21
REFRAT MALARIA VIVAX Penyusun: DM Silas Kurniawan (05.70.0258) Pembimbing: dr. Dita Taulani, SpPD SMF/BAG ILMU PENYAKIT DALAM RSUD SIDOARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2013 1

Malaria Vivax

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Malaria Vivax

Citation preview

Page 1: Malaria Vivax

REFRATMALARIA VIVAX

Penyusun:DM Silas Kurniawan (05.70.0258)

Pembimbing:dr. Dita Taulani, SpPD

SMF/BAG ILMU PENYAKIT DALAMRSUD SIDOARJO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA2013

1

Page 2: Malaria Vivax

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkat-Nya

tugas referat saya yang berjudul “Malaria Vivax” sebagai syarat dalam mengikuti

kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sidoarjo dapat terselesaikan

dengan baik.

Atas selesainya penyusunan referat ini, penyusun menyampaikan banyak terima

kasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa,dr. Dita Taulani, SpPD yang telah membimbing

saya selama kepaniteraan klinik di SMF Ilmu Penyakit Dalam dan keluarga yang telah

memberikan dukungan.

Semoga refrat ini dapat berguna bagi para pembaca.

Sidoarjo, Januari 2013

Penyusun

2

Page 3: Malaria Vivax

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….. i

Daftar Isi……………………………………………………………………... ii

Daftar Gambar……………………………………………………………….. iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………............................ 2

2.1. Definisi..........................…………………………………………. 2

2.2. Parasit penyebab penyakit malaria………..……………………… 2

2.3. Daur hidup.......................................................................................5

2.4. Proses kehidupan plasmodium..........................................................5

2.5. Patogenesis malaria.........................................................................7

2.6. Gejala malaria..................................................................................7

2.7. pengobatan malaria..........................................................................9

BAB III. KESIMPULAN ……………………………………………………......11

Daftar Pustaka…………………………………………………………….…....12

3

Page 4: Malaria Vivax

BAB IPENDAHULUAN

Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari

4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di daerah Yunani pada abad ke-4 SM

dan dipercaya sebagai penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria

sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse

Laxeran tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada tahun 1883 Marchiafava

menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah dipelajari. Siklus

hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun

1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa

nyamuk adalah vektor penular malaria.

Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti adalah dua peneliti Italia

yang pertama kali memberi nama dua parasit penyebab malaria pada manusia, yaitu

Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae. Pada tahun 1897 seorang Amerika

bernama William H. Welch memberi nama parasit penyebab malaria tertiana sebagai

Plasmodium falciparum dan pada 1922 John William Watson Stephens menguraikan

nama parasit malaria keempat, yaitu Plasmodium ovale.

Penyakit malaria di Indonesia biasanya ditemukan di kawasan Indonesia Timur,antara

lain: mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari

lombok sampai Nusa Tenggara Timur merupakan daerah endemis malaria dengan

Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Beberapa daerah di Sumatera mulai dari

lampung, Riau, Jambi, dan Batam.

4

Page 5: Malaria Vivax

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium

yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk

Anopheles spp. Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis

maupun subtropics dan menyerang Negara dengan penduduk padat.

2.2. Parasit Penyebab Penyakit Malaria

Parasit penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan

order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:

1. Plasmodium falciparum

Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal

dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.

2. P. vivax

Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak).

3. P. malariae

Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.

4. P. ovale

Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat,

menyebabkan malaria ovale.

5

Page 6: Malaria Vivax

2.3. Daur Hidup

Gambar 1. Kehidupan plasmodium

Gambar 2. Siklus hidup dan penularan malaria vivax

Infeksi parasit malaria pada manusia mulai bila nyamuk anopheles betina menggigit

manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dimana

sebagian besar dalam waktu 45 menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil akan mati

di darah. Di dalam sel parenkim hati mulailah perkembangan aseksual (intrahepatik

6

Page 7: Malaria Vivax

skizogoni atau pre eritrosit skizogoni).perkembangan ini membutuhkan waktu 5,5 hari

untuk plasmodium falciparum dan 15 hari untuk plasmodium malariae.

Pada tahapan primer, setelah sel parenkim hati terinfeksi,maka terbentuk skizon hati yang

apabila pecah akan mengeluarkan merozoit ke sirkulasi darah (Tahapan ini dilalui oleh

semua jenis Plasmodium).

Pada tahapan sekunder dimana pada plasmodium vivax dan ovale sebagian parasit di

dalam sel hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun,dan

bentuk ini yang akan menyebabkan relaps pada malaria. Setelah berada dalam sirkulasi

darah,merozoit akan menyerang eritrosit dan masuk melalui reseptor permukaan eritrosit,

dimana merozoit pada saat di dalam eritrosit sudah berubah menjadi trofozoid,kemudian

trofozoid akan pecah menjadi skizon kemudian skizon akan pecah menjadi merozoit yang

akan menimbulkan gejala penyakit malaria.

Parasit tumbuh setelah  memakan hb dan dalam metabolismenya membentuk pigmen

yang disebut Hemozoin.

Pada tahapan lanjut trofozoit akan membentuk makrogametosi dan mirogametosit (dalam

tubuh manusia). Setelah itu ada nyamuk lain yang datang dan menghisap darah manusia

yang sudah terinfeksi, makrogametosit dan mikrogametosit akan diubah menjadi

makrogamet dan mikrogamet, dimana proses ini akan berlanjut pada tubuh nyamuk yaitu

dilambung nyamuk. Kemudian makrogamet dan mikrogamet akan membentuk zigot

kemudian membentuk ookinet dan membentuk ookista dan akan menghasilkan sporozoit.

Setelah itu proses ini akan berlanjut terus.

Khusus plasmodium vivax dan plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati

sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit,

akan tetapi tertanam di jaringan hati (disebut hipnosoit). Bentuk hipnosit inilah yang

menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu

saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress

atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk

7

Page 8: Malaria Vivax

melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah

akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita

plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan

atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak

digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati positif

plasmodium vivax/ plasmodium ovale.

2.4. Proses Kehidupan PlasmodiumSebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan

yang meliputi:

Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil

oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisme

meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen

ini bisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.

Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan

morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian

sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada

berbagai spesies, menjadi bervariasi.setiap proses membutuhkan waktu, sehingga

morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan

pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit.

Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau

sediaan darah yang berbeda.

Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang

berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada plasmodium vivax, penyebaran

sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma. Bentuk

penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).

8

Page 9: Malaria Vivax

Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel

menjadi beberapa sel baru.Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium,

yaitu:

Pembiakan seksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila

mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama

darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari

proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan

selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang

tinggal dalam kelenjar ludah vektor.

Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam

kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah

sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies

plasmodium adalah berbeda, yaitu: plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista

adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsiparum:

jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari.

Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus

sporogoni selama 26-28 hari.

Pembiakan aseksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang terjadi

melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2,

4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium. Bila

pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan

terjadilah sel baru yang disebut merozoit.

Kelima, reaksi terhadap rangsangan. Plasmodium memberikan reaksi terhadap

rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan

diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap dirinya. Misalnya, plasmodium

9

Page 10: Malaria Vivax

bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan

penderita.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi

demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis

parasit, yakni campuran antara P. falciparum dengan P. vivax atau P. malariae

P.falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling

berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia, yaitu

P.Vivax, P.Malariae, dan P.Ovale.

2.5. Patogenesis Malaria

Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit infeksi pada

umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan.

Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi klinis

malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat ,yaitu malaria dengan komplikasi

gagal organ (malaria berat), malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan,

yaitu infeksi asimtomatik. Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi

tergantung pada berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan,

jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting

adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat

mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan diagnosis

malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk daerah yang

dinyatakan bebas malaria.

2.6. Gejala Malaria

10

Page 11: Malaria Vivax

Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan

interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali

dari demam.Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut:

a. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

b. Nafsu makan menurun.

c. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

d. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium

Falciparum.

e. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.

f. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

g. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol

adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat

kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:

a. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas,

dan stadium berkeringat

b. Splenomegali (pembengkakan limpa)

c. Anemi yang disertai malaise

d. Gejala malaria vivax & ovale

Gejala yang terlihat sangat samar; berupa demam ringan yang tidak menetap, keringat

dingin, dan berlangsung selama 1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya demam

akan terjadi antara 1 – 8 jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini merasa sehat

sampai gejala susulan kembali terjadi. Gejala jenis malaria ini cenderung terjadi setiap 48

jam. Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari tiga

tingkatan, yaitu

Stadium klasik

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak

dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut

yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit

11

Page 12: Malaria Vivax

kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang.

Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

Stadium Dua

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah,

kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala dan muntah sering

terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan

dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.

Demam disebabkan oleh pecahnya skizon darah yang telah matang dan masuknya

merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada P. vivax dan P. ovale skizon-skizon dari

setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga

hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari

fenomena ini. Pada P. malaria, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P.

vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam diikuti oleh

periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat

kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

Stadium Tiga

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya

basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu

normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa

lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.

Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung

pada spesies parasit dan umur dari penderita.

2.7. Pengobatan Malaria

12

Page 13: Malaria Vivax

Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian,

mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta mengurangi kerugian

sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya, obat yang ideal adalah yang memenuhi syarat:

1. Membunuh semua stadium dan jenis parasit

2. Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps

3. Toksisitas dan efek samping sedikit

4. Mudah cara pemberiannya

5. Harga murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan

chloroquine terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang masih

sensitif terhadap obat tersebut.

Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan komplikasi

berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat peroral dapat diberikan

obat Quinine dihydrochloride.

13

Page 14: Malaria Vivax

BAB III

KESIMPULAN

1. Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus

Plasmodium melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp.

2. Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun

subtropics dan menyerang Negara dengan penduduk padat.

3. Parasit penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan

order Coccidiidae.

4. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu: Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae,

dan P. ovale

5. Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut: Badan terasa lemas dan pucat karena

kekurangan darah dan berkeringat; Nafsu makan menurun; Mual-mual kadang-kadang

diikuti muntah; Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

plasmodium Falciparum; Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai

pembesaran limpa; Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan

penurunan; Pada anak mencret (diare) kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat

kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

6. gejala-gejala yang khas, yaitu: Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium

kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat; Splenomegali (pembengkakan

limpa); Anemi yang disertai malaise; Gejala malaria vivax & ovale.

14

Page 15: Malaria Vivax

7. Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan

chloroquine dan untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria

dengan komplikasi berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat

peroral dapat diberikan obat Quinine dihydrochloride.

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Askandar tjkroprawiro. Dalam: Poernomo boedi setiawan,penyunting. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-1. Surabaya ; 2007.h. 314-316 .

2. Malaria vivax. 2003. availeble from: www. Artikel

kedokteran.com/2011/malaria.html/malaria lifecycle.

15