28
KALKULASI BIAYA PROSES Process Costing merupakan cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk mengolah produknya secara massa. Dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Karakteristik perusahaan yang berproduksi massa : Produk yang dihasilkan merupakan produk standar Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu Metode biaya proses digunakan untuk barang-barang yang diproduksi melalui pengolahan yang berkesinambungan atau melalui proses produksi massal. Keadaan seperti ini terdapat dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi seperti plastik, minyak bumi, tekstil, baja, gandum, dan gula. Metode biaya proses juga digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-alat elektronik ringan, dan oleh industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan perkakas rumah tangga). Beberapa perusahaan umum (gas, air minum, dan

Paper Akmen Seminar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper Akmen Seminar

KALKULASI BIAYA PROSES

Process Costing merupakan cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya

produksi dikumpulkan untuk mengolah produknya secara massa. Dalam metode ini, biaya

produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi

per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu,

selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut

selama jangka waktu yang bersangkutan.

Karakteristik perusahaan yang berproduksi massa :

Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi

rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

Metode biaya proses digunakan untuk barang-barang yang diproduksi melalui

pengolahan yang berkesinambungan atau melalui proses produksi massal. Keadaan

seperti ini terdapat dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi seperti

plastik, minyak bumi, tekstil, baja, gandum, dan gula. Metode biaya proses juga

digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-

alat elektronik ringan, dan oleh industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan

perkakas rumah tangga). Beberapa perusahaan umum (gas, air minum, dan listrik)

juga mengkalkulasi biaya produksinya dengan metode biaya proses.

Ciri-ciri dari kalkulasi biaya proses adalah:

Biaya dibebankan ke perkiraan barang dalam proses pada setiap departemen.

Laporan biaya produksi digunakan untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan

menghitung biaya per unit dan biaya total.

Barang dalam proses pada akhir periode akan dinilai kembali dalam satuan unit

ekuivalen (artinya, dihitung berapa unit barang jadi yang setara dengan barang

dalam proses tersebut).

Biaya-biaya dari unit-jadi pada suatu departemen akan ditransfer ke departemen

Page 2: Paper Akmen Seminar

pengolahan berikutnya agar pada akhirnya dapat diketahui biaya total untuk

barang jadi selama satu periode, dan biaya yang harus dibebankan ke barang

dalam proses.

Kalkulasi Biaya per Departemen

Pada perusahaan pabrikan, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa

departemen. Setiap departemen melaksanakan suatu operasi yang spesifik atau suatu

proses yang mengarah pada penyelesaian suatu produk. Contohnya, dalam situasi di mana

digunakan metode biaya proses, departemen pertama melaksanakan fase pengerjaan awal

atas suatu barang dan kemudian mentransfer unit-unit produksinya ke departemen kedua.

Departemen kedua menyelesaikan bagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, lalu

mentransfer unit-unit produksinya ke departemen ketiga yang merampungkan barang terse

but secara tuntas dan kemudian menyampaikannya ke gudang barang jadi. Unit produksi

yang ditransfer dari satu departemen ke departemen berikutnya juga akan disertai dengan

biaya-biaya yang diakumulasikan di departemen yang bersangkutan. Biaya bahan, upah

pekerja, dan overhead pabrik akan dibebankan ke perkiraan barang dalam proses yang

diselenggarakan untuk setiap departemen.

Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen

akan diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi. Dalam laporan ini, biaya unit jadi akan

digunakan untuk menghitung biaya unit-unit yang masih dalam proses. Pemisahan biaya

untuk unit yang ditransfer dan untuk persediaan barang dalam proses pada setiap

departemen diperlukan untuk pengendalian biaya.

Langkah-langkah perhitungan dalam process costing :

1. Biaya produksi dibagi menjadi tiga : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik.

2. Menentukan besarnya biaya produksi, ditentukan berdasarkan biaya yang

sesungguhnya terjadi.

3. Menghitung besarnya unit ekuivalensi, dengan cara :

∑ produk jadi+(∑ produk dalam proses x % penyelesaian )4. Menghitung besarnya biaya produksi per unit, dengan cara membagi masing-masing

biaya produksi dengan unit ekuivalannya, kemudian menjumlahkannya.

5. Menghitung nilai produk jadi :

∑ produk jadi x biaya produksi per unit

6. Menghitung nilai produk dalam proses :

(∑ produk dalam proses x % penyelesaiannya ) x biaya produksi per unit

Page 3: Paper Akmen Seminar

VARIASI PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES MENCAKUP:

a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh

hanya melalui satu departemen produksi

b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah

melalui lebih dari satu departemen produksi

c. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga

pokok produksi per satuan, dengan anggapan:

produk hilang pada awal proses

proiduk hilang pada akhir proses

METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU

DEPARTEMEN PRODUKSI

Contoh 1.

PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi.

Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar 3.1

Biaya bahan bakuBiaya bahan penolongBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik

Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000

Total biaya produksi Rp 39.875.000Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :Produk jadiProduk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

2.000 kg

500 kg

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 20x1Masuk ke dalam proses: 2.500 kg

Produk jadi : 2000 kgProduk dalam proses akhir 500 kg

Perhitungan harga pokok produksi per satuanUnsure biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

satuan(1) (2) (3) (2);(3)

Bahan bakuBahan penolongTenaga kerjaOverhead pabrik

Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000

39.875.000

2.5002.5002.2502.150

Rp 2.0003.0005.0007.500

17.500

Page 4: Paper Akmen Seminar

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000 Rp 4.875.000Jumlah biaya produksi bulan januari 20x1 Rp 39.875.000

Jurnal pencatatan biaya produksijurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;

Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000Persediaan bahan baku Rp

5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolongBarang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000

Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerjaBarang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000

Gaji dan upah Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrikBarang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000

Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudangPersediaan produk jadi Rp 35.000.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 20x1

Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000

METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU

DEPARTEMEN PRODUKSI

Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah

departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk

Page 5: Paper Akmen Seminar

yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi

dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi

sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah

departemen pertama terdiri dari:

a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya

b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Contoh2:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen

A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk

bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 20x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kgProduk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kgBiaya yang dikeluarkan bulan Januari 20x1Biaya bahan bakuBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik

Rp 70.000Rp 155.000Rp 248.000

Rp 0Rp 270.000Rp 405.000

Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhirBiaya bahan bakuBiaya konversi

100%20% 50%

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen AUnsur biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

kg

Bahan bakuTenaga kerjaOverbead pabrik

Rp 70.000155.000248.000

35.00031.00031.000

Rp 258

Total Rp 173.000 Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000

Rp 23.000Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 20x1 Rp 473.000

Page 6: Paper Akmen Seminar

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen AJurnal untuk mencatat biaya bahan baku :Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000

Persediaan bahan baku Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000

Gaji dan upah Rp 155.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000

Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp

150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp

240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20x1

Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen BUnsur biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

kg

Tenaga kerjaOverbead pabrik

270.000405.000

27.00027.000

1015

Total Rp 675.000 Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B

Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudangHarga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25

Rp 360.000600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40

960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhirHarga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000

90.000

Rp 75.000Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B 165.000Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 20x1 Rp 1.125.000

Page 7: Paper Akmen Seminar

jurnal pencatatan biaya produksi departemen BJurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp

150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp

240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000

Gaji dan upah Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000

Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudangPersediaan produk jadi Rp 960.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000

Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000

Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20x1

Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

Pengaruh terjadinya produk yang hilang

A. Pada Awal Proses

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi

yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan

dalam perhitungan unit ekuvalensi yang dihasilkan dalam departemen tersebut.

Dalam departemen setelah departemen produksi pertama, produk yang hilang pada

awal proses mempunyai dua akibat :

1. Menaikan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen

produksi sebelumnya

Page 8: Paper Akmen Seminar

2. Menaikan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen

produksi setelah departemen produksi yang pertama.

