30
MODUL 3 SISTEM SARAF Skenario 3: Nyeri yang berkepanjangan Ibu minah, 56 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan rasa nyeri pada pinggang, bokong dan kakinya. Rasa nyeri ini dirasakan sudah bertahun-tahun dan makin lama makin memburuk. Rasa nyeri akan bertambah bila berdiri dan berjalan. Keadaan ini dirasakan makin memburuk oleh Ibu Minah, karena kedua kakinya dirasakan makin melemah, tetapi Ibu Minah masih bisa menahan buang air kecil atau besarnya. Pemeriksaan dokter Puskesmas memastikan adanya hiperestesi, motorik yang melemah, refleks tendon patella dan Achiles yang berkurang. Diputuskan oleh dokter Puskesmas untuk merujuk Ibu Minah ke bagian penyakit saraf Dr. M. Djamil Padang. Pasti ada sesuatu di medulla spinalis Ibu Minah, pikir dokter Puskesmas. Berdasarkan hasil rontgen foto Lumbal dan MRI, dimana terdapat gambaran stenosis spinalis, maka neurolog yang menangani Ibu Minah menegakkan diagnosis stenosis spinalis dengan tanda penekanan pada nervus spinalis. Apakah perlu dilakukan Lumbal punksi pada Ibu Minah? Bagaimana anda menerangkan keadaan Ibu Minah ini? 1

Nyeri Yang Berkepanjangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nyeri Yang Berkepanjangan

MODUL 3

SISTEM SARAF

Skenario 3: Nyeri yang berkepanjangan

Ibu minah, 56 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan rasa nyeri pada

pinggang, bokong dan kakinya. Rasa nyeri ini dirasakan sudah bertahun-tahun dan

makin lama makin memburuk. Rasa nyeri akan bertambah bila berdiri dan berjalan.

Keadaan ini dirasakan makin memburuk oleh Ibu Minah, karena kedua kakinya

dirasakan makin melemah, tetapi Ibu Minah masih bisa menahan buang air kecil atau

besarnya.

Pemeriksaan dokter Puskesmas memastikan adanya hiperestesi, motorik yang

melemah, refleks tendon patella dan Achiles yang berkurang. Diputuskan oleh dokter

Puskesmas untuk merujuk Ibu Minah ke bagian penyakit saraf Dr. M. Djamil Padang.

Pasti ada sesuatu di medulla spinalis Ibu Minah, pikir dokter Puskesmas.

Berdasarkan hasil rontgen foto Lumbal dan MRI, dimana terdapat gambaran

stenosis spinalis, maka neurolog yang menangani Ibu Minah menegakkan diagnosis

stenosis spinalis dengan tanda penekanan pada nervus spinalis. Apakah perlu dilakukan

Lumbal punksi pada Ibu Minah? Bagaimana anda menerangkan keadaan Ibu Minah ini?

Skenario diatas akan kami bahas dengan menggunakan Seven-Jump Methods:

1. Clarify Unfamiliar Terms

2. Define Problems

3. Brainstorm Possible Explanations or Hypotheses

4. Arrange explanations into a tentative solution

5. Define Learning Objectives

6. Gather Information and Private Study

7. Share the Results

1

Page 2: Nyeri Yang Berkepanjangan

1. Clarify Unfamiliar Terms

Hiperestesi

Peningkatan kepekaan terhadap rangsangan seperti sentuhan, nyeri dan

rangsangan motorik lainnya.

Motorik

Otot saraf atau pusat yang mempengaruhi gerakan.

Refleks tendon patella

Refleks motatik ketika reseptor regangan otot pada sekitar patella (tulang

seismodea yang menutupi permukaan anterior lutut) diberikan sebuah perkusi

(pukulan)

Achiles

Tendon yang paling kuat pada ujung tumit, melekatkan musculus trisep surae ke

tulang kalkaneus.

Medulla Spinalis

Bagian sistem saraf pusat yang terkumpul dalam kanalis spinalis.

Rontgen Foto Lumbal

Pemanfaatan sinar X untuk melihat bagian-bagian lumbal.

