11
Teknik Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal 2.4.1 Pengertian Teknik pemeriksaan CT-Scan SPN merupakan pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan gambaran irisan dari sinus paranasal baik secara aksial maupun coronal. CT-Scan SPN memberiakan pandangan yang memuaskan atas sinus dan dapt menilai opasitas, penyebab, dan jenis kelainan dari sinus. CT-Scan SPN baik dalam memperlihatkan dekstruksi tulang dan mempunyai peranan penting dalam perencanaan terapi serta menilai respon terhadap radioterapi. Hal-hal tersebut merupakan kelebihan CT-Scan SPN dibandingkan dengan foto polos SPN biasa.(Amstrong, 1989) 2.4.2 Indikasi Pemeriksaan a. Sinusitis Pada kasus sinusitis, CT-Scan akan menampakkan penebalan mukosa, air-fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, dan penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik). b. Infeksi atau alergi Udara dalam sinus digantikan oleh cairan/ mukosa yang menebal hebat atau kombinasi keduanya. c. Mukokel

Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Teknik Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal

2.4.1 Pengertian

Teknik pemeriksaan CT-Scan SPN merupakan pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan gambaran irisan dari sinus paranasal baik secara aksial maupun coronal. CT-Scan SPN memberiakan pandangan yang memuaskan atas sinus dan dapt menilai opasitas, penyebab, dan jenis kelainan dari sinus. CT-Scan SPN baik dalam memperlihatkan dekstruksi tulang dan mempunyai peranan penting dalam perencanaan terapi serta menilai respon terhadap radioterapi. Hal-hal tersebut merupakan kelebihan CT-Scan SPN dibandingkan dengan foto polos SPN biasa.(Amstrong, 1989)

2.4.2 Indikasi Pemeriksaan

a. Sinusitis

Pada kasus sinusitis, CT-Scan akan menampakkan penebalan mukosa, air-

fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih

sinus paranasal, dan penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-

kasus kronik).

b. Infeksi atau alergi

Udara dalam sinus digantikan oleh cairan/ mukosa yang menebal hebat

atau kombinasi keduanya.

c. Mukokel

Merupakan sinus yang mengalami obstruksi. CT-Scan SPN jelas

memperlihatkan ukuran dan luas mukokel.

d. Karsinoma sinus atau rongga hidung

CT-Scan SPN baik dalam menampakkan dekstruksi tulang akibat tumor,

luas dan invasi tumor.

(Amstrong, 1989)

Page 2: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

2.4.3 Prosedur Pemeriksaan

a. Persiapan Pasien ( Seeram, 2001 )

Persiapan pasien untuk pemeriksaan CT-Scan SPN adalah sebagai berikut :

1. Semua benda metalik harus disingkirkan dari daerah yang diperiksa,

termasuk anting, kalung, dan jepit rambut.

2. Pasien harus diinstruksikan agar mengosongkan vesika urinarianya sebelum

pemeriksaan dilakukan, karena jika menggunakan media kontras intra vena

menyebabkan vesika urinaria cepat terisi penuh sehingga pemeriksaan tidak

akan terganggu oleh jeda waktu ke kamar kecil.

3. Jika menggunakan media kontras, alasan penggunaannya harus dijelaskan

kepada pasien.

4. Komunikasikan kepada pasien tentang prosedur pemeriksaan sejelas-

jelasnya (inform consern) agar pasien nyaman dan mengurangi pergerakan

sehingga dihasilkan kualitas gambar yang baik.

b. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan untuk pemeriksaan CT-Scan SPN dengan kasus sinusitis

diantaranya :

1. Pesawat CT-Scan

2. Alat-alat fiksasi kepala

Biasanya pemeriksaan CT-Scan SPN dengan kasus sinusitis dilakukan tanpa

menggunakan media kontras. (Ballinger, 1995)

c. Teknik Pemeriksaan

Page 3: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Pemeriksaan CT-Scan SPN dengan kasus sinusitis menggunakan dua jenis

potongan , yaitu potongan aksial dan potongan coronal. ( Ballinger, 1995 )

1. Potongan Aksial

a) Posisi pasien : pasien berbaring supine di atas meja pemeriksaan.

Kedua lengan di samping tubuh, kaki lurus ke bawah

dan kepala berada di atas headrest (bantalan kepala ).

Posisi pasien diatur senyaman mungkin.

b) Posisi objek : kepala diletakkan tepat di terowongan gantry, mid

sagital plane segaris tengah meja. Mid aksial kepala

tepat pada sumber terowongan gantry. (Weisberg,

1984)

Gambar 2.4 Posisi Pasien Potongan Aksial

(Amstrong, 1989)

2. Potongan Coronal

Potongan coronal merupakan teknik khusus.

Page 4: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

a) Posisi pasien : pasien berbaring prone di atas meja pemeriksaan

dengan bahu diganjal bantal. Kepala digerakkan ke

belakang (hiperekstensi) sebisa mungkin dengan

membidik menuju vertikal. Gantry sejajar dengan

tulang-tulang wajah.

b) Posisi objek : kepala tegak atau digerakkan ke belakang

(hiperekstensi) sebisa mungkin dan diberi alat fiksasi

agar tidak bergerak. (Lowge, 1989)

Gambar 2.5 Posisi Pasien Potongan Coronal

(Amstrong, 1989)

d. Scan Parameter

Scanogram : cranium lateral

Slice thickness

aksial : 5 mm

coronal : 3 mm ( Seeram, 2001 )

Range

aksial : 5 mm di bawah sinus maksilaris sampai sinus frontalis

Page 5: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

coronal : 5 mm posterior sinus sphenoideus sampai sinus frontalis

( Ballinger, 1995 )

Standar algoritma

aksial : algoritma tulang

coronal : algoritma standar

kV : 130

mAs : 60 ( Seeram, 2001)

Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal adalah

sebagai berikut : ( Kelley dan Petersen, 1997 )

Gambar 2.6 Potongan aksial I

Keterangan :

iNC (inferior nasal conchae) ,M (maksila) , MS ( Maksilari Sinus ), NaS (Nasal

septum), Z (Zygoma)

Page 6: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Gambar 2.7 Potongan aksial II

Keterangan :

E (Ethmoid Bone), L (Lacrimal bone), sOF (superior orbital fissure), SpS (Sphenoid

Sinus), Z (Zygoma)

Gambar 2.8 Potongan aksial III

Keterangan :

aCL (anterior clinoid process), DS (dorsum sella), EtS (Ethmoid Sinuses), OpC

(optic canal), Z (Zygoma)

SpS

EtS

Page 7: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Gambar 2.9 Potongan aksial IV

Keterangan :

FrS (Frontal Sinus)

Gambar 2.10 Potongan coronal I

Keterangan :

aCL (anterior clinoid process), FR (foramen rotundum), mNC (middle nasal

conchae), sOF (superior orbital fissure), SpS (Sphenoid Sinus)

FrS

Page 8: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Gambar 2.11 Potongan coronal II

Keterangan :

EtB (Ethmoid Bone), EtS (Ethmoid Sinuses), Inf (Infundibulum), mME (middle

meatus), MS (Maksilari Sinus)

Gambar 2.12 Potongan coronal III

Keterangan :

EtS (Ethmoid Sinuses), MS (Maksilari Sinus)

EtS

MS

Page 9: Teknik Pemeriksaan CT Kepala Sinusitis

Gambar 2.13 Potongan coronal IV

Keterangan :

FrS (Frontal Sinus), N (nasal bone), Per (perpendicular plate of ethmoid), S

(septum)

S