Contoh:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya :

Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua

departemen tersebut untuk bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 20x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kgProduk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200

Biaya produksi Bulan Januari 20x13.

Departemen A Departemen BBiaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)

Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku

700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25

Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 26.100 29

Biaya tenaga kerja

700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45

Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60

Rp 130.500 Rp 159

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20x1

Page 9: Paper Akmen Seminar

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159

Rp 111.300

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800 Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama

Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen AHarga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen ARp 111.300 : 700

Rp 159,00

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)

Rp 222.60

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A

Rp 63.60

4.Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B

Biaya bahan penolong

400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg

Rp 16.100 Rp 35

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 22.500 Rp 50

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 24.750 Rp 55

Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 20x1Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60

Rp 145.040

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750

Rp 29.610

Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650

B. Pada Akhir proses

Page 10: Paper Akmen Seminar

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang

dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan

dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

Produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di departemen produksi pertama

hanya berakibat terhadap harga pokok per satuan produk yang di transfer ke

departemen berikutnya atau ke gudang. Produk yang hilang pada akhir proses tidak

mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen

produksi sebelumnya.

Contoh:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen

A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk

bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 20x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kgProduk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 20x1Departemen A Departemen

BBiaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20x1Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh

departemn A ( unit ekuivalensi)Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku

700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg

Rp 22.500 Rp 22.5

Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg

26.100 26.10

Biaya tenaga kerja

700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89

Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18

Rp 130.500 Rp141.67

Page 11: Paper Akmen Seminar

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20x1Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67

Rp 99.169

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67

14.167,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91

113.334,40

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 Rp 17.165.60

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20x1Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan

oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B

Biaya bahan penolong

400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg

Rp 16.100 Rp 24.39

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 22.500 Rp 34.62

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 24.750 Rp 38.08

Rp 63.350 Rp 97.09

Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 20x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91

Rp 64.764,00

Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09 38.836,00Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09

51.800,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5

155.400,00

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904

Rp 21.289.40

Page 12: Paper Akmen Seminar

Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40

Pengaruh terjadinya Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Harga pokok persediaan produk dalam proses yang dihitung harga pokoknya pada

akhir periode akan menjadi harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal

periode dalam departemen produksi yang bersangkutan.

Harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode ini akan mempunyai pengaruh

dalam penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya ke

gudang.

Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan

yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga

pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan

dalam periode sekarang.

Dengan adanya masalah ini maka timbul berbagai metode penentuan harga pokok

bahan baku (Metode Persediaan) yang dipakai yaitu

Metode harga pokok rata-rata tertimbang (weighted average);

Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);

Metode Harga Pokok Rata- Rata Tertimbang

Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada

biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk

untuk mendapatkan harga pokok rata- rata tertimbang, harga ini kemudian digunakan untuk

menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke

gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang

berkaitan dengan proses produksi selama bulan Januari 2007 sbb :

Jumlah produk dalam proses pada awal bulan 2.000 unit

Jumlah produk yang masuk proses 15.000 unit

Jumlah produk jadi 13.000 unit

Jumlah produk dalam proses pada akhir bulan 4.000 unit, dengan tingkat

penyelesaian : bahan baku 75%; upah langsung 50%; dan overhead 60%

Page 13: Paper Akmen Seminar

Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 352.000,00 yang terdiri dari :Bahan baku Rp. 200.000,00Upah Langsung Rp. 80.000,00BOP Rp. 72.000,00

Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :Bahan baku Rp. 1.480.000,00Upah langsung Rp. 1.090.000,00BOP Rp. 898.200,00

Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses

dengan menggunakan metode rata-rata

Penyelesaian

Data produksi :Jumlah produk dalam proses awal 2.000 unitJumlah yang dimasukkan dalam proses 15.000 unitTotal yang siap diproses 17.000 unitProduk jadi ditransfer ke gudang 13.000 unitProduk dalam proses akhir 4.000 unit

Perhitungan biaya produksi per unit :Unsur BP Biaya pada

PDPBiaya produksi

periode iniTotal Biaya Unit

EkuivalensiBP Perunit

Biaya BBBiaya TKLBiaya OP

Rp. 200.000 80.000 72.000

Rp. 1.480.0001.090.000 898.200

Rp. 1.680.0001.170.000 970.200

16.00015.00015.400

Rp. 105 78 63

Jumlah Rp. 3.820.200

Rp. 246

Perhitungan HPP selesai dan persediaan produk dalam proses :

HPP selesai yang ditransfer ke gudang 13.000 * Rp. 246 Rp. 3.198.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya BBBiaya TKLBiaya OP

4000 * 75% * 105 = 4000 * 50% * 78 =4000 * 60% * 63 =

315.000156.000

151.200 622.200

Jumlah biaya produksi bulan Januari 2007 Rp. 3.820.200

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)

Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk

menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (belum selesai

diproses), kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam

proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat

penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Page 14: Paper Akmen Seminar

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang

berkaitan dengan proses produksi selama bulan April 2007 sbb :

Jumlah produk yang masih dalam proses pada awal bulan 20.000 unit, dengan tingkat penyelesaian : bahan baku 90%; upah langsung 70%; dan overhead 80%

Produk yang masuk proses selama bulan tersebut 60.000 unit. Jumlah produk jadi 65.000 unit. Jumlah produk yang masih dalam proses pada akhir bulan 15.000 unit, dengan

tingkat penyelesaian : bahan baku 100%; upah langsung 60%; dan overhead 75% Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 858.000,00 Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :

Biaya bahan baku Rp. 1.302.000,00Biaya tenaga kerja lgs Rp. 1.020.000,00BOP Rp. 1.205.000,00

Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses

dengan menggunakan FIFO costing

Penyelesaian

Data produksi :Jumlah produk dalam proses awal 20.000 unitJumlah yang dimasukkan dalam proses 60.000 unitTotal yang siap diproses 80.000 unitProduk jadi ditransfer ke gudang 65.000 unitProduk dalam proses akhir 15.000 unit

Perhitungan unit ekuivalensi dengan metode MPKP (FIFO) :

Biaya BB Biaya TKL Biaya OP

Persediaan produk dalam proses awal Produk selesai Produk dalam proses akhir

2.000 *) 45.000 15.000

6.00045.000 **) 9.000

4.00045.00011.250 ***)

Jumlah unit ekuivalensi 62.000 60.000 60.250

Keterangan :*) Jumlah produk dalam proses awal * (100% - tingkat penyelesaian produk dalam proses awal) 20.000 unit * (100% - 90%) = 2.000 unit**) Jumlah Produk yang ditransfer – jumlah produk dalam proses awal 65.000 unit – 20.000 unit = 45.000 unit***) Jumlah produk dalam proses akhir * tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir 15.000 unit * 75% = 11.250 unitPerhitungan biaya produksi per unit dengan metode FIFO :

Unsur BP Total BiayaUnit

EkuivalensiBP Perunit

Biaya BBBiaya TKLBiaya OP

1.302.0001.020.0001.205.000

62.00060.00060.250

211720

Page 15: Paper Akmen Seminar

Jumlah Rp. 3.527.000 - Rp. 58

Perhitungan HPP selesai dan produk dalam proses :

HPP selesai yang ditransfer ke gudang :

Harga pokok persediaan produk dalam proses awal : Biaya penyelesaian produk dalam proses awal :

Rp. 858.000

Biaya BBBiaya TKLBiaya OP

10% * 20.000 * 21 =30% * 20.000 * 17 =20% * 20.000 * 20 =

42.000 102.000 80.000

224.000

1.082.000Harga pokok produk dari produksi sekarang 45.000 * Rp. 58

Harga pokok selesai yang ditransfer ke gudang

Harga pokok produk dalam proses akhir :

