Makalah Case 2

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah untuk kasus pertama ini dapat kami selesaikan. Makalah yang telah diselesaikan ini berjudul Matra Udara.Kami mengucapkan terima kasih kepada tutor yang telah membantu kami dalam proses tutorial hingga kami dapat membuat makalah ini,serta teman teman A4 yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.Makalah ini disusun dari hasil proses tutorial yang berdasarkan Program Based Learning yang penekanannya diarahkan pada penyelesaian masalah berdasarkan pada kasus yang ada. Dengan demikian mahasiswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan belajar atas kemauan dari diri sendiri, sehingga mahasiswa dapat memahami konsep serta mampu memecahkan masalah dalam kasus- kasus tersebut.Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa, agar kita dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam ilmu kedokteran.Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini,kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan di kemudian hari.

Jakarta, Desember 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................1Daftar isi...............................................................................................2Kasus Blok Kesehatan Matra Udara.... .....................................................3Learning Progress Report.......................................................................5Hukum Gas...........................................................................................7Fisiologi Penerbangan............................................................10Kesehatan Penerbangan.......................................................................22Penyakit-penyakit pada Penerbangan Jauh...............................................27Peran Dokter Pada Penerbangan Dalam Persiapan TIm...................31Interpretasi...........................................................................................38Daftar Pustaka.......................................................................................42

KASUS BLOK KESEHATAN MATRA UDARAPAGE 1Anda adalah dokter lulusan UPN Jakarta dan ditunjuk sebagai dokter Tim Sepak Bola Usia dibawah 15 tahun yang akan mengikuti jambore Sepak Bola di Istambul Turki. Perjalanan menggunakan pesawat berbadan lebar dengan rute Jakarta-Singapura (transit di bandara Changi 45 menit) dan Singapura-Istambul (10 jam). Pesawat akan terbang dengan ketinggian sekitar 33.000 kaki.Tim Indonesia terdiri dari 22 anak rata-rata umur 14 tahun disertai offisial tim (Pelatih dokter fisioterapis dan manajer tim), jumlah seluruhnya 28 orang.Anak-anak peserta rombongan sebagian besar belum berpengalaman keluar negeri bahkan ada yang belum pernah neik pesawat terbang.Istambul, Kota di negara Turki, di tepi selat Bosporus, pada saat dilaksanakannya kompetisi sedang dalam peralihan ke arah musim panas namun pada pagi dan sore hari udara masih terasa dingin dengan suhu bisa mencapai 9C. Pertandingan akan dilaksanakan pada jam 9.00 11.00 pagi dan jam 14.00 16.00 waktu Turki dimana suhu bekisar antara 20-24 C (sejuk).Atas penugasan anda, maka anda mempersiapkan diri selain mengantisipasi kondisi matra di kota tujuan juga dalam hal melakukan perjalanan dengan jangka waktu lama mempergunakan pesawat.Pada hari H seluruh Tim telah siap di bandara dan sudah dalam pesawat. Rombongan berada di kelas ekonomi. Selain rombongan anda, juga ada rombongan turis dari Indonesia sebanyak 20 orang selebihnya penumpang asing.

PAGE 2Perjalanan antara Jakarta-Singapore hanya 1 jam 30 menit. Semua berjalan lancar. Setelah transit di Bandara Changi anda beserta rombongan melanjutkan perjalanan langsung ke Istambul.Ternyata dari Singapore penumpang bertambah sehingga tempat duduk di kelas ekonomi terisi penuh. Singapore Istambul ditempuh selama 10 jam.Dalam perjalanan seorang anggota tim anda bernama KI melihat layar petunjuk di depan kursinya dan melihat bahwa ketinggian pesawat mencapai 30.000 kaki dan suhu 2C. Dia menanyakan kepada anda kenapa suhu di kabin tetap hangat?Setelah 8 jam perjalanan salah seorang turis dari Indonesia Tn. R mengeluh kepada pramugari bahwa kaki kanannya terasa bengkak dan sangat nyeri, setelah dilihat oleh pramugari tsb ternyata kaki Tn. R bengkak, kemerahan, dan karena pramugari tahu bahwa anda dokter maka ia meminta tolong anda untuk memeriksa Tn. R.Dari anamnesa ternyata Tn. R, umur 50 tahun, tinggi sekitar 162 cm berat sekitar 69 kg. Mempunyai kebiasaan merokok. Pada saat di pesawat ia minta minuman Coca Cola.Dari pemeriksaan: keadaan umum tampak kesakitan dan kelihatan lelah. Nadi 84 x/ menit, RR: 32 x/ menit. Pemeriksaan Jantung Paru masih dalam batas normal. Perut agak kembung. Status lokalis ekstremitas inferior dekstra tampak bengkak hyperemia, teraba hangat dan sakit bila ditekan tampak juga adanya varises ringan.Setelah melakukan pemeriksaan singkat apa hipotesa anda dan tindakan medik apa yang dilakukan?

PAGE 3Tidak berapa lama pesawat akan segera mendarat di bandara Istambul Turki. Waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi waktu Turki.Setelah mendarat dan penumpang turun anda menemani Tn. R yang turun dari pesawat dengan kursi roda dan menyarankan agar segera memeriksakan kondisinya lebih lanjut di Pusat Kesehatan Bandara Istambul.Pada saat menunggu bagasi rombongan anda, ada seorang anak nama Hd 14 tahun yang mengeluh telinga kiri mendengung dan sakit terutama pada saat peawat turun (akan landing). Namun sekarang sudah sangat berkurang. Dia juga mengatakan dalam perjalanan karena di pesawat terasa dingin dan dia bersin-bersin dan hidung terasa tersumbat.Apa penjelasan anda tentang kasus tersebut?

EPILOGPertandingan sepakbola di Istambul berjalan dengan lancar, Tim Indonesia mendapat apresiasi karena pada partisipasi yang pertama dapat mengalahkan tim-tim negara lain, namun di babak semifinal kalah dari Tim Meksiko yang akhirnya menjadi juara 1.Tidak ada anggota Tim yang sakit serius, semua dapat kembali ke Indonesia dengan keadaan sehat.

LEARNING PROGRESS REPORT

Dari kasus diatas, kami mendapatkan Problem sebagai berikut:1. Analisa tugas! Cuaca-Medan-Musuh2. Bagaimana penyesuaian tim terhadap iklim di tempat yang baru (Turki)?3. Bagaimana antisipasi yang harus dilakukan sebelum keberangkatan dengan pesawat?4. Bagaimana cara menyesuaikan irama diurnal waktu di Jakarta dan di Turki?5. Bagaimana data kesehatan anggota tim sepakbola?6. Apakah ada hubungan Tn. R meminum Coca Cola dengan keluhannya?7. Apakah ada hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan Tn. R ?

Hipotesis kami terhadap kedua kasus di atas adalah:Kasus 1 (Tn. R, 50 tahun):1. Deep Vein Thrombosis (DVT)1. Artritis1. Varises1. DisbarismeKasus 2 (An. Hd, 14 tahun):1. Barotrauma1. Decompression sickness

Mekanisme dari kedua kasus diatas adalah:

Faktor resiko: kebiasaan merokok & minum Coca ColaNaik pesawat dan duduk dalam jangka waktu lamaAliran darah tergangguPerubahan tekananPenyumbatan/emboliDVT + VarisesSuhu dinginRinitis: hidung tersumbatNaik pesawat, perubahan tekananKesulitan penyesuaian tekananBarotraumaTelinga sakitBarotitis

Dari problem dari kasus diatas, maka kami mendapatkan IDK (I Dont Know) dan Learning Issue sebagai berikut:1. DVT1. Fisiologi penerbangan : atmosfer, dsb.1. Hukum-hukum fisika penerbangan1. Analisa tugas : persiapan tim (gizi, obat-obatan, aklimitasi)1. Kesehatan penerbangan : cabin pesawat, mabuk, hipoksia, dsb.1. Penyakit-penyakit pada penerbangan jauh: barotrauma (all about), DCS, Jet Lag1. Interpretasi Kasus

HUKUM GAS

HUKUM BOYLEBila suhu tetap (konstan), volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya.P x V = Constant atauP1 x V1 = P2 x V2Hukum ini penting untuk menjelaskan masalah penyakit dekompresi.

Pada ketinggian 18.000 kaki, di mana tekanannya kira-kira setengah dari permukaan laut (sea level ), volume gas menjadi lebih besar dua kali volume awal, dalam rangka untuk mencapai kesetimbangan dengan tekanan di sekitarnya.

HUKUM CHARLESHukum Charles menyatakan bahwa :bila volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya.P1 x T2 = P2 x T1Contoh: penyimpanan oksigen dalam kontainer Tekanan di dalam kontainer oksigen akan menurun jika suhu lingkungan di sekitar kontainer/ wadah penyimpanan menurun.Jadi bila kita membawa oksigen dalam botol pada penerbangan tinggi, suhunya akan lebih rendah, maka tekanan gas tersebut akan menurun pula. Atau dengan kata lain, persediaan oksigen akan berkurang.

