Click here to load reader
Upload
juniato276
View
499
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
INFLEKSI VERBA BAHASA BELANDA
1. Latar Belakang, Alasan dan Tujuan Penelitian
Bahasa Belanda sebagai satu dari sekian banyak bahasa di dunia ini
merupakan salah satu bahasa yang banyak mengalami perubahan unsur-unsur
bahasa, baik dari sisi unsur lingual dan non-lingual yang memiliki pola-pola
terstruktur. Perubahan ini sifatnya abstrak, namun sebagai bahasa yang
berkembang tentu ada produktifitas penggunaan satuan bahasa tersebut. Satuan
bahasa yang dimaksudkan di sini adalah tataran fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik sebagai satuan dalam bahasa.
Produktifitas Bahasa Belanda pada tataran morfologi khususnya infleksi
verba akan diteliti pada kesempatan ini. Verba dalam beberapa bahasa dunia
adakalanya mengalami perubahan-perubahan tertentu. Bergerak dari ketertarikan
peneliti atas Bahasa Belanda sebagai bahasa yang belum sempat diteliti lebih jauh
sebelumnya sewaktu di tingkat Sarjana serta niat menambah pengetahuan tentang
salah satu sub topik morfologi menjadi penyemangat peneliti dalam melakukan
penelitian berskala kecil ini.
Produktifitas bisa terjadi sebagai penanda bahwa satu bahasa mengalami
perkembangan, walaupun ada bagian-bagian tertentu dalam satuan bahasa yang
mungkin tidak mengalami perubahan. Fokus peneliti adalah keinginan untuk
mengadakan penelitian tentang produktifitas infleksi verba Bahasa Belanda,
terutama pada empat kata kerja “gaan” (‘pergi’), “hebben” (‘mempunyai)’,
“maken” (‘membuat) dan “sprachen” (‘berbicara’).
Tujuan dan ruang lingkup penelitian berskala kecil ini adalah untuk melihat
bentuk infleksi verba dalam Bahasa Belanda. Secara morfologis, peneliti mencoba
untuk mengenali proses pembentukan infleksi verba. Agar uraian dalam
penelitian ini lebih lengkap terkait dengan infleksi, peneliti merasa perlu
menunjukkan pada saat seperti apa sebuah verba berinfleksi dan bagaimana
bentuk infleksinya. Kemudian peneliti juga akan menguraikan arti kata yang
berinfleksi tersebut.
Fokus penelitian atas kata kerja “gaan” (‘pergi’), “hebben” (‘mempunyai)’,
“maken” (‘membuat’), dan “sprachen” (‘berbicara’) tersebut didasari oleh
1
intensitas penggunaan kata kerja yang dimaksud dalam percakapan sehari-hari.
Memang, ada begitu banyak kata kerja pada tiap bahasa. Namun peneliti merasa
tidaklah cukup waktu untuk membahasnya satu per satu. Dengan menguraikan
empat kata kerja tersebut, peneliti mengharapkan bahwa proses morfologis dan
produktifitas serta model pembentukan infleksi yang bertolak pada kala dalam
suatu bahasa, dalam hal ini Bahasa Belanda, dapat terwakili. Pada akhirnya
peneliti akan menarik kesimpulan atas paparan infleksi kata kerja yang menjadi
fokus penelitian.
2. Landasan Teori
Beberapa teori digunakan oleh peneliti untuk mendukung penelitian ini.
Katamba (1994:22) mengemukakan bahwa verba di dalam kalimat pada sebagian
besar bahasa-bahasa di dunia mengalami proses morfologis yang kompleks
dibanding kelas kata lain. Perubahan itu dikenal dengan infleksi dan derivasi.
Yang pertama sangat berhubungan dengan pembentukan kata dikaitkan dengan
aturan sintaksis. Perubahan tersebut disebabkan oleh proses afiksasi dan tidak
mengubah kelas kata. Ketika perubahan itu mengubah kelas kata, maka perubahan
itu disebut derivasi.
Alwi, dkk. (2003:13) menambahkan bahwa verba merupakan salah satu
bentuk kelas kata yang dapat diidentifikasi dan dibedakan dari kelas kata lainnya
dengan cara melihat ciri-cirinya, yang merupakan fungsi utama sebagai infinitif
dan mempunyai makna perbuatan atau aksi.
Verba dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi verba bebas yang dalam
bentuk morfem dasar bebas disebut sebagai stem (pangkal) atau base (dasar) dan
verba terikat dalam bentuk verba telah mengalami afiksasi, reduplikasi merupakan
gabungan proses atau berupa paduan leksem. Morfem bebas adalah morfem yang
dapat berdiri sendiri. Sedangkan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri disebut
morfem terikat. Morfem ini selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem
yang lain (Katamba, 1994:218).
Katamba (1994:221) menyatakan bahwa infleksi pada verba dapat berkaitan
dengan aspek dan konjugasi. Pada intinya, aspek mengindikasikan apakah sebuah
2
kejadian, pernyataan atau tindakan yang ditunjukkan dalam verba sudah selesai
atau masih berlangsung. Kridalaksana (2008:93) menyebutkan infleksi sebagai
unsur yang ditambahkan pada sebuah kata untuk menunjukkan suatu hubungan
gramatikal misalnya s dalam boys menunjukkan infleksi plural, s dalam reads
menunjukkan infleksi verba orang ketiga.
3. Metode Pemerolehan Data
Metode pemerolehan data dilakukan melalui studi pustaka dari berbagai
sumber. Selanjutnya peneliti menganalisis, lalu menerapkan dalam contoh kalimat
serta melakukan cross-check (cek silang) dengan penutur aktif Bahasa Belanda
untuk memastikan keberterimaan atas bentuk konjugasi tersebut.
4. Kendala Penelitian
Peneliti sadar akan adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian
ini. Intensitas temu peneliti dengan informan saat berkunjung ke Jakarta dan
kontak via telepon serta via email cukup menguras isi kantong. Untuk diketahui,
informan utama peneliti adalah seorang Profesor yang mengasuh mata kuliah
Bahasa Belanda sewaktu peneliti menempuh pendidikan tingkat Sarjana.
Intensitas temu dengan informan menjadi kendala utama dalam penelitian ini.
Namun semua itu peneliti anggap sebagai sebuah tantangan yang memberi kesan
dan kenikmatan tersendiri dalam melakukan penelitian.
5. Infleksi Verba Bahasa Belanda
Infleksi verba Bahasa Belanda lebih umum disebut konjugasi, dimana verba
mengalami proses infleksi yang tergantung dari subyek dalam kalimat yang
bernama subyek Strong Form (SF) dan Weak Form (WF). Yang pertama lebih
pada penggunaan pronomina persona secara formal, dan berikutnya secara
informal. Namun, tidak semua pronomina persona memiliki WF. Kata ganti untuk
benda “het” tidak akan diuraikan lebih jauh karena contoh kalimat yang akan
dipaparkan disini terkait dengan kata kerja, dimana konjugasi kata kerja untuk
subyek “het” sama seperti konjugasi pada subyek “hij, zij”.
3
Subyek pronomina selanjutnya akan disingkat dengan SF untuk Strong
Form dan WF untuk Weak Form demi efisiensi penulisan.
Kata ganti persona dalam bahasa Belanda (Toorn, 1992:38; Renier,
1991:45; Vries, 1973: 27).
Subyek Pronomina ArtiSF WFIk ‘k ‘Saya’Jij je ‘Kamu’Hij ie ‘Dia (laki-laki)’Zij ze ‘Dia (Perempan)’het ‘t ‘Dia (Benda)’Wij we ‘Kami’Jullie ‘Kalian’Zij ze ‘Mereka’U Sg. and Pl*. ‘Anda’
Berikut bentuk konjugasi verba “gaan” yang disesuaikan dengan
pronomina (pembacaan tabel vertikal) dan dengan penanda kala (pembacaan tabel
horisontal).
Contoh konjugasi verba: “gaan” ‘pergi’
Subyek Kala Sekarang
Kala Lampau
Kala Lampau Imperfektif
Kala Lampau PerfektifSF WF
Ik ‘k ga ging ben gegaan was gegaanJij je gaat ging bent gegaan was gegaanHij ie gaat ging is gegaan was gegaanZij ze gaat ging is gegaan was gegaanhet ‘t gaat ging is gegaan was gegaanWij we gaan gingen zijn gegaan waren gegaanJullie gaan gingen zijn gegaan waren gegaanZij ze gaan gingen zijn gegaan waren gegaanU Sg. and Pl*. gaat ging bent gegaan waren gegaan
Pada contoh berikut beberapa subyek pada bentuk lampau, kala lampau
imperfektif, dan lampau perfektif tidak dibuat dalam kalimat dikarenakan bentuk
infleksinya sama. Misalnya subyek Hij, Zij, het; Wij, Zij, Jullie; yang hanya
dibuat salah satu subyek saja dalam aplikasi kalimat namun bisa mewakili bentuk
infleksi masing masing.
Pada arti kalimat dalam bahasa Indonesia tidak lagi diuraikan satu per satu,
karena peneliti hanya ingin menunjukkan bentuk infleksi yang terjadi jika
4
* Sg. and Pl. maksudnya pronomina bentuk tunggal dan jamak
dikaitkan dengan kala. Namun, sebelum dibuatkan dalam contoh kalimat, peneliti
terlebih dahulu menguraikan tipe kala (oleh peneliti sengaja dicetak tebal sebagai
pembeda kala) pada masing-masing contoh kalimat.
Berikut peneliti akan memberikan uraian singkat tentang pengertian dari
kala. Kala sekarang mengacu pada aktivitas yang berlangsung saat ini yang
dilakukan oleh subyek. Kala lampau merujuk pada aktivitas yang dilakukan oleh
subyek pada masa lampau atau sudah selesai. Kala lampau imperfektif mengacu
pada aktivitas yang dilakukan oleh subyek pada masa lampau dan masih ada
hubungan waktu dengan sekarang atau dengan kata lain, aktivitas itu belum
sepenuhnya selesai dilakukan. Sedangkan kala lampau imperfektif merujuk pada
aktivitas yang dilakukan oleh subyek pada masa lampau dan sepenuhnya selesai.
Contoh dalam kalimat (kala sekarang):
Ik ga naar huis. ‘Saya pergi ke rumah’ (sekarang)
Jij gaat naar huis. ‘Kamu pergi ke rumah’ (sekarang)
Hij gaat naar huis. ‘Dia (laki-laki) pergi ke rumah’ (sekarang)
Zij gaat naar huis. ‘Dia (perempuan) pergi ke rumah’ (sekarang)
Wij gaan naar huis. ‘Kami pergi ke rumah’ (sekarang)
Jullie gaan naar huis. ‘Kami pergi ke rumah’ (sekarang)
Zij gaan naar huis. ‘Mereka pergi ke rumah’ (sekarang)
Contoh dalam kalimat (kala lampau):
Ik ging naar huis. ‘Saya pergi ke rumah’ (lampau)
Jij ging naar huis. ‘Kamu pergi ke rumah’ (lampau)
Zij ging naar huis. ‘Dia (perempuan) pergi ke rumah’ (lampau)
Zij gingen naar huis. ‘Mereka pergi ke rumah’ (lampau)
Contoh dalam kalimat (kala lampau imperfektif):
Ik ben gegaan naar huis. ‘Saya telah pergi ke rumah’ (imperfektif)
Jij bent gegaan naar huis. ‘Kamu telah pergi ke rumah’ (imperfektif)
Hij is gegaan naar huis. ‘Dia (laki-laki) telah pergi ke rumah’ (imperfektif)
Wij zijn gegaan naar huis. ‘Kami telah pergi ke rumah’ (imperfektif)
5
Contoh dalam kalimat (kala lampau perfektif):
Ik was gegaan naar huis. ‘Saya telah pergi ke rumah’ (perfektif)
Jij was gegaan naar huis. ‘Kamu telah pergi ke rumah’ (perfektif)
Hij was gegaan naar huis. ‘Dia (laki-laki) telah pergi ke rumah’ (perfektif)
Wij waren gegaan naar huis. ‘Kami telah pergi ke rumah’ (perfektif)
Contoh konjugasi verba: “hebben” ‘mempunyai’
Subyek Kala Sekarang
Kala Lampau
Kala Lampau Imperfektif
Kala Lampau PerfektifSF WF
Ik ‘k heb had heb gehad had gehad Jij je hebt had hebt gehad had gehadHij ie heeft had heeft gehad had gehadZij ze heeft had heeft gehad had gehadhet ‘t heeft had heeft gehad had gehadWij we hebben hadden hebben gehad hadden gehadJullie hebben hadden hebben gehad hadden gehadZij ze hebben hadden hebben gehad hadden gehadU (Sg.) heeft had heeft gehad had gehadU (Pl.) hebt had hebt gehad had gehad
Contoh dalam kalimat (kala sekarang):
Ik heb een auto. ‘Saya mempunyai satu mobil’.
Jij hebt een auto. ‘Kamu mempunyai satu mobil’.
Hij heeft een auto. ‘Dia (laki-laki) mempunyai satu mobil’.
Wij hebben een auto. ‘Kami mempunyai satu mobil’.
Contoh dalam kalimat (kala lampau):
Ik had een auto. ‘Saya mempunyai satu mobil’. (lampau)
Jij had een auto. ‘Kamu mempunyai satu mobil’. (lampau)
Hij had een auto. ‘Dia (laki-laki) mempunyai satu mobil’. (lampau)
Wij hadden een auto. ‘Kami mempunyai satu mobil’. (lampau)
Contoh dalam kalimat (kala lampau imperfektif):
Ik heb gehad een auto. ‘Saya telah mempunyai satu mobil’. (imperfektif)
Jij hebt gehad een auto. ‘Anda telah mempunyai satu mobil’. (imperfektif)
Hij heeft gehad een auto. ‘Dia (laki-laki) telah mempunyai satu mobil’. (imperfektif)
Wij hebben gehad een auto. ‘Kami telah mempunyai satu mobil’. (imperfektif)
6
Contoh dalam kalimat (kala lampau perfektif):
Hij had gehad een auto. ‘Dia (laki-laki) mempunyai satu mobil’. (perfektif)
Wij hadden gehad een auto. ‘Kami mempunyai satu mobil’. (perfektif)
Contoh konjugasi verba: “maken” ‘membuat’
Subyek Kala Sekarang
Kala Lampau
Kala Lampau Imperfektif
Kala Lampau PerfektifSF WF
Ik ‘k maak maakte heb gemaakt had gemaakt Jij je maakt maakte hebt gemaakt had gemaaktHij ie maakt maakte heeft gemaakt had gemaaktZij ze maakt maakte heeft gemaakt had gemaakt
het ‘t maakt maakte heeft gemaakt had gemaakt
Wij we maken maakten hebben gemaakt hadden gemaakt
Jullie maken maakten hebben gemaakt hadden gemaakt
Zij ze maken maakten hebben gemaakt hadden gemaakt
U (Sg.) maakt maakte heeft gemaakt had gemaakt
U (Pl.) maakt maakte hebt gemaakt had gemaakt
Contoh dalam kalimat (kala sekarang):
Ik maak een kopje koffie. ‘Saya membuat secangkir kopi’.
Jij maakt een kopje koffie. ‘Anda membuat secangkir kopi’.
Zij maakt een kopje koffie. ‘Dia (perempuan) membuat secangkir kopi’.
Zij maaken een kopje koffie. ‘Mereka membuat secangkir kopi’.
Contoh dalam kalimat (kala lampau):
Ik maakte een kopje koffie. ‘Saya membuat secangkir kopi’. (lampau)
Jij maakte een kopje koffie. ‘Anda membuat secangkir kopi’. (lampau)
Hij maakte een kopje koffie. ‘Dia (laki-laki) membuat secangkir kopi’. (lampau)
Zij maakten een kopje koffie. ‘Mereka membuat secangkir kopi’. (lampau)
Contoh dalam kalimat (kala lampau imperfektif):
Ik heb gemaakt een kopje koffie. ‘Saya telah membuat secangkir kopi’.
(imperfektif)
Jij hebt gemaakt een kopje koffie. ‘Anda telah membuat secangkir kopi’.
(imperfektif)
7
Zij heeft gemaakt een kopje koffie. ‘Dia (perempuan) telah membuat secangkir
kopi’. (imperfektif)
Zij hebben gemaakt een kopje koffie. ‘Mereka telah membuat secangkir kopi’.
(imperfektif)
Contoh dalam kalimat (kala lampau perfektif):
Ik had gemaakt een kopje koffie. ‘Saya telah membuat secangkir kopi’. (perfektif)
Jij had gemaakt een kopje koffie. ‘Anda telah membuat secangkir kopi’. (perfektif)
Zij had gemaakt een kopje koffie. ‘Dia (perempuan) telah membuat secangkir
kopi’. (perfektif)
Zij hadden gemaakt een kopje koffie. ‘Mereka telah membuat secangkir kopi’.
(perfektif)
Contoh konjugasi verba “sprachen” ‘berbicara’:
Subyek Kala Sekarang
Kala Lampau
Kala Lampau Imperfektif
Kala Lampau PerfektifSF WF
Ik ‘k sprach sprachte heb gespracht had gespracht Jij je spracht sprachte hebt gespracht had gesprachtHij ie spracht sprachte heeft gespracht had gesprachtZij ze spracht sprachte heeft gespracht had gesprachthet ‘t spracht sprachte heeft gespracht had gesprachtWij we sprachen sprachte
nhebben gespracht hadden gespracht
Jullie sprachen sprachten
hebben gespracht hadden gespracht
Zij ze sprachen sprachten
hebben gespracht hadden gespracht
U Sg. and Pl. spracht sprachte hebt gespracht had gespracht
Contoh dalam kalimat (kala sekarang):
Ik sprach Nederlands. ‘Saya berbicara bahasa Belanda’
Jij spracht Nederlands. ‘Anda berbicara bahasa Belanda’
Zij sprachen Nederlands. ‘Mereka berbicara bahasa Belanda’
Contoh dalam kalimat (kala lampau):
Ik sprachte Nederlands. ‘Saya berbicara bahasa Belanda’ (lampau)
Hij sprachte Nederlands. ‘Dia (laki-laki) berbicara bahasa Belanda’ (lampau)
Zij sprachten Nederlands. ‘Mereka berbicara bahasa Belanda’ (lampau)
Contoh dalam kalimat (kala lampau imperfektif):
8
Ik heb gespracht Nederlands. ‘Saya telah berbicara bahasa Belanda’ (imperfektif)
Jij hebt gespracht Nederlands. ‘Anda telah berbicara bahasa Belanda’ (imperfektif)
Hij heeft gespracht Nederlands. ‘Dia (laki-laki) telah berbicara bahasa Belanda’
(imperfektif)
Jullie hebben gespracht Nederlands. ‘Kalian telah berbicara bahasa Belanda’
(imperfektif)
Contoh dalam kalimat (kala lampau perfektif):
Ik had gespracht Nederlands. ‘Saya telah berbicara bahasa Belanda’ (perfektif)
Wij hadden gespracht Nederlands. ‘Kami telah berbicara bahasa Belanda’ (perfektif)
6.1 Analisis Data Infleksi Verba “gaan”
6.1.1 Analisis Data Infleksi Kala Sekarang “gaan”
Subyek Pronomina VerbaKala Sekarang
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k ga [stem]Jij je gaat [stem]*+tHij ie gaat [stem]+tZij ze gaat [stem]+thet ‘t gaat [stem]+tWij we gaan [infinitif]Jullie gaan [infinitif]Zij ze gaan [infinitif]U Sg. and Pl. gaat [stem]+t
* Stem verba yang berakhir dengan vokal panjang (suku kata terbuka) mengalami
infleksi dengan terlebih dahulu menggandakan vokalnya.
6.1.2 Analisis Data Infleksi Lampau “gaan”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau
Bentuk InfleksiSF WF
Ik ‘k ging [stem]Jij je ging [stem]Hij ie ging [stem]Zij ze ging [stem]het ‘t ging [stem]Wij we gingen [infinitif]Jullie gingen [infinitif]Zij ze gingen [infinitif]U Sg. and Pl. ging [stem]
9
Dari uraian di atas, hanya ada dua bentukan infleksi verba “gaan” pada
bentuk lampau, yaitu bentuk stem lampau ging dan infinitif lampau gingen.
10
6.1.3 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Imperfektif “gaan”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Imperfektif
Bentuk Infleksi*SF WFIk ‘k ben gegaan ben ge+[stem]Jij je bent gegaan bent ge+[stem]Hij ie is gegaan is ge+[stem]Zij ze is gegaan is ge+[stem]het ‘t is gegaan is ge+[stem]Wij we zijn gegaan zijn ge+[stem]Jullie zijn gegaan zijn ge+[stem]Zij ze zijn gegaan zijn ge+[stem]U Sg. and Pl. bent gegaan bent ge+[stem]
Bentuk infleksi menggunakan verba kala sekarang “zijn” (kata kerja bantu) dan
mengikuti kaidah konjugasi “zijn” lalu diikuti konjugasi bentuk infleksi verba kala
lampau imperfektif yang ditandai dengan awalan ge- lalu diikuti bentuk infinitif kala
sekarang “gaan”.
6.1.4 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Perfektif “gaan”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Perfektif
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k was gegaan was ge+[stem]Jij je was gegaan was ge+[stem]Hij ie was gegaan was ge+[stem]Zij ze was gegaan was ge+[stem]het ‘t was gegaan was ge+[stem]Wij we waren gegaan waren ge+[stem]Jullie waren gegaan waren ge+[stem]Zij ze waren gegaan waren ge+[stem]U Sg. and Pl. was gegaan was ge+[stem]
Bentuk infleksi menggunakan verba lampau “zijn” (kata kerja bantu), yaitu
“was” dan mengikuti kaidah konjugasi “was” lalu diikuti konjugasi verba kala
lampau perfektif “gegaan”.
6.2 Analisis Data Infleksi “hebben”
6.2.1 Analisis Data Infleksi Kala Sekarang “hebben”
Subyek Pronomina VerbaKala Sekarang
Bentuk InfleksiSF WF
Ik ‘k heb [stem]Jij je hebt [stem]+t
11
Hij ie heeft [stem]+ø+tZij ze heeft [stem]+ø+thet ‘t heeft [stem]+ø+tWij we hebben [infinitive]Jullie hebben [infinitive]Zij ze hebben [infinitive]U Sg. and Pl. heeft [stem]+ø+t
Dari uraian di atas, ada tiga bentukan infleksi verba “hebben” pada bentuk
sekarang, yaitu bentuk stem, stem+t, dan stem+ ø+t.
6.2.2 Analisis Data Infleksi Kala Lampau “hebben”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k had [stem]Jij je had [stem]Hij ie had [stem]Zij ze had [stem]het ‘t had [stem]Wij we hadden [stem]+*denJullie hadden [stem]+denZij ze hadden [stem]+denU Sg. and Pl. had [stem]
Untuk stem verba lampau yang merupakan suku kata tertutup dan berakhir
dengan bunyi [d], maka pada subyek Wij, Jullie, dan Zij (jamak) konsonannya
digandakan, lalu diikuti bentuk infleksinya.
6.2.3 Analisis Data Infleksi Kala Sekarang Perfektif “hebben”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Perfektif
Bentuk Infleksi*SF WFIk ‘k heb gehad [stem] +gehadJij je hebt gehad [stem]+t +gehadHij ie heeft gehad [stem]+ø+t +gehadZij ze heeft gehad [stem]+ø+t +gehadhet ‘t heeft gehad [stem]+ø+t +gehadWij we hebben gehad [infinitive] +gehadJullie hebben gehad [infinitive] +gehadZij ze hebben gehad [infinitive] +gehadU Sg. and Pl. heeft gehad [stem]+ø+t +gehad
12
Bentuk infleksi menggunakan verba kala sekarang “hebben” (kata kerja
bantu) dan mengikuti kaidah konjugasi “hebben” lalu diikuti konjugasi bentuk
infleksi verba kala lampau perfektif. Perfektif ditandai dengan pembubuhan
awalan ge- diikuti “had” sebagai stem bentuk lampau dari “hebben” sebagai
bentuk kala sekarang.
6.2.4 Analisis Data Infleksi Lampau Perfektif “hebben”
Subyek Pronomina Verba Lampau Perfektif
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k had gehad [stem] +gehadJij je had gehad [stem] +gehadHij ie had gehad [stem] +gehadZij ze had gehad [stem] +gehadhet ‘t had gehad [stem] +gehadWij we hadden gehad [stem] +den+gehadJullie hadden gehad [stem] +den+gehadZij ze hadden gehad [stem]+den +gehadU Sg. and Pl. had gehad [stem] +gehad
Bentuk infleksi menggunakan verba kala sekarang “hebben” (sebagai kata
kerja bantu) dan mengikuti kaidah konjugasi “had” sebagai penanda lampau lalu
diikuti konjugasi bentuk infleksi verba lampau perfektif. Perfektif ditandai dengan
pembubuhan awalan ge- diikuti “had”.
6.3 Analisis Data Infleksi “maken”
6.3.1 Analisis Data Infleksi Kala Sekarang “maken”
Subyek Pronomina Verba Kala Sekarang
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k maak [stem]Jij je maakt [stem]+tHij ie maakt [stem]+tZij ze maakt [stem]+thet ‘t maakt [stem]+tWij we maken infinitifJullie maken infinitifZij ze maken infinitifU Sg. and Pl. maakt [stem]+t
Dari uraian di atas, verba “maken” mengalami tiga bentuk infleksi, yaitu
stem, stem + /t/, dan infinitif.
13
6.3.2 Analisis Data Infleksi Kala Lampau “maken”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k maakte [stem]+teJij je maakte [stem]+teHij ie maakte [stem]+teZij ze maakte [stem]+tehet ‘t maakte [stem]+teWij we maakten [stem]+tenJullie maakten [stem]+tenZij ze maakten [stem]+tenU Sg. and Pl. maakte [stem]+te
Dari uraian diatas, ada dua bentuk infleksi verba lampau “maakte” untuk
subyek tunggal dan “maakten” untuk subyek jamak.
6.3.3 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Perfektif “maken”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Perfektif
Bentuk Infleksi*SF WFIk ‘k heb gemaakt [stem] +gemaaktJij je hebt gemaakt [stem]+t + gemaaktHij ie heeft gemaakt [stem]+ø+t + gemaaktZij ze heeft gemaakt [stem]+ø+t + gemaakthet ‘t heeft gemaakt [stem]+ø+t + gemaaktWij we hebben gemaakt [infinitive] + gemaaktJullie hebben gemaakt [infinitive] + gemaaktZij ze hebben gemaakt [infinitive] + gemaaktU Sg. and Pl. heeft gemaakt [stem]+ø+t + gemaakt
Bentuk infleksi menggunakan verba kala sekarang “hebben” (kata kerja
bantu) dan mengikuti kaidah konjugasi “hebben” lalu diikuti konjugasi bentuk
infleksi verba kala lampau perfektif “gemaakt”.
6.3.4 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Perfektif “maken”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Perfektif
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k had gemaakt [stem] +gemaaktJij je had gemaakt [stem] +gemaaktHij ie had gemaakt [stem] +gemaaktZij ze had gemaakt [stem] +gemaakthet ‘t had gemaakt [stem] +gemaaktWij we hadden gemaakt [stem]+den +gemaakt
14
Jullie hadden gemaakt [stem]+den +gemaaktZij ze hadden gemaakt [stem] +den+gemaaktU Sg. and Pl. had gemaakt [stem] +gemaakt
Bentuk infleksi menggunakan verba lampau “had” (kata kerja bantu) dan
mengikuti kaidah konjugasinya lalu diikuti konjugasi bentuk verba lampau
perfektif “gemaakt”. Jadi hanya kata kerja bentuk lampaunya yang mengalami
infleksi “had” untuk subyek selain jamak dan “hadden” untuk subyek jamak .
6.4 Analisis Data Infleksi “sprachen”
6.4.1 Analisis Data Infleksi Kala Sekarang “sprachen”
Subyek Pronomina Verba Kala Sekarang
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k sprach [stem]Jij je spracht [stem]+tHij ie spracht [stem]+tZij ze spracht [stem]+thet ‘t spracht [stem]+tWij we sprachen [infinitif]Jullie sprachen [infinitif]Zij ze sprachen [infinitif]U Sg. and Pl. spracht [stem]+t
Untuk verba “sprachen” mengalami tiga bentukan infleksi yaitu stem, stem
+ /t/, dan bentuk infinitif.
6.4.2 Analisis Data Infleksi Kala Lampau “sprachen”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k sprachte [stem]+teJij je sprachte [stem]+teHij ie sprachte [stem]+teZij ze sprachte [stem]+tehet ‘t sprachte [stem]+teWij we sprachten [stem]+tenJullie sprachten [stem]+tenZij ze sprachten [stem]+tenU Sg. and Pl. sprachte [stem]+t
Terdapat dua bentuk infleksi “sprachte” untuk subyek tunggal dan
“sprachten” untuk subyek jamak dari uraian di atas.
15
6.4.3 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Perfektif “sprachen”
Subyek Pronomina Verba Kala Lampau Perfektif
Bentuk Infleksi*SF WFIk ‘k heb gespracht [stem] + gesprachtJij je hebt gespracht [stem]+t + gesprachtHij ie heeft gespracht [stem]+ø+t + gesprachtZij ze heeft gespracht [stem]+ø+t + gesprachthet ‘t heeft gespracht [stem]+ø+t + gesprachtWij we hebben gespracht [infinitive] + gesprachtJullie hebben gespracht [infinitive] + gesprachtZij ze hebben gespracht [infinitive] + gesprachtU Sg. and Pl. hebt gespracht [stem]+ø+t + gespracht
Bentuk infleksi menggunakan verba kala sekarang “hebben” (kata kerja
bantu) dan mengikuti kaidah konjugasinya disesuaikan dengan subyek lalu diikuti
bentuk verba kala lampau perfektif “gespracht”.
6.4.4 Analisis Data Infleksi Kala Lampau Perfektif “sprachen”
Subyek Pronomina Verba Lampau Perfektif
Bentuk InfleksiSF WFIk ‘k had gespracht [stem] + gesprachtJij je had gespracht [stem] + gesprachtHij ie had gespracht [stem] + gesprachtZij ze had gespracht [stem] + gesprachthet ‘t had gespracht [stem] + gesprachtWij we hadden gespracht [stem]+den + gesprachtJullie hadden gespracht [stem]+den + gesprachtZij ze hadden gespracht [stem] +den+ gesprachtU Sg. and Pl. had gespracht [stem] + gespracht
Bentuk infleksi verba lampau “had” (kata kerja bantu) untuk subyek tunggal
dan “hadden” untuk subyek jamak lalu diikuti bentuk verba kala lampau perfektif
“gespracht”.
16
KESIMPULAN
Proses morfemis terjadi dalam Bahasa Belanda, khususnya infleksi verba.
Produktifitas pembentukan infleksi terlihat jelas dan memiliki pola-pola
terstruktur.
Setelah dilakukan penelitian berskala kecil ini, didapati bahwa produktifitas
dalam hal infleksi verba bahasa Belanda mengalami perubahan tertentu. Fokus
penelitian adalah tentang infleksi verba Bahasa Belanda yang mencakup empat
kata kerja “gaan” (‘pergi’), “hebben” (‘mempunyai)’, “maken” (‘membuat), dan
“sprachen” (‘berbicara’).
Dari uraian pada bagian terdahulu dalam penelitian ini, bentuk infleksi
verba Bahasa Belanda dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses morfologis terkait infleksi tidak merubah kelas kata.
2. Kata kerja “gaan”, “hebben”, “maken”, dan “sprachen” pada bentuk kala
sekarang mengalami infleksi mengikuti subyek; dan secara berurutan memiliki
bentuk lampau “ging”, “had”, “maakte”, dan “sprachte”
3. Pada bentuk perfektif, verba infinitif “gaan” baik kala sekarang maupun kala
lampau, ada proses perfektum “gegaan” yang berlaku untuk semua subyek
baik tunggal maupun jamak setelah terlebih dahulu mengalami infleksi. Tetapi
infleksinya bukan pada bentuk perfektum, melainkan sebelum perfektum
“gegaan”, ada infleksi verba “zijn” dengan konjugasi yang disesuaikan dengan
subyek dan bentuk kala sekarang atau kala lampau.
4. Pada bentuk perfektum, verba infinitif “hebben” baik kala sekarang maupun
kala lampau, ada proses perfektif “gehad” dan berlaku sama untuk semua
subyek baik tunggal maupun jamak setelah terlebih dahulu mengalami infleksi.
Tetapi infleksinya bukan pada bentuk perfektum, melainkan sebelum
perfektum “gehad” dimana terdapat infleksi verba “hebben” dengan konjugasi
sesuai subyek dan kala sekarang atau kala lampau.
5. Pada bentuk perfektum, verba infinitif “maken” baik kala sekarang maupun
kala lampau, ada proses perfektif “gemaakt” yang berlaku sama untuk semua
subyek, baik tunggal maupun jamak setelah terlebih dahulu mengalami
17
infleksi. Tetapi infleksinya bukan pada bentuk perfektum, melainkan sebelum
perfektum “gemaakt” dimana terdapat infleksi verba “hebben” dengan
konjugasi disesuaikan dengan subyek dan kala sekarang atau kala lampau.
6. Pada bentuk perfektum, verba infinitif “sprachen” baik kala sekarang maupun
kala lampau, ada proses perfektif “gespracht” yang berlaku sama untuk semua
subyek baik tunggal maupun jamak dengan terlebih dahulu mengalami infleksi.
Tetapi infleksinya bukan pada bentuk perfektum, melainkan sebelum
perfektum “gespracht” dimana terdapat infleksi verba “hebben” dengan
konjugasi sesuai subyek dan kala sekarang atau kala lampau.
Dari simpulan diatas, dapat dipahami bahwa infleksi verba Bahasa Belanda
sangat produktif terutama pada verba “zijn” dan “hebben” dalam proses
pembentukan perfektif. Pada perfektum, pemahaman pola infleksi dua verba
tersebut mutlak dipahami.
Banyak hal yang perlu diketahui mengenai unsur bahasa. Apa yang diteliti
disini hanyalah sebagian kecil dari tataran morfologi dan terbatas pada verba
“gaan” (‘pergi’), “hebben” (‘mempunyai)’, “maken” (‘membuat), dan “sprachen”
(‘berbicara’). Penelitian lanjutan dirasakan perlu, baik berskala kecil maupun
besar pada tataran sama atau berbeda.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Alwi., dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Katamba, Francis. 1994. Modern Linguistics: Morphology. London: The Macmillan Press Ltd.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik (edisi keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Renier, Fernand G. 1991. Colloquial Dutch. Routledge & Kegan Paul plc: London.
Toorn, N. van den. – Danner. 1992. Belajar Bahasa Belanda: Kursus Dasar. PT. Intermasa: Jakarta.
Vries, J.W. De. dan Legiman. 1973. Pelajaran Bahasa Belanda. Cetakan ke-3. Uitgeverij W. Van Hoeve B.V.: Den Haag.
Wely, van Prick. dan Haering. 1964. Engels: Kramer’s Woordenboek. Zevenentwintigste Druk. Den Haag.
19