21
BAB I PENDAHULUAN Ada beberapa istilah ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka mengenal lebih jauh perilaku organisasi. Sebaga suatu sistem, kedua istilah ini sangat erat hubungannya dan bahkan saling adanya ketergantungan. Komunikasi sangat tergantung pada persepsi, dan sebaliknya perepsi juga tergantung pada komunikasi. Persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk didalamnya sistem nilai tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa lingkungan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Demikian pula proses komunikasi ini terselenggara dengan baik atau tidak tergantung persepsi masing-masing orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut. Dengan demikian walaupun dua orang yang berkomunikasi menangkap suatu simbol yang sama baik secara isual maupun lewat pendengaran, ada kemungkinan mereka berbeda pengertianya. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penciuman. Dalam hubungannya dengan perilaku orang-orang dalam suatu organisasi, nampaknya ada tiga hal yang berkaitan, yakni pemahaman lewat penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dalam menelaah timbulnya proses Perilaku Organisasi 1

Makalah Po Klmpk 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sharing

Citation preview

Page 1: Makalah Po Klmpk 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ada beberapa istilah ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka mengenal lebih

jauh perilaku organisasi. Sebaga suatu sistem, kedua istilah ini sangat erat hubungannya dan

bahkan saling adanya ketergantungan. Komunikasi sangat tergantung pada persepsi, dan

sebaliknya perepsi juga tergantung pada komunikasi. Persepsi timbul karena adanya dua

faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses

pemahaman sesuatu termasuk didalamnya sistem nilai tujuan, kepercayaan dan tanggapannya

terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa lingkungan. Kedua faktor ini

menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi.

Demikian pula proses komunikasi ini terselenggara dengan baik atau tidak tergantung

persepsi masing-masing orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.

Dengan demikian walaupun dua orang yang berkomunikasi menangkap suatu simbol

yang sama baik secara isual maupun lewat pendengaran, ada kemungkinan mereka berbeda

pengertianya. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami

informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan,

pendengaran, perasaan, dan penciuman. Dalam hubungannya dengan perilaku orang-orang

dalam suatu organisasi, nampaknya ada tiga hal yang berkaitan, yakni pemahaman lewat

penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dalam menelaah timbulnya proses persepsi ini,

menunjukkan bahwa fungsi persepsi itu sangat dipengaruhi oleh tiga variabel berikut ini :

obyek atau peristiwa yang dipahami, lingkungan terjadinya persepsi, dan orang-orang yang

melakukan persepsi.

Bagaimanakah proses persepsi terhadap berlangsung, atribusi, jugment. Dan faktor

apa sajakah yang mempengaruhinya? Berikut ini akan dibahas pada poin pembahasan.

Perilaku Organisasi 1

Page 2: Makalah Po Klmpk 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERSEPSI

1. Pengertian Persepsi

Secara etimologis (asal usul kata), persepsi atau dalam bahasa inggris perception,

berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.

Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat

sesuatu, sedangkan dalam arti luas  ialah pandangan  atau pengertian, yaitu bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.” 

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang

didalam memahami informasi tentang lingkungannya, dan penciuman. Kunci untuk

memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu

penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap

situasi. Seperti yang dikatakan oleh David Krech.1

“Peta kognitif individu itu bukanlah penyajian potografik dari suatu kenyataan fisik,

melainkan agak bersifat konstruksi pribadi yang kurang sempurna mengenai obyek tertentu,

diseleksi sesuai dengan kepentingan utamanya dan dipahami menurut kebiasaannya. Setiap

pemahaman (perceiver) adalah tingkat tertentu bukanlah seniman yang representatif, karena

lukisan gambar tentang kenyataan itu hanya menyatakan pandang realitas individunya”.

Menurut Duncan, persepsi itu dapat dirumuskan dengan berbagai cara, tetapi dalam

ilmu perilaku khususnya psikologi, istilah ini dipergunakan untuk mengartikan perbuatan

yang lebih dari sekedar mendengarkan, melihat atau merasakan sesuatu. Menurut Guru besar

University of Alabama ini, persepsi yang signifikan itu ialah jika diperluas diluar jangkauan

lima indera, dan merupakan suatu unsur yang penting didalam penyesuaian perilaku

manusia.2

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-

kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.3

1 Thoha Miftah, Prilaku Organisasi, Konsep dan Aflikasinya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2008, hal. 142

2 W. Jack Duchan, Organizational Behavior, Buston, Houghton mifflin Company, 1981, hal. 109

3 Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Lingustik, hal 43

Perilaku Organisasi 2

Page 3: Makalah Po Klmpk 2

Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

mereka. Namun apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas

objektif. 4Walaupun seharusnya tidak perlu ada perbedaan tersebut sering timbul. Sebagai

contoh, sesuatu yang mungkin bila semua karyawan dalam sebuah perusahaan

menggangapnya sebagai temat kerja yang baik-kondisi kerja yang menyenangkan, penugasan

pekerjaan yang menarik bayaran yang bagus, tunjangan yang sangat bagus, manajemen yang

pengertian dan bertanggung jawab tetapi, seperti yang diketahui oleh sebagian besar dari kita,

adalah sangat luar biasa untuk menemukan kecocokan yang seperti itu.

Dari definisi di atas bahwa setiap individu akan memberi makna/arti pada suatu objek

yang dihadapinya. Tetapi hampir setiap individu dalam melihat objek yang sama akan

memberi makna berbeda dan menyimpang antara satu dengan yang lainnya. Penyimpangan

ini disebabkan oleh banyaknya informasi yang masuk yang berbeda-beda antara satu individu

dengan individu lainnya. Disisi lain juga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada dalam diri

orang yang mempersepsi, dan juga oleh situasi dan kondisi yang melatar belakangi objek

tersebut.

2. Komponen Persepsi

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yakni

1) Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas

dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2) Interpretasi, yaitu proses pengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi

seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa

lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga

bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengorganisasian

informasi yang dianutnya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi

sederhana.

3) Interpretasi dan persepi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai

reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan

terhadap informasu yang sampai.

3. Proses Persepsi

4 P. Robbins Stephen-Timoty A. Judge, Prilaku Organisasi(organizational behavior), PT Salemba Empat, Jakarta: 2009, hal. 172.

Perilaku Organisasi 3

Page 4: Makalah Po Klmpk 2

Proses persepsi antara lain :

1) Proses penerimaan rangsangan

Menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima

melalui panca indra, kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau

menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2) Proses penyeleksi rangsangan

Setelah diterima, rangsangan diseleksi atau data diseleksi. Demi menghemat perhatian

yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih

lanjut.

3) Proses Pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga

dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni ;

a) Pengelompokan.

Ini dikelompokkan berdasarkan kesamaan, kedekatan dan ada suatu

kecendrungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap.

b) Bentuk timbul dan latar.

Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan

perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan

atau gejala lainnya berada di latar belakang.

c) Kemantapan persepsi. Kestabilan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks

tidak mempengaruhinya.

4) Proses Penafsiran

Persepsi memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5) Proses pengecekan

Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan

untuk mengecek apabila penafsirannya benar atau salah.

6) Proses Reaksi

Individu akan bertindak sehubungan dengan apa yang telah dicap. Hal ini biasanya

dilakukan jika   seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan persepsinya.

7) Proses registriasi, interpretasi, dan umpan balik (feedback). Dalam masa

registrasi suatu gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa penginderaan

dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat

akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini seseorang mendengar atau melihat

Perilaku Organisasi 4

Page 5: Makalah Po Klmpk 2

informasi terkirim kepadanya. Mulailah ia mendaftar semua informasi yang terdengar

atau terlihat padanya.

4. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi5

a. Objek yang dipersepsikan

Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus

dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri

individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor. Namun sebagaian terbesar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu

juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor

ke pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi

Diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan

objek.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang,

antara lain :6

1) Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh

keadaan psikologi. Sebagai contoh, terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah

temaram, akan dirasakan sebagai bayang-bayang yang kelabu bagi seseorang yang

buta warna, ata suara merdu Grace Simon yang menyanyikan lagu cinta, barangkali

tidak menarik dan berkesan bagi seseorang yang sulit mendengar atau tuli.

2) Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang

telah mengembangkan suatu cara yang khusus didalam memahami dan melihat

kenyataan didunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan

5 Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi, UNNES PRES: Semarang, 2005, hal. 43

6 Ibid, hal. 147.

Perilaku Organisasi 5

Page 6: Makalah Po Klmpk 2

kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu, tidak ayal lagi kalau orang tuanya

Muhammadiyah akan mempunyai anak-anaknya yang Muhammadiyah pula.

Demikian pula seorang anak dalam kampanye pemilu mendukung PDI, karena orang

tuanya adalah tokoh Partai Demokrasi Indonesia tersebut.

3) Kebudayaan

Kebudaaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor

yang kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan

memahami keadaan di dunia ini. Contoh dari pengaruh budaya dan lingkungan

masyarakat tertentu ialah: orang-orang Amerika Serikat dengan bebas bisa makan

daging babi dan dianggapnya daging babi adalah lezat. Tidaklah demikian bagi orang

muslim Indonesia yang taat tidak akan mau makan daging babi yang lezat tadi untuk

selam-lamanya.

B. ATRIBUSI

1. Pengertian Atribusi7

Sering kali dikatakan bahwa persepsi adalah kenyataan. Ini berarti bahwa hal-hal yang

dipersepsikan oleh karyawan sebagai hal yang nyata, sering kali (Bagi karyawan tersebut)

merupakan kenyataan. Karena perilaku sangat dipengaruhi oleh interpretasi pribadi kita

terhadap kenyataan, mudah bagi kita untuk memahami mengapa proses persepsi kita

merupakan determinan yang nyata dari perilaku. Salah satu pendekatan yang menyediakan

dasar untuk memahami hubungan antara persepsi dan perilaku adalah teori atribusi. Teori

atribusi berkaitan dengan proses dimana individu menginterpretasikan bahwa peristiwa di

sekitar mereka disebabkan oleh bagian lingkungan mereka yang secara relatif stabil. Secara

singkat, teori atribusi berusaha untuk menjelaskan bagian mengapa dari perilaku.

Untuk mempermudah penjelasan tentang atribusi, marilah kita simak contoh kasus

berikut:

Bayangkan diri anda suatu waktu baru saja pulang dari berbelannja kebutuhan sehari–

hari di supermarket dekat rumah. Saat itu, anda sedang berjalan sendirian menuju rumah

dengan tangan yang penuh dengan kantong belanjaan. Tiba–tiba saja dari arah berlawanan,

7 Ivancevich. M John, Dkk, Perilaku Organisasi dan Manajemen Organisasi, Jakarta: PT Glora Aksara Pratama, edisi ketujuh, 2006. Hal. 42.

Perilaku Organisasi 6

Page 7: Makalah Po Klmpk 2

anda di kejutkan dengan sepeda motor yang dating dengan kecepatan tiinggi. Sepeda motor

itu semakin mendekati anda dan hampir menabrak anda.

Dengan kedua tangan yang penuh, anda tidak bias menjaga keseimbangan dan

akhirnya terjatuh. Bahkan salah satu kantong belanja anda terjatuh dan isinya berhamburan

dijalan. Saat itu, secara reflex, anda bias saja merah lalu mengejar sepeda motor itu. Tetapi

hal itu tidak mungkin karena anda sedang berjalan kaki dan anda juga harus membereskan

barang–barang belanjaan anda. Hal yang mungkin anda lakukan adalah menggerutu.

Andapun berfikir kenapa pengendara itu melakukan hal tersebut. Setiap hari kita selalu

bertemu dengan orang lain, baik yang kita kenal maupun tidak. Disaat itu disadari atau tidak,

kita memperhatikan segala tindakan yang mereka lakukan dan setelah itu, mulai berfikir:

mengapa ya? Mereka melakkukan hal itu. Saat kita mulai melakukan penelitian dan mencoba

menjelaskan perilaku seseorang maka kita melakukan proses atribusi, di saat itu kita berusaha

memahami perilaku orang yang sedang kita amati.

Atribusi adalah proses menyimpulka motiv, maksud, dan karakteristik orang lain

dengan melihat pada perilaku yang tampak.8 Mengapa manusia melakukan atribusi? Menurut

Myers, kecenderungan memberikan atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk

menjelaskan segala sesuatu (ada sifat ilmuan dalam manusia), temasuk apa yang ada dibalik

perilaku orang lain.9 Atribusi mengenai orang lain bisa mengacu pada atribusi tentang

perilaku orang lain, pertanyaan penting yang muncul disini adalh ; kkapa kita mengatakan

bahwa tindakan yang dilakukan seseorang benar–benar menunjukan disposisinya, sepeti

kepribadian, sikap, suasana hati, atatu kondisi internal lainnya? Sebaliknya kapankah kita

mengatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu karena ada atribusi situasional yang

melatarbelakanginya.

Kesalahan atau bias dalam atribusi :10

1. Bias fundamental atribusi, yaitu bias yang terjadi bila pengamat dalam member atribusi pada

pelaku lebih menekankan factor eksposisi internal dari pelaku dan factor situasi

dikesampingkan.

8 Konopaske. Robert, Prilaku dan Manajemen Organisasi, PT Glora Aksara Pratama, Jakarta : 2006, hal. 116

9 Ibid. Hal. 12510 Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi. UNNES PRES: Semarang. 2005. Hal. 32.

Perilaku Organisasi 7

Page 8: Makalah Po Klmpk 2

2. Bias self serving, yaitu bias yang terjadi karena pada setiap orang terdapat kecenderungan

umum untuk menghindari celaan karena kesalahannya.

3. Efek pelaku pengamat, yaitu bias yang terjadi Karena hubungan antara pelaku dan pengamat

kurang baik.

4. Bias self blame, yaitu bias yang terjadi karena ada kecenderungan untuk menyalahkan diri

sendiri.

5. Hidonice relevance, yaitu bias yang terjadi karena pengamat sering objektif di dalam

memberikan penilaian terhadap peristiwa yang menyangkut dirinya dikaitkan dengan

kesenangan yaitu apakah sesuatu itu menguntungkan atau merugikan. Bila menguntungkan

maka atribusi positif sedangkan bila merugikan diatribusi negatif.

6. Bias egocentris, yaitu bias yang terjadi karena ada anggapan bahwa orang lain akan berbuat

seperti dirinya atau sering juga dinyatakan secara umum mengukur perilaku seseorang

mendasarkan pada dirinya.

7. Teori Penetrasi Social dari Altman dan Taylor

Menurut teori ini bahwa dalam hubungan antarpribadi telah terjadi penyusupan social. Seperti

diketahui bahwa dalam proses awal terciptanya hubungan social diawali dengan perkenalan.

Dalam perkenalan dengan orang lain untuk pertama kalinya kita sebenarnya mulai dengan

ketidakakraban dan kemudian dengan proses yang terus menerus sedikit berubah menjadi

lebih akrab sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. Dari sinilah setiap orang mulai

menghitung apa yang bias diterima atas hubungan social atau keuntungan apa yang dapat

diperoleh melalui hubungan social.

2. Hubungan antara persepsi dan kinerja

Definisi kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata

yang ditampilkan sesuai dengan perannya di organisasi.11 Kinerja karyawan merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu

upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai merupakan tantangan yang paling serius

karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung

pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Selain itu, kinerja juga

dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya

kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

11 Marthot, Tua E, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama, 2002. Hal. 35

Perilaku Organisasi 8

Page 9: Makalah Po Klmpk 2

Menurut Byars dan Rue, ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor

individu dan faktor lingkungan, yang diuraikan sebagai berikut faktor individu terdiri dari

effort (usaha) yang menunjukkan sejumlah energi fisik mental yang digunakan untuk

menyelesaikan tugas, ablities yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu tugas.12 Salah satu dari abilities ialah intelegensi (kecerdasaan), Role/task perceptions

yaitu segala perilaku dan aktifitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan tugas

dan faktor lingkungan terdiri dari kondisi fisik, peralatan, waktu, material, pendidikan,

supervise, desain organisasi, pelatihan, keberuntungan.

Berdasarkan faktor-faktor diatas kinerja ada terkaitan dengan persepsi terhadap

lingkungan kerja dan dukungan sosial. Kinerja karyawan terakait persepsi karyawan terhadap

lingkungan kerja. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Lingkungan kerja

dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan

kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak

mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.13

Selain itu Persepsi terhadap lingkungan kerja, terdapat pula Dukungan Sosial yang

dianggap mempengaruhi kinerja. dukungan sosial didefinisikan sebagai peran yang

dimainkan oleh teman-teman dan relatif dalam memberikan nasihat, bantuan dan beberapa

antaranya menceritakan perasaan jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan

model dukungan yang dihasilkan dari interaksi antar pribadi yang melibatkan salah satu

aspek emosi meliputi perasaan empatik, ungkapan, dan kepedulian terhadap orang lain, aspek

penilaian terlihat dari ekspresi seseorang ketika memberikan penghargaan yang positif,

dorongan atau persetujuan terhadap ide atau perasaan individu dan perbandingan positif

antara individu yang satu dengan yang lain, aspek informasi meliputi pemberian nasehat,

petunjuk, saran atau umpan balik tentang bagaimana seseorang mengerjakan sesuatu dan

aspek instrument meliputi bantuan langsung, yaitu ketika seseorang memberikan atau

meminjamkan uang atau pertolongan berupa pekerjaan ketika orang lain menghadapi situasi

yang tertekan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan yang diterima oleh

individu.

12 Ibid, hal 4213 Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Pustaka

Setia, 2001. Hal. 26

Perilaku Organisasi 9

Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja

(X1) Kinerja

(Y)

Page 10: Makalah Po Klmpk 2

Gambar Kerangka Berfikir Hubungan Antara Persepsi terhadap Lingkungan Kerja dan

Dukungan Sosial dengan Kinerja

Pada dasarnya persepktif manusia selalu berbeda-beda sehingga manusia selalu

melakukan respon terhadap konteks sosial dimanapun dia berada. Dalam organisasi bisnis

konteks sosial ini dapat meliputi kondisi sosial norma yang disepakati didalam kelompok,

dan juga dinamika antarindividu. Asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa

perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat

penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahan, sehingga tingkat penerimaan dan

kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas.

Salah satu kontributor teori relasi manusia ini adalah seorang yang bernama Abraham

Maslow. Dia menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman kebutuhan

yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang

dinamakan dengan “Hierarki Kebutuhan” (Hierarchy of Needs), termasuk kebutuhan akan

insentif secara keungan dan juga penerimaan sosial. (Hierarki kebutuhan Maslow ini akan

dibahas lebih detail pada bagian lain dari buku ini.

Persepektif dalam hubungan kenerja memberikan pandangan lain bagi kita dalam

melihat sebuah organisasi. Salah satu pandangan lain yang dapat di proleh adalah konsep-

konsep sistem terbuka (open sisytem), bagian atau elemen sistem (subsytem), sinergi

(synergy), dan entropi (entropy). Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi

dengan lingkungan dimana kebaliikannya, sistem tertutup yang melakukan interaksi dengan

lingkungan. (perlu dicatat, untuk organisasi mana pun hampir mustahil jika interaksi dengan

lingkungan tidak dilakukan). Subsistem merupakan elemen-elemen dalam sistem organisasi

atau manajemen yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila misalnya organisasi terdiri

dari subsistem produksi, subsistem pemasaran, subsistem keuangan, dan subsistem sumber

daya manusia, maka pengabaian atau hambatan pada salah satu subsistem tersebut, akan

berakibat pada subsistem yang lain, dan juga keseluruhan organisasi.

Perilaku Organisasi 10

(Dukungan Sosial

(X2)

Page 11: Makalah Po Klmpk 2

Sebagai contoh, jika dari sisi subsistem sumber daya manusia, pegawai mengalami

ketidakpuasaan dalam kerja mereka, maka ketidakpuasan ini akan berdampak kepada

gangguan pada subsistem produksi dimana produktivitas akan menurun. Penurunan

produktivitas ini akan mengakibatkan ketidakberesan yang lebih parah kepada organisasi jika

tidak segera dicarikan jalan penyelesaiannya. Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa

pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik

ketimbang jika hanya dikerjakan oleh seorang saja. Sinergi sangat bermanfaat bagi kegiatan

manajemen karena pada dasarnya kegiatan manajemen melibatkan berbagai faktor dan orang

yang beragam dan berbeda-beda, sehingga diperlukan proses yang sinergis berupa kerja sama

dan saling pengertian antara satu sama lainnya dalam organisasi.

Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penurunan produktivitas dan

kualitasnnya disebabkan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan

lingkungan. Berbagai organisasi besar misalnya bisa jadi tidak lagi menjadi populer, bukan

disebabkan karena tidak memiliki aset yang berharga, akan tetapi karena ketidakmampuan

dalam membaca situasi lingkungan dan melakukan adaptasi dengan situasi lingkungan

tersebut.

3. Judgment

Sebelum kita bertindak, kita membuat keputusan social/pertimbangan yang harus

lakukan sebelum kitan menyipulkan informasi yang kita dapat. Kesimpulan yang paling

penting terletak pada penilaian kita terhadap orang lain. Ada dua penerapan dari penilaian

social sebagai berikut:

1). Personality

Seberapa baguskah seseorang menilai kepribadian orang lain? Pertanyaan ini tidak

mudah untuk dijawab karena sampai saat ini tidak ada suatu ukuran yang jelas untuk

mengukur kepribadian seseorang. Model hubungan social terhadap persepsi kepribadian

seseorang mengatakan bahwa penilaian yang kita lakukan terhadap orang lain akan

ditentukan dengan tiga hal : anda orang yang dinilai atau diukur, dan hubungan yang terjalin

antara anda berdua. Dengan demukian, tidak ada satu penilaian yang objektif terhadap

kepribadian orang lain.

2). Deception

Apakah kita langsung menerima dan mempercayai begitu saja informasi yang kita

perolehya dari dan tentang seseorang? Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa

Perilaku Organisasi 11

Page 12: Makalah Po Klmpk 2

seseorang pengamat yang baik bisa membedakan mana informasi dari seseorang. Biasanya

tanda–tanda itu lebih terlihat dari gerakan tubuhnya dari pada wajahnya. Begitu juga suara

yang dikeluarkan bisa lebih menunjukan bahwa seseorang sedang berbohong. Ini

mempengaruhi kesan yang terbentuk tentang seseorang itu bisa membedakan mana informasi

yang benar dan mana informasi yang tidak benar dari seseorang. Biasanya tanda–tanda itu

lebih terlihat dari gerakkan tubuhnya dari pada wajahnya. Begitu juga juga suara yang

dikeluarkan bisa lebih menunjukan bahwa seeseorang sedang berbohong. Ini mempengaruhi

kesan yang terbentuk tentang seseorang itu.

Perilaku Organisasi 12

Page 13: Makalah Po Klmpk 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Persepsi ternyata tidaklah sesederhana yang kita pikirkan, di dalamnya terdapat

proses atau tahapan bagaimana suatu persepsi terhadap suatu ujaran itu terjadi. Melalui

tahapan-tahapan tersebut kita sebagai pendengar dapat menafsirkan bunyi yang dikatakan

oleh penutur  dan memahaminya secara tepat dan sesuai dengan maksud si penutur. Bahwa

setiap individu akan memberi makna/arti pada suatu objek yang dihadapinya. Tetapi hampir

setiap individu dalam melihat objek yang sama akan memberi makna berbeda dan

menyimpang antara satu dengan yang lainnya. Penyimpangan ini disebabkan oleh banyaknya

informasi yang masuk yang berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Disisi

lain juga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada dalam diri orang yang mempersepsi, dan

juga oleh situasi dan kondisi yang melatar belakangi objek tersebut.

Atribusi adalah proses menyimpulka motiv, maksud, dan karakteristik orang lain

dengan melihat pada perilaku yang tampak.

Perilaku Organisasi 13

Page 14: Makalah Po Klmpk 2

DAFTAR PUSTAKA

Thoha Miftah, Prilaku Organisasi, Konsep dan Aflikasinya, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta : 2008.

W. Jack Duchan, Organizational Behavior, Buston, Houghton mifflin Company,

1981.

Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Lingustik.

P. Robbins Stephen-Timoty A. Judge, Prilaku Organisasi(organizational behavior),

PT Salemba Empat, Jakarta: 2009.

Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi, UNNES PRES: Semarang, 2005

Ivancevich. M John, Dkk, Perilaku Organisasi dan Manajemen Organisasi, Jakarta:

PT Glora Aksara Pratama, edisi ketujuh, 2006.

Konopaske. Robert, Prilaku dan Manajemen Organisasi, PT Glora Aksara Pratama,

Jakarta : 2006.

Marthot, Tua E, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia.

Pustaka Utama, 2002.

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Pustaka

Setia, 2001.

Perilaku Organisasi 14