2.610.000

Rp. 3.692.000

Biaya BBBiaya TKLBiaya OP

100% * 15.000 * 21 = 60% * 15.000 * 17 = 75% * 15.000 * 20 =

315.000 153.000 225.000

693.000Jumlah biaya bulan April 2007 Rp. 4.385.000

LAPORAN BIAYA PRODUKSI

Dalam kalkulasi biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke sebuah departemen

akan diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk departemen tersebut. Laporan ini

merupakan sarana guna menyajikan jumlah biaya yang diakumulasikan dan rinciannya

selama satu bulan. Di samping itu, laporan ini merupakan sumber informasi guna

menyiapkan ayat jumal ikhtisar yang mencatat aktivitas dalam setiap perkiraan biaya.

Laporan biaya produksi untuk sebuah departemen akan memperlihatkan (1) biaya

total dan biaya per unit yang ditransfer dari departemen sebelumnya, (2) biaya bahan, upah

pekerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan di departemen tersebut, (3) biaya per unit

yang ditambahkan di departemen tersebut, (4) biaya total dan biaya per unit yang

diakumulasikan pada akhir operasi departemen tersebut, (5) nilai (harga pokok) persediaan

awal dan akhir barang dalam proses yang berada dalam salah satu tahap penyelesaian

kerja, dan (6) biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi.

Perhitungan biaya dalam laporan ini biasanya dibagi dalam dua bagian : pertama,

menunjukan biaya total yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang

Page 16: Paper Akmen Seminar

bersangkutan, dan kedua, memperlihatkan pembagian biaya tersebut. Laporan biaya

produksi atau skedul pendukung dibutuhkan untuk mengendalikan biaya dan untuk

menentukan nilai persediaan akhir barang dalam proses, karena laporan ini menyajikan

unsur-unsur biaya serta rinciannya untuk setiap departemen.

Dalam laporan biaya produksi juga tercakup data produksi yang harus

dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan dan disposisi jumlah total dari

unit-unit ini. Informasi dalam skedul ini, setelah disesuaikan menurut produksi ekuivalen,

akan digunakan untuk menghitung biaya per unit yang ditambahkan oleh departemen yang

bersangkutan, biaya persediaan akhir barang dalam proses, dan biaya produksi yang akan

ditransfer dari departemen tersebut.

Page 17: Paper Akmen Seminar

KESIMPULAN

1. Karakteristik perusahaan yang berproduksi massa :

Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi

rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

lebih mudah mengumpulkan biaya dengan mengakumulasi biaya dari setiap tahap proses

produksi dibanding menelusuri biaya setiap unit yang diproduksi

2. Ciri-ciri dari kalkulasi biaya proses adalah:

Biaya dibebankan ke perkiraan barang dalam proses pada setiap departemen.

Laporan biaya produksi digunakan untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan

menghitung biaya per unit dan biaya total.

Barang dalam proses pada akhir periode akan dinilai kembali dalam satuan unit

ekuivalen (artinya, dihitung berapa unit barang jadi yang setara dengan barang

dalam proses tersebut).

Biaya-biaya dari unit-jadi pada suatu departemen akan ditransfer ke departemen

pengolahan berikutnya agar pada akhirnya dapat diketahui biaya total untuk

barang jadi selama satu periode, dan biaya yang harus dibebankan ke barang

dalam proses

3. Oleh karena pembebanan biaya dari satu departemen produksi (BBL, TKL & BOP) tidak

keseluruhan ditransfer ke departemen berikutnya karena tidak semua unit selesai

diproduksi, perhitungan biaya proses menggunakan metode tahap sebagai berikut:

A. Kalkulasi Biaya Produksi pada departemen produksi I (tidak ada persediaan

awal)/Departemen Produksi Paling Awal

Langkah:

1. Ikhtisar arus unit fisik

Mengklasifikasikan jumlah unit barang produksi keseluruhan (Unit yang akan

dihitung) ke dalam Unit Selesai dan Unit Dalam Proses.

Unit yang akan dihtung = Unit yang diperhitungkan

Brg Proses awal + Unit Dimulai = Unit Selesai + Unit Dalam Proses

2. Hitung output dalam Unit Ekuivalen

Page 18: Paper Akmen Seminar

Unit Ekuivalen = mengekspresikan unit pekerjaan (yang belum selesai) ke dalam

unit yang telah selesai.

Rumus hitung output unit ekuivalen

Jumlah unit yang belum

selesai

x Persentase

penyelesaian proses

= Jumlah unit

ekuivalen

Perhitungan unit ekuivalen tidak bisa serta merta diterapkan langsung kepada

keseluruhan biaya produksi, karena produk selesai dan produk dalam proses tidak

menyerap biaya konversi yang sama.

Unit Ekuivalen Biaya Bahan Langsung = Unit barang selesai + Unit Barang Dlm

Proses

Unit Ekuivalen Biaya Konversi = Unit barang selesai + (Unit BDP x %

Pekerjaan)

3. Hitung biaya per unit Ekuivalen

Biaya per unit ekuvalen diklasifikasikan sesuai unit ekuivalennya.

Biaya per unit ekuivalen

untuk bahan langsung

=

Total Biaya Langsung

Unit Ekuivalen Bahan Langsung

Biaya per unit ekuivalen

untuk biaya konversi =

Total Biaya Konversi

Unit Ekuivalen Biaya Konversi

4. Hitung Biaya per unit selesai (unit ditransfer ke dep.produksi selanjutnya)

dan unit barang dalam proses

Biaya Unit Selesai

Perhitungan biaya unit selesai merupakan target utama dari perhitungan

biaya, karena biaya tersebut akan ditransfer ke proses produksi

berikutnya hingga menjadi barang jadi.

Biaya Unit Selesai = Jumlah Unit Selesai x (Biaya Per unit

Ekuiv.Bahan Langsung + Biaya

Perunit Ekuiv. Biaya Konversi)

Biaya Unit Dalam Proses

Page 19: Paper Akmen Seminar

Biaya Unit Dlm Proses = Jumlah Unit Dlm Proses x { Biaya Perunit

Ekuiv.Bahan Langsung

+ ( Biaya Perunit Ekuiv.

Biaya Konversi x

%Pekerjaan) }

B. Pengolahan Produk Melalui Beberapa Departemen Produksi

- Produk yang selesai diolah pada departemen pertama, selanjutnya ditransfer

ke departemen berikutnya.

- Produk yang selesai diolah pada departemen terakhir akan ditransfer ke

gudang barang jadi.

- Harga pokok pada departemen tertentu merupakan akumulasi dari harga

pokok departemen-departemen sebelumnya.

- Dua metode perhitungan biaya persediaan awal dalam kalkulasi biaya

proses:

1. Kalkulasi biaya rata-rata tertimbang (weighted-average costing) Kalkulasi

Biaya Rata-rata Tertimbang (Weighted-Average Cos...

Kita merata-ratakan biaya penyelesaian persediaan awal pada periode

sebelumnya (yang dalam keadaan setengah jadi), dengan biaya periode

berjalan untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan awal

menerima biaya per unit yang besarnya sama dengan unit yang baru

dimulai dan diselesaikan selama periode bersangkutan sehingga semua

unit yang ditransfer akan memiliki biaya per unit yang sama.

2. Kalkulasi biaya pertama masuk, pertama keluar (first-in, first-out – FIFO)

Kalkulasi Biaya FIFO

Memisahkan biaya unit jadi yang terdapat pada persediaan awal dari

biaya unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode tertentu. Kita

mengasumsikan bahwa biaya persediaan awal mengalir keluar dari

barang dalam proses terlebih dahulu.