FRAKTUR TERTUTUP KLAVIKULAA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aku

Citation preview

FRAKTUR TERTUTUP KLAVIKULAA. DEFINISITerdapat beberapa pengertian tentang fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literatur (Musliha, 2010) :1. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang.2. Smeltzer S.C & Bare B.G (2001) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.3. Reeves C.J,Roux G & Lockhart (2001), fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.Pengertian fraktur pada anggota tubuh, disesuaikan menurut anatominya, misalnya Klavikula (tulang Kolar). Dari pengertian di atas, fraktur Klavikula merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitasjaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang tejadi pada tulang Klavikula.4. Definisi fraktur KlavikulaFraktur Klavikula adalah patah tulang pada tulang klavikula atau tulang selangka. Hal ini seringdisebabkan akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik(outstrechedhead), posisijatuh bertumpu ke bahu atau pukulan langsung ke klavikula.Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau proksimal klavikula. Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidakakan tegak berdiri.Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspekmekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh.Sedangkan dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan.

B. ETIOLOGI FAKTUR KLAVIKULASecara umum, menurut Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuhnamun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Frakturdapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :1. Fraktur akibat peristiwa trauma.2. Fraktur akibat kelelahan atau tekanan yang berulang.3. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang.Selangka juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada yang berada di antara tulang dada (sternum) dan tulang belikat (scapula). Sangat mudah untuk merasakan klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus dengan otot tapi tulang inihanya tertutup oleh kulit yang mencakup sebagian besar tulang Klavikula.Fraktur klavikula sangat umum. Patah tulang dapat terjadi terjadi pada bayi (biasanya pada proses kelahiran), anak-anak dan remaja (karena klavikula tidak sepenuhnya mengeras atau mengembang sampai akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul ataujatuh) atau diakibatkan oleh kecelakaan dan jatuh.Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh denganposisi lengan terputar/tertarik keluar (outstrechedhand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umumpatah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibatjatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson.Patah tulangklavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya 6%terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai.Fraktur klavikula terjadi 30-60 kasus per 100.000 per tahun atau rata-rata 2,6-5% dari semua kasus patah tulang. Fraktur terjadi dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Sekitar setengah dari semua patah tulang klavikula terjadi pada anak dibawah usia 7 tahun.C. PATOFISIOLOGIKetika terjadi patah tulang, maka akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah,sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibatnya terjadi perdarahan, kerusakan tulang danjaringan disekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang di bawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk dapat menyebabkan edemayang dapat menekan ujung syaraf yang bila berlangsung lama dapa menyebabkan Syndroma KompartementFraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi ataupenekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebutdimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, kecelakaan olahraga, ataupunkecelakaan kendaraan bermotor. Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di perkuatoleh otot ataupun ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.D. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan pada fraktur klavikula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau non operative treatment.Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patahtulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih cepat. Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup lama. Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan silang selama 6 minggu. Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan. Setelah sembuh, tulang yang mengalamiFraktur biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukanpembidaian untuk membatasi pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untukmempercepat proses penyembuhan. Bagian tulang lainnya harus benar-benar tidakboleh digerakkan (immobilisasi).Imobilisasi bisa dilakukan melalui:1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang Pemasangan gips merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah.Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan ataustrap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu kebelakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula,ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksusbrakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau.2. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak padatempatnya.3. Fikasasi :a. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan (plate)atau batanglogam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut openreduction with internal fixation (ORIF).b. eksternal : Immobilisasi lengan atau tungkai dapat menyebabkan ototmenjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik .Pada prinsipnya penanganan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk. Fraktur 1/3 distalklavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasangerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadipergeseran yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasiendiperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjutperawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan1 hingga 2 minggu setelah cedera untukmenilai gejala klinis dan kemudiansetiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis.Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saatproses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke - 4 sampai minggu ke 6 (pada saatfase remodeling pada proses penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembalinormal. Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :1. Fraktur terbuka.2. Terdapat cedera neurovaskuler.3. Fraktur comminuted.4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangirasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapatjuga obat golongan NSAIDs seperti ibuprofen.E. PROGNOSISPrognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita.Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementarapada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir. Fraktur klavikula disertai multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk daripada prognosis fraktur klavikula murni.Fraktur klavikula bisa sembuh sepenuhnya dalam waktu 12 minggu, tapi rasa sakit biasanya berkurang dalam beberapa minggu. Seringkali pasien kembali ke aktivitaspenuh sebelum 12 minggu, terutama pada pasien yang lebih muda Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.F. KOMPLIKASI Komplikasi akut : Cedera pembuluh darah. Pneumouthorax HaemothorakKomplikasi lambat : Mal union : proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidakdengan bentuk aslinya atau abnormal. Non union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulanG. PEMERIKSAAN PENUNJANG :Laboratorium : Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, lajuendap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Cadan P mengikat didalam darah.Radiologi : X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment. Venogram/anterogrammenggambarkan arus vascularisasi. CT scan untukmendeteksi struktur fraktur yang kompleks. Pemeriksaan rontgen untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.Scan tulang, CT-scan/ MRI : Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.

H. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATAsuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatankegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang berkompeten untukmemberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan diberikanuntuk mengatasi masalah secara bertahap maupun mendadak.Asuhan keperawatan di ruang gawat darurat seringkali dipengaruhi oleh karakteristikruang gawat darurat itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan keperawatan spesifik yang sesuai dengan keadaan ruangan.Karakteristik unik dari ruangan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistemasuhan keperawatan antara lain :1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah klienyang datang ke ruang gawat darurat.2. Keterbatasan sumber daya dan waktu.3. Pengkajian, diagnosis dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia,seringkali dengan data dasar yang sangat terbatas.4. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan danketepatan yang tinggi.5. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja diruang gawat darurat.Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum asuhan keperawatan yang diberikan olehperawat di ruang gawat darurat meliputi :a. Penjaminan keselamatan diri perawat dan klien yang terjaga : perawat harus menerapkan prinsip Universal Precaution dan mencegah penyebab infeksi.b. Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase, menentukan diagnose keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan.c. Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk mengatasimasalah biologi dan psikososial klien.d. Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga diberikan untukmenurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama klien-perawat.e. Sistem monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan.f. Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah dan cepat.g. Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga.Berikut penjabaran proses keperawatan yang merupakan panduan Asuhan Keperawatan di ruangan gawat darurat dengan contoh proses keperawatan klien gawat darurat.

I. PENGKAJIANa. Standar Perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan psikososial diawal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui masalah keperawatan kliendalam lingkup kegawatdaruratan.b. Keluaran Adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk setiap klien gawat darurat.Proses Pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi masalah keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian terbagi dua :1. Pengkajian Primer (primary survey)Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah aktual/potensial dari kondisi life threatening (berdampak terhadap kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan.Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :A = Airway dengan kontrol servikalKaji : Bersihan jalan nafas Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas Distress pernafasan Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

B = Breathing dan ventilasiKaji : Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada Suara pernafasan melalui hidung atau mulut Udara yang dikeluarkan dari jalan nafasC = CirculationKaji : Denyut nadi karotis Tekanan darah Warna kulit, kelembaban kulit Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internalD = DisabilityKaji : Tingkat kesadaran Gerakan ekstremitas GCS atau pada anak tentukan respon A = alert, V = verbal, P =pain/respon nyeri, U = unresponsive. Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya.

E = EksposureKaji : Tanda-tanda trauma yang ada.

2. Pengkajian Sekunder(secondary survey)Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah ABC yang ditemukan pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian sekunder meliputi pengkajian obyektif dan subyektif dari riwayat keperawatan (riwayat penyakit sekarang,riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat keluarga) danpengkajian dari kepala sampai kaki.a. Pengkajian Riwayat Penyakit :Komponen yang perlu dikaji : Keluhan utama dan alasan pasien datang ke rumah sakit Lamanya waktu kejadian samapai dengan dibawa ke rumah sakit Tipe cedera, posisi saat cedera dan lokasi cedera Gambaran mekanisme cedera dan penyakit yang ada (nyeri) Waktu makan terakhir Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit sekarang,imunisasi tetanus yang dilakukan dan riwayat alergi klien.Metode pengkajian :1) Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayat klien :S (signs andsymptoms) : tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan klienA (Allergis): alergi yang dipunyai klienM (medications): klien alergi yang dipunyai klien tanyakanP (pertinent past: obat yang telah diminum Klien untuk mengatasi nyeri riwayat medical hystori)penyakit yang diderita klienL (last oral intakesolidor liquid) : makan/minum terakhir; jenis makanan ada penurunan atau peningkatankualitas makanE (event leading toinjury or illnes) : pencetus/kejadian penyebab keluhan22) Metode yang sering dipakai untuk mengkaji nyeri :P (provoked): pencetus nyeri, tanyakan hal yang menimbulkan dan mengurangi nyeri kualitas Q (quality) : kualitas nyeriR (radian) : nyeri arah penjalaranS (severity) : nyeri skala nyeriT (time) : lamanya nyeri sudah dialami klienb. Tanda-tanda vital dengan mengukur : Tekanan darah Irama dan kekuatan nadi Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan Suhu tubuhc. Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi :1) Pengkajian kepala, leher dan wajah Periksa rambut, kulit kepala dan wajahAdakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan jaringan lunak,adakah perdarahan serta benda asing. Periksa mata, telinga, hidung, mulut dan bibir Adakah perdarahan, benda asing, kelainan bentuk, perlukaan ataukeluaran lain seperti cairan otak. Periksa leher Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakhea miring atautidak, distensi vena leher, perdarahan, edema dan kesulitan menelan.2) Pengkajian dada Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks : Kelainan bentuk dada Pergerakan dinding dada Amati penggunaan otot bantu nafas Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera, petekiae, perdarahan,sianosis, abrasi dan laserasi3) Pengkajian Abdomen dan Pelvis Hal-hal yang perlu dikaji : Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, alserasi, abrasi,distensi abdomen dan jejas Masa : besarnya, lokasi dan mobilitas Nadi femoralis Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRST) Distensi abdomen4) Pengkajian EkstremitasHal-hal yang perlu dikaji : Tanda-tanda injuri eksternal Sensasi keempat anggota gerak Nyeri Pergerakan Warna kulit Denyut nadi perifer5) 6) Pengkajian Tulang BelakangBila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan untuk mengkaji : Deformitas Tanda-tanda jejas perdarahan Jejas Laserasi Luka7) Pengkajian PsikosossialMeliputi : Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus seperti sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh ataupun anggota keluarga Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah meningkat dan hiperventilasi.Pemeriksaan Penunjang meliputi :1. Radiologi dan Scanning2. Pemeriksaan laboratorium3. USG dan EKGII.

II. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai dengan kategori urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan pengkajian yang telah dilakukan. Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan :Airway, Breathing dan Circulation.Diagnosa keperawatan Gawat Darurat yang dapat muncul pada kasus Fraktur Kalvikula antara lain :1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, pergeseran fragmen tulang2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya gangguan musculoskeletal3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn. JDENGAN FRAKTUR TERTUTUP CLAVIKULA DEXTRA DI IGD RSUD UNDATA PALUI. PENGKAJIAN1. Identitas KlienNama: Tn. JUsia: 23 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiPendidikan: SMPPekerjaan: PetaniAgama: IslamAlamat: Desa Bomba, Kec. MarawolaTanggal Pengkajian: 23 oktober 2012 No. MR: 51-73-262. Penanggung JawabNama: Ny. HeliUsia: 36 tahunJenis Kelamin: PerempuanPendidikan: SDAgama: IslamAlamat: Desa MarawolaHubungan dgn klien: Kakak3. Pengkajian PrimerAirway : Tidak terdapat sumbatan jalan nafas : Breathing : Spontan Dyspneu RR : 28 x/mntCirculation Akral dingin Keringat dingin Disability a. GCS : E=4,V=5,M=6b. Kemampuan motorik dan sensorik : Nyeri tekan pada daerah klavikula sebelah kanan Tangan kanan tidak bisa digerakkan/nyeri saat digerakkan4. Pengkajian SekunderRiwayat Kesehatan Utama :Klien masuk dengan keluhan sakit pada bahu sebelah kanan, luka lecet pada kiri + 4 cm,jejas pada daerah clavicula sebelah kanan (lebam dan bengkak), luka lecet pada jari telunjuksampai jari manis. Muntah 1 x Mual Nyeri dada terutama saat bernafas Tangan kanan tidak bisa digerakkanPengkajian Nyeri : Klien mengatakan nyeri bila bergerak, terutama pada daerah bahu sebelahkanan Klien mengatakan nyeri saat bernafas Klien mengatakan sakit seperti tertusuk-tusuk pada daerah klavikula Klien mengatakan nyeri pada daerah dada, daerah bahu sampai ke seluruhtangan kanannya Klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 9 (skala yang diberikan 1-10) Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak dari tempat kejadian kecelakaan + 1jam yang lalu5. Tanda-Tanda Vital TD : 120/80 mmHg -N : 80 x/menit RR : 28 x/menit -S : 36C6. Head to Toe (Pengkajian Fokus)Kepala I : Ekspresi wajah meringis, tidak ada tanda-tanda perdarahan, konjungtivaanemisP : Tidak teraba adanya hematomaLeher I : Tidak ada kelainan atau luka, leher nampak tegang saat meringisP : Tidak teraba adanya hematomaDada ThoraksI : Tampak luka lecet/jejas pada dada sebelah kiri + 4 cm, jejas pada daerahkalavikula sebelah kanan (bengkak dan lebam), nafas cepat dan dangkalP : Terasa adanya krepitasi pada tulang klavikulaA : Simetris antara kedua paruJantung :A : Tidak ada BJ tambahanAbdomen : I : Tampak penggunaan otot-otot perut saat klien bernafasP : Tidak teraba adanya massaP : Tidak kembungA : Terdengar bising ususEkstremitas : I : Tampak luka lecet pada jari telunjuk sampai jari manis sebelah kanan,klien tidak dapat menggerakkan tangan kanannyaP : Teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas, teraba nadi radialis regulerIntegumenI : Tampak pucatP : Berkeringat dingin7. Pengkajian Psikososial : Klien mengatakan cemas dengan kondisi bahu dan tangan kanannya Nadi : 80 x/menit8. Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis

al. ANALISA DATA,KLASIFIKASI DATA DAN DIAGNOSAKlasifikasi dataDiagnosa

DO Gelisah Takipneu Nafas dangkal dan cepat-RR : 28 x/menitDS Klien mengatakan sesak Nyeri saat bernafasPerubahan pola nafas berhubungan dengan adanya gangguan musculoskeletal

DO Ekspresi wajah meringis Klien mengerang kesakitan Tampak jejas pada daerah klavikula sebelah kanan, lebam dan bengkak Terdapat krepitasi pada daerah frakturDS Klien mengatakan seperti tertusuk-tusuk pada daerah klavikula sampai tangankanannya Klien mengatakan nyeri bila bergerak Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak dari lokasi kecelakaan Klien mengatakan skala nyerinya pada skala 9 Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang

III. INTRVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASITanggal/jamSubjektifObjektifDiagnosaPlaningImplementasiEvaluation

23-10-2012 Klien mengatakan sesak Dyspnea Gelisah Takipneu Nafas dangkal dan cepat RR : 28 x/i Perubahan pola nafas berhubungan dengan adanya gangguan moskuloskletalTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kliaen akan menunjukan pola pernafasan yang teratur dan regularKriteria hasil :-Klien akan mengatakan sesak bernafas-Klien tampak tenang-RR dalam batas normalIntervensi : Pantau pola pernafasan Kaji tanda tanda vital Atur posisi klien senyaman mungkin Kolaborasikan pemberian therapyPkl-Memantau pola nafas-Mangkaji tanda-tanda vital-Mengatur posisi sesuai keinginan klien-Menberikan o2 nasal kanal 2lpm-Memasang infuse dengan cairan RL 20 tts/mntPklS : klien mengatakan sesak berkurang O : klien Nampak tenang-RR 20 x/iA : tujuan tercapaiP : -Pertahankan posisi klien-lakukan pemeberian O2 nasal

Tanggal/jamSubjektifObjektifDiagnosaPlanImplementasiEvaluation

23-10-2012 Klien mengatakan seperti tertusuk-tusuk pada daerah klavikula sampai tangankanannya Klien mengatakan nyeri bila bergerak- Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak dari lokasi kecelakaa-Klien mengatakan skala nyerinya pada skala 9 Ekspresi wajah meringis Klien mengerang kesakitan Tampak jejas pada daerah klavikula sebelah kanan, lebam dan bengkak Terdapat krepitasi pada daerah fraktur

Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri akan berkurang

Kriteria hasil :-Klien akan mengatakan nyeri berkurang-skala nyeri 7

Intervensi : Kaji skala nyeri Jelaskan penyebab nyeri Lakukan inmobilisasi pada daerah daerah bahu sampai tangan kanan Ajarkan tehnik relaksasi Kolaborasi pemberian analgesikPkl-mengkaji skala nyeri-menjelaskan penyebab nyeri yang diraskan klien

-mengajukan klien agar tidak mengerakkan bahu dan tangan kanannya-mengajarkan nafas dalam saat klien merasakan sensasi nyeri

-memberikan injeksi ketorolaks 1 amp/

PklS : klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang skala nyeri 7 nyeri dirasakan hilang timbul O : klien sekali sekali masih meringis kesakitanA : tujuan tercapaiP : -lakukan immobilisasi pada daerah bahu sampai tangan kanan ingatkan klien tentang tehnik relaksasi saat nyeri terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Krisanty. Paula, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Paula Krisanty. Jakarta: EGC

Lewis, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Musliha. 2009. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC

Suzanne, Smeltzer C dan Brenda G. Bare. 2002. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC