33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan manufaktur terdapat perbedaan dengan perusahaan dagang, perbedaan itu muncul karena terdapat perbedaan dalam sifat operasinya. Ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang dagang yang dibelinya. Dengan kata lain, perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi, sehingga barang yang dibeli langsung dapat di jual. Dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relatif lebuh mudah. Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit. Perusahaan manufaktur harus menggagbungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.

Makalah Laporan Keuangan PT. Manufactur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah laporan keuangan manufaktur

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPada perusahaan manufaktur terdapat perbedaan dengan perusahaan dagang, perbedaan itu muncul karena terdapat perbedaan dalam sifat operasinya. Ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang dagang yang dibelinya. Dengan kata lain, perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi, sehingga barang yang dibeli langsung dapat di jual. Dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relatif lebuh mudah.Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit. Perusahaan manufaktur harus menggagbungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.Didalam perusahaan manufaktur juga terdapat jurnal penutup. Jurnal Penutup yang dimaksud adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara. Akibat penutupan ini maka rekeningrekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.

1.2 Rumusan MasalahBerdaasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang di bahas dapat dirumuskan sebagai berikut.1. Bagaimana membuat laporan keuangan perusahaan manufactur ?2. Apa fungsi jurnal penutup ?1.3 Tujuan MasalahAdapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.1. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan perusahaan manufactur.2. Untuk mengetahui fungsi jurnal penutup.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 LAPORAN KEUANGANLaporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.2.1.1 NeracaPerbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufactur :Perusahaan DagangNeraca sebagian31 Desember 2005Perusahaan ManufakturNeraca sebagian31 Desember 2005

Aktiva Lancar:Aktiva Lancar:

KasRp1.000KasRp1.200

Piutang (bersih)13.000Piutang (bersih)4.000

Persediaan Barang Dagangan9.000Persediaan:

Sewa Dibayar di Muka2.900Barang JadiRp 15.000

25.900Barang Dalam Proses18.000

Bahan Baku9.000

42.000

Sewa Dibayar di Muka1.600

48.800

2.1.2 Laporan Laba RugiPerbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufactur :Perusahaan DagangLaporan Rugi-Laba sebagianPeriode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Dagangan 1 Januari Rp10.000

(+) Pembelian Bersih ..99.250

Barang Tersedia Untuk Dijual Rp109.250

(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember 9.000

Harga Pokok Penjualan .Rp100.250

Perusahaan Manufaktur

Laporan Rugi-Laba sebagianPeriode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Jadi 1 Januari .Rp12.000

(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) 688.000

Barang Tersedia Untuk Dijual .Rp700.000

(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember .15.000

Harga Pokok PenjualanRp685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb :Perusahaan Dagang: Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga PokokDagangan (Awal) BersihDagangan (Akhir) PenjualanPerusahaan Manufaktur :Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga PokokJadi (Awal) ProduksiJadi (Akhir) PenjualanPada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi.2.1.3 Harga Pokok ProduksiContoh Laporan Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas) :Skedul Harga Pokok ProduksiTahun 2005

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari..Rp10.000

Ditambah:

Bahan Baku:

Persediaan 1 Januari..Rp5.000

Ditambah: Pembelian...100.000

Tersedia Dipakai..105.000105

Dikurangi:Persediaan 31 Desember9.000

Bahan Baku Dipakai ..Rp96.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung..200.000

Biaya Overhead Pabrik:

Tenaga Kerja Tidak Langsung..Rp 50.000

Listrik dan Air140.000

Bahan Habis Pakai Pabrik.30.000

Penyusutan Gedung Pabrik 120.000

Penyusutan Mesin...60.000

Total Biaya Overhead Pabrik 400.000

Total Biaya Produksi tahun ini696.000

Total Biaya Barang Dalam Proses 706.000

Dikurangi:

Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember..18.000

Harga Pokok Produksi 688.000

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.Biaya-biaya tersebut terdiri dari : Biaya Bahan Baku (BBB) Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Biaya Overhead Pabrik (BOP)

a. Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi. Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya. Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

c. Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.: Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi. Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

d. Rekening-rekening khusus dalam perusahaan manufakturRekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan manufaktur, biasannya lebih banyak bila dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang. Namun demikian, sebagian besar rekening yang terdapat dalam perusahaan dagang dijumpai juga dalam perusahaan manufaktur, seperti rekening kas, piutang dagang, penjualaan dan sebagainnya.Beberapa rekening yang khusus dijumpai dalam perusahan manufaktur,antara lain: perlengkapan pabrik,biaya pemakaian pelengkapan pabrik,persedian bahan baku, pembelian bahan baku, persedian barang dalam proses,persedianaan barang jadi,dan barang proses. Berikiut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam perusahaan manufaktur. Rekening Pembelian Bahan BakuApa bila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum (sistem persediaan periodic). Untuk kegiatan manufaktur,makan semua bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening pembelian bahan baku.apa bila perusahaan mengunakan sistem vocher, maka dalam vocher register bias disediakan kolom khusus untuk pendebetan kedalam rekening pembelian bahan baku ini.hal yang sama juga bias dilakukan bila perusahaan menggunakan jurnal khusus dengan cara ini, maka kita cukup membukukan sekali dalam sebulan dari total kolom khusus yang terdapat dalam vocher registeratau jurnal khusus. Rekening Ikhtisar Biaya ProduksiDalam perusahaan manufaktur biasa nya digunakan satu buah rekening untuk menampung pembebanan semua biaya produksi, baik biaya produksi langsung maupun tidak lansung. Rekening ini didebet dengan biaya pemakaian bahan baku (kredit: rekening pembelian bahan baku), biaya tenagan kerja (kredit : rekening biaya tenaga kerja), dan biaya overhead pabrik (kredit: rekening overhead pabrik). pada akhir tahun, melalui jurnal penutup rekening ini dikerdit dengan persedian akhir bahan baku, persedian akhir barang dalam proses, dan sisanya dipindahkan kerekening rugi-laba. jumlal yang dipindahkan ke rekening rugi-laba ini mencerminkan harga pokok barang yang selesai diproduksi pada priode yang bersangkutan. Rekening Persedian Bahan BakuApabila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum, maka persedian bahan baku yang ada dalam persediaan (yang ada digudang) harus ditentukan dengan cara melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui perhitungan fisik tersebut, kemudian melelui jurnal penutup dicatat didalam rekening persediaan bahan baku.jumlah saldo pada akhir priode yang Nampak dalam rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk priode berikutnya. Rekening Persediaan Barang Dalam ProsesSetiap perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah barang yang masih berada dalam proses pengerjaan. barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang ada pada akhir priode disebut persedian barang dalam proses.apa bila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum, maka penentuaan jumlah barang dalam proses priode dilakukan melalui perhitungan fisik. selanjutnya dengan jurnal penutup jumlah persediaan akhir barang proses tersebut dipindahkan kerekening persediaan barang dalam proses. Rekening Persediaan Barang Jadi.Persediaan barang jadi dalam sebuah perusahan manufaktur hampir sama dengan persediaan barang dagangan dalam sebuah perusahaan dagang : keduannya merupakan barang yang sudah siap dijual.perbedaannya ialah bahwa persediaan barang dagangan diperoleh melalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melelui proses prodiksiApabila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka penentuan persediaan akhir barang jadi dilakukan melalui perhitingan fisik barang jadi pada akhir tahun. Selanjutnya melalui jurnal penutup, hasil perhitungan tesebut dicatat dengan mendebet rekening persediaan barang jadi dan mengkredit rekening rugi-laba.seperti halnya rekening persediaan yang lain,rekening persedianaan barang jadi akan menjadi catatan persediaan barang jadi yang ada pada akhir suatu priode, dan menjadi persediaan awal untuk priode berikutnya.Ketiga rekening persediaan yang telah diuraikan diatas,yakni persediaan bahan baku,persediaan barang dalam proses,dan persediaan barang jadi dilaporkan di neraca pada kelompok aktiva lancer.rekening perlengkapan pabrik juga merupakan suatu rekening aktiva yang digolongkan sebagai aktiva lancer. Siklus Akuntansi Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang. Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik :1. Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut :Mei17Pembelian Bahan BakuKas / Utang DagangRp 100.000Rp 100.000

2. Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.3. Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode. Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang. Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi. Contoh Neraca Lajur Sebagian:Perusahaan ManufakturNeraca Lajur sebagianPeriode tahun 2005

Nama RekeningNSSDHarga Pokok PoduksiLaporan Rugi-LabaNeraca

DebitKreditDebitKreditDebitKreditDebitKredit

Persediaan Barang Jadi12.00012.00015.00015.000

Persed. Barang Dlm. Proses10.00010.00018.00018.000

Persediaan Bahan Baku5.0005.0009.0009.000

Pembelian Bahan Baku100.000100.000

Biaya Tenaga Kerja Lgsg.200.000200.000

Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg.50.00050.000

Biaya Listrik dan Air140.000140.000

Biaya Bahan Habis Pakai30.00030.000

Biaya Penyst. Gedung Pabrik120.000120.000

Biaya Penyst. Mesin60.00060.000

Biaya Pemasaran40.00040.000

Penjualan1.500.0001.500.000

...715.00027.000

Harga Pokok Produksi688.000

715.000715.000

2.2 JURNAL PENUTUPJurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.Contoh : Des.31Harga Pokok ProduksiPersediaan Barang Dalam ProsesPersediaan Bahan BakuPembelian Bahan BakuBiaya Tenaga Kerja LangsungBiaya Tenaga Kerja Tak LangsungBiaya Listrik dan AirBiaya Bahan Habis PakaiBiaya Penyusutan Gedung PabrikBiaya Penyusutan Mesin(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)Rp715.000Rp10.0005.000100.000200.00050.000140.00030.000120.00060.000

31Persediaan Barang Dalam ProsesPersediaan Bahan BakuHarga Pokok Produksi(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)Rp18.0009.000Rp27.000

31Persediaan Barang JadiPenjualanIkhtisar Rugi-Laba(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)Rp15.0001.500.000Rp 1.515.000

31Ikhtisar Rugi-LabaPersediaan Barang JadiHarga Pokok Produksi(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)Rp700.000Rp12.000688.000

31Ikhtisar Rugi-LabaBiaya Pemasaran(untuk menutup biaya pemasaran)Rp40.000Rp40.000

Contoh soal:PT. Ressi Nata per 31 Desenber 2011 (setelah penyesuaian), (dalam ribuan)Biaya advertensi............................................................................. Rp 85.000Amortisasi hak paten..................................................................... Rp 16.000Kerugian piutang............................................................................ Rp 28.000Depresiasi mesin pabrik................................................................. Rp 78.000Depresiasi gedung pabrik............................................................... Rp 133.000Depresiasi perlatan kantor............................................................. Rp 37.000Tenaga kerja langsung................................................................... Rp 250.000Asuransi pabrik.............................................................................. Rp 62.000Perlengkapan pabrik...................................................................... Rp 115.000Reparasi dan pemeliharaan mesin................................................. Rp 31.000Pengawasan produksi................................................................... Rp. 74.000Biaya perlengkapan pabrik........................................................... Rp 21.000Pajak bumi dan bangunan pabrik................................................. Rp 14.000Persediaan barang jadi, 31 desenber 2011................................... Rp 12.500Persediaan barang jadi, 31 desenber 2010................................... Rp 15.000Persediaan barang dalam proses, 31 desenber 2011.................... Rp 9.000Persediaan barang dalam proses, 31 desenber 2010..................... Rp 8.000Pajak penghasilan ........................................................................ Rp. 53.400Tenaga kerja tag langsung........................................................... Rp. 26.000Biaya asuransi.............................................................................. Rp 55.000Biaya bunga................................................................................. Rp 25.000Persediaan bahan baku 31 desenber 2011................................. Rp 78.000Persediaan bahan baku 31 desenber 2010.................................. Rp 60.000Pembelian bahan baku............................................................... Rp 313.000Gaji pegawai.............................................................................. Rp 150.000Penjualan.................................................................................... Rp 1.630.000PT. RESSI NATALAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI31 DESEMBER 2011Bahan langsung:Persediaan bahan baku, 31 des 2010.........Rp 60.000Pembelian bahan baku.............................Rp 313.000Bahan baku tersedia digunakan...............Rp 373.000Persediaan bahan baku, 31 des 2011.........Rp 78.000Pemakaian bahan langsung..................................................Rp 295.000Tenaga kerja langsung............................................................Rp 250.000BOP........................................................................................Rp 570.000jumlah biaya produksi..........................................................Rp 1.115000barang dalam proses 31 desember 2010.....................................Rp 8.000jumlah barang dalam proses................................................Rp 1.123.000jumlah balam proses 31 desember 2011.....................................Rp 9.000harga pokok produksi..........................................................Rp 1.114.000

PT. RESSI NATALAPORAN RUGI LABA31 DESEMBER 2011Penjualan..........................................................................................Rp 1.630.000Harga pokok penjualan :Persediaan barang jadi 31 desember 2010................Rp 15.000Harga pokok produksi..........................................Rp 1.114.000Tersedia di jual.....................................................Rp 1.129.000Persediaan barang jadi 31 desember 2011................Rp 12.500Harga pokok penjualan.................................................................Rp 1.116.500Laba kotor...........................................................................................Rp 513.500Biaya operasi :Biaya advertensi........................................................Rp 85.000Kerugian piutang.......................................................Rp 28.000Depresiasi peralatan kantor.......................................Rp 37.000Biaya asuransi...........................................................Rp 55.000Biaya bunga..............................................................Rp 25.000Biaya gaji................................................................Rp 150.000Jumlah biaya operasi......................................................................Rp 380.000laba sebelum pajak............................................................................Rp 133.500pajak penghasilan................................................................................Rp 43.400laba bersih...........................................................................................Rp 80.100

(Dalam Ribuan)2.3 Laporan Bursa Efek Indonesia.Pada dasarnya, Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjual belikan di BEI seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian BEI atau pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.BEI memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan Efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi). BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal

Listing Laporan Keuangan di BEI :

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan Perusahaan manuifaktur adalah perusahaan yang meproduksi barang dari bahan baku, bahan setengah jadi sampai dengan barang jadi yang siap untuk dijual. Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan cara BBB+BTKL+BOP. Setiap data laporan keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat, dapat dipercaya dan ada buktinya. Lingkup penelitian dilakukan keuangan tahun 2004-2006, dimana sampling atau responden yang diteliti adalah auditor pada masing-masing Perusahaan. Variabel variabel konsistensi penyajian laporan keuangan yang terdiri dari observasi outlier (), penggunaan metode akuntansi () dan catatan akuntansi () secara simultan dan persial berpengaruh signifikan terhadap opini auditor unqualified opinion pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

3.2 Saran Proses penyelesaian makalah harus diselesaikan tepat waktu dan akurat, untuk itu agar penulis betul-betul lebih meiliki rasa tanggungjawab yang besar agar data tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Sebaiknya dalam suatu penyusunan makalah harus benar-benar jelas dan tidak membingungkan agar pembaca dapat mengerti apa yang dituliskan oleh penulis. Opini auditor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sangat dipengaruhi oleh variabel konsistensi penyajian laporan keuangan sehingga pimpinan atau manajemen perusahaan yang terdaftar di BEI hendaknya memberikan perhatian terhadap variabel tersebut afar terbentuk opini auditor unqualified opinion. Terutama untuk observasi outlier karena terbukti memberikan pengaruh dominan terhadap pembentukan opini auditor unqualified opinion tersebut. Pimpinan hendaknya mampu memberikan apresiasi pada auditor perusahaan sehingga audit yang dihasilkan bersifat obyektif.

DAFTAR PUSTAKA

http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/ https://www.google.com/search?client=opera&rls=en&q=struktur+makalah&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8 http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur