13
Materi UAS Akmen: Balanced Scorecard (BSC) – 4 prespektif Quality Cost – 4 klasifikasi Target costing – Life Cycle Costing, continuous improvement, value engineering Customer profitability analysis Business Model Canvas – 9 keywords MCS + goal congruence BALANCED SCORECARD Balanced Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan untuk mentranslate misi organisasi dan strategi kedalam pengukuran kinerja yang terbagi dalam beberapa prespektif sehingga menyediakan kerangka untuk mengimplementasikan strategi tersebut. 4 perspektif BSC: 1. Learning and growth Perspektif ini menunjukkan bagaimana indicator pengukuran korporasi dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal (customer dan shareholder). Perspektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang berkaitan dengan individu dan korporasi berupa perbaikan diri. 2. Internal business process Ukuran ini menunjukkan dalam proses produksi seperti apa korporasi lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan nilai untuk shareholder. Dalam perspective ini terdapat 3 sub proses, yaitu inovasi, operasi, dan post-sales service. 3. Customer Perspektif ini menunjukkan seperti apa perusahaan di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat korporasi dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja 1

Materi UAS Akmen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

example

Citation preview

Page 1: Materi UAS Akmen

Materi UAS Akmen:

Balanced Scorecard (BSC) – 4 prespektif

Quality Cost – 4 klasifikasi

Target costing – Life Cycle Costing, continuous improvement, value engineering

Customer profitability analysis

Business Model Canvas – 9 keywords

MCS + goal congruence

BALANCED SCORECARD

Balanced Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan untuk mentranslate misi organisasi dan strategi kedalam pengukuran kinerja yang terbagi dalam beberapa prespektif sehingga menyediakan kerangka untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

4 perspektif BSC:

1. Learning and growthPerspektif ini menunjukkan bagaimana indicator pengukuran korporasi dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal (customer dan shareholder). Perspektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang berkaitan dengan individu dan korporasi berupa perbaikan diri.

2. Internal business processUkuran ini menunjukkan dalam proses produksi seperti apa korporasi lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan nilai untuk shareholder. Dalam perspective ini terdapat 3 sub proses, yaitu inovasi, operasi, dan post-sales service.

3. CustomerPerspektif ini menunjukkan seperti apa perusahaan di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat korporasi dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai korporasi dimata pelanggan. Intinya adalah mengidentifikasi ukuran keberhasilan dalam mencapai segmen pasar yang ditergetkan.

4. FinancialPerspective ini mengevaluasi prifitabilitas dari strategi yang telah dibuat. Ketiga perspective diatas akan memberikan efek akhir perspective ini.

1

Page 2: Materi UAS Akmen

Pengukuran yang biasa digunakan dalam BSC:

.Contoh BSC:

2

Page 3: Materi UAS Akmen

QUALITY COST

Quality Cost adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu), baik dalam rangka meningkatkan dan menjaga kualitas maupun biaya yang timbul akibat adanya kualitas yang buruk (Cost of Poor Quality). Dengan kata lain, Biaya Kualitas (Quality Cost) adalah semua biaya yang timbul dalam Manajemen Kualitas (Quality Management).

Quality cost dibagi menjadi empat kelompok:1. Biaya pencegahan ( Prevention Cost )

Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaa/biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan kegagalan internal maupun eksternal. Tujuan dikeluarkan biaya pencegahan ini adalah untuk menurunkan kuantitas produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditetapkan, sehingga menurunkan biaya kegagalan. Contoh Biaya pencegahan adalah :a. Perencanaan kualitas : Biaya–biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan

kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengkomunikasikan rencana kualitas keseluruh pihak yang berkepentingan. Contohnya : biaya perencanaan mutu

b. Tinjauan ulang produk baru ( New product Review ) : Biaya–biaya yang berkaitan dengan rekayasa keandalan (reliability engineering) dan aktivitas-aktivitas lain yang terkait dengan kualitas yang berhubungan dengan pemberitahuan desain baru.Contonya: biaya pelaporan mutu , biaya penelaahan terhadap terhadap desain produk, gugus kendali mutu (quality cicle).

c. Pengendalian Proses : Biaya–biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk menentukan status dari produk.

d. Audit kualitas : Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas dalam rencana kualitas secara keseluruhan.Contohnya : biaya rekayasa mutu

e. Pelatihan ; biaya–biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan program-program pelatihan yang berkaitan dengan kualitas.Contohnya : biaya program pelatihan mutu

2. Biaya penilaian ( Appraisal Cost ) yaitu : biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk & jasa sesuai ( derajat konformansi ) dengan persyaratan kualitas ( spesifikasi yang ditetapkan ).Contoh biaya penilaian adalah :a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material : biaya–biaya yang berkaitan dengan

penentuan kualitas dari material yang dibeli, apakah melalui inspeksi pada saat penerimaan, dilakukan oleh pemasok, atau inspeksi yang dilakukan oleh pihak ketiga.Contohnya : biaya pengujian bahan baku, biaya inspeksi pembungkusan, verifikasi pemasok, pengujian dilapangan, biaya penilaian pemasok

b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang kesesuaian produk dalam proses terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang ditetapkan.

3

Page 4: Materi UAS Akmen

c. Inspeksi dan pengujian produk akhir: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang kesesuaian produk akhir terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang ditetapkan.

d. Audit kualitas produk: biaya-biaya untuk melakukan audit kualitas pada produk dalam proses atau produk akhir. Contohnya biaya aktivitas pengawasan. Product Acceptance adalah pengambilan sampel dari satu batch produk jadi untuk menentukan apakah produk dalam batch tersebut memenuhi mutu yang telah ditetapkan. Process Acceptance adalah pengambilan sampel dari proses produksi yang sedang berjalan untuk melihat apakah proses produksi berjalan dalam kendali dan tidak menghasilkan produk cacat..

e. Pemeliharaan akurasi ( ketepatan, ketelitian ) peralatan pengujian : biaya-biaya dalam melakukan penyesuaian untuk mempertahankan akurasi pengukuran dan peralatan.

f. Evaluasi stok : biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan untuk menilai degradasi ( penurunan tingkat ) kualitas.

3. Biaya kegagalan intern (internal failure costs) yaitu : biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat ditemukan (dideteksi ) sebelum produk sampai ke konsumen.Contohnya :a. Scrap : biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material dan overhead pada produk

cacat yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kembali.b. Pekerjaan ulang (rework): biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan

(mengerjakan ulang) produk guna menentukan penyebab-penyebab kegagalan .c. Analisis kegagalan (Failure Analysis): biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan

pengujian ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

d. Inspeksi ulang dan pengujian ulang (reinspection and retesting) : biaya-biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

e. Down grading : selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi karena alasan kualits.

f. Avoidable Process Losses : biaya-biaya kehilangan yang terjadi, meskipun produk itu tidak cacat.

4. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure costs) yaitu : biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat ditemukan (dideteksi ) setelah produk sampai ke konsumen.Contohnya :a. Jaminan (Warranty): Biaya yang dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan

kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan.b. Penyelesaian keluhan (complaint adjustment) : biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan produk cacat.

4

Page 5: Materi UAS Akmen

c. Produk dikembalikan (Returned Product) : biaya-biaya yang berkaitan dengan penerimaan dan penempatan produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan.

d. Allowances : biaya-biaya yang berkaitan dengan konsesi pada pelanggan karena produk yang berada dibawah standar kualitas yang sedang diterima oleh pelanggan atau yang tidak memenuhi spesifikasi dalam penggunaan.

TARGET COSTING

Contoh soal hal.398 latihan 16-19

Keterangan:

SQ = standard quantity ; AQ = actual quantity

WellCare menjal kursi roda seharga $720 sebanyak 20.000 unit per tahun. Pesaing lain menjual dengan harga $640. WellCare ingin menyamakan harga jual supaya penjualannya tidak turun. Namun, jika WellCare dapat menjual dengan harga $624 maka perusahaannya juga dapat memperluas pangsa pasar hingga 20%. Perusahaan meminta agar walaupun harga jual diturunkan, tetapi laba tetap dipertahankan (tidak diturunkan). CEO ingin mengetahui apakah perusahaan dapat mencapai harga baru yang ditargetkan tersebut.

Pengontrol pabrik dan manajer akuntansi yakin jika perusahaan dapat mencapai target tersebut jika perusahaan lebih lean (ramping/hemat) dengan mengurangi atau menghapus aktivitas yang tidak bernilai tambah (value added).

Penyelesaian:

1. Pertama, mencari current cost per unit$12,800,000 ÷ 20,000 unit = $640

Kedua, mencari laba atau profit yang dimaksudHarga jual – current cost per unit = $720 - $640 = $80

Ketiga, menentukan target costingTarget price - target profit = $624 - $80 = $544

2. Nonvalue-added costs:

Materials (400,000 – 380,000) x $21* $420,000Labor (96,000 – 91,200) x $12.50 60,000Setups (6,400 – 0) x $75 480,000Materials handling (16,000 – 0) x $70 1,120,000Warranties (16,000 – 0) x $100 1,600,000Total $3,680,000Units produced and sold ÷ 20,000Unit nonvalue-added cost $184

Current cost less nonvalue-added cost:$640 (current cost per unit) – $184 = $456

5

Page 6: Materi UAS Akmen

This is much less than the target cost of $544 Thus, achieving target cost is possible. How quickly the cost reductions can be achieved is another matter. As CEO, I would attempt to reduce the nonvalue-added costs quickly by implementing lean manufacturing methodologies. I would also lower the price to $624 by year end and seek to take advantage of the increased market share — even if it meant a short-term reduction in profits.

*$8.400.000 ÷ 400.000 pon = $21 per pon

Contoh soal hal.401 latihan 16-22

Penyelesaian:

1. MCE = total value added / (total value added + total non-value added)= 45.0 / (45.0 + 3.0 + 7.5 + 12.0 + 36.0 + 46.5) = 0.30 (semakin mendekati nilai 1 semakin baik)

2. Lean improvements improve the manufacturing process by changing the way things are done—by improving time, quality, and efficiency. This is done by incremental or dramatic improvements in processes. Rearranging work flow, reducing scrap and defective units, implementing cellular manufacturing, and JIT purchasing, are among the approaches taken. Process improvement and innovation require a thorough understanding of the activities that define the processes. Identifying the root causes (driver analysis) helps a manager understand how processes can be improved. Activity analysis adds to this understanding by identifying activities and assessing their value content. Finally, performance measures that reflect quality, time, and efficiency are used to measure progress in improving processes. For example, MCE is a measure of the value-added content as a percentage of total activity performance. As the value-added content increases, MCE should increase.

3. MCE is a lag measure. To reduce MCE, as indicated in Requirement 2, the process must be improved. Performance drivers would include hours of quality training (this should reduce inspection and rework time), suggestions per employee (this could reveal ways to reduce wait time, for example), and realtime feedback capabilities (this could decrease wait and storage time).

Life Cycle Costing …Value Engineering …Continuous Improvements …

6

Page 7: Materi UAS Akmen

Customer Profitability Analysis

High Cost-to-Serve Customers– Order custom products– Small order quantities– Unpredictable order

arrivals– Customized delivery– Change delivery

requirements– Manual processing; high

order error rates– Large amounts of pre-sales

support– Large amounts of post-

sales support– Pay slowly

Low Cost-to-Serve Customers– Order standard products– High order quantities– Predictable order arrivals– Standard delivery– No changes in delivery

requirements– Electronic processing with

zero defects– Little to no pre-sales

support– No post-sales support– Pay on time

7

Page 8: Materi UAS Akmen

Business Model CanvasContoh Business Model Canvas produsen kaos:

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)Dalam menyusun bisnis model kanvas, kita harus tahu siapa segmen yang jadi target pasar kita, apakah bisnis kita B to C ( bisnis to Costumer) atau B to B (Bisnis to Bisnis), kita bisa menyasar satu atau lebih target market. Semakin spesifik target market kita, semakin memudahkan dan mengefektifkan kita dalam melakukan promosi.

2. Value Propositions (Proposisi Nilai)

Bagian ini menceritakan mengenai kelebihan dan keunikan produk anda, manfaat solusi atau layanan anda terhadap target market anda. Kelebihan anda akan menentukan segmen pelanggan yang anda pilih, atau sebaliknya.

3. Channels (Saluran)

Dalam menyampaikan kelebihan anda kepada calon pelanggan anda, anda perlu saluran atau sarana yang berperan dari membangun awarenees sampai layanan purna jual.

4. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan)

8

Page 9: Materi UAS Akmen

Bagian ini menceritakan bagaimana sebuah bisnis menjalin hubungan dengan pelanggannya, hal-hal apa saja yang harus anda buat untuk mempertahankan pelanggan dan membuat mereka menjadi loyal.

5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)

Ini merupakan bagian paling vital dalam bisnis model kanvas, anda harus bisa mengidentifikasi darimana pendapatan dalam bisnis anda diperoleh. Pendapatan tidak harus hanya di dapatkan dari penjualan barang, pendapatan bahkan bisa jadi bukan merupakan uang.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)

Key resources pada intinya adalah sumber daya ini sangat vital perannya dalam menciptakan value dan mengirimkannya pada calon customer yang telah kita tentukan. Sumber daya utama ini bisa berbentuk manusia (karyawan), financial (keuangan) dan fisik (gedung, meja, dll).

7. Key Activities (Aktivitas Kunci)

Dalam menciptakan proporsi nilai kepada target market anda, anda perlu melakukan aktivitas dan strategi-strategi lebih lanjut.

8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)

Terkadang dalam menentukan preposisi nilai, kita perlu juga untuk bekerjasama dengan orang-orang atau pihak lain yang bisa mendukung bisnis kita, kita harus bisa merumuskan siapa saja yang terlibat dan bisa membantu kita.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)Dalam mewujudkan keseluruhan bisnis model canvas, perlu adanya komponen biaya yang menjadi kunci jalannya operasional bisnis. Komposisi biaya yang efesien menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi.

MCS + Goal Congruance …

9