PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    1/12

    PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    Prinsip tatalaksana untuk fraktur meliputi tindakan manipulasi untuk memperbaiki

     posisi fragmen, diikuti pembebatan untuk mempertahankannya bersama sebelum semua

    fragmennya menyatu, lalu melakukan tindakan rehabilitasi guna menjaga fungsi dan

     pergerakan sendi. Penyembuhan fraktur dibantu oleh pembebanan fisiologis pada tulang

    sehingga dianjurkan melakukan aktivitas otot dan penahanan beban lebih awal. Secara

    umum, komponen tatalaksana untuk fraktur tertutup meliputi :

    a.  Reduce (Reduksi

     b.  Hold (!empertahankan

    c.  Exercise ("atihan.

    !asalahnya adalah bagaimana cara menahan fraktur secara memadai sambil tetapmenggunakan tungkai secukupnya, hal ini menjadi pertentangan antara #penahanan$ lawan

    #gerakan$ yang perlu dicari jalan keluarnya secepatnya oleh tenaga medis (semisal dengan

    fiksasi internal, tetapi dia juga ingin menghindari risiko yang tak perlu, hal ini menjadi

     pertentangan antara #kecepatan$ dan #keamanan$. %danya dua konflik ini menggambarkan

    empat faktor utama dalam penanganan fraktur (kuartet fraktur.

    Gambar 1. &uartet 'raktur 

    ang perlu digarisbawahi untuk fraktur tertutup adalah hubungan fraktur dengan

     jaringan sekitarnya yaitu jaringan lunak di sekitar lokasi fraktur. )scherne (*+- mencoba

    mengklasifikasikan fraktur tertutup menjadi :

    a. rade / : fraktur ringan tanpa kerusakan jaringan lunak 

     b. rade * : fraktur dengan abrasi superfisial atau memar pada kulit dan jaringan subkutan

    c. rade 0 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio di jaringan lunak bagian dalam dan

    terdapat pembengkakan

    d. rade 1 : fraktur tertutup terberat dengan ancaman terdapat sindrom kompartemen.

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    2/12

    Semakin berat cedera yang terjadi akan lebih membutuhkan bentuk fiksasi mekanik 

    tertentu.

    A. Reduce (Reduksi)

    !eski terapi umum dan resusitasi harus selalu didahulukan, tidak boleh ada

    keterlambatan dalam menangani fraktur, pembengkakan jaringan lunak selama *0 jam

     pertama akan mempersulit reduksi. %kan tetapi, terdapat beberapa kondisi yang tak 

    memerlukan reduksi, yaitu :

    *. 2ila pergeseran tidak banyak atau tidak ada

    0. 2ila pergeseran tidak berarti (semisal fraktur clavicula

    1. 2ila reduksi tampaknya tidak berhasil (semisal fraktur kompresi vertebrae.

    Penjajaran (alignment  fragmen lebih penting daripada aposisi, asalkan diperoleh

     penjajaran yang normal. ang menjadi pengecualian adalah fraktur yang melibatkan

     permukaan sendi dimana ini harus direduksi sesempurna mungkin agar tidak 

    menimbulkan arthritis degeneratif.

    Gambar 2. Reduksi )ertutup

    Sejauh ini sudah diketahui ada dua metode reduksi yaitu :

    a Reduksi )ertutup

    Penggunaan anestesi dan relaksasi otot yang tepat, memudahkan proses reduksi

    melalui tiga tahap manuver yaitu : (* bagian distal ditarik ke garis tulang, (0

    sementara fragmen terlepas, fragmen tersebut direposisi (dengan membalikkan arah

    kekuatan asal kalau ini dapat diperkirakan, (1 penjajaran disesuaikan di setiap

     bidang.