MRI

Teknik pengion, menggunakan magnetik dan gelombang frekuensi radio untuk

menvisualisasikan struktur anatomi, mendeteksi gangguan sendi, tendon dan

vertebra.

Stenosis Spinalis

Penyempitan pada kanalis spinalis

Nervus Spinalis

Struktur mirip kawat berwarna putih yang tersusun dari serabut saraf.

Letaknya berada di sepanjang SSP, berada di bagian luar saraf.

Lumbal Punksi

Upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukkan jarum.

Nyeri

Perasaan / sensasi yang tidak menyenangkan.

2

Page 3: Nyeri Yang Berkepanjangan

2. Define Problems

1. Mengapa rasa nyeri pada pinggang, bokong, dan kaki Ibu Minah makin lama

makin memburuk?

2. Apa hubungan antara kondisi Ibu Minah yang masih bisa menahan buang air

kecil dan besar dengan keadaan kedua kakinya yang makin melemah?

3. Apa alasan dokter memastikan bahwa Ibu Minah mengalami hiperestesi,

motorik yang melemah, serta refleks tendon patella dan Achilles yang

berkurang?

4. Apa yang terjadi pada medulla spinalis Ibu Minah dan bagaimana hubungannya

dengan penyakit yang dialaminya?

5. Kapankah lumbal punksi perlu dilakukan?

3. Brainstorm Possible Explanations or Hypotheses

1. Mengapa rasa nyeri pada pinggang, bokong, dan kaki Ibu Minah makin lama

makin memburuk?

Rasa nyeri pada pinggang, bokong, dan kaki Ibu Minah makin lama makin

memburuk karena nervus spinalis atau medulla spinalis Ibu Minah semakin

terjepit disebabkan oleh penyempitan ruang pada kanal spinalis.

Gambar a. Kiri : Keadaan lumbal normal. Kanan : Stenosis sentral

3

Page 4: Nyeri Yang Berkepanjangan

2. Apa hubungan antara kondisi Ibu Minah yang masih bisa menahan buang air

kecil dan besar dengan keadaan kedua kakinya yang makin melemah?

Pengaturan sistem pengeluaran (buang air besar atau buang air kecil) diatur oleh

sistem saraf pusat. Kemampuan Ibu Minah untuk menahan buang air kecil dan

besarnya menandakan bahwa fungsi saraf pusat masih berjalan normal. Dengan

kata lain, tidak terdapat gangguan pada sistem saraf pusat Ibu Minah.

Sehubungan dengan kerja descending motoric pathway, maka dapat disimpulkan

bahwa gangguan terdapat dalam kerja lower motor neuron.

3. Apa alasan dokter memastikan bahwa Ibu Minah mengalami hiperestesi,

motorik yang melemah, serta refleks tendon patella dan Achilles yang

berkurang?

Alasan dokter memastikan bahwa Ibu Minah mengalami hiperestesi adalah

karena nyeri yang dirasakan oleh Ibu Minah. Nyeri semakin memburuk ketika

berdiri atau berjalan. Hal ini menandakan bahwa reseptor saraf tekan Ibu Minah

tidak mampu bekerja dengan baik untuk menyeleksi rangsang yang diterima.

Pada keadaan normal, tekanan ketika berdiri atau berjalan yang disebabkan oleh

gaya berat tubuh tidak akan mendapatkan respon positif dari otak, sehingga hal

ini dapat diabaikan oleh orang yang normal. Pada Ibu Minah, rangsangan ini

terasa sangat berlebihan sehingga terasa nyeri. Motorik yang melemah dapat

diketahui dari keadaan kaki yang melemah, terkait dengan kerja lower motor

neuron.

4. Apa yang terjadi pada medulla spinalis Ibu Minah dan bagaimana hubungannya

dengan penyakit yang dialaminya?

Yang terjadi pada medulla spinalis Ibu Minah adalah hilangnya jaringan

jaringan tulang rawan pada sendi - sendi antar tulang belakang, pembentukan

tonjolan - tonjolan tulang, pertumbuhan yang tidak terkendali (hipertropi) pada

struktur - struktur ligament (ikatan / sendi tulang), atau hilangya berat normal

4

Page 5: Nyeri Yang Berkepanjangan

lempeng - lempeng tulang belakang Ibu Minah. Hal ini menyebabkan terjadinya

pengecilan ukuran/space normal yang tersedia untuk saraf, sehingga dalam

kondisi tertentu dapat menyebabkan penekanan pada jaringan saraf di daerah

tersebut. Kondisi seperti ini dinamakan stenosis spinalis lumbal.

Gambar b. Foto MRI pada stenosis spinalis lumbal

5. Kapankah lumbal punksi perlu dilakukan?

Indikasi Lumbal Punksi:

a. Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel untuk pemeriksan sel,

kimia dan bakteriologi

b. Untuk membantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika,

antitumor, dan spinal anastesi

c. Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada

pneumoencephalografi, dan zat kontras pada myelografi

4. Arrange explanations into a tentative solution

5

Tidak Sadar (Otonom)

Sadar

Saraf

Parasimpatik

SimpatikTepi (Perifer)

Pusat

Page 6: Nyeri Yang Berkepanjangan

5. Define Learning Objectives

1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem saraf pusat, saraf perifer dan

saraf otonom

2. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem saraf pusat, saraf perifer dan

saraf otonom

3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi sisi motorik dan sensorik serta otonom

4. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi dan fungsi pembentukan LCS

5. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem saraf motorik dan sensorik, serta kontrol

visceral dalam sistem saraf

6. Gather Information and Private Study

7. Share the Results

1. Anatomi sistem saraf pusat, saraf perifer dan saraf otonom

Gambar 1. Anatomi otak

Medulla spinalis berbentuk hampir silindris, yang merupakan bagian dari sistem

saraf pusat yang menempati dua pertiga bagian atas kanal vertebrae. Rata-rata

6

Page 7: Nyeri Yang Berkepanjangan

panjangnya pada pria adalah sekitar 45 cm, dan pada wanita sekitar 42-43 cm,

sedangkan beratnya sekitar 30 gram.

Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang dari

foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang

disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu

terminalis serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminale yang

merupakan jaringan ikat.

Terdapat 31 pasang saraf spinal: 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf

Torakal, 5 pasang saraf Lumbal, 5 pasang saraf Sakral dan 1 pasang saraf

koksigeal. Akar saraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda

Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Saraf

Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen

spinal dan CSF.

Gambar 2. Medula spinalis pada kanal vertebrae

Terdapat substansi abu abu dan substansi putih. Substansi abu-abu berbentuk

seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi

menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure san median septum

7

Page 8: Nyeri Yang Berkepanjangan

yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medula spinalis

merupakan akar ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi abu-abu

mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson tak bermyelin,

saraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu

membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian, yaitu anterior, posterior

dan Comissura abu-abu. Bagian posterior sebagai input / afferent, anterior

sebagai output / efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi

putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin.

Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal

ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks

yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang

melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau

visceral.

Gambar 3. Substansia alba dan grissea pada medulla spinalis

8

Page 9: Nyeri Yang Berkepanjangan

Gambar 4. Batang otak dan cerebellum

Gambar 5. Substansia grissea dan alba pada otak

9

Page 10: Nyeri Yang Berkepanjangan

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke

sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi

membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari

lingkungan. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem

saraf otonom.

Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf

sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ

tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang

belakang keluar melalui sela - sela ruas tulang belakang dan berhubungan

dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem

saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti

kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan

bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf

somatis adalah sebagai berikut.

Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan

informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan

untuk menghidupkan kipas angin.

Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak

disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ

tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.

Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik.

10

Page 11: Nyeri Yang Berkepanjangan

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar karena saraf

preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.

Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di

sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai

berikut.

Mempercepat denyut jantung

Memperlebar pembuluh darah

Memperlebar bronkus

Mempertinggi tekanan darah

Memperlambat gerak peristaltis

Memperlebar pupil

Menghambat sekresi empedu

Menurunkan sekresi ludah

Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena

saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf

parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion

yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang

dikuasai oleh susunan saraf simpatik.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi

sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi

mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan

memperlambat denyut jantung.

2. Histologi sistem saraf pusat, saraf perifer dan saraf otonom

Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas sel saraf / neuron, dan sel glia yang

berfungsi untuk melindungi dan menunjang neuron serta berperan dalam

11

Page 12: Nyeri Yang Berkepanjangan

aktivitas dan nutrisi neuron, serta sistem pertahanan dari sistem sistem saraf

pusat.

Pada umumnya, neuron terdiri atas tiga bagian :

a. Dendrite

Menerima stimulus dari lingkungan, sel epithelial sensoris, atau neuron

lain

b. Badan sel / perikarion

Peka terhadap rangsangan; pusat trofik sel

c. Akson

Membangkitkan / menghantarkan impuls saraf ke sel lain

Kebanyakan sel saraf memiliki inti bulat, amat besar, eukromatik, dengan anak

inti yang jelas. Perikarion / badan sel mengandung retikulum endoplasma kasar

yang berkembang biak, tersusun berupa agregat dari sisterna parallel. Di antara

sisterna terdapat banyak poliribosom. Di bawah mikroskop cahaya, retikulum

endoplasma kasar dan ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik

(Badan Nissl).

Gambar 6. Komponen sel saraf

Komponen utama sistem saraf tepi adalah serabur saraf, ganglia, dan ujung

saraf. Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf oleh serangkaian selubung

12

Page 13: Nyeri Yang Berkepanjangan

jaringan ikat. Selubung khusus pembungkus serat saraf berasal dari bagian

ektoderm jaringan.

Sarat saraf memiliki perbedaan pada selubung pembungkusnya. Pada saraf tepi,

sel penyelubungnya adalah sel Schwann. Sedangkan pada saraf pusat sel

penyelubungnya adalah oligodendrosit.

Serat bermielin :

o Berupa kompleks lipoprotein yang unsure lipidnya dapat dihilangkan

oleh prosedur histologi standar

o Memiliki dua komponen protein utama, yaitu protein dasar myelin dan

protein proteolipid

o Lekukan pada selubungmielin dinamakan nodus ranvier

o Oligidendrosit berbeda dengan sel Schwann dalam hal percabangan dari

satu sel yang dapat membungkus bagian dari beberapa akson

Serat tanpa mielin :

o Pada sistem saraf pusat, semua akson tanpa myelin dibungkus dalam

celah - celah sederhana sel Schwann

o Serat saraf tanpa myelin tidak memiliki nodus ranvier karena sel

Schwann yang bersebelahan digabung memanjang membentuk selubung

utuh

13

Page 14: Nyeri Yang Berkepanjangan

Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang neuron. Sel ini

sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal

neuron. Jumlahnya melebihi neuron mulai dari sepuluh kali sampai lima puluh

kali lebih banyak daripada neuron. Sel-sel glia mengelilingi perikarion, akson

dan dendrite, selain itu mereka huga terdapat pada ruang interseluler. Sel-sel glia

menyediakan lingkungan mikro yang sesuai untuk aktivitas neuron.

Sel-sel glia dapat digolongkan menurut asal dan fungsinya antara lain:

Oligodendrosit

Oligodendrosit (oligos, kecil + dendron + kytos, sel) menghasilkan selubung

myelin yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf pusat

(gambar). Sel-sel ini memiliki sedikit juluran yang membungkus akson,

membentuk suatu selubung myelin.

Sel Schwan

Memiliki fungsi yang sama seperti oligodendrosir namun ia berlokasi di sekitar

akson pada susunan saraf perifer. Suatu sel schwan membentuk myelin di

sekeliling satu akson, hal ini berbeda dengan oligodendrosit yang dapat

bercabang dan melayani lebih dari satu neuron dan julurannya. Jadi

oligodendrosit (dalam SSP) dan sel schwan (dalam SST) membentuk selubung

myelin yang menginsulasi daerah sekitar akson.

Neuron akan dibungkus myelin dalam sistem saraf yang sedang berkembang

ketika sel schwan atau oligodendrosit tumbuh di sekitar akson sedemikian rupa

sehingga membran plasmanya membentuk lapisan kosentris (melilit). Membran

itu sebagian besar disusun oleh lipid, yang merupakan konduktor arus listrik

yang buruk. Dengan demikian selubung myelin memberikan insulasi listrik pada

akson, analog dengan insulasi plastik yang membungkus kabel tembaga.

Astrosit

Astrosit (astron, bintang + kytos) merupakan sel dengan bentuk seperti bintang

kerena memiliki juluran yang memancar. Sel ini mempunyai banyak filament

14

Page 15: Nyeri Yang Berkepanjangan

yang terbuat dari protein asam fibriler glia yang memperkuat strukturnya.

Astrosit mengikat neuron pada kapiler dan pada pia meter (jaringan ikat tipis

yang membungkus SSP). Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut

astrosit fibrosa dan berlokasi di substansia putih (white metter), dan astrosit

protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam

substansi kelabu.

Astrosit berpartisipasi dalam pengendalian lingkungan ionic dan kimiawi

neuron. Astrosit juga memegang peranan dalam pengendalian banyak fungsi

SSP. Disamping itu astrosit dapat mempengaruhi kelangsungan hidup neuron

dan aktivitasnya, tidak hanya melalui kemampuannya untuk mengatur konstituen

dari lingkungan ekstraseluler, tetapi juga karena mereka melepaskan substrat-

substrat metabolik dan molekul-molekul neuroaktif. Dan akhirnya, astrosit juga

membentuk komunikasi langsung dengan yang lainnya lewat hubungan celah

(gap junction), membentuk suatu jaringan dimana informasi dapat berjalan dari

satu titik ke titik lain dalam jarak jauh.

Sel Ependim

Sel ini merupakan sel epitel kolumner rendah bersilia yang melapisi rongga-

rongga pada susunan saraf pusat.

Mikroglia

Mikroglia (micros, kecil + glia) adalah sel kecil yang bentuknya memanjang

dengan juluran-juluran pendek yang ireguler. Inti selnya panjang dan padat,

berbeda dengan inti sel-sel glia lainnya yang berbentuk bulat. Mikroglia, sel

fagosit yang mewakili susunan fagosit mononukleus pada jaringan saraf, berasal

dari sel prekusor dalam sumsum tulang. Mereka terlibat dalam proses inflamasi

dan proses pembentukan SSP orang dewasa, mereka juga menghasilkan dan

melepaskan radikal protease dan oksidatif netral. Bila diaktifkan, mikroglia

berperan sebagai sel pengenal antigen (Antigen Presenting Cell).

15

Page 16: Nyeri Yang Berkepanjangan

3. Fungsi sisi motorik dan sensorik serta otonom

Terdapat 12 pasang saraf cranial, yaitu:

1. Saraf Kranial I (Olfactorius): Sensoris; Penciuman

2. Saraf Kranial II (Opticus): Sensoris; Penglihatan, input refleks fokus dan

konstriksi pupil di limbik

3. Saraf Kranial III (Okulomotorius): Motoris; Pergerakan bola mata,

elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokuskan lensa

4. Saraf Kranial IV (Trochlearis): Motoris; Pergerakan bola mata ke bawah

5. Saraf Kranial V (Trigeminus):

a. Saraf optalmikus: Sensoris; Input dari kornea, rongga hidung

bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis,

konjungtiva kelenjar air mata

b. Saraf maksilaris: Sensoris; Input dari dagu, bibir atas, gigi atas,

mukosa rongga hidung, palatum, faring

c. Saraf Mandibularis: Sensoris, Motoris; Input dari lidah (bukan

pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu, mengunyah

6. Saraf Kranial VI (Abdusen): Motoris; Pergerakan mata ke lateral

7. Saraf Kranial VII (Fasialis): Sensoris, Motoris; Pengecapan, Salivasi,

lakrimasi, pergerakan otot wajah

8. Saraf Kranial VIII (Vestibulocochlearis): Sensoris; Vestibular untuk

keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran

9. Saraf Kranial IX (Glossofaringeus): Sensoris, Motoris; Pengecapan,

sensasi lain dari lidah, salivasi dan menelan

10. Saraf Kranial X (Vagus): Sensoris, Motoris; Menelan, monitor kadar

oksigen dan karbondioksida darah, tekanan darah, kegiatan organ

visceral lain

11. Saraf Kranial XI (Aksesorius): Motoris; Produksi suara di laring,

pergerakan kepala dan bahu, muscle sense

12. Saraf Kranial XII (Hipoglosus): Motoris, Pergerakan lidah saat bicara,

mengunyah, muscle sense

16

Page 17: Nyeri Yang Berkepanjangan

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar

pencernaan

mengerutkan kantung kemih

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar

pencernaan

menghambat kontraksi

kandung kemih

4. Komposisi dan fungsi pembentukan LCS

Pleksus koroideus terdiri atas lipatan - lipatan ke dalam dari piamater yang

menyusup ke bagian dalam ventrikel. Ia ditemukan pada atap ventrikel ketiga

dan keempat, dan sebagian pada dinding ventrikel lateral. Ia merupakan struktur

veskular yang terbuat dari kapiler fenestra yang berdilatasi.

Pleksus koroideus terdiri atas jaringan ikat longgar dari piamater, dibungkus

oleh epitel selapis kuboid atau silindris yang memiliki karakteristik sitologi dari

sel pengangkut ion.

Fungsi utama pleksus koroideus adalah membentuk cairan serebrospinal, yang

hanya mengandung sedikit bahan padat dan mengisi penuh ventrikel, kanal

sentral dari medulla spinalis, ruang subarachnoid dan ruang perivaskular. Ia

penting untuk metabolisme susunan saraf pusat dan merupakan alat pelindung,

berupa bantalan cairan dalam ruang subarachnoid.

17

Page 18: Nyeri Yang Berkepanjangan

Komposisi normal cairan serebrospinal adalan protein (15-45 mg/dl), glukosa

(50-75 mg/dl), beberapa sel deskuamasi, dan memiliki densitas yang rendah

(1,004-1,008 gr/ml)

Gambar 8. Aliran cairan serebrospinal

CSF dibentuk di Ventrikel lateral, lalu melalui interventrikuler foramen masuk

ke ventrikel III dan melalui Aqua Duktus CSF mengalir ke Ventrikel IV. Di

ventrikel IV terdapat 3 buah lubang terbuka di dasar ventrikel 4. Melalui ketiga

lubang tersebut CSF mengalir ke Subarachnoid spaces (cisterna magna)

disebelah medulla, aliran berlanjut ke Spinal lalu ke lumbal sisterna. Sebagian

naik lagi ke otak melelui subarachnoid spaces masuk ke vili arachnoid dan sinus

sagital superior. Vili arachnoid memiliki katup yang sensitif dengan tekanan

dengan sistem satu arah. CSF selalu diperbarui sekitar 3 kali dalam sehari.

5. Sistem saraf motorik dan sensorik, serta kontrol visceral dalam sistem saraf

Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang

keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang

keluar dari sumsum tulang belakang.

18

Page 19: Nyeri Yang Berkepanjangan

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

b. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

c. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,

dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus

yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus

vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya

sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus

merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.

Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang

saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf

pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.

Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang

mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma

b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki

 Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun

dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam

sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis

yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada

pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung

ganglion disebut urat saraf post ganglion.

19

Page 20: Nyeri Yang Berkepanjangan

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak

pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di

sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga

mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai

urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang

dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama

cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum

sambung.

Gambar 9. Kontrol visceral dalam sistem saraf

20

Page 21: Nyeri Yang Berkepanjangan

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Wildan. 1999. Kamus Biologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Benatar, Michael; dkk. 2006. Neurology. II. Philadelphia: Lippincott Williams

and Wilkins

Junqueira, L.Carlos; dkk. 1998. Histologi Dasar. I. Jakarta: EGC

S.Lesson, Thomas; dkk. 1996. Buku Ajar Histologi. VI. Jakarta: EGC

Japardi Iskandar. 2008. Cairan Serebrospinal. Medan: FK USU

Cahyani S., Nani. 2008. Pengantar Sistem Motorik Somatik. Jakarta: FKUI

www.wordpress.com

www.depkes.go.id

21