6
A. Pendahuluan Respirasi selular atau biasa disebut respirasi adalah sebuah proses oksidasi molekul- molekul untuk menghasilkan ATP dengan akseptor elektron terakhirnya (hampir selalu) adalah molekul anorganik. Terdapat dua jenis respirasi berdasarkan penggunaan oksigen yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob memerlukan oksigen dalam proses menghasilkan ATP dengan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Sementara, respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen dalam proses menghasilkan ATP, dan bahkan ada organisme anaerob yang tidak mampu hidup apabila terdapat oksigen disekitarnya. Respirasi anaerob menggunakan molekul anaorganik selain oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Selain melalui proses respirasi selular, ATP juga dapat dihasilkan melalui proses yang disebut fermentasi. Fermentasi adalah semua proses metabolisme yang melepaskan energi dari glukosa maupun molekul/ bahan organik lain, dengan atau tanpa menggunakan oksigen dan tanpa melewati sistem transport elektron. Fermentasi menggunakan molekul organik sebagai akseptor elektron terakhir. B. Pembahasan a) Respirasi Anaerob Disamping metabolisme aerob, dan fermentasi terdapat metabolisme lain yang pada umumnya bersifat anaerob. Akan tetapi mikroorganisme tersebut tidak melakukan fermentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa

MIKRO MAKALAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aerob, anaerob, fermentasi

Citation preview

A. Pendahuluan

Respirasi selular atau biasa disebut respirasi adalah sebuah proses oksidasi molekul- molekul untuk menghasilkan ATP dengan akseptor elektron terakhirnya (hampir selalu) adalah molekul anorganik. Terdapat dua jenis respirasi berdasarkan penggunaan oksigen yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob memerlukan oksigen dalam proses menghasilkan ATP dengan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Sementara, respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen dalam proses menghasilkan ATP, dan bahkan ada organisme anaerob yang tidak mampu hidup apabila terdapat oksigen disekitarnya. Respirasi anaerob menggunakan molekul anaorganik selain oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Selain melalui proses respirasi selular, ATP juga dapat dihasilkan melalui proses yang disebut fermentasi. Fermentasi adalah semua proses metabolisme yang melepaskan energi dari glukosa maupun molekul/ bahan organik lain, dengan atau tanpa menggunakan oksigen dan tanpa melewati sistem transport elektron. Fermentasi menggunakan molekul organik sebagai akseptor elektron terakhir.B. Pembahasan

a) Respirasi Anaerob Disamping metabolisme aerob, dan fermentasi terdapat metabolisme lain yang pada umumnya bersifat anaerob. Akan tetapi mikroorganisme tersebut tidak melakukan fermentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa anorganik sebagai akseptor elektron terakhirnya. Organisme tersebut dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : reduser sulfat, reduser nitrat dan bakteri metan. Yang perlu diingat bahwa, meskipun tipe metabolismenya adalah anaerob, elektron yang dibebaskan melalui reaksi oksidasi ditransfer melalui serangkaian tranafer elektron dan energi dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif. Letak perbedaan antara respirasi aerob dan anerob adalah bahwa pada respirasi anaerob yang berperan sebagai akseptor elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen.b) Respirasi Aerob Banyak organisme yang mampu menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Dalam hal ini tidak diperlukan reduksi senyawa intermediator sebagaimana dalam fermentasi. Hasilnya senyawa-senyawa intermediet tersebut dapat dioksidasi sempurna menjadi karbon dioksida dan air. Ini merupakan keuntungan yang sangat besar bagi organisme akarena jumlah energi yang dihasilkan dari oksidasi sempurna satu molekul glukosa jauh leb besar bila dibandingkan melalui permentasi. Hal ini disebabkan rangka aliran elektron dari NADH ke O2 melalui serangkaian karir Cytocrom menghasilkan 3 ATP. Energi tersebut, bersama dengan eneegi yang diperoleh dari oksidasi Virupat menjadi asetil COA menghasilkan 36 ATP yang dihasilkan dari metabolisma glukosa menjadi CO2 dan H2O. Jika kita bandingkan dengan dua ATP yang dibentuk dari satu molekul glukosa melalui permentasi alkohol atau asam laktat, maka metabolisme aerob jauh lebih efesien dibanding dengan permentasi. Bagaimana Peruvat diubah menjadi CO2 dan H2O dan bagimana prosses tersebut menghasilkan sejumlah besar energi untuk sel . Hal ini dipenuhi melalui proses degradasi disebut tricarboxylic Acid Cycle (TCA Cycle) atau dikenal dengan siklus asam sitrat maupun siklus Krebs. Setiap kali oksalo asetat bergabung dengan asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk kedalam siklus akan mebentuk senyawa 6 karbon yang dikenal dengan asan sitrat sehingga dinamakan siklus asam sitrat. Dalam setiap putaran menghasilkan serangakaian oksidasi menyebabkan terjadinya reduksi NAD atau FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. jadi senyawa 6 karbon asam sitrat kembali ke bentuk semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat yang siap bergabung kembali dengan asetat / astil COA. Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi oksidatif dengan melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan air dan 3 molekul ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH. Jumlah energi yang diperoleh dari permentasi dan resfirasi dari satu molekul glokosa adalah sebagai berikut :

Glikolisis Anaerob / Fosforilasi substrat

2 ATP

Metabolisme Aerob / Fosforilasi oksidatif :

Dari glikosis

6 ATP

Metabolisma asrtil COA (2NADH)

6 ATP

TCA cycle;

Metabolisma suksinil COA

2 ATP

Oksidasi 6 NADH

18 ATP

Oksidasi 2 FADH

4 ATP

Total Energi

38 ATPc) FermentasiSelama fermentasi produk intermediet yang terbentuk dari katabolisme senyawa organik seperti glukosa berperan sebagai aseptor elektron terakhir menyebabkan terbentuknya senyawa produk akhir fermentasi yang stabil. Sebagai contoh, pada umumnya mikroorganisme mengubah gula menjadi asam piruvat. Dalam hal ini juga membentuk NADH dan harus melepaskan elektronnya kepada aseptor jika organisme melakukan metabolisme lebih lanjut. Hal ini dipenuhi dengan cara menggunakan asam pirauvat atau beberapa produk dari asam piruvat sebagai aseptor elekktron terakhir. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dengan tidak adanya transfer elektron selama fermentasi ikatan fosfat berenergi tinggi tidak terbentuk melalui fosfolirasi oksidatif melainkan proses yang disebut dengan fosfolirasi subsrat. Dalam hal ini senyawa intermediate dioksidasi, energi yang dilepaskan dikonversi langsung kedalam ikatan yang mengandung energi tinggi.

Berikut ini adalah tabel perbandingan respirasi aerob, respirasi anaerob dan fermentasi.

Dilihat dari tabel tersebut proses perolehan energi dari Respirasi aerob dengan kondisi pertumbuhan aerobik (membutuhkan oksigen) akseptor terakhirnya adalah molekul oksigen atau O2 dan tipe fosforilasi yang digunakan untuk menghasilkan ATP yaitu fosforilasi tingkat substrat daan fosforilasi oksidatif. Jumlah molekul ATP yang diproduksi per molekul glukosa sebanyak 36 pada mikroorganisme eukariotik dan 38 pada mikroorganisme prokariotik. Sedangkan proses perolehan energi dari respirasi anaerob, kondisi pertumbuhan mikroorganisme tanpa memerlukan oksigen namun menggunakan zat anorganik selain oksigen misalnya sulfur dan nitrogen. Tipe fosforilasi yang digunakan untuk menghasilkan ATP yaitu fosforilasi tingkat substrat dan fosforilasi oksidatif. Produk molekul ATP yang dihasilkan per molekul glukosa yaitu bervariasi tergantung mikroorganismenya dan jalur perolehan energi yang digunakan biasanya perolehan hasilnya kurang dari 38 ATP dan lebih besar dari 2 ATP. Proses perolehan energi dengan fermentasi, kondisi pertumbuhan mikroorganisme dapat bersifat aerob maupun anaerob dan akseptor elektron terakhirnya berupa molekul anorganik. Tipe fosforilasi yang digunakan untuk menghasilkan ATP berupa fosforilasi tingkat substrat dan jumlah produk yang dihasilkan per molekul glukosa sebanyak 2 dalam bentuk asam piruvat.C. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKAWheeler dan Volk.1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:Erlangga