Upload
sabrina-mhayaputri-ayunda
View
56
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pekerjaan sosial adalah suatu profesi dalam memberikan pelayanan dalam bidang
kesejahteraan sosial secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan membantu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki individu, kelompok, masyarakat dalam pelaksanaan
tugas-tugas kehidupan melalui identifikasi masalah dan pemecahan masalah sosial yang
diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara diri individu, kelompok, masyarakat dengan
lingkungan sosialnya serta untuk mencegah konflik yang mungkin timbul serta memberikan
penguatan agar mereka dapat menjalankan keberfungsian sosial mereka sendiri.
Tujuan lain adalah memberikan kesempatan-kesempatan kepada individu, kelompok dan
masyarakat untuk dapat mengoptimalkan memanfaatkan sistem-sistem sumber yang telah ada di
lingkungan mereka tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara mengakses sistem sumber tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat lebih banyak yang harus kita ketahui lagi dalam rangka
memahami profesi pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. Makalah ini akan membahas lebih
dalam mengenai pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial dan semoga memperkaya pengetahuan
pembaca dengan ilmu pengetahuan yang disajikan.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pekerjaan Sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan Pekerja Sosial?
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 2
3. Apa yang dimaksud dengan Kesejahteraan Sosial?
4. Apa yang dimaksud dengan Masalah Sosial dan Masalah Kesejahteraan Sosial?
5. Apa yang dimaksud dengan Situasi Sosial?
6. Apa saja Jenis-Jenis Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
7. Apa saja Peran-Peran Pekerja Sosial?
Tujuan Dan Manfaat
Mengetahui yang dimaksud dengan Pekerjaan Sosial
Memahami yang dimaksud dengan Pekerja Sosial
Mengetahui yang dimaksud dengan Kesejahteraan Sosial
Mengetahui yang dimaksud dengan Masalah Sosial dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Mengetahui yang dimaksud dengan Situasi Sosial
Mengetahui Jenis-Jenis Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
Memahami Peran-Peran Pekerja Sosial
Selain tujuan tersebut semoga makalah ini dapat berguna secara teoritis bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pekerjaan sosial dan kesejahteraan serta secara
empiris dapat bermanfaat dalam sumbangsihnya pada Praktek Pekerjaan Sosial.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pekerjaan Sosial
Pengertian pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh Charles Zastrow (1982), yang
dikutip oleh Dwi Heru Sukoco (1995:7) sebagai berikut:
Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan
mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang
memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Profesi yang memberikan pertolongan pelayanan sosial kepada individu, kelompok dan
masyarakat dalam peningkatan keberfungsian sosial mereka dan membantu memecahkan
masalah-masalah sosial mereka disebut dengan pekejaan sosial, atau pekerjaan sosial adalah
seseorang yang memiliki profesi dalam membantu orang memecahkan masalah-masalah dan
mengoptimalkan keberfungsian sosial individu, kelompok dan masyarakat serta mendekatkan
mereka dengan sistem sumber. Pekerja sosial dalam menjalankan tugas berada dalam naungan
badan-badan sosial yang bergerak dalam pelayanan-pelayanan sosial .
Dalam menjalankan profesinya seorang pekerja sosial bekerja dengan menggunakan
teknik-teknik dan metode-metode tertentu yang disesuaikan dengan masalah-masalah yang akan
diselesaikan, pemilihan teknik dan metode harus tepat guna bagi klien.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 4
Menurut pendapat Max Siporin, D.S.W (1975:3) mengartikan pekerjaan sosial sebagai
berikut : Social work is defined as social institutional method of helping people to prevent and
resolve their social problems, to restore and enhance their social functioning.
(Pekerjaan sosial sebagai metode yang bersifat sosial dan institusional untuk membantu orang
mencegah dan memecahkan masalah-masalah mereka serta untuk memperbaiki dan
meningkatkan keberfungsian sosial mereka).
Selaras dengan pendapat yang dikemukan oleh Max Siporin, maka yang dimaksud
dengan pekerjaan sosial adalah suatu profesi sosial yang dan berbadan hukum yang memiliki
bertujuan membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam proses pemecahan masalah-
masalah sosial dan mencarikan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang berfungsi sebagai
penguatan agar masalah yang telah teratasi tidak muncul lagi dan berkembang dengan
menimbulkan masalah sosial lain.
Dalam menjalankan profesi pertolongan seorang pekerja sosial tidak terlepas dari konteks
sosial tempat tinggal klien yang bermasalah, yang dikatakan klien bermasalah adalah individu,
kelompok dan masyarakat yang tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar
atau mengalami hambatan-bambatan dan tidak mampu membawakan peranan-peranan sosial
sesuai yang diharapkan oleh masyarakat dimana mereka tinggal (kemampuan berinteraksi sosial
memiliki dampak yang luas pada kehidupan klien).
Sedangkan pendapat Allen Pincus dan Anne Minahan (1973:9) tentang pekerjaan sosial
adalah: Social work is concerned with the interactions between people and their social social
environment which affect the ability of people to accomplish their life task, alleviate distress, and
realize their aspirations and values. (Pekerjaan sosial berkepentingan dengan permasalahan
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 5
interaksi antara orang dengan lingkungan sosial, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas-
tugas kehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka).
Interaksi sosial menjadi setting yang penting dalam usaha-usaha memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh klien. Interaksi sosial menuntut individu mampu beradaptasi dengan
individu lain, menuntut individu mampu beradaptasi dengan kelompoknya dan menuntut
individu mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial. Dalam proses interaksi terjadi kerjasama
dan konflik/perbedaan pendapat, tugas dari pekerjaan sosial dalam hal ini membantu individu,
kelompok, dan masyarakat untuk dapat melaksanakan peranan-peranan kehidupan sesuai dengan
harapan dari masyarakat/lingkungan sosial.
Hal ini ada korelasi dengan pendapat Charles Zastrow (1999) tentang pekerjaan sosial,
yakni sebagai berikut: Social Work is the professional activity of helping individuals, groups, or
communities to enhance or restore their capacity for social functioning and to create sociatal
conditions favorable to their goals
(Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam
berfungsi serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan).
Berikut adalah pengertian pekerjaan sosial menurut beberapa ahli:
1. Walter A. Friedlander : Pekerjaan sosial merupakan suatu pelayanan professional yang
prakteknya didasarkan kepada pengetahuan dan keterampilan tentang relasi manusia sehingga
dapat membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk mencapai kepuasan pribadi dan
sosial.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 6
2. Rex Skidmore : Pekerjaan sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial baik
secara individual maupun kelompok, di mana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial
mereka, khususnya interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
3. Leonora Serafika de Guzman: Pekerjaan sosial merupakan profesi yang bidang utamanya
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, di mana kegiatan tersebut
bertujuan untuk memberikan fasilitas dan memperkuat relasi, khususnya dalam penyesuaian diri
secara timbal balik dan saling menguntungkan antara individu dengan lingkungan sosialnya
melalui penggunaan metoda pekerjaan sosial.
Pengertian Pekerja Sosial
Dari pengertian Charles Zastrow mengenai pekerjaan social yang telah disebutkan
sebelumnya, maka seorang pekerja sosial harus bisa menciptakan kondisi masyarakat yang baik
dan teratur dalam menjaga setiap keberfungsian elemennya yang menjadi para pemeran berbagai
peran yang ada di dalam masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan
relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di antara para pemegang
peran tersebut.
Sedangkan menurut Endang Moertopo, Pekerja sosial adalah seseorang yang memiliki
dasar pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial. Pendapat yang berbeda namun seirama
dikemukakan oleh Tara Kuther yang menyebutkan bahwa:
Pekerja sosial adalah seorang profesional, yang paling sering bekerja dengan orang dan
membantu mereka mengelola kehidupan sehari-hari mereka, memahami dan beradaptasi
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 7
dengan penyakit, cacat, kematian, dan memberikan pelayanan sosial, seperti perawatan
kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan hukum.
Pendapat selanjutnya dinyatakan Jack Claridge yaitu pekerja sosial adalah sorang
individu yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyarakat yang tidak mampu atau
kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat
melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sektor publik lainnya. Adapun
Princeton berpendapat mengenai pekerja sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari
mereka membantu orang yang mempunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau
bahkan masalah keuangan
Pengertian Kesejahteraan Sosial
Definisi kesejahteraan sosial adalah sebuah paradigma dalam pengembangan sosial.
Istilah kesejahteraan sosial banyak diulas sebagai suatu padanan kata yang benar-benar padu.
Istilah ini sudah menjadi konsep sehari-hari, termasuk dalam hal ketatabahasannya. Istilah
kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan “kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan
umum”. Begitu pun ada baiknya kita memilah kedua padanan kata tersebut. Istilah
“kesejahteraan sosial” juga dibangun oleh dua kata, yaitu “kesejahteraan dan sosial”. Istilah
sosial tadi sudah kita ulas di atas. Sedangkan tentang kesejahteraan kamus besar bahasa
Indonesia menyebutkan: “Sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala
macam gangguan dan kesusahan). Sedangkan kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan,
ketentraman, kesenangan hidup dan kemakmuran (Mahadi, 1993).
Dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal
1dinyatakan: Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 8
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Berikut ini beberapa definisi yang menjelaskan arti
kesejahteraan sosial. W.A Fridlander mendefinisikan: “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang
terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu
individu maupun kelompok dalam mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan
serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka
mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan
mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin, 1984). Dalam
Kamus Ilmu Kesejahteraan Sosial disebutkan pula: “Kesejahteraan Sosial merupakan keadaan
sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial tertentu saja. Bonnum Commune
atau kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat, sosial yang
memungkinkan dan mempermudah manusia dalam memperkembangkan kepribadianya secara
sempurna” (Suparlan, 1989). Sementara itu Skidmore, sebagaimana dikutip oleh Drs. Budie
Wibawa, menuturkan : “Kesejahteraan Sosial dalam arti luas meliputi keadaan yang baik untuk
kepentingan orang banyak yang mencukupi kebutuhan fisik, mental, emosional, dan
ekonominya” (Wibawa, 1982).
Pengertian Masalah Sosial Dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Horton dan Leslie (1984) berpendapat bahwa masalah sosial adalah situasi sosial yang
tidak diinginkan oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan akan mengganggu sistem sosial dan
perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah perilaku yang menyimpang dari nilai atau
norma-norma. Sedangkan menurut Zastrow (2000) masalah sosial adalah suatu kondisi sosial
yang mempengaruhi sejumlah besar orang yang memerlukan perbaikan segera dengan
sekumpulan tindakan-tindakan.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 9
Serupa dengan beberapa pernyataan dan pendapat dengan ahli lain, Pincus & Minahan
(1975) menganggap masalah sosial adalah suatu situasi atau kondisi sosial yang dievaluasi oleh
orang-orang sebagai suatu situasi atau kondisi yang tidak mengenakkan atau situasi problematic
Dari definisi di atas dapat disimpulkan unsur-unsur masalah sosial yaitu:
Adanya suatu situasi atau kondisi sosial;
Adanya sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau kondisi sosial tersebut;
Adanya evaluasi terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut sebagai tidak mengenakkan;
Adanya alasan-alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut sebagai tidak mengenakkan.
Jenis masalah sosial, diantaranya:
Masalah sosial konvensional: Kemiskinan, wanita rawan sosial ekonomi, keluarga berumah tak
layak huni, keterlantaran (balita, anak dan lanjut usia), keterasingan, kecacatan, ketunaan sosial
(gelandangan, tuna susila), anak remaja nakal, bencana.
Masalah kontemporer: Kerusuhan sosial, korban tindak kekerasan/perlakuan salah, anak jalanan,
keluarga dengan masalah sosial psikologis, Korban penyalahgunaan Napza, penyandang
penyakit HIV/AIDS, keluarga rentan.
Berikut merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah sosial:
Internal : ketidakmampuan, kecatatan, gangguan jiwa dan sebagainya.
