Upload
ajeng-permata-anggitasari
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
.
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 1/16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Anatomi dan Fisiologi Kolon
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar
5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani, diameter
usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci
(sekitar ,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Usus besar
dibagi menjadi sekum, kolon dan rectum. !ada sekum terdapat katup ileosekal
dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. "ekum menepati sekitar dua atau
tiga inci pertama dari usus besar. #atup ilosekal mengontrol aliran kimus dari
ileum ke sekum. #olon dibagi lagi menjadi kolon asendens, trans$ersum,
desendens, dan sigmoid. %empat di mana kolon membentuk kelokan tajam yaitu
pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut dinamakan &leksura hepatica dan
&leksura lienalis.
'ambar 1. etak anatomis usus besar di rongga abdomen
#olon sigmoid mulai setinggi #rista iliaka dan berbentuk suatu lekukan
berbentuk-". lekukan bagian baah membelok ke kiri aktu kolon sigmoid
bersatu membelok ke kiri aktu kolon sigmoid bersatu dengan rectum, yang
menjelaskan alasan anatomis meletakkan penderita pada sisi kiri bila diberi
12
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 2/16
enema. !ada posisi ini, gaya berat membantu mengalirkan air dari rectum ke
&leksura sigmoid. *agian utama usus besar yang terakhir dinamakan rectum dan
terbentang dari kolon sigmoid sampai anus (muara ke bagian luar tubuh). "atu
inci terakhir dari rectum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh s&inter ani
eksternus dan internus. !anjang rectum dan kanalis ani sekitar (5,+ inci (15 cm).
Usus besar memiliki empat lapis mor&ologik seperti juga bagian usus lainnya.
kan tetapi, ada beberapa gambaran yang khs pada usus besar saja. apisan otot
longitudinal usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang
dinamakan taenia koli. %aenia bersatu pada sigmoid distal, dengan demikian
rectum mempunyai satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. !anjang tenia
lebih pendek daripada usus, hal ini menyebabkan usus tertarik dan terkerut
membenutuk kantong-kantong kecil yang dinamakan haustra. !endises eipploika
adalah kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak dan melekat di
sepanjang taenia. apisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada lapisan
mukosa usus halus dan tidak mengandung $ili atau rugae. #riptus ieberkuhn
(kelenjar intestinal) terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet
daripada usus halus.
'ambar 2. (a) "truktur makroskopis usus besar (b) perdarahan usus besar
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belah kiri dan kanan sejalan
dengan suplai darah yang diterima. rteria mesenterika superior memperdarahi
belahan bagian kanan (sekum, kolon asendens dan dupertiga proksimal kolon
13
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 3/16
trans$ersum), dan arteria mesenterika in&erior memperdarahi belahan kiri
(sepertiga distal kolon trans$ersum, kolon trans$ersum, kolon desendens dan
sigmoid, dan bagian proksimal rectum). "uplai darah tambahan untuk rectum
adalah melalui arteri sakralis media dan artera hemoroidalis in&erior dan media
yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.
liran balik $ena dari kolon dan rectum superior melalui $ena mesenterika
superior dan in&erior dan $ena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari system
portal yang mengalirkan darah ke hati. ena hemoroidalis media dan in&erior
mengalirkan darah ke $ena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik.
%erdapat anastomosis antara $ena hemoroidalis superior, media dan in&erior,
sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam
$ena-$ena ini dan mengakibatkan hemoroid.
!ersara&an usus besar dilakukan oleh system sara& otonom dengan
perkecualian s&ingter eksterna yang berada dibaah control $oluntar. "erabut
parasimpatis berjalan melalui sara& $agus ke bagian tengah kolon trans$ersum,
dan sara& pel$ikus yang berasal dari daerah sacral mensuplai bagian distal.
"erabut simpatis meninggalkan medulla spinalis melalui sara& splangnikus untuk
mencapai kolon. !erangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan
kontraksi, serta perangsangan s&ingter rectum, sedangkan perangsangan
parasimpatis mempunyai e&ek yang berlaanan. "istem syara& autonomik
intrinsik pada usus terdiri dari pleksus / (1) !leksus uerbach / terletak diantara
lapisan otot sirkuler dan longitudinal, (2) !leksus 0enle / terletak disepanjang
batas dalam otot sirkuler, () !leksus eissner / terletak di sub-mukosa. !ada
penderita penyakit 0irschsprung, tidak dijumpai ganglion pada ke- pleksus
tersebut
14
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 4/16
'ambar . !ersara&an "istem !encernaan
Rektum memiliki buah $al$ula/ superior kiri, medial kanan dan in&erior
kiri. 2 bagian distal rektum terletak di rongga pel$ik dan ter&iksasi, sedangkan
1 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relati& mobile. #edua bagian
ini dipisahkan oleh peritoneum re&lektum dimana bagian anterior lebih panjang
dibanding bagian posterior. "aluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari
usus, ber&ungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih pro3imal4
dikelilingi oleh sphincter ani (eksternal dan internal) serta otot-otot yang mengatur
pasase isi rektum ke dunia luar. "phincter ani eksterna terdiri dari sling / atas,
medial dan depan.
!ersara&an motorik spinchter ani interna berasal dari serabut sara& simpatis(. hipogastrikus) yang menyebabkan kontraksi usus dan serabut sara&
parasimpatis (. splanknicus) yang menyebabkan relaksasi usus. #edua jenis
serabut sara& ini membentuk pleksus rektalis. "edangkan muskulus le$ator ani
dipersara&i oleh . sakralis 666 dan 6. er$us pudendalis mempersara&i sphincter
ani eksterna dan m.puborektalis. "ara& simpatis tidak mempengaruhi otot rektum.
15
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 5/16
7e&ekasi sepenuhnya dikontrol oleh . . splanknikus (parasimpatis). kibatnya
kontinensia sepenuhnya dipengaruhi oleh . pudendalis dan . splanknikus
pel$ik (sara& parasimpatis).
III.2 Morbus Hirscs!rung
III.2.1. "#$inisi
!enyakit hirschprung atau megacolon kongenital merupan kelainan
baaan penyebab gangguan pasase usus, tersering pada neonatus, kebanyakan
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir 8kg, lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan.
!enyakit ini merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai
persara&an (aganglionik). 9adi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus
kearah atas) yang tidak mempunyai persara&an (ganglion), maka terjadi
:kelumpuhan; usus besar dalam menjalanakan &ungsinya sehingga usus menjadi
membesar (megacolon). !anjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk
setiap indi$idu.2
erupakan penyakit obstrukti& usus &ungsional tersering pada neonatus,
akibat aganglionik meissner dan aeurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari
s&ingter ani internus ke arah proksimal, <=->=? terbatas di daerah rektosigmoid,
1=? sampai seluruh kolon, dan sekitar 5 ? dapat mengenai seluruh usus sampai
pylorus.
egacolon kongenital disebabkan oleh mal&ormasi sistem parasimpatis
pel$is yang mengakibatkan tidak adanya sel ganglion pleksus mienterikus
auerbach di segmen kolon distal. *ukan hanya ketiadaan sel ganglion, namun juga
serabut sara& yang besar dan dalam jumlah berlebih, mengindikasikan adanya
anomali yang mungkin lebih luas dari hanya ketiadaan sel ganglion.
III.2.2. %!id#miologi!enyakit 0irschprung dapat terjadi dalam 1/5=== kelahiran. Risiko
tertinggi terjadinya penyakit 0irschprung biasanya pada pasien yang mempunyai
riayat keluarga penyakit 0irschprung dan pada pasien penderita Down
Syndrome.
aki-laki lebih banyak dengan perbandingan @/1. %idak terdapat
distribusi rasial tetapi ditemukan angka yang paling tinggi pada negara &ederal
icronesia yaitu 1 dari === kelahiran. 0ampir semua penyakit ini didiagnosis
dalam 2 tahun pertama kehidupan.
16
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 6/16
nak kembar dan adanya riayat keturunan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit 0irschsprung. aporan insidensi tersebut ber$ariasi sebesar
1.5 sampai 1<,? dengan 1= kali lebih tinggi pada anak laki dan = kali lebih
tinggi pada anak perempuan. !enyakit 0irschsprung lebih sering terjadi secara
diturunkan oleh ibu aganglionosis dibanding oleh ayah. "ebanyak 12.5? dari
kembaran pasien mengalami aganglionosis total pada colon (sindroma AuelBer-
Cilson). "alah satu laporan menyebutkan empat keluarga dengan 22 pasangan
kembar yang terkena yang kebanyakan mengalami long segment aganglionosis.
7i 6ndonesia insidensi penyakit ini tidak diketahui secara pasti tetapi
berkisar 1 dari 5=== kelahiran hidup. 7engan jumlah penduduk 6ndonesia 2== juta
dan tingkat kelahiran 5 permil maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1@==
bayi dengan penyakit 0irschsprung. #artono mencatat 2=-@= pasien penyakit
0irschsprung yang dirujuk setiap tahunnya ke R"U! Dipto angunkusumo
9akarta.
III.2.&. Patog#n#sis
#elainan pada penyakit ini berhubungan dengan spasme pada distal colon
dan sphincter anus internal sehingga terjadi obstruksi. aka dari itu bagian yang
abnormal akan mengalami kontraksi di segmen bagian distal sehingga bagian
yang normal akan mengalami dilatasi di bagian proksimalnya. *agian aganglionik
selalu terdapat dibagian distal rectum.
7asar pato&isiologi dari 07 adalah tidak adanya gelombang propulsi$e
dan abnormalitas atau hilangnya relaksasi dari sphincter anus internus yang
disebabkan aganglionosis, hipoganglionosis atau disganglionosis pada usus besar.
'ambar @. 'ambaran segmen aganglion pada orbus 0irschprung
17
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 7/16
a. Hi!oganglionosis
!ada pro3imal segmen dari bagian aganglion terdapat area
hipoganglionosis. rea tersebut dapat juga merupakan terisolasi.
0ipoganglionosis adalah keadaan dimana jumlah sel ganglion kurang dari 1=
kali dari jumlah normal dan kerapatan sel berkurang 5 kali dari jumlah
normal. !ada colon iner$asi jumlah ple3us myentricus berkurang 5=? dari
normal. 0ipoganglionosis kadang mengenai sebagian panjang colon namun
ada pula yang mengenai seluruh colon.
b. Imaturitas dari s#l ganglion
"el ganglion yang imatur dengan dendrite yang kecil dikenali dengan
pemeriksaan 70 (laktat dehidrogenase). "el sara& imatur tidak memiliki
sitoplasma yang dapat menghasilkan dehidrogenase.
"ehingga tidak terjadi di&erensiasi menjadi sel "channEs dan sel sara&
lainnya. !ematangan dari sel ganglion diketahui dipengaruhi oleh reaksi
succinyldehydrogenase ("70). kti$itas enBim ini rendah pada minggu
pertama kehidupan. !ematangan dari sel ganglion ditentukan oleh reaksi "70
yang memerlukan aktu pematangan penuh selama 2 sampai @ tahun.
0ipogenesis adalah hubungan antara imaturitas dan hipoganglionosis.
c. K#rusa'an s#l ganglion
ganglionosis dan hipoganglionosis yang didapatkan dapat berasal dari
$askular atau non$ascular. Fang termasuk penyebab non$ascular adalah
in&eksi %rypanosoma cruBi (penyakit Dhagas), de&isiensi $itamin *1, in&eksi
kronis seperti %uberculosis. #erusakan iskemik pada sel ganglion karena
aliran darah yang inadekuat, aliran darah pada segmen tersebut, akibat
tindakan pull through secara "enson, 7uhamel, atau "oa$e.
Ti!# Hirscs!rung(s "is#as#)
0irschsprung dikategorikan berdasarkan seberapa banyak colon yang terkena.
%ipe 0irschsprung disease meliputi/
• Ultra sort s#gm#nt/ 'anglion tidak ada pada bagian yang sangat kecil
dari rectum.
• Sort s#gm#nt/ 'anglion tidak ada pada rectum dan sebagian kecil dari
colon.
18
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 8/16
• *ong s#gm#nt/ 'anglion tidak ada pada rectum dan sebagian besar colon.
• +#r, long s#gm#nt) 'anglion tidak ada pada seluruh colon dan rectum
dan kadang sebagian usus kecil.
'ambar 5. %ipe 0irschsprung 7isease berdasarkan seberapa banyak
colon yang terkena
III.2.- Mani$#stasi Klinis
'ambaran klinis penyakit 0irschsprung dapat kita bedakan berdasarkan
usia, dan gejala klinis yang mulai terlihat pada /
1. !eriode eonatal
!ada bayi yang baru lahir, kebanyakan gejala muncul 2@ jam
pertama kehidupan. 7engan gejala yang timbul/ distensi abdomen dan bilious
emesis. %idak keluarnya mekonium pada 2@ jam pertama kehidupan merupakan
tanda yang signi&ikan mengarah pada diagnosis ini. !ada beberapa bayi yang baru
lahir dapat timbul diare yang menunjukkan adanya enterocolitis
ani&estasi penyakit 0irschsprung yang khas biasanya terjadi pada
neonatus cukup bulan. da trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni
pengeluaran mekonium yang terlambat, muntah hijau dan distensi abdomen.
!engeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 2@ jam pertama) merupakan
tanda klinis yang signi&ikans. !ada lebih dari +=? bayi normal, mekonium
19
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 9/16
pertama keluar dalam usia 2@ jam pertama, namun pada lebih dari +=? kasus
penyakit 0irschsprung mekonium keluar setelah 2@ jam. ekonium normal
berarna hitam kehijauan, sedikit lengket dan dalam jumlah yang cukup. untah
hijau dan distensi abdomen biasanya dapat berkurang manakala mekonium dapat
dikeluarkan segera.
7istensi abdomen merupakan mani&estasi obstruksi usus letak rendah dan
dapat disebabkan oleh kelainan lain, seperti atresia ileum dan lain-lain. untah
yang berarna hijau disebabkan oleh obstruksi usus, yang dapat pula terjadi pada
kelainan lain dengan gangguan pasase usus, seperti pada atresia ileum,
enterokolitis netrotikans neonatal, atau peritonitis intrauterine. %anda-tanda
edema, bercak-bercak kemerahan khususnya di sekitar umbilicus, punggung, dan
di sekitar genitalia ditemukan bila telah terdapat komplikasi peritonitis.
"edangkan enterokolitis merupakan ancaman komplikasi yang serius bagi
penderita penyakit 0irschsprung ini, yang dapat menyerang pada usia kapan saja,
namun paling tinggi saat usia 2-@ minggu, meskipun sudah dapat dijumpai pada
usia 1 minggu. 'ejalanya berupa diarrhea, distensi abdomen, &eces berbau busuk
dan disertai demam. "enson mencatat hampir 1 kasus 0irschsprung datang
dengan mani&estasi klinis enterokolitis, bahkan dapat pula terjadi meski telah
dilakukan kolostomi.
2. nak
!ada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi
kronis dan giBi buruk (failure to thrive). 7apat pula terlihat gerakan peristaltik
usus di dinding abdomen. 9ika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka &eces
biasanya keluar menyemprot, konsistensi semi-liGuid dan berbau tidak sedap.
!enderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit untuk de&ekasi.
III.2. "iagnosis
*erbagai teknologi tersedia untuk menegakan diagnosis penyakit
0irschsprung. amun demikian, dengan melakukan anamnesis yang cermat,
pemeriksaan &isik yang teliti, pemeriksaan radiogra&ik, serta pemeriksaan patologi
anatomi biopsi isap rectum, diagnosis penyakit 0irschsprung pada sebagian besar
20
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 10/16
kasus dapat ditegakkan.
Anamn#sis
b. untah hijau
c. mekonium terlambat keluar lebih dari 2@ jam
d. distensi abdomen
e. tidak dapat buang air besar dalam aktu 2@-@> jam
&. danya obstipasi masa neonatus, jika terjadi pada anak yang lebih besar
obstipasi semakin sering, perut kembung, dan pertumbuhan terhambat.
g. danya riayat keluarga sebelumnya yang pernah menderita keluhan
serupa, misalnya anak laki-laki terdahulu meninggal sebelum usia 2
minggu dengan riayat tidak dapat de&ekasi.
pabila pada masa neonates tidak ditemukan gejala akan bertambah berat
dengan bertambahnya usia pada masa anak-anak dengan gejala /
a. kontsipasi berat
b. pertumbuhan terhambat
c. anoreksia
d. berat badan tidak bertambah
7iagnosis akhir dibutuhkan pemeriksaan patologi anatomi dari biopsy
rectal yang ditemukan aganglionik.
P#m#ri'saan Fisi'
a. !ada neonatus biasa ditemukan perut kembung karena mengalami
obstipasi
b. *ila dilakukan colok dubur maka seaktu jari ditarik keluar maka &eses
akan menyemprot keluar dalam jumlah yang banyak dan kemudian
tampak perut anak sudah kempes lagi
21
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 11/16
'ambar 2.5. %ampak abdomen
sangat distensi,
dan dinding
abdomen
kemerahan yang
menandakan
aal terjadi
komplikasi
in&eksi.
P#m#ri'saan P#nun/ang
0adiologi
!emeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang penting pada
penyakit 0irschsprung. !ada &oto polos abdomen dapat dijumpai gambaran
obstruksi usus letak rendah, meski pada bayi sulit untuk membedakan usus halus
dan usus besar.
!emeriksaan yang merupakan standard dalam menegakkan diagnosa
0irschsprung adalah barium enema, dimana akan dijumpai tanda khas/
• %ampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimal yang
panjangnya ber$ariasi.
• %erdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah
daerah dilatasi.
• %erdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah transisi.
22
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 12/16
%erlihat gambar barium enema penderita 0irschsprung. %ampak rektum yang
mengalami penyempitan, dilatasi sigmoid dan daerah transisi yang melebar
pabila dari &oto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas penyakit
0irschsprung, maka dapat dilanjutkan dengan &oto retensi barium, yakni &oto
setelah 2@-@> jam barium dibiarkan membaur dengan &eces. 'ambaran khasnya
adalah terlihatnya barium yang membaur dengan &eces kearah proksimal kolon.
"edangkan pada penderita yang bukan 0irschsprung namun disertai dengan
obstipasi kronis, maka barium terlihat menggumpal di daerah rektum dan sigmoid.
Biopsy Rectal
• etode de&initi& untuk mengambil jaringan yang akan diperiksa adalah
dengan biopsy rectal full-thickness.
• "pesimen yang harus diambil minimal berjarak 1,5 cm diatas garis dentata
karena aganglionosis biasanya ditemukan pada tingkat tersebut.
• #ekurangan pemeriksaan ini yaitu kemungkinan terjadinya perdarahan
dan pembentukan jaringan parut dan penggunaan anastesia umum selama
prosedur ini dilakukan.
Simple Suction Rectal Biopsy
• ebih terkini, simple suction rectal biopsy telah digunakan sebagai teknik
mengambil jaringan untuk pemeriksaan histologist
23
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 13/16
• ukosa dan submukosa rektal disedot melalui mesin dan suatu pisau
silinder khusus memotong jaringan yang diinginkan.
Manometri Anorectal
• anometri anorektal mendeteksi re&leks relaksasi dari internal sphincter
setelah distensi lumen rektal. Re&leks inhibitorik normal ini diperkirakan
tidak ditemukan pada pasien penyakit 0irschsprung.
• "enson pertama kai menggunakan pemeriksaan ini. !ada tahun 1+=,
dilakukan perbaikan akan tetapi kurang disukai karena memiliki banyak
keterbatasan. "tatus &isiologik normal dibutuhkan dan sedasi seringkali
penting. 0asil positi& palsu yang telah dilaporkan mencapai 2? kasus,
dan negati& palsu dilaporkan sebanyak 2@? dari kasus.
• #arena keterbatasan ini dan reliabilitas yang dipertanyakan, manometri
anorektal jarang digunakan di merika "erikat
• #eunggulan pemeriksaan ini adalah dapat dengan mudah dilakukan diatas
tempat tidur pasien.
• kan tetapi, menegakkan diagnosis penyakit 0irschsprung secara
patologis dari sampel yang diambil dengan simple suction rectal biopsy
lebih sulit dibandingkan pada jaringan yang diambil dengan teknik full-
thickness biopsy
• #emudahan mendiagnosis telah diperbaharui dengan penggunaan
pearnaan asetilkolinesterase, yang secara cepat mearnai serat sara&
yang hipertropi sepanjang lamina propria dan muskularis propria pada
jaringan.
P#n#muan Histologis
*aik pleksus mienterik ( Auerbach) dan pleksus submukosa ( Meissner )
tidak ditemukan pada lapisan muskuler dinding usus. "erat sara& yang mengalami
hipertropi yang terlihat dengan pearnaan asetilkolinesterase juga ditemukan
sepanjang lamina propria dan muskularis propria. "ekarang ini telah terdapat
pemeriksaan imunohistokimia dengan calretinin yang juga telah digunakan untuk
pemeriksaan histologis usus aganglionik , dan terdapat penelitian yang telah
24
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 14/16
menyimpulkan baha pemeriksaan ini kemungkinan lebih akurat dibandingkan
asetilkolinesterase dalam mendeteksi aganglionosis.
III.2. "iagnosis Banding• ekonium ileus
• 6ntestinal neuronal dysplasia
• 0ipoganglionosis
• 6mmature ganglia
• #elainan otot polos
• kalasia s&ingter ani interna
III.2. P#natala'sanaan
. P#ngobatan m#dis
%ujuan umum dari pengobatan ini mencakup hal utama/
1. !enanganan komplikasi dari penyakit 0irschsprung yang tidak terdeteksi/
!enatalaksanaan komplikasi diarahkan pada penyeimbangan cairan dan
elektrolit, menghindari distensi berlebihan, dan mengatasi komplikasi
sistemik, seperti sepsis. aka dari itu, hidrasi intra$ena, dekompressi
nasogastrik, dan jika diindikasikan, pemberian antibiotik intra$ena
memiliki peranan utama dalam penatalaksanaan medis aal.
2. !enatalaksanaan sementara sebelum operasi rekonstrukti& de&initi&
dilakukan/ !embersihan kolon, yaitu dengan melakukan irigasi dengan
rectal tube berlubang besar dan cairan untuk irigasi. Dairan untuk
mencegah terjadinya ketidakseimbangan elektrolit. 6rigasi colon secara
rutin dan terapi antibiotik pro&ilaksis telah menjadi prosedur untuk
mengurangi resiko terjadinya enterocolitis
. Untuk memperbaiki &ungsi usus setelah operasi rekonstruksi/
6njeksi *H%HI pada sphincter interna terbukti memicu pola pergerakan
usus yang normal pada pasien post-operati&.
B. Tinda'an b#da
%indakan bedah sementara pada penderita penyakit 0irschsprung adalah
berupa kolostomi pada usus yang memiliki ganglion normal paling distal.
25
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 15/16
%indakan ini dimaksudkan guna menghilangkan obstruksi usus dan mencegah
enterokolitis sebagai salah satu komplikasi yang berbahaya. an&aat lain dari
kolostomi adalah / menurunkan angka kematian pada saat dilakukan tindakan
bedah de&initi& dan mengecilkan kaliber usus pada penderita 0irschsprung yang
telah besar sehingga memungkinkan dilakukan anastomose. #olostomi tidak
dikerjakan bila dekompresi secara medic berhasil dan direncanakan bedah
de&eniti& langsung.
#olostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus
preternaturalis yang di buat untuk sementara atau menetap. 6ndikasi kolostomi
adalah dekompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untuk bedah reseksi usus
pada radang, atau per&orasi, dan sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk melindungi anastomosis distal. #olostomi dapat berupa stoma ikat atau stoma
ujung.
*eberapa prosedur de&initi& telah digunakan, kesemuanya telah
memberikan hasil yang sempurna jika dilakukan oleh ahli bedah yang
berpengalaman. %iga jenis teknik yang sering digunakan adalah prosedur
Swenson, Duhamel, dan Soave. papun teknik yang dilakukan, tujuannya adalah
membersihan kolon.
1. Prosedur Swenson• !rosedur "enson merupakan teknik de&initi& pertama yang digunakan
untuk menangani penyakit 0irschsprung.
• "egmen aganglionik direseksi hingga kolon sigmoid kemudian
anastomosis obliGue dilakukan antara kolon normal dengan rektum bagian
distal.
2. Prosedur Duhamel
• !rosedur 7uhamel pertama kali diperkenalkan pada tahun 1+5
sebagai modi&ikasi prosedur "enson
• !oin utamanya adalah pendekatan retrorektal digunakan dan beberapa
bagian rektum yang aganglionik dipertahankan.
• Usus aganglionik direseksi hingga ke bagian rektum dan rektum
dijahit. Usus bagian proksimal kemudian diposisikan pada ruang
retrorektal (diantara rektum dan sakrum), kemudian end-to-side
anastomosis dilakukan pada rektum yang tersisa
3. Prosedur Soave
26
7/18/2019 MATERI PRESUS
http://slidepdf.com/reader/full/materi-presus 16/16
• !rosedur "oa$e diperkenalkan pada tahun 1+=, intinya adalah membuang
mukosa dan submukosa dari rektum dan menarik usus ganglionik ke arah
ujung muskuler rektum aganglionik.
• alnya, operasi ini tidak termasuk anastomosis &ormal, tergantung dari
pembentukan jaringan parut antara segmen yang ditarik dan usus yang
aganglionik. !rosedur ini kemudian dimodi&ikasi oleh *oley dengan
membuat anastomosis primer pada anus.
III.2.3 Kom!li'asi !asca b#da
Jaktor predisposisi komplikasi pasca bedah antara lain /
• Usia pasien saat dilakukan bedah de&initi&, makin muda usia pasien
makin sering komplikasi sering dijumpai• #ondisi pasien pra bedah, keadaan umum pra bedah yang kurang baik
( misalnya, enterokolitis) cenderung menimbulkan komplikasi pasca
bedah
• !rosedur bedah yang digunakan
• #eterampilan spesialis bedah
• !eraatan pasca bedah
#omplikasi pasca bedah ,antara lain /
• #ebocoran anastomosis
• "tenosis
• Knterokolitits
• 'angguan &ungsi s&ingter anal pasca bedah
• 7isplasia neuronal intestinal
III.2.4 Prognosis
!rognosis umumnya baik tergantung kondisi pasien, ketrampilan spesialis
bedahnya dan peraatan pasca bedah. tiap prosedur bedah de&initi& mempunyai
tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan secara tuntas penyakit ini. komplikasi
yang timbul yaitu kebocoran anastomosis, stenosis, gangguan &ungsi s&ingter anal
dan enterokolitis.
27