Upload
marnie-potter-luphallah
View
874
Download
34
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah
MINERAL MIKRO
Disusun Oleh :
Handayani K11111629
Sri Sumarni K11111262 ( Pindahan dari kelas
B)
Rahmatillah Razak K11111268 ( Pindahan dari kelas
B)
Nuris Purnamasari K11111266 ( Pindahan dari kelas
B)
Ismariani K11111126 ( Pindahan dari kelas
B)
Nuraeni K11111106 ( Pindahan dari kelas
B)
Lolah Auliya Muthmainnah K11111618 ( Pindahan dari kelas B)
Haslina K11111125 ( Pindahan dari kelas
B)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MINERAL
MIKRI”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Mineral Mikro atau
yang lebih khususnya membahas dampak kelebihan dan kekurangan mineral
mikro serta proses penyerapan dan metabolismenya dalam tubuh. .Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang mineral
mikro.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Makassar, 20 Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk
proses kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan atau
pakan mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan
biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon
berubah menjadi gas karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan
Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal
dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan
terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada
mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat
diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja
enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh
terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam
tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup
belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui informasi mengenai Biokimia Mineral Mikro
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian mineral mikro
2) Untuk mengetahui sumber mineral mikro
3) Untuk mengetahui fungsi mineral mikro
4) Untuk mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan mineral mikro
5) Untuk mengetahui bagaimana penyerapan/ metabolism mineral mikro
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MINERAL MIKRO
Mineral merupakan unsur isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan
sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air
dalam bobot tubuh. Mineral adalah bahan anorganik atau bahan kimia yang
didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Mineral ada yang
larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum atau air yang dipakai untuk
mencuci sayur dan memasak. Mineral masuk ke dalam tubuh dalam bentuk
garam lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit adalah bentuk ion
dari mineral yang bermuatan positif (+) dan negatif (-), ada sebagian mineral
yang dipakai sel sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula yang dipakai
untuk menghubungkan suatu cabang ke cabang yang lain. Mineral yang
masuk kedalam tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh dinding usus.
Makanan yang masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik dan air sebesar
96 % dan sisanya terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu, dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik
terbakar, tetapi zat anorganik tidak terbakar, karena itu bahan anorganik
disebut abu (Winarno 1992).
Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan
jumlah > 100 mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah
<100 mg per hari. Mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit. Mineral Mikro adalah salah satu zat gizi yang juga penting
bagi tubuh selain karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro. Mineral
Mikro terdiri dari : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Flour, Kobalt, Kromium (Cr), Timah,
Nikel, Vanadium, silicon.
B. SUMBER MINERAL MIKRO
1. Besi (Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam
tubuh manusia dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh
manusia dewasa, di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25
persennya merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin
edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum tulang :
Sumber baik besi adalah makanan hewani ,seperti daging,ayam dan
ikan .Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
Pada umumnya besi di dalam daging, ayam dan ikan mempunyai
ketersediaan biologic tinggi ,besi didalam serealia dan kacang kacangan
mempunyai ketersediaan biologic sedang,dan besi didalam sebagian besar
sayuran ,terutama yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam
mempunyai ketersediaan biologic rendah.
Nilai besi berbagai bahan makanan ( mg/100gram)
Bahan Makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai Fe
Tempe kacang kedelai
murni10,0 Biscuit 2,7
Kacang kedelai kering 8,0 Jagung kuning,pipil, lama 2,4
Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5
Kacang merah 5,0 Beras setengah giling 1,2
Kelapa tua, daging 2,0 Daun kacang panjang 6,2
Udang besar 8,0 Bayam 3,9
Hati sapi 6,6 Sawi 2,9
Daging sapi 2,8 Daun katuk 2,7
Telur bebek 2,8 Kangkung 2,5
Telur ayam 2,7 Daung singkong 2,0
Ikan segar 2,0 Pisang ambon 0,5
Ayam 1,5 Keju 1,5
Angka kecukupan besi yang dianjurkan
Widya karya pangan dan gizi tahun 1998 menetapkan AKG besi untuk
Indonesia sbb:
Bayi : 3-5 mg
Anak, balita : 8-9 mg
Anak sekolah : 10 mg
Remaja laki – laki : 14 – 17 mg
Remaja perempuan : 14 – 25 mg
Dewasa laki – laki : 13 mg
Dewasa perempuan : 14 – 26 mg
Ibu hamil : +20 mg
Ibu menyusui : + 2 mg
Manula perempuan : 14 mg
Manula laki – laki : 13 mg
2. Zeng (Zn)
Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi
membran sel, sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan
lipid peroksidase. Seng berperan dalam sintesis dan transkripsi protein,
yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,tubuh banyak mengeluarkan
keringat dan seng dapat hilang bersama keringat sehingga perlu
penambahan (Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Ikatan enzim seng yang
merupakan katalis reaksi hidrolitik melibatkan enzim pada bagian aktif
yang bertindak ”superefisien”. Enzim karbonik anhidrase meng-katalisis
CO2 dalam darah, enzim karboksi peptidase mengkatalisis protein dalam
prankreas, enzim alkalin fosfatase.
Sumber utama Zeng adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju,
hati, lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sumber
paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang,
biji-bijian (lengkap), serelia, leguminosa dan telur. Serelia tumbuk dan
kacang-kacangan merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai
ketersediaan biologik yang rendah.
Angka Kecukupan Zn Yang Dianjurkan
Angka kecukupan seng pada tingkat :
a. Bayi : 3-5 mg
b. Anak-anak : 8-10 mg
c. Remaja dan dewasa : 15 mg (baik pria maupun wanita)
d. Ibu hamil : + 5 mg
e. Ibu menyusui : + 10 mg
3. Iodium (I)
Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.
Tiroksin berperan dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga
meningkatkan Basal Metabolic Rate (BMR).Tiroksin juga berperan
menghambat proses fosforilasi oksidatif sehingga pembentukan Adenosin
Trifosfat (ATP) berkurang dan lebih banyak dihasilkan panas. Tiroksin
juga mempengaruhi sintesis protein (Mills1987; Darmono 1995). Iodin
secara perlahan-lahan diserap dari dinding saluran pencernaan ke dalam
darah. Penyerapan tersebut terutama terjadi dalam usus halus, meskipun
dapat berlangsung pula dalam lambung. Dalam usus, iodin bebas atau
iodat mengalami reduksi menjadi iodida sebelum diserap tubuh. Dalam
peredaran darah, iodida menyebar ke dalam cairan ekstraseluler seperti
halnya klorida. Iodida yang masuk ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat
dioksidasi dan diubah menjadi iodin organik melalui penggabungan
dengan tiroksin. Proses tersebut terjadi pula secara terbatas dalam ovum
(Graham 1991; Puls 1994; Lee et al. 1999).
Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan
rumput laut. Sedangkan fungsi dari iodium di antaranya dalah sebagai
komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.
4. Selenium (Se)
Sumber : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran, sayuran,
bergantung pada kandungan selenium tanah.
AKG orang dewasa: 70 µg (Laki-laki) & 55 µg (Perempuan).
5. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin. Tembaga
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme, pembentukan hemoglobin,
dan proses fisiologis dalam tubuh (Richards 1989; Ahmed et al.
2002).Tembaga ditemukan dalam protein plasma,seperti seruloplasmin
yang berperan dalam pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga
merupakan komponen dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang
ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah) yang berperan dalam
metabolisme oksigen (Darmono 1995; 2001). Selain ikut berperan dalam
sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzim-enzim dalam
sel jaringan. Tembaga berperan dalam aktivitas enzim pernapasan,sebagai
kofaktor bagi enzim tirosinase dan sitokrom oksidase.
Tirosinase mengkristalisasi reaksi oksidasi tirosin menjadi pigmen
melanin (pigmen gelap pada kulit dan rambut). Sitokrom oksidase, suatu
enzim dari gugus heme dan atom-atom tembaga, dapat mereduksi oksigen
(Davis dan Mertz 1987; Mills 1987; Sharma et al.2003).
Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga
adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian ,
serelia, dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya
bergantung pada jenis pipa di gunakan sebagai sumber air.
Angka Kecukupan Tembaga (Cu) Yang Dianjurkan
Kekurangan tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu, AKG
untuk tembaga di Indonesia belum ditentukan. Amerika serikat
menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk dikonsumsi adalah
sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.
6. Mangan
Mangan berkaitan dengan jumlah enzim dalam beberapa proses
metabolisme termasuk piruvatanya dan karboksilse asetil CoA dan
dehidrogenase isositrat dalam siklus krebs dan mitokondria; bentuk
mitokondria ;dismutase super oksida yang menolong melindungi membran
mitokondria. Yang lebih menarik adalah hubungannya dengan enzim
mukopolisakarida , glikoprotein dan produksi lipopolisakarida ,termasuk
trasferase galaktose dan trasferse glikosil lain yang terikat dalam
membran.
Sumber : Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.
AKG orang dewasa: 2,5-5,0 mg.
Lokasi : Terbanyak di dalam tulang, jaringan di dalam hati, pankreas,
jaringan saluran cerna dan kelenjar ptuitari.
7. Flour
Sumber flour di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan
makanan hasil ternak.
AKG : Konsumsi fluor yang dianggap cukup dan aman adalah 1,5 – 4,0
mg/sehari. Hendaknya air minum mengalami fluorodisasi sehingga
mengandung 1 bagian flour/ 1 juta bagin air (1 ppm), yang berarti 1 mg/L
air.
8. Kobalt
Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan
hewan, dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co
dari dalam tanah menjadi vitamin B12 pada makanan hingga dicerna
hewan nonruminansia kadang-kadang disebut sebagai siklus kobalt.
Ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing) memakan hijauan pakan,
di mana tanaman menyerap kobalt dari dalam tanah dan bakteri-bakteri
yang ada di dalam lambung (rumen) menggunakan kobalt dalam
penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap vitamin B12 dan
mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh (Davis dan Mertz 1987;
Mills 1987; Darmono 1995). Semua bangsa hewan membutuhkan vitamin
sehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt. Ternak babi dan
unggas tidak mempunyai mikroflora dalam saluran pencernaan untuk
mengubah kobalt dalam ransum sehingga harus mendapat vitamin B12
yang cukup dalam ransum (Lee et al. 1999).
Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun
hijau. AKG: Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12
plasma darah mengandung kurang lebih 1 µg kobal/100.
9. Kromium (Cr)
Sumber kromium terbaik adalah makanan nabati. Kandungan
kromium dalam tanaman bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom
tanah dan musim. Sayuran mengandung 30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan
serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut dan daging
merupakan sumber kromium yang baik.
C. FUNGSI MINERAL MIKRO
1. Besi (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi
enzim–enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme
energi ,di dalam tiap sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein-
pengangkut-electron ,yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolism energi. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada dalam tubuh
berada dalam hemoglobin.
Menurunnya produkytivitas kerja pada kekerangan besi disebabkan
oleh dua hal yaitu
Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai
kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam metabolism tinggi,
Menurunnya hemoglobin darah.akibatnya metabolisme energy didalam
otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang akan
menyebabkan rasa lelah.
Kemampuan belajar,ada perbedaan antara keberhasilan belajar anak
anak yang menderita anemia gizi besi dan anak – anak sehat,defisiensi besi
berpengaruh negative terhadap fungsi otak,terutama fungsi
neurotransmitter (kepekaan saraf)
Sistem kekebalan ,respon kekebalan sel oleh limfosit T terganggu
karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,yang kemungkinan
disebabakan oleh berkuranggnya sintesisi DNA. Berkurangnya sisntesis
DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktalase ribonukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
Pelarut obat obatan , obat obatan tidak larut air oleh enzim
mengandung besi dapat dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
2. Zn
Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :
Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan
lebih dari 200 enzim.
Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang
berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida,
dan asam nukleat.
Zn berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
Zn sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA
polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan
penyembuhan luka.
Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma.
Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan
antibody oleh sel B.
3. Iodium (I)
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu
hormon dalam kelenjar tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang
dikeluarkan oleh kelenjar tiroid. Setiap molekul tiroksin mengandung
empat atom iodin (Darmono 1995). Sebagian besar iodin diserap melalui
usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk ke dalam saluran darah
melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam kelenjar tiroid,
yang kadarnya 25 kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam darah (Mills
1987). Namun bila jumlah yang sedikit ini tidak terdapat dalam bahan
pakan maka ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari setengah iodin
dalam tubuh terdapat pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian
besar iodin tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan
dalam kelenjar ludah, lambung, usus halus, kulit, rambut, kelenjar susu,
plasenta, dan ovarium (Puls 1994; Stangl et al. 2000).
4. Selenium (Se)
Enzim selenium peroksidase berperan sebagai katalisator dalam
pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang
dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel,
sehingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam
sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan
konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi
bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi
selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin E.
Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan
oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai
metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan membantu
sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse berperan di
dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam
membran sel
Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh,
mineral mikro ini mempunyai potensi untuk mencegah penykit kanker dan
penyakit degenaratif lainnya. Bukti tentang hal ini belum cukup untuk
menganjurkan penggunaan selenium sebagai suplemen. Enzim tergantung-
selenium lain adalah gliisn reduktase yang ditemukan di dalam sistem
bakteri. Selenium juga merupakan bgian dari kompleks asam amino RNA.
5. Tembaga (Cu)
Fungsi utama enzim di dalam adalah sebagai bagian dari enzim.
Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan
yang berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal
oksigen.
Tembaga berperan dalam mencegah anemia dengan cara membanu
absorbs besi, merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan
besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim
seruloplasmin.
Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi
melanin, yaitu pigmen dan kulit.
Tembaga juga berperanan dlam pngikatan silanh kolagen yang
diperluka untuk menjaga kekuatannya.
6. Mangan
Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi
metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak. Pada
metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam amino dengan
enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase. Pada metabolism
karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada
oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak,
Mn berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang
dan kolesterol. metabolisme energi & sintesis lemak
7. Flour
Fungsi : Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan
tulang dibentuk, pertama terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas
kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan menggantikan gugus hidroksil
(OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoropatit. Pembentukan
fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan. Fluor
diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa
dan orang tua. fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak
akan terlindungi dari karies gigi ini. Penambahan fluorida pada pasta gigi
juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.
8. Kobalt
Fungsi : Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini
diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi
semua sel. Kobal mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim.
9. Kromium (Cr)
Fungsi : Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida.
Krom bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya
glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan energi,
percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan krom dapat
menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi
insulin normal. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan
sindroma mirip diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan
organik faktor toleransi terhadap glukosa (glucose tolerance factor)
bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap glukosa
tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini harus
dilakukan dibawah pengawasan dokter. Konsentrasi krom di dalam
jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru
yang justru meningkat.
D. DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MINERAL MIKRO
1. Besi (Fe)
Kelebihan :
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan ,tetapi dapat disebabkan
oleh suplemen besi ,gejalanya adalah rasa nek,muntah .diare,denyut
jantung meningkat,sakit kepala ,mengigau dan pingsan.
Kekurangan :
Menurunnya kemampuan kerja, kekurangan energi pada umumnya
menyebaabkan pucat, rasa lemah,letih pusing,kurang nafsu makan ,
menurunnya kebugarankekebalan dan gangguan penyembuhan
luka.kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
2. Zeng (Zn)
Kelebihan :
a. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga.
b. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol,
mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat
timbulnya aterosklerosis.
c. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan
muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.
Kekurangan :
a. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna (kerdil).
b. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan
seksual.misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi pangkreas,
gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran
cerna.
c. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.
d. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan
vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta
memperlambat penyembuhan luka.
3. Iodium (I)
Kekurangan :
Gondok, kretinisme, pembesaran kelenjar tiroid, hambatan mental dan
pertumbuhan pada anak; gemuk padaorang dewasa.
Kelebihan :
Pembesaran kelenjar tiroid yang menutupi jalan pernafasan.
4. Selenium (Se)
Kelebihan :
Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah,
diare, rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf.
Kecenderungan menggunakan suplemen selenium untuk mencegah kanker
harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis berlebihan.
Kekurangan :
Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi
belum bayak diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan
hubungan antara status selenium tubuh dengan penyakit kesban, dimana
terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jantung yang terutama terlihat
pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah propinsi di
Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku,
pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti osteoartritis
secara umum, yang terutama dirasakan pada siku, lutut dan pergelangan
kaki. Pasien yang mendapat makanan prenteral total yang pada umumnya
tidak mengandung selenium menunjukkan aktivitas glutation peroksidase
rendah dan kadar selenium dalam plasma dan sel darah merah yang
rendah. Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi
kardiomiopati pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang
rendah. Kekurangan selenim dan vitamin E juga dihubungan dengan
penyakit jantung.
5. Tembaga (Cu)
Kelebihan :
Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan
muntah-muntah dan diare. Berbagai tahap perdarahan intravascular
dapat terjadi ,begitupun nekrosis sel-sel hati dan ginjal.
Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.
Kekurangan :
Kekurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolisme,
disamping itu terjadi demineralisasi tulang-tulang. Bayi gagal tumbuh
kembang edema dengan serum albumin rendah. Gangguan fungsi
kekebalan.
6. Mangan
Kelebihan :
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan
terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengisap mangan
yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkan
gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal,
yang menyerupai penyakit parkinson.
Kekurangan :
Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan
kecil, sedangkan mangan banyak terdapat dalam makanan nabati.
Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina.
Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan
kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi
besi dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat
absorbsi mngan. Kekurangan mangan sering terjadi bersamaan dengan
kekurangan besi. Makanan tinggi protein dapat melindungi tubuh dari
kekurangan mangan.
7. Flour
Kelebihan :
Kelebihan fluor dapat menyebkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada
dosis sangat tinggi atau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen
fluor sebanyak 20-80 mg sehari. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan
warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di daerah dada, gatal,
dan muntah.
Kekurangan :
Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang
mengandung fluor. Akibatnya adalah kerusakan gigi dan keropos tulang
pada orang tua.
8. Kobalt
Kekurangan :
Terjadi bila kekuangan vitamin B12. Karena faktor intrinsik, sindroma
gangguan absorpsi dan gastrektomi.
Kelebihan :
Belum diketahui karena belum ada penelitian yang menunujukan tentang
seseorang yang mengidap penyakit akibat kelebihan kobalt. Percaya saja
bahwa sesuatu yang berlebihan.
9. Kromium (Cr)
Kekurangan :
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG
untuk krom belum ditentukan.
Kelebihan :
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang
terkena limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan
dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru. Kromat adalah
bentuk krom dengan valensi 6, tubuh tidak dapat mengoksidasi krom
makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk vlensi 6 yang
toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan kanker
paru-paru.
E. METABOLISME DAN PENYERAPAN MINERAL MAKRO
1. BESI
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti
protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk
fero.hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya
HCL dan vitamin C yang terdapat dalam makanan
Absorsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut
protein khusus,yaitu transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut
besi besi dari saluran cerna kedalam sel mukossa dan memindahkan
ketrasferin reseptor yang ada dalam sel mukosa.Transferin mukosa
kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi
lain ,sedangkan trasferin reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua
jaringan tubuh.
METABOLISME :
Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara
cepat terlihat transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin
mengangkut Fe kembali ke sumsum tulang untuk mensintesisi Hb
kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum secara cepat diambil
oleh hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga
dimobilisasi untuk diangkut kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut
Fe yang ada dalam pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan
dipindahkan kedalam plasma ,dimana dioksidasi kembali menjadi F3+
untuk diangkut pada transferin.
2. ZENG
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Enzim yang sama berperan dalam pengeluaran amoniak dan didalam
produksi hidroklorida yang diperlukan untuk pencernaan sebagai bagian
dari enzim peptidase karbosil yang terdapat didalam cairan pangkreas, dan
dalam pencernaan protein. Zn juga dihubungkan dengan hormone insulin
yang dibentuk dida;lam pangkreas walaupun tidak berperan langsung
terhadap kegiatan insulin.
Tingkat penyerapannya sedikit banyaknya ada hubungan dengan status Zn
lebih besar dari normal dalam defesiensi Zn . dayaguna Zn makanan juga
merupakan faktor dalam menentukan penyerapan, walaupun ini tidak
banyak variasinya atau tidak sekritis Fe. Pitat dan serat yang banyak dalam
biji-bijian merupakan faktor-faktor utama yang menurunkan nilai gunanya
pada waktu bersamaan tingkat konsumsinya, keseimbangan Zn sedikit
kurang pada orang yang dengan diet berserat tinggi. Penyerapan Zn sedikit
banyak berkompetisi dengan ion-ion metal transisi, terutama Fe2+ , Fe3+,
dan Cu2+. Penyerapan Zn memerlukan energi dan tingkatan oleh
sitrat.dalam air susu manusia banyak Zn terikat dalam sitrat dan daya
gunanya lebih tinggi dari Zn yang terikat oleh protein. Setelah penyerapan
dan pemindahan Zn dalam plasma, Zn terikat dalam 3 komponen yang
satu dengan yang lainnya.sebagian diikat oleh albumin, walauoun cukup
besar yang terikat pada antiprotease, α-makroglobulin.
METABOLISME
Di dalam pangkreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan,
yng pda waktu mkan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan
demikaian saluran cerna menerima seng dari dua sumbar, yaitu dri
makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pngkreas dinmakn
sikrulasi entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel
dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai
simpanan, sehingga absobrsi berkurang. Seperti halnya dengan besi,
bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang
umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionien di dalam hati mengikat seng
hingga di butuhkan oleh tubuh. Metalotionien diduga mempunyai peranan
dalam mengatur kandungan seng didalam cairan intarseluler.
3. YODIUM
Pembentukan dan sekresi tiroglobulin sebagai bahan dasar hormon thyroid
dilakukan oleh sel-sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung
140 asam amino tirosin, dan tirosin merupakan substrat utama yang
berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon thyroid dimana
hormon ini dibentuk dalam molekul tiroglobulin. Oksidase ion yodida
adalah langkah penting dalam pembentukan hormon thyroid yaitu
perubahan ion yodida menjadi bentuk yodium teroksidasi yang kemudian
mampu berikatan langsung dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi ini
dipermudah oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksida yang
menyertainya. Pengikatan yodium dengan molekul tiroglobulin dinamai
organifikasi tiroglobulin. Yodium yang telah dioksidasi dalam bentuk
molekul akan terikat langsung tetapi perlahan-lahan dengan asam amino
tirosin, tetapi bila yodium yang btelah teroksidasi disertai dengan sistem
enzim peroksidasi, maka proses ini dapat terjadi dalam beberapa detik atau
menit. Stadium akhir dari yodinasi tirosin adalah pembentukan dua
hormon thyroid yang penting yaitu tiroksin dan triyodotironin. Tirosin
mula-mula dioksidasi menjadi monoyodotironin dan diyodotironin. Dua
molekul diyodotironin bergabung membentuk tiroksin (T4), dan satu
molekul diyodotironin bergabung dengan satu molekul monoyodotironin
membentuk triyodotironin (T3).
4. SELENIUM
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan
selenosistein. Absorbsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara
aktif, selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorbsi lebih
efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi
menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin
5. MANGAN
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan
pasti. Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan
mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium menghambat absorpsi
mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma.
Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu
dan dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh
oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
6. FLOUR
Sebagian flour dari makanan atau minuman diserap oleh lambung dan
sebagian lagi oleh usus kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya
dikeluarkan lagi dan setengah bagian lainnya digunakan sebagai bagian
integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi oleh jumlah yang
dikonsumsi, kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal ini berkat
kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain dalam darah, F juga
terdapat dalam jaringan (lunak), saliva, susu dan darah janin : yang
konsentrasinya leboh rendah.
7. COBALT
Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme
absorbsi besi. Absorbsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak
85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin, selebihnya feses dan keringat.
8. TEMBAGA
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Absorsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas
usus halus secara aktif dan pasif.Absorbsi terjadi dengan alat angkut
protein pengikat tembaga metalotionin yang juga berfungsi dalam absorbsi
seng dan kadmium.Tembaga diangkut keseluruh tubuh oleh
seruloplasminin dan transkuprein.Tembaga juga dikeluarkan dari
hati ,sebagai bagian dari empedu.Didalam saluran cerna tembaga dapat
diabsorsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan
tubuh.Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan
tembaga dalam tubuh.
METABOLISME
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu
protein baru dan dibawa kehati dimana kan mendapat proses :
Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati
yang spesifik
Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma
disamping kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut
tembaga kedalam sel seluruh tubuh
Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ;
rendahnya berat molekul dari pool –cu dalam plasma mungkin
tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.
9. KROMIUN
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk
lain krom hanya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum
diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang
mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang
diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi
melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi
gula sederhna yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan
transferin tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
2. Sumber Mineral Mikro terdiri dari :
Besi (Fe) : makanan hewani ,seperti daging,ayam dan
ikan .Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang
kacangan, sayuran hijau dan bebebrapa jenis buah
Seng (Zn) : daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga
gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan
Iodium (I): sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut
Selenium (Se) : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran,
sayuran
Tembaga (Cu) : tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan,
unggas, biji-bijian , serelia, dan cokelat
Mangan (Mn): Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.
Flour : air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak
Kobalt vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau
Kromium (Cr) : makanan nabati
3. Makro mineral mempunyai fungsi dan peranan tersendiri yang penting
bagi tubuh.
4. Mineral juga dapat menyebabkan dampak negatif apabila kekurangan dan
kelebihan, ini dapat disebabkan dari makanan dan aktifitas yang terjadi,
seperti muntah, diare, dan sebagainya, yang bisa memberikan dampak
negatif bagi tubuh.
B. SARAN
Untuk kelangsungan hidup yang wajar dan sehat hendaknya kita harus
memperhatikan semua hal – hal yang dapat menunjang kesehatan baik dari hal
yang besar sampai ke hal yang sekecil-kecilnya.
PERTANYAAN :
1. Saiful
Kobalt mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim. Enzim apa saja
yang dimaksud?
Jawab : Kobalt juga membantu proses fungsi kerja pada enzim. Misalnya
enzim amylase yang mengubah Protein menjadi Asam Amino.
2. Asma
Mengapa kelebihan pada kobalt belum diketahui?
Jawab : Karena belum ada penelitian yang akurat mengenai hal tersebut.
Yakin saja, bahwa sesuatu yang berlebihan itu akan berdampak negatif bagi
tubuh kita.