View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
1/21
SKENARIO MATERI KELOMPOK C7 (3)
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan demam, nyeri kepala,
merasa lemah dan nafsu makannya sangat menurun. Pagi ini saat melihat di cermin ia merasa
matanya kuning. Ia mengaku menggunakan narkoba suntikan bersama teman-temannya dan
sering memakai satu jarum bersama-sama. alam waktu lima tahun ini ia hanya mempunyai
satu partner seksual. Pada pemeriksaan sklera ikterik, hatinya membesar ! jari bawah arcus
costae, nadi "0#$menit, tekanan darah ""0$%0 mm&g, suhu tubuh 3','o(.
Pemeriksaan )ab * leukosit * +#00$u), bilirubin total mg$d), bilirubin direk !, mg$d), uji
fungsi hati S/, SP, gamma 1 meningkat. Serologi anti &2 -1, anti &( -1,
&bs2g 41, anti&5s -1, anti&5c 41.
1
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
2/21
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakan
Sistem hepatobilier terutama organ hati merupakan salah satu hal yang penting dalam
kedokteran, sebab hati memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia, karena hati
memiliki fungsi yang cukup banyak, sehingga bila terjadi malfungsi $ menghilangnya fungsi
hati maka dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup. Salah satu penyakit yang sering
mengenai hati dan sering menjadi keluhan pasien dalam praktik adalah hepatitis, penyakit
peradangan pada hati ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti 6irus, bakteri, obat-
obatan maupun sistem imun. Sedangkan 6irus pada hepatitis diklasifikasikan kedalam
golongan yaitu &2, &5, &(, &, dan &7.
alam skenario ini yang dimunculkan adalah seorang wanita usia 30 tahun datang ke
klinik dengan keluhan demam, nyeri kepala, merasa lemah dan nafsu makannya sangat
menurun. Pagi ini saat melihat di cermin ia merasa matanya kuning. Ia mengaku
menggunakan narkoba suntikan bersama teman-temannya dan sering memakai satu jarum
bersama-sama. alam waktu lima tahun ini ia hanya mempunyai satu partner seksual.
ari keluhan ada kemungkinan pasien menderita penyakit hepatitis 5, terlebih
dengan adanya hasil pemeriksaan fisik dan lab termasuk serologi yang semakin menguatkan
dugaan akan terkena penyakit hepatitis 5.
8elalui makalah ini akan dijabarkan tentang hal yang berhubungan dengan hepatitis,
terutama hepatitis 5.
1.!. T"#"an
9ntuk mengetahui berbagai hal tentang hepatitis 5, seperti pemeriksaannya, gejala-
gejalanya, epidemiologi, patologi, penatalaksanaan, etiologi, prognosis, komplikasi, dan
pencegahannya.
2
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
3/21
BAB II. PEMBAHASAN
!.1.Ana$ne%&%
2namnesis adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh dokter apabila
berhadapan dengan pasien. 2namnesis bertujuan untuk mengambil data berkenaan dengan
pasien melalui wawancara bersama pasien maupun keluarga pasien. 2namnesis perlu
dilakukan dengan cara-cara khas yang berkaitan dengan penyakit yang bermula dari
permasalahan pasien. 2namnesis yang baik akan membantu dokter memperoleh maklumat
seperti berikut *
Penyakit atau kondisi yang mungkin menjadi punca keluhan pasien
kemungkinan diagnosis1
Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab
munculnya keluhan pasien diagnosis banding1
:aktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut
faktor predisposisi, predileksi dan faktor risiko1
;emungkinan penyebab penyakit etiologi1
:aktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien
faktor prognostik, termasuk upaya pengobatan1
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk
menentukan diagnosisnya
5agi pasien yang pertama kali datang ke dokter, pertanyaan yang perlu diajukan adalah data
pribadi pasien seperti*
".
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
4/21
>. 2gama
%. Suku bangsa
'. 2lamat
+. Pendidikan
"0. Pekerjaan
"". ?iwayat keluarga yang meliputi kakek dan nenek sebelah ayah, kakek dan nenek
sebelah ibu, ayah, ibu, saudara kandung dan anak-anak
Seterusnya adalah pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan pasien
". 2pakah dalam keluarga pasien ada yang mengalami serupa $ pernah mengalaminya@
!. 2pakah pasien pernah menerima transfusi darah atau jadi pendonor@
3. 2pakah pasien pernah menjalani hemodialisis@
#. 2pakah pasien memiliki partner seksual yang berganti-ganti $ pernah mengalami hal
yang serupa@
. 2pakah pasien sering menggunakan jarum suntik, terutama untuk narkoba@
>. 2pakah pasien peminum alkohol berat@
%. Sudah berapa lama ikterik muncul@
'. 2pakah terjadi perubahan warna pada urin seperti teh coklat, dan pada feses seperti
pucat keabu-abuan@
+. 2pakah pasien merasakan gatal-gatal pada sekujur tubuhnya semenjak mengalami
keluhan@
"0. 2pakah pasien merasakan sakit pada abdomen, terutama kuadran kanan atas@
"". 2pakah pasien mengalami muntah dan buang air besar darah@
"!. 2pakah pasien mengalami perut membuncit dan bengkak edema pada kaki@
4
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
5/21
"3. 2pakah timbul demam@ )alu timbul demam sebelum $ bersamaan dengan ikterik@
Sudah berapa lama timbul demam@
"#. ;eluhan-keluhan ini sudah berapa lama diderita@
". 2dakah obat-obatan yang pasien sudah minum sebelumnya@
">. 2pakah pasien pernah melakukan 6aksin untuk hepatitis@ aksin apa saja@ bila sudah
apakah pernah melakukan 6aksin booster untuk hepatitisnya@
an hasil dari anamnesis adalah memiliki keluhan demam, nyeri kepala, merasa lemah
dan nafsu makannya sangat menurun. Pagi ini saat melihat di cermin ia merasa matanya
kuning. Ia mengaku menggunakan narkoba suntikan bersama teman-temannya dan sering
memakai satu jarum bersama-sama. alam waktu lima tahun ini ia hanya mempunyai satu
partner seksual dan terlihat sklera ikterik.
!.!. Pe$er&k%aan
9ntuk memperkuat diagnosis tentang suatu penyakit kita harus melakukan
pemeriksaan kepada pasien. Pemeriksaan paling utama yang harus dilakukan adalah
pemeriksaan fisik dan apabila ingin memperkuat diagnosis tersebut dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang, misalnya pemeriksaan lab.
!.!.1.Pe$er&k%aan '&%&k1
Pemeriksaan fisik merupakan suatu keterampilan pemeriksaan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang dokter dalam mendukung diagnosanya terhadap suatu penyakit. Seorang
dokter yang baik, harus mendahulukan pemeriksaan fisik, sebelum pemeriksaan lainnya.
Pemeriksaan fisik yang umum dilakukan termasuk inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi*
- Inspeksi
8emeriksa apakah adanya ikterus pada kulit dan sklera mata pasien. Pada kulit gelap
umumnya ikterus di kulit sukar terlihat. )alu melihat apakah bagian abdomen simetrisatau tidak, serta bentuk permukaan kulit abdomen, beserta kelainan-kelainan
5
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
6/21
pembuluh darah seperti caput medusa. Selain itu periksa apakah ada bekas garukan
yang banyak dan menyeluruh serta bekas suntikan pada kulit.
- Palpasi
8eraba dengan melakukan penekanan pada daerah abdomen untuk merasakan apakah
terdapat perbesaran hepar ukuran1, konsistensi dari hepar kenyal, lunak, keras1, tepi
ujung hepar tajam atau tumpul1, permukaan hepar berbenjol-benjol, tidak rata, licin1,
adanya rasa sakit atau tidak. Selain itu periksa juga apakah ada massa di abdomen,
serta adakah splenomegali.
- Perkusi
8emperkirakan letak hepar serta batasannya dengan pulmo. engan perkusi juga
dapat mengetahui apakah terdapat perbesaran, peranjakan hepar atau tidak. Serta
untuk mengetahui apakah terdapat asites atau tidak pada abdomen.
- 2uskultasi
8endengar apakah terdapat bruits pada hepar seperti pada &(( hepato cellular
carcinoma1
- Pengukuran tanda-tanda 6ital
erutama pengukuran nadi, tekanan darah, serta suhu tubuh untuk demam.
!.!.!.Pe$er&k%aan Pen"n#an!
Pemeriksaan penunjang biasanya berupa pemeriksaan lab maupun radiologi.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan diagnosa secara tepat.
6
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
7/21
Pemeriksaan penunjang pada hepatitis umumnya*
- 5iopsi hati untuk mendiagnosis kerusakan jaringan akibat hepatitis, maupun bila
mengalami penyembuhan.
- 9S, ( scan, 8?I, untuk mendiagnosis kemungkinan adanya kolestasis
- Pemeriksaan faal hati * terutama SP $ 2) dan S/ $ 2S yang spesifik untuk
penyakit hati, sedangkan enAim yang lain seperti dan 2)P yang sensitif untuk
penyakit hati namun, tidak spesifik hepatitis, dan umumnya untuk mendeteksi
kolestasis, serta pemeriksaan bilirubin, baik bilirubin total maupun bilirubin direk.
- Pemeriksaan serologi pada &epatitis 5 * yang umum adalah pemeriksaan &bs2g,
2nti-&bs2g, 2nti-&5( Ig8 dan Ig1. Sedangkan serologi untuk memisahkan
hepatitis 5 dengan hepatitis yang lain adalah &(-?
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
8/21
2nikterik hepatitis merupakan bentuk predominan umum pada penyakit ini. 8ayoritas
pasien merupakan asimptomatik. Pasien yang simptomatik memiliki gejala yang sama dengan
pasien yang mengalami hepatitis ikterik. Pasien dengan anikterik hepatitis memiliki
kemungkinan lebih besar untuk berkembang menjadi hepatitis kronik.
ejala hepatitis 6iral akut dibagi dalam # tahap yaitu*
1. :ase inkubasi 8erupakan waktu antara masuknya 6irus dan timbulnya gejala atau
ikterus. 5er6ariasi dari ! sampai !0 minggu $ "-> bulan. Panjang fase ini tergantung
pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum,
makin pendek fase inkubasi ini.
2. :ase prodromal $ pra-ikterik :ase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan
timbulnya gejala ikterus. 2witannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan
malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia.
8ual, muntah, dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan pengecap.
Serum sickness like syndrome dapat muncul pada hepatitis 5 akut di awal infeksi.
emam derajat rendah umumnya terjadi pada hepatitis 2 akut. minggu. Pada -"0C kasus perjalanan klinisnya mungkin
lebih sulit ditangani, hanya D"C yang menjadi fulminan.
8
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
9/21
!.2.D&erent D&an,%&%4
He+at&t&% C
Penderita &epatitis ( sering kali tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah
terjadi bertahun-tahun lamanya. 0C pasien selama fase akut dari
penyakit, 3C sisanya akan terdeteksi pada beberapa minggu atau bulan kemudian. etapi
bisa saja 2nti &( tidak muncul pada DC pasien yang terinfeksi pada pasien &I, anti
&( tidak muncul dalam persentase yang lebih besar1.
Secara umum anti &( akan tetap terdeteksi untuk periode yang panjang, baik pada
pasien yang mengalami kesembuhan spontan maupun yang berlanjut menjadi kronik. 2danya
&( ?
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
10/21
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
11/21
&epatitis 5 berasal dari 6irus &epatitis ipe 5 &51. &epatitis 5 termasuk dalam
family &epadna6iridae. &5 menimbulkan infeksi kronik, khususnya pada mereka yang
terinfeksi ketika bayi, ini adalah faktor utama dalam perkembangan penyakit hati dan
karsinoma hepatoseluler pada orang-orang tersebut.
erbagi menjadi 3 partikel 6irus yaitu *
". Partikel berbentuk bulat dengan diameter !0-!! nm.
!. Partikel berbentuk batang dengan diameter kurang lebih !0 nm, panjang 0-
!0 nm. ;edua bentuk diatas tidak mengandung asam nukleat, diduga hanya
merupakan lapisan lipoprotein luar dari 6irus hepatitis 5.
3. Partikel ane dengan diameter kurang lebih #! nm yang mengandung asam
nukleat dan merupakan 6irus hepatitis 5 yang lengkap. ;omponen lapisan luar
disebut hepatitis 5 surface 2ntigen &5s2g1. idalam inti core1 partikel ane
terdapat genome dari 6irus hepatitis 5 yaitu sebagian dari molekul tunggal dari
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
12/21
imunosupresi dengan replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung yang mendukung
patofisiologi efek sitopatik ini.
5ila pasien memiliki respon imun yang efektif dan adekuat maka secara umum pasienakan sembuh sendiri, tetapi sebesar >C-"0C pasien yang terinfeksi &5 tidak bisa
memusnahkan 6irus, seperti adanya faktor imunotoleran terhadap &5. &ambatan pada ()
yang bertugas melisiskan sel-sel terinfeksi, mutan &5, kurangnya produksi I:"C di ;upang. 2ngka kejadian infeksi hepatitis akut hampirsama besarnya dengan hepatitis 2. Sejak tahun "++0 infeksi hepatitis 5 dan ( sudah mulai
menurun. 8enurut sur6ei kasus hepatitis 2 sebesar #'C, hepatitis 5 sebesar 3#C, hepatitis (
sebesar "C. Sedangkan untuk kasus hepatitis sangat jarang dan kasus hepatitis 7
merupakan kasus import.
Sebanyak "-C dewasa, +0C neonatus dan 0C bayi akan berkembang menjadi
hepatitis kronik dan 6iremia yang persisten. Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis
kronik, sirosis dan kanker hati.
&5 ditemukan di darah, semen, sekret ser6iko6aginal, sali6a, cairan tubuh lain.
(ara transmisi *
- 8elalui darah * Penerima produk darah, I9, pasien hemodialisis, pekerja
kesehatan, pekerja yang terpapar darah.
- ransmisi seksual
12
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
13/21
- Penetrasi jaringan perkutan1 atau permukosa * tertusuk jarum, penggunaan ulang
peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato,
akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama.
- ransmisi maternal-neonatal, maternal-infant.
- ak ada bukti penyebaran fekal-oral.
!.;.K,$+l&ka%&341 bulan atau lebih
maka dikatakan kronik. Selain itu, untuk membedakan hepatitis 5 akut dengan kronik dapat
dilihat dari reaksi serologi dan gambaran histologi.
Keaalan /at&
agal hati akut adalah suatu kondisi di mana semua fungsi penting dari hati
terganggu. 2pabila terjadi kegagalan hati, transplantasi hati diperlukan untuk tetap hidup
K,&nek%& HC* -enan =&r"% /e+at&t&% B (HB*)
Infeksi yang 5erbarengan (o-Infection1 dari irus &epatits 5 dengan irus &epatitis
(. Sekitar "0C dari pasien-pasien 6irus hepatitis 5 kronis terinfeksi berbarengan dengan 6irus
hepatitis ( kronis &(1. irus hepatitis ( lebih sering ditularkan dengan penggunaan obat
secara intra 6ena daripada kontak seksual. Infeksi berbarengan dengan 6irus hepatitis 5 dan
6irus hepatitis (, oleh karenanya, biasanya namun tidak secara eksklusif1 terlihat diantara
pengguna-pengguan obat secara intra 6ena. Pada infeksi berbarengan co-infection1 ini,
biasanya satu dari dua infeksi-infeksi ini mendominasi. (ontohnya, jika seorang pasien yang
diinfeksi berbarengan mempunyai suatu tingkat 6irus hepatitis 5 yang tinggi, tingkat 6irus
hepatitis ( umumnya adalah rendah. Pada sisi lain, infeksi 6irus hepatitis 5 biasanya tidakaktif pada pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan dengan tingkat-tingkat 6irus hepatitis (
13
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
14/21
yang tinggi. erapi anti-6irus, oleh karenanya, harus diarahkan melawan infeksi yang
dominan.
K,&nek%& HD* -enan =&r"% /e+at&t&% B (HB*)
isebabkan oleh 6irus hepatitis &1, merupakan 6irus ?
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
15/21
Pengecualian, dengan prognosis buruk pada sekelompok kecil orang sekitar "C dari
pasien yang terinfeksi1 mengalami hepatitis fulminan. &al ini dapat terjadi selama beberapa
hari sampai beberapa minggu dan dapat berakibat fatal dan berujung kematian. Serta pada
orang-orang dengan infeksi &5 kronis berisiko lebih lanjut mengalami
kerusakan$pengerasan hati sirosis1, kanker hati, gagal hati, dan kematian.
!.11.Penea/an3
A.Penea/an +a-a &nek%& 5an -&t"larkan $elal"& -ara/
asar utama imunoprofilaksis adalah pemberian 6aksin hepatitis 5 sebelum paparan.
". Imunoprofilaksis 6aksin hepatitis 5 sebelum paparan
a. aksin rekombinan ragi
- 8engandung &bs2g sebagai immunogen
- Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti &bs2g pada
H +C pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis.
- 7fektifitas sebesar '-+C dalam mencegah infeksi &5.
- 7fek samping utama
".
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
16/21
b. osis dan jadwal 6aksinasi &5. Pemberian I8 deltoid1 dosis dewasa untuk
dewasa, untuk bayi, anak sampai umur "+ tahun dengan dosis anak "$! dosis
dewasa1, diulang pada " dan > bulan kemudian $ 0,",> atau sekarang dikenal
0,",! bulan dengan keefekti6an yang sama.
c. Indikasi
- Imunisasi uni6ersal untuk bayi baru lahir
- aksinasi catch up untuk anak sampai umur "+ tahun bila belum
di6aksinasi1
- rup risiko tinggi *
". Pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan karier
hepatitis 5.
!. Pekerja kesehatan dan pekerja yang terpapar darah.
3. I9 $ Intra ena rug 9ser
#. &omoseksual dan bisesksual pria
. Indi6idu dengan banyak pasangan seksual.
>. ?esipien transfusi darah
%. Pasien hemodialisis
'. Sesama narapidana
+. Indi6idu dengan penyakit hati yang sudah ada cth * hepatitis (
kronik1
!. Imunoprofilaksis pasca paparan dengan 6aksin hepatitis 5 dan imunoglobulin
hepatitis 5 &5I1. Indikasi *
- ;ontak seksual dengan indi6idu yang terinfeksi hepatitis akut *
". osis 0,0# 0,0% m)$kg &5I sesegera mungkin setelah paparan
16
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
17/21
!. aksin &5 pertama diberikan pada saat atau hari yang sama pada
deltoid sisi lain
3. aksin kedua dan ketiga diberikan " dan > bulan kemudian.
-
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
18/21
- /bat-obat yang dimetabolisme di hati harus dihindari akan tetapi bila sangat
diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis
- Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus e6aluasi sampaisembuh
- &arus terus dimonitor terhadap kejadian ensefalopati seperti kesadaran somnolen,
mengantuk dan asteriks.
- 8asa protrombin serum merupakan petanda yang baik untuk menilai
dekompensasi hati dan menentukan saat yang tepat untuk dikirim ke pusat
transplantasi.
- 8emonitor konsentrasi transaminase serum tidak membantu dalam hal menilai
fungsi hati pada keadaan hepatitis fulminan karena konsentrasinya akan turun
setelah terjadi kerusakan sel hati masif.
- 2nti mual muntah dapat membantu menghilangkan keluhan mual.
- Pasien yang menunjukkan gejala hepatitis fulminan harus segera dikirim ke pusat
transplantasi.
- ransplantasi hati bisa merupakan prosedur penyelamatan hidup untuk pasien yang
mengalami dekompensasi setelah serangan akut hepatitis.
- Pasien dengan hepatitis akut tidak memerlukan perawatan isolasi
- /rang yang merawat pasien hepatitis akut 2 dan 7 harus selalu mencuci
tangannya dengan sabun dan air.
- /rang yang kontak erat dengan pasien hepatitis 5 akut seharusnya menerima
6aksin hepatitis 5.
18
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
19/21
BAB III. PENUTUP
3.1.Ke%&$+"lan
ari hasil yang didapat pada 5ab II, dapat disimpulkan bahwa hasil hipotesis yang
disepakati yaitu wanita itu mengalami hepatitis 5 akut adalah benar.
19
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
20/21
DA'TAR PUSTAKA
". 7ugene ?S, 8ichael :S, Bills (8. SciffJs iseases of the )i6er. olume ". )ippincott
Billiams K Bilkins * PhiladelphiaL !00%.p.3-",%"-%,%#>-'>.
!. ;osasih 7
8/13/2019 PBL Mandiri Blok 17
21/21
3. Sanityoso 2. 5uku ajar ilmu penyakit dalam* &epatitis 6irus akut. 7disi I. =ilid I.
=akarta* Pusat Penerbitan epartemen Ilmu Penyakit alam :akultas ;edokteran
9ni6ersitas Indonesia. =akartaL !00%.h.#!%-3!.
4. Pyrsopoulos 3!-clinicalMa0!"% ,!0 =uni !0"".
. oldman ), 2usiello . (ecil eEtbook of 8edicine. !!nded. Saunders * Philadeplphia L
!00#.p. +""-!".
>. )in ;B, ;irchner =. &epatitis 5. 2merican :amily Physician, =an " !00#L >+, "L health
K 8edical (omplete p %.
%. )emon 8S, 2lter 8=. &epatitis 5. alam SeEually ransmitted iseases* &olmes ;.;
editors,hird edition, 8craw-&ill, "+++*p 3>-%.
'. &adi S. &ati. alam astroenterologi. Penerbit 2lumni 5andung, "++ * p #'#-%.
9. 8c(ance ;, &uether S7?th ed. 8osby
7lse6ier* phildelphiaL !0"0. p. 3"#,+#%.
"0. Pyrsopoulos 3!-followupMa!>#+,!0 =uni !0""
http://emedicine.medscape.com/article/173594-workup#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/177632-followup#a2649http://emedicine.medscape.com/article/173594-workup#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/177632-followup#a2649