159
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENGUATAN KEIMANAN MUALLAF DI PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF YAYASAN AN NABA CENTER SAWAH BARU CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Nur Jamal Sha’id NIM: 1111052000005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2015 M.

NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

  • Upload
    hadung

  • View
    261

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP

PENGUATAN KEIMANAN MUALLAF

DI PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF

YAYASAN AN NABA CENTER SAWAH BARU CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Nur Jamal Sha’id

NIM: 1111052000005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H./2015 M.

Page 2: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf
Page 3: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf
Page 4: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 02 Oktober 2015

Nur Jamal Sha’id

Page 5: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru

Ciputat.

Oleh Nur Jamal Sha’id (1111052000005) Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dibawah

Bimbingan Bapak Fauzun Jamal, Lc., MA

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru Ciputat

adalah lembaga pendidikan non formal yang menampung para muallaf untuk

melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah, berkarakter dan berjiwa mandiri.

Pesantren ini didirikan untuk membina, mendidik dan menyantuni muallaf sampai

mampu berdiri sendiri. Sekaligus memupuk kepedulian, kebersamaan, dan

tanggungjawab seluruh komponen umat Islam dalam membina dan membimbing

muallaf.

Muallaf adalah orang yang hatinya dibujuk dan dijinakan hatinya agar cenderung

kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru mengetahui dan belum

memahami tentang Islam. Oleh karena itu mereka berada dalam posisi

membutuhkan pembinaan dan bimbingan ajaran-ajaran agama Islam.

Pada umumnya bimbingan agama memberikan pengaruh positif terhadap

masyarakat khususnya muallaf. Namun penulis belum menemukan kajian tentang

bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf. Hal ini dipandang

penting karena keimanan merupakan merupakan motor penggerak kehidupan

seseorang dalam menjalankan agama dan kepercayaannya. Keimanan atau

keyakinan merupakan kekuatan spiritual yang menjadi asas dalam aktifitas

kehidupan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

desain deskriptif, informan dalam penelitian ini terdiri dari dua orang pembimbing

dan empat orang santri muallaf yang telah mengikuti kegiatan bimbingan agama

selama satu tahun. Adapun teknik pengambilan informan yang menjadi subjek

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik

ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk

dijadikan sampel.

Dari hasil observasi dan wawancara, proses bimbingan agama terhadap muallaf

berjalan dengan baik dan memberikan pengaruh positif terhadap keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari pemahaman muallaf tentang ajaran agama Islam,

pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat, semangat dan antusias para

muallaf dalam menuntut ilmu, serta perubahan sikap dan prilaku (akhlakul

karimah) dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukan oleh para muallaf. Metode

yang digunakan pembimbing meliputi ceramah, diskusi, tanya jawab dan

menghafal dalil-dalil. Sedangkan materi yang disampaikan meliputi aqidah,

ibadah dan al-Qur’an dengan fokus pada kajian rutin tentang dasar-dasar akidah

Islamiyah dan kristologi (ilmu perbandingan agama) untuk membentengi akidah

para muallaf. Selain itu para muallaf juga dibekali dengan pelatihan khutbah dan

ceramah supaya kelak dapat menjadi da’i yang handal di tengah masyarakat.

Kata Kunci: Bimbingan Agama, Keimanan, Muallaf

Page 6: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis

sehingga dapa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat”, sesuai dengan waktu

yang telah direncanakan. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa perubahan besar hingga

dapat kita rasakan sampai saat ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak

perjuangan yang dilewati. Namun berkat dukungan dan perhatian yang dirasakan

penulis dari berbagai pihak sehingga segala kesulitan dan hambatan dalam

menyusun skripsi ini akhirnya dapat dilalui. Untuk itu dalam kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang tiada henti memberi semangat,

memanjatkan doa dan limpahan kasih sayang kepada penulis. Skripsi

ini dipersembahkan untuk ayah dan ibu.

2. Bapak Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Roudhanah, M. Si selaku Wakil Dekan Bidang

Page 7: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

iii

Administrasi Umum, dan Drs. Suhaimi, M. Si selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si dan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Bapak Fauzun Jamal, Lc., MA selaku dosen pembimbing yang

senantiasa meluangkan tenaga, waktu dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

5. Prof. Dr. H. Daud Effendi, MA selaku dosen penasehat akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan dan motivasinya selama ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis

selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Keluarga Besar Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba`

Center, Ustadz Nababan dan Ustadz Ozi Setiadi yang tak pernah lelah

dalam membantu penulis.

8. Keluarga Besar Ikada Jabodetabek yang senantiasa menemani dan

membimbing penulis. Doa kalian adalah semangat bagi penulis.

9. Keluarga Besar BPI UIN Jakarta semuanya yang tidak bisa disebutkan

satu persatu. Terimakasih telah memberi warna baru dan senantiasa

berbagi serta menghadirkan cerita dalam kehidupan penulis.

10. Teman-teman Ma’had dan FORMABI UIN Jakarta terimakasih telah

menjadi bagian dalam hidup penulis.

Page 8: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

iv

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis mengucapkan terimakasih.

Semoga semua bantuan dan perhatian yang tercurah mendapat balasan

pahala berlipat ganda dari Allah SWT. Selain itu semoga apa yang menjadi cita-

cita dan impian kita semua terwujud di masa depan serta mendapat ridha dan

keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Namun penulis berharap adanya masukan, kritikan dan saran

yang membangun supaya menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi penulis.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam.

Jakarta, 22 September 2015

Nur Jamal Sha’id

Page 9: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 6

1. Batasan Masalah............................................................................. 6

2. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7

1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Agama ............................................................................... 12

1. Pengertian Bimbingan Agama ....................................................... 12

2. Tujuan Bimbingan Agama ............................................................. 15

3. Fungsi Bimbingan Agama.............................................................. 17

4. Materi Bimbingan Agama .............................................................. 18

5. Metode Bimbingan Agama ............................................................ 20

B. Iman...................................................................................................... 22

1. Pengertian Iman .............................................................................. 22

2. Indikator Manusia Beriman ............................................................ 24

3. Faktor-faktor dalam Penguatan Keimanan ..................................... 27

C. Muallaf ................................................................................................. 30

1. Pengertian Muallaf ......................................................................... 30

2. Muallaf dalam Islam ...................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 36

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37

E. Sumber Data ......................................................................................... 39

F. Asumsi ................................................................................................. 39

G. Teknik Analisa Data ............................................................................. 40

H. Teknik Pemeriksa Data ........................................................................ 40

I. Teknik Penulisan .................................................................................. 43

Page 10: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

vi

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Pesantren Pembinaan Muallaf ................................ 44

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf ........... 44

2. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren Pembinaan Muallaf .................... 45

3. Program Pesantren Pembinaan Muallaf ......................................... 47

4. Prosesi Pengislaman ....................................................................... 50

5. Struktur Organisasi ........................................................................ 51

6. Sarana dan Prasarana...................................................................... 52

B. Temuan dan Analisis Data

1. Deskripsi Informan......................................................................... 52

2. Kegiatan Bimbingan Agama .......................................................... 58

3. Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan

Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba

Center ............................................................................................. 65

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 70

B. Saran .................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

LAMPIRAN

Page 11: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sifat hakikat manusia adalah makhluk beragama (homoreligius), yaitu

makhluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai

kebenaran yang bersumber dari agama serta sekaligus menjadikan kebenaran

agama itu sebagai rujukan bagi sikap dan perilaku. Dapat juga dikatakan

bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki motif beragama, rasa kemauan

dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai agama.1

Manusia merupakan makhluk yang menentukan diri, dalam arti bahwa

ia memiliki kebebasan untuk memilih kebutuhan dalam hidupnya. Manusia

pada dasarnya ingin bebas dan bertanggungjawab atas pandangan hidup dan

menentukan takdirnya sendiri. Individu dipengaruhi keinginan pribadi yang

dihubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.2

Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak memberi ruang pada

warganya untuk tidak beragama dan tidak percaya pada Tuhan. Orang bebas

memilih agama, tetapi tidak bebas untuk tidak beragama sehingga identitas

agama dicantumkan dalam kartu tanda penduduk serta dokumen resmi lain.3

Adanya kebebasan beragama yang dilindungi oleh negara ini membuat

manusia Indonesia bebas memilih kepercayaan atau agama yang akan

dianutnya. Tidak jarang kita temukan diberbagai tempat ibadah seperti

1 Syamsu dan Juntika, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2006), cet ke-2 h. 155. 2 Gerald Corey dan Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 136. 3 Komaruddin Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa (Jakarta: Noura Books, 2012), h. xviii.

Page 12: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

2

Masjid, Gereja, Wihara atau tempat ibadah lainnya, ada orang yang

menyatakan keimanan untuk meyakini salah satu agama. Hal ini termasuk

beberapa orang yang berpindah keyakinan (konversi beragama) dari agama

Kristen-Katholik menjadi agama Islam atau biasa disebut sebagai muallaf

(orang-orang yang baru masuk Islam).

Menurut Sayyid Sabiq, muallaf adalah golongan yang diusahakan untuk

merangkul dan menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman

yang disebabkan karena belum mantapnya keimanan mereka, atau untuk

menolak bencana yang mungkin mereka lakukan terhadap kaum muslimin

dan mengambil keuntungan yang mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan

mereka.4

Kedudukan muallaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang yang

hatinya dijinakan agar cenderung kepada Islam dan orang yang belum

mengetahui dan memahami ajaran Islam. Oleh karena itu posisi muallaf

sendiri masih membutuhkan pembinaan, bimbingan, dan pengetahuan seputar

agama Islam. Sebagaimana tertera dalam al-Qur`an Surat at-Taubah ayat 60 :

Artinya :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

orang yang di jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,

4 Sayyid Sabiq. Terjemah Fiqih Sunah. Jilid 3 (Bandung: Al-Ma’arif, 1994) h. 113.

Page 13: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

3

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana”.5 (Q.S. at-Taubah : 60)

Setelah menyatakan keislamannya, banyak muallaf (orang-orang yang

baru masuk Islam) hidup dalam keadaan serba kesulitan. Mereka kehilangan

tempat tinggal, pekerjaan dan terusir dari keluarga yang tidak mau menerima

keislaman mereka. Kondisi hidup yang jauh dari kelayakan, merasa terbuang

dan kehilangan kesejahteraan yang dulu pernah dimiliki, mereka pilih demi

memenuhi gemuruh batin akan kebenaran ajaran Islam.6 Keadaan ini

ditambah dengan keimanan para muallaf yang masih lemah karena baru

memeluk Islam. Untuk itu persoalan penguatan keimanan muallaf menjadi

hal penting dalam melakukan bimbingan agama Islam karena mereka (para

muallaf) membutuhkan keteguhan iman, kalau hal ini dibiarkan maka para

muallaf ini akan kembali pada agama sebelumnya. Sebagai orang baru yang

pindah agama, muallaf membutuhkan perhatian, kasih sayang, ajakan,

bimbingan dari orang-orang atau lembaga yang memperhatikan kondisi

tersebut.

Keputusan untuk menjadi muallaf merupakan sebuah keputusan yang

sangat sulit dalam hidup mereka, karena menyangkut nasib mereka di dunia

dan juga di akhirat. Mereka memilih agama melalui ketekunan dan

pengorbanan. Berbagai tekanan mereka rasakan baik dari keluarga, karib-

kerabat, dan kawan-kawan non muslim yang menentang keputusan mereka,

ditambah tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang singkat.7

Dua kaimat syahadat merupakan pintu gerbang untuk memasuki Islam.

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 196. 6 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua (Ciputat: Yayasan An-Naba Center, 2012), h. 3.

7 Ibid, h. 3.

Page 14: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

4

Sebagai orang yang baru masuk Islam sangat penting untuk mengetahui

agama yang dianutnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat, maka

semakin banyak pula manfaat yang akan didapat. Hal ini tentu harus

dilaksanakan melalui program bimbingan dan pembinaan yang intensif

kepada muallaf melalui pesantren khusus.

Bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8 Bimbingan agama

dilaksanakan dalam upaya memberikan kecerahan batin kepada seseorang

dalam menghadapi segala macam persoalan. Dan bimbingan agama yang

dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.9 Selain itu bimbingan agama

juga diharapkan dapat membangkitkan semangat baru dalam menguatkan

keimanan muallaf yang telah mengalami gejolak kejiwaan.

Iman merupakan motor penggerak kehidupan seseorang dalam

menjalankan agama dan kepercayaanya. Keimanan akan terimplementasi

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didasarkan pada pengertian iman

menurut beberapa ulama. Iman menurut Ulama salaf (termasuk Imam

Ahmad, Malik, dan Syafi’i) adalah :

ان ك ر ل ا ب ل م ع و ان لس ال ب ق ط ن و ان ن لج ا ب اد ق ت ع ا

Artinya : “Sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan,

dan diamalkan dengan anggota badan”10

8 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001)

cet. ke-2, h. 4. 9 H. M. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), h. 25. 10

Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam, 2013) cet. Ke-15, h. 4.

Page 15: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

5

Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya

iman itu beliau menjawab “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.”

Artinya ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat

dan dilandasi dengan Sunnah. Selanjutnya beliau mengatakan “Sebab iman

itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur apabila hanya

ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang

apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan

sunnah adalah bid’ah”.11

Imam Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-

angan dan bukan pula sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu

keyakinan yang terpatri dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan”.12

Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara

hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai

pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

Muallaf yang kurang mendapat bimbingan dan pembinaan Islam akan

cenderung memilih kembali ke agama lamanya apabila imannya masih

lemah.13

Penguatan keimanan dalam hal ini menjadi sesuatu yang paling

penting untuk diperhatikan karena iman merupakan hal pertama yang harus

ditanamkan kuat pada muallaf sebelum berislam.

11

Ibid. h. 4. 12

Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia. Bag 1 h. 18. 13

Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta 10 Juni 2015.

Page 16: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

6

Iman seseorang bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pada

waktu dan tempat dimana saja dia berada. Karena itulah hidup manusia

adalah perjuangan mempertahankan dan meningkatkan imannya.14

Keberadaan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center di

daerah Sawah Baru Ciputat Kota Tangerang Selatan memberikan harapan

baru bagi para muallaf supaya tidak ada lagi kekhawatiran dalam

menjalankan keislamannya, tidak ada lagi rasa terbuang dan tentunya tidak

lagi kembali murtad (kembali ke agama lamanya) karena mendapati Islam

merupakan agama yang membawa kedamaian bagi para pemeluknya. Selain

itu keimanan muallaf sebagai seorang muslim yang baru diharapkan

meningkat dan menjadi penerus perjuangan dakwah Islam kepada semua

orang.15

Berdasarkan fenomena dan kejadian yang telah dipaparkan diatas,

penulis akan membahas lebih lanjut dan akan menuangkan dalam sebuah

penelitian yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap

Penguatan Keimanan Muallaf di Yayasan An Naba Center Sawah Baru

Ciputat Tangerang Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas terhadap masalah-

masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan pada

aspek layanan bimbingan agama dengan meninjau dari aspek

pembimbing, aspek terbimbing, aspek metode dan aspek materi dalam

14

Rusjdi Hamka, Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam (Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1986), h. 7. 15

Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 10 Juni 2015

Page 17: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

7

penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An Naba Center Jl. Cendrawasih IV No. 1 RT/RW 02/03, Sawah Baru

Ciputat Tangerang Selatan Banten.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan

penulis kaji :

a. Bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan

muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru Ciputat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan bimbingan agama di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru

Ciputat.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bimbingan agama

terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang meliputi

Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan keagamaan khususnya

berkaitan dengan pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan

keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba

Center Sawah Baru Ciputat.

Page 18: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

8

b. Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan

kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Dijadikan bahan evaluasi bagi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An Naba Center tentang pengaruh bimbingan agama terhadap

penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penelusuran skripsi di Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan

terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari

bentuk plagiat, mereview hasil penelitian terdahulu, antara lain :

1. Abdul Hakim Jahid, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2007

dengan judul “Motivasi Konversi Agama dan Pembinaan Muallaf di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru

Ciputat”. Skripsi ini berisikan tentang motivasi para muallaf dalam

melakukan konversi agama dan bagaimana pembinaan yang diaplikasikan

di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center. Skripsi ini

menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

2. Peppy Mutawallie, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2009

dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama Pada Korban Perdagangan

Page 19: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

9

Manusia (Trafficking) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self

Confidence) di Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Mulya Jaya

Pasar Rebo”. Penelitian ini berisikan tentang pengaruh layanan bimbingan

agama dalam aspek pembimbing, aspek terbimbing, aspek metode dan

materi dalam meningkatkan kepercayaan diri korban perdagangan

manusia (Trafficking). Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif

dengan desain deskriptif.

3. Umma Auliya’ul Hidayah, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam, UIN Jakarta angkatan 2008 dengan judul “Pola Komunikasi antara

Ustadz dan Mullaf dalam Pembinaan Tahfidzul Qur`an di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba”. Penelitian ini berisikan tentang

pola komunikasi antara pembina dan muallaf, upaya pembina dalam

menciptakan komunikasi yang efektif dengan muallaf serta faktor

pendukung dan penghambat dalam pembinaan tahfidz Qur`an di

Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba. Skripsi ini menggunakan

penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif.

4. Taufiq Halily, Program Studi Manajemen Dakwah, UIN Jakarta angkatan

2009 dengan judul “Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan

dalam Membina Akidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan

Muallaf An-Naba”. Penelitian ini berisikan tentang metode dakwah ustadz

Syamsul Arifin Nababan dalam pembinaan akidah muallaf. Skripsi ini

menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif.

5. Setyo Kurniawan, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN

Jakarta angkatan 2006 dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama

Page 20: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

10

Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta

Selatan”. Dalam skripsi ini membahas tentang pengaruh bimbingan

agama yang meliputi kajian mingguan terhadap motivasi beribadah

jamaah masjid. Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jenis pendekatan kausal.

Dari kelima hasil penelitian di atas, penulis menyatakan bahwa hasil

penelitian penulis sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.

Penelitian ini berfokus pada pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan

keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center

Sawah Baru Ciputat.

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan merupakan bab awal yang berisi latar belakang

masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori yang berisikan masalah inti dari judul skripsi ini,

yaitu memuat tentang Bimbingan Agama yang meliputi :

pengertian bimbingan agama, tujuan bimbingan agama, fungsi

bimbingan agama, materi dan metode bimbingan agama.

Keimanan yang meliputi : pengertian iman, indikator manusia

beriman, faktor penguat keimanan. Muallaf yang meliputi :

pengertian muallaf dan Muallaf dalam Islam.

BAB III Metodologi Penelitian, meliputi pendekatan penelitian, subjek

penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian.

Page 21: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

11

BAB IV Temuan dan Analisa Data yang berisikan gambaran umum

lembaga Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center

Sawah Baru Ciputat meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi,

sarana dan prasarana, program kegiatan dan tujuannya, struktur

organisasinya. Dalam bab ini juga akan dijelaskan tentang analisa

data yang meliputi deskripsi informan, kegiatan bimbingan agama

dan analisis pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan

keimanan muallaf.

BAB V : Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

Page 22: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

guidance berasal dari kata to guide yang artinya menunjukan,

membimbing, menuntun, ataupun membantu.1

Istilah guidance juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau

tuntunan. Ada juga yang menterjemahkan kata guidance dengan arti

pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti

bantuan, tuntunan atau pertolongan.2 Secara harfiah, bimbingan adalah

menunjukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang

bermanfaat bagi kehidupan dimasa kini dan masa yang akan datang.3

Kemudian pengertian yang lebih utuh dari kata bimbingan, adalah

usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan

potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan potensinya itu, ia akan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara wajar dan

optimal, yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal lingkungannya,

mengarahkan dirinya, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya, dan

1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), cet. ke-3, h. 2.

2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 15-16. 3 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:

Golden Terayon Press), h. 1.

Page 23: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

13

dengannya ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna, dan

bermanfaat di masa kini dan masa yang akan datang.4

Bimbingan berasal dari kata bahasa inggris guidence, yang artinya

bantuan atau tuntunan. Adapun menurut Bimo Walgito, bimbingan adalah

bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan

individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di

dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.5

Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny Singgih D.

Gunarsa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya sendiri

dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan jalan

hidupnya sendiri secara bertanggungjawab tanpa harus bergantung kepada

orang lain.6

Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara singkat

bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang

ataupun sekelompok orang agar individu dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya

dan dapat mengarahkan tingkah lakuya ke arah yang lebih baik.

Lalu dalam kaitannya dengan definisi agama yang dipaparkan oleh

para ilmuan belum sepenuhnya sepadan. Menurut Zakiah Daradjat, agama

adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan

4 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6. 5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Koseling (Bandung: Andi Publisher, 1995), h. 4.

6 Singgih D. Gunarsa dan Ny Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), cet. ke-11 h. 11-12.

Page 24: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

14

mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, dan cara menghadapi

tiap-tiap masalah.7

Harun Nasution mendefinisikan agama mengandung arti ikatan yang

harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu

kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak

dapat ditangkap oleh panca indera, namun mempunyai pengaruh yang

besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.8

Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan

mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan,

permohonan dan membentuk sikap hidup berdasarkan ajaran agama itu.9

Arifin melihat Islam sebagai agama dari dua aspek, yaitu pertama,

aspek subyektif (pribadi manusia), ialah tingkah laku manusia yang dijiwai

oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat mengatur dan

mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan

masyarakat, dan alam sekitarnya. Maka disini nilai-nilai keagamaan telah

membudaya dalam batinnya, dan menjadi rujukan dari setiap orientasi

hidup sehari-hari. Kedua, aspek obyektif (doktrinair), berupa peraturan

yang bersifat Ilahi yang menuntun orang-orang berakal budi ke arah

ikhtiar, untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia, menuju kebahagiaan

di akhirat. Agama Islam disini masih berbentuk doktrin Tuhan, yang

7 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), cet. ke-3, h. 52. 8 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 14.

9 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.40.

Page 25: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

15

belum membudaya pada diri manusia melalui tingkah laku dan sikap

sehari-hari.10

Dengan demikian, bisa dipahami bahwa agama adalah sebuah sistem

kepercayaan serta praktis dalam mengatur kehidupan manusia supaya

hidup bermoral dengan norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai

kebenaran yang mereka yakini.

Sedangkan pengertian bimbingan agama adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.11

Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya

memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala

persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran

agama individu.12

Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

bimbingan agama adalah suatu upaya untuk memberikan bantuan atau

pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan segala persoalannya,

dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk memberikan keteguhan iman agar

seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah diajarkan agama

Islam.

10

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 14. 11

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2001), cet. Ke-2, h. 4. 12

H. M. Arifin, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan

Bintang, 1976), h. 25.

Page 26: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

16

2. Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih dalam bukunya

Bimbingan dan Konseling Islam dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus,

a. Tujuan Umum

Membantu individu supaya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.13

b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah. Maksudnya

pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai

individu menghadapi atau menemui masalah.14

2) Membantu mengatasi masalah yang dihadapi.15

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih

baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan

orang lain.16

Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry menjelaskan tujuan dari

bimbingan dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa

dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah

SWT.

13

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2001), cet. ke-2, h. 36. 14

Ibid, h. 36. 15

Ibid, h. 36. 16

Ibid, h. 36.

Page 27: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

17

b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan

tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan

keluarga maupun sosial.

c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang

rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga

muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan

dalam menerima ujian-Nya.

e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai

khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.17

Secara substansial tujuan bimbingan agama sifatnya hanya

membantu individu atau orang lain dalam mewujudkan cita-cita hidupnya,

yakni kehidupan yang berguna, harmonis dan dinamis serta menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. Oleh karena itu,

selama proses perjalanan hidupnya agar menjadi manusia yang beriman,

bertakwa dan bermanfaat dalam setiap ruang kehidupan maka setiap

individu senantiasa memerlukan bimbingan dan pengarahan secara terus

menerus hingga akhir hayatnya.18

Dapat dipahami bahwa tujuan dari bimbingan agama adalah

membantu individu untuk memahami potensi diri dan kemampuan dirinya

17

Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2002), h. 221. 18

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 100.

Page 28: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

18

dalam mengatasi segala permasalahannya sehingga mampu

mengembangkan dan mengaktualisasi diri serta dapat mengadaptasikan

diri dengan lingkungannya secara mandiri, sadar dan sesuai dengan ajaran

Islam.

3. Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifat aslinya, layanan

bimbingan dapat berfungsi sebagai :

a. Fungsi Preventif atau Pencegahan, yaitu layanan bimbingan ini dapat

berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah.

b. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu.

c. Fungsi Perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami

individu (terbimbing).

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi ini berarti

bahwa layanan bimbingan dapat membantu para individu dalam

memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh,

mantap, terarah, dan berkelanjutan.

4. Materi Bimbingan Agama Islam

Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting seseorang

di dalam menjalani kehidupannya baik yang sifatnya keimanan dan juga

kehidupan sehari-hari. Materi dalam bimbingan agama sebagai berikut :

Page 29: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

19

a. Akidah

Akidah ialah keyakinan, kepercayaan, sumbernya yaitu Al-

Qur`an. Hakekatnya iman sebagaimana yang diterangkan oleh

Rasulullah SAW kepada para sahabatnya, ketika Nabi didatangi oleh

laki-laki yang ternyata malaikat Jibril yang menanyakan apakah Iman,

Islam dan Ihsan itu ? Nabi Muhammad SAW menjawab dalam sebuah

hadits :

Artinya : dari Umar bin Khatab ra, ia berkata : ketika

kami sedang duduk di dekan Rasulullah SAW, tiba-tiba

muncul seorang laki-laki yang berpakaian putih, berambut

hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorang

pun di antara kami yang mengenalinya. Ia duduk menghadap

Rasulullah SAW, lalu meletakan kedua lututnya ke lutut Nabi

dan meletakan kedua tangannya diatas kedua paha Nabi seraya

berkata : Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang

Islam ! Rasulullah SAW, menjawab : Islam adalah engkau

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad

utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,

berpuasa di bulan Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke

Baitullah jika memenuhi syaratnya. Ia berkata : engkau benar.

Kami keheranan karenanya, dia yang bertanya tetapi

membenarkannya. Lebh lanjut ia berkata : sekarang

terangkanlah kepadaku tentang Iman ! Rasulullah SAW,

menjawab : engkau beriman kepada Allah, kepada para

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari

kiamat, serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya

takdir.....(HR. Muslim).19

Dengan demikian antara iman dan Islam adalah satu kesatuan

yang saling terkait satu sama lain. Abdul A‟la Mauhadi mengatakan

hubungan antara iman dan islam laksana hubungan pohon dengan

akar. Mustahil seorang yang memiliki iman untuk memulai dirinya

menjadi seorang muslim. Masalah akidah merupakan hal yang

fundamental, akidah sebagai motor penggerak bagi seorang muslim.

19

Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1987), cet. ke-10, h. 34.

Page 30: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

20

Kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan bulat,

keyakinan yang mutlak kepada Allah SWT dengan membenarkan dan

mengakui wujud Allah SWT, sifat, hukum-hukum Allah SWT,

kekuasaan-Nya, hidayah dan taufik-Nya.

b. Akhlak

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku yang

dilakukan secara berulang-ulang. Tingkah laku ini tidak cukup hanya

sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Seseorang dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya

didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak

pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-

ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila

perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan

dari akhlak.

c. Ibadah

Ibadah merupakan tugas yang diemban oleh manusia ketika ia

sudah sampai pada masa aql baligh (bisa berpikir dengan penuh

perhitungan). Dalam ibadah diajarkan istilah khusyuk yang sepadan

dengan konsentrasi. Disini akan sedikit mengendalikan hal-hal yang

negatif ketika ibadah tersebut berlangsung, sehingga tekanan-

ketegangan (stress-strain) akan mudah dikendalikan.

5. Metode Bimbingan Agama

Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta” yang berarti

Page 31: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

21

melalui dan “hodos‟ yang berarti jalan. Namun hakikat pengertian dari

metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan,20

baik sarana tersebut bersifat fisik

seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang pelaksanaan

kegiatan, bahkan pembimbing juga termasuk metode media.

Dengan penjelasan tentang “metode” di atas maka dapat dipahami

tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang

dapat digunakan dalam proses bimbingan agama. Maka metode yang

dipakai dalam proses bimbingan agama itu adalah sebagai berikut :

a. Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum, cara ini

lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance).

Tetapi pembimbing mesti berupaya untuk menyesuaikan apa-apa yang

disampaikannya dengan kondisi terbimbing yang beragam.21

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan

untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental

atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing.22

Wawancara dapat berjalan dengan baik bilamana memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada yang dibimbing

20

H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:

Golden Terayon Press, 1982), h. 43. 21

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 136. 22

Ibid, h. 122.

Page 32: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

22

2) Pembimbing harus dapat dipercaya oleh seseorang yang

dibimbing sebagai pelindung

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang

memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada

seseorang yang dibimbing.23

c. Teknik Rasional-Emotif

Dalam istilah lain teknik ini disebut dengan “rational-emotif

therapy”, atau model „RET‟ yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis

(ahli psikologi klinis). Teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi

pikiran-pikiran yang tidak logis (tidak rasional) yang disebabkan

dorongan emosinya yang tidak stabil.24

Selain metode yang diuraikan diatas, dalam perspektif al-Qur‟an ada

metode yang biasa dilakukan, yaitu :

a. Metode “bil-hikmah”, metode ini digunakan dalam menghadapi orang-

orang yang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi, yang kurang yakin akan kebenaran ajaran agama.

b. Metode “bil mujadalah”, perdebatan yang digunakan untuk

menunujkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional.

c. Metode “bil mauidzah”, dengan menunjukan contoh yang benar dan

tepat, agar yang dibimbing dapat mengikuti dan menangkap dari apa

23

H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:

Golden Terayon Press, 1982), h. 45. 24

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 132.

Page 33: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

23

yang diterimanya secara logika dan penjelasan akan teori yang masih

baku (tekstual).25

B. Iman

1. Pengertian Iman

Iman secara bahasa artinya percaya, setia, melindungi dan

menempatkan sesuatu di tempat yang aman.26

Iman berasal dari bahasa

arab dengan kata dasar amana-yu’minu-imanan. Artinya beriman atau

percaya. Percaya dalam bahasa indonesia artinya meyakini atau yakin

bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu, memang benar atau nyata adanya.27

Iman secara bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati

atau keteguhan hati.28

Abul „Ala al-Maududi menterjemahkan iman dalam

bahasa inggris yaitu, to know, to believe, to be convinced beyond the last

shadow of doubt yang artinya : mengetahui, mempercayai, meyakini yang

di dalamnya tidak terdapat keraguan apapun.29

Iman secara istilah diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran

Nabi Muhammad SAW, yakni beriman kepada Allah, Malaikat, Nabi dan

Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar. Demikian makna iman menurut

hadits Nabi SAW.30

Iman menurut istilah ahli bahasa adalah kepercayaan yang meresap

dalam hati dan penuh keyakinan serta tidak bercampur dengan keraguan

25

Ibid, h. 135-136. 26

Tim Saluran Teologi Lirboyo, Akidah Kaum Sarungan, (Tamatan Aliyah Lirboyo

Angkatan 2005), h. 179. 27

Kaelany HD, Islam, Iman dan Amal Saleh (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 58. 28

WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 18. 29

Abu A’la Al-Maududi, Toward Understanding, (Comiti Riyadh: Islamic Dakwah, 1985), h. 18. 30

Tim Saluran Teologi Lirboyo, Akidah Kaum Sarungan (Tamatan Aliyah Lirboyo

Angkatan 2005), h. 179.

Page 34: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

24

dan syirik dan juga memberi pengaruh terhadap pandangan hidup atau

perbuatan yang membuktikan keyakinan tersebut.31

Iman sering juga

dikenal dengan istilah akidah. Akidah artinya ikatan, yaitu ikatan hati.

Bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan

suatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan lain.

Iman juga bisa diartikan tashdiq (membenarkan), menurut istilah ahli ilmu,

tashdiq ialah tashdiqur rosuli fi ma jaabihi an rabbihi (membenarkan

Rasul terhadap apa yang didatangkan Tuhannya).32

Akidah tersebut akan

menjadi pedoman dan pegangan hidup, mendarah daging dalam diri

(jasmani dan rohani) yang tidak dapat dipisahkan lagi dari diri seorang

mukmin, bahkan jiwanya demi mempertahankan akidahnya.33

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa iman dalam

Islam adalah keyakinan atau kepercayaan kepada Allah SWT, para

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat, qada dan

qadar tanpa ada keraguan sedikit pun dalam hatinya.

2. Indikator Manusia Beriman

Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT telah menciptakan

manfaat serta ciri-cirinya sendiri-sendiri. Begitu pula dalam hak keimanan,

seorang insan pun memiliki indikator yang jelas. Diantara indikator

tersebut adalah :

31

Yusuf Qardhawi, Iman dan Kehidupan (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. Ke-3, h. 3. 32

Hasbi Ash-Shieddieqy, Mutiara Hadits Iman Kepada Allah (Semarang: PT. Pustaka

Riski Putra, 2002), jilid I. h. 16. 33

Kaelany HD, Islam, Iman dan Amal Saleh (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 58.

Page 35: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

25

a. Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan

ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanannya serta semakin

tawakal.34

QS. Al-Anfal : 2

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka

yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan

apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.35

b. Ridha atas segala cobaan yang diberikan-Nya

Dalam al-Qur‟an surat al-Bayyinah ayat 8 Allah menjelaskan

kepada kita tentang hamba-hambanya yang ridha kepada-Nya. Allah

pun akan memberikan cobaan bagi setiap hamba-hamba-Nya yang Ia

kehendaki. Hal ini adalah untuk menguji ketabahan dan keridhoann

akan ujian yang diberikan-Nya.36

Sebagaimana firman Allah dalam

Surat Al-Anam ayat 17.

“dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,

Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan

jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa

atas tiap-tiap sesuatu”.37

34

Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1996) cet-1 h. 51. 35

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 136. 36

Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1996) cet-1 h. 54. 37

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 229.

Page 36: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

26

c. Mencintai Allah dan Rasul-rasul-Nya

Orang-orang yang beriman akan merasa takut akan balasan

Allah di akhirat nanti jika ia mengingkari akan apa yang telah

difirmankan Allah kepadanya.38

d. Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara

maksimal (7 T) Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi,

dan Tawakkal.39

e. Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah,

tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).40

“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih

hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira

karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya

mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.

Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan

kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan

negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

38

Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1996) cet-1 h. 54. 39

Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2000), h.34. 40

Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2000), h.37.

Page 37: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

27

3. Faktor Penguat Keimanan

Keimanan dalam konsep ajaran Islam merupakan energi, kekuatan,

spirit, dan suatu keniscayaan yang banyak mempengaruhi polarisasi dari

sikap, tingkah laku dan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-harinya.41

a. Selalu menambah ilmu pengetahuan (terutama ilmu-ilmu agama)

Kunci dari semua kehidupan dan iptek tentu ada di dalam

kandungan Al-Qur`an. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu dapat

menyimak dan mengkaji apa yang ada dalam kandungannya, agar kita

tidak menjadi manusia yang lemah imannya dan sombong.42

Mendalami dan memperluas pengetahuan tentang keimanan

dengan memperbanyak muhasabah dan dzikir kepada Allah SWT

dapat membantu seseorang untuk meningkatkan keimanan dan

memperkuat akidahnya.

b. Memperbanyak amal shaleh (terutama shalat)

Dalam sejarah membuktikan para sahabat Nabi SAW akan

mempergunakan dengan sebaik-baiknya pada setiap kesempatan yang

ada untuk selalu beramal saleh. Seperti apa yang dituturkan Abu

Bakar As-Shiddiq, “tatkala ditanya oleh Rasulullah SAW. ”Siapakah

diantara kamu sekalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakar

menjawab, “Saya”. Beliau bertanya lagi “Lalu siapakah diantara kamu

yang menjenguk orang sakit pada hari ini ?” Abu Bakar menjawab

41

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 66. 42

Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2000), h.38.

Page 38: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

28

lagi, “Saya”. Lalu Rasulullah SAW berkata, “Tidaklah amal-amal ini

menyatu dalam diri seseorang melainkan dia akan masuk sorga”.

Dalam kisah diatas menunjukan kepada kita bahwa Abu Bakar As-

Shiddiq RA. Sangat antusias dalam mempergunakan setiap

kesempatan untuk memperbanyak ibadah. Jadi bukan hanya amalan-

amalan shalatnya, meskipun shalat adalah perkara fardhu.43

c. Menjauhi segala yang dilarang Allah dan rasul-Nya

Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam Al-Qur`an

surat Al-Ahzab ayat 70-71.

Allah SWT menyerukan demikian karena dikhawatirkan manusia

akan berjalan di luar garis yang telah ditentukan-Nya. Jangankan telah

menyimpang, mendekati larangan-larangan-Nya pun maka

dikhawatirkan manusia akan terperosok di dalamnya.44

Selain beberapa faktor diatas, iman seseorang juga dipengaruhi oleh

metode dalam bimbingan dan pembinaan. Metode dalam membimbing dan

membina seorang muallaf berpengaruh besar terhadap peningkatan akidah.

Pendekatan interpersonal dan psikologis mampu mengarahkan santri

muallaf pada peningkatan keimanan melalui kajian teori dan praktek. Teori

yang digunakan dalam membina muallaf berdasarkan pendekatan pribadi,

dikusi, dialog dan konsultasi.45

43

Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2000), h.39. 44

Ibid, h. 39. 45

Taufik Halily. Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina

Akidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan Muallaf An-Naba. Skripsi pada Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. iii.

Page 39: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

29

Dalam paradigma Islam dipahami bahwa pada dasarnya potensi

keimanan dan dimensi ketakwaan dalam bentuk yang sangat minimal pun

sudah dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Wujudnya berupa

jiwa keagamaan yang hanif atau punya kegandrungan yang positif

sebagaimana adanya. Seringkali dikatakan bahwa keberadaanya hanya

potensi dalam bentuk daya-daya (dimensi energi), yang mana selanjutnya

diperlukan upaya-upaya bimbingan, pembinaan dan pengembangan yang

berkelanjutan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan setiap

individu. Karena itu, dalam upaya-upaya yang menjadi perhatian dalam

rangkaian program bimbingan agama adalah menggali dan

mengembangkan potensi iman dan dimensi takwa yang ada pada diri

terbimbing.46

C. Muallaf

1. Pengertian Muallaf

Ada beberapa pendapat mengenai muallaf, yang diambil dari

beberapa sumber adalah sebagai berikut :

a. Dalam Ensiklopedi Dasar Islam, muallaf adalah seseorang yang

semula kafir dan baru memeluk Islam.47

b. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, muallaf adalah orang yang hatinya

diteguhkan atau dijinakan agar hatinya cenderung kepada Islam.48

46

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 79. 47

Achmad Roestandi, Ensiklopedi Dasar Islam (Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993), h.

173. 48

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993),

h. 173.

Page 40: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

30

c. Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia dipaparkan bahwa muallaf

adalah orang-orang yang sedang dijinakan atau dibujuk hati

mereka.49

d. Dalam Fikih Sunnah juga disebutkan bahwa muallaf adalah orang

yang diusahakan dirangkul dan ditarik serta diteguhkan hatinya

dalam keislaman disebabkan belum mantapnya keimanan mereka.50

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa muallaf adalah orang

yang hatinya dibujuk dan dijinakan hatinya agar cenderung kepada Islam.

Mereka adalah orang-orang yang baru mengetahui dan belum memahami

tentang Islam. Oleh karena itu mereka berada dalam posisi membutuhkan

pembinaan dan bimbingan ajaran-ajaran agama Islam.

Kata muallaf berasal dari bahasa arab yaitu “allafa-ya’lafu-alfan”

yang artinya menjinakan, menjadi jinak, dan mengasihi. Sehingga kata

muallaf dapat diartikan sebagai orang yang dijinakan atau dikasihi.

Sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT, dalam surat at-Taubah

ayat 60 :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

49

Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 130. 50

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah Mahyuddin Syarif (Bandung: Al-Ma‟arif,

1996), h. 96.

Page 41: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

31

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.51

Dalam ayat diatas terdapat kata “muallafati qulubuhum” yang

artinya orang-orang yang sedang dijinakan atau dibujuk hatinya. Mereka

dibujuk adakalanya karena merasa baru memeluk agama Islam dan

Imannya belum teguh. Karena belum teguhnya Iman seorang muallaf,

maka mereka termasuk golongan yang berhak menerima zakat. Hal ini

dimaksudkan agar lebih meneguhkan iman para muallaf terhadap agama

Islam.

Kategori muallaf dalam penelitian ini ialah muallaf yang masih

lemah secara ekonomi dan pengetahuan agama, namun mereka telah

mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam.

2. Muallaf dalam Islam

Menurut Buya Hamka muallaf adalah orang yang dijinakan hatinya

dan diteguhkan hatinya agar mantap dalam keislamannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya.52

Pada masa Nabi SAW, para muallaf tersebut diposisikan sebagai

penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam dengan

terus memberikan pembinaan dan pengajaran tentang agama Islam. Salah

satu alasan Nabi SAW, memberikan zakat kepada mereka adalah

51

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 196. 52

Yunus Yahya, Muslim Tionghoa Kumpulan Karangan (Jakarta : Yayasan Abu Karim

Oei Tjeng Hien, 1985), h. 75.

Page 42: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

32

menyatukan hati mereka pada Islam. Oleh karena itu mereka dinamakan

“Al-Muallafah Qulubuhum”.53

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, para muallaf tersebut masih

menerima zakat seperti yang dicontohkan Nabi SAW. Namun tidak

demikian pada masa khalifah Umar bin Khattab, beliau memperlakukan

ketetapan penghapusan bagian untuk para muallaf karena ummat Islam

telah kokoh dan kuat. Para muallaf tersebut juga telah menyalahgunakan

pemberian zakat dengan enggan melakukan syari‟at dan

menggantungkan kebutuhan hidup dengan zakat sehingga mereka enggan

berusaha.54

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, ada dua orang muallaf

menemui Umar yaitu Uyainah bin Hisa dan Aqra‟ bin Haris meminta hak

mereka dengan menunjukan surat yang telah direkomendasikan oleh

Khalifah Abu Bakar pada masa pemerintahannya. Tetapi umar menolak

surat itu dengan mengatakan : “Allah sudah memperkuat Islam dan tidak

memerlukan kalian. Kalian tetap dalam Islam atau hanya pedang yang

ada”. Ini adalah suatu Ijtihad Umar dalam menerapkan suatu Nash al-

Qur‟an yaitu surat at-Taubah ayat 60 yang menunjukan pembagian zakat

kepada muallaf. Umar melihat pada berlakunya tergantung pada keadaan,

kepada siapa harus diberlakukan. Jika keperluan itu sudah tidak ada lagi,

ketentuan itu pun tidak berlaku, inilah jiwa nash tadi.55

53

Syarif Hade Masyah, Hikmah di balik Hukum Islam (Jakarta: Mustaqim, 2002), h. 306-

307. 54

Haidar Barong, Umar bin Khattab dalam Perbincangan (Jakarta: Yayasan Cipta

Persada Indonesia, 2000), h. 294. 55

Ibid, h. 295.

Page 43: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

33

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

muallaf adalah orang yang baru memeluk Islam yang dirangkul dan

diteguhkan hati mereka kedalam keislaman. Karena mereka baru

memeluk Islam dan baru mengetahui agama Islam, maka mereka berada

pada posisi pihak yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan agama

Islam agar dapat mengetahui syari‟at Islam untuk diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari serta untuk memperkuat keimanannya.

Page 44: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yaitu studi tentang penelitian yang berupaya

menghimpun data, mengolah dan menganalisis secara deskriptif dengan

menafsirkan secara kualitatif. Untuk itu data-data penelitian yang

dikumpulkan adalah dalam bentuk konsep-konsep. Menurut Taylor yang

dikutip oleh Lexy Moleong, penelitian kualitatif yaitu semua penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-

angka, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa

yang sudah diteliti.1

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.2

Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara, studi

kepustakaan, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa serta

disajikan dalam suatu pandangan yang utuh.

1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Rosda Karya, 2002), cet. ke-

17, h. 3. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2014),

cet. Ke-21, h. 9.

Page 45: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

35

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An Naba Center Jl. Cendrawasih IV no. 1 RT 02 RW 03 Kelurahan

Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Kode Pos 15413.

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini didasarkan

pada fakta sebagai berikut :

a. Mayoritas santri muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An

Naba Center adalah korban yang terusir dari keluarga, sahabat dan

tempat kerja, selain itu mereka hidup tanpa perlindungan kedua orang

tua dan orang-orang terdekatnya hanya karena memilih keyakinan

bahwa Islam sebagai petunjuk hidupnya.

b. Keberadaan muallaf yang selama ini kurang begitu diperhatikan oleh

lembaga, instansi maupun ormas-ormas Islam yang cukup besar

maupun kecil dalam memberikan bimbingan dan pembinaan.

Mengingat mereka sangat membutuhkan hal itu dari sesama

saudaranya sebagai muslim.

c. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh

bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini terhitung mulai tanggal 04 Juni 2015 sampai

tanggal 09 Oktober 2015.

Page 46: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

36

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua orang yang menjadi sumber atau

informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah

penelitian.3 Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek penelitian

adalah sekelompok orang yang dapat memberikan informasi yang

relevan dengan obyek yang diteliti yaitu dua orang ustadz

(pembimbing/pembina) dan empat orang muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

Adapun teknik pengambilan informan yang menjadi subjek dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam

teknik ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang

memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Maka kemudian menjadi

sumber informasi tentang orang lain yang juga dapat dijadikan anggota

sampel. Orang-orang yang ditunjukan ini kemudian dijadikan anggota

sampel dan selanjutnya diminta menunjukan orang lain lagi yang

memenuhi kriteria menjadi anggota sampel. Demikian prosedur ini

dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang diinginkan terpenuhi.4

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian.5 Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah kegiatan

3 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta: Bina Aksara,1989), h.

91. 4 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),

cet. Ke-6, h. 63. 5 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta: Bina Aksara,1989), h.

59.

Page 47: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

37

bimbingan agama pada Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini, penulis

menggunakan metode pengumpulan data berupa :

1. Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu pengumpulan data

untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki.6 Peneliti mengamati

secara langsung bagaimana pelaksanaan kegiatan bimbingan agama pada

muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru Ciputat.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah percakapan yang dilakukan secara

mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu, dengan tujuan tertentu

dan dengan bertanya secara langsung kepada sejumlah responden.7

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Ustadz Syamsul

Arifin Nababan untuk menggali data dan informasi mengenai bimbingan

agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center

Sawah Baru Ciputat. Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti

mewawancarai dua orang pembimbing dan empat orang muallaf yang

sudah masuk Islam selama satu tahun tentang bimbingan agama dan

6 Sutisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Office, 1989), h.93.

7 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),

Cet. Edisi Revisi, h. 38.

Page 48: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

38

penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An Naba Center Sawah Baru Ciputat.

3. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai

macam data seperti data tertulis, pengambilan foto, data statistik dan

data-data di perpustakaan atau instansi terkait lainnya yang dapat

dijadikan analisa untuk hasil dalam penelitian ini.8

Peneliti mengumpulkan data dari berbagai macam informasi

seperti buku-buku, majalah, artikel melalui website, dan data lainnya

mengenai bimbingan agama dan keimanan. Selanjutnya peneliti

melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada subjek

penelitian. Dalam mendokumentasikan data, peneliti menggunakan

seperangkat alat untuk menyimpan dan merekam hasil wawancara dan

hasil dari observasi, seperti kamera, recorder, buku cacatan, pena, serta

seperangkat alat pendukung lainnya.

4. Catatan Lapangan

Catatan yang berisi tentang hal-hal yang diamati oleh peneliti

dianggap penting. Catatan lapangan harus dibuat secara lengkap dan

deskriptif dengan keterangan tanggal, waktu dan menyertakan informasi-

informasi dasar seperti dimana observasi dilakukan, siapa saja yang

hadir, bagaimana fisik lingkungan, interaksi sosial, aktifitas apa saja yang

berlangsung dan lain sebagainya.

8 Ibid, h. 39.

Page 49: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

39

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung

dari sumber asli atau sumber pertama melalui observasi atau pengamatan

langsung, artinya peneliti berperan sebagai pengamat dan wawancara

langsung lagi mendalam kepada informan. Data primer yang diperoleh

dalam penelitian ini melalui pengamatan dan wawancara dengan

pembimbing/pembina agama dan para muallaf di Yayasan An-Naba`

Center Sawah Baru Ciputat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau melalui

sumber-sumber informasi tidak langsung, seperti catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian. data sekunder biasanya

digunakan sebagai pendukung data primer agar mendapatkan data yang

tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi

kepustakaan.

F. Asumsi

Puncak keimanan manusia yang sesungguhnya adalah keyakinan atau

kepercayaan dengan tidak ada keraguan sedikit pun didalam hatinya,

meridhai bahwa Allah SWT adalah tuhannya, Islam sebagai agamanya dan

yakin bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul-Nya.

Page 50: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

40

G. Teknik Analisa Data

Menurut Bodgan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong mengemukakan

bahwa teknik analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi

bahan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang akan diceritakan kepada orang lain.9

Dalam melakukan analisa data, penulis mengumpulkan catatan

lapangan baik berupa observasi, wawancara, ataupun dokumentasi yang

diperoleh dari hasil lapangan, yang kemudian menyimpulkannya, serta

menganalisis persoalan yang telah ditetapkan. Selanjutnya

mempresentasikannya secara deskriptif sesuai dengan persoalan yang

dibahas.

H. Teknik Pemeriksa Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas).10

Untuk dapat

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksa data, dalam hal ini

peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi disini adalah teknik pemeriksa

keabsahan data melalui sumber lainnya diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Jadi triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Adapun teknik triangulasi yang banyak

9 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989),

h. 248. 10

Ibid, h. 321.

Page 51: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

41

digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah pemeriksaan melalui

sumber lainnya.11

Triangulasi menurut sumber lainnya berarti membandingan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. (Patton 1987:331),

hal itu dapat dicapai dengan jalan :12

1. Membandingkan dua hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan

apa yang di katakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang di katakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan isi wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil

pembanding tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau

pemikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.13

Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat

kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta

bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan. Kegiatan

11

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Pernada Media Group,

2009), cet. ke-4, h. 330. 12

Ibid, h. 330-331. 13

Ibid, h. 330-331.

Page 52: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

42

triangulasi dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang

dibangun selama pengumpulan data. Hipotesis yang tidaklah sama dengan

hipotesis penelitian kuantitatif yang memerlukan dukungan teori. Triangulasi

menurut Mantja (2007:84) dapat juga digunakan untuk memantapkan

konsistensi metode silang, seperti pengamatan dan wawancara atau

penggunaan metode yang sama, seperti wawancara dengan beberapa

informan. Kredibilitas (validitas) analisis lapangan dapat juga diperbaiki

melalui triangulasi . Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan

data.14

Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada

dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan, serta program yang

berbasis pada bukti yang telah tersedia. Triangulasi adalah suatu pendekatan

analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber. Menurut Bachri

(2010:55) dengan cara menguji informasi dengan mengumpulkan data

melalui metode berbeda, oleh kelompok berbeda dan dalam populasi

(informan) berbeda, penemuan mungkin memperlihatkan bukti penetapan

lintas data, mengurangi dampaknya dari penyimpangan potensial yang bisa

terjadi dalam satu penelitian tunggal. Triangulasi menyatukan informasi dari

penelitian kuantitatif dan kualitatif, menyertakan pencegahan dan kepedulian

memprogram data, dan membuat penggunaan pertimbangan pakar.

Triangulasi bisa menjawab pertanyaan terhadap kelompok risiko, keefektifan,

kebijakan dan perencanaan anggaran, dan status epidemik dalam suatu

lingkungan berubah. Triangulasi menyediakan satu perangkat kuat ketika

14

Ibid., h. 218

Page 53: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

43

satu respons cepat diperlukan, atau ketika data ada untuk menjawab satu

pertanyaan spesifik.15

I. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan skripsi, penulis menggunakan buku “Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Desesrtasi” dalam buku pedoman akademik yang

diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

15

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), Ed. 1, cet. 1, h. 218.

Page 54: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

44

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf

Pendirian Pesantren Pembinaan Muallaf ini berawal dari keprihatinan

Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang mendapati para muallaf terlantar dan

tidur di kolong-kolong Masjid Istiqlal Jakarta. Kondisi mereka sangat

memprihatinkan karena setelah masuk Islam, mereka terusir dari rumah dan

hidup tanpa perlindungan orang tua atau keluarga. Jalan terjal ini mereka

pilih karena mereka yakin Islam sangat cocok dalam memenuhi gemuruh

batin akan kebenaran agama.

Pilihan ini tidaklah mudah, sehingga berakibat pada keterlantaran

mereka dari pelukan keluarga yang mengasihi. Mereka dianggap bukan lagi

bagian dan bahkan mengalami ancaman teror. Kondisi berat ini dirasa

sangat sulit, ditambah kurangnya pembinaan iman Islam kepada mereka

yang mengakibatkan sebagian dari mereka murtad kembali. Hal semacam

ini bila dilihat dari optik ajaran Islam tentu sangat disayangkan. Mengapa

mereka terlantar ? mengapa mereka murtad kembali ? mengapa mereka

dibiarkan menderita sendirian ?1.

Dalam rangka menjawab problematika ini, Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An-naba` Center hadir sebagai solusi atas persoalan

mendasar para muallaf. Pesantren ini dirancang untuk membina, mendidik,

1 Wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Jakarta, 06 Agustus 2015.

Page 55: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

45

dan menyantuni para muallaf sampai mereka mampu menjadi juru dakwah.

Para muallaf dididik secara sistemik dan programatik berorientasi pada

pembentukan aqidah Islam yang kuat dan kaffah. Membekali mereka

dengan keterampilan khusus, sehingga memiliki kemampuan yang nantinya

dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba` Center

Visi dan misi adalah suatu aspek penting dalam menjalankan suatu

organisasi, setiap langkah yang diterapkan mengacu pada visi dan misi, hal

ini karena perlunya pembinaan yang terarah tidak hanya belajar dan belajar

asal jadi. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, Pesantren Pembinaan

Muallaf memiliki visi dan misi yang jelas sebagai penuntun langkah

kedepan.

a. Visi

Membentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu menjadi advant-

guard (penjaga gawang) bagi penguatan akidah islamiyah.2

b. Misi

Sebagai sebuah instansi Pendidikan non formal yang akan melahirkan

pribadi-pribadi Muslim yang kaffah, berkarakter serta berjiwa

kemandirian, maka misi Yayasan An-Naba Center` dituangkan dalam

beberapa poin sebagai berikut :

1) Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelumnya dan

menggantikan dengan iman Islam yang lurus.

2 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua (Ciputat: Yayasan An-Naba Center, 2012), h. 4.

Page 56: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

46

2) Menanamkan fondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al-Qur`an

dan Sunnah.

3) Mencetak juru dakwah (Da`i) yang militan berwawasan perbandingan

agama.

4) Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah, mandiri dan

terampil.

5) Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum Muslimin

Indonesia dalam memberikan daya dukung terhadap kebangunan iman

dan taqwa yang mantap di kalangan saudara kita kaum Muallaf.

6) Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak masyarakat

untuk peduli melihat keterbelakangan pendidikan dan pembinaan para

muallaf Indonesia sebagai salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaanya bagi bangunan sebuah masyarakat bangsa

yang beriman dan bertaqwa.3

c. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan didirikannya Pesantren ini adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pelayanan, pembinaan,

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan yang

berguna. Dilihat dari sudut ini, tampak jelas peran dan fungsi Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center yang semula hanya

bergerak di bidang dakwah secara kecil-kecilan, kemudian merambah

pada wilayah-wilayah lain yang lebih luas, bahkan sampai ke luar negeri.

Wilayah operasional Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba`

3 Ibid, h. 4.

Page 57: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

47

Center yang semakin luas tersebut sesuai dengan tuntutan zaman yang

menghendaki implementasi syi`ar Islam bukan hanya pada tataran

konvensional, melainkan juga pada tataran teknis kehidupan.

3. Program Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AN-Naba` Center

Di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center kegiatan

bimbingan agama dan pembinaan dilakukan setiap hari. Pada kegiatan

bimbingan agama dan pembinaan ini diikuti oleh seluruh santri muallaf

yang tinggal di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

tersebut. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memampang program kegiatan

muallaf di pesantren tersebut.

Adapun program kegiatan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center sebagai berikut :

No. Hari Waktu Kegiatan

1.

Senin 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-06.30 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Fikih (kitab Bulughul

Maram)

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

2.

Selasa 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Fikih (kitab Bulughul

Maram)

Page 58: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

48

06.00-06.30 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

19.40-20.50 WIB

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

Bahasa Arab

3.

Rabu 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-06.30 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Fikih

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

4.

Kamis 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-06.30 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

19.40-20.50 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Fikih (kitab Bulughul

Maram)

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

Bahasa Arab

5.

Jum’at 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-06.30 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Fikih

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

Page 59: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

49

6.

Sabtu 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-06.30 WIB

16.00-17.00 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-20.30 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Kajian Akidah

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Kajian Ulumul Hadits

Shalat Maghrib dan Kultum

Liqa Tarbiyah

7.

Ahad 03.30-04.30 WIB

04.30-05.00 WIB

05.00-06.00 WIB

06.00-08.00 WIB

13.00-14.30 WIB

16.00-17.00 WIB

18.15-18.40 WIB

19.20-19.40 WIB

19.40-20.50 WIB

Qiyamul Lail

Shalat Subuh dan Dzikir

Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an

Kajian Kristologi

Kajian Akidah

Kajian Ulumul Hadits

Shalat Maghrib dan Kultum

Shalat Isya

Muhadlarah atau Latihan Pidato

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, dan bagi muallaf yang sekolah

atau kuliah diberikan kebebasan waktu oleh pembimbing.

a. Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar aqidah Islamiyah melalui kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah atau ceramah-ceramah umum

Page 60: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

50

b. Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c. Program Pengembangan

1) Menghafal al-Quran dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan syarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

4. Prosesi Pengislaman di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-

Naba` Center

Ada beberapa proses pengislaman muallaf yang dilakukan di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center terhadap para

calon Muallaf antara lain :

a. Dilakukan wawancara antara pihak Pengurus dan pihak calon muallaf

b. Dialog dan diajarkan mengucapkan 2 (dua) kalimat syahadat yang

dipimpin langsung oleh pengasuh dibaca bersama-sama yang disaksikan

oleh hadirin.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat maka calon muallaf

tersebut sudah menjadi seorang muslim, kewajiban-kewajiban serta

larangan-larangan dalam Islam berlaku atas dirinya.

Hal ini merupakan upacara pengislaman yang dilakukan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center. Kemudian penjelasan

singkat dari pengasuh tentang dasar-dasar Islam. Setelah perjanjian selesai,

para muallaf diharapkan memahami apa yang telah disampaikan oleh

Page 61: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

51

pengasuh tersebut terutama yang paling penting adalah menghafal 2 (dua)

kalimah syahadat beserta terjemahannya.4

5. Struktur Organisasi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba`

Center

Struktur organisasi merupakan fungsi yang paling penting untuk

mencapai tujuan bersama. Dimana struktur itu adalah sebuah mekanisme

dalam suatu organisasi yang disusun dan dibangun secara teratur, sedangkan

organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan, karena organisasi

merupakan sekumpulan orang-orang di dalamnya mempunyai tujuan yang

sama dan saling bekerja sama serta terikat secara formal dalam

kelembagaan.

Adapun struktur organisasi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center adalah :

Ketua : Ustadz Syamsul Arifin Nababan (Kristologi)

Sekretaris : Ozi Setiadi

Bendahara : Laily Yuheni Hasibuan

Pembina 1 : Ustadz Sunali (Liqa Tarbiyah)

Pembina 2 : Ustadz Ali Akbar (Fikih)

Pembina 3 : Ustadz Abdul Aziz Laia (Akidah dan Akhlak)

Pembina 4 : Ustadz Mukhlis (Bahasa Arab)

Pembina 5 : Ustadz Idham Chalid (Tahfidz al-Qur’an)

Pembina 6 : Ustadz Khairul Insan (Ulumul Hadits)

Pembina 7 : Ustadz Muhammad Rofiq (Tahsin al-Qur’an)5

4 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 11 Juli 2015.

5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 11 Juli 2015.

Page 62: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

52

6. Sarana dan Prasarana

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center juga

memberikan semua fasilitas yang ada pada muallaf, untuk bisa digunakan

sebagai penunjang kegiatan muallaf. Sarana dan prasarana yang ada di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center adalah :

1. Aula dan Asrama

2. Ruang belajar dan perpustakaan

3. Lab. Komputer

4. Tunjangan-tunjangan lainnya, seperti :

a) Pendidikan sekolah sampai perguruan tinggi dibantu oleh pihak

pesantren

b) Mendapatkan uang saku setiap hari

c) Mendapatkan peralatan mandi

d) Mendapatkan alat transportasi (motor) bagi yang jauh sekolahnya

B. Hasil dan Analisa Data Penelitian

1. Deskripsi Informan

Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi dan wawancara

langsung dalam kegiatan bimbingan agama pada muallaf. Informan yang

diwawancarai penulis dalam skripsi ini terdiri dari pembimbing agama,

pembina muallaf serta beberapa santri muallaf yang telah mengikuti

kegiatan bimbingan dan pembinaan lebih dari satu tahun. Adapun gambaran

umum mengenai informan adalah sebagai berikut :

a. Pembimbing Agama

1) Pembimbing 1 (Pembina dan Spesialis Kristologi)

Page 63: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

53

Nama : Syamsul Arifin Nababan

TTL : Tebing Tinggi (Sumatera Utara), 10 Nopember 1966

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Ustadz Syamsul Arifin Nababan mulai menjadi pembimbing

agama bagi para muallaf sejak tahun 1998. Pada awalnya kegiatan

bimbingan agama pada mualaf belum terprogram seperti pada saat ini.

Saat Pesantren Pembinaan Muallaf didirikan pada tahun 2008,

kegiatan bimbingan agama terprogram dalam sistem pesantren.

Motivasinya menjadi pembimbing agama khususnya bagi para

muallaf adalah karena berawal dari keprihatinan melihat banyak para

muallaf yang terlantar di masjid-masjid besar. Belum ada lembaga

atau organisasi Islam yang memperhatikan keberadaan muallaf yang

sejatinya sangat membutuhkan bimbingan agama. Berkat kegigihan

dan semangatnya dalam menjalankan dakwah Islam, Ustadz Samsul

Arifin Nababan berhasil mendirikan sebuah pesantren khusus untuk

pembinaan para muallaf.

Selain itu, Ustadz Syamsul Arifin Nababan berharap kepada

para muallaf supaya bisa berdaya guna menjadi ujung tombak dari

dakwah Islam. Menurutnya kalau muallaf ini berdakwah, bobot

dakwahnya bisa lebih hebat daripada ustadz yang lahir dari Islam

karena mereka punya pengalaman dua agama. Beliau selalu

mendorong para muallaf supaya mereka menjadi orang yang alim

(berilmu) dan menjadi da’i nantinya.6

6 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015.

Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 64: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

54

2) Pembimbing 2 (Spesialis Aqidah dan Akhlak Islam)

Nama : Abdul Aziz Laia, S.Sos.I

TTL : Nias Selatan, 25 Oktober 1980

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Pendidikan : S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang

Ustadz Abdul Aziz Laia mulai jadi pembimbing agama bagi

muallaf sejak tahun 2014. Beliau adalah salah satu lulusan Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center angkatan pertama.

Motivasinya menjadi pembimbing agama karena beliau merasakan

betul keberadaan seorang muallaf apalagi ketika dijauhkan dari

keluarga. Ustadz Abdul Aziz berharap kepada para muallaf supaya

mereka mampu memahami dan mengenal Islam secara kaffah supaya

mereka tidak mudah murtad atau tidak kembali lagi ke agama

sebelumnya. Selain itu diharapkan para muallaf ini mampu menjadi

juru dakwah atau dai di kampung halamannya atau di tempat lainnya.7

b. Santri Muallaf

1) Anas Mansur Zebua/Atanasious Fidel Zaibua

Remaja yang lahir di Nias pada tangga 22 Oktober 1996 ini

tertarik dengan Islam setelah mendengarkan suara adzan dan

ceramah-ceramah agama Islam di televisi dan lingkungan sekitarnya

saat ia bekerja di sebuah apotek di Gunung Sitoli. Ketertarikannya

terhadap Islam membuat ia selalu mencari tahu tentang Islam baik

dari buku-buku, radio dan acara di televisi. Hal ini diawali dengan

7 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi :

Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 65: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

55

kegelisahan dan kegundahan hatinya ketika tidak menemukan

ketenangan batin dari gereja dan lingkungan asalnya. Keputusannya

berpindah agama dari agama Katholik ke agama Islam diusianya

yang masih relatif muda merupakan sebuah keputusan yang sangat

berat baginya. Namun karena keyakinan dan keteguhan hati yang

lebih kuat, keputusan itu ia ambil meski dengan segala konsekuensi

yang besar. Kabar berpindahnya agama Annas ke agama Islam

membuatnya dijauhi teman-temannya dan dikucilnya masyarakat di

daerahnya.

Kegigihannya dalam mempelajari Islam ternyata diperhatikan

oleh tokoh agama dan masyarakat di tempatnya bekerja. Annas

kemudian dianjurkan untuk belajar di pesantren supaya belajarnya

lebih kondusif dan waktunya lebih banyak. Melalui ustadz yang

mengajarinya tentang Islam, Anas dipertemukan dengan Ustadz

Abdul Aziz Laia yang kebetulan berasal dari Nias dan menjadi

pengajar di Pesantren An-Naba. Setelah berdialog beberapa saat,

Annas langsung mengiyakan ajakan untuk belajar di Pesantren An-

Naba. Ia begitu senang dan bersemangat karena ia akan tinggal dan

belajar agama lebih banyak di tempat yang mayoritas santrinya

adalah yang senasib dengannya yaitu sebagai seorang muallaf.8

2) Khoirunnisa/Odete Soarez

Khoirunnisa lahir di Ossu, pada tanggal 15 April 1990. Ia

adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Khairunnisa lahir dari

8 Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 66: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

56

keluarga seorang petani dan beragama katholik karena memang

mayoritas didaerahnya adalah penganut katholik namun ia bukan

penganut agama katholik yang taat. Keinginannya untuk

mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya sangat

kuat. Sampai ada seseorang yang datang ke NTT mengajak anak-

anak yang berminat untuk melanjutkan sekolahnya ke tanah jawa

secara gratis di sebuah yayasan Islam. Tawaran itu pun langsung

ditanggapi Khairunnisa dan meyakinkan kedua orang tuanya supaya

diizinkan untuk merantau dan belajar di tanah jawa. Setelah satu

minggu akhirnya kedua orang tuanya memberikan izin untuk

melanjutkan pendidikan di sebuah yayasan di tanah jawa. Setelah

masuk yayasan itulah kemudian Nisa sekolah dan belajar mengenai

Islam dan akhirnya memeluk agama Islam.

Setelah lulus dari SMA, khairunnisa berkeinginan untuk bisa

kuliah di perguruan tinggi. Pertemuannya dengan Muhammad

Orlando mendatangkan kabar baik bagi nisa karena Orlan adalah

orang yang membantunya untuk bisa kuliah di perguruan tinggi

Jakarta. Pada tahun 2013 Nisa dipertemukan dengan Ustadz Syamsul

Arifin Nababan yang merupakan pendiri dan pimpinan Pesantren An-

Naba. Sejak saat itulah Nisa tinggal dan belajar di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center kuliah di STIDDI Al-

Hikmah, Mampang, Jakarta.9

3) Lukman Hakim / Euriko Menenjes

9 Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 67: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

57

Lukman lahir di Timor Leste, pada tanggal 07 Nopember

1997. Ketertarikannya terhadap Islam berawal dari melihat kakanya

yang telah sekolah dan belajar di Yayasan Islam di tanah Jawa. Ia pun

kemudian mengikuti jejak kakaknya untuk belajar dan sekolah di

jawa. Di pesantren Al-Ikhlas, lukman belajar Islam dengan para santri

lainnya. Dan di pesanntren itu pula, ia akhirnya belajar mengenal

Islam lebih dalam dan akhirnya memeluk Islam. Namun karena

usianya yang masih belia, ia belum begitu banyak memahami tentang

Islam. Sampai akhirnya pada tahun 2013 ia berangkat ke Jakarta

untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA.

Selama di Jakarta, Lukman diajak oleh Muhammad Orlando

dan kakak kandungnya Khairunnisa untuk tinggal dan belajar di

Pesantren An-Naba. Selama di pesantren An-Naba ini, lukman

merasakan betul belajar ilmu agama dengan teman-teman yang

senasib dengannya yaitu sebagai muallaf. Ia merasa bersemangat

karena teman-teman serta para ustadz di Pesantren An-Naba selalu

memberikan support terhadapnya. Selain belajar di pesantren An-

Naba, ia juga melanjutkan pendidikannya di SMK Al-Ummah

Ciputat.10

4) Mustofa Jayyidin/Emiliano Ruas Uato Lari

Mustafa lahir di Timor Leste, pada tanggal 28 April 1991.

Pada awalnya Mustafa berniat hanya ingin merantau saja ke tanah

jawa. Namun saat itu kedua orang tuanya tidak mengizinkan karena

10

Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 68: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

58

ia masih kecil dan duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia meyakinkan

kedua orang tuanya supaya diizinkan untuk melanjutkan sekolahnya

di jawa. Karena tekadnya yang kuat, akhirnya kedua orang tuanya

pun memberikan izin kepada mustafa dengan syarat ketika kembali

ke kampung halamannya ia harus kembali ke agama katholik. Syarat

itu kemudian mustafa iyakan karena keinginannya merantau begitu

kuat. Setelah lama di jawa dan kemudian pindah ke Jakarta dan

masuk pesantren An-Naba pada tahun 2013, ia merasa semakin yakin

dan mantap terhadap ajaran Islam. Ia bahkan bertekad, jika ada yang

menyuruhnya untuk murtad, maka ia akan langsung menolak dengan

tegas termasuk jika yang menyuruh itu adalah orang tuanya sendiri.

Mustafa mengaku masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dan

karena menemukan kebenaran dalam Islam, bukan atas paksaan dari

siapa pun.

2. Kegiatan Bimbingan Agama

Kegiatan Bimbingan Agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah

Islamiyah. Dakwah yang baik adalah dakwah yang mengarahkan umatnya

dalam mencapai kesesimbangan hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan

Agama pada muallaf merupakan sebuah upaya dalam memberikan bantuan,

pertolongan dan pemberdayaan supaya dapat berdaya guna sebagai seorang

yang baru memeluk agama Islam sehingga keyakinannya kepada Islam

semakin kokoh dan tidak mudah goyah oleh godaan apapun yang

mengganggu keimanannya. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Syamsul

Arifin Nababan :

Page 69: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

59

“Tujuan Bimbingan Agama adalah supaya terbentuknya

pribadi muslim yang kaffah, utuh dan serius. Ketika diberikan

ilmu agama, dan mereka paham maka mereka bersyukur

menjadi orang Islam. Tentu akan berdampak pada

keimanannya nanti. Aqidahnya akan semakin kokoh ketika

dibimbing dan dibina secara serius”.11

Hal serupa juga sebagaimana diungkapkan oleh Ustadz Abdul Aziz

Laia :

“Tujuan bimbingan agama disini tentunya adalah sebagai

benteng aqidah buat mereka agar tidak mudah murtad kembali.

Kedua, sebagai hujjah jika berdebat dengan keluarga mereka

yang notabene nya adalah non Islam. Ketiga, sebagai alasan

dalam menegakan ibadah dan menjalankan Islam”.12

Dari hasil observasi dan wawancara, penulis dapat menggambarkan

kegiatan bimbingan agama di lapangan sebagai berikut :

a. Kegiatan Bimbingan Agama

Kegiatan bimbingan agama dilaksanakan setiap hari mulai dari

pukul 05.00-06.00 WIB di mushala Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center. Untuk kegiatan pagi atau setelah shalat

berjamaah subuh, para santri muallaf diajarkan membaca Al-qur`an.

Sedangkan bagi santri yang sudah bisa membaca Al-qur`an diwajibkan

untuk menghafalnya. Hal ini dipandang penting karena sebagai seorang

muslim, harus bisa membaca Al-qur`an terlebih dahulu sebelum

mengkaji isi kandungannya secara lebih mendalam. Ketika seseorang

memahami ajaran Islam lebih mendalam, maka ia akan lebih condong

kepadanya dan lebih menguatkan imannya. Untuk kegiatan bimbingan

11

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015.

Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 12

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi :

Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 70: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

60

malam hari dilaksanakan pada pukul 18.00-21.00 WIB dengan diselang

waktu shalat Isya berjamaah. Kegiatan diisi dengan menghafal al-Qur’an

dan muhadlarah atau kultum.

Sementara itu, untuk materi aqidah dan kristologi dilaksanakan

setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 05.00-06.30 WIB. Kegiatan

bimbingan agama ini dipimpin langsung oleh ustadz Syamsul Arifin

Nababan untuk materi kristologi (ilmu perbandingan agama). Materi ini

biasanya disampaikan kepada santri muallaf yang masih baru memeluk

Islam atau baru masuk pesantren An-Naba. Selain itu untuk materi

aqidah dan akhlak Islam di pimpin oleh ustadz Abdul Aziz Laia. Untuk

materi-materi ibadah seperti tata cara berwudhu, shalat, dzikir dan yang

lainnya diajarkan dan dibimbing sampai para santri muallaf ini bisa

melaksanakan ibadah sesuai dengan syariat.

Selain itu, dalam upaya meningkatkan dan menguatkan keimanan

para muallaf diberikan bimbingan akidah dan materi kristologi (ilmu

perbandingan agama). Hal ini untuk mengajarkan tauhid yang

sesungguhnya dalam Islam. Karena persoalan tauhid ini merupakan

struktur utama dalam mempengaruhi pandangan hidup (way of life) dan

perilaku seorang muslim.13

Seperti yang diungkapkan oleh Annas :

“Ada banyak perubahan yang saya rasakan setelah

mengikuti bimbingan agama disini. Dulu saya orang yang

emosional dan selalu bicara kotor. Tapi sekarang saya sudah

merasa tenang, bisa mengontrol emosi, bertutur kata yang

halus dan sopan. Semuanya berubah perlahan setelah

mengikuti bimbingan agama disini”.14

13

Yayasan An-Naba Center. Muallaf News. H. 16. 14

Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 71: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

61

Hal senada juga diungkapkan Mustafa :

“Kegiatan bimbingan agama disini sangat membantu

khususnya kepada saya yang tadinya belum memahami

betul ajaran agama Islam. Ada banyak orang muallaf disana

kurang dibimbing dan dibina sehingga mudah sekali

kembali murtad ke agama sebelumnya.”15

Demikian pula disampaikan oleh Khairunnisa :

“Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan sangat

membantu para muallaf dalam memahami ajaran Islam dan

membantu menguatkan akidah/keimanan para muallaf. Saya

merasakan adanya ketenangan yang lebih dan banyak lagi

pencerahan tentang ilmu-ilmu agama Islam. Banyak ilmu

baru dan rasa ingin tahu saya semakin besar.”16

Dari kutipan wawancara diatas, memberikan pengertian kepada

penulis bahwa kegiatan bimbingan agama pada muallaf di pesantren An-

Naba` cukup baik dan efektif, hal ini terlihat dari semangat dan antusias

para santri muallaf dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama.

Komunikasi yang dibangun oleh para pembimbing atau ustadz kepada

para santri sangat baik, sehingga mereka merasa para muallaf merasa

mempunyai keluarga baru ketika tinggal di pesantren tersebut. Mereka

juga tidak dipungut biaya apa pun oleh pihak pesantren sehingga mereka

diharapkan fokus dan serius dalam belajar ilmu agama.

b. Metode Bimbingan Agama

Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` adalah metode

ceramah, diskusi dan tanya jawab. Ada beberapa metode ceramah yang

15

Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 16

Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Perpustakaan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 72: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

62

dilakukan oleh pembimbing yaitu dengan cara direktif dan rasional

emotif therapy (RET). Berikut diungkapkan oleh Ustadz Syamsul Arifin

Nababan :

“Metode saya, mereka yang baru masuk Islam saya tanya

sudah berapa persen keimanan mereka terhadap Islam ?

mereka rata-rata menjawab ada yang 80-90 persen. Jadi

jarang yang langsung 100 persen. Untuk menggugurkan

sisa-sisa kepercayaan itu ilmu yang saya gunakan adalah

kristologi atau perbandingan agama. Supaya mereka tahu

bahwa masuk Islam itu adalah pilihan tepat. Saya jelaskan

kesalahannya dimana dan kebenaran Islam dimana. Saya

ajak mereka berpikir rasional supaya mudah dipahami”.

Demikian pula disampaikan oleh Ustadz Abdul Aziz Laia :

“Ada tiga metode yang kita gunakan yaitu pertama metode

ceramah atau demo. Kedua, metode diskusi. Ketiga, metode

presentasi santri. Keempat, metode menghafal dalil yang

berkaitan tentang hukum.”.

1) Metode Direktif

Metode direktif merupakan bentuk psikoterapi yang paling

sederhana, karena pembimbing atas dasar metode ini secara

langsung memberika jawaban-jawaban terhadap problem yang

oleh klien disadari sumber kecemasannya.17

Metode direktif

adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi

klien yang tidak mengerti masalahnya dan mengalami kesulitan

dalam memahami dan memecahkannya.18

17

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Hamzah, 2010), h. 71. 18

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 130.

Page 73: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

63

2) Metode RET (Rasional Emotif Therapy)

Metode Rasional Emotif Therapy (RET) yaitu bentuk

terapi yang berupaya membimbing dan menyadarkan diri klien,

sesungguhnya cara berpikir yang tidak rasional itulah yang

menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan emosionalnya.19

3) Metode Diskusi atau Tanya Jawab

Metode lain yang digunakan pembimbing yaitu tanya

jawab, biasanya dilakukan setelah selesai penyampaian materi.

Apabila ada santri muallaf yang belum mengerti tentang materi

yang disampaikan pembimbing maka santri diperbolehkan untuk

bertanya.

Dari hasil pengamatan penulis, penggunaan metode yang

digunakan oleh pembimbing cukup baik, karena dengan cara

mengarahkan dan membimbing santri muallaf untuk berpikir

rasional, setidaknya dapat menambah dan menguatkan keimanan

para muallaf agar tidak kembali murtad. Selain itu, dengan metode

tanya jawab yang digunakan oleh pembimbing sangat baik, karena

dengan begitu komunikasi berjalan tidak satu arah tapi dua arah

(two way terafic communication) sehingga para santri muallaf

dapat memahami materi yang disampaikan oleh pembimbing.

c. Materi Bimbingan Agama

Secara umum materi yang disampaikan oleh pembimbing

mencakup seluruh ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari. Namun ada

19

Ibid, h. 132.

Page 74: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

64

materi khusus diawal bimbingan yaitu materi aqidah dan kristologi. Hal

ini untuk menguatkan keyakinan dan keimanan para muallaf. Berikut

pernyataan Ustadz Syamsul Arifin Nababan :

“Adapun materi yang disampaian kepada muallaf seperti aqidah,

al-Quran, fikih, sirrah nabawiyah, bahasa arab. Untuk materi

khususnya kristologi atau perbandingan agama. Karena mereka ini

berlatar belakang muallaf semua, banyak diantara mereka belum

memahami agama sebelumnya. Hal ini untuk menguatkan

keimanan mereka”.20

Hal serupa juga disampaikan Ustadz Abdul Aziz Laia :

“Materi yang saya sampaikan adalah khusus materi aqidah dan

akhlak. Kitab yang memberikan penjelasan tentang ma’rifatullah

(mengenal Allah), Islam, dan Rasul. Hal ini tentu untuk

membentengi aqidah para muallaf”.21

Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis melihat bahwa

materi yang disampaikan oleh pembimbing disesuaikan dengan

kebutuhan para muallaf. Materi tersebut yaitu meliputi aqidah, akhlak,

kristologi (perbandingan agama), al-quran, fikih, sirrah nabawiyah,

bahasa arab, dan ibadah. Semua materi yang disampaikan, bertujuan

supaya santri muallaf menjadi pribadi muslim yang kaffah, mempunyai

iman yang kokoh serta mampu menjadi da’i yang handal sebagai penerus

dakwah Islam di dunia. Hal ini sesuai dengan ungkapan Lukman :

“Alhamdulillah mudah, karena kita belajar dari hati ke

hati”.22

Demikian pula disampaikan oleh Mustafa Jayyidin :

20

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015.

Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru 21

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi :

Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru 22

Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 75: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

65

“Alhamdulillah mudah, karena banyak hal yang bisa saya

pahami dari penjelasan para ustadz. Jika kami belum paham,

kami selalu punya kesempatan untuk bertanya saat kegiatan

belajar berlangsung. Para ustadz selalu sabar dalam

menghadapi kami, karena kami adalah para pemula.”.23

Hal senada juga disampaikan Khairunnisa :

“Alhamdulillah mudah, para ustadz menyesuaikan keadaan

santri muallaf”.24

Hal lain juga diungkapkan Annas :

“Relatif mudah dipahami karena ustadz disini selalu

memberikan kesempatan untuk diskusi dan tanya jawab

setelah menyampaikan materinya. Selalu mengulang materi

kalau kami belum paham. Sesuai harapan saya untuk

mempelajari ilmu agama lebih dalam.”.25

Dengan demikian, penulis dapat simpulkan bahwa materi

bimbingan agama seperti akidah dan ibadah dirasakan mudah untuk

dipahami oleh para santri muallaf karena dimulai dari materi yang sangat

dasar dalam ajaran Islam.

3. Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf

Potensi yang dimiliki manusia secara umum disebut fitrah

keagamaan, yaitu berupa kecenderungan untuk bertauhid. Sebagai potensi,

maka perlu adanya pengaruh yang berasal dari luar diri manusia. Pengaruh

23

Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 24

Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 25

Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 76: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

66

tersebut dapat berupa bimbingan, pembinaan, latihan, pendidikan, interaksi

antar sesama dan sebagainya, yang secara umum disebut sosialisasi.26

Hakikat prinsipil dari bimbingan agama yaitu dengan

membangkitkan dan mengaktualisasikan potensi iman dan takwa yang ada

pada orang lain secara tepat dan terarah, untuk mengembalikannya kepada

hakikat pribadi muslim yang sejati menurut tuntunan Allah dan Rasul-

Nya.27

Ketahanan mental dan spiritual akan senantiasa suvive bila aktifitas

hidup senantiasa dibekali dengan akidah (iman), ibadah (amal saleh) dan

kebajikan, serta dihiasi dengan budi pekerti yang mulia/luhur (akhlakul

karimah) dan senantiasa pula dipupuk serta disirami dengan nilai-nilai

ketakwaan.28

Para muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba`

Center sebagian besar adalah mereka yang masih duduk di bangku SMA

sederajat dan kuliah. Mereka yang sempat putus sekolah kemudian

disekolahkan oleh pihak pesantren. Begitu pula bagi yang belum kuliah,

pihak pesantren bekerjasama dengan STIDDI Al-Hikmah Mampang Jakarta

untuk membiayai kuliah bagi para muallaf yang tinggal di Pesantren An-

Naba`. Sebagian dari mereka juga adalah orang-orang yang dikucilkan dan

diusir dari keluarganya karena memeluk agama Islam. Bahkan tidak heran

jika mereka kerap mendapatkan ancaman dan siksaan dari keluarga yang

26

Ridjaluddin FN, Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan (Jakarta: Pusat Kajian

Islam FAI UHAMKA, 2008), h. 82. 27

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 16. 28

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 16.

Page 77: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

67

tidak menerima keislamannya. Keadaan ini membuat mereka merasa

terancam dan rentan kembali murtad jika aqidahnya belum kokoh dan

pemahaman agamanya yang masih kurang.

Muallaf adalah orang yang dijinakan hatinya untuk condong kepada

Islam. Mereka merupakan orang-orang mendapatkan hidayah dari Allah

SWT dan termasuk orang-orang yang belum mengerti betul ajaran Islam.

Maka sangat pantas jika mereka adalah golongan yang membutuhkan

perhatian, pertolongan dan bimbingan supaya dapat menjadi pribadi muslim

yang baik.

Bimbingan agama dalam menguatkan keimanan muallaf salah

satunya melalui pembekalan materi aqidah dan kristologi (perbandingan

agama) yang diberikan oleh para pembimbing kepada para santri. Iman

merupakan kondisi hati dan jiwa yang timbul dari pengetahuan tentang

sesuatu dan kecondongan kepadanya. Iman itu bisa bertambah dan bisa

berkurang, tergantung pada lemah atau kuatnya kedua faktor tersebut, yaitu

pengetahuan dan kecondongan.29

Iman yang hakiki itu bertingkat-tingkat.

Hanya tidak setiap tingkat akan selalu mendesak pemiliknya untuk

melakukan konsekuensi praktisnya. Semakin kuat dan sempurna iman

seseorang, maka semakin besar pengaruhnya untuk melakukan amal

perbuatan yang sesuai dengan keimanannya.30

Konsekuensi dari iman

adalah kesungguhan dan tekad secara global untuk mengamalkan ajaran-

ajaran Illahi dan hukum-hukum-Nya.31

Perubahan yang terjadi pada muallaf

29

Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Penerjemah Ahmad Marzuki Amin, Iman Semesta

Merancang Piramida Keyakinan, (Jakarta: Al-Huda, 2005), cet-1. h. 426. 30

Ibid, h. 434. 31

Ibid, h. 427.

Page 78: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

68

setelah mengikuti bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center dirasakan betul oleh para muallaf seperti lebih

rajin dalam beribadah, semangat dan antusias dalam belajar serta

menjunjung tinggi akhlakul karimah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

Annas :

“Pengaruhnya sangat saya rasakan terutama dalam memahami

ketuhanan. Tidak mungkin kita menyembah sesuatu yang

dilahirkan atau diciptakan. Natal dalam agama kristen itu kan

kelahirannya Yesus atau Isa Al-Masih, tetapi kalau kita

telusuri sejarahnya tidak ada. Tidak mungkin Allah itu beranak

dan diperanakan. Allah itu Maha Berdiri Sendiri. Saya lebih

baik mati syahid daripada harus kembali murtad.”.32

Hal senada juga diungkapkan Khairunnisa :

“Pengaruhnya saya merasa iman semakin bertambah kuat.

Keyakinan saya terhadap Islam semakin besar. Saya semakin

ingin betul-betul fokus mengikuti kajian agama Islam disini

supaya saya bisa mempersiapkan untuk menjadi juru dakwah

Islam yang tangguh sehingga nanti bisa mengajak seluruh

keluarga dan saudara-saudara saya masuk Islam”.33

Hal lain juga diungkapkan Mustafa Jayyidin :

“Tentu ada. Sebelum masuk pesantren ini saya selalu bergaul

sama teman-teman yang berandal sehingga ibadah pun selalu

tertinggal, namun setelah disini saya merasa keimanan saya

semakin kuat dan bertambah. Saya jadi lebih rajin beribadah,

semangat menuntut ilmu dan selalu ingin berbagi pada

sesama”.34

Hal serupa juga diungkapkan Lukman :

32

Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 33

Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 34

Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 79: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

69

“Sebelumnya masuk pesantren ini saya merasa biasa saja,

namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat

dan bertambah”.35

Dari ungkapan Annas, Khairunnisa, Mustafa dan Lukman

terlihat adanya perubahan keyakinan secara drastis dari keimanan

terhadap agama sebelumnya dengan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-

Naba` Center. Mereka mampu memahami materi yang disampaikan

oleh pembimbing sehingga memberikan pengaruh terhadap keimanan

atau keyakinan mereka terhadap Islam. Hal lain juga terlihat dari

pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat seiring adanya

bimbingan yang terpadu. Semangat atau antusias para muallaf dalam

menuntut ilmu menjadi bukti bahwa keimanan mereka meningkat.

Selain itu perubahan sikap dan prilaku sehari-hari juga terjadi seiring

faktor lingkungan pesantren yang mendukung adanya perubahan pada

diri mereka dalam kehidupan sosial.

35

Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang

Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.

Page 80: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat tentang Pengaruh

Bimbingan Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-

Naba` Center Sawah Baru Ciputat berpengaruh postitif dalam upaya

menguatkan dan meningkatkan keimanan Muallaf. Hal ini terlihat dari

meningkatnya pemahaman muallaf tentang ajaran agama Islam,

pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat, semangat dan

antusias para muallaf dalam menuntut ilmu (belajar agama), serta

perubahan sikap dan prilaku (akhlakul karimah) dalam kehidupan

sehari-hari yang ditunjukan oleh para muallaf sebagaimana indikator

manusia beriman seperti bergetarnya hati dan jiwa mereka ketika

dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, berhijrah dan berjihad di jalan

Allah SWT, sabar dan ridha atas segala cobaan yang Allah berikan,

mencintai dan menyayangi sesama muslim, bertawakal dan berserah

diri hanya kepada Allah SWT, tidak mudah menyerah dan tidak

berkeluh kesah dengan keadaan yang ada.

2. Kegiatan bimbingan agama dilaksanakan setiap hari secara terjadwal

rapi dalam kurikulum pesantren yang disampaikan oleh para ustadz

atau pembimbing. Materi yang disampaikan mencakup seluruh ajaran

Page 81: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

71

agama Islam dalam kehidupan sehari-hari seperti aqidah, akhlak,

fikih, ibadah, al-Qur’an dan hadits. Namun fokus kajian rutin diawal

bimbingan agama adalah penekanan materi akidah dan kristologi

(ilmu perbandingan agama) untuk menguatkan iman dan

membentengi akidah para muallaf. Sedangkan metode yang digunakan

pembimbing meliputi ceramah, tanya jawab dan menghafal dalil-dalil

al-Qur’an dan Hadits supaya santri muallaf lebih mudah memahami

ajaran agama. Selain itu para muallaf juga dibekali dengan pelatihan

khutbah dan ceramah supaya kelak dapat menjadi da’i yang handal di

tengah masyarakat.

B. Saran

Dari hasil pengamatan penulis mengenai pengaruh bimbingan

agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi bimbingan dan pembinaan terhadap

muallaf dengan mengoptimalkan SDM (sumber daya manusia) melalui

jalan mengikuti pelatihan-pelatihan wirausaha mikro dan pelatihan

umum lainnya.

2. Lebih ditingkatkan dan diperbanyak literatur (buku-buku) agama dan

umum di perpustakaan supaya para muallaf dapat mempelajari Islam

melalui bacaan buku-buku yang refresentatif.

Page 82: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

72

3. Perlu adanya perhatian dari masyarakat khususnya umat (ormas) Islam

terhadap keberadaan para muallaf agar mereka mendapat bimbingan,

pembinaan dan perhatian.

4. Pemerintah khususnya Kementrian Agama melalui dirjen BIMAS Islam

supaya lebih memperhatikan keberadaan Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Cente ini karena merupakan lembaga murni sosial

keagamaan yang membutuhkan dukungan penuh baik secara riil

maupun materil.

5. Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat dapat dijadikan sebagai lembaga percontohan yang berbasis

pesantren dalam pembinaan dan bimbingan agama secara efektif kepada

para muallaf.

Page 83: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

73

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru, 2002.

Al-Islam. Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia. 2005.

Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Hamzah, 2010.

Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008.

Arifin, H. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta:

Golden Terayon Press, 1976.

___________. Pokok-pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta:

Bulan Bintang, 1976.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara,

1989.

Ash-Shieddieqy, Hasbi. Mutiara Hadits “Iman Kepada Allah”. Semarang: PT.

Pustaka Riski Putra, 2002.

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008.

Bahreisj, Salim. Riyadhus Shalihin. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987.

Barong, Haidar. Umar bin Khattab dalam Perbincangan. Jakarta: Yayasan Cipta

Persada Indonesia, 2000.

Budiman, Arif. Agama Demokrasi dan Keadilan. Jakarta: PT. Gramedia, 1993.

Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pernada Media

Group, 2009.

Corey, Gerald dan Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja

Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT. Pradaya Paramita,

1993.

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan

Bintang, 1982.

Page 84: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

74

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Sygma

Examedia Arkanleema, 2009.

El-Sulthani, Mawardi Labay. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia. Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2000.

Faiz Zayadi, Dasma dkk. Materi Bimbingan Agama Pada Muslim Pemula

(Muallaf). Jakarta: Kementrian Agama RI, Dirjen BIMAS Islam, 2012.

Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Gunarsa, Singgih D. dan Ny Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk

Membimbing. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2013.

Hadi, Sutisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Office, 1989.

Halily, Taufik. Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina

Aqidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan Muallaf An-Naba.

Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Hallen A, Bimbingan dan Konseling. Ciputat: PT Ciputat Press, 2005.

Hamka, Rusjdi. Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam. Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1986.

Hendropistpito. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1984.

Hidayat, Komaruddin. Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta: Noura Books, 2012.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam, 2013.

Jahid, Abdul Hakim. Motivasi Konversi Agama dan Pembinaan Muallaf di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru

Ciputat. Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Jalaludin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002.

Kaelany HD. Islam, Iman dan Amal Saleh. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Page 85: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

75

Kiswati, Tsuroya. Al-Juwaini Peletak Dasar Teologi Rasional dalam Islam.

Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007.

Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Masyah, Syarif Hade. Hikmah di balik Hukum Islam. Jakarta: Mustaqim, 2002.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002.

Mutawallie, Peppy. Pengaruh Bimbingan Agama Pada Korban Perdagangan

Manusia (Trafficking) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self

Confidence) di Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Mulya Jaya

Pasar Rebo. Skrisi pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Nasution, Harun dkk. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992.

Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat. Suatu Pengantar Sosiologi

Agama, Terj. Abdul Muis Naharong, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1997.

Prawira, Anwar R. Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam. Jakarta:

YPI Al-Azhar, 2001.

Qardhawi, Yusuf. Iman dan Kehidupan. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Roestandi, Achmad. Ensiklopedi Dasar Islam. Jakarta: PT. Pradaya Paramita,

1993.

Sabiq, Sayyid. Terjemah Fiqih Sunnah. Jilid 3 Bandung: Al-Ma’arif, 1994.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004.

Soekanto,Soejono. Kamus Sosiologi. Jakarta, Kalam Mulia, 1986.

Sueb, Musa. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai. Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1996.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2014.

Syamsu dan Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2006.

Page 86: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

76

Tim Saluran Teologi Lirboyo. Akidah Kaum Sarungan. Tamatan Aliyah Lirboyo

Angkatan 2005.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.

Yahya, Yunus. Muslim Tionghoa Kumpulan Karangan. Jakarta : Yayasan Abu Karim Oei

Tjeng Hien, 1985.

Yayasan An-Naba Center. Muallaf News, 2015.

Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Penerjemah Ahmad Marzuki Amin, Iman

Semesta Merancang Piramida Keyakinan. Jakarta: Al-Huda, 2005.

Page 87: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Anas Mansur Zebua/Atanasious Fidel Zaibua

TTL : Nias, 22 Oktober 1996

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Pendidikan : SMK Al-Ummah Ciputat

Agama sebelumnya : Katholik

1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ?

Saya masuk Islam pada tahun 2013, berawal dari sering mendengarkan ceramah-

ceramah agama Islam, suara ngaji dan adzan. Saya selalu menangis ketika mendengarkan

suara ngaji dan adzan. Saya mencari tahu tentang agama Islam dari buku-buku, baca di

internet dan sering mendengarkan ceramah-ceramah agama di televisi.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ?

Proses bimbingan agama disini dimulai dengan materi dasar. Pertama kami diajarkan

tentang akidah Islam. Kemudian materi kristologi yang dibimbing langsung oleh Ustadz

Syamsul Arifin Nababan. Setelah itu baru dibimbing bagaimana cara membaca Al-quran,

tata cara berwudhu, tata cara shalat dan semua ibadah dalam agama Islam.

3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ?

Relatif mudah dipahami karena ustadz disini selalu memberikan kesempatan untuk diskusi

dan tanya jawab setelah menyampaikan materinya. Selalu mengulang materi kalau kami

belum paham. Sesuai harapan saya untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam.

4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ?

Metodenya seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab serta menghafal. Semuanya mudah

untuk diikuti, yang paling mudah adalah diskusi dan menghafal dalil karena ketika kita

berdebat dengan orang lain, kita bisa menjawab dengan dalil dan ilmu.

5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat bagi saudara dalam mengikuti

bimbingan agama ?

Lingkungan disini sangat mendukung, support dari para ustadz yang tidak pernah

memaksa tapi selalu membujuk. Selain itu teman-teman santri muallaf selalu setia

mendengar keluh kesah dan kisah saya. Ini menjadi pendorong bagi saya untuk semangat

dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama disini. Hambatannya kalau lagi ingat

Page 88: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

keluarga di kampung halaman jadi fikiran saya terganggu dan jadi kurang fokus

belajarnya.

6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?

Saya merasa lebih nyaman, tenang dan merasa damai. Keyakinan terhadap agama

sebelumnya perlahan-lahan gugur setelah belajar banyak dalam agama Islam. Pikiran

saya menjadi lebih terbuka semenjak masuk ke Pesantren ini.

7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ?

Ya ada, pengaruhnya sangat saya rasakan terutama dalam memahami ketuhanan. Tidak

mungkin kita menyembah sesuatu yang dilahirkan atau diciptakan. Natal dalam agama

kristen itu kan kelahirannya Yesus atau Isa Al-Masih, tetapi kalau kita telusuri sejarahnya

tidak ada. Tidak mungkin Allah itu beranak dan diperanakan. Allah itu Maha Berdiri

Sendiri. Saya lebih baik mati syahid daripada harus kembali murtad.

8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Ada banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti bimbingan agama disini.

Dulu saya orang yang emosional dan selalu bicara kotor. Tapi sekarang saya sudah

merasa tenang, bisa mengontrol emosi, bertutur kata yang halus dan sopan. Semuanya

berubah perlahan setelah mengikuti bimbingan agama disini.

9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ?

Bimbingan agama disini sangat baik untuk muallaf karena kami dibimbing dan diajarkan

ilmu agama dari dasar. Saya merasa nyaman aja belajar disini. Banyak ilmu yang saya

dapatkan terutama tentang keislaman.

10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?

Harapannya semoga nanti saya bisa mensyiarkan Islam kepada keluarga saya disana.

Setelah itu, saya ingin mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat karena masih

banyak muslim yang masih ragu terhadap keislamannya sehingga banyak diantara

mereka banyak yang murtad. Hal ini tentu karena lemahnya iman dan kurangnya

pemahaman tentang ajaran Islam.

11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat,

Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?

Ya tentu. Sejak saya memutuskan untuk menjadi muallaf, saya belajar Islam mulai dari

dasar. Disini lebih dalam dikenalkan tentang Allah, malaikat, kitab suci, rasul, hari

kiamat, qada dan qadar. Banyak ilmu yang saya dapatkan disini dan terutama ilmu

agama Islam (aqidah).

Page 89: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?

Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan semua rukun Islam kecuali ibadah haji

karena belum mampu. Disini juga kami diajarkan tata cara beribadah seperti wudhu,

shalat, dan baca al-Qur’an. Dalam prakteknya tentu selalu dilaksanakan. Shalat selalu

berjamaah. Ini adalah tahun pertama saya menjalankan ibadah puasa.

13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?

Ketika saya mendengar asma Allah dan lantunan ayat al-Quran, hati saya merasa luluh,

ingin menangis dan hati saya bergetar. Meskipun saya dulu belum mengerti artinya, tetapi

al-Qur’an selalu enak untuk didengarkan. Saya masuk Islam juga awalnya dari sering

mendengar adzan dan lantunan ayat suci al-Qur’an.

14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ?

Alhamdulillah sekarang sudah bisa baca Al-Quran. Bahkan saya sudah hafal 2 juz.

15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?

Ya ada. Awal masuk Islam, Allah menguji saya dengan sakit sampai harus di rawat di RS.

Kedua, saya mendapat ancaman dan teror dari keluarga sendiri sampai saya dihantui

rasa cemas dan tidak nafsu makan. Saat itu saya bicara dengan ustadz nababan, beliau

yang membantu menenangkanku dari masalah yang kuhadapi. Saya belajar ikhlas dan

sabar untuk menghadapi apa pun. Keputusan saya untuk masuk Islam telah saya pikirkan

matang-matang sebelum bersyahadat. Keimanan saya belum teruji kalau belum ada

cobaan datang.

16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ?

Dalam hidup tentu banyak hal yang kita hadapi. Saya serahkan segala urusan hanya

kepada Allah ketika ditempa kesulitan. Tugas saya adalah untuk terus menuntut ilmu dan

beribadah pada-Nya.

17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?

Saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih itu adalah nabi dan rasul utusan Allah

kepada ummat manusia khususnya kaum bani Israil bukan anak Tuhan. Saya tidak lagi

meyakini lagi bahwa Yesus itu tuhan, tetapi ia manusia biasa yang mengemban amanah

sebagai nabi dan rasul untuk manusia.

18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?

Alhamdulillah sekarang sudah bisa, dulu saya hanya belajar mengikuti gerakan-

gerakannya saja. Setelah berada disini saya tahu doa-doa dan bacaannya serta

Page 90: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

bagaimana khusyuk di dalam melaksanakan shalat. Apalagi disini selalu berjamaah

shalat lima waktu.

19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ?

Disini kami sangat akrab, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Saya senang bisa

tinggal dan belajar Islam disini. Ajaran Islam juga kan mengatakan bahwa sesama

muslim adalah saudara.

20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?

Ya sangat bersyukur sekali karena saya bisa mendapatkan hidayah sebelum ajal

menjemput. Bagi saya dunia ini hanyalah sementara, tetapi akhiratlah yang kekal. Dunia

adalah lahan bagi manusia untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan bekal dengan amal

shaleh.

Ciputat, 11 Juli 2015

Pewawancara,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Annas Mansur Zaibua

Page 91: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Khairunnisa/Odete Soarez

TTL : Ossu, 15 April 1990

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Pendidikan : S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang Jakarta

Agama sebelumnya : Katholik

1. Sudah berapa lama saudari menjadi seorang muslim (Muallaf) ?

Saya masuk Islam pas kelas 1 SMP berarti sudah hampir 11 tahun.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ?

Bimbingan agama disini sangat aktif setiap hari. Kami diajarkan cara membaca Al-Quran

supaya nanti bisa mengerti juga isi kandungannya. Selain itu yang paling utama disini

adalah adanya pembinaan akidah untuk menguatkan keimanan para santri muallaf.

3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudari ?

Alhamdulillah mudah, para ustadz selalu menyesuaikan dengan keadaan santri muallaf.

Selalu ada diskusi dan tanya jawab, jadi santri bisa langsung bertanya saat materi yang

disampaikan ustadz masih belum dapat dipahami.

4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ?

Metodenya mudah untuk diikuti, para ustadz biasanya mengulang-ngulang materi supaya

mudah dihafal dan dipahami oleh para santri.

5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudari dalam mengikuti

bimbingan agama ?

Faktor pendukungnya disini sarana pra sarana hampir lengkap sehingga kita belajar juga

dimudahkan dengan adanya media yang digunakan pada ustadz dalam menyampaikan

materi. Kita disini juga bebas biaya artinya semuanya gratis dari pesantren. Kita tinggal

semangat dalam belajar dan menuntut ilmu disini.

Hambatannya mungkin hanya dari internal dari diri saya sendiri. Misalnya ketika ustadz

menyampaikan materi syurga dan neraka, saya selalu teringat keluarga di rumah.

Terpikir bagaimana keluarga saya yang masih belum beragama Islam.

6. Apa yang saudari rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?

Page 92: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Setelah ikut kegiatan bimbingan agama, saya merasakan adanya ketenangan yang lebih

dan lebih banyak lagi pencerahan tentang ilmu-ilmu agama Islam. Saya lebih banyak

menemukan ilmu baru dan semakin besar rasa ingin tahu lebih dalam lagi tentang Islam.

7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudari ?

Ya ada. Pengaruhnya saya merasa iman semakin bertambah kuat. Keyakinan saya

terhadap Islam semakin besar. Saya semakin ingin betul-betul fokus mengikuti kajian

agama Islam disini supaya saya bisa mempersiapkan untuk menjadi juru dakwah Islam

yang tangguh sehingga nanti bisa mengajak seluruh keluarga dan saudari-saudari saya

masuk Islam. Alhamdulillah dua adik saya sudah masuk Islam dan ada di Pesantren An-

Naba juga.

8. Apakah ada sikap yang saudari perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Perubahan sikap pasti ada, misalnya dari segi pakaian yang saya gunakan. Dulu ketika di

kristen tidak ada aturan bagaimana saya harus berpakaian baik. Selain itu dulu selalu

berbahasa kasar termasuk kepada orang tua. Tetapi dalam Islam ada adab yang

diajarkan untuk selalu berakhlakul karimah. Soal kedisiplinan juga karena dalam Islam

kan sudah diatur mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.

9. Bagaimana pandangan saudari terhadap bimbingan agama ?

Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan sangat membantu para muallaf dalam

menggali dan memahami ajaran agama Islam serta memantu mempertahankan dan

menguatkan akidah para santri muallaf.

10. Apa harapan saudari setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?

Harapan saya setelah tamat dari sini, saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan

dan ingin melanjutkan perjuangan Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membimbing

para muallaf di kampung halaman saya nanti.

11. Apakah saudari meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat,

Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?

Iya saya mengimaninya. Keenam hal yang harus kita imani adalah kepada Allah,

Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qada dan Qadar. Disini saya

diberikan pencerahan dan dibukakan logika khususnya tentang ketuhanan. Saya tidak lagi

meyakini bahwa yesus itu adalah tuhan, tetapi sebagai manusia biasa yang diberikan

amanah oleh Allah untuk menjadi nabi dan rasul.

12. Apakah saudari sudah melaksanakan kewajiban saudari sebagai muslim (rukun Islam) ?

Sudah. Mulai dari dua syahadat yang merupakan gerbang awal dari keislaman seseorang,

kemudian shalat, zakat, puasa di bulan ramadhan, dan pergi haji jika mampu. Semua

Page 93: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

telah saya laksanakan kecuali ibadah haji karena belum mampu. Saya alhamdulillah

sudah melaksanakan umrah saat diberi hadiah dari Ustadz Syamsul Arifin Nababan.

13. Apa yang saudari rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?

Saya merasakan getaran hati yang begitu hebat, saya merasa luluh dan batin saya

gemuruh saat mendengar lantunan ayat suci al-Qur’an. Bagi saya al-Qur’an adalah obat

hati saat gundah dan gelisah.

14. Apakah saudari dapat membaca Al-Qur`an ?

Alhamdulillah saya sudah bisa membaca Al-Quran dan sekarang sudah bisa menghafal

beberapa juz. Ya kira-kira sudah 4 juz.

15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudari memeluk agama Islam ?

Ya ada. Banyak ujian dan cobaan sebenarnya. Dulu waktu mondok di Pesantren Al-Ikhlas

di jawa, ada fitnah pada orang tua saya bahwa saya di perlakukan seperti pembantu di

pesantren itu. Padahal disana adalah pendidikan supaya anak-anak mandiri. Tapi

alhamdulillah saat saya memberi kabar lewat surat, orang tua jadi tidak panik dengan

fitnah dari orang-orang. Intinya saat menghadapi cobaan apa pun, saya harus berusaha

tenang dan sabar dalam menghadapinya.

16. Bagaimana saudari menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ?

Hidup ini pasti penuh dengan permasalahan, tergantung pada kita menghadapinya. Saya

selalu menghadapi persoalan apa pun dalam hidup ini, yang penting menyerahkan segala

urusan hanya kepada Allah semata. Berserah diri kepada Allah merupakan hal yang

selalu saya lakukan. Karena kita semua pada hakikatnya adalah milik Allah.

17. Bagaimana keyakinan saudari terhadap Isa Al-Masih ?

Yesus atau Isa Al-Masih bagi saya adalah sebagai nabi dan rasul utusan Allah untuk

manusia. Dia bukanlah tuhan sebagaimana dalam keyakinan agama saya sebelumnya.

18. Apakah saudari sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?

Alhamdulillah sudah. Shalat khusyu memang tidaklah mudah, tetapi kalau kita mau

belajar dan berusaha untuk khusyu, nikmat ibadah akan dapat kita rasakan

19. Bagaimana hubungan saudari dengan teman-teman di lingkungan sekitar ?

Di Pesantren ini semuanya sudah seperti keluarga saya sendiri. Apalagi dalam Islam

dikatakan bahwa sesama muslim adalah saudara. Jadi kita harus menjaga ikatan

silaturrahim antar sesama.

20. Apakah saudari bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudari ?

Saya sangat bersyukur sekali, karena saya merasa setelah memeluk agama Islam ini

betul-betul dimuliakan oleh Allah SWT. hidayah ini adalah anugerah dari Allah untuk

Page 94: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

saya. Saya ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga saya, saudari-saudari saya dan

masyarakat di kampung halaman saya supaya mereka juga mendapat hidayah seperti

yang saya terima.

Ciputat, 12 Juli 2015

Pewawancara,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Khairunnisa

Page 95: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Lukman Hakim/Euriko Menenjes

TTL : Timor Leste, 07 Nopember 1997

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Pendidikan : SMK Al-Ummah Ciputat

Agama sebelumnya : Katholik

1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ?

Saya sudah 9 tahun masuk islam yaitu sejak duduk di kelas 6 SD, atas ajakan dari ust.

Orlando. Saya masuk pesantren ini sudah dua tahun setengah mulai dari tahun 2012.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center ?

Awalnya kita dikenalkan dengan pelajaran kristologi yaitu ilmu perbandingan agama dan

penguatan aqidah. Salah satunya dikenalkan perbedaan pandangan tentang status Yesus

dalam agama Kristen dan Islam. Setelah akidah mantap, kemudian dilanjut dengan

pengkajian fikih dan Ibadah.

3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ?

Alhamdulillah mudah, karena kita belajar dari hati ke hati.

4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ?

Ada banyak, tergantung dari ustadz yang ngajar. Kebanyakan para ustadz memakai

metode talaqqi/diperdengarkan atau ceramah. Karena kebanyakan kami adalah para

pemula yang belajar Islam. Namun ada juga sesi tanya jawab kalau ada materi yang

belum dipahami.

5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudara dalam mengikuti

bimbingan agama ?

Kita disini gratis dan tidak perlu memikirkan biaya yang harus dibayar ke pesantren.

Sarana pra sarana sudah hampir lengkap. Selain itu selalu ada support atau dorongan

dari para ustadz di Pesantren.

Hambatannya mungkin dari keluarga, dulu awal-awal masuk selalu disuruh pulang oleh

orang tua. Semenjak kelas 1 SD saya belum pernah bertemu dengan orang tua lagi. Saya

merasa rindu dan kangen kepada orang tua. Jadi ketika belajar kemudian ingat orang tua

Page 96: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

di kampung halaman, konsentrasi saya jadi terganggu. Selain itu juga saya lemah dalam

menghafal baik Al-Quran maupun Hadits.

6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?

Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benar-benar merasakan bahwa Islam itu

indah. Pikiran saya menjadi lebih terbuka.

7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ?

Sebelumnya masuk pesantren ini saya merasa biasa saja, namun setelah disini saya

merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Lingkungan disini sangat

mendukung dalam perubahan hidup saya. Mulai dari dukungan para ustadz, teman-teman

dan tuntutan untuk senantiasa semangat dalam belajar.

8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Dahulu karena masih kecil, saya masih jarang shalat dan masih bolong, namun pas disini

selalu berjamaah. Dulu saya orangnya individualis, tidak peduli kepada orang lain.

Tetapi setelah disini rasa persaudaraan dan solidaritas semakin terasa. Saya semakin

terdorong untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik.

9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ?

Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan terasa. Kita selalu dibimbing dan

dibina sejak pagi atau subuh. Kita selalu diatur untuk sungguh-sungguh dalam menuntut

ilmu.

10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?

Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz

disini. Saya berharap bisa menjadi juru dakwah sehingga saya bisa mengajak keluarga

tetangga saya dikampung bisa masuk Islam.

11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat,

Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?

Ya saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Iman kepada Allah, Malaikat,

Kitab, Rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Keenam hal ini yang wajib diyakini oleh setiap

muslim. Batal keimanannya apabila tidak mengimani salah satunya saja. Kesempurnaan

dari keimanan kan meyakini semua rukun iman yang 6, kita diwajibkan mengimani

semuanya. Salah satunya saya tidak merasa putus asa meskipun ditakdirkan terpisah dari

keluarga, dikucilkan oleh tetangga walaupun masih ada keluarga saya di kampung

halaman.

Page 97: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?

Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan kewajiban saya sebagai muslim yaitu

menjalankan rukun islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan ibadah haji

jika mampu. Hanya ibadah haji yang belum saya laksanakan karena belum mampu.

13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?

Yang saya rasakan hati saya bergetar dan merasa merinding kalau ayat al-Qur’an

dibacakan. Apalagi jika yang melantunkan dengan nada merdu. Beda rasanya

mendengarkan al-Qur’an dengan musik-musik.

14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ?

Sudah. Sekarang sudah bisa menghafal kurang lebih 2 juz al-Qur’an.

15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?

Tentu ada. Dulu pernah difitnah oleh orang-orang yang tidak suka terhadap keislaman

saya, mereka menghasut kedua orang tua saya bahwa saya diperlakukan seperti budak di

pesantren. Padahal, pesantren mendidik saya supaya menjadi anak yang mandiri. Saya

hanya bisa bersabar dalam menghadapi semuanya. Saya jelaskan kepada kedua orang tua

bahwa saya baik-baik saja, dan tidak seperti perkataan orang-orang tentang saya di

pesantren.

16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ?

Menghadapi berbagai permasalahan saya hadapi dengan tenang, tidak tergesa-gesa dan

tentunya selalu minta pertolongan dan berserah diri hanya kepada Allah.

17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?

Keyakinan saya terhadap Yesus atau Isa Al-Masih sekarang meyakini bahwa dia adalah

manusia seperti kita semua yang diutus menjadi nabi dan rasul. Bukan sebagai tuhan

sebagaimana yang diyakini oleh agama saya yang lama.

18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?

Sudah alhamdulillah. Perlahan saya belajar mulai dari gerakannya sampai pada doa-

doanya dalam shalat. Disini selalu shalat berjamaah dan sangat terasa kekhusyuannya

ketika berjamaah.

19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ?

Disini ukhuwwah nya sangat saya rasakan. Seperti keluarga kedua bagi saya. Teman-

teman disini sangat baik dan saya selalu bersosialisasi dengan siapa pun.

20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?

Saya sangat merasa bersyukur atas hidayah yang Allah berikan kepada saya. Sebelum

saya masuk Islam saya merasa tidak ada arahan hidup. Berpikir hanya keduniawian,

Page 98: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

namun sekarang semenjak masuk Islam semuanya sudah diatur, hidup kita semakin

teratur dan seimbang karena Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia.

Ciputat, 11 Juli 2015

Pewawancara,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Lukman Hakim

Page 99: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Mustofa Jayyidin/Emiliano Ruas Uato Lari

TTL : Timor Leste, 28 April 1991

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

Pendidikan : SMK Al-Ummah Ciputat

Agama sebelumnya : Katholik

1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ?

Saya masuk Islam ketika umur 12 tahun. Sudah hampir 9 tahun. Masuk pesantren di jawa

akhirnya saya masuk Islam.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center ?

Awalnya kita diajarkan kristologi (ilmu perbandingan agama) dan bimbingan aqidah.

Salah satunya dikenalkan perbedaan pandangan tentang status Yesus dalam agama

Kristen dan Islam. Setelah akidah mantap, kemudian dilanjut dengan pengkajian fikih dan

Ibadah dan baca Al-quran. Setelah itu diajarkan juga tata cara beribadah seperti wudhu,

shalat dan yang lainnya.

3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ?

Alhamdulillah mudah, karena banyak hal yang bisa saya pahami dari penjelasan para

ustadz. Jika kami belum paham, kami selalu punya kesempatan untuk bertanya saat

kegiatan belajar berlangsung. Para ustadz selalu sabar dalam menghadapi kami, karena

kami adalah para pemula.

4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ?

Mudah. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kalau kami

belum paham, maka boleh untuk bertanya langsung.

5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudara dalam mengikuti

bimbingan agama ?

Faktor lingkungan disini sangat mendukung dalam mengikuti bimbingan agama. Sarana

pra sarana lengkap. Kita disini juga semuanya gratis sehingga tidak perlu memikirkan

biaya sepeser pun ke pesantren. Selain itu selalu ada support atau dorongan dari para

ustadz dan teman-teman di Pesantren.

Page 100: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Hambatannya mungkin dari diri saya sendiri, seperti rasa malas selalu menghantui diri

saya ketika sulit memahami materi yang disampaikan ustadz.

6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?

Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benar-benar merasakan bahwa Islam itu

indah. Ukhuwwah dan kebersamaan disini benar-benar terasa. Niat masuk pesantren pun

ingin berubah menjadi pribadi muslim yang lebih baik.

7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ?

Tentu ada. Sebelum masuk pesantren ini saya selalu bergaul sama teman-teman yang

berandal sehingga ibadah pun selalu tertinggal, namun setelah disini saya merasa

keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Saya jadi lebih rajin beribadah, semangat

menuntut ilmu dan selalu ingin berbagi pada sesama.

8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Ada banyak sikap yang saya rubah, seperti shalat yang dulu kadang bolong tetapi

sekarang lebih sering berjamaah. Terus belajar juga sekarang tidak perlu menunggu

untuk disuruh, sekarang lebih bisa belajar sendiri seperti membaca buku di perpustakaan.

9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ?

Kegiatan bimbingan agama disini sangat membantu khususnya kepada saya yang tadinya

belum memahami betul ajaran agama Islam. Ada banyak orang muallaf disana kurang

dibimbing dan dibina sehingga mudah sekali kembali murtad ke agama sebelumnya.

10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?

Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz

disini. Saya berharap ada banyak lembaga-lembaga seperti ini supaya para muallaf tidak

terlantar dari bimbingan dan pembinaan agama Islam. Saya ingin mendakwahkan Islam

kepada keluarga dan saudara saya di rumah. Disini saya semakin yakin terhadap Islam

dan jika ada yang menyuruh saya murtad, saya akan menolak dengan tegas termasuk

kepada orang tua saya. Karena saya masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dan

menemukan kebenaran, bukan atas paksaan dari siapa pun.

11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat,

Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?

Ya, saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Semuanya wajib kita imani

sebagai seorang muslim.iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari

kiamat, qada dan qadar. Disini kami juga belajar tentang keimanan ini. Dikenalkan siapa

Allah, siapa rasulullah dan para makhluk ciptaan-Nya.

Page 101: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?

Tentu sudah. Menjalankan rukun islam adalah bentuk aplikasi dari keimanan. Hanya

yang belum ibadah haji karena belum mampu. Mulai dari membacakan dua kalimat

syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan dan ibadah

haji ke tanah suci jika sudah mampu.

13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?

Hati saya bergetar dan merinding saat mendengar asma Allah. Bagi saya, al-Qur’an

adalah obat penyejuk hati. Ada hal yang beda saat mendengarkan lantunan ayat suci al-

Qur’an.

14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ?

Alhamdulillah saya sudah bisa baca Al-Quran. Insya Allah sekarang sudah menghafal 3

juz yaitu juz 30, 1, dan juz 3.

15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?

Ada banyak tentunya. Mulai dari pengucilan teman-teman saya sendiri dan masyarakat di

kampung halaman, ditambah orang tua yang sempat memaksa saya untuk kembali lagi ke

agama lama saya (murtad). Tapi saya tetap pada pendirian dan pilihan saya untuk tetap

memeluk Islam sebagai agama saya. Ini hanya bagian dari cobaan kecil yang harus saya

hadapi dengan penuh kesabaran.

16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ?

Permasalahan hidup pasti selalu ada. Saya menghadapinya sendiri karena saya yakin

segala bentuk persoalan yang Allah berikan kepada saya, berarti sesuai dengan

kesanggupan dan kemampuan saya. Yang terpenting selalu bertawakal kepada Allah

setelah urusan kita hadapi.

17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?

Dulu saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih adalah Tuhan. Namun sejak masuk

pesantren dan belajar kristologi bersama Ustadz Nababan, saya mendapat pencerahan

dan meyakini bahwa Yesus atau Isa adalah nabi dan rasul utusan Allah. Tuhan itu Maha

Pencipta (khalik) bukan yang diciptakan (Makhluk) sementara Yesus atau Isa itu lahir

berarti diciptakan (makhluk). Sangat tidak masuk akal kalau tuhan itu diciptakan.

18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?

Saya masih belajar supaya bisa shalat dengan khusyu. Yang paling terasa adalah saat

menjalankan shalat malam (tahajud). Disitu saya merasakan begitu dekat dengan Allah.

Saya curahkan segala isi hati hanya kepada-Nya saat shalat malam.

Page 102: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ?

Disini semuanya senasib sebagai mualaf dan senasib terusir juga dari keluarga. Saya

merasakan ukhuwah yang begitu erat. Seperti keluarga sendiri. Mencintai sesama muslim

adalah bukti keimanan kita. Dalam hadits dikatakan bahwa tidak termasuk beriman

seseorang sampai ia menyayangi saudaranya sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri

20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?

Sangat bersyukur, tidak semua orang mendapatkan hidayah dari Allah. Banyak dari

mereka yang berislam hanya di KTP saja tanpa ada amaliah Islamnya. Bersyukur karena

Allah telah membukakan hati untuk belajar agama Islam lebih baik.

Ciputat, 11 Juli 2015

Pewawancar,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Mustafa Jayyidin

Page 103: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Pembimbing Agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Abdul Aziz Laia, S.Sos.I

TTL : Nias Selatan, 25 Oktober 1980

Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan

No. Hp. : 081371258276

Pendidikan : S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang

Materi yang diajarkan : Aqidah dan Akhlak Islam

Agama sebelumnya : Katholik

1. Sudah berapa lama bapak menjadi pembimbing agama pada Muallaf ?

Sudah satu tahun sejak 2014. Saya adalah lulusan dari Pesantren ini angkatan pertama.

Saya diamanahkan untuk mengajar aqidah dan akhlak Islam.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center ?

Pertama-tama saya menjelaskan perbedaan dua agama/perbandingan agama. Kedua,

mengajarkan materi-materi aqidah Islam. Ketiga, mengajarkan Alquran, Fikih, Hadits,

Sejarah Islam, dan Ilmu keumuman. Semua terjadwal setiap hari. Para santri di

sekolahkan dan di kuliahkan. Mereka adalah anak-anak sekolah SMA sederajat dan

selebihnya kuliah. Tahapan pertama para santri dikumpulkan dalam halaqah

keseluruhan. Kedua, dikumpulkan halaqah privat yaitu sesuai dengan kapasitas

pemahaman masing-masing santri atau sesuai dengan materi yang sudah didapat oleh

santri.

3. Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ?

Tujuannya adalah sebagai benteng aqidah untuk santri muallaf agar tidak mudah murtad

kembali. Kedua, sebagai hujjah atau alasan jika berdebat dengan keluarga mereka yang

masih non Islam. Ketiga, sebagai hujjah atau alasan dalam menegakan ibadah dan

menjalankan Islam.

4. Apakah fungsi dari bimbingan agama pada Muallaf ?

Fungsinya agar para santri muallaf bisa memahami Islam dengan baik, dapat beribadah

dengan baik dan benar sehingga dapat mengajarkan kembali kepada orang lain.

Page 104: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

5. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan agama pada Muallaf ?

Materinya aqidah dan akhlak Islam. Kitab yang digunakan seperti kitab Ushulutsalatsah

karya syekh Muhammad Ibnu Abdul Wahab, kitab At-Tauhid karya Dr. Syekh Soleh

Fauzan. Dua kitab ini adalah tahap awal. Tahap selanjutnya ada kitab Qowaid Arba’ah

dan kitab Aqidah Washitiyah karya Imam Ibnu Taimiyah, dan kitab Aqidah Tohawiyah

karya Imam At-Tohawi.

6. Apakah ada materi khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf ?

Kitab tadi yang saya sebut. Kitab yang memberikan penjelasan tentang ma’rifatullah

(mengenal Allah), ma’rifatul Islam, dan ma’rifaturrosul (pengenalan rosul).

7. Metode apa saja yang digunakan pembimbing/ustadz dalam kegiatan bimbingan agama ?

Ada tiga metode yang digunakan yaitu metode ceramah (demo), diskusi, presentasi santri.

dan menghafal dalil yang berkaitan tentang hukum. Semua metode diterapkan dalam

setiap pertemuan. Metode yang lebih mengena adalah menghafal dalil yang berkaitan

dengan hukum.

8. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan

bimbingan agama pada Muallaf ?

Faktor pendukungnya adanya fasilitas atau sarana pra sarana seperti perpustakaan,

dukungan dana dari para muhsisnin.

Hambatannya yang pertama masalah kejiwaan atau mental yang dilema karena mereka

adalah non muslim semuanya. Ketidakstabilan jiwa mereka yang mungkin masih menjadi

hambatan. Kedua yaitu susahnya menerima setiap teguran atau masih ada keras hati.

Ketiga, yaitu masalah IQ masing-masing yang berbeda. Dan keempat faktor egoistis dan

emosional dari para santri muallaf. Kelima, faktor fanatik kesukuan. Hal ini mengenai

bagaimana menyesuaikan dengan lingkungan dan bagaimana kita mempersaudarakan

mereka semua.

9. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan

agama ?

Ya tentu sangat ada. Tandanya pertama, mereka antusias dan bangga berislam. Kedua,

mereka mampu berargumentasi dan menjawab kepada orang yang bertanya tentang islam

(kenapa memilih Islam). Ketiga, mampu memahami ajaran Islam dengan baik.

10. Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Ya, ada. Mereka dapat merubah sikap jahiliyah menjadi lebih baik seperti mampu

berlemah lembut dan mampu berkata-kata dengan sopan.

Page 105: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

11. Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Harapannya yang pertama para santri mampu memahami dan mengenal Islam secara

kaffah. Kedua, mereka tidak murtad atau tidak kembali lagi ke agama sebelumnya.

Ketiga, mereka mampu menjadi juru dakwah atau dai di kampung halamannya atau di

tempat lainnya.

Ciputat, 11 Juli 2015

Pewawancara,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Abdul Aziz Laia, S. Sos. I

Page 106: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Pembimbing Agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center

Sawah Baru Ciputat

Nama : Ustadz Syamsul Arifin Nababan

TTL : Tebing Tinggi, 10 Nopember 1966

Materi yang diajarkan : Aqidah dan Kristologi

Agama sebelumnya : Kristen Protestan

1. Sudah berapa lama bapak menjadi pembimbing agama bagi Muallaf ?

Kalau secara terprogram Pesantren Muallaf ini berdiri tahun 2008. Tetapi saya

membimbing para muallaf sejak tahun 1998. Berarti sudah 17 tahun saya membimbing

para muallaf. Hanya kalau yang sudah terprogram sudah 7 tahun. Saya mulai memeluk

Islam sejak tahun 1991.

2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba` Center ?

Pesantren An-Naba ini mempunyai kurikulumnya seperti pesantren pada umumnya

walaupun kita non formal. Materi atau ilmu yang paling ditekankan disini adalah masalah

aqidah. Bagaimana aqidah muallaf itu kokoh, tidak ragu dalam berislam, mereka yakin

Islam satu-satunya agama yang benar dan mereka total meninggalkan semua sisa-sisa

kepercayaan kepada agama sebelumnya. Ketika aqidah mereka sudah kokoh, baru secara

simultan kita bimbing Al-quran karena orientasi kita menghafal Al-Quran, kemudian

hadits, sejarah, fikih. Seperti kurikulum pada umumnya di pesantren yang lain.

Ada skala prioritas. Pertama, setelah kita gugurkan sisa-sisa kepercayaan terhadap

agama sebelumnya, mereka kita perkuat dengan bimbingan aqidah. Mereka kita kenalkan

dengan Allah. Siapa itu Allah ?. Mereka kita kenalkan mereka dengan rasulnya Nabi

Muhammad. Siapa itu Rasulullah ? bagaimana sejarah kehidupannya. Setelah itu kita

perkenalkan dengan ajaran Islam dengan segala seluk beluknya. Jadi awalnya dari

aqidah. Jangan sampai mereka hanya bersaksi Allah sebagai tuhanku, tetapi siapa

sesungguhnya Allah ? kita jelaskan Allah itu yang menciptakan langit, bumi dan segala

isinya, Allah menciptakan manusia, tumbuh-tumbuhan. Kemudian nabi muhammad kita

kenalkan. Semua ini adalah untuk penguatan akidah atau keimanan muallaf.

Page 107: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

3. Apa yang bapak rasakan selama membimbing dan membina para muallaf ?

Ya membimbing para muallaf ini banyak suka dukanya. Sukanya kita berbahagia sekali

bisa memantapkan dan mengokohkan iman para muallaf yang tadinya tidak mengenal

Islam kemudian menjadi penganut Islam yang kuat, militan dan fanatik. Itu sebuah

kebahagiaan tersendiri bagi saya. Tetapi dukanya, kalau saya kurang berhasil mendidik

mereka seperti mereka yang murtad kembali. Sejauh ini yang sudah pasti ada satu orang

yang murtad kembali. Ya karena dia juga karena tidak betah saja disini dan hanya

sebentar (beberapa hari saja) belajar Islam disini.

4. Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ?

Tujuan Bimbingan Agama adalah supaya terbentuknya pribadi muslim yang kaffah, utuh

dan serius. Ketika diberikan ilmu agama, dan mereka paham maka mereka bersyukur

menjadi orang Islam. Tentu akan berdampak pada keimanannya nanti. Aqidahnya akan

semakin kokoh ketika dibimbing dan dibina secara serius

5. Apa fungsi dari bimbingan agama pada Muallaf ?

Fungsinya tentu supaya para santri muallaf bisa memahami Islam dengan baik dan kelak

dapat mengajarkannya kepada orang lain serta supaya mereka dapat beribadah secara

baik dan benar.

6. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan agama pada Muallaf ?

Adapun materi yang disampaian kepada muallaf seperti aqidah, al-Quran, fikih, sirrah

nabawiyah, bahasa arab. Untuk materi khususnya kristologi atau perbandingan agama.

Karena mereka ini berlatar belakang muallaf semua, banyak diantara mereka belum

memahami agama sebelumnya. Hal ini untuk menguatkan keimanan mereka

7. Apakah ada materi khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf ?

Ada yaitu kristologi atau perbandingan agama. Karena mereka ini berlatar belakang

muallaf semua, banyak diantara mereka belum memahami agama sebelumnya. Sudah

keburu mendapat hidayah dari Allah SWT karena melihat keunggulan Islam. Mereka tahu

Islam itu unggul tetapi tidak tahu kelemahan agama sebelumnya. Jadi kita kasih materi

muatan kristologi atau perbandingan agama itu yang khusus untuk menguatkan keimanan

Muallaf.

8. Apa saja Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama pada Muallaf ?

Metode saya, mereka yang baru masuk Islam itu saya tanya sudah berapa persen

keimanan mereka terhadap Islam ? mereka rata-rata menjawab ada yang 80-90 persen.

Jadi jarang yang langsung 100 persen. Untuk menggugurkan sisa-sisa kepercayaan itu

ilmu yang saya gunakan adalah kristologi atau perbandingan agama itu. Supaya mereka

Page 108: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

tahu bahwa masuk Islam itu adalah pilihan tepat. Karena agama yang sebelumnya dianut

adalah salah. Saya jelaskan kesalahannya dimana dan kebenaran Islam dimana. Saya

tidak selalu monolog dalam melakukan bimbingan agama, selalu ada dialog atau diskusi

dengan para muallaf.

9. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan kegiatan

bimbingan agama ?

Faktor pendukung dalam bentuk sarana dan pra sarananya kita ada proyektor, metode

pengajaran itu kita pakai power point supaya jelas. Ada juga internet dan whiteboard.

Semua itu adalah sarana dan pra sarana untuk mendukung kemudahan mereka dalam

memperoleh kemudahan pelajaran Islam. Semua media yang kita gunakan.

Hambatannya kadang-kadang dari diri santri muallaf itu sendiri seperti malas, lesu,

kurang semangat. Jadi kalau mereka rendah motivasi dirinya ya sedikitlah mereka

mendapat bimbingan itu. Jadi lebih banyak dari faktor internal diri muallaf sendiri. Kalau

faktor dari luar tidak ada yang terlalu berarti menghambat.

10. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan muallaf setelah mengikuti bimbingan agama ?

Ya tentu sangat ada. Itu pasti. Mereka ini rata-rata dalam sebulan sudah bisa membaca

Al-Quran. Ada pengaruh pada penguatan keimanan mereka setelah mengikuti bimbingan

agama di Pesantren An-Naba ini. Mereka rata-rata antusias dalam mengikuti bimbingan

agama.

11. Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?

Ya pasti ada banyak sekali. Mereka rata-rata masuk kesini dengan mental jahiliyah,

belum mengenal akhlakuk karimah, kesopanan. Apalagi kebanyakan dari mereka berasal

dari luar jawa yang sudah biasa kasar. Ketika masuk ke lingkungan Pesantren An-Naba

ini kan penuh dengan adab-adab, tata tertib, akhlakuk karimah jadi perubahannya drastis

secara spontan mereka berubah. Lingkungan juga mempengaruhi mereka.

12. Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti bimbingan agama ?

Harapan kita kepada mereka bagaimana muallaf ini bisa berdaya guna menjadi ujung

tombak dari dakwah Islam. Karena kalau muallaf ini berdakwah, bobot dakwahnya bisa

lebih hebat daripada ustadz yang lahir dari Islam karena mereka punya pengalaman dua

agama. Maka mereka saya dorong supaya mereka menjadi orang yang alim (berilmu) dan

menjadi dai nantinya. Saya yakin ketika mereka berdakwah atau berceramah, respon

publik terhadap mereka lebih tinggi daripada ustadz yang sejak lahir dari Islam atau

turunan. Ada beberapa alumni dari Pesantren An-Naba disini sudah menjadi juru dakwah

Page 109: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

atau dai yang eksis di masyarakat seperti Utadz Abdul Aziz Laia, Ustadz Orlando dan M.

Khalifah.

Ciputat, 06 Agustus 2015

Pewawancara,

Nur Jamal Sha’id

Informan,

Drs. Syamsul Arifin Nababan, MA

Page 110: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi

Nama : Annas Mansur Zaibua

Usia : 19 tahun (1 tahun menjadi Santri Muallaf)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren

ini ?

Proses bimbingan agama

disini dimulai dengan

materi dasar. Pertama

kami diajarkan tentang

akidah Islam. Kemudian

materi kristologi yang

dibimbing langsung oleh

Ustadz Syamsul Arifin

Nababan. Setelah itu

baru dibimbing

bagaimana cara

membaca Al-quran, tata

cara berwudhu, tata cara

shalat dan semua ibadah

dalam agama Islam.

Bimbingan

akidah

Bimbingan

kristologi

(ilmu

perbandingan

agama)

Bimbingan

ibadah

Pada point ke-1,

informan menjelaskan

bahwa proses

bimbingan agama

yang ia terima dimulai

dengan bimbingan

akidah (point ke10),

kemudian diiringi

dengan ilmu kristologi

(perbandingan agama)

disamping dibimbing

tentang tata cara

beribadah dalam

agama Islam (point

ke-11).

Informan mengaku

materi yang

disampaikan oleh

pembimbing mudah

untuk dipahami (point

ke-2) karena

dukungan penuh dari

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut

kehidupan di masa

kini dan di masa

datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang

dilakukan peneliti,

Informan (Muallaf 1) telah

memiliki keimanan sejak

ia memutuskan untuk

memeluk agama Islam

(muallaf). Namun setelah

mengikuti bimbingan

agama secara simultan di

Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An-

Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat

perubahan yang terjadi

pada diri informan

termasuk meningkatnya

keimanan muallaf. Hal ini

terlihat dari pemahaman

agama Islamnya

meningkat, motivasinya

dalam beribadahnya yang

2.

Apakah

materi yang

disampaikan

mudah

dimengerti

dan sesuai

harapan

Relatif mudah dipahami

karena ustadz disini

selalu memberikan

kesempatan untuk

diskusi dan tanya jawab

setelah menyampaikan

materinya. Selalu

Materi

mudah

dipahami

Selalu ada

diskusi

Ada tanya

jawab setelah

Page 111: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

saudara ?

mengulang materi kalau

kami belum paham.

Sesuai harapan saya

untuk mempelajari ilmu

agama lebih dalam.

penyampaian

materi

Pengulangan

materi

ustadz dan teman-

teman yang senasib

(point ke-5), selain itu

metode yang

dilakukan selalu ada

diskusi, tanya jawab,

menghafal dalil (point

ke-3) dan

pengulangan materi

jika para santri

muallaf belum

memahaminya.

Pada point ke-5,

informan merasakan

manfaat dari

bimbingan agama

yaitu adanya

kenyamanan(point

ke-8), ketenangan

(point ke-7), dan

kedamaian dalam diri.

Keyakinan terhadap

agama sebelumnya

perlahan mulai gugur

dan pikirannya

terbuka. Manfaat lain

yang dirasakan adalah

adanya perubahan

sikap dan perilaku dari

kekal dikemudian

hari, lalu orang

mengabdikan dirinya

untuk kepercayaan

tersebut. Kedua,

agama sebagai yang

mempengaruhi

perilaku manusia.

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar

mampu hidup selaras

dengan ketentuan dan

petunjuk Allah,

sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai

cobaan, semangat

jihadnya dalam menuntut

ilmu agama, dan tentunya

pelaksanaan kewajibannya

sebagai seorang muslim

(menjalankan rukun

Islam).

3.

Apakah

metode

yang

digunakan

pembimbing

/

ustadz

mudah

diikuti ?

Metodenya seperti

ceramah, diskusi dan

tanya jawab serta

menghafal. Semuanya

mudah untuk diikuti,

yang paling mudah

adalah diskusi dan

menghafal dalil karena

ketika kita berdebat

dengan orang lain, kita

bisa menjawab dengan

dalil dan ilmu.

Metode

ceramah,

diskusi, tanya

jawab dan

menghafal

dalil

Metode

bimbingan

agama

mudah

diikuti

4.

Apa saja

faktor yang

menjadi

penghambat

dan

pendukung

bagi saudara

dalam

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Lingkungan disini sangat

mendukung, support dari

para ustadz yang tidak

pernah memaksa tapi

selalu membujuk. Selain

itu teman-teman santri

muallaf selalu setia

mendengar keluh kesah

dan kisah saya. Ini

menjadi pendorong bagi

saya untuk semangat

dalam mengikuti

kegiatan bimbingan

Support/duku

ngan ustadz

Dukungan

teman-teman

senasib

Hambatan

internal

(ingat

keluarga)

Fokus belajar

berkurang

Page 112: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

agama disini.

Hambatannya kalau lagi

ingat keluarga di

kampung halaman jadi

fikiran saya terganggu

dan jadi kurang fokus

belajarnya.

informan seperti bisa

mengendalikan emosi

dan bertutur kata yang

sopan (point ke-7).

Pada point ke-6,

informan merasakan

adanya peningkatan

keimanan setelah

mengikuti kegiatan

bimbingan agama

terutama dalam

memahami konsep

ketuhanan. Hal ini

karena pemahaman

tentang keagamaan

sudah lebih dalam

melalui pemberian

materi aqidah dan

kristologi (point ke-

1). Informan

menjelaskan bahwa

yesus atau Isa Al-

Masih ia yakini

sebagai nabi dan rasul

(point ke-16) bukan

tuhan seperti

kepercayaan pada

agama sebelumnya.

menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa

dan mental. Jiwa

menjadi tenang

dan mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk

menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya,

lingkungan

keluarga maupun

sosial.

c. Untuk

menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

5.

Apa yang

saudara

rasakan

setelah

mengikuti

bimbingan

agama ?

Saya merasa lebih

nyaman, tenang dan

merasa damai.

Keyakinan terhadap

agama sebelumnya

perlahan-lahan gugur

setelah belajar banyak

dalam agama Islam.

Pikiran saya menjadi

lebih terbuka semenjak

masuk ke Pesantren ini.

Nyaman,

tenang dan

damai

Keyakinan

pada agama

sebelumnya

gugur

Pikiran

terbuka

6.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

saudara ?

Ya ada, pengaruhnya

sangat saya rasakan

terutama dalam

memahami ketuhanan.

Tidak mungkin kita

menyembah sesuatu

yang dilahirkan atau

diciptakan. Natal dalam

agama kristen itu kan

kelahirannya Yesus atau

Isa Al-Masih, tetapi

kalau kita telusuri

Keimanan

pada satu

Tuhan

(Allah)

Yesus adalah

nabi dan

rasul bukan

anak tuhan

Siap berjihad

Page 113: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

sejarahnya tidak ada.

Tidak mungkin Allah itu

beranak dan

diperanakan. Allah itu

Maha Berdiri Sendiri.

Saya lebih baik mati

syahid daripada harus

kembali murtad.

Pada point ke-12,

informan mengaku

selalu menangis saat

adzan

dikumandangkan. Ia

juga merasakan

getaran hati saat

mendengarkan

lantunan ayat suci al-

Qur’an. Seorang yang

beriman akan luluh

hatinya saat

mendengar asma

Allah, dan bergetar

hatinya saat dibacakan

ayat-ayat-Nya. Selain

itu manusia beriman

juga mengimani rukun

iman yang 6 (point

ke-10) dalam Islam,

melaksanakan

kewajibannya sebagai

muslim dengan

mengamalkan rukun

islam yang 5 (point

ke-11), bersabar atas

segala cobaan Allah

SWT. (point ke-14),

sungguh-sungguh

sayang.

d. Untuk

mendapatkan

kecerdasan

spiritual pada

individu, sehingga

muncul dan

berkembang rasa

keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya,

ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk

menghasilkan

potensi ilahiyah

sehingga fungsi

diri sebagai

khalifah dimuka

bumi ini dapat

terlaksana dengan

baik dan benar.

Keimanan

Menurut Al-Juwaini

iman adalah

pembenaran di dalam

7.

Apakah ada

sikap yang

diperbaiki

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Ada banyak perubahan

yang saya rasakan. Saya

sudah merasa tenang,

bisa mengontrol emosi,

bertutur kata yang halus

dan sopan. Semuanya

berubah perlahan setelah

mengikuti bimbingan

agama disini.

Ketenangan

batin

Bisa

mengendalik

an emosi

Bertutur kata

sopan

8.

Bagaimana

pandangan

saudara

terhadap

bimbingan

agama ?

Bimbingan agama disini

sangat baik untuk

muallaf karena kami

dibimbing dan diajarkan

ilmu agama dari dasar.

Saya merasa nyaman aja

belajar disini. Banyak

ilmu yang saya dapatkan

terutama tentang

keislaman.

Kenyamanan

dalam belajar

Banyak

mendapat

ilmu

9.

Apa harapan

saudara

setelah

Harapannya semoga

nanti saya bisa

mensyiarkan Islam

Semangat

untuk

berdakwah

Page 114: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

selesai

mengikuti

bimbingan

agama ?

kepada keluarga saya

disana. Setelah itu, saya

ingin mendakwahkan

Islam di tengah-tengah

masyarakat karena masih

banyak muslim yang

masih ragu terhadap

keislamannya sehingga

banyak diantara mereka

banyak yang murtad. Hal

ini tentu karena

lemahnya iman dan

kurangnya pemahaman

tentang ajaran Islam.

Keinginan

untuk

menjadi da’i

dalam menuntut ilmu,

tawakkal (point ke-

15), selalu bersyukur

(point ke-19),

khusyuk dalam ibadah

shalat (point ke-17),

dan mencintai

saudaranya sesama

muslim (point ke-18)

hati kemudian

diucapkannya dengan

lisan akan keberadaan

Tuhan Sedangkan

menurut Ulama salaf

(termasuk Imam

Ahmad, Malik, dan

Syafi’i) Iman adalah

sesuatu yang diyakini

di dalam hati,

diucapkan dengan

lisan, dan diamalkan

dengan anggota badan

Musa Sueb dalam

bukunya “Urgensi

Keimanan dalam

Abad Globalisai” dan

Mawardi Labay El-

Sulthani dalam

bukunya “Zikir dan

Doa Iman Pengaman

Dunia” menyebutkan

beberapa indikator

manusia beriman yaitu

:

a. Jika disebutkan

Asma Allah maka

bergetar hatinya

dan jika dibacakan

Keimanan

10.

Apakah

saudara

meyakini

(mengimani

) rukun

iman yang 6

(iman

kepada

Allah,

Malaikat,

Kitab,

Rasul, Hari

Kiamat,

Qada dan

Qadar ?

Ya tentu. Sejak saya

memutuskan untuk

menjadi muallaf, saya

belajar Islam mulai dari

dasar. Disini lebih dalam

dikenalkan tentang

Allah, malaikat, kitab

suci, rasul, hari kiamat,

qada dan qadar. Banyak

ilmu yang saya dapatkan

disini dan terutama ilmu

agama Islam (aqidah).

Beriman

kepada rukun

iman yang 6

Penguatan

aqidah

melalui ilmu

Page 115: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

11.

Apakah

saudara

sudah

melaksanak

an

kewajiban

saudara

sebagai

muslim

(rukun

Islam) ?

Ya alhamdulillah saya

sudah melaksanakan

semua rukun Islam

kecuali ibadah haji

karena belum mampu.

Disini juga kami

diajarkan tata cara

beribadah seperti wudhu,

shalat, dan baca al-

Qur’an. Dalam

prakteknya tentu selalu

dilaksanakan. Shalat

selalu berjamaah. Ini

adalah tahun pertama

saya menjalankan ibadah

puasa.

Melaksanaka

n rukun

Islam kecuali

ibadah haji

karena belum

mampu

Bimbingan

ibadah

ayat-ayat-Nya

maka

bertambahlah

keimanannya (QS.

Al-Anfal : 2)

b. Berhijrah dan

berjihad di Jalan

Allah

c. Berhukum dan

menghukum atas

hukum Allah

SWT. (QS. An-

Nur : 51)

d. Ridha atas segala

cobaan yang

diberikan Allah

SWT.(QS. al-

Bayyinah : 8 dan

QS. Al-Anam : 17)

e. Mencintai Allah

dan Rasul-rasul-

Nya

f. Mencintai Sesama

Muslim

g. Tawakkal dalam

pengertian

berserah diri

setelah berdaya

upaya secara

maksimal (7 T)

12.

Apa yang

saudara

rasakan

ketika

Asma Allah

dan ayat-

ayat al-

Qur’an

dibacakan ?

Ketika saya mendengar

asma Allah dan lantunan

ayat al-Quran, hati saya

merasa luluh, ingin

menangis dan hati saya

bergetar. Meskipun saya

dulu belum mengerti

artinya, tetapi al-Qur’an

selalu enak untuk

didengarkan. Saya

masuk Islam juga

awalnya dari sering

mendengar adzan dan

lantunan ayat suci al-

Hati luluh,

bergetar dan

ingin

menangis

Masuk Islam

karena sering

mendengar

adzan dan

ayat al-

Qur’an

dilantunkan

Page 116: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Qur’an. Tenang, Tahan,

Tabah, Tekun,

Teliti,

Tanggulangi, dan

Tawakkal.

h. Mendirikan shalat

yang khusyuk

mengerjakan shalat

dengan rohani dan

jasmani.

i. Menafkahkan

sebagian harta

yang

dianugerahkan

Allah kepada

orang yang berhak

menerimanya.

j. Apabila mendapat

musibah mereka

bersabar/tidak

berkeluh kesah,

tahan banting (QS.

Ali Imran : 120

dan 200).

13.

Apakah

saudara

dapat

membaca

Al-Qur`an ?

Alhamdulillah sekarang

sudah bisa baca Al-

Quran. Bahkan saya

sudah hafal 2 juz.

Sudah hafal 2

juz al-Qur’an

14.

Apakah ada

cobaan/ujia

n saat

saudara

memeluk

agama Islam

?

Ya ada. Awal masuk

Islam, Allah menguji

saya dengan sakit sampai

harus di rawat di RS.

Kedua, saya mendapat

ancaman dan teror dari

keluarga sendiri sampai

saya dihantui rasa cemas

dan tidak nafsu makan.

Saat itu saya bicara

dengan ustadz nababan,

beliau yang membantu

menenangkanku dari

masalah yang kuhadapi.

Saya belajar ikhlas dan

sabar untuk menghadapi

apa pun. Keputusan saya

untuk masuk Islam telah

saya pikirkan matang-

matang sebelum

bersyahadat. Keimanan

saya belum teruji kalau

belum ada cobaan

datang.

Pembimbing

membantu

menenangka

n batin

Bersabar atas

ujian/cobaan

yang

diberikan

Allah

Page 117: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

15.

Bagaimana

saudara

menghadapi

berbagai

persoalan

dan

permasalaha

n dalam

hidup ?

Dalam hidup tentu

banyak hal yang kita

hadapi. Saya serahkan

segala urusan hanya

kepada Allah ketika

ditempa kesulitan. Tugas

saya adalah untuk terus

menuntut ilmu dan

beribadah pada-Nya.

Berserah diri

hanya kepada

Allah

16.

Bagaimana

keyakinan

saudara

terhadap Isa

Al-Masih ?

Saya meyakini bahwa

Yesus atau Isa Al-Masih

itu adalah nabi dan rasul

utusan Allah kepada

ummat manusia

khususnya kaum bani

Israil bukan anak Tuhan.

Saya tidak lagi meyakini

lagi bahwa Yesus itu

tuhan, tetapi ia manusia

biasa yang mengemban

amanah sebagai nabi dan

rasul untuk manusia.

Keyakinan

bahwa Isa

Al-Masih

adalah nabi

dan rasul

17.

Apakah

saudara

sudah bisa

melaksanak

an shalat

dengan

khusyu ?

Alhamdulillah sekarang

sudah bisa, dulu saya

hanya belajar mengikuti

gerakan-gerakannya saja.

Setelah berada disini

saya tahu doa-doa dan

bacaannya serta

bagaimana khusyuk di

Khusyu

dalam

melaksanaka

n shalat

Page 118: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

dalam melaksanakan

shalat. Apalagi disini

selalu berjamaah shalat

lima waktu.

18.

Bagaimana

hubungan

saudara

dengan

teman-

teman di

lingkungan

sekitar ?

Disini kami sangat akrab,

bahkan sudah seperti

keluarga sendiri. Saya

senang bisa tinggal dan

belajar Islam disini.

Ajaran Islam juga kan

mengatakan bahwa

sesama muslim adalah

saudara.

Akrab,

seperti

keluarga

sendiri

19.

Apakah

saudara

bersyukur

atas hidayah

Islam pada

diri saudara

?

Ya sangat bersyukur

sekali karena saya bisa

mendapatkan hidayah

sebelum ajal menjemput.

Bagi saya dunia ini

hanyalah sementara,

tetapi akhiratlah yang

kekal. Dunia adalah

lahan bagi manusia

untuk sebanyak-

banyaknya

mengumpulkan bekal

dengan amal shaleh.

Bersyukur

atas hidayah

Allah

Page 119: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi Nama : Khairunnisa

Usia : 25 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren ini ?

Bimbingan agama disini

sangat aktif setiap hari.

Kami diajarkan cara

membaca Al-Quran

supaya nanti bisa mengerti

juga isi kandungannya.

Selain itu yang paling

utama disini adalah adanya

pembinaan akidah untuk

menguatkan keimanan

para santri muallaf.

Bimbingan al-

Qur’an supaya

bisa membaca

dan paham

maknanya

Bimbingan

akidah yang

paling utama

Pada point ke-1,

informan menjelaskan

bahwa proses

bimbingan agama

yang ia terima dimulai

dengan bimbingan al-

Qur’an supaya dapat

membaca kemudian

memahami maknanya,

namun yang paling

utama ditekankan

adalah bimbingan

akidah untuk

menguatkan keimanan

muallaf (point ke-8).

Informan mengaku

materi yang

disampaikan oleh

pembimbing mudah

untuk dipahami (point

ke-2) karena selalu

ada diskusi, tanya

jawab dan

pengulangan materi

jika para santri

muallaf belum

memahami materi

yang disampaikan

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan Agama

adalah usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut kehidupan

di masa kini dan di

masa datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari,

lalu orang mengabdikan

dirinya untuk

kepercayaan tersebut.

Kedua, agama sebagai

yang mempengaruhi

perilaku manusia.

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang dilakukan

peneliti, Informan (Muallaf 4)

telah memiliki keimanan

sejak ia memutuskan untuk

memeluk agama Islam

(muallaf). Namun setelah

mengikuti bimbingan agama

secara simultan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat perubahan

yang terjadi pada diri

informan termasuk

meningkatnya keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari

pemahaman agama Islamnya

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai cobaan,

semangat jihadnya dalam

menuntut ilmu agama, dan

tentunya pelaksanaan

kewajibannya sebagai

seorang muslim (menjalankan

rukun Islam).

2.

Apakah materi

yang

disampaikan

mudah

dimengerti dan

sesuai harapan

saudara ?

Alhamdulillah mudah,

para ustadz selalu

menyesuaikan dengan

keadaan santri muallaf.

Selalu ada diskusi dan

tanya jawab, jadi santri

bisa langsung bertanya

saat materi yang

disampaikan ustadz masih

belum dapat dipahami.

Materi mudah

dipahami

Selalu ada

diskusi dan

tanya jawab

3.

Apakah

metode yang

digunakan

pembimbing/

ustadz mudah

diikuti ?

Metodenya mudah untuk

diikuti, para ustadz

biasanya mengulang-

ngulang materi supaya

mudah dihafal dan

dipahami oleh para santri.

Metode

pengulangan

materi

Metode

bimbingan

agama mudah

diikuti

Page 120: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

4.

Apa saja faktor

yang menjadi

penghambat

dan pendukung

bagi saudara

dalam

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Faktor pendukungnya

disini sarana pra sarana

hampir lengkap sehingga

kita belajar juga

dimudahkan dengan

adanya media yang

digunakan pada ustadz

dalam menyampaikan

materi seperti infokus.

Kita disini juga bebas

biaya artinya semuanya

gratis dari pesantren. Kita

tinggal semangat dalam

belajar dan menuntut ilmu

disini.

Hambatannya mungkin

hanya dari internal dari

diri saya sendiri. Misalnya

ketika ustadz

menyampaikan materi

syurga dan neraka, saya

selalu teringat keluarga di

rumah. Terpikir bagaimana

keluarga saya yang masih

belum beragama Islam.

Sarana pra

sarana belajar

lengkap

Media

pembelajaran

(infokus)

Bebas biaya

pendidikan

(gratis)

Hambatan

internal (ingat

keluarga)

oleh pembimbing

(point ke-3), selain itu

ada media yang

digunakan oleh

pembimbing dalam

pembelajaran seperti

infokus (point ke-4)

supaya materi mudah

dicerna. Para muallaf

tidak dibebani biaya

sepeserpun oleh

pesantren sehingga

hambatan hanya dari

internal muallaf saja

saat ingat keluarga.

Pada point ke-5,

informan merasakan

manfaat dari

bimbingan agama

yaitu adanya

ketenangan dan

pencerahan (point ke-

10). Informan

mengaku banyak

mendapat ilmu baru

setelah mengikuti

bimbingan agama. Hal

ini membuat ia

semakin ingin tahu

banyak hal tentang

Islam (point ke-6).

Informan merasakan

adanya peningkatan

keimanan dan

keyakinan terhadap

Islam bertambah kuat

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar mampu

hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa dan

mental. Jiwa

menjadi tenang dan

mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya, lingkungan

keluarga maupun

5.

Apa yang

saudara

rasakan setelah

mengikuti

bimbingan

agama ?

Setelah ikut kegiatan

bimbingan agama, saya

merasakan adanya

ketenangan yang lebih dan

lebih banyak lagi

pencerahan tentang ilmu-

ilmu agama Islam. Saya

lebih banyak menemukan

ilmu baru dan semakin

besar rasa ingin tahu lebih

dalam lagi tentang Islam.

Ketenangan dan

mendapat

pencerahan

Mendapat

banyak ilmu

baru

Semakin ingin

tahu banyak hal

Page 121: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

6.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

saudara ?

Pasti ada. Pengaruhnya

saya merasa iman semakin

bertambah kuat.

Keyakinan saya terhadap

Islam semakin besar. Saya

semakin ingin betul-betul

fokus mengikuti kajian

agama Islam disini supaya

saya bisa mempersiapkan

untuk menjadi juru

dakwah Islam yang

tangguh sehingga nanti

bisa mengajak seluruh

keluarga dan saudari-

saudari saya masuk Islam.

Alhamdulillah dua adik

saya sudah masuk Islam

dan ada di Pesantren An-

Naba juga.

Keimanan

bertambah

Keyakinan

terhadap Islam

semakin kuat

Ingin fokus

mengikuti

kajian Islam

setelah mengikuti

kegiatan bimbingan

agama. Perubahan

yang dialami oleh

informan seperti

dalam hal berpakaian

yang rapi sesuai

dengan syariat Islam,

bertutur kata yang

baik dan sopan serta

kedisiplinan (point

ke-7) menunjukan

adanya peningkatan

pada keimanan

dirinya.

Pada point ke-8,

informan mengaku

sangat terbantu

dengan adanya

bimbingan agama di

pesantren. Ia merasa

terbantu dalam

memahami ajaran

Islam dan menguatkan

akidah nya supaya

tidak mudah goyah.

Pemahaman informan

tentang yesus atau isa

al-masih setelah

mengikuti bimbingan

agama adalah sebagai

manusia biasa bukan

sebagai tuhan seperti

kepercayaan pada

agama sebelumnya.

Pada point ke-12,

sosial.

c. Untuk menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan

kecerdasan spiritual

pada individu,

sehingga muncul

dan berkembang

rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk menghasilkan

potensi ilahiyah

sehingga fungsi diri

sebagai khalifah

dimuka bumi ini

dapat terlaksana

dengan baik dan

benar.

7.

Apakah ada

sikap yang

diperbaiki

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Perubahan sikap pasti ada,

misalnya dari segi pakaian

yang saya gunakan. Dulu

ketika di kristen tidak ada

aturan bagaimana saya

harus berpakaian baik.

Selain itu dulu selalu

berbahasa kasar termasuk

kepada orang tua. Tetapi

dalam Islam ada adab yang

diajarkan untuk selalu

berakhlakul karimah. Soal

kedisiplinan juga karena

dalam Islam kan sudah

diatur mulai dari bangun

tidur sampai tidur kembali.

Berpakaian rapi

dan tertutup

Lebih disiplin

Bertutur kata

sopan

8. Bagaimana Kegiatan bimbingan Membantu

Page 122: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

pandangan

saudara

terhadap

bimbingan

agama ?

agama disini sangat baik

dan sangat membantu para

muallaf dalam menggali

dan memahami ajaran

agama Islam serta

memantu mempertahankan

dan menguatkan akidah

para santri muallaf.

muallaf dalam

memahami

Islam

Mempertahanka

n dan

menguatkan

akidah

informan merasakan

adanya getaran hati

saat asma Allah

dibacakan dan

batinnya gemuruh saat

mendengarkan

lantunan ayat suci al-

Qur’an. Ia juga

merasakan getaran

hati saat

mendengarkan

lantunan ayat suci al-

Qur’an. Seorang yang

beriman akan luluh

hatinya saat

mendengar asma

Allah, dan bergetar

hatinya saat dibacakan

ayat-ayat-Nya. Selain

itu manusia beriman

juga mengimani rukun

iman yang 6 (point

ke-10) dalam Islam,

melaksanakan

kewajibannya sebagai

muslim dengan

mengamalkan rukun

islam yang 5 (point

ke-11), bersabar atas

segala cobaan Allah

SWT. (point ke-14),

sungguh-sungguh

dalam menuntut ilmu,

tawakkal (point ke-

15), selalu bersyukur

kepada Allah (point

Keimanan

Menurut Al-Juwaini

iman adalah

pembenaran di dalam

hati kemudian

diucapkannya dengan

lisan akan keberadaan

Tuhan Sedangkan

menurut Ulama salaf

(termasuk Imam

Ahmad, Malik, dan

Syafi’i) Iman adalah

sesuatu yang diyakini di

dalam hati, diucapkan

dengan lisan, dan

diamalkan dengan

anggota badan

Musa Sueb dalam

bukunya “Urgensi

Keimanan dalam Abad

Globalisai” dan

Mawardi Labay El-

Sulthani dalam bukunya

“Zikir dan Doa Iman

Pengaman Dunia”

menyebutkan beberapa

indikator manusia

beriman yaitu :

a. Jika disebutkan

Asma Allah maka

bergetar hatinya dan

jika dibacakan ayat-

ayat-Nya maka

bertambahlah

keimanannya (QS.

9.

Apa harapan

saudara setelah

selesai

mengikuti

bimbingan

agama ?

Harapan saya setelah tamat

dari sini, saya ingin

mengamalkan ilmu yang

saya dapatkan dan ingin

melanjutkan perjuangan

Ustadz Syamsul Arifin

Nababan dalam

membimbing para muallaf

di kampung halaman saya

nanti.

Ingin

mengamalkan

ilmu/berdakwah

di kampung

halaman

Keimanan

10.

Apakah

saudara

meyakini

(mengimani)

rukun iman

yang 6 (iman

kepada Allah,

Malaikat,

Kitab, Rasul,

Hari Kiamat,

Qada dan

Qadar ?

Iya saya mengimaninya.

Keenam hal yang harus

kita imani adalah kepada

Allah, Malaikat-Nya,

Kitab-Nya, Rasul-Nya,

Hari Kiamat, Qada dan

Qadar. Disini saya

diberikan pencerahan dan

dibukakan logika

khususnya tentang

ketuhanan. Saya tidak lagi

meyakini bahwa yesus itu

adalah tuhan, tetapi

sebagai manusia biasa

yang diberikan amanah

oleh Allah untuk menjadi

nabi dan rasul.

Beriman kepada

rukun iman

yang 6

Pencerahan dan

dibukakan

logika tentang

ketuhanan

Yesus/ Isa al-

Masih adalah

manusia yang

menjadi nabi

dan rasul

Page 123: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

11.

Apakah

saudara sudah

melaksanakan

kewajiban

saudara

sebagai

muslim (rukun

Islam) ?

Sudah. Mulai dari dua

syahadat yang merupakan

gerbang awal dari

keislaman seseorang,

kemudian shalat, zakat,

puasa di bulan ramadhan,

dan pergi haji jika mampu.

Semua telah saya

laksanakan kecuali ibadah

haji karena belum mampu.

Saya alhamdulillah sudah

melaksanakan umrah saat

diberi hadiah dari Ustadz

Syamsul Arifin Nababan.

Melaksanakan

rukun Islam

kecuali ibadah

haji karena

belum mampu

Sudah

melaksanakan

umrah

ke-19), khusyuk

dalam ibadah shalat

(point ke-17), dan

mencintai saudaranya

sesama muslim (point

ke-18)

Al-Anfal : 2)

b. Berhijrah dan

berjihad di Jalan

Allah

c. Berhukum dan

menghukum atas

hukum Allah SWT.

(QS. An-Nur : 51)

d. Ridha atas segala

cobaan yang

diberikan Allah

SWT.(QS. al-

Bayyinah : 8 dan

QS. Al-Anam : 17)

e. Mencintai Allah dan

Rasul-rasul-Nya

f. Mencintai Sesama

Muslim

g. Tawakkal dalam

pengertian berserah

diri setelah berdaya

upaya secara

maksimal (7 T)

Tenang, Tahan,

Tabah, Tekun,

Teliti, Tanggulangi,

dan Tawakkal.

h. Mendirikan shalat

yang khusyuk

mengerjakan shalat

dengan rohani dan

jasmani.

i. Menafkahkan

sebagian harta yang

dianugerahkan Allah

kepada orang yang

12.

Apa yang

saudara

rasakan ketika

Asma Allah

dan ayat-ayat

al-Qur’an

dibacakan ?

Saya merasakan adanya

getaran hati yang begitu

hebat, saya merasa luluh

dan batin saya gemuruh

saat mendengar lantunan

ayat suci al-Qur’an. Bagi

saya al-Qur’an adalah obat

hati saat gundah dan

gelisah.

Merasakan

getaran hati

Batin gemuruh

Al-Qur’an

adalah obat hati

13.

Apakah

saudara dapat

membaca Al-

Qur`an ?

Alhamdulillah saya sudah

bisa membaca Al-Quran

dan sekarang sudah bisa

menghafal beberapa juz.

Ya kira-kira sudah 4 juz.

Sudah hafal 4

juz al-Qur’an

14.

Apakah ada

cobaan/ujian

saat saudara

memeluk

agama Islam ?

Ya ada. Banyak ujian dan

cobaan sebenarnya. Dulu

waktu mondok di

Pesantren Al-Ikhlas di

jawa, ada fitnah pada

orang tua saya bahwa saya

di perlakukan seperti

pembantu di pesantren itu.

Ada fitnah pada

keluarga

Tenang dan

sabar dalam

menghadapi

cobaan

Page 124: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Padahal disana adalah

pendidikan supaya anak-

anak mandiri. Tapi

alhamdulillah saat saya

memberi kabar lewat surat,

orang tua jadi tidak panik

dengan fitnah dari orang-

orang. Intinya saat

menghadapi cobaan apa

pun, saya harus berusaha

tenang dan sabar dalam

menghadapinya.

berhak

menerimanya.

j. Apabila mendapat

musibah mereka

bersabar/tidak

berkeluh kesah,

tahan banting (QS.

Ali Imran : 120 dan

200).

15.

Bagaimana

saudara

menghadapi

berbagai

persoalan dan

permasalahan

dalam hidup ?

Hidup ini pasti penuh

dengan permasalahan,

tergantung pada kita

menghadapinya. Saya

selalu menghadapi

persoalan apa pun dalam

hidup ini, yang penting

menyerahkan segala

urusan hanya kepada Allah

semata. Berserah diri

kepada Allah merupakan

hal yang selalu saya

lakukan. Karena kita

semua pada hakikatnya

adalah milik Allah.

Menyerahkan

segala urusan

dan berserah

diri hanya

kepada Allah

16.

Bagaimana

keyakinan

saudara

terhadap Isa

Al-Masih ?

Yesus atau Isa Al-Masih

bagi saya adalah sebagai

nabi dan rasul utusan

Allah untuk manusia. Dia

bukanlah tuhan

sebagaimana dalam

keyakinan agama saya

sebelumnya.

Keyakinan

bahwa Isa Al-

Masih adalah

nabi dan rasul

bukan sebagai

tuhan

17. Apakah Alhamdulillah sudah. Belajar khusyu

Page 125: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

saudara sudah

bisa

melaksanakan

shalat dengan

khusyu ?

Shalat khusyu memang

tidaklah mudah, tetapi

kalau kita mau belajar dan

berusaha untuk khusyu,

nikmat ibadah akan dapat

kita rasakan

dalam

melaksanakan

shalat

18.

Bagaimana

hubungan

saudara

dengan teman-

teman di

lingkungan

sekitar ?

Di Pesantren ini semuanya

sudah seperti keluarga

saya sendiri. Apalagi

dalam Islam dikatakan

bahwa sesama muslim

adalah saudara. Jadi kita

harus menjaga ikatan

silaturrahim antar sesama.

Seperti keluarga

sendiri

Sesama muslim

adalah saudara

19.

Apakah

saudara

bersyukur atas

hidayah Islam

pada diri

saudara ?

Saya sangat bersyukur

sekali, karena saya merasa

setelah memeluk agama

Islam ini betul-betul

dimuliakan oleh Allah

SWT. hidayah ini adalah

anugerah dari Allah untuk

saya. Saya ingin

mendakwahkan Islam

kepada keluarga saya,

saudari-saudari saya dan

masyarakat di kampung

halaman saya supaya

mereka juga mendapat

hidayah seperti yang saya

terima.

Bersyukur atas

hidayah Allah

Ingin

mendakwahkan

Islam kepada

keluarga dan

masyarakat di

kampung

halaman.

Page 126: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi Nama : Lukman Hakim

Usia : 18 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren ini ?

Awalnya kita dikenalkan

dengan pelajaran kristologi

yaitu ilmu perbandingan

agama dan penguatan

aqidah. Salah satunya

dikenalkan perbedaan

pandangan tentang status

Yesus dalam agama

Kristen dan Islam. Setelah

akidah mantap, kemudian

dilanjut dengan pengkajian

fikih dan Ibadah.

Bimbingan

akidah melalui

kajian kristologi

(ilmu

perbandingan

agama)

Bimbingan

ibadah

Pada point ke-1,

informan menjelaskan

bahwa proses

bimbingan agama

yang ia terima dimulai

dengan bimbingan

akidah melalui kajian

kristologi

(perbandingan agama)

disamping dibimbing

tentang tata cara

beribadah dalam

agama Islam (point

ke-11).

Informan mengaku

materi yang

disampaikan oleh

pembimbing mudah

untuk dipahami (point

ke-2) karena

dukungan penuh dari

ustadz dan teman-

teman yang senasib

(point ke-4 dan point

ke-6), selain itu

metode yang

dilakukan selalu ada

diskusi, tanya jawab,

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut kehidupan

di masa kini dan di

masa datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari,

lalu orang mengabdikan

dirinya untuk

kepercayaan tersebut.

Kedua, agama sebagai

yang mempengaruhi

perilaku manusia.

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang dilakukan

peneliti, Informan (Muallaf 2)

telah memiliki keimanan

sejak ia memutuskan untuk

memeluk agama Islam

(muallaf). Namun setelah

mengikuti bimbingan agama

secara simultan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat perubahan

yang terjadi pada diri

informan termasuk

meningkatnya keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari

pemahaman agama Islamnya

meningkat, sikap sosialnya,

motivasinya dalam

beribadahnya yang

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai cobaan,

semangat jihadnya dalam

menuntut ilmu agama, dan

tentunya pelaksanaan

kewajibannya sebagai

seorang muslim (menjalankan

2.

Apakah materi

yang

disampaikan

mudah

dimengerti dan

sesuai harapan

saudara ?

Alhamdulillah mudah,

karena kita belajar dari

hati ke hati. Ustadz disini

selalu memberikan

kesempatan untuk diskusi

dan tanya jawab setelah

menyampaikan materinya.

Selalu mengulang materi

kalau kami belum paham.

Sesuai harapan saya untuk

mempelajari ilmu agama

lebih dalam.

Materi mudah

dipahami

Selalu ada

diskusi

Ada tanya

jawab setelah

penyampaian

materi

Pengulangan

materi

3.

Apakah

metode yang

digunakan

pembimbing/

Kebanyakan para ustadz

memakai metode

talaqqi/diperdengarkan

atau ceramah. Karena

Metode

ceramah

(talaqqi),

Page 127: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

ustadz mudah

diikuti ?

kebanyakan kami adalah

para pemula yang belajar

Islam. Namun ada juga

sesi tanya jawab kalau ada

materi yang belum

dipahami.

diskusi, dan

tanya jawab

Metode

bimbingan

agama mudah

diikuti

dan pengulangan

materi jika para santri

muallaf belum

memahaminya.

Namun hambatan

yang dirasakannya

karena faktor dari

internal informan

ketika teringat

keluarga di kampung

halaman yang

membuat fokusnya

kadang berkurang dan

lemah dalam hafalan

(point ke-4).

Pada point ke-5,

informan merasakan

manfaat dari

bimbingan agama

yaitu adanya

kenyamanan(point

ke-8), ketenangan

(point ke-7) dan

pikirannya terbuka.

Selain itu, informan

juga merasakan

hidupnya lebih teratur

(point ke-19), lebih

tenang dan sabar

dalam menghadapi

masalah (point ke-

15), serta lebih bisa

bersosialisasi dengan

baik (point ke-18).

Informan merasakan

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar mampu

hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa dan

mental. Jiwa

menjadi tenang dan

mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya, lingkungan

rukun Islam).

4.

Apa saja faktor

yang menjadi

penghambat

dan pendukung

bagi saudara

dalam

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Kita disini gratis dan tidak

perlu memikirkan biaya

yang harus dibayar ke

pesantren. Sarana pra

sarana sudah hampir

lengkap. Selain itu selalu

ada support atau dorongan

dari para ustadz di

Pesantren.

Hambatannya mungkin

dari keluarga, dulu awal-

awal masuk selalu disuruh

pulang oleh orang tua.

Semenjak kelas 1 SD saya

belum pernah bertemu

dengan orang tua lagi.

Saya merasa rindu dan

kangen kepada orang tua.

Jadi ketika belajar

kemudian ingat orang tua

di kampung halaman,

konsentrasi saya jadi

terganggu. Selain itu juga

saya lemah dalam

menghafal baik Al-Quran

maupun Hadits.

Biaya

pendidikan

gratis

Sarana pra

sarana lengkap

Dorongan dari

para ustadz

Hambatan

internal (ingat

keluarga)

Fokus belajar

berkurang

Lemah dalam

hafalan

5. Apa yang

saudara

Saya merasa lebih tenang,

lebih nyaman dan benar- Tenang dan

Nyaman

Page 128: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

rasakan setelah

mengikuti

bimbingan

agama ?

benar merasakan bahwa

Islam itu indah. Pikiran

saya menjadi lebih

terbuka.

Pikiran terbuka adanya peningkatan

keimanan dalam

dirinya. Hal ini karena

faktor lingkungan

(dukungan ustadz dan

teman-teman) yang

sangat mendukung

terjadinya perubahan

pada hidupnya (point

ke-6). Keyakinannya

terhadap agama

sebelumnya mulai

gugur. Hal ini terlihat

dari pandangannya

terhadap Isa Al-Masih

atau Yesus yang ia

yakini sebagai

manusia yang menjadi

nabi dan rasul (point

ke-16) bukan sebagai

tuhan.

Perubahan lain yang

dirasakan informan

adalah motivasi

ibadahnya meningkat

dan sikap

solidaritasnya dalam

pergaulan(point ke-

7).

Pada point ke-12,

informan mengaku

hatinya selalu bergetar

dan merinding saat

mendengarkan

lantunan ayat suci al-

keluarga maupun

sosial.

c. Untuk menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan

kecerdasan spiritual

pada individu,

sehingga muncul

dan berkembang

rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk menghasilkan

potensi illahiyah

sehingga fungsi diri

sebagai khalifah

dimuka bumi ini

dapat terlaksana

dengan baik dan

benar.

6.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

saudara ?

Sebelumnya masuk

pesantren ini saya merasa

biasa saja, namun setelah

disini saya merasa

keimanan saya semakin

kuat dan bertambah.

Lingkungan disini sangat

mendukung dalam

perubahan hidup saya.

Mulai dari dukungan para

ustadz, teman-teman dan

tuntutan untuk senantiasa

semangat dalam belajar.

Keimanan

semakin kuat

Lingkungan

sangat

mendukung

dalam

perubahan

Dukungan dari

para ustadz dan

teman-teman

7.

Apakah ada

sikap yang

diperbaiki

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Dahulu karena masih

kecil, saya masih jarang

shalat dan masih bolong,

namun pas disini selalu

berjamaah. Dulu saya

orangnya individualis,

tidak peduli kepada orang

lain. Tetapi setelah disini

rasa persaudaraan dan

solidaritas semakin terasa.

Saya semakin terdorong

untuk menjadi seorang

muslim yang lebih baik.

Selalu

berjamaah

Menjaga

solidaritas

Terdorong

untuk menjadi

muslim yang

lebih baik

8.

Bagaimana

pandangan

saudara

terhadap

Kegiatan bimbingan

agama disini sangat baik

dan terasa. Kita selalu

dibimbing dan dibina sejak

Bimbingan

sejak subuh

Sungguh-

sungguh

Page 129: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

bimbingan

agama ?

pagi atau subuh. Kita

selalu diatur untuk

sungguh-sungguh dalam

menuntut ilmu.

menuntut ilmu Qur’an. Seorang yang

beriman akan luluh

hatinya saat

mendengar asma

Allah, dan bergetar

hatinya saat dibacakan

ayat-ayat-Nya. Selain

itu manusia beriman

juga mengimani rukun

iman yang 6 (point

ke-10) dalam Islam,

melaksanakan

kewajibannya sebagai

muslim dengan

mengamalkan rukun

islam yang 5 (point

ke-11), bersabar atas

segala cobaan Allah

SWT. (point ke-14),

sungguh-sungguh

dalam menuntut ilmu,

tawakkal (point ke-

15), selalu bersyukur

(point ke-19),

khusyuk dalam ibadah

shalat (point ke-17),

dan mencintai

saudaranya sesama

muslim (point ke-18)

Keimanan

Menurut Al-Juwaini

iman adalah

pembenaran di dalam

hati kemudian

diucapkannya dengan

lisan akan keberadaan

Tuhan Sedangkan

menurut Ulama salaf

(termasuk Imam

Ahmad, Malik, dan

Syafi’i) Iman adalah

sesuatu yang diyakini di

dalam hati, diucapkan

dengan lisan, dan

diamalkan dengan

anggota badan

Musa Sueb dalam

bukunya “Urgensi

Keimanan dalam Abad

Globalisai” dan

Mawardi Labay El-

Sulthani dalam bukunya

“Zikir dan Doa Iman

Pengaman Dunia”

menyebutkan beberapa

indikator manusia

beriman yaitu :

a. Jika disebutkan

Asma Allah maka

bergetar hatinya dan

jika dibacakan ayat-

ayat-Nya maka

bertambahlah

9.

Apa harapan

saudara setelah

selesai

mengikuti

bimbingan

agama ?

Harapannya semoga saya

bisa mengamalkan apa

yang sudah diberikan para

ustadz disini. Saya

berharap bisa menjadi juru

dakwah sehingga saya bisa

mengajak keluarga

tetangga saya dikampung

bisa masuk Islam.

Semangat untuk

berdakwah

Keinginan

untuk menjadi

da’i

Keimanan

10.

Apakah

saudara

meyakini

(mengimani)

rukun iman

yang 6 (iman

kepada Allah,

Malaikat,

Kitab, Rasul,

Hari Kiamat,

Qada dan

Qadar ?

Ya saya meyakini dan

mengimani rukun iman

yang enam. Iman kepada

Allah, Malaikat, Kitab,

Rasul, hari kiamat, qada

dan qadar. Keenam hal ini

yang wajib diyakini oleh

setiap muslim. Batal

keimanannya apabila tidak

mengimani salah satunya

saja. Kesempurnaan dari

keimanan kan meyakini

semua rukun iman yang 6,

kita diwajibkan

mengimani semuanya.

Salah satunya saya tidak

merasa putus asa

meskipun ditakdirkan

terpisah dari keluarga,

dikucilkan oleh tetangga

walaupun masih ada

Beriman kepada

rukun iman

yang 6

Tidak merasa

putus asa

Page 130: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

keluarga saya di kampung

halaman.

keimanannya (QS.

Al-Anfal : 2)

b. Berhijrah dan

berjihad di Jalan

Allah

c. Berhukum dan

menghukum atas

hukum Allah SWT.

(QS. An-Nur : 51)

d. Ridha atas segala

cobaan yang

diberikan Allah

SWT.(QS. al-

Bayyinah : 8 dan

QS. Al-Anam : 17)

e. Mencintai Allah dan

Rasul-rasul-Nya

f. Mencintai Sesama

Muslim

g. Tawakkal dalam

pengertian berserah

diri setelah berdaya

upaya secara

maksimal (7 T)

Tenang, Tahan,

Tabah, Tekun,

Teliti, Tanggulangi,

dan Tawakkal.

h. Mendirikan shalat

yang khusyuk

mengerjakan shalat

dengan rohani dan

jasmani.

i. Menafkahkan

sebagian harta yang

11.

Apakah

saudara sudah

melaksanakan

kewajiban

saudara

sebagai

muslim (rukun

Islam) ?

Ya alhamdulillah saya

sudah melaksanakan

kewajiban saya sebagai

muslim yaitu menjalankan

rukun islam yang lima

yaitu syahadat, shalat,

zakat, puasa dan ibadah

haji jika mampu. Hanya

ibadah haji yang belum

saya laksanakan karena

belum mampu. Disini

selalu dibimbing dalam hal

ibadah juga

Melaksanakan

rukun Islam

kecuali ibadah

haji karena

belum mampu

Bimbingan

ibadah

12.

Apa yang

saudara

rasakan ketika

Asma Allah

dan ayat-ayat

al-Qur’an

dibacakan ?

Yang saya rasakan hati

saya bergetar dan merasa

merinding kalau ayat al-

Qur’an dibacakan. Apalagi

jika yang melantunkan

dengan nada merdu. Beda

rasanya mendengarkan al-

Qur’an dengan musik-

musik.

Hati bergetar

dan merinding

saat mendengar

ayat al-Qur’an

13.

Apakah

saudara dapat

membaca Al-

Qur`an ?

Sudah. Sekarang sudah

bisa menghafal kurang

lebih 2 juz al-Qur’an.

Sudah hafal 2

juz al-Qur’an

14.

Apakah ada

cobaan/ujian

saat saudara

memeluk

agama Islam ?

Tentu ada. Dulu pernah

difitnah oleh orang-orang

yang tidak suka terhadap

keislaman saya, mereka

menghasut kedua orang

tua saya bahwa saya

diperlakukan seperti budak

Pembimbing

membantu

menenangkan

batin

Bersabar atas

ujian/cobaan

yang diberikan

Page 131: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

di pesantren. Padahal,

pesantren mendidik saya

supaya menjadi anak yang

mandiri. Saya hanya bisa

bersabar dalam

menghadapi semuanya.

Saya jelaskan kepada

kedua orang tua bahwa

saya baik-baik saja, dan

tidak seperti perkataan

orang-orang tentang saya

di pesantren.

Allah

dianugerahkan Allah

kepada orang yang

berhak

menerimanya.

j. Apabila mendapat

musibah mereka

bersabar/tidak

berkeluh kesah,

tahan banting (QS.

Ali Imran : 120 dan

200).

15.

Bagaimana

saudara

menghadapi

berbagai

persoalan dan

permasalahan

dalam hidup ?

Menghadapi berbagai

permasalahan saya hadapi

dengan tenang, tidak

tergesa-gesa dan tentunya

selalu minta pertolongan

dan berserah diri hanya

kepada Allah.

Tenang dalam

menghadapi

masalah

Berserah diri

hanya kepada

Allah

16.

Bagaimana

keyakinan

saudara

terhadap Isa

Al-Masih ?

Keyakinan saya terhadap

Yesus atau Isa Al-Masih

sekarang meyakini bahwa

dia adalah manusia seperti

kita semua yang diutus

menjadi nabi dan rasul.

Bukan sebagai tuhan

sebagaimana yang diyakini

oleh agama saya yang

lama.

Keyakinan

bahwa Isa Al-

Masih adalah

manusia yang

diutus menjadi

nabi dan rasul

17.

Apakah

saudara sudah

bisa

melaksanakan

shalat dengan

khusyu ?

Sudah alhamdulillah.

Perlahan saya belajar

mulai dari gerakannya

sampai pada doa-doanya

dalam shalat. Disini selalu

shalat berjamaah dan

Khusyu dalam

melaksanakan

shalat

Page 132: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

sangat terasa

kekhusyuannya ketika

berjamaah.

18.

Bagaimana

hubungan

saudara

dengan teman-

teman di

lingkungan

sekitar ?

Disini ukhuwwah nya

sangat saya rasakan.

Seperti keluarga kedua

bagi saya. Teman-teman

disini sangat baik dan saya

selalu bersosialisasi

dengan siapa pun.

Selalu

bersosialisasi

Seperti keluarga

sendiri

19.

Apakah

saudara

bersyukur atas

hidayah Islam

pada diri

saudara ?

Saya sangat merasa

bersyukur atas hidayah

yang Allah berikan kepada

saya. Sebelum saya masuk

Islam saya merasa tidak

ada arahan hidup. Berpikir

hanya keduniawian,

namun sekarang semenjak

masuk Islam semuanya

sudah diatur, hidup kita

semakin teratur dan

seimbang karena Islam

mengatur segala aspek

kehidupan manusia.

Bersyukur atas

hidayah Allah

Merasakan

hidup lebih

teratur

Page 133: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi Nama : Mustafa Jayyidin

Usia : 24 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren ini ?

Proses bimbingan agama

disini Awalnya kita

diajarkan kristologi (ilmu

perbandingan agama) dan

bimbingan aqidah. Salah

satunya dikenalkan

perbedaan pandangan

tentang status Yesus dalam

agama Kristen dan Islam.

Setelah akidah mantap,

kemudian dilanjut dengan

pengkajian fikih dan

Ibadah dan baca Al-quran.

Setelah itu diajarkan juga

tata cara beribadah seperti

wudhu, shalat dan yang

lainnya.

Bimbingan

akidah

Bimbingan

kristologi (ilmu

perbandingan

agama)

Bimbingan

ibadah (wudhu,

shalat dan

membaca al-

Qur’an)

Pada point ke-1,

informan menjelaskan

bahwa proses

bimbingan agama

yang ia terima dimulai

dengan bimbingan

akidah (point ke10),

kemudian diiringi

dengan ilmu kristologi

(perbandingan agama)

disamping dibimbing

tentang tata cara

beribadah dalam

agama Islam (point

ke-11).

Informan mengaku

materi yang

disampaikan oleh

pembimbing mudah

untuk dipahami (point

ke-2) karena

dukungan penuh dari

ustadz dan teman-

teman yang senasib

(point ke-4), selain itu

metode yang

dilakukan selalu ada

diskusi, tanya jawab

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan Agama

adalah usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut kehidupan

di masa kini dan di

masa datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari,

lalu orang mengabdikan

dirinya untuk

kepercayaan tersebut.

Kedua, agama sebagai

yang mempengaruhi

perilaku manusia.

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang dilakukan

peneliti, Informan (Muallaf 3)

telah memiliki keimanan

sejak ia memutuskan untuk

memeluk agama Islam

(muallaf). Namun setelah

mengikuti bimbingan agama

secara simultan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat perubahan

yang terjadi pada diri

informan termasuk

meningkatnya keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari

pemahaman agama Islamnya

meningkat, motivasinya

dalam beribadahnya yang

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai cobaan,

semangat jihadnya dalam

menuntut ilmu agama, dan

tentunya pelaksanaan

kewajibannya sebagai

seorang muslim (menjalankan

rukun Islam).

2.

Apakah materi

yang

disampaikan

mudah

dimengerti dan

sesuai harapan

saudara ?

Alhamdulillah mudah,

karena banyak hal yang

bisa saya pahami dari

penjelasan para ustadz.

Jika kami belum paham,

kami selalu punya

kesempatan untuk

bertanya saat kegiatan

belajar berlangsung. Para

ustadz selalu sabar dalam

menghadapi kami, karena

Materi mudah

dipahami

Selalu ada

diskusi

Ada tanya

jawab setelah

penyampaian

materi

Page 134: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

kami adalah para pemula. (point ke-3) dan

pengulangan materi

jika para santri

muallaf belum

memahaminya.

Pada point ke-5,

informan merasakan

manfaat dari

bimbingan agama

yaitu adanya

ketenangan (point ke-

7), dan kenyamanan

dalam belajar.

Kebersamaan atau

ukhuwwah kuat

(point ke-5) yang ia

rasakan juga menjadi

pendorong untuk tetap

semangat dalam

mengikuti bimbingan

agama. Hal ini

ditunjukan dari lebih

sering membaca buku

di perpustakaan (point

ke-7). Manfaat lain

yang dirasakan adalah

motivasi ibadahnya

meningkat sehingga

lebih sering berjamaah

shalat.

Pada point ke-6,

informan merasakan

adanya peningkatan

keimanan setelah

mengikuti kegiatan

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar mampu

hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa dan

mental. Jiwa

menjadi tenang dan

mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya, lingkungan

3.

Apakah

metode yang

digunakan

pembimbing/

ustadz mudah

diikuti ?

Mudah. Metode yang

digunakan seperti

ceramah, diskusi dan tanya

jawab. Kalau kami belum

paham, maka boleh untuk

bertanya langsung.

Metode

ceramah,

diskusi, dan

tanya jawab

Metode

bimbingan

agama mudah

diikuti

4.

Apa saja faktor

yang menjadi

penghambat

dan pendukung

bagi saudara

dalam

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Faktor lingkungan disini

sangat mendukung dalam

mengikuti bimbingan

agama. Sarana pra sarana

lengkap. Kita disini juga

semuanya gratis sehingga

tidak perlu memikirkan

biaya sepeser pun ke

pesantren. Selain itu selalu

ada support atau dorongan

dari para ustadz dan

teman-teman di Pesantren.

Hambatannya mungkin

dari diri saya sendiri,

seperti rasa malas selalu

menghantui diri saya

ketika sulit memahami

materi yang disampaikan

ustadz.

Faktor

lingkungan

Support/dukung

an ustadz

Dukungan

teman-teman

senasib

Faktor

kemalasan jika

sulit memahami

materi

5.

Apa yang

saudara

rasakan setelah

mengikuti

bimbingan

agama ?

Saya merasa lebih tenang,

lebih nyaman dan benar-

benar merasakan bahwa

Islam itu indah.

Ukhuwwah dan

kebersamaan disini benar-

Tenang dan

Nyaman belajar

di Pesantren

Merasakan

kebersamaan

yang kuat

Page 135: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

benar terasa. Niat masuk

pesantren pun ingin

berubah menjadi pribadi

muslim yang lebih baik.

Motivasi diri

untuk berubah

menjadi lebih

baik

bimbingan agama Hal

ini ditunjukan dengan

lebih rajin beribadah

(point ke-7) dan

semangat dalam

menuntut ilmu.

Informan mengaku

dengan mengikuti

bimbingan agama di

pesantren sangat

membantunya dalam

memahami Islam

(point ke-8) lebih

dalam sehingga

mempengaruhi pada

keinginannya untuk

menjadi juru dakwah

(point ke-9) di

kampung halamannya.

Pada point ke-12,

informan mengaku

hatinya selalu bergetar

saat asma Allah

dibacakan dan batin

nya gemuruh saat

mendengar ayat-ayat

al-Qur’an. Baginya al-

Qur’an adalah sebagai

obat penyejuk hati.

Seorang yang beriman

akan bergetar hatinya

saat mendengar asma

Allah, dan bertambah

keimanannya saat

dibacakan ayat-ayat-

keluarga maupun

sosial.

c. Untuk menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan

kecerdasan spiritual

pada individu,

sehingga muncul

dan berkembang

rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk menghasilkan

potensi ilahiyah

sehingga fungsi diri

sebagai khalifah

dimuka bumi ini

dapat terlaksana

dengan baik dan

benar.

6.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

saudara ?

Tentu ada. Sebelum masuk

pesantren ini saya selalu

bergaul sama teman-teman

yang berandal sehingga

ibadah pun selalu

tertinggal, namun setelah

disini saya merasa

keimanan saya semakin

kuat dan bertambah. Saya

jadi lebih rajin beribadah,

semangat menuntut ilmu

dan selalu ingin berbagi

pada sesama.

Peningkatan

keimanan

Ibadah lebih

rajin

Semangat

menuntut ilmu

7.

Apakah ada

sikap yang

diperbaiki

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Ada banyak sikap yang

saya rubah, seperti shalat

yang dulu kadang bolong

tetapi sekarang lebih

sering berjamaah. Terus

belajar juga sekarang tidak

perlu menunggu untuk

disuruh, sekarang lebih

bisa belajar sendiri seperti

membaca buku di

perpustakaan.

Lebih sering

berjamaah

Lebih sering

membaca buku

di perpustakaan

(belajar sendiri)

8.

Bagaimana

pandangan

saudara

terhadap

bimbingan

agama ?

Kegiatan bimbingan

agama disini sangat

membantu khususnya

kepada saya yang tadinya

belum memahami betul

ajaran agama Islam. Ada

banyak orang muallaf

Bimbingan

agama

membantu

muallaf

memahami

Islam

Page 136: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

disana kurang dibimbing

dan dibina sehingga

mudah sekali kembali

murtad ke agama

sebelumnya.

Nya. Selain itu

manusia beriman juga

mengimani rukun

iman yang 6 (point

ke-10) dalam Islam,

melaksanakan

kewajibannya sebagai

muslim dengan

mengamalkan rukun

islam yang 5 (point

ke-11), bersabar atas

segala cobaan Allah

SWT. (point ke-14),

sungguh-sungguh

dalam menuntut ilmu,

tawakkal (point ke-

15), selalu bersyukur

(point ke-19),

khusyuk dalam ibadah

shalat (point ke-17),

dan mencintai

saudaranya sesama

muslim (point ke-18)

Keimanan

Menurut Al-Juwaini

iman adalah

pembenaran di dalam

hati kemudian

diucapkannya dengan

lisan akan keberadaan

Tuhan Sedangkan

menurut Ulama salaf

(termasuk Imam

Ahmad, Malik, dan

Syafi’i) Iman adalah

sesuatu yang diyakini di

dalam hati, diucapkan

dengan lisan, dan

diamalkan dengan

anggota badan

Musa Sueb dalam

bukunya “Urgensi

Keimanan dalam Abad

Globalisai” dan

Mawardi Labay El-

Sulthani dalam bukunya

“Zikir dan Doa Iman

Pengaman Dunia”

menyebutkan beberapa

indikator manusia

beriman yaitu :

a. Jika disebutkan

Asma Allah maka

bergetar hatinya dan

jika dibacakan ayat-

ayat-Nya maka

bertambahlah

9.

Apa harapan

saudara setelah

selesai

mengikuti

bimbingan

agama ?

Harapannya semoga saya

bisa mengamalkan apa

yang sudah diberikan para

ustadz disini. Saya

berharap ada banyak

lembaga-lembaga seperti

ini supaya para muallaf

tidak terlantar dari

bimbingan dan pembinaan

agama Islam. Saya ingin

mendakwahkan Islam

kepada keluarga dan

saudara saya di rumah.

Disini saya semakin yakin

terhadap Islam dan jika

ada yang menyuruh saya

murtad, saya akan

menolak dengan tegas

termasuk kepada orang tua

saya. Karena saya masuk

Islam atas dasar kemauan

sendiri dan menemukan

kebenaran, bukan atas

paksaan dari siapa pun.

Semangat untuk

berdakwah

Masuk Islam

atas dasar

keinginan

sendiri tanpa

ada paksaan

Keimanan

10.

Apakah

saudara

meyakini

(mengimani)

rukun iman

Ya, saya meyakini dan

mengimani rukun iman

yang enam. Semuanya

wajib kita imani sebagai

seorang muslim.iman

Beriman kepada

rukun iman

yang 6

Bimbingan

akidah

Page 137: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

yang 6 (iman

kepada Allah,

Malaikat,

Kitab, Rasul,

Hari Kiamat,

Qada dan

Qadar ?

kepada Allah, malaikat,

kitab-kitab, para rasul, hari

kiamat, qada dan qadar.

Disini kami juga belajar

tentang keimanan ini.

Dikenalkan siapa Allah,

siapa rasulullah dan para

makhluk ciptaan-Nya.

Disini selalu dibimbing

masalah akidah

keimanannya (QS.

Al-Anfal : 2)

b. Berhijrah dan

berjihad di Jalan

Allah

c. Berhukum dan

menghukum atas

hukum Allah SWT.

(QS. An-Nur : 51)

d. Ridha atas segala

cobaan yang

diberikan Allah

SWT.(QS. al-

Bayyinah : 8 dan

QS. Al-Anam : 17)

e. Mencintai Allah dan

Rasul-rasul-Nya

f. Mencintai Sesama

Muslim

g. Tawakkal dalam

pengertian berserah

diri setelah berdaya

upaya secara

maksimal (7 T)

Tenang, Tahan,

Tabah, Tekun,

Teliti, Tanggulangi,

dan Tawakkal.

h. Mendirikan shalat

yang khusyuk

mengerjakan shalat

dengan rohani dan

jasmani.

i. Menafkahkan

sebagian harta yang

11.

Apakah

saudara sudah

melaksanakan

kewajiban

saudara

sebagai

muslim (rukun

Islam) ?

Tentu sudah. Menjalankan

rukun islam adalah bentuk

aplikasi dari keimanan.

Hanya yang belum ibadah

haji karena belum mampu.

Mulai dari membacakan

dua kalimat syahadat,

mendirikan shalat,

menunaikan zakat, puasa

di bulan ramadhan dan

ibadah haji ke tanah suci

jika sudah mampu. Kami

selalu diajarkan tata cara

beribadah

Melaksanakan

rukun Islam

kecuali ibadah

haji karena

belum mampu

Bimbingan

ibadah

12.

Apa yang

saudara

rasakan ketika

Asma Allah

dan ayat-ayat

al-Qur’an

dibacakan ?

Hati saya bergetar, batin

saya gemuruh saat

mendengar asma Allah.

Bagi saya, al-Qur’an

adalah obat penyejuk hati.

Ada hal yang beda saat

mendengarkan lantunan

ayat suci al-Qur’an.

Hati bergetar

dan batin

gemuruh

Al-Qur’an

adalah obat

penyejuk hati

13.

Apakah

saudara dapat

membaca Al-

Alhamdulillah saya sudah

bisa baca Al-Quran. Insya

Allah sekarang sudah

Sudah hafal 3

juz al-Qur’an

Page 138: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Qur`an ? menghafal 3 juz yaitu juz

30, 1, dan juz 3.

dianugerahkan Allah

kepada orang yang

berhak

menerimanya.

j. Apabila mendapat

musibah mereka

bersabar/tidak

berkeluh kesah,

tahan banting (QS.

Ali Imran : 120 dan

200).

14.

Apakah ada

cobaan/ujian

saat saudara

memeluk

agama Islam ?

Ada banyak tentunya.

Mulai dari pengucilan

teman-teman saya sendiri

dan masyarakat di

kampung halaman,

ditambah orang tua yang

sempat memaksa saya

untuk kembali lagi ke

agama lama saya (murtad).

Tapi saya tetap pada

pendirian dan pilihan saya

untuk tetap memeluk

Islam sebagai agama saya.

Ini hanya bagian dari

cobaan kecil yang harus

saya hadapi dengan penuh

kesabaran.

Pembimbing

membantu

menenangkan

batin

Bersabar atas

ujian/cobaan

yang diberikan

Allah

15.

Bagaimana

saudara

menghadapi

berbagai

persoalan dan

permasalahan

dalam hidup ?

Permasalahan hidup pasti

selalu ada. Saya

menghadapinya sendiri

karena saya yakin segala

bentuk persoalan yang

Allah berikan kepada saya,

berarti sesuai dengan

kesanggupan dan

kemampuan saya. Yang

terpenting selalu

bertawakal kepada Allah

setelah urusan kita hadapi.

Berserah diri

hanya kepada

Allah

16.

Bagaimana

keyakinan

saudara

terhadap Isa

Dulu saya meyakini bahwa

Yesus atau Isa Al-Masih

adalah Tuhan. Namun

sejak masuk pesantren dan

Keyakinan

bahwa Isa Al-

Masih adalah

nabi dan rasul

Page 139: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Al-Masih ?

belajar kristologi bersama

Ustadz Nababan, saya

mendapat pencerahan dan

meyakini bahwa Yesus

atau Isa adalah nabi dan

rasul utusan Allah. Tuhan

itu Maha Pencipta (khalik)

bukan yang diciptakan

(Makhluk) sementara

Yesus atau Isa itu lahir

berarti diciptakan

(makhluk). Sangat tidak

masuk akal kalau tuhan itu

diciptakan.

Bimbingan

akidah melalui

materi

kristologi

17.

Apakah

saudara sudah

bisa

melaksanakan

shalat dengan

khusyu ?

Saya masih belajar supaya

bisa shalat dengan khusyu.

Yang paling terasa adalah

saat menjalankan shalat

malam (tahajud). Disitu

saya merasakan begitu

dekat dengan Allah. Saya

curahkan segala isi hati

hanya kepada-Nya saat

shalat malam.

Belajar khusyu

dalam

melaksanakan

shalat

18.

Bagaimana

hubungan

saudara

dengan teman-

teman di

lingkungan

sekitar ?

Disini semuanya senasib

sebagai mualaf dan

senasib terusir juga dari

keluarga. Saya merasakan

ukhuwah yang begitu erat.

Seperti keluarga sendiri.

Mencintai sesama muslim

adalah bukti keimanan

kita. Dalam hadits

dikatakan bahwa tidak

termasuk beriman

Kebersamaan

sangat terasa.

Mereka seperti

keluarga sendiri

Page 140: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

seseorang sampai ia

menyayangi saudaranya

sebagaimana ia

menyayangi dirinya

sendiri

19.

Apakah

saudara

bersyukur atas

hidayah Islam

pada diri

saudara ?

Sangat bersyukur, tidak

semua orang mendapatkan

hidayah dari Allah.

Banyak dari mereka yang

berislam hanya di KTP

saja tanpa ada amaliah

Islamnya. Bersyukur

karena Allah telah

membukakan hati untuk

belajar agama Islam lebih

baik.

Bersyukur atas

hidayah Allah

Page 141: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi

Nama : Abdul Aziz Laia, S. Sos. I

Usia : 35 tahun (1 tahun menjadi Pembimbing Agama)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren ini ?

Pertama-tama saya

menjelaskan perbedaan

dua agama/perbandingan

agama. Kedua,

mengajarkan materi-

materi aqidah Islam.

Ketiga, mengajarkan

Alquran, Fikih, Hadits,

Sejarah Islam, dan Ilmu

keumuman. Semua

terjadwal setiap hari.

Para santri di sekolahkan

dan di kuliahkan.

Mereka adalah anak-

anak sekolah SMA

sederajat dan selebihnya

kuliah. Tahapan pertama

para santri dikumpulkan

dalam halaqah

keseluruhan. Kedua,

dikumpulkan halaqah

privat yaitu sesuai

dengan kapasitas

pemahaman masing-

masing santri atau sesuai

dengan materi yang

sudah didapat oleh

Menjelaskan

perbandingan

dua agama

Mengajarkan

materi aqidah

Islam

Mengajarkan al-

Qur’ann, fikih,

hadits, sejarah

Islam, dan ilmu

umum

Tahap pertama

semua santri

muallaf

dikumpulkan

Tahap kedua

dikumpulkan

sesuai kapasitas

pemahaman

masing-masing

santri muallaf

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan Agama

adalah usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut kehidupan

di masa kini dan di

masa datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari,

lalu orang mengabdikan

dirinya untuk

kepercayaan tersebut.

Kedua, agama sebagai

yang mempengaruhi

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang dilakukan

peneliti, Informan 1 telah

memiliki keimanan sejak ia

memutuskan untuk memeluk

agama Islam (muallaf).

Namun setelah mengikuti

bimbingan agama secara

simultan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat perubahan

yang terjadi pada diri

informan termasuk

meningkatnya keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari

pemahaman agama Islamnya

meningkat, motivasinya

dalam beribadahnya yang

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai cobaan,

semangat jihadnya dalam

menuntut ilmu agama, dan

tentunya pelaksanaan

kewajibannya sebagai

seorang muslim (menjalankan

Page 142: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

santri. perilaku manusia.

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar mampu

hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa dan

mental. Jiwa

menjadi tenang dan

mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

rukun Islam).

2.

Apakah tujuan

diadakannya

bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Tujuannya adalah

sebagai benteng aqidah

untuk santri muallaf agar

tidak mudah murtad

kembali. Kedua, sebagai

hujjah atau alasan jika

berdebat dengan

keluarga mereka yang

masih non Islam. Ketiga,

sebagai hujjah atau

alasan dalam menegakan

ibadah dan menjalankan

Islam.

Membentengi

akidah muallaf

Sebagai hujjah

dalam berdebat

Sebagai ujjah

dalam

menjalankan

ibadah

3.

Apakah fungsi

dari bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Fungsinya agar para

santri muallaf bisa

memahami Islam dengan

baik, dapat beribadah

dengan baik dan benar

sehingga dapat

mengajarkan kembali

kepada orang lain.

Memahami

Islam dengan

baik

Dapat

mengajarkan

kembali kepada

orang lain

4.

Apa saja materi

yang

disampaikan

dalam

bimbingan

agama pada

Muallaf ? Apakah ada

materi khusus

untuk

menguatkan

keimanan

Muallaf ?

Materinya aqidah dan

akhlak Islam. Kitab yang

digunakan seperti kitab

Ushulutsalatsah karya

syekh Muhammad Ibnu

Abdul Wahab, kitab At-

Tauhid karya Dr. Syekh

Soleh Fauzan. Dua kitab

ini adalah tahap awal.

Tahap selanjutnya ada

kitab Qowaid Arba’ah

dan kitab Aqidah

Washitiyah karya Imam

Akidah dan

akhlak Islam

Pengenalan

Allah SWT.

Pengenalan

Rasul

Pengenalan

Islam

Page 143: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Ibnu Taimiyah, dan kitab

Aqidah Tohawiyah karya

Imam At-Tohawi. Kitab

tadi yang saya sebut.

Kitab yang memberikan

penjelasan tentang

ma’rifatullah (mengenal

Allah), ma’rifatul Islam,

dan ma’rifaturrosul

(pengenalan rosul).

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya, lingkungan

keluarga maupun

sosial.

c. Untuk menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan

kecerdasan spiritual

pada individu,

sehingga muncul

dan berkembang

rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk menghasilkan

potensi ilahiyah

sehingga fungsi diri

sebagai khalifah

dimuka bumi ini

dapat terlaksana

dengan baik dan

5.

Metode apa saja

yang digunakan

pembimbing/ust

adz dalam

kegiatan

bimbingan

agama ?

Ada tiga metode yang

digunakan yaitu metode

ceramah (demo), diskusi,

presentasi santri. dan

menghafal dalil yang

berkaitan tentang hukum.

Semua metode

diterapkan dalam setiap

pertemuan. Metode yang

lebih mengena adalah

menghafal dalil yang

berkaitan dengan hukum.

Metode

ceramah atau

demo

Metode diskusi

Metode

presentasi santri

Metode

menghafal dalil-

dalil

6.

Apa saja faktor

yang menjadi

pendukung dan

penghambat

dalam

melaksanakan

bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Faktor pendukungnya

adanya fasilitas atau

sarana pra sarana seperti

perpustakaan, dukungan

dana dari para muhsisnin.

Hambatannya yang

pertama masalah

kejiwaan atau mental

yang dilema karena

mereka adalah non

muslim semuanya.

Ketidakstabilan jiwa

mereka yang mungkin

Dukungan

sarana prasarana

seperti

perpustakaan

Dukungan dana

dari para

muhsinin

Hambatannya

kondisi mental

kejiwaan

muallaf yang

dilema

Keras hati

Page 144: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

masih menjadi hambatan.

Kedua yaitu susahnya

menerima setiap teguran

atau masih ada keras hati.

Ketiga, yaitu masalah IQ

masing-masing yang

berbeda. Dan keempat

faktor egoistis dan

emosional dari para

santri muallaf. Kelima,

faktor fanatik kesukuan.

Hal ini mengenai

bagaimana menyesuaikan

dengan lingkungan dan

bagaimana kita

mempersaudarakan

mereka semua.

(susah

menerima

teguran)

IQ masing-

masing santri

yang berbeda

Egoistis dan

emosional

Fanatik

kesukuan

benar.

7.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

muallaf setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Ya tentu sangat ada.

Tandanya pertama,

mereka antusias dan

bangga berislam. Kedua,

mereka mampu

berargumentasi dan

menjawab kepada orang

yang bertanya tentang

islam (kenapa memilih

Islam). Ketiga, mampu

memahami ajaran Islam

dengan baik.

Antusias dan

bangga berislam

Mampu

berargumentasi

dan menjawab

pertanyaan

Mampu

memahami

ajaran Islam

dengan baik

8.

Apakah ada

perubahan sikap

Muallaf setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

Ya, ada. Mereka dapat

merubah sikap jahiliyah

menjadi lebih baik

seperti mampu berlemah

lembut dan mampu

berkata-kata dengan

Perubahan sikap

Lemah lembut

Berkata-kata

dengan sopan

Page 145: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

agama ? sopan.

9.

Apa harapan

pembimbing

pada muallaf

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Harapannya yang

pertama para santri

mampu memahami dan

mengenal Islam secara

kaffah. Kedua, mereka

tidak murtad atau tidak

kembali lagi ke agama

sebelumnya. Ketiga,

mereka mampu menjadi

juru dakwah atau dai di

kampung halamannya

atau di tempat lainnya.

Mampu

memahami

Islam secara

kaffah

Tidak kembali

murtad

Mampu menjadi

juru dakwah

atau dai di

kampung

halamannya

Page 146: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Lembar Triangulasi

Nama : Ustadz Syamsul Arifin Nababan

Usia : 49 tahun (17 tahun menjadi Pembimbing Agama)

No. Pertanyaan Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar

Kata Kunci Teori Refleksi

Bimbingan Agama

1.

Bagaimana

proses

bimbingan

agama pada

muallaf di

Pesantren ini ?

Pesantren An-Naba ini

mempunyai kurikulumnya

seperti pesantren pada

umumnya walaupun kita

non formal. Materi atau

ilmu yang paling

ditekankan disini adalah

masalah aqidah.

Bagaimana aqidah muallaf

itu kokoh, tidak ragu

dalam berislam, mereka

yakin Islam satu-satunya

agama yang benar dan

mereka total

meninggalkan semua sisa-

sisa kepercayaan kepada

agama sebelumnya.

Ketika aqidah mereka

sudah kokoh, baru secara

simultan kita bimbing Al-

quran karena orientasi kita

menghafal Al-Quran,

kemudian hadits, sejarah,

fikih. Ada skala prioritas.

Pertama, setelah kita

gugurkan sisa-sisa

Menggunakan

kurikulum

pesantren (non

formal)

Bimbingan

akidah melalui

kajian

kristologi

(ilmu

perbandingan

agama)

Bimbingan

ibadah

Bimbingan Agama

Menurut M. Arifin

Bimbingan Agama

adalah usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami kesulitan,

baik lahirah maupun

batiniyah, yang

menyangkut kehidupan

di masa kini dan di

masa datang.

Arif Budiman melihat

agama dalam dua

kategori, pertama,

agama sebagai

keimanan (doktrin),

dimana orang percaya

terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari,

lalu orang mengabdikan

dirinya untuk

kepercayaan tersebut.

Kedua, agama sebagai

yang mempengaruhi

Dari hasil Observasi dan

Wawancara yang dilakukan

peneliti, Informan

(Pembimbing) telah memiliki

keimanan sejak ia

memutuskan untuk memeluk

agama Islam (muallaf).

Namun setelah mengikuti

bimbingan agama secara

simultan di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba` Center Sawah Baru

Ciputat, terdapat perubahan

yang terjadi pada diri

informan termasuk

meningkatnya keimanan

muallaf. Hal ini terlihat dari

pemahaman agama Islamnya

meningkat, motivasinya

dalam beribadahnya yang

meningkat, kesabaran dan

ketabahannya dalam

menghadapi berbagai cobaan,

semangat jihadnya dalam

menuntut ilmu agama, dan

tentunya pelaksanaan

kewajibannya sebagai

Page 147: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

kepercayaan terhadap

agama sebelumnya,

mereka kita perkuat

dengan bimbingan aqidah.

Mereka kita kenalkan

dengan Allah, Nabi dan

Rasul-Nya. Setelah itu

kita perkenalkan dengan

ajaran Islam dengan

segala seluk beluknya.

Jadi awalnya dari aqidah.

Jangan sampai mereka

hanya bersaksi Allah

sebagai tuhanku, tetapi

siapa sesungguhnya Allah

? kita jelaskan Allah itu

yang menciptakan langit,

bumi dan segala isinya,

Allah menciptakan

manusia, tumbuh-

tumbuhan. Kemudian nabi

muhammad kita kenalkan.

Semua ini adalah untuk

penguatan akidah atau

keimanan muallaf.

perilaku manusia.

Sedangkan menurut

Ainur Rahim Faqih

Bimbingan Agama

adalah proses

pemberian bantuan

terhadap individu atau

kelompok agar mampu

hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Hamdan

Bakry Adz-Dzikry

tujuan dari bimbingan

dalam Islam adalah :

a. Untuk menghasilkan

suatu perubahan,

kesehatan dan

kebersihan jiwa dan

mental. Jiwa

menjadi tenang dan

mendapat

pencerahan dari

Allah SWT.

b. Untuk menghasilkan

suatu perubahan

perbaikan dan

kesopanan tingkah

seorang muslim (menjalankan

rukun Islam).

2.

Apakah tujuan

diadakannya

bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Ya tentu tujuannya adalah

terbentuknya pribadi

muslim yang kaffah. Jadi

bahwa mereka berislam

itu tidak sekedar KTP.

Bukan hanya ganti status.

Bahwa mereka berislam

betul-betul menjadi

muslim yang kaffah, yang

utuh dan yang serius. Nah

Membentuk

pribadi

muslim yang

kaffah

Supaya

menjadi juru

dakwah atau

dai

Kontrak sosial

dari pesantren

Page 148: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

untuk bisa sampai kepada

muslim yang kaffah kan

harus lewat pendidikan.

Kita kasih muatan-muatan

ilmu agama, setelah

mereka paham itu ya jadi

mereka bersyukur menjadi

orang Islam karena paham

akan agamanya. Kontrak

sosial kita dengan semua

santri muallaf adalah

apabila telah selesai atau

tamat dari pesantren ini,

mereka akan kita

pulangkan ke daerah

masing-masing untuk

berdakwah kepada

keluarganya, kerabatnya,

masyarakatnya. Saya

katakan kepada mereka

bahwa belajar itu harus

sungguh-sungguh, karena

sesungguhnya kalian

sudah ditunggu oleh

masyarakat disana untuk

berdakwah. Ini yang

menjadi tujuan utama kita

sebenarnya.

Ukuran mereka telah

selesai pendidikan disini

adalah setelah mereka

menjadi sarjana. Mereka

semua kami kuliahkan.

Mereka diluar dapat ilmu

dan disini dapat ilmu. Jadi

adalah

mengembalika

n para muallaf

ke kampung

halaman untuk

menjadi juru

dakwah

laku yang

memberikan

manfaat bagi

dirinya, lingkungan

keluarga maupun

sosial.

c. Untuk menghasilkan

kecerdasan emosi

pada individu dan

berkembang rasa

toleransi,

kesetiakawanan,

tolong menolong

dan rasa kasih

sayang.

d. Untuk mendapatkan

kecerdasan spiritual

pada individu,

sehingga muncul

dan berkembang

rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan

mematuhi segala

perintah-Nya serta

ketabahan dalam

menerima ujian-

Nya.

e. Untuk menghasilkan

potensi ilahiyah

sehingga fungsi diri

sebagai khalifah

dimuka bumi ini

dapat terlaksana

dengan baik dan

Page 149: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

setelah menjadi sarjana

kita akan pulangkan.

Tetapi bukan berarti

dilepas begitu saja, ada

keterikatan dan menjadi

bagian juga dengan

Pesantren An-Naba. Saya

akan bangunkan lembaga

pendidikan kecil di daerah

supaya para santri yang

sudah tamat ada lahan

untuk berdakwah.

Lembaga cabang dari

Pesantren An-Naba.

benar.

3.

Apakah fungsi

dari bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Fungsinya tentu supaya

para santri muallaf bisa

memahami Islam dengan

baik dan kelak dapat

mengajarkannya kepada

orang lain serta supaya

mereka dapat beribadah

secara baik dan benar.

Memahami

Islam dengan

baik

Dapat

mengajarkan

kembali

kepada orang

lain

4.

Apa saja materi

yang

disampaikan

dalam

bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Apakah ada

materi khusus

untuk

menguatkan

keimanan

Muallaf ?

Kalau materi ya yang

kurikulum tadi sudah saya

sebutkan seperti Aqidah,

Al-Quran, fikih, Sirrah

Nabawiyah, Bahasa Arab. Ada yaitu kristologi atau

perbandingan agama.

Karena mereka ini berlatar

belakang muallaf semua,

banyak diantara mereka

belum memahami agama

sebelumnya. Sudah keburu

mendapat hidayah dari

Materi aqidah

Materi Al-

Qur’an

Fikih

Bahasa Arab

Kristologi

(ilmu

perbandingan

agama)

Page 150: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Allah SWT karena melihat

keunggulan Islam. Mereka

tahu Islam itu unggul

tetapi tidak tahu

kelemahan agama

sebelumnya. Jadi kita

kasih materi muatan

kristologi atau

perbandingan agama itu

yang khusus untuk

menguatkan keimanan

Muallaf.

5.

Metode apa saja

yang digunakan

pembimbing/ust

adz dalam

kegiatan

bimbingan

agama ?

Metode saya, mereka yang

baru masuk Islam itu saya

tanya sudah berapa persen

keimanan mereka terhadap

Islam ? mereka rata-rata

menjawab ada yang 80-90

persen. Jadi jarang yang

langsung 100 persen.

Untuk menggugurkan sisa-

sisa kepercayaan itu ilmu

yang saya gunakan adalah

kristologi atau

perbandingan agama itu.

Supaya mereka tahu

bahwa masuk Islam itu

adalah pilihan tepat.

Karena agama yang

sebelumnya dianut adalah

salah. Saya jelaskan

kesalahannya dimana dan

kebenaran Islam dimana.

Saya tidak selalu monolog

dalam melakukan

Metode

ceramah

Metode

diskusi

Metode tanya

jawab

Page 151: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

bimbingan agama, selalu

ada dialog atau diskusi

dengan para muallaf.

6.

Apa saja faktor

yang menjadi

pendukung dan

penghambat

dalam

melaksanakan

bimbingan

agama pada

Muallaf ?

Faktor pendukung dalam

bentuk sarana dan pra

sarananya kita ada

proyektor, metode

pengajaran itu kita pakai

power point supaya jelas.

Ada juga internet dan

whiteboard. Semua itu

adalah sarana dan pra

sarana untuk mendukung

kemudahan mereka dalam

memperoleh kemudahan

pelajaran Islam. Semua

media yang kita gunakan.

Hambatannya kadang-

kadang dari diri santri

muallaf itu sendiri seperti

malas, lesu, kurang

semangat. Jadi kalau

mereka rendah motivasi

dirinya ya sedikitlah

mereka mendapat

bimbingan itu. Jadi lebih

banyak dari faktor internal

diri muallaf sendiri. Kalau

faktor dari luar tidak ada

yang terlalu berarti

menghambat.

Sarana dan pra

sarana lengkap

(proyektor)

Hambatan dari

muallaf yang

kadang malas,

lesu dan

kurang

semangat

Motivasi

rendah

7.

Apakah ada

pengaruh

terhadap

keimanan

Ya tentu sangat ada. Itu

pasti. Mereka ini rata-rata

dalam sebulan sudah bisa

membaca Al-Quran. Ada

Sebulan sudah

bisa membaca

al-Qur’an

Antusias

Page 152: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

muallaf setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

pengaruh pada penguatan

keimanan mereka setelah

mengikuti bimbingan

agama di Pesantren An-

Naba ini. Mereka rata-rata

antusias dalam mengikuti

bimbingan agama.

dalam

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama

8.

Apakah ada

perubahan sikap

Muallaf setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Ya pasti ada banyak

sekali. Mereka rata-rata

masuk kesini dengan

mental jahiliyah, belum

mengenal akhlakuk

karimah, kesopanan.

Apalagi kebanyakan dari

mereka berasal dari luar

jawa yang sudah biasa

kasar. Ketika masuk ke

lingkungan Pesantren An-

Naba ini kan penuh

dengan adab-adab, tata

tertib, akhlakuk karimah

jadi perubahannya drastis

secara spontan mereka

berubah. Lingkungan juga

mempengaruhi mereka.

Berakhlakul

karimah

Sikap sopan

santun

Berbahasa

yang lemah

lembut

9.

Apa harapan

pembimbing

pada muallaf

setelah

mengikuti

kegiatan

bimbingan

agama ?

Harapan kita kepada

mereka bagaimana muallaf

ini bisa berdaya guna

menjadi ujung tombak dari

dakwah Islam. Karena

kalau muallaf ini

berdakwah, bobot

dakwahnya bisa lebih

hebat daripada ustadz yang

lahir dari Islam karena

Bisa menjadi

juru dakwah

atau dai yang

handal

Menjadi orang

alim (berilmu)

supaya dapat

menyebarkan

ke orang lain

Page 153: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

mereka punya pengalaman

dua agama. Maka mereka

saya dorong supaya

mereka menjadi orang

yang alim (berilmu) dan

menjadi dai nantinya. Saya

yakin ketika mereka

berdakwah atau

berceramah, respon publik

terhadap mereka lebih

tinggi daripada ustadz

yang sejak lahir dari Islam

atau turunan. Ada

beberapa alumni dari

Pesantren An-Naba disini

sudah menjadi juru

dakwah atau dai yang

eksis di masyarakat seperti

Utadz Abdul Aziz Laia,

Ustadz Orlando dan M.

Khalifah.

Page 154: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf
Page 155: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf
Page 156: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf
Page 157: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

DOKUMENTASI

Wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan

Wawancara pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia

Wawancara pribadi dengan Annas Mansur Zaibua

Page 158: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Wawancara pribadi dengan Lukman Hakim

Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa

Wawancara pribadi dengan Mustafa Jayyidin

s

Page 159: NUR JAMAL SHA'ID-FDK.pdf

Prosesi Pengislaman Muallaf

Kegiatan Bimbingan Agama dan Santri Muallaf An Naba`