Makalah Mikro Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Ilmu Ekonomi Manusia adalah makhluk yang memiliki keterbatasan. Termasuk dalam keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Tidak semua yang diinginkan dapat dipenuhi karena itu manusia harus brani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah sebab harus berdasarkanpertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu belaiar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi. a. Kelangkaan (Scarcity) Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce). Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu' Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan. Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih, belum langka sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagipernapasannya.Berbeda dengan mereka yang tinggal di witayah industri di Jepang.1Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak dan dimana saja. Udara segar menjadi segar menjadi langka dan untuk menikmatinya diperlukan biaya. b. Pilihan- Pilihan (choices) Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan,menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. c. Biaya Kesempatatan (opportuniity cost) Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional.Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi dengan membandingkan biayayang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Dalam ilmu Ekonomi dikenal istilah Biaya Kesempatatan (opportunity cost). Yang dimaksud dengan biayakesempatatan (opportuniity cost) yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain. Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Ilmu ekonomi adalah Ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari prilaku manusia dalam menentukan pilihan.22. Masalah- Masalah Ekonomi Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Irmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka. Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyarah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Daram ilmu ekonomi, penye-derhanaan itu terrihat dari penyederhanaan masarah-masarah yang dihadapi. a. Barang Apa yong Harus Diproduksi dan Berapa Banyak? b. Bagaimana Cara Memproduksinya? c. Untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi?3. Barang dan Jasa Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang cligunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan contoh barang terwujud. Di samping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti udara dan sinar matahari.3Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwirjud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru. 4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas Barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya sedangkan barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis. 5. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa manfaat dari studi ekonomi sebagai berikut. a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan b. Membantu memahami masyarakat c. Membantu memahami masalah- masalah internasional (global) d. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi46. Barang Akhir, Barang Modal, dan Barang Antara Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: a. Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, almari, es, perabot rumah tangga. b. Barang tidak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar, buahbuahan, sayur-sayuran. Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen melainkan digunakan untuk menghasilkan barangbarang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik. Barang antara (intermedinte good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil. 7. Metodologi llmu Ekonomi a. Teori Ekonomi Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan member penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu. Teori adalah pemyataan5atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi. Daya guna dan validitas sebuah ieori diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati. b. Model Ekonomi Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus sulit, yang hanya dimengerti oleh para doktor/ guru besar ekonomi. Model yang baik dilihat dari variabel yang digunakan. Variable adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model. contoh model ekonomi yang baik adalah Model siklusLingkaran Kegiatan Ekonomi atau circular flow of Economic Activity di bawah ini. Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber daya yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsur-unsur sederhana kita mampu memahami dunia nyata.6Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi (Model Sederhana)8. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi a) Teori Ekonomi Mikro Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro, yaitu: a. Interaksi di Pasar Barang b. Tingkah Laku produksi dan Penjual c. Interaksi di pasar factor produksi b) Teori Ekonomi Makro Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi makro, yaitu:7a. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara b. Pengeluaran Agrerat c. Mengatasi Pengangguran dan Inflasi8BAB II MEKANISME PASAR Permintaan dan Penawaran Pasar dalam pengertian Ilmu Ekonomi adalah pertemuan permintaan dan Penawarn. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif,bukan fisik. Mekanisme Pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. 1. Permintaan Permintaan adalah keinginasn konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga pada periode waktu tertentu. a. Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu : a. Harga barang itu sendirigit juga sebaliknya. Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan Bila Harga suatu Barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya9b. Tingkat Pendapatan Perkapita Tingkat Pendapatan Perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. c. Selera atau kebiasaan d. Jumlah Penduduk e. Harga Barang lain yang terkait Keterkaitan dua macam barang dapat bersifatanti) d subsitusi(pengganti) dan bersifat komplementer (pelengkap). Misalnya barang subsitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan, atau tempe. Suatu barang menjadi subsitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua syarat yaitu memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini bila harga subsitusi daging sapi (misalnya daging ayam) meningkat, harga relatif dging sapi menjadi lebih murah sehingga permintaan daging sapi menjadi meningkat. Sedangkan kalau harga komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras meningkat, sehngga permintaan daging api meningkat pula. f. Perkiraan Harga di masa mendatang10Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehing mendorong orang untuk membeli lebih banyak sat ini guna menghemat belanja di masamendatang. g. Distribusi Pendapatan h. Usaha Produsen meningkatkan penjualan b. Fungsi Permintaan Fungsi Permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan dengan fungsi matematis dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas (dependent variable) dan variable bebas ( independent variable). +/+ + + + + +Dx = f (Px, Py,Y/ cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom).(2.1) Dimana: Dx Px Py Y/cap Sel Pen Pp Ydist Prom = permintaan barang X = harga X = harga Y (barang subsitusi atau barang kompl.) = pendapatan perkapita = selera atau kebiasaan = jumlah penduduk = perkiraan harga X periode mendatang = distribusi pendapatan = upaya produsen meningkatkan penjualan11Tanda positif(+) dan negative(-) menunjukkan pengaruh masing- masing variable bebas terhadap permintaan barang X. tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda negative menunjukkan hubungan terbalik. Persamaan 2.1 dapat disusun lebih sederhana menjadi persamaan (2.2) Dx x, = f(PX, Py, Y/Cap).(2.2)c. Skedul dan Kurva Permintaan Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan permintaan barang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes perbulan merupakan fungsi Linear berikut ini, Qd = 100-10P.(2.3) Dimana: Qd= permintaan beras (dalam ribu ton) P = harga beras per kilogram (dalam rupiah) Tabel 2.1 Skedul Permintaan Beras Harga Beras Perkilogram(Rp) 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 Permintaan Beras Perbulan (Ributon) 100 80 60 40 20 0Schedul permintaan di atas dapat digambarkan dalam bentuk kurva permintaan dua dimensi berikut ini:12Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar Qd/P=-10 (minus sepuluh) yang mempunyai arti jika harga beras berubahsatu unit maka permintaan beras akan berubah sepuluh unit dengan arah yang berlawanan. d. Perubahan jumlah yang diminta dan Perubahan Permintaan Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama yaitu perubahan harga dan perubahan faktor ceteris paribus, (faktor non harga). Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut misalnya pendapatan, selera, dan sebagainyapergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan. Bila kurva permintaan di atas13kita ambil contoh, berikut ini adalah pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan .Pada harga beras Rp 4.000/kg, permintaan beras 60.000 ton perbulan. Jika harga naik menjadi Rp. 6.000/kg permintaan turun menjadi 40.000 ton perbulan.Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp. 2000/kg, permintaan beras meningkat kembali menjadi 80.000 ton perbulan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan. Jika pendapatan meningkat kurva permintaan bergeser sejajar kekanan. Jikapendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar kekiri.14Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan harga. Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menanmbah jumlah yang diminta.Sedangkan apabila non harga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan dalam bergesernya kurva permintaan kekanan atau ke kiri yang memberikan makna bahwa perubahan faktor non harga akan menyebabkan perubahan permintaan yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah. e. Kasus Pengecualian Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Terdapat tiga kelompok barang dimana hokum permintaan tidak berlaku yaitu: 1. Barang yang memiliki unsure spekulasi 2. Barang prestise153. Barang giffen 2. Penawaran Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga selama satu priode tertentu. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang yaitu: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain yang terkait. 3. Harga faktor produksi 4. Biaya produksi 5. Teknologi produksi 6. Jumlah pedagang 7. Tujuan perusahaan 8. Kebijakan Pemerintah16b. Fungsi Penawaran Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penwaran dapat dituliskan sebagai berikut. + +/- - - + + +/- + Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)..2.4 Di mana: Sx = penawaran barang X Px = harga X Py = harga Y (barang subtitusi atau komplemen Pi = harga input C = biaya produksi Tek= teknologi produksi Tuj= tujuan perusahaan Kebij= Kebijakan pemerintahMisal, fungsi penawaran mobil adalah; Qs= -40 +5P(2.5) Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) pertahun P = harga mobikl perunit (puluh juta rupiah perunit Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bial harga mobil perunit hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika yang berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurfa penawaran bergeser dari S0 ke S117c.Kasus Pengecualian Terkadang kita menemui kurva penawaran yang memiliki slope negativekhusunya pada kkurva penawaran tenaga kerjayang berbentuk melengkungmembalik (backward bending labour supply curve). Misalnya pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerjnya. Tabel berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin dia gunakan untuk bekerja (penawaran tenaga kerja pada berbagai tingkat upah perjam yang berbeda. Tabel 22 Penawaran Tenaga Kerja Upah perjam Jumlah Jam Kerja (dalam rupiah) Perminggu 2.000 4 4.000 12 8.000 20 12.000 24 14.000 25 16.000 23 18.000 2018Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara dua fariabel serta kemudian menghubungkan titik-titiknya yang nembentuk suatu garis sebagaimana dalam diagram 25. Pada tingkat upah yang rendah tampak(Rp.2000,00 sampai Rp.14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang bersifat positif. Bagi pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp.14.000,-perjamnya,ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan masih bisa meningkat sedikit. Dengan demikian bentuk kurva pennawaran akan tenaga kerjanya akan melengkung dan membalik kearah yang berlawanan atau kurvanya mempunyai kemiringan negative.193. Harga Keseimbangan Harga Keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama- sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikomsumsi atau dijual. Kasus Pasar Mobil Sedan Permintaan : Qd : 200-10P Penawaran :Qs :-40+ 5P Dimana : Qd, Qs = ribuunit pertahun P = puluh juta unit pertahun Keseimbangan Pasar: Qd = Qs 200-10P = -40 + 5P 240 = 15 P P = 16 Qd = 200- 10 (16) = 40 Qs = - 50 + 5 (16) = 40 Keseimbangan Pasar terjadi pada Saat harga mobil Rp. 160 jt per unit. Saat itu jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil per tahun.204. Perubahan Keseimbangan Pasar Perubahan Keseimbangan Pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan penawaran. Jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal (diagram 2.7 a). tetapi jika yang berubah adalah factorfactor citeris paribus seperti tekhnologi untuk sisi penawaran atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal. (diagram 2.7.b dan 2.7.c)215. Surplus Ekonomi Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi makin besar.226. Kegagalan Pasar Kegagalan Pasar disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut : a. Informasi tidak sempurna (Incomplete Information) b. Daya Monopoli (Monopoly Power) c. Eksternalitas (Externality) Eksternalitas (Externality) adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita poelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain tetapi tidak dapat diomasukkan dalam perhitungan biaya secara formal d. Barang Publik (Public Goods) e. Barang Altruisme (Altruism Goods) Barang Altruisme (Altruism Goods) adalah barang yang ketersediannya berdasarkan suka rela karena kemanusiaan. Contoh jenis barang ini adalah darah 7. Intervensi Pemerintah Tujuan dilakukannya Intervensi Pemerintah adalah sebagai berikut: a. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil23c. Mengawasi kegiatan perusahaan terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar agar mereka tidak melakukan praktek monopoli yang merugikan d. Menyediakan barang public untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi Bentuk Intervensi Pemerintah antara lain sebagai berikut: a. Kontrol Harga Tujuan Kontrol Harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk control harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga maksimun (ceiling price) Harga Dasar (floor price) Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp700,00 per- kilogram, pembeli harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp700,00 perkilogram. Kasus Pasar Gabah di Karawang Qd = 2.000-3P;Qs=-500+2P dimana:Qd, Qs = ribu ton per musim P = ratus ribu rupiah per ton24Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp500.000,00 per ton. Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikanpemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi Rp600.000,00 per ton akan terjadi kelebihan Penawaran 500.000 ton. Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton, sedangkan permintaan turun menjadi 200.000 ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi yang hilang (consumer surplus dan producer surplus) besamya seluas segi tiga B+C.25Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibabrya, kurva permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran yang disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan Rp 600.00Q00 sama dengan Rp300.000.000.000,00. 2. Harga Tertinggi (ceiling price) Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen. Tujuan penetapan harga tertinggi adalah agar harga produk dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang. Kasus Pasar Mie lnstant di lndonesia Qd = 20.000 - 5P; Qs = - 5.000 + 20p di mana:Qd, Qs = ribu bungkus per bulan P = harga perbungkus26Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp1.000,00 per bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di atas, sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp 750,00 per bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 -10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan sulplus ekonomi (deadweight loss) sebesar ruas segi tiga A + B. 3. Kuota Pemerintah bisa memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi) misalnya pemerintah ingin menolong petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk meningkatkan harga. b. Pajak Subsidi Pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsifungsinya, khususnya retribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi. Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap keseimbangan Pasar. Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). pajak itu dibebankan kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S 1, sehingga harga keseimbangan menjadi P1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi Q1. Kebijakan ini sebenarnya menyebabkan konsumen27kehilangan surplus konsumen sebanyak A+B. sedangkan produsen kehilangan surplus produsen sebanyak F+C. Tetapi pemerintah memperoleh pendapatan sebanyak A+F sama dengan 0Q1x(P1-P2). sepintas pemerintah tampaknya senang dengan penerimaan itu. Tetapi konsumen dirugikan karena beban pajak yang seharusnya ditanggung produsen sebagian (A) ditanggung oleh konsumen. Ini disebut pergeseran beban pajak (tax incidence).2. Subsidi Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negatiae tax), karena subsidi menambah pendapatan nyata. sebagaii.rnana halnya pajak, manfaat pemberian subsidi terbagi-bagi antara produsen dan konsumery tergantung elastisitas permintaan dan penawaran.28c. Tarif dan Kuota Demi melindungi industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif dengan memberlakukan tarif (pahjak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor).29BAB III KONSEP ELASTISITAS A. ELASTISITAS PERMINTAAN Elastisitas permintaan mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat (ceteris paribus). Elastistas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elasticity yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) 1) Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand) Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen. Persentase perubahan jumlah barang yang diminta Ep Atau : %Q Ep = %p (Q/Q) = (P/P) = Persentase Perubahan Harga perubahan salah satu factor yang mempengaruhinya30P Q = Q QAngka Elastisitas Harga bernilai negative Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2 %.begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic permintaanya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.1. Angka Elastisitas Harga (Ep) a) Inelastis (Ep < 1) Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. b) Elasitis (Ep > 1) Permintaan terhadaq suatu barang dikatakan elastic apabila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. c) Elastis unitari (Ep = 1) Jika harga naik 10 %, permintaan barang turun 10% juga. d) Inelastis sempurrna (Ep = O) Berapa pun harga barang orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan gararn. e) Elastis tak terhingga (Ep = )31Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besamya.2) Elastisitas titik don Elastisitas Busur Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik rertentu. Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol. Rumus Elastisitas Busur:32Atau2) Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga: a) Tingkat substitusi.33b) Jumlah pemakai. c) Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. d) Jangka waktu. 2. Elstisitas Silang (Cross Elasticity) Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen. Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ec= Persentase perubahan harga barang yAtau: %Qx Ec = %Py (Qx/Qx) = (Py/Py) Py Qx = Qx Py3. Elastisitas Pendapatan (lncome Elasticity) Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.34Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ei= Persentase perubahan pendapatanAtau: %Q Ec = %I (Q/Q) = (I/I) I = Q I QB. Elastisitas Penawaran Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.Persentase perubahan jumlah barang yg ditawarkan Es= Persentase perubahan harga Atau: %Q Ec = %P (Q/Q) = (P/P) P = Q P35QSecara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran: Makin datar, makin elastis penawaran suatu barang'Faktor-faktor yong menentukon Elastisitas Penawaran a. Jenis produk. b. Sifat perubahan biaya produksi. c. Jangka waktuC. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang a. Elastisitas Permintaan l) Elastisitas Harga36Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek Ada dua penyebabnya yaitu: Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang. 2) Elastisitas Pendapatan Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar dibanding jangka pendek. sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang. b. Elastisitas Penawaran Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.3738BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama a) Barang (Commodities) Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. b) Utilitas (Utility) Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoreh karena mengonsumsi barang. utilitas digunakan sebagai clasar pengambilankeputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility /TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility /MIJ) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unitbarang. c) Hukum Pertambahan Manfaat yang makin Menurun (the Law of Diminishing Morginal Utility) Pada awalnya penambahan konsumsi suafu barang akan member tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility).39d) Konsistensi Preferensi (Transifivity) Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikapyang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifirence). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis. e) Pengetahuan Sempurna (Perfecf Knowledge) Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. 2. Teori Kardinal Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total40uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan koruumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit. 3. Teori Ordinal ( Ordinal Theory) a. Kurva lndiferensi (lndifference Curve) Menurut Teoriordinal kegunaan tidak dapat dihitung. Teori Ordrnal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Misalkan Sutarnomengkombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan sate per bulan dapat ditulis sebagai U=X.Y Dimana : U = Tingkat Kepuasan X =Makan Bakso (Mangkok/ bln) Y = Makan Sate (porsi per bulan) Untuk mencapai tingka tkepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan dalam Tabel 4.241Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti ditunjukkan oleh Diagram 4.2.b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve) Garis anggaran (budget line.) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi korsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar.42c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan Perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli. d. Keseimbangan Konsumen Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokaiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimilisasi kegunaan) atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimilisasi biaya). e. Reaksi terhadap perubahan harga barang Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat kepuasannya sebaliknya konsumen dapat menaikkan tingkatbila pendapatan nyata menurun dengan terpaksakonsumen menurunkan tingkat kepuasannya' disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun. f. Efek Substitusi atau (Substitusion Effect) dan Efek Pendapatan (Incame Effect) jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi: 1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang43yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek substitusi (substitution effect). 2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. ]ikaperubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan (income Effect).44BAB V TEORI PRODUKSI1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka panjang Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input). Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitn juga sebaliknya. Buruh harian lepas dipabrik rokok adalah contoh-nya. ]ika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.45Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka pendeknya barangkali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal lima tahun untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin. Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat. Perusahaan yang mengolah makanan kalengan, periode iangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun. 2. Model Produksi Dengan satu Faktor produksi variabel Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor produksi variabel. pengertian, produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yangtidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi. Mencoba membagi faktor proudksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis, faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi, seperti dibawah ini Q = f(K, L) .......... .........................................................(5.1) di mana: Q = tingkat output K - barang modal L = tenaga kerja/buruh46Dalam moder produksi satu faktor protruksi variaber, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.a. Froduksi total, produksi Marjinal, dan produksi Rata-rataProduksi total (total producf) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan- total faktor produksi. Produksi marjinal (marginar product) adalah tambahan produksi karaena penambahan satu unit produksi produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. Produksi total : TP = f(K, L) .......................................................................... (5.2) dimana: Tp= produksi total K =Barang Modal (yang dianggap konstan) L = Tenaga kerja/buruh secara matematis Tp akan maksimum apabila furunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama Tp adalah Mp (persamaan 5.3), maka TP maksimum pada saat Mp sama dengan nol. Produksi marjinaldi mana: MP = produksi marjinal47Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau the law of Diminishing Return (LDR) Produksi rata-rata.di mana: AP = produksi rata-ratab. Tiga tahap produksiDiagram 5.2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4) kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Selanjubrya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of production): 1. Tahap | (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum' 2. Tahap II (stage /I), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol. 3. Tahap III (stage lll), saat MP sudah bernilai < nol (negatif)48Diagram 5.12................................Pada tahap I penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva Tp meningkat tajam). Pada tahap ke II berlakunya LDR baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi toial sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).49Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi'karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total' perusahaan akan mengalami kerugian (slop e kurva TP negatif ) W = MP (P).......................................................(5.5)c.Perkembangan Teknologi Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.Secaragrafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya Bidang yang dibatasi kurva TP pada diagram 5.3 akibat kemajuan teknologi' luas kurva TP3 > TP 2> TP1 artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar503. Model Produksi Dengon Dua Foktor Produksi variabel a. lsokuon (lsoquont) Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang Menghasilkan tingkat teknologi tertentu,dan menghasilkana tigkat produksi yang sama misalnya kasus usaha tekstil tradisional di muka kita perlonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapat difambah. Tabel 5.2 memberikan data sebagai berikut. Tenaga Kerja Mesin 1 2 3 4 1 5 30 80 105 2 20 40 105 135 3 45 105 150 180 4 80 150 180 240 5 105 135 150 210Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja,2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya' Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini51Asumsi-osumsi lsokuon:1. Konveksilas (Convexily)Asumsi konveksitas (conaexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumery yaitu kurva indiferersi yang menunrn dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution (N{R'TS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi K52pada tingkat produksi yang sama. Jika L adalah tenaga kerja dan K adalah barang modal (mesin), maka /MRTSlk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama. Dasar pertimbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan rasio produktivitas. Perhatikan Diagram 5.5 berikut ini.532. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)Sama hal nya dengan konsumery produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSIk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi besifat substitusi sempurna (perfect substitution),seperti pada Diagram 5.6.a. MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion production function) seperti dituniukkan oleh Diagram 5.6.b.543. Hukum Pertombohon Hasil Yang Semakin Menurun (the Low ofDiminishing Relurn) Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga berlaku hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah isokuan-isokuan dengan tingkat produksi masing-masing 60, 80, dan 90 unit.Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC. Jika kita berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang sarna (BC = AB) hanya menambah outptrt sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit otttput cukup menambah DB unit K. Tetapi ketika akan55menambah output 10 unit lagi (Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah iauh lebih besar, yaitu BE unit (lebih banyak dari DB unit).4. Daerah Produksi Yong Ekonomis (Relevonce Ronge of Production)Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel, telah disimpulkan bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 5.8.a menggambarkan bahwa batas antara titik A dan B adalah batas daerah produksi yang ekonomis (teleaance range of production) atau tahap II. jika perusahaan ber-produksi di luar batas areal itu (A ke C atau B ke D), penambahan faktor produksi tidak meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap II. Diagram 5.8.b menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi produksi, batas ruang gerak ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.b. Oulput Karena perubahan skala penggunaan Produksi (Refurn fo Scole)Perubahan56Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scnle) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa sesar output bertambah bila jumlah faktor produksi dilipat gandakan (doubling).1. Skala hasil menaik lncreosing Relurn fo Scole)Jika penambahan faktor produksi sebanyak L unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (lncrensing Return to Scale). Diagram 5.9 Skala Hasil Menaik (lncreasing Return io Scale)572. Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole)Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga fungsi produksi meliliki karakter Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole) seperti digambarkan dalam Diagram 5.10. Diagram 5.10.3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)58BAB VI TEORI BIAYA PRODUKSI 1. Konsep Biaya a. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu. Notasi untuk upah adalah w. b. Biaya Barang Modal Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya barang modal. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain. Karena itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin, dinotasikan r. c. Biaya Kewirausahawan Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. 2. Produksi, Produktivitas, dan Biaya59Produktivitas biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produkktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya. Perilaku biaya.juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor produksi tetap vang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi adalah variable maka biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya prodsuksi dapat clisesuaikan dengan tingkat produksi. 3. Biaya Produksi Jangka Pendek a. Biaya Total, Biaya Tetap, don Biaya Variabel Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besamya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku. TC = FC + VC Dimana: TC = Biaya total jangka pendek FC = Biaya tetap jangka pendek VC = Biaya variabel jangka pendek60Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besamya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan huburngan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besamya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variable b. Biaya Rata- Rata Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besamya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata (Average Cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average Variable Cost)61AC = AFC + AVC ......................(6.2) Atau FC TC = Q + Q VCdi mana : AC AFC= Biaya Rata-Rata Jangka Pendek = Biaya Tetap Rata-Rata Jangka PendekAVC = Biaya Variabel Rata-Rata Jangka PendekKurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi Kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horisontal. Artinya nilai AFC tidak pernah negatif. Kurva AC mula- mula menurun lalu naik, sepola62dengan pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan Hukum LDR ( Law Of Diminishing Return). Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah bersentuhan (asimptot). Makin kecil nya jarak AVC dengan AC karena makin rnengecilnya AFC. Pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP (Average Product). Bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC = P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP meningkat, nilai AVC menurun. Begitu juga sebaliknya c. Biaya Marginal Biaya marjinal (Marginal Cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu- unit otutput. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan pembahan output adalah Q, maka TC MC = Q Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya VC MC = Q Jika harga per unit tenaga kerj a adalah P dan perubahan Penggunaan tenaga kerja adalah V , maka VC = P. V MC = P. (V/ Q); karena MP adalah Q/V, maka 1 MC= P( ) MP63a. Pada diagram diatas gari Hubungan antara Kurva- Kurva Biayas singgung.a, b, c dan seterusnya menunjukkuan besarnya MC. Bila garis singgung rnakin mendatar, nilai MC makin mengecil, begitu sebaliknyab. Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya dapat dilihat pada kurva berikut ini :644. Biaya Produksi Jangka Panjang Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variable LTC = LVCDimana : LTC = Biaya Total Jangka Panjang LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. LTC LMC = di mana : Q LMC = Biaya marjinal jangka panjang LTC = Perubahan biaya total jangka panjang Q = PerubahanoutputBiaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah autput.65LTC LAC = Q Dimana : LAC = Biaya Rata- Rata Jangka panjang Q = Jumlah Output66BAB VII MEMAKSIMUMKAN LABA 1. Pendekatan Totalitas (Totality Approoch) Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya otal (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga outpuf per unit. ]ika harga jual per unit output adalah P, maka TR = P.Q. Pada saat mem-bahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atatr TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit uotput dianggap konstan, sehingga biaya variabel adaiah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel per unit. ]ika biaya variabel per unit adalah v, maka VC = v.Q Dengan demikian, = PQ - (FC + vQ) ............ ................................................(7.2) Persamaan (7.2 ) dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 7.1' Dalam diagram tersebut kita melihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah, kerugian makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Pada saat iumlah otrtput mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya penciapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini disebut titik impas (bre.ak eaent point, disingkat BEP). Setelah titik BEP, perusahaan terus67mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi kurva TR yanS di atas kurva TC. Diagram 7.1 Kurva TR dan TC (Pendekatan Totalitas)Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari Persamaan (7.2). = P.Q* - ( FC + v.Q*) ......,.............. ......(7.3) Titik impas tercapai pada saat ?r s;una dengan nol. Q = P.Q*-FC-v.Q* = P.Q* - v.Q* - FC = (P-v).Q* - FC Q*= Contoh Kasus: .................................................................................(7.4)68Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. sebagai seorang ibu rumah tangga yang kreatil dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-anak berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke beberapa sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. jumlah permintaan potensial (dilihat dari jumlah murid vang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per hari. Untuk mewujurJkan rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin cetak sederhana seharga Rp5 juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00. Harga jual per biji Rp500,00. Apakah rencana di atas layak dilaksanakan? Untuk menjawabnya, kita dapat menggunakan nunus dalam Persamaan (7.4). Biaya pembelian alat produksi dan mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC), karena besarnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variabel per unit (v) adalah Rp250,00 sedangkan harga jual per unit (p) adalah Rp500,00 Untuk mencapai titik impas, jumlah output (permen coklat) yang hams terjual (Q*) adalah: Q* = 5.000.000 /(500-250) = 20.000 biji permen. Untuk mencapai titik impas, peflnen coklat yang harus terjual 20.000 biji. Apakah target ini terlalu berat? sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia bersikap pesimis, misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan potensial yang terjangkau, berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen. sehingga 20.000 biji permen akan terjual dalam waktu 200 hari. Tetapi bila dia yakin minimal 50% potensi pasar terjangkau atau 500 biji permen coklat per hari, 20.00069biji permen akan terjual hanya dalam waktu 40 hari. setelah 20.000 biji permen, penjualan selanjutnya memberi keuntungan Rp250,00 per biji, karena itu makin banyak permen yang dapat dijual, makin besar laba yang diperoleh 2. Pendekatan Rata-rata(Average Approach) Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan denganmembandingnkan biaya rata-rata (AC) dengna harga jual (P) laba total adalah laba per unit dukalikan dengan jumlah output yang terjual = (P - AC).Q .........................................(7.5) Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) Iebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC Contoh kasus: PT Tani Makmur ingin menanam singkong di Lampung' Produk singkong akan dibeli dilahan oleh produsen tapioka seharga Rp150,00 per kilogram.Setiap hektar diperkirakan menghasilkan singkong minimal 25ton. Berdasarkan studi pendahuluan' biaya produksi seperti di bawah ini: 1. Biaya persiapan lahan: RP500'000'00 per hektar 2. biaya penanaman dan perawatan (termasuk pupuk dan obat-obatan) serta tenaga kerjaRp1'000'000'00 per hektar 3. biaya penanaman (pencabutan' pemotongan): Rp10'00 per kg Jika perusahaan menargetkan keuntungan Rp.1.000.000.000 pada musim tanaman pendatang berapa hektar singkong yang harus ditanam?70Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung biaya rata-rata per kilogram singkong, sampai siap dijual di lahan. Karena yang sudah diketahui hanya biaya panen per kg, kita harus menghitung biaya rata-rata per kilogram persiapan lahan dan penanaman. Dari data-data di atas diketahui bahwa biaya persiapan lahan, penanaman dan perawatan adalah Rp1.500.000,00 per hektar. ]ika per hektar lahan menghasilkan 25 ton singkong, maka biaya rata-rata persiapan, penanaman dan perawatan adalah Rp6O,00-per kilogram. Sehingga biaya rata-rata per kilogram (AC) adalah Rp60,00 + Rp1.0,00 sama dengan Rp70,00. Karena harga jual singkong (P) adalah Rp150,00 per kilogram, maka = (P - AC ).Q ........................................................................(7.6) 1.000.000.009 = (150-70).Q Q = (1.000.000.000:80) kg = 12.500.000 kg = 12.500 ton3. pendekatan marginal (Marginal Approach) Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. Kondisi tersebut bis dijelaskan secara matematis, grafis dan verbala. Penjelason Secara Matematis71 = TR - TC ................................................................(7.7)Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi (/Q) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (TR/Q) atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (TC/Q atau MC).=0 MR-MC=0 B. Penjelasan Secara Grafis Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengonstruksi kurva biaya total (TC) yang bentuk kurvanya seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva produksi total (TP) dengan harga jual output per unit (P). Pada pembahasan teori produksi, telah diketahui bahwa kurva TP berbentuk huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga berbentuk huruf S. Kurva TR dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba (n) seperti tampak pada Diagram 7.2 berikut ini.72Pada Diagram 7.2 kita melihat bahwa tingkat output yang memberikan laba adalah interval Qr-Qs. Jika output di bawah jumlah Q1, perusahaan mengalami kerugian karena TR < TC. Begitu juga jika jumlah outptu melebihi Q-. Interval Qr-Qs dalam pembahasan teori produksi disebut sebagai daerah produksi ekonomis (tahap II). Pemsahaan akan mencapai laba maksimum di salah satu titik antara Qr-Qs. Dalam Diagram 7.2 terlihat bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3. Secara grafis hal itu terlihat dari kurva 7.2 yang mencapai nilai maksimum pada saat output sebesar Q3 Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai n (laba) akan maksimum bila MR = MC. Dalam grafis kondisi ini terbukti dengan membandingkan dua garis singgung b1 dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan pertama fungsi TR atau sama dengan MR. Garis singgung b2 adalah turunan pertama fungsi TC atau73sama dengan MC. Kita melihat garis dengan b1 sejajar garis singgung b2 yang artinya MR = MC.b. Penjelasan Secara VerbalApakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila memproduksi di Q3? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mengonsentrasikan diri pada pergerakan kurva laba (n) sepanjang interval Qt-Qs. Pergerakan tersebut kita bagi menjadi tiga sub-interval: Q1-Q3, Q3, dan Q3-Q574BAB VIII PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Sebuah pasar dikategorikan pasar persaingan sempurna jika memiliki syaratsyarat sebagai berikut: a) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (Homogeneous Product) b) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan informasi sempruna c) Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output passer Relatively Output) d) Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (Price Taker) e) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and Exit) 2. Permintaan dan Penerimaan dalam Pasar Persaingan Sempurna a. Permintaan Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak. (Small75Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relative tidak berubah. Karena itu ktrrva permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontalb. Penerimaan76Penerimaan Total (Total Revenue)sama dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P)c. Keseimbangan Perusahaan dalam jangka pendek Terdapat keseimbangan: a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam77beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan. b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau, dalam kondisi buruk, kerugiannya (Minimum Loss).783. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Agar sebuah perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang, maka perusahaan tersebut harus memiliki persyaratan sebagai berikut:79a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mencapai keadaanyang paling optimal b. Tidak mengalami kerugian (Not Suffering loss) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi. c.Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar karena laba nol (zero economi profit) d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi walaupun dengan memperbesar skala produksi, karela sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC) pada saat SAC = LAC' 5. Penawaran Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna Penawaran industri adalah total penawaran pemsahaan-perusahaan. Jumlah output yang ditawarkan perusahaan adalah jurnlah yang menghasilkan laba maksimun (MR = MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva Penawaran perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang. a. Kurva Penawaran Jangka Pendek80Diagram menunjukkan jika harga di bawah Po, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC).Jika harga naik ke P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR=MC atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q1. ]ika harrgu jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4.Pa' maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3, dan Q4 agat mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah otrtput yang diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva Penawaran perusahaan jangka pendek b. Kurva Penawaran Jangka Panjang Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang menrpakan lokus keseimbangan jangka panjang a berbagai tingkat produksi.816.825. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna a. Kekuatan Pasar persaingan sempurna memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan (utilitas hidup ) yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena : 1) Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah. 2) Jumlah output paling banyak sehingga rasio outpnt per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal). 3) Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsursi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilihbarang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga (informasi sempurna). b. Kelemahan Pasar persaingan sempurna memiliki kelemahan sebagai berikut:83 Kelemahan dalam hal asumsi Kelemahan dalam pengembangan tekhnologi Konflik efisiensi- keadilan84BAB IX PASAR MONOPOLI 1. Faktor yang menyebabkan terbentuknya Monopoli Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan (Barriers to Entry) bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dlihat dari penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a. Hambatan Tekhnis (Technical Barriers to Entry)Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada. Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh beberapa hal: 1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang memungkinkan berproduksi sangat efisien. 2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. 3) Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi produksi.85b. Hambatan Legalitas Hambatan Legalitas dapat berupa : 1) Undang-undang dan Hak Khusus 2) Hak Paten atau hak cipta 2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli a. Permintaan Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk memengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output Posisi perusahaan monopolis adalah penentu harga . b. Penerimaan Total dan penerimaan Marginal Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P). Diagram dibawah ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan output yang dijual (Q1 ke Q2) perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke P2). Penurunan harga jual menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang sebanyak luas daerah segi empat A. Penambahan jumlah ouputmenambah TR seluas daerah segi empat B. Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya lebih kecil dari harga. Penjelasan yang sama dapat diterapkan bila perusahaan bergerak ke P3, P4, dan seterusnya. Karena ifu kurva MR berada di bawah kurva harga (permintaan)86876. MONOPOLI ALAMIAH(Natural Monopoly) Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah disebut monopolis alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang yang menurun (negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-rata. Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marjinal (MC) yang juga menurun dan berada di bawah kurva AC. Perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala produksi diperbesar. Perusahaan seperti ini mampu melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin besamya selisih harga iual dengan biaya marjinal.Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti di atas bila dalam jangka panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan teknologi,manajemen dan sumber daya manusia. 7. Biaya Sosial Monopoli88Kerugian yang dialami masyarakat akibat monopoli antara lain: a) Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen b) Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja c) Memburuknya kondisi makroekonomi nasional d) Memburuknya kondisi perekonomian internasional. 8. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefits) Beberapa manfaat monopoli antara lain: a. Monopoli, Efisiensi, dan pertumbuhan Ekonomi b. Monopoli dan Efisiensi pengadaan Barang publik c. Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat89BAB 10 PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK 1. Karakterisitik Pasar Persaingan Monopolistik Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah: a) Produk yang terdiferensiasi ( differentiated product) b) Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number of firms) c) Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit) 2. Keseimbangan Perusahaan dalam Jangka Pendek Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalamjangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super normal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal. Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Karena memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli90Diagram diatas menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC di titik E. Sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marjinal (P > MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi sangat landai. Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC, di mana harga adalah P dan jumlahoutputyang diproduksi Q*. 3. Keseimbangan Perusahaan dalam jangka panjang Terdapat dua penyebab mengapa pasar persaingan sempurna tidak dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna, yaitu: Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal ( P>MC) Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)91Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab tiut A bukan titik terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Perusahaan sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, pada kurva biaya rata-rata.Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah, ouput harus ditambah sampai sejumlah Qb. Tetapi jika ouput melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR < MC). Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess capacity)9293