Upload
dinhque
View
229
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
OPTIMALISASI PEMANFAATAN
SUMBER DAYA FREKUENSI
UNTUK MENUMBUHKAN
INDUSTRI ICT NASIONAL
M. Budi Setiawan Ditjen SDPPI – Kementerian Kominfo
1 1
VISI INDONESIA 2025
“Mengangkat Indonesia menjadi negara maju
berperingkat 10 besar dunia pada tahun
2025; dan 6 besar dunia pada tahun 2045
melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang
inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan”.
(sumber: dokumen MP3EI)
2
Denpasar
Mataram
Jakarta
Medan
Pekanbaru
Jambi
Lampung
Semaran
g
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Makassar
Manado
Kendari
Gorontal
o
Manokwari
Jayapura
1
2
5
3 4
6
Serang
Mamuju
IMT-
GT BIMP-EAGA
Surabay
a Merauke
Kupang
Samarinda Sofifi
Wamena
Sorong
Ambon
Palu
Banda Aceh
Padang
Bengkulu
Jogjakarta
Palembang
Tj. Pinang
Pkl. Pinang
Koridor Ekonomi dalam MP3EI
"Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional"
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
''Pintu Gerbang
Pariwisata dan
Pendukung Pangan
Nasional''
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"
"Pengolahan Sumber
Daya Alam yang
Melimpah dan SDM
yang Sejahtera"
1 KE Sumatera
2 KE Jawa
5 KE Bali – Nusa Tenggara 3 KE Kalimantan
KE Papua – Maluku 4 KE Sulawesi – Maluku Utara 6
3
Rencana Pita-lebar Nasional
(National Broadband Plan)
• PP No.5/2010 RPJMN & INPRES 2011 MP3EI
• Target:
– Broadband : 30% coverage
– Backbone: 100% antar pulau
– 75% Ibu Kota Kabupaten/Kota terlayani Broadband
• Definisi Pita-lebar:
– 256 kbps (OECD dan Whitepaper BWA),
• Kondisi eksisting dan trend:
– Kecenderungan kebutuhan trafik data naik eksponensial
– Fenomena IPhone, Tablet, Android, Blackberry, dsb
– Clustering: Major Commercial Areas, Sub-Urban, Rural
– Bit Rate Target: 256 kbps (2011), 1 Mbps (2015), 4 Mbps (2020) ??
– Kombinasi antara FO (backbone/backhaul/akses) & Wireless (backhaul/akses)
– Network infrastruktur sharing (NBN), Kompetisi di servis/layanan 4
PERAN PEMERINTAH
• Policy-maker
– Semua negara
• Investor
– Australia, NZ, Singapore
• User
– early adopter
– eGovernment, eEducation
• Social welfare provider and contributor
– HK: grants, US: schools and libraries
5
TEKNOLOGI BROADBAND
• DSL(Copper loop in Access Network)
– There is no growth in Copper network.
• Cable TV Network
– Cable TV Networks are generally oneway
– Needs upgradation
• Optical Fiber Cable(OFC)
– Available mainly in long distance network
– Right of Way (RoW) is costly
• 3G, BWA
• Satellite
6
WIRELESS BROADBAND
• 3G, BWA
– Spectrum is scarce resource.
– It is an effective solution for increasing Broadband penetration
immediately.
– Presently capable to support bandwidth requirement in accessnetwork.
– Even with most optimistic projections, wireless cannot support
huge bandwidth requirement of aggregation/ core Network.
• Satellite
– Limited Availability of satellites/transponders.
– High cost to provide Broadband connection.
– Suitable for broadcasting not for one to one interactives ervice.
– Suitable to provide broadband for inaccessible and remoteareas.
– Limited Bandwidth support.Transponder of 36MHz can provide uplink
bandwidth up to 64 Kbps and downlink bandwidth up to 2 Mbps
7
PENATAAN SPEKTRUM NASIONAL
1. Manajemen Spektrum frekuensi
– Mencegah terjadinya interferensi.
– Memaksimalkan penggunaan dari Spektrum Frekuensi Radio.
– Penggunaan Spektrum yang fleksibel, dinamis dan adaptif terhadap perkembangan
teknologi yang berkembang cepat, baik untuk tahap uji coba maupun tahap
komersial.
2. Pemanfaatan Spektrum Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband)
– Penggunaan spektrum yang efisien dan optimum.
– Mampu menyediakan layanan pita lebar (broadband) dan akses internet secara
kompetitif.
– Meningkatkan Penetrasi dari layanan pita lebar (Broadband) dengan service level
agreement yang bisa dimanage.
3. Berkontribusi dalam percepatan perekonomian Indonesia.
– Meningkatkan Perkembangan industri ICT
– Meningkatkan daya saing melalui perbaikan efisiensi biaya yang terkait dengan ICT
– Stimulus perekonomian sebagai media untuk meningkatkan efisiensi. 8 8
REGULASI SPEKTRUM PITA LEBAR
• Regulasi spektrum pita lebar dilakukan dengan
mempertimbangkan masa waktu izin
• Dasar hukum
– UU 36/1999 tentang Telekomunikasi
– UU 22/2002 tentang Penyiaran
– PP 52/2000 tentang Jangka waktu izin penyelenggaraan
telekomunikasi
– PP 53/2000 tentang Jangka waktu izin frekuensi radio
– Permen 17/2005 tentang Jangka waktu izin frekuensi radio
9 9
TANTANGAN & PELUANG
• Spectrum Policy and Planning
– Spectrum Refarming
– Spectrum Sharing
– Spectrum Re-Assignment
– Smooth Migration
• Group of Experts Required
– Public Policy
– Economy
– Legal
– Engineering
10
TANTANGAN KEBIJAKAN SPEKTRUM
1. Regulasi untuk teknologi terbaru, misalnya:
• Ultra Wide Band, Cognitive Radio, Broadband Wireless Access (4G)
• Konvergensi antara layanan yang berbeda serta segment yang
berbeda, misalnya antara segmen telekomunikasi dengan penyiaran.
2. Perbedaan dan Standard yang berkompetisi, Band Plan, dll
• Diantara Uni Eropa, Amerika Utara, Asia (Jepang, Korea, China, dll)
• Pada beberapa kasus, Band plan dari teknologi yang berkompetisi
saling berlawanan satu sama lain.
3. Metode Pengelolaan Spektrum yang baru untuk meningkatkan
penggunaan spektrum yang efisiensi seperti spectrum trading,
secondary market, active sharing, dll.
4. Perlunya dilakukan kajian awal analisis ekonomis dampak 4G bagi
perekonomian Indonesia. Kajian ini harus dilakukan secara lintas
disiplin
11
Terima Kasih
12