HUKUM DALTONTekanan total (dalam sebuah campuran gas) = jumlah tekanan parsial masing-masing gas dalam campuran tsb.P total = p1 + p2 + p3 + + pn Dengan menggunakan hukum ini, seseorang dapat menghitung tekanan parsial gas dalam campuran gas hanya dengan mengetahui persentase konsentrasi dalam campuran itu.

HUKUM HENRYPada suhu tertentu, jumlah gas yang terlarut dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan parsial dari gas dalam cairan tersebut.P1 x A2 = P2 x A1

Bila tekanan gas dalam cairan tertentu meningkat, jumlah gas yang terlarut dalam cairan juga akan meningkat (dan sebaliknya).

HUKUM GRAHAMGas berdifusi melalui membran permeabel atau semipermeabel, dari daerah berkonsentrasi/bertekanan tinggi ke daerah berkonsentrasi/bertekanan rendah.Contoh: transfer O2 dan CO2

FISIOLOGI PENERBANGAN

ATMOSFERAtmosfer adalah selubung gas atau campuran gas-gas yang meliputi bumi. Campuran gas disebut udara. Diatas atmosfer disebut ruang angkasa, dimana sudah tidak terdapat lagi udara.Susunan atmosferPembentukan atmosfer terdiri dari gas-gas hidrogen, amoniak, methan, helium dan uap air yang diseut protoatmosfer, dengan perubahan zaman ke zama menjadi neoatmosfer dan hingga sekarang yang disebut atmosfer1. Nitrogen : 70,09%1. Oksigen 20,95%1. Karbon dioksda 0,03%1. Dan sisanya terdiri dari gas-gas yang sangat kecil jumlahnya (helium, neon, hidrogen)Pembagian Atmosfer berdasarkan sifat-sifatnyaLapisan Troposfer1. Lapisan yang paling tipis1. Terletak dari permukaan bumi sampai ketinggian 10-12 km1. Suhu berubah berubah1. Ada uap air dan hujan1. Ada turbulensi Pada lapisan ini tidak cocok di lakukan penerbangan karena suhu yang berubah-rubah dan terdapat turbulensi dan uap air sehingga rawan terjadi kecelakaan pesawatLapisan Stratosfer1. Terbentang di atas lapisan troposfer sampai ketinggian 50-80 km 1. Suhu tetap (-55C)1. Tidak ada uap air dan turbulensiPada lapisan straosfer ini aman di lakukan penerbangan

Lapisan Ionosfer1. Terbentang dari atas stratosfer sampai ketinggian antara 600-1000 km1. Udara sangat renggang, sehingga atom-atom dan molekul-molekul gas ada yang menerima muatan listrik, menjadi ion-ion suhu 2000CLapisan Eksosfer 1. Lapisan paling atas1. Atom-atom dan molekul-molekul membentuk pulau-pulau udara yang dipisahkan ruang hampa

Pembagian Atmosfer berdasarkan ilmu Faal1. Physiological zone ( 10000 kaki)Belum ada kelinan dari fisiologi, kecuali daya adaptasi gelapnya memanjang bila berada di ketinggian > 5000 kaki1. Physiological defficient (10000-50000 kaki)Sudah terjadi hipoksia dan dapat di tolong dengan pemberian oksigen1. Space equivalent zone (di atas 50000 kaki)hipoksia berat dan perlindungannya sama seperti di ruang angkasaOzonosfer (payung bumi)1. Suatu lapisan dalam atmosfer yang disebut ozonosfer karena mengandung banyak gas ozone1. Lapisan ini terbentang antara 12-70 km, yang terbanyak ozonenya pada ketinggian 45-55 km 1. Melindungi dari sinar ultravioletTekanan Atmosfer1. Berat 1 meter kubik udara pada permukaan laut degan tekanan 760 mmHg dan suhu 0C = 1.293 gr1. Tiap permukaan/bidang di dalam atmosfer menerima tekanan, yang besarnya sesuai dengan berat udara yang ada di atasnya1. 760 mmHg = 1 atmosfer= 14,7 PSI1. Makin tinggi makin berkurang tekanan udaranyaTekanan Barometer pada KetinggianTinggi (km)01632486480

Tekanan (atm)10,10,010,000,00010,00001

Tek parsiilTekanan tiap gasP = C X B = 21 X 760 mmhg = 159 mmHg100100P = tekanan parsialC= Prosentase gas tersebutB = tekanan barometerPersentase O2 dalam udara sampai ketinggian 110 km ttp 21%.Pada permukaan air laut PO2= 159 mmHgSuhu atmosfer1. Semaki tinggi kita naik semakin rendah temperaturnya.1. Pada atmosfer bagian bawah berlaku ketentuan, bahwa suhu akan menurun 2C setiap 300 m ke atas atmosfer1. Pada lapisan stratosfer suhu menjadi sekitar -55C1. Pada lapisan ionosfer 2000CPada penerbangan tinggi dengan pesawat yang terpenting adalah problem penurunan suhu sehingga perlu dilengkapi degan alat pemanas.Radiasi1. Radiasi di atas atmosfer berupa gelombang elektromagnetik berasal dari matahari/planet-planet lain1. Bumi kita diselubungi oleh suatu atmosfer yang dapat menahan/mengabsorsi sinar-sinar radiasi sehingga sampai ke bumi tidak membahayakanIntesitas radiasi akan semakin meningkat bila kita naik ke atas atmosfer, sedangkan radiasi yang intensitasnya tinggi membahayakan tubuh manusia.Magnit bumi dan sabuk radiasi1. Bumi memiliki magnit yang kutub-kutubnya berada di utara dan selatan1. Akibat magnit bumi, maka radiasi yang berbentuk partikel bermuatan listrik akan bergerak mengikuti garis medan magnit1. Sabuk radiasi ini di bagi dalam 2 bagian, yaitu inner belt dan outer belt1. Batas luar sabuk ini antara 7.000-10.000 kmOleh karenanya penerbangan ruang angkasa akan lebi aman bila keluar atmosfer bumi melalui daerah kutub.Pengaruh ketinggian pada faal tubuh1. Mengecilnya tekanan parsiil oksigen di udarahipoksia1. Mengecilnya tekanan atmosfer sindrom dysbarism1. Berubahnya suhu atmosfer1. Meningkatnya radiasi

PENGARUH PERCEPATAN DAN KECEPATAN PADA PENERBANGAN TERHADAP TUBUH

Benda di udara apabila dilepaskan akan jatuh bebas karena pengaruh gaya tank bumi. Demikian pula dengan tiap benda yang berada dalam keadaan diam di permukaan bumi ini, akan jatuh bebas ke arah pusat bumi apabila tidak ada tanah tempat benda tersebut bersandar. Kekuatan yang bekerja pada massa benda kita kenal sebagai berat benda. Berat flap benda dalam keadaan diam dipengaruhi oleh gaya tarik bumi sebesar 1 g. Percepatan atau akselerasi karena gaya tarik ini adalah sebesar 10 m/detik. Apabila sebuah benda dari keadaan diam lalu bergerak, maka karena adanya percepatan yang bekerja pada benda tersebut, akan terjadi gaya lain pada benda tadi yang arahnya berlawanan dengan arah percepatan penggeraknya. Hal ini disebabkan karena kelembaman benda tersebut seperti hukum inertia dari Newton. Misalnya kita di dalam mobil yang tidak bergerak kemudian sekonyong-konyong mobil tersebut dilarikan dengan cepat, maka akan terasa badan kita terlempar ke sandaran belakang. Sebaliknya bila kita berada pada mobil yang bergerak cepat mendadak berhenti, maka badan kita akan terlempar ke depan.

Macam AkselerasiDalam penerbangan dijumpai macam-macam akselerasiyang terbagi atas :1. Akselerasi LiniairAkselerasi liniair terjadi apabila ada perubahan kecepatan sedang arah tetap, misalnya terdapat pada take off, catapult take off, rocket take off, mengubah kecepatan dalam straight and level flying, crash landing, ditching, shock waktu parasut membuka atau pada saat landing.1. Akselerasi Radiair (Sentripetal)Akselerasi radiair terjadi apabila ada perubahan arah pada gerak pesawat sedang kecepatan tetap, misalnya pada waktu turun, loop dan dive.1. Akselerasi AngulairAkselerasi angulair apabila ada perubahan kecepatan danarah pesawat sekaligus, misalnya pada roll dan spin.

GayaAkibat akselerasi timbul gaya yang sama besar akan tetapi berlawanan arahnya (reactive force) yang dikenal sebagai gaya G. Gaya G ini dinyatakan dengan satuan G. Besar tiap-tiap gaya G yang bekerja pada awak pesawat diukur dengan gaya tarik bumi.Pengaruh gaya G pada tubuh dibagi berdasarkan arahnya terhadap tubuh, karena toleransi tubuh terhadap gaya G ini tergantung pada arah tersebut di samping lamanya pengaruh G tersebut bekerja.Ada 3 gaya G, yaitu :1. Gaya G-transversalAdalah gaya.G yang arahnya memotong tegak lurus sumbu panjang tubuh, jadi dapat dari muka ke belakang atau sebaliknya dan dapat pula dari samping ke samping.1. Gaya G-PositifAdalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kepala ke kaki.1. Gaya G-NegatifAdalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kaki ke kepala.

Akibat Gaya G pada BadanManusia sejak dalam kandungan telah biasa dengan pengaruh gaya tarik bumi sebesar 1 g. Hal ini berarti bahwa alat-alat rongga badan khususnya jantung dan pembuluh darah telah menyesuaikan diri dengan pengaruh tersebut. Tiap gaya G lebih besar atau lebih kecil dari 1 g akan mengakibatkan gejala-gejala pada tubuh manusia yang masih dapat diatasi apabila masih dalam batas-batas toleransi badan. Akibat gaya G badan tergantung pada macam gaya G tersebut.Secara rinci akibat gaya G tersebut adalah :1. Gaya G-PositifAkibat gaya G-positif pada badan dapat dirasakan apabila kita mengadakan pull-up atau dive. Pada saat pull-up terasa oleh si penerbang badannya tertekan pada tempat duduk karena berat badannya bertambah. Si penerbang kelihatan seperti orang tua karena pipinya tertarik ke bawah. Makin besar gaya G yang mempengaruhinya makin besar perubahan pada mata. Pada+2 G sampai +3 G lantang pandangan menciut (tubular sight). Pada +3 G sampai +4,5 G penglihatan menjadi tampak remang (grey out) dan pada +4 sampai +6 G semuanya tampak gelap (black out), akan tetapi si penerbang masih sadar. Apabila keadaan ini diteruskan dan gaya G bertambah selama lebih dari 3 detik, maka ia akan pingsan. Hal ini disebabkan karena untuk memompa darah ke otak, jantung harus mengeluarkan gaya lebih besar daripada gaya yang biasanya dikeluarkan untuk mengalahkan kolom darah (+30 cm). Akibatnya ialah bahwa suplai oksigen ke mata dan otak sudah demikian kurangnya sehingga terjadi hipoksia akut. Bila keadaan ini berlangsung terlalu lama, maka akan sangat membahayakan jiwa si penerbang.

1. Gaya G-NegatifPada gaya G-negatif tubuh manusia kurang besar toleransinya, artinya dengan G-negatif yang kecil saja tubuh akan menderita bila dibandingkan dengan G-positif. G-negatif ini terjadi pada penerbangan misalnya pada waktu steep climbing mendadak level flight. Di sini darah akan terlempar ke arah otak, sehingga jumlah darah dalam otak meningkat dan tekanannyapun meningkat. Hal ini akan berakibat timbulnya rasa sakit kepala sampai pecahnya pembuluh darah di otak bila G-negatif tersebut sangat besar dan lama. Pada G-negatif sebesar 2 sampai 2,5 G akan terjadi gejala red out, yaitu penglihatan menjadi merah semua. Gerakan-gerakan lain yang menghasilkan G-negatif pada penerbangan adalah pada waktu mengadakan outside loop, outside turn nose over yang tajam kemudian dive, dan bila eject dengan ejection seat dari bawah pesawat.

1. Gaya G-TransversalToleransi tubuh manusia terhadap gaya G transversal sangat besar, oleh karena itu pada peluncuran pesawat ruang angkasa dengan roket, posisi awak pesawat diusahakan agar gaya G yang timbul pada pelontaran roket tadi menjadi gaya G-transversal pada tubuh.

Meningkatkan Ketahanan TubuhCara meningkatkan ketahanan terhadap gaya G-transversal tidak diperlukan karena ketahanan kita sendiri sudah cukup besar, sedang usaha peningkatan ketahanan terhadap gaya Gnegatif tidak ada. Oleh karena itu usaha peningkatan terhadap gaya hanya mengenai gaya G-positif saja, yaitu :1. Membungkukkan kepala ke arah dada agar jarak jantung ke mata menjadi lebih pendek, sehingga jantung masih mampu memompa darah ke otak.1. Mengejan atau berteriak agar tekanan dalam perut meningkat, sehingga penumpukan darah (blood storage) dalam traktus digestivus berkurang dan menambah darah yang akan diedarkan ke otak.1. Menggunakan G-suit atau anti G-suit, yang prinsip kerjanya mengadakan penekanan pada bagian bawah tubuh (paha, betis dan perut) pada waktu ada gaya G-positif yang menyerang tubuh. Hal ini juga akan mengurangi penimbunan darah di bagian bawah tubuh sehingga meningkatkan aliran darah ke otak.

PENGARUH PENERBANGAN PADA ALAT KESEIMBANGAN

Penerbangan dapat pula mempengaruhi alat keseimbangan awak pesawat sehingga dapat membahayakan jiwa. Kelainan yang timbul pada penerbangan ini biasanya berbentuk ilusi atau disorientasi sehingga dikenal sebagai ilusi penerbangan atau juga disebut spatial disorientation tetapi kadang-kadang dinamakan pula pilot's vertigo. Spatial disorientation atau pilot's vertigo adalah suatu fenomena yang sejak dulu merupakan bahaya dalam penerbangan.Khususnya bagi seorang penerbang militer yang harus melaksanakan tugas penerbangan yang cukup kompleks dalam kondisi cuaca apapun. Fenomena ini merupakan suatu masalah yang tidak boleh dianggap enteng. Dengan mengetahui mekanisme pilot's vertigo maupun macam ilusi yang dapat dialami oleh seorang penerbang diharapkan dapat diambil langkah-langkah pencegahan demi keamanan dan keselamatan penerbang, pesawat dan orang lain.

Fungsi alat-alat keseimbanganManusia makhluk darat dapat menjaga keseimbangan badannya karena dilengkapi dengan tiga alat/sistem : Sistem Vestibuler, Sistem Visuil dan Sistem Proprioseptif. Selama manusia masih berhubungan dengan bumi seperti berjalan, berlari, melompat dan lain-lain maka ketiga sistem tersebut berfungsi secara adekuat dan alat alat keseimbangan bekerja secara cermat dan efektif. Akan tetapi apabila ia meninggalkan bumi dan terbang, alat-alat tersebut dapat membuat kesalahan-kesalahan, karena impuls-impuls yang tidak lagi adekuat. Kesalahan tersebut dapat menimbulkan ilusi dan sering mengakibatkan spatial disorientation.1. Alat Vestibular, mempunyai 3 bagian :73. Tip canalis semicularis (saluran berisi endolymph) yang tegak lurus satu sama lain pada bidang-bidang horisontal, vertikal dan tranversal. Pada muara tiap-tiap saluran ada suatu pelebaran dengan di dalamnya sel-sel berambut. Rambut-rambut tersebut berhimpun menjadi (cupula) dan merupakan reseptor sensorik. Karena gerakan dan aliran endolymph, cupula ikut bergerak sesuai arah aliran. Tiap gerakan/akselerasi angulair (roll, pitch, yaw) menimbulkan impuls mekanis pada otak dan melaporkan bahwa sedang ada gerakan rotasi dari kepala.73. Utriculus dan Sacculus berisi reseptor sensorik yang dapat menerima impuls mekanis akibat gerakan/akselerasi linear. Reseptor terdiri dari membran otolith yang berisi butir-butir kalsium karbonat. Membran ini ada di atas lapisan sel-sel berambut dengan rambut-rambutnya dalam masa clan membran. Gravitasi maupun akselerasi linear dapat menggerakkan membran otolith dan dengan demikian rambut-rambut sel berambut. Impuls ini diterima dan diteruskan lewat syaraf vestibular ke otak.73. Cochlea. Alat ini digunakan untuk proses pendengaran. Pola akselerasi di udara adalah berbeda daripada di bumi, misalnya akselerasi di udara biasanya tidak segera diikuti dengan deselerasi seperti terjadi di bumi.1. Sistem visuil, adalah alat terpenting dalam menjaga keseimbangan. Dengan menggunakan penglihatan, kita dapat menentukan lokasi dan posisi suatu obyek dalam ruangan. Dengan adanya visual horizon seorang penerbang masih dapat mengadakan orientasi walaupun terjadi ilusi-ilusi akibat persepsi yang salah dari alat vestibular maupun priprioseptif. Di udara sistem visuil adalah orientation sense yang paling dapat dipercaya dan dengan melalui sistem tersebut, si penerbang dapat menginterprestasikan instrumen pesawat.1. Sistem proprioseptif, adalah reseptor sensorik yang mengadakan respons terhadap tekanan atau tarikan pada jaringan tubuh. Reseptor ini terdapat dalam jaringan antara lain kulit dan sendi, dan dapat dirasakan di bagian bagian badan apabila duduk, berdiri atau berbaring. Sistem proprioseptif ini dikenal sebagai body sense atau seat of the pants sense.

Mekanisme Ilusi1. Grave Yard Spin dan Grave Yard Spiral Pada waktu masuk ke dalam spin, maka setelah 15 20 detik kecepatan endolymph dalam saluran semisirkuler telah sama dengan kecepatan dinding saluran, sehingga cupula (reseptor) kembali pada keadaan istirahat. Pada waktu pesawat keluar dari spin, cupula akan bergerak dengan arah yang berlawanan sehingga seolah-olah terjadi spin untuk kedua kalinya dengan arah berlawanan. Dengan mengadakan koreksi maka pesawat masuk spin kembali dengan arah semula. Pada grave yard spiral tidak ada spin tetapi banked down.1. Coriolis IllusionIni terjadi apabila endolymph dari satu set saluran semisirkuler kiri telah mencapai kecepatan yang sama dengan dinding saluran, kemudian ada gerakan dari satu set lainnya dalam dinding bidang yang lain dari set pertama. Akibatnya ialah suatu perasan seolah-olah badan berputar dalam bidang di luar bidang tersebut misalnya bila ada gerakan yawing dengan kecepatan yang konstan, maka dengan gerakan pitching dari kepala akan terasa seolah-olah badan mengalami roll. Coriolis illusion paling berbahaya dan biasanya terjadi sewaktu dalam manuver yang relatif rendah.1. Oculo Gyral IllusionDalam ilusi ini terlihat suatu obyek di muka mata seolaholah bergerak. Hal ini akibat rangsangan pada saluran semisirkuler dan dapat terjadi waktu grave yard spin, grave yard spiral dan coriolis illusion.1. Oculo Grave IllusionIlusi ini analog dengan oculo gyral illusion bukan akibat rangsangan dari saluran semisirkuler tetapi rangsangan pada otolith. Ilusi terjadi pada waktu terbang datar dengan high performance air craft dengan kecepatan akselerasi yang tinggi sehingga menimbulkan rasa seolah-olah pesawat dalam nose-up attitude. Bila penerbang mengadakan koreksi, maka ia akan dive dengan akibat crash. Ilusi ini sering terjadi bila terbang malam atau dalam cuaca buruk, dan tidak terjadi bila di luar ada visual reference yang adekuat.1. Elevator IllusionIlusi ini juga terjadi akibat makin besarnya gaya gravitasi seperti waktu akselerasi ke atas. Hal ini mengakibatkan suatu refleks bola mata ke bawah sehingga kelihatan seolah-olah panel instrumen dan hidung pesawat naik ke atas.1. The KeansIni adalah ilusi vestibuler yang sering terjadi karena saluran semisirkuler tidak dapat mendeteksi akselerasi angular di bawah ambang (2,5/detik). Misalnya pada terbang instrumen mengadakan roll ke kiri tanpa dirasakan karena kecepatannya di bawah ambang. Bila ia mengadakan roll ke kanan ia merasakan pesawatnya dalam keadaan roll ke kanan walaupun sebenarnya datar. Hal ini dapat dilihat dalam sikap badannya.1. AutokinesisSebuah titik cahaya dalam ruangan yang cukup gelap setelah dipandang beberapa detik akan kelihatan seolah-olah bergerak. Fenomena ini dikenal sebagai autokinesis effect dan dapat menyebabkan kekeliruan bila terbang formasi malam hari.1. Kacau antara bumi dan langitBila terbang malam dan cukup gelap maka lampu-lampu landasan dilihat sebagai bintang-bintang. Hal ini membahayakan karena horizon yang diterimanya kelihatan lebih rendah dari horizon yang sesungguhnya. Akibatnya pesawat akan diarahkan ke bawah.1. Permukaan bumi atau awanTerbang di atas daerah yang tidak rata (di atas kaki gunung) atau awan yang miring permukaannya mengakibatkan terbang tidak lurus dan tidak datar.1. Seat of the pants senseBila pesawat membelok maka arah gaya sentrifugal dan gravitasi selalu menuju ke arah lantai pesawat. Dengan demikian si penerbang dengan pressure sensors tersebut sukar mengetahui mana bawah. Di samping itu perasaan ini dapat menguatkan oculogravic illusion yang terjadi akibat akselerasi linear pada high performance aircraft.Tindakan Pencegahan1. Indoktrinasi kepada para penerbang berupa ceramah, demonstrasi dan film mengenai fenomena tersebut untuk mengurangi kecelakaan pesawat karena spatial disorientation.1. Mengubah kedudukan alat peralatan dalam panel instrumen sedemikian rupa sehingga memerlukan gerakan-gerakan kepala yang ekstrim.1. Beberapa latihan terbang seperti instrumen take off and night formation rejoin dipandang cukup membahayakan dan tidak diadakan lagi.

PENGARUH PENERBANGAN PADA ALAT PENGLIHATAN

Pengaruh HipoksiaPengaruh hipoksia pada alat penglihatan di siang hari baru terlihat pada penerbangan setinggi 10.000 kaki, dan akan bertambah sampai batas 16.000 kaki; setelah itu tidak dapat diimbangi lagi oleh tubuh dan akan menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan. Pengaruh tersebut meliputi :1. Gangguan terhadap koordinasi otot-otot mataKoordinasi otot mata tidak sempurna lagi terutama waktu melihat jauh, kedua sumbu bola mata tidak sejajar lagi sehingga terjadi keadaan yang disebut heterophoria. Kalau sumbu membentuk sudut di depan mata disebut esophoria, dan sebaliknya disebut exophoria. Menurut percobaan Powell dalam Decompression Chamber, pada ketinggian 5.000 6.000 meter dalam waktu 2 3 menit untuk penglihatan jauh akan terjadi esophoria, dan pada penglihatan dekat exophoria. Kelainan ini progesif sehingga dapat menyebabkan mata juling (heterotropia). Dalam keadaan ini benda-benda dilihat ganda (double). Pada esophoria yang ringan maka penafsiran jarak tidak tepat lagi, yaitu terlalu dekat (jarak 10 m ditafsirkan 8 m). Bahayanya ialah pada waktu akan landing penerbang mengalami kesukaran dalam menafsirkan jarak antara pesawat dan landasan. Pesawat yang diperkirakan akan touch (menyentuh bumi) sebenarnya masih harus menempuh jarak yang tertentu untuk betul-betul sampai di landasan hingga terjadi keadaan overshoot.1. Gangguan terhadap daya konvergensi dan akomodasiDaya konvergensi akan berkurang dengan terjadinya gangguan pada koordinasi otot-otot mata seperti disebut di atas. Daya akomodasi orang berumur 20 23 tahun pada ketinggian 5.500 meter adalah : hipoksia derajat sedang tidak memberikan pengaruh pada daya akomodasi bila daya akomodasinya tidak melebihi 3 dioptri dan makin besar kemampuan akomodasi makin sensitif orang itu terhadap kekurangan oksigen. Karena itu penerbang yang menderita hypermetropia atau presbyopia sedapat mungkin menghindarkan penerbangan yang memerlukan oksigen.1. Gangguan terhadap pengenalan warna (color vision)Daya mengenal warna sudah berkurang pada ketinggian 3.000 meter. Keadaan ini disebut : hypoxia astenopia chromatica, yang akan menghilang setelah menghirup oksigen atau kembali ke tanah.

Pengaruh PercepatanSeperti diketahui pada penerbangan aerobatik ataupun combat, penerbang dapat mengalami pengaruh gaya baik Gpositif ataupun G-negatif. Pengaruh kedua macam percepatan tersebut adalah :1. Pengaruh G-positif terhadap alat penglihatanKalau penerbang mengadakan pull up maka penerbang akan mengalami suatu G-positif. Otak dan mata kekurangan darah. Dengan talc adanya supply darah dapat terjadi gangguan yaitu penglihatan abu-abu yang disebut grey-out atau kalau G lebih besar dan terjadi kebutaan total disebut black out. G positif sebesar 3,5 4 G menyebabkan kehilangan pandangan perifer yang kemudian disusul dengan grey-out. Pada G-positif sebesar +4 +6, 5 G terjadi black out.1. Pengaruh G-negatif terhadap alat penglihatanKalau seorang penerbang membuat dive maka penerbang ini akan mengalami G-negatif; tekanan (gaya) tambahan akan bekerja dengan arah dari perut menuju ke kepala. Akibatnya pembuluh darah di mata penuh dengan darah yang mengakibatkan penglihatan menjadi merah atau disebut red-out. Biasanya Gnegatif sebesar 2,0 2,5 telah menyebabkan red-out.

Pengaruh sinar niatahari1. Sinar ultra violetSinar ini terdapat banyak di pinggir pantai dan di lereng pegunungan. Sinar ini tidak menembus ke bagian dalam mata (oculus interior). Di dalam alat ini, sinar itu sebagian besar diserap dan sebagian kecil direfleksikan (dipantulkan). Sinar yang diserap ini kemudian menimbulkan reaksi pada alat tersebut di atas dengan gejala : Beberapa jam setelah penyinaran akan timbul gejala peradangan :1. pengeluaran air mata yang abnormal1. mata menjadi merah dan sakit dengan akibat sukar dibuka kelopaknya1. banyak keluar kotoran dan dari luar mata nampak membengkak.Pengobatan keadaan ini adalah :97. Jauhkan diri dari sinar matahari yaitu dengan tinggal di dalam kamar cukup gelap untuk beberapa hari.97. Memakai kaca mata hitam untuk beberapa hari atau sampai gejala-gejala hilang sama sekali.97. Kalau perlu diberi salep antibiotika. Biasanya penyembuhan sangat cepat dan tidak akan menimbulkan kelainan-kelainan pada mata (reversibel).

1. Sinar infra merahSinar ini tersebar di angkasa, dan intensitasnya makin dekat dengan matahari makin tinggi. Sinar ini dapat menembus masuk ke dalam mata bagian dalam (oculus interior), sehingga kerusakan yang diakibatkan terutama pada alat mata bagian dalam yaitu : lensa dan retina. Adanya reaksi panas dari sinar infra merah menyebabkan protein dalam lensa dan retina menggumpal dan terjadi katarak (kekeruhan lensa) kalau kerusakan pada lensa, dan retinitis kalau kerusakan pada retina. Penyinaran yang lama (berhari-hari atau berminggu-minggu bergantung kepada intensitas sinar) baru akan menimbulkan reaksi seperti tersebut di atas. Dan kalau reaksi tadi sudah timbul biasanya akan dapat disembuhkan lagi (irreversibel). Karena hal-hal tersebut di atas maka awak pesawat perlu diperlengkapi dengan alat yang dapat meniadakan atau mengurangkan sinar yang dapat masuk ke dalam mata tadi (alat proteksi). Mata sendiri sebetulnya sudah mempunyai alat itu yaitu: diafragma; proteksi dari luar yang dapat diadakan adalah kacamata atau dalam penerbangan sunvisor pada helmet penerbang. Karena keduanya menyaring sinar maka kita sebut filter. Ada beberapa macam filter, tetapi yang banyak digunakan adalah colored dan neutral filter. Colored filter hanya meneruskan sinar yang warnanya sesuai dengan filter itu dan meneruskan sebagian kecil sinar yang lain. Sebagai contoh : RAYBAN 3 meneruskan : 25% visible rays, 5% sinar ultra violet, 10% sinar infra merah. Untuk ini di belakang kaca tadi diberi lapisan chromium atau nikel untuk merefleksikan pengaruh panas tadi, sehingga terdapat perasaan sejuk pada mata. Sifat neutral filter terhadap sinar ultra violet dan inframerah seperti pada colored filter, keuntungannya adalah tak menyebabkan perubahan warna, contoh : RAYBAN G-15; filter ini banyak dipakai di USAF.

Night VisionDalam retina terdapat dua macam sel penerima (reseptor) yaitu : Rod dan cone atau batang dan kerucut. Tugas rod adalah : penglihatan malam dan penglihatan global (bukan detail) atau penglihatan dengan kontras. Tugas cone : penglihatan siang hari, penglihatan detail dan membedakan warna. Sel batang terutama terdapat pada bagian pinggir retina sedang kerucut pada bagian tengah retina, sehingga pada malam hari bagian tengah retina merupakan bintik buta dan bagian pinggir merupakan bagian yang penting untuk penglihatan. Dalam rod terdapat rhodopsin dan dalam cone terdapat jodopsin. Jumlah zat yang terdapat pada masing-masing sel ini mempengaruhi sensitivitas sel-sel tersebut, dan dipengaruhi oleh intensitas sinar yang masuk ke dalam mata. Kalau dari kamar yang terang masuk ke dalam kamar yang gelap maka untuk beberapa waktu (detik) kita akan buta atau sama sekali tidak melihat. Baru setelah beberapa menit kita dapat mengadakan orientasi apa yang ada dalam kamar itu. Waktu antara masuk ke dalam kamar dan melihat dengan jelas bentuk apa yang ada dalam kamar itu disebut waktu adaptasi. Waktu adaptasi ini akan lengkap setelah kira-kira 2 jam. Selama adaptasi berlangsung terbentuk rhodopsin dengan perlahan-lahan di dalam rod, yang jumlahnya mencapai maksimal setelah kita berada dalam ruangan gelap tadi selama 2 jam. Rhodopsin yang terbentuk di atas akan luntur atau terurai apabila ada sinar yang masuk ke dalam mata, kecuali sinar merah yang tidak menyebabkan penguraian ini. sinar>Rhodopsin Retinin + Protein penurunan tekanan oksigen pada udara yang diparu paru / karena keadaan dimana terjadi gangguan difusi oksigen untuk masuk kedalam darah melalui alveolicontoh : penurunan tekanan atmosfer pada ketinggian -> menurunkan tekanan oksigen alveoli1. Anemic hipoksia -> berkurangnya hemoglobin darah baik karena jumlah darahnya sendiri yanh kurang (prdarahan) maupun karena kadar hb dalam darah menurun (anemia)1. Stagnant hipoksia -> adanya bendungan dari sistem peredaran darah sehingga aliran darah tidak lancar, maka jumlah oksigen yang diangkut dari paru paru ke sel menjadi berkurang contoh : gagal jantung 1. Histotoxic hipoksia -> karena ada bahan racun dalam tubuh sehingga mengganggu kelancaran pernafasan Gejala1. Objektif - air hunger- frekuensi nadi dan pernafasan naik - gangguan konsentrasi - gangguan melakukan gerakan koordinasi - cyanosis- lemas, kejang, pingsan Subjektif - Malas, ngantuk, euphoriaPembagian berdasarkan ketinggianThe indifferent stageKetinggian dari sea level 10.000 kakiYang terganggu : penglihatan malam dengan daya adaptasi gelap terganggu , biasanya mulai nyata terasa pada ketinggian 5000 kakiCompensatory stageketinggian dari 10.000 15.000 kakisistem peredaran darah dan pernafasan mengadakan perubahan -> meningkatkan frekuensi nadi dan respirasi dan tekanan darah dan cardiac output -> untuk mengatasi hipoksia pada daerah ini sistem saraf telah terganggu, oleh karena itu tiap awak pesawat yang terbang pada ketinggian ini diharuskan memakai oksigenDisturbance stageyaitu pada ketinggian 15.000 20.000 kakiUsaha tubuh untuk mengatasi hipoksia sangat terbatas -> kemampuan faal tidak lagi mampu menyediakan oksigen untuk jaringan tanda serangan hipoksia ini tidak terasa hanya kadang merasa malas, mengantuk, euphoria,sehingga tahu tahu orang tsb pingsan gejala objektif : pandangan menyempit, kepandaian menurun, pada daerah ini keharusan mutlak memakai oksigen Critical stage dari ketinggian 20.000 23.000dalam waktu 3 5 menit kesadaran hilang, kegagalan sirkulasi dan SSP dan pusat pernafasan Pengobatan1. Pemberian oksigen secepat mungkin, terlambat -> cacat - kematian 1. Pada penerbangan bila terjadi hipoksia segera memakai masker atau turun pada ketinggian yang aman dibawah 10.000 kakiPencegahan1. Penggunaan oksigen sesuai ketinggian 1. Pengawasan baik terhadap persediaan oksigen pada penerbangan 1. Pengukuran pressurized cabin1. Menikuti ketentuan dalam penerbangan 1. Latihan mengenal datangnya bahaya hipoksia

MABUK UDARA1. Adalah terjadi karena pengaruh gaya G yang kecil tetapi terjadi berulang ulang yang menyerang alat keseimbangan 1. Adalah termasuk kelainan akibat pengaruh penerbangan pada alat keseimbangan Epidemiologi1. sekitar 16 % penerbang selama belajar penerbangan pernah mengalami mabuk udara 1. 5 % siswa penerbang mengalami gejala tsb secara berulang ulang 1. Mabuk udara akan menurun dengan pengalaman dan peningkatan kepercayaan diri sendiri Gejala1. Pusing 1. Sakit kepala 1. Rasa tidak enak pada lambung 1. Mual, muntah 1. Pucat berat ringannya mabuk udara tergantung dari kepekaan seseorang terhadap rangsangan sistem keseimbangan Gejala bertambah berat bila mencium bau tidak enak, alkoholisme, gangg. Pencernaan, lelah dan kurang sehat Pencegahan1. Minum obat anti mabuk sebelum penerbangan 1. Sel=belum dan selama penerbangan tidak makan dan minum yg berlebihan terutama yg mengandung gas (bawang,kol,minuman soda)Pertolongan1. Kantung kertas untuk tempat muntah 1. Mengendurkan ikat pinggang 1. Memberi parfum yg menyegarkan 1. Menggosok tubuh dg balsam

KABINFasilitas :1. Sabuk pengaman 1. Kursi tegak dan rebah 1. Pelampung 1. Display /TV1. Tempat barang 1. Meja makan 1. Lampu baca 1. Lubang udara segar 1. Tombol untuk memanggil pramugari

Kabin bertekanan1. Tekanan udara di dalam kabin penumpang dan dan pilot diatur secara otomatis sehingga kondisi udara seperti ketinggian 5000-8000 kaki walaupun pesawat terbang dg ketinggian 10000 kaki1. Jika terjadi kebocoran kabin akan menyebabkan penurunan tekanan dan suhu udara tiba-tiba, penanggulannya dg masker O2 otomatis

PENYAKIT-PENYAKIT PADA PENERBANGAN JAUH

JETLAGDefinisiMabuk pascaterbang, juga disebut Jet lag, secara medis disebut desinkronosis, adalah sebuah kondisi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap ritme sirkardian tubuh. Hal ini dikelompokkan sebagai salah satu gangguan tidur ritme sirkardian. Mabuk pascaterbang muncul akibat perjalanan cepat lintas meridian (timur-barat atau barat-timur) jarak jauh.EtiologiJam tubuh mulai tidak mengalami sinkronisasi dengan waktu kota tujuan, karena tubuh mengalami terang dan gelap yang berbeda dengan ritme yang ditetapkan secara alamiah. Kecepatan yang disesuaikan tubuh dengan jadwal baru tergantung masing-masing orang. Kondisi ini tidak berhubungan dengan panjang penerbangan, namun berhubungan dengan jarak lintas meridian (barat-timur) yang ditempuh. Penerbangan sepuluh jam dari Eropa ke Afrika Selatan tidak mengakibatkan mabuk pascaterbang, karena penerbangan dilakukan utara-selatan. Penerbangan lima jam dari pesisir timur ke pesisir barat Amerika Serikat akan mengakibatkan mabuk pascaterbang.Gejala1. Sakit kepala1. Kelelahan 1. Pola tidur yang tidak biasa (insomnia)1. Disorientasi 1. Iritabilitas 1. Depresi 1. Sembelit

Terapi1. Sebelum keberangkatanBerusaha sedikit beradaptasi duluan dengan zona waktu kota tujuan.2. Dalam penerbanganTidak minum kafein, minum air, memisah-misah perjalanan yang panjang.3. Sampai Menyesuaikan diri dengan waktu setempat

Skenario pertama :Sama seperti bangun sepanjang malam dan tidur pukul 6 pagi keesokan harinya-8 jam lebih lambat dari biasanya. Skenario kedua (ke timur) : Sama seperti bangun sepanjang malam dan tidur pukul 2 siang keesokan harinya-14 jam setelah waktu seseorang seharusnya tidur. Beberapa kali tidur di pesawat bisa membantu situasi ini.

PEMBAGIAN WAKTU DUNIA

DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)Definisi : suatu keadaan terjadinya trombosis/trombus pada pembulu darah balik (vena) profunda didaerah tungkaiEpidemiologi : 1 dari 1000 orang terkena DVTFaktor resiko:1. utama1. imobilitas 1. keganasan/tumor1. riw.stroke1. riw.DVT dan varises1. riw. Operasi/ trauma orthopedi\1. lain :1. pemakaina obat kontrasepsi yang mengandung estrogen1. kehamilan 1. gagal jantung1. obesitas1. merokok1. usia tuaetiologi dan patofisiologi :trias virchow1. Pembuluh darah ( cedera endotel akibat trauma,fraktur,cedera jaringan lunak,infus)1. Hiperkoagulasi1. Statis aliran darahManifestasi klinis:1. Nyeri saat berjalan dan melakukan aktifitas ( tanda lawerburg)1. Nyeri tekan (tanda homan)1. Bengkak dan edema1. Perubahan warna (kecoklatan)Pemeriksaan penunjang:1. USG1. Test D-Dimer1. VenografiKomplikasi : emboli paru

Penatalaksanaan:Mekanik menggunakan stocking kompresi dan mobilisasiAntitrombosis warfarin ,heparin

PERAN DOKTER PADA PENERBANGAN DALAM PERSIAPAN TIM

Persiapan Sebelum penerbangan1. Data kesehatan para penumpang1. Edukasi tentang kesehatan penerbangan1. Persiapan obatan yang diperlukan1. Persiapan aklimatisasi sebelumnya

AklimatisasiAklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya.Hal ini didasarkan pada kemampuan organisme untukdapat mengatur morfologi, perilaku, dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan lingkungan. Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan adalah suhu lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen. Proses penyesuaian ini berlangsung dalam waktu yang cukup bervariasi tergantung dari jauhnya perbedaan kondisi antara lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.Cara-cara seorang atlit melakukan aklimatisasi adalah antara lain;Atlet yang akan bertanding didaerah ketinggian harus melakukan penyesuaian yang optimal,utamanya atlet yang akan berlaga pada cabang olahraga yang memerlukan (O2) dalam jumlah yang banyak.seperti olahraga renang dan atletik.Aklimatisasi pada ketinggian secara langsung berhubungan dengan keadaan latihan sebelumnya dari atlet yang bersangkutan. Waktu yang diperlukan untuk aklimatisasi paling sedikit 3 minggu untuk ketinggian 2000 meter dpl atau lebih, termasuk melakukan aktifitas aerobic. Selama minggu pertama pada ketinggian,intensitas latihan sebaiknya ringan,dan secara bertahap dinaikkan sampai mencapai maksimum serta terhadap waktu latihannya disesuaikan dengan jam di tempat tujuanPerubahan Yang Terjadi Selama Aklimatisasi1. Peningkatan ventilasi pulmonal1. Terjadi dalam beberapa hari, stabil 1 minggu1. Penurunan PO2 akan terjadi peningkatan saturasi Hb1. Penurunan PCO2 akan terjadi Peningkatan PH1. Peningkatan jumlah sel darah merah dan konsentrasi Hb1. Eliminasi HCO3- di urine akan terjadi shg stabilkan PH1. Perubahan di tingkat jaringan :186. Peningkatan kapilerisasi di jaringan dan otot186. Peningkatan konsentrasi myoglobin186. Peningkatan densitas mitokondria186. Peningkatan enzim oksidasi

Diet1. Memberikan pengetahuan tentang makanan yang dapat mencapai atau mempertahankan kondisi tubuh yang telah diperoleh dalam latihan;1. Memberikan makanan yang dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga; 1. Menentukan bentuk makanan dan frekwensi makan yang tepat pada waktu latihan intensif sebelum, selama dan sesudah pertandingan;1. Menggunakan prinsip gizi dalam menurunkan dan menaikkan berat badan sesuai yang diinginkan;1. Menggunakan prinsip gizi untuk mengembangkan atau membuat rencana diet individu sesuai dengan aturan tubuh, keadaan fisiologi dan metabolismenya serta mempertimbangkan selera serta kebiasaan dan daya cerna atlet.1. Kecukupan nutrisi optimal pada olahragawan adalah karbohidrat sebesar 60-70% dari total energi, protein 12-15%, sisanya didapatkan dari lemak. 1. Vitamin dan mineral mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan fisik atlet terutama pada saat latihan dan pertandinganContohnya saja pada atlet sepak bola.Selain pengaturan program latihan yang teratur dan terarah,untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan asupan gizi atau pengaturan makanan dengan kebutuhan gizi yang lebih besar dan seimbang dibanding orang biasa. Serta pengaturan makanan khusus harus disiapkan pada masa pelatihan,pertandingan dan pasca pertandingan. Sebagai contoh,atlet sepak bola makan 3x sehari dengan lauk pauk yang seimbang dan gizinya lebih besar dari orang biasa. Dan pada saat latihan,pertandingan dan pasca pertandingan diberikan makanan khusus,seperti suplemen atau vitamin.Edukasi1. Gejala-gejala yang dapat timbul pada saat penerbangan.1. Tindakan valsava manuver1. Memakai pakaian lebih tebal1. Membawa obatan pribadi1. Tidak makan atau minum yang menyebabkan terbentuknya banyak gas dalam lambung, bir soda, bawang, kubis1. Banyak mengadakan gerakan1. Jika terjadi kebisingan dapat menggunakan ear plug

Beberapa Pengaruh Obat-Obatan Dalam Penerbangan1. Alkohol dan obat berbahaya lainnya. Perlu diwaspadai ada beberapa sediaan obat cair bebas yang mengandung alcohol, beberapa obat batuk juga mengandung kodein, keduanya apabila dilakukan test urine akan menunjukkan hasil yang positif. FAA (Federal Aviation Administration) melarang penerbang minum alcohol dalam bentuk apapun selama bertugas.2. Antibiotik. Pemakaian antibiotik secara umum diperbolehkan untuk pengobatan terhadap penyakitnya selama tidak ada efek samping yang mempengaruhi performa terbang.Namun dapat saja karena kondisi penyakitnya maka awak pesawat tidak boleh bertugas selama menjalani pengobatan. Penggunaan ampisillin, amoksisillin, eritromisin, tetrasiklin, siprofloksasin diperbolehkan selama tidak ada efek samping yang menggaggu. hati khususnya pada usia diatas 35 tahun.Sufonamid tunggal atau kotrimoksasol dalam jangka pendek boleh dipergunakan tetapi dalam penggunaan dalam jangka waktu lama perlu dihindari, efek samping yang umum adalah mual, muntah, anoreksia. Efek samping yang tidak umum alergi dan gangguan penglihatan.Golongan aminoglikosida tidak diizinkan karena efek sampingnya terhadap vestibuler dan cabang kohlear di saraf cranial ke 8.klorokuin atau kombinasinya boleh dipergunakan selam tidak ada efek samping yang mengganggu, efek samping yang sering timbul anatara lain sakit kepala , gangguan penglihatan, drawsiness, gangguan kardiovaskuler yang hanya muncul pada overdosis. Izoniasid dapat digunakan untuk pencegahan penyakit tuberculosis dibawah pengawasan dokter penerbangan karena dapat menimbulkan kerusakan3. Obat antihistamin. Loratadin dan astemizol dapat digunakan dalam batasan indikasi dan dosis yang tepat untuk alergi.Antihistamin yang bersifat sedasi misalnya CTM tidak boleh digunakan oleh awak pesawat selama bertugas, karena dapat mempengaruhi ketrampilan psikomotor. Obat flu yang mengandung antihistamin dan dekongestan misalnya efedrin tidak boleh digunakan karena efek sampingnya antara lain mulut kering, takikardia, aritmia, hipertensi, pandangan kabur yang sangat berbahaya untuk tugas terbang. Penerbang baru boleh bertugas kembali minimal setelah 12 jam terhitung dari pemberian dosis terakhir.4. Antihiperlipidemia FAA (Federal Aviation Administration) mengijinkan penggunaan gemfribrosil dan simvastatin sebagai penurun kadar kolesterol darah dengan cacatan tidak timbul efek samping yang mengganggu.5. Antidiabet IDDM (insulin dependent dibetus miletus) merupakan factor diskualivikasi sebagai penerbang, namun beberapa penerbang sudah dijinkan FAA untuk menggunakan antibiabet oral untuk mengontrol kadar gula darahnya. Laporan hasil kontrol kadar gula darah untuk pembuktian stabilitas klinis gula darah menjadi evaluasi FAA (Federal Aviation Administration).6. Obat untuk mengatasi jet lag. Jet lag disebabkan karena perjalanan melintasi beberapa daerah waktu terutama dari barat ke timur yang menyebabkan gangguan keseimbanan circadian rithm atau biological clock. Hal ini mengakibatkan tergangguanya siklus tidur-bangun dengan gejala yang timbul sulit tidur, sakit kepala, sulit konsentrasi, rasa tidak enak di lambung.Melatonin dengan dosis 1- 3 mg sebelum tidur dapat mengatasi jet lag.7. Viagra. Viagra (sildenafil sitrat) tidak boleh dipergunakan oleh penerbang selama bertugas.efek samping yang biasa timbul adalah sakit kepala 16 %, muka merah 10 %, dyspepsia 7 %, hidung tersumbat 4 %, infeksi traktus urinarus 3 %, gangguan penglihatan 3 %, diarea 3 %, ruam 2 %. Gangguan penglihatan terutama perubahan warna penglihatan, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya atau pandangan kabur.Meskipun boleh digunakan selama tidak bertugas tetapi dikontraindikasikan untuk pasien yang secara bersamaan menggunakan nitrat organic misalnya isosorbidinitrat baik secara reguler maupun intermiten dalam segala bentuk sediaan.Selain itu juga dikontraindikasikan pada pasien yang mempunyai potensi resiko jantung pada aktivitas seksual pada pasien-pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler.9.Obat-obat kontrasepsi. Obat-obat kontasepsi boleh digunakan oleh penerbang selama tidak timbul reaksi hipersinsivitas yang mengganggu tugas terbang. 10.Imunisasi. Iminisasi atau vaksinasi untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan terhadap awak pesawat atau penumpang yang akan bertugas ke daerah endemic. Telah ada peraturan internasional tentang imunisasi untuk pencegahan penyakit.Vaksin-vaksin tersebut antara lain vaksin antrak, kolera, deteri, tetanus, hepatitis A/B, influenza, Japanese encephalitis, campak, plague, pneumofax, polio, thifoid, dan demam kuning.Atas dasar kriteria penggunaan obat oleh penerbang, dapat dikelompokkan sebagai berikut :1.Obat yang diperbolehkan bagi penerbang tanpa meninggalkan tugas terbang misalnya :1. Obat local :antialergi, antiradang, antifungi. 1. Analgetika dosis tunggal aspirin, asetaminopen, ibuprofen1. Hipersekresi asam lambung : antasida1. Supositoria haemoroid1. Diarea tanpa demam : antidiarea non spesifik seperti Bi-subsalisilat/Bi subnitrat.1. Obat untuk menghindari terjadinya blokade telinga selama penerbangan :tetes hidung oksimetasolin atan fenilefrin2. Obat yang diperbolehkan bagi penerbang dalam tugas dengan catatan tidak ada efek samping idiosinkresi/individual.1. 1. Isoniazid perlu pengamatan tanpa tugas selama 7 hari.1. Kontrasepsi : implan progestrin atau estrogen-progestin, minimum perlu pengamatan tanpa tugas selama 28 hari.1. Kloroquin fosfat, primaquin, doksisiklin untuk profilaktik malaria perlu observasi tanpa tugas untuk dosis tunggal.

1. Antimabuk hanya boleh untuk siswa dalam program latihan, namun sebaikknya dilakukan penaggulangan tanpa obat.1. Penanganan diare dengan doksisiklin (100 mg) dua kali sehari selama 5 hari. Kadang digunakan untuk profilaktik terhadap diare dengan batasan maksimum 2 minggu. 1. Antibiotik eritromisin, oxicilin, dikloksasillin dan penisilin oral untuk infeksi asimptomatik.1. Sediaan sussositoria dan krim vaginal untuk iveksi vaginal.1. Kolestiramin untuk mengontrol hiperlipidemia.3. Penggunaan obat yang harus meninggalkan tugas terbangMeninggalkan tugas terbang selama penggunaan obat juga digunakan untuk mengevaluasi hasil penggunaan obat dan efek samping yang timbul. Bila tidak , terapi baik tanpa efek samping maka didokumentasikan dan ditentukan penggunaan obat tersebut untuk selanjutnya.1. Untuk mengontrol hipertensi : hidroklortiazid, triametren.1. Untuk pengobatan gout/hiperurikemia, allopurinol, probenesid.1. Untuk kontrol glaucoma secara pemakaian topical, timolol, epinefrin.1. Pengobatan tukak lambung/duodenum : sukralfate.1. Untuk rinitis alergi/non alergi/vasomotor dipergunakan inhalasi beclometazon, kromolin, observasi rinitis 7-14 hari.1. Pengobatan tukak lambung dengan ranitidine oral.1. Pengobatan injeksi jamur dengan griseofulfin perlu pengamatan 4 minggu.1. Antihiperlipidemia seperti lovastatin dan gemfibrosil.

Obat-Obatan Untuk PenumpangPenyediaan obat untuk penumpang merupakan bagian dari pelayanan dalam penerbangan teruama untuk pertolongan awal terhadap gangguan kesehatan. Beberapa obat yang perlu disediakan bagi beberapa kejadian khusus yang dapat terjadi dalam penerbangan sebagai pengobata pertama :1.Penurun glukosaBagi penumpang yang mengalami hipoglikemi, terapi sederhana dapat diberikan minum larutan glukosa.Jika ada dokter, penyediaan obat-obatan seperti insulin, antidiabetes oral, tolbutamid, glibenclamid perlu disediakan.2.Gangguan pernapasanGangguan pernapasan seperti asma perlu disediakan oksigen (masker oksigen tersedia ditiap tempat duduk penumpang), salbutamol (ventolin) sebagai bronkordilator, sediaan aerosol (inhaler) atau oral.3.Gangguan kardiovaskulerUntuk gangguan seperti angina dan infark perlu disediakan sediaan aerosol gliseril nitrat dan juga oksigen.4.Gangguan saluran cernaGannggaun umum antara lain mual muntah mabuk perjalanan yang bersifat local atau sentral (pusat muntah).Perlu disediakan oralit untuk menanggulangi dehidrasi, obat anti muntah seperti dimenhidirnat atau metoklopramid.Untuk mengatasi hipersekrsi asam lambung dapat disediakan antasida.5.Kotak P3K& portable oxygen wajib disediakan dalam penerbangan.

INTERPRETASI

Perjalanan Singapore Istambul 10 jam duduk di kelas ekonomi yang terisi penuhSetelah 8 jam perjalanan :Tn. Rmengeluh kaki kanannya terasa bengkak dan sangat nyeridiperiksa oleh pramugari ternyata bengkak dan kemerahankemudian anda sebagai dokter melakukan pemeriksaananamnesaHabitsTn. R , 50 tahun MerokokTB : 162 cm Minum coca cola saat di pesawatBB : 69 kgHIPOTESIS1. Deep Vein Trombosis ( Trombosis Vena Profunda ) / Traveler Trombosis / Economic Class SyndromeAdalah suatu keadaan terjadinya gumpalan darah (thrombus) pada pembuluh darah balik (vena) profunda di tungkai bawah. Keadaan ini dapat terjadi pada long haul flight (penerbangan jarak panjang), yang dapat terjadi setelah 4 minggu perjalanan terutama karena posisi duduk (pesawat, kereta api, immobile) baik disertai atau tanpa emboli paru.Jika keadaan ini terjadi beberapa jam di dalam pesawat disebut AIR TRAVELER THROMBOSIS.Diambil karena :1. Pada pasien menunjukkan adanya gejala DVT yaitu bengkak, nyeri dan kemerahan pada tungkai bawah, yang sebelumnya di dapatkan keterangan adanya factor predisposisi dari terjadinya DVT yaitu umur pasien dan kebiasaan merokok, dan factor resiko yaitu kemungkinan dari posisi duduk pasien, kelas ekonomi penuh susah untuk bergerak imobilitas duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama.1. VarisesAdalah suatu pelebaran pembuluh darah (dilatasi) vena. Diambil karena adanya gejala dari varises yaitu bengkak dan nyeri pada tungkai bawah.1. Penyakit Dekompresi (Dysbarism)PEMERIKSAANKeadaan umum tampak kesakitan dan lelahKeadaan ini dapat disebabkan karena keluhan pasien tersebut dan kelelahan mungkin dapat disebabkan karena factor fisik dari penerbangan yang lamaN : 84 x/menitRR : 32 x/menitNadi dalam batas normal namun respirasi terjadi peningkatan respirasi, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan fisiologi tubuh pada saat berada di ketinggian.Jantung dan paru dbnMenunjukkan tidak terdapat kelainan pada jantung dan paru, mengapa diperiksa, karena pada DVT komplikasi tersering dan terbesar yang paling sering terjadi dan menyebabkan mortalitas dan morbiditas adalah emboli paru. Dimana biasanya DVT tidak menunjukkan gejala yang signiifikan dan biasanya pasien baru mengeluhkan gejala emboli paru yang telah terjadi.Perut agak kembungKembung merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman pada bagian perut akibat terkumpulnya / akumulasi gas di dalam perut. Di dalam pemeriksaan biasanya kembung ditunjukkan dengan suatu kondisi hypertimpani pada saat dilakukan perkusi di abdomen. Kembung yang terjadi pada pasien dapat disebabkan karena akumulasi gas di dalam perutnya yang sebelumnya diketahui bahwa pada saat pasien di pesawat ia meminum coca cola. Dimana coca cola merupakan minuman yang berkarbon yang menimbulkan gas, sehingga gas yang ada dalam perut pasien ketika pasien berada di dalam ketinggian akan mengembang sesuai dengan Hk. Boyle.Udara mempunyai massa dan berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu tekanan yang disebut TEKANAN UDARA, dimana tekanan udara ini semakin tinggi ketinggiannya massanya akan semakin renggang sehingga semakin kecil tekanannya. Karena hal tersebut tentunya pada penerbangan akan terjadi perubahan-perubahan keadaan sekitar tubuh karena perubahan tekanan udara yang terjadi yang bisa menyebabkan gangguan pada tubuh, salah satunya adalah pada traktus digestivus.Traktus digestivus (mulut-anus) mengandung udara yang banyaknya kira-kira 4 liter dan merupakan gas basah yang terdiri dari N, O2, CO2, H2S, hydrogen dan methana. Traktus digestivus ini ceenderung tertutup hanya sesekali terbuka pada saat sendawa atau flatus. Gas-gas ini terutama berkumpul dalam lambung dan usus besar. Sumber-sumber gas tersebut sebagian besar adalah dari udara yang ikut tertelan pada waktu makan dan sebagian kecil timbul dari proses pencernaan, peragian atau pembusukan.Berubahnya tekanan udara diluar tubuh akan mengganggu keseimbangan tekanan antara rongga tubuh yang mengandung gas dengan udara diluar. Penerbangan ketinggian terjadi perbedaan tekanan antara rongga tubuh dengan udara di luar tekanan di dalam rongga tubuh lebih tinggi dibandingkan tekanan udara di luar jika individu tersebut tidak dapat melepaskan kelebihan tekanan dari abdomennya maka menurut Hk. Boyle : volume akan menjadi dua kali lipat (karena tekanan dan volume berbanding terbalik) sehingga gas-gas yang terdapat di dalam rongga tersebut akan mengalami pengembangan sehingga dapat menghasilkan kelainan pada abdomen , berupa :1. Rasa tidak enak sampai pingsan1. Kembung pada 15.000 20.000 ft1. Rasa sakit hebat pada 25.000 ft1. Keram perut pada 30.000 35.000 ft1. Karena diafragma terdorong ke atas maka nafas menjadi sukar dan dangkalNamun, pada pasien, pasien tersebut menaiki pesawat dimana pesawat ini akan mencapai ketinggian secara perlahan, hal ini menyebabkan perbedaan tekanan antara tekanan udara luar dan didalam tidak begitu besar sehingga pressure equalization yaitu mekanisme penyamaan tekanan berjalan dengan lancar dengan jalan kentut atau bersendawa sehingga gejala-gejala yang dirasakan adalah ringan yaitu rasa tidak enak (kembung) pada perut.St. Lokalis Extremitas Inferior DextraTampak bengkak, hyperemia, teraba hangat dan sakit bila di tekan, dan ditemukan varises ringanKeadaan ini menunjukkan adanya inflamasi akut, dan menunjukkan tanda-tanda gejala DVT. DIAGNOSISDeep Vein ThrombosisPENATALAKSANAANFARMAKOLOGITujuan utama: menghindari perluasan bekuan dan embolisasiTerapi Antikoagulan dosis rendahNON FARMAKOLOGITirah baring dengan meninggikan bagian kaki tempat tidur hingga lebih tinggi dariJantung ( untuk mengurangi tekanan hidrostatik vena dan memudahkan pengosonganVena)PatofisiologiNormalnya pada pembuluh darah tidak terjadi thrombus, karena aliran darah normal memiliki 3 faktor utama untuk mencegah terjadinya thrombus, yaitu :1. Sistem pembuluh normal yang mempunyai lapisan sel endotel yang lunak dan licin sehingga trombosit dan fibrin tidak mudah melekat1. Aliran darah normal dalam sistem pembuluh merupakan aliran yang cukup deras sehingga trombosit tidak terlempar ke permukaan dinding pembuluh1. Mekanisme pembekuan, yang mencegah terjadinya pembekuan pada aliran darah normalTn. RFr : usia dan merokok

Long haul flight (penerbangan jauh/lama)

Di ketinggian, tek. Atmosfer parsial menurun tek. Parsial O2 menurunMenurunkan aktifitas fibrinolitikHiperkoagulasiKelas ekonomi penuh susah untuk bergerak imobilisasi dalam jangka waktu yang lamaMenghilangkan pengaruh pompa vena periferMeningkatkan stagnansi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawahStasis aliran darah venaDi ketinggian, tek. Atmosfer parsial menurun tek. Parsial O2 menurunHipoksiaHipoksia JaringanKerusakan Endotel

TRIAS VIRCHOWTerbentuknya thrombus pada vena Meningkatkan resistensi aliran vena di extremitas bawahPengosongan vena tergangguVasodilatasi venaMerah , panas , varises ringanPeningkatan volume dan tekanan darah venaPeningkatan tekanan hidrostatik intravascularPerpindahan cairan intravascular ke intertisialBengkak

Daftar Pustaka

1. Dr. H. Sukotjo Danusastro, DSKP, MBA, MakalