TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA PADA KASUS HEMIPARESE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Latar belakang Otak rentan mengalami kelainan Hemiparese merupakan kelainan pada otak Hemiparese dapat ditampakkan dengan CT Scan Frekuensi pemeriksaan CT Scan kepala di RSUD Kota Salatiga cukup besar

Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA PADA KASUS HEMIPARESE
DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD KOTA SALATIGA HANIK NEILY RIZQIYAH P D III TRR SEMARANG Latar belakang Otak rentan mengalami kelainan
Hemiparese merupakan kelainan pada otak Hemiparese dapat ditampakkan dengan CT Scan Frekuensi pemeriksaan CT Scan kepala di RSUD Kota Salatiga cukup besar Rumusan masalah Bagaimana teknik pemeriksaan CT Scan kepala pada kasus hemiparese di Instalasi Radiologi RSUD Kota Salatiga? tujuan Untuk mengetahui teknik pemeriksaan CT Scan kepala di Instalasi Radiologi RSUD Kota Salatiga. dasar teori Otak besar (Cerebrum) Batang Otak (Truncus Enchepali)
Otak Kecil (cerebellum) Meningen (selaput otak) Ventrikel Otak Cairan Serebrospinal HEMIPARESE Kondisihempirarese adalah kondisi dimana terjadinya kelemahan pada sebelah atau sebagian kanan/kiri tubuh (lengan, tungkai dan wajah) yang berlawanan dengan lesi yang terjadi di otak. PENYEBAB HEMIPARESE Hemipa-rese Tumor Infeksi Trauma Congenital Stroke Paparan kasus Identitas Pasien Nama pasien : Tn. S Umur : 90 Th
Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat: Tetep Wates Kumpulrejo No. Foto: 1015-CT-115 No. CM: XXX Permintaan Foto: CT Scan kepala polos Ruang: Cempaka Persiapan alat dan bahan
Lanjutan... Prosedur Pemeriksaan CT Scan Kepala Polos Persiapan alat dan bahan Persiapan pasien Umum Khusus Keluarga pasien diminta untuk melepaskan dan menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan artefak pada radiograf Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala
POSISI PASIEN Pasien supine dengan posisi kepala pada arah gantry. Kedua lengan di atas dada, kedua kaki lurus. MSP tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan. Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala
POSISI OBJEK Kepala diletakkan di atas head holder dan hiperfleksi MSP kepala di pertengahan head holder dan sejajar lampu indikator longitudinal. Lampu indikator transversal berada pada ketinggian pertengahan kepala. Lampu indikator axial berada pada 1 cm di atas vertek. Tangan difiksasi dengan menggunakan body strap. Pasien diberi selimut WORKFLOW PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA
Positioning Registrasi data Memilih region Scanogram Mengatur Parameter Memilih protokol Scanning Rekonstruksi Post-image Processing Printing FIlming ROI REGISTRASI DATA PROTOKOL PARAMETER WW : R1 = 150; R2 = 80 WL : R1 = +50; R2 = +40
Parameter scanogram Panjang : 250 mm ST: 5 mm mA: 50 mA kV: 120 kV Orientasi: Head first Posisi: Supine Angle: 90 derajat Parameter scan Scanogram: Lateral Range: 2 range ST: 5 mm (range 1) 10 mm (range 2) + multirecon 2,5 mm FOV: 220 mm Gantry tilt: - 11 derajat mA: 225 mA kV: 120 kV S: 0,8 s WW: R1 = 150; R2 = 80 WL: R1 = +50; R2 = +40 FILMING SCANOGRAM ROI PROTEKSI RADIASI Pintu ruang pemeriksaan ditutup rapat.
Ruangan dan pintu dilapisi dengan timbal. Terdapat tanda-tanda bahaya radiasi. Terdapat lampu merah yang menyala. PEMBAHASAN Prosedur pemeriksaan CT scan kepala polos pada kasus hemiparese di Instalasi Radiologi RSUD Kota Salatiga dilakukan tanpa persiapan khusus. Hanya saja, keluarga pasien diinstruksikan untuk melepaskan dan menyimpan benda-benda yang dapat menimbulkan artefak pada radiograf. Teknik scanning yang digunakan adalah teknik sekuen. Scanogram dibuat pada seluruh kepala dengan proyeksi lateral. Kemudian dilakukan pengaturan range. Teknik ini menggunakan dua range. Range 1 mulai dari basis cranii sampai dengan petrosum dengan slice thickness 5 mm. Range 2 mulai dari petrosum sampai dengan vertek dengan slice thickness 10 mm. Lalu, dilakukan pengaturan penyudutan gantry. Penyudutan gantry bertujuan agar arah scanning mendekati sejajar mengikuti arah otak.Kemudian dilakukan pengaturan FOV. Proses selanjutnya adalah proses scanning
Proses selanjutnya adalah proses scanning. Scanning dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat pada scanogram. Scanning dilakukan mulai basis cranii sampai vertek. Irisan yang dihasilkan adalah irisan axial. Kemudian dilakukan proses post-image processing menggunakan program MPR (Multi Planar Reconstruction) sehingga dihasilkan irisan sagital dan coronal. Irisan sagital dan coronal digunakan untuk menunjang irisan axial yang telah dihasilkan. Lalu dilakukan proses ROI. ROI dilakukan pada daerah yang terdapat kelainan. Selanjutnya dilakukan proses filming
Selanjutnya dilakukan proses filming. Filming dilakukan untuk memilih irisan-irisan yang memberikan banyak nilai diagnostik. Irisan-irisan tersebut diatur dalam satu lembar film yang terbagi ke dalam 30 frame. Irisan-irisan yang dipilih dimasukkan ke dalam frame. Frame tersebut berisi 1 frame untuk scanogram, 15 frame untuk irisan axial, 7 frame untuk irisan sagital dan 7 frame untuk irisan coronal. Selanjutnya film dicetak dengan menggunakan mesin printer Fujifilm Dry Pix 4000 ke dalam satu lembar film ukuran 35 X 43 cm. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan CT scan kepala pada kasus hemiparese di Instalasi Radiologi RSUD Kota Salatiga dilakukan tanpa persiapan khusus, hanya saja keluarga pasien diinstruksikan untuk melepas dan menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan artefak pada radiograf. Scanogram dibuat dengan proyeksi lateral pada seluruh kepala. Scan dibuat dengan 2 range. Range 1 mulai dari basis cranii sampai dengan petrosum. Range 2 mulai dari petrosum sampai vertek. SARAN Saran yang dapat penulis sampaikan adalah hendaknya pasien diberi apron pada daerah dada dan perut. Karena daerah tersebut tidak ikut diperiksa. Sehingga sebaiknya organ-organ tersebut tidak ikut terkena dosis radiasi. TERIMA KASIH