Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Muka

  • Upload
    audio

  • View
    74

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemeriksaan fisik

Citation preview

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN MUKA ( MATA, TELINGA, GIGI, MULUT, TENGGOROKAN, LEHER)

PEMBAHASAN

A.Pengertian Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisikataupemeriksaan klinisadalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalamrekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir padaanggota gerak. Setelah pemeriksaanorganutama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:a)Inspeksib)Palpasic)Perkusid)Auskultasi

B.Macam-macam Pemeriksaan Fisik1.Pemeriksaan Kepala.a.TujuanMengetahui bentuk dan fungsi kepala.Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala.b.Persiapan AlatLampu.Sarung tangan ( jika diduga terdapat lesi/luka).

c.Prosedur pelaksanaan.InspeksiAtur posisi klien duduk atau berdiri.Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata, dll.Lakukan inspeksi mengamati bentuk kepala, kesimetrisan dan keadaan kulit kepala.Inspeksi penyebaran, ketebalan, kebesihan dan tekstur, warna rambut.Ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh, Normal kepala tegak lurus dan digaris tengah tubuh. Tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontaldibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.Lihat kebersihan kulit kepala, apakah ada ketombe, kutu kepala, warna rambut, persebaran rambut kepala, dan bentuk kepala. Bentuk kepala dipengaruhi oleh ras, penyakit, dan lingkungan. Beberapa kelainan pada wajah adalah sebagai berikut:1) EksoftalmosMata menonjol keluar disebabkan oleh peningkatan tekanan intra-okuler (misalnya karena tumor pada orbital)2) AkromegaliDitandai dengan membesarnya tulang kepala, terutama tampak di dahi, hidung dan rahang bawah. Hidung, bibir, dan telinga membesar karena hormon pertumbuhan yang terlalu banyak.3) Klien dengan peningkatan hormon adrenal atau yang sedang menjalani terapi hormon adrenal, mungkin mengalami sindrom Cushing, wajah berbentuk bundar (moon face) dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan.4) Klien yang menderita gagal ginjal kronis memiliki wajah yang pucat dan edema disekitar mata5) Penyakit Parkinson menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk berekspresi dan menggerakkan otot wajah (wajah tampak kaku disebut Mask-like Face). Hal ini disebabkan oleh kelainan neurologis yang bersifat degeneratif dan progresifPalpasiAtur posisi duduk atau berdiri.Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata.Pakai sarung tangan (terutama jika terdapat luka/lesi dikepala).Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan turun kebawah melalui garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis kepala.Rasakan apakah terdapat benjolan / massa, tanda bekas luka dikepala, pembengkakan, nyeri tekan. Jika hal itu ditemukan perhatikan berapa besrnya / luasnya, bagaimana konsistensinya, dan dimana kedudukannya, apakahdidalam kulit, pada tulang atau dibawah kulit terlepas dari tulang.AuskultasiTempatkan diafragma stetoskop pada daerah oksipital, temporal dan orbital, lalu dengarkan apakah ada suara bruit.Teknik pemeriksaanKemungkinan yang ditemukan

Rambut, termasuk kuantitas, penyebaran dan tekstur.Kasar dan getas pada miksedema , halus pada hipertiroidisme.

Kulit kepala, termasuk benjolan atau lesi.Kista pilar, psoriasis.

Tulang tengkorak, termasuk ukuran dan kontur.Hidrosefalus, lekukan pada kulit kepala karena trauma.

Wajah, termasuk simetri dan ekspresi wajah.Paralisis wajah, emosi

Kulit, termasuk warna, tekstur, penyebaran rambut dan lesi.Pucat, halus, tumbuh rambut yang berlebihanJerawat, kanker kulit.

2.Pemeriksaan wajahPemeriksaan mataa.Tujuan.Mengetahui bentuk dan fungsi mata.Mengetahui adanya kelainan pada mata.b.Persiapan alat.Senter kecilSurat kabar / majalahKartu snellenPenutup mataSarung tangan (jika pelu )c.Prosedur pelaksanaanInspeksiKelopak mata.Anjurkan klien melihat lurus kedepanBandingkan mata kiri dan kanan, inspeksi posisi dan warna kelopak mataAnjurkan klien untuk memejamkan mataAmati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata, serta pada pinggir kelopak mata dan catat setiap kelainan yang adaAmati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan posisi bulu mataUntuk inspeksi kelopak mata bawah, minta klien untuk membuka mata. Perhatikan frekuensi refleks berkedip mata.Konjungtivadan skleraAnjurkan klien untuk melihat lurus kedepanTarik kelopak mata bagian bawahke bawah dengan menggunakan ibu jariGunakan sarung tangan jika ada secret di tepi kelopak mataAmati keadaan konjungtiva dan kantung konjungtiva bagian bawah, catat jika terdapat infeksi, pus atau warnanya tidak normal / anemisJika diperlukan, amati konjungtivabagian atas, yaitu dengan membuka atau membalikkelopak mata atas dengan posisi pemeriksa berdiri dibelakang klienAmati warna sclera ketika memeriksa konjungtivaKorneaBerdiri di sisi klien, lalu dengan cahay tidak langsung, inspeksi kejernihan dan tekstur korneaLakukan uji sensitivitas kornea, dengan menyentuhkan gulungan kapas seteril untuk melihat reaksi berkedipPupildan irisAtur pencahayaan kamar menjadi sedikit redupPegang kepala dan dagu klien agar tidak bergerak-gerakInspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil, dan reaksi terhadap cahayaUji refleks pupil terhadap cahaya:Sinari pupil klien dengan senter dari sampingAmati mengecilnya pupil yang sedang disinariLakukan pada pupil yang lainPeriksa refleks akomodasi:Anjurkan klien untuk menatap suatu objek yang jauh ( dinding yang jauh ).Anjurkan klien untuk menatap objek, pemeriksa ( jari / pensil ) yang dipegang 10cm dari batang hidung klien.Amati perubahan pupil dan akomodasi melalui konstriksi saat melihat objek yang dekatPergerakanbola mataAnjurkan klien untuk melihat lurus ke depan.Amati kedua bola mata apakah diam atau nistagmus (pergerakan secara spontan ).Amati bentuk, frekuensi ( cepat atau lambat ), amplitude (luas atau sempit) bola mata, jika ditemukan nistagmus.Amati apakah kedua mata memandang lurus ke depan atau salah satu deviasi.Luruskan jari telunjuk dan dekatkan pada klien dengan jarak 15 30 cm.Instruksikan klien agar mengikuti gerakan jari pemeriksa ke-8 arah tatapan utama, yaitu atas dan bawah, kanan dan kiri, diagonal ke atas dank e bawah kiri, diagonal ke atas dank e bawah kanan.Medan penglihatanPemeriksa berdiri di depan klien kira kira 60 cm.Tutup mata yang tidak di periksa (pemeriksa ataupun klien).Instruksikan klien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang.Gerakkan jari pada jarak yang sebanding dengan panjang lengan di luar lapang penglihatan.Minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia melihat jari pemeriksa.Perlahan tarik jari pemeriksa mendekat. Jaga jari agar selalu tetap di tengah antara pemeriksa dank lien.Kaji mata sebelahnya.PenglihatanwarnaSiapkan kartu Ichihara.Pastikan ruangan cukup terang.Instruksikan klien untuk menyebutkan gambar atau angka yang ada pada kartu tersebut.Palpasi mataAnjurkan klien untuk memejamkan mata.Palpasi kedua mata dengan jari telunjuk di atas kelopak mata sisi kiri dan sisi kanan.Dengan menekan nekan bola mata, periksa nilai konsistensinya dan (adanya) nyeri tekan.

Auskultasi mataInstruksikan klien untuk menutup kelopak mata.Letakkan bagian diafragma stetoskop pada kelopak mata.Perhatikan adanya bising.

Teknik pemeriksaanKemungkinan yang di temukan

Uji ketajaman pandang kiri masing-masing mata.Ketajaman menghilang

Kaji lapang pandang, jika ada indikasi.Hemianopsia, kelainan quadrantik

Inspeksi

Posisi dan kesejajaran mataEksoftalmus, strabismus

Alis mataDermatitis seborea

Kelopak mataBintil, kalazion, ekstropion, ptosis, xantelasma

Apparatus lakrimalisPembengkakan sakus lakrimalis

Sklera dan konjungtivaMata merah, ikterik

Kornea, iris, dan lensaOpaksitas corneal, katarak

Periksa pupil terhadap

Ukuran, bentuk, dan simetriMiosis, midriasis, anisokor

Reaksi terhadap cahaya, dan jika hal ini abnormalKerusakan pada saraf ketiga paralisis

Reaksi dekatBerguna pada pupil tonik, pupil Argyll Robertson

Kaji otot otot ekstraokuler dengan mengamati

Refleksi corneal dari cahaya garis tengahKetidakseimbangan muscular

Ke enam arah cardinal kilas pandangStrabismus paralitik atau nonparalitik, nistagmus, kelambanan kelopak mata

KonvergenBuruk pada hipertiroidisme

Inspeksi fundi dengan sebuah optalmoskop, termasuk

Refleks merahKatarak, mata artificial

Diskus optikusPapiledema, glukomatosa cupping, atrofi optikus

Arteri, vena dan persimpangan A-VPerubahan hipertensif

Perbatasan retina. Perhatikan adanya lesiHemoragi, eksudat, bercak katun wol, mikroanurisme, pigmentasi

Area macularDegenerasi macular

Struktur anteriorFloater vitreosa, katarak

Pemeriksaan telinga.a.Tujuan.Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.b.Persiapan alat.Arloji berjarum detikGarpu talaSpeculum telingaLampu kepalac.Prosedur Pelaksanaan.Inspeksi dan palpasi telinga luar.Bantu klien dalam posisi duduk, jika memungkinkanPosisi pemeriksa menghadap kesisi telinga yang dikajiAtur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala, atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerjaInspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, (adanya) lensi/massa, dan kesimetrisan. Bandingkan dengan hasil normalLakukan palpasi dengan memegang telinga dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol.Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, yaitu dari jaringan lunak kejaringan keras dan catat jika ada nyeriLakukan penekanan pada areatragus ke dalam dan tulang telinga dibawah daun telingaBandingkan telinga kiri dan telinga kananInspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikutPada orang dewasa, pegang daun telinga/heliks dan perlahan-lahan tarik daun telinga keatas dan kebawah sehingga lurus dan menjadi mudah diamatiPada anak-anak, tarik daun telinga kebawahPeriksa adanya peradangan, pendarahan, atau kotoran/serumen pada lubang telinga.

Pemeriksaan pendengaranMenggunakan bisikanAtur posisi klien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksaBisikan suatu bilangan, missal tujuh enamMinta klien untuk mengulangi bilangan yang didengarPeriksa telinga yang lainya dengan cara yang samaBandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klienMenggunakan arlojiCiptakan suasana ruangan yang tenangPegang arloji dan dekatkan ke telinga klienMinta klien untuk member tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arlojiPindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan meminta klien untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Normalnya, klien masih mendengar sampai jarak 30 cm dari telinga.Menggunakan garpu talaPemeriksaan RinnePegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan atau buku buku jari tangan yang berlawanan.Letakan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klienAnjurkan klien untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagiAngkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan didepan lubang telinga klien 1-2 cm dengan posisi garpu tala paralel terhadap lubang telinga klien.Instruksikan klien untuk member tahu apakah ia masih mendengar suara atau tidak.Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.Pemeriksaan weberPegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau bukku jari tangan yang berlawanan.Letakan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien.Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga.Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut.Teknik PemeriksaanKemungkinan yang Ditemukan

Daun telinga

LakukanInspeksiKeloid, kista epidermoid

Jika Anda menduga adanya otitis

Gerakan daun telinga keatas dan kebawah, dan tekan pada tragus.Menyebabkan nyeri pada otitis eksterna.

Tekan dengan kuat di belakang daun telinga.Mungkin akan nyeri tekan pada otitis media dan mastoiditis.

Lubang telinga dan gendang telinga.

Tarik daun telinga keatas, kebelakang dan sedikit keluar.

Inspeksi, melalui speculum otoskop,

Lubang telingaSerumen, otitis eksterna

Gendang telingaOtitis media akut, otitis media serosa, timpono-sklerosis, perforasi.

Pendengaran

Kaji ketajaman pendengaran terhadap bisikan atau suara pembicaraan.

Jika pendengaran menghilang, gunakan garpu tala 512-Hz untukUji ini membantu membedakan antara ketulian konduksi dengan kehilangan pendengaran secara sensorineural.

Uji lateralisasi (uji Weber)

Bandingkan konduksi udara dan konduksi tulang (uji Rinne)

Pemeriksaan hidung.a.TujuanMengetahui bentuk dan fungsi hidung.Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi.b.Persiapan alat.Speculum hidung.Senter kecil.Lampu penerangan.Sarung tangan (jika diperlukan).c.Prosedur pelaksanaan.Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar.Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.Atur penerangan.Amati bentuk dan tulang hidung bagian luar dari sisi depan,samping, dan atas.Amati keadaan kulit hidung terhadap warna dan adanya pembengkakan.Amati kesimetrisan lubang hidung.Observasi pengeluaran dan pelebaran nares (lubang hidung). Jika terdapat pengeluaran (secret, darah, dll), jelasakan karakter, jumlah dan warnanya.Lakukan palpasi lembut pada batang dan jaringan lunak hidung terhadap nyeri, massa.Letakkan satu jari pada masing-masing sisi arkus nasal dan memapalsinya dengan lembut,lalu gerakan jari dari batang ke ujung hidung.Kaji mobilitas septum hidung.Inspeksi hidung bagian dalam.Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.Pasang lampu kepala.Atur lampu agar dapat secara adekuat menerangi lubang hidung.Tekan hidung secara lembut untuk mengelevasikan ujung hidung dan lakukan pengamatan bagian anterior lubang hidung.Amati posisi septum hidungPasang ujung speculum hidung pada lubang hidung sehingga rongga hidung dapat diamati.Amati kartilago dan dinding-dinding rongga hidung serta selaput lender pada rongga hidung (warna, sekresi, bengkak).Lepas speculum secara perlahan-lahan.Teknik PemeriksaanKemungkinan yang Ditemukan

Inspeksihidung eksternal

Inspeksi, melalui speculum,

Mukosa hidung yang menutupi septum dan turbisani, perhatikan warnanya dan setiap pembengkakanPembengkakan dan warna merah pada rintis oleh virus, bengkak dan pucat pada rintis alergik; polip; ulkus karena penggunaan kokain.

Septum nasi terhadap posisi dan integritasPenyimpangan, perforasi

Palpasi sinus terhadap nyeri tekan:Nyeri tekan pada sinusitis akut

Frontal

Maksilaris

Pemeriksaan Mulut.a.TujuanMengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut.b.Persiapan alatSenter kecilSudip lidahSarung tangan bersihKasac.Prosedur pelaksanaanInspeksi mulutAtur duduk klien berhadapan dengan pemeriksa dan tingginya sejajar.Amati bibir klien untuk mengetahui warna bibir, kesimetrisan, kelembaban, dan apakah ada kelainan konginetal, bibir sumbing,pembengkakan, lesi, atau ulkus.Instruksikan klien untuk membuka mulut guna mengamati gigi klien.Atur penerangan yang cukup, jika diperlukan gunakan sudip lidah untuk menekan lidah sehingga gigi akan tampak lebih jelas.Amati keadaan, jumlah, ukuran, warna, kebersihan, karies,dll.Amati keadaan gusi, (adanya) lesi, tumor, pembengkakan.Observasi kebersihan mulut dan (adanya) bau mulut/halitosis.Amati lidah terhadap kesimetrisan dengan cara meminta kilen untuk menjulurkan lidahya, lalu amati warna, kesejajaran, atau( adanya) kelainan.Amati semua bagian mulut termasuk selaput lender mulut dengan me,eriksa warna, sekresi, (adanya) peradangan, perdarahan, ataupun ulkus.Tarik lembut bibir kebawah menjauhi gigi dengan jari yang terpasang sarung tangan.inspeksi mukosa terhadap warna, tekstur, hidrasi, dan lesi.Beri klien kesempatan untuk beristirahat dengan menutup mulutnya, jika ia lelah.Anjurkan klien untuk mengangkat kepala sedikit ke belakang dan membuka mulut ketika menginspeksi faring.tekan lidah ke bawah ketika klien berkata ah. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula. Periksa tonsil apakah meradang atu tidak.Palpasi mulutPemeriksa duduk berhadapan dengan klien.Anjurkan klien membuka mulut, pemeriksa memakai sarung tangan.Pegang pipil di antara ibu jari dan tangan (jari telunjuk berada di dalam). Lakukan palpasi secara sistematis dan kaji adanya tumor, pembengkakan atau adanya nyeri.Palpasi dasar mulut dengan menginstruksikan klien untuk mengatakan el, lalu dengan jari telunjuk tangan kanan lakukan palpasi dasar mulut secara sitematis, sedangkan ibu jari menekan bawah dagu untuk mempermudah palpasi.Palpasi lidah dengan menginstruksikan klien untuk menjulurkan lidah dan lidah dipegang dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Lakukan palpasi lidah, terutama bagian belakang dan batas-batas lidah dengan menggunakan jari telunjuk kanan.Teknik PemeriksaanKemungkinan yang Ditemukan

Inspeksi

BibirSionasis, pucat, seilosis

Mukosa oralBercak kanker

GusiGingivitis, penyakit periodontal

GigiKaries dentis, ompong.

Langit-langit mulutTorus palatines

Lidah, termasuk

PapillaGlositis

SimetrisParalisis saraf cranial ke-12

LesiKanker lidah

Dasar mulutKanker

Faring, termasuk

Warna atau eksudatFaringitis

Simetri dari langit-langit lunak ketika pasien mengucapkan ahParalisis saraf karnial ke-10

Pemeriksaan Fisik Kulit Kepala dan Leher

1. KEPALAPemeriksaan yang dilakukan pada kulit kepala dan rambut adalah inspeksi dan palpasi. Berikut ini adalah pemeriksaan pada kulit kepala dan rambut.a. InspeksiLihat kebersihan kulit kepala, apakah ada ketombe, kutu kepala, warna rambut, persebaran rambut kepala, dan bentuk kepala. Bentuk kepala dipengaruhi oleh ras, penyakit, dan lingkungan. Beberapa kelainan pada wajah adalah sebagai berikut:1) EksoftalmosMata menonjol keluar disebabkan oleh peningkatan tekanan intra-okuler (misalnya karena tumor pada orbital)2) AkromegaliDitandai dengan membesarnya tulang kepala, terutama tampak di dahi, hidung dan rahang bawah. Hidung, bibir, dan telinga membesar karena hormon pertumbuhan yang terlalu banyak.3) Klien dengan peningkatan hormon adrenal atau yang sedang menjalani terapi hormon adrenal, mungkin mengalami sindrom Cushing, wajah berbentuk bundar (moon face) dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan.4) Klien yang menderita gagal ginjal kronis memiliki wajah yang pucat dan edema disekitar mata5) Penyakit Parkinson menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk berekspresi dan menggerakkan otot wajah (wajah tampak kaku disebut Mask-like Face). Hal ini disebabkan oleh kelainan neurologis yang bersifat degeneratif dan progresif.b. PalpasiRasakan adanya massa pada kepala, adanya perubahan kontur tengkorak , atau diskontinuitas tengkorak. Tanyakan apakah klien merasa nyeri, minta klien untuk menunjukkan dan jangan lanjutkan palpasi.Cara Kerja :1. Atur posisi pasien duduk, atau berdiri2. Bila pakai kaca mata dilepas3. Lakukan inpeksi rambut dan rasakan keadaan rambut, serta kulit dan tulang kepala4. Inspeksi keadaan muka pasien secara sistematis.

2. MATAMata mengandung lebih banyak informasi diagnostic daripada organ-organ lain yang ada untuk diagnosis fisik. Vaskularisasinya saja memungkinkan diagnosis anemia, diabetes, hipertensi, keadaan hiperviskositas, dan arteriosclerosis. Enam dari 10 saraf cranial, lintasan simpatis dan parasimpatis, mensarafi struktur-struktur mata. Kelainannnya mungkin terletak jauh tetapi berefek pada penglihatan dan dapat dilihat.pemeriksaan fisik pada mata hanya terdiri atas inspeksi dan palpasi. Ada pemeriksaan khusus untuk mengetahui fungsi persyarafan dan tajam penglihatan.a. Inspeksi1) Kesimetrisan kedua mata dan alis serta persebarannya2) Perhatikan kondisi di sekitar mata, lihat warna kelopak mata apakah tampak kantung mata.3) Inspeksi Orbita dan Letak MataPerhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. Hilangnya sepertiga lateral alis mata kadang-kadang dijumpai pada miksedema, suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormone tiroid. Dan pada bola mata perhatikanlah apakah pasien menderita eksoftalmus atau tidak.4) Inspeksi Kelopak MataBiasanya inspeksi biasa sudah cukup. Kadang-kadang, anda perlu memeriksa permukaan dalam kelopak mata atas. Aparatus lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis pada dinding luar atas orbita anterior dan punkta atas dan bawah.5) Inspeksi Iris, Sklera dan KorneaPeriksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan warna. Kornea dapat diperiksa secara langsung atau dengan banntuan oftalmoskop. Ia tidak mengandung pembuluh darah sama sekali dan mempunyai banyak persarafan. Iris normal harus bulat dan simetris.Reaksi pupil harus diperiksa dalam beberapa cara. Pertama, sinarilah dengan cepat dan langsung ke dalam dalam salah satu mata dan perhatikanlah kontraksi yang normal. Kedua, tindakan ini membuktikan keutuhan busur dari reseptor ke efektor baik pada mata yang diperiksa maupun pada mata kontralateral. Kontraksi terjadi pula kalau mata berakomodasi untuk melihat dekat.Cara Kerja :Inspeksi keadaan bola mata, catat adanya kelainan : endo/eksoptalmus, strabismus.Anjurkan pasien memandang lurus kedepan, catat adanya kelainan nistagmus.Bedakan antara bola mata kanan dan kiriLuruskan jari dan dekatkan dengan jarak 15-30 cmBeritahu pasien untuk mengikuti gerakan jari, dan gerakan jari pada 8 arah untuk mengetahui fungsi otot gerak mata.Cara kerja pemeriksaan konjungtiva, sclera dan korneaBeritahu pasien melihat lurus ke depanTekan di bawah kelopak mata ke bawah, amati konjungtiva dan catat adanya kelainan : anemia / pucat. ( normal : tidak anemis )Kemudian amati sclera, catat adanya kelainan : icterus, vaskularisasi, lesi / benjolan ( norma : putih )Kemudian amati sklera, catat adanya kelainan : kekeruhan ( normal : hitam transparan dan jernih )Cara kerja pemeriksaan pupilBeritahu pasien pandangan lurus ke depanDengan menggunakan pen light, senter mata dari arah lateral ke medialCatat dan amati perubahan pupil : lebar pupil, reflek pupil menurun, bandingkan kanan dan kiriNormal : reflek pupil baik, isokor, diameter 3 mmAbnormal : reflek pupil menurun/-, Anisokor, medriasis/meiosisPemeriksaan tajam penglihatanSiapkan alat : snelen cart dan letakkan dengan jarak 6 meter dari pasien.Atur posisi pasien duduk/atau berdiri, berutahu pasien untuk menebak hurup yang ditunjuk perawat.Perawat berdiri di sebelah kanan alat, pasien diminta menutup salah satu mata ( atau dengan alat penutup ).Kemudian minta pasien untuk menebak hurup mulai dari atas sampai bawah.tentukan tajam penglihatan pasienPemeriksaan lapang pandangperawat berdiri di depan pasienbagian yang tidak diperiksa ditutupBeritahu pasien untuk melihat lurus kedepan ( melihat jari )Gerakkan jari kesamping kiri dan kananjelaskan kepada pasien, agar memberi tahu saat tidak melihat jari

Pemeriksaan tekanan bola mataTampa alat : Beritahu pasien untuk memejamkan mata, dengan 2 jari tekan bola mata, catat adanya ketegangan dan bandingkan kanan dan kiri.Dengan alat : Dengan alat Tonometri ( perlu ketrampilan khusus )

3. TELINGAPemeriksaan fisik dada pada telinga meliputi inspeksi, palpasi, dan pemeriksaan tajam pendengaran.a. Inspeksi1) Lihat kesimetrisan kedua daun telinga2) Lihat adanya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya3) Lihat apakah ada darah atau sekret yang keluar4) Lihat apakah gendang telinga dalam kondisi utuh atau tidak.b. Palpasi1) Palpasi telinga pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasa nyeri2) Jika terjadi nyeri kemungkinan ada infeksi di dalam saluran telinga, selain itu warna tragus akan tampak memerah (radang)3) Palpasi kelenjar limfe di sekitar aurikelc. Pemeriksaan tajan pendengaran1) Tes berbisik (whispering test)2) Tes weber3) Tes Rinne

Pemeriksaan daun telinga, lubang telinga dan membrane tympaniAtur posisi pasien dudukPerawat berdiri di sebelah sisi pasien, amati daun telinga dan catat : bentuk, adanya lesi atau bejolan.tarik daun telinga ke belakang atas, amati lubang telinga luar , catat adanya : lesi, cerumen, dan cairan yang keluar.Gerakkan daun telinga, tekan tragus dan catat adanya nyeri telinga.catat adanya nyeri telinga.Masukkan spikulum telinga, dengan lampu kepala / othoskop amati lubang telinga dan catat adanya : cerumen atau cairan, adanya benjolan dan tanda radang.Kemudian perhatikan membrane tympani, catat : warna, bentuk, dan keutuhannya. ( normal : warna putih mengkilat/transparan kebiruan, datar dan utuh )Lakukan prosedur 1-6 pada sisi telinga yang lain.

Pemeriksaan fungsi pendengaranTujuan: menentukan adanya penurunan pendengaran dan menentukan jenis tuli persepsi atau konduksi. Tehnik pemeriksaan :a. Voice Test ( tes bisik )Cara Kerja (Dengan suara bilangan)1. perawat di belakang pasien dengan jarak 4-6 meter2. bagian telinga yang tidak diperiksa ditutup3. bisikkan suatu bilangan ( tujuh enan )4. beritahu pasien untuk mengulangi bilangan tersebut5. bandingkan dengan telinga kiri dan kanancara Kerja (Dengan suara detik arloji)1. pegang arloji disamping telinga pasien2. beritahu pasien menyatakan apakah mendengar arloji atau tidak3. Kemudian jauhkan, sampai pasien tidak mendengar ( normal : masih terdengar pada jarak 30 cm )4. lakukan pada kedua sisi telinga dan bandingkanb. Test garputala1) Rinne testa) Perawat duduk di sebelah sisi pasienb) Getarkan garputala, dengan menekan jari garputala dengan dua jari tanganc) Letakkan pangkal garputala pada tulang mastoid, dan jelaskan pasien agar memberitahu bila tidak merasakan getaran.d) Bila pasien tidak merasakan getaran, dekatkan ujung jari garputala pada lubang telinga, dan anjurkan penderita agar memberutahu mendengar suara getaran atau tidah. Normalnya : pasien masih mendengar saat ujung garputala didekatkan pada lubang telinga.2) Weber testa) getarkan garputalab) Letakkan pangkal garputala di tengah-tengah dahi pasienc) Tanya kepada pasien, sebelah mana teinga mendengar lebih keras ( lateralisasi kana/kiri). Normalnya getaran didengar sama antara kanan dan kiri.3) Scwabach Testa) Getarkan garputalab) letakkan ujung jari garputala pada lugang telinga pasienc) kemudian sampai pasien tidak mendengar, lalu bandingkan dengan pemeriksa.c. Test Audiometri

Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan1. Test Romberg2. Test Fistula3. Test Kalori