Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    1/18

    PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI

    MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

    Oleh:

    Gde Parie Perdana

    1529061037

    PENDIDIKAN IPA

    PROGAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2015

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    2/18

    ii

    DAFTAR ISI

    COVER

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2Rumusan Masalah .................................................................................... 3

    1.3

    Tujuan ...................................................................................................... 3

    1.4Manfaat .................................................................................................... 3

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Makna Pendidikan Karakter .................................................................... 4

    2.2 Dasar Pendidikan Karakter ...................................................................... 7

    2.3 Proses Pembentukan Karakter ................................................................. 9

    2.4 Pengembangan Karakter pada Anak Usia Dini ........................................ 11

    2.5 Peran Guru dalam Pendidikan Karakter ................................................... 13

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14

    3.2 Saran ......................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    3/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa

    dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor

    kehidupan, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat

    pendidikan yang dimilikinya. Pendidikan telah menjadi cara bertindak dari

    masyarakat suatu bangsa. Manusia mewariskan nilai yang menjadi bagian penting

    dari budaya masyarakat dimana tempat mereka hidup dan mewariskan nilai kepada

    generasi selanjutnya. Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak

    hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga menguatkan identitas

    individu dalam masyarakat.

    Pembangunan karakter bangsa secaa filosofi merupakan kebutuhan asasi

    dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri

    yang kuat yang akan tetap eksis. Sayangnya, karakter serta moral bangsa saat ini

    mulai merosot. Hal ini terlihat dari perilaku dan tindakan yang kurang bahkan tidak

    berkarakte. Fenomena merosotnya karakter anak bangsa di tanah air khususnya,

    disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai luhur

    bangsa Indonesia. Disamping itu, masih lemahnya penerapan nilai-nilai karakter di

    lembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan serta makin berkembangnya

    era globalisai yang mengikis kaidah moral budaya bangsa.

    Kemerosotan moral bangsa sudah sangat memprihatinkan. Secara nyata di

    kota-kota besar, para pelajar yang semestinya menuntut ilmu demi kemajuanbangsa, melakukan tindakan yang tidak semestinya seperti tawuran dan

    mengonsumsi obat-obatan terlarang. Selain itu, pelajar sering diberikan media cetak

    maupun elektronik melakukan tindakan kekerasan dan pergaulan bebas. Tidak

    hanya pelajar, kerusakan moral telah merambah ke pemerintahan dan lembaga

    negara. Krisis moral telah merambah di berbagai bidang lapisan masyarakat,

    termasuk institusi pendidikan.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    4/18

    2

    Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter

    (character education) dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis

    moral yang sedang melanda Indonesia. Pendidikan karakter merupakan aspek yang

    penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal

    pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi

    moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan

    perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini

    khususnya dilembaga pendidikan.

    Pendidikan karakter sangat baik diterapkan pada anak usia dini karena pada

    masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan

    masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan

    (Haryanto, 2011). Pada masa ini terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang

    siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan

    masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa,

    sosio emosional, agama dan moral. Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai

    dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan

    diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga

    dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan

    mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil

    dalam segala hal.

    Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia.

    Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti Soekarno telah

    mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk

    kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia

    menjadi bangsa yang berkarakter. Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakansebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal. Pendidikan

    karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk membentuk identitas yang

    kokoh dari setiap individu dan untuk membentuk sikap yang dapat menuju

    kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu

    pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan sejak dini untuk memupuk

    karakter yang dimiliki anak agar mampu mempertahankan jiwa bangsa Indonesia

    dan untuk kemajuan bangsa Indonesia.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    5/18

    3

    1.2Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan

    masalah sebagai berikut.

    1.2.1Apa itu pendidikan karakter?

    1.2.2

    Apa dasar pendidikan karakter?

    1.2.3Bagaimana proses pembentukan karakter?

    1.2.4Bagaimana pengembangan karakter pada anak usia dini?

    1.2.5

    Apa peran guru dalam pendidikan karakter?

    1.3

    Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut.

    1.3.1 Untuk memahami pendidikan karakter?

    1.3.2 Untuk mengetahui dasar pendidikan karakter?

    1.3.3

    Untuk mengetahui proses pembentukan karakter?

    1.3.4 Untuk memahami pengembangan karakter pada anak usia dini?

    1.3.5 Untuk mengetahui peran guru dalam pendidikan karakter?

    1.4Manfaat

    Penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat membatu pembaca untuk

    memahami pendidikan karakter, proses pembentukan karakter, dan cara untuk

    mengembangkan karakter anak usia dini, serta peranan dari guru dalam

    melaksanakan pendidikan karakter.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    6/18

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Makna Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter diambil dari dua suku kata yang berbeda, yaitu

    pendidikan dan karakter. Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, sedangkan

    karakter lebih pada bersifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan tersebut,

    nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik.

    Secara lebih mendalam pendidikan sendiri merupak terjemahan dari

    education, yang kata dasarnya educate atau bahasa latinya educo. Educo berarti

    mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Ada juga

    yang mengatakan bahwa educationberasal dari bahasa latin educare yang memiliki

    konotasi melatih atau menjinakan. Berbeda dengan pengertian sebelumnya

    pendidikan dalam bahasa pengertian sebelumnya dalam bahasa Yunani,pendidikan

    merupakan terjemahan dari katapaedagigieyang berate pergaulan pada anak-anak.

    Sementara orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam

    pertumbuhannya agar dapat berdiri disebutpaedagogos. Istilah ini diambil dai kata

    paedos (anak) dan agoge(saya membimbing, memimpin). Oleh karena itu, menurut

    pendapat ini pendidikan diartikan sebagai suatu bimbingan yang diberikan dengan

    sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani

    maupun rohani agar beguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

    Secara etimologi istilah karakter erasal dari bahasa Yunani, yaitu karasso

    yang berarti cetak biru, format dasar, dan sidik seperti dalam sidik jari. Dalam hal

    ini karakter diartikan sebagai suatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensimanusia. Orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak mau

    dikuasai oleh sekumpulan relitas yang telah ada. Sedangkan orang yang memiliki

    karakter lemah akan mudah tunduk pada sekumpulan kondisi yang diberikan

    padanya. Pendapat lain menyebutkan karakter bearti to markatau menandai dan

    memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan

    atau tingkah laku.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    7/18

    5

    Menurut Kamus Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai watak, tabiat,

    pembawaan, dan kebiasaan. Sejalan dengan uraian menurut Pusat Bahasa

    Depdiknas bahwa karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,

    perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

    Menurut Lickona (dalam Haryanto, 2012), karakter berkaitan dengan konsep

    moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral

    behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang

    baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik,

    dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah ini merupakan bagan

    keterkaitan ketiga kerangka pikir ini.

    Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

    kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

    kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan juga

    dapat diartikan sebagai sebuah konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran

    seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti agar lebih

    berarti dari sebelumnya sehingga dapat mengurangi krisis moral yang terjadi.

    Dalam pendidikan karakter, anak didik sengaja dibangun karakternya agar

    mempunyi nilai-nilai kebaikan sekaligus mempraktikkannya dalam kehidupan

    sehari-hari, baik itu kepada Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan

    sekitar, bangsa, negara, maupun hubunan interasional sebagai penduduk dunia.

    Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, religius, jujur, toleransi,

    disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

    kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta

    damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab.

    Karakter

    Konsep

    Moral

    Sikap

    Moral

    Prilaku

    Moral

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    8/18

    6

    Foerster mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk

    membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau

    individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam

    mengambil sikap di setiap situasi (Kusuma, 2008).

    Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan

    pendidikan moral. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi

    manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun warga

    masyarakat atau warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara

    umum adalah nilai-nilai sosialnya, yang banyak dipengaruhi oleh budaya

    masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam

    konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai

    luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka

    membina kepribadian generasi muda.

    Pendidikan karakter dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa indikator

    berikut (Muhamimin, 2014).

    1. Mengamalkan ajaran agama yang diatut sesuai dengan tahap perkembangan

    usianya

    2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri

    3. Menunjukan sikap percaya diri

    4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

    5. Menghargai keberagamaan agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

    ekonomi

    6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan dan sumber-sumber

    lain secara logis, kritis dan kreatif.7. Menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, keatif dan inovatif.

    8. Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang

    dimilikinya.

    9.

    Menunjukan kemamampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam

    kehidupan sehari-hari.

    10.Mendeskripsikan gejala alam dan sosial

    11.

    Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    9/18

    7

    12.Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,

    berbangsa dan bernegara

    13.

    Menghargai karya seni dan budaya nasional

    14.

    Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya

    15.Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu

    luang dengan baik.

    16.Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

    17.Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain

    18.

    Menghargai adanya perbedaan pendapat

    19.Menunjukan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana

    20.

    Menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

    Memiliki jiwa kewirausahaan

    2.2 Dasar Pendidikan Karakter

    2.2.1 Dasar Filosofi

    Dasar filosofi akan adanya pendidikan karakter adalah Pancasila. Pancasila

    menjadi dasar negara, pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, jiwa bangsa,

    tujuan yang akan dicapai, perjanjian luhur bangsa, asas kehidupan bermasyarakat,

    berbangsa, dan bernegara, serta jati diri bangsa. Karakter yang berlandaskan

    falsafah pancasila maknanya adalah setiap aspek karakter harus dijiwai oleh kelima

    sila Pancasila secara utuh dan komprehensif.

    a. Bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa

    Bentuk kesadaran dan perilaku iman dan taqwa serta akhlak mulia sebagai

    karakteristik pribadi bangsa Indonesia.

    b.

    Bangsa yang menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan BeradabKarakter kemanusiaan tercermin dalam pengakuan kesamaan derajat, hak dan

    kewajiban, saling mengasihi, tenggang rasa, peduli, tidak semena-mena

    terhadap orang lain, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, menjunjung

    tinggi nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan.

    c. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa

    Karakter kebangsaan seseorang tercermin dalam sikap persatuan, kesatuan,

    kepentingan, dan keselamatan bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia yang

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    10/18

    8

    bertanah air Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa Indonesia, cinta tanah

    air dan negara Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

    d.

    Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung tinggi hukum dan HAM

    Karakter bangsa yang demokratis tercermin dari sikap dan perilakunya yang

    senantiasa dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh

    hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, menghargai

    pendapat oranglain.

    e. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan

    Karakter berkeadilan sosial tercermin dalam perbuatan yang menjaga

    adanya kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan, menjaga

    harmonisasi antara hak dan kewajiban.

    2.2.2 Dasar Hukum

    Dasar hukum karakter pendidikan adalah tujuan pendidikan yang telah

    dirumuskan dalam pendidikan nasional yang telah tercantum dalam dasar negara

    dan diatur dalam Undang-Undang sebagai berikut.

    a. UndangUndang Dasar 1945

    b. UndangUndang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    c.

    Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan

    d. Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

    e. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

    f. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

    g. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014

    h. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014

    2.2.3 Dasar Agama dan BudayaAgama merupakan sumber kebaikan. Oleh karenanya, pendidikan karakter

    harus dilakasanakan berdasarkan nilai-nilai ajaran agama. Pendidikan karakter

    tidak boleh bertentangan dengan agama. Indonesia merupakan negara yang

    meyoritas masyarakatnya beragama, yang mana mereka mengakui bahwa kebajikan

    dan kebaikan agama. Selain itu Indonesia memiliki beragam budaya yang menjadi

    identitar real dari karakter bangsa, yang membedakanya dengan negaa lain.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    11/18

    9

    2.3 Proses Pembentukan Karakter

    Pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses yang dilakukan

    untuk menanamkan hal positif pada anak yang bertujuan untuk membangun

    karakter yang sesuai dengan norma, dan kaidah moral dalam bermasyarakat. Ada

    tiga faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan karkter anak yaitu faktor

    pendidikan (sekolah), lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga. Stephen

    Covey dalambukunya Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif menyimpulkan

    bahwa ada 3 teori utama yang mendasari pembentukan karakter sebagai berikut.

    1.

    Determinisme Genetis

    Teoi ini didasari dari pengauh DNA yang diturukan dari anggota

    sebelumnya seperti kakek atau nenek yang bersangkutan. Sifat ini

    diteruskan/diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

    2. Determinisme Psikis

    Teori ini mengatakan bahwa, pada dasarnya orangtua yang membentuk

    karakter anak. Pola pengasuhan, pengalaman masa anak-anak pada

    dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter.

    3. Determinisme Lingkungan

    Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa lingkunganlah yang membetu

    kaakter sesorang. Seseorang atau sesuatu di lingkungan akan

    bertanggungjawab atas situasi yang terjadi.

    Pembentukan karakter seseorang terjadi melalui enam proses yaitu

    pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan/pembiasaan, pembudayaan, dan

    internalisasi.

    1. Pengenalan

    Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan tentang hal-hal positif/hal-hal yang baik dari lingkungan, maupun keluarga. Contohnya

    anak diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa, gotong royong,

    bertanggung jawab dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan untuk

    menanamkan hal positif dalam memorinya.

    2. Pemahaman

    Selanjutnya adalah pemahaman, maksud dari pemahaman disini adalah kita

    memberikan pengarahan atau pengertian tentang perbuatan baik yang sudah

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    12/18

    10

    kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya agar dia tahu dan mau melakukan

    hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

    3. Penerapan

    Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan

    langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari penerapan disini

    adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan

    perbuatan baik yang telah kita ajarkan.

    4. Pengulangan / Pembiasaan

    Maksud dari pengulangan disini adalah setelah si anak telah paham dan

    menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita lakukan

    pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara berualang

    ulang agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.

    5. Pembudayaan

    Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta masyarakat

    untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan karakter

    baik yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam keluarga.

    Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan memunculkan

    motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan karakter yang

    baik dan positif dalam masyarakat.

    6. Internalisasi Menjadi Karakter

    Karakter seseorang akan semakin kuat jika ikut didorong adanya suatu

    ideologi atau believe. Jika semua sudah tercapai maka akan ada kesadaran

    dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang baik tersebut tanpa adanya

    paksaan atau dorongan untuk melakukannya. Selain itu adanya faktor

    internal dalam masyarakat atau keluarga akan mempengaruhi karakterseseorang.

    Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 tahap inti yang saling berkaitan.

    (1) Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama,

    ideologi, pendidikan dll. (2) Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara

    keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi. (3) Visi turun ke wilayah hati

    membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas. (4)

    Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    13/18

    11

    keseluruhan disebut sikap. (5) Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang

    secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau

    kepribadian.

    Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran,

    perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi

    perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku

    menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah

    kebiasaan.

    2.4 Pengembangan Karakter pada Anak Usia Dini

    Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

    ayat 1, menyebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk

    dalam rentang usia 0-6 tahun. Pada masa-masa usia 0 hingga 6 tahun, otak anak

    berkembang sangat pesat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan

    menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-

    masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai

    terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa

    emas anak (golden age). Maka dari itu, sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan

    masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik. Sehingga anak

    bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang

    tanpa ada rasa ragu dalam mengambil keputusan.

    Terkadang sebagian orang tua tidak sadar bahwa dengan memukul anak akan

    memberikanpressureatau efek jera yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap

    negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang

    pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Hal inimenyebabkan anak mudah minder dan takut dalam setiap mengambil keputusan

    yang jelas-jelas merupakan suatu peluang untuk mereka.

    Banyak orangtua beranggapan bahwa semakin anak jenius semakin ia akan

    sukses. Semakin sering anak mendapatkan rangking di kelas semakin anak tersebut

    akan berhasil. Persepsi ini tidak sepenuhnya benar karena sebenarnya karakter anak

    tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter setiap anak bisa dibentuk sesuai apa

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    14/18

    12

    yang orangtua kehendaki, dan tentunya treatment orangtua terhadap anak akan

    merefleksikan dan mempengaruhi perkembangan setiap anak.

    Sebagai orang tua atau pendidik yang baik, sudah tentu haus mengerti dan

    memahami berbagai karakter dasa anak usia dini. Karakter dasar dari seorang anak

    usia dini adalah anak telah berbekal kebaikan, suka meniru, suka bermain, dan

    memiliki rasa ingin tahung yang besar.

    Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan

    menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada

    usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak

    menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya,

    dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan

    yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

    Terdapat 3 nilai yang banyak dikondisikan sebagai hal yang mempengaruhi

    karakter pada anak sebagai berikut.

    1. Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini

    Salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk

    mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan

    potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan

    sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan

    seterusnya.

    2. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan

    sekitar

    Pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter

    anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut

    wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah,lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik,

    begitu pula sebaliknya.

    3. Biasakan membangun hubungan spiritual anak dengan Tuhan Yang

    Maha Esa

    Hubungan spiritual dengan Tuhan terbangun melalui pelaksanaan dan

    penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    15/18

    13

    Membiasakan anak untuk doa sebelum makan dan beribadah sesuai

    waktunya.

    Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat memberikan pengaruh pada

    anak untuk menumbuh kembangkan rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,

    kemampuan bergaul, kemampuan berempati, dan kemampuan berkomunikasi.

    2.5 Peran Guru dalam Pendidikan Karakter

    Guru adalah pendidik professional yang mempunyai tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

    didik atau siswa. Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan karakter, Guru

    menjadi ujung tombak keberhasilan tersebut.

    Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, mempunyai peran penting dalam

    aplikasi pendidikan karakter di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai seorang

    pendidik, guru menjadi sosok figur dalam pandangan anak, guru akan menjadi

    patokan bagi sikap anak didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

    diamanatkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang

    baik. Kompetensi kepribadian tersebut menggambarkan sifat pribadi dari seorang

    guru. Satu yang penting dimiliki oleh seorang guru dalam rangka pengambangan

    karakter anak didik adalah guru harus mempunyai kepribadian yang baik dan

    terintegrasi dan mempunyai mental yang sehat.

    Seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator, dan dinamisator.

    Berikut uraian mengenai beberapa peran utama guru dalam pendidikan karakter.

    a. Keteladanan

    Keteladanan dibutuhkan oleh guru berupa konsistensi dalam menjalankan

    perintah agama, mematuhi aturan yang berlaku, dan mampu menghadapitantangan. Anak membutuhkan seseorang yang dapat digugu dan ditiru oleh

    kaena itu guru hau memiliki keteladanan.

    b. Inspirator

    Seorang guru harus menjadi inspirator untuk membangkitkan semangat

    anak untuk menggali potensi yang dimilikinya. Secara tidak langsung

    kesuksesan seseorang akan mengispirasi orang lain untuk meniru dan

    mengembangembangkan potensinya.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    16/18

    14

    c. Motivator

    Motivator adalah kemampuan guru dalam membangkitkan spirit, etos kerja,

    dan potensi yang luarbiasa dalam diri peserta.

    d.

    Dinamisator

    Selain membangkitkan semangat guru harus dapat mengarahkan siswa

    untuk mencapai tujuannya.

    e. Evaluator

    Dalam peran ini guru harus selalu mengawasi pembelajaran yang selama ini

    dipakai. Evaluasi merupakan wahanauntuk meninjau efektivitas.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    17/18

    15

    BAB III

    PENUTUP

    3.1

    Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang diperoleh melalui pembahasan yang telah

    dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut.

    1. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

    kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

    atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

    2. Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, religius, jujur, toleransi,

    disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

    kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,

    cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung

    jawab.

    3.

    Dasar filosofi pendidikan karakter adalah Pancasila dan dasar hukumnya

    adalah Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, Agama dan budaya

    menjadi landasan identitas bangsa.

    4.

    Pembentukan karakter seseorang terjadi melalui enam proses yaitu

    pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan/pembiasaan,

    pembudayaan, dan internalisasi.

    5. Pendidikan karakter pada usia dini sangat baik diterapkan karena pada

    masa tersebut,otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi,

    tidak melihat baik dan buruk. Masa golden age ini adalah masa

    perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.

    6.

    Peran guru dalam pendidikan karakter adalah sebagai teladan, inspirator,motivator, dinamisator, dan evaluator.

    3.2 Saran

    Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebaiknya anak sejak

    usia dini telah diberikan pendidikan karakter seiring dengan perkembangan

    intelektualnya dan dalam pelaksanaan sebagai orang tua maupun guru harus peka

    dan mampu mengembangkan karakter anak.

  • 7/25/2019 Makalah - Psikologi Pendidikan Karakter

    18/18

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Azzet, A. M. 2014. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi

    Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa.

    Jogjakata: Ar-Ruzz Media

    Fadlillah, M. & Khorida, L. M. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:

    Kosep dan Aplikasi dalam PAUD. Jogjakata: Ar-Ruzz Media

    Haryanto. 2011. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.

    Belajarpsikologi.com dapat diakses pada http://belajarpsikologi.com/aspek-

    aspek-perkembangan-anak-usia-dini/

    Kusuma A., D. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo

    Slavin, R. E. 2011. Psikologi Penddikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks