7
PEMERIKSAAN KEPALA Kepala Inspeksi bagaimana bentuk kepala pasien. Bentuk normal kepala orang dewasa adalah oval. Nilai ukuran kepala pasien apakah normocephali, makrocephali atau mikrocephali. Perhatikan apakah terdapat deformitas pada kepala pasien. Wajah Nilai apakah wajah pasien simetris,. Dan nilai apakah terdapat deformitas pada wajah pasien. Dinilai pula bagaimana kulit wajah pasien apakah pucat, ikterik atau sianosis. Kulit wajah normal tidak terdapat ikterik, sianosis, atau pucat. Mata

Pemeriksaan Kepala Vita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Kepala Vita

PEMERIKSAAN KEPALA

Kepala

Inspeksi bagaimana bentuk kepala pasien. Bentuk normal kepala orang dewasa adalah oval. Nilai

ukuran kepala pasien apakah normocephali, makrocephali atau mikrocephali. Perhatikan apakah

terdapat deformitas pada kepala pasien.

Wajah

Nilai apakah wajah pasien simetris,. Dan nilai apakah terdapat deformitas pada wajah pasien.

Dinilai pula bagaimana kulit wajah pasien apakah pucat, ikterik atau sianosis. Kulit wajah

normal tidak terdapat ikterik, sianosis, atau pucat.

Mata

Anatomi Mata

Page 2: Pemeriksaan Kepala Vita

a) Alis

Inspeksi apakah alis berwarna hitam dan lebat.

b) Palpebra

Inspeksi apakah terdapat kelainan pada palpebra seperti ptosis, lagoftalmus, blefaritis,

hordeolum, kalazion, ektropion, entropion, edema, xantelasma. Dengan palpasi, catat

adanya nyeri tekan dan keadaan benjolan di kelopak mata

c) Silia

Inspeksi apakah silia berwarna hitam, rontok, atau terdapat kelainan seperti sikatrik,

sekret, infeksi, uban, trichiasis, atau distrikiasis.

d) Bola mata

Pemeriksaan gerak bola mata dilakukan dengan menggunakan jari pemeriksa atau

bolpen.. Pasien diminta untuk tidak menggerakkan atau mengubah posisi kepala. Pasien

diminta untuk mengikuti gerakkan objek fiksasi (jari pemeriksa/ bolpen/ dll) yang

berjarak 15-30 cm dan melaporkan kepada pemeriksa apabila pasien melihan pandangan

ganda ataupun nyeri selama pemeriksaan sedang berlangsung. Pemeriksa pertama-tama

menggerakkan objek fiksasi mulai dari tengah ke arah kanan pemeriksa, kemudian

kembali ke tengah. Hal yang sama dilakukan ke arah kiri, superior, inferior, superodextra,

superosinistra, inferodextra, dan inferosinistra. Tiap bola mata pasien akan melirik ke

arah bawah, pemeriksa memegang kedua kelopak mata pasien agar gerak bola mata

terlihat dengan jelas. Catat apakah pada gerak bola mata terdapat hambatan atau

overmotility.

e) Konjungtiva

1. Palpebra : inspeksi apakah konjungtiva palpebra anemis dengan cara menarik atau

menekan bagian bawah mata kearah bawah dengan menggunakan ibu jari.

Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan dan kiri secara bersamaan.

Keadaan normal adalah konjungtiva tidak anemis

2. Bulbi : inspeksi apakah terdapat kelainan seperti injeksi, pterigium, nodul, dan

sekret.

Page 3: Pemeriksaan Kepala Vita

Teknik Pemeriksaan Konjungtiva

f) Sklera

Inspeksi apakah sklera ikterik atau kekuningan. Hal ini dapat menunjukkan pasien

menderita gangguan pada hepar seperti hepatitis atau obstruksi saluran empedu. Keadaan

normal adalah sclera putih/ tidak ikterik.

g) Kornea

Dengan menggunakan lampu senter, arahkan dari samping dan inspeksi apakah terdapat

kelainan seperti infiltrat, kekeruhan, neovaskular, ulkus, perforasi, atau benda asing.

Keadaan normal adalah jernih/ transparan.

h) Iris

Iris dapat dinilai dengan cara menyinari mata dari depan, inspeksi apakah terdapat

kelainan seperti iris atrofi, kripta normal/ tidak, neovaskular dan iridodialisis. Dapat

dinilai pula apakah terdapat sinekia anterior maupun posterior.

i) Pupil

Nilai apakah kedua pupil isokor atau anisokor. Pupil dikatakan sebagai anisokor apabila

ada perbedaan > 1mm antara kedua pupil. Diameter Pupil dapat diukur menggunakan

penggaris. Besar pupil orang dewasa normal adalah 2 - 4 mm. 

Untuk menilai refleks cahaya langsung, letakkan telapak tangan secara vertikal diatas

hidung pasien untuk membatasi lampu senter agar mengarah pada satu mata saja. arahkan

lampu senter dari arah 30 º digerakkan kearah sentral, sekaligus menilai refleks cahaya

Page 4: Pemeriksaan Kepala Vita

tidak langsung pada mata sebelahnya. Lakukan hal yang sama pada mata sebelah secara

bergantian.

Reflek Pupil

j) Lensa

Pada lensa dengan lampu senter, nilai apakah terdapat kekeruhan lensa. Apabila terdapat

leukokoria dapat dilakukan shadow test. Alat yang digunakan adalah lampu sentolop dan

loup. Tehniknya adalah sentolopdisinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45º dengan

dataran iris, dengan loup dilihat bayangan iris pada lensa yang keruh.

Penilaiannya :

1. Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil

berartilensa belum keruh seluruhnya (belum sampai ke depan); ini terjadi pada

katarak immatur, keadaan ini disebut shadow test (+).

2. Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil berarti lensa sudah

keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior) terdapat pada katarak matur,keadaan

ini disebut shadow tes(-).

3. Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauhdi

belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut

pseudopositif.

k) Tekanan bola mata

Page 5: Pemeriksaan Kepala Vita

Tekanan bola mata dapat ditentukan dengan cara digital (dengan jari) atau menggunakan

tonometry. Pada pemeriksaan dengan cara digital, beritahu pasien untuk memejamkan

mata, kemudian dengan 2 jari telunjuk tekan bola mata secara bergantian, catat adanya

ketegangan dan bandingkan kanan dan kiri.

l) Refleks kornea

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kapas steril. Pemeriksaan ini bertujuan

untuk mengetahui apakah sensasi kornea normal, atau menurun. Bentuk ujung kapas

dengan pinset steril agar runcing dan halus. Fiksasi mata pasien keatas agar bulu mata

tidak tersentuh saat kornea disentuh. Fiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan ujung

kapas yang halus dan runcing disentuhkan dengan hati-hati pada kornea, mulai pada mata

yang tidak sakit. Pada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi. Penilaian

dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pada pasien tersebut

Reflek Kornea