MAYORITAS MAMA Pedagang Sorong Terpinggirkan22

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 MAYORITAS MAMA Pedagang Sorong Terpinggirkan22

    1/3

    ANALISIS SOSIAL KARAKTER PEDAGANG TRADISIONAL DI PASAR REMU SORONG

    MAYORITAS MAMA-MAMA PEDAGANG TRADISIONAL DI SORONG SEMAKIN

    TERPINGGIRKAN DALAM MENEMPATI LOKASI JUALAN DI PASAR REMU

    Oleh

    Hamah Sagrim

    International Working Group For Asia Africa To Globalized (IWG)

    Data hasil survey: Rabu 8 Desember 2011, pkl.09.25-10.10.WIT.

    Mayoritas mama-mama pedagang tradisional

    asal Kabupaten dan Kota Sorong semakinterpinggirkan dalam menempati lokasi jualan di

    pasar Remu. Pasalnya, ketika kami melakukan

    survey terhadap perilaku sarana pasar bagi

    masyarakat tradisional guna peningkatan ekonomi

    kerakyatan, ditemukan bahwa, para pedagang

    tradisional Sorong tidak ditempatkan secara etis untuk menempati tempat yang baik untuk

    menjual hasil pertanian mereka.

    Masyarakat Papua secara nasional dianggap miskin. Ukuran utama kemiskinan adalah

    Ekonomi. Sedangkan ekonomi kerakyatan itu akan baik dengan adanya pangsa pasar, dan pangsa

    pasar itu bersumber dari hasil olahan masyarakat setempat itu sendiri, baik pertanian, kelautan,

    peternakan dll. Namun faktanya bahwa hasil olahan masyarakat sendiri sudah ada, bagaimana

    dengan hasil tersebut bisa dan mampu menghasilkan

    uang, ya di jual ke pasar/KUD, namun apakah

    perilaku pasar tersebut mampu memberikan

    kenyamanan dan harapan bagi masyarakat pedagang

    tradisional ini? Sedangkan faktanya telah ditemukan

    bahwa perilaku prasarana yang ada tidak etis.

    Dikatakan tidak etis karena pedagang tradisional ini

    diberi tempat jualan tepat di pinggir jalan, selain itu

    disekitar jualan ada tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Hal ini sangat disesalkan bagi

    kami, karena bagaimana mama-mama/penjual merasa nyaman dalam memperhatikan jualan

  • 8/2/2019 MAYORITAS MAMA Pedagang Sorong Terpinggirkan22

    2/3

    ANALISIS SOSIAL KARAKTER PEDAGANG TRADISIONAL DI PASAR REMU SORONG

    mereka jikalau penguaian sampah terus

    mengeluarkan bau busuk. Selain itu, semua

    jualan disepanjang jalan tersebut sudah pasti

    terkena hempasan debu jalanan akibat

    kendaraan yang lewat.

    Ada juga mama-mama yang tidak

    mendapat tempat sehingga mereka

    memanfaatkan ruang kosong pada bagian

    lorong penjualan pakaian untuk menjual hasil

    pertanian mereka. Bagaimana orang mau melihatnya, kalo terpele oleh pakaian dan perabot lain?Sedangkan mereka sedang berusaha untuk memperoleh uang melalui jualan itu.

    Beberapa mama pedagang yang kami

    datangi dan berbincang dengan mereka, berkata

    bahwa, kami jual ini untuk membiayaai anak-

    anak kami yang bersekolah terutama yang

    sedang kuliah di Jawa, Manado, Jayapura dan

    Sorong.

    Bagaimana menjawab keluhan mama-mama

    tentang kebutuhan akan pemenuhan studi anak-

    anak mereka melalui jualan ini?. Tempat utama

    tujuan mereka untuk memperoleh uang adalah Pasar, sedangkan KUD tidak ada. Jikalau Pasar

    tidak diberikan kenyamanan dengan baik, lalu kemana mama-mama ini harus pergi? Apakah kita

    akan terus menambah daftar kemiskinan dengan membuat peluang ini tertutup bagi

    pengembangan ekonomi kerakyatan sehingga Negara harus mengeluarkan bantuan dan

    tunjangan kemiskinan kepada masyarakat ekonomi lemah terus menerus?.

    Bagaimana dengan pemimpin setempat, apakah mereka buta, atau tuli? Ataukah mereka

    hanya ingin mengisi koceknya menjadi tebal lalu tidak menghiraukan masyarakat ini?. Tolonglah

    sadar bahwa jikalau sudah berkuasa jangan menguasai lagi. Wujudkanlah kewibawaan sebagai

    pemimpin sejati yang diutus Tuhan untuk memberikan kebahagiaan dan sukacita bagi orang

    lemah. Pikirkan mereka. Sebenarnya para pemimpin daerah ini sebagai abdi masyarakat ataukah

    masyarakat sebagai abdi mereka?. Mungkin di daerah lain kita bisa merasakan bentuk

  • 8/2/2019 MAYORITAS MAMA Pedagang Sorong Terpinggirkan22

    3/3

    ANALISIS SOSIAL KARAKTER PEDAGANG TRADISIONAL DI PASAR REMU SORONG

    pengabdian seorang pemimpin terhadap masyarakatnya, sedangkan di sorong hal ini kelihatan

    ganjil dan masyarakat dinafikkan, terutama masyarakat tradisional.

    Kini Negara menanyakan dampak daripada dana Otonomi Khusus. Presiden selalu

    mengatakan bahwa, daerah Papua dan Papua Barat itu mempunyai dana khusus yang lebih besar

    daripada daerah lain di Indonesia. Lalu pertanyaannya adalah kemana dana tersebut? Dampak

    apa yang dihasilkan dari dana tersebut? Toh masyarakat Papua tetap saja seperti termarjinalkan,

    tidak terurus, kelihatannya mereka sedang dalam ambang mempertahankan hidup tanpa ada

    bantuan Negara kepada mereka. Apakah benar Negara tidak memperhatikan mereka ataukah

    mereka tidak mau menerima bantuan Negara? Ataukah ada serigala pelahap yang berada diantara

    Negara dan Masyarakat?.Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kemiskinan ini?. Apakah ulah masyarakat itu

    sendiri, ataukah telah terjadi kesalahan lain dalam pengaturan dana?. Masyarakat tradisional

    papua di marjinalkan, mereka dinafikan, mereka ditelantarkan oleh pemimpin mereka sendiri.

    Pemimpin-pemimpin di papua kelihatannya sudah tidak memiliki moral baik, Tuhan

    sepertinya sudah mencabut wahyu dari mereka. Mereka memanfaatkan kesempatan untuk

    mereka mencari kesempatan baru. Sedangkan masyarakat terus dan selalu terus menjerit namun

    tetap saja telinga-telinga pemimpin tertutup bagi mereka, mata mereka tertutup, mulut mereka

    tertutup, hati mereka mati, perasaan mereka mati, air mata mereka kering.

    Pemimpin papua adalah pemimpin yang sudah mati, mereka adalah mayat hidup yang

    bergentayangan untuk mengganggu kenyamanan jiwa manusia.