23
1 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangk teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain, dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita menganilisa hasil penitian. (Notoatmodjo, 2007) Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penilaian yang akan di lakukan. (Notoatmodjo, 2005). Bagan 3.1

PENELITIAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENELITIAN

Citation preview

1

BAB IIIKERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka KonsepKerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangk teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain, dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita menganilisa hasil penitian. (Notoatmodjo, 2007)Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penilaian yang akan di lakukan. (Notoatmodjo, 2005).Bagan 3.1Variabel Independen Variabel Dependen-Status Gizi- Umur - Paritas- Penyakit Hipertensi- Pekerjaan

3.2Definisi OperasionalBBLR

B. Definisi Operasional

NoVariabelDefinisi OperasionalCara UkurAlat UkurHasil ukurSkala

1BBLRBayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saifuddin, 2009).Melihat RegisterData Register1. Berat badan lahir normal2. Berat badan lahir dibawah normal ( (0,05) maka berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen (status gizi ibu, umur ibu paritas ibu, hipertensi ibu dan pekerjaan ibu) dan variabel dependen (kejadian BBLR).K. Etika PenelitianEtika penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :1. Meminta izin untuk melakukan penelitian dari tempat institusi pendidikan program studi kebidanan yang di berikan untuk kepentingan penelitian. 2. Melaporkan dan minta izin kepada Bidan Koordinator Puskesmas Rengasdengklok melalui rekomendasi dari institusi pendidikan untuk melihat buku laporan partus tahun 2013.3. Memulai penelitian dengan langkah :Mengambil data di peroleh dari buku laporan partus tahun 2013.

BAB VHASIL PENELITIAN

1. 2. 3. 4. 5. A. Keterbatasan PenelitianPenelitian yang dilakukan pada karya tulis ini menggunakan data sekunder. Dalam penulisan karya tulis ini tentu tidak terlepas dari keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan, karena pilihan variabel-variabel yang telah ada.Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah:1. Keterbatasan pengetahuan dan sumber yang terbatas sehingga banyak kekurangan yang membutuhkan masukan yang berarti.2. Jumlah sampel yang terbatas sehingga kurang mewakili dan hasil yang tidak dapat digenerelisasikan.3. Tempat penelitian hanya satu tempat, sehingga tidak dapat mengetahui berapa banyak kejadian anemia di puskesmas lainnya.B. Hasil PenelitianSetelah melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang telah diuraikan sebelumnya didalam pengolahan data, maka telah diperoleh sejumlah data yang telah diolah dengan menggunakan metoda analisa univariat dan analisa bivariat dan hasil penelitian disajikan dengan menggunakan tabel-tabel sebagai berikut:

1. Analisa univariatTabel 5.1.1Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

BBLRTidak6462,1

ya3937,9

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.1 di atas dapat di interpretasikan bahwa bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013 yang mengalami BBLR yaitu sebanyak 64 responden (62,1%), lebih tinggi dari pada yang tidak anemia berjumlah 39 responden (37,9%).

Tabel 5.1.2Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Status gizi ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

Status giziBaik (LILA >23,5 cm)5048,5

Kurang (LILA < 23,5)5351,5

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.2 dari tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa status gizi ibu pada kategori baik yang mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 50 responden (48,5%), lebih rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 53 responden (51,5%).

Tabel 5.1.3Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Umur ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

Umur ibuReproduksi Sehat (20-35 th)4846,6

Reproduksi tdk sehat (35 th)5553,4

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.3 dari tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa umur ibu pada kategori reproduksi sehat yang mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 48 responden (46,6%), lebih rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 55 responden (53,4%).

Tabel 5.1.4Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Paritas ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

Paritas ibuRendah (3)4745,6

Tinggi (>4)5654,4

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.4 dari tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa paritas ibu pada kategori rendah yang mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 47 responden (45,6%), lebih rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 56 responden (54,4%).

Tabel 5.1.5Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Hipertensi ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

Hipertensi ibuTidak hipertensi (Sistolik 100-130) (Diastolik 60-90)4947,6

Hipertensi (140/100)5452,4

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.5 dari tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa hipertensi ibu pada kategori tidak hipertensi yang mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 49 responden (47,6%), lebih rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 54 responden (52,4%).

Tabel 5.1.6Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Pekerjaan ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013VariabelKategoriJumlahResponden (orang)Persentase (%)

Pekerjaan ibuTidak bekerja4745,6

Bekerja5654,4

Total103100,0

Berdasarkan tabel 5.1.6 dari tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa pekerjaan ibu pada kategori tidak bekerja yang mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 47 responden (45,6%), lebih rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 56 responden (54,4%).

2. Analisa Bivariata. Status gizi ibuTabel 5.2.1Hubungan Status Gizi ibu dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013Status giziKejadian BBLRp-value

Tidak BBLRBBLRTotal

F%F%F%

Baik (LILA 23,5 cm)4790,036,0501000,000

Kurang (LILA 4)2646,43053,656100

Daritabel 5.2.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi paritas rendah cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 38 responden (80,9%) lebih tinggi dibandingkan paritas tinggi sebanyak 9 responden (19,1%).Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,001 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan BBLR (=0,05).

d. Hipertensi

Tabel 5.2.4Hubungan umur ibu dengan kejadian BBLRpada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013HipertensiKejadian BBLRp-value

Tidak BBLRBBLRTotal

F%F%F%

Tdk hipertensi41 83,7816,3491000,000

Hipertensi2342,63157,454100

Daritabel 5.2.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden yang tidak hipertensi cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 41 responden (83,7%) lebih tinggi dibandingkan responden yang hipertensi sebanyak 23 responden (42,6%).Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,000 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit hipertensi ibu dengan BBLR (=0,05).

e. Pekerjaan

Tabel 5.2.5Hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian BBLRpada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013PekerjaanKejadian BBLRp-value

Tidak BBLRBBLRTotal

F%F%F%

Tdk bekerja3778,71021,3471000,003

Bekerja2748,22951,856100

Daritabel 5.2.5 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden yang tidak bekerja cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 37 responden (78,7%) lebih tinggi dibandingkan responden yang bekerja sebanyak 10 responden (21,3%).Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,003 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan BBLR (=0,05).