27
MAKALAH TUGAS ILMU KESEHATAN ANAK “ PENDEKATAN DAN TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK ” Disusun oleh : Kelompok 9 No. Nama NPM 1. Putu Restu Pertiwi 10700169 2. Desak Made Oka Pajarini 10700171 3. Pande Ni Putu Friska Aristia Wijaya 10700173 4. Karlina Megawati 10700175 5. Ria Ekawati Putri 10700179 6. Firman Rengga D. 10700181 7. Yehezkiel Yance Tengker 10700183 8. Febriana Ayu Permatasari 10700185 9. Intan Ayu Permatasari 10700187 10. Novita Retika 10700189

Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

  • Upload
    ayu9318

  • View
    337

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah kesehatan

Citation preview

Page 1: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

MAKALAH TUGAS ILMU KESEHATAN ANAK

“ PENDEKATAN DAN TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK ”

Disusun oleh : Kelompok 9

No. Nama NPM

1. Putu Restu Pertiwi 10700169

2. Desak Made Oka Pajarini 10700171

3. Pande Ni Putu Friska Aristia Wijaya 10700173

4. Karlina Megawati 10700175

5. Ria Ekawati Putri 10700179

6. Firman Rengga D. 10700181

7. Yehezkiel Yance Tengker 10700183

8. Febriana Ayu Permatasari 10700185

9. Intan Ayu Permatasari 10700187

10. Novita Retika 10700189

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Page 2: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat-Nya dan karunia-Nya yang telah diberikan pada kami sehingga dapat

menyelesaikan makalah tugas Ilmu Kesehatan Anak ini dengan baik tanpa hambatan

yang berarti dan dengan tepat waktu.

Tugas ini merupakan sebuah kewajiban yang harus kami laksanakan untuk

menambahkan nilai pada akademik mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Tugas yang

kami kerjakan ini dimaksudkan agar kami dapat mengerti dan memahami system

pembelajaran yang dilaksanakan di FK UWKS.

Kami mengucapkan banyak terima kasih pada seluruh dosen pada bagian Ilmu

Kesehatan Anak dan seluruh anggota yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan

makalah tugas ini. Tugas yang kami kerjakan ini mungkin dapat menjadi sumber

informasi bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang menyangkut makalah ini. Semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Surabaya, 27 Juni 2013

Kelompok 9

ii

Page 3: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................i

Daftar isi ................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan .......................................................................................................1

A.Latar Bealakang .............................................................................................1

B.Rumusan Masalah...........................................................................................1

C.Tujuan Penulisan.............................................................................................1

D.Sistematika Penulisan ....................................................................................2

BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................................2

A.Landasan Teori Topik Perkuliahan .................................................................3

BAB III Penutup .............................................................................................................13

A.Kesimpulan ...................................................................................................13

B.Saran .............................................................................................................13

Daftar Pustaka .....................................................................................................................14

iii

Page 4: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat sering terjadi pada

anak-anak. Cukup sering para orangtua menganggap bahwa demam pada anak dapat

berakibat kejang dan penurunan IQ seiring dengan pertumbuhan anak. Sedangkan

dalam dunia medis, demam merupakan suatu reaksi imun tubuh yang merupakan akibat

dari suatu masalah di dalam tubuh. Infeksi adalah salah satu masalah yang sering

menimbulkan demam. Seorang anak dapat dikatakan demam apabila suhu tubuhnya

diatas 37,5ºC. Demam pada anak sangat jarang menyebabkan masalah yang serius.

Sebelum membawa anak ke dokter, sebaiknya orang tua juga mengetahui tindakan

awal apa saja yang dapat dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama. Pengertian

yang salah mengenai demam dapat menjadi suatu penghalang dalam pemberian

pertolongan pertama. Oleh karena itu, kami membuat makalah mengenai pendekatan

dan penatalaksanaan demam pada anak. Diharapkan melalui makalah ini kita dapat

lebih memahami mengenai demam pada anak dan penatalaksanaannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang harus dilakukan untuk melakukan pendekatan terhadap

orangtua ataupun anak-anak dalam mencegah dan mengatasai demam?

2. Bagaimana cara menangatasi demam pada anak?

3. Bagaimana cara mencegah demam pada anak?

C. Tujuan Penulisan

Untuk lebih memahami tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan

pendekatan, menangani, dan mencegah demam pada anak.

1

Page 5: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

D. Sistematika Penulisan

Topik pada makalah ini adalah pendekatan dan tatalaksana demam pada anak.

Makalah ini memiliki 3 bab yang berisi :

Bab I adalah pendahuluan dimana terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II adalah tinjauan pustaka yang berisi landasan teori topik perkuliahan yang

didalamnya terdapat definisi, etiologi, klasifikasi demam, patofisiologi,

penatalaksanaan, prognosis, pencegahan.

Bab III adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Kami mengambil referensi dari beberapa buku dan jurnal kedokteran.

2

Page 6: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Topik Perkuliahan

Definisi

Demam didefinisikan sebagai setiap peninggian suhu tubuh lebih dari 100.4° F (38°

C). Suhu tubuh orang yang sehat berfluktuasi antara 97° F (36,1° C) dan 100° F (37,8°

C), dengan rata-rata 98,6° F (37° C). Demam bukan merupakan suatu penyakit. Ini adalah

bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang

menyebabkan infeksi melakukannya dengan baik di tubuh suhu normal. Demam dapat

membuat lebih sulit untuk bertahan hidup. Demam juga mengaktifkan sistem kekebalan

tubuh.

Etiologi

Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam

akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi

bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain

pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis,

bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran

kemih, dan lain-lain (Graneto, 2010).

Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia,

influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti

H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides

imitis, criptococcosis, dan lain-lain.

Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,

toksoplasmosis, dan helmintiasis (Jenson & Baltimore, 2007). Demam akibat faktor non

3

Page 7: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu

lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit

autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit

Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik,

difenilhidantoin,dan antihistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2010). Selain itu anak-anak juga

dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama

±1-10 hari (Graneto, 2010). Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi

penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status

epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan lainnya (Nelwan,2009).

Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau oleh adanya

ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam pada infeksi

terjadi akibat mikroorganisme merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor

pirogen endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumour necrosis factor) dan IFN (interferon).

Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan bantuan enzimcyclooxygenase pembentuk

prostaglandin. Prostaglandin yang meningkatkan set point hipotalamus. Pada keadaan

lain, misalnya pada tumor, penyakit darah dan keganasaan, penyakit kolagen, penyakit

metabolik, sumber pelepasan PE bukan dari PMN tapi dari tempat lain .1,2,3,4 Kemampuan

anak untuk beraksi terhadap infeksi dengan timbulnya manifestasi klinis demam sangat

tergantung pada umur. Semakin muda usia bayi, semakin kecil kemampuan untuk

merubah set-point dan memproduksi panas. Bayi kecil sering terkena infeksi berat tanpa

disertai dengan gejala demam.

Epidemiologi

Demam merupakan keluhan yang banyak terjadi khususnya pada balita, karena

demam juga merupakan mekanisme pertahanan diri ataupun reaksi fisiologis terhadap

perubahan set point. Oleh karena itu demam juga merupakan gejala dari penyakit-

4

Page 8: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

penyakit infeksi dan non infeksi. Demam sering ditemukan pada bayi dan anak. Pizzo et

al mengatakan bahwa 10-15% bayi yang berkunjung ke dokter mengeluh demam. Orang

tua menaruh perhatian lebih untuk berobat bila anaknya demam dibandingkan keluhan

yang lain, meskipun keluhan selain demam lebih dahulu diderita. Penelitian lain

menyebutkan bahwa anak-anak berusia kurang dari 2 tahun mengalami 4-6 kali serangan

sakit yang memiliki gejala demam. Selain itu, demam pada anak-anak berusia kurang dari

2 tahun seringkali merupakan manifestasi dari penyakit yang serius. Oleh karena itu perlu

diketahui karakter klinis demam pada anak agar dapat mengatasi secara komprehensif.

Klasifikasi Demam

Demam dapat merupakan satu-satunya gejala yang ada pada pasien infeksi. Panas

dapat dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya

gangguan pengeluaran panas, misalnya heatstroke. Klasifikasi dilakukan berdasar pada

tingkat kegawatan pasien, etiologi demam, dan umur.

Klasifikasi berdasarkan umur pasien dibagi menjadi kelompok umur kurang dari 2

bulan, 3-36 bulan dan lebih dari 36 bulan. Pasien berumur kurang dari 2 bulan, dengan

atau tanpa tanda SBI (serious bacterial infection). Infeksi seringkali terjadi tanpa disertai

demam. Pasien demam harus dinilai apakah juga menunjukkan gejala yang berat.11

Menurut Yale Acute Illness Observation Scale atau Rochester Criteria, yang menilai

adakah infeksi yang menyebabkan kegawatan. Pemeriksaan darah (leukosit dan hitung

jenis) dapat merupakan petunjuk untuk perlunya perawatan dan pemberian antibiotik

empirik.

Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:

1. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang jelas, diagnosis

etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik, pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa

bantuan laboratorium, misalnya tonsilitis akut.

5

Page 9: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

2. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik tidak dapat ditegakkan

dengan amannesis, pemeriksaan fisis, namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium,

misalnya demam tifoid.

3. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar adalah sindrom virus.

Patofisiologi Demam

Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan, oleh karena aliran

darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar. Namun kalau suhu

terlalu tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat,

jumlah darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah, sehingga

volume darah ke ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin.

Demam yang tinggi memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat

dan cepat, frekuensi napas lebih cepat.

Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai dengan

ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi. Kerusakan jaringan

akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41 ºC, terutama pada jaringan otak dan otot

yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan batang otak,

terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan otot yang terjadi berupa

rabdomiolisis dengan akibat terjadinya mioglobinemia.

Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen

adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen

adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen adalah

produk mikroorganisme seperti toksin atau mikroorganisme seutuhnya. Salah satu

pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri

gram negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen

yang berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6,

6

Page 10: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

TNF-α, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit,

neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika

terstimulasi (Dinarello & Gelfand, 2005).

Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit,

dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi

imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan

pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen

akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin (Dinarello &

Gelfand, 2005). Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan

termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu

sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-

mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan

mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan

produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan

menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut (Sherwood, 2001).

Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan.

Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang

ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang

berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan

menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi

panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu

fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi

pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga

tubuh akan berwarna kemerahan.

7

Page 11: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

Komplikasi Demam

1. Dehidrasi, kekurangan cairan tubuh

Dehidrasi - karena pada saat demam, terjadi peningkatan pengeluaran cairan tubuh

sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Ubun-ubun cekung, kencingnya sedikit dan

jarang (>6 jam), punggung tangan jika dicubit, kulitnya lambat kembali.

2.  Kejang Demam

Kejang demam, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Selain itu, kejang demam hanya

mengenai bayi usia 6 bulan sampai anak usia 3 tahun. Terjadi pada hari pertama demam,

serangan pertama jarang sekali terjadi pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun. Gejala: anak

tidak sadar, kejang tampak sebagai gerakan2 seluruh tangan dan kaki yang terjadi dalam

waktu sangat singkat. Umumnya tidak berbahaya, tidak menyebabkan kerusakan otak.

Hiperpireksia/suhu >41,8 C pada bayi dibawah 1 bulan pernah dilaporkan dapat

menyebabkan pendarahan otak.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada

anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas

38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah

infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah,

1997; 229).

8

Page 12: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

Penatalaksanaan

Pada tahap tertentu demam dapat menguntungkan pasien dalam arti dapat

meningkatkan fagositas dan menurunkan viabilitas kuman, meskipun penelitian yang ada

belum mendukung manfaat klinisnya. Namun kecemasan orang tua dan keraguan dokter

mendorong tindakan menurunkan demam, meskipun tindakan itu dapat mengaburkan

gejala dan obat yang dipakai belum tentu aman dari risiko sindrom Reye, intoksikasi

salisilat, dan gangguan hati. Penurunan demam harus sesuai dengan klasifikasi

penyebabnya, apakah perlu menurunkan set-point atau dengan cara lain. Tata laksana

anak dengan demam terdiri dari tatalaksana fisis, dan pengobatan baik simtomatik

maupun etiologik.

Tindakan Umum Penurunan Demam secara Simtomatik

Diusahakan agar anak tidur atau istirahat agar metabolismenya menurun. Cukupi

cairan agar kadar elektrolit tidak meningkat saat evaporasi terjadi. Aliran udara yang baik

misalnya dengan kipas, memaksa tubuh berkeringat, mengalirkan hawa panas ke tempat

lain sehingga demam turun. Jangan menggunakan aliran yang terlalu kuat, karena suhu

kulit dapat turun mendadak. Ventilasi / regulasi aliran udara penting di daerah tropik.

Buka pakaian/selimut yang tebal agar terjadi radiasi dan evaporasi. Lebarkan pembuluh

darah perifer dengan cara menyeka kulit dengan air hangat (tepid-sponging).

Mendinginkan dengan air es atau alkohol kurang bermanfaat (justru terjadi vasokonstriksi

pembuluh darah), sehingga panas sulit disalurkan baik lewat mekanisme evaporasi

maupun radiasi. Pada hipertermi, pendinginan permukaan kulit (surfacecooling) dapat

membantu. Tindakan simtomatik yang lain ialah dengan pemberian obat demam. Cara

kerja obat demam adalah dengan menurunkan set-point di otak dan membuat pembuluh

darah kulit melebar sehingga pengeluaran panas ditingkatkan. Obat yang sederhana

adalah asam salisilat dan derivatnya. Rentang daya kerja obat ini cukup panjang, aman

9

Page 13: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

untuk dikonsumsi umum. Beberapa golongan antipiretik murni, dapat menurunkan suhu

bila anak demam namun tidak menyebabkan hipotermi bila tidak ada demam, seperti:

asetaminofen, asetosal, ibuprofen. Obat lain adalah obat yang bersifat antipiretik pada

dosis rendah dan menimbulkan hipotermi pada dosis tinggi seperti metamizol dan obat

yang dapat menekan pusat suhu secara langsung (chlorpromazine), mengurangi

menggigil namun dapat menyebabkan hipotermi dan hipotensi.1,2,3,4

Tatalaksana Demam yang Disebabkan Penyakit Infeksi

Pengobatan dilakukan sesuai dengan klasifikasi etiologik. Kesukaran yang dihadapi

adalah pola penyakit yang berbeda baik dari aspek geografik maupun umur pasien. Bagan

di atas tidak dapat diterapkan begitu saja pada daerah endemik malaria atau daerah

endemik demam berdarah. Sekali lagi sifat paparan, letak geografik sangat mempengaruhi

etiologi demam pada anak. Pemberian antibiotic pertama dan hospitalisasi sangat juga

dipengaruhi oleh fasilitas sarana perawatan dan pemeriksaan penunjang. Setiap rumah

sakit seharusnya mempunyai pedoman diagnosis dan terapi tersendiri, tergantung pada

pola epidemiologik penyakit tersebut. Pada penelitian MTBS tahun 1998, di Indonesia

etiologi demam pada anak sebagian besar (lebih dari 80%) adalah infeksi.

Tatalaksana Demam Menurut Umur

Tatalaksana demam pada bayi kecil telah mengalami perubahan yang cukup

signifikan. Pada kelompok bayi dengan usia kurang 2 bulan, pendekatan yang umum

dilakukan ialah hospitalisasi untuk mendapatkan pengobatan antimikrobial empirik. Pada

tahun 1993, para ahli infeksi, gawat darurat dan kesehatan anak sepakat melakukan

pendekatan lebih konservatif dengan cara rawat jalan untuk kasus-kasus ini, bila risiko

terhadap SBI rendah. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi

perawatan adalah dengan menggunakan penyaring: Yale Acute Illness Observation Scale

atau kriteria Rochester. Pada kelompok ini bila hasil laboratorium menunjukkan adanya

100

Page 14: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

tanda infeksi (leukosit darah <5.000 atau >15.000, hitung neutrofil darah>1500, leukosit

urin di atas 10/lpb, leukosit tinja >5/lpb), anak segera masuk RS dan langsung

mendapatkan pengobatan antimikrobial secara empirik. Pada kelompok yang tidak

memenuhi kriteria ini, maka ada 2 pilihan yaitu: 1. melakukan kultur urin, kultur darah,

kultur cairan serebro spinalis, diberikan ceftriaxon dan diminta kontrol kembali setelah 24

jam. 2. melakukan kultur urin dan observasi dulu. Pada anak dengan usia kurang dari 28

hari, pendekatan sebaiknya lebih agresif dengan langsung memasukan ke RS untuk

mendapatkan terapi antimikrobial secara empirik. Pada kelompok usia 3-36 bulan, risiko

adanya bakteriemia pada anak dengan demam sekitar 3-11%. Bakteriemia tidak terjadi

pada kelompok ini bila: leukosit <15.000 dengan suhu >390C, sedang kemungkinan

bakteriemia akan 5 kali lipat bila lekosit >15.000. Pada kelompok belakangan ini

langsung dilakukan kultur darah dan pemberian ceftriaxon. Pada kelompok anak di atas

36 bulan, pengobatan bisa dilakukan secara etiologik, dengan memperhatikan adanya

kegawatan. Pada akhirnya apapun yang dianjurkan akan tetap menimbulkan perdebatan.

Tidak ada satu standar yang harus ditaati untuk dijadikan pegangan. Semua tindakan tetap

harus dilakukan berdasarkan pada anamnesis yang tajam dan terarah, dan pemeriksaan

fisis yang teliti. Kecenderungan dokter untuk bertindak, sangat dipengaruhi oleh

pengalaman yang mereka dapat dan keluasan pengetahuan yang dimiliki. Pilihan antara

melakukan tes atau tidak, melakukan pemberian antibiotik atau observasi, sangat

tergantung pada pendirian dan kepribadian dokter.

Anak yang tampak toksik harus segera mendapat tindakan yang segera.

Semakin muda, semakin tinggi ketidak tentuan klinisnya.

Anak yang tidak tampak toksik dapat menyulitkan, karenanya perlu pengamatan

yang sangat ketat.

11

Page 15: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

Tidak perlu selalu melakukan pemeriksaan penunjang dan bila dilakukan

pemeriksaan penunjang, tindakan harus sesuai dengan hasilnya.

Catat dengan cermat apa yang dilakukan atau tidak dilakukan.

Tidak ada aturan baku yang harus ditaati.

Prognosis

Sebagaian besar demam disebabkan oleh infeksi biasa. Biasanya dapat pulih dengan

sendirinya atau bisa dengan cepat diidentifikasi penyebabnya dan diobati oleh dokter.

Apabila suhu tubuh yang berkelanjutan mencapai 106 derajat Fahrenheit atau di atas

dapat menyebabkan kerusakan otak yang berarti prognosa buruk.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya demam, maka berikan nutrisi yang cukup untuk bayi.Bayi

harus mendapatkan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi sehingga dapat kuat

melawan segala bentuk bakteri, virus dan kuman penyakit.Selain itu, imunisasi dini dapat

mencegah terjadinya demam yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu.

12

Page 16: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam adalah peninggian suhu tubuh lebih besar ≥38oC. Demam disebabkan oleh

infeksi dan non infeksi. Infeksi berasal dari bakteri, virus, jamur, parasit, sedangkan non

infeksi berasal dari lingkungan, imun, keganasan, dan obat. Klasifikasi demam dibedakan

menurut umur anak (2 bulan, 3-36 bulan, dan lebih dari 36 bulan) dan lamanya demam

(kurang dari 7 hari, lebih dari 7 hari, dan idiopatik). Demam yang lebih dari 38,5oC

menyebabkan pasien tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah yang mengalir ke

organ vital bertambah, tetapi jumlah darah ke ekstremitas berkurang (akral dingin),

metabolisme cepat, dan napas juga semakin cepat. Komplikasi dari demam pada anak ini

adalah dehidrasi dan kejang demam. Penatalaksaan demam berbeda-beda disesuaikan

menurut simptomatik, penyakit infeksi, dan umur. Demam akibat infeksi, prognosisnya

biasanya membaik karena dapat pulih dengan sendirinya. Akan tetapi, jika suhu tubuh

berkelanjutan, maka komplikasinya lebih buruk.

B. Saran

Anak-anak sering sekali menderita demam karena masih dalam masa pertumbuhan

sedangkan faktor penyebab infeksi berada disekitarnya. Oleh karena itu, pencegahan

terhadap demam sebaiknya dilakukan oleh orang tua agar anak-anak bisa bebas

beraktivitas sesuai umurnya.

13

Page 17: Makalah Penatalaksanaan Demam Anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Kliegman RM, Behrman RE. Fever. Dalam: Behrman RE,Kliegman RM, Nelson WE, Vaughn VC

penyunting.Nelson textbook of pediatrics, edisi 14, Philadelphia: WB Saunders, 1992;h.647-56.

2. Sinclair JC. The control of body temperature and the pathogenesis of fever: developmental

aspects.Dalam:Annales Nestle: Fever in children. Vevey, Switzerland: Nestle Nutrition SA,

1984;h.1-10.

3. Hardiono D Pusponegoro. Penatalaksanaan demam pada anak.

4. Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S, penyunting. Textbook of pediatric emergency

medicine; edisi ke-3. Baltimore: Williams dan Wilkins, 1993;h.202-10.

5. Hardiono D Pusponegoro. Penatalaksanaan demam pada anak.

6. Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S,penyunting. Textbook of pediatric

emergency medicine;edisi ke-3. Baltimore: Williams dan Wilkins, 1993;h.202-10.

7. Darwis D, Ismail S. Penatalaksanaan hiperpireksia pada anak. Dalam: Iwan Darmansyah

dan Suharti KS,penyunting. Penatalaksanaan demam bagian farmakologi FKUI dan IDI

JAKPUS, Jakarta:1982;h.63-70.

8. Santoso SO. Mekanisme kerja dan pemilihan obat antipiretik. Dalam: Iwan Darmansyah

dan Suharti KS,penyunting. Penatalaksanaan demam. Bagian Farmakologi FKUI dan IDI,

Jakarta, 1982;h.1-8.

9. Azis, A.latief. 2003.Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. FKUNAIR.Surabaya

10. Behrman, Kliegman et.al. 2002 Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol. 2. EGC. Jakarta. Fam Phys.2001 (64); 1219-26

11. Ganong, William F. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.20. EGC.Jakarta.12. Gleadle, Jonathan. 2005.At a glance, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta:

Erlangga13. Guyton, Arthur C. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.9. EGC.Jakarta.14. Ismoedijanto. 2010. Pendekatan Diagnosis pada Anak dengan Demam.Tatalaksana

Mutakhir Kasus Demam pada Anak.Jember15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/fever.html

16. http://www.sparkpeople.com/resource/health_a-z_detail.asp?AZ=568&Page=8

17. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/2-2-6.pdf

18. www.healthplus24.com/disease/fever.aspx

19. www.clinicalkey.com/#!searchCtrl/dosearchresults/child%20fever///

20. http://Pediatrics.aapublications.org/search?

fultext=Child+fever&submit=yes&x=18&y=2

14