Upload
vanthuy
View
270
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
NGELMU BASA
Oleh Siti Mulyani
PENGERTIAN LINGUISTIK• Alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan/ perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi , gestur,/ tanda-tanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami
International Dictionary of the English Language
• Sistem simbol vokal yang arbitrar yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu/ orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan iitu berkomunikasi/ berinteraksi
Finochiaro
• Sistem lambang bunyi yang arbitrar yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri
Kridalaksana
• Sistem bunyi dan dan urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia
Carrol
SIFAT BAHASA• bukan sejumlah unsur yang terkumpul secara
acak/ tidak beraturan. Unsur-unsur bahasa tersusun secara teratur sebagai pola-pola yang berulang, bersifat komplementer
Bahasa sebuah sistem
• bersifat teratur dan dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan
Bahasa sistematis
• bukan sistem yang bersifat tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, misalnya subsistem fonologi, gramatikal, dan leksikon
Bahasa sistemis
• tidak ada hubungan wajib antara satuan-satuan bahasa dengan yang dilambangkannya
Bahasa arbitrar
• Bahasa sebagai sistem lambang bunyi bahasa harus dipelajari dan disepakati
Bahasa bersifat
konvensional
LANJUTAN
• sebagai sistem dari unsur-unsur yang bersifat terbatas dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya
Bahasa bersifat
produktif • tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang
membedakan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain walaupun ada sejumlah yang bersifat universal
Bahasa bersifat unik
• karena bahasa digunakan oleh kelompok manusia yang berbeda-beda, untuk keperluan berbeda-beda, dalam bidang yang berbeda-beda, maka bahasa itu bervariasi
Bahasa bersifat variatif
• bahasa lambang sosial budaya masyarakat pemakainya. Melalui bahasa sekelompok manusia yang berada dalam sistem sosial budaya tertentu itu mengidentifikasikan diri dan membentuk komunitas, serta bersesama
Bahasa menunjukka
n bangsa
Fungsi Bahasa
Fungsi khusus
Finochiaro (1977)
1) personal, 2) interpersonal, 3) direktif,4)
referensial, 5) imajinatif
Halliday (1973)
1) instrumental, 2) regulatori,
3) representasional 4) interaksional,
5) personal, 6) huristik,
7) imajinatif
Blundell (1987):
1) informasional, atitudinal, dan aktif,
2) formula sosial, 3) pelumas
komunikasi, 4) informasi kebahasaan
Brown dan Yule 1985):
a. Transaksional:
berkenaan dengan
ekspresi isib.
Interaksional: ekspresi relasi
sosial dan sikap personal
Nababan (1984)
1) fungsi kebudayaan,
2) kemasyarakatan, 3) perorangan, 4) pendidikan
Fungsi umum: alat komunikasi
Fungsi personal: bahasa merupakan alat untuk menyampaikan diri, menyatakan pribadi, ukurannya apakah yang dinyatakan berasal dari dirinya atau bukan (terkait dengan perasaan dan pikiran)
Fungsi interpersonal: menyangkut hubungan antar penutur/ antar persona, diarahkan untuk membina/ menjalin hubungan sosial (penutur harus mengetahui dan memahami nilai-nilai dan karakteristik budaya yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan)
Fungsi direktif: untuk mengatur orang lain yang diharapkan adalah dampak tindakan orang lain yang diharapkan (penutur harus menganalisis situasi, menginterpretasi dan memprediksi konteks sosial dan budaya yangberlaku)
Fungsi referensial: untuk menampilkan suatu referen (benda yang disebut/ ditunjuk dengan menggunakan lambang bahasa)
Fungsi Imajinatif: untuk menciptakan sesuatu dengan berimajinasiFungsi instrumental: untuk mengatur lingkungan/ untuk
menciptakan situasi/ peristiwa tertentuFungsi representasional: untuk perujukan fakta keduniaan dan
khasanah pengetahuanFungsi huristik: untuk memperoleh ilmu pengetahuan, dalam
karya ilmiah nampak pada perumusan masalahFungsi regulatori: bertugas untuk memelihara/ mengontrol
keadaan/ peristiwaFungsi informasional, attitudinal, dan aktif: fungsi bahasa yang
didasarkan pada kenyataan bahwa sikap (attitude) terhadap sesuatu (perasaan/pendapat/penilaian) baru dapat ditentukan setelah seseorang mendapatkan informasi terlebih dahulu
Fungsi formula sosial/ fungsi basa-basi: dimaksudkan untuk sekedar memantapkan hubungan sosial/ tidak mengandung makna dan maksud yang sebenarnya
Fungsi pelumas komunikasi: untuk memperlancar komunikasi (Ah masak, Oh ya!)
Fungsi informasi kebahasaan: untuk mengungkapkan bahasa itu sendiriFungsi transaksional: fungsi bahasa yang paling penting adalah
komunikasi, informasi; bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi proposional/ informasi faktual disebut bahasa transaksional utama
Fungsi interaksional: untuk memantapkan dan memelihara hubungan sosial
Fungsi kebudayaan, bahasa berfungsi sebagai:a, sarana perkembangan kebudayaanb. Jalur penerus kebudayaanc. Inventaris ciri-ciri kebudayaanFungsi kemasyarakatan: ada dua golongan;a. Fungsi berdasarkan ruang lingkup: nasional dan daerah nasional: 1) lambang kebanggaan bangsa, 2) lambang identitas
bangsa, 3) alat pemersatu aneka suku, 4) alat perhubngan antar daerah dan antar budaya
daerah: 1) lambang kebanggaan daerah, 2) lambang identitas daerah, 3) alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat daerah
b. Fungsi berdasarkan ruang lingkup pemakaian: suatu bahasa akan digunakan sebagai alat komunikasi yang lebih luas jika memegang kunci bagi bangsa lain.
Fungsi perorangan: 1) fungsi instrumental, 2) fungsi menyuruh, 3) fungsi interaksional, 4) fungsi representasional/ kepribadian, 5) fungsi huristik/pemecahan masalah, dan 7) fungsi informatif
Fungsi pendidikan: 1) fungsi integratif, 2) fungsi instrumental, 3) fungsi kultural, 4) fungsi penalaran
Fuingsi integratif: sebagai alat yang membuat anak didik memiliki kesanggupan menjadi anggota masyarakat/ berfungsi mengintegrasikan diri dalam masyarakat
Fungsi instrumental: untuk mendapatkan keuntungan material, memperoleh pekerjaan, ilmu pengetahuan, mendapatkan peluang-peluang ekonomi
Fungsi kultural: untuk mengenal, mempelajari, mengapresiasi dan menghargai nilai-nilai budaya yang berwahanakan bahasa itu
Fungsi penalaran: penekanan pada penggunaan bahasa sebagai alat berfikir dan bernalar
SATUAN BAHASA
Fon dan fonem: fon merupakan satuan bahasa yang dapat diucapkan dan didengar. Fonem bersifat abstrak yang direalisasikan menjadi fon dan mampu menunjukkan kontras makna
Morf dan morfem: morf bentuk yang bersifat konkret dalam pelaksanaan bahasa dapat diidentifikasikan, diucapkan, dan dapat didengar. Morfem merupakan unsur pembentuk
kata
Kata: merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari satu morfem/lebih, atau satuan gramatikal terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
Frasa: satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak terdiiri dari subjek dan predikat
Kalimat: ujaran yang berisi pikiran lengkap yang tersusun dari subjek dan predikat
Klausa: merupakan satuan gramatikal unsur pembentuk kalimat yang berstruktur predikatif
Gugus kalimat: satuan-satuan bahasa yang lebih kecil dari paragraf karena gugus kalimat berada dalam paragraf
Paragraf: sejumlah kalimat yang mengandung satu keutuhan isi sebagai bagian isi wacana
Wacana: merupakan satuan bahasa yang paling besar/ satuan bahasa terlengkap
Linguistik: ilmu bahasa yang memenuhi syarat-syarat
keilmuanEksplisit
secara konsisiten telah
memenuhi kejelasan
kriteria yang mendasari
suatu penelitian dan
penyusunan peristilahan
Sistematis Telah memenuhi dan menerapkan secara konsisten prosedur
standar dalam penelitianTelah menentukan
kerangka deskriptif yang digunakan untuk menyesuaikan
pandangan tentang data, dan
Telah melakukan pengujian secara ketat
terhadap hipotesa, perkiraan, atau
pandangan tentang bahasa
ObjektifMemiliki sikap terbuka
dalam analisisMemiliki sikap kritis dan
mencurigai setiap hipotesa sampai dapat
dibuktikan kebenarannyaBerhati-hati terhadap prasangka-prasangka
Berusaha sejauh mungkin memakai prosedur standar yang telah
ditentukan
TEORI-TEORI HASIL LINGUISTIK TELAH MEMENUHI ADANYA TIGA PRINSIP
Tuntas• artinya
dapat mencakup semua fakta
Konsisten• artinya
tidak mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan
Sederhana• artinya
disampaikan dalam pernyataan-pernyataan yang lugas dan ekonomis
Sikap linguistik sebagai ilmu Bersifat deskriptif
dan bukan preskriptif (normatif:
bersangkutan dengan adanya standar mutlak mengenai betul
salah dalam bahasa dan bahwa tujuan
analisis bahasa ialah menyusun norma-norma
pemakaian bahasa
Merumuskan kaidah bahasa
berdasarkan ciri atau sifat bahasa itu sendiri dan
bukan bahasa yang lain
Memperlakukan bahasa
sebagai sistem
Memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang
dinamis
• bahasa dalam pengertian harafiah, bahasa ujaran
• bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi secara wajar
Objek kajian linguis
tik
OBJEK KAJIAN LINGUISTIK
Langagesistem bahasa pada umumnya, sistem bahasa manusia pada umumnya yang terdiri atas langue dan parole
Languesistem bahasa yang ada di dalam akal budi pemakai bahasa dalam kelompok sosial. Jadi merupakan totalitas fakta suatu bahasa
Parolemanifestasi dan realisasi fonis dan psikologis yang nyata dalam setiap pemakaian bahasa
LINGUISTIK
LINGUISTIK MIKRO LINGUISTIK MAKRO
Bidang Teoritis
A. Umum 1. Teori Linguistik 2. Linguistik
Deskriptif 3. Linguistik Historis
KomparatifB. Bahasa Tertentu 1. Linguistik
Deskriptif 2. Linguistik Historis
Komparatif
Bidang Interdisipliner1. Fonetik2. Filsafat Bahasa3. Psikolinguistik4. Etnolinguistik5. Sosiolinguistik6. Dsb/Bidang Terapan7. Pengajaran Bahasa8. Penerjemahan9. Leksikografi10.Fonetik Terapan11.Sosiolinguistik
Terapan12.Pembinaan Bahasa13.Grafologi14.Linguistik Medis15.dll
Catatan:1. Morfologi dan sintaksis sering disatubidangkan
disebut dengan tatabahasa2. Di samping itu ada cabang linguistik yang disebut
morfofonologi dan morfosintaksis
LINGUISTIK
LINGUISTIK MIKRO
LINGUISTIK TEORITIS
LEKSIKOLOGI
MORFOLOGIFONOLOGI
SINTAKSISSEMANTIK
Pengertian Fonologi/ Widyaswara/ Phonology
Cabang linguistik yang mempelajari sistem bunyi
bahasaBunyi bahasa/ ujaran ada yang dapat
membedakan makna disebut fonem:maujud
abstrak yang direalisasikan menjadi fon merupakan aspek langue yang diwadahi
dalam subdisiplin fonemik
Bunyi bahasa/ ujaran ada yang tidak
membedakan makna disebut fon bunyi
konkret yang diartikulasikan terjadi
pada aspek parole yang diwadahi dalam
subdisiplin fonetik
PROSES MORFOLOGI Input Proses Output
ater-ater (anuswara, a-, ka- ke-, sa-, dll)Imbuhan sisipan (-um-, -in-, -er-, dan –el-)
panambang (-a, -i, -e, - en, -an, -na, -ana, -ane)wuwuhan bebarengan (rumaket/ tanrumaket: N- -i, N- -ake, d- -i, di- -ake)dwi purwa
Pengulangan/ rangkep dwilinggadwiwasana
Pemajemukan: wutuh/ tugel
Afiksasibentuk dasar + imbuhan
bentuk dasar
bentuk dasar +bentuk dasar
Kata Jadian
Kata ulang
Kata majemuk
Pengulangan
Pemajemukan
JINISING TEMBUNG•mratelakaken namaning barang/ kang kaanggep barang. Titikanipun: sumambung tembung dudu,/ sanes, ana/ wonten, boten saged sumambung tembung ora/ boten
Tembung aran
•mratelakaken solah bawa/ tandang damel.• Titikanipun: sumambung tembung ora/ boten, anggenipun
Tembung kriya
•mratelakaken kaanan/ kawontenan/ watak satunggaling barang/bab. •Titikanipun: sumambung tembung langkung/ luwih, rada/ radi, paling, sanget
Tembung sifat
•suka katrangan tembung sanesipun (aran, kriya, sifat, wilangan). Tuladha: badhe, boten, sampun, kantun, kemawon, pancen, saweg, saged, radi
Tembung katrangan
•dipunginakaken minangka sesulihing tiyang, barang, ingkang kaanggep barang•Tembung sesulih wonten kalih ; panuduh saha purus wonten tigaa. Purusa; utama purusa, madyama purusa , saha pratama purusa
Tembung sesulih
JINISING TEMBUNG• mratelakaken gunggunging barang
Tembung wilangan
• Kaginakaken kangge ngggandheng tembunngsetunggal kaliyan tembunng sanesipun, utawi klausa / ukara setunggla kaliyan klausa/ukara sanesipun
Tembung panggandheng
• kangge ngancer-anceri papan/ ngancer-anceri tembung aran. Tuladha: kaliyan, dening, marang, kagem
Tembung ancer-ancer
• kaginakaken nyilahaken/ mligekaken satunggaling patrap, barang/ salah satunggaling bab. Tuladha: si, sang, sri, ingkang, sing, para
Tembung panyilah
• saged nggambaraken wedharing raos remen, kaget, kuciwa, kagelan, sisah, gumun
Tembung panyeru
Widya ukara/ sintaksis
Frasa Klausa Ukara
Frasa pamoring tembung kang ngemu titikan
Kadadosan kalih tembung utawi
langkung
Drajatipun ing antawisipun
tembung saha klausa/
dumunung ing sanginggiling
tembung nanging ing
sangandhaping klausa
Urut-urutaning tembung bpten
kenging nglangkungi
wasesa
Limrahipun kadadosan saking kalih
perangan; inti (ingkang dipun-
terangaken) kaliyan perangan atribut (perangan
ingkang nerangaken
Frasa
Jinising perangan baku
Frasaaran
Frasakriya
Frasa kaanan
Frasawilangan
Frasa
katrangan
Frasasesulih
Frasa ancer-ancer
peranganing
endosentris
eksosentris
Klausarerangkening
tembung ingkang sampun ngudhar
satunggaling gagasan/
bab
Ing basa lisan
saboten-botenipun
wonten wasesa/ predikat
Ing basa sinerat
saboten-botenipun kadadosan jejer/ subjek
saha wasesa/ predikat
Saged madeg
dados ukara
Ukara
rerangkening tembung
ingkang saged ngandaharaken
satunggaling kekajengan
jangkep satunggal bab
Saged madeg piyambak
Kadadosan saking
satunggal utawi langkung
Ing basa sinerat
kawiwitan aksara murda kapungkasan tandha titik, koma, titik
koma, tandha seru, utawi
tanda pitaken
Wonten laguning pocapan
RANGKANING UKARA/ STRUKTUR KALIMAT BASA JAWA
• Anak kula nangis.• J WJ – W
• Pak Parman maos koran. • J W LJ - W – L
• Mbak Tutik pindhah omah. • J W GgJ – W – Gg
• Bu Darma maringi putrane kembang gula.• J W L Gg
J – W – L – Gg
• Buku menika kaserat nalika wonten Sala.• J W PJ – W – P
Semantik/ tata maknasemantik dan ruang
lingkupnya; mempelajari hubungan
antara tanda-tanda
linguistik dengan hal-
hal yang ditandai/ bidang
studi dalam linguistik
yang mempelajar
i makna/ ilmu
tentang makna/ arti
teorimakna, referensi, dan tipe makna.
Hubungan antara tanda
dengan makna,
hubungan antara makna
dengan referen bersifat
langsung, namun
hubungan tanda dengan
yang ditunjuk
tidak bersifat langsung
Jenis-jenis semantik dengan
berbagai dasar
relasi atau hubungan bentuk dan makna.Dala
m setiap bahasa kita
temukan kosa kata
yang maknanya
berhubungan dengan
makna kosa kata yang
lain
perubahan makna, makna
suatu kata apat
berubah karena Sebab-sebab
tertentu dan jenis
perubahan maknapun bermacam-
macam
prinsip-prinsip analisis
semantik, kajian
terhadap makna dapat
dilakukan dari
berbagai hal; jenis makna, relasi
makna, perubahan
makna, maupun medan makna
Kaidah UmumHubungan antara tanda (kata/leksem)dengan referen bersifat arbitrer/ tidak ada hubungan
wajibSecara sinkronik makna sebuah kata /leksem
tidak berubah , secara diakronik kemungkinan berubah ada
Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda maknanya
Setiap bahasa memiliki sistem semantik yang berbeda dengan sistem semantik bahasa yang
lainMakna setiap kata dalam suatu bahasa
dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat
Luasnya makna yang dikandung sebuah bentuk gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya
bentuk tersebut
Relasi maknaDalam setiap bahasa kita temukan kosa kata yang
maknanya berhubungan dengan makna kosa kata yang lain. Hubungan makna ini mungkin menyangkut kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi), ketercakupan makna, atau bisa hubungan yang lain.
Sinonimi Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa
Yunani Kuno , yaitu syn ‘dengan’ dan anoma ‘nama’. Sinonimi berarti nama lai untuk benda yang sama atau hal yang sama.
Verhaar mendefinisikan sinonimi sebagai unngkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain
Lambang/ kata adalah nama atau label dari sesuatu yang dilambangkannya. Penamaan: pemberian nama/ label terhadap sesuatu yang bersifat arbitrer dan konvensional
Proses pemberian nama:1. Peniruan bunyi; penamaan berdasarkan bunyi dari
benda / sesuatu tersebut2. Penyebutan bagian; penamaan sesuatu
berdasarkan bagian dari sesuatu tersebut, ada dua macam pars pro toto (penyebutan bagian untuk keseluruhan: minta kopi di rumah makan) dan totem pro parte (penyebutan keseluruhan untuk bagian: HIJAU nganakake pentas wayang kulit)
3. Penyebutan sifat khas; terjadi transposisi makna dalam pemakaian (perubahan dari sifat menjadi benda), misalnya: si bongsor , lurik
4. Penemu dan pembuat; penamaan berdasarkan pembuat/ penemu ( appelativa) misal: mujair (petani bernama Mujair di Kediri), Volt (Volta/ sarjana fisika Italia), kodak / diesel/ciba/ aspirin – (pabrik dan merek dagang = nama benda)
5. Tempat asal; penamaan bedasarkan asal benda tersebut, misalnya: kenari (pulau Kenari di Afrika), sarden (pulau Sardenia di Italia), soto Kudus, nasi Padang
6. Bahan; penamaan berdasarkan nama bahan pokok benda itu, misalnya kaca mata, kaca spion, kaca jendela, bambu runcing
7. Keserupaan; penamaan berdasarkan kesamaan sifat atau ciri dari makna leksikal kata itu, misalnya sikil meja, sikil kursi, kepala kantor, kepala surat, kepala paku
8. Pemendekan; penamaan berdasarkan hasil penggabungan unsur-unsur dari beberapa kata, ABRI, KONI, rudal, pemda
9. Penamaan baru; nama/ istilah baru diadakan untuk menggantikan nama lama yang dianggap kurang tepat, tidak rasional, kurang halus, kurang ilmiah, misalnya wisatawan
turis/ pelancong, pramuwisma babu/ jongos
Antonimi dan OposisiKata antonimi berasal dari anti ‘melawan’ dan onoma
‘nama’ (bahasa Yunani kuna). Secara harafiah antonim berarti nama lain untuk benda yang lain pula. Secara semantik antonim berarti ungkapan yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain, biasanya disebut lawan kata sebetulnya yang berkebalikan itu maknanya.
Antonim tidak bersifat mutlak melainkan beroposisi, oposisi tercakup konsep betul-betul berlawanan sampai yang hanya bersifat kontras, sehingga oposisi maknanya dapat dibedakan menjadi oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi hierarkial, oposisi majemuk
Oposisi mutlak , dalam antonim yang mengandung oposisi makna secara mutlak misalnya mati dan urip, obah lan meneng
Oposisi kutub, kata yang mempunyai oposisi makna kutub pertentangan maknanya tidak mutlak melainkan bersifat gradasi
kutub A (sugih, panas, seneng, adoh)
batas
kutub B (mlarat, adhem, susah, cedhak)
Kata-kata yang beroposisi kutub umumnya adalah kata-kata dari kelas adjektif.
Oposisi hubungan; satuan lingual yang mempunyai oposisi relasional ini bersifat saling melengkapi, adanya suatu kata karena hadirnya kata lain yang menjadi oposisinya ( dodol –tuku).
Oposisi hubungan dapat terjadi pada keta kerja dan dapat pula terjadi pada kata benda; maju-mundur, menehi-nampa, guru-murid, dokter-pasienOposisi Hierarkial; makna satuan lingual yang beroposisi hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan.Kosa kata yang mempunyai oposisi hierarkial ini biasanya berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, isi) nama satuan hitungan, nama jenjang kepangkatanMisalnya: senti – meter, gram – onsOposisi majemuk, satuan lingual yang mempunyai oposisi makna lebih dari satu satuan lingualMisalnya: lungguh - ngadeg, jengkeng, ndhodhok
Homonimi, homofoni, homografiHomonimi berasal dari kata homo ‘sama’ dan onoma
‘nama’, homonimi: nama sama untuk benda atau hal lain
Homonimi sebagai ungkapan yang bentuknya sama dengan ungkapan lain yang maknanya tidak sama
Misalnya, bisa dalam bahasa IndonesiaKemungkinan penyebab adanya homonimi1. Bentuk-bentuk yang berhomonimi itu berasal dari
bahasa/ dialek yang berbeda . Misalnya, bisa (racun/ Indonesia) bisa (dapat / Jawa)
2. Bentuk-bentuk yang berhomonimi itu terjadi sebagai hasil proses morfologi. Misalnya, mengukur ( ukur, kukur)
Beda homonimi, homofoni dan homografi ? Cari contoh
LINGUISTIK KOMPARATIF ----KOMPARATIF MENUNJUKKAN PEMAKAIAN METODE/ TEKNIK YANG DIGUNAKAN DALAM KAJIANNYA
Cabang linguistik yang menggunakan metode komparatif: Tipologi bahasa: kajian secara struktural, dimensi sinkronis, tujuan
klasifikasi bahasa secara tipologi Linguistik kontrastif: kajian bahasa secara struktural, dimensi sinkronis,
tujuan didaktis/ pengajaran bahasa Linguistik komparatif: kajian perubahan bahasa, dimensi diakronis,
tujuan pengelompokkan bahasa berkerabatMetode komparatif dalam LHK; Identifikasi bentuk persamaan dan perbedaan Dasar korespondensi bunyi dan makna, dituntut penguasaan fonologi
secara general dan fonologi khusus bahasa yang diteliti Merekonstruksi tahap awal perkembangan dasar bentuk yang
diturunkan Menggunakan tiga /3 kriteria, yaitu non arbritrary/ tidak bebas/ tidak
mana suka sehingga hasil pengelompokkan sama, exhaustive/lengkap, semua bahasa masuk dalam satu kelompok, dan uniqueness/ khas, tidak ada bahasa masuk dalam lebih dari satu kelompok
LINGUISTIK ; SINKRONIS DAN DIAKRONISLinguistik Sinkronis: Adalah linguistik yang memfokuskan kajian pada satu bahasa
pada waktu tertentu dan mengabaikan aspek perubahan bahasa dari waktu ke waktu. Kajian sinkronis bisa juga dilakukan untuk suatau bahasa pada waktu terkini atau bisa juga untuk suatu bahasa pada waktu lampau
Linguistik Sinkronis juga disebut Linguistik DeskriptifLinguistik Diakronis: Adalah linguistik yang memfokuskan kajian pada
PERKEMBANGAN suatu bahasa dari waktu ke waktu. Jadi, studi diakronis bisa disamakan dengan studi sejarah (historis)
Linguistik Diakronis juga disebut Linguistik Historis Komparatif Linguistik Diakronis dalam prosedur penelitiannya semestinya
juga menerapkan prinsip-prinsip kajian sinkronis (deskriptif) karena pada dasarnya kajian perkembangan bahasa dari waktu ke waktu tidak lain adalah kajian sinkronis bahasa itu pada beberapa satuan waktu yang ditetapkan sebagai titik-titik perkembangan.