86
PENGEMBANGAN POTENSI KETERAMPILAN MENJAHIT ANAK ASUH SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTERA UTAMA 03 TEBET JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: NURUL HAFIZHOH 107054102504 JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

PENGEMBANGAN POTENSI KETERAMPILAN MENJAHIT ANAK

ASUH SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK

DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTERA UTAMA 03 TEBET

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

NURUL HAFIZHOH

107054102504

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …
Page 3: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …
Page 4: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar srata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.

3. Jika dikemudian hari terbukti hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta, 25 Agustus 2011

Nurul Hafizhoh

10754102504

Page 5: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

i

ABSTRAK Nama : NURUL HAFIZHOH “Pengembangan Potensi Keterampilan Menjahit Anak Asuh sebagai Upaya Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet- Jakarta Selatan ”

Seorang anak yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali dengan pembawaan, bakat, atau potensi yang sangat penting dalam proses perkembangan berikutnya, namun demikian lingkungan yang berada di sekitar sang anak dibesarkan, termasuk dalam hal ini adalah lingkungan pendidikan formal maupun informal juga turut memberikan andil dan pengaruh dalam perkembangan anak. Faktor lingkungan atau pendidikan memang mempunyai posisi penting dalam perkembangan anak. Di sinilah sesungguhnya peran lingkungan, dunia pendidikan, dan lebih khusus lagi peran orangtua sangat besar dalam mengembangkan kecerdasan anak-anak. Setiap anak maupun manusia pada dasarnya mempunyai banyak kecerdasan, sebuah anugerah yang luar biasa dahsyat dari Tuhan ini sayang sekali bila tidak dikembangkan dengan baik. maka kecerdasan itu tidak bisa memberikan manfaat yang berarti bagi manusia. Di sinilah sesungguhnya peran lingkungan, dunia pendidikan, dan lebih khusus lagi peran orangtua sangat besar dalam mengembangkan kecerdasan anak-anak.

Dalam penelitian ini yang dilakukan, penulis ingin mengetahui bagaimana

potensi keterampilan menjahit anak dikembangkan di PSAA PU 03 Tebet dan bagaiman pengembangan potensi keterampilan menjahit anak tersebut telah memenuhi hak-hak anak?

Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan

adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan cara pengamatan lapangan, wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen, Adapun yang menjadi informan penelitian adalah para pengasuh, instrutur menjahit serta anak yang berada di panti tersebut.

Dari hasil penelitian ini di peroleh kesimpulan bahwa; Di Panti PSAA PU

03 Tebet menemukan bakat yang berdasarkan psikofisik, bakat ekjiwaan dan berdasarkan alam perasaan dan kemauan. Serta menemukan minat anak dalam keterampilan menjahit ini.. Langkah-langkah dalam pengembangan potensi keterampilan menjahit anak di panti yaitu mengenal alat-alat untuk menjahit, membuat pola dasar dan membuat jelujur sebelum menjahit suatu bahan. Dan adanya pemenuhan prinsip hak-hak anak dalam mengembangkan potensi keterampilan menjahit yaitu nondiskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan terhadap anak.

Page 6: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah

SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat

kepada kekasih-Nya, dan masih memberikan begitu banyak kenikmatan dan

karunia-Nya yang tak pernah dapat dihitung sehingga dengan izin-Nya penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung,

yang baik budi pekertinya, yang telah membawa kita ke alam ilmu pengetahuan

serta yang menyelamatkan umatnya di dunia dan akhirat beliau adalah nabi yang

sangat mulia hingga akhir zaman nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Halangan dan rintangan yang penulis hadapi menjadikan pelajaran

yang sangat berarti bagi penulis. Sungguh anugerah terindah yang diberikan Allah

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. Semua ini

terwujud karena banyak dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

Selanjutnya penulis juga ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada ;

1. Dr. Arief Subhan, M.A sebagai dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Drs. H. Mahmud

Djalal, M.A selaku Pudek II, dan Drs. Study Rizal LK,M.A selaku Pudek

III.

Page 7: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

iii

2. Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi Siti Napsiyah, MSW

3. Dr. H. Asep Usman Ismail. MA, selaku pembimbing yang dengan tulus

memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang

memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada

penulis selama masa perkuliahan.

5. Seuntai kata penulis ucapkan terima kasih dan penulis persembahkan

segalanya khususnya kepada nenek (Hj. Oon Sumiati) dan mami

(Yuliawati) yang telah memberikan dukungan dan doa yang diberikan

kepada penulis, dan dengan ketegaran dan kesabaran hatinya dalam

mengadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi

penulis.

6. Pimpinan perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas yang telah

membantu penulis dengan menyediakan bahan-bahan dalam mengerjakan

skripsi.

7. Para pengasuh panti serta para WBS yang telah membantu penulis dalam

memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.

8. kakak-kakakku Rabiatul Adawiyah, Chairunnisa, Eva Naziroh yang selalu

mengingatkan dan memberikan penulis dukungan dalam moral dan materil

9. Rodhy Harisca yang selalu doakan dan mengingatkan penulis agar

semuanya berjalan lancar dalam menjalankan skripsi, makasih.

Page 8: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

iv

10. Keluarga besar KESSOS angkatan 2007 serta teman-teman yang tidak

penulis sebutkan nama-namanya kalian sudah memberikan keceriaan

kepada penulis dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan

khususnya Fitriyah, Siti Izzatul Yazidah, Fitri Wulandari dan Fazra Raissa

Wulandari makasih sayang atas motivasinya selama ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah

yang akan membalas kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang

membaca laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi para pembaca pada umunya.

Amin Ya Robbal Alamin

Jakarta, Agustus 2011

Nurul Hafizhoh

Page 9: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 6

D. Metodologi Penelitian ...................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 13

F. Sistematika Penulisan ...................................................... 14

BAB II. KAJIAN TEORITIS

A. Definisi Potensi Diri ......................................................... 16

B. Definisi Keterampilan....................................................... 22

C. Anak

1. Definisi Anak............................................................. 23

2. Batasan usia anak 13-18 Tahun.................................. 25

3. Hak Anak .................................................................. 26

4. Kewajiban Anak ....................................................... 27

Page 10: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

vi

BAB III. GAMBARAN UMUM LEMBAGA PSAA PU 3 TEBET

A. Gambaran Lembaga

1. Sejarah singkat PSAA PU 3 Tebet ............................ 30

2. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................... 31

3. Visi dan Misi ............................................................ 32

4. Sasaran Pelayanan dan Persyaratan menjadi WBS .... 33

5. Proses Pelayanan ...................................................... 34

6. Sumber dana ............................................................. 35

7. Fasilitas .................................................................... 35

B. Profil Anak-anak di PSAA PU 3 Tebet

1. Profil WBS ............................................................... 36

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN

A. Potensi Keterampilan Menjahit Anak Dikembangkan di

Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet ............ 46

1. Cara Menemukan Bakat Anak Asuh Dalam

Keterampilan Menjahit di Panti.................................. 46

2. Cara Menemukan Minat Anak Asuh Dalam

Keterampilan Menjahit di Panti ................................. 49

3. Langkah-langkah Pengembangan Potensi

Keterampilan Menjahit Pada Anak Asuh yang

dilakukan di Panti ...................................................... 50

B. Pemenuhan Prinsip-Prinsip Hak-Hak Anak Dalam

Pengembangan Potensi Keterampilan Menjahit di Panti.... 52

Page 11: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

vii

1. Nondiskriminasi ........................................................ 52

2. Kepentingan yang terbaik bagi anak........................... 53

3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan

perkembangan............................................................ 53

4. Penghargaan terhadap pendapat anak ......................... 54

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................... 55

B. Saran-saran ...................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 12: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi

“cerdas”. Kunci sukses dari seorang anak adalah ketika ia dapat menjadi

sesuai dengan potensi dan bakatnya, bukan berdasarkan apa kata orangtua

maupun lingkungannya. Anak perlu diajar untuk menghadapi kegagalan. Jika

anak tidak menikmati pelajaran di sekolah maupun saat kuliah, ia akan

mengalami kesulitan untuk sukses.1 Suasana menyenangkan akan memberi

kesempatan anak belajar dengan maksimal dan mereka mampu dengan

mudah mempelajari hal-hal yang sesuai dengan potensi, bakat maupun

minatnya. 2

Seorang anak yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali dengan

pembawaan, bakat, atau potensi yang sangat penting dalam proses

perkembangan berikutnya, namun demikian lingkungan yang berada di

sekitar sang anak dibesarkan, termasuk dalam hal ini adalah lingkungan

pendidikan formal maupun informal juga turut memberikan andil dan

pengaruh dalam perkembangan anak. Faktor lingkungan atau pendidikan

memang mempunyai posisi penting dalam perkembangan anak. Di sinilah

1 Bunda Lucy, Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT. Tangga

Pustaka. 2009), h. 25-28 2 Ibid, h. 33

Page 13: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

2

sesungguhnya peran lingkungan, dunia pendidikan, dan lebih khusus lagi

peran orangtua sangat besar dalam mengembangkan kecerdasan anak-anak.3

Setiap anak maupun manusia pada dasarnya mempunyai banyak

kecerdasan, sebuah anugerah yang luar biasa dahsyat dari Tuhan ini sayang

sekali bila tidak dikembangkan dengan baik. maka kecerdasan itu tidak bisa

memberikan manfaat yang berarti bagi manusia. Di sinilah sesungguhnya

peran lingkungan, dunia pendidikan, dan lebih khusus lagi peran orangtua

sangat besar dalam mengembangkan kecerdasan anak-anak.4

Pengembangan potensi dalam diri anak sangatlah penting, agar

keberhasilan dan keahlian yang mereka miliki dapat dirasakan oleh dirinya

maupun orang lain. Untuk mengembangkan potensi diri tersebut, anak harus

mempunyai rasa percaya diri dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

Oleh karena itu, proses adaptasi maupun penyesuaian diri sangat penting dan

berpengaruh terhadap optimalisasi potensi anak untuk melaksanakan

pekerjaan dan mencapai performansi yang berhasil (sukses).

Kesejahteraan anak merupakan bagian dari kesejahtreraan sosial, oleh

karena itu hak-hak anak harus dipenuhi agar kesejahteraan mereka tercapai.

Sebagai manusia yang rentan dan bertumbuh, anak memiliki hak untuk

memperoleh kehidupan yang layak secara fisik, mental, spiritual, moral dan

sosial.5

3Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial bagi Anak, (Yogyakarta:

Katahati, 2010), h. 35 4 Ibid, h. 35 5 Chandra Gautama, Konvensi Hak Anak, Panduan Bagi Jurnalis (Jakarta: 2000), h.31

Page 14: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

3

Beberapa anak ada yang tidak beruntung untuk mendapatkan

kesejahteraannya, hal ini disebabkan karena kemiskinan dan tidak ada orang

tua sebagai tumpuan hidupnya.

Untuk itu ada upaya yang dilakukan pemerintah dalam

menyelamatkan anak-anak tersebut dari segala sesuatu yang buruk dan

memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan pendidikan baik formal

maupun informal sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Upaya yang dilakukan pemerintah adalah Panti Sosial.

DKI Jakarta sebagai ibukota negara sampai tahun 2004, memiliki 87

buah panti asuhan dengan jumlah klien sejumlah 3.697 jiwa. Padahal jumlah

anak terlantar yang ada di Ibukota ini sampai tahun 2004 jumlahnya mencapai

64.123 jiwa.6 Jumlah panti asuhan yang ada di Indonesia tidak sebanding

dengan jumlah anak yang mengalami masalah di Indonesia, karena pada

tahun 2008 laporan yang diluncurkan oleh DEPSOS RI bahwa jumlah panti

asuhan di seluruh Indonesia diperkirakan 5.000 s/d 8.000.7 Dan pemerintah

sampai saat ini belum dapat melayani anak-anak yang membutuhkan bantuan

dan perlindungan secara keseluruhan.

Kebijakan pemerintah dalam pelayanan sosial anak dalam panti

merupakan pilihan terakhir apabila keluarga atau masyarakat tidak dapat

mengasuh anak dengan baik. Kegiatan pelayanan kesejahteraan anak

merupakan kegiatan pelayanan tambahan atau pengganti dari asuhan dan

6 Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat,

Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di dalam Panti (Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005), h. 9-11

7 http://nbasis.wordpress.com/2010/09/06/fakta-panti-asuhan/2 Juni 2011

Page 15: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

4

pengawasan orangtua. Hal ini mempunyai tujuan melindungi dan memajukan

kesejahteraan anak dan remaja guna mencegah kelalaian dan kegagalan serta

kenakalan remaja yang terjadi. Asuhan tersebut diberikan dengan jalan

merawat lingkungan keluarga, menjaga adat, kebiasaan anak atau

memberikan pelayanan lainnya.8

Salah satu tugas pokok PSAA PU 03 Tebet adalah menyelenggarakan

kegitan pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar yang meliputi

identifikasi dan asesmen, bimbingan dan penyaluran serta bina lanjut. Serta

fungsi dari PSAA PU 03 Tebet adalah pelaksanaan assesmen meliputi

penelaahan, pengungkapan, dan pemahaman masalah dan potensi serta

pelaksanaan pemberian pembinaan fisik dan kesehatan, bimbingan mental,

sosial, kepribadian, pendidikan dan latihan keterampilan.9

Anak-anak yang berada di dalam panti adalah anak-anak yang normal,

mereka tidak memiliki kecacatan. Mereka memiliki minat dan bakat dalam

jiwanya. Akan tetapi karena faktor kehidupan yang kurang terpenuhi maka

anak belum dapat mengembangkan potensinya. Mereka adalah anak terlantar

dari golongan fakir miskin, yatim/piatu serta kaum dhua’fa. Maka dari itu

anak di serahkan kepada pihak panti oleh orang tuanya agar kehidupan

mereka terjamin dalam bidang pendidikan formal maupun non formal. Di

dalam panti anak diberikan kehidupan yang layak dengan keterampilan-

keterampilan salah satunya yaitu keterampilan menjahit, dalam keterampilan

8 Wawancara Pribadi Peneliti dengan Bpk. H. Mahmud, S. Sos (Pengasuh Panti: di

Jakarta pada Tanggal 22-11-2010) 9 Brosur, Tentang Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet (Jakarta: Oktober

2010)

Page 16: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

5

menjahit ini anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka

untuk terampil didalam seni menjahit, agar ilmu yang mereka dapatkan kelak

berguna bagi masyarakat sekitar dan untuk kelanjutan bekal kehidupan

mereka dikemudian hari dalam bidang keterampilan menjahit tersebut,

adapun keterampilan menjahit yang mereka pelajari yaitu keterampilan

menjahit tingkat mendasar. Dalam upaya mengembangkan potensi (minat dan

bakat) menjahit tersebut anak membutuhkan bimbingan dari para pengasuh

yang berada di dalam panti agar dapat berjalan lebih baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

penulis tertarik untuk meneliti mengenai “PENGEMBANGAN POTENSI

KETERAMPILAN MENJAHIT ANAK ASUH SEBAGAI UPAYA

PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN

ANAK PUTERA UTAMA 03 TEBET – JAKARTA SELATAN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pengembangan potensi yang dilakukan di PSAA PU 03 Tebet yaitu

melalui kegiatan keterampilan menjahit dengan melihat upaya pemenuhan

hak-hak anak di dalamnya. Maka penulis membatasi penelitian ini pada

Pengembangan Potensi Keterampilan Menjahit Anak Asuh Sebagai Upaya

Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03

Tebet-Jakarta Selatan.

Page 17: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah serta permasalahan pada latar

belakang di atas, maka penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

a. Bagaimana potensi keterampilan menjahit anak asuh dikembangkan di

Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet?

b. Bagaimana pengembangan potensi keterampilan menjahit anak asuh

tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip hak-hak anak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan dan pembatasan masalah maka penelitian ini

bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui gambaran pengembangan potensi keterampilan

menjahit anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03

Tebet.

b. Untuk mengetahui gambaran pemenuhan prinsip-prinsip hak-hak anak

dalam pelaksanaan pengembangan potensi keterampilan menjahit anak

asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet.

Page 18: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

7

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan bagi

peneliti khususnya dan para calon pekerja sosial agar mendapatkan

gambaran umum tentang pengembangan potensi diri bagi anak

asuh di PSAA PU 03 Tebet.

b. Sebagai tambahan referensi dalam meningkatkan pengetahuan serta

wawasan dalam pengembangan potensi diri bagi anak asuh.

2. Manfaat Akademis

a. Memberikan masukan pengetahuan tentang pengembangan potensi

diri bagi anak asuh di PSAA PU 03 Tebet.

b. Memberikan masukan pengetahuan bagi kompetensi pekerja sosial

khususnya yang berkaitan dengan Pelayanan Sosial tentang

pengembangan potensi diri bagi anak asuh di PSAA PU 03 Tebet.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis melalui

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang

diteliti.

Page 19: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

8

Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif.10

2. Macam dan Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati

atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara dan pengamatan

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan

bertanya.11

Walaupun dikatakan sebelumnya bahwa sumber di luar kata dan

tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan.

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari

arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.12

Sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian kualitatif

deskriptif tentang pengembangan potensi keterampilan anak dalam panti

ini bersumber dari dari data primer dan data sekunder.

10 Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya,2007),

Cet.Ke-23,h.9-10. 11 Ibid, h. 112 12 Ibid, h. 113

Page 20: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

9

Sumber data primer berasal dari data-data yang diperoleh dari

sumber utama (Pengasuh dan anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak

Putra Utama 3 Tebet).

Sedangkan sumber data sekunder berasal dari data-data yang

diperoleh dari literatur yang berhubungan dengan tulisan ini

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data. Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek

penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian.

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu

utamanya selain panca indra lainya seperti telinga, mulut dan kulit.

Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data

penelitian ini dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data

tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan

panca indra.13

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah dengan mendatangi

langsung lokasi penelitian, kemudian mengamati proses kegiatan

intern panti yang terjadi di sekitar lokasi penelitian khususnya kegiatan

13 Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media group, 2005),

h.134.

Page 21: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

10

yang berkenaan dalam pola asuh positif pengasuh dan kedisiplinan

anak asuh dalam panti.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh sebuah

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan responden atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara.14

Adapun yang akan diwawancara adalah:

No Informan Jumlah Informasi yang ingin

diperoleh

1 Pengasuh 2 orang terdiri dari:

· Bpk. Mujiono,

AKS (KA. Sie

Bim dan pyl)

· Ibu Nurimah

(Instruktur

Ketrampilan

Menjahit)

Gambaran tentang:

· Bagaimana

potensi

keterampilan

menjahit anak

dikembangkan di

PSAA PU 03

Tebet?

· Bagaimana

14 Ibid,hal. 126

Page 22: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

11

pengembangan

potensi

keterampilan

menjahit anak

tersebut telah

memenuhi prinsip-

prinsip hak-hak

anak?

2 Anak

asuh

5 orang yang terdiri

dari:

· Usia 13 tahun

· Usia 17 tahun

Gambaran tentang:

· Bagaimana

potensi

keterampilan

menjahit anak

dikembangkan di

PSAA PU 03

Tebet?

· Bagaimana

pengembangan

potensi

keterampilan

menjahit anak

tersebut telah

Page 23: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

12

memenuhi prinsip-

prinsip hak-hak

anak?

Jumlah 7 orang

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber

langsung tentang masalah yang akan diteliti dan akan dilakukan secara

bebas, tetapi tetap menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan

terarah.

c. Dokumentasi

Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak diperoleh

dengan observasi dan interview, tetapi hanya diperoleh dengan cara

melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat

kabar, jurnal, internet dan sumber lain yang berkaitan dengan apa yang

sedang diteliti oleh peneliti.

4. Waktu dan Tempat

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Panti Sosial

Asuhan Anak ( PSAA ) Putra Utama 3 Tebet yang bertempat di Jl. Tebet

Barat Raya no.100, Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilakukan

pada bulan Juni 2011.

Page 24: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

13

5. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pengasuh panti, instruktur menjahit dan

anak-anak yang mengikuti keterampilan menjahit di Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet. Sedangkan obyek penelitianya adalah

Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.

6. Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka penulis mengolah dan menganalisa data dengan

menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu data yang sudah terkumpul,

penulis menjabarkan dengan memberikan analisa-analisa untuk kemudian

penulis ambil kesimpulan akhir, agar penulis mengetahui bagaimana

pengembangan potensi keterampilan anak di dalam panti.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai

langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti agar terhindar dari

kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-

sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka penulis

menemukan skripsi yang membahas tentang pengembangan potensi diri,

tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, dari skripsi:

Nama : Lenggo Geni

Universitas : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Jurusan Kesejahteraan Sosial.

Page 25: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

14

Judul : Pengembangan diri pemuda yang berpartisipasi

dalam kegiatan sosial (studi deskriptif pada empat

peserta aktif kegiatan sosial di RISKA) Tahun

2000.

Dari skripsi di atas, penulis menemukan perbedaan dengan

penelitian yang penulis lakukan. Jika pada literatur-literatur yang menjadi

rujukan penulis lebih menekankan pada segi pengembangan diri pemuda

yang berpartisipasi dalam kegiatan sosial di RISKA. Maka dalam

penelitian ini penulis membahas mengenai pengembangan potensi

keterampilan anak di PSAA Putra Utama 3 Tebet.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini penulis

membagi dalam lima bab, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Membahas Tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II: KERANGKA TEORITIS

Membahas Kerangka Teori Pengembangan Potensi

Keterampilan Anak di PSAA PU 03 Tebet meliputi: Pengertian

Potensi Diri, Pengertian Pengembangan Potensi Diri,

Page 26: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

15

Pengertian Keterampilan, dan Pengertian Anak dan Fase

Perkembangannya.

BAB III: GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Membahas tentang gambaran umum objek penelitian yang

terdiri dari latar belakang sejarah berdirinya Panti Sosial

Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet, tugas dan fungsi,

visi misi, sasaran pelayanan, proses pelayanan, sumber dana,

fasilitas, profil anak asuh di PSAA, struktur organisasi, pola

pembinaan & pelayanan, bagan kedudukan fungsi dan tugas

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet.

BAB IV: TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

Membahas tentang pengembangan potensi keterampilan anak

di dalam panti PSAA Putra Utama 3 Tebet.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan

saran.

Page 27: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

15

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Potensi Diri

1. Pengertian Potensi Diri

Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari

sesuatu yang masih terpendam di dalamnya yang menunggu untuk

diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut.

Dengan demikian, potensi diri manusia adalah kemampuan dasar yang

dimiliki manusia yang masih terpendam di dalam dirinya, yang

menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam

kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi diri manusia

dikaitkan dengan pencipta manusia Allah SWT, maka potensi diri

manusia kira-kira dapat diberi pengertian sebagai “kemampuan dasar

manusia yang telah diberikan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan

ibunya sampai pada saat tertentu (akhir hayatnya), yang masih

terpendam didalam dirinya, menunggu untuk diwujudkan menjadi

sesuatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia di dunia ini dan di

akhirat nanti”.

Jadi potensi diri manusia adalah suatu kekuatan atau

kemampuan dasar manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap

untuk direalisasikan menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam

kehidupan manusia di muka bumi ini, sesuai dengan tujuan penciptaan

Page 28: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

16

manusia oleh sang Maha Pencipta Allah SWT.1

Menurut Joyce Meyer, potensi diri merupakan kecermelangan

yang ada dalam diri individu, namun masih belum terwujud dalam

realita. Dengan kata lain, individu yang memiliki potensi diri

sesungguhnya mempunyai sejumlah elemen yang dibutuhkan bagi

pencapaian sebuah keberhasilan, tetapi elemen-elemen itu masih belum

teraktifkan. Apapun kemampuan yang ada pada diri manusia

kembangkan segera, agar kemampuan tersebut tidak terpendam dan

menjadi sia-sia.2

Sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-

individu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah system

pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya

sehingga mereka mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus

mendorong tumbuh dan berkembangnya kreativitas mereka sebagai

individu-individu yang unik dan berbeda-beda dari yang lain.3

Potensi diri terkait erat dengan bakat yang kita miliki,bakat yang

dimiliki seseorang pada dasarnya terkait dua hal. Pertama, kemampuan

alami yang khusus dan kedua, kekuatan untuk menggapai sebuah prestasi

atau kesuksesan.4

Bakat yang dimiliki seseorang dapat saja sangat berbeda dengan bakat

yang dimiliki orang lainnya. Bidang kehidupan yang kita arungi ini

1 Slamet Wiyono,Ak., M.B.A, Manajemen Potensi Diri, ( Gramedia: Jakarta, 2006), h.

37-38 2 Djoko Subinarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (by Leaf Production, 2011), h. 7 3Ibid, h.14 4Ibid, h. 20

Page 29: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

17

sangatlah luas. Maka, bakat itu pun sama luasnya dengan bidang

kehidupan yang ada. Jadi. Bakat merupakan kemampuan alami yang

khusus atau kemampuan untuk menggapai kesuksesan.5

Ny. Yoesoef Noesyirwan (1987) menggolongkan jenis bakat

atau kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlibat dan

menurut prestasinya. berdasarkan fungsi atas aspek-aspek yang

terlibatdalam berbagai macam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam:6

a) Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu kemampuan yang

berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat, seperti

kemampuan penginderaan atau ketajaman panca indera,

kemampuan motorik,kekuatan badan, kelincahan jasmani,

ketangkasan, keterampilan dan anggota badan.

b) Bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu kemampuan ingatan

daya khayal atau imajinasi dan inteligensi (penyesuaian diri).

c) Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan.

Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan

mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan

orang lain.

Sebagaimana telah diterangkan dalam mengenal tingkah laku

manusia, bahwa suatu karya atau pestasi memerlukan adanya

kemampuan atau bakat dan motivasi atau kemauan.7

5Ibid, h. 23 6H. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Penerbit:PT Rineka

Cipta, Januari 2005), h. 197 7Ibid, h. 197-199

Page 30: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

18

Minat dan bakat seringkali dijadikan satu. Padahal keduanya

memiliki pengertian yang berbeda. Bakat (aptitude) adalah

kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu

dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,

pengetahuan, dan keterampilan khusus. Bakat akan sulit berkembang

dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal

tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni.8

Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius

dan berkesinambungan.dengan mengembangkan minat, bakat, dan

memberikan bimbingan karier sejak dini, anak akan semakin

menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu melakukan hal

tersebut. Dan, akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa

yang mungkin akan ditekuninya.

Banyak anak tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang

tepat karena beberapa hal berikut:

· Anak belum menjajaki kemampuan, bakat, serta minatnya.

· Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan

yang ada.

· Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam

kemampuan atau bakatnya.anak belajar tanpa mengetahui

kegunaan dan tujuaan dari bidang studi yang dipelajarinya.

· Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi dan

8 Bunda Lucy, Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, (Penerbit: PT. Tangga

Pustaka. 2009), h. 59-60

Page 31: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

19

kurang spesifik.

· Bakat yang belum terasah atau kurang mendapatkan

kesempatan untuk dikembangkan sehingga tidak tampak.

· Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang

bersangkutan ataupun dari lingkungannya.

Jadi, manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang

masih merupakan potensi, tetapi hanya sedikit sekali dari kemampuan

tersebut bisa terwujud.9

Dalam potensi diri anak pastinya ada kecerdasan yang istimewa.

Kecerdasan adalah manifestasi kapasitas mental yang tinggi atau

kapasitas untuk belajar, menalar dan memahami. Perkembangan

kecerdasan pada setiap individu satu dengan yang lain berbeda-beda

sebagai berikut:10

Pertama, kecerdasan intelektual yaitu anak dikembangkan

dengan memberikan tugas agar anak lebih mengasah pengetahuannya

dengan memberikan dukungan dan suasana yang nyaman bagi sang

anak.

Kedua, kecerdasan emosional dan sosial yaitu anak

dikembangkan dengan cara berempati kepada temannya yang sedang

susah dan memberikan bantuan.

Ketiga, kecerdasan spiritual anak dikembangkan dengan kesadaran

sekaligus menunjukan perilaku taat kepada Allah untuk menghadapi

9 Ibid, h. 62-63 10,Djoko Subinarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (by Leaf Production, 2011), h. 24

Page 32: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

20

dan memecahkan masalah.11

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk

bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi

lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan

bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan

proses berpikir secara rasional. Inteligensi dan kecerdasan atau IQ

mempunyai perbedaan arti, sedangkan IQ hanya memberikan sedikit

indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak

menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.12

Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya

(inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk

berprestasi, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak

memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat kecerdasan

(inteligensi) bawaan ditentukan oleh bakat, bakat-bakat tersebut baik

sebagai potensi maupun yang sudah terwujud meliputi kemampuan

intelektual umum, kemampuan berpikir, kreatif-produktif, kemampuan

dalam salah satu bidang seni, dan bakat kepemimpinan.13

Ternyata kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual

dan kecerdasan intelektual jauh lebih berpengaruh dalam meraih

kesuksesan. Oleh karena itu, untuk menigkatkan potensi, minat dan

bakat pada anak perlu kematangan dalam menjalankannya.

11 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak,

(Yogyakarta: Katahati, 2010), h. 18-19 12 Bunda Lucy, Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT. Tangga

Pustaka. 2009), h. 51 13 Ibid, h. 52

Page 33: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

21

B. Definisi Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Menurut bahasa, keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti

cakap dalam menyelesaikan tugas.14 Maka keterampilan adalah bagaimana

kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Arti keterampilan yang

dimaksudkan juga dapat dikatakan memiliki keahlian yang dapat

bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut W. Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang apabila

tidak di dukung oleh sikap, kemauan, dan pengetahuan. Manusia

merupakan pribadi yang unik dimana aspek rohaniah, mental intelektual

dan fisik merupakan satu kesatuan yang utuh.15 Dari pendapat Gulo itu

dapat diketahui bahwa suatu keterampilan tidak mungkin akan terwujud

tanpa ada kemauan, sikap ataupun pengetahuan yang dimiliki seseorang

sehingga aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik sebenarnya adalah suatu

kesatuan tidak dapat dipisahkan daripada seseorang.

Mengenai keterampilan Sadirman MA menjelaskan ada dua macam, yaitu

jasmani dan rohani:

a. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati

sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau

penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

b. Keterampilan rohani menyangkut persoalan-persoalan penghayatan,

keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan

14 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), cet ke-1, h. 935

15 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo,2002), h. 29

Page 34: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

22

merumuskan masalah atau konsep-konsep.16

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakekat pendidikan

keterampilan atau life skill merupakan upaya untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga untuk

belajar hidup mandiri dalam menyelenggarakan keterampilan.

C. Pengembangan Potensi Diri

1. Definisi Pengembangan Potensi Diri

Pengembanganpotensi diri adalah suatuusaha atau proses yang

terus menerus menuju pribadi yang mantap dan sukses. Pribadi yang

mantap dalam artian menuju kepada kedewasaan mental, sedangkan

pribadi yang sukses dalam artian pribadi yang mampu tampil sebagai

pemenang dengan mengalahkan semua unsur negatif dalam diri kita.17

Manusia diciptakan dengan memiliki potensi dalam dirinya

berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Yung (2003:3)

adalah kemampuan manusia yang belum digunakan secara maksimal.

Potensi sangat berkaitan dengan hakekat manusia sebagai makhluk

bertaqwa, sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk berpotensi. Potensi

diri sebagai berikut:

1. Kemampuan dasar seperti tingkat inteligensi, kemampuan abstraksi,

logika dan daya tangkap.

2. Sikap kerja seperti ketekunan, ketelitian, tempo kerja, dan daya

16 Sadirman MA, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Op cit, h. 29 17 http://cenya95.wordpress.com/2008/09/03/pengembangan -potensi-diri/2 Juni 2011

Page 35: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

23

tahan terhadap stress.

3. Kepribadian yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan

serta kebiasaan seseorang baik jasmaniah, mental, rohani, emosional,

sosial, yang terwujud dalam bentuk tingkah laku.

Zainun (1993) mengatakan bahwa potensi dapat bersifat positif

dan negatif. Potensi positif misalnya kejujuran, ketegasan, kesucian,

keimanan, kesetiaan, kerapian, kematangan, kedewasaan, kecerdikan, dan

lain-lain. Potensi negatif adalah kebalikan dari potensi positif.

Jadi, pengembangan potensi diri akan sangat bergantung

bagaimana seseorang mengenal kemampuannya, lalu mengembangkannya.

Pengembangan potensi diri adalah tindakan mengurangi kekurangan dan

memperbesar kekuatan.18

D. Anak dan Hak-Hak Anak

1. Definisi Anak

Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak

membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga

tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan

yang normal.

Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap

rangsangan yang berasal dari lingkungan. Pada akhir abad ke-17, seorang

18 Arikel diakses di http://cenya95.wordpress.com/2008/09/03/pengembangan -potensi-diri/ pada tanggal 2 Juni 2011

Page 36: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

24

filsuf Inggris John Locke (1632-1704) mengemukakan bahwa pengalaman

dan pendidikan bagi anak merupakan faktor yang paling menentukan

dalam perkembangan anak. Oleh karena itu pengaruh pengalaman dan

lingkungan hidup terhadap perkembangan anak sangatlah penting.19

Anak tetap anak-anak, bukan orang dewasa dalam bentuk kecil.

Anak-anak memiliki keterbatasan bila dibandingkan dengan orang dewasa.

Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas yang harus dilihat dengan

kacamata anak-anak. Oleh karena itu, dalam menghadapi mereka memang

dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian, dan toleransi yang mendalam.20

Selanjutnya pengertian anak sebagai dalam kamus besar Bahasa

Indonesia diartikan sebagai manusia yang masih kecil. Selain itu, terdapat

pengertian lain bahwa pada hakikatnya seseorang yang berada pada suatu masa

perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.21

Sejak berabad-abad yang lalu perhatian terhadap seluk beluk

kehidupan anak sudah diperlihatkan, sedikitnya dari sudut

perkembangannya agar bisa mempengaruhi kehidupan anak ke arah

kesejahteraan yang diharapkan. Anak harus tumbuh dan berkembang

menjadi manusia dewasa yang baik yang bisa mengurus dirinya sendiri

dan tidak bergantung atau menimbulkan masalah pada orang lain, pada

keluarga atau masyarakatnya.22

19 Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Penerbit: PT. BPK

Gunung Mulia Jakarta, 1987), h.15-16 20 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan sosial bagi Anak,

(Penerbit:Katahati Yogyakarta, 2010), h. 30 21 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Rineka Cipta, 12990), cet ke-3., h.

166 22 Ibid, h. 15

Page 37: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

25

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa: “Anak adalah seseorang yang

belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah nikah”.23

Anak-anak yang tinggal di dalam panti adalah anak terlantar yaitu

anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya

sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara

rohani, jasmani, dan sosial.Di dalam UUD 1945 ayat 1 menyebutkan

“Bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Maka

pemerintah dan masyarakat sebagai unsur dari negara perlu melaksanakan

usaha kesejahteraan anak yang berada di dalam panti, hal ini selaras

dengan apa yang diatur pasal 11 ayat (3) UU No. 4 tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak.24 Jadi, yang dimaksud anak terlantar adalah anak

yang tinggal dalam keluarga miskin ataupun yatim piatu.25

2. Batasan usia anak 13-18 Tahun

Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan

yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada sesutau masa perkembangan

yang satu dengan cirri-ciri yang pada masa-masa perkembangan

berikutnya. Perkembangan dalam masa remaja usia 13-18 Tahun, masa

yang membentang cukup lama, dan karena itu sering dibagi-bagi menjadi:

23 Artikel diakses di http://prabusetiawan .blogspot.com/2009/05/pengertian anak.html

pada tanggal 2 Juni 2011 24 Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat,

Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di Luar Panti (Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005)

25Departemen Sosial RI Direktorat Pelayanan Sosial Anak Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi sosial, Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar Melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Keluarga (Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2006), h. 11

Page 38: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

26

masa remaja dini, dan remaja.26

Suatu masa peralihan dari dari dunia anak ke dunia dewasa, yang

dimulai dengan terjadinya kematangan. Perubahan-perubahan fisik secara

hebat di alami oleh anak ketika mulai memasuki masa remaja

menimbulkan permasalahan yang sangat majemuk dan seringkali

menimbulkan masalah-masalah bagi orang tua atau orang dewasa yang

berhubungan dengan kehidupan remaja.

3. Hak-Hak Anak

Pandangan Islam terhadap anak manusia sebagai makhluk yang

sangat terhormat, karena manusia merupakan makhluk Allah yang terbaik.

Anak dalam Islam memiliki hak-hak baik sebelu maupn setelah lahir. Hak-

hak anak sebelum lahir, adalah27:

· Hak untuk hidup, karena itu aborsi dilarang oleh Islam kecuali jika

ada alasan yang dapat dibenarkan.

· Hak untuk mendapat perlindungan dari bahaya-bahaya medis dan

psikis selama dalam kandungan.

· Hak untuk mempunyai ibu yang baik.

· Hak unuk didoakan agar terhindar dari godaan setan ketika kedua

orang tuanya berhubungan seks.

Menurut UU Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan

26 Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Penerbit: P.T. BPK Gunung Mulia, 1987) cet-1 1981, h. 60

27 T. Sumarnonugroho, “Sistem Intervensi Kesejahteraan” Sosial. 1991., h. 39

Page 39: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

27

Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak

meliputi:

a. Nondiskriminasi

b. Kepentingan yang terbaik bagi anak

c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan

d. Penghargaan terhadap pendapat anak28

Adapun mengenai hak untuk pengembangan potensi anak terdapat

dalam UU PA nomor 23 tahun 2002 tentang hak dan kewajiban pasal 11

yaitu “Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu

luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berkreasi sesuai dengan

minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.”29

4. Kewajiban Anak

Islam menetapkan beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan

anak30:

· Berbakti dan taat kepada orang tua, selama orang tua tidak

memerintahkan kemaksiatan.

· Bersikap tawadhu dengan bertutur kata yang sopan dan tidak

menyakiti hati kedua orang tuanya.

· Berterima kasih kepada orang tua.

28 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2002, h. 11 29 Ibid, h. 13 30Ibid, h. 40

Page 40: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

28

· Tidak boleh mencaci maki dan menghardik kedua orang tua.

· Mendoakan kedua orang tua agar mendapat ampunan dan

kasih sayang dari Allah.

· Melenggangkan tali silaturahmi dengan kerabat orang tua dan

teman-temannya.

Anak tidak hanya dirawat oleh keluarganya dengan kehidupan

yang menyenangkan, ada diantara mereka yang kurang beruntung.

Menurut Ardianus Khatib yang dikutip oleh Chizaimah T. Yanggo dan

Hafiz Ansharya berpendapat bahwa anak asuh adalah anak yang

digolongkan dari keluarga tidak mampu, antara lain sebagai berikut:

a. Anak yatim atau piatu atau anak yatim piatu yang tidak memiliki

kemampuan ekonomi untuk bekal sekolah dan belajar.

b. Anak dari keluarga fakir miskin.

c. Anak dari keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal tertentu (tuna

wisma).

d. Anak dari keluarga yang tidak memiliki ayah dan ibu dan keluarga

dan belum ada orang lain yang membantu biaya untuk bersekolah atau

belajar.31

Menurut UU Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan

Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik

31 huzaemah T. Yanggo dan Hafiz Ashari, Problemati ke Hokum Islam Kotemporer

pertama, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2002), h. 161

Page 41: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

29

Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Kewajiban

Anak meliputi:

a. Menghormati orang tua, wali, dan guru

b. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman

c. Mencintai tanah air, bangsa, dan Negara

d. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan

e. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia

Page 42: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

30

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet

A. GAMBARAN LEMBAGA

1. Sejarah Singkat PSAA “ Putra Utama 03 “

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) putra utama 03 Tebet adalah

salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Bina Mental Spiritual dan

kesejahteraan Sosial propinsi DKI Jakarta yang mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak terlantar. Panti Sosial

Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet didirikan pada tahun 1999

yang saat itu bernama Panti Sosial taman Penitipan Anak (PSTPA) Bina

Insan Nusantara sebagai salah satu unit pelaksanaan teknis kanwil Depsos

Propinsi DKI Jakarta.1

Sejak tanggal 28 Maret 2000 PSTPA Bina Insan Nusantara

menjadi UPT Dinas Sosial Propinsi Dki Jakarta yang kemudian beruah

menjadi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Berdasarkan

Perda Nomor 3 Tahun 2000 tentang bentuk susunan organisasi dewan

perwakilan Rakyat Daerah propinsi DKI Jakarta dan keputusan Gubernur

propinsi daerah khusus ibukota Jakarta nomor 41 tahun 2002 tentang

organisasi dan tata kerja Dinas Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial

1 Brosur, Tentang Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet (Jakarta: Oktober

2010)

Page 43: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

31

propinsi DKI Jakarta, maka nama Dinas Sosial berubah menjadi Dinas

Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Propinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya dengan keluarnya keputusan Gubernur propinsi DKI

Jakarta No. 163 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan dinas bintal dan kesos

prop. DKI Jakarta, maka sejak tanggal 13 November 2002 nama PSAA

Balita tunas bangsa berubah menjadi Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 3 Tebet.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Tugas pokok Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Tebet adalah :

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan social

anak terlantar yang meliputi identifikasi dan assesmen, bimbingan dan

penyaluran serta bina lanjut.

b. Fungsi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Tebet adalah :

1) Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi, dan seleksi;

2) Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan

administrasi dan penempatan dalam panti;

3) Pelaksanaan perawatan, pemeliharaan, dan perlindungan social;

4) Pelaksanaan assesmen meliputi penelahaan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi;

Page 44: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

32

5) Pelaksanaan pemberian pembinaan fisik dan kesehatan, bimbingan

mental, social, kepribadian, pendidikan dan latihan keterampilan;

6) Pelaksanaan sosialisasi meliputi kehidupan dalam keluarga,

masyarakat dan lingkungan, persiapan pendidikan serta

pelaksanaan penyaluran dan bantuan kemandirian;

7) Pelaksanaan binaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan, dan terminasi.

3. VISI & MISI

a. VISI

Panti Sosial asuhan anak putra utama 3 tebet mempunyai visi “

Terentasnya anak terlantar yatim/piatu/yatim piatu dan berasal dari

keluarga tidak mampu di provinsi DKI Jakarta dalam kehidupan yang

layak dan normatif.

b. MISI

Adapun Misi panti sosial asuhan anak putra utama 3 tebet, yaitu :

1) Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap anak

yatim/piatu/yatim piatu dan anak terlantar yang ada di lingkungan

masyarakat.

2) Membentuk anak yang mengalami keterlantaran agar dapat tumbuh

kembang secara wajar melalui pemenuhan baik jasmani, rohani,

maupun social.

Page 45: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

33

3) Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

yatim/piatu/yatim piatu terlantar kedalam kehidupan yang layak,

normatif, dan manusiawi.

4. Sasaran Pelayanan dan Persyaratan menjadi Warga Binaan Sosial di

“PSAA Putra utama 3 Tebet”.

Sasaran pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak putra utama 3 tebet

adalah anak terlantar usia 13 s/d 18 tahun yang karena suatu sebab orang

tuanya tidak dapat mencukupi kebutuhanya secara wajar baik jasmani

maupun rohani maupun sosial.

Sedangkan untuk menjadi warga binaan PSAA memiliki beberapa

persyaratan, yaitu sebagai berikut :

a. anak usia 13 tahun s/d 18 tahun (khusus wanita);

b. surat keterangan tidak mampu Rt/Rw, Lurah setempat;

c. surat keteranagn sehat dari dokter/ puskesmas;

d. foto copy KTP orang tua/ wali (domisili DKI Jakarta)

e. pas foto 4x6 = 2 lembar, 2x3 = 2 lembar

f. memiliki ijasah/ rapot terakhir;

g. bersedia tinggal dan mengikuti tata tertib yang berlaku di PSAA Putra

Utama 3 Tebet.

Page 46: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

34

5. Proses Pelayanan

Tahap I : Penerimaan

1. identifikasi

2. assesmen

3. penerimaan

Tahap II : Pelaksanaan Kegiatan

a. perawatan

b. pemeliharaan

c. pembinaan fisik

d. pembinaan kesehatan

e. bimbingan mental dan sosial

f. pendidikan

g. pendidikan keterampilan

Tahap III : Resosialisasi

a. bimbingan kesiapan dan peran serta keluarga

b. bimbingan kerja

Tahap IV : Penyaluran

a. keluarga

b. kerja

Tahap V : Bina lanjut

a. pemberian motivasi hidup madiri

b. pembinaan dalam rangka kelangsungan kerja

eks WBS

Page 47: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

35

Tahap VI : Terminasi

a. Pemutusan hubungan bila eks WBS sudah

dapat hidup mandiri.

6. Sumber Dana

Dana operasional Panti Sosial Asuhan Anak putra utama 3 Tebet

berasal dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, setiap tahun panti mengajukan anggaran yanbg di

perlukan panti. Karena PSAA merupakan panti dibawah naungan

Pemerintah DKI Jakarta dan anggaran tersebut tertuang dalam Dokumen

Pelaksanan Anggaran ( DPA).

PSAA juga menerima sumbangan dari masyarakat berbagai macam

profesi tetapi tidak secara rutin hanya sesekali saja, semua itu diketahui

dan disetujui oleh Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

7. Fasilitas

a. Luas tanah : 5.100 M2

b. Taman/halaman : 1.000 M2

c. Ruang Komputer : 1 Lokal

d. Ruang Asrama : 5 Lokal

e. Ruang keterampilan : 2 Lokal

f. Ruang makan dan dapur : 2 Lokal

g. Aula ruangan pertemuan : 1 Lokal

Page 48: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

36

h. Musollah : 1 Lokal

i. lapangan olahraga : Bulutangkis, Tenis meja, basket, volly ball

B. PROFIL ANAK-ANAK DI PSAA

1. Profil WBS

Dari hasil observasi yang dilakukan, berikut ini penulis masukkan

ke dalam table berdasarkan tingkat pendidikan, berdasarkan penyebaran

sekolah, dan berdasarkan status keluarga. Terlihat berdasarkan tingkat

pendidikan bahwa lebih banyak WBS yang duduk di tingkat SLTA yaitu

60 WBS dibandingkan dari tingkat SLTP yaitu 20 WBS.

Berdasarkan penyebaran sekolah tingkat SLTP lebih banyak WBS

sekolah di SLTP DCB PALAD, sedangkan penyebaran sekolah tingkat

SLTA yaitu SMK PANCASILA. Dan berdasarkan dari status keluarga

terlihat lebih banyak orang tua tidak mampu yang menitipkan anaknya di

Panti.

Table. 2 : Data WBS Berdasarkan Tingkat Pendidikan

KELAS NO. TINGKAT PENDIDIKAN

1 2 3 KET

1 SLTP 7 9 4 20

2 SLTA 14 25 21 60

JUMLAH 80

Page 49: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

37

Table. 3 : Data WBS Berdasarkan Penyebaran Sekolah Tingkat SLTP

KELAS NO. NAMA SEKOLAH

1 2 3 KET

1. SLTPN 3 3 3 1

2 SLTPN 33 1

3 SLTP DCB PALAD 4 5

4 SLTP.N 15 2 1

JUMLAH 7 5 8 20

Table. 4 : Data Wbs Berdasarkan Penyebaran Sekolah Tingkat SLTA

KELAS NO. NAMA SEKOLAH

1 2 3 KET.

1 SMKN 08 - - 1

2 SMKN 47 - - 1

3 SMKN 31 - - 2

4 SMKN 40 - - 3

5 SMKN 07 - - 1

6 SMKN 50 - - 1

7 SMKN 56 - - 2

8 SMK PANCASILA 7 13 3

9 SMK JAK TIM 6 12 5

10 SMA N 55 - - 1

Page 50: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

38

11 SMA N 79 1 - -

12 SMK TIRTA SARI - - 1

JUMLAH 14 25 21 60

Table. 5 : Data Wbs Berdasarkan Status Keluarga

NO. STATUS KELUARGA KETERANGAN

1 ORANG TUA TIDAK MAMPU 51 ORANG

2 YATIM 9 ORANG

3 PIATU 4 ORANG

4 YATIM PIATU 6 ORANG

5 KELUARGA RETAK 5 ORANG

6 ANAK TERLANTAR 5 ORANG

Page 51: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

39

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

Pada Bab ini penulis akan membahas tentang pengembangan potensi

keterampilan menjahit anak asuh sebagai upaya pemenuhan hak-hak anak di

PSAA Putra Utama 03 Tebet. Dengan menggabungkan dan mengkaji antara

temuan hasil observasi, wawancara catatan lapangan dan dokumentasi dengan

teori-teori yang telah dijelasakan pada Bab II. Dari hasil penelitian, penulis

menemukan beberapa hal mengenai pengembangan potensi keterampilan menjahit

anak asuh sebagai upaya pemenuhan hak-hak anak di dalam panti PSAA Putra

Utama 03 Tebet, baik dari segi subyeknya maupun dari segi obyek penelitian

sebagai upaya yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03

Tebet untuk anak asuh yang tinggal di dalam panti tersebut.

Sebelumnya penulis akan terlebih dahulu membahas lima informan yang

akan menjadi sumber dari skripsi ini. Yaitu lima anak yang tercatat mengikuti

kegiatan keterampilan menjahit yang berada di PSAA Putra Utama 03 Tebet yang

ketiganya sudah memasuki bangku sekolah SLTP dan SLTA. Di dalam panti

sebutan untuk anak asuh adalah Warga Binaan Sosial (WBS) untuk itu dalam

penulisan pada profil informan anak asuh berikut ini akan ditulis dengan sebutan

WBS.

1. WBS “HT”

1. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 31 Maret 1997

Page 52: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

40

3. Tahun Masuk Panti : 2009

4. Fisik Badan : mempunyai ukuran tubuh sedang, berkulit

kuning langsat, penglihatan dan pendengaran selama ini normal.

5. Status Orang Tua : Ayah masih ada, Ibu sudah meninggal

6. Pekerjaan Ayah : Berdagang

Riwayat Hidup WBS :

“HT “ adalah anak ketujuh dari 7 bersaudara, saat ini “HT” berusia 14

tahun dan sekarang duduk di kelas 3 SMP. Sebelumnya “HT” bersekolah

di luar, tetapi karena masalah ekonomi, maka “HT” di daftarkan di panti

ini. “HT” masuk ke panti ini karena awalnya “HT” mempunyai tetangga

yang bekerja di panti lain, tetangganya mendaftarkan kakak sepupu “HT”

ke PSAA PU 03 Tebet, setelah kakak sepupu “HT” lulus dari sekolahnya

dan tidak tinggal di panti lagi maka “HT” di daftarkan di panti ini. Baru 2

tahun ini “HT” menempati panti, “HT” merasa senang dengan lingkungan

di dalam panti karena “HT” mempunyai teman yang banyak dan

pengasuh-pengasuh panti selama ini baik terhadap “HT”.

Di panti ini anak-anak disekolahkan dari SMP sampai SMA, akan tetapi

bukan hanya sekolah saja yang mereka jalani, tetapi ada kegiatan-kegiatan

mengisi waktu luang yang sebagian anak-anak mengikuti kegiatan

tersebut. “HT” juga mengikuti salah satu kegiatan-kegiatan tersebut yaitu

mngikutiketerampilan menjahit. “HT” mengikuti keterampilan menjahit

agar bisa mengembangkan bakat yang ia miliki, karena “HT” yakin

menjahit ini akan di pakai sampai seumur hidup dan “HT” mempunyai

Page 53: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

41

cita-cita sebagai designer nanti. Awalnya memang sulit, dari membuat

pola saja “HT” selalu salah, akan tetap makin lama “HT” bisa membuat

celana, tas, taplak meja dan menyulam.

2. WBS “AN”

1. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 14 Agustus 1997

3. Tahun Masuk Panti : 2009

4. Fisik Badan : mempunyai ukuran tubuh tinggi, berkulit

sawo matang, penglihatan dan pendengaran selama ini normal.

5. Status Orang Tua : Ayah dan Ibu masih ada

6. Pekerjaan Ayah : Buruh

Riwayat Hidup WBS :

“AN” adalah anak pertama dari 2 bersaudara, saat ini “AN” berusia 14

tahun dan sekarang duduk di kelas 3 SMP. “AN” masuk ke panti ini

karena guru SD “AN”mempunyai saudara yang bekerja di PSBR yaitu

panti sosial yang bersebelahan dengan PSAA, maka dari itu setelah “AN”

lulus SD maka “AN” pun di daftarkan di panti ini. Baru dua tahun “AN”

menempati panti ini, “AN” merasa selama ia tinggal di panti ini “AN”

mempunyai banyak teman.

Di panti ini “AN” tidak hanya bersekolah saja melainkan “AN” mengikuti

kegiatan-kegiatan di waktu luang yang sebagian anak-anak juga mengikuti

kegiatan tersebut, yaitu keterampilan menjahit. “AN” merasa walaupun

belum berbakat dalam menjahit tetapi “AN” berusaha untuk lebih baik lagi

Page 54: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

42

dalam mengembangkan bakat tersebut. Karena “AN” yakin dari

keterampilan tersebut “AN” bisa menjadi designer walaupun seandainya

itu terlalu tinggi maka “AN” ingin membuka vermak levis di rumahnya.

Dari keterampilan menjahit yang “AN” ikuti sekarang ini “AN sudah bisa

membuat celana, tas, taplak meja dan menjahit pakaian yang rusak. “AN”

berharap suatu saat ia bisa lebih terampil dan mahir dalam keterampilan

menjahit ini, karena utuk mengembangkan bakat tersebut butuh

kepercayaan diri.

3. WBS “AW”

1. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Agustus 1993

3. Tahun Masuk Panti : 2009

4. Fisik Badan : mempunyai ukuran tubuh sedang, berkulit

sawo matang, dalam penglihatan serta

pendengaran normal

5. Status Orang Tua : Ayah dan Ibu masih ada

6. Pekerjaan : ayah sebagai buruh Ibu sebagai pembantu

rumah tangga

Riwayat Hidup WBS :

“AW” adalah anak kedua dari 5 bersaudara, saat ini “AW” berusia 17

tahun dan sekarang duduk di kelas 3 SMK. “AW” masuk ke panti ini

karena ketika di SMP, guru “AW” menawarkan “AW” agar melanjutkan

sekolah SMA dari panti sosial yang menyalurkan anak-anak dari keluarga

Page 55: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

43

kurang mampu. Maka ketika “AW” dan orang tua survei ke panti tersebut,

“AW” pun berminat untuk tinggal di dalam panti. “AW” merasa senang

tinggal di dalam panti, karena “AW” mempunyai banyak teman dan bisa

bersekolah sampai selesai.

Di panti ini “AW” tidak hanya bersekolah saja melainkan “AW”

mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di dalam panti, salah satunya

adalah keterampilan menjahit. “AW” yakin kalau keterampilan menjahit

yang ia ikuti bisa menjadi bekalnya untuk masa depan dan bisa membuka

usaha sendiri dari keterampilan tersebut. Dari keterampilan ini “AW”

sudah bisa membuat celana, tas, taplak meja dan tempat pensil.

4. WBS “FA”

1. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Januari 1998

3. Tahun Masuk Panti : 2010

4. Fisik Badan : Mempunyai ukuran tubuh tinggi,

berkulit kuning langsat, dalam

penglihatan serta pendengaran normal

5. Status Orang Tua : Ayah dan Ibu sudah tinggal serumah

6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riwayat Hidup WBS

“FA” adalah anak kedua dari 2 bersaudara, saat ini “FA” berusia 14 Tahun

dan sekarang duduk di kelas 2 SMP. “FA” masuk panti ini, karena

sebelumnya “FA” mempunyai saudara yang pernah tinggal di dalam panti

Page 56: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

44

ini, setalah saudara “FA” menyelesaikan sekolahnya barulah “FA”

mendaftarkan diri di PSAA. “FA” masuk ke panti dikarenakan tidak

mempunyai biaya untuk meneruskan sekolahnya ke tingkat SMP dan

SMA dan juga karena “FA” ingin sekali bisa menjadi orang berguna di

masa depan.

Di dalam panti ini pun “FA” tidak hanya bersekolah saja melainkan “FA”

mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di dalam panti, salah satunya

adalah keterampilan menjahit. “FA” mengikuti keterampilan menjahit ini

agar bisa mengembangkan bakat serta potensi yang ia miliki selama ini,

karena ia yakin ilmu keterampilan menjahit ini bisa di pakai seumur

hidupnya. Dia bercita-cita ingin mempunyai penghasilan sendiri apabila ia

bisa menjadi designer terkenal karena ia ingin sekali membantu orang

tuanya, khususnya ibu. Kalaupun nanti jalannya lain dia ingin menjadi

penjahit yang dikenal oleh orang lain, dari keterampilan menjahit yang ia

ikuti sekarang “FA” sudah bisa membuat tempat pensil, tas dan celana dan

menjahit pakaian yang sudah sobek.

5. WBS “AA”

1. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Maret 1998

3. Tahun Masuk Panti : 2010

4. Fisik Badan : mempunyai ukuran tubuh sedang,

berkulit sawo matang, dalam

penglihatan dan pendengaran normal

Page 57: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

45

5. Status Orang Tua : Ayah Ibu masih ada

6. Pekerjaan : Ayah sebagai Office Boy

Riwayat Hidup WBS

“AA” adalah anak pertama dari 2 bersaudara, saat ini “AA” berusia 14

Tahun dan sekarang duduk di kelas 2 SMP. “AA” menempati panti ini

karena sebelumnya ada tetangganya yang pernah tinggal di PSAA ini,

maka dari itu ibu “AA’ mendaftarkannya ke panti ini. “AA” merasa

selama tinggal di panti ini ia memiliki banyak teman dan pengasuh-

pengasuh di dalam panti baik.

Di dalam panti ini “AA” mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di

dalam panti salah satunya adalah keterampilan menjahit. “AA” ingin

sekali mengembangkan potensi serta bakatnya dalam keterampilan

menjahit ini agar bisa menjadi designer terkenal. “AA” , karena butuh

waktu lama agar ia bisa menjadi handal dalam keterampilan tersebut.

“AA” ingin meningkatkan lagi kemampuannya dalam menjahit agar cita-

cita dia bisa tercapai, sekarang ia sudah bisa membuat celana, tempat

pensil, dan tas.1

1 Observasi pada WBS yang mengikuti keterampilan menjahit pada tanggal 19 Juli pukul

10.00 Wib

Page 58: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

46

A. Pengembangan Potensi Keterampilan Menjahit Anak Asuh di PSAA

Putra Utama 03 Tebet

1. Penemuan Bakat Anak Asuh dalam Keterampilan Menjahit di PSAA

Putra Utama 03 Tebet

Sesuai dengan yang dipaparkan oleh H. Abu Ahmadi dan Munawar

Sholeh bahwa bakat ada yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu

kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat,

seperti kemampuan penginderaan atau ketajaman panca indera,

kemampuan motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketangkasan,

keterampilan dan anggota badan.2 Dalam proses penemuan bakat yang

bersifat psikofisik pada WBS di panti, pengasuh langsung melatih dan

membimbing anak melakukan kelas keterampilan menjahit. Tidak ada tes

khusus sebelumnya hanya saja anak-anak di data terlebih dahulu siapa saja

yang mengikuti keterampilan menjahit tersebut.

Penjelasan diatas diperkuat oleh Ibu Nurimah selaku Instruktur

Menjahit, bahwa:3

“Potensi itu bakat, minat dan kemampuan yang ada di dalam diri

anak yang harus dikembangkan dengan kegiatan keterampilan

menjahit yang mereka minati agar potensi tersebut bisa

mendapatkan efek yang baik buat anak-anak”.

2 H. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Penerbit:PT Rineka

Cipta, Januari 2005), h. 197 3 Wawancara pribadi dengan Ibu Nurimah, Selaku Instruktur Menjahit, tanggal 21 Juli

2011 pukul 10.00 Wib

Page 59: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

47

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Pak Mujiono selaku seksi

Bimbingan dan Penyaluran, bahwa:4

“Kita kembangkan potensi anak-anak, misalkan dalam

keterampilan menjahit maka anak kita ajarkan dari dasarnya

terlebih dahulu, dari cara mengenal pola, memotong selangkah

demi selangkah”.

WBS “AA” juga mengatakan bahwa:

“Saya mengikuti keterampilan menjahit ini karena saya merasa ada

bakat dalam diri saya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Karena

dalam mengikuti kegiatan keterampilan menjahit ini butuh

kefokusan untuk mempelajarinya, jika salah menjahit bahan yang

dipakai tidak akan bisa dipakai lagi kak”.

Sedangkan bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu

kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi

(penyesuaian diri),5 pada WBS dapat dilihat dari kemampuan WBS

membuat pola dengan bahan yang ada dengan hati-hati dan teliti, mereka

juga dapat membuat bermacam-macam bentuk pada bahan yang mereka

pakai.

Hal ini seperti peneliti lihat dalam kegiatan keterampilan menjahit,

para WBS yang mengikuti keterampilan menjahit ini dapat berimajinasi

4 Wawancara pribadi dengan Pak Mujiono, AKS selaku seksi bimbingan dan penyaluran,

tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 WIB 5 H. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Penerbit:PT Rineka

Cipta, Januari 2005), h. 197

Page 60: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

48

dalam mengembangkan keterampilannya. Seperti yang diungkapkan oleh

WBS “HT”, bahwa:

“Saya bisa berimajinasi dalam membuat pola, tidak hanya itu-itu

saja tetapi saya bisa membuat bermacam-macam pola dr bahan

yang diberikan oleh instruktur menjahit”.

Hal ini juga diungkapkan oleh WBS “AW” bahwa:6

“Saya dan teman-teman harus bisa teliti dalam menjahit, dari satu

pola ke pola lain dan harus bisa mengembangkannya dengan baik,

karena kalo salah saja bahan yang dipakai tidak bisa dipakai lagi”.

Adapun bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan

kemauan, yaitu yang berhubungan erat dengan watak, seperti

kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan

orang lain7 dapat ditemui dalam diri WBS melalui kegiatan keterampilan

menjahit. Hal ini seperti peneliti lihat WBS dapat mengasah kemampuan

keterampilan menjahit mereka dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh

WBS “AN”, bahwa:

“Saya bertekad dalam diri saya untuk bisa membuat beberapa

macam pola dari bahan-bahan menjahit dengan teliti dan benar.

Agar hasil yang saya dapatkan nanti dapat berguna bagi orang

lain’.

6 Wawancara pribadi dengan WBS “AW” pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib 7 Ibid, h. 197

Page 61: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

49

2. Penemuan Minat Anak Asuh Dalam Keterampilan Menjahit di Panti

Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Bunda Lucy bahwa minat

anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambung dengan

mengembangkan minat, bakat, dan memberikan bimbingan karier sejak

dini, anak akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan

mampu melakukan hal tersebut. Dan akan lebih jelas pendidikan atau

pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya.8 Dalam proses penemuan

minat ini WBS di panti memang memiliki minat untuk mengikuti

keterampilan menjahit yang berada di PSSA PU 03 Tebet, karena dalam

jiwa anak-anak yang mengikuti keterampilan ini ingin sekali ilmu

menjahit yang mereka peroleh dapat berguna dimasa yang akan datang

dengan bimbingan para pengasuh serta instruktur menjahit dalam setiap

pertemuan.

Seperti yang dijelaskan oleh Pak Mujiono, bahwa:9

“Anak-anak yang mengikuti ketermpilan menjahit ini adalah anak-

anak yang memang dari awalnya berminat untuk mengikuti

kegiatan tersebut. Walaupun untuk mempelajari keterampilan

menjahit ini butuh ketelitian dan kesabaran. Jika mereka memiliki

bekal keterampilan menjahit suatu hari ilmu ini akan bermanfaat

diluar nanti”.

8 Bunda Lucy, Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, (Penerbit: PT. Tangga Pustaka. 2009), h. 59-60

9 Wawancara pribadi dengan Pak Mujiono pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib

Page 62: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

50

WBS “AN” mengungkapkan, bahwa:10

“Saya mengikuti keterampilan menjahit ini karena kemauan dari

diri sendiri, saya merasa ada bakat untuk mengikuti kegiatan

tersebut. Karena saya yakin, kalo saya bisa mengikuti kegiatan

keterampilan menjahit ini dengan baik. insya allah cita-cita saya

sebagai designer muda tercapai suatu saat nanti”.

3. Langkah-Langkah Pengembangan Keterampilan Menjahit Pada

Anak Asuh

Dalam proses pengembangan potensi keterampilan menjahit WBS

di panti, pengasuh menerapkan beberapa langkah sebaagai berikut:

a. Mengenal alat-alat untuk menjahit

b. Membuat pola dasar

c. Serta membuat jelujur sebelum menjahit

Langkah-langkah ini telah menjadi standar baku pelaksanaan kelas

keterampilan menjahit tingkat dasar sebagaimana dijelaskan oleh Ibu

Nurimah, bahwa:11

“Anak-anak yang mengikuti keterampilan menjahit ini saya ajarkan

dari awal yaitu mengenal alat-alat jahit terlebih dahulu, kedua

anak-anak membuat pola dasar, ketiga sebelum menjahit

menggunakan mesin jahit, sebaiknya anak-anak menggunakan

jelujur terlebih dahulu (menggunakan benang yang jarang-jarang

agar tidak berantakan)”.

10 Wawancara pribadi dengan WBS “AN” pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib 11 Wawancara pribadi dengan Ibu Nurimah pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00 Wib

Page 63: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

51

Pada tahap atau langkah pertama memperkenalkan alat-alat

untuk menjahit, WBS yang baru masuk mengikuti keterampilan

menajahit ini di berikan arahan kepada instruktur menjahit bagaimana

mempergunakan alat-alat dengan baik dan tidak melukai tangan.12

Pada tahap kedua membuat pola dasar, instruktur menjahit

mengambil contoh pola dan anak-anak diharuskan untuk mengikuti arahan

yang diberikan oleh instruktur menjahit. Ini dilakukan secara rutin untuk

anak-anak yang baru masuk. Hal ini juga diungkapkan oleh WBS “FA”,

bahwa:13

“Dari yang awalnya saya masih sulit untuk membuat pola,

alhamdulilah sekarang saya sudah bisa membuat bermacam-

macam pola dari bahan keterampilan menjahit dan hasilnya bisa

saya rasakan”.

Pada tahap ketiga membuat jelujur sebelum menjahit bahan,

instruktur menyarankan agar menggunakan jelujur sebelum menjahit

bahan, agar bahan yang dipakai untuk menjahit rapid an tidak mudah

sobek ketika sudah berbentuk pakaian, celana, taplak meja dan tempat

pensil.14

12 Observasi peneliti dalam keterampilan menjahit pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00

Wib 13 Wawancara pribadi dengan WBS “FA” pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib 14 Observasi peneliti dalam keterampilan menjahit pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00

Wib

Page 64: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

52

B. Pemenuhan Prinsip Hak-Hak Anak dalam Pengembangan Potensi

Keterampilan Menjahit Anak Asuh di PSAA Putra Utama 03 Tebet

Menurut UU Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila

dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi:

1. Nondiskriminasi

2. Kepentingan yang terbaik bagi anak

3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan

4. Penghargaan terhadap pendapat anak15

Prinsip hak anak dalam pengembangan potensi keterampilan menjahit

adanya nondiskriminasi, dalam hal ini WBS memang tidak diwajibkan untuk

mengikuti keterampilan menjahit, akan tetapi WBS yang mengikuti

keterampilan menjahit hanya diikuti oleh WBS yang bersekolah di siang hari

sedangkan WBS yang bersekolah di pagi hari tidak bisa mengikuti

keterampilan menjahit, karena instruktur menjahit hanya bisa mengajar di

waktu pagi hari. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Mujiono selaku seksi

Bimbingan dan Penyaluran, bahwa:16

“memang keterampilan menjahit ini tidak diwajibkan karena ada

diantara para WBS yang bersekolah di pagi hari tetapi ini adalah

15 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2002, h. 11 16 Wawancara dengan Pak Mujiono pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib

Page 65: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

53

sebuah program yang berada di dalam panti jadi WBS harus mengikuti

peraturan yang ada disini”.

Prinsip hak anak dalam kepentingan yang terbaik bagi anak, dalam

hal ini pengasuh panti memang memberikan kebebasan anak-anak dalam

memilih program keterampilan yang berada dip anti berdasarkan minat serta

bakat yang mereka miliki. Peneliti melihat bahwa beberapa diantara WBS ada

yang memang mempunyai bakat dalam keterampilan menjahit karena mereka

berpikir menjahit akan menjadi masa depan mereka yang panjang dapat

berguna di setiap waktu.17 Hal ini dijelaskan oleh Ibu Nurimah, bahwa:18

“Disini WBS berusaha untuk mengembangkan potensinya dengan

baik, kalo mereka ada kesulitan saya tidak mendiamkannya akan tetapi

saya bantu sampai mereka mengerti, karena saya yakin ilmu menjahit

akan di pakai sampai kapanpun dan dapat berguna bagi WBS untuk

masa yang akan datang”.

Prinsip hak anak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan

perkembangan, dalam hal ini pengasuh panti memberikan kegiatan

keterampilan menjahit sebagai dasar untuk kelangsungan hidup para WBS

ketika mereka sudah tidak berada lagi di dalam panti, sebagai bekal untuk para

WBS di masa yang akan datang. Peneliti melihat para WBS yang mengikuti

keterampian menjahit ini sudah bisa membuat bahan-bahan dari pola yang

bermacam-macam, dan mereka mempunyai cita-cita yang tinggi untuk

17 Observasi keterampilan menjahit dengan WBS pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00

Wib 18 Wawancara Ibu Nurimah pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00 Wib

Page 66: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

54

kelangsungan hidup mereka.19 Seperti yang diungkapkan oleh WBS “AN”,

bahwa:20

“Saya ingin sekali bisa mengembangkan bakat menjahit saya jika saya

sudah tidak ada di panti lagi, agar saya bisa mempunyai butik dan

menjadi designer terkenal. Kalo perkembangannya selama ini cukup

bagus karena instruktur menjahitnya memberikan arahan kepada para

WBS dengan jelas dan baik’.

Sedangkan hak penghargaan pendapat untuk anak, para pengasuh

memang memberikan keperluan alat-alat untuk menjahit dari bahan-bahan

membuat pola, mesin jahit, benang, jarum jahit, jarum pentul, gunting,

sentimeter, kapur jahit, untuk para WBS agar bisa mengikuti keterampilan

menjahit dengan baik. Peneliti lihat disini, instruktur menjahit memberikan

kebebasan kepada anak-anak dengan membuat pola yang bermacam-macam,

bagi WBS yang belum bisa maka instruktur menjahit memberikan arahan dan

membantunya agar bisa lebih baik lagi.21 Hal ini diungkapkan oleh Ibu

Nurimah, bahwa:22

“Saya hanya ingin WBS memehami betul tentang keterampilan

menjahit ini, dan saya berusaha untuk membuat WBS merasa lebih

bisa lagi karena yang saya tanamkan dalam diri mereka bahwa

keterampilan menjahit tidak hanya di panti saja akan tetapi dapat

berkembang dan di pakai jika para WBS berada di luar panti juga’.

19 Observasi keterampilan menajhit dengan WBS pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10,00

Wib 20 Wawancara pribadi dengan WBS “AN” pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.00 Wib 21 Observasi keterampilan menjahit pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00 Wib 22 Wawancara dengan Ibu Nurimah pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 10.00 Wib

Page 67: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini yang mengacu

pada beberapa pertanyaan dalam rumusan masalah di atas, akhirnya diperoleh

serangkaian kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam mengembangkan potensi WBS yang dilakukan oleh PSAA PU 03

Tebet melalui kegiatan keterampilan menjahit, WBS dapat menemukan

bakat yang berdasarkan psikofisik, bakat kejiwaan dan bakat alam

perasaan dan kemauan, serta menemukan minat yang mereka miliki

dalam mengikuti kegiatan keterampilan menjahit ini. Dan langkah-

langkah dalam mengembangkan potensi keterampilan menjahit ini, WBS

yang baru masuk dapat mengenal alat-alat jahit, membuat pola dasar, dan

sebelum menjahit menggunakan jelujur.

2. Tentang pemenuhan prinsip hak-hak anak asuh dalam pengembangan

potensi keterampilan menjahit, adanya nondiskriminasi dalam

keterampilan menjahit ini, kebutuhan terbaik bagi anak pengasuh

memberikan fasilitas untuk anak-anak menjahit, adanya kesempatan WBS

untuk mengembangkan potensi keterampilan menjahit mereka jikadalam

kelangsungan hidupnya, serta adanya penghargaan pendapat kepada

pengasuh terhadap anak-anak untuk mengembangkan keterampilan

menjahitnya.

Page 68: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

56

3. Dapat disimpulkan bahwa Pengembangan potensi anak sangat

berpengaruh sekali dalam kehidupannya, agar ketika mereka lulus nanti,

ilmu yang mereka dapatkan dalam keterampilan menjahit tersebut akan di

gunakan sampai kapan pun.

B. Saran-Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian beserta kesimpulan yang telah

dijelaskan dalam skripsi ini, penulis memiliki beberapa saran-saran yang akan

disampaikan oleh Panti PSAA Putra Utama 3 Tebet. Saran-saran tersebut

diantaranya ialah :

1. perlu di perhatikan lagi segala sarana-dan prasarana yang masih kurang

memadai di dalam panti.

2. Antara pengasuh serta instruktur lebih ketat lagi untuk kedatangan anak-

anak dalam keterampilan menjahit agar kebiasaan telat itu tidak sering

dilakukan oleh anak-anak.

3. Untuk lebih memperhatikan lagi dalam pengembangan potensi anak,

karena potensi tersebut tidak selalu dapat di lakukan oleh anak-anak tanpa

ada bantuan dari pengasuh maupun instruktur menjahit.

Page 69: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

57

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Hafiz dan Ehizaimah T. Yanggo, Problematika ke Hukum Islam Kotemporer Pertama, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002

Azzet, Muhaimin Akhmad, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak, Yogyakarta: Katahati, 2010

Brosur, Tentang Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet (Jakarta: Oktober 2010)

Bugin, Burhan, Metode penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2005

Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di dalam Panti, Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005

Departemen Sosial RI Direktorat Pelayanan Sosial Anak Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi sosial, Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar Melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Keluarga, Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2006

Gautama, Chandra, Konvensi Hak Anak, Panduan Bagi Jurnalis, Jakarta: 2000

Gulo, W, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grafindo, 2002

Gunarsa, Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1987

Lucy, Bunda, Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, PT. Tangga Pustaka, 2009

Moeleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya, 2007

Subinarto, Djoko, Gali Rahasia Potensi Diri, by: Leaf Production

Sudirman MA, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, op.cit

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rinneke Cipta, 1990

Sumarnonugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, 1991

Wiyono, Slamet, Manajemen Potensi Diri, Jakarta: Gramedia, 2006

Page 70: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

58

Internet:

http://nbasis.wordpress.com/2010/09/06/fakta-panti-asuhan/02 Juni 2011

http://cenya95.wordpress.com/2008/09/03/pengembangan -potensi-diri/02 Juni 2011

http://cenya95.wordpress.com/2008/09/03/pengembangan -potensi-diri/ pada tanggal 2 Juni 2011

Wawancara:

Wawancara Pribadi dengan Bapak Mujiono, AKS selaku seksi Bimbingan dan Penyaluran

Wawancara Pribadi dengan Instruktur Menjahit Ibu Nurimah

Wawancara Pribadi dengan “FA” kelas 2 SMP

Wawancara Pribadi dengan “AA” kelas 2 SMP

Wawancara Pribadi dengan “HT” kelas 3 SMP

Wawancara Pribadi dengan ”AN” kelas 3 SMP

Wawancara Pribadi dengan “AW” kelas 3 SMK

Observasi

Page 71: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Diri Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

A. Biodata Ka. Sie Bimbingan dan Penyaluran

1.Nama : Mujiono, AKS 2.Jenis Kelamin : Laki-Laki 3.Umur : 54 Tahun 4.Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011 5.Waktu Wawancara : 10.00 wib

B. Wawancara 1.Menurut bapak, apa pengertian dari Potensi diri?

Jawab: “potensi itu adalah kemampuan yang ada di dalam diri anak-anak, yaitu bakat dan minat yang terpendam yang harus dikembangkan agar mendapatkan hasil yang sempurna”.

2.Lalu, apakah pengembangan potensi diri anak itu sendiri? Jawab: “mengembangkan apa yang berada di dalam diri anak, Setiap anak pastinya memiliki potensi tetapi bagaimana cara kita sebagai pengasuh panti melihat potensi, bakat atau minat mereka kearah mana yang mereka inginkan maka dari itu kita kembangkan agar bisa mengembangkan potensi tersebut dengan baik. Misalkan dalam keterampilan menjahit maka anak kita ajarkan dari dasar nya terlebih dahulu, dari cara mengenal pola, memotong selangkah demi selangkah”.

3.Apakah pengembangan potensi diri anak sudah diterapkan di dalam panti? Dalam hal apa atau seperti apa? Jawab: “sudah diterapkan dalam panti ini, ada beberapa keterampilan-keterampilan yang mereka ikuti salah satunya keterampilan menjahit”.

4.Bagaimanakah langkah-langkah dalam pengembangan potensi diri anak dalam keterampilan menjahit? Jawab: “Mereka di data terlebih dahulu siapa saja yang ingin mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di dalam panti pastinya sesuai minat dan bakat yang mereka miliki, seperti keterampilan menjahit ini mereka mengikuti keterampilan ini tanpa ada paksaan semua atas kemauan mereka sendiri, dalam diri mereka ditanamkan bahwa keterampilan menjahit ini adalah proses belajar dimana belajar itu tidak hanya formal melainkan informalnya juga. Dengan keterampilan ini bisa mengarahkan anak agar lebih terampil lagi dan ilmu yang mereka dapat tidak hanya sampia disini saja bisa di pakai diluar nanti”.

5.Seberapa besar potensi anak-anak dalam mengembangkan keterampilan menjahit?

Page 72: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Jawab: “Potensi yang mereka miliki sudah sedikit demi sedikit berkembang, mereka sudah mulai bisa membuat tas, celana, tempat pensil dan taplak meja. Walaupun terkadang mereka suka jenuh dan masih suka telat datang ke ruangan”.

6.Apakah diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di dalam panti? Jawab: “memang tidak wajib, karena ada diantara mereka yang sekolah di pagi hari tetapi ini adalah program yang berada di dalam panti jadi anak-anak harus mengikuti peraturan yang ada disini”.

7. Kendala apakah yang bapak alami dalam mengembangkan potensi diri anak dalam keterampilan menjahit? Jawab: “Kendalanya dalam keterampilan menjahit ini pasti ada, seperti dalam membuat pola, menggunting atau apapun, nah,,sebagai instruktur menjahit atau pun saya sebagai pengasuh dan pembimbing anak-anak harus sabar dalam menghadapi mereka yang terkadang sulit untuk memahami itu.

8.Apakah yang bapak lakukan dalam menghadapi situasi tersebut? Jawab: “minta sama instrukutur agar lebih efektif untuk mengajar anak-anak bagaimana caranya untuk anak-anak mengembangkan potensi mereka dengan membuat yang mudah-mudah dahulu.

9.Apakah ada kesulitan dalam mengembangkan potensi anak dalam keterampilan menjahit, menyangkut sarana serta prasarana ketrampilan menjahit? Jawab: “Ada saja, terkadang anak-anak suka telat datang ke ruangan padahal instrukturnya sudah ada di ruangan, uda gitu anak-anak tidak semuanya mengikuti keterampilan ini karena ada yang sekolah pagi dan menjahit ini cuma ada di pagi hari saja mungkin ini aja. Kalo dari sarana dan prasarana pasti ada karena alat-alat menjahit disini terbatas jadi tidak semua anak bisa mengikuti keterampilan menjahit tersebut.

10. Siapa yang bertugas merawat serta menjaga sarana dan prasarana menjahit? Jawab: “Dari saya sendiri sebagai Sek. Bimbingan, instruktur dan dibantu oleh anak-anak juga”.

11. Apakah keterampilan menjahit dapat memberikan pengaruh positif pada diri anak?

Jawab: “Pastinya iya, dengan keterampilan ini anak mempunyai tambahan ilmu dalam mengembangkan potensi, minat serta bakat yang mereka miliki”.

12. Sampai saat ini perkembangan anak dalam mengikuti kegiatan keterampilan menjahit sudah memasuki kategori seperti apa? Apakah mendasar, terampil atau mahir?

Jawab: “Baru masih dasar, tidak bisa langsung terampil dan mahir karena butuh waktu lama juga prosesnya, sedangkan anak-anak juga terkadang suka hadir dan tidak dalam keterampilan menjahit ini”.

Jawab: “

13. Apakah antara bapak serta pengajar keterampilan menjahit bekerjasama dalam mengembangkan potensi anak dalam keterampilan menjahit ini?

Jawab: “Iya, saya dan instruktur selalu membahas tentang perkembangan anak-anak dalam mengikuti keterampilan menjahit ini”.

Page 73: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

14. Bagaimana harapan bapak kedepannya untuk pengembangan diri anak dalam keterampilan menjahit? Jawab: “harapannya agar lebuh semangat lagi karena itu merupakan suatu bentuk usaha diri agar ilmu yang mereka dapat bisa disalurkan di luar nanti”.

Ka. Sie. Bimbingan dan Penyaluran

Mujiono, AKS 196506211989031006

Page 74: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Diri Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

A. Biodata Pengajar Keterampilan Menjahit

1.Nama : Nurimah 2.Jenis Kelamin : Perempuan 3.Umur : 56 tahun 4.Tanggal Wawancara :21 Juli 2011/Kamis 5.Waktu Wawancara : 10.00 wib

B. Wawancara 1.Sudah berapa lama ibu tugas disini sebagai pengajar?

Jawab: “Saya menjadi pengajar keterampilan menjahit ini sudah kurang lebih lima tahun, khususnya di PSAA PU 03 Tebet”.

2.Seperti kita ketahui di panti ini setiap anak memiliki latar belakang yang berbeda, apa yang membuat ibu tertarik untuk membimbing mereka? Jawab: “ketertarikan saya mengajar disini karena saya ingin membantu anak-anak dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki selama ini, apabila dia mengembangkan keterampilan menjahit ini dengan sungguh-sungguh maka sampai kapanpun keterampilan ini akan di pakai”.

3.Menurut ibu, apa pengertian dari potensi diri? Jawab: “potensi itu bakat, minat maupun kemampuan yang ada di dalam diri anak yang harus dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan yang mereka sukai agar potensi tersebut bisa mendapatkan efek yang baik buat anak-anak.

4.apakah pengertian dari pengembangan potensi diri anak? Jawab: “Jadi begini mba, melihat anak yang tadinya itu mungkin tidak tahu menjahit itu bagaimana caranya, pola seperti apa, maka itu saya ajarkan. Saya melihat disini bagaimana kemauan anak-anak memang ada, mungkin dengan potensi mereka yang memang belum tampak itu maka bakat yang mereka miliki belum sepenuhnya dikeluarkan. Tetapi disini saya melihat anak-anak ada kemauan untuk lebih baik lagi dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki”.

5.Apakah pengembangan potensi diri anak sudah diterapkan di dalam panti?dalam hal apa atau seperti apa? Jawab: “Sudah, dalam kegiatan-kegiatan yang berada di panti ini seperti keterampilan menjahit ini, keterampilan komputer, qasidah, dan menari saman”.

6.Bagaimanakah langkah-langkah dalam pengembangan potensi anak dalam keterampilan menjahit? Jawab: “sebelumnya anak-anak di data terlebih dahulu, setelah anak-anak mengikuti keterampilan menjahit ini, maka saya ajarkan dari awal yaitu mengenal dasar-dasar dari bahan, pola, bagaimana cara memakai mesin jahit tersebut. Sebisa mungkin tidak

Page 75: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

membuat anak-anak jenuh jadi kalo mereka merasa jenuh saya mencoba untuk membuat jahitan lain”.

7.Apakah ada kerjasama antara panti ini dengan pihak luar dalam keterampilan menjahit? Jawab: “Ada, boleh dikatakan punya relasi dimana dulu saya bekerja di perusahaan sebagai kepala produksi dan ahli pola, saya pun punya relasi dimana mereka tahu saya, setalah anak-anak keluar nanti pasti mereka memiliki kesulitan dalam pencarian lapangan kerja, maka dari itu saya bisa menghubungi relasi tersebut, dan alhamdulilah ada beberapa yang bekerja disana”.

8.Seberapa besar potensi anak-anak dalam mengembangkan keterampilan menjahit? Jawab: “kalo dipersenin mba baru 25%, karena belum semuanya bisa berpotensi, karena juga keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di panti ini”.

9.Apakah dengan adanya keterampilan menjahit ini anak-anak sudah dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan baik?

Jawab: “Ya mba, disini anak-anak berusaha untuk mengembangkan potensinya dengan sebaik-baiknya, kalo mereka tidak bisa dan ada kesulitan tidak saya diamkan, tetapi saya bantu agar mereka tidak jenuh”.

10. Apa ada kesulitan dalam menjalani keterampilan menjahit ini, menyangkut anak-anak serta sarana dan prasarana yang telah tersedia?

Jawab: “kesulitan pasti ada ya mba, kalo saya sudah datang ternyata mereka itu belum ada di ruangan sampai-sampai harus di panggil oleh pengasuh panti, mungkin kurang disiplinnya waktu maka anak-anak suka telat datang. Lalu membuat orang paham itu tidak mudah tapi kalo kita sudah berprofesi dan tujuannya untuk membantu orang lain semuanya pasti ada jalan keluarnya, niat saya hanya untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki karena menjahit ini akan selalu di pakai sampai kapanpun asal kita mau belajar. Kalo dalam sarana dan prasarana mungkin dalam mesin jahit yang rusak ada beberapa, kalo bahan ada tapi harus diajukkan ke pengasuh terlebih dahulu bahan apa yang harus dibeli”.

11. Apakah antara ibu serta pengasuh panti bekerjasama dalam mengembangkan potensi anak dalam keterampilan menjahit ini?

Jawab: “ya pastinya mba, karena saya tidak sendiri saya selalu di dampingi oleh salah satu pengasuh panti di ruangan menjahit ini, lalu setiap selesai pasti saya dan salah satu pengasuh panti membahas tentang perkembangan anak-anak dalam mengikuti keterampilan menjahit ini”.

12. Menurut ibu, efektif apa tidak keterampilan menjahit ini dalam mengisi waktu luang anak-anak? Jawab: “selama ini efektif, karena belajar menjahit ini ada manfaatnya buat anak-anak mereka bisa membuat celana, tas, taplak meja, dan tempat pensil”.

13. Seberapa jauh ketertarikan mereka dalam mengikuti keterampilan menjahit? Jawab: “Yang saya lihat anak-anak belum ada kesadaran dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang berada di dalam panti, karena tidak semuanya mengikuti kegiatan tersebut ada di antara mereka yang masuk sekolah pagi sedangkan menjahit ini di adakan pada pagi hari jadinya hanya anak-anak yang sekolah siang saja yang

Page 76: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

mengikuti keterampilan menjahit, dan kegiatan-kegiatan di panti tidak di wajibkan juga walaupun ini adalah salah satu program panti juga”.

14. Berapa banyak anak yang mengikuti kegiatan menjahit ini? Jawab: “sekarang yang ikut keterampilan menjahit ini ada 9 orang”.

15. Sampai saat ini perkembangan anak dalam mengikuti kegiatan keterampilan menjahit sudah memasuki kategori seperti apa? Apakah mendasar, terampil atau mahir?

Jawab: “Mereka masih mendasar mba, karena untuk menjadi terampil dan mahir itu tidak cukup hanya satu tahun saja tetapi lebih, maka dari itu saya hanya ingin anak-anak memahami betul tentang menjahit ini, dan saya berusaha untuk membuat mereka lebih bisa lagi untuk keterampilan menjahit ini”.

16. Apa harapan ibu kedepannya terhadap anak-anak yang mengikuti kegiatan menjahit ini? Jawab: “Harapannya saya agar anak-anak dapat mengembangkan keterampilan menjahit ini dengan baik, tidak malas-malasan. Semua itu kembali ke diri mereka masing-masing apakah mereka bisa mengembangkan potensi ini dalam keterampilan menjahit ini agar ilmu mereka dapat di pakai diluar nanti”.

17. Apa saran ibu untuk kemajuan panti ini dalam hal membimbing dan mengembangkan potensi diri anak asuh? Jawab: “lebih ditingkatkan lagi kesadaran anak-anak dengan adannya kegiatan ketrampilan menjahit ini, kerjasama antara pengasuh panti dengan saya tidak akan pernah putus dan terus menerus mengajarkan anak-anak bahwa keterampilan menjahit ataupun yang lain akan berguna apabila anak-anak mengembangkan potensi mereka dengan baik”.

Pengajar Keterampilan Menjahit

Ibu Nurimah

Page 77: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

A. Biodata Warga Binaan Sosial 1. Nama : HT

2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 14 Tahun 4. Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011/Selasa 5. Waktu Wawancara : 11:00 wib

6. Wawancara

1. Orang tua kamu masih ada apa nggak?

Jawab: “Ayah masih ada kak, tapi ibu uda ngga ada”.

2. Kamu berapa bersaudara? Dan dari berapa bersaudara?

Jawab: “ Anak ke-7 dari 7 bersaudara”.

3. Pekerjaan orang tua apa sehari-hari?

Jawab: “Dagang kak”.

4. Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai di panti ini?

Jawab : “Dulu ada tetangga saya yang kerja di panti terus dia masukin kakak sepupu saya di panti ini setelah kakak saya lulus sekolah dan meninggalkan panti ini baru deh saya masuk panti ini ”.

5. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?

Jawab: “ Dua tahun kak”.

6. Kamu senang tinggal disini?

Jawab: “Seneng banget kak bisa punya teman banyak dan dekat dengan pengasuh panti”.

7. Sekarang sekolah kamu kelas berapa?

Jawab: “Sekarang saya kelas tiga SMP”.

8. Bagaimana prestasi kamu di sekolah?

Jawab: “Lumayan baik kak”.

9. Setelah kamu pulang sekolah pasti ada waktu luang, apa yang kamu kerjakan?

Page 78: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Jawab: “Habis pulang sekolah saya sholat, nyuci, ngobrol sama temen-temen malamnya baru belajar”.

10. Kegiatan-kegiatan di dalam panti menurut kamu bagaimana?

Jawab: “baik kak selama ini berjalan lancar”.

11. Apakah salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut ada yang kamu ikuti?keterampilan apa?

Jawab: “Ada kak saya ikut kegiatan menjahit”.

12. Alasan apa yang membuat kamu mengikuti keterampilan menjahit?

Jawab: “Saya mengikuti keterampilan ini agar bisa mengembangkan menjahit dengan baik, jadi kalo misalnya ada pakaian yang sobek, bisa saya jahit sendiri”.

13. Apakah ada kendalanya, misalnya dalam sarana dan prasarananya?

Jawab: “Kendalanya sih ada kak, misalnya: mesinnya banyak yang udah rusak, bahannya banyak yang kurang, dari benang , jarum jahit, jarum pentul, bahan, banyak yang kurang, sekocinya pada hilang, kalo minyak mesin jahit, kita nggak pakai mesin”.

14. Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengajar menjahit, apakah baik?

Jawab: “Alhamdulilah kak baik, walaupun pengajarnya jarang dateng”.

15. Apakah dalam keterampilan menjahit ini pengajar memberikan pengarahan?

Jawab: “Ya kak jelas kalo kita ga bisa ibu teliti untuk membantu kita”.

16. Menurut kamu apakah keterampilan menjahit yang kamu ikuti ini bisa menjadi bekal jika suatu saat kamu mandiri?

Jawab: “ Bisa kak, bisa menjadi bekal saya nanti karena sekarang saya baru memasuki golongan dasar. Awalnya saya ga tahu menau tentang menjahit, belajar dari mengenal bahan dasar sampai sudah membuat celana, tas, nyulam dan kalo ada baju atau celana yang sobek saya bisa menjahitnya sendiri”.

17. Sejauh ini kamu sudah bisa apa dari kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “Sekarang saya sudah bisa membuat celana, taplak meja, tas tempat pesil dan belajar menyulam”.

18. Apa harapan kamu kedepan, menyangkut kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “ Harapannya agar keterampilan menjahit ini bisa berjalan dengan baik agar saya dan teman-teman dapat mengembangkan keterampilan tersebut sampai benar-benar mahir. Karena cita-cita saya ingin menjadi designer insya allah”.

Page 79: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

A. Biodata Warga Binaan Sosial

1. Nama : AN 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 14 Tahun 4. Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011/Selasa 5. Waktu Wawancara : 11:00 wib

B. Wawancara

1. Orang Tua kamu masih ada apa tidak? Jawab: “alhamdulilah masih ada kak”. 2. Kamu berapa bersaudara dan kamu anak ke berapa? Jawab: “Dua bersaudara dan anak pertama”. 3. Pekerjaan Orang Tua apa sehari-hari? Jawab: “Ayah buruh kak”.

4. Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai di Panti ini?

Jawab: “Saya masuk PSAA karena dulu waktu saya SD guru SD saya saudaranya bekerja di PSBR panti sebelah PSAA akhirnya saya masuk sini deh kak.

5. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?

Jawab: “sudah 2 tahun”.

6. Kamu senang tinggal disini?

Jawab: “Seneng banget banyak temen kak”.

7. Sekarang sekolah kamu kelas berapa?

Jawab: “kelas Tiga SMP”.

8. Bagaimana prestasi kamu di sekolah?

Jawab: “Alhamdulillah bagus”.

9. Setelah kamu pulang sekolah pasti ada waktu luang, apa yang kamu kerjakan?

Jawab: “mandi, makan, shalat, nyuci”.

10. Kegiatan-kegiatan di dalam panti menurut kamu bagaimana?

Jawab: “selama ini saya kira cukup bagus kak”.

Page 80: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

11. Apakah salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut ada yang kamu ikuti?keterampilan apa?

Jawab: “Ada, saya mengikuti keterampilan menjahit kak”.

12. Alasan apa yang membuat kamu mengikuti keterampilan menjahit?

Jawab: “Ingin bisa jadi disaigner, terus kepengen beli butik”.

13. Apakah ada kendalanya dalam mengikuti keterampilan tersebut, misalnya dalam sarana dan prasarananya?

Jawab: “Kendalanya lumayan banyak misalnya, bahannya abis/kurang kalaupun ada bahannya ga bagus trus mesin jahitnya juga ga banyak ada yang rusak”.

14. Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengajar menjahit, apakah baik?

Jawab: “baik kok kasih arahan sama kita kalo seandainya kita kurang fokus untuk membuat jahitan misalnya,pi kadang suka di omelin juga kalo sering salah”.

15. Apakah dalam keterampilan menjahit ini pengajar memberikan pengarahan?

Jawab: “Ya, sangat jelas banget kak”.

16. Menurut kamu apakah keterampilan menjahit yang kamu ikuti ini bisa menjadi bekal kamu nanti?

Jawab: “ Ya, insya allah walaupun ngga terlalu berbakat tapi kalau saya sudah bisa mengembangkannya lebih baik lagi saya ingin mempunyaai butik dan menjadi designer karena untuk mengembangkan bakat saya ini butuh kepercayaan diri kak”.

17. Sejauh ini kamu sudah bisa apa dari kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “Bisa buat tempat pensil, taplak meja, menjahit pakaian yang rusak”.

18. Apa harapan kamu kedepan, menyangkut kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “ saya bisa mahir lagi menjahitnya, punya butik, jadi designer kalaupun misalnya terlalu jauh harapan saya, saya ingin menciptakan bahan daur ulang jadi bahan baru lagi dan membuka vermak levis di rumah”.

Page 81: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

C. Biodata Warga Binaan Sosial

1. Nama : AW 2 Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 17 tahun 4. Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011/Selasa 5. Waktu Wawancara : 11.00 WIB

D. Wawancara

1. Orang tua kamu masih ada apa nggak? Jawab: “Masih lengkap (Ibu dan Bapak).

2. Kamu berapa bersaudara dan anak ke berapa? Jawab: “lima bersaudara dan anak ke dua”.

3. Pekerjaan orang tua apa sehari-hari? Jawab : “Bapak buruh dan Ibu PRT”.

4. Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai dipanti ini? Jawab: “Informasi dari sekolah yang menawarkan, kemudian saya berminat akhirnya saya masuk panti ini kak”.

5. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? Jawab: “2 tahun”.

6. Kamu senang tinggal disini? Jawab: “Senang kak, karena banyak teman”.

7. Sekarang sekolah kamu kelas berapa? Jawab: “XII, SMK Pancasila”.

8. Bagaimana prestasi kamu di sekolah? Jawab: “Alhamdulilah Baik”.

9. Setelah kamu pulang sekolah pasti ada waktu luang, apa yang kamu kerjakan? Jawab: “Istirahat saja, bila ada PR baru mengerjakan”.

10. Kegiatan-kegiatan di dalam panti menurut kamu bagaimana?

Jawab: “bagus kok kak, karena bisa bermanfaat untuk diri kita sebagai bekal di masa yang akan datang”.

11. Apakah salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut ada yang kamu ikuti?keterampilan apa?

Jawab: “Ada kak saya ikut keterampilan menjahit”.

12. Alasan apa yang membuat kamu mengikuti ketrampilan menjahit?

Page 82: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Jawab: “Setelah lulus nanti, keterampilan menjahit bisa digunakan untuk masa depan di dunia kerja”.

13. Apakah ada kendalanya dalam mengikuti keterampilan tersebut, misalnya dalam sarana dan prasarana? Jawab: “Ya, misalnya dari segi prasarana yang kurang memadai dari mesin jahit sampai bahan kak”.

14. Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengajar menjahit, apakah baik?

Jawab: “Baik kak mengajarnya enak”.

15. Apakah dalam keterampilan menjahit ini pengajar memberikan pengarahan?

Jawab: “Ya kak memberikan arahan yang sangat jelas kalo kita ada kesulitan”.

16. Menurut kamu apakah keterampilan menjahit yang kamu ikuti ini bisa menjadi bekal kamu nanti? Jawab: “Ya bisa kak dengan adanya keterampilan ini saya bisa mempunyai usaha menjahit sendiri”.

17. Sejauh ini kamu sudah bisa apa dari kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “bisa membuat celana, tas, tempat pensil dan taplak meja”.

18. Apa harapan kamu ke depan, menyangkut kegiatan keterampilan menjahit? Jawab: “Harapannya, ilmu menjahit yang saya miliki bisa menjadi bekal untuk dimasa yang akan datang. Agar saya bisa membuka usaha jahit dan mempekerjakan orang lain dan bersaing di dunia kerja”.

Page 83: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

A. Biodata Warga Binaan Sosial

1. Nama : FA 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 14 tahun 4. Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011/Selasa 5. Waktu Wawancara : 09.30 WIB

B. Wawancara 1. Orang tua kamu masih ada apa nggak?

Jawab: “Masih ada Kak, tapi sudah pisah”. 2. Kamu anak ke berapa dan dari berapa bersaudara?

Jawab: “Anak ke 2, dari 2 bersaudara”. 3. Pekerjaan orang tua apa sehari-hari?

Jawab: “Mama sekarang sebagai Ibu Rumah Tangga”. 4. Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai dipanti ini?

Jawab: “Dari saudara aku yang sudah pernah tinggal di Panti, tapi sekarang sudah keluar. Aku masuk kesini karena tidak punya biaya sekolah”.

5. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? Jawab: “1 tahun”.

6. Kamu senang tinggal disini? Jawab: “Iya…, karena kemauan sendiri juga”.

7. Sekarang sekolah kamu kelas berapa? Jawab: “2 SMP”.

8. Bagaimana prestasi kamu di sekolah? Jawab: “Lumayan meningkat kak”.

9. Setelah kamu pulang sekolah pasti ada waktu luang, apa yang kamu kerjakan? Jawab: “Makan dan mandi. Malam belajar, mencuci dan shalat”.

10. Kegiatan-kegiatan di dalam panti menurut kamu bagaimana?

Jawab: “Bagus kok kak menurut saya”.

11. Apakah salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut ada yang kamu ikuti?keterampilan apa?

Jawab: “Adak kok kak, ikut menjahit”.

12. Alasan apa yang membuat kamu mengikuti ketrampilan menjahit?

Page 84: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Jawab: “supaya bisa menjahit lebih baik lagi dan lebih dikembangkan lagi kak biar bisa di pake seumur hidup”.

13. Apakah ada kendalanya dalam mengikuti keterampilan tersebut, misalnya dalam sarana dan prasarananya?

Jawab: “Ada kak, dari mesin jahitnya banyak yang rusaknya trus bahan-bahannya juga”.

14. Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengajar menjahit, apakah baik?

Jawab: “Biasa saja, selama ini baik-baik aja”.

15. Apakah dalam keterampilan menjahit ini pengajar memberikan pengarahan?

Jawab: “iya kak, beliau sangat detail dan telaten membimbing saya dan teman-teman”.

16. Menurut kamu apakah keterampilan menjahit yang kamu ikuti ini bisa menjadi bekal kamu nanti? Jawab: “Iya.., (walaupun aku baru bisa dasarnya aja) tapi dari situ saya sudah dapat mengembangkan sedikit-sedikit dari keterampilan menjahit tersebut”.

17. Sejauh ini kamu sudah bisa apa dari kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “membuat tempat pensil, tas dan celana kak”.

18. Apa harapan kamu ke depan, menyangkut kegiatan keterampilan menjahit? Jawab: “Insya Allah dikit-dikit bisa membantu Orang Tua. Bila ada baju yang rusak, aku bisa menjahitnya dan bila banyak rezeki, mudah-mudahan bisa menjadi penjahit atau desainer”.

Page 85: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

Pedoman Wawancara

Pengembangan Potensi Keterampilan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama 03 Tebet

Jakarta Selatan

C. Biodata Warga Binaan Sosial

1. Nama : AA 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 14 tahun 4. Tanggal Wawancara : 19 Juli 2011/Selasa 5. Waktu Wawancara : 11.00 WIB

D. Wawancara

1. Orang tua kamu masih ada apa ngga?

Jawab: “Masih ada dua-duanya kak”. 2. Kamu berapa bersaudara dan anak ke berapa?

Jawab: “Dua bersaudara dan dari anak pertama”. 3. Pekerjaan orang tua apa sehari-hari?

Jawab: “Office Boy” 4. Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai dipanti ini?

Jawab: “Dari tetangga yang pernah masuk ke panti ini akhirnya saya di daftarin sama mamah”.

5. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? Jawab: “Sudah satu tahun kak”

6. Kamu senang tinggal disini? Jawab: “Seneng kok kak, teman sama pengasuhnya baik”.

7. Sekarang sekolah kamu kelas berapa? Jawab: “Kelas dua SMP”.

8. Bagaimana prestasi kamu di sekolah? Jawab: “Alhamdulilah bagus kak”.

9. Setelah kamu pulang sekolah pasti ada waktu luang, apa yang kamu kerjakan? Jawab: “Biasanya yang saya lakuin mandi, makan, sholat, nyuci tapi kalo ada pr ngerjain malemnya setelah sholat isya”.

10. Kegiatan-kegiatan di dalam panti menurut kamu bagaimana?

Jawab: “Selama ini yang saya lihat bagus kok kak”.

11. Apakah salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut ada yang kamu ikuti?keterampilan apa?

Jawab: “Ada kak, saya ikut keterampilan menjahit”.

Page 86: JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU …

12. Alasan apa yang membuat kamu mengikuti ketrampilan menjahit? Jawab: “Agar saya bisa menjadi penjahit yang handal, saya ingin belajar lebih baik lagi biar saya bisa jadi designer nanti”.

13. Apakah ada kendalanya dalam mengikuti keterampilan tersebut, misalnya dalam sarana dan prasarananya?

Jawab: “Kadang-kadang bahannya suka kurang/habis trus kurang bagus juga bahannya, mesin jahitnya pun banyak yang rusak”.

14. Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengajar menjahit, apakah baik?

Jawab: “Kadang pengajarnya suka ngga dateng jadi kurang begitu dekat, tapi menurut saya beliau baik”.

15. Apakah dalam keterampilan menjahit ini pengajar memberikan pengarahan?

Jawab: “Selalu kak, beliau memberikan arahan yang jelas biar kita paham”.

16. Menurut kamu apakah keterampilan menjahit yang kamu ikuti ini bisa menjadi bekal kamu nanti? Jawab: “Bisa kak, buktinya sekarang saya sudah bisa menjahit lebih baik dan bagus, insya allah mau lebih ditingkatkan lagi”.

17. Sejauh ini kamu sudah bisa apa dari kegiatan keterampilan menjahit?

Jawab: “Alhamdulilah saya udah bisa membuat celana, tempat pensil, dan tas”.

18. Apa harapan kamu ke depan, menyangkut kegiatan keterampilan menjahit? Jawab: “Saya ingin bisa lebih mahir lagi untuk mempelajari keterampilan ini, lebih dikembangkan lagi agar suatu saat nanti ilmu keterampilan ini bisa saya pakai diluar nanti”.