisi Operasional ........................................................................... 4
A. Kajian Teoritis ..................................................................................... 7
xiv
xiv
2. Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 10
4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ............................................... 15
5. Keaktifan ....................................................................................... 19
B. Kerangka Berfikir ............................................................................... 26
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 31
D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 32
E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 37
A. Sejarah SMA Santa Maria ................................................................... 50
B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta ................................................ 53
C. VISI MISI SMA Santa Maria Yogyakarta .......................................... 55
D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ............................. 56
E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta ............................................ 57
F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta .............................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta ................................................. 62
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria ............................. 63
J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria ............................... 65
K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ........................................................ 66
L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah ................................ 68
M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan
Instansi Lain ........................................................................................ 69
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .................................. 72
A. Deskripsi Penelitian ............................................................................ 72
1. Pra Penelitian ................................................................................ 72
2. Siklus Pertama ............................................................................... 80
xvi
xvi
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ..................... 127
A. Kesimpulan ......................................................................................... 127
xvii
xvii
Tabel 2.3 Instrumen Pengamatan Kelas .......................................................... 91
Tabel 2.5 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I ............... 95
Tabel 2.6 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Siklus I ......................................................... 98
Tabel 2.7 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I ............................................................. 99
Tabel 3.1 Aktivitas Guru Pada Siklus II ......................................................... 108
Tabel 3.2 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Kedua ........................................... 110
Tabel 3.3 Pengamatan terhadap Kelas ............................................................ 111
Tabel 3.5 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II .............. 115
Tabel 3.6 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Siklus II ......................................................... 118
Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam
Proses Pembelajaran pada Siklus II ................................................ 119
Tabel 4 Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas X-D
Pokok Bahasan Ekonomi Makro Mikro .......................................... 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
xviii
dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II .................. 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
xix
Lampiran la Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 135
Lampiran Ib Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 139
Lampiran 2a Materi Siklus I: Ekonomi Makro Mikro .................................... 145
Lampiran 2b Materi Siklus II : Permasalahan yang Dihadapi Pemerintah di
Bidang Ekonomi ........................................................................ 147
Lampiran 3a Soal games siklus I: Mix and Match .......................................... 150
Lampiran 3b Soal games siklus II: The Trouble Tree ..................................... 151
Lampiran 4a Soal turnamen siklus I: Pertanyaan Berantai ............................. 152
Lampiran 4b Soal turnamen siklus II: Cerdas Cermat .................................... 154
Lampiran 5a Daftar Nama Siswa Kelas X-D SMA Santa Maria Yogyakarta 155
Lampiran 5b Grouping/Nama Kelompok ...................................................... 156
Lampiran 5c Skor Games dan Tournaments Siklus I ...................................... 158
Lampiran 5d Skor Games dan Tournaments Siklus II .................................... 159
Lampiran 6 Lembar Kegiatan Pra Penelitian .................................................. 160
Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ..................... 164
Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian .................... 166
Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ..................... 168
Lampiran 7 Lembar Observasi Keaktifan dan
Keterlibatan Belajar Siswa Pra Penelitian ................................... 170
Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siklus I ........................................................... 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
xx
Lampiran 9a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran 189
Lampiran 9b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok ... 191
Lampiran 9c Instrumen Pengamatan Kelas ..................................................... 192
Lampiran 9d Intrumen Pengamatan Kelas secara ringkas .............................. 194
Lampiran 9e Intsrumen Refleksi Guru ............................................................ 195
Lampiran 9f Instrumen Refleksi Siswa ........................................................... 196
Lampiran 9g Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses
Pembelajaran Siklus I ................................................................. 198
Lampiran l0a Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II .............................. 211
Lampiran l0b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................ 214
Lampiran l0c Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus II ............................. 216
Lampiran 11a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses
Pembelajaran ............................................................................ 218
Lampiran 11b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok . 220
Lampiran 11c Instrumen Pengamatan Kelas ................................................... 221
Lampiran 11d Intrumen Pengamatan Kelas secara ringkas ............................ 223
Lampiran 11e Intrumen Refleksi Guru ........................................................... 224
Lampiran 11f Intrumen Refleksi Siswa .......................................................... 225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
dan kuantitas pengajaran yang dilakukannya. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswa. Guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar
terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Aktivitas
siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru diharapkan
pandai dalam membuat inovasi dalam penyampaian materi pelajaran agar menarik
bagi siswa sehingga membuat siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Seorang guru harus kreatif dalam mengemas sebuah proses
pembelajaran menjadi proses yang lebih menyenangkan.
Pada umumnya, guru cenderung mengajar berdasarkan pengalaman dan
kebiasaannya. Banyak guru menjalankan teknik pengajaran yang sama meski
materi pelajaran berbeda. Hal itu dikarenakan kecenderungan para guru mengejar
penyelesaian materi daripada menanamkan konsep yang lebih mendalam. Metode
ceramah dan diskusi merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Pada saat guru menerapkan ceramah, kecenderungan siswa
merasa bosan dalam mengikuti pelajaran, siswa tidak mendengarkan, acuh tak
acuh, bahkan ada yang tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Begitu pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan kegiatan diskusi, siswa cenderung banyak yang ngobrol, sibuk sendiri,
tidak mau berpendapat,dll.
Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti pada saat masih
duduk di bangku SMA serta pengamatan peneliti di SMA Santa Maria, ketika
guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah, secara umum siswa hanya
diam saja, banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, respon siswa
kurang, terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan, tidak ada siswa yang
mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru tersebut. Mereka baru
bisa menjawab ketika siswa tersebut ditunjuk oleh guru. Sama halnya dengan
diskusi, di dalam kelompok terlihat ramai seperti sedang bertukar pendapat, tetapi
sebenarnya dalam diskusi tersebut keramaian siswa bukan karena sedang bertukar
pendapat, melainkan yang dibahas adalah urusan masing-masing, sms-an/main
handphone, ngobrol bahkan pada saat mengerjakan soal diskusi, siswa lain
menyerahkan sepenuhnya kepada siswa yang lebih pintar untuk mengerjakan soal
tersebut. Selain itu juga peneliti telah melakukan wawancara dengan salah satu
guru ekonomi yang bernama Ibu Erna pada tanggal 29 November yang
merupakan guru akuntansi. Beliau mengatakan bahwa sebagian besar keadaan
yang terjadi adalah siswa cenderung main handphone, baca komik, pacaran, dan
ketika kerja kelompok pun tidak ada kerja sama yang baik, apalagi dengan siswa
laki-laki yang menyuruh perempuan saja yang mengerjakan.
Dari berbagai masalah di atas, menunjukkan bahwa dengan penggunaan
metode ceramah dan diskusi dirasa belum efektif. Hal ini menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kurangnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan
menggunakan metode pembelajaran tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih
antusias lagi dalam mengikuti pelajaran.
Ada berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
mengatasi kondisi pembelajaran seperti: Cooperative Learning, CTL, Active
Learning, Quantum Learning. Adapun alasan mengapa menggunakan
pembelajaran kooperatif adalah agar dengan pembelajaran tersebut, siswa dapat
meningkatkan belajarnya dimana terciptanya aktivitas dan interaksi siswa dalam
kelompok. Metode pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu
kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, rendah, sedang).
Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut dapat menimbulkan kerja sama dan
saling membantu dengan siswa lainnya dalam tugas tugas terstruktur dimana guru
bertindak sebagai fasilitator.
Games Tournamens (TGT). Metode pembelajaran ini adalah salah satu metode
pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di
dalamanya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin,
1995:84). Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa dapat termotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
meningkatkan keaktifan siswa di kelas.
B. Batasan Masalah
tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe
TGT untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran?
D. Definisi Operasional
kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan teman sebayanya
dalam tugas-tugas yang terstrukstur yang terdiri dari dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan belajar dan masing-masing siswa bertanggung jawab
penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan.
3. Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, distribusi.
4. Keaktifan merupakan suatu sikap berani berpendapat, keberanian bertanya,
kemampuan menjawab pertanyaan, serta kemampuan dalam mengerjakan
lembar kerja/tugas baik sendiri maupun dalam kelompok sehingga terjadi
interaksi antar siswa dengan siswa dan guru.
5. Proses belajar adalah tahapan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang terjadi dalam diri siswa.
6. Mengajar adalah suatu upaya yang membantu siswa memudahkan kegiatan
belajar siswa, yang mana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa
dengan para siswa agar siswa terlibat dalam aktivitas belajar.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti tentang
peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan
metode kooperatif tipe TGT.
6
1.Bagi guru
Dengan adanya penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif ini, dapat memberikan masukan untuk para guru agar guru tersebut
kreatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga kesannya
tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.
2.Bagi Siswa
peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kepedulian tanggung jawab sosialnya
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di
lapangan.
7
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan
yang dimaksud bersifat relatif konstan dan tetap melekat. Seperti halnya
dikemukakan Oemar Hamalik (1983:21), belajar yaitu suatu bentuk
pertumbuhan/perubahan di dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara- cara tingkah laku yang baru melalui pengalaman dan latihan.
Secara tradisional, belajar merupakan upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Tetapi sejalan dengan
perkembangan zaman yang semakin modern, belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan
pengalaman (Sumantri, 2001:13). Definisi dari pengertian belajar secara
modern ini memuat dua unsur penting, yaitu pertama belajar adalah
perubahan tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi
karena latihan atau pengalaman.
8
(1995:109) bahwa proses belajar adalah tahapan perilaku kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat
positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan
sebelumnya
merupakan suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang
berlangsung secara progresif. Menurut Hintzman (Syah 1995:65)
mengatakan bahwa ”Learning is a change in organism due to experience
which can effect the organism behavior”, yang artinya belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan
yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut.
Kemudian menurut Wittig (Syah, 1995:65) mendefinisikan belajar
sebagai ”any relatively permanent change in an organism’s behavioral that
occurs as a result of experience”, bahwa belajar adalah perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah
laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Kemudian pengertian mengajar itu sendiri menurut Muhibin (1995:70)
adalah suatu upaya yang membantu siswa memudahkan kegiatan belajar
siswa, yang mana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
para siswa agar siswa terlibat dalam aktivitas belajar. Di dalam kegiatan
mengajar juga sebaiknya terjadi hubungan antara guru dengan siswa yang
bersifat suatu pengajaran, maksudnya adalah siswa disini melakukan suatu
aktivitas belajar melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang
dilakukan guru. Di dalam kelas juga guru sebaiknya memanfaatkan
komunikasi yang tidak hanya satu arah antara guru dengan murid saja tetapi
juga komunikasi antara siswa dengan siswa agar siswa dapat belajar secara
aktif.
proses belajar dibedakan ke dalam tiga fase, yaitu : a) informasi,
menyangkut materi yang akan diajarkan baik yang memperluas atau
menambah pengetahuan maupun yang bertentangan dengan yang telah kita
ketahui sebelumnya ; b)transformasi, berkenaan dengan proses
memindahkan materi, pengubahan informasi dalam bentuk yang lebih
abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas ;
c) evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar.
Evaluasi juga berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah
trasformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gajala-gajala lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ahli, yang diantaranya adalah:
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur . Hal
senada juga dikemukakan oleh Etin Sulihatin & Raharjo (2007:4) bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota.
Sedangkan menurut pendapat Slavin (1995:2), pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam
kelompok kecil siswa untuk saling membantu dalam mempelajari materi
pembelajaran. Nurhadi (2004:112) juga mengatakan pembelajaran
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif juga
merupakan suatu model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas
pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran
tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar para pelajar
dalam suatu kelompok yang bersifat sosial dan masing-masing pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1994:8)
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (Nur, 2000:193) adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompok. b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Selain dari unsur-unsur di atas, metode kooperatif juga memiliki beberapa ciri-ciri (Carin, 1993:69), yang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota memiliki peran. b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa. c. Setiap kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-
teman sekelompoknya. d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan
komunikasi dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan,
saling belajar berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling
memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar,
saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.
Menurut Kagan (1994:815), terdapat lima prinsip yang harus dikembangkan
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Pencapaian suatu tujuan individual dihubungkan dengan tujuan pelajar yang lain sehingga terjalin kerjasama yang harmonis antar pelajar.
b. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika
tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilakukan. Siswa mempunyai komitmen yang kuat untuk mengerjakan tugas karena dia harus mempertanggungjawabkan aktivitasnya sehingga tidak mengganggu kinerja tim.
c. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa siswa lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu siswa saja. Hasil kerjasama ini jauh lebih besar dari jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing- masing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ketrampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. Komunikasi antar anggota juga bisa dikatakan sebagai kesediaan para anggota kelompok untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi Proses Kelompok
3. Tipe Pembelajaran Kooperatif
yang diantaranya adalah:
Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan
mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua
siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa
yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara
heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan
mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam
kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT
diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan
anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari
turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan
disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-
rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh
akan menentukan penghargaan kelompok.
secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas
untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka
bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model
jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain
yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik
yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan
mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk
menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-
teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah
pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan
penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama
seperti STAD.
dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu
lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian
secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil
kerja individual.
kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa
diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa
yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri
bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana
mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
4. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments ( TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang pembelajaran
kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, persaingan sehat keterlibatan,
kerja sama
1995:84-88)
oleh guru. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa diharapkan
memperhatikan materi tersebut. Hal ini dikarenakan akan memudahkan
siswa dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal pada kegiatan
belajar kelompok.
bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok
menguasai materi pembelajaran tersebut.
menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerjasama
dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung,
seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh
meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan
tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok
tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena
mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab
pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan
oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau
etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Permainan
mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapat skor.
d.Turnamen (Tournament)
yang berbeda. Pelaksanaan turnamen biasanya dilakukan setelah guru
menjelaskan materi dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok.
Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu
meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja
turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru
kelas dan hasil dari tes sebelumnya (dalam penelitian ini ada 4 meja
turnamen yaitu meja I, meja II, meja III, dan meja IV yang masing-
masing terdiri dari 5 orang siswa).
Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di
meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan
nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan
menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada
siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan,
maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab
dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat
nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi kriteria yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap
kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat
dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan
setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya.
5. Keaktifan
sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa
Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998:13).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut
aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha,
bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi
yang gemilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi
selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan
bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku
seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi
tugas belajar, dan lain sebagainya.
Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran
adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun
dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi
segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa
akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang
akan mengarah pada peningkatan prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Aktivitas merupakan asas penting dalam asas didaktik karena belajar sendiri
merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi
juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya
duduk dan mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis
adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).
Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman
pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan
merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak
didiknya. Sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan
agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif
dalam kegiatan belajar. Menurut Piaget (Pardjono, 2001:2006), ada 4
prinsip belajar aktif, yaitu: a) siswa harus membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga bermakna, b) cara belajar yang paling baik adalah jika
mereka aktif dan berinteraksi dengan objek yang konkrit, c) belajar harus
berpusat pada siswa dan bersifat pribadi. Jadi dalam proses belajar
mengajar, siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri.
Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(peserta didik) harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek
yang nyata.
Jadi belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dan karena sekolah merupakan
sebuah miniator dari masyarakat maka dalam proses pembelajaran harus
terjadi saling kerjasama dan interaksi antar berbagai komponen yang
terbaik. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati,
dimana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri pengetahuan yang dia
pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan
pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan
nilai. .Beberapa aktivitas siswa pendidikan saat ini menghendaki peranan
aktivitas siswa dalam kegiatan interaksi dalam pembelajaran.
Hal ini tidak berarti guru pasif atau tidak aktif dalam pembelajaran
berlangsung, tetapi guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator agar
siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar. Herman Handoyo (Rias,
1988:121-123) mengklasifikasikan aktivitas belajar atau yang menurutnya
disebut aktivitas intelektual siswa, seperti pada uraian di bawah:
a. Menguji. Pada waktu guru memberikan materi, guru hendaknya melibatkan intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraksi dan menemukan. Mengabstraksi berarti mengidentifikasi esensi dari bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru dengan menggunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Mengungkapkan. Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata, kalimat, bagan atau tabel dengan menggunakan simbol yang sesuai dengan situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk mengkonstruksi model- model dari situasi masalah yang dihadapi.
c. Membuktikan. Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu membuktikan berdasarkan argumen atau alasan yang terstruktur.
d. Mengaplikasikan masalah. Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.
e. Menyelesaikan masalah. Dari suatu masalah kompleks yang dihadapi namun belum pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.
f. Mengkomunikasikan. Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing–masing dengan menggunakan simbol yang sama. Para siswa harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara verbal dan tertulis, mengkomprehensikan dan menginterpretasikan gagasan–gagasan yang nyatakan siswa lain.
Klasifikasi aktivitas belajar di atas menunjukkan bahwa aktivitas
dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas disini tidak
hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung diamati
tetapi juga meliputi aktivitas rohani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang
lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif sendiri. Menurut
Bruner (Gani:2003) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
terjadi secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi,
transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan
diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan
evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif
sendiri, tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi.
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subyek
haruslah aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat
diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktvitas, belajar tidak akan mungkin
berlangsung dengan baik.
Ada beberapa hal untuk mengetahui keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran, meliputi beberapa hal:
25
4) Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok;
5) Kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat dari guru/temannya.
6. Mata Pelajaran Ekonomi
sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi,
distribusi. Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi dimulai dari masalah-
masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupan. Adapun ruang lingkupnya
adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan, mencakup aspek-aspek
ekonomi, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian,
kewirausahaan dan pengelolaan keuangan perusahaan. Sedangkan menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan
kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai
kenyataan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
masyarakat.
Tujuan dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah : a) membekali
siswa dengan sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk lebih
mendalami ilmu ekonomi, b) membekali siswa dengan nilai-nilai etika
ekonomi, c) membantu siswa untuk memiliki jiwa wirausaha, d) membantu
siswa untuk mengetahui dan mengerti peristiwa serta permasalahan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
kesejahteraan, mncakup aspek-aspek ekonomi, ketergantungan, spesialisasi
dan pembagian kerja, kewirausahaan dan pengelolaan keuangan perusahaan.
B. Kerangka Berfikir
kurang dari 40, hanya empat-lima mahasiswa saja yang menggunakan 75%
dari waktu interaksi yang disediakan. Steven dan Slavin (1995) melakukan
penelitian selama dua tahun dengan menggunakan model kooperatif yang
menerapkan kerja sama sebagai filosofi untuk mengubah organisasi sekolah
dan ruang kelas serta proses instruksionalnya. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa setelah dua tahun, dengan keaktifan siswa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
prestasi akademik yang jauh lebih tinggi pada mata pelajaran serta para siswa
juga memiliki hubungan sosial yang lebih baik.
Ross dan Raphael (1990) menemukan bahwa komunikasi dalam
kelompoklah yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik siswa.
Antil, dkk (1998) melakukan studi untuk meneliti hubungan antara kelaziman,
konseptualisasi, dan praktek penggunaan pembelajaran kooperatif oleh guru-
guru SD. Berdasarkan wawancara dengan 21 guru yang dipilih secara acak
dari 85 guru SD, hasil penelitiannya ini menunjukkan bahwa mereka
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan beberapa pertimbangan
bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam hal-hal sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan akdemik
Berdasarkan penelitian ini, sekitar 76% atau dari 16 guru meyakini bahwa
pembelajaran kooperatif sangat membantu memajukan pengetahuan
akademik siswa. dalam pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa, mempercepat proses
belajar siswa. Slavin (1995) juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari empat-lima orang . Hal ini dimaksudkan agar interaksi siswa
menjadi maksimal dan efektif.
28
pembelajaran. Dari 15 guru (17%) yang diteliti, mereka mengungkapkan
bahwa pembelajaran kooperatif sangat baik, hal ini dikarenakan dalam
pembelajaran kooperatif siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pelajaran,
aktif dalam belajar, dan bisa bekerja sama di dalam kelompok untuk
menyelesaikan tuga-tugas yang diberikan.
pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, pelajar dibantu
untuk belajar bekerja sama dengan teman sebayanya dan berusaha untuk
menemukan nilai kebersamaan di dalam kelompok belajar. Dalam
pembelajaran kooperatif juga siswa dapat belajar tentang keterampilan
sosial seperti belajar mengemukakan pendapat, belajar mendengarkan
orang lain serta belajar saling menghormati terhadap yang lain.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode alternatif yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah.
Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Pada pembelajaran
kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja sama dan kebersamaan dalam
kelompok. Masing-masing kelompok memiliki tujuan yang sama yaitu
mendapatkan penghargaan yang terbaik. Untuk mendapatkannya, masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok ditentukan
oleh keberhasilan individu sebagai anggota kelompok. Tanggung jawab
individu juga sangat diperlukan dalam kelompok. Untuk dapat memahami
materi dan mengerjakan soal-soal dengan baik, mereka harus terlibat secara
aktif dalam kelompok. Adanya penghargaan kelompok menimbulkan masing-
masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat.
Sesuai dengan tuntutan penbelajaran saat ini yaitu student oriented
(pembelajaran yang berpusat pada siswa), diharapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi
perolehan hasil belajar siswa, baik itu dilihat dari pengaruhnya terhadap
penguasaan materi maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta
keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya suatu aktivitas, sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku
menjadi kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam
kelas saja oleh siswa, tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapanpun,
dimanapun agar mendapat prestasi yang baik. Biasa melakukan, seperti halnya
aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
waktu tanpa ada harus menunggu disuruh, rajin membaca buku-buku yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh guru, rajin mencoba
mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam buku, dan juga melakukan
aktivitas lainnya untuk meningkatkan prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau
usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44). Penelitian ini
merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dan proses pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan
siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai
usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
B. Lokasi dan waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Santa Maria, Jalan Ireda No. 19 A
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-D SMA Santa Maria
Yogyakarta. Obyek penelitiannya adalah peningkatan keaktifan siswa pada
mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe TGT .
dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran
di kelas sebelum menggunakan metode TGT. Kegiatan yang dilakukan yaitu
mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup
observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain
dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga
mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan
kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah
menggunakan metode TGT.
masing siklus terdiri dari empat langkah.
1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode
penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa.
33
meningkatkan pemahaman siswa.
3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi
terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk menumbuhkan
tingkat pemahaman siswa.
penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
a. Siklus pertama.
atau tatap muka di kelas meliputi sebagai berikut:
1) Perencanaan
berikut.
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi
siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan
dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4) lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran;
5) lembar instrumen pengamatan kelas;
6) lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok;
7) lembar observasi keterlibatan belajar siswa di kelas;
8) instrumen refleksi.
tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Mengajar
tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan
motivasi. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi
dalam presentasi kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran
langsung, baik dengan ceramah atau diskusi yang dipimpin oleh
guru. Pada saat presentasi berlangsung, siswa harus benar-benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
guru. Hal itu dikarenakan akan membantu siswa bekerja lebih baik
pada saat kerja kelompok dan pada saat games/permainan karena
skor permainan akan menentukan skor kelompok.
b) Belajar Kelompok
5 orang secara heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya atau lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat permainan.
c) Games/Permainan
menguji pengetahuan yang didapat siswa dalam presentasi kelas
dan belajar kelompok. Pertanyaan-pertanyaan itu berisi
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor, siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor tersebut. Jika siswa tersebut menjawab benar maka akan
mendapatkan skor yang nantinya akan dikumpulkan siswa untuk
babak turnamen.
36
melakukan presentasi kelas dan kelompok. Turnamen yang
pertama, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.
Lima siswa dikelompokkan pada meja I, lima siswa berikutnya
pada meja II, dan seterusnya.
3) Observasi
tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari
pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi keterlibatan dan interaksi siswa
dalam diskusi kelompok kooperatif. Keterlibatan siswa nampak dari
keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan
juga direkam dengan menggunakan video camcorder.
4). Refleksi
hasil observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Ada dua macam
refleksi yang dilakukan.
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
apakah target yang ditetapkan sesuia dengan indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-
reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa
dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian dilakukan refleksi
dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan pada
pertemuan berikutnya.
dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya.
Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus
pertama.
1. Perencanaan
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam RPP ini guru dan peneliti menetapkan langkah-langkah apa saja
yang akan dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan,
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan
strategi/prosedur pembelajaran
b. Grouping
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 5 orang. Adapun
pembagian kelompok di sini telah ditentukan terlebih dahulu oleh guru
mitra sebagai pihak yang lebih mengerti tentang siswa yang heterogen.
2. Tindakan
tingkat keaktifan siswa dipilah menjadi tiga bagian, yaitu secara
menyeluruh (kelas), kelompok, dan secara individu. Dalam mengukur
keaktifan kelas digunakan lembar observasi keaktifan dan keterlibatan
belajar siswa, sedangkan untuk mengukur keaktifan siswa di dalam
kelompok instrumen yang diperlukan yaitu lembar observasi kegiatan
belajar siswa dalam kelompok.
teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:139). Pengumpulan data melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel
untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di
kelas. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada
Bergerman (1992) dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok
yaitu: instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen
untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student), dan instrumen
untuk mengobservasi kelas (observing classroom).
a. Observasi pra penelitian
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat
catatan anekdotal (lampiran 6a). Catatan anekdotal berisi tentang
jabaran yang bersifat lebih spesifik mengenai aktivitas yang
dilakukan oleh guru selama pembelajaran.
2) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing
student).
proses belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat
catatan anekdotal (lampiran 6b). Catatan anekdotal di sini berisi
tentang jabaran yang bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa
selama pembelajaran.
40
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan kelas dalam
proses belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat
catatan anekdotal (lampiran 6c). Catatan anekdotal berisi tentang
jabaran yang bersifat lebih spesifik mengenai aktivitas yang terjadi
di kelas selama pembelajaran.
1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat
catatan anekdotal (lampiran 8a dan 10a) dan dalam bentuk lembar
observasi kegiatan guru (lampiran 9a dan 11a). Catatan anekdotal
berisi tentang jabaran yang bersifat lebih spesifik mengenai
aktivitas yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran. Lembar
observasi kegiatan guru tampak di bawah ini (Septi: 2008, 193)
No Deskripsi 1. Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah dan
kooperatif dengan tipe TGT 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum
menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas
4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT yang heterogen
5 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
7 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan
8 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
9 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
10 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
11 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari sumber atau informasi untuk memecahkan masalah
12 Guru tidak berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
13 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri
14 Guru membiarkan siswa berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusof.
15 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan
16 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja
17 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan menggangu siswa lain
18 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku
19 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan
20 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui permainan dalam meja turnamen
21 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam turnamen 22 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang
memiliki skor terbaik 23 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui
ulangan pada akhir pokok bahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
student).
peneliti dengan membuat lembar observasi kegiatan siswa
(lampiran 9c,9d,11c dan 11d). Lembar observasi kegiatan siswa ini
nampak dalam tabel seperti berikut ini (Septi: 2008, 199):
a) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok
Keterangan Ya Tidak Catatan
1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi
2. Saling bertukar pendapat 3. Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 4. Pertanyaan yang diajukan ada
kaitannya dengan pembelajaran 5. Menjawab pertanyaan sesuai dengan
maksud dan tujuan pertanyaan 6. Menghargai saran dan pendapat teman
satu kelompok
No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase (%)
1 Siswa mengajukan pertanyaan
2 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa mengemukakan/
43
(lampiran 8b dan 10b)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas kelas dalam
proses belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat
catatan anekdotal (lampiran 8c dan 10c) dan dalam bentuk
instrumen pengamatan kelas (lampiran 9bdan 11b). Catatan
anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang bersifat lebih spesifik
tentang aktivitas siswa selama pembelajaran. Lembar observasi
kelas nampak dalam table berikut (Septi: 2008, 195):
No Deskripsi 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki
kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda. 2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para
siswa 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan. 4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan
di kelas (sekolah) 5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan
dalam penggabungan di dalam kelompok. 6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan
beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas). 7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam
kerja kelompok. 8 Para siswa tampak antusias dengan kerja
kelompoknya. 9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat
kerja kelompok. 10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang terbaik. 11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika
menghadapi kesulitan. 12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi
yang digunakan. 13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. 14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang sama. 16 Tujuan dari kelas ini tidak dapat dipahami dengan
jelas. 17 Kelas ini terdiri dari individu yang tidak mengenal
satu sama lain dengan baik. 18 Sebagian besar siswa menganggap materi yang
diberikan mudah. 19 Kelas terorganisir dengan baik. 20 Selama berdiskusi siswa saling memberikan pendapat
atau masukan buat kelompok.
Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan
kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang diperlukan adalah lembar
refleksi guru (lampiran 9e dan 11e) dan lembar refleksi siswa (lampiran 9g
dan 11g). Lembar refleksi guru dan siswa ini nampak dalam tabel sebagai
berikut (Septi: 2008, 200-201):
45
a). Lembar refleksi guru No Uraian 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran :
a. Materi Ajar b. LKS c. Soal Kuis/Tes bab d. Contoh RPP e. Kunci LKS f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
2 Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
b). Lembar refleksi siswa No Aspek yang diamati
1 Bagaimanakah pendapat Anda mengenai komponen KBM a. Topik/materi yang dipelajari b.LKS c. Materi Ajar d.Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
2 Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
a. Mengemukakan pendapat b. Ikut berpartisipasi c. Mengajukan pertanyaan d. Menjawab pertanyaan e. Mengerjakan tugas
4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
5 Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang
dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui
observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel
untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa
dikelas.
2.Wawancara
dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa
serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang diterapkan
dalam pembelajaran ekonomi.
sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa
kelas X-D, serta rekaman proses tindakan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran, meliputi dua hal sebagai
berikut.
yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT
sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan
belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian,
siklus pertama, dan siklus kedua.
Tabel
Indikator Keberhasilan
5 Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan.
Keberaniaan siswa dalam menjawab pertanyaan
20 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan
Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja/ tugas
10 Jumlah siswa yang mengerjakan lembar kerja/ tugas
Kemampuan siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif
20 Jumlah siswa yang aktif (berbagi informasi, berbagi tafsiran, negosiasi makna) dalam pemecahan masalah dalam kelompok.
Kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat gur/temannya
10 Jumlah siswa yang dapat menanggapi pendapat guru/temannya
Sumber: Data hasil penelitian diolah Catatan: Situasi awal diketahui dari hasil observasi di dalam kelas yang kemudian
didiskusikan dengan guru mitra.
49
No Kegiatan Output
Rencana pembelajaran (RP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
2 Pemetaan kemampuan siswa
4 Pembelajaran ekonomi dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT
Kegiatan membaca, diskusi kelompok, membuat rangkuman, kuis
5 Observasi kegiatan belajar mengajar
Data partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa dalam kelompok
6 Pengumpulan dokumen rangkuman presentasi
Data kemampuan siswa merangkum hasil belajar
7 Analisis data Keaktifan belajar siswa 8 Refleksi Dampak tindakan pada keaktifan
belajar siswa
50
SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu sekolah di bawah
naungan Yayasan Marsudirini. Sekolah bertaman asri ini berlokasi di tengah
kampung, persisnya di Jalan Ireda 19A. Sebelum menempati gedung ini,
SMA Santa Maria berlokasi di Jalan Brigjen. Katamso 2 sekompleks
dengan TK, SD dan SMP. Sekolah khusus putri ini mempunyai visi
memadukan humaniora, intelektual dan nilai-nilai kepribadian untuk
menumbuhkembangkan potensi putri-putrinya menjadi manusia yang utuh
siap memasuki perguruan tinggi maupun berkarya dalam hidup
bermasyarakat. Sejak berdiri pada 16 Januari 1967 yang saat itu dipimpin
oleh H.J. Sunarjo Hadiwiyoto, SMA Santa Maria dilaksanakan pada sore hari,
mulai 1 Januari 1970 SMA Santa Maria masuk pagi dan dipimpin oleh Dra.
Sr. M. Leonarda OSF dan menyandang status disamakan pada 20 Januari
1990. Sedangkan Nilai Akreditasi yang baru saja diterima dari badan
Akreditasi Sekolah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :
PERINGKAT AKREDITASI : A
NILAI AKREDITASI : 90,13
51
Sesuai dengan visi dan misi, SMA Santa Maria tidak hanya
membekali para siswinya dengan kemampuan intelektual melalui pemberian
kurikulum seperti SMA negeri, tetapi juga pendampingan kepribadian seperti
week end, rekoleksi, retret, outbound, dsb. Salah satu tujuan pendidikan SMA
Santa Maria adalah menciptakan wanita mandiri dan memiliki budi pekerti
yang luhur. Hal itu diwujudkan dengan kegiatan bakti sosial. Bakti sosial
dilaksanakan hampir setiap tahun. Dengan kegiatan tersebut para siswi
dibimbing untuk menggalang dana secara mandiri seperti mengamen, menjual
surat kabar, jagung bakar atau produk buatan sendiri maupun orang lain. Dana
yang terkumpul sebagian digunakan untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan. Seperti tahun lalu, dana yang ada disumbangkan kepada
posyandu se-Kelurahan Prawirodirjan berupa fasilitas yang dibutuhkan.
Sebagian lagi digunakan untuk pasar super murah dengan sasaran pembeli
masyarakat sekitar sekolah.
Selain laboratorium Komputer, IPA dan Bahasa juga terdapat green house,
ruang tata boga, musik, museum mini dan asrama. Asrama terdiri dari 6 unit
yang ditempati oleh para siswi asal luar Jogjakarta khususnya siswi luar pulau
Jawa. Prestasi yang diperoleh oleh Stama, nama keren SMA Santa Maria
sangat banyak, terbukti dari tropy yang berjajar di almari kaca, khususnya
kegiatan ekstrakurikuler. Dua tahun terakhir berturut-turut menyabet juara I
invitasi bola basket tingkat provinsi, yang diselenggarakan Liga Hexos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sedangkan tingkat nasional menduduki peringkat IV. Ekstrakurikuler lain
yang berpotensi lainnya adalah Cheer Leader (CL). CL hampir selalu juara
setiap kali mengikuti kompetisi, sehingga sering diundang pada acara
perkenalan suatu produk. Bahkan sebuah surat kabar pernah menulis judul
“Cheer Leader SMA Santa Maria Langganan Juara” dalam artikelnya.
Ekstrakurikuler suatu kegiatan pendukung dilaksanakan setelah kegiatan intra.
Ekstra wajib terdiri dari komputer dan tataboga, sedangkan ekstra pilihan
meliputi bidang seni, yaitu band, teater, paduan suara, Cheer Leader, seni tari
dan orgen. Bidang olah raga ada basket, volli, dan tae kwon do untuk
ketrampilan wanita ada tata boga dan modelling, dan teknologi terapan terdiri
dari KIR dan Jurnalistik. SMA Santa Maria menjalin kerja sama dengan
perguruan-perguruan tinggi di Jogjakarta guna mengantarkan anak didiknya
ke jenjang sekolah lebih tinggi, antara lain Universitas Atmajaya, Sanata
Dharma, AA YKPN, AMP, ASMI Santa Maria, dll. Kegiatan-kegiatan juga
sering diselenggarakan dalam rangka peringatan hari-hari besar atau hari jadi,
yang terakhir dilaksanakan yaitu acara Dies Natalis XXXVII SMA Santa
Maria mengadakan berbagai kegiatan mulai tanggal 18 sampai 29 Februari
2004, ada invitasi Bola Basket, Lomba Modern Dance, Jumpa artis, Parade
band serta mengundang bintang-bintang tamu dari kelompok Band yang
sudah punya nama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
bernaung pada Bunda Maria. Oleh karena itu, ketika kita pertama kali masuk
ke dalam kompleks SMA Santa Maria akan terlihat jelas ada patung Bunda
Maria (lantai 1) dan patung Santo Fransiskus Asisi (lantai 2).
Logo SMA Santa Maria terkandung makna sebagai berikut:
1. Bangun datar segi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara
2. Bunga bakung, bunga kesayangan Bunda Maria melambangkan
perlindungan pada Bunda Maria
kehidupan SMA Santa Maria Yogyakarta
4. Latar belakang warna biru melambangkan harapan yaitu kedamaian dan
kesederhanaan
menegaskan kembali Visi dan Misi yang dijiwai oleh semangat Santo
Fransiskus Asisi dan semangat pendiri Tarekat Suster-Suster OSF.
B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta
1. Melaksanakan kurikulum nasional, lokal dan pilihan (pendidikan
kemarsudirinian).
menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal.
3. Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk
menghasilkan lulusan yang kompetitif.
54
4. Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang
akademik dan non akademik.
dan tenaga kependidikan.
sehingga terampil dalam berbagai lomba.
7. Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar
yang optimal.
8. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan
berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan
hati nurani.
10. Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga
terbentuk pribadi yang utuh.
dikembangkan untuk masa depannya.
13. Mendampingi peserta didik yang pada waktunya mampu menjadi wanita
mandiri, berkarier yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa,
negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai kristiani.
14. Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan
pendidikan.
55
nasional
1. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta
Terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora
dan keterampilan berdasarkan nilai-nilai kristiani untuk siap bersaing
dalam era globalisasi. Indikatornya, antara lain:
a. Intelektual
2) Mengembangkan sikap ilmiah (kritis, analitis, kreatif, dan inovatif)
3) Meningkatkan kecakapan dalam menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi
b. Humaniora
tanggap, dan tenggang rasa.
c. Keterampilan
Inggris, tata rias )
56
depan.
a. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai kristiani.
b. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif,
kreatif, bermutu dan, menyenangkan sehingga dapat berkembang
secara optimal.
d. Menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan
lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan
persaudaraan.
bidang ketrampilan.
Sistem pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dirancang untuk
diselesaikan dalam waktu tiga tahun, yaitu: kelas X, XI, XII. Saat menginjak
kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih penjurusan bidang
studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Penjurusan bidang studi
yang ditawarkan di SMA Santa Maria Yogyakarta, yaitu: Ilmu Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa (BHS). Jurusn yang
telah dipilih di kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik ke kelas XII.
E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta
Kurikulum yang digunakan SMA Santa Maria Yogyakarta adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak Tahun
2006/2007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan
silabus.
Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP
merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh
pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sesuai visi, misi dan potensinya masing-masing dengan mengacu kepada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru dan komite sekolah dapat terlibat
langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi serta hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Struktur organisasi sekolah bertujuan agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan setiap bagian wajib menjalankan
tugas masing-masing dan dilaporkan secara bersama-sama agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Struktur organisasi SMA Santa Maria dapat dilihat pada
lampiran.
1. Personalia dan Pembagian Tugas
a. Kepala Sekolah
Pada tanggal 16 Juli 2007, SMA Santa Maria dikepalai oleh Sr. M.
Cornelia, OSF, S.Ag. Pada umumnya, kepala sekolah berfungsi
sebagai:
efektif dan efisien
kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan,
melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan,
menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan
3) Administrasi, yaitu menyelenggarakan kegiatan administrasi
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
59
kegiatan Ekstrakurikuler, kegiatan Ketatausahaan, kegiatan
Kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana
prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7 K
5) Pemimpin (leader), yaitu dapat dipecaya, memahami kondisi
lingkungan (guru, karyawan, siswa), memiliki visi dan memahami
misi sekolah, mengambil keputusan urusan intern dan ekstern
sekolah, mencari gagasan baru.
kurikuler), melaksanakan pembinaan guru dan karyawan,
melakukan Pembaharuan dalam menggali sumber daya di Komite
sekolah dan masyarakat.
ruang kelas yang kondusif untuk KBM, mengatur ruang
laboratorium yang kondusif untuk praktik, mengatur ruang
perpustakaan yang kondusif untuk belajar
b. Wakil Kepala Sekolah
sendiri melainkan dibantu oleh wakil kepala sekolah. Di SMA Santa
Maria memiliki 5 (lima) wakil kepala sekolah, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Bertugas menyusun kalender pendidikan, jadwal pelajaran,
program pengajaran, mengatur kegiatan intra kurikuler dan ekstra
kurikuler.
S.Pd)
dan membina program Kegiatan OSIS.
3) Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasana (FX. Witarso, S.Pd)
Bertugas merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk
KBM, merencanakan program pengaduan, mengatur pemanfaatan
sarana prasarana.
4) Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas (Th. Heni Subekti, S.Pd.)
Bertugas mengatur dan mengembangkan hubungan masyarakjat
dan peran komite sekolah, menyelenggarakan bakti social,
menyelenggarakan hasil pendidikan di sekolah.
5) Wakil Kepala Sekolah Bagian Penelitian dan Pengembangan
(Andreas Suprono, S.Pd)
c. Dewan Guru
merangkap sebagai:
61
1) Guru bidang studi, yaitu mengatur segala hal yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar di dalam kelas
2) Guru wali kelas, yaitu mengatur administrasi kelas
3) Guru piket, yaitu mengisi daftar presensi guru dan mengisi jam
kosong
bimbingan karir, personal terhadap siswa dan guru
d. Wali Kelas
sebagai berikut: pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi
kelas, pengisian daftar kumpulan nilai siswa ( Legger )
e. Karyawan
1) Bagian Tata Usaha
mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: menyusun program tata usaha
sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi
ketenagaan dan siswa, membina dan pegembangan karir pegawai
tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah,
menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, mengkoordinasikan
dan melaksanakan 6 K
62
mengurus pelayanan perpustakaan, merencanakan pengembangan
perpustakaan, memelihara dan perbaikan buku cetak
3) Bagian Ekstra Kurikuler
ekstrakurikuler, mengkoordinasi kegiatan ekstra dengan guru
pengampu ekstra, membuat presensi kehadiran guru pengampu
ekstra dan siswi peserta ekstra.
4) Bagian Kebersihan
5) Jaga Malam
Siswa adalah warganegara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat
menjadi warga negara yang baik dan memiliki sikap hidup; takwa, jujur,
bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. untuk itu perlu peraturan
tata tertib siswa.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMA Santa Maria untuk kelas
X, XI, XII menggunakan KTSP. Pembagian penjurusan dilakukan di kelas XI
pada saat penerimaan siswa baru. Adapun program keahlian yang terdapat di
SMA Santa Maria, yaitu:
63
3. Program BHS (Bahasa)
Jumlah siswa SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2008/ 2009. Perincian
menurut masing-masing kelas sebagi berikut:
KELAS
C 21 S 1 23 S 1 27
D 20 S 2 23 S 2 27
E 21 S 3 23
106 96 81
SMA Santa Maria memiliki lingkungan sekolah yang baik dan ideal
untuk kegiatan belajar mengajar. Lokasi SMA Santa Maria berada dekat dari
kota yang berlokasi kurang lebih 50 meter dari jalan raya. SMA Santa Maria
dikelilingi oleh