215
MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES PAULUS II SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Patrick Marius NIM: 121124047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES PAULUS II SEBAGAI

SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS

DI ZAMAN SEKARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Patrick Marius

NIM: 121124047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Keuskupan Keningau Sabah, Pusat

Pembangunan Pastoral Keuskupan Keningan (PPPKK), seluruh umat Paroki St.

Francis Xaverius terutama Komunitas Umat Kristiani (KUK) stasi St. Maicheal

Kindasan, St. Yohanes Rasul Bomboi, dan St. Joseph Menawo, untuk kedua

orang tua, kakak, adik dan sesama keluargaku serta sahabat-sahabat yang telah

memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

v

MOTTO

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu

akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,

karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah

untuk sehari”

(Mat 6:33-34)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO

YOHANES PAULUS II SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI

PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG” . Judul skripsi ini dipilih

berdasarkan pengalaman pribadi penulis terhadap keprihatinan menurunnya

semangat pelayanan katekis akibat adanya tantangan-tantangan pelayanan yakni

arus besar perubahan zaman yang terjadi dewasa ini. Realitas pelayanan katekis

menunjukkan adanya tantangan pelayanan yang menghambat dan mempersulit

penghayatan spiritualitas pelayanan sehingga semangat melayani menurun. Hal

ini tidak dapat dibiarkan sebaliknya harus disikapi dan ditanggapi secara bijaksana

oleh para katekis. Bertitik tolak dari kenyataan itu, skripsi ini dimaksudkan untuk

memberi inspirasi kepada para katekis agar tetap bersemangat dalam melayani

kebutuhan umat.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat

digali dari spiritualitas St. Yohanes Paulus II untuk meningkatkan semangat

pelayanan katekis zaman sekarang. Persoalan tersebut diolah dengan

menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna

memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St. Yohanes Paulus II.

Inspirasi-inspirasi yang dipaparkan kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk

meneguhkan dan meningkatkan semangat pelayanan mereka.

St. Yohanes Paulus II adalah sosok pribadi yang sangat menginspirasi

banyak orang. Beliau adalah pribadi yang sangat kuat dalam iman, harapan dan

kasih yang didukung oleh semangat doa mistis. Beliau pribadi yang penuh kasih

sehingga disebut promotor kasih. Beliau pribadi yang tenang, lemah lembut dan

murah senyum namun tegas pada keyakinannya. Beliau pribadi yang teguh,

tangguh dan tanggap terhadap tantangan arus zaman, berani menghadapi

penderitaan dan kematian. Semangat pelayanannya tidak pernah pudar meskipun

menghadapi banyak tantangan dan ancaman pembunuhan. Beliau tidak kunjung

lelah menyuarakan kasih Allah kepada dunia seperti seorang ibu yang

mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada anaknya. Beliau telah menjadi

garam dan terang dunia. Oleh karena itu pantaslah beliau menjadi teladan dan

inspirasi bagi para katekis sebagai pelayan.

Dalam sejarah Gereja, tugas dan peran katekis sangatlah penting bagi

perkembangan dan penyebarluasan iman. Katekis menjadi tulang punggung bagi

perkembangan Gereja. Maka, pembinaan dan pendampingan terhadap katekis dan

calon katekis perlu terus diupayakan oleh keuskupan maupun paroki. Mengingat

begitu penting kehadiran para katekis dan banyaknya tantangan pelayanan, maka

sangat mendesaklah upaya pendampingan dan pembinaan para katekis agar tetap

bersemangat dalam melayani umat. Oleh karena itu, penulis juga menawarkan

suatu program retret sebagai upaya untuk membantu meningkatkan semangat dan

penghayatan panggilan katekis sebagai pelayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

ix

ABSTRACT

This undergraduate thesis entitles "EXPLORING THE

SPIRITUALITY OF SAINT JOHN PAUL II AS A SOURCE OF

INSPIRATION FOR THE MINISTRY OF CATECHISTS TODAY". This

title was selected based on the author’s personal concern about the declining of

the catechists of the ministry of catechists due to the challenges of the ministry

that is the large current of the change of time today. The reality shows there are

challenges which impede the appreciation of the spirituality of ministry so that the

spirit of ministry declined. This situation cannot be allowed and have to be

addressed and responded wisely by catechists. Based on this fact, this

undergraduate thesis was intended to keep inspiration of catechist in order to

remain energetic in servicing the needs of the people.

The main issue in this undergraduate thesis is what kind of inspiration

based on the spirituality of St. John Paul II can be explore to enhance the ministry

catechists today. This issue was elaborated by using literature on the ministerial

story of St. John Paul II in order to get inspiration from his ministerial spirituality.

Thus inspiration presented would be useful to strengthen and intensify the spirit of

ministry of catechists.

St. John Paul II is a very inspired person to many people. He was the one

who is very strong personal in faith, hope and love that supported by the mystical

spirit of prayer. He was called promoter of love because he was a person full in

love. He was a quiet, gentle, full of smile person as well as and firmly in his

belief. He was a tenacious and resilient as well as ready to response to the today’s

challenges. He dared to face suffering and death. His ministerial spirit never faded

in spite of confronting challenges and threats of murder. He never exhausted

expressing God love to the world as a mother who entirely devoted her affection

to her children. Therefore, he was worth to become example and to give

inspiration for catechists as a servent.

In the history of the Church, the task and the role of catechists have been

development and dissemination of the faith. Catechists have become the backbone

for the Church development. Thus the formation and assistance of the catechists

need to keep on pursued by dioceses and parishes. Relying on the important of

catechists and many challenges of ministry, the formation and assistance of

catechists are very urgent so that the catechists keep on their spirit of ministry.

Therefore, the author offers a retreat program as an attempt to enhance the spirit

and the appreciation of the vocation of catechists as servants.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MENGGALI

SPIRITUALITAS SANTO YOHANES PAULUS II SEBAGAI SUMBER

INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG.

Skripsi ini disusun berdasarkan pengalaman peserta terhadap keprihatinan

realitas pelayanan katekis dan realitas kehidupan beriman yang mengalami banyak

hambatan dan kesulitan. Contohnya, sekularisme dan sekularisasi, globalisasi,

budaya instan, relativisme, dampak perkembangan teknologi digital,

fundamentalisme dan radikalisme, rusaknya keutuhan ciptaan dan lingkungan

hidup, serta merebaknya kemiskinan. Menurunnya semangat pelayanan para

katekis memicu pada usaha untuk memberi sumbangan pemikiran berupa inspirasi

untuk meneguhkan dan menyemangat mereka agar tetap bersemangat melayani

umat meskipun mengalami banyak tantangan pelayanan.

Gereja selalu mengharapkan kehadiran para katekis yang siap melayani

dengan sepenuh hati. Pada masa yang bersamaan, katekis mengalami banyak

tantangan dalam menghayati panggilannya sebagai pelayan. Oleh karena itu,

penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mencari dan menemukan spiritualitas

pelayanan St. Yohanes Paulus II sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan katekis

agar semakin bersemangat melayani umat. Skripsi ini juga menawarkan program

retret untuk membantu meningkatkan semangat pelayanan para katekis. Selain itu,

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xi

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati

penuh syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku Kaprodi Program Studi

Pendidikan Agama Katolik dan sekaligus dosen pembimbing utama yang

selalu memberikan perhatian, meluangkan waktu untuk mendampingi dan

membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji II yang telah bersedia

membaca, memberikan kritik dan masukan serta mendampingi penulis dalam

mempertanggungjawabkan skripsi ini.

3. Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku dosen penguji III yang telah bersedia

membaca, memberikan kritik dan masukan, serta mendampingi penulis dalam

mempertanggungjawabkan skripsi ini.

4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

yang telah mendidik, dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma

dengan baik.

5. Seluruh staf pelayan Keuskupan Keningau Sabah terutama Bapa Uskup

Cornelius Piong,. Romo Drs, Charles Chiew SJ., Romo Justin Joanes, SJ. dan

semua pastor paroki, serta Bapak John Liansin selaku ketua Pusat Pelatihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xii

Katekis (PPK) Keuskupan Keningau, seluruh staf Pusat Pembangunan

Pastoral Keuskupan Keningau yang telah memberi dukungan penuh kepada

penulis baik secara materi maupun non-materi selama kuliah sehingga

penulisan skripsi ini selesai dengan baik.

6. Orang tua, kakak, adik dan semua keluarga yang selalu memberi semangat,

dukungan moral, motivasi dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan

perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

7. Umat Paroki St. Francis Xaverius khususnya di stasi St. Micheal Kindasan, St.

Yohanes Rasul Bomboi, dan St. Joseph Menawo yang telah memberi

dukungan moral dan doa kepada penulis selama kuliah.

8. Seluruh staf perpustakaan Kolese St. Ignatius Kotabaru dan Perpustakaan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang begitu bermurah hati untuk

meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan baik selama kuliah maupun

selama penulisan skripsi ini sampai selesai.

9. Teman-teman angkatan 2012 yang selalu memberi semangat, motivasi,

dorongan dan bantuan bagi penulis selama kuliah hingga penyelesaian skripsi

ini.

10. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah

menemani, memberi semangat serta dukungan doa hingga dari awal

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11. Umat di Paroki Ratu Pencinta Damai Pogot Surabaya yang selalu memberi

dukungan motivasi, doa dan semangat kepada penulis hingga penyelesaian

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PENYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Permasalahan................................................................... 7

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 7

D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 7

E. Metode Penulisan ............................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 8

BAB II. PAUS YOHANES PAULUS II SANTO YANG HIDUP................ 11

A. Mengenal Kisah Hidup dan Pelayanan St. Yohanes Paulus II .......... 12

1. Kisah Hidup sebelum Menjadi Imam ......................................... 12

2. Panggilan Menjadi Imam ........................................................... 14

3. Kisah Hidup dan Pelayanan sebelum Naik Takhta ...................... 16

4. Kisah Hidup dan Pelayanan selama Menjabat Takhta Suci ......... 18

a. Karya dan Kunjungan Pastoral ............................................. 18

b. Serangan Percobaan Pembunuhan ........................................ 21

c. Penderitaan yang Dialami ..................................................... 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xv

d. Detik-detik Terakhir Sebelum Dijemput Menghadap Bapa

di Surga................................................................................ 24

5. Penghargaan dan Gelar ............................................................... 26

a. Tokoh Dialog .......................................................................... 26

b. Paus Orang Sakit dan Menderita ............................................. 29

c. Santo yang Hidup .................................................................... 31

d. Yang Agung dan Yang Mulia .................................................. 33

e. Pribadi yang Tenang dan Komunikator Besar .......................... 34

B. Spiritualitas Santo Yohanes Paulus II .............................................. 37

1. “Hidup, Bergerak dan Berada” dalam Yesus Kristus

(Kis 17:28) ................................................................................. 40

2. Teguh Berharap Walau dalam Situasi Tanpa Harapan ................ 45

3. Cintakasih hingga Tuntas ........................................................... 48

4. Berdoa dalam Roh ..................................................................... 59

BAB III. TANTANGAN DAN PELAYANAN KATEKIS ZAMAN INI .... 70

A. Tantangan Pelayanan Katekis Zaman Ini ...................................... 71

1. Sekularisasi dan Sekularisme .................................................. 72

2. Pandangan Hidup dan Budaya Instan ..................................... 73

3. Ateisme dan Relativisme yang melahirkan Krisis Iman dan

Moral ...................................................................................... 75

4. Dampak Perkembangan Teknologi Digital .............................. 75

5. Pluralitas yang diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme

serta Globalisasi ..................................................................... 76

6. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup ............... 78

7. Merebaknya Kemiskinan ........................................................ 79

B. Tugas dan Peranan Katekis sebagai Pelayan Umat pada Zaman Ini 81

1. Pelayanan ................................................................................ 82

a. Pelayanan menurut Kitab Suci ............................................ 82

b. Pelayanan menurut Dokumen Gereja .................................. 84

c. Pelayanan menurut Para Tokoh ........................................... 87

1). Paus Fransiskus ............................................................. 87

2). Mother Teresa ............................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xvi

3). St. Yohanes Paulus II ..................................................... 90

2. Sosok Katekis ......................................................................... 93

3. Kategori Katekis ..................................................................... 96

4. Tugas dan Peran Katekis ......................................................... 98

5. Cakupan Pelayanan Katekis .................................................... 104

a. Cakupan teritorial ............................................................... 104

b. Cakupan Bidang ................................................................. 105

6. Perkembangan Pelayanan Katekis ........................................... 107

BAB IV. MENIMBA INSPIRASI DARI SANTO YOHANES PAULUS II

BAGI PELAYANAN PARA KATEKIS ..................................... 112

A. Katekis Menimba Inspirasi dari St. Yohanes Paulus II ................. 113

1. Saksi Iman yang Sejati ............................................................ 114

2. Tanpa Doa Iman dan Kasih adalah Mati .................................. 117

3. Kesetiaan pada Tugas Pengutusan ........................................... 120

4. Hati Penuh Pengharapan ......................................................... 122

5. Pemberani di waktu Penuh Ketakutan dan Penderitaan ............ 124

6. Sang Kelana dan Misionaris Agung......................................... 126

7. Pribadi yang Rendah Hati ........................................................ 128

8. Pribadi yang Utuh ................................................................... 130

9. Pribadi Penuh Kasih ................................................................ 132

10. Pribadi Multi-Talenta ........................................................... 135

B. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan

para Katekis di Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau 141

1. Latar Belakang Program.......................................................... 141

2. Pengertian Retret..................................................................... 145

3. Alasan Diadakan Program Retret ............................................ 146

4. Tujuan Diadakan Retret .......................................................... 147

5. Gambaran Pelaksanaan Program Retret ................................... 149

6. Pemilihan Materi..................................................................... 149

7. Matriks Usulan Materi Program Retret .................................... 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xvii

8. Contoh Persiapan Program Retret untuk meningkatkan

Semangat Pelayanan para Katekis di Paroki Santo Francis

Xaverius Keuskupan Keningau .............................................. 157

BAB V. PENUTUP .................................................................................... 173

A. Kesimpulan ............................................................................. 173

B. Saran ....................................................................................... 176

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 178

LAMPIRAN ................................................................................................ 181

Lampiran 1: Data Diri Santo Yohanes Paulus II ................................. (1)

Lampiran 2: Beberapa Foto Kenangan Santo Yohanes Paulus II ........ (3)

Lampiran 3: Beberapa Gambar Monumen Tanda Penghargaan Santo

Yohanes Paulus II.......................................................... (8)

Lampiran 4: Perjalanan Dunia Paus Yohanes Paulus II ...................... (9)

Lampiran 5: Ensiklik yang dikeluarkan oleh Santo Yohanes Paulus II (13)

Lampiran 6: Doa dengan perantaraan Santo Yohanes Paulus II .......... (14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab

Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh

Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika

yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan

diterima dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI,

2001, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Kerasulan Awam, 18 November 1965.

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misionaris

Gereja, 7 Desember 1965.

ASG : Ajaran Sosial Gereja, Seri Dokumen Gerejawi Edisi Khusus

(Kumpulan Dokumen Ajaran Sosial gereja Tahun 1891-1991 dari

Rerum Novarum sampai Centesimus Annus, diterjemahkan dari

naskah resmi bahasa Latin oleh R. Hardawiryana, SJ), Agustus

1999.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes

Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xix

tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Wahyu Ilahi, 18 November 1965.

EG : Evangelii Gaudium. Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang

Sukacita Injil, 24 November 2013.

EN : Evangelii Nuntiandi, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tentang

Pewartaan Injil di Dunia Modern, 8 Desember 1975.

GE : Gravissimum Educationis, Penyataan Konsili Vatikan II tentang

Pendidikan Kristiani, 28 Oktober 1965.

GS : Gaudium Et Spes, Kontitusi Pastoral Konsili Vatikan II mengenai

Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, uraian tentang ajaran iman dan moral

Gereja Katolik, 22 Juni 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik

dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.

LG : Lumen Gentium, Kontitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Gereja di Dunia Dewasa ini, 21 November 1964.

PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam, 7 Desember 1965.

RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II

tentang Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

xx

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

AS : Amerika Serikat

Bdk : Berdasarkan

CEP : Congregation for Evangelization of Peoples, Kongregasi

Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, menerbitkan buku Pedoman

Untuk Katekis, 3 Desember 1993.

CM : Congregation Missionis, Kongregasi Misi

FI : Formatio Iman

Hal : Halaman

KAJ : Keuskupan Agung Jakarta

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

Pdt : Pendeta

PIA : Pendampingan Iman Anak

PIOD : Pendampingan Iman Orang Dewasa

PIR : Pendampingan Iman Remaja

PIUL : Pendampingan Iman Lanjut Usia

PPK : Pusat Pelatihan Katekis

PUK : Petunjuk Umum Katekese

PKKI : Pertemuan Kateketik Keuskupan Se-Indonesia

Prodi : Program Studi

SJ : Serikat Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengawali Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, Bapa Suci Fransiskus

menyampaikan dorongan untuk melaksanakan seluruh kegiatan pewartaan atau

yang sering disebut evangelisasi dengan penuh sukacita. Seruan tersebut

mengajak seluruh keluarga besar Umat Allah untuk melakukan suatu

pembaharuan atau suatu cara baru dalam melaksanakan visi dan misi bersama,

yakni mewartakan kabar sukacita dengan penuh kegembiraan. Selanjutnya

dijelaskan bahwa, sukacita itu dapat dibagikan kepada orang lain jika seorang

lebih dulu mengalami sukacita tersebut. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi

seorang yang telah menerima kasih Allah untuk tidak mampu membagikan kasih

kepada sesama (EG 8).

Mengutip dari Ensiklik Deus Caritas Est, Bapa Suci mengungkapkan,

“Menjadi seorang Kristiani bukanlah hasil dari pilihan etis atau gagasan mulia,

melainkan perjumpaan dengan suatu kejadian atau seseorang, yang memberikan

cakrawala baru dan arah yang menentukan dalam hidup” (EG 7). Dengan kutipan

tersebut menjadi jelas bahwa pengalaman perjumpaan kasih merupakan unsur

penting menjadi Kristiani. Oleh karena itu, Gereja perlu memberi tempat pada

pengalaman perjumpaan akan Allah yang adalah kasih dan sumber sukacita sejati

dalam kegiatan evangelisasi. Pengalaman perjumpaan atau pengalaman kasih

tersebut bukanlah dalam hal-hal yang besar atau luar biasa tetapi “Inilah sukacita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

2

yang kita alami sehari-hari, di tengah berbagai hal kecil dalam hidup,...”.(EG 4).

Hal-hal kecil tersebut tidak sama dengan hal biasa yang dilakukan dan yang ada di

dalam Gereja, tetapi ada di mana kemungkinan sukacita atau kasih Allah boleh

diterima dan dialami oleh orang lain. Bapa Suci dengan penuh semangat juga

mengatakan bahwa “Gereja harus keluar” untuk mencari dan menemukan tempat

di mana benih kasih Allah dapat disemai.

Persoalan untuk masa sekarang adalah siapakah pelaku pewarta sukacita

Injil tersebut? Pada dasarnya seruan Bapa Suci Fransickus tersebut ditujukan

kepada semua umat sebagai anggota Gereja, namun secara khusus kepada mereka

yang bergiat dalam pewartaan terutama para katekis. Para katekis yang secara

khusus menempuh studi kateketik maupun katekis sukarela kiranya menanggapi

dengan penuh keterbukaan seruan Bapa Suci Fransiskus serta siap

melaksanakannya.

Dalam perjalanan waktu, jumlah umat semakin bertambah dan tentunya

membutuhkan tenaga pelayan yang mencukupi. Seperti yang pernah Yesus

katakan kepada murid-Nya “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” (Mat

9:37). Sementara itu, umat juga dihadapkan dengan pelbagai tantangan arus besar

zaman yang semakin menggerogoti kehidupan rohani. Dewan Karya Pastoral

Keuskupan Agung Semarang dalam Direktorium Formatio Iman – Menjadi

Katolik Cerdas-Tangguh & Misioner Sejak Dini Sampai Mati – mengarisbawahi

tujuh tantangan arus-arus besar zaman sekarang (2014:11-17). Tantangan-

tantangan tersebut adalah Sekularisasi dan Sekularisme (art. 15), pandangan hidup

dan budaya instan (art. 16), krisis iman dan krisis moral yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

3

munculnya Ateisme dan Relativisme (art. 17), Generasi Digital dan kecepatan-

keluasan jejaring sosial (art. 18), pluralitas agama yang diwarnai gerakan

Fundamentalisme dan Radikalisme serta Globalisasi (art. 19,20), rusaknya

keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup (art. 21), dan merebaknya kemiskinan

(art. 22).

Demikian situasi dunia banyak memberi kenikmatan duniawi yang sangat

beragam dan sangat realistis pula. Dalam situasi seperti itu, baik pewartaan

maupun pelayanan katekis menghadapi tantangan berat dan sulit dihadapi.

Sementara itu, katekis juga mengalami banyak tantangan dan godaan yang

membuat semangat pelayanan mereka semakin menurun. Akibatnya, pelayanan

dilaksanakan hanya sebagai kewajiban atau formalitas belaka, atau hanya

pemenuhan kebutuhan pelayanan semata-mata demi mendapatkan kebahagiaan

semu. Dalam situasi seperti itu, sukacita Injil atau kasih Allah menjadi semakin

sulit untuk diwartakan. Sementara itu juga, berhadapan dengan pelbagai tantangan

arus besar zaman, umat mengalami krisis iman dan krisis moral. Oleh hal

demikian, sangat mendesaklah bagi Gereja untuk lebih giat dan aktif hadir di

tengah hidup umat, melayani dan memperhatikan umat agar iman tetap terpelihara

serta semakin berkembang. Karena itu, dibutuhkan tenaga pewarta terutama

katekis untuk berperan mendampingi umat agar mengalami kasih Allah dalam

hidupnya.

Menyadari akan tantangan tersebut, keuskupan maupun paroki mencoba

untuk memberi bekal serta pembinaan kepada para katekis agar semakin

bersemangat dalam melayani umat. Pelbagai usaha yang dilakukan, mulai dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

4

membiayai para calon katekis khusus studi teologi maupun ilmu kateketik, dan

membina para katekis sukarela dengan harapan akan menjadi seorang katekis

yang profesional serta berspiritualitas mendalam. Para katekis yang sudah

melayani juga terus didampingi dan diberi pembinaan, kursus penyegaran

pelayanan, dan pelatihan-pelatihan lainnya. Semua usaha tersebut dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan umat dan juga dalam usaha menanggapi seruan

Bapa Suci Paus Fransiskus. Namun segala usaha tersebut tidaklah cukup untuk

membina katekis yang sungguh berspiritual tangguh dan mendalam. Tidaklah

cukup para katekis studi dan mengikuti banyak pelatihan dan pembinaan, tetapi

membutuhkan pengolahan diri sendiri. Pengolahan diri sendiri pun harus ada

dasar dan arahnya yang jelas pula. Maka dari itu, dalam skripsi ini penulis

mengusulkan agar para katekis belajar dan menimba inspirasi dari spiritualitas

pelayanan St. Yohanes Paulus II.

St. Yohanes Paulus II adalah sosok pribadi yang memiliki semangat

pelayanan tidak pernah pudar meskipun mengalami dan menghadapi banyak

tantangan. Sosok yang memiliki kedalaman spiritualitas, menjadikan ia senantiasa

bersemangat dalam menghayati panggilannya sebagai gembala sampai pada titik

akhir hidupnya. Seperti yang sudah diketahui, St. Yohanes Paulus II, selama

pelayanannya, menghadapi banyak tantangan bahkan menghadapi percobaan

pembunuhan. Akibat dari luka serangan pencobaan pembunuhan inilah yang

menjadi titik awal penderitaan beliau terhadap pelbagai jenis penyakit kronis yang

sulit disembuhkan. Meskipun demikian, semangat pelayanan St. Yohanes Paulus

II tidak pernah luntur, tidak jarang pula beliau bersikeras melakukan pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

5

maupun kunjungan pastoral di masa kondisinya tidak mendukung. St. Yohanes

Paulus II juga memiliki relasi yang sangat intim dengan Sang Sabda sumber

kehidupan yakni Yesus Kristus, dan sangat dekat dengan Bunda Gereja Bunda

Maria. Kedalaman hubungan dengan Yesus dan Bunda Maria inilah yang menjadi

sumber kekuatan St. Yohanes Paulus II dalam melaksanakan pelayanannya dan

dalam menghadapi serta menanggung segala penderitaan yang beliau alami

selama masa hidupnya.

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang suka mengampuni dan senang

menghibur orang lain. Setelah luka dalam akibat peluru serangan percobaan

pembunuhan sembuh, St. Yohanes Paulus II dengan hati yang terbuka dan penuh

kasih mendekati pelaku serangan dan mengampuninya. St. Yohanes Paulus II

tidak hanya mengampuni tetapi beliau juga menganggap pelaku serangan sebagai

saudaranya. Tindakan St. Yohanes Paulus II mengampuni dan menganggap

pelaku serangan sebagai saudara merupakan tindakan kasih yang memancarkan

sukacita. Tindakan ini sungguh menggugah hati banyak orang. Selain itu, di masa-

masa sakitnya menjadi parah dan ditempatkan di rumah sakit, beliau bahkan

selalu memberi penghiburan kepada para pesakit yang lain.

Selama menjabat takhta suci, St. Yohanes Paulus II sering kembali ke

ruang operasi untuk melaksanakan tindakan prosedur atas sakit yang dideritanya.

Betapa berat penderitaan yang beliau alami namun tidak menjadi penghalang

baginya untuk melaksanakan pelayanan. St. Yohanes Paulus II bahkan sering

menunda waktu perawatannya demi melaksanakan tanggung jawab sebagai Paus.

Tidak hanya pada masa pelayanannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

6

sudah sejak kecil beliau telah mengalami banyak penderitaan. Beliau kehilangan

semua orang tersayangnya yakni kedua orang tuanya dan juga kakaknya. Beliau

mengalami kekejaman dan kekerasan pemerintahan tentara Nazi Jerman yang

memaksa beliau berhenti sekolah dan mencari pekerjaan. Namun sampai pada

titik akhir hidup, semangatnya tetap bernyala dan sangat menginspirasi serta

mengagumkan banyak orang di seluruh dunia.

Oleh hal yang demikian para katekis sebagai pelayan perlulah menimba

inspirasi dari St. Yohanes Paulus II misalnya kesetiaan pada tugas perutusan,

ketekunan dalam doa, lemah lembut dan murah senyum, pemberani di waktu

penuh ketakutan, hati penuh harapan meskipun dalam situasi tanpa harapan,

pembela nilai luhur manusia, berani menghadapi sakit dan kematian, dan totalitas

dalam pelayanan. Para ketekis perlu menggali spiritualitas pelayanan St. Yohanes

Paulus II sebagai inspirasi pelayanan mereka dalam mewartakan Kabar Sukacita.

Sukacita itu dapat dibagikan atau disebarkan kepada orang lain jika katekis lebih

dulu memiliki sukacita tersebut. Itulah yang dilakukan oleh St. Yohanes Paulus II.

Seperti yang dihadapi St. Yohanes Paulus II selama pelayanannya, para katekis

juga menghadapi tantangan besar yakni arus-arus perkembangan zaman yang

dapat menghambat penghayatan panggilan katekis sebagai pelayan. Maka dari itu,

penulis memberi judul skripsi ini, “MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO

YOHANES PAULUS II SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI

PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”. Tujuannya adalah,

supaya para katekis zaman sekarang semakin dapat menghayati panggilannya

sebagai pelayan yang mewartakan Kabar Sukacita yakni kasih Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

7

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut :

1. Seperti apa sosok dan spiritualitas St. Yohanes Paulus II?

2. Seperti apa sosok katekis dan pelayanan mereka kepada umat?

3. Inspirasi macam apa yang dapat digali dari spiritualitas St. Yohanes Paulus

II bagi pelayanan katekis zaman sekarang?

C. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini

sebagai berikut :

1. Menggambarkan spiritualitas dari St. Yohanes Paulus II sebagai sumber

inspirasi bagi pelayanan katekis di zaman sekarang.

2. Menggambarkan sosok katekis zaman sekarang dan realitas pelayanan

mereka kepada umat.

3. Menyampaikan dan menguraikan inspirasi spiritualitas St. Yohanes Paulus

II bagi pelayanan para katekis zaman sekarang.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah pengetahuan dan wawasan baru kepada para katekis tentang

kisah hidup dan pelayanan St. Yohanes Paulus II agar dapat mengenali lebih

dalam sosok pribadi dan spiritualitas St. Yohanes Paulus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

8

2. Memberi pengetahuan dan pemahaman kepada umat kristiani tentang sosok

katekis zaman sekarang dan realitas pelayanan mereka kepada umat, agar

katekis sendiri semakin disadarkan akan tugas dan perannya dalam Gereja.

3. Memberi inspirasi bagi para katekis dalam usaha menghayati dan mencintai

panggilannya sebagai pewarta dan saksi Kristus sehingga semakin

bersemangat melayani umat.

E. Metode Penulisan

Skripsi ini adalah studi pustaka dengan menggunakan metode penulisan

deskripsi intepretatif. Dengan metode deskripsi intepretatif cara penulisan yang

dilakukan adalah penulisan yang dilandaskan dengan cara mengemukakan,

menyampaikan atau menggambarkan apa yang sudah didapat melalui studi

pustaka kemudian menjelaskan dan memaknainya. Berdasarkan judul yang

dipilih, penulis akan menggambarkan kembali inspirasi dari spiritualitas St.

Yohanes Paulus II kemudian memaknainya sebagai inspirasi bagi pelayanan

katekis di zaman sekarang.

F. Sistematika Penulisan

Judul skripsi adalah “MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO

YOHANES PAULUS II SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI

PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”. Dengan judul tersebut,

penulis ingin mengali spiritualitas St. Yohanes Paulus II sebagai sumber inspirasi

bagi pelayanan para katekis zaman sekarang. Untuk mencapai maksud tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

9

penulisan skripsi ini direncanakan terdiri dari lima bab yang isinya adalah seperti

berikut:

Bab I menguraikan pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas sosok pribadi dan spiritualitas St. Yohanes Paulus II

yang mencakup pembahasan kisah St. Yohanes Paulus II dari masa kecil, kisah

pelayanan sampai pada titik akhir hidupnya, pengertian spiritualitas secara umum

dan spiritualitas St. Yohanes Paulus II.

Bab III membahas tantangan dan pelayanan katekis zaman sekarang.

Pembahasan dalam bab ini memberi gambaran tentang tantangan-tantangan

pelayanan katekis dan pelayanan katekis kepada umat. Bab ini dimulai dengan

pemaparan tujuh tantangan pelayanan zaman dewasa ini. Sebelum membahas

pelayanan katekis, secara cermat akan dipaparkan arti pelayanan yang ditinjau

dari 3 perspektif yaitu pelayanan menurut Kitab Suci, menurut Dokumen Gereja,

dan pelayanan menurut beberapa tokoh. Pembahasan tentang pelayanan katekis

zaman sekarang mencakup sosok, tugas dan peran katekis dalam Gereja. Selain

itu, bab ini juga memberi gambaran tentang kategori katekis, cakupan pelayanan

katekis dan perkembangan pelayanan katekis.

Bab IV membahas inspirasi-inspirasi yang didapat dari kisah pelayanan St.

Yohanes Paulus II. Penulis akan mengemukakan beberapa inspirasi yang menarik

dari kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II dan memaknainya sebagai inspirasi

bagi pelayanan katekis zaman sekarang. Bab ini ditutup dengan pembahasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

10

tentang usulan program retret sebagai usaha meningkatkan semangat pelayanan

katekis di Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau Sabah.

Bab V berisi kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan, penulis akan

mengungkapkan beberapa hal penting berkenaan dengan pokok permasalahan

penulisan skripsi ini. Penulis memberikan saran guna memanfaatkan hasil karya

ini untuk meningkatkan semangat pelayanan para katekis dengan belajar dan

menimba inspirasi dari St. Yohanes Paulus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

11

BAB II

PAUS YOHANES PAULUS II SANTO YANG HIDUP

Paus Yohanes Paulus II adalah tokoh yang sangat menginspirasikan,

banyak hal yang dapat dipelajari darinya, baik itu sejarah hidupnya sebagai

pelayan Gereja dan dunia maupun dokumen-dokumen yang telah diterbitkannya.

Selama masa pelayanan Paus Yohanes Paulus II, banyak tantangan dan persoalan

dunia yang telah dihadapi oleh Paus Yohanes Paulus II dengan penuh keberanian

dan keyakinan serta harapan yang tak kunjung padam. Begitu unggul dan

menginspirasikan kisah hidup dan pelayanannya sehingga sangat menarik dan

berguna untuk dipelajari oleh para katekis sebagai sumber inspirasi bagi

pelayanan mereka.

Oleh hal yang demikian, pembahasan dalam bab II ini menjadi bagian

yang penting dalam keseluruhan tulisan ini, dimana menjadi sumber belajar

utama untuk mencapai maksud dan tujuan utama penulisan skripsi. Adapun isi

dari bab II ini adalah mengenai kisah hidup St. Yohanes Paulus II dari kecil

sampai wafatnya, kisah pelayanan dan tantangan-tantangan yang dihadapinya baik

sebelum terpilih menjadi Paus maupun setelah menjadi Paus, termasuk juga

beberapa hal menarik tentang penghargaan dan gelar, dan yang paling penting

adalah pembahasan tentang spiritualitas St. Yohanes Paulus II.

Pembahasan bab II ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian pertama

mengenai kisah hidup dan pelayanan, dan bagian kedua tentang spiritualitas St.

Yohanes Paulus II. Bagian pertama dibagi menjadi 5 topik. Topik 1 sampai 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

12

lebih menyoroti kisah hidup dan pelayanan sebelum terpilih menjadi Paus. Topik

4 lebih menyoroti kisah hidup, pelayanan dan perjuangan selama menjabat takhta

suci, terutama penderitaan yang dialaminya karena justru itulah yang menjadi

kekhasan dari keunggulan pelayanan St. Yohanes Paulus II. Topik 5 menyoroti

hal-hal yang menarik dari pribadi St. Yohanes Paulus II yang mengungkapkan

kebesaran dan keunggulan beliau. Sedangkan bagian kedua terdiri dari 4 topik

yang menjadi sumber belajar utama dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.

A. Mengenal Kisah Hidup dan Pelayanan St. Yohanes Paulus II

1. Kisah Hidup Sebelum Menjadi Imam

Leonora Wilson dalam buku kecil tulisannya yang berjudul Karol dari

Polandia mengisahkan kehidupan masa kecil St. Yohanes Paulus II. Karol

Wojtyla adalah nama lahir St. Yohanes Paulus II. Dalam bahasa Inggris Karol

berarti Charles. Nama keluarga Karol adalah Wojtyla. St. Yohanes Paulus II lahir

pada tanggal 18 Mei 1920 di sebuah kota kecil bernama Wadowice di Negara

Polandia. Rumah Wojtyla terletak di Church Street No. 7. Keluarga Wojtyla

bukanlah keluarga yang kaya. Rumah yang mereka tempati adalah sebuah rumah

yang biasa-biasa saja (Wilson, 2004: 6-7).

Berdasarkan tulisan Leonera Wilson (2004:8-9) ayah Wojtyla adalah

seorang tentara. Dalam benak Wojtyla, nantinya dia juga akan menjadi seorang

tentara yang baik seperti ayahnya. Wojtyla mempunyai seorang saudara yang

bernama Edmund berusia dua belas tahun lebih tua daripadanya. Setiap hari ayah

Wojtyla akan berangkat kerja, Edmund berangkat ke sekolah, manakala Wojtyla

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

13

tinggal di rumah bersama ibunya. Ibu Wojtyla, nyonya Wojtyla tidak memiliki

pekerjaan tetap. Wojtyla sejak usia dini sudah mendapat didikan yang sangat

bagus dari ibunya dan belajar berdoa secara mandiri. Wojtyla sangat menyukai

ketika ibunya bercerita tentang Allah, Yesus, Bunda Maria, dan tentang Gereja.

Memasuki usia Sekolah Dasar yaitu tujuh tahun, Wojtyla bersekolah di

sekolah militer yaitu sekolah khusus putra (Wilson, 2004:14). Semenjak

memasuki usia sekolah, Wojtyla semakin aktif dan semakin berkembang dalam

banyak hal terutama bidang olahraga. Wojtyla dipanggil Lolek oleh teman-

temannya. Tidak lama setelah ulang tahun yang kesembilan, Wojtyla mengalami

kesedihan karena ibunya telah meninggal (Wilson, 2004:16).

Setelah selesai di sekolah militer, Wojtyla melanjutkan belajarnya di

sekolah lain dan belajar lebih banyak tentang matematika, menulis dan ilmu

pengetahuan yang lainnya (Wilson, 2004:18). Wojtyla pun semakin pintar dan

semakin aktif melaksanakan banyak kegiatan bersama teman-temannya. Namun

baru saja setahun di sekolah baru ini, saudaranya Edmund mengalami sakit dan

tidak kunjung sembuh. Saudaranya Edmund akhirnya meninggal (Wilson,

2004:19).

Leonora Wilson (2004:20-21) selanjutnya mengisahkan kebingungan

Wojtyla dalam menentukan masa depannya. Setelah tamat dari sekolah menengah

atas, Wojtyla masih belum jelas tentang masa depannya. Keinginannya untuk

menjadi tentara sudah hilang. Selama masa ini Wojtyla sangat aktif datang ke

Gereja untuk berdoa dengan harapan mendapat petunjuk akan mau jadi apa

nantinya. Dalam hati Wojtyla terjadi pergulatan pilihan antara jadi bintang film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

14

atau imam. Belum sempat membuat pilihan, pada tahun 1938, Wojtyla dan

ayahnya berpindah ke sebuah kota yang lebih besar yaitu Krakow. Di kota ini

Wojtyla masuk universitas. Tono Suratman (2014:116) dalam tulisannya Santo

Yohanes Paulus II Mencium Bumi Indonesia menuliskan, di Krakow Wojtyla

masuk Universitas Jaggiellonian. Di Universitas ini, sambil belajar filologi dan

berbagai bahasa, Wojtyla juga tampil di beberapa grup teater dan menjadi penulis

naskah drama. Kemampuan berbahasa Wojtyla berkembang dengan cepat

sehingga beliau menguasai 12 bahasa asing, 9 daripadanya digunakan selama

menjadi Paus.

Anthony Christie (2014: 56) dalam tulisannya mengisahkan tidak lama

Wojtyla menetap di Krakow, perang pecah di Polandia akibat dari pendudukan

Nazi pada tahun 1939. Orang-orang saling bertempur, pengeboman terjadi

dimana-mana dan tank-tank tentara memenuhi kota. Banyak orang yang terbunuh

dan dipenjarakan. Saat itu di Polandia tidak ada kebebasan dan keadaan sangatlah

menyedihkan. Selama pendudukan Nazi, Wojtyla tidak dapat masuk ke sekolah

karena semua sekolah ditutup (Wilson, 2004:22).

2. Panggilan Menjadi Imam

Wilson (2004:22-23) dalam buku kecilnya mengisahkan Wojtyla yang

berani mengalami pergulatan panggilan hidupnya. Setelah pendudukan Nazi,

bahkan Wojtyla belum merasa kalau ia nantinya akan menjadi imam. Karena tidak

sekolah, ia bekerja di beberapa tempat. Wojtyla juga sering berkumpul dengan

teman-temannya dan biasanya mengadakan acara seperti pementasan drama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

15

pertunjukkan lainnya. Ketika itu, dalam hati Wojtyla bertanya pada diri sendiri

bahwa dia akan menjadi pemain film yang terkenal. Sementara ayah Wojtyla

semakin menderita sakit keras dan akhirnya dipanggil oleh Allah Bapa. Saat inilah

Wojtyla mengalami pergulatan, ia berdoa dan berdoa terus agar ada jawaban yang

ia dapatkan. Akhirnya Wojtyla menyadari bahwa Allah menghendakinya untuk

menjadi seorang imam. Sejak kesadaran ini, Wojtyla semakin rajin belajar

meskipun masih bingung mau pergi ke mana. Saat ini hati Wojtyla sudah bulat

dan sangat yakin akan menjadi imam (Christie, 2014:57), hanya saja dia belum

tahu bagaimana caranya karena masih terjadi penindasan dari tentara Nazi.

Selama ini Wojtyla tidak pernah putus asa, sepulang dari bekerja Wojtyla

semakin giat belajar. Perang semakin memburuk, keadaan dan situasi Polandia

semakin memprihatinkan. Pada suatu hari minggu, terdengar suara tembakan dari

luar rumahnya. Ternyata tentara Nazi sedang mencari dan menangkap semua laki-

laki. Wojtyla segera bersembunyi sampai tentara pergi meninggalkan rumahnya

(Wilson, 2004:24). Tono Suratman (2014:118) dalam tulisannya mencatat

peristiwa yang terjadi pada tanggal 6 Agustus 1944 ini sebagai insiden kelam

“Minggu Hitam”, karena Gestapo mengumpulkan para pria muda di Krakow

untuk mencegah meluasnya demonstrasi yang sedang terjadi di Warsawa. Rumah-

rumah digeledah untuk mencari anak-anak muda. Wojtyla lolos dari penangkapan

karena selama penggeledahan Wojtyla bersembunyi di ruang bawah tanah rumah

pamannya.

Di saat yang genting ini Wojtyla semakin giat berdoa. Keesokan hari

setelah tentara Nazi meninggalkan rumahnya, datanglah seorang wanita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

16

merupakan seorang pemandu. Wojtyla mengikuti wanita tersebut. Mereka

melewati banyak bahaya ditembak dan ditangkap oleh tentara tetapi itu tidak

pernah terjadi sampai mereka tiba di rumah tempat Uskup Krakow tinggal. Sejak

saat inilah perjalanan Wojtyla menjadi imam dimulai. Di rumah uskup ini Wojtyla

melaksanakan studinya untuk menjadi seorang imam (Wilson, 2004:24-25).

Pada tahun 1945 perang berhenti. Tentara-tentara meninggalkan Polandia.

Sekolah-sekolah dan universitas pun mulai dibuka kembali (Wilson, 2004:26).

Para pelajar keluar dari persembunyian dan bergotong-royong membersihkan

seminari. Tono Suratman (2014:118) mengisahkan, pada waktu itu Wojtyla telah

menolong seorang gadis Yahudi bernama Edith Zierer 14 tahun, yang sedang

melarikan diri dari perkampungan buruh di Czestochow. Selain gadis malang

tersebut, menurut beberapa organisasi Yahudi, Wojtyla telah banyak menolong

orang Yahudi selama pendudukan Nazi. Pada tahun 1946 Wojtyla telah

menyelesaikan studinya dan ditahbiskan sebagai imam pada Pesta Hari Raya

Orang Kudus, 1 November 1946, oleh Uskup Agung Krakow, Kardinal Adam

Stefan Sapieha dan melaksanakan Misa pertamanya di kota tempat ia dilahirkan

(Tono Suratman, 2014:119).

3. Kisah Hidup dan Pelayanan sebelum Naik Takhta

Selama menjadi Pastor Wojtyla tidak pernah melupakan kebiasaan-

kebiasaan bersama dengan teman-temannya. Ia telah berusaha keras untuk

mengajari orang tentang kebaikan Allah. Pastor Wojtyla memperjuangkan

pelayanan yang memperkenalkan Allah kepada anak-anak. Ia sangat mencintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

17

anak-anak dan ia pun dicintai oleh banyak umat (Wilson, 2004:27). Tono

Suratman (2014:119) menuliskan, tidak lama setelah ditahbiskan, Pastor Wojtyla

dikirim oleh Kardinal Sapieha ke Roma untuk belajar di Universitas Angelicum,

di bawah bimbingan seorang teolog kenamaan, Garrigou-Lagrange seorang imam

dari ordo Dominikan Perancis. Pada tahun 1948, Pastor Wojtyla menyelesaikan

studi doktoralnya dengan tesis yang mengangkat tema iman dalam kesaksian

Santo Yohanes dari Salib.

Tono Suratman (2014:119-120) kemudian mengisahkan Pastor Wojtyla

selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan pelayanan, terutama di

waktu liburnya, Pastor Wojtyla menghabiskan waktunya untuk melaksanakan

pelayanan pastoral kepada para imigran Polandia yang datang dari Perancis,

Belgia dan Belanda. Setelah sekian lama belajar di Roma, pada tahun 1954

akhirnya Pastor Wojtyla memperoleh gelar doktor kedua untuk bidang filsafat di

Universitas Angelicum. Pastor Wojtyla kemudian melanjutkan belajar di

Universitas Katolik Lublin. Di universitas ini Ia mengambil kuliah di bidang

filsafat dan teologi. Sementara ia juga aktif memberikan pelayanan iman kepada

para mahasiswa. Selanjutnya ia menjadi pengajar mata kuliah teologi moral dan

etika sosial di Seminari Tinggi Krakow dan di Fakultas Teologi Lublin. Selama

periode ini Pastor Wojtyla menulis seri artikel di Koran Katolik Krakow,

membuat karya sastra seperti puisi dan naskah drama.

Pada 4 Juli 1958 Pastor Wojtyla diangkat menjadi Uskup tituler Ombi dan

Uskup Bantu Krakow oleh Paus Pius XII, dan ditahbiskan pada 28 September

1958, di Katedral Wawel, Krakow, oleh Uskup Agung Eugeniusz Baziak. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

18

menjadi Uskup, hidupnya menjadi lebih sibuk lagi. Meskipun demikian, ia tetap

masih meluangkan waktu untuk anak-anak dan orang muda. Sekitar sembilan

tahun kemudian Uskup Wojtyla dipanggil ke Roma. Ketika itu Bapa Suci Paus

Paulus VI sangat tertarik dengan pekerjaan Uskup Wojtyla. Pada 13 Januari 1963

Uskup Wojtyla diangkat menjadi Uskup Agung Krakow oleh Paus Paulus VI,

yang menjadikannya Kardinal pada 26 Juni 1967 (Tono Suratman, 2014:121-

122).

Tono Suratman (2014:122-124) kemudian mengisahkan terpilihnya

Kardinal Wojtyla menjadi paus. Pada tanggal 6 Agustus 1978, Paus Paulus VI

meninggal dunia. Sebagai seorang Kardinal, Wojtyla datang kembali ke Roma

untuk proses pemilihan paus. Paus baru yaitu Paus Yohanes Paulus I pun terpilih.

Namun masa jabatannya berakhir terlalu cepat setelah 33 hari menjabat, Paus

Yohanes Paulus I meninggal. Para Kardinal pun berkumpul kembali ke Roma

untuk memilih paus baru. Tidak disangka dalam konklaf kali ini Kardinal Wojtyla

terpilih menjadi Paus dan ia pun mengambil nama Paus Yohanes Paulus II untuk

menghormati pendahulunya. Anthony Christie (2014:60) membuat catatan, pada

pelantikannya, ia memilih untuk melakukan upacara yang sederhana seperti

pendahulunya dan bukanlah sebuah koronisasi Paus besar-besaran.

4. Kisah Hidup dan Pelayanan Selama Menjabat Takhta Suci

a. Karya dan Kunjungan Pastoral

Didorong oleh keprihatinan pastoralnya bagi seluruh Gereja dan juga

didorong oleh rasa keterbukaan, solider, dan amal kasih terhadap seluruh umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

19

manusia, St. Yohanes Paulus II melaksanakan tugas pelayanannya dengan

semangat misioner yang tidak pernah mengenal lelah, penuh dedikasi dan dengan

segenap tenaganya. St. Yohanes Paulus II selama jabatannya telah mengadakan

104 kunjungan pastoral di luar Itali dan 146 di dalam Itali. Sementara itu, sebagai

Uskup Roma, St. Yohanes Paulus II mengunjungi 317 dari 333 paroki kota. St.

Yohanes Paulus II juga telah mengadakan pertemuan lebih banyak dari

pendahulunya. Pertemuan yang diadakannya tidak hanya kepada Umat Allah atau

anggota Gereja tetapi juga kepada para pemimpin bangsa-bangsa. Banyak tokoh

pemerintah yang dijumpainya dalam 38 kunjungan resmi, 738 audiensi dan

pertemuan dengan Kepala Negara, dan 246 audiensi dan pertemuan dengan

Perdana Menteri dari seluruh dunia.

Pelayanan beliau juga banyak memberi perhatian kepada kaum muda.

Kasihnya bagi orang-orang muda membawa pada penetapan Hari Pemuda

Sedunia. Dengan adanya Hari Pemuda Dunia St. Yohanes Paulus II telah berjaya

menyatukan jutaan orang muda dari seluruh dunia (Christie, 2014:73). Pada saat

yang sama keluarga juga mendapat perhatian dari St. Yohanes Paulus II, secara

khusus perawatannya untuk keluarga terungkap dalam Rapat Dunia Keluarga,

yang dimulai pada tahun 1994. Selain itu, St. Yohanes Paulus II juga telah

berhasil menjalin dialog dengan orang Yahudi dan dengan perwakilan-perwakilan

masing-masing dari agama lain. Mereka juga yang diundang ke pertemuan dan

doa untuk perdamaian, khususnya di Asisi. Tidak hanya menjalin dialog dengan

orang Yahudi namun St. Yohanes Paulus II juga telah menjalin hubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

20

agama-agama lain seperti Anglikan, Lutheran, Yahuni, Gereja Ortodoks Oriental,

Budha, dan Islam (Christi, 2014:74-83).

St. Yohanes Paulus II memiliki peran penting dalam runtuhnya

komunisme. Beliau menjadi katalisator untuk “revolusi damai” yang meruntuhkan

komunisme di Polandia (Christi, 2014:83). Runtuhnya komunisme di Polandia

disusuli dengan runtuhnya Tembok Berlin di Jerman Timur, kemudian

kehancuran komunisme Uni Soviet pada tahun 1990 (Tono Suratam, 2014:130).

Dalam persiapan memasuki milenium ketiga dan persiapan merayakan Jubileum

Agung tahun 2000, St. Yohanes Paulus II telah mengedarkan surat Apostolik

Novo Ineunte Millennio, di mana, melalui surat tersebut, ia menunjukkan jalan

menuju masa depan kepada umat.

St. Yohanes Paulus II selama jabatannya telah melakukan banyak usaha

dan dorongan luar biasa untuk kanonisasi dan beatifikasi. Beliau merayakan

upacara beatifikasi 147 di mana ia menyatakan 1.338 orang kudus; dan 51

kanonisasi dengan jumlah 482 orang kudus. Beliau juga telah mengangkat

Theresia dari Kanak-Kanak Yesus menjadi seorang Doktor Gereja. St. Yohanes

Paulus II juga telah memperluas Kardinal, menjadikannya 231 Kardinal dalam 9

consistories. Beliau mengatur 15 Sidang Sinode para Uskup – enam Sinode

Biasa. Satu Sinode Luar Biasa, dan delapan Sidang Khusus.

St. Yohanes Paulus II telah menerbitkan 85 dokumen penting yang terdiri

dari 14 Ensiklik, 15 amanat Apostolik, 11 Konstitusi Apostolik, dan 45 Surat

Apostolik. St. Yohanes Paulus II juga telah mengeluarkan Katekismus Gereja

Katolik. St. Yohanes Paulus II juga mengadakan reformasi terhadap Kitab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

21

Hukum Kanonik Timur dan Barat, dan menciptakan lembaga baru dalam dan

mereorganisasi Kuria Romawi. Selain menghasilkan banyak karya yang bersifat

dokumen, St. Yohanes Paulus II juga menerbitkan lima buku sendiri.

Pada tanggal 9-14 Oktober 1980 St. Yohanes Paulus II datang ke

Indonesia. Saat di Indonesia, Beliau telah mengunjungi Jakarta, Yogyakarta,

Maumere, Medan, dan Dili yang saat itu masih bagian dari Indonesia. Beliaulah

Paus yang kedua berkunjung ke Indonesia, setelah Paus Paulus VI di tahun 1970.

Pada tahun 1993, Vatikan menetapkan hubungan diplomatik formal dengan Israel.

Dan pada bulan Maret 2000, Ia mengunjungi Israel dan berdiri di atas tanah

Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Ia juga berdiri pada suatu tempat yang

memperlihatkan Danau Galilea yang dikatakan tempat Yesus mengajarkan kotbah

di atas bukit.

b. Serangan Percobaan Pembunuhan

Seperti yang dituliskan oleh Anthony Christie (2014:85) selama waktu

jabatannya, St. Yohanes Paulus II mendapatkan tiga pencobaan pembunuhan.

Pencobaan pembunuhan yang pertama terjadi pada tanggal 13 Mei 1981, ketika

memasuki Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat St. Yohanes Paulus II

hampir tewas oleh tembakan percobaan pembunuhan Mehmet Ali Agca, seorang

ekstrimis Turki. Dengan peristiwa ini, Agca akhirnya dihukum penjara seumur

hidup. Dua tahun kemudian, St. Yohanes Paulus II telah menjenguk Mehmet Ali

Agca pelaku serangan percobaan pembunuhannya di penjara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

22

Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada tanggal 12 Mei 1982,

di Fatimah, Portugal (Christie, 2014:86). Seorang pria berusaha menikam Paus

dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Pelakunya adalah

seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, warga negara Spanyol, bernama

Juan Maria Fernandezy Krohn yang menentang reformasi Konsili Vatikan II dan

memanggil St. Yohanes Paulus II sebagai seorang “agen dari Moskwa.” Juan

Maria Fernandezy Krohn kemudian divonis hukuman penjara enam tahun.

Percobaan pembunuhan yang ketiga kalinya terjadi ketika St. Yohanes

Paulus II berada di Manila, pada bulan Januari 1995 (Christie, 2014:87).

Percobaan pembunuhan kali ini merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah

serangan terorisme massal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstrimis,

Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammad. Seorang pelaku bom bunuh diri

yang menyamar sebagai seorang pastor direncanakan mendekati parade paus dan

meledakkan diri namun gagal karena rencana pembunuhan telah diketahui.

c. Penderitaan yang Dialami

Stanislaw Dziwisz, Czeslaw Drazek, Renato Buzzonetti, dan Angelo

Comastri dalam buku Izinkan Aku Pulang Ke Rumah Bapa (2010), banyak

mengisahkan penderitaan yang dialami oleh St. Yohanes Paulus II selama

pelayanannya. Penulis memilih tulisan Renato Buzzonetti (2010:59-90) yang

berjudul “Hari-hari penuh Penderitaan dan Harapan” karena beliau adalah dokter

pribadi St. Yohanes Paulus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

23

Menurut Renato Buzzonetti, semenjak serangan percobaan pembunuhan

pada tahun 1981, St. Yohanes Paulus II sering mendapat penyakit yang tidak

mudah ditangani. Serangan itu sendiri paling tidak membuat St. Yohanes Paulus

II harus dioperasi karena terjadi luka dalam akibat terkena peluru yang menembus

bagian perut dan hampir mengenai tulang belakang, dan menyebabkan kerusakan

pada bagian usus kecil dan usus besar, membran selaput perut, dan terjadi banyak

pendarahan dalam. Tiga bulan kemudian dari peristiwa serangan, Paus sekali lagi

menjalani operasi untuk mengangkat saluran pembuangan buatan yang

dipasangkan ketika operasi pertama. Beberapa tahun berlalu, Paus menunjukkan

gejala-gejala umumnya yang terjadi mengikut usia tua yang cepat karena

terbebani oleh banyak kesulitan, keadaan tidak nyaman, dan pelbagai tantangan

pelayanan yang dialaminya.

Tahun 1992, Paus kembali menjalani operasi medis serius karena

mengalami tumor berbahaya dari usus besarnya. Di masa-masa sulitnya ini, St.

Yohanes Paulus II tetap bersemangat melakukan kunjungan internasionalnya

sampai yang terakhir kalinya yaitu pada 5 September 2004. Perjalanan-perjalanan

yang beliau lakukan memang sangat melelahkan sehingga akhirnya mengharuskan

beliau sendiri untuk berjalan menggunakan kursi roda. Suaranya melemah,

ungkapan wajahnya menunjukkan penderitaan yang dialami, dan tatapan

wajahnya juga merawang jauh. Ini menunjukkan beliau memang mengalami

masa-masa sulit terutama karena derita sakit. Tahun 1993, beliau terjatuh

tersandung karena terinjak jubahnya sendiri. Insiden ini menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

24

pendarahan. Pada 28 April 1994, sekali lagi beliau jatuh di apartemen yang

menyebabkan pinggul kanan beliau retak dan keseleo.

Pada 14 Agustus 1996, St. Yohanes Paulus II mengalami radang usus

buntu yang akut. Namun karena kesibukan tugas beliau, masalah kesehatan

semakin menimbulkan keprihatinan umum. Pada 8 Oktober St. Yohanes Paulus II

menjalani operasi yang keenam kalinya. Kehidupan publiknya semakin rumit

karena komplikasi yang sering terjadi terutama pada tahun 2002 hingga tahun

2003 beliau mengalami penderitaan yang berulang kali kambuh pada lutut sebelah

kanan karena osteoarthritis yang semakin parah. Di tahun 2004, St. Yohanes

Paulus II menunjukkan kekecewaannya karena mengalami keharusan untuk tidak

aktif dari tangan Tuhan sendiri. Memasuki tahun 2005, kondisi kesehatan St.

Yohanes Paulus II mulai menurun secara drastis.

d. Detik-detik Terakhir Sebelum Dijemput Menghadap Bapa di Surga

Berdasarkan tulisan Renanto Buzzonetti (2010 :79-90) dokter pribadi St.

Yohanes Paulus II yang berjudul “Hari-hari penuh dengan penderitaan” berikut

adalah tahap-tahap penurunan kesehatannya secara kronologis, pada perjuangan

akhir hidupnya sampai wafat.

31 Januari 2015: beberapa audiensi dibatalkan karena Paus menderita flu.

1 Februari 2005: St. Yohanes Paulus II dilarikan ke Poliklinik Gemelli Roma pada

malam hari untuk dirawat dan diagnosis. 5 Februari 2005: kesehatan beliau mulai

membaik dan tinggal beberapa hari di rumah sakit. 10 Februari

2005: kesehatannya St. Yohanes Paulus II membaik sehingga diperkenankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

25

kembali ke apartemennya di Vatikan dengan mobil, namun beberapa hari

kemudian mengalami kesulitan bernafas. 21 Februari 2005: beliau menerima

sakramen pengurapan orang sakit yang kedua kali dan dibawa ke rumah sakit.

Selama berada di rumah sakit beliau berusaha sedapat mungkin melaksanakan

tugas kewajibannya. 6 Maret 2005: St. Yohanes Paulus II sempat merayakan misa

di kapel rumah sakit.

Pada 13 Maret 2005: St. Yohanes Paulus II kembali ke apartemennya di

Vatikan dan sempat mengikuti nyanyian ratapan Yeremia. 20 dan 23 Maret 2005:

Paus muncul di jendela kamarnya untuk melakukan berkat tetapi tak sanggup

berbicara. 27 Maret 2005: St. Yohanes Paulus II muncul di jendela apartemennya

tanpa suara memberi berkat “Urbi et Orbi” dengan tanda salib besar yang terakhir

kalinya. 30 Maret 2005: beliau sempat memberkati kerumunan umat. Pipa

pembantu dipasang demi lancarnya proses pemasukan makanan ke dalam

tubuhnya. 31 Maret 2005: St. Yohanes Paulus II diserang komplikasi demam

tinggi, dan tekanan darah turun akibat infeksi pada saluran urine, dan menerima

sakramen pengurapan orang sakit yang ke tiga kali. Pada 1 April 2005: kondisi

St. Yohanes Paulus II sangat serius, namun masih sempat merayakan misa

konselebrasi, mengikuti meditasi dan ibadat harian. 2 April 2005: pada pukul

07.30 kesadaran St. Yohanes Paulus II mulai menghilang dan kembali. Pada pukul

15.30 St. Yohanes Paulus II mengucapkan kata “perkenankanlah aku pulang ke

rumah Tuhan”, kemudian pada pukul 19.00 memasuki situasi koma. Pada pukul

20.00 Misa pesta Kerahiman Ilahi diselenggarakan di kaki tempat tidurnya, dan

pada pukul 21.37 St. Yohanes Paulus II menghembuskan nafasnya yang terakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

26

5. Penghargaan dan Gelar

Salah satu tokoh populer yang dimuatkan oleh Anthony Christie (2014:

53-104) dalam buku tulisannya adalah St. Yohanes Paulus II. Tentu saja St.

Yohanes Paulus II merupakan tokoh yang populer karena kontribusinya pada

Gereja dan dunia. Bagi penulis tokoh St. Yohanes Paulus II adalah tokoh yang

sangat menginspirasikan. Selain dari hasil karya dan pelayanan beliau seperti

yang sudah dipaparkan sebelumnya, beberapa hal berikut juga sangat menarik dari

tokoh St, Yohanes Paulus II.

a. Tokoh Dialog

Prof. Dr. E. Armada Riyanto CM (2010:307-330) dalam buku tulisannya

Dialog Interreligius menyebut dan memuat tokoh St. Yohanes Paulus II sebagai

tokoh dialog. St. Yohanes Paulus II lah yang meneruskan semangat Enseklik

Ecclesium Suam yang meletakkan perdamaian di atas segala-galanya, dan

beliaulah yang menerjemahkan semangat Konsili Vatikan II dalam tatanan dialog

interreligius karena menurut beliau perdamaian tidak mungkin akan terwujud

tanpa dialog. Kebesaran St. Yohanes Paulus II justru menjadi jelas saat

kematianya ketika banyak politisi, pemimpin-pemimpin negara dunia dan

pemimpin agama-agama ikut dalam prosesi pemakamannya (Krispurwana

Cahyadi 2011:1). Hal ini terjadi karena beliau telah memberi sumbangan besar

dalam menjalin kerja sama internasional, dialog antaragama dan antarbudaya,

serta ajaran-ajarannya tentang keadilan dan perdamaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

27

Kehadiran sosok tokoh dialog ini telah memberi kontribusi luar biasa

bukan saja pada Gereja tetapi juga di luar lingkup Gereja. Pokok dialog yang

diperjuangkan oleh St. Yohanes Paulus II adalah keluhuran martabat manusia.

Dalam banyak kesempatan beliau telah menyuarakan bahwa pentingnya

menerima, menghargai, menghormati, dan menjunjung martabat keluhuran

manusia. St. Yohanes Paulus II adalah seorang paus yang tidak kenal kata takut

atau gentar. Beliau berani berkelana ke seluruh dunia untuk membawa pesan

dialog, beliau juga berani menentang ideologi-ideologi yang tidak menghargai

martabat manusia, beliau berani menentang dan mengkritik praktek kekerasan

terutama perang. Contohnya, beliau berani mengkritik keputusan Presiden AS,

George Bush Jr. karena menyerang Irak.

Sebagai tokoh dialog, St. Yohanes Paulus II tidak hanya pintar dalam

berdialog tetapi lebih kepada “keindahan hati yang terbuka, menyambut dan

merangkul, mendengarkan dan menghargai kehadiran siapa saja” (Armada

Riyanto, 2010: 308). Beliau berani menemui para tokoh agama lain seperti Islam,

Yahudi, Anglikan, Lutheran, Gereja Ortodoks, dan Buddha. Beliau juga berani

bertemu dengan kelompok-kelompok masyarakat seperti orang sakit, orang

miskin, orang muda, kaum remaja dan pemimpin negara. Menurut St. Yohanes

Paulus II, kultur dialog sangat penting ditumbuhkan di tengah perbedaan-

perbedaan yang ada, dan juga dalam situasi sosial yang terjadi demi terwujudnya

keadilan dan perdamaian bagi semua (Krispurwana Cahyadi 2011:69).

Armada Riyanto (2010: 309) membuat catatan “saking luasnya pengaruh

dialogal Yohanes Paulus II sampai-sampai pada saat dunia berkabung atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

28

wafatnya, pemerintah Sri Lanka yang mayoritas penduduknya beragama Budha

dan Hindu pun menghormatinya secara khusus”. Suatu penghargaan dan

pengakuan yang sangat membanggakan, ketika seorang pendeta protestan di kota

Chicago, Amerika Serikat, mengatakan Paus Yohanes Paulus II bukan milik

Katolik saja tetapi milik dunia (Armada Riyanto, 2010: 309).

St. Yohanes Paulus II juga memiliki peran yang penting dalam runtuhnya

ideologi Komunisme dan simbol keangkuhan peradaban yakni Tembok Berlin.

Dunia sendiri menyaksikan ketegaran dan keberaniannya. Dimulai dari runtuhnya

Komunisme di Polandia disusuli oleh negara-negara Komunisme yang beralih

kepada demokrasi. Banyak peristiwa spektakuler yang mengagumkan sekaligus

menginspirasikan seluruh dunia, antaranya adalah kunjungan St. Yohanes Paulus

II ke Negara Kuba yang masih Negara Komunis dan sangat tertutup. Peristiwa

Doa bersama di Asisi pada tahun 1986, di mana dalam acara yang belum pernah

terjadi sebelumnya, para pemimpin agama berhimpun dan berdoa bersama-sama

bagi perdamaian dunia. Inilah ciri khas dialogal St. Yohanes Paulus II yang

didukung dan didasari oleh doa. Selain itu peristiwa yang tidak kalah

mengagumkan adalah kebersamaannya dengan puluhan ribu pemuda-pemudi

Muslim di Casablance, Maroco pada 19 Agustus 1985.

Armada Riyanto (2010: 316) selanjutnya dengan tegas mengungkapkan

bahwa St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang memiliki jiwa sang pemeluk dan

pencari Kebenaran Sejati. Seorang pencinta dan pencari kebenaran yang tidak

pernah menyisihkan siapa pun, tidak mengisolasikan dirinya dari kehadiran orang

lain. Tidak memecah belah namun merangkul dan menyatukan seraya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

29

menawarkan rekonsiliasi. Beliau memohon maaf kepada umat Yahudi dan umat

Muslim dan juga kepada dunia atas kekeliruan yang pernah dilakukan oleh Gereja

namun juga sekaligus mengampuni. Beliau telah menghadirkan solidaritas yang

penuh dengan cintakasih tanpa batas terhadap siapa pun terutama yang menderita.

b. Paus Orang Sakit dan Menderita

Stanislaw Dziwisz (2010: 21-34), sekretaris pribadi St. Yohanes Paulus II,

menuliskan catatan yang menjelaskan betapa perhatiannya Paus Yohanes Paulus

II kepada para orang menderita terutama orang sakit. Pengalaman penderitaan

yang dialami selama sebelum menjadi Paus sungguh membekas sehingga pada

pidato pertamanya sebagai Paus beliau menyampaikan keberpihakannya kepada

para penderita. Sri Paus mengatakan bahwa para penderita memiliki kesamaan

dengan Kristus yang telah menderita.

St. Yohanes Paulus II memiliki kasih yang tidak terhingga terhadap para

penderita. Selama melakukan audiensi atau kunjungan ke paroki-paroki di Roma,

beliau selalu memberi perhatian yang penuh kepada kelompok yang cacat, yang

tua dan sakit, dan juga mereka yang duduk di kursi roda. Beliau dengan penuh

kasih mendatangi mereka, berbicara dengan mereka, memberkati mereka, dan

memberi dukungan rohani. Bagi St. Yohanes Paulus II, Kristus hadir dalam diri

para penyandang dan penderita sakit maka sebagai wakil Kristus di dunia, para

orang sakit selalu mendapat tempat di hati dan doanya. Dalam setiap kunjungan

apostoliknya, St. Yohanes Paulus II selalu berkeinginan untuk bertemu dengan

para orang sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

30

Bagi St. Yohanes Paulus II para penyandang cacat dan orang sakit

memiliki martabat yang sama dengan yang lain yakni martabat citra Allah. Karena

itu, mereka adalah saudara yang patut diperlakukan sebagaimana terhadap yang

tidak sakit. Mengabaikan mereka berarti menolak kecitraan mereka dan berarti

juga menolak Wajah Kristus yang hadir dalam diri mereka. Stanislaw Dziwisz

(2010: 28-31) menuliskan pandangan St. Yohanes Paulus II terhadap penderitaan.

Menurut beliau mereka yang menderita merupakan model Kristus yang

menyatakan suatu perintah kasih, karena itu menurutnya penderitaan adalah

panggilan untuk mengasihi sesama, dan beliau juga memandang penderitaan

sebagai “kunjungan dari Tuhan”.

Tanda konkret keprihatinan dan keberpihakan St. Yohanes Paulus II

terhadap orang sakit dan menderita adalah berdirinya Komisi Bantuan Pastoral

untuk Pekerja Kesehatan dengan tujuan untuk lebih memberdayakan lagi

pelayanan kepada para penderita sakit, ditetapkannya Hari Orang Sakit Sedunia

pada 13 Mei 1992 yang dirayakan setiap tahun (Dziwisz 2010: 32), dan dengan

terbitnya dua dokumen yang menyerukan penghargaan terhadap para penderita

sakit yakni seruan apostolik Salvific Doloris dan enseklik Redemptoris Hominis.

Kedua-duanya memberi penekanan pada manusia (yang sakit, cacat, miskin, kaya,

dan sehat) sebagai jalan utama dan fundamental untuk sampai pada misteri

inkranasi dan penebusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

31

c. Santo yang Hidup

Tentu saja tidak ada yang mendapat penghormatan santo atau santa selagi

masih hidup tetapi bagian ini sangat menarik untuk ditelusuri. Setelah wafatnya,

seluruh dunia berkabung untuk menghormati perginya sang pemberani, sang

pencari kebenaran sejati, sang pencinta, dan sang pembela iman. Kekudusan dan

kesucian serta keluhuran hidupnya menginspirasi banyak orang dan menginginkan

beliau dijadikan santo dengan segera. Permintaan yang menginginkan agar Paus

Yohanes Paulus II dinyatakan sebagai orang kudus, telah dikumpulkan oleh

Angelo Comastri (2010:94-126) dalam tulisannya. Dengan adanya permintaan

untuk menjadikan Paus Yohanes Paulus II sebagai orang kudus jelas

menunjukkan bahwa beliau layak dijadikan orang kudus. Permintaan-permintaan

itu pun ditanggapi oleh Vatikan dengan memulai penyelidikan dan pengamatan

untuk memenuhi syarat-syarat seorang dapat dijadikan orang kudus.

Angelo Comastri (2010:115-126), yang ikut serta dalam penyelidikan dan

pengamatan, membuat beberapa catatan penting yang dapat dijadikan dasar untuk

menjadikan Paus Yohanes Paulus II sebagai orang kudus. Garis besar yang dibuat

olehnya adalah, mengatakan bahwa St, Yohanes Paulus II seorang yang sangat

berani dalam situasi yang penuh dengan ketakutan, sangat berani membela

keadilan dan perdamaian sementara di mana-mana terjadi perang, berani

menghadapi musuh dan kematian, sangat gigih membela keluarga, sangat berani

membela keluhuran martabat manusia tanpa ada yang terkecuali, sangat berani

menemui dan berbicara dengan semua kelompok dan komunitas orang di seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

32

dunia, dan beliau tidak pernah takut dan lelah melayani dan merangkul umat

manusia dengan kasih yang mendalam.

Salah satu syarat penting dalam menentukan pengangkatan seorang

menjadi orang kudus adalah mukjizat yang terjadi lewat doa perantaraan bagi

nama yang bersangkutan. Paus Yohanes Paulus II, selain mukjizat yang terjadi

setelah wafatnya, beberapa mukjizat telah terjadi selama kepausannya (saat masih

hidup). Mukjizat-mukjizat tersebut telah dituliskan oleh Tono Suratman

(2014:161-163) ketika membahas proses beatifikasi St. Yohanes Paulus II.

Antaranya adalah, pada Januari 1980, di Castel Gondolfo, seorang anak

perempuan 10 tahun, Stefani Mosco, yang cacat tubuh mengalami kesembuhan

selang beberapa waktu setelah dihibur dan dicium oleh Paus Yohanes Paulus II.

Pada tahun 1981, ketika berkunjung ke Manila, Filipina, seorang biarawati, Suster

Madre Vangie, mengalami kesembuhan dari cacat tubuhnya selang beberapa

menit setelah Paus berdoa dan meletakkan tangan di atas kepalanya. Pada tahun

1990, seketika setelah diberkati dan dicium oleh Paus Yohanes Paulus II, Helano

Mireles seorang bocah Meksiko 10 tahun mengalami kesembuhan dari sakit

leukemia.

Semua hal di atas menunjukkan bahwa Paus Yohanes Paulus II telah hidup

dalam kegagahan dan kebijakan yang sungguh luar biasa. Kontribusi atau

sumbangan beliau dalam banyak hal sungguh memberi pengaruh yang besar

kepada kehidupan Gereja dan juga mempengaruhi sejarah peradaban dunia.

Beliau telah memberikan keteladanan hidup yang sungguh luar biasa. Ketulusan

kasih yang diberikan dan ditunjukkannya mengantar manusia mengalami kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

33

Kristus. Paus Yohanes Paulus II juga telah dan senantiasa hidup dalam kekudusan

dan kesucian. Beliau sangat mistis dalam doa sehingga melalui dia kasih Kristus

dapat dihadirkan dalam dunia. Beliau tidak pernah berbicara buruk tentang orang

lain melainkan beliau mencurahkan kasih yang begitu dalam dan tulus kepada

semua orang. Sementara beliau mencari kebenaran sejati, pada masa yang sama

beliau memperjuangkan kebenaran sejati yang dihayatinya. Demikianlah banyak

hal yang menjadi alasan untuk mengatakan Paus Yohanes Paulus II adalah “santo

yang hidup”.

d. Yang Agung dan Yang Mulia

Tono Suratman (2014: 158-159, 164) memberi gambaran pemberian gelar

“yang agung” dan “yang mulia” kepada Paus Yohanes Paulus II. Gelar “yang

agung” adalah gelar yang tidak mudah diperoleh. Tidak banyak orang yang

mendapat gelar “yang agung”. Pemberian gelar yang agung juga tidak ada

ketentuannya yang resmi. Setelah wafatnya Paus Yohanes Paulus II, Gereja

Katolik sangat terkesan sehingga memberi gelar “yang agung” untuk

menghormati dan memuliakannya. Sepanjang sejarah Gereja, hanya empat paus

yang mendapat gelar “yang agung”, Paus Leo I (440-461), Paus Gregorius I (590-

604), dan Paus Nikolas (858-867). Paus Yohanes Paulus II adalah paus pertama

yang mendapat gelar “yang agung” selama 10 abad terakhir.

Sedangkan sebutan dan gelar “yang mulia” atau “Venerabilis” adalah

pengakuan resmi Gereja bahwa seorang telah hidup dalam kegagahan dan

kebijakan. Pada 19 Desember 2009, Paus Benediktus XVI menandatangani dekrit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

34

yang mengumumkan sebutan “Venerabilis” terhadap Paus Yohanes Paulus II.

Dengan sebutan “Venerabilis” Gereja secara resmi mengakui bahwa Paus

Yohanes Paulus II telah hidup dalam kegagahan dan kebijakan yang sungguh luar

biasa. Paus Yohanes Paulus II telah memberikan keteladanan hidup sebagai

seorang Kristiani sejati yang sungguh luar biasa.

Sementara Anthony Christie (2014:102-103) dalam tulisannya menuliskan

tempat-tempat yang telah diberi nama dengan memakai nama Paus Yohanes

Paulus II. Semua penamaan tersebut adalah tanda pengakuan dan penghargaan

atas kontribusi Paus Yohanes Paulus II yang begitu besar terutama perdamaian

dunia dan penghargaannya terhadap keluhuran martabat manusia. Contohnya,

Stasiun Roma Termini didedikasikan untuk Paus Yohanes Paulus II; di Polandia,

salah satu dari bandara utama dinamakan Bandar Udara Internasional Yohanes

Paulus II Krakow; di Portugal, Bandar Udara Yohanes Paulus II di Azores; di

Brasil, stadion bola sepak di Moji-Mirim diberi nama Stadion Yohanes Paulus II;

di Boston sebuah taman diberi nama Pope John Paul II Park Reservation; di

Bacold City, sebuah menara diberi nama Menara Paus Yohanes Paulus II; dan di

Kepulauan Shetland Selatan yakni di Pulau Livingston, patung Yohanes Paulus II

pun didirikan.

e. Pribadi yang Tenang dan Komunikator Besar

Paus Yohanes Paulus II bukan manusia yang sempurna tetapi dalam

ketegangan dan pertentangan serta dalam kesulitan besar yang dihadapinya beliau

selalu bersikap tenang. Dalam ketenangan, beliau adalah seorang yang reflektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

35

Seluruh peristiwa dalam hidupnya dimaknai secara reflektif dan profetis.

Stanislaw Dziwisz (2010: 36-37) mengisahkan tantangan dan kesulitan yang

dihadapi oleh St. Yohanes Paulus II saat menjadi uskup dan kardinal.

Setelah menjadi Uskup Agung Krakow tantangan yang beliau alami

semakin kuat sampai pada permusuhan terhadap beliau. Demikian juga setelah

menjadi kardinal tantangan yang dihadapi semakin sulit. St. Yohanes Paulus II

dituduh sebagai musuh negara oleh rezim yang berkuasa. Media yang ada

dimanfaatkan untuk menyebarkan fitnah terhadap beliau. Pertentangan terus

dilaksanakan oleh rezim pemerintah dengan pelbagai cara sampai pada usaha

memecah belah para pemimpin Gereja. Semua tantangan dihadapinya dengan

bijaksana. Pertentangan terus diusahakan oleh Rezim dengan pelbagai cara namun

semuanya menemui kegagalan karena beliau saat itu sebagai kardinal senantiasa

menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan loyalitas kepada primatnya.

Setelah menjadi Paus, persoalan yang dihadapinya lebih rumit dan lebih

luas lagi yakni persoalan Gereja dan dunia secara universal. Tantangan besar

baginya adalah memudarnya nilai kemanusiaan dan situasi dunia yang sangat

memprihatinkan karena keadilan dan perdamaian menjadi suatu yang mustahil

untuk diwujudkan. Dalam situasi tanpa harapan beliau tetap tenang dan

membawanya dalam doa. Beliau menghadapi pergulatan dunia dengan semangat

karismatik, profetis, dan misioner. Semuanya dihadapi dengan penuh bijaksana

dengan semangat anti kompromi yang sopan dan alami sehingga tidak

menimbulkan pertentangan atau ancaman dalam lingkup Gereja. Kritik dan

pertentangan tetap ada tetapi dihadapinya dengan bijaksana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

36

Sementara Paus Yohanes Paulus II adalah pribadi yang rendah hati.

Menerima siapa pun yang datang dan belajar dari siapa pun. Beliau adalah

pendengar yang baik. Beliau seorang yang memiliki loyalitas yang tinggi

sementara teguh dalam pendirian. Beliau menentang segala bentuk kejahatan dan

kekerasan sementara beliau merangkul dengan kasih setiap manusia dari latar

belakang derajat sosial apa pun. Beliau adalah misionaris yang mewartakan Injil

ke seluruh dunia. Beliau sanggup melupakan dirinya demi pelayanan

apostoliknya. Beliau adalah pribadi yang autentik, sungguh menyelami dirinya

dalam kedalaman jiwanya. Dalam kalimat lain Paus Yohanes Paulus II menyatu

dengan hati nuraninya. Sungguh Paus Yohanes Paulus II menjadi dirinya sendiri,

yang telah ditebus oleh Kristus dan yang telah dipanggil untuk mewartakan

Kerajaan Allah, untuk menabur kasih dan menebar harapan ke seluruh benua.

Itulah Paus Yohanes Paulus II sebagai “komunikator besar” (Dziwisz, 2010:120)

yang berkeliling ke seluruh dunia sebagai misionaris untuk mewartakan Injil.

Perjuangan hidup maupun pelayanan St. Yohanes Paulus II telah

mengalami banyak kesulitan dan hambatan. Beliau telah banyak mengalami

penderitaan sejak usia masih mudah. Penderitaan yang dialaminya bahkan

semakin berat setelah terpilih menjadi Paus yang ke-264. Di kala menghadapi

kebingungan akan arah hidupnya dan mengalami banyak penderitaan, St. Yohanes

Paulus II berserah total kepada Allah Bapa sehingga beliau akhirnya menyadari

bahwa Allah memanggilnya untuk menjadi pelayan-Nya sebagai imam. Beliau

adalah seorang pelayan yang sangat dicintai oleh umat, bertanggungjawab,

memiliki loyalitas yang tinggi, berkomitmen dan sangat setia pada tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

37

pelayanan. Beliau senantiasa bersemangat untuk melayani. Beliau sangat

dipercayai dalam pelayanan oleh primatnya, karena itu dapat dikatakan beliau

begitu cepat diangkat menjadi uskup, kardinal dan kemudi terpilih menjadi paus.

Selama menjabat kursi paus, beliau telah melaksanakan tugas perutusan

dengan semangat yang sangat menginspirasikan banyak orang. Meskipun

menghadapi dan mengalami situasi dunia yang tanpa harapan, beliau telah

memberikan kontribusi besar kepada peradaban dunia terutama keadilan dan

perdamaian dunia. Beliau adalah sosok pribadi yang sangat berkarisma.

Keteguhan dan kelemahlembutannya telah menyentuh hati banyak orang.

Ketabahan dan keberanian beliau berhadapan dengan situasi dunia sangat

mengkagumkan sehingga banyak orang di seluruh dunia merasa kehilangan

setelah kematiannya. Hal yang membuat St. Yohanes Paulus II dapat

melaksanakan tugasnya dengan sangat baik meskipun mengalami banyak

tantangan dan penderitaan adalah, beliau memiliki kedalaman spiritualitas yang

sangat kaya seperti yang dibahas pada bagian berikut.

B. Spiritualitas Santo Yohanes Paulus II

Spiritualitas jika dilihat dalam rentang waktu yang panjang telah

mengalami banyak perkembangan dan interpretasi dalam banyak sisi kehidupan

manusia. Khusus dalam tulisan ini spiritualitas yang dimaksudkan adalah

spiritualitas yang lazimnya dipakai oleh umat Kristiani dalam pelayanan dan

pengabdian sebagai anggota Gereja. Maka sebelum memaparkan spiritualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

38

yang dapat dipelajari dari tokoh St. Yohanes Paulus II, penulis akan memaparkan

beberapa gagasan yang kurang lebih dapat memperjelas pengertian tentang

spiritualitas yang dimaksudkan.

Kevin Treston (1991:10) dalam tulisannya tentang spiritualitas guru dan

katekis “Paths and Stories” menjelaskan spiritualitas adalah semangat mencari

Tuhan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari sehingga dibawa kepada keutuhan

baru dari keberadaan manusia. Spiritualitas adalah usaha pria dan wanita

memperoleh kepenuhan dalam Yesus. “Aku datang, supaya mereka mempunyai

hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Dari

penjelasan Kevin Treston tersebut dapat dijelaskan bahwa spiritualitas adalah

keterarahan hidup kepada Tuhan Yesus Kristus.

Spiritualitas berasal dari bahasa Latin: “Spirare” yang berarti “bernafas”.

Dalam bahasa Inggris Spirituality, berasal dari kata dasar spirit yang berarti roh

atau jiwa. Kata “inti sebagai manusia” berarti merupakan unsur hakiki pada

manusia (Kevin Treston, 1991:10). Berdasarkan kisah penciptaan (Kej 1:3)

hembusan nafas kehidupan, yakni “roh” dari Allah menjadikan manusia makhluk

rohani, namun meskipun sebagai makhluk rohani yang memiliki kemampuan

untuk menjadi spiritual, “tidak ada yang dapat memaksa seseorang menjadi

spiritual. Spiritualitas adalah pilihan untuk ambil bagian dalam anugerah

keagungan Allah”. Berdasarkan tulisan Kevin Treston (1991:14-15) dapat

dirumuskan bahwa sebagai suatu pilihan, spiritualitas adalah suatu cara dan

perjuangan hidup untuk menemukan dan melaksanakan kehendak Allah, melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

39

relasi dengan Allah dan sesama dalam keterbukaan akan bimbingan Roh Kudus,

menuju kepenuhan hidup dan kekudusan.

Pdt. Em. Widi Artanto dalam tulisannya yang berjudul “Spiritualitas

Pelayanan: Perjumpaan Dengan Allah dan Sesama”, dalam buku yang diedit oleh

Pdt. Dr. Asnath N. Natar (2002) dengan judul “Pelayan, Spiritualitas dan

Pelayanan, memaparkan pengertian spiritualitas berdasarkan teks asli Alkitab.

“Spirit ditulis dalam bahasa asli: ruakh (Ibrani) dan pneuma (Yunani)….yang

berarti “nafas atau angin yang mengarahkan dan menghidupkan (Asnath N. Natar,

2002:7). Berdasarkan pengertian tersebut spiritualitas adalah sumber semangat

untuk hidup, yang memberi daya untuk terus hidup dan bertumbuh serta

berkembang, memberi kemampuan untuk menghadapi dan melaksanakan banyak

karya dalam hidup sehari-hari, yang diperoleh melalui hubungan atau relasi intim

dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan alam ciptaan dan dengan Sang

Pencipta.

Buku Pedoman Untuk Katekis (1997) merumuskan dengan sangat singkat

makna dari spiritualitas yakni hidup dalam Roh (Kongregasi Evangelisasi untuk

Bangsa-Bangsa, CEP. 1997:22). Pengertian ini memberi penegasan bahwa Roh itu

merupakan suatu daya yang memberi dorongan kepada seseorang untuk

memperbaharui dirinya. Pengertian ini selanjutnya, membawa asumsi bahwa

pembaharuan diri secara otentik hanya terjadi apabila melibatkan Roh. Ditegaskan

juga bahwa spiritualitas yang benar bersumberkan pada semangat panggilan dan

tugas perutusan, maka spiritualitas itu juga mencakup sebagai suatu motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

40

seorang dalam melaksanakan tugas perutusannya (Kongregasi Evangelisasi untuk

Bangsa-Bangsa, CEP. 1997:22).

St. Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Redemptoris Missio (1990:99)

mengatakan “Spiritualitas ini pertama-tama sekali diungkapkan dengan suatu

hidup yang benar-benar taat setia kepada Roh”. Taat berarti hormat dan patuh

kepada Roh sedangkan setia berarti komitmen yang terus-menerus kepada Roh.

Spiritualitas ini jugalah yang menyiapkan hati untuk selalu terbuka pada

pembentukan dari dalam oleh Roh. Spiritualitas merupakan upaya terus menerus

dengan bantuan Roh untuk hidup serupa dengan Kristus (RM 87). Serupa dengan

Kristus berarti, arah dan tujuan spiritualitas adalah kemuliaan Allah itu sendiri.

Seperti Yesus yang selama hidupnya selalu terarah kepada Bapa di surga,

demikian spiritualitas adalah hidup yang selalu terarah kepada Allah Bapa di

surga (RM 87).

St. Yohanes Paulus II adalah sosok pribadi yang memiliki kedalaman

spiritualitas yang sangat kaya. Secara garis besar, spiritualitas St. Yohanes Paulus

II dapat ditelusuri dalam empat pokok yaitu iman (Hidup, bergerak dan berada”

dalam Yesus Kristus), harapan (Teguh Berharap Walau Dalam Situasi Tanpa

Harapan), kasih (Cintakasih Hingga Tuntas), dan doa (Berdoa dalam Roh),

sebagai yang dijelaskan berikut.

1. “Hidup, bergerak dan berada” dalam Yesus Kristus (Kis 17:28).

Perjuangan St. Yohanes Paulus II selama pelayanannya tidaklah mudah,

dan tidak jarang mendapat tantangan bahaya. Atas dasar iman yang luar biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

41

akan Yesus Kristus St. Yohanes Paulus II melaksanakan dan menyelesaikan misi

hidupnya sebagai gembala. Gembala yang berkelana ke seluruh dunia untuk

membela keadilan, kebenaran dan perdamaian. Bagi beliau inilah panggilannya

yang diterima dari iman akan Yesus Kristus. St. Yohanes Paulus II melaksanakan

panggilannya sebagai pengganti Petrus untuk memenuhi bukan saja apa yang

menjadi tanggung jawabnya sebagai Paus tetapi lebih-lebih melaksanakan

perintah Yesus untuk mewartakan Injil kepada semua bangsa (Mrk 13:10). Itulah

yang dikerjakan oleh St. Yohanes Paulus II.

Sejak usia dini St. Yohanes Paulus II rajin berdoa bersama ibunya dan

mendengarkan kisah-kisah tentang Yesus. Imannya pun bertumbuh dan terus

berkembang sehingga menghasilkan buah yang banyak ketika menjadi Paus.

Imannya akan Yesus Kristus terus-menerus disirami dengan penghayatan Injil dan

semangat doa yang mendalam, dan menjadi konkret dalam tindakan kasih kepada

orang lain. Penderitaan yang dialaminya sejak usai remaja semakin meneguhkan

imannya. Demikian juga setelah menjadi Paus, keteguhan beliau dalam

menghadapi penderitaan semakin meneguhkan imannya.

St. Yohanes Paulus II mendapatkan kekuatan dan keberanian dalam iman

yang diperkaya dengan doa berkelanjutan. Berdasarkan kesaksian Angelo

Comastri (2010:125) jelaslah iman merupakan suatu yang fundamental dan

menjadi fondasi dalam hidup pelayanan St. Yohanes Paulus II. Hidup St.

Yohanes Paulus II lebih dari cukup untuk mengungkapkan arti dari iman yang

dihayatinya, kendati penghayatan imannya banyak juga dituangkan dalam buku-

buku tulisannya juga dalam seruan dan anjuran Apostoliknya. Dalam buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

42

tulisannya sendiri Melintas Ambang Pintu Harapan (1995:241) secara sederhana

St. Yohanes Paulus II mengungkapkan iman merupakan jawaban atas panggilan

Allah untuk mempercayai-Nya.

St. Yohanes Paulus II sangat yakin kalau hanya Allah yang dapat

menyelamatkan tetapi beliau juga sangat yakin kalau Allah membutuhkan kerja

sama dari pihak dirinya (Yohanes Paulus II, 1995:242). Kisah perjuangan St.

Yohanes Paulus II memberi kesaksian tentang iman yang aktif dan bukannya

iman yang pasif. Iman yang aktif inilah yang sungguh menyelamatkan. Inilah

dasarnya St. Yohanes Paulus II selalu punya alasan untuk mengatakan “jangan

takut”.

Di tengah padang pasir ketidakpedulian yang juga penuh bahaya serta

jalan yang terjal, St. Yohanes Paulus II tidak pernah mundur karena beliau yakin

dengan iman akan Yesus Kristus. Beliau menghayati dengan sangat baik kata-kata

Yesus “Imanmu telah menyelamatkan engkau” (Mrk 10:52). Tidak jarang pula St.

Yohanes Paulus II mendapat tantangan dan kritikan dari banyak pihak namun

beliau tetap berkomitmen dan setia pada keyakinannya. Tindakan St. Yohanes

Paulus II ini sangat menyentuh hati seperti seorang perempuan di Kanaan yang

percaya kepada Yesus (Mat 15:21-28).

Ketika usia remaja beliau telah kehilangan orang tersayang yaitu

keluarganya dan menghadapi masalah pendudukan tentara Nazi, dikala beliau

menghadapi kebingungan tentang masa depan, beliau berpasrah kepada Tuhan

Yesus sehingga beliau sangat meyakini bahwa Allah memanggilnya menjadi

seorang imam (Wilson 2004:23). Di sinilah letak gunanya iman yang ditunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

43

oleh St. Yohanes Paulus II, yang dituangkan olehnya dalam seruan Apostolik

pada awal milenium baru, Novo Millennio Ineunte (2001:25). “hanya imanlah

yang dapat memasuki sepenuhnya misteri wajah itu….seorang tidak akan pernah

sungguh mencapai Yesus kecuali melalui jalan iman”. Krispurwarna Cahyadi

(2012:162) dalam mempelajari dokumen Fides et Ratio yang diterbitkan oleh St.

Yohanes Paulus II, dalam buku yang berjudul Yohanes Paulus II Gereja, Teolog,

dan Kehidupan menuliskan inti gagasan St. Yohanes Paulus II tentang iman dan

akal budi bahwa “dengan iman dan akal budi Allah dikenal dan dicintai, serta

kepenuhan kebenaran didapatkan”.

St. Yohanes Paulus II tidak hanya berbicara dalam dokumennya atau

dalam gagasannya tetapi jauh dari itu tampak nyata dalam hidupnya sebagai

seorang pengikut Yesus Kristus. Seluruh perjuangan dan karya St. Yohanes

Paulus II menggambarkan bahwa melalui iman akan Yesus Kristus, beliau

mengenal dan mengetahui kehendak Allah dalam hidupnya, dalam iman yang

sama pula melaksanakan kehendak Allah tersebut, dan dalam iman

melaksanakannya dalam dan demi Kemuliaan Allah. Inilah alasan penulis

memberi judul pada bagian ini bahwa St. Yohanes Paulus II “Hidup, bergerak dan

berada” dalam Yesus Kristus (Kis 17:28).

Jalan hidup inilah yang dipilihnya sebagai pengganti Petrus yaitu hidup

dalam Yesus Kristus. Allah yang menciptakan dan menopang, dan pada-Nya

semua orang bergantung untuk keberlangsungan kehidupan fisik maupun rohani.

Dalam iman, St. Yohanes Paulus II berserah sepenuhnya kepada Tuhan,

bergantung sepenuhnya kepada Allah karena ia percaya, “tanpa iman kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

44

Allah, tidak ada pengharapan…berhenti percaya kepada Allah sama dengan mulai

menapaki lorong menuju kekosongan dan keputusasaan” (Chiffolo, 2001:19).

St. Yohanes Paulus II tidak bekerja sendiri tapi beliau percaya Yesus

Kristus yang memanggil dan mengutusnya selalu ada bersamanya. St. Yohanes

Paulus II bertindak bersama Yesus, ia tidak bertindak sendiri tetapi St. Yohanes

Paulus II meminta bantuan dari Yesus yang dimohonnya melalui doa dan devosi.

Dari-Nya ia mendapat kekuatan dan keberanian melakukan banyak hal. Karena

bergerak dan bertindak bersama Yesus maka St. Yohanes Paulus II menghasilkan

banyak buah antaranya adalah perdamaian, keadilan, dan penghiburan terutama

para penderita sakit. St. Yohanes Paulus II berani melakukan apa yang diyakini

benar karena beliau yakin siapa pun yang melakukan tindakan benar Allah ada di

pihaknya. Seperti yang dikatakan Yesus dalam Injili Yohanes “tetapi barang siapa

melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa

perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (Yoh 3:21).

St. Yohanes Paulus II sungguh telah menjadi “terang dan garam bagi

dunia” (Mat 5:13-14). Inilah disposisi yang diambil oleh St. Yohanes Paulus II

yaitu selalu berpihak pada keadilan dan perdamaian. Sumbangan beliau pada

dunia sungguh menginspirasikan banyak orang, maka tidak heran kalau majalah

internasional TIME memuat liputan tentang St. Yohanes Paulus lebih dari 10 kali

terbitan (Kelly. A Pope for All Seasons, 11 April 2015: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

45

2. Teguh Berharap Walau Dalam Situasi Tanpa Harapan

Masa kepausan St. Yohanes Paulus II dimulai dengan satu kata yang

seraya memberi harapan pasti kepada dunia yaitu “jangan takut”. Kata yang penuh

makna dan harapan ini terus diserukannya selama masa kepausannya, juga pada

saat detik terakhir hidupnya, “jangan takut! Bukalah! Ya bukalah lebar-lebar

pintumu bagi Kristus” (Comastri, 2010:102). Tentu St. Yohanes Paulus II

memiliki banyak alasan untuk mengatakan “jangan takut”. Bagian ini akan

membahasnya sejauh yang ditemukan.

Menelusuri jawaban St. Yohanes Paulus II terhadap pertanyaan tentang

kata “jangan takut” dalam buku tulisannya Melintasi Ambang Pintu Harapan

(1995:273-280), beliau sangat sadar bahwa gejolak yang sedang terjadi di

panggung dunia inilah yang memunculkan keresahan setiap pribadi manusia. Di

seluruh penjuru dunia dipenuhi dengan suatu ketakutan yang seolah-olah sudah

tidak ada harapannya. Maka kata “Jangan Takut” menjadi suatu dorongan St.

Yohanes Paulus II kepada semua orang untuk mengalahkan ketakutan-ketakutan

yang dimunculkan oleh situasi dunia. Orang menjadi takut namun sangat sedikit

yang menyadari kalau ketakutan itu muncul karena manusia sendiri.

Situasi dunia yang penuh dengan ketakutan memunculkan pula banyak

pertanyaan tentang harapan akan masa depan yang lebih baik. St. Yohanes Paulus

II memberi harapan dengan mengatakan “jangan takut dengan apa yang kamu

ciptakan sendiri. Jangan takut dengan semua yang dihasilkan manusia. Jangan

takut bahwa setiap hari menjadi semakin membahayakan. Akhirnya jangan takut

dengan dirimu sendiri” (Yohanes Paulus II, 1995: 274). Kata-kata beliau ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

46

mengungkapkan bahwa ketakutan itu muncul karena manusia, maka sangat masuk

akal jika beliau mendorong semua orang supaya “jangan takut”. Mengapa, sebab

harapan untuk melawan ketakutan bukan omong kosong karena jika ketakutan

diciptakan manusia maka manusia sendiri juga dapat mengatasinya.

Jauh dari alasan di atas, St. Yohanes Paulus II memiliki alasan yang lebih

esensial dan lebih luhur yakni tentang penebusan. Jangan takut “karena manusia

telah ditebus oleh Allah” (Yohanes Paulus II, 1995: 274). Dalam hal ini selalu ada

harapan untuk menggapai hal yang lebih baik kendati dalam situasi dunia yang

sangat tidak mungkin. St. Yohanes Paulus II mengatakan jangan takut karena

Kasih Allah pada dunia (Yoh 3:16) itu tidak pernah surut sampai sekarang, Yesus

Kristus tetap menyertai dan hadir di tengah kehidupan manusia sampai saat ini

dan sampai pada akhir zaman. Penebusan itu seperti cahaya yang “bersinar di

dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya” (Yoh 1: 5).

Tidak dapat diragukan lagi kalau dari imannyalah muncul dan bertumbuh

harapan. Seperti yang dikatakannya sendiri dalam Telekonferen Remaja di Los

Angeles pada tahun 1987, “tanpa iman kepada Allah tidak ada pengharapan”

(Chiffolo. 2001:19). St. Yohanes Paulus II sangat percaya “Putra selalu hadir

dalam sejarah umat manusia sebagai penebus, penebusan meresap dalam seluruh

sejarah manusia…,dan menyiapkan masa depannya yang eskatologis” (Yohanes

Paulus II, 1995:275). Inilah keyakinan yang mendasari perjuangan St. Yohanes

Paulus II dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian dunia. Kendati dalam

situasi dunia yang menakutkan dan sementara beliau sendiri mengalami banyak

penderitaan sakit kronis namun pengharapannya tetap teguh dan menyala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

47

Menurut beliau tidak ada kejahatan atau ketakutan yang melebih kekuatan Salib

Kristus dan kebangkitan-Nya (Yohanes Paulus II, 1995:275). Dalam hal iman St.

Yohanes Paulus II sungguh meneladani Maria sebagai model beriman. Karena

iman yang kuat, St. Yohanes Paulus II tidak pernah takut sementara devosinya

semakin berkembang.

Beliau sangat yakin, lewat Maria kemenangan Kristus dihadirkan. Ketika

menjadi Paus, beliau sangat sadar akan persoalan-persoalan yang terjadi di

seluruh dunia. Persoalan-persoalan tersebut jelaslah menakutkan namun dengan

keyakinan yang sama St. Yohanes Paulus II mengatakan dalam tulisannya

Melintasi Ambang Pintu Harapan (1995:276), “Kristus akan mengalahkan lewat

Maria”. Pada 13 Mei 1981 bertepatan dengan hari Maria menampakkan diri

kepada tiga anak di Fatimah, sekali lagi keyakinan St. Yohanes Paulus II ini

menjadi nyata ketika percobaan pembunuhannya gagal. Menurut St. Yohanes

Paulus II dalam buku yang sama, Kristus yang ia imani sekali lagi meneguhkan

hatinya supaya “jangan takut”. “Dengan peristiwa ini bukankah Kristus mungkin

berkata sekali lagi, “Jangan takut!”?” (Yohanes Paulus II, 1995: 277).

Kata “jangan takut” tidak tinggal hanya sebagai gagasan tetapi St.

Yohanes Paulus II telah mencoba dengan sepenuh tenaganya setia pada

anjurannya tersebut dengan selalu siap sedia melayani manusia, bangsa-bangsa

dan kemanusiaan dalam semangat Injil. Bagaimana St. Yohanes Paulus II

memulai mewujudkan anjurannya supaya “jangan takut”?. Pertama-tama beliau

mengajak semua orang supaya mengalihkan ketakutan tersebut kepada Allah

karena takut akan Allah merupakan awal dari kebijaksanaan. Melihat situasi dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

48

yang tidak mungkin bagi orang memikirkan untuk “takut akan Allah”, beliau

kemudian menganjurkan kepada semua orang untuk sungguh-sungguh bertekun

dalam doa agar semakin banyak orang yang “takut akan Allah” (Yohanes Paulus

II, 1995: 281-286).

Mengapa takut akan Allah? Karena menurut St. Yohanes Paulus II, takut

akan Allah adalah “kekuatan Injili yang menyelamatkan”. Takut akan Allah

berarti juga, dengan penuh iman membiarkan dirinya dibimbing oleh Roh Kudus

kepada tanggung jawab. Dengan takut akan Allah seorang dibentuk sebagai

pribadi yang memiliki kasih. Kasih untuk semua manusia dan bangsa-bangsa.

Kasih itulah yang menggerakkan St. Yohanes Paulus II melaksanakan tanggung

jawab untuk memenuhi kehendak Allah dalam hidupnya. Inilah pribadi St.

Yohanes Paulus II yang teguh dalam iman dan pengharapan, melaksanakan

pelayanan kasih kepada semua bangsa manusia di dunia.

3. Cintakasih Hingga Tuntas

St. Yohanes Paulus II adalah sosok pribadi yang penuh dengan kasih.

Setiap karya pelayanan yang beliau laksanakan didasari oleh kasih. Baik

kehidupannya sebagai seorang pelayan maupun dalam karya-karyanya banyak

mengungkapkan kedalaman kasihnya kepada Allah dan kepada manusia. Khusus

kasihnya kepada kehidupan manusia sangat luar biasa dan sangat menggugah hati

banyak orang karena membuat beliau tidak memikirkan dirinya sendiri. Tentu saja

kasihnya kepada manusia adalah hasil refleksi mendalam atas kasih Allah yang

begitu besar kepada manusia. Kasih yang beliau ungkapkan membuka mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

49

banyak pihak, memberi sapaan yang penuh harapan dan memberi daya hidup

kepada banyak orang.

St. Yohanes Paulus II sebagai pemimpin tertinggi Gereja Universal sangat

teguh memegang dan melaksanakan tanggung jawab Gereja untuk mewartakan

Kerajaan Allah. Untuk merealisasikan pewartaan Kerajaan Allah di tengah-tengah

dunia yang penuh dengan kekacauan dan justru karena situasi dunia tersebut,

Gereja dipanggil untuk melaksanakan pelayanan kasih. Hal ini diungkapkan oleh

St. Yohanes Paulus II dalam dokumen Centesimus Annus sebagaimana yang

diulas oleh Krispurwana Cahyadi (2011:25) melalui tulisannya Yohanes Paulus II

tentang Keadilan dan Perdamaian. Pelayanan kasih tersebut lebih diarahkan

kepada mereka yang miskin, yang tersingkirkan dan yang menjadi korban.

St. Yohanes Paulus II senantiasa mengenakan kasih ketika berhadapan

dengan orang lain. Siapa pun mereka bahkan musuhnya disikapi oleh St. Yohanes

Paulus II dengan kasih. Contohnya saja, terhadap Mehmet Ali Agca pelaku

serangan percobaan pembunuhan telah diampuninya dengan tulus ikhlas bahkan

dianggapnya sebagai saudara yang dikasihinya (Christie 2014: 86). Stanislaw

Dziwisz (2010: 25) menuliskan, kasih yang begitu mendalam menjadikan St.

Yohanes Paulus II berani mengunjungi dan bertemu dengan para penderita sakit.

Para penderita pecandu alkohol, para korban narkoba, para cacat mental dan

mereka yang tersingkir dalam masyarakat, orang miskin, orang muda dan kaum

wanita, dari latar belakang agama dan budaya manapun semuanya dirangkul oleh

St. Yohanes Paulus II dalam kasih. Menurut beliau, siapa pun mereka dan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

50

keadaan apa pun, mereka adalah pribadi yang secitra dan serupa dengan gambar

Allah.

Tindakan melayani sesama dengan kasih didasarkan oleh refleksi St.

Yohanes Paulus II tentang pribadi dan sesama. St. Yohanes Paulus II menekankan

pribadi tidak dapat hidup sendiri (bdk. Kej 2:18). Inilah hakikat manusia sebagai

makhluk sosial. Pribadi selalu akan berhubungan dengan orang lain. Karena itu,

dalam berhadapan atau berhubungan dengan sesama (pribadi lain) St. Yohanes

Paulus II memberi penekanan pada relasi unitaris. Relasi Unitaris adalah “relasi

yang saling meneguhkan dan melengkapi, bukan relasi dalam pola keterpusatan

diri atau pengukuhan diri belaka. Dari realitas relasi unitaris ini akan terbangunlah

suatu relasi kasih dan solidaritas” (Krispurwana Cahyadi, 2012: 32)

Menurut St. Yohanes Paulus II kasih sangatlah penting dalam berelasi

dengan orang lain. “Kasih membangun suatu relasi antar pribadi dan memulihkan

kehidupan umat manusia….maka tidak ada sistem, hukum, atau negosiasi apapun

yang dapat membangun kesatuan umat manusia jika di dalamnya kasih tidak

tumbuh” (Krispurwana Cahyadi, 2012:32). Menurut St. Yohanes Paulus II kasih

menjadi sangat penting karena, relasi antar pribadi yang dibangun atas dasar kasih

akan dapat menciptakan suatu kesatuan kehidupan yang jauh lebih baik dan

apapun bentuk hubungan atau negosiasi yang tidak didasari oleh kasih tidak

pernah dapat membangun kesatuan yang baik.

St. Yohanes Paulus II menegaskan kasih itu harus wujud dalam tindakan

kasih atau pelayanan kasih. “Tindakan kasih tersebut semakin nyata sebagai

keterarahan kepada sesama, terlebih dalam tindakan bagi mereka yang menderita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

51

Tindakan ini adalah tindakan korban, keluar dari kondisi dan situasi kenyamanan

diri, namun rela berbagi dengan mereka yang membutuhkan” (Krispurwana

Cahyadi, 2012:33). Menurut St. Yohanes Paulus II tindakan keterarahan kepada

sesama adalah tindakan korban. Hal ini sangat nyata dalam kehidupannya ketika

ia memberikan dirinya untuk mengabdi manusia terutama kepada kelompok

manusia yang menjadi korban ketidakadilan, kekerasan, dan penindasan oleh

sekelompok manusia. Tindakan kasih nyata yang dilaksanakan oleh St. Yohanes

Paulus II adalah, tanpa lelah menyuarakan dan membela keadilan dan perdamaian

meskipun dalam situasi dunia yang tanpa harapan.

Dalam konteks ekonomi, politik, sosial, budaya dan agama yang plural St.

Yohanes Paulus II menyerukan tindakan solidaritas sebagai sebuah tindakan

kasih. Menurutnya “solidaritas adalah kebenaran moral dan tindakan sosial yang

semakin dibutuhkan dewasa ini” (Krispurwana Cahyadi, 2012:35). Melalui

dokumen ASG Sollicitudo Rei Socialis beliau mengharapkan agar tindakan

solidaritas kasih semakin menjadi sistem penilaian dan kategori moral dalam

membangun relasi ekonomi, politik, budaya, sosial dan dalam relasi antar agama.

Tindakan solidaritas kasih ini adalah tanda kebenaran serta kebijakan Kristiani

yang bersumber pada tindakan Allah yang menunjukkan solidaritas kasih-Nya

untuk memulihkan martabat manusia sebagai citra Allah. Tindakan solidaritas

adalah partisipasi atau keikutsertaan atau wujud nyata keterlibatan manusia pada

hidup dan karya Allah. Inilah yang dihayati oleh St. Yohanes Paulus II, dan yang

mendasari serta mendorong beliau untuk bertindak melawan segala ideologi

maupun praktek yang berlawanan dengan kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

52

Bagi St. Yohanes Paulus II solidaritas merupakan tindakan profetis yang

semakin dibutuhkan dalam situasi dunia yang penuh dengan keresahan dan

ketakutan akibat cinta diri dalam diri manusia (Krispurwana Cahyadi, 2012:36).

Merebaknya individualisme menyebabkan manusia hanya berpikir pada diri

sendiri atau kelompoknya sehingga banyak orang lain terutama mereka yang

lemah tersingkirkan dan bahkan terasingkan. Situasi ini sangat bertentangan

dengan semangat Injil di mana solidaritas Allah merangkul semuanya tanpa ada

yang terabaikan. Maka St. Yohanes Paulus II dalam usaha merangkul semua umat

manusia, beliau menegaskan bahwa solidaritas adalah usaha mengembalikan

kasih dalam kehidupan manusia. Dari sebab itu juga St. Yohanes Paulus II sangat

menentang segala ideologi dan tindakan yang berbau kekerasan dan kejahatan

terutama perang.

St. Yohanes Paulus II secara pribadi sebagai pelayan Gereja universal

melayani pula umat manusia dari segala penjuru dunia. Selama masa

kepausannya, Gereja telah mendapat peran yang sangat nyata dan memberi

sumbangan besar kepada upaya penegakan keadilan dan perdamaian. Gereja

menjadi satu-satunya tempat di mana orang dibela dan diberi kebebasan, serta

tempat di mana orang tidak kehilangan harapan. Itulah Gereja yang digembalakan

oleh St. Yohanes Paulus II yakni Gereja yang mewartakan Kerajaan Allah dengan

upaya membebaskan umat manusia dari segala bentuk kejahatan yang

menakutkan melalui pelayanan kasih.

Dalam upayanya untuk membebaskan manusia dari kejahatan, St. Yohanes

Paulus II menolak segara upaya yang berbau “kekerasan” sebaliknya beliau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

53

menyerukan agar setiap orang dari kelompok mana pun menghargai, mengasihi,

menghormati dan merangkul satu sama lain, dengan meletakkan kasih sebagai

dasar dalam apa pun upaya untuk membangun kehidupan dan persatuan manusia.

Beliau sangat yakin bahwa hanya pelayanan dan tindakan kasihlah yang dapat

membebaskan umat manusia dari segala bentuk ketakutan, seperti yang dituliskan

oleh Krispurwana Cahyadi (2012:32) “kasih membangun suatu relasi antarpribadi

dan memulihkan kehidupan manusia”.

Membebaskan umat manusia dari ketakutan berarti membangun kembali

atau memulihkan kehidupan umat manusia. Inilah panggilan Gereja universal

yang tidak lain adalah pewartaan Kerajaan Allah melalui pelayanan kasih atau

tindakan kasih. Sementara itu, St. Yohanes Paulus II menyadari Gereja sendiri

belumlah cukup signifikan untuk membangun dan memulihkan kehidupan umat

manusia maka beliau menyerukan dan mengajak semua kelompok manusia agar

bekerja sama memperjuangkan keadilan dan perdamaian atas dasar kasih kepada

sesama. Kasih kepada sesama berarti menjadikan manusia sebagai yang “utama

dan pertama”, menjadikan manusia sebagai tujuan dan bukan sarana.

St. Yohanes Paulus II sangat kuat dalam iman kepada Yesus Kristus. Iman

akan Yesus Kristus ini diwujudnyatakannya dalam tindakan kasih karena menurut

beliau “siapa pun yang percaya dan mengikuti Kristus akan senantiasa

menyatakan kasih, sebab Allah adalah kasih, dan mengasihi adalah tanda nyata

sebagai anak-anak Allah”, yang dinyatakan di tengah keprihatinan situasi dunia

(Krispurwana Cahyadi, 2012:103). Kasihnya kepada Yesus Kristus menjadi

konkret dalam kasihnya kepada manusia lewat pelayanan kasih. Menurut St.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

54

Yohanes Paulus II itulah panggilan kasih di tengah situasi dunia yang tanpa

harapan, yang penuh dengan ketakutan akibat kemiskinan dan penderitaan yang

semakin parah. St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang reflektif profetis.

Melalui kebiasaan refleksi ini juga St. Yohanes Paulus II memperoleh kekuatan

untuk melaksanakan panggilan tersebut.

Paus Yohanes Paulus II (2007:200-210) dalam merefleksikan serangan

percobaan pembunuhannya dalam buku Memory And Identity, mengatakan “Agca

menguasai cara-cara menembak, dan sudah barang tentu ia menembak dengan

tujuan membunuh. Walau demikian, seolah-olah seorang mengarahkan dan

membelokkan peluruh tersebut”. Selanjutnya beliau merefleksikan bahwa seperti

Kristus, ia diizinkan untuk menderita agar menjadi nyata melalui penderitaan

suatu dimensi baru terbuka, suatu perintah baru yakni perintah cinta kasih. Beliau

sangat yakin akan panggilan cinta kasih ini, dan selama hidupnya, ia telah

memberikan diri untuk mengabdi umat manusia dan bersama-Nya ia membawa

Gereja agar lebih berfokus pada pelayanan kasih, seraya berseru kepada segenap

umat manusia agar memperlakukan orang lain atas dasar kasih.

Kasih St. Yohanes Paulus II adalah cerminan kasih Ilahi yang telah

memberikan Diri-Nya, mengosongkan Diri-Nya dan menjadi sama dengan

manusia, dan memberikan Diri-Nya (sebagai korban) demi keselamatan umat

manusia. St. Yohanes Paulus II sendiri merefleksikannya seperti yang dikutip oleh

Anthony F. Chiffolo (2001:22) dalam buku yang berjudul St. Paus Yohanes

Paulus II, Dalam Kata-Kataku Sendiri, “Kasih adalah pemberian diri, ini berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

55

mengosongkan diri untuk menggapai orang lain. Dalam arti tertentu, kasih berarti

melupakan diri sendiri bagi kebaikan orang lain”.

Cintakasih St. Yohanes Paulus II perlu diberi penekanan bahwa

cintakasihnya kepada umat manusia sungguh luar biasa. St. Yohanes Paulus II

bukannya tidak tahu bahwa situasi dunia tidak memungkinkan wujudnya kasih

namun beliau sangat yakin bahwa dengan kasih tantangan-tantangan dapat diatasi

dan hanya dengan kasih dunia dapat diubah. Hal ini diungkapkannya ketika

mengadakan pertemuan dengan Kelompok Caritas di San Antonio pada tahun

1987, “kasih dapat mengatasi halangan-halangan yang besar, dan kasih Allah

dapat mengubah dunia sepenuhnya”(Chiffolo, 2001:21). Dari keyakinan ini St.

Yohanes Paulus II dengan suara yang lantang menyerukan kepada seluruh

kelompok manusia agar membangun suatu tatanan dunia yang didasari oleh kasih.

Di kala menjabat sebagai Paus, beliau dihadapkan dengan masalah Gereja

universal, lebih tepatnya adalah masalah-masalah dunia, harapan dan kasihnya

tidak pernah surut sebaliknya menambah kekuatan dan keyakinannya. St.

Yohanes Paulus II dalam refleksinya mengutip kata St. Paulus kepada jemaat di

Roma “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan

dengan kebaikan” (RM 12:21). Dalam dirinya, St. Yohanes Paulus II yakin

betapapun dunia penuh dengan kejahatan, pasti ada batasnya, dan pasti ada

kekuatan lain yang dapat mengatasinya yakni kebaikan yang bersumber pada

kebaikan Ilahi (Paus Yohanes Paulus II, 2007:22-23). Dalam homilinya di Grant

Park, Chicago pada tahun 1979, St. Yohanes Paulus II menyampaikan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

56

Kasih adalah kekuatan yang membuka hati terhadap sabda Yesus dan

terhadap Penebusan-Nya. Kasih adalah satu-satunya landasan bagi

persahabatan manusia yang menghormati dalam diri satu sama lain

martabat anak-anak Allah, yang diciptakan menurut citra-Nya dan

diselamatkan oleh kematian dan Kebangkitan Yesus. Kasih merupakan

satu-satunya kekuatan penggerak, yang memaksa kita untuk membagikan

seluruh diri kita dan semua yang kita miliki dengan saudara-saudari kita

(Chiffolo, 2001:22).

Kasih adalah kekuatan dari dalam diri St. Yohanes Paulus II yang

memberinya kekuatan untuk memberikan diri demi kasihnya terhadap umat

manusia. Kasih ini juga yang telah membuka hatinya untuk memahami misteri

Penebusan manusia oleh Allah. Melalui refleksi Karya Agung Allah (penebusan)

selalu mendapat dimensi baru dalam hidup St. Yohanes Paulus II yakni suatu

panggilan untuk melakukan kebaikan atau yang diistilahkan oleh beliau sendiri

sebagai panggilan cintakasih. St. Yohanes Paulus II sangat yakin akan kebaikan

Allah ini masih tetap berlangsung dalam sejarah manusia, dulu, sekarang dan

selama-lamanya.

St. Yohanes Paulus II hidup semata-mata karena kasih. Kasih yang

ditemukan dan dialaminya dari Allah sendiri melalui pengalaman pergulatan

hidupnya, dan karena itu kasih tersebut ada dalam dirinya dan menjadi miliknya.

Kasih yang memberikan kekuatan dan daya penggerak untuk terus berjuang untuk

melayani meskipun mengalami banyak tantangan. St. Yohanes Paulus II yang

telah menyambut dengan hati terbuka panggilan cintakasih, ambil bagian pula di

dalamnya. Beliau telah menyerahkan diri untuk menjadi sarana dan perantara

untuk menciptakan peradaban kasih di dalam kehidupan manusia. Kedalaman

kasihnya kepada Allah dan umat manusia menjadikan beliau seorang yang selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

57

memahami dirinya sebagai pribadi manusia yang dikasihi Allah dan yang sudah

ditebus-Nya. Pemahaman akan dirinya yang sama memiliki keluhuran martabat

sebagai gambar dan rupa Allah, memperdalam kasihnya kepada pribadi-pribadi

yang lain (Chiffolo, 2001:23).

Dalam pesan untuk hari remaja sedunia yang ke-11 tahun 1996, St.

Yohanes Paulus II dengan tegas menyampaikan, “cinta diri menyebabkan orang

tuli dan bisu. Kasih membuka mata dan hati, serta memampukan manusia

memberikan sumbangan yang unik dan tidak tergantikan….yang dapat mengubah

pasang surutnya sejarah” (Chiffolo, 2001:23). Pesan beliau ini sekaligus

merupakan suatu kesaksian tentang dirinya yang penuh dengan kasih. Pengalaman

kasih dari Allah sungguh membuka mata dan hatinya akan keprihatinan-

keprihatinan atau ketakutan-ketakutan dunia. Kasih yang sama, meneguhkan

harapan dan memampukan beliau untuk memberikan diri sepenuhnya untuk

bersaksi dan mewartakan Kerajaan Allah.

Cintakasih hingga tuntas adalah cintakasih penuh St. Yohanes Paulus II

yang mendapat ilham dari cintakasih Yesus Kristus. St. Yohanes Paulus II tidak

hidup untuk dirinya sendiri tetapi beliau hidup dalam cintakasih dan memberikan

dirinya demi pengabdian kepada umat manusia. Beliau sangat berkomitmen

mengikuti teladan Yesus Kristus yang “datang bukan untuk dilayani melainkan

untuk melayani” (Mat 20:28). Dalam Vita Consecrata (Art.75) St. Yohanes

Paulus II mengungkapkan bahwa Yesus kristus tidak pernah berhenti memanggil

murid baru, untuk menyatakan cintakasih Ilahi dengan melayani sesama melalui

penyerahan diri dengan rendah hati dan tanpa pamrih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

58

Dalam kebanyakan ajaran St. Yohanes Paulus II, beliau meletakkan

manusia sebagai yang pertama dan utama dari tujuan Gereja. Dengan

berteladankan Yesus Kristus (teladan tindakan sempurna dalam penghargaan

manusia), St. Yohanes Paulus II mengasihi semua orang, merangkul dengan

penuh kasih terutama mereka yang sedih dan menderita. Demikian juga yang

dituliskan oleh St. Yohanes Paulus II dalam salah satu dokumennya yakni

Evangelium Vitae, “Orang-orang lain bukanlah saingan yang terhadapnya kamu

harus mempertahankan diri, melainkan saudara-saudari yang harus didukung.

Mereka harus dikasihi demi mereka sendiri, dan mereka memperkaya kita dengan

kehadiran mereka” (Chiffolo, 2001:72). Pelayanan pastoralnya ditandai dengan

sikap kasih yang sungguh mendalam kepada semua kelompok tanpa ada yang

terkecuali. Hal ini diungkapkan oleh Kardinal Yosef Ratzinger pada 16 Oktober

2003 pada peringatan pesta perak masa kepausan St. Yohanes Paulus II.

Anda, sebagai wakil Yesus Kristus….tanpa kenal lelah telah menjelajah

dunia, bukan hanya mewartakan Kabar Gembira kasih Allah….Anda juga

telah melintas batas-batas semangat dari mereka yang sering kali

berjauhan satu dari yang lain dan bertentangan satu sama lain, merengkuh

yang berseteruh, menjalin tali persahabatan di antara mereka yang

terpisah, dan menyediakan tempat di dunia bagi damai Kristus (lih. Ef

2:17). Anda telah menjumpai kaum muda, orang-orang tua, orang kaya

dan orang miskin, para pengusaha dan rakyat sederhana….Anda telah

mewartakan kehendak Allah tanpa takut, sekalipun bertentangan dengan

pikiran dan kemauan orang….Anda tidak mencari penghargaan dari

manusia, tetapi Anda memerhatikan putra-putra Anda seperti seorang ibu.

Seperti Paulus Anda juga begitu mencintai manusia dan sangat berhasrat

menyampaikan kepada mereka bukan hanya Kabar Gembira, melainkan

bahkan memerikan hidup Anda sendiri (bdk. 1 Tes 2:5-8), (Dziwisz,

2010:14-15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

59

Betapapun ia mengalami penderitaan tetapi kasihnya tetap menyala bagai

lilin yang menerangi kegelapan di suatu ruang kosong, tak kunjung padam

meskipun ribut taufan datang melanda. Sebaliknya penderitaan yang dialami

diubah menjadi stigma penderitaan yang mewarnai pelayanan apostoliknya. Ia

telah taat dan setia, seperti Yesus yang telah taat dan setia memanggul salib-Nya,

meskipun selalu mengalami penderitaan yang sungguh membekas. Penderitaan

manusia akibat kemiskinan, peperangan, terorisme, penindasan, dan penyakit

semua menjadi penderitaan St. Yohanes Paulus II. Bahkan dirinya sendiri

diancam mati sebanyak tiga kali. Semua penderitaan yang dialaminya sama sekali

tidak dianggapnya sebagai beban meskipun beliau pernah mengeluh karena harus

membatalkan beberapa pelayanan. Justru dari penderitaannyalah tumbuh kasih

yang mendalam, kasih yang memberi harapan kepada para penderita yang lain.

Inilah keunggulan St. Yohanes Paulus II yang penuh dengan kasih, mengasihi

sampai tuntas.

4. Berdoa dalam Roh

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang sangat mencintai hidup doa. Ia

adalah seorang devosional. Setiap hari dibuka dan ditutupnya dengan doa. Beliau

memiliki hubungan yang sangat intim dengan Allah. Melalui doa-doanya ia

menimba kekuatan untuk melaksanakan seluruh pelayanannya, dan dari doanya

juga ia mendapat ilham untuk melaksanakan tugas apostoliknya sebagai Paus

(Dziwisz, 2010:103-114). Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Paus

memang berat dan menguras banyak tenaga. Beliau juga merupakan pribadi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

60

perfeksionis dalam artian sangat menghargai waktu yang ada. Ia telah mengatur

dengan sangat baik segala kegiatan sehari-hainya sehingga waktu doa adalah salah

satu prioritasnya. Beliau sangat menyadari bahwa dirinya hanyalah manusia biasa

umpama “mesin” yang setelah bekerja keras akan kehabisan tenaga. Setelah

kehabisan tenaga St. Yohanes Paulus II akan meluangkan waktu untuk

memulihkan kembali tenaganya dengan bersyukur dan berdoa kepada Allah Bapa.

Sementara St. Yohanes Paulus II sangat memperhatikan hidup rohaninya, ia juga

hidup sebagai seorang yang sangat manusiawi. Beliau menikmati dan

menggunakan kemampuan manusiawinya untuk memuliakan Tuhan. Secara lebih

jelas akan dipaparkan kehidupan sehari-hari St. Yohanes Paulus II yang sarat

dengan kegiatan namun sangat khusuk pula dalam doa.

Stanislaw Dziwisz (2010:103-114) dalam tulisannya mengisahkan

keseharian Sri Paus yang padat dengan kegiatan namun penuh dengan semangat

doa. Setiap pagi Paus Yohanes Paulus II memulai harinya dengan bangun pada

pukul 05.30. Setelah membersihkan dan mempersiapkan dirinya, beliau akan ke

kapel untuk mengucap syukur dan berbicara dengan Allah. Pada kebiasaannya,

beliau akan mengadakan adorasi, puji-pujian, dan meditasi. Pukul 07.00 beliau

akan merayakan misa bersama imam-imam, para uskup, dan para undangan. Umat

yang datang sering melihat betapa khusuknya Paus Yohanes Paulus II berdoa.

Beliau berdoa dengan mata tertutup penuh penghayatan sambil berlutut dalam

sikap kepasrahan yang total. Dalam penghayatan dan kepasrahan beliau

mengalami sukacita yang luar biasa. Karena kekhusukan dalam doa, beliau sering

tidak menyadari kalau ada orang lain yang masuk ke dalam kapel. Mereka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

61

sering melihat kekhusukan beliau berdoa mengatakan “Dia sedang berbicara

dengan Yang Tak Kelihatan” (Dziwisz, 2010:109). Kegiatan doa dan misa pagi

ini merupakan santapan rohani yang menghidupkan beliau. Selesai kegiatan

rohani, beliau akan beralih ke meja makan untuk menikmati santapan tubuh

jasmani yang sudah disiapkan.

Setelah makan pagi, kegiatan selanjutnya adalah lebih bersifat pribadi.

Beliau akan ke kamar kerjanya dan mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan

dalam pelayanan seperti menulis konsep-konsep, menyiapkan homili atau

menyiapkan garis besar pidatonya, kecuali setelah pundaknya cedera beliau

mendiktekannya kepada imam yang lain. Beliau selalu mengambil kesempatan

pagi mempersiapkan dirinya untuk pelayanan sepanjang hari. Selama masa

kerjanya pun beliau menyisihkan waktu untuk berdoa. Tak jarang jika ada yang

mencarinya “selalu menemukannya di kapel sedang khusuk berdoa, kadang

bertiarap di lantai, tenggelam sepenuhnya dalam doa, dan kadang dengan

khusuknya ia bernyanyi dalam adorasi pagi” (Dziwisz, 2010:110). Tidak hanya di

waktu pagi tetapi selama waktu kerjanya ia selalu menyempatkan dirinya untuk

berdoa.