Eksternal: keluarga, sekolah, lingkungan tetangga, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Sedangkan penggolongan 4 faktor masalah sosial adalah sebagai berikut:
Faktor ekonomi (kemiskinan, pengangguran dan lain-lain);
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 10
Faktor budaya ( perceraian, kenakalan remaja dan lain-lain);
Faktor biologis (penyakit menular, keracunan makanan dan lain-lain);
Faktor psikologis (penyakit saraf, aliran sesat dan lain-lain).
Adapun Masalah Kesejahteraan Sosial ialah permasalahan yang berkaitan dengan tidak
berjalannya keberfungsian sosial seseorang baik individu maupun kelompok sehingga
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan, tidak terlaksanakannya peranan, tidak teratasinya
masalah maupun tidak tercapainya aktualisasi diri.
Pengertian Situasi Sosial
Situasi sosial adalah suatu kondisi tertentu dimana berlangsung hubungan antara individu yang
satu dengan individu yang lain atau terjadi saling hubungan antara dua individu atau lebih.
Hubungan yang terjadi antara individu tersebut tidak terlepas dari rangsangan-rangsangan sosial.
Secara garis besar perangsang sosial tersebut terbagi menjadi dua yaitu :
1. Orang lain, terdiri dari :
a. Individu-individu lain sebagai perangsang.
b. Kelompok, Kelompok ini dapat dibedakan atas :
• Hubungan intragroup : hubungan antara individu lain dalam kelompok lain atau antara
kelompok dengan kelompok
• Hubungan intergroup : hubungan individu dengan kelompok lain dalam kelompok itu sendiri.
2. Hasil kebudayaan ( materi dan non materi)
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 11
Contohnya : bangunan rumah, perkakas, candi hasil ukiran, bahasa, seni, musik norma dan lain-
lain.
Situasi sosial ini dibedakan kepada Togetherness Situation (situasi kebersamaan) dan Group
Situation atau situasi kelompok.
Togetherness Situation adalah situasi dimana sejumlah individu berkumpul pada suatu tempat
dan pada waktu tertentu.
Ciri-cirinya :
• Sejumlah orang berkumpul
• Mempunyai kepentingan yang sama
• Pada tempat tertentu
• Bersifat sementara waktu
• Tidak memiliki ikatan diantara suatu individu dengan individu yang lain
Contohnya : sejumlah orang berbelanja di toko, pasar, bioskop dll.
Terkadang situasi kebersamaan ini bisa saja berubah menjadi situasi massa. Yaitu situasi dimana
tingkah laku kelompok timbul secara spontan, relatif tidak terorganisasi, tidak terduga dan tidak
terencana dalam arah perkembanganya dan terjadi saling pengaruh antara individu dengan
individu lain. Dalam situasi massa ini para pelakunya merasa memiliki kedudukan yang sama,
tidak ada perbedaan diantara mereka.
Contoh :
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 12
Penonton sepak bola yang gelisah dan kecewa melihat wasit berat sebelah (curang). Sehingga
akan menimbul kemarahan dari para penonton. Para penonton akan berteriak-teriak.
Melemparkan kata-kata kotor bahkan sampai melempar wasit dengan sandal. Move ini akhirnya
menggerakkan penonton untuk bersatu dan memperlihatkan rasa marah kepada wasit.
Jenis-Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah
perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan,
kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat
terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan
wajar.
Jenis, definisi dan kriteria Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
1. Anak balita telantar adalah seorang anak berusia 5 (lima) tahun ke bawah yang
ditelantarkan orang tuanya dan/atau berada di dalam keluarga tidak mampu oleh orang
tua/keluarga yang tidak memberikan pengasuhan, perawatan, pembinaan dan perlindungan
bagi anak sehingga hak-hak dasarnya semakin tidak terpenuhi serta anak dieksploitasi
untuk tujuan tertentu.
Kriteria:
a. terlantar/ tanpa asuhan yang layak;
b. berasal dari keluarga sangat miskin / miskin;
c. kehilangan hak asuh dari orangtua/ keluarga;
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 13
d. Anak balita yang mengalami perlakuan salah dan diterlantarkan oleh orang
tua/keluarga;
e. Anak balita yang dieksploitasi secara ekonomi seperti anak balita yang
disalahgunakan orang tua menjadi pengemis di jalanan; dan
f. Anak balita yang menderita gizi buruk atau kurang.
2. Anak terlantar adalah seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan
belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang
tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga.
Kriteria :
a. berasal dari keluarga fakir miskin;
b. anak yang dilalaikan oleh orang tuanya; dan
c. anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.
3. Anak yang berhadapan dengan hukum adalah orang yang telah berumur 12 (dua belas)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang disangka,
didakwa, atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana dan anak yang menjadi
korban tindak pidana atau yang melihat dan/atau mendengar sendiri terjadinya suatu tindak
pidana.
Kriteria :
a. disangka;
b. didakwa; atau
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 14
c. dijatuhi pidana
4. Anak jalanan adalah anak yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan,
dan/atau anak yang bekerja dan hidup di jalanan yang menghasilkan sebagian besar waktunya
untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.
Kriteria :
a. menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun ditempat-tempat umum;
atau
b. mencari nafkah dan/atau berkeliaran di jalanan maupun ditempat-tempat umum.
5. Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun yang mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani,
rohani maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari anak dengan disabilitas fisik, anak
dengan disabilitas mental dan anak dengan disabilitas fisik dan mental.
Kriteria :
a. Anak dengan disabilitas fisik : tubuh, netra, rungu wicara
b. Anak dengan disabilitas mental : mental retardasi dan eks psikotik
c. Anak dengan disabilitas fisik dan mental/disabilitas ganda
d. Tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari.
6. Anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah adalah anak yang
terancam secara fisik dan nonfisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 15
semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak
terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
Kriteria :
a. anak (laki-laki/perempuan) dibawah usia 18 (delapan belas) tahun;
b. sering mendapat perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara
fisik dan/atau psikologis;
c. pernah dianiaya dan/atau diperkosa; dan
d. dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya)
7. Anak yang memerlukan perlindungan khusus adalah anak yang berusia 6 (enam) tahun
sampai dengan 18 (delapan belas) tahun dalam situasi darurat, dari kelompok minoritas
dan terisolasi, dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, diperdagangkan, menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza), korban penculikan, penjualan, perdagangan, korban kekerasan baik fisik dan/atau
mental, yang menyandang disabilitas, dan korban perlakuan salah dan penelantaran.
Kriteria :
a. berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun;
b. dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi;
c. korban perdagangan manusia;
d. korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual;
e. korban eksploitasi, ekonomi atau seksual;
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 16
f. dari kelompok minoritas dan terisolasi, serta dari komunitas adat terpencil;
g. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya (NAPZA); dan
h. terinfeksi HIV/AIDS.
8. Lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih,
karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Kriteria :
a. tidak terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan; dan
b. terlantar secara psikis, dan sosial.
9. Penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental,
intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama dimana ketika berhadapan dengan berbagai
hambatan hal ini dapat mengalami partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat
berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya.
Kriteria :
a. mengalami hambatan untuk melakukan suatu aktifitas sehari-hari;
b. mengalami hambatan dalam bekerja sehari-hari;
c. tidak mampu memecahkan masalah secara memadai;
d. penyandang disabilitas fisik : tubuh, netra, rungu wicara;
e. penyandang disabilitas mental : mental retardasi dan eks psikotik; dan
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 17
f. penyandang disabilitas fisik dan mental/disabilitas ganda.
10. Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau
lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan
tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa.
Kriteria :
a. menjajakan diri di tempat umum, di lokasi atau tempat pelacuran seperti rumah
bordil, dan tempat terselubung seperti warung remangremang, hotel, mall dan
diskotek; dan
b. memperoleh imbalan uang, materi atau jasa.
11. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan
norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai pencaharian
dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum.
Kriteria :
a. tanpa Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. tanpa tempat tinggal yang pasti/tetap;
c. tanpa penghasilan yang tetap; dan
d. tanpa rencana hari depan anak-anaknya maupun dirinya.
12. Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta ditempat umum
dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.
Kriteria :
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 18
a. mata pencariannya tergantung pada belas kasihan orang lain;
b. berpakaian kumuh dan compang camping;
c. berada ditempat-tempat ramai/strategis; dan
d. memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan orang lain.
13. Pemulung adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan
mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di berbagai tempat pemukiman
pendudukan, pertokoan dan/atau pasarpasar yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual
kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis.
Kriteria :
a. tidak mempunyai pekerjaan tetap; dan
b. mengumpulkan barang bekas.
14. Kelompok Minoritas adalah kelompok yang mengalami gangguan keberfungsian
sosialnya akibat diskriminasi dan marginalisasi yang diterimanya sehingga karena
keterbatasannya menyebabkan dirinya rentan mengalami masalah sosial, seperti gay, waria, dan
lesbian.
Kriteria :
a. gangguan keberfungsian sosial;
b. diskriminasi;
c. marginalisasi; dan
d. berperilaku seks menyimpang.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 19
15. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) adalah seseorang yang telah
selesai menjalani masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami
hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat, sehingga men-
dapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara
normal.
Kriteria :
a. seseorang (laki-laki/perempuan) berusia diatas 18 (delapan belas) tahun;
b. telah selesai dan keluar dari lembaga pemasyarakatan karena masalah pidana;
c. kurang diterima/dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan masyarakat;
d. sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap; dan
e. berperan sebagai kepala keluarga/pencari nafkah utama keluarga yang tidak dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya.
16. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah seseorang yang telah dinyatakan terinfeksi
HIV/AIDS dan membutuhkan pelayanan sosial, perawatan kesehatan, dukungan dan
pengobatan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.
Kriteria :
a. seseorang (laki-laki/perempuan) berusia diatas 18 (delapan belas) tahun; dan
b. telah terinfeksi HIV/AIDS.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 20
17. Korban Penyalahgunaan NAPZA adalah seseorang yang menggunakan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya diluar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter
yang berwenang.
Kriteria :
a. seseorang (laki-laki / perempuan) yang pernah menyalahgunakan narkotika,
psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya baik dilakukan sekali, lebih dari sekali atau
dalam taraf coba-coba;
b. secara medik sudah dinyatakan bebas dari ketergantungan obat oleh dokter yang
berwenang; dan
c. tidak dapat melaksanakan keberfungsian sosialnya.
18. Korban trafficking adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik,
seksual, ekonomi dan/atau sosial yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang.
Kriteria :
a. mengalami tindak kekerasan;
b. mengalami eksploitasi seksual;
c. mengalami penelantaran;
d. mengalami pengusiran (deportasi); dan
e. ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (negara tempat bekerja)
sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 21
19. Korban tindak kekerasan adalah orang baik individu, keluarga, kelompok maupun
kesatuan masyarakat tertentu yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat
perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya ataupun dengan
membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya
terganggu.
Kriteria :
a. mengalami perlakuan salah;
b. mengalami penelantaran;
c. mengalami tindakan eksploitasi;
d. mengalami perlakuan diskriminasi; dan
e. dibiarkan dalam situasi berbahaya.
20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) adalah pekerja migran internal dan lintas
negara yang mengalami masalah sosial, baik dalam bentuk tindak kekerasan, penelantaran,
mengalami musibah (faktor alam dan sosial) maupun mengalami disharmoni sosial karena
ketidakmampuan menyesuaikan diri di negara tempat bekerja sehingga mengakibatkan
fungsi sosialnya terganggu.
Kriteria :
a. pekerja migran domestik;
b. pekerja migran lintas negara;
c. eks pekerja migran domestik dan lintas negara;
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 22
d. eks pekerja migran domestik dan lintas negara yang sakit, cacat dan meninggal
dunia;
e. pekerja migran tidak berdokumen (undocument);
f. pekerja migran miskin;
g. mengalami masalah sosial dalam bentuk :
1) tindak kekerasan;
2) eksploitasi;
3) penelantaran;
4) pengusiran (deportasi);
5) ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (negara tempat
bekerja) sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu; dan
6) mengalami traffiking.
21. Korban bencana alam adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor terganggu fungsi sosialnya.
Kriteria :
Seseorang atau sekelompok orang yang mengalami:
a. korban terluka atau meninggal;
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 23
b. kerugian harta benda;
c. dampak psikologis; dan
d. terganggu dalam melaksanakan fungsi sosialnya.
22. Korban bencana sosial adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
Kriteria :
Seseorang atau sekelompok orang yang mengalami:
a. korban jiwa manusia;
b. kerugian harta benda; dan
c. dampak psikologis.
23. Perempuan rawan sosial ekonomi adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum
menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
Kriteria :
a. perempuan berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 59 (lima puluh
sembilan) tahun;
b. istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan;
c. menjadi pencari nafkah utama keluarga; dan
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 24
d. berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup layak.
24. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau
keluarganya.
Kriteria :
a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian; dan/atau
b. mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/ atau keluarganya.
25. Keluarga bermasalah sosial psikologis adalah keluarga yang hubungan antar anggota
keluarganya terutama antara suami-istri, orang tua dengan anak kurang serasi, sehingga tugas-
tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.
Kriteria :
a. suami atau istri sering tidak saling memperhatikan atau anggota keluarga kurang
berkomunikasi;
b. suami dan istri sering bertengkar, hidup sendiri-sendiri walaupun masih dalam
ikatan keluarga;
c. hubungan dengan tetangga kurang baik, sering bertengkar tidak mau bergaul/ber-
komunikasi; dan
d. kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun sosial kurang terpenuhi.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 25
26. Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar
serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi, maupun
politik.
Kriteria :
a. berbentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen;
b. pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan;
c. pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau;
d. pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem;
e. peralatan dan teknologinya sederhana;
f. ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi;
dan
g. terbatasnya akses pelayanan sosial ekonomi dan politik.
Peran-Peran Pekerja Sosial
Definisi peran menurut Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan (1997) adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
memiliki kedudukan di masyarakat. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990)
mendefinisikan peranan sebagai : Suatu konsep perihal apa-apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi. Peranan meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang dalam masyarakat.
Menurut Jim Ife,2002, peran pekerja sosial antara lain:
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 26
a. Peranan Fasilitatif
Peranan praktek yang dikelompokan ke dalam peranan fasilitatif merupakan peranan
yang dicurahkan untuk membangkitkan semangat atau memberi dorongan kepada individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat untuk menggunakan potensi dan sumber yang
dimiliki untuk meningkatkan produktivitas dan pengelolaan usaha secara efisien. Melakukan
mediasi dan negosiasi, yaitu pekerja sosial memerankan diri sebagai mediator dalam
pemanfaatan lahan dengan pihak lain untuk memperluas aktivitas kerjasama dengan
menguntungkan pihak-pihak yang terlibat. Memberikan support/dukungan, yaitu memberikan
dukungan untuk memperkuat, mengakui dan menghargai nilai yang dimiliki oleh individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menghargai kontribusi dan kerja mereka.
Dukungan ini dapat bersifat formal dan informal. Membangun consensus dengan sesama pihak
untuk melakukan kerjasama dalam rangka pengembangan potensi individu-individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat. Memfasilitasi individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan produktivitas dan pemasaran hasil produksi.
b. Peranan Educational
Pekerja sosial memainkan peranan dalam penentuan agenda, sehingga tidak hanya
membantu pelaksanaan proses peningkatan peningkatan produktivitas akan tetapi lebih berperan
aktif dalam memberikan masukan dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan serta
pengalaman bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran pendidikan ini
dapat dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi, mengkonfrontasikan,
melakukan pelatihan bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
c. Peranan-peranan Representasional
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 27
Pekerja sosial melakukan interaksi dengan badan-badan di masyarakat yang bertujuan
bagi kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peranan ini dilakukan,
antara lain dengan : mendapatkan sumber-sumber dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan
yang matang, seperti bantuan modal usaha, pelatihan pengembangan potensi dan produktivitas
dari berbagai donator. Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-kepentingan individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat seperti mendukung upaya implementasi
program dan berupaya merealisasikan program tersebut. Memanfaatkan Media Masa untuk
memperkenalkan hasil produksi. Selain itu juga bertujuan menerima dukungan dari pihak lain
yang lebih luas; membuka jaringan kerja, dengan mengembangkan relasi dengan berbagai pihak,
kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta dalam upaya pengembangan
potensi, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat’ selain itu pula, pekerja sosial berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan stakeholder.
d. Peranan Teknis
Di sini pekerja sosial melakukan pengumpulan dan analisis data, kemampuan
menggunakan komputer, kemampuan melakukan presentasi secara verbal maupun tertulis,
manajemen serta melakukan pengendalian finansial, dan melakukan need assessment terhadap
pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran-peran ini
dapat dilakukan pekerja sosial bersama individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat melakukan mendapatkan informasi dan data yang dapat digunakan baik untuk
mengundang perhatian dari stakeholders untuk mengembangkan potensi tetapi juga membantu
mempromosikan.
Dengan demikian, pekerjaan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam
pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 28
Menurut Dorang Luhpuri dkk (2000) adalah :
a. Fasilitator
Merupakan peranan yang bertujuan untuk mempermudah upaya pencapaian tujuan
sehat dengan cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan fasilitas yang diperlukan klien
untuk mengatasi masalahnya, memenuhi kebutuhannya, dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya dengan cara:
1) mendampingi klien dalam setiap tindakan
2) memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien merasa diperhatikan
dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya
3) berupaya membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya
b. Mediator
Memberikan layanan mediasi jika klien mengalami konflik dengan pihak lain atau
orang lain agar dicapai kesesuaian antara tujuan dan kesejahteraan diantara kedua belah pihak.
c. Advokator
Memberikan layanan pembelaan bagi klien yang berada dalam posisi yang dirugikan
sehingga memperoleh haknya kembali.
d. Liason
Memberikan informasi yang diperlukan keluarga mengenai kondisi klien dan kondisi
lembaga agar dapat memberikan pertimbangan yang tepat dalam menentukan tindakan demi
kepentingan klien.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 29
e. Konselor
Memberikan pelayanan konsultasi kepada klien yang ingin mengungkapkan
permasalahannya. Pekerja sosial harus menyadari permasalahannya serta melihat potensi dan
kekuatan yang dimiliki klien. Ia juga harus memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
f. Penghubung
Merupakan peranan yang menghubungkan antara klien dengan keluarga, antara klien
dengan lembaga terkait, maupun penghubung antara klien dengan sumber lain yang dapat
membantu dalam usaha pemecahan masalah klien. Selain itu, harus memberikan informasi –
informasi yang diperlukan oleh keluarga tentang kondisi klien pekerja sosial harus mampu
memberikan informasi tentang kondisi keluarga demi kepentingan klien.
g. Pembimbing Sosial Kelompok
Memberikan intervensi pada sejumlah klien yang berkumpul dan berbagi berbagai isu
(topik yang mereka minati) melalui pertemuan yang teratur dan kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah disusun bersama.
M e n g e n a l P e k e r j a a n S o s i a l d a n K e s e j a h t e r a a n S o s i a l | 30
DAFTAR PUSTAKA
Ife, J., & Tesoriero, F. (2006). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat
di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
RI, D. (2012). PERMENSOS NO. 08 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN DAN
PENGELOLAAN DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN
POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL. Jakarta: KEMENTERIAN
SOSIAL REPUBLIK INDONESIA.
Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukoco, D. H. (1995). Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya. Bandung: Kopma-
STKS.
http://wawachayoo.blogspot.com/
diakses pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 16.00 wib
http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/
diakses pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 16.00 wib
http://lk3-psdsahate.blogspot.com/
diakses pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 16.00 wib