    3ara ini efektif bila periosteum dan otot pada satu sisi fraktur tetap utuh, pengikatan

     jaringan lunak mencegah reduksi yang berlebihan dan menstabilkan fraktur setelah

    direduksi. 2eberapa fraktur sulit direduksi dengan manipulasi (seperti fraktur batang

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    3/12

    femur karena tarikan otot sangat kuat dan membutuhkan traksi yang lama. Reduksi

    tertutup digunakan untuk semua fraktur dengan pergeseran minimal, pada fraktur 

    yang terjadi pada anak4anak dan pada fraktur yang stabil setelah reduksi.

     b Reduksi )erbuka

    Reduksi bedah pada fraktur dilakukan atas indikasi :* 2ila reduksi tertutup gagal, baik karena kesukaran mengendalikan fragmen atau

    karena terdapat jaringan lunak di antara fragmen4fragmen itu

    0 2ila terdapat fragmen artikular yang cukup besar yang perlu ditempatkan secara

    tepat

    1 2ila terdapat fraktur traksi yang fragmennya terpisah.

    2iasanya reduksi terbuka merupakan langkah awal untuk melakukan fiksasi internal.

    B. H!d ("em#er$a%a&ka& Reduksi)

    &ata imobilisasi untuk poin jarang digunakan karena sebenarnya tindakan yang

    dilakukan merupakan pencegahan pergeseran. 5amun pembatasan gerakan tertentu

    diperlukan untuk membantu penyembuhan jaringan lunak dan memungkinkan gerakan

     bebas pada bagian yang tidak terkena.

    !etode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi adalah sebagai berikut.

    * )raksi

    0 Pembebatan ips

    1 Pemakaian Penahan 'ungsional

    - 'iksasi 6nternal

    7 'iksasi 8ksternal

    9tot di sekeliling fraktur kalau utuh bertindak sebagai kompartemen cair traksi atau

    kompresi menciptakan efek hidrolik yang dapat membebat fraktur. &arenanya metode

    tertutup cocok untuk fraktur dengan jaringan lunak yang masih utuh dan cenderung gagal

     bila digunakan untuk fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.

    &ontraindikasi lain untuk metode non4operasi adalah fraktur yang sifatnya tidak stabil,

    fraktur ganda, dan fraktur pada pasien yang tidak kooperatif.

    *. )raksi

    %dalah alat imobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan yang diterapkan pada

    suatu bagian distal anggota badan dengan tujuan mengembalikan fragmen tulang ke

    tempat semula.

    )raksi dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

    a )raksi terus4menerus

    )raksi dilakukan pada tungkai di bagian distal femur supaya melakukan tarikan

    terus menerus pada poros panjang tulang itu. 3ara ini berguna untuk fraktur 

     batang yang bersifat oblique atau spiral yang mudah tergeser oleh kontraksi otot.

    )raksi tidak dapat menahan fraktur tetap diam, traksi dapat menarik tulang

     panjang secara lurus dan mempertahankan panjangnya tetapi reduksi yang tepat

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    4/12

    kadang susah dipertahankan. Sementara itu pasien dapat menggerakkan sendinya

    dan melatih ototnya.

     b )raksi dengan gaya berat

    ;igunakan pada cedera tungkai atas. &arenanya bila menggunakan kain

     penggendong lengan, berat lengan akan memberikan traksi terus4menerus pada

    humerus, untuk kenyamanan dan stabilitas, terutama pada fraktur melintang.

    c )raksi kulit

    )raksi dibebankan pada kulit dan jaringan lunak. ;ilakukan bila daya tarik yang

    diperlukan kecil (sekitar -47 kg. Penggunaannya dengan ikatan elastoplast

    ditempelkan pada kulit yang telah dicukur dan dipertahankan dengan suatu

     pembalut. 2eberapa macam traksi kulit adalah :

    * )raksi Bucks (digunakan pada fraktur femur, pelvis, dan lutut

    0 )raksi Bryants (untuk dislokasi sendi panggul pada anak

    1 )raksi Russells (untuk fraktur femurd )raksi skeletal

    )raksi dibebankan pada tulang pasien dengan menggunakan pin logam dan atau

    kawat &irschner, biasanya di belakang tuberkel tibia untuk cedera pinggul, paha

    dan lutut, di sebelah bawah tibia atau pada kalkaneus untuk fraktur tibia. &alau

    digunakan pen, dipasang kait yang dapat berputar dengan bebas, dan tali dipasang

     pada kait itu untuk menerapkan traksi. ;ilakukan bila daya tarik yang diperlukan

    lebih besar (*

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    5/12

    Gambar '. =enis4jenis traksi

    0. 2ebat ips

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    6/12

    Penggunaan gips ( plaster of paris sebagai bebat imobilisasi yang cukup mudah dan

    murah untuk dilakukan, dimana pasien juga dapat pulang lebih cepat. 2iasanya

    digunakan untuk fraktur tungkai distal dan untuk fraktur pada anak. !eskipun

    diketahui gips ini membuat pasien kurang nyaman karena kerasnya gips dalam

    mengimobilisasi jaringan di bawahnya dan kecepatan penyatuannya tidaklah lebih

     baik dibandingkan dengan traksi.

    )ehnik pemasangan gips :

    Setelah fraktur direduksi, pasang kaus kaki pada tungkai dan tonjolan tulang

    dilindungi dengan wol. ips kemudian dipasang. Sementara gips mengeras, tenaga

    medis membentuknya agar tonjolan tulang tidak tertekan. Pembebatan gips ini tidak 

     boleh dihentikan sebelum fraktur berkonsolidasi, kalaupun diperlukan perubahan

    gips, diperlukan pemeriksaan sinar4>.&omplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.

    a 3etakan gips yang ketat

    Pasien akan mengeluh nyeri yang difus kemudian muncul pembengkakan.

    )ungkai harus ditinggikan untuk mengurangi keluhan. &alaupun nyeri tetap ada,

     penanganannya adalah melepas gips.

     b "uka akibat tekanan

    ips dapat menekan kulit pada tonjolan tulang (patella, tumit, siku dan pasien

    akan mengeluh nyeri lokal di atas tempat tekanan.

    c %brasi kulit

    )erjadi bila pelepasan gips tidak dilakukan dengan benar 

    Gambar . Pemasangan ips

    1. Pemakaian Penahan 'ungsional

    Penggunaan alat ini biasanya untuk fraktur femur, tibia, akan tetapi penahan ini

     bersifat tidak kaku, sehingga hanya dipakai bila fraktur mulai menyatu, semisal 14?

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    7/12

    minggu setelah traksi atau pemasangan gips. %dapun penggunaan alat ini harus

    memenuhi syarat sebagai berikut.

    a 'raktur dapat dipertahankan dengan baik,

     b Sendi dapat digerakkan,

    c 'raktur menyatu dengan kecepatan normal,

    d !emastikan metode yang dipakai itu aman.

    @al ini cukup berisiko bila pemasangan alat ini tidak oleh tenaga berpengalaman

    dikarenakan dapat menyebabkan mal4union pada fraktur yang lebih besar.

    )ehnik pemasangannya adalah dengan menstabilkan frakturnya terlebih dahulu

    (dalam gips atau traksi, lalu dipasang alat ini yang dapat menahan fraktur tapi

    memungkinkan gerakan sendi, dan selalu dianjurkan melakukan aktivitas fisik 

    fungsional termasuk penahanan beban.

    Gambar . %lat Penahan 'ungsional

    -. 'iksasi 6nternal

    'ragmen tulang dapat diikat dengan sekrup, pen, paku pengikat, plat logam dengan

    sekrup, paku intramedular yang panjang (dengan atau tanpa sekrup pengunci, ataukombinasinya.

    2ila dipasang dengan semestinya, fiksasi internal menahan fraktur dengan aman

    sehingga gerakan dapat segera dilakukan. Semakin segera gerakan dapat dilakukan,

    semakin rendah pula risiko terjadinya kekakuan dan edema. ;alam hal kecepatan,

     pasien dapat meninggalkan rumah sakit segera setelah luka sembuh, dikarenakan

    fraktur yang terjadi sudah dipertahankan dengan jembatan logam.

    2ahaya yang mungkin terjadi adalah infeksi yang dapat menyebabkan sepsis. Risiko

    infeksi ini tergantung pada kebersihan luka yang dibuat pada tubuh pasien,

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    8/12

    keterampilan tenaga medis dalam melakukan pembedahan dan jaminan asepsis saat

    di ruang operasi.

    )indakan ini baru bisa dilakukan atas indikasi :

    a 'raktur yang terjadi tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi

     b 'raktur yang tidak stabil secara bawaan dan cenderung akan bergeser setelah

    direduksi.

    c 'raktur yang penyatuannya kurang baik dan perlahan, terutama fraktur leher 

    femur 

    d 'raktur patologis dimana penyakit yang mendasarinya mencegah penyembuhan

    e 'raktur multipel

    f 'raktur pada pasien yang sulit perawatannya (pasien lanjut usia, pasien

     paraplegia

    Gambar *. 'iksasi 6nternal

    &omplikasi yang sering terjadi akibat fiksasi internal adalah infeksi, non4union

    (dikarenakan terdapat  gap yang cukup jauh antar sekrup yang dipasang pada plat

    logam yang ditanam, kegagalan implan (dikarenakan buruknya kualitas plat logam

    yang keropos dan fraktur kembali (dikarenakan terlalu cepat melepas plat logam

    yang dipasang. Aaktu minimal yang dibutuhkan untuk melepas plat logam tersebut

    adalah sekitar satu tahun.

    2erikut ini merupakan gambaran beberapa jenis tehnik pemasangan fiksasi internal.

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    9/12

    A   B C

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    10/12

    Gambar +. =enis 'iksasi 6nternal

    (% Screws B interfragmentary compression (2 6nterlocking nail C screw

    (3 'leDible intramedullary nails (; )ension4band wiring (8 &irschner wires

    (' ;ynamic compression screw C plate ( Plate C screw

    7. 'iksasi 8ksternal

    'iksasi eksternal ini dilakukan atas indikasi :a 'raktur disertai kerusakan pembuluh darah atau saraf 

     b 'raktur disertai kerusakan jaringan lunak yang hebat

    c 'raktur dengan keadaan sangat kominutif dan sangat tidak stabil

    d 'raktur disertai dengan keadaan infeksi

    D   E

    F G

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    11/12

    Gambar ,. %lat 'iksasi 8ksternal

    -. Eercise

    Pengertian  Exercise dalam konteks ini adalah suatu tindakan rehabilitatif guna

    memperbaiki pergerakan sendi dan kekuatan otot agar bisa kembali menjalankan fungsi

    kehidupannya seperti sedia kala.

    2eberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam poin ini adalah elevasi bagian tubuh yang

    mengalami fraktur dan latihan rehabilitatif aktif. %lasan mengapa elevasi ini dilakukan

    guna mengurangi edema yang terjadi akibat fraktur, adapun edema yang terjadi ini dapat

    menyebabkan kekakuan sendi terutama di tangan. "atihan rehabilitatif pun dilakukan

    atas alasan agar membantu memompa cairan edema yang ada, menstimulasi sirkulasi,

    mencegah terjadinya adhesi jaringan lunak, dan dapat mempercepat penyembuhan

    fraktur. "atihan yang dimaksud disini adalah bukan latihan aktif berat, melainkan latihan

    aktivitas normal yang tidak memberatkan. %dapun bila pasien tidak bisa melakukan

    tindakan rehabilitatif aktif, bisa digunakan alat rehabilitatif pasif menggunakan mesinyang dinamakan 3P! (Continuous Passive Motions.

  • 8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP

    12/12

    Gambar /. %lat 3P!

    Seiring waktu berjalan, pasien juga harus diajarkan kembali bagaimana melakukan

    kegiatan sehari4hari seperti berjalan, mandi, berpakaian, dan lain4lain. Pasien juga

    diajarkan agar tidak takut menggunakan anggota tubuh yang mengalami fraktur. %dapun

    dukungan keluarga cukup banyak membantu dalam proses kesembuhan pasien dan

     perbaikan kualitas hidup pasien ke depannya.