St. Yohanes Paulus II biasanya akan memulai kunjungan setiap pagi pada

pukul 11.00. Ketika makan siang biasanya dimanfaatkan oleh beliau untuk

mendengar informasi dari tamu undangan atau meminta masukan dari pejabat-

pejabat kantor tentang hasil kerja mereka. Setelah makan siang, St. Yohanes

Paulus II akan beristirahat untuk memulihkan stamina badannya, kemudian

dilanjutkan dengan berdoa. Setiap hari St. Yohanes Paulus memiliki kebiasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

62

untuk pergi ke balkon setelah istirahat dan berdoa. Beliau juga memiliki kebiasaan

untuk berhenti di depan patung-patung kudus terutama patung Bunda Maria dari

Fatimah untuk berdoa. Doa favorit St. Yohanes Paulus II adalah doa Rosario,

beliau sering mendaraskan doa tersebut secara lengkap. Setiap hari Kamis St.

Yohanes Paulus II akan berdevosi Jam Kudus dan setiap hari Jumat beliau akan

melakukan Jalan Salib di manapun dia berada, bahkan ketika dalam pesawat atau

dalam helikopter seperti yang dilakukannya ketika sedang melakukan perjalanan

ke Galilea (Dziwisz, 2010:112).

St. Yohanes Paulus II tidak pernah kehabisan kata-kata baru untuk berdoa.

Demikian yang dituliskan oleh sekretaris pribadi Paus Yohanes Paulus II yakni

Stanislaw Dziwisz (2010:113) dalam catatannya tentang hidup keseharian St.

Yohanes Paulus II di Vatikan. “Ia selalu menemukan kata-kata baru untuk berdoa,

untuk berbicara dengan Tuhan”. St. Yohanes Paulus II sangat memperhatikan

hidup rohaninya. Baginya, hidup doa seperti Misa, ibadat harian, sujud di depan

Sakramen Mahakudus, pemeriksaan batin dan pengakuan dosa, dan praktek-

praktek kesalehan merupakan bagian penting dari kehidupan rohaninya. St.

Yohanes Paulus II secara rutin melakukan pengakuan dosa sekali dalam

seminggu. Praktek kesalehan yang secara terus-menerus dilakukannya adalah

puasa. Semua itu menunjukkan betapa beliau memiliki hubungan yang sangat

intim dengan Allah. Tidak bisa tidak dapat dikatakan bahwa St. Yohanes Paulus

II selalu hidup dengan Allah, beliau selalu dan senantiasa jatuh cinta kepada

Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

63

Di waktu sore St. Yohanes Paulus II akan melaksanakan audiensi sore

dengan pelbagai pihak yang sudah dijadwalkan. Waktu makan malam ia tidak

makan sendirian tetapi selalu makan bersama orang lain. Beliau selalu mengambil

kesempatan waktu makan untuk mendengar informasi dari teman makan

malamnya. Setelah selasai makan malam, St. Yohanes Paulus II akan

menyibukkan diri untuk membaca. Setelah merasa cukup untuk membaca, St.

Yohanes Paulus II akan pergi ke kapel untuk memanjatkan syukur, pujian, dan

berbicara kepada Tuhan. Sebelum tidur, St Yohanes Paulus II memiliki kebiasaan

untuk melihat kota Roma dan memberkatinya dengan tanda salib.

Demikianlah kehidupan sehari-hari St. Yohanes Paulus II yang penuh

dengan pelbagai kesibukan yang sangat melelahkan namun penuh dengan

semangat doa. Hidup doa menjadi bagian yang sangat menentukan hidupnya.

Dengan doanya yang khusuk, ia selalu berada dalam naungan kuasa Roh Kudus.

Banyak ungkapan St. Yohanes Paulus II tentang doa yang secara langsung

mencerminkan kedalaman hidup doanya, yang akan dipaparkan dan dibahas

sebagai berikut.

Bagi St. Yohanes Paulus II doa adalah suatu percakapan dengan Tuhan. Di

dalam percakapan tersebut ada dua subjek yang bekerja yakni “dia” yang berdoa

dan “Dia” yang memanggil untuk berdoa. Dalam doa “Dia” yang memanggil

untuk berdoa jauh lebih penting karena dari Dia-lah dan untuk Dia-lah beliau

berdoa (Yohanes Paulus II, 1995:18). Karena itu dalam berdoa, kerendahan hati

merupakan jalan terbaik untuk mencapai kepenuhan doa. Hal ini sesuai dengan

semangat Injil yang dihidupinya tentang hal berdoa seperti pada Injil Lukas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

64

mengenai perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai (Luk 18:9-

14).

St. Yohanes Paulus II mengungkapkan “doa merupakan suatu usaha

mencari Allah, tetapi juga suatu pewahyuan dari Allah….melalui doa Allah

mewahyukan Diri-Nya lebih-lebih sebagai Belas Kasihan” (Yohanes Paulus II,

1995:31-32). Selama hidup, St. Yohanes Paulus II tidak pernah berhenti mencari

Allah. Di manapun beliau berada ia selalu mencari kesempatan untuk berbicara

dengan Allah dan mengalami kasih-Nya. Dari kekhusukan doa inilah beliau

mendapat banyak kekuatan untuk melaksanakan seluruh pelayanan apostoliknya,

dan sekaligus meneguhkan keyakinan dan pengharapannya. Sementara itu beliau

juga menyerukan kepada semua anggota Gereja dan semua kelompok agama agar

terus-menerus berdoa, karena doa “mengungkapkan kebenaran kasih Allah dan

sekaligus menghadirkan di dunia ini Allah yang adalah Kasih yang penuh

kerahiman” (Yohanes Paulus II, 1995:32).

Dalam doa St. Yohanes Paulus II pertama-tama menghadirkan Roh Kudus

yakni Roh yang memberikan kekuatan kepadanya untuk berdoa. Beliau sadar

akan kelemahannya sebagai manusia, namun beliau bukan tidak tahu bagaimana

seharusnya berdoa tetapi ketika berdoa bukan berarti ia berdoa untuk

kepentingannya sendiri tetapi beliau selalu mempunyai kerinduan untuk berbicara

kepada Allah, menimba kekuatan dari Roh Kudus dan berdoa bagi Gereja dan

dunia. St. Yohanes Paulus II sendiri tidak tahu sejauh mana doanya terkabul tetapi

beliau berdoa secara terus menerus. Inilah anugerah kekuatan yang diberikan Roh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

65

Kudus kepadanya untuk berdoa, yakni selalu memiliki kerinduan untuk berbicara

dengan Allah.

Doa menjadi sumber kekuatan dan inspirasi baginya untuk memulai hidup

baru, terutama dalam pengambilan keputusan-keputusan dan kebijakan pelayanan

apostoliknya (Chiffolo, 2001:13). Sebagai seorang saksi dan pewarta beliau

memberikan sikap dan teladan yang menginspirasikan banyak orang. Tidak hanya

iman tetapi kasih dan pengharapannya terus bertumbuh karena doa-doanya.

Ketika menyampaikan pesan kepada para seminaris di Chicago, tahun 1979,

beliau mengatakan “hendaknya kamu setia pada doa-doa harianmu; doa-doa itu

akan merawat iman kamu sehingga tetap hidup dan bersemangat” (Chiffolo,

2001:14). Bagi St. Yohanes Paulus II doa umpama vitamin yang dapat menjaga

kesehatan tubuh. Doa adalah makanan rohani yang dapat menyembuhkan dan

sekaligus menyuburkan iman, harapan dan kasih.

Di dalam hidup sehari-hari dan dalam doanya Kristuslah yang menjadi

teladan dan menjadi isi doanya, dan dengan berdoa ia terus-menerus

mempersatukan dirinya dengan Kristus. Baginya, “tanpa doa, tidak ada

kegembiraan, pengharapan, kedamaian, karena doa mempersatukan kita dengan

Kristus” (Chiffolo, 2001:14). Di lain kesempatan St. Yohanes Paulus II juga

memberikan kesaksian tentang hidup doanya:

Jika kamu sungguh ingin mengikuti Kristus, dan bila kamu menginginkan

kasihmu kepada-Nya tumbuh dan hidup, kamu harus setia berdoa. Itulah

kunci menuju kekuatan hidup kamu dalam Kristus. Tanpa doa, iman dan

kasihmu akan mati. Jika kamu setia dalam doa harian dan dalam mengikuti

misa mingguan, kasihmu kepada Yesus akan bertambah dan hatimu akan

mengalami kegembiraan dan kedamaian mendalam, yang tidak dapat

diberikan oleh dunia (Chiffolo, 2001:15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

66

Baginya doa adalah kunci untuk hidup bersatu dengan Kristus. Kekuatan

yang ditawarkan dalam doa adalah pengalihan pikiran dan hati kepada Tuhan,

kepada Yesus Kristus sumber iman, harapan dan kasih, sebab itu tanpa doa iman

dan kasih akan mati. Jika iman dan kasih mati, harapan akan musnah. Yesus

Kristus yang hadir dalam doa akan memberikan suatu dimensi ilahi yang dapat

mengubah hidup. Suatu dimensi ilahi yang membuka mata dan hati untuk

menghadapi situasi sekarang dan melihat masa depan dengan penuh harapan, serta

memberikan kegembiraan dan kedamaian mendalam, betapapun mengalami

penderitaan yang berat.

Dalam doa bersama antarumat beragama di Asisi pada 27 Oktober 1996,

St. Yohanes Paulus II menyampaikan bahwa, “doa itu sangat penting sebagai cara

dan langkah untuk membangun perdamaian….karena perdamaian sejati adalah

buah dari relasi dengan kuasa Ilahi” (Krispurwana Cahyadi, 2011:114). Bagi St.

Yohanes Paulus II, doa sebagai jembatan yang menjadi sarana untuk menapaki

jalan perdamaian. Di sinilah St. Yohanes Paulus II meletakkan peran doa bagi

perdamaian yakni, menimba kekuatan dari Allah, sebab daya untuk membangun

perdamaian sejati bukan dari manusia, melainkan hanya berkat rahmat Allah

(Krispurwana Cahyadi, 2012:325). Doa adalah sarana untuk berharap dan

menyampaikan permohonan. Beliau terus-menerus berdoa dan mengembalikan

semuanya kepada Allah, karena beliau percaya akhirnya yang bekerja untuknya

adalah Allah sendiri.

Lalu bagaimana caranya St. Yohanes Paulus II berdoa? Beliau berdoa

dengan bermacam-macam cara. Beliau berdoa dalam Roh, penuh dengan iman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

67

harapan dan kasih, bersatu dengan Kristus, dan dengan penuh kerendahan hati dan

sikap pasrah diri menyerahkan semuanya kepada Allah. Menurut St. Yohanes

Paulus II, manusia adalah umat yang tugas pokoknya adalah memuji, menyembah

dan memuliakan Tuhan dalam pelbagai cara. Seperti yang diungkapkannya,

“Manusia adalah imam dari seluruh ciptaan. Kristus menyerahkan kepada

manusia martabat panggilan tersebut….seluruh ciptaan melaksanakan opus

gloriae” (Yohanes Paulus II, 1995:21).

Dalam doa St. Yohanes Paulus II tidak mengungkapkan dirinya tetapi

beliau membuka dirinya dan membiarkan Allah hadir dan berkarya dalam diri dan

hidupnya. “Manusia mendapat kepenuhan doa bukan kalau dia mengungkapkan

dirinya sendiri, tetapi kalau dia membiarkan Allah hadir sepenuh-penuhnya dalam

doa” (Yohanes Paulus II, 1995:21-22). Begitu mistisnya hidup doa St. Yohanes

Paulus II sehingga dengan memperdalam misteri yang diwahyukan dalam Kristus,

dia dapat semakin lebih baik melakukan tugas pelayanan.

Yang terkandung dalam doa St. Yohanes Paulus II adalah kegembiraan

dan harapan, kedukaan dan kecemasan manusia zaman sekarang. Sebagai saksi

Kabar Gembira, St. Yohanes Paulus II adalah seorang yang selalu penuh dengan

kegembiraan dan seorang yang tangguh dalam berpengharapan. Dalam doa beliau

menjadi pengantara antara persoalan Gereja dan persoalan dunia universal kepada

Allah. Kepada Allah, St. Yohanes Paulus II mengemukakan segala kegembiraan

dan harapan, maupun dukacita dan kecemasan yang dirasakan oleh Gereja dan

dunia (Yohanes Paulus II, 1995:29).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

68

Dalam situasi dunia yang penuh dengan kejahatan dan ketakutan, St.

Yohanes Paulus II tidak pernah kehilangan keyakinan, ia berdoa terus-menerus

karena baginya, “betapa pentingnya doa itu bagi dunia dan bagi Gereja, karena

pada akhirnya doa itu merupakan jalan yang termudah untuk menghadirkan di

dunia ini Allah dan kasih-Nya yang menyelamatkan”, demikian yang ditulisnya

dalam buku Melintasi Ambang Pintu Harapan (1995:29). Sementara berdoa terus-

menerus, St. Yohanes Paulus II juga mendorong segenap Gereja yakni “anak-anak

terjanji” (Gal 4:28) untuk berdoa agar “karya keselamatan terlaksana melalui

Kristus”,“agar dapat menghayati perutusan dengan penuh dedikasi”, “berdoa

untuk panggilan-panggilan untuk menjadi kudus entah dengan menjadi religius

atau awam”, berdoa “bagi orang-orang yang menderita”, dan “berdoa bagi

mereka yang meninggal” (Yohanes Paulus II, 1995:30-31).

Demikianlah semua persoalan Gereja dan dunia serta semua kelompok

manusia dengan segala permasalahannya dirangkulnya dalam doa seperti Yesus

yang berdoa kepada para murid-Nya dan kepada dunia. Hidup doa St. Yohanes

Paulus II sungguh mistis sehingga seluruh hidupnya diresapi dan dinaungi oleh

Kuasa Ilahi, yang menguatkan dan meneguhkan hatinya untuk memberikan diri

demi pelayanan kepada Gereja dan umat manusia dan demi Totus tuss, Maria!

(sepenuhnya untukmu, Maria!).

Dari pembahasan empat pokok spiritualitas St. Yohanes Paulus II tersebut

dapat disimpulkan bahwa, beliau adalah pribadi yang sungguh menghayati

pelayanannya sebagai panggilan dari Allah untuk melayani-Nya dan umat

manusia. Empat hal tersebut yakni iman, harapan, kasih dan doa juga merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

69

keutamaan kristiani yang sungguh dihayati dan dilaksanakan oleh St. Yohanes

Paulus II. Beliau telah menunjukkan kepada dunia kekatolikan dan

kekristianannya yang sejati. Spiritualitas yang dihayatinya sungguh menjadi

kekuatan, semangat, dan roh baginya untuk tetap setia dan teguh melaksanakan

tugas pengutusannya sampai tuntas meskipun telah mengalami banyak tantangan

dan penderitaan. Beliau sungguh telah menjadi seperti Yesus yang telah taat dan

setia pada salib-Nya sampai wafat. Karena itu pantaslah beliau menjadi teladan

para pelayan terutama katekis di zaman sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

70

BAB III

TANTANGAN DAN PELAYANAN KATEKIS ZAMAN INI

Gereja selalu mengharapkan kehadiran para katekis sejati yang siap

melayani tanpa lelah. Dalam perkembangan sejarah Gereja, kehadiran para

katekis telah memberi dampak positif bagi terlaksananya visi dan misi Gereja.

Melihat kontribusi begitu penting dari para katekis, Gereja dengan tegas

mengakui dan mengapresiasi keberhasilan pelayanan mereka. Terutama pada

waktu awal evangelisasi, kehadiran para katekis mempercepat perkembangan

Gereja baik dari segi teritorial maupun dari segi jumlah umat. Sampai pada masa

sekarang Gereja terus berkembang karena keterlibatan para katekis. Karena

pelayanan sangat vital bagi Gereja maka para katekis pun perlu dipersiapkan

melalui pelbagai usaha terus menerus agar mampu melaksanakan pelayanan

dalam situasi zaman yang sedang dihadapi.

Bertolak dari kesadaran tersebut, pembahasan bab III ini bermaksud

memberi gambaran keseluruhan namun secara singkat mengenai katekis dan

pelayanannya. Bab III ini akan menjadi titik tolak atau latar belakang pencapaian

maksud dan tujuan penulisan skripsi. Bahwasanya katekis masih membutuhkan

pembinaan dan pendidikan lebih agar semakin dapat menghayati dan

meningkatkan pelayanannya. Adapun isi dari bab III ini adalah mengenai sosok

katekis, tugas katekis, tentang pelayanan, realitas pelayanan katekis dan

tantangan-tantangan pelayanan yang dihadapi oleh katekis pada zaman ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

71

Pembahasan dalam bab III ini dibagi menjadi dua bagian utama yaitu

bagian pertama tentang tantangan pelayanan katekis yakni tujuh arus besar

perubahan zaman. Bagian kedua membahas tugas dan peranan katekis sebagai

pelayan umat pada zaman Ini. Bagian kedua membahas enam topik utama. Topik

pertama membahas arti pelayanan yang ditinjau dalam tiga perspektif yaitu

menurut Kitab Suci, dokumen Gereja dan menurut para tokoh. Topik kedua

membahas sosok katekis, topik ketiga tentang kategori katekis, topik keempat

tentang tugas dan peran katekis, topik kelima tentang cakupan pelayanan katekis

dan yang terakhir tentang perkembangan pelayanan katekis.

A. Tantangan Pelayanan Katekis Zaman Ini

Gereja dalam melaksanakan tugas perutusan menghadapi banyak

tantangan, demikian juga pelayanan para katekis. Perubahan arus zaman

menyebabkan tantangan pelayanan semakin rumit dan kompleks. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya kualitas kehidupan rohani umat.

Pada artikel 28, Direktorium Formatio Iman secara tidak langsung

menyampaikan bahwa pelayanan katekis yang dilaksanakan belum relevan

dengan situasi umat yang sedang menghadapi tantangan arus-arus besar zaman.

Arus-arus besar zaman yang dimaksud adalah sekularisasi dan sekularisme,

pandangan hidup dan budaya instan, ateisme dan relativisme, dampak

perkembangan teknologi digital, pluralitas yang diwarnai fundamentalisme dan

radikalisme serta globalisasi budaya, rusaknya keutuhan ciptaan dan lingkungan

hidup, dan merebaknya kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

72

Dengan kata lain, pelayanan katekis belum menjawab situasi dan

kebutuhan umat secara konkrit, atau yang diistilahkan dengan belum kontekstual.

Hal ini bukan berarti katekis tidak melaksanakan pelayanan tetapi inilah

kenyataan yang terjadi bahwa tantangan-tantangan arus zaman hampir tidak

pernah disinggung ketika melayani. Kecenderungan pelayanan yang dilaksanakan

adalah kembali kepada metode doktriner dengan menawarkan suatu yang abstrak

(jauh dari kenyataan) dan menawarkan jalan penyelesaian yang bersifat semu.

Direktorium Formatio Iman (2014:11-17) kemudian membahas tujuh tantangan

arus besar zaman yang tidak mudah untuk disikapi secara bijaksana dan kritis oleh

katekis.

1. Sekularisasi dan Sekularisme

Sekularisasi adalah arus zaman yang secara mendasar mempengaruhi

kehidupan manusia dalam pelbagai bidang baik itu rohani maupun duniawi

(Direktorium Formatio Iman, 2014:15). Sekularisasi adalah proses penemuan jati

diri dunia menuju otonomi. Otonom berarti dunia (terutama manusia) memiliki

hukum dan nilainya sendiri. Hukum dan nilai inilah yang coba diatur oleh

manusia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Sekularisasi membawa paham

bahwa dunia dapat diatur sendiri oleh manusia tanpa ketergantungan penuh

terhadap kekuatan supra-empiris. Sekularisasi turut memberi sumbangan positif

kepada agama yakni pemurnian hakikat dan refungsionalisasi agama.

Sekularisasi tidak selamanya berdampak baik terhadap kehidupan rohani.

Sekularisasi akhirnya melahirkan suatu paham atau ideologi tertutup yakni paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

73

yang memutlakkan otonomi duniawi tanpa keterbukaan terhadap Yang Ilahi

(Direktorium Formatio Iman, 2014:15). Inilah yang disebut dengan sekularisme

yang berarti proses pemisahan dunia dari Allah karena manusia beranggapan

bahwa kehidupan tidak tergantung pada Allah dan manusia dapat menggunakan

serta memanfaatkan segala ciptaan tanpa relasi dengan Sang Pencipta. Akibatnya

adalah, manusia bertindak semaunya sendiri tanpa melibatkan atau mengandalkan

Tuhan karena dianggap tidak dapat memberi jawaban atas persoalan manusia.

Berhadapan dengan arus sekularisasi dan sekularisme, pelayanan yang

bersifat sakral tampaknya tidak dibutuhkan lagi. Kehidupan rohani dianggap tidak

penting dan tidak menentukan dalam kehidupan. Akibatnya kehidupan beragama

semakin diabaikan. Sekularisme dapat melahirkan pandangan intoleransi terhadap

agama seperti ateisme. Sekularisasi memberi dampak yang sangat mendalam pada

pelbagai bidang kehidupan manusia sehingga hidup manusia justru mengalami

kedangkalan dan tidak berakar. Hidup manusia diarahkan semata-mata untuk

kepentingan duniawi dan anugerah Allah sama-sekali tidak dihargai (Direktorium

Formatio Iman, 2014:17).

2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan.

Dampak negatif sekularisme diperparah dengan budaya instan. Budaya

instan adalah budaya hidup yang tidak dapat menerima dan menghargai proses.

Semua tindakan dalam hidup berorientasikan pada hasil semata-mata namun

dengan cara cepat sehingga menghalalkan segala cara. Dalam budaya instan

manusia justru kehilangan keluhuran martabatnya sebagai “citra Allah”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

74

sebaliknya manusia dihargai atas dasar produktivitasnya (Direktorium Formatio

Iman, 2014:16). Akibatnya manusia yang tidak berdaya atau yang tidak produktif

sering ditindas dan terisolasi dari masyarakat.

Kedangkalan hidup yang dihasilkan oleh budaya instan melahirkan pula

manusia atau masyarakat yang tanpa nilai dan akar sehingga memunculkan

budaya kematian. Dengan budaya kematian, kultur dan sistem yang tercipta sama

sekali tidak menghargai bahkan menyingkirkan nilai solidaritas dan kepentingan

umum. Individualisme kemudian berkembang sehingga tidak ada tempat bagi

orang lain. Semuanya diarahkan pada kepentingan diri sendiri atau kelompok

tertentu yang berorientasikan pada efisiensi dan efektivitas (Direktorium Formatio

Iman, 2014:16). Karena sikap egosentris tersebut yang mengandalkan diri sendiri

maka Allah sama sekali tidak mendapat tempat dalam kehidupan.

Budaya instan melahirkan budaya konsumerisme dimana setiap individu

memiliki kebutuhan atau keinginan yang tidak pernah terpenuhi. Manusia

semakin mengejar kebutuhannya sehingga ego, ambisi serta optimisme pada diri

sendiri meningkat. Yang ada dalam hati adalah mengejar pemenuhan dan

keinginan egoismenya. Akibatnya, segala hal yang tidak menjanjikan hasil

diabaikan. Allah dan orang lain terutama kaum kecil, lemah, miskin, dan

tersingkir tidak mendapat tempat dalam hati (Direktorium Formatio Iman,

2014:16). Masalah ini kemudian melahirkan pula ateisme dan relativisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

75

3. Ateisme dan Relativisme yang Melahirkan Krisis Iman dan Moral

Tidak dapat dinafikan lagi kalau modernitas dan sekularisme melahirkan

ateisme yaitu pengabaian atau penolakan akan Allah (Direktorium Formatio Iman,

2014:17). Otonomi manusia dan dunia justru mendatangkan masalah atau lebih

tepatnya adalah krisis iman. Pengabaian atau penolakan terhadap Allah

mengambil banyak rupa bahkan rupa yang menipu diri sendiri seperti praktek

agama yang sebatas ritualisme dan formalisme. Otonomi manusia mempengaruhi

dan membentuk pola hidup manusia yang tidak peduli bahkan mengabaikan Allah

sehingga kehilangan hidup mistik.

Hidup mistik adalah hidup yang akrab dengan Allah. Ketumpulan hati

nurani mengakibatkan manusia kehilangan “getar religiositas batin” yang

kemudian mendorong manusia mengambil sikap relativisme yakni sikap

merelatifkan segalanya (Direktorium Formatio Iman, 2014:17). Sikap inilah yang

merusak dan menghilangkan tatanan moralitas dalam masyarakat. Dengan

relativisme tidak ada lagi yang absolut, tidak ada kebenaran yang pasti dan hakiki

karena semua orang berpegang pada kebenaran sendiri-sendiri. Dari sinilah

manusia menghadapi krisis moral dimana semua orang bertindak semaunya

sendiri tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan akibat terhadap orang lain.

4. Dampak Perkembangan Teknologi Digital

Dewasa ini siapa pun tidak dapat menutup mata terhadap kemajuan

teknologi digital. Dimana-mana tersedia alat-alat canggih teknologi komunikasi

dengan harga murah dan terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat. Aplikasi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

76

aplikasi canggih yang disediakan memudahkan dan mempercepat proses

mengakses pelbagai informasi. Jejaring yang ada memudahkan interaksi dan

komunikasi dengan siapa pun, kapan pun, dan dari mana pun dengan cepat,

mudah serta murah bahkan banyak yang gratis. Melalui media, siapa pun dapat

mengekspresikan pikiran serta perasaan sepuasnya tanpa batas dan secara spontan.

Teknologi digital mempermudah urusan sehingga banyak aktivitas yang dapat

dikerjakan dalam waktu yang bersamaan (Direktorium Formatio Iman, 2014:18).

Perkembangan teknologi digital melahirkan generasi yang memiliki akses

jejaring informasi tanpa batas, cepat dan tinggi. Selain kegunaan di atas, teknologi

digital juga dapat dimanfaatkan untuk pelbagai kegunaan seperti belajar, rekreasi,

dan bisnis. Meskipun teknologi digital mendatangkan banyak manfaat, namun

secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan karakter kepribadian (Direktorium Formatio Iman, 2014:18) yang

egosentris dan individualis serta budaya instan. Akibatnya, orang cenderung

mengabaikan kehidupan yang dianggap membosankan dan tanpa hasil terutama

kehidupan beragama.

5. Pluralitas yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme Serta

Globalisasi

Keragaman atau pluralitas adalah suatu kenyataan yang seharusnya dilihat

sebagai suatu keunggulan dan kekayaan, yang patut dihargai dan disyukuri oleh

setiap orang. Namun dalam kenyataan, keragaman seolah-olah dianggap sebagai

suatu yang mengganggu sehingga muncullah fundamentalisme dan radikalisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

77

(Direktorium Formatio Iman, 2014:19). Baik fundamentalisme maupun

radikalisme sama-sama merusak dan mencemari keragaman, yang akhirnya

menimbulkan kekacauan dan kerusakan kesejahteraan hidup bersama. Sementara

globalisasi memunculkan budaya baru yang juga mempengaruhi kehidupan

beragama umat.

Fundamentalisme adalah sikap yang menganggap kelompok atau

agamanya sendiri yang benar, karena itu tidak dapat bertoleransi dan berdialog

dengan yang lain. Fundamentalisme agama memusatkan diri pada agamanya dan

menutup diri terhadap keberadaan agama lain. Gerakan fundamentalisme agama

adalah untuk menjadikan hukum agamanya sebagai hukum positif bagi semua

orang (Direktorium Formatio Iman, 2014:19). Radikalisme merupakan suatu

gerakan untuk kembali kepada akar kepercayaan tetapi selalu berkecenderungan

kemudian beralih kepada ideologi yang fanatik (Direktorium Formatio Iman,

2014:19). Sikap dan tindakan fanatik dalam kenyataan tidak pernah memperbaiki

agamanya sebaliknya mencemari agama yang bersangkutan.

Dalam kehidupan berbudaya lokal muncul dan berkembang pula suatu

budaya lain akibat globalisasi dan sekularisasi. Proses globalisasi dan sekularisasi

menghapus batas-batas pemisah sehingga terjadilah pertemuan antara budaya

populer dan budaya lokal atau tradisional (Direktorium Formatio Iman, 2014:20).

Budaya populer ini akhirnya masuk dalam kehidupan dan praktek-praktek

kerohanian umat. Budaya baru ini menjadi tantangan baru bagi pelayanan karena

jika tidak disikapi secara serius dan bijaksana akan menghapus nilai Injil yang

sudah tertanam dalam kehidupan umat. Menghadapi globalisasi budaya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

78

semakin masuk dalam kehidupan umat, Gereja kini dipanggil untuk melakukan

evangelisasi kebudayaan (Direktorium Formatio Iman, 2014:20).

6. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup

Rusaknya keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup dapat dinilai sebagai

kegagalan manusia dalam melaksanakan tugas untuk menjaga, memelihara dan

melestarikan alam ciptaan (Direktorium Formatio Iman, 2014:21). Akibat dari

sekularisme (yang melahirkan isme-isme lainnya seperti materialisme,

konsumerisme dan egosentrisme) alam menjadi objek untuk dikeruk kekayaannya

demi memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga terjadilah

pencemaran dan kerusakan alam ciptaan. Rusaknya lingkungan hidup

mengakibatkan terjadinya bencana-bencana yang memperparah kerusakan alam

ciptaan itu sendiri.

Kesalahan fatal manusia adalah eksploitasi secara terus menerus namun

tidak diimbangi dengan usaha penjagaan dan pelestarian alam. Gereja

sesungguhnya sadar perlunya menumbuhkan sikap yang benar terhadap

lingkungan hidup (Direktorium Formatio Iman, 2014:21). Penjagaan dan

pelestarian keutuhan lingkungan hidup tidak hanya semata-mata melaksanakan

tugas dasar manusia tetapi demi kelangsungan alam dan kehidupan generasi

penerus atau Gereja masa depan. Oleh sebab itu sangat mendesak bahwa alam

yang tercemar dan rusak harus dipulihkan dan diselamatkan. Direktorium

Formatio Iman (2014:16) menyebutkan “manusia harus menjalani pertobatan

ekologis”. Hal ini tidak mudah karena perlu mengubah paradigma antroposentris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

79

menuju biosentris. Kesadaran akan tugas dasar manusia dan pentingnya menjaga

keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup perlu ditanamkan dalam hati dan hidup

manusia secara terus menerus.

7. Merebaknya Kemiskinan

Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak kunjung selesai malah

semakin parah dan memprihatinkan. Perubahan dan perkembangan zaman tidak

pernah berhasil menghapus kemiskinan sebaliknya meningkatkan angka dan

persentasenya, bahkan lebih dari itu yakni menyangkut kedalaman dan keparahan

kemiskinan itu sendiri (Direktorium Formatio Iman, 2014:22). Banyak sistem dan

struktur birokrasi dinilai tidak adil karena meningkatkan dan memperparah

kemiskinan. Tingkat ketidakadilan sosial pun semakin meningkat.

Tingkat kemiskinan semakin diperparah dengan adanya budaya

materialisme dan konsumerisme (Direktorium Formatio Iman, 2014:22). Budaya

ini mengakibatkan merebaknya ketidakadilan sosial sehingga rakyat kecil semakin

tersingkirkan. Kecenderungan materialisme dan konsumerisme turut masuk dan

mempengaruhi kehidupan orang kecil, konsumsi mereka pun meningkat

sementara situasi ekonomi tidak mendukung, sehingga mereka juga melakukan

segala cara semata-mata memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Akibatnya

orang kecil, lemah dan miskin semakin dipermiskin dan tersingkirkan.

Gereja dalam melayani orang kecil, lemah dan miskin, tidak selamanya

dapat memberi jalan keluar dari kemiskinan karena mereka sendiri dipengaruhi

oleh budaya dan paradigma materialisme serta konsumerisme (Direktorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

80

Formatio Iman, 2014:22). Kemiskinan menyebabkan penderitaan semakin

menggerogoti sisi kehidupan baik secara jasmani maupun rohani. Dalam situasi

seperti ini keberadaan Allah yang Mahaadil dan Mahakasih sering dipertanyakan.

Maka menjadi tantangan besar bagi pelayanan katekis untuk menghadirkan kasih

Allah di tengah maraknya kemiskinan.

Ketujuh arus besar zaman tersebut menjadi tantangan besar bagi pelayanan

para katekis. Tantangan tersebut harus disikapi secara kritis dan bijaksana.

Katekis mau tidak mau harus menghadapi tantangan-tantangan tersebut karena

umat yang dilayani hidup dalam pengaruh tantangan arus zaman. Di tengah

maraknya dampak arus perkembangan zaman, Gereja mengharapkan para pelayan

khususnya katekis dapat menghayati dan melaksanakan tugas perutusan dengan

baik. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan

umat pada konteksnya.

Hal ini sudah disinggung oleh Konsili Vatikan II dalam Kontitusi

Dogmatis Tentang Gereja (LG 1) bahwa “keadaan zaman sekarang mendesak

Gereja untuk menunaikan tugas secara erat”. Konsili bermaksud agar tantangan

zaman disikapi secara kritis dan bijaksana. Tantangan arus besar zaman tersebut

harus menjadi bagian utuh dari pelayanan katekis (Kongregasi Evangelisasi untuk

Bangsa-Bangsa, CEP. 1997:30), bahkan menjadi salah satu sumber dan bahan

penting bagi pelayanan (Direktorium Formatio Iman, 2014:61). Demikian juga

Pertemuan Kateketik Keuskupan Se-Indonesia IX (PKKI IX) mengharapkan agar

keprihatinan umat akibat perubahan zaman menjadi bagian utuh karya pelayanan

katekese. Sementara itu, Seri Pastoral 429 Pelayanan Pastoral Berbasis Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

81

(2016:9-10) juga menegaskan bahwa pelayanan untuk pengembangan jemaat

harus memperhatikan situasi dan keadaan umat termasuklah terutama

keprihatinan-keprihatinan yang mempengaruhi kehidupan beragama.

Oleh yang demikian, diharapkan katekis dapat mengambil sikap yang tepat

dan benar terhadap tantangan-tantangan pelayanan dewasa ini. Tantangan yang

ada harus disikapi dan ditanggapi secara kritis serta bijaksana oleh para katekis

agar kasih Allah dapat disalurkan kepada banyak orang. Sementara itu, pembinaan

dan pendampingan terhadap katekis dan calon katekis juga harus terus diupayakan

dalam rangka membekali dan menyiapkan para katekis yang siap melayani,

berspiritualitas mendalam, selalu bersemangat untuk melayani, serta teguh,

tangguh dan tanggap terhadap situasi zaman. Maka pembahasan bab selanjutnya

merupakan upaya memberi inspirasi kepada para katekis agar dapat menghayati

panggilannya sebagai pelayan sehingga mereka pun tetap bersemangat dalam

melayani umat meskipun menghadapi banyak tantangan dan kesulitan.

B. Tugas dan Peranan Katekis sebagai Pelayan Umat pada Zaman Ini

Dalam Gereja katekis memiliki tugas dan peranan yang sangat vital.

Katekis adalah seorang pelayan yang dengan cara khusus melaksanakan

pelayanan kepada umat. Bagian ini akan memaparkan tugas dan peran katekis

sebagai pelayan umat. Namun sebelumnya penulis akan memaparkan arti dan

makna pelayanan agar lebih dipermudah dalam membahas tugas dan peranan

katekis sebagai pelayan umat pada zaman ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

82

1. Pelayanan

Dalam konteks dunia pada umumnya pelayanan sering disebut sebagai

service. Meskipun kata ini sering juga dipakai dalam konteks rohani namun lebih

cenderung kepada hukum memberi dan menerima terutama sekali dalam dunia

bisnis. Melayani dalam hal ini selalu disertai dengan motivasi sebagai pamrih.

Motivasinya adalah untuk mendapatkan sesuatu. Dalam konteks Gereja kata yang

dipakai untuk pelayanan adalah diakonia yang berarti aktivitas atau kegiatan

Gereja untuk membangun Gereja itu sendiri. Diakonia ini dilaksanakan dengan

semangat pengabdian tanpa pamrih berbeda dengan pelayanan yang disebut

service. Diakonia atau pelayanan memiliki cakupan makna yang sangat luas,

maka pembahasan berikut akan mengungkapkan makna pelayanan dari tiga

perspektif.

a. Pelayanan menurut Kitab Suci

Didik Bagiyowinadi (2015: 13-21) dalam buku yang dieditnya dengan

judul Kasih tanpa Pamrih,Tulus tiada Modus, menggali makna pelayanan dalam

perspektif Kitab Suci. Penulis dalam bagian ini sepenuhnya mempelajari tulisan

Didik Bagiyowinadi dalam rangka mencari makna pelayanan dalam perspektif

Kitab Suci.

Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memberi gambaran tentang

pelayanan dalam konteks yang berbeda. Dalam Perjanjian Lama, dalam bahasa

Latin “melayani” sering disebut “abad” yang sering dimaksudkan sebagai

pelayanan seorang bawahan kepada atasannya misalnya seorang hamba melayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

83

tuannya. Dalam bahasa Yunani “diakoneo” tidak terdapat dalam Perjanjian Lama,

kecuali “diakonos” yang ditunjukkan kepada para pelayan istana (Est 1:10) dan

penjaga (1 Mak 5:18).

Dalam Perjanjian Baru kata “diakoneo” banyak dipakai terutama dalam

Injil. Kata diakoneo juga memiliki beberapa makna yang dapat ditelusuri dalam

lima hal. Pertama adalah diakoneo dalam arti dasarnya siap melayani di meja.

Misalnya hamba melayani tuannya (Luk 17:8) dan Marta melayani Yesus (Yoh

12:2). Kedua, adalah melayani Yesus itu sendiri misalnya para wanita yang

mengikuti dan melayani rombongan Yesus (Mat 25:42-44). Ketiga, pelayanan

jemaat sesuai karunia masing-masing seperti yang dinyatakan dalam 1 Ptr 4:10.

Pelayanan jemaat ini dapat berupa pelayanan sabda dan pelayanan melalui

tindakan (Kis 6:2-4). Arti yang keempat adalah perwujudan kasih bagi saudara

seiman yang membutuhkan. Tindakan ini juga merupakan aksi solidaritas bagi

saudara seiman seperti tindakan Paulus mengumpulkan kolekte untuk membantu

jemaat di Yerusalem (2 Kor 8:19, RM 15:25). Yang kelima adalah secara

langsung merujuk kepada tugas seorang sebagai diakon sebagaimana dalam surat-

surat pastoral seperti 1 Tim 3:10-13.

Cakupan tugas seorang sebagai diakon menurut Perjanjian Baru adalah

Pewartaan Sabda seperti yang dilakukan oleh para rasul (Kis 1:17, 25), oleh

Paulus (Kis 20:24), dan oleh pewarta lainnya (Kis 19:22). Tindakan yang

dilakukan untuk membangun jemaat juga merupakan cakupan tugas seorang

diakon yang digambarkan dalam Ef 4: 11-12. Tugas pelayanan tersebut semuanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

84

bersumber dan berteladankan dari pelayanan Yesus yang telah mengorbankan

diri-Nya (Mrk 10:45).

Berdasarkan pengertian diakoneo di atas dapat dirumuskan tiga hal tentang

pelayanan. Pertama, semua tindakan yang bertujuan untuk membangun jemaat

merupakan pelayanan. Kedua, sesuai teladan Yesus Kristus, seorang pelayan

harus siap berkorban memberikan dirinya demi pelayanan. Yang ketiga adalah,

pelayanan merupakan pewujudan kasih kepada Tuhan melalui tindakan kasih

kepada sesama. Pelayanan ini akhirnya tidak hanya dilaksanakan oleh para diakon

dan pemimpin jemaat tetapi dilaksanakan juga oleh seluruh anggota Gereja.

b. Pelayanan menurut Dokumen Gereja

Dokumen-dokumen Gereja membicarakan secara terperinci pelayanan

baik secara eksplisit (penjelasan secara umum), maupun secara implisit

(penjelasan secara sempit) berdasarkan konteks tertentu. Bagian ini akan

memaparkan beberapa maksud pelayanan berdasarkan beberapa dokumen Gereja.

Kitab Hukum Kanonik membicarakan pelayanan sebagai pengabdian terhadap

Gereja. Misalnya kanon 618 membicarakan pelayanan para pemimpin Gereja

sebagai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin jemaat.

Dalam semangat pengabdian, para pemimpin jemaat melaksanakan tugas sesuai

dengan otoritas sebagai pemimpin, dengan peka terhadap kehendak Allah

memimpin umat agar setia kepada Gereja. Mereka juga menghargai,

mendengarkan, dan mengusahakan kemajuan umat terutama partisipasi umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

85

dalam Gereja. Berdasarkan kanon ini pelayanan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan Gereja.

Kitab Hukum Kanonik juga menjelaskan bahwa tugas tersebut tidak hanya

dilaksanakan oleh para pemimpin Gereja tetapi kaum awam sebagai anggota

Gereja juga melaksanakan pengabdian terhadap Gereja. Baik para pemimpin dan

kaum awam sama-sama melayani Sabda Allah. Melayani Sabda Allah berarti

menghayati, melaksanakan, dan mewartakan Sabda Allah. Misalnya kanon 776

dan kanon 231 menekankan bahwa kaum awam juga secara aktif terlibat

membangun Gereja. Sementara itu, Kontitusi Pastoral mengenai Gereja di Dunia

Dewasa Ini (GS 3) menyatakan pengabdian kepada manusia adalah pelayanan.

Pengabdian yang terbuka kepada bimbingan Roh Penghibur, melaksanakan dan

melangsungkan karya Kristus dengan cara melayani serta membawa manusia

kepada keselamatan.

Katekismus Gereja Katolik (KGK 784-786) dan Kontitusi Dogmatis

tentang Gereja (LG 34-36) membicarakan keikutsertaan anggota Gereja dalam

tritugas Kristus yaitu sebagai “imam, nabi, dan raja”. Semua yang dibaptis secara

khusus dipanggil dan diutus ke tengah dunia untuk melaksanakan tugas perutusan

dan pelayanan. Berdasarkan dokumen ini, pelayanan mendapat arti sebagai

keikutsertaan dalam tritugas Kristus. Keikutsertaan dalam tritugas Kristus berarti

menjadi seperti Kristus, melayani Kristus, dan bersama Kristus melayani sesama.

Sementara dokumen Pernyataan tentang Pendidikan Kristiani (GE 8c)

menyatakan bahwa pelayanan merupakan kerasulan dan pengabdian, “pelayanan

para guru itu sungguh-sungguh merupakan kerasulan, yang memang perlu benar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

86

benar menanggapi kebutuhan zaman sekarang, sekaligus pengabdian yang sejati

kepada masyarakat”. Berdasarkan pernyataan tersebut, kerasulan merupakan salah

satu bentuk dari pelayanan. Secara khusus, guru melaksanakan pelayanannya

dengan cara merasul. Melalui kerasulan, seorang pelayan ikut serta dalam

perutusan keselamatan Gereja (LG 33), menjadi saksi Kristus melalui kata-kata

dan tindakan, menyalurkan rahmat-Nya, menarik mereka yang belum beriman

kepada iman, meneguhkan iman mereka yang sudah beriman, dan memberi

semangat untuk hidup (AA 6).

Dokumen Gereja juga membicarakan pelayanan sebagai penggembalaan

dengan teladan Sang Gembala Baik yakni Yesus Kristus sendiri. Misalnya Dekrit

Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam (PO 14), dalam konteks keutuhan

dan keselarasan kehidupan para imam, mereka (para imam) tidak henti-hentinya

melaksanakan kehendak Bapa dengan cara hidup bersatu dengan Kristus,

mengenal kehendak Bapa, dan menyerahkan diri bagi kawanan domba (umat)

yang menjadi tanggung jawab mereka. Tugas kegembalaan ini merupakan upaya

terus-menerus untuk membangun dunia menjadi satu kawanan atau himpunan

umat Allah, Tubuh Kristus dan Kenisah Roh Kudus (PO 1). Kontitusi Dogmatis

Tentang Gereja (LG 32) memberi penekanan bahwa kaum awam juga terlibat

dalam tugas penggembalaan keluarga Allah tersebut dengan semangat yang sama

yakni penyerahan diri akan Kehendak Bapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

87

c. Pelayanan menurut Para Tokoh

1) Paus Fransiskus

Bagi Paus Fransiskus pelayanan adalah suatu panggilan keluar dari diri

sendiri untuk menemui dan mendekat pada umat dan juga kepada masyarakat

pada umumnya. Hal ini pertama-tama diungkapkan oleh Paus Fransiskus melalui

Seruan Apostolik yang pertama yakni Evangelii Gaudium (Sukacita Injil)

“marilah kita bergerak keluar, marilah kita bergerak keluar menawarkan bagi

setiap orang hidup Yesus Kristus” (EG 49). Dengan “bergerak keluar”, Paus

Fransiskus lebih menekankan suatu tindakan aktif untuk mewartakan Yesus

Kristus, yaitu keluar dari zona nyaman menemui dan ikut terlibat dalam

pergulatan hidup manusia.

Menurut Paus Fransiskus, Gereja sebagai pelayan umat manusia tidak

cukup hanya melihat pergulatan hidup manusia layaknya menonton dari layar

kaca televisi tetapi Gereja harus ikut terlibat di dalamnya. Ikut merasakan apa

yang dirasakan oleh umat, masuk dalam kenyataan hidup umat, dan menawarkan

hidup Yesus Kristus yang penuh dengan harapan akan masa depan yang lebih

baik. Krispurwana Cahyadi dalam mempelajari Evangelii Gaudium merumuskan

dengan sangat bagus gagasan Paus Fransiskus sebagai berikut:

Gereja dipanggil untuk keluar dari diri sendiri dan pergi ke wilayah ujung-

ujung batas, ujung batas geografis, atau eksistensial: mendatangi mereka

yang sedang menderita luka, dosa, ketidakadilan, ketidaktahuan, sikap

acuh atau tidak peduli pada agama, menyapa mereka yang bergulat dengan

pemikiran atau kecemasan dan derita (Seri Pastoral 427. 2014: 27).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

88

Rumusan tersebut mengindikasikan bahwa banyak orang yang mengalami

pergulatan dalam hidup mereka dan tersebar di seluruh pelosok dunia. Bagi Paus

Fransiskus mereka itulah yang harus dicari, didatangi dan disapa dengan penuh

kerendahan hati. Menurut Paus Fransiskus, kunci utama pelayanan adalah

kerendahan hati yang siap pergi mencari, menemui atau mendatangi, dan menyapa

mereka terutama yang sedang mengalami banyak persoalan dan penderitaan.

Karena itu, Paus Fransiskus juga tidak setuju kalau Gereja hanya menjadi

penonton dan hanya mengurus diri sendiri.

Dari gagasan di atas dapat dirumuskan bahwa, pelayanan menurut Paus

Fransiskus adalah suatu usaha konkrit untuk membangun kehidupan yang penuh

dengan harapan iman akan penyertaan dan penyelenggaraan Ilahi. Hal ini berarti

tidak lain adalah menawarkan Kabar Gembira Yesus Kristus. Oleh hal yang

demikian, pelayanan sebagai panggilan, bagi Paus Fransiskus adalah kembali

kepada panggilan dasar umat Kristiani yakni panggilan untuk mewartakan

Sukacita Injil, Kabar Gembira yakni keselamatan Kasih, melalui keterlibatan

dalam pergulatan hidup umat manusia.

2) Mother Teresa

Mother Teresa menghayati pelayanannya sebagai panggilan untuk

melayani Yesus Kristus dalam diri mereka yang miskin. Menurutnya pelayanan

adalah memberikan diri, menyediakan diri bagi-Nya, untuk dipakai-Nya, untuk

melayani-Nya dalam diri mereka yang miskin dan lemah. Mother Teresa melihat

kehadiran Yesus dalam diri mereka yang miskin dan lemah, dan menurutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

89

Yesus yang menyamar dalam diri mereka memanggilnya untuk melayani-Nya

lewat mereka (Krispurwana Cahyadi, 2003:60-61).

Mother Teresa sesungguhnya datang dari keluarga yang kaya, hidupnya

dapat dikatakan lebih dari cukup. Namun semua itu tidak membuat ia merasa

bahagia, terutama ketika melihat kehidupan orang miskin dan lemah. Situasi

hidup dalam biara yang serba berkecukupan mendorong Mother Teresa untuk

membagikan hidup kepada orang lain terutama mereka yang hidupnya mengalami

kesusahan. Akhirnya Mother Teresa memutuskan keluar dari biara untuk

menemui dan melayani mereka yang menderita, miskin dan lemah. Baginya,

hidup yang dimiliki perlu dibagikan kepada orang lain agar mereka juga

memperoleh kehidupan yang layak (Krispurwana Cahyadi, 2003:33-34). Menurut

Mother Teresa berbagi hidup adalah persembahan sejati kepada Allah dengan

cara memberikan diri untuk Dia. Memberikan diri kepada Allah berarti

menghayati perintah kasih. Kasih kepada Allah yang nyata dalam kasih kepada

sesama terutama mereka yang miskin dan lemah.

Krispurwana Cahyadi (2003:45), yang mempelajari kisah pelayanan

Mother Teresa dalam tulisannya yang berjudul Jalan Pelayanan Mothere Teresa,

menuliskan bahwa pelayanan Mother Teresa adalah tindakan mengabdi Allah

dalam diri mereka yang miskin, terlantar, sakit dan tersingkir. Bagi Mother Teresa

pelayanan bukan tawaran melainkan perintah yang tidak lain adalah perintah

kasih. Perintah kasih merupakan panggilan untuk melayani mereka yang miskin,

kesepian, kelaparan, terlantar dan menderita, bahkan yang paling miskin dan

menderita dari mereka yang miskin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

90

Mempelajari lebih lanjut tulisan Krispurwana Cahyadi (2003: 86, 139)

dapat dirumuskan bahwa pelayanan Mother Teresa adalah panggilan untuk

menghadirkan Allah di tengah dunia. Menghadirkan Allah berarti menghadirkan

kehidupan. Menghadirkan kehidupan tidak lain merupakan sikap hati untuk

memberikan diri terhadap sesama. Maka dari itu, dapat dirumuskan juga bahwa

pelayanan adalah suatu tindakan pernyataan kerelaan diri untuk membagikan

hidup Yesus Kristus kepada siapa pun yang dijumpai terutama mereka yang

miskin, lemah, terlantar, tersingkirkan, melarat dan yang menderita sakit. Secara

sederhananya dapat dirumuskan pelayanan Mother Teresa adalah tindakan untuk

berbagi kasih yakni kasih Yesus.

3) St. Yohanes Paulus II

St. Yohanes Paulus II selama menjabat kursi Paus telah memberikan suatu

dimensi universal tentang pelayanan. Tugas kegembalaan yang dilaksanakannya

tidak berpusat pada Gereja dan persoalan-persoalannya tetapi, kegembalaannya

mencakup seluruh dunia dan semua persoalan yang ada di dalamnya.

Pelayanan menurut St. Yohanes Paulus II adalah pengabdian kepada

Gereja dan dunia. Pengabdian kepada Gereja yakni melayani Gereja dengan

melaksanakan dan merealisasikan visi misinya yakni mewartakan Kerajaan Allah.

Mewartakan Kerajaan Allah pada dasarnya adalah mewartakan Yesus Kristus, dan

ini adalah pengabdian kepada Allah sendiri. Pengabdian kepada dunia terutama

kepada umat manusia, dengan memperhatikan segala persoalan kehidupan

manusia yang sedang terjadi. Dalam konteks ini St. Yohanes Paulus II dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

91

semangat misioner membela keluhuran martabat manusia. Hal ini digambarkan

oleh Krispurwana Cahyadi (2011:25) sebagai, Gereja dipanggil dan diutus ke

tengah situasi dunia untuk mewartakan dan membela keluhuran martabat manusia.

Panggilan dan perutusan Gereja inilah yang diemban oleh St. Yohanes Paulus II

selama masa kepausannya dengan tindakan melayani dan membebaskan manusia

dari segala bentuk kejahatan serta penindasan.

Pelayanan St. Yohanes Paulus II adalah pelayanan yang sangat

mengesankan karena, ia sampai melupakan dirinya dan tidak peduli pada kondisi

badannya karena beliau ingin melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai

Paus. St. Yohanes Paulus II telah berkeliling ke seluruh dunia untuk mewartakan

Injil melalui pernyataan dan tindakan kasih. Sementara beliau sendiri mengalami

banyak tantangan bahaya dan juga derita sakit, tetapi ia tetap percaya pada

panggilan untuk melayani umat manusia. Pelayanan yang ditunjukkan oleh St.

Yohanes Paulus II adalah pelayanan kasih. Beliau telah menentang segala praktek

dan ideologi yang bertentangan dengan kasih demi membela keluhuran martabat

manusia. Dalam usaha membela keadilan dan perdamaian, St. Yohanes Paulus II

telah memberikan diri seluruhnya, melupakan dirinya dan tanpa rasa takut dan

gentar menyerukan keadilan dan perdamaian.

Stainslaw Dziwisz (2010:124) menggambarkan pelayanan St. Yohanes

Paulus II sebagai aktivitas kerasulan. St. Yohanes Paulus II sungguh menjadi

gambaran Kristus yang telah datang ke dunia dan menemui banyak orang. St.

Yohanes Paulus II tidak menunggu orang datang kepadanya tetapi ia berkeliling

ke seluruh dunia untuk bertemu dengan kelompok dan komunitas masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

92

terutama mereka yang mengalami ketakutan dan pergulatan hidup karena

kemiskinan, sakit, tersingkirkan, ditindas, dan yang terasing dari kelompoknya.

Kepada mereka, St. Yohanes Paulus II memberi sapaan yang membangkitkan

semangat dan menumbuhkan harapan.

Sementara menjadi guru keliling, St. Yohanes Paulus II juga menjadi

komunikator kasih Allah. Beliau adalah pelayan kebenaran sejati. Lewat

pelayanan kasih beliau menyatakan kepada dunia bahwa manusia siapa pun, dari

mana pun, dan derajat sosial apa pun adalah saudara yang patut dihargai,

dihormati, serta diterima dalam kasih. Inilah pelayanan yang dilaksanakan oleh St.

Yohanes Paulus II, dengan iman, harapan dan kasih yang mendalam. Beliau

mewartakan apa yang diyakini sekaligus memberi kesaksian dengan tindakan

nyata. Singkatnya dapat dirumuskan, bagi St. Yohanes Paulus II pelayanan adalah

pemberian diri secara total untuk mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah di

tengah-tengah dunia.

Berdasarkan pembahasan tentang pelayanan di atas, rumusan umum yang

dapat disimpulkan untuk mengartikan pelayanan adalah panggilan memberikan

diri menjadi rekan kerja atau patner Allah dalam melaksanakan dan mewujudkan

Kerajaan Allah melalui tindakan kasih. Dewasa ini pelayanan yang dimaksudkan

tidaklah mudah untuk dilaksanakan karena adanya tantangan-tantangan yang

dapat menghambat dan mempersulit pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

93

2. Sosok Katekis

Kata Katekis berasal dari kata dasar Katechein yang berarti

mengkomunikasikan, membagikan informasi, atau mengajarkan hal-hal yang

berkaitan dengan iman (Didik Bagiyowinadi, 2012:14). Berdasarkan Kitab Hukum

Kanonik (KHK 776) katekis utama adalah Pastor Paroki, yang dibantu oleh para

klerus, tarekat hidup bakti dan serikat hidup kerasulan, dan orang beriman awam

Kristiani. Ensiklik Redemptoris Missio (RM 73), dekrit tentang tugas misioner

Gereja menyebut para katekis memiliki kedudukan yang terhormat dalam Gereja.

Di antara kaum awam yang menjadi penginjil, para katekis menduduki

tempat yang terhormat….barisan yang pantas dipuji, yang berjasa begitu besar

dalam karya misioner di antara para bangsa, yakni barisan para katekis baik pria

maupun wanita, yang dijiwai semangat merasul, dengan banyak jerih payah

memberi bantuan yang istimewa dan sungguh-sungguh perlu demi

penyebarluasan iman dan Gereja (RM 73).

Di dalam rangka menjalankan tugas misioner Gereja, para katekis adalah

kaum awam yang menjadi penginjil dan layak mendapat pujian karena

memberikan kontribusi yang besar. Baik katekis pria dan wanita sangat

diperlukan oleh Gereja dalam melaksanakan karya penyebarluasan iman dan

Gereja. Dalam nomor yang sama, Redemptoris Missio lebih mempertegas lagi

kedudukan yang terhormat bagi katekis bahwa mereka adalah “kaum spesialis”,

pemberi kesaksian langsung dan penginjil yang tidak tergantikan, dan katekis

menjadi kekuatan dasariah bagi komunitas-komunitas Kristiani, terutama Gereja-

Gereja yang masih muda (RM 73b). St. Yohanes Paulus II dalam Anjuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

94

Apostolik Catechesi Tradendae mengurutkan siapa katekis yaitu para uskup (CT

63), para imam (CT 64), para religius pria dan wanita (CT 65), dan para katekis

awam (CT 66). Berdasarkan anjuran apostolik ini para katekis adalah seorang

pendidik yang memberikan dan melaksanakan “pendidikan keagamaan dan

latihan bagi kehidupan seturut Injil” (CT 62).

Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa (CEP, 1997:15) dalam

buku kecil Pedoman Untuk Katekis, memberi penekanan secara mendasar tentang

identitas katekis. Pada dasarnya semua orang beriman yang sudah dibaptis secara

pribadi dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya pewujudan Kerajaan Allah.

Panggilan menjadi katekis tidak terlepas dari rahmat yang diterima saat menerima

Sakramen Pembaptisan yang kemudian diperteguhkan dalam Sakramen Krisma.

Katekis adalah orang beriman yang telah menerima Baptis yang sama, dipanggil

secara khusus untuk ikut serta dalam usaha-usaha membangun Gereja.

Berdasarkan Kitab Hukum Kanonik tentang katekis (KHK 785), Pedoman

Untuk Katekis kembali menekankan, katekis adalah “kaum awam pengikut

Kristus yang mendapatkan pendidikan secara khusus, di bawah bimbingan para

misionaris, dituntut untuk menghadirkan ajaran Injil, dan terlibat secara aktif

dalam pelayanan liturgi dan pelayanan karitatif atau karya amal kasih” (CEP,

1997:16). Berdasarkan kutipan tersebut, katekis adalah kaum awam yang

mendapat pendidikan khusus. Melalui pendidikan, mereka dibina dan dibekali

dengan pelbagai wawasan yang menjadikan katekis memiliki tugas untuk

mewartakan Injil dan ikut terlibat aktif dalam perayaan liturgi dan kegiatan amal

kasih Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

95

Sementara dalam buku edisi khusus SPEKTRUM, Petunjuk Umum

Katekese, Congregation For The Clergy memberi penjelasan, “katekis adalah

seorang pendidik yang memperlancar kematangan iman” (PUK 244). Berdasarkan

kutipan tersebut, katekis adalah pribadi yang beriman dan membantu orang lain

untuk mengembangkan dan memperdalam iman mereka. Meskipun sebagai

pendidik, katekis bukanlah seorang “guru” yang serba tahu melainkan sebagai

fasilitator yang mempermudah, membantu, dan menuntun serta mengarahkan

umat agar imannya semakin bertumbuh dan berkembang (Supama, 2012: 47).

Menurut Supama (2012: 28), “seorang katekis adalah petugas resmi Gereja yang

bertugas dalam pewartaan iman”.

Budi Subanar (2003:114) dalam bukunya yang berjudul Soegija Si Anak

Betlehem Van Java menyampaikan pandangan Romo Soegijapranata tentang

katekis. “Katekis adalah tulang punggung karya pewartaan….layaknya sebagai

seorang jurubicara atau penerang. Mereka adalah ujung tombak Gereja yang

terjun langsung ke masyarakat, bergaul dengan masyarakat luas”. Pandangan

Romo Soegijapranata ini mempertegas bahwa sosok katekis adalah sosok yang

sangat penting bagi karya pewartaan Gereja. Menjadi sangat penting karena

katekislah yang lebih dekat dengan situasi dan keadaan umat, makan lebih

mengetahui persoalan dan kebutuhan umat.

Berdasarkan penjelasan sosok katekis di atas dapat disimpulkan bahwa

sosok katekis sebagai pelayan dan pewarta dikenal dari tindakan pelayanannya

dan oleh kebutuhan umat. Sosok Katekis akan dikenal lewat tindakan konkrit

yang dilaksanakannya. Ini berarti status sebagai katekis belum menggambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

96

sosoknya, sebaliknya tindakan pelayanannyalah yang mengungkapkan sosoknya

sebagai seorang katekis. Katekis adalah sosok yang hidup bersama dan di tengah

umat, yang bergulat bersama umat dalam menghadapi persoalan hidup. Ini berarti

katekis mengetahui kebutuhan umat. Oleh karena itu katekis diharapkan agar

dapat melayani sesuai situasi dan kondisi umat.

3. Kategori Katekis

Saat ini para katekis dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori mengikut

tugasnya. Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, (CEP, 1997: 17)

menyebutkan dua kategori katekis. Kategori pertama adalah katekis purna waktu

atau penuh waktu. Katekis purna waktu adalah mereka yang mengabdikan seluruh

hidupnya untuk pelayanan katekese di paroki-paroki, yang secara resmi diakui

oleh Gereja sebagai katekis. Biasanya katekis purna waktu memiliki latar

belakang pendidikan ilmu kateketik yang cukup memadai misalnya telah studi

khusus ilmu kateketik di sebuah institusi atau lembaga ilmu teologi atau kateketik.

Mereka biasanya mendapat perhatian yang baik dari keuskupan atau paroki yang

bersangkutan dengan diberi gaji dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan demi

kualitas pelayanan. Tugas katekis purna waktu biasanya mencakup

penyelenggaraan pelayanan katekese dan pembinaan para katekis paruh waktu

dan katekis sukarela.

Kategori kedua adalah katekis paruh waktu yakni mereka yang secara

tulus, ikhlas dan serius melibatkan diri dalam pelayanan katekese namun terbatas

(CEP, 1997:17). Perhatian terhadap katekis paruh waktu berbeda-beda mengikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

97

paroki atau keuskupan yang bersangkutan. Katekis paruh waktu memiliki latar

belakang pendidikan yang tidak menentu, dan biasanya memiliki profesi yang lain

misalnya sebagai guru agama di sekolah namun mengabdikan dirinya juga di

paroki, sebagai wirausaha atau dalam profesi yang lain namun dengan tulus ikhlas

melibatkan diri secara serius dalam pelayanan katekese. Walaupun secara resmi

tidak diakui sebagai katekis profesional namun diangkat oleh paroki menjadi

katekis.

Daniel Boli Kotan, S.Pd., M.M dalam tulisannya yang berjudal “Identitas,

Panggilan dan Spiritualitas Katekis” di majalah Praedicamus keluaran Juli-

September 2011 (hal. 18) menambahkan kategori katekis menjadi tiga yakni

katekis sukarela atau katekis volunter. Katekis sukarela berasal dari kalangan

kaum awam yang memiliki jiwa dan keprihatinan terhadap pelayanan katekese

dan melibatkan diri dalam pelbagai usaha dan pelayanan demi pembinaan iman

umat. Di suatu paroki biasanya katekis sukarela tersebar di stasi, wilayah maupun

di lingkungan. Peran mereka adalah lebih kepada pelaksanaan karya dan

pelayanan katekese langsung bersama dengan umat.

Ketiga kategori katekis di atas umumnya melaksanakan tugas kateketisnya

sebagai pelayan Sabda Allah. Dalam kenyataan jumlah katekis purna waktu jauh

lebih sedikit dibandingkan dengan katekis paruh waktu dan katekis sukarela.

Meskipun demikian, peran mereka (para katekis) sangatlah membantu pelayanan

di suatu paroki, terutama di paroki yang masih baru dan tenaga pelayan kurang.

Berdasarkan status, katekis dapat digolongkan kepada dua yakni katekis

profesional dan katekis amatir (Direktorium Formatio Iman, 2014:151). Katekis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

98

profesional adalah katekis yang bergaji dan membaktikan dirinya untuk melayani

sebagai pelayan di keuskupan atau paroki. Katekis profesional memiliki latar

belakang pendidikan ilmu kateketik dan bekerja sepenuh masa khusus di bidang

kateketik. Keberadaan katekis profesional diakui oleh Gereja secara resmi.

Sedangkan katekis amatir adalah katekis yang secara terbatas melaksanakan

pelayanan katekese. Kebanyakan dari katekis amatir adalah katekis sukarela yang

dengan tulus dan ikhlas membaktikan diri demi pelayanan umat.

4. Tugas dan Peran Katekis

Berdasarkan sosok dan identitas katekis di atas, maka menjadi jelaslah

bahwa katekis memiliki tugas dan peran yang sangat vital dalam Gereja. Gereja

sendiri mengakui keberadaan dan keberhasilan katekis dalam pelbagai bentuk

pelayanan. Banyak dokumen resmi Gereja yang membicarakan tugas dan peran

katekis begitu juga banyak tokoh Gereja yang mengapresiasi tugas dan pelayanan

katekis. Semua umat juga mengetahui dan mengakui pelayanan katekis di tengah

kehidupan jemaat. Berikut ini akan dipaparkan tugas-tugas katekis berdasarkan

beberapa dokumen dan tokoh gereja.

Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi (DV 25) membuat catatan

bahwa tugas katekis adalah menunaikan pelayanan sabda. Tugas ini mencakup

sikap berpegang teguh pada Alkitab dengan membaca dan mempelajarinya

dengan penuh saksama dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari

sebagai bentuk pewartaan dan kesaksian. Melayani sabda Allah berarti melayani

Yesus Kristus. Hal ini berarti pada dasarnya tugas katekis adalah melayani Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

99

Kristus. Melayani Yesus Kristus tidak lain adalah menjadi murid Kristus bahkan

lebih dalam lagi yakni menjadi seperti Yesus Kristus.

Berdasarkan Dekrit tantang Kerasulan Awam (AA 10) katekis bertugas

sebagai pewarta sabda Allah terutama melalui karya katekese. Sebagai penyampai

sabda Allah, katekis berperan sebagai pewarta sekaligus memberi kesaksian

tentang sabda Allah, terutama sekali lewat kegiatan dan karya katekese. Katekese

menurut St. Yohanes Paulus II adalah pembinaan dalam iman (CT 18),

pemakluman Injil (CT 19) dengan tujuan mematangkan iman (CT 20) menuju

kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus. Tugas penyampai atau pewarta sabda

Allah ini juga ditegaskan dalam Evangelii Nuntiandi (EN 60) bahwa bersama

Gereja katekis diutus untuk mewartakan Injil.

Pada nomor yang sama Dekrit tantang Kerasulan Awam (AA 10) juga

menjelaskan bahwa katekis dengan berbekal semangat “kerasulan sejati,

melengkapi apa yang kurang pada saudara-saudara mereka, dan menyegarkan

semangat para gembala maupun umat beriman lainnya”. Dekrit tantang Kerasulan

Awam dalam kutipan ini bermaksud menyatakan tugas katekis adalah membantu

tugas kerasulan para klerus.

Dekrit tentang Kegiatan Misionaris Gereja (AG 17) mengapresiasi tugas

dan peran katekis dalam penyebaran iman dan pengembangan Gereja. Menyadari

kurangnya jumlah para klerus, dekrit AG melihat tugas katekis sangatlah penting

di tengah kehidupan jemaat. Tugas penting yang dilaksanakan oleh katekis adalah

memimpin doa-doa dan memberi pengajaran tentang iman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

100

Demikian juga Ensiklik tentang Tugas Perutusan Sang Penebus (RM 73)

menyebutkan tugas katekis sebagai penyebarluas iman dan Gereja. “Barisan yang

pantas dipuji….yang berjasa begitu besar dalam karya misioner….yang dijiwai

semangat merasul….dengan jerih payah memberi bantuan yang istimewa dan

sungguh-sungguh perlu demi penyebarluasan iman dan gereja”. Ensiklik ini

melihat tugas dan peran katekis sangatlah penting dalam menyebarluaskan iman

dan mengembangkan Gereja terutama Gereja muda. “Katekis adalah kaum

spesialis, orang-orang yang memberikan kesaksian langsung dan para penginjil

yang tiada tergantikan….merupakan kekuatan dasariah komunitas-komunitas

kristiani terutama Gereja muda”. Bagi Gereja, katekis merupakan kekuatan

bahkan menjadi tangan kanan bagi karya penginjilan dan pengembangan Gereja.

Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK 427) katekis memiliki tugas

“menyampaikan ajaran dan kehidupan Yesus” melalui pengajaran, kesaksian

hidup serta tingkah laku. Tugas pengajaran ini tidak berarti menggurui tetapi lebih

kepada memberi teladan dan penyampai ajaran Yesus Kristus. St. Yohanes Paulus

II dalam anjuran apostoliknya juga menegaskan bahwa “bukan untuk

menyampaikan ajarannya sendiri, atau entah ajaran seorang guru lain, melainkan

ajaran Yesus Kristus, kebenaran yang diajarkan-Nya, atau lebih cermat lagi:

kebenaran yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri” (CT 6).

Kitab Hukum Kanonik (KHK 785) juga menyebutkan bahwa para katekis

bertugas sebagai pewarta dan pengajar Injil terutama kepada mereka yang baru

dibaptis agar mereka mengenali kebenaran Injil dan melaksanakan kewajiban

yang diterima dari baptis (KHK 789), kepada anak-anak untuk mempersiapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

101

mereka menyambut Komuni Pertama dan Sakramen Tobat, serta Sakramen

Krisma, memberi pengajaran kateketik kepada mereka yang sudah menyambut

komuni, kepada mereka yang cacat fisik dan mental, dan kepada orang muda dan

orang dewasa (KHK 777). St. Yohanes Paulus II memakai istilah tugas katekis

sebagai “pendidik keagamaan” (CT 66) terutama kepada anak-anak dan kaum

muda.

Menurut Supama (2012: 28) tugas katekis adalah mewartakan Kerajaan

Allah. Sementara Direktorium Formatio Iman (2014:23) lebih mempertegaskan

lagi bahwa anggota Gereja semuanya adalah murid Kristus yang menerima wasiat

perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Katekis sebagai anggota Gereja

secara khusus menerima wasiat perutusan ini untuk mewartakan Kerajaan Allah

melalui perkataan dan tindakan.

Romo Soegijapranata sebagai tokoh Katolik sekaligus nasionalis

mengungkapkan tugas katekis adalah “memadukan antara pergulatan hidup

konkrit anggota masyarakat sehari-hari dengan ajaran iman dan nilai-nilai

Kristiani” (Budi Subanar, 2003:114). Menurut Romo Soegijapranata tugas katekis

tidak hanya pewarta, pelaksana dan saksi Injil tetapi lebih dari itu yakni

mengadakan dialog dengan situasi hidup konkrit umat. Dengan dialog nilai Injil

dipertemukan dengan nilai budaya lokal dan diintepretasikan menurut situasi

hidup konkrit umat.

Sementara itu, Paus Fransiskus dalam homilinya kepada para katekis pada

29 September 2013 di Lapangan Santo Petrus mengatakan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

102

Katekis adalah seorang Kristen yang menempatkan kenangan ini pada

pelayanan pewartaan, bukan untuk terlihat penting, bukan untuk berbicara

tentang dirinya sendiri, tapi untuk berbicara tentang Allah, tentang kasih-

Nya dan kesetiaan-Nya. Untuk berbicara tentang dan untuk mewariskan

semua yang Allah telah ungkapkan, ajaran-Nya dalam totalitasnya, bukan

memangkas kurang atau juga bukan menambahkannya pada itu (Stefanus,

2014).

Menurut Paus Fransiskus, katekis bertugas sebagai pelayan pewartaan

yaitu mewartakan kasih dan kesetiaan Allah. Katekis juga bertugas untuk

mewariskan ajaran-ajaran-Nya kepada orang lain. Berdasarkan homili Paus

Fransiskus dapat dirumuskan bahwa tugas katekis adalah pengabdian kepada

Allah. Tugas pengabdian ini mencakup tiga hal yakni menyimpan, menjaga serta

memelihara, dan mewariskan ajaran-ajaran-Nya.

Paus Fransiskus mengistilahkan sebagai “menyimpan memori akan Allah

yang hidup” (Stefanus, 2014). Perlu dijelaskan bahwa memori yang dimaksudkan

adalah pengalaman akan Allah yang hidup yakni kasih dan kesetiaan-Nya, yang

memuat ajaran serta perintah-Nya. Pengalaman inilah yang kemudian

disampaikan kepada orang lain agar mereka pun mengalami kasih dan kesetiaan-

Nya. Menurut Paus Fransiskus, memori akan Allah ini perlu dijaga dan dipelihara

dalam keutuhan serta totalitasnya. Yang dimaksudkan oleh Paus Fransiskus

dengan menjaga dan memelihara dalam keutuhan serta totalitas adalah

melaksanakan dan mewartakan ajaran serta perintah-Nya secara utuh tanpa

mengurangi atau menambah-nambah. Inilah perutusan katekis yang juga

merupakan perutusan murid-murid Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

103

Hendro Budiyanto (2011:29-30) menggambarkan secara singkat tiga tugas

atau peran yang umumnya dilaksanakan oleh para katekis. Tugas pertama adalah

untuk memberitakan Sabda Allah atau mewartakan Yesus Kristus. Tugas mereka

juga diistilahkan sebagai pelayan Sabda Allah. Sebagai pelayan Sabda Allah,

pelayanan para katekis bersifat kristosentris. Bersifat kristosentris artinya pusat

pelayanan adalah Kristus dan Kristuslah yang dilayani dan diwartakan. Dalam

tugas ini, katekis berperan sebagai fasilitator umat agar mengalami pertemuan

secara pribadi dengan Kristus.

Tugas kedua adalah sebagai pendidik atau pembina iman. Katekis dalam

tugas ini berperan sebagai penggerak yang mendorong umat supaya lebih beriman

agar melaksanakan kehendak Allah. Para katekis membantu umat agar dapat

mempertanggungjawabkan iman dan semakin mencintai Allah serta agamanya.

Katekis juga mendorong umat supaya lebih menghayati dan mengungkapkan

iman secara konkrit dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas yang ketiga adalah mengembangkan Gereja. Peran katekis dalam

tugas mengembangkan Gereja sangat vital. Peran dan tugas yang dilaksanakan

oleh para ketekis memberi kontribusi terhadap perkembangan Gereja. Adapun

peran yang dilaksanakan oleh katekis dalam rangka tugas mengembangkan Gereja

adalah menumbuhkan serta meningkatkan semangat persatuan dan persaudaraan

anggota Gereja, terutama melalui karya atau kegiatan katekese.

Sementara itu, Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa (CEP,

1997:30) memberi ulasan bahwa katekis mengenakan sikap yang tepat dan benar

terhadap masalah-masalah mutakhir. Katekis berperan sebagai pelayan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

104

memenuhi kebutuhan umat. Salah satu kebutuhan umat adalah kekuatan dan

kebijakan dalam menghadapi dan menyikapi masalah-masalah mutakhir.

Pertemuan Kateketik Keuskupan Se-Indonesia IX (Komisi Kateketik KWI,

2012:3) memberi ulasan bahwa karya terbesar katekis yakni katekese melayani

masalah ketertekanan dalam masyarakat dewasa ini yakni masalah-masalah

mutakhir yang oleh Direktorium Formatio Iman (2014:14) disebut sebagai tanda-

tanda zaman. Maka dari itu pelayanan katekis dewasa ini adalah pelayanan yang

menanggapi tantangan arus besar zaman. Hal ini dipertegas oleh Direktorium

Formatio Iman (2014:61) ketika menyebutkan salah satu sumber pelayanan

formatio iman adalah tanda-tanda zaman.

5. Cakupan Pelayanan Katekis

a. Cakupan Teritorial

Tugas dan peran katekis diakui penting baik di tingkat keuskupan maupun

di paroki. Katekis pun cukup banyak diberi perhatian dalam reksa-reksa pastoral

Gereja. Hal ini berarti keberadaan katekis memiliki peran penting terutama dalam

tugas pewartaan, menghadirkan dan mengembangkan Gereja di tengah kehidupan

masyarakat.

Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa (CEP, 1997:18) memberi

gambaran realitas pelayanan katekis yang tersebar di wilayah-wilayah paroki.

Permasalahan utama yang dihadapi di hampir semua paroki adalah kurangnya

sumber daya manusia baik religius maupun bukan religius. Menanggapi

permasalahan ini, paroki mengambil kebijakan untuk memilih dan melantik dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

105

kalangan umat awam untuk membantu pelaksanaan reksa pastoral. Mereka adalah

para katekis yang siap melayani umat melalui pelbagai bentuk pelayanan. Para

katekis ini tersebar di stasi, wilayah dan lingkungan-lingkungan yang jauh dari

pusat paroki.

Katekis hidup di tengah dan bersama dengan umat, karena itu paroki

mempercayakan tugas pelayanan kepada katekis sebab merekalah yang lebih

dekat dan lebih mengenali situasi umat kecuali dalam pelayanan yang

membutuhkan wibawa tahbisan. Dalam hal ini, seorang katekis pada umumnya

melayani di daerah tempat tinggalnya.

b. Cakupan Bidang

Dalam reksa pastoral paroki, salah satu bidang atau seksi yang banyak

ditangani oleh katekis adalah seksi katekese atau bidang pewartaan dan

pembinaan. Hendro Budiyanto (2011:9) menuliskan bahwa katekis di paroki

menjalankan tugasnya di bidang pewartaan dan pembinaan. Di bawah bidang

pewartaan dan pembinaan atau seksi katekese, para katekis menjadi fasilitator

dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pendampingan. Katekis menjadi

pendamping sekaligus mendampingi para pendamping yang lain, melaksanakan

pembinaan iman.

Di bawah bidang pewartaan dan pembinaan, katekis melaksanakan

pastoral sakramental yakni mempersiapkan calon-calon penerima Sakramen

Inisiasi yakni Baptis, Komuni Pertama, dan Krisma, serta persiapan perkawinan.

Selain pastoral sakramental, katekis juga melaksanakan pastoral non-sakramental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

106

yakni mempersiapkan bahan-bahan pendampingan dan pembinaan iman untuk

anak-anak (PIA), remaja (PIR), dewasa (PIOD), lansia (PIUL), keluarga, dan

kelompok-kelompok seperti misdinar dan Orang Muda Katolik. Bahan-bahan

pendampingan dan pembinaan biasanya dibuat berdasarkan masa liturgi, kecuali

bahan yang sudah disiapkan dari keuskupan. Tugas pendampingan dan pembinaan

dilaksanakan di tingkat paroki, stasi dan wilayah. Pelayanan katekese pada

umumnya banyak dilaksanakan di lingkungan-lingkungan.

Sementara Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa (CEP, 1997:18)

menuliskan tugas khusus katekis adalah mengajarkan katekese. Tugas ini

mencakup pendidikan dalam hal iman, menyiapkan para penerima sakramen

inisiasi, dan memberikan retret serta pertemuan-pertemuan pembinaan iman.

Dalam halaman yang sama dijelaskan pula bahwa katekis juga melaksanakan

bermacam ragam tugas seperti mengajar orang-orang non-Kristen, memberi

katekese kepada para katekumen dan mereka yang sudah dibaptis, memimpin

ibadat terutama hari minggu ketika tidak ada imam, memimpin aneka ibadat dan

doa lingkungan, dan bertanggungjawab mengorganisir tugas-tugas paroki di

tingkat wilayah dan lingkungan.

Selain bidang pewartaan dan pembinaan iman, katekis juga bergerak

dalam bidang kerasulan. Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa (CEP,

1997:18-19) memberi gambaran bahwa katekis juga melaksanakan tugas

kerasulan. Contohnya menjadi guru agama di sekolah yang dikelola oleh

keuskupan dan di sekolah-sekolah negeri sebagaimana di sekolah-sekolah

Katolik. Katekis juga mengajar di sekolah minggu terutama di negara yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

107

mengizinkan pelajaran agama di sekolah. Selain itu, di kota besar khususnya di

kawasan miskin, para ketekis juga melaksanakan karya kerasulan terhadap kaum

papa, para pengungsi, tahanan, dan kepada orang yang berkekurangan. Dalam hal

ini ketekis sebagai kaum awam melaksanakan pelayanan terhadap Gereja dan

misinya.

Perlu ditegaskan bahwa dalam kenyataan jumlah katekis profesional masih

terlalu sedikit dan tidak cukup melaksanakan reksa-reksa pastoral yang sudah

dijelaskan di atas. Menanggapi permasalahan ini, katekis bekerjasama dengan

pihak paroki melaksanakan pembinaan para pendamping dan pelaksana ketekese

atau pembinaan iman. Mereka dibina dan didampingi agar dapat melaksanakan

tugas pendampingan dan pembinaan iman umat. Karena kata “katekis dan

katekese” masih asing bagi kebanyakan umat maka mereka sering dipanggil

sebagai pendamping atau pemandu pembinaan iman. Berdasarkan tugas yang

mereka laksanakan, para pendamping dan pemandu pembinaan iman merupakan

katekis sukarela atau volunter. Merekalah yang justru tersebar di lingkungan-

lingkungan dan melayani umat secara lebih dekat.

6. Perkembangan Pelayanan Katekis

Pelayanan katekis di masa sekarang telah mengalami banyak

perkembangan. Hal ini menandakan bahwa pelayanan katekis sangat penting dan

semakin dibutuhkan oleh Gereja di zaman yang semakin kompleks ini.

Perkembangan yang dimaksudkan adalah metode dan juga sumber-sumber

pelayanan katekis. Supama (2012:39-43) memberi gambaran bahwa pertemuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

108

PKKI yang pertama telah memberi perubahan besar terutama kepada karya

katekese. Perubahan yang terjadi adalah perubahan metodenya dari metode

doktriner kepada metode yang berangkat dari situasi dan keadaan umat. PKKI

melihat bahwa umat semakin berkembang namun sumber daya manusia (para

pelayan) tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan umat. Katekese adalah karya

terbesar para katekis, maka gagasan yang dimunculkan oleh PKKI membaharui

metode pendampingan dan pembinaan iman umat. Metode yang kini banyak

dilaksanakan adalah metode bersifat apresiatif dan partisipatif yang oleh PKKI I

diistilahkan sebagai “oleh umat, dari umat, dan untuk umat” (Yosef Lalu,

2007:10).

Di mana pun katekis berada selalu dipercayai agar dapat memberikan dan

melaksanakan katekese. Namun perlu disebutkan juga bahwa perubahan metode

juga membawa perubahan kepada peran katekis. PKKI II memberi penekanan

bahwa katekis sebagai pelaksana katekese adalah “pemudah atau fasilitator”

(Yosef Lalu, 2007:13). Maka dari itu banyak usaha pendampingan dan pembinaan

katekis yang telah dilaksanakan. Baik di tingkat keuskupan maupun paroki

banyak mengadakan pembinaan khusus kepada para katekis, sementara beberapa

diutus untuk belajar khusus di bidang ilmu kateketik atau teologi. PKKI IX

memperlihatkan perkembangan baru dalam pelayanan katekis terutama karya

katekese yakni, adanya perhatian pada situasi ketertekanan umat akibat

perkembangan zaman.

Sampai sekarang telah banyak diterbitkan sumber-sumber pelayanan

sebagai panduan dan acuan para ketekis dalam melaksanakan tugas dan perannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

109

Para katekis juga dituntut untuk terus-menerus belajar agar dapat semakin

memenuhi kebutuhan umat. Sumber-sumber pelayanan yang ada dapat menjadi

sumber belajar sekaligus menjadi panduan para katekis dalam melaksanakan

pelayanannya. Supama (2012:86-93) menuliskan beberapa sumber pelayanan

yang banyak tersedia di masa sekarang.

Sumber yang pertama dan utama adalah Kitab Suci. Katekis dituntut untuk

memiliki pengetahuan yang memadai tentang Kitab Suci. Katekismus Gereja

Katolik sebagai sumber penjelasan mengenai pokok-pokok iman menjadi acuan

yang tepat dan autentik bagi katekis dalam belajar dan melaksanakan pelayanan.

Di samping Kitab Suci dan Katekismus Gereja Katolik, terdapat pula tafsir Kitab

Suci yang membantu para katekis agar terhindar dari fundamentalistik dan bidaah.

Dokumen-dokumen resmi Gereja juga menjadi sumber yang penting karena

memuat ajaran yang kontekstual dengan zamannya. Di samping itu terdapat

banyak buku berisikan bahan-bahan yang dapat dipelajari dan digunakan dalam

pelayanan. Buku-buku tersebut adalah buku-buku tentang sakramen, liturgi,

teologi, psikologi perkembangan, kisah santo-santa, buku-buku nyanyian, dan

katekese atau ilmu kateketik. Sementara itu masih terdapat banyak tulisan seperti

artikel yang terdapat di pelbagai majalah rohani. Selain sumber-sumber di atas,

masih ada sumber yang tidak kalah pentingnya yaitu pengalaman hidup umat dan

data konkrit tentang situasi umat.

Pemaparan secara singkat perkembangan pelayanan katekis di atas

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pelayanan katekis zaman sekarang

cukup mendapat perhatian dari Gereja sendiri dan tersedia fasilitas yang lebih dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

110

cukup. Di balik semua itu, Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

dalam Direktorium Formatio Iman (2014:20-21) melihat bahwa ada kekurangan

dan kelemahan dari pelayanan katekis terutama pembinaan iman, yakni belum

terlaksana secara terpadu, sinergi, dan juga belum terlaksana secara berkelanjutan.

Direktorium Formatio Iman dalam halaman yang sama menyebutkan

penyebab adanya kelemahan dan kekurangan pelayanan katekis adalah “belum

adanya kurikulum dan pedoman” yang menjadi tolak ukur dan acuan dalam

pelayanan pembinaan iman. Hal ini berarti pelayanan yang dilaksanakan tidak

terorganisir secara terpadu dan berkesinambungan. Usaha-usaha kateketis dan

katekisasi yang sering dilaksanakan oleh katekis sama-sekali belum ada

sinergisnya. Kekurangan lain yang dimunculkan oleh Direktorium Formatio Iman

adalah keterjangkauan pelayanan yang belum mencakup semua kelompok usia

umat. Hal ini berarti pelayanan belum terlaksana secara optimal, masih banyak

tertumpu pada kegiatan mempersiapkan Sakramen Inisiasi, di samping itu

Direktorium Formatio Iman juga menyebutkan bahwa keterbatasan cara dan

metode menjadi kendala utama dalam usaha mengoptimalkan pelayanan.

Sementara itu tantangan-tantangan pelayanan yang ada (seperti yang

dijelaskan di bagian awal bab III) belum disikapi secara serius dan bijaksana oleh

katekis. Dengan kata lain, tantangan tersebut belum menjadi bagian utuh dari

pelayanan katekis. Katekis juga sering mengalami kesulitan dan hambatan dalam

menghayati panggilan hidup mereka sebagai pelayan. Karena itu, para katekis

harus disiapkan agar dapat menghayati dan melaksanakan panggilannya sebagai

pelayan umat. Maka dari itu, penulis bermaksud untuk menimba inspirasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

111

pelayanan St. Yohanes Paulus II bagi meningkatkan penghayatan panggilan para

ketekis sebagai pelayan yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

112

BAB IV

MENIMBA INSPIRASI DARI SANTO YOHANES PAULUS II

BAGI PELAYANAN PARA KATEKIS

Dewasa ini pelayanan katekis mengalami banyak tantangan terutama

tantangan arus besar zaman. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab keuskupan

dan paroki untuk selalu melahirkan para katekis yang siap melayani. Katekis yang

sudah lama melayani pun perlu diberi pendampingan khusus agar semangat untuk

melayani tetap berkobar dalam hati mereka. Mengingat betapa besar dan penting

peranan katekis dalam karya-karya Gereja, katekis pun perlu diberi perhatian yang

mendukung dan menginspirasi mereka untuk tetap setia pada panggilan sebagai

pelayan. Terdapat banyak kesan bahwa, realitas pelayanan katekis zaman

sekarang masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, begitu juga dengan

penghayatan mereka terhadap panggilan menjadi katekis mengalami banyak

tantangan.

Berdasarkan keprihatinan tersebut, pembahasan dalam bab IV ini

bermaksud untuk memberi inspirasi kepada para katekis supaya lebih menghayati

dan mencintai panggilannya sebagai pewarta dan saksi Kristus. Secara khusus,

bab IV ini menyampaikan inspirasi-inspirasi dari spiritualitas St. Yohanes Paulus

II bagi pelayanan para katekis zaman sekarang. Isi bab IV ini adalah pemaparan

serta pembahasan inspirasi-inspirasi dari St. Yohanes Paulus II dan usulan

program retret untuk meningkatkan semangat pelayanan para katekis khususnya

di Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

113

Pembahasan bab IV ini terdiri dari dua bagian utama yakni, bagian

pertama membahas tentang inspirasi dari St. Yohanes Paulus II dan bagian kedua

tentang usulan program. Pembahasan bagian pertama masih dibagi menjadi

sepuluh topik yakni inspirasi dari spiritualitas pelayanan St. Yohanes Paulus II.

Bagian kedua membahas usulan program retret, diawali dengan pembahasan

pengertian retret dan diakhiri dengan contoh naskah persiapan usulan program

retret.

A. Katekis Menimba Inspirasi dari St. Yohanes Paulus II

Para katekis zaman sekarang menghadapi banyak tantangan pelayanan

yang berasal dari arus besar perubahan zaman. Tantangan pelayanan zaman

sekarang memang jauh lebih kompleks ketimbang tantangan pelayanan yang

pernah dihadapi oleh St. Yohanes Paulus II. Namun perlu diketahui bahwa

tantangan yang dihadapi oleh St. Yohanes Paulus II jauh lebih berbahaya,

dramatis, menyakitkan dan serasa tanpa harapan. Betapapun berat tantangan yang

dihadapi oleh St. Yohanes Paulus II, justru semakin meneguhkan dan

memperdalam penghayatan panggilannya sebagai pelayan umat manusia. Maka

dari itu, di tengah maraknya tantangan pelayanan dewasa ini, para ketekis perlu

menggali spiritualitas pelayanan St. Yohanes Paulus II sebagai sumber inspirasi

pelayanan mereka untuk mewartakan Kabar Sukacita. Berikut akan dipaparkan

sepuluh inspirasi dari St. Yohanes Paulus II yang kiranya dapat membantu para

katekis dalam menghayati panggilannya sebagai pelayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

114

1. Saksi Iman yang Sejati

Dewasa ini hidup seorang katekis sangat dipengaruhi oleh pelbagai macam

hal-hal duniawi. Kita melihat semua itu sebagai tantangan pelayanan. Dalam

kenyataan katekis sering menghadapi kesulitan untuk mengaplikasikan semangat

melayaninya di tengah-tengah keadaan umat yang sangat kompleks. Katekis

adalah seorang yang beriman sama seperti umat beriman yang lain. Karena

sebagai katekis mau tidak mau dituntut untuk memiliki kualitas iman yang lebih

dari umat biasa, atau kualitas hidup rohani yang jauh lebih mistik dari umat biasa.

Hal ini bukan hanya tuntutan dan bukan sebuah tawaran tetapi merupakan sebuah

panggilan khusus untuk katekis. Semua umat berkat Sakramen Pembaptisan

dipanggil untuk menjadi saksi iman, tetapi dalam konteks pelayanan katekis,

harus diakui bahwa katekis secara khusus pula dipanggil untuk menjadi saksi

iman yang sejati.

Supaya kata “khusus” dapat dipahami lebih jelas maka perlu mengingat

kembali arti dasar dari katekis. Kata katekis berasal dari kata dasar Katechein

yang berarti mengkomunikasikan, membagikan informasi, atau mengajarkan hal-

hal yang berkaitan dengan iman (Didik Bagiyowinadi, 2012:14). Katekis adalah

komunikator, penyampai, penerang, dan sekaligus pengajar segala hal yang

berkaitan dengan iman. St. Yohanes Paulus II sudah melakukan hal ini selama

masa pelayanannya. Beliau adalah “komunikator besar” yang berkelana ke

seluruh dunia untuk mengkomunikasikan kasih Allah kepada segenap manusia.

St. Yohanes Paulus II adalah saksi iman yang sejati. Dalam Injil Yohanes

Yesus berkata “Mengenai orang yang percaya kepada-Ku, tertulis dalam Alkitab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

115

‘Dari dalam hatinya mengalirlah aliran-aliran air yang memberi hidup” (Yoh

7:38). Iman St. Yohanes Paulus II kepada Yesus Kristus sungguh memberi hidup

kepadanya. Iman St. Yohanes Paulus II adalah iman yang hidup dan yang aktif.

Dalam kalimat lain dapat dikatakan, beliau hidup oleh iman dan oleh iman ia

melayani umat manusia. Iman yang hidup dan aktif tersebut juga digambarkan

dalam surat Yakabus, “Nah, sebagaimana tubuh tanpa roh adalah tubuh yang mati,

begitu juga iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati.” (Yak 2:26).

Imannya terwujud dalam tindakan nyata. Ia hidup oleh iman dan kasih,

iman yang memberi hidup dan pengharapan, iman yang selalu menyala umpama

cahaya untuk memberi hidup kepada orang lain. Ia mencari, menemukan dan

menyapa segenap manusia terutama orang kecil, miskin, dan menderita dan

memotivasi, menghibur, memberkati, dan mengasihi mereka. Tindakan ini

sungguh membangkit semangat hidup kepada mereka. Beliau tidak hanya menjadi

penonton tetapi dengan keberanian datang ke lapangan untuk melihat sendiri

situasi yang terjadi. Ia mengampuni dan mengasihi tidak hanya kata-kata tetapi

dengan tindakan nyata. Iman yang sejati adalah iman yang sungguh dihidupi.

Iman kepada Allah yang adalah kasih maka ia hidup oleh kasih dan untuk

mengasihi seraya menyerukan kasih kepada segenap manusia. Iman sejati adalah

“Hidup, bergerak dan berada” dalam Yesus Kristus (Kis 17:28).

Katekis yang hidup di tengah umat memiliki kedudukan sangat strategis

sebagai saksi iman yang sejati. Petama-tama, katekis perlu memiliki keyakinan

total bahwa Allah memanggilnya untuk melayani-Nya, percaya bahwa Allah yang

memanggilnya selalu ada mendampingi dan menyertainya. Panggilan Allah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

116

utama adalah panggilan untuk mengimani-Nya. Panggilan ini harus ditanggapi

dengan hati yang terbuka. Dalam hal ini katekis sebagai pelayan harus memiliki

iman yang sejati. Iman yang aktif adalah, Iman yang selalu disirami dengan

penghayatan Injil dan semangat doa mistis. Iman harus selalu dijaga dan

dikembangkan karena tanpa iman kepada Allah, tidak ada pengharapan, berhenti

percaya kepada Allah sama dengan menapaki lorong menuju kekosongan dan

keputusasaan. Iman yang sejati adalah iman yang nyata dalam tindakan kasih yang

bersumber pada tindakan kasih Allah.

Berhadapan dengan tantangan pelayanan seperti sekularisasi dan

sekularisme katekis perlu memiliki iman yang aktif dan hidup. Menjadi orang

beriman bukan berarti memisahkan antara yang Ilahi dan duniawi tetapi justru

menyatukannya. Berhadapan dengan pluralitas, iman yang sejati mendapat makna

sebagai menyatukan perbedaan dan keragaman, dengan demikian

fundamentalisme dan radikalisme dapat dihindari. Iman yang sungguh dihidupi

akan membangkitkan harapan terutama ketika berhadapan dengan kemiskinan dan

kerusakan lingkungan hidup. Iman yang sejati tidak melihat tantangan pelayanan

sebagai hambatan, sebaliknya melihat tantangan sebagai peluang untuk

mewartakan Sukacita Injil. Tanpa iman yang kuat, katekis akan mudah

terpengaruh oleh arus perubahan zaman, karena itu katekis perlu selalu

menumbuhkembangkan imannya menuju kedewasaan sejati sebagai orang

beriman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

117

2. Tanpa Doa Iman dan Kasih adalah Mati

St. Yohanes Paulus II sangat memperhatikan hidup rohaninya terutama

hidup doanya. Doa menjadi bagian yang penting dan sangat menentukan bagi

hidup dan pelayanannya. Karena itu, beliau selalu menyempatkan diri untuk

berbicara kepada Tuhan, juga di sela-sela kesibukannya beliau meluangkan waktu

untuk berdoa. Perhatian yang tinggi terhadap kehidupan rohani menggambarkan

kerendahan hatinya di hadapan Allah sebagai seorang hamba. Beliau tidak pernah

lupa memohon dan meminta bantuan dari Allah agar ia dapat melaksanakan

pelayanan pastoralnya dengan baik. Beliau selalu menempatkan Yesus Kristus

sebagai pusat pelayanannya. Ia berjalan dan melayani bersama Yesus Kristus.

Inilah keyakinan St. Yohanes Paulus II yang diterima lewat doa mistisnya, bahwa

Yesus Kristus selalu ada dan senantiasa menyertainya.

St. Yohanes Paulus II adalah salah satu sosok teladan iman dewasa ini.

Jika surat Yakabus mengatakan iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2: 26), St.

Yohanes Paulus II mengatakan tanpa doa iman dan kasih adalah mati (Chiffolo,

2001:15). Bagi St. Yohanes Paulus II iman yang diwujudkan dalam tindakan

kasih belumlah cukup jika tidak disertai dengan doa. Karena itu, bagi St. Yohanes

Paulus II, doa adalah sumber kekuatan dan inspirasi untuk melaksanakan banyak

hal (Dziwisz, 2010:35). Oleh sebab itu, St. Yohanes Paulus II senantiasa

menyatukan dirinya dengan Yesus Kristus dalam doa. Beliau adalah sosok

pelayan yang sangat tekun dalam doa. Anugerah yang diperoleh beliau melalui

doa mistiknya adalah ia dapat semakin lebih baik melaksanakan pelayanan.

Betapa pentingnya doa bagi St. Yohanes Paulus II, demikianlah juga seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

118

para katekis menganggap doa adalah penting bagi peningkatan penghayatan

pelayanan.

Katekis adalah sosok yang diakui memiliki relasi intim yang mendalam

dengan Allah. Dalam hal ini katekis menjadi inspirasi bagi umat untuk

membangun dan memelihara hidup doa mereka. Maka katekis perlulah memiliki

kebiasaan untuk berdoa, namun doa yang sungguh dihayati baik secara internal

maupun eksternal. Dihayati secara internal artinya membangun kerinduan untuk

selalu bertemu dan berbicara dengan Allah dan terbuka pada bimbingan Roh

Kudus. Namun harus disadari bahwa kunci untuk berdoa adalah kerendahan hati.

Rendah hati menurut St. Yohanes Paulus II adalah menyadari bahwa dalam doa

Allah adalah subjek yang memanggil untuk berdoa dan Dia sendirilah yang

berdoa untuk kita (Paus Yohanes Paulus II, 1995:32). Dalam hal ini, katekis tidak

menuntut Allah agar mengabulkan doanya tetapi sikap pasrah yang penuh

pengharapan harus dibangun.

Persoalan yang sering dihadapi oleh katekis adalah tidak ada perubahan

meskipun berdoa terus-menerus, terkadang juga malah tantangan pelayanan yang

dihadapi semakin sulit. Katekis juga sering mengalami perasaan tidak dihargai

oleh umat, merasa pelayanan tidak memberi manfaat kepada umat yang

dipengaruhi arus besar zaman (bab III, B:2), bahkan terkadang dimusuhi atau

dibenci oleh umat. Dalam situasi tersebut muncul pertanyaan bagaimana doa

menjadi relevan dan bermanfaat?. Katekis pertama-tama harus menyadari situasi

dirinya, memohon bantuan Roh Kudus. Satu kesalahan yang sering dilakukan

ketika berdoa adalah berdoa dengan prakarsa diri sendiri tanpa melibatkan peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

119

Roh Kudus. Dalam berdoa, katekis harus terbuka untuk dibimbing oleh Roh

Kudus karena, Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk berdoa dan Roh

Kudus sendiri yang berdoa untuk kita.

Berdoa harus dengan penuh iman dan harapan. Meskipun dalam situasi

tanpa harapan, justru saat inilah belaskasih Allah terbuka luas. Karena itu dalam

doa perlu ada kepercayaan penuh akan kebaikan Allah. Berdasarkan kebaikan-

Nya, semua doa ada jawabannya. Inilah keyakinan St. Yohanes Paulus II. Beliau

tidak mengharapkan doanya dikabulkan tetapi beliau percaya kepada kebaikan-

Nya. Dalam bimbingan Roh Kudus dan dengan kerendahan hati membiarkan

Allah hadir sepenuhnya, beliau berdoa terus-menerus. Tantangan yang

dihadapinya tidak kunjung selesai serta penderitaan yang dialaminya juga tidak

berakhir, namun beliau begitu berani dan tangguh menghadapi semuanya.

Sisi eksternal dari doa adalah hidup seorang katekis. Hidup yang selalu

terarah kepada Yesus Kristus karena pada dasarnya katekis melayani Yesus

Kristus. Yesus Kristus yang hadir dalam diri orang lain dan dalam segala

pengalaman hidup. Hidup yang selalu terarah kepada Yesus Kristus adalah hidup

yang penuh dengan syukur, menjadikan hidup doa sebagai prioritas,

memanfaatkan waktu luang untuk berdoa, rajin berdoa serta mengikuti kegiatan

atau pertemuan ibadat, dan senantiasa jatuh cinta kepada Allah di manapun dan

kapan pun.

Doa sangat penting demi peningkatan penghayatan pelayanan seorang

katekis. Karena doa adalah pengalihan pikiran dan hati kepada Tuhan. Ketika

katekis menghadapi banyak tantangan seperti yang sudah disebut di atas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

120

berdoalah karena melalui doa suatu dimensi baru (yakni perintah baru atau

panggilan) dan kekuatan serta kebijaksanaan akan disalurkan dalam diri dan

kekuatan untuk menghadapi tantangan serta kebijaksanaan untuk melayani. Doa

umpama vitamin yang dapat menjaga, memelihara dan menguatkan serta

menyuburkan iman, harapan, dan kasih. Maka, dengan dan melalui doa, seorang

katekis dapat semakin lebih baik melaksanakan pelayanan.

3. Kesetiaan pada Tugas Pengutusan

Selama masa pelayanan baik sebelum terpilih menjadi paus dan selama

menjabat kursi takhta suci, begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh St.

Yohanes Paulus II. Meskipun menghadapi banyak tantangan bahkan ancaman

pembunuhan, beliau tetap setia pada tugas perutusannya sebagai pelayan sampai

wafat. Meskipun dalam situasi tanpa harapan beliau tetap berkomitmen

menuntaskan pelayanannya. Walaupun beliau sendiri mengalami penderitaan

akibat sakit kronis namun St. Yohanes Paulus II tidak pernah putus asa

sebaliknya selalu bersemangat untuk melayani.

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang tenang dan reflektif. Dunia yang

dihadapinya ada dalam situasi tidak memungkinkan untuk keberhasilan pelayanan

dan perjuangannya. Tidak jarang juga pertentangan dan kritikan yang

diterimanya. Semua itu dihadapinya dengan tenang dan bijaksana, supaya

semakin meneguhkan hatinya untuk melakukan lebih banyak hal dalam

pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

121

Pelayanan katekis zaman sekarang juga menghadapi banyak tantangan

yang tidak mudah untuk disikapi. Satu hal yang harus disadari dan diakui adalah,

katekis tidak pernah lepas dari pelbagai macam tantangan pelayanan, terutama

tantangan arus besar zaman. Betapa sulit dan beratnya tantangan pelayanan harus

disikapi secara kritis dan bijaksana oleh katekis. Putus asa dan berhenti menjadi

katekis adalah pilihan yang tidak bijak.

Belajar dari St. Yohanes Paulus II, katekis perlu tenang dan terbuka.

Kembali kepada keyakinan bahwa Allah sendiri yang memilih dan memanggil

para katekis agar menjadi pelayan-Nya. Goyahnya katekis ketika menghadapi

tantangan pelayanan merupakan tanda bahwa fondasi imannya kurang kokoh.

Oleh karena itu, katekis membutuhkan waktu hening (bersama Tuhan) dan hidup

doa agar imannya disirami dan diteguhkan kembali. Dari itu, katekis perlu

memiliki kebiasaan untuk berefleksi dan berdoa. Dengan refleksi, tantangan dapat

ditanggapi dan dimaknai dalam terang ilham Roh Kudus. Dengan demikian

katekis akan semakin diteguhkan dalam pelayanan. Dengan berdoa, iman dirawat,

dipelihara dan dikembangkan sehingga tetap bersemangat melayani meskipun

menghadapi banyak hambatan dan kesulitan. Karena melalui doa rahmat kekuatan

akan disalurkan. Namun doa yang penuh iman, harapan dan kasih.

Perlu disadari bahwa menjadi katekis adalah panggilan dari Allah, yakni

panggilan untuk mewartakan kasih-Nya di tengah situasi dunia yang dipengaruhi

oleh arus perubahan zaman. Dipanggil untuk menjadi pelayan berarti menjadi

patner-Nya dalam menciptakan dan membangun dunia dalam tatanan Kerajaan

Allah. Panggilan ini dihayati bersama Yesus Kristus yang telah taat dan setia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

122

melaksanakan perutusan sampai wafat di salib. Supaya semakin dapat menghayati

panggilan tersebut, katekis perlu hidup bersatu dengan Allah yang dibangun

melalui hidup doa dan relasi dengan sesama serta akrab dengan Kitab Suci.

Dengan demikian, katekis dapat semakin teguh dan tangguh dalam menghadapi

tantangan pelayanan.

4. Hati Penuh Pengharapan

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang senantiasa bersemangat dalam

melaksanakan pelayanannya. Beliau tidak takut berhadapan dengan realitas dunia

yang tanpa harapan, tidak takut menghadapi penderitaan dan kematian. Meskipun

situasi dunia pada saat itu tidak mungkin bagi tumbuhnya kasih di tengah

kehidupan manusia dan meskipun beliau sendiri menghadapi kesulitan dan

hambatan namun beliau tetap melaksanakan tugas perutusannya dengan penuh

pengharapan. Beliau sangat teguh dalam iman karena beliau yakin “tanpa iman

kepada Allah tidak ada pengharapan” (Chiffolo. 2001:19).

Beliau percaya karya penebusan umpama “Terang yang bersinar di tengah

kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya” (Yoh 1:5). Inilah keyakinan dan

pengharapan St, Yohanes Paulus II bahwa Putra selalu hadir dalam sejarah

kehidupan manusia, melaksanakan penyelamatan sekarang dan menyiapkan masa

depan yang lebih baik. Karena itu apapun bentuk tantangan pelayanan yang

dialami diterimanya dan dihadapinya dengan penuh pengharapan. St. Yohanes

Paulus II sangat percaya “Putra selalu hadir dalam sejarah umat manusia sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

123

penebus, penebusan meresap dalam seluruh sejarah manusia…,dan menyiapkan

masa depannya yang eskatologis” (Yohanes Paulus II, 1995:275).

St. Yohanes Paulus II berharap agar peradaban kasih tumbuh dalam

kehidupan manusia, agar semua orang melaksanakan tindakan solidaritas terhadap

orang lain, agar tumbuh budaya dialog antar agama, dan agar kelompok orang

kecil diberi perhatian khusus. Harapan beliau tidak hanya dalam kata-kata atau

gagasan namun beliau sendiri berjuang untuk mencapai harapan tersebut. Maka

beliau tidak takut berhadapan dengan situasi dunia demi keadilan dan perdamaian

dunia. Sementara itu beliau sangat kuat dalam pengharapan akan belas kasih

Allah. Allah sendirilah yang berkarya dalam kehidupan manusia karena belas

kasih Allah tidak pernah surut. Dari keyakinan inilah beliau berani, setia, dan

sangat berkomitmen pada pelayanannya.

Hati yang penuh pengharapan menumbuhkan semangat untuk melayani,

maka katekis sebagai pelayan perlu memiliki pengharapan yang kuat akan belas

kasih Allah. Tanpa pengharapan pelayanan seumpama menuju kekosongan. Tanpa

pengharapan katekis mudah terpengaruh oleh budaya instan dan karena itu akan

mengalami pendangkalan hidup. Pengharapan yang tumbuh dari iman merupakan

fondasi hidup sebagai orang beriman. Jika fondasi tersebut runtuh makan katekis

akan cenderung pada ateisme dan relativisme dan karena itu akan mengalami

krisis moral dan krisis iman dalam diri. Pengharapan menjadi titik tolak arah dan

fokus pelayanan. Berhadapan dengan tantangan-tantangan pelayanan, katekis

perlu memiliki hati yang penuh pengharapan akan belas kasih Allah, karena tanpa

pengharapan katekis mudah goyah dan terpengaruh olah arus perubahan zaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

124

Dalam situasi apapun tetaplah berpegang teguh pada kebaikan Allah.

Seperti St. Yohanes Paulus II, dalam situasi apapun tetap berharap kepada

kebaikan Allah. Berharap kepada kebaikan Allah berarti mengandalkan dan

berserah kepada Allah. Hal ini bukan berarti katekis tidak melakukan apa-apa

tetapi melaksanakan apapun bentuk pelayanan, di manapun dan kapan pun dengan

harapan Allah sendiri yang menyempurnakannya dan Allah sendiri yang berkarya

lewat katekis. Dengan demikian katekis semakin dapat menghayati panggilannya

sebagai pelayan.

5. Pemberani di waktu Penuh Ketakutan dan Penderitaan

Situasi dunia pada waktu St. Yohanes Paulus menjadi Paus adalah sangat

menakutkan karena manusia masih dihantui oleh keadaan akibat perang dunia

kedua. Setelah berakhirnya perang dunia kedua, manusia seakan-akan hidup

dalam ketegangan yang sangat tinggi. Ketegangan inilah yang justru membuat

hidup manusia tidak nyaman dan sangat sensitif dengan namanya perang. Semua

orang sangat berhati-hati dan saling mempersiapkan diri seolah-olah perang akan

terjadi lagi. Di seluruh dunia muncul perlombaan membuat senjata nuklir yang

justru menimbulkan keresahan dan kecemasan. Sementara itu kemiskinan

semakin merebak dan memprihatinkan. Seiring dengan itu nilai kemanusiaan pun

menurun drastis akibat munculnya ideologi-ideologi yang berhaluan keras dan

intoleran terhadap hak asasi manusia.

St. Yohanes Paulus II sendiri mengalami penderitaan akibat kerasnya

campur tangan tentara Nazi Jerman di Polandia, menghadapi krisis kemanusiaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

125

selama kepausannya, dan mengalami derita sakit kronis. Satu kunci keberhasilan

pelayanan beliau adalah keberanian yang sangat tinggi, bahkan beliau tidak takut

mati demi melayani umat manusia. Dengan keberanian yang didorong oleh cinta

kasih, beliau telah berkeliling ke seluruh dunia dan dengan suara lantang

menyerukan kepada dunia agar menghentikan perang dan beralih kepada

solidaritas. Untuk zaman sekarang, mampukah para pelayan terutama katekis

bertindak seperti demikian? Berhadapan dengan kompleksnya tantangan apakah

katekis masih mau berkorban demi pelayanan?

Dewasa ini, di tengah maraknya arus perkembangan zaman, keberanian

adalah modal penting untuk melayani. Betapapun seorang memiliki keterampilan

berkomunikasi, berwawasan luas, dan berpendidikan tinggi, namun tanpa

keberanian untuk menegakkan kebenaran, akan sulit menghayati pelayanan.

Katekis adalah sosok yang senantiasa ditantang untuk bertindak demi kebenaran,

maka dalam situasi Kerajaan Allah tidak mungkin diperjuangkan, katekis harus

berani bertindak melawan situasi demi kebenaran. Hal ini memang tidak mudah

jika tidak memiliki fondasi yang benar dan kokoh.

Berhadapan dengan tantangan arus perubahan zaman, katekis harus berani

memiliki dan melaksanakan budaya kontras yakni budaya kasih. Budaya kasih

yang diterapkan dalam sengal segi kehidupan. Menjadikan kasih sebagai dasar,

ukuran dan hukum nilai atas sengal tindakan. Dengan budaya kasih, orientasi

pelayanan tidak hanya apa yang diperoleh dan siapa yang dilayani tetapi terbuka

serta merangkul semua tanpa ada yang terkecuali dan tersingkirkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

126

Seperti St. Yohanes Paulus II, katekis perlu memegang dengan penuh

keyakinan kata “jangan takut”, karena betapapun besar tantangan yang dihadapi,

kasih Allah selalu jauh lebih besar. Hal yang perlu diusahakan oleh katekis adalah

berusaha mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Kejahatan yang dimaksudkan

adalah situasi tidak ada kasih. Dalam situasi apapun katekis adalah pelayan yang

melayani Kerajaan Allah. Terwujudnya Kerajaan Allah-lah menjadi tujuan

pelayanan katekis. Akhirnya, katekis perlu memiliki sikap berani untuk bersyukur

dan memohon kepada Allah. Dalam situasi apapun, baik suka maupun duka,

katekis perlu memiliki sikap berani untuk berserah total, mengembalikan dan

menyerahkan semuanya kepada Allah.

6. Sang Kelana dan Misionaris Agung

Belajar dari St. Yohanes Paulus II, katekis sebaiknya memiliki inisiatif

untuk melayani umat. Bukan hanya mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan atau

pada hari-hari tertentu saja, tetapi perlu disadari bahwa perutusan sebagai pelayan

bukan perutusan part time tetapi full time di manapun dan kapanpun melayani

semasa dengan pelbagai cara. Sang kelana bermaksud aktif melayani, keluar dari

zona nyaman, dalam bimbingan Roh Kudus pergi melaksanakan tugas perutusan

di tengah kehidupan konkrit umat.

Situasi kehidupan umat sangat dipengaruhi oleh budaya instan,

materialisme, hedonisme, dan konsumerisme. Dapat dikatakan bahwa semua segi

kehidupan dipengaruhi oleh paradigma budaya materialisme dan instan.

Termasuk juga segala sesuatu yang dilakukan membutuhkan modal, demikian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

127

juga dengan pelayanan membutuhkan modal. Bahayanya adalah katekis juga

sering cenderung jatuh pada pengaruh budaya tersebut sehingga pelayanan

dilaksanakan hanya ingin mendapatkan popularitas, imbalan, dan kesenangan diri.

Dua hal di atas menjadi hambatan bagi para katekis dalam menghayati

panggilannya sebagai pelayan. Katekis bukan melayani diri sendiri dan bukan

untuk dilayani melainkan melayani Tuhan Yesus Kristus. Seperti St. Yohanes

Paulus II, katekis perlu memiliki jiwa sang pemeluk dan pencari kebenaran sejati

yang kian tenggelam dalam arus perkembangan zaman. Memiliki kepribadian

yang teguh, tangguh, dan tanggap terhadap tanda-tanda zaman, dan dari sini

Kerajaan Allah diwartakan sesuai situasi dan kebutuhan umat. St. Yohanes Paulus

II berkelana menemui banyak orang, dan melalui perjumpaan dengan banyak

orang beliau menjadi tahu situasi dan keadaan mereka. Demikian juga dengan

para katekis, harus menemui umat yang akan dilayani agar pelayanan menjadi

kontekstual.

Dewasa ini, karakter umat sangat bervariasi. Akibat pengaruh arus

perkembangan zaman, umat memiliki kecenderungan untuk tidak peduli pada

kehidupan rohaninya. Jika hal ini terus dibiarkan umat akan jatuh dalam krisis

moral dan iman yang fatal. Maka katekis sebagai pelayan yang membawa

kebenaran Injil harus berani berkorban mengosongkan diri untuk melayani umat.

St. Yohanes Paulus II sudah memberi teladan. Beliau adalah sosok yang sangat

mengetahui keadaan umat maka beliau sendiri mendatangi mereka untuk memberi

penghiburan, peneguhan dan motivasi serta menyentuh mereka dengan kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

128

Katekis dalam melayani sebaiknya tidak berpikir atau berharap akan

mendapatkan sesuatu dari umat. Seperti St. Yohanes Paulus II, katekis haruslah

menanamkan dalam diri suatu konsep pelayanan yakni melayani untuk kasih, oleh

kasih dan demi kasih. Dengan semangat Injil “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan

kebenarannya maka segala sesuatu yang lain akan ditambahkan bagimu” (Mat

6:33). Katekis melayani umat dengan berusaha memenuhi kebutuhan mereka

tanpa pamrih, karena segala sesuatu yang dilakukan terhadap orang lain berarti

itulah yang dilakukan terhadap Tuhan. Apa yang diberikan kepada orang lain akan

diberikan kembali dengan lipat ganda oleh Allah.

7. Pribadi yang Rendah Hati

Jabatan sebagi Paus adalah jabatan tertinggi dalam hirarki Gereja. Sebagai

jabatan yang berstatus takhta suci maka layak diberi dan menerima penghormatan

dari bawahannya. St. Yohanes Paulus II selama masa jabatannya senantiasa sadar

kalau dia seorang pelayan. Maka dari itu beliau tidak pernah memperlakukan

orang lain sebagai bawahannya. Ia bahkan menganggap orang miskin, orang sakit,

orang berdosa maupun orang biasa, sebagai saudaranya. St. Yohanes Paulus II

tidak pernah bermegah atas pencapaian atau keberhasilannya. Semua perjuangan

dan keberhasilan ia kembalikan kepada Allah karena beliau sadar bahwa Allah

sendirilah yang bekerja dan berkarya untuknya.

Melalui kerendahan hati St. Yohanes Paulus II pun sangat dihormati juga

dikasihi oleh banyak orang (bdk. Ams 18:12). St. Yohanes Paulus II adalah orang

yang sangat sederhana tetapi, karena kerendahan hati beliau telah memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

129

ganjaran dari Tuhan yaitu kekayaan, kehormatan dan kehidupan (Ams 22:4). St.

Yohanes Paulus II memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, oleh karenanya, ia

selalu dapat mengambil putusan kebijakan yang tepat.

Belajar dari St. Yohanes Paulus II katekis sebagai pelayan perlulah

memiliki kerendahan hati dan kesadaran diri karena dua hal tersebut merupakan

kunci keberhasilan pelayanan di tengah maraknya tantangan arus besar zaman.

Tanpa kerendahan hati, hati nurani buta dan menjadi tumpul dan oleh karena itu

akan mengalami kekeliruan dalam pengambilan kebijakan dan putusan. Hal ini

sangat berbahaya jika jatuh pada pengaruh arus perubahan zaman karena dapat

menjadi sesat, ateis, dan fanatik. Tanpa kesadaran diri seorang katekis bisa

cenderung pada egosentris yang hedonitif. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan

hanya sebatas formalisme dan hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri seperti

popularitas dan upah.

Kerendahan hati adalah sikap yang terbuka pada bimbingan Roh Kudus

dan karya Allah dalam segala segi kehidupan. Kesadaran diri bahwa menjadi

katekis adalah panggilan untuk melayani Yesus Kristus Sang Katekis utama.

Bukan untuk dilayani dan bukan melayani diri sendiri melainkan melayani umat.

Kerendahan hati dan kesadaran diri akan mendorong katekis menyerahkan diri

serta membiarkan Allah berkarya dalam dan lewat mereka. Menjadi katekis

berarti menjadi pewarta seperti Yesus Kristus. Dengan kalimat lain, menjadi

katekis berarti menjadi seperti Yesus Kristus. Yesus yang dalam kerendahan hati,

taat dan setia pada perutusan sampai wafat. St. Yohanes Paulus II sudah memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

130

teladan dalam hal menjadi seperti Yesus Kristus. Beliau telah taat dan setia pada

tugas perutusannya sampai wafat.

8. Pribadi yang Utuh

Menjadi pelayan bukan berarti ada tuntutan untuk mengubah diri atau

menjadi seperti orang lain. Pelayan yang sejati adalah menjadi diri sendiri sebagai

pribadi yang utuh. Menjadi pribadi yang utuh mengandaikan adanya kesadaran

diri yang otentik. Kesadaran siapakah diri saya di hadapan Allah. Inilah inti dari

menjadi pribadi yang utuh dalam pelayanan. Katekis menyadari dirinya sebagai

pribadi yang dipanggil oleh Allah untuk mewartakan belaskasih-Nya. Inilah

kebenaran yang harusnya dihayati oleh katekis yaitu, bahwa Allah mau berkarya

dalam dan melalui dirinya.

Belajar dari St. Yohanes Paulus II, beliau sungguh menyelami kedalaman

jiwanya. Beliau menyatu dengan hati nuraninya. St. Yohanes Paulus II memiliki

prinsip dan pegangan hidup yang sangat kuat. Beliau hidup semata-mata untuk

melayani Allah melalui pelayanan kasih, dan beliau mengasihi sampai tuntas.

Beliau memiliki sikap kepasrahan total kepada Allah. St. Yohanes Paulus II

menggunakan seluruh kemanusiawiannya serta seluruh kelebihan dan

kelemahannya untuk memuji dan memuliakan Allah melalui doa dan tindakan

pelayanannya. Beliau pun memperjuangkan dengan sepenuh hati apa yang

diyakininya benar.

Katekis sebagai pelayan dituntut untuk menjadi pribadi yang utuh. Utuh

pertama-tama bermaksud adanya integrasi atau perpaduan antara tubuh dan roh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

131

Roh yang bersatu dengan Roh Allah sendiri dalam hati nurani, tubuh hidup dalam

Roh berarti hidup dalam bimbingan Roh Kudus untuk melaksanakan kehendak

Allah. Yang kedua adalah berkaitan dengan orientasi hidup yakni bagaimana

Allah membimbing dan mencintai dalam segala apa adanya seorang katekis.

Artinya, katekis yang utuh adalah dia (tubuh dan jiwanya) hidup bersatu dengan

Roh Kudus serta menyelami diri (tubuh) dan kedalaman jiwanya (roh). Ini berarti

katekis yang utuh dalam pelayanan adalah katekis yang dalam terang dan

bimbingan Roh Kudus melaksanakan kehendak Allah, melayani pribadi-pribadi

lain yang sesungguhnya sama dengan dirinya.

Dalam pengertian lain, utuh atau holistik berarti keseluruhan dalam

keutuhan diri yakni perpaduan antara aspek kognitif, afeksi, dan psikis. Apa yang

dipercayai (kognitif), diyakini dengan sungguh (afeksi), dan diperjuangkan dalam

hidup (psikis). St. Yohanes Paulus II melakukan hal ini, beliau memperjuangkan

apa yang diyakininya. Katekis sejati adalah katekis yang melaksanakan dalam diri

sendiri apa yang diyakini dan apa yang diwartakannya.

Berhadapan dengan tentangan arus besar perkembangan zaman, terutama

sekularisasi dan sekularisme serta pluralitas dan globalisasi, katekis dituntut agar

dapat menjadi pribadi yang utuh. Katekis harus sadar bahwa otonomi dirinya tidak

mampu melaksanakan pelayanan tanpa campur tangan dari Allah. Dalam hal ini

katekis perlu memiliki semangat pengabdian yang berserah diri kepada prakarsa

Allah karena Dia yang telah memanggil Dia jugalah yang berkarya dalam diri

katekis. Sementara itu keotentikan diri katekis sangat perlu ketik berhadapan

dengan pluralitas dan globalisasi. Menjadi katekis tidak perlu menjadi seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

132

orang lain namun sebaliknya harus menjadi diri sendiri yang sejati. Katekis yang

otentik adalah katekis yang terbuka kepada keragaman namun tidak mudah

terpengaruh oleh budaya luar.

Dari penjelasan tersebut, pribadi katekis yang utuh adalah, seluruh aspek

dirinya diarahkan untuk dan demi pelayanan atau melayan dengan sepenuh hati,

dan keterarahan hidup secara keseluruhan kepada Yesus Kristus. Ini berarti

katekis menyerahkan dan mempercayakan seluruh diri dan hidupnya kepada

Allah. Dia yang memanggilnya, Dia sendiri yang membimbing, menyertai dan

menyempurnakan pelayanan katekis. Keyakinan ini membawa kepada sikap

kepasrahan total kepada Allah. Katekis dalam segala kemanusiawianya, segala

kelebihan dan kekurangan serta segala miliknya digunakan untuk memuji dan

memuliakan Tuhan. Kesaksian katekis bukan hanya lewat kata-kata tetapi wujud

nyata dalam tindakan kasih kepada siapa pun tanpa ada yang terkecuali.

9. Pribadi Penuh Kasih

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang penuh kasih. Beliau adalah

pembela nilai luhur martabat pribadi manusia. Pokok perjuangan dan dialog

beliau adalah keadilan dan kebenaran atas keluhuran martabat pribadi manusia.

Dalam berhubungan dengan orang lain, beliau menekankan relasi unitaris yaitu

relasi yang saling meneguhkan dan melengkapi. St. Yohanes Paulus II

menganggap orang lain sebagai saudara yang patut dicintai dan dikasihi. Karena

itu St. Yohanes Paulus II selama pelayanannya berusaha membangun relasi yang

aktif dengan siapa pun, terutama beliau membangun relasi intim dengan Allah. St.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

133

Yohanes Paulus II sangat meyakini bahwa tindakan kasih adalah partisipasi pada

hidup dan karya Allah dan merupakan kebenaran dan kebijakan Kristiani yang

bersumber pada tindakan kasih Allah sendiri. Inilah tanda nyata sebagai anak-

anak Alllah yakni melakukan tindakan kasih yang dapat membangun dan

memulihkan kehidupan.

Hidup oleh kasih berarti hidup untuk Allah, karena Allah adalah kasih.

Itulah yang dilakukan oleh St. Yohanes Paulus II selama hidupnya yakni hidup

oleh, demi dan untuk kasih. Beliau menghayati pelayanannya sebagai panggilan

untuk melayani umat manusia, untuk membangkitkan pengharapan dan

menyalurkan kasih di tengah maraknya ketakutan dan kejahatan dunia. Katekis di

zaman sekarang juga sesungguhnya dipanggil untuk mewartakan serta

menghadirkan kasih Allah di tengah maraknya dampak negatif arus

perkembangan zaman.

Katekis sebagai anak-anak Allah merupakan garam dan terang dunia. Jika

katekis tenggelam dalam pengaruh tantangan arus besar zaman, kasih Allah tidak

pernah akan tersampaikan kepada umat. Katekis harus berani menantang arus

perkembangan zaman dengan mengenakan dan melaksanakan tanda sebagai anak-

anak Allah yakni tindakan kasih. Pelayanan yang tanpa kasih umpama makan

tanpa garam. Terasa berat dan sulit, mudah terpengaruh, mudah marah, dengan

pamrih dan pilih kasih.

Pelayanan di tengah maraknya tantangan arus perkembangan zaman

memang tidak mudah. Karena itu katekis haruslah mengenakan kasih yang total

dan otentik. Alasannya ada pada keyakinan akan kasih Allah itu sendiri. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

134

pelayanan dilaksanakan dengan kasih, maka kasih Allah akan menyempurnakan

pelayanan katekis. Bagaimana semua hal ini terjadi adalah cara kerja Allah yang

misteri, yang perlu diyakini oleh katekis. Mengapa? karena, Allah yang

memanggil dan Dia sendirilah yang bekerja dan berkarya dalam diri katekis. Perlu

disadari oleh katekis bahwa Allah yang bekerja dalam dan melaluinya adalah

kasih, maka dalam pelayanan katekis harus memiliki kasih. Kasih kepada Allah

dan kasih kepada yang dilayani.

Seperti St. Yohanes Paulus II, katekis bukan makhluk yang sempurna,

tetapi sebagai pelayan, harus menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh

kasih, sehingga dalam segala hal makin lama makin menjadi sempurna seperti

Kristus (bdk. Ef 4:15). Sebagai garam dan terang dunia, tugas katekis sebagai

pelayan adalah melakukan hal-hal benar dengan penuh kasih pada Allah dan

sesama.

Seluruh pelayanan St. Yohanes Paulus diwarnai oleh sapaan kasih. Bagi

St. Yohanes Paulus II orang kecil adalah kawanan domba yang perlu dituntun,

dibimbing, dan diberdayakan agar dapat memperoleh kehidupan yang layak serta

agar mereka mendapatkan hak asasinya. Dengan penuh cinta St. Yohanes Paulus

II mendatangi kelompok masyarakat tersebut, menghibur mereka, membangkitkan

harapan dan memberi inspirasi serta dorongan agar mereka dengan hati yang

tabah berusaha memperbaiki hidup.

Apakah mungkin hal yang sama dapat dilaksanakan oleh katekis di zaman

sekarang?. Sangat mungkin karena sesungguhnya itulah bentuk pelayanan yang

sejati yakni memberi semangat hidup kepada orang lain terutama orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

135

kecil. Hal ini tidak dapat dilaksanakan dan diwujudkan tanpa kelemah-lembutan.

Katekis sebagai pelayan adalah pelayan keluhuran martabat manusia. Di dalam

diri manusia terselubung sosok pribadi citranya yakni Allah. Maka melayani

manusia berarti juga melayani Allah. Lebih eksplisit lagi, seperti yang dikatakan

Yesus sendiri, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu

lakukan terhadap salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah

melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).

Oleh karena itu, sebagai pelayan katekis perlu memiliki hati yang

senantiasa terbuka untuk menyambut dan merangkul, mendengarkan serta

menghargai orang lain, lemah lembut, suka memaafkan dan senang meminta

maaf, bersikap murah senyum dan murah hati. Di tengah kehidupan umat, katekis

harus menjadi promotor kasih, selalu berpihak kepada keadilan dan perdamaian,

mencurahkan kasih sayang kepada umat layaknya seorang ibu yang mencurahkan

kasih sayang kepada anaknya. Katekis adalah panutan dan teladan umat maka

sebaiknya hadir sebagai pribadi yang inspiratif, yang membagikan hidupnya

supaya orang lain terutama orang kecil memperoleh hidup yang layak, memberi

penghiburan serta membangkitkan semangat dan juga pengharapan umat yang

dilayani. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, jika

dilaksanakan dalam kasih, Kasih itu sendirilah yang menyempurnakannya.

10. Pribadi Multi-Talenta

St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang multitalenta. Beliau seorang

olahragawan, sastrawan, menguasai banyak bahasa, memiliki rasa ingin tahu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

136

tinggi atau semangat untuk terus belajar. Beliau sangat pintar dalam menjalin

komunikasi dengan orang lain. Beliau pribadi yang berkarisma tinggi terutama

dalam pelayanan. Beliau juga seorang yang penuh kasih, mampu menghibur dan

menumbuhkan pengharapan kepada orang lain. Selain itu, beliau juga adalah

rohaniwan, pemberani, promotor dan komunikator kasih Allah. St. Yohanes

Paulus II adalah pribadi yang senantiasa memiliki semangat untuk melayani,

beliau sangat mampu merefleksikan dan memaknai pengalaman hidupnya dan

mengubah penderitaan menjadi stigma penderitaan yang semakin meneguhkan

pelayanannya. Beliau juga seorang penyabar, tegas, tenang, sederhana dan rendah

hati, serta sangat kuat dalam iman harapan dan kasih. Begitu cepat proses

kanonisasi terhadap beliau menandakan pengakuan bahwa St. Yohanes Paulus II

adalah pribadi yang luar biasa dan pantas menjadi teladan.

Semua talenta yang dimiliki oleh St. Yohanes Paulus II menjadi

pendukung bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanannya. Singkatnya St.

Yohanes Paulus II adalah pribadi yang sangat dewasa baik secara manusiawi

maupun secara rohani. Memiliki pengetahuan yang sangat memadai untuk

mendukung dan memperteguh pelayanannya. Memiliki keterampilan-

keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan seperti kemampuan

berefleksi dan berkomunikasi. Beliau juga mampu menjalin relasi yang aktif

kepada Allah, dirinya, sesama, lingkungan hidup dan terhadap tugasnya. Semua

ini mendukung dan melancarkan serta meneguhkan pelayanan St. Yohanes Paulus

II. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki St. Yohanes Paulus II pun terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

137

dikembangkannya, sebab melalui inilah beliau dapat semakin lebih baik dalam

melaksanakan pelayanan.

Dewasa ini, seiring dengan maraknya dampak positif maupun negatif arus

perkembangan zaman, katekis perlu memperhatikan aspek-aspek yang dibutuhkan

sebagai seorang pelayan. Belajar dari St. Yohanes Paulus II, katekis perlu

memiliki kedewasaan manusia maupun kedewasaan rohani, perlu memiliki

wawasan luas atau pengetahuan tentang banyak hal, perlu memiliki keterampilan

paling tidak kemampuan untuk berefleksi dan berkomunikasi, dan perlu menjalin

relasi yang sportif terhadap Allah, sesama, diri sendiri, dengan lingkungan hidup

dan dengan tugasnya.

Kedewasaan manusiawi adalah kematangan sebagai manusia sesuai

perannya yang penuh tanggung jawab dalam komunitas gerejawi. Katekis adalah

seorang pribadi manusia maka perlu memiliki keseimbangan psikologis,

kesehatan yang baik, rasa tanggung jawab, jujur, dinamis, memiliki semangat

bekerja, semangat untuk berkorban, tekun, dan berkomitmen. Katekis perlu

memiliki relasi yang baik dengan orang lain yang sesama agama maupun beda

agama serta mampu berdialog dengan kelompok masyarakat yang lain. Katekis

juga perlu mengerti dan memahami budaya sendiri, menghargai budaya orang

lain, dan memiliki semangat berkerjasama dengan orang lain. Selain itu katekis

juga perlu memiliki wibawa kepemimpinan, bersikap terbuka, realistis, dan ikut

serta dalam usaha pembangunan, penciptaan keadilan, perdamaian dan

kesejahteraan hidup bersama maupun secara universal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

138

Katekis adalah pewarta yang memberikan kesaksian tentang iman yang

sejati dan dewasa. Maka penting bagi katekis memiliki kedewasaan rohani seperti

hidup rohani yang mendalam, kehidupan rohani yang didasarkan pada persatuan

iman, harapan, dan kasih. Selain itu katekis juga perlu memiliki habitus kehidupan

sakramen dan hidup doa yang tekun. Sangat disarankan agar katekis memiliki

pembimbing rohani.

Agar dapat menjalankan pelayanan dengan baik katekis perlu memiliki

pengetahuan-pengetahuan terutama ilmu-ilmu gerejawi seperti ilmu kateketik,

teologi (Kitab Suci, Moral, sakramen, eklesiologi), dan lain-lain. Katekis juga

perlu memiliki pengetahuan tentang ilmu manusia seperti psikologi, sosiologi,

ilmu budaya, antropologi dan lain-lain. Tidak hanya dalam dua bidang ilmu

tersebut tetapi katekis juga perlu memiliki pengetahuan yang memadai dalam

pelbagai bidang ilmu yang lain. Oleh karena itu, katekis harus memiliki inisiatif

untuk belajar sendiri.

Keterampilan berkomunikasi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki

oleh katekis karena dalam melayani katekis selalu dan senantiasa melaksanakan

komunikasi. Antara lain kemampuan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh

katekis adalah mampu menyatukan dan menggerakkan umat untuk sampai pada

visi dan misi Gereja, terampil mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan.

Katekis juga perlu memiliki keterampilan menciptakan suasana yang kondusif

untuk perkembangan iman umat, menyampaikan suatu pendapat dengan

menyenangkan, menyemangati dan memotivasikan umat agar tetap bersemangat

serta berpengharapan. Selain itu katekis juga perlu memiliki keterampilan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

139

menjalin relasi yang nyaman, penuh cintakasih, saling menghargai dan

menghormati. Keterampilan berkomunikasi mencakup juga keterampilan katekis

dalam menanggapi tantangan-tantangan arus zaman secara kritis dan bijaksana.

Kebiasaan melaksanakan refleksi juga merupakan keterampilan dasar yang

harus dimiliki oleh seorang katekis di zaman sekarang. Kebiasaan berfleksi akan

mengantar katekis untuk merasakan dan mengalami kehadiran Allah dalam

pengalaman hidupnya. Kegiatan refleksi adalah sarana terbaik untuk mengantar

katekis memaknai suatu pengalaman sulit maupun duka dalam terang Kitab Suci.

Tanpa refleksi iman akan menjadi tumpul tetapi dengan refleksi (iman dikritisi)

maka iman semakin teguh dan dewasa. Melalui refleksi apa yang dipercayai

mendapat konfirmasi sehingga katekis benar-benar bisa yakin dengan apa yang

akan dibagikan kepada umat. Keterampilan berefleksi mencakup kemampuan

untuk menemukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari,

menemukan nilai Kristiani dalam Kitab Suci, ajaran dan Tradisi Gereja,

menggumuli atau melaksanakan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan konkrit.

Seorang pelayan yakni katekis dituntut untuk memiliki relasi yang dewasa,

aktif dan membangun dengan semua hal yang bersangkutan dengan dirinya.

Dalam berelasi dengan diri sendiri, seorang katekis sebaiknya bersikap jujur,

menerima diri seadanya, tidak angkuh namun juga tidak rendah diri, tahu

menahan diri, dan yang penting adalah berusaha memperbaiki diri menjadi

seorang yang kreatif, inovatif, inspiratif dan mandiri.

Dalam berelasi dengan Tuhan, katekis harus memiliki iman, harapan dan

kasih yang sejati. Artinya percaya dan berharap kepada Tuhan secara total.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

140

Percaya dan berharap total kepada Allah adalah sikap iman yang menyerahkan

semuanya kepada Tuhan namun berusaha dengan sungguh untuk mencapainya

dengan diiringi hidup doa. Percaya dan berharap total juga mengandaikan adanya

keterbukaan hati untuk senantiasa bersyukur pada Tuhan dalam untung dan

malang, serta senantiasa berharap pada Tuhan dengan semangat optimisme.

Dalam berelasi terhadap sesama dan masyarakat katekis harus terbuka,

jujur dan rendah hati. Memiliki kepekaan dan komitmen dalam tugas yang

dipercayakan serta suka membantu, suka mendengarkan, lemah lembut dan murah

senyum, penuh pengertian serta ramah terhadap siapa saja. Katekis harus bisa

memasyarakat, tahu membawa diri dan komunikatif. Ikut serta dalam pergulatan

umat dan berusaha bersama mencari solusi.

Terhadap situasi, konteks dan lingkungan hidup katekis perlu kritis, tidak

terbawa arus, namun terbuka dan bisa menyesuaikan diri. Katekis harus teguh,

tangguh, dan tanggap dalam menghadapi dan menanggapi tanda-tanda zaman..

Katekis juga harus menjadi pelopor dalam melestarikan lingkungan hidup dengan

mencintai dan menganggap lingkungan sebagai saudara sekehidupan.

Terhadap tugas katekis hendaknya mencintai kerja dan tugasnya. Yang

paling penting dalam menghayati pelayanan adalah meyakininya sebagai

panggilan dari Tuhan. Katekis perlu mandiri, kreatif, inovatif, dan penuh prakarsa

dalam melayani. Dalam diri katekis harus ada rasa loyalitas yang tinggi terhadap

tugas serta melibatkan seluruh dirinya dalam pelayanan. Hal yang dituntut agar

senantiasa dilakukan oleh katekis adalah berusaha terus-menerus untuk menjadi

lebih profesional dalam pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

141

B. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Para

Katekis di Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau.

1. Latar Belakang Program

Dewasa ini, jika melihat pada pelayanan katekis kepada umat tampaknya

masih banyak kekurangan dan kelemahan terutama pada penghayatan pelayanan.

Di samping itu terdapat banyak tantangan akibat arus besar zaman yang

menghambat dan mempersulit pelayanan katekis. Kekurangan dan kelemahan

yang ada harus diperbaiki dan ditingkatkan, sementara tantangan pelayanan harus

disikapi secara kritis dan bijaksana. Malangnya tantangan pelayanan belum

menjadi bagian dari pelayanan. Tantangan tersebut memperjelas kekurangan dan

kelemahan pelayanan para katekis. Maka menjadi jelaslah bahwa para katekis

perlu mendapatkan pembinaan khusus agar semakin lebih baik melaksanakan

pelayanan atau supaya para katekis semakin dapat menghayati panggilan mereka

sebagai pelayan.

Dalam hal ini, fokus pembinaan adalah mengembangkan dan

meningkatkan semangat pelayanan katekis. Di pelbagai bidang kerja, niat dan

semangat adalah modal utama dalam kelancaran suatu kerja. Demikian juga

dengan pelayanan membutuhkan kerelaan dari dalam hati agar dapat menghayati

dan melaksanakannya dengan baik pula. Keterbukaan hati para katekis harus

dibangun terlebih dahulu karena itu merupakan pintu masuk pada bimbingan Roh

Kudus. Persoalannya, di tengah maraknya arus perkembangan zaman, katekis

mengalami tantangan untuk menghayati panggilan sebagai pelayan. Kehidupan

dunia profan dirasakan lebih menguntungkan dibandingkan dengan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

142

rohani, maka semangat pelayanan katekis pun ditantang, bahkan tidak jarang yang

melaksanakan pelayanan hanya sebatas memenuhi tuntutan tugas sebagai katekis

tanpa penghayatan.

Gereja sangat mengharapkan kehadiran para katekis yang unggul dalam

melayani. Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-bangsa (CEP, 1997:43) dengan

tegas mengatakan bahwa para katekis perlu mendapatkan pembinaan dan

pendidikan yang tepat. Memandangkan katekis memiliki peran yang sangat vital

dalam perkembangan Gereja, maka katekis perlu dibina terutama diberi

penekanan pada kualitas pelayanan. Secara umum seluruh kepribadian seorang

katekis perlu dikembangkan, namun mengingat tugas khusus mereka yakni

sebagai pelayan Sabda, maka para katekis juga perlu dibina secara khusus pula.

Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-bangsa (CEP, 1997:43) dengan mengutip

kata-kata St. Yohanes Paulus II menegaskan bahwa pembinaan katekis harus

sesuai dengan kebutuhan zaman, dan sudah menjadi keharusan untuk memberi

didikan dan pembinaan kepada para katekis agar mereka dapat menjadi tenaga

pelayan yang berkualitas dan visioner.

Pada bagian ini penulis memberi perhatian khusus di Paroki St. Francis

Xavirius Keuskupan Keningau karena, merupakan paroki asal penulis dan sebagai

upaya mendampingi dan membina para katekis yang mengalami hambatan

menghayati panggilan mereka disebabkan adanya banyak tantangan pelayanan

terutama arus perubahan zaman.

Pentingnya pembinaan dan pendidikan bagi katekis merupakan

keprihatinan Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau. Jumlah umat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

143

semakin bertambah tidak diiringi dengan pertambahan tenaga pelayan tertahbis

sehingga tenaga katekis sangat dibutuhkan. Situasi paroki yang memiliki banyak

stasi dan jarak yang jauh menjadi kendala bagi pelayanan para Romo. Pastor

yang ada tidak mencukupi kebutuhan pelayanan. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan, Paroki St. Francis Xaverius telah berkomitmen

dalam mendidik dan membina para katekis dengan ditubuhkannya Pusat Pelatihan

Katekis (PPK).

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, banyak hal berkaitan dengan

katekis di zaman sekarang perlu diperhatikan oleh Paroki St. Francis Xaverius.

Pertama, semakin hari semakin banyak yang tertarik untuk menjadi katekis. Hal

ini merupakan peluang terbaik bagi paroki untuk menyiapkan para pelayan umat

yang berkompeten dalam melayani serta menanggapi persoalan hidup umat.

Kedua, jumlah umat yang semakin banyak diiringi semakin banyak pula

kebutuhan terutama kebutuhan pelayanan rohani sedangkan jumlah pelayan tidak

mencukupi. Ketiga, pengetahuan iman umat secara umum masih minim.

Kurangnya pengetahuan iman umat menyebabkan mereka mudah terpengaruh

oleh dalil-dalil yang menentang iman Kristiani. Keempat, adanya tantangan arus

besar perkembangan zaman. Tantangan ini jelas dapat mempengaruhi

perkembangan iman umat. Karena itu, paroki tidak bisa mengabaikan atau melihat

sebelah mata terhadap tanda-tanda zaman. Seiring dengan banyaknya tantangan

pelayanan yang dihadapi, semangat pelayanan para katekis pun mengalami

kemunduran, kualitas pelayanan turut berkurang sehingga pelayanan cenderung

hanya sebatas pelaksanaan tugas tanpa ada penghayatan. Hal ini sangat perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

144

ditanggapi secara serius dan bijaksana oleh paroki dalam mendampingi dan

membina katekis.

Persoalan lain yang harus diperhatikan adalah, pergulatan katekis tentang

identitas, sosok, tugas dan peran mereka. Maka menjadi sangat penting dan

mendesak diadakan usaha-usaha pembinaan dan pendampingan para katekis agar

tetap bersemangat dalam melaksanakan pelayanan di tengah sulit dan rumitnya

tantangan yang dihadapi. Pusat Pelatihan Katekis (PPK) Paroki St. Francis

Xaverius Keuskupan Keningau dalam usaha membekali dan membina para

katekis melaksanakan tiga tahap pembinaan para katekis. Tahap pertama lebih

kepada pengenalan dan penggalian spiritualitas katekis, tahap kedua lebih kepada

pendalaman teori atau materi serta praksisnya, dan tahap ketiga lebih kepada

memotivasi dan menyemangati serta menyegarkan dan meningkatkan semangat

pelayanan para katekis.

Pembinaan tahap ketiga tersebut sebaiknya mendapat perhatian yang

khusus demi perkembangan pelayanan katekis. Setelah mendapat pendidikan dan

pembinaan dalam hal teori dan praksisnya di tahap sebelumnya, tahap ketiga ini

dinilai penting bagi peningkatan dan pengembangan penghayatan pelayanan.

Salah satu kepentingannya adalah untuk mengkontekstualisasikan semangat

pelayanan katekis dalam situasi dan keadaan umat dari masa ke masa, terutama

dalam kancah menghadapi dan menanggapi dampak arus perkembangan zaman.

Tahap ketiga ini juga mencakup semacam evaluasi bagi pelayanan katekis. Segala

kelemahan dan kekurangan diharapkan dapat diatasi. Ini berarti dibutuhkan suatu

program yang dapat membantu katekis dalam melihat secara keseluruhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

145

mendalam ke dalam diri dan pelayanannya. Maka dari itu, penulis mengupayakan

program retret bagi pengembangan dan peningkatan semangat pelayanan katekis.

2. Pengertian Retret

Retret dalam praktek mendapat interpretasi banyak makna. Dari katanya

sendiri berarti mengundurkan diri untuk meninjau hidup rohaninya, menata

manakah yang perlu ditata, menemukan diri sendiri dalam hubungan dengan

Allah, Yesus Kristus dan Gereja-Nya. Retret juga disebut kesempatan untuk

“mesra” dengan sumber kehidupan, dengan lingkungan hidup iman dan dengan

sesama. Tujuannya adalah, agar peserta berani berhadapan dengan diri dengan

Allah, Yesus Kristus dan gereja-Nya yang konkrit; itu berarti bahwa peserta retret

diajak mengenangkan kembali masa lampaunya dalam iman, tetapi sekaligus juga

masa depannya sebagai orang beriman (Darminta, 1982: 175).

Berdasarkan pengertian tersebut, retret juga dipahami sebagai kesempatan

penyegaran rohani untuk hidup lebih dekat dengan Kristus. Sebagai kesempatan

penyegaran rohani katekis dilatih agar lebih mawas diri serta meneliti dan

memperbaiki hubungan dengan Kristus. Dalam pengertian khusus retret adalah

kesempatan untuk merenungkan dan membahas kembali panggilan hidup dengan

tujuan mengarahkan dan mengatur kembali agar semakin mampu menghayatinya.

Karena itu retret juga dapat disebut sebagai kesempatan memperdalam dan

mempererat persahabatan dengan Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

146

3. Alasan Diadakan Program Retret

Katekis adalah seorang pelayan yang selalu berkomunikasi dengan Yesus

Kristus, dengan Gereja, dengan alam ciptaan, dengan sesama dan dengan diri

sendiri. Dalam usaha melayani umat, katekis mengalami banyak pengalaman suka

dan duka, mengalami banyak tantangan yang menghambat dan mempersulit

pelayanan. Tidak jarang pula katekis mengalami keputusasaan akibat dari sulit

dan beratnya konsekuensi menjadi pelayan. Selain itu katekis juga melayani umat

yang hidup dengan pelbagai macam budaya, kebiasaan, pekerjaan, masalah sosial

dan ekonomi, serta melayani umat yang hidup dalam pengaruh arus

perkembangan zaman.

Di tengah banyaknya persoalan tersebut, menjadi pertanyaan apakah

katekis masih bersemangat untuk menjadi seorang pelayan? Sementara Gereja

mengharapkan adanya para katekis yang unggul dan profesional dalam melayani

umat. Sebagai seorang pelayan, katekis bukanlah pribadi biasa tetapi ada tuntutan-

tuntutan yang harus dipenuhi atau dimiliki. Katekis sejati adalah katekis yang

melayani dengan sepenuh hati dalam kedewasaan manusia dan rohani.

Paroki dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan semangat

pelayanan para katekis harus sadar bahwa dinamika pengembangan diri sebagai

katekis itu terjadi dari dalam diri para katekis sendiri. Maka paroki tidak lebih dari

sebagai fasilitator yang mengarahkan dan mendampingi katekis agar semakin

lebih baik dalam melayani. Maka waktu retret adalah kesempatan terbaik bagi

para katekis untuk melihat dan menata kembali perjalanan hidupnya sebagai

pelayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

147

Melalui kegiatan retret, katekis dapat mendalami dan menyelami dirinya

sehingga segala kelemahan dan kekurangan diketahui. Kesadaran akan

kekurangan dan kelemahan diri akan mengarahkan katekis kepada usaha

memperbaiki diri agar dapat melayani lebih baik lagi. Retret juga membuka

peluang terbaik bagi katekis untuk memperdalam penghayatan panggilan

hidupnya sebagai katekis. Selain itu retret juga menjadi kesempatan bagi katekis

untuk menata kepribadiannya dalam berelasi dengan Allah (Sang Pencipta),

dengan Putera-Nya Yesus Kristus, dengan sesama dan masyarakat, dengan alam

ciptaan, dan dengan dirinya serta tugasnya sebagai pelayan. Melalui retret katekis

akan mengalami penyegaran rohani sehingga semakin bersemangat untuk

melayani. Selain itu, melalui retret katekis juga akan mendapat kekuatan dan

inspirasi baru untuk menghadapi dan menanggapi tantangan pelayanan dengan

harapan para katekis semakin dapat menghayat panggilannya sebagai pelayan.

4. Tujuan diadakan Retret

Berdasarkan latar belakang situasi dan alasan pemilihan program, tujuan

diadakannya program retret ini adalah seperti berikut:

a. Memberi ruang khusus secara terbimbing kepada para katekis untuk

merenungkan dan membahas panggilan hidupnya sebagai katekis, dengan

harapan agar peserta semakin bersemangat untuk melayani umat.

b. Memberi kesempatan kepada para katekis untuk memperdalam dan

mempererat relasinya dengan Kristus Sang Katekis Utama dan relasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

148

dirinya sendiri sebagai katekis agar semakin diteguhkan dalam iman, harapan

dan kasih.

c. Memberi kesempatan kepada para katekis untuk memahami dan mendalami

arti dan makna pelayanan agar semakin dapat menghayati panggilan sebagai

pelayan.

d. Memberi ruang kepada katekis untuk melihat dan menelusuri kelebihan diri

yang belum dikembangkan dan mencari jalan penyelesaian dengan menimba

inspirasi dari tokoh St. Yohanes Paulus II agar semakin dapat menghayati

panggilannya.

e. Memberi ruang kepada katekis untuk menata masa depan pelayanannya agar

semakin teguh, tangguh, dan tanggap terhadap tantangan-tantangan pelayanan,

dengan harapan katekis semakin berani berhadapan dengan kenyataan dunia

serta semakin bersemangat dalam melayani umat.

Kecuali tujuan tersebut, pengadaan program ini juga bertujuan untuk

memenuhi dan menindaklanjuti program yang sudah direncanakan oleh Pusat

Pelatihan Katekis (PPK) dalam usaha meningkatkan pelayanan para katekis.

Program ini menjadi usulan yang perlu dipertimbangkan untuk digunakan dalam

usaha membina dan mendidik para katekis di tahap ketiga. Tujuan yang terakhir

adalah untuk menambah variasi metode pembinaan dan pendampingan para

katekis di Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan Keningau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

149

5. Gambaran Pelaksanaan Program Retret

Program retret ini akan dilaksanakan di Rumah Retret Keuskupan

Keningau Tuarid Tatal (RRKKT), yang beralamat P.O. Box 256, 89008

Keningau, Sabah. Program retret direncanakan akan dilaksanakan pada 25 – 27

November 2016 dengan jumlah peserta 40 orang yakni para katekis Paroki St.

Francis Xaverius. Kontribusi mengikuti retret ditetapkan Rp100,000.00 setiap

peserta. Peserta akan dibagi menjadi delapan kelompok yaitu masing-masing

kelompok terdiri dari lima orang. Selama retret para peserta akan didampingi

oleh ketua Pusat Pelatihan Katekis (PPK) Paroki St. Francis Xaverius Keuskupan

Keningau. Program retret ini akan diorganisasikan oleh staf Pusat Pelatihan

Katekis (PPK) dan persatuan katekis Paroki St. Francis Xaverius dengan

kerjasama staf Rumah Retret Keuskupan Keningau Tuarid Tatal.

6. Pemilihan Materi

Dalam mempersiapkan suatu kegiatan retret, perlu diketahui siapa

pesertanya, latar belakang peserta, kebutuhan serta permasalahan peserta. Dalam

program retret yang diusulkan oleh penulis, pesertanya adalah katekis yang sudah

berkecimpung dalam dunia pelayanan sebagai katekis. Namun menghadapi

kesulitan dalam menghayati panggilannya sebagai katekis karena berhadapan

dengan pelbagai tantangan pelayanan baik itu dari dirinya sendiri, dari umat,

maupun dari situasi zaman. Maka berikut adalah materi sebagai usulan program

retret:

Tema : St. Yohanes Paulus II sumber inspirasi dan teladan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

150

katekis dalam melayani.

Tujuan umum : Membantu dan memfasilitasi para katekis agar dapat menghayati

panggilannya sebagai pelayan dengan menimba inspirasi dari St.

Yohanes Paulus II sehingga semakin bersemangat untuk melayani

umat.

Untuk mencapai tujuan program di atas, berikut adalah usulan materi

selama pelaksanaan program retret.

Materi 1 : Sosok St. Yohanes Paulus II

Tujuan khusus 1 : Mengenal sosok St. Yohanes Paulus II sebagai sumber

inspirasi dan teladan dalam melayani agar katekis semakin

menyadari identitas dan tugasnya sebagai pelayan.

Materi 2 : Kisah panggilan St. Yohanes Paulus II menjadi pelayan

Tujuan Khusus 2 : Membantu peserta melihat kembali sejauh mana sudah

menghayati panggilannya sebagai seorang pelayan supaya

semakin terinspirasi untuk lebih menghayati lagi

panggilannya.

Materi 3 : Arti dan makna pelayanan bagi St. Yohanes Paulus II

Tujuan khusus 3 : Membantu peserta memahami serta mendalami arti dan

makna pelayanan agar semakin dapat menghayati

panggilan sebagai pelayan.

Materi 4 : Keunggulan St. Yohanes Paulus II

Tujuan khusus 4 : Membantu peserta menemukan kelebihan diri yang belum

dikembangkan dan menimba inspirasi dari keunggulan St.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

151

Yohanes Paulus II untuk mengembangkannya agar

semakin unggul dan bersemangat dalam melayani.

Materi 5 : Tantangan pelayanan zaman sekarang

Tujuan khusus 5 : Membantu katekis menyadari dan memahami tantangan

pelayanan dewasa ini serta menyemangati katekis agar

semakin teguh, tangguh dan tanggap terhadap arus

perubahan zaman sehingga semakin mampu menghayati

panggilannya sebagai pelayan.

Materi 6 : Spiritualitas pelayanan St. Yohanes Paulus II

Tujuan khusus 6 : Menyemangati dan meningkatkan optimisme katekis

dalam pelayanan dengan menimba inspirasi dari St.

Yohanes Paulus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

152

7. Matriks Usulan Materi Program Retret

USULAN PROGRAM RETRET

Tema : St. Yohanes Paulus II sumber inspirasi dan teladan para katekis dalam melayani.

Tujuan : Membantu dan memfasilitasi para katekis agar dapat menghayati panggilannya sebagai pelayan dengan menimba

inspirasi dari St. Yohanes Paulus II sehingga semakin bersemangat untuk melayani umat.

No. Waktu

(Menit)

Judul

Pertemuan

Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

HARI PERTAMA

1 60 SESI I

Pengantar

dan

perkenalan

Agar peserta mengenal

pendamping retret dan

sesama peserta.

Membantu peserta

memahami tujuan retret

dan aturan selama retret.

Mengatur pembagian

Perkenalan antar

peserta dan

pendamping.

Tujuan retret.

Aturan selama

retret. Tugas

ibadat kelompok

Dialog

interaktif,

Ceramah,

Tanya

Jawab

lcd, laptop,

viewer,

meja, sound

system,

kamera

Naskah persiapan retret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

153

tugas ibadat

2 90 SESI II

Sosok St.

Yohanes

Paulus II

Mengenal sosok St.

Yohanes Paulus II

sebagai sumber inspirasi

dan teladan dalam

melayani agar katekis

semakin menyadari

identitas dan tugasnya

sebagai katekis.

1. Sosok St.

Yohanes Paulus

II

2. Identitas dan

sosok katekis.

3. Tugas dan peran

katekis.

Nonton,

membaca

, refleksi,

tanya

jawab,

sharing

laptop, lcd,

meja,

lembaran

materi,

sound

system,

kamera

1. https://www.Youtube.com/watch?v=

ktBODoG-Hsg.

2. CEP.(1997). PUK Yogyakarta:

Kanisius

3. Anthony Christie. (2014). 9 Paus

Tersohor Sepanjang Masa.

Yogyakarta: Charissa Publisher.

4. Dziwisz Stanislaw. (2010).

Lebih Jauh Bersama Karol

Wojtyla. Malang: Dioma

HARI KEDUA

3 90 SESI III

Kisah

panggilan

St.

Yohanes

Paulus II

Membantu peserta

melihat kembali sejauh

mana sudah menghayati

panggilannya sebagai

seorang pelayan supaya

semakin terinspirasi

1. Kisah panggilan

St. Yohanes

Paulus II

2. Kisah Pelayanan

St. Yohanes

Paulus II

Membaca

,Refleksi,

sharing,

dialog,

meditasi

Alat tulis,

kertas hvs,

lcd, laptop,

viewer,

meja, sound

system,

1. Anthony Christie. (2014). 9 Paus

Tersohor Sepanjang Masa.

Yogyakarta: Charissa Publisher.

2. Dziwisz Stanislaw. (2010).

Lebih Jauh Bersama Karol

Wojtyla. Malang: Dioma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

154

menjadi

pelayan

untuk lebih menghayati

lagi panggilannya.

kamera

4 120 SESI IV

Arti dan

makna

pelayanan

bagi St.

Yohanes

Paulus II

Membantu peserta

memahami serta

mendalami arti dan

makna pelayanan agar

semakin dapat

menghayati panggilan

sebagai pelayan.

1. Arti dan makna

pelayanan

menurut St.

Yohanes Paulus

II

2. Pengalaman

peserta dalam

melayani.

Membaca

,refleksi,

sharing,

Kontempl

asi

Laptop,

meja, kursi,

sound

system,

kamera,

naskah

lembar

materi.

1. Pengalaman peserta

2. Dziwisz Stanislaw, Drazek Czeslaw,

Buzzonetti Renato, Comastri

Angelo. (2010). Izinkan Aku Pulang

Ke Rumah Bapa. Malang : Dioma.

3. Dziwisz Stanislaw. (2010).

Lebih Jauh Bersama Karol

Wojtyla. Malang: Dioma

5 120 SESI V

Keunggulan

St. Yohanes

Paulus II

Membantu peserta

menemukan kelebihan

diri yang belum

dikembangkan dan

menimba inspirasi dari

keunggulan St. Yohanes

Paulus II untuk

mengembangkannya

1. Keunggulan St.

Yohanes Paulus

II

2. Keunggulan

peserta yang

belum

dikembangkan

Refleksi,

sharing,

presentasi

, diskusi,

refleksi

bersama

Alat dan

buku tulis,

kursi, meja,

kamera

1. Anthony Christie. (2014). 9 Paus

Tersohor Sepanjang Masa.

Yogyakarta: Charissa Publisher.

2. Dziwisz Stanislaw, Drazek Czeslaw,

Buzzonetti Renato, Comastri

Angelo. (2010). Izinkan Aku Pulang

Ke Rumah Bapa. Malang : Dioma.

3. Dziwisz Stanislaw. (2010). Lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

155

agar semakin unggul dan

bersemangat dalam

melayani.

Jauh Bersama Karol Wojtyla.

Malang: Dioma

4. Tono Suratman. (2014). Santo

Yohanes Paulus II Mencium Bumi

Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

6 90 SESI VII

Tantangan

pelayanan

zaman

sekarang

Membantu katekis

menyadari dan

memahami tantangan

pelayanan dewasa ini

serta menyemangati

mereka agar semakin

teguh, tangguh dan

tanggap terhadap arus

perubahan zaman

sehingga semakin mampu

menghayati panggilannya

sebagai pelayan.

Tantangan-

tantangan

pelayanan dewasa

ini yakni arus

perubahan zaman.

Inkuiri,

dialog,

refleksi,

haring

Laptop, lcd,

viewer, alat

dan buku

tulis

Dewan Karya Pastoral KAS. (2014).

Direktorium Formatio Iman,

Menjadi Katolik Cerdas-Tangguh

dan Misioner Sejak Dini Sampai

Mati. Semarang: Keuskupan Agung

Semarang.

7 90 SESI VII Menyemangati dan Spiritualitas Nonton, Laptop, 1. Dziwisz Stanislaw. (2010). Lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

156

Spiritualitas

pelayanan

St. Yohanes

Paulus II

meningkatkan optimisme

katekis dalam pelayanan

dengan menimba

inspirasi dari sang

misionaris agung

pelayanan St.

Yohanes Paulus II

Film Bapa Suci

Yohanes Paulus II

membaca

, refleksi,

sharing

film, lcd,

viewer, alat

dan buku

tulis,

Jauh Bersama Karol Wojtyla.

Malang: Dioma

2. Dziwisz Stanislaw, Drazek Czeslaw,

Buzzonetti Renato, Comastri Angelo.

(2010). Izinkan Aku Pulang Ke

Rumah Bapa. Malang : Dioma.

3. Komisi Komkas KAJ. Film Bapa

Suci Yohanes Paulus II

HARI KETIGA

8 90 SESI VIII

Aku diutus

untuk

melayani

dengan

sepenuh

hati

Membantu katekis

merancang dan menata

peningkatan penghayatan

pelayanan ke depannya

(Aksi dan tindak lanjut)

1. Harapan Gereja

dari Katekis.

2. Impian katekis

sebagai pelayan.

Refleksi,

sharing,

mengisi

lembaran

evaluasi

Alat dan

buku tulis,

lembar

evaluasi

1. Dewan Karya Pastoral KAS. (2014).

FI.

2. CEP.(1997). PUK. Yogyakarta:

Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

157

8. Contoh Persiapan Program Retret untuk Meningkatan Semangat

Pelayanan Para Katekis di Paroki Santo Francis Xaverius

Keuskupan Keningau

RETRET KATEKIS

Rumah Retret : Rumah Retret Keuskupan Keningau Tuarid Tatal

Tanggal/Bulan/Tahun : 25 – 27 /11/ 2016

A. Konsep Dasar

Tema : St. Yohanes Paulus II sumber inspirasi dan

teladan para katekis dalam melayani.

Tujuan : Membantu dan memfasilitasi para katekis agar dapat

menghayati panggilannya sebagai pelayan dengan

menimba inspirasi dari St. Yohanes Paulus II sehingga

semakin bersemangat untuk melayani umat.

B. Dinamika (Jadwal kegiatan )

Hari Pertama (25 November 2016)

14.00 – 14.15 : Peserta tiba di rumah retret

14.15 – 15.00 : Pembagian kamar oleh petugas rumah retret

15.00 – 16.00 : Persiapan pribadi

16.00 – 16.30 : Minum dan snack

16.30 – 17.30 : Sesi I : Pengantar dan perkenalan

17.30 – 18.30 : Ibadat pembukaan retret

18.30 – 19.30 : Makan Malam

19.30 – 21.00 : Sesi II : Sosok St. Yohanes Paulus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

158

21.00 – 21.30 : Refleksi pribadi

21.30 – 22.00 : Ibadat malam

22.00 : Istirahat (Silentium Magnum)

Hari Kedua (26 November 2016)

06.00 – 06.30 : Ibadat Pagi

06.30 – 07.30 : Persiapan pribadi

07.30 – 08.00 : Sarapan

08.00 – 09.00 : Sesi III : Kisah panggilan St. Yohanes Paulus II

menjadi pelayan

09.00 – 10.00 : Waktu pribadi (meditasi memperdalam makna

panggilan menjadi katekis)

10.00 – 10.30 : Minum dan snack

10.30 – 12.00 : Sesi IV: Arti dan makna pelayanan bagi St.

Yohanes Paulus II

12.00 – 13.00 : Makan Siang

13.00 – 14.00 : Kontemplasi (Silentium Magnum)

14.00 – 15.30 : Sesi V: Keunggulan St. Yohanes Paulus II

15.30 – 16.00 : Refleksi bersama

16.00 – 16.30 : Minum dan snack

16.30 – 18.00 : Sesi VI : Tantangan pelayanan zaman sekarang

18.00 – 19.00 : Waktu pribadi (Silentium Magnum)

19.00 – 19.30 : Makan malam

19.30 – 21.00 : Sesi VII : Spiritualitas pelayanan St. Yohanes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

159

Paulus II

21.00 – 22.00 : Sharing

22.00 – 22.30 : Ibadat malam

22.30 : Istirahat malam

Hari Ketiga (27 November 2016)

06.00 – 06.30 : Doa pagi menikmati alam

06.30 – 07.30 : Persiapan pribadi

07.30 – 08.00 : Sarapan

08.00 – 09.30 : Sesi VIII : Aku diutus untuk melayani dengan

sepenuh hati

09.30 – 10.00 : Minum dan snack

10.00 – 11.00 : Evaluasi dan refleksi bersama

11.00 – 11.15 : Persiapan Misa penutup retret

11.15 – 13.00 : Misa penutup

13.00 – 13.30 : Makan siang

13.30 – 14.00 : Persiapan dan pulang

C. LANGKAH-LANGKAH DINAMIKA RETRET

I. Hari Pertama (25.11.2016)

14.00 – 14.15 : Peserta tiba di rumah retret

Peserta retret tiba di rumah retret dan disambut oleh pendamping retret.

14.15 – 15.00 : Pembagian kamar oleh petugas rumah retret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

160

Petugas rumah retret mengarahkan peserta untuk mengambil kunci kamar

sesuai pembagian kamar.

15.00 – 16.00 : Persiapan pribadi

Peserta menyiapkan diri.

16.00 – 16.30 : Minum dan snack

Peserta dan pendamping bersama-sama menuju ruang makan untuk.

menikmati snack dan minum yang telah disediakan.

16.30 – 17.30 : Sesi I : Pengantar dan Perkenalan

a. Tujuan :

Peserta mengerti maksud, tema, tujuan, kegiatan dan tata tertib retret.

Peserta menjadi akrab satu sama lain.

Peserta dapat membentuk kelompok untuk sharing.

Peserta siap untuk menghadap Tuhan, dan mampu membuka diri

mengalami kehadiran Allah selama retret.

b. Langkah I :

- Pendamping menyapa peserta dan memperkenalkan diri kemudian

pendamping mengajak peserta untuk memperkenalkan diri secara

bebas.

- Pendamping dan peserta saling memberi salam hangat dan

persaudaraan antara satu sama lain.

- Pendamping mengajak peserta untuk menentukan koordinator umum

peserta retret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

161

c. Langkah II :

- Pendamping mengajak peserta untuk memahami maksud, tema, tujuan,

kegiatan dan tata tertib retret.

- Pendamping mempersilakan peserta yang ingin bertanya, dan bersama

peserta membuat kesepakatan untuk beberapa hal praksis sesuai situasi

dan kebutuhan peserta.

d. Langkah III :

- Pendamping mengarahkan peserta untuk membentuk kelompok

diskusi, refleksi dan sharing yang permanen selama retret, masing-

masing kelompok ditentukan ketuanya.

- Pendamping mengajak peserta untuk membagikan tugas ibadat dan

tugas-tugas lainnya selama retret.

- pendamping bersama kelompok yang bertugas ibadat pembukaan retret

menyiapkan tempat dan acara ibadat sesuai tema dan tujuan retret.

17.30 – 18.30 : Ibadat Pembukaan Retret

Semua peserta dan pendamping bersama-sama mengikuti ibadat

pembukaan retret sesuai persiapan kelompok yang bertugas.

18.30 – 19.30 : Makan Malam

Peserta diarahkan untuk menuju ke ruang makan sesuai aturan dan

kesepakatan.

Kelompok yang sudah ditunjuk memimpin doa makan.

19.30 – 21.00 : Sesi II : Sosok St. Yohanes Paulus II

a. Tujuan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

162

Mengenal sosok St. Yohanes Paulus II sebagai sumber inspirasi dan

teladan dalam melayani agar katekis semakin menyadari identitas dan

tugasnya sebagai katekis.

b. Langkah I :

- Pendamping memberikan pengantar rangkaian sesi II sambil menyiapkan

video singkat tenteng St. Yohanes Paulus II.

- Peserta diajak untuk mencermati video singkat tentang St. Yohanes Paulus

II.

c. Langkah II :

- Peserta melaksanakan permenungan mengenai sosok St. Yohanes Paulus

II berdasarkan video yang sudah ditonton.

- Pendamping mempersilakan peserta yang ingin bertanya.

d. Langkah III :

- Pendamping mengajak dan mengarahkan peserta untuk merefleksikan

tentang identitas, sosok, tugas dan peran yang selama ini dihayatinya

sebagai katekis.

- Sharing hasil refleksi antar peserta.

21.00 – 21.30 : Refleksi pribadi

Peserta dalam suasana hening melakukan refleksi pribadi dengan bebas

memilih tempat.

21.30 – 22.00 : Ibadat malam

Semua peserta bersama pendamping mengikuti ibadat malam sesuai

persiapan kelompok yang bertugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

163

22.00 : Istirahat (Silentium Magnum)

Kelompok boleh melakukan persiapan tugas namun harus menjaga

keheningan.

Semua peserta harus saling menghormati dan menghargai terutama

terhadap peserta yang ingin berkonsentrasi bersama Tuhan dalam

keheningan.

II. Hari Kedua (26.11.2016)

06.00 – 06.30 : Ibadat Pagi

Semua peserta dan pendamping mengikuti ibadat pagi sesuai persiapan

kelompok yang bertugas.

Koordinator umum memastikan agar semua peserta mengikuti ibadat pagi.

06.30 – 07.30 : Persiapan pribadi

Peserta dan pendamping mempersiapkan diri.

07.30 – 08.00 : Sarapan

Pendamping dan peserta menikmati sarapan bersama-sama.

Kelompok yang bertugas memimpin doa makan.

08.00 – 09.00 : Sesi III : Kisah panggilan St. Yohanes Paulus II menjadi

pelayan

a. Tujuan :

Membantu peserta melihat kembali sejauh mana sudah menghayati

panggilannya sebagai seorang pelayan supaya semakin terinspirasi untuk

lebih menghayati lagi panggilannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

164

b. Langkah I :

- Pendamping membagikan lembar bahan permenungkan kepada peserta

- Pendamping mengajak peserta untuk melakukan refleksi kisah panggilan

St. Yohanes Paulus II menjadi pelayan.

c. Langkah II :

- Dalam kelompok kecil yang sudah ditentukan, peserta saling berbagi hasil

refleksi terhadap kisah panggilan St. Yohanes Paulus II.

d. Langkah III :

- Pendamping meminta perwakilan dari setiap kelompok kecil untuk

menyampaikan hasil sharing dalam kelompok besar.

- pendamping memberi pengantar dan mengarahkan peserta untuk

memperdalam arti dan makna panggilan dengan bermeditasi.

09.00 – 10.00 : Waktu pribadi (meditasi memperdalam makna pelayanan)

Peserta melakukan meditasi dengan model focusing dan centering untuk

memperdalam arti dan makna panggilannya sebagai pelayan.

10.00 – 10.30 : Minum dan snack

Pendamping dan peserta menikmati bersama minum dan snack dalam

suasana hening.

Kelompok yang bertugas memimpin doa makan.

10.30 – 12.00 : Sesi IV: Arti dan makna pelayanan bagi St. Yohanes Paulus II

a. Tujuan :

Membantu peserta memahami serta mendalami arti dan makna pelayanan

agar semakin dapat menghayati panggilan sebagai pelayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

165

b. Langkah I :

- Pendamping membagikan kepada peserta lebar bahan permenungan.

- Pendamping memberi pengantar kepada peserta untuk melihat dan

merenungkan kembali pengalaman melayani sebagai katekis.

c. Langkah II :

- Berdasarkan bahan permenungan yang sudah dibagikan (arti dan makna

pelayanan bagi St. Yohanes Paulus II) peserta secara pribadi merenungkan

dan merefleksikan pengalaman melayani berdasarkan pertanyaan yang

sudah disiapkan.

d. Langkah III :

- Setelah merenung dan merefleksikan arti dan makna pelayanan, peserta

berkumpul dalam kelompok kecil dan untuk saling berbagi pengalaman

dan hasil refleksinya.

- Setiap anggota kelompok mengambil buah-buah refleksi dari anggota lain

untuk memperkaya dan meneguhkan diri masing-masing.

- Setiap kelompok menyiapkan perwakilan untuk sharing pleno.

e. Langkah IV :

- Pendamping mempersilahkan perwakilan dari setiap kelompok untuk

sharing pengalaman pelayanannya dan buah-buah dari refleksi pribadi dan

shraing kelompok untuk saling memperkaya antar peserta.

- pendamping memberi pengarahan kepada peserta tentang waktu pribadi

bersama Tuhan setelah makan siang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

166

12.00 – 13.00 : Makan Siang

Pendamping dan peserta menuju ke ruang makan dan menikmati hidangan

siang bersama-sama.

Kelompok yang bertugas memimpin doa makan.

13.00 – 14.00 : Kontemplasi memperolehi kekuatan untuk melayani

Masing-masing peserta mencari tempat yang nyaman dan kondusif untuk

hening bersama Tuhan.

Fokus kontemplasi adalah pribadi peserta sebagai katekis yang melayani

Yesus Kristus berdasarkan teks Injil Matius 15:32-39 tentang “Yesus

memberi makan empat ribu orang”.

14.00 – 15.30 : Sesi V: Keunggulan St. Yohanes Paulus II

a. Tujuan :

Membantu peserta menemukan kelebihan diri yang belum dikembangkan

dan menimba inspirasi dari keunggulan St. Yohanes Paulus II untuk

mengembangkannya agar semakin unggul dan bersemangat dalam melayani.

b. Langkah I :

- Pendamping memberi pengantar kepada peserta untuk menemukan

kelebihan diri yang belum dikembangkan.

c. Langkah II :

- Di dalam kelompok kecil yang sudah ditentukan peserta berdiskusi untuk

menemukan keunggulan St. Yohanes Paulus II secara bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

167

- Dalam kelompok kecil, peserta kemudian mendiskusikan mendiskusikan

usaha-usaha untuk mengembangkan kelebihan yang dimiliki dengan cara

belajar dari St. Yohanes Paulus II.

- Hasil diskusi ditulis dengan jelas atas kertas untuk dipresentasikan dalam

kelompok besar.

d. Langkah III :

- Pendamping mengajak semua peserta untuk sama-sama mendengarkan

dengan saksama presentasi dari setiap kelompok.

- Pendamping mempersilakan kelompok yang sukarela maju pertama dan

kemudian kelompok yang maju menunjuk kelompok lain yang akan maju

selanjutnya.

15.30 – 16.00 : Refleksi bersama

Pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan secara bersama

usaha-usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan serta

kemampuan katekis dalam melayani.

Pendamping menayangkan pertanyaan refleksi bersama dan mengetikkan

hasil refleksi.

16.00 – 16.30 : Minum dan snack

Pendamping dan peserta menikmati minum dan snack bersama-sama di

ruang makan.

Kelompok yang bertugas memimpin doa.

16.30 – 18.00 : Sesi VI : Tantangan pelayanan zaman sekarang

a. Tujuan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

168

Menyadari dan memahami tantangan pelayanan dewasa ini.

Menyemangati katekis agar semakin teguh, tangguh dan tanggap

terhadap arus perubahan zaman sehingga semakin mampu menghayati

panggilan sebagai pelayan.

b. Langkah I :

- Pendamping mengajak peserta mencari dan menemukan tantangan-

tantangan pelayanan zaman sekarang.

- Peserta bebas menggunakan metode apapun namun tetap menjaga

keheningan.

c. Langkah II :

- Pendamping mempersilakan peserta untuk mengungkapkan tantangan-

tantangan pelayanan zaman sekarang yang sudah ditemukan.

- Tantangan pelayanan yang sudah ditemukan oleh peserta diketikan dan

ditayangkan agar semua peserta dapat mencermatinya.

d. Langkah III :

- Setelah tantangan-tantangan pelayanan dirumuskan pendamping mengajak

peserta untuk mendiskusikan secara cermat setiap tantangan pelayanan

yang ada.

- Dari hasil diskusi, peserta bersama pendamping merumuskan cara-cara

menghadapi tantangan-tantangan pelayanan yang ada.

18.00 – 19.00 : Waktu Pribadi (Silentium Magnum)

Fokus peserta adalah menimba kekuatan agar semakin teguh, tangguh dan

tanggap terhadap tantangan-tantangan pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

169

Peserta yang membutuhkan bimbingan pribadi boleh bertemu dengan

pendamping.

19.00 – 19.30 : Makan Malam

Koordinator umum mengingatkan peserta untuk menikmati hidangan

malam.

Tidak harus bersama namun tetap menjaga keheningan.

19.30 – 21.00 : Sesi VI : Spiritualitas St. Yohanes Paulus II

a. Tujuan :

Menyemangati dan meneguhkan hati peserta dalam pelayanan dengan

menimba inspirasi dari St. Yohanes Paulus II.

b. Langkah I :

- Pendamping membagikan lembaran kertas yang berisi spiritualitas

pelayanan St. Yohanes Paulus II.

- Pendamping mengajak peserta untuk mencermati cuplikan film tentang St.

Yohanes Paulus II.

c. Langkah II :

- Pendamping mengarahkan seluruh peserta untuk menemukan inspirasi

pelayanan bagi dirinya berdasarkan cuplikan film yang sudah ditonton,

dengan membaca dan merefleksikan spiritualitas pelayanan St. Yohanes

Paulus II.

d. Langkah III :

- Pendamping mempersilakan beberapa peserta untuk membagikan inspirasi

pelayanan yang diperolehnya dari St. Yohanes Paulus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

170

21.00 – 22.00 : Sharing

Pendamping mengajak seluruh peserta untuk melihat kembali perjalanan

retret dari kemarin dan menuliskan buah-buah rohani yang telah diperoleh.

Peserta saling berbagi buah-buah rohani dan inspirasi pelayanan yang

diperoleh selama retret agar semakin diperkaya dan diteguhkan sehingga

semakin bersemangat untuk melayani.

22.00 – 22.30 : Ibadat Malam

Kelompok yang bertugas mengajak seluruh peserta untuk mengikuti ibadat

malam sesuai persiapan kelompok yang bersangkutan.

22.30 : Istirahat Malam

Pendamping dan peserta istirahat malam.

Koordinator umum memastikan agar tidak ada yang berbuat bising.

III. Hari Ketiga (27.11.2016)

06.00 – 06.30 : Doa pagi

Koordinator umum mengajak semua peserta dan pendamping agar

mengikuti doa pagi yang dipimpin oleh kelompok yang bertugas.

06.30 – 07.30 : Persiapan Pribadi

Koordinator umum mempersilakan semua peserta untuk mempersiapkan

dirinya.

07.30 – 08.00 : Sarapan

Pendamping dan peserta menikmati sarapan bersama-sama.

Kelompok yang bertugas memimpin doa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

171

08.00 – 09.30 : Sesi VII : Aku diutus untuk melayani dengan sepenuh hati

a. Tujuan :

Peserta merancang atau membuat suatu aksi konkrit untuk meningkatkan

semangat dan penghayatan panggilannya sebagai pelayan.

b. Langkah I :

- Pendamping mengajak dan mendampingi peserta agar dapat membuat aksi

nyata yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan semangat dan

penghayatan panggilan sebagai pelayan.

c. Langkah II :

- Pendamping memberi waktu kepada peserta untuk memikirkan dan

merenungkan aksi nyata yang akan dilaksanakan.

d. Langkah III :

- Dalam kelompok kecil peserta saling berbagi niat konkritnya agar semakin

diteguhkan dan diperkaya antara satu sama lain.

- Setiap peserta menuliskan dengan jelas niat konkritnya pada lembaran

kertas dengan ukuran kecil yang akan didoakan saat doa umat pada misa

penutupan retret.

09.30 – 10.00 : Minum dan snack

Pendamping dan peserta menuju ruang makan untuk minum dan snack.

10.00 – 11.00 : Evaluasi dan Refleksi Bersama

Pendamping memberi pengantar untuk evaluasi dan refleksi bersama

tentang keseluruhan program retret sambil membagikan lembar evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

172

Selesai evaluasi, pendamping mengajak peserta yang terbuka hati untuk

berbagi hal-hal yang paling menarik dan kurang menarik selama retret

serta usulan untuk program retret selanjutnya.

Kelompok yang bertugas menyiapkan perayaan Ekaristi penutupan retret.

11.00 – 11.15 : Persiapan Misa Penutup Retret

Semua peserta menyiapkan diri untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

Koordinator umum memastikan semua sudah siap untuk perayaan Ekaristi.

11.15 – 13.00 : Misa Penutup

Peserta dan pendamping bersama-sama mengikuti Misa penutup retret.

13.00 – 13.30 : Makan siang

Peserta dan pendamping bersama-sama menikmati hidangan siang.

Kelompok yang bertugas memimpin doa makan.

13.30 – 14.00 : Persiapan dan Pulang

Peserta dan pendamping bersiap untuk pulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

173

BAB V

PENUTUP

Hasil karya tulis ini dirasakan penting untuk dipelajari oleh para katekis

bagi meningkatkan dan meneguhkan semangat pelayanan. Dalam usaha mencapai

maksud tujuan penulisan skripsi ini, maka pembahasan dari bab II sampai bab IV

berisikan hal-hal yang sangat menarik untuk dipelajari dan direnungkan oleh

katekis. Telah dipaparkan banyak hal tentang katekis dan pribadi St. Yohanes

Paulus II. Inspirasi-inspirasi dari St. Yohanes Paulus II juga telah dipaparkan

secara sederhana agar mudah dipahami dan diresapkan dalam diri para katekis.

Maka dari itu, pada bab V ini penulis akan menarik kesimpulan yang dapat

memudahkan pemahaman terhadap seluruh karya tulis ini. Bagian ini juga

memuat beberapa saran untuk memanfaatkan hasil karya ini dan untuk

meningkatkan semangat pelayanan katekis zaman sekarang.

A. Kesimpulan

Dewasa ini sering dengan munculnya tantangan arus besar perubahan

zaman, tantangan pelayanan yang dihadapi oleh katekis semakin kompleks dan

sulit untuk disikapi. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya semangat pelayanan

para katekis. Situasi ini perlulah disikapi secara bijaksana oleh keuskupan maupun

paroki karena kehadiran katekis dalam Gereja sangatlah vital bagi perkembangan

iman dan Gereja. Katekis perlu terus dibimbing dan dibina agar tetap bersemangat

dalam melayani umat. Sementara itu, katekis juga perlu terus berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

174

menghayati panggilannya sebagai pelayan. Salah satu caranya adalah belajar dari

tokoh Gereja seperti St. Yohanes Paulus II.

St. Yohanes Paulus II adalah sosok pelayan yang memiliki kedalaman

spiritualitas yang sangat mengagumkan. Secara garis besar, kekayaan spiritualitas

St. Yohanes Paulus II dapat dirumuskan dalam empat kategori. Pertama, “Hidup,

bergerak dan berada” dalam Yesus Kristus (Kis 17:28). Beliau selama hidupnya

telah menunjukkan iman yang sejati kepada seluruh dunia. Beliau sungguh telah

menjadi garam dan terang dunia. Kedua, St. Yohanes Paulus II adalah sosok yang

sangat teguh dalam pengharapan terhadap belaskasih Allah meskipun dalam

situasi tanpa harapan. Semua tantangan pelayanan dan penderitaan yang dialami

selama hidupnya, telah dihadapinya dengan penuh harapan akan kebaikan Allah.

Sikap hati yang teguh dalam pengharapan akan kebaikan Allah menjadikan beliau

teguh dan tangguh serta senantiasa bersemangat melaksanakan tugas

pelayanannya.

Ketiga, St. Yohanes Paulus II adalah pribadi yang penuh cinta. Beliau

hidup karena kasihnya semata-mata kepada seluruh umat manusia. Seluruh hidup

diabdikannya untuk mengasihi umat manusia sampai tuntas. Cintanya kepada

Allah dan terhadap keluhuran martabat pribadi manusia merupakan dorongan

serta motivasinya untuk terus melayani tanpa lelah. Keempat, St. Yohanes Paulus

II sangat mementingkan hidup doanya. Beliau adalah pribadi yang sangat terbuka

pada bimbingan Roh Kudus. Beliau adalah seorang pendoa yang senantiasa

memiliki kerinduan untuk berbicara kepada Allah Bapa dan beliau pun berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

175

dalam Roh. Singkatnya, St. Yohanes Paulus II adalah seorang pelayan yang teguh

dalam iman, harapan dan kasih, ditambah dengan habitus doa mistis.

Seperti St. Yohanes Paulus II, katekis adalah seorang pelayan. Bahkan

menjadi tulang punggung bagi perkembangan serta penyebarluasan iman dan

Gereja. Katekis sebagai pelayan adalah komunikator atau jurubicara yang

membawa dan menyampaikan kasih Allah kepada seluruh umat manusia bahkan

kepada seluruh alam ciptaan. Di tengah maraknya dampak arus perubahan zaman

katekis adalah promotor kasih, yang membawa kabar sukacita, melayani dan

memenuhi kebutuhan umat. Karena itu sosok katekis zaman sekarang tidak

dikenal dari identitasnya sebagai katekis namun dikenal dari tindakan

pelayanannya dan oleh pemenuhan kebutuhan umat.

Dalam kenyataan pelayanan katekis, terdapat kesan bahwa adanya

kelemahan dan kekurangan pelayanan para katekis. Sementara itu, terdapat pula

tantangan-tantangan pelayanan yang harus disikapi secara kritis dan bijaksana

oleh katekis. Oleh hal yang demikian, sangat tepatlah katekis menimba inspirasi

dari St. Yohanes Paulus II agar dapat semakin lebih baik dalam melayani, agar

dapat menghadapi serta menanggapi tantangan pelayanan secara kritis dan

bijaksana, dan agar semakin bersemangat dalam melayani umat.

Inspirasi yang dapat dipelajari oleh katekis dari sosok St. Yohanes Paulus

II adalah menjadi saksi iman yang sejati, tanpa doa iman dan kasih adalah mati,

kesetiaan pada tugas pengutusan, membangun hati yang penuh pengharapan akan

kebaikan Allah, berani bertindak meskipun dalam situasi penuh ketakutan dan

penderitaan, memiliki inisiatif dan tekad yang kuat dalam melayani umat siapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

176

pun, di mana pun dan kapan pun. Selain itu, St. Yohanes Paulus II adalah pribadi

yang rendah hati. Beliau tidak pernah bermegah diri atas keberhasilannya

sebaliknya ia mengembalikan semuanya kepada Allah. Beliau adalah pribadi yang

utuh dan penuh kasih. Beliau melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan

dengan segenap tenaganya sampai akhir hidupnya. Beliau juga merupakan

pribadi yang memiliki semangat tinggi untuk belajar terus-menerus. St. Yohanes

Paulus II sangat senang belajar banyak hal karena itu beliau adalah pribadi yang

multi-talenta.

B. Saran

Hasil karya tulis ini tentu saja bukan hasil karya yang sudah sempurna,

sebaliknya masih memiliki kekurangan dan keterbatasannya. Misalnya,

pembahasan tentang kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II pada bab II bukanlah

suatu pemaparan yang lengkap tentang St. Yohanes Paulus II. Maka penulis

menyarankan kepada para pembaca terutama para katekis untuk membaca buku-

buku tentang St. Yohanes Paulus II agar memperoleh pengetahuan sempurna

tentang beliau. Begitu juga dengan inspirasi St. Yohanes Paulus II tidak terbatas

hanya seperti yang sudah dipaparkan namun masih terdapat banyak inspirasi lain

yang dapat digali sesuai kebutuhan, maka disarankan juga kepada para pembaca

agar mengali inspirasi pelayanan St. Yohanes Paulus II dari sumber yang lain.

Program retret dengan materi yang penulis usulkan diharapkan dapat

digunakan dan dimanfaatkan dalam pendampingan dan pembinaan para katekis

maupun calon katekis di tingkat keuskupan maupun paroki demi meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

177

semangat pelayanan para katekis. Mengingat sosok katekis dikenal dari tindakan

pelayanannya dan oleh pemenuhan kebutuhan umat, maka disarankan kepada

pendamping retret agar menyesuaikan materi retret dengan kebutuhan dan situasi

umat di mana katekis melayani, agar pelayanan katekis sungguh menjadi

kontekstual pada situasi dan kebutuhan umat di masa sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

178

DAFTAR PUSTAKA

Armada Riyanto, F. X. E. (2010). Dialog Interreligius. Yogyakarta: Kanisius

Budi Subanar, G. (2003). Soegija Si Anak Betlehem Van Java. Yogyakarta:

Kanisius.

Chiffolo, Anthony F. (2001). St. Paus Yohanes Paulus II, Dalam Kata-Kataku

Sendiri. Jakarta: Obor.

Christie, Anthony. (2014). 9 Paus Tersohor Sepanjang Masa. Yogyakarta:

Charissa Publisher.

Comastri, Angelo., Dziwisz, Stanislaw., Drazek, Czeslaw., Buzzonetti, Renato.

(2010). Izinkan Aku Pulang Ke Rumah Bapa. Malang : Dioma.

Darminta, J. (1982, Juni, No 6). Retret Berdasarkan Kitab Suci. Majalah Rohani

h. 174-175.

Dewan Karya Pastoral KAS. (2014). Direktorium Formatio Iman, Menjadi

Katolik Cerdas-Tangguh dan Misioner Sejak Dini Sampai Mati.

Semarang: Keuskupan Agung Semarang.

Didik Bagiyowinadi, F .X. (2012). Identitas dan Spiritualitas Katekis.Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Nusata.

______. (2015). Kasih tanpa Pamrih, Tulus tiada Modus, Mengali Makna

Pelayanan dalam Perspektif Alkitab. Yogyakarta: Kanisius.

Dziwisz, Stanislaw. (2010). Lebih Jauh Bersama Karol Wojtyla. Malang: Dioma.

Ensiklopedia bebas. Paus Yohanes Paulus II. https://id.wikipedia.org/wiki/.

Diakses pada November 17, 2015.

Fransiskus. (2014). Evangelii Gaudium, Seri Dokumen Gerejawi No. 94 (F.X.

Adisusanto & Bernadeta Harini Tri Prasasti, Penerjemah). Jakarta:

Departmen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja

Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan tahun 2013).

Hendro Budiyanto, St. (2011). Menjadi Katekis Volunter. Yogyakarta: Kanisius.

John Paul II Foundation. http://www.fjp2.com/id/yohanes-Paulus-ii/biografi/75-

biography-of-john-paul-ii. Diakses pada November 17, 2015.

Joomla. (2015). Yohanes Paulus II. http://www.katakombe.net/para-kudus.

Diakses pada November 17, 2015.

Kelly, James. (2005, April, 11). A Pope for All Seasons. Majalah TIME, h. 06.

Komisi Kateketik KWI. (2012). Panduan Katekese Umat dalam Masyarakat yang

Tertekan. Yogyakarta: Kanisius

Kongregasi Untuk Imam. (2000). SPEKTRUM, Petunjuk Umum Katekese

(Komisi Kateketik KWI, Penerjemah). Jakarta: Departmen Dokumentasi

dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli

diterbitkan tahun 1997).

Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa. CEP. (1997). Pedoman untuk

Katekis (Komisi Kateketik KWI, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Kotan, Daniel Boli. (2011, Juli-September). Identitas, Panggilan dan Spiritualitas

Katekis. Majalah Praedicamus, h. 19.

Krispurwana Cahyadi, T. (2003). Jalan Pelayanan Ibu Teresa. Jakarta: Obor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

179

______. (2011). Yohanes Paulus II tentang Keadilan dan Perdamaian.

Yogyakarta: Kanisius.

______. (2012). Yohanes Paulus II, Gereja, Teologi, dan Kehidupan. Yogyakarta:

Obor.

______. (2014). Paus Fransiskus, Gereja yang Rendah Hati dan Melayani (Seri

Pastoral 427). Yogyakarta: Kanisius.

Lalu, Yosef. (2007). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2001). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI

Leonhard Supama, Marcus. (2012). Panduan Katekis Volunter Berkatekese Umat.

Yogyakarta: Kanisius.

Mardikartono, J. B., Sigit Hutomo, Y. B., Hendro Cahyono, St. Betara. (2016).

Pelayanan Pastoral Berbasis Data (Seri Pastoral 429). Yogyakarta:

Kanisius.

Natar, Asnath N. (2002). Pelayan, Spiritualitas dan Pelayanan. Yogyakarta:

Taman Pustaka Kristen dengan kerjasama Fakultas Teologi Universitas

Kristen Duta Wacana.

Obert. https://bungagereja.wordpress.com/2010/08/19/paus-yohanes-Paulus-ii/.

Diakses pada November 17, 2015.

Provinsi Gerejani Ende. (1995). Katekismus Gereja Katolik.(P. Herman Embuiru.

Penerjemah). Indonesia: Keuskupan Agung Ende. (Dokumen asli

diterbitkan tahun 1993).

Paulus VI. (1975). Evangelii Nuntiandi (Seri Dokumen Gerejawi No. 6). Jakarta:

Departmen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja

Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1975).

Stefanus. (2014). Siapakah Katekis Itu?. http://www. katolisitas. org. Diakses

pada April 16, 2016. (diterjemahkan dari www.vatican.va oleh editor

Katolisitas.org)

Tim Temu Kanonis Regio Jawa. (2006). Kitab Hukum Kanonik, edisi resmi

bahasa Indonesia (R. D. R. Rubiyatmoko, Editor). Jakarta: Konferensi

Waligereja Indonesia.

Tono Suratman. (2014). Santo Yohanes Paulus II Mencium Bumi Indonesia.

Yogyakarta: Kanisius.

Treston, Kevin. (1991). Paths And Stories, Spirituality For Teachers and

Catechists. Australia: Creations Enterprises.

Wilson, Leonora, M. (2004). Karol dari Polandia, Kehidupan Masa Kecil Paus

Yohanes Paulus II. Jakarta: Obor.

Yohanes Paulus II. (1991). Redemptoris Missio (Seri Dokumen Gerejawi No. 4.

Frans Borgias & Alfons S. Suhardi, Penerjemah). Jakarta: Departmen

Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia.

(Dokumen asli diterbitkan tahun 1990)

______. (1992). Catechesi Tradendae (Seri Dokumen Gerejawi No. 28. R.

Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Departmen Dokumentasi dan

Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 1979).

______. (1995). Melintasi Ambang Pintu Harapan (Obor, Penerjemah). Jakarta:

Obor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

180

______. (2007). Novo Millennio Ineunte (Seri Dokumen Gerejawi No. 62. R.

Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Departmen Dokumentasi dan

Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 2001)

______. (2007). Memory And Identity, Sebuah Refleksi Pribadi (Claudia Novita

Dewi, penerjemah). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Popular Kelompok

Gramedia. (Dokumen asli diterbitkan tahun 2005)

______. (2011). Vita Consecrata (Seri Dokumen Gerejawi No. 51. R.

Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Departmen Dokumentasi dan

Penerangan Konferensi Waligereja Indsonesia. (Dokumen asli

diterbitkan tahun 1996)

Zeptiano. (2013). Paus Johanes Paulus II Sang Burung Kelana.

http://zeptiano79.blogspot.co.id/2013/02/. Diakses pada November 17.

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

181

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(1)

Lampiran 1: Data Diri Santo Yohanes Paulus II

SANTA YOHANES PAULUS II

Nama Lahir : Karol Wojtyla

Tanggal dan Tempat Lahir : 18 Mei 1920, Wadowice, Polandia

Tanggal dan Tempat Meninggal Dunia : 02 April 2015, Istana Aspotolik,

Vatikan

Kepausa Dimulai : 16 Oktober 1978, Paus Ke-264

Kepausan Berakhir : 02 April 2015

Pendahulu : Yohanes Paulus I

Penerus : Benediktus XVI

Motto : Totus Tuus (Sepenuhnya milik-Mu)

Beatifikasi : 01 Mei 2011 oleh Paus Benidektus

XVI

Kanonisasi : 27 April 2014 Oleh Paus Fransiskus

Peringatan : 22 Oktober

Sumber foto: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(2)

Tanda Tangan :

Lambang Kerasulan:

Logo Kerasulan dengan mahkota tradisional

melambangkan kesederhanaan dan Salib Maria

melambangkan devosinya yang sangat kuat pada

Bunda Maria.

Sumber: https://id.wikipedia.org

Sumber: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(3)

Lampiran 2: Beberapa Foto Kenangan Santo Yohanes Paulus II

Karol Jozef Wojtyla, dalam pelukan

ibunya. Sumber : http://www.logifranchi.it

Karol Józef Wojtyla waktu masih kecil Sumber : http://www.logifranchi.it

Ibu dan Ayah Karol Józef Wojtyla Sumber: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(4)

“Masa depan dimulai hari ini, bukan

besok”.

Paus Yohanes Paulus II di Lapangan

Santo Petrus (1985) Sumber: https://id.wikipedia.org

Karol Wojtyła sebagai pastor di Niegowić, Polandia, 1948

Sumber: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(5)

Presiden AS George W.

Bush menunjukkan

Medali Kebebasan pada

Paus Yohanes Paulus II,

Juni 2004

“Warsawa, Moskow, Budapest, Berlin, Praha, Sofia dan Bukares telah menjadi

panggung pada perjalanan ziarah panjang menuju kebebasan. Hal yang

mengagumkan bahwa dalam peristiwa ini, seluruh masyarakat bebas

mengungkapkan diri - wanita, kaum muda, pria, mengatasi rasa takut, mengatasi

rasa haus tak tertahankan untuk mempercepat perkembangan kebebasan, membuat

tembok runtuh dan gerbang terbuka.”_Paus Yohanes Paulus II_

“Dengan berlutut, saya mohon Anda berpaling dari jalan kekerasan dan kembali

ke jalan damai ... Mereka yang menggunakan jalan kekerasan selalu mengatakan

bahwa perubahan bisa terjadi dengan kekerasan. Anda harus tahu bahwa ada cara

politis, cara damai untuk memperoleh keadilan.” _Paus Yohanes Paulus II_

“Perang tidak menyelesaikan masalah atas sebab apa mereka berperang, oleh

karena itu ... terbukti berakhir sia-sia.” _Paus Yohanes Paulus II_

Sumber: https://id.wikipedia.org

“Dengan Yudaisme, karena itu, kami

memiliki hubungan yang tidak dimiliki

dengan agama lainnya. Anda adalah

saudara kami terkasih, dan dengan cara

tertentu, dapat dikatakan bahwa Anda

adalah saudara tua kita.”

_ Paus Yohanes Paulus II (13 April 1986)_

Sumber: https://id.wikipedia.org

Paus Yohanes Paulus II Berdoa di

Tembok Ratapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(6)

Hari Pemuda Dunia adalah kegiatan pemuda Katolik internasional yang populer

dan digagas oleh Paus Yohanes Paulus II.. digagas pada 1984

“Kaum muda terancam... dengan teknik jahat iklan yang membuat mereka

menghindari kerja keras dan berharap mendapat kepuasan cepat atas setiap segala

sesuatu yang mereka inginkan.” _Paus Yohanes Paulus II_

Sumber: Dunia News.viva.co.id

Paus Yonahes Paulus II saat

ditembak oleh Mehmet Ali Agca

pada 13 Mei 1981

Paus Yohanes Paulus II

mengunjungi penjara Rebibbia

Roma untuk memberi

pengampunan kepada Mehmet Ali

Agca. Tahun 1983

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(7)

(kiri-kanan) Mantan Presiden

George W. Bush, First Lady Laura

Bush, mantan Presiden Bush dan

Clinton, dan mantan Sekretaris

Negara Condoleezza Rice, memberi

penghormatan disamping jenazah

Yohanes Paulus II di Basilika Santo

Petrus, 6 April 2005. Zenazah

Disemayamkan pada 8 April 2005

Sumber: https://id.wikipedia.org

Pasu Benidiktus XVI melakukan

beatifikasi terhadap Paus Yohanes

Paulus II 22 Oktober 2011

“Akan menjadi kegembiraan luar

biasa bagi kami ketika resmi

dibeatifikasi, namun sejauh

pengamatan kami dia sudah

menjadi Santo.” — Kardinal

Stanisław Dziwisz, Uskup Agung

Kraków

Sumber: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(8)

Lampiran 3: Beberapa Gambar Monumen Tanda Penghargaan Kepada

Santo Yohanes Paulus II

Monumen untuk Paus Yoahanes

Paulus II di Poznań

Patung Paus Yohanes Paulus II

(1984) dipahat oleh seniman

setempat First Nations di Martyrs'

Shrine, Midland, Ontario

Patung Paus Yohanes Paulus II di

luar Katedral Almudena (Madrid,

Spanyol)

Patung Yohanes Paulus II di

Częstochowa, selatan Polandia

Sumber: https://id.wikipedia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(9)

Lampiran 4: Perjalanan Dunia Paus Yohanes Paulus II

Perjalanan Dunia Paus Yohanes Paulus II: 104 Kunjungan Kenegaraan

1. Tahun 1979

a. 25 Januari – 1 Februari: Republik Dominika dan Meksiko

b. 2-10 Juni: Polandia

c. 29 September – 07 Oktober: Irlandia dan Amerika Serikat

d. 28-10 November: Turki

2. Tahun 1980

a. 2-12 Mei: Zaire, Republik Kongo, Kenya, Ghana, Burkina Faso, dan

Pantai Gading

b. 30 Mei – 2 Juni: Prancis

c. 30 Juni – 12 Juli: Brasil

d. 15-19 November: Jerman Barat

3. Tahun 1981

a. 16-27 Februari: Filipina, Guam, dan Jepang

4. Tahun 1982

a. 12-19 Februari: Nigeria, Benin, Gabon, dan Guniea Khatulistiwa

b. 12-15 Mei: Portugal, Fatima

c. 28 Mei – 02 Juni: Britania Raya

d. 10-13 Juni: Argentina

e. 15 Juni: Swiss

f. 28 Agustus: San Marino

g. 31 Oktober – 09 November: Spanyol

5. Tahun 1983

a. 02-10 Maret: Kosta Rika, Nikaragua, Panama, EI Salvador, Guatemala,

Belize, Honduras dan Haiti

b. 16-23 Juni: Polandia

c. 14-15 Agustus: Lourdes di Prancis

d. 10-13 September: Austria

6. Tahun 1984

a. 2-12 Mei: Korea Selatan, Papua Nugini, Kepulawan Solomon, Thailand

b. 12-17 Juni: Swiss

c. 09-20 September: Kanada

d. 10-12 Oktober: Spanyol, Republik Dominika, Puerto Rico

7. Tahun 1985

a. 26 Januari – 06 Februari: Venezuala, Ekuador, Peru, Trinidad dan Tobago

b. 11-12 Mei: Belgia, Belanda, Luxembourg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(10)

c. 08-19 Agustus: Togo, Pantai Gading, Kamerun, Republik Afrika Tengah,

Zaire, Kenya, Maroko

d. 08 September: Liecthtenstin

8. Tahun 1986

a. 01 – 10 Februari: India

b. 01-08 Juli: Kolombia, St Lucia

c. 04-07 Oktober: Prancis

d. 19 November – 01 Desember: Australia, Selandia Baru, Bangladesh, Fiji,

Singapura, Seychelles

9. Tahun 1987

a. 31 Maret – 13 April: Uruguay, Chili, Argentina

b. 30 April – 04 Mei: Jerman Barat

c. 08-14 Juni: Polandia

d. 10-20 September: Amerika Serikat dan Kanada

10. Tahun 1988

a. 07-18 Mei: Uruguay, Bolivia, Peru, Paraguay

b. 23-27 Juni: Austria

c. 10-19 September: Zimbawe, Botswana, Lesotho, Swaziland, Mozambique,

memutar melalui Afrika Selatan

d. 08-10 Oktober: Prancis

11. Tahun 1989

a. 28 April - 06 Mei: Madagaskar, Reunion, Zambia, dan Malawi

b. 01-10 Juni: Norwegia, Islandia, Finlandia, Denmark, Swedia

c. 19-21 Agustus: Spanyol

d. 06-16 Oktober: Korea Selatan, Indonesia, Timor Timur, Mauritius

12. Tahun 1990

a. 25 Januari – 01 Februari: Cape Veda, Guinea-Bissau, Mali, Burkina Faso,

Chad

b. 21-22 April: Cekoslowakia

c. 06-13 Mei: Meksiko, Curacao

d. 25-27 Mei: Malta

e. 01-10 September: Tanzania, Rwanda, Burundi, Pantai Gading

13. Tahun 1991

a. 10-13 Mei: Portugal

b. 01-09 Juni: Polandia

c. 13-20 Agustus: Polandia, Hungaria

d. 12-21 Oktober: Brasil

14. Tahun 1992

a. 19-26 Februari: Senegal, Gambia, Guinea

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(11)

b. 04-10 Juni: Angola, Sao Tome dan Principe

c. 09-14 Oktober: Republik Dominika

15. Tahun 1993

a. 03-10 Februari: Benin, Ugada, Sudan

b. 25 April: Albania

c. 12-17 Juni: Spanyol

d. 06-19 Agustus: Jamaika, Meksiko, Amerika Serikat

e. 04-10 September: Lituania, Latvia, Estonia

16. Tahun 1994

a. 10-11 September: Kroasia

17. Tahun 1995

a. 12-21 Januari: Filipina, Australia, Papua Nugini, Sri Lanka

b. 20-22 Mei: Ceko dan Polandia

c. 03-04 Juni: Belgia

d. 30 Juni: Slowakia

e. 14-20 September: Kamerun, Kenya, Afrika Selatan

f. 04-08 Oktober: Amerika Serikat

18. Tahun 1996

a. 05-12 Februari: Guatemala, El Salvador, Nikaragua, Venezuela

b. 14 April: Tunisia

c. 17-19 Mei: Slovenia

d. 21-23 Juni: Jerman

e. 06-07 September: Hungaria

f. 19-22 September: Prancis

19. Tahun 1997

a. 12-12 April: Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina

b. 25-27 April: Ceko

c. 10-11 Mei: Lebanon

d. 31 Mei – 10 Juni: Polandia

e. 21-24 Agustus: Prancis

f. 02-05 Oktober: Brasil

20. Tahun 1998

a. 21-25 Januari: Kuba

b. 21-23 Maret: Nigeria

c. 19-21 Juni: Austria

d. 02-04 Oktober: Kroasia

21. Tahun 1999

a. 22-25 Januari: Mexico City di Meksiko

b. 26-27 Januari: St. Louis, Missouri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(12)

c. 07-09 Mei: Rumania

d. 05-17 Juni: Polandia

e. 19 September: Slovenia

f. 05-09 November: New Delhi, India, dan Tbilisi di Geogia

22. Tahun 2000

a. 24-26 Februari: Mesir

b. 20-26 Maret: Jordan, Israel, Wilayah Otonomi Palestina

c. 12-13 Mei: Fatima di Portugal

23. Tahun 2001

a. 04-09 Mei: Athena di Yunani, Suriah, Malta

b. 23-27 Juni: Ukraina

c. 22-27 September: Armenia dan Kazakhstan

24. Tahun 2002

a. 22-26 Mei: Azerbaijan dan Bulgaria

b. 23 Juli – 01 Agustus: Kanada, Guatemala, Meksiko

c. 16-19 Agustus: Polandia

25. Tahun 2003

a. 03-04 Mei: Spanyol

b. 05-09 Juni: Kroasia

c. 22 Juni: Bosnia dan Herzegovina

d. 11-14 September: Slowokia

26. Tahun 2004

a. 05-06 Juni: Swiss

b. 14-15 Agustus: Lourdes di Perancis

Sumber: Anthony Christie. (2014: 65-72). 9 Paus terpopular sepanjang masa. Yogyakarta:

Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(13)

Lampiran 5: Ensiklik yang dikeluarkan oleh Santo Yohanes Paulus II

Ensiklik yang dikeluarkan oleh St. Yohanes Paulus II

1. 1979: Redemptor Hominis

2. 1980: Divisi n Misericordia

3. 1981: Laborem Exercens

4. 1985: Slavorum Apostoli

5. 1986: Dominum Te Vivificantem

6. 1987: Redemptoris Mater

7. 1987: Sollicitudo reli Socialis

8. 1990: Redemptoris Missio

9. 1991: Centesimus Annus

10. 1993: Veritatis Splendor

11. 1995: Evangelium Vitae

12. 1995: Ut Unum Sint

13. 1998: Fides Te Ratio

14. 2003: Ecclesia Ed Eucharistia

Sumber: Anthony Christie. (2014: 103-104). 9 Paus terpopular sepanjang masa. Yogyakarta:

Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO YOHANES …menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan St. Yohanes Paulus II guna memperoleh inspirasi-inspirasi dari spiritualitas pelayanan St

(14)

Lampiran 6: Doa dengan Perantaraan Santo Yohanes Paulus II

DOA PERANTARAAN SANTO YOHANES PAULUS II

Ya St. Yohanes Paulus II, dari jendela surga, anugerahilah kami berkatmu!

Berkatilah Gereja yang engkau kasihi dan layani serta bimbing, dengan gagah

berani memimpinnya sepanjang perjalanan dunia demi membawa Yesus kepada

semua orang dan semua orang kepada Yesus. Berkatilah kaum muda, yang adalah

kekasih terbesarmu. Bantulah mereka untuk bermimpi kembali, bantulah mereka

untuk menatap tinggi ke atas kembali demi menemukan terang yang menerangi

jalan kehidupan di sini di dunia.

Kiranya engkau memberkati keluarga-keluarga, berkatilah setiap keluarga!

Engkau memperingatkan kami akan serangan setan terhadap nyala ilahi ini, yang

amat berharga dan sangat dibutuhkan, yang Allah nyalakan di bumi. St Yohanes

Paulus II, dengan doamu, kiranya engkau melindungi keluarga dan setiap

kehidupan yang berkembang dari keluarga.

Berdoalah bagi seluruh dunia, yang masih ditandai dengan ketegangan-

ketegangan, peperangan dan ketidakadilan. Engkau mengatasi peperangan dengan

menyerukan dialog dan menanamkan benih-benih kasih: berdoalah bagi kami agar

kami menjadi penabur damai yang tak kenal lelah.

Ya St. Yohanes Paulus, dari jendela surga, di mana kami melihatmu di samping

Maria, kirimkanlah berkat Allah ke atas kami semua. Amin.

Sumber: http://www.indocell.net/yesaya/pustaka4/id206.htm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI