Upload
letram
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRIBERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK
LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2015
DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRIBERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK
LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2015
DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRIBERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK
LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2015
DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASITANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
Penanggung Jawab:Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP
Penyusun:Dr. Umi Pudji Astuti, MPLinda Harta, SPtYesmawati, SPEngkos Kosmana, SST.
Desain:Agus Darmadi, SP
Diterbitkan oleh:Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BengkuluJalan Irian Km.6,5 Bengkulu 381192015
Isi HalamanPendahuluan .................................................................................. 0INOVASI TEKNOLOGI 0 Inovasi penyambungan/okulasi tanaman kopisistem “Tag-Ent” .............................................................. 0 Inovasi pasca panen kopi masakoptimum/petik merah .................................................. 0 Inovasi silase daun kopi sebagai pakan sapi ....... 0 Inovasi teknologi fermentasi kulit kopi sebagaipakan ternak ..................................................................... 0 Inovasi pembuatan pupuk padat (kompos)(kotoran ternak-kulit kopi-dedak padi) ................ 0 Inovasi pembuatan pupuk organik cair bio-urine ...................................................................................... 0
INOVASI KELEMBAGAAN DAN DISEMINASI 0 Identifikasi potensi wilayah (PRA) .......................... 0 Pelatihan pembuatan kompos dan pakanfermentasi ........................................................................... 0 Pelatihan okulasi kopi ................................................... 0 Pelatihan pengolahan kopi basah ............................. 0 Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknis ................. 0 FGD bersama stakeholders se ProvinsiBengkulu di BPTP ............................................................ 0
4
PendahuluanTantangan dan permasalahan pembangunan pertaniansecara nasional maupun global semakin besar. Degradasisumberdaya pertanian, variabilitas dan ketidakpastian iklim,konversi dan alih fungsi lahan, serta pencemaran disektorpertanian menjadi ancaman sekaligus tantangan dalammewujudkan system pertanian bio-industri yangberkelanjutan. Bioindustri adalah system pertanian yangmengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruhsumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbahorganik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatuekosistem secara harmonis (SIPP, 2014).Pembaharuan diperlukan sebagai upaya mewujudkanpertanian bio-industri yang berkelanjutan. Pembaharuandalam perspektif sistem pertanian bioindustri dapat dilakukanmelalui:(1) Usaha pertanian berbasis ekosistem intensif;(2) Pengolahan seluruh hasil pertanian dengan konsep wholebiomass biorefinery;(3) Integrasi usaha pertanian-biodigester-biorefinery.Prinsip dasar pembaharuan dalam konsep bioindustridiantaranya adalah:(1) Berkelanjutan;(2) Mengoptimalkan pemanfaatan produk dengan mengurangi/meminimalkan limbah (ramah lingkungan);(3) Memaksimalkan pendapatan melalui peningkatan nilaitambah;
5
(4) Mempertimbangkan keseimbangan dan efisiensi (economicscale).Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomiandi Provinsi Bengkulu karena menyumbangkan porsi terbesar(39,84%) dalam pembentukan Produk Domestik RegionalBruto/PDRB, (BPS Provinsi Bengkulu, 2012). Dukungan luaswilayah, kondisi lahan, iklim dan geografi di Provinsi Bengkulumenjadikan wilayah ini didominasi oleh komoditas perkebunandan ternak. Kelapa sawit, karet, dan kopi merupakankomoditas yang dominan dan menjadi komoditas unggulan,sedangkan sapi potong merupakan komoditas ternak utama diProvinsi Bengkulu.
Tujuan kegiatan1. Menyusun data base (monograf) wilayah pengkajian,inventarisasi kebutuhan inovasi (teknologi dankelembagaan).2. Meningkatkan produksi kopi melalui pemupukan; produksidaging sapi melalui perbaikan pakan, serta mendorongpenerapan sitem integrasi tanaman-ternakberbasis inovasiteknologi.3. Membangun sistem dan mekanisme pertanian bioindustrispesifik lokasi (desain) serta memperkuat kompetensi SDMkelompok.4. Memanfaatkan limbah usahatani kopi, ternak, sayuran danlimbah tanaman dan ternak menjadi teknologi terbarukanmenjadi produk-produk sekunder yang bernilai tambah.
7
Inovasi Teknologi Yang Dikembangkan1. Inovasi Penyambungan Tanaman Kopi Sistem “Tag-Ent”.2. Inovasi Pasca Panen Kopi Masak Optimum/petik Merah.3. Inovasi Silase Daun Kopi Sebagai Pakan Sapi.4. Inovasi Fermentasi Kulit Kopi Sebagai PakanTernak.5. Inovasi Pembuatan Pupuk Padat (Kotoran Ternak-KulitKopi-Dedak Padi).6. Inovasi Pembuatan Pupuk Cair/Bio-Urine.Inovasi Kelembagaan dan Diseminasi yangDikembangkan1. Penguatan kelompoktani di Desa (3 kelompok).2. Penguatan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian danPedesaan Swadaya (P4S) Gading Indah denganpembenahan organisasi kelompok.3. Menumbuhkan kelembagaan pemasaran untuk pupukpadat dan pupuk cair.4. Menjalin kemitraan untuk penjualan biji kopi petik merah.5. Pelatihan pembuatan kompos, pupuk cair, pakan ternakdan okulasi tanaman kopi.6. Bimbingan teknis manajemen kandang, kesehatan ternak,budidaya tanaman kopi, pengolahan kopi basah, budidayatanaman padi dan sayuran.
9
1. INOVASI PENYAMBUNGAN/OKULASI TANAMANKOPI SISTEM “TAG-ENT”
Penyambungan tanaman kopi merupakan bagian darikegiatan peremajaan yang bertujuan untuk meningkatkanproduksi dan mutu hasil. Entres yang digunakan: klon unggul spesifik RejangLebong dan Kepahiang (Sintaro 1, sintaro-2, danSehasense
Alat dan bahanPisau okulasi atau pisau cutter biasa yang baru
9
1. INOVASI PENYAMBUNGAN/OKULASI TANAMANKOPI SISTEM “TAG-ENT”
Penyambungan tanaman kopi merupakan bagian darikegiatan peremajaan yang bertujuan untuk meningkatkanproduksi dan mutu hasil. Entres yang digunakan: klon unggul spesifik RejangLebong dan Kepahiang (Sintaro 1, sintaro-2, danSehasense
Alat dan bahanPisau okulasi atau pisau cutter biasa yang baru
9
1. INOVASI PENYAMBUNGAN/OKULASI TANAMANKOPI SISTEM “TAG-ENT”
Penyambungan tanaman kopi merupakan bagian darikegiatan peremajaan yang bertujuan untuk meningkatkanproduksi dan mutu hasil. Entres yang digunakan: klon unggul spesifik RejangLebong dan Kepahiang (Sintaro 1, sintaro-2, danSehasense
Alat dan bahanPisau okulasi atau pisau cutter biasa yang baru
10
Kantong plastik, Gergaji
Tali: paling bagus menggunakan tali rami, kalau tidaktersedia bisa menggunakan tali rafia
Langkah kerjaa. Pilih batang pohon yang akan disambung, potongsetinggi + 1 s/d 1,25 M dari permukaan tanahb. Sayat kulit pohon pada bagian samping kurang lebih 1cm dan kemudian congkel menggunakan ujung pisausampai bagian kulit agak terbuka.
10
Kantong plastik, Gergaji
Tali: paling bagus menggunakan tali rami, kalau tidaktersedia bisa menggunakan tali rafia
Langkah kerjaa. Pilih batang pohon yang akan disambung, potongsetinggi + 1 s/d 1,25 M dari permukaan tanahb. Sayat kulit pohon pada bagian samping kurang lebih 1cm dan kemudian congkel menggunakan ujung pisausampai bagian kulit agak terbuka.
10
Kantong plastik, Gergaji
Tali: paling bagus menggunakan tali rami, kalau tidaktersedia bisa menggunakan tali rafia
Langkah kerjaa. Pilih batang pohon yang akan disambung, potongsetinggi + 1 s/d 1,25 M dari permukaan tanahb. Sayat kulit pohon pada bagian samping kurang lebih 1cm dan kemudian congkel menggunakan ujung pisausampai bagian kulit agak terbuka.
12
d. selipkan entres pada batang yang akan disambung
e. ikat dan sungkup dengan kantong plastik
12
d. selipkan entres pada batang yang akan disambung
e. ikat dan sungkup dengan kantong plastik
12
d. selipkan entres pada batang yang akan disambung
e. ikat dan sungkup dengan kantong plastik
13
2. INOVASI PASCA PANEN KOPI MASAKOPTIMUM/PETIK MERAH
pengolahan kopi basah akan diperoleh kualitas biji kopi yangbaik dan aroma bubuk kopi yang harum sehingga nilaijualnya lebih tinggi daripada kopi biasa (petik hijau).
Pengolahan kopi secara basah dimaksudkan untukmempercepat proses pengolahan.
Tahapan Pengolahan Kopi Basah
1. Panen dan Sortasi Buah Sehat
Buah sehat adalah buah matang yang bernas, tidak terkenaserangan hama dan penyakit dan ditandai oleh tampilan kulitbuah yang mulus dan segar.
14
2. Pengupasan Kulit Buah dengan mesin pulper
3. Pencucian Lendir Biji Kopi dengan mesin washer
4. Pengeringan hingga mencapai kadar air 11-13%
5. Pengupasan Kulit Tanduk Biji Kopi dengan mesin huller14
2. Pengupasan Kulit Buah dengan mesin pulper
3. Pencucian Lendir Biji Kopi dengan mesin washer
4. Pengeringan hingga mencapai kadar air 11-13%
5. Pengupasan Kulit Tanduk Biji Kopi dengan mesin huller14
2. Pengupasan Kulit Buah dengan mesin pulper
3. Pencucian Lendir Biji Kopi dengan mesin washer
4. Pengeringan hingga mencapai kadar air 11-13%
5. Pengupasan Kulit Tanduk Biji Kopi dengan mesin huller
15
6. Sortasi Biji Kopi Kering memisahkan biji kopi utuh,pecah, cacat, dan kotoran atau benda asing.
7. Pengolahan selanjutnya pembuatan bubuk Kopi danPengemasan15
6. Sortasi Biji Kopi Kering memisahkan biji kopi utuh,pecah, cacat, dan kotoran atau benda asing.
7. Pengolahan selanjutnya pembuatan bubuk Kopi danPengemasan15
6. Sortasi Biji Kopi Kering memisahkan biji kopi utuh,pecah, cacat, dan kotoran atau benda asing.
7. Pengolahan selanjutnya pembuatan bubuk Kopi danPengemasan
16
8. Uji rasa kopi di tingkat masyarakat umum danlingkungan BPTP bengkulu
16
8. Uji rasa kopi di tingkat masyarakat umum danlingkungan BPTP bengkulu
16
8. Uji rasa kopi di tingkat masyarakat umum danlingkungan BPTP bengkulu
17
3. INOVASI SILASE DAUN KOPI SEBAGAI PAKANSAPI
Daun Kopi/tunas wiwilan
Daun kopi/tunas wiwilan sebagai pakan ternak
Tabel kandungan nutrisi daun kopi
Parameter Daun segar Silase daun kopiPK 23,87 % 17,03 %SK 25,62 % 26,40 %LK 1,97 % 3,26 %Energi 4456 Kcal/kg 4464 Kcal/kgAbu 7,84 % 9,43 %Ca 0,40 % 0,51 %P 0,22 % 0,39 %Air 68,97 % 69,65 %17
3. INOVASI SILASE DAUN KOPI SEBAGAI PAKANSAPI
Daun Kopi/tunas wiwilan
Daun kopi/tunas wiwilan sebagai pakan ternak
Tabel kandungan nutrisi daun kopi
Parameter Daun segar Silase daun kopiPK 23,87 % 17,03 %SK 25,62 % 26,40 %LK 1,97 % 3,26 %Energi 4456 Kcal/kg 4464 Kcal/kgAbu 7,84 % 9,43 %Ca 0,40 % 0,51 %P 0,22 % 0,39 %Air 68,97 % 69,65 %17
3. INOVASI SILASE DAUN KOPI SEBAGAI PAKANSAPI
Daun Kopi/tunas wiwilan
Daun kopi/tunas wiwilan sebagai pakan ternak
Tabel kandungan nutrisi daun kopi
Parameter Daun segar Silase daun kopiPK 23,87 % 17,03 %SK 25,62 % 26,40 %LK 1,97 % 3,26 %Energi 4456 Kcal/kg 4464 Kcal/kgAbu 7,84 % 9,43 %Ca 0,40 % 0,51 %P 0,22 % 0,39 %Air 68,97 % 69,65 %
18
4. INOVASI TEKNOLOGI FERMENTASI KULIT KOPISEBAGAI PAKAN TERNAK
Kulit kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahanpakan ternak ruminansia baik itu ruminansia kecilmaupun ruminansia besar. Kandungan nutrisi kulit kopi non fermentasi sepertiprotein kasar sebesar 8,49%
Tabel Kandungan nutrisi
Kandungan NutrisiAIR(%) PROTEIN(%) LEMAK(%) GE(Kca 1/Kg) SK Ca P37,45 10,27 4,14 4148 29,64 0,20 0,41
19
Alat dan bahanAlat Sekop, Terpal,
Ember dan Gembor,
Plastik dan Karung serta koran bekas
19
Alat dan bahanAlat Sekop, Terpal,
Ember dan Gembor,
Plastik dan Karung serta koran bekas
19
Alat dan bahanAlat Sekop, Terpal,
Ember dan Gembor,
Plastik dan Karung serta koran bekas
20
BahanKulit kopi 600 kg, Dedak padi 400 kg,
Gula merah 2,5 kg, Biodecomposer (Starbio) 2,5 kg,
Garam dapur 5 kg Air secukupnya
20
BahanKulit kopi 600 kg, Dedak padi 400 kg,
Gula merah 2,5 kg, Biodecomposer (Starbio) 2,5 kg,
Garam dapur 5 kg Air secukupnya
20
BahanKulit kopi 600 kg, Dedak padi 400 kg,
Gula merah 2,5 kg, Biodecomposer (Starbio) 2,5 kg,
Garam dapur 5 kg Air secukupnya
21
Langkah kerja1. Kulit kopi dihamparkan di atas terpal dan diratakandengan ketebalan + 20 cm, kemudian di tambahkandedak padi.
2. Larutkan biodecomposer (starbio/urea) bersama gulamerah/mollases serta garam dapur dengan air yangbersih.
22
3. Siramkan larutan biodecomposer pada tumpukan kulitkopi bersama dedak dengan menggunakan gembor.Selanjutnya aduk hingga rata dan mencapai kelembabansekitar 60%.
4. Masukkan campuran tersebut ke dalam plastik. Sebelumditutup, bagian atasnya ditutup dengan koran bekas.
5. Simpan di tempat yang amandan terhindar dari cahayamatahari langsung selama 1minggu.
22
3. Siramkan larutan biodecomposer pada tumpukan kulitkopi bersama dedak dengan menggunakan gembor.Selanjutnya aduk hingga rata dan mencapai kelembabansekitar 60%.
4. Masukkan campuran tersebut ke dalam plastik. Sebelumditutup, bagian atasnya ditutup dengan koran bekas.
5. Simpan di tempat yang amandan terhindar dari cahayamatahari langsung selama 1minggu.
22
3. Siramkan larutan biodecomposer pada tumpukan kulitkopi bersama dedak dengan menggunakan gembor.Selanjutnya aduk hingga rata dan mencapai kelembabansekitar 60%.
4. Masukkan campuran tersebut ke dalam plastik. Sebelumditutup, bagian atasnya ditutup dengan koran bekas.
5. Simpan di tempat yang amandan terhindar dari cahayamatahari langsung selama 1minggu.
23
6. Sebelum diberikan pada ternak, buka karung dan angin-anginkan dahulu.
23
6. Sebelum diberikan pada ternak, buka karung dan angin-anginkan dahulu.
23
6. Sebelum diberikan pada ternak, buka karung dan angin-anginkan dahulu.
24
5. INOVASI PEMBUATAN PUPUK PADAT (KOMPOS)(KOTORAN TERNAK-KULIT KOPI-DEDAK PADI)
Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yangpaling baik dan alami Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makroN,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalamjumlah cukup yang sangat diperlukan untukpertumbuhan tanamanBahan-bahanKotoran sapi 80-83%, kulit kopi 5%,
25
Bahan pemacumikrorganisme(stardec) 0,25%,
Langkah kerja1. Kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang danditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadarair mencapai kira-kira 60%.
2. Kotoran sapi yang sudah kering dipindahkan ke lokasipertama tempat pembuatan kompos
Abu sekam 10% danKalsit/kapur 2%.
26
3. Campurkan kotoran sapi dengan kulit kopi, arangsekam, kalsit/kapur
4. Siram dengan larutan stardec lalu aduk hingga merata
5. Tutup dengan terpal
27
6. Setelah satu minggu lokasi-1, tumpukan dipindahkan kelokasi-2 dengan cara diaduk/dibalik secara meratauntuk menambah suplai oksigen dan meningkatkanhomogenitas bahan. Sedangkan lokasi pertama bisadipakai untuk pembuatan pupuk kompos tahapberikutnya. Pada tahap ini diharapkan terjadipeningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celciusuntuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehinggakompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.7. Selanjutnya setelah 1 minggu berikutnya tumpukandipindahkan lagi ke lokasi ke-3 dan dibiarkan selama 1minggu untuk selanjutnya dipindahkan ke lokasi ke-4sambil diayak/disaring untuk dikemas dan dipasarkan.
28
6. INOVASI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIRBIO-URINE
Pemanfaatan urine sebagai pupuk organik cair atau punbio-pestisida Penggunaan bio urine dapat menekan biaya pemupukanyang memberatkan petani Bio-urine dapat dibuat sendiri baik untuk kebutuhansendiri maupun untuk kebutuhan komersil.Alat dan BahanAlatDrum Ukuran 100 L : 4 Buah,
28
6. INOVASI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIRBIO-URINE
Pemanfaatan urine sebagai pupuk organik cair atau punbio-pestisida Penggunaan bio urine dapat menekan biaya pemupukanyang memberatkan petani Bio-urine dapat dibuat sendiri baik untuk kebutuhansendiri maupun untuk kebutuhan komersil.Alat dan BahanAlatDrum Ukuran 100 L : 4 Buah,
28
6. INOVASI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIRBIO-URINE
Pemanfaatan urine sebagai pupuk organik cair atau punbio-pestisida Penggunaan bio urine dapat menekan biaya pemupukanyang memberatkan petani Bio-urine dapat dibuat sendiri baik untuk kebutuhansendiri maupun untuk kebutuhan komersil.Alat dan BahanAlatDrum Ukuran 100 L : 4 Buah,
29
Ember : 1 buah, Airator : 1 Buah,
Bahan:Urine sapi/ kambing: 100 - 130 liter
Tetes tebu/molasses: 750 ml atau gula merah 1 kg
29
Ember : 1 buah, Airator : 1 Buah,
Bahan:Urine sapi/ kambing: 100 - 130 liter
Tetes tebu/molasses: 750 ml atau gula merah 1 kg
29
Ember : 1 buah, Airator : 1 Buah,
Bahan:Urine sapi/ kambing: 100 - 130 liter
Tetes tebu/molasses: 750 ml atau gula merah 1 kg
30
Empon-empon: 5 kg , Bio activator/stardec: 250 ml. danAir bersih 10 Liter
Langkah Kerja1. Larutkan Bio aktivator dan Molases/gula merah kedalam air sebanyak 10 liter kemudian dituangkan kedalam drum yang telah terisi urine,
30
Empon-empon: 5 kg , Bio activator/stardec: 250 ml. danAir bersih 10 Liter
Langkah Kerja1. Larutkan Bio aktivator dan Molases/gula merah kedalam air sebanyak 10 liter kemudian dituangkan kedalam drum yang telah terisi urine,
30
Empon-empon: 5 kg , Bio activator/stardec: 250 ml. danAir bersih 10 Liter
Langkah Kerja1. Larutkan Bio aktivator dan Molases/gula merah kedalam air sebanyak 10 liter kemudian dituangkan kedalam drum yang telah terisi urine,
31
2. Tumbuk Empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit,kencur, sirih, dll) dan campurkan ke dalam drum urine,
3. Aduk campuran tersebut selama 15 menit kemudiandrum di tutup rapat, pengadukan ini dilakukan tiap 3hari selama 21 hari.
31
2. Tumbuk Empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit,kencur, sirih, dll) dan campurkan ke dalam drum urine,
3. Aduk campuran tersebut selama 15 menit kemudiandrum di tutup rapat, pengadukan ini dilakukan tiap 3hari selama 21 hari.
31
2. Tumbuk Empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit,kencur, sirih, dll) dan campurkan ke dalam drum urine,
3. Aduk campuran tersebut selama 15 menit kemudiandrum di tutup rapat, pengadukan ini dilakukan tiap 3hari selama 21 hari.
32
4. Setelah 21 hari, urine langsung disaring dan lakukanaerasi menggunakan aerator gelembung selama 3 jam,Tujuannya untuk menurunkan kandungan amoniakdalam larutan.
5. Bio urine siap Digunakan
32
4. Setelah 21 hari, urine langsung disaring dan lakukanaerasi menggunakan aerator gelembung selama 3 jam,Tujuannya untuk menurunkan kandungan amoniakdalam larutan.
5. Bio urine siap Digunakan
32
4. Setelah 21 hari, urine langsung disaring dan lakukanaerasi menggunakan aerator gelembung selama 3 jam,Tujuannya untuk menurunkan kandungan amoniakdalam larutan.
5. Bio urine siap Digunakan
34
1. Identifikasi Potensi Wilayah (PRA)Bertujuan untuk mendapatkan data dasar khususnyateknologi dan sistem kelembagaan eksisting
Diskusi dengan petani kunci wawancara dengan pelakuusahatani (peternak, pekebun, petani padi, dan pengolahanhasil)
Transek/keliling desa dan pengambilan contoh tanah
34
1. Identifikasi Potensi Wilayah (PRA)Bertujuan untuk mendapatkan data dasar khususnyateknologi dan sistem kelembagaan eksisting
Diskusi dengan petani kunci wawancara dengan pelakuusahatani (peternak, pekebun, petani padi, dan pengolahanhasil)
Transek/keliling desa dan pengambilan contoh tanah
34
1. Identifikasi Potensi Wilayah (PRA)Bertujuan untuk mendapatkan data dasar khususnyateknologi dan sistem kelembagaan eksisting
Diskusi dengan petani kunci wawancara dengan pelakuusahatani (peternak, pekebun, petani padi, dan pengolahanhasil)
Transek/keliling desa dan pengambilan contoh tanah
35
Sosialisasi hasil PRA kepada masyarakat
2. Pelatihan pembuatan kompos Dan PakanFermentasiPembukaan acara pelatihan, sambutan kepala desa, kepalaBP3K dan Penjab Kegiatan Bio-Industri
35
Sosialisasi hasil PRA kepada masyarakat
2. Pelatihan pembuatan kompos Dan PakanFermentasiPembukaan acara pelatihan, sambutan kepala desa, kepalaBP3K dan Penjab Kegiatan Bio-Industri
35
Sosialisasi hasil PRA kepada masyarakat
2. Pelatihan pembuatan kompos Dan PakanFermentasiPembukaan acara pelatihan, sambutan kepala desa, kepalaBP3K dan Penjab Kegiatan Bio-Industri
36
Penyampaian materi
Proses diskusi
36
Penyampaian materi
Proses diskusi
36
Penyampaian materi
Proses diskusi
37
Praktek pembuatan kompos dan pakan fermentasi
3. Pelatihan okulasi kopiPenyampaian maksud Tujuan dan pengalamanpembinaan
37
Praktek pembuatan kompos dan pakan fermentasi
3. Pelatihan okulasi kopiPenyampaian maksud Tujuan dan pengalamanpembinaan
37
Praktek pembuatan kompos dan pakan fermentasi
3. Pelatihan okulasi kopiPenyampaian maksud Tujuan dan pengalamanpembinaan
38
Penyampaianpengalaman petani Praktekpenyambungan Kopi
4. Pelatihan pengolahan kopi basah
38
Penyampaianpengalaman petani Praktekpenyambungan Kopi
4. Pelatihan pengolahan kopi basah
38
Penyampaianpengalaman petani Praktekpenyambungan Kopi
4. Pelatihan pengolahan kopi basah
39
Implemantasi pupuk padat pada tanaman Cabe dan Padi
39
Implemantasi pupuk padat pada tanaman Cabe dan Padi
39
Implemantasi pupuk padat pada tanaman Cabe dan Padi
40
5. Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknisArahan kepala BPTP untuk kemajuan Bioindustri dilapangan
40
5. Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknisArahan kepala BPTP untuk kemajuan Bioindustri dilapangan
40
5. Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknisArahan kepala BPTP untuk kemajuan Bioindustri dilapangan
41
Pengukuran dan pengamatan
Pengamatan berat badan menggunakan Rodho
41
Pengukuran dan pengamatan
Pengamatan berat badan menggunakan Rodho
41
Pengukuran dan pengamatan
Pengamatan berat badan menggunakan Rodho
43
Sosialisasi bersama stakeholders se Kabupaten RejangLebong dan PetaniPenyampaian tujuan kegiatan dan ucapan selamat datang
Kegiatan diskusi
43
Sosialisasi bersama stakeholders se Kabupaten RejangLebong dan PetaniPenyampaian tujuan kegiatan dan ucapan selamat datang
Kegiatan diskusi
43
Sosialisasi bersama stakeholders se Kabupaten RejangLebong dan PetaniPenyampaian tujuan kegiatan dan ucapan selamat datang
Kegiatan diskusi
45
6. FGD bersama stakeholders se ProvinsiBengkulu di BPTPPembingkaian acara FGD
Penyampaian Materi dan Diskusi
45
6. FGD bersama stakeholders se ProvinsiBengkulu di BPTPPembingkaian acara FGD
Penyampaian Materi dan Diskusi
45
6. FGD bersama stakeholders se ProvinsiBengkulu di BPTPPembingkaian acara FGD
Penyampaian Materi dan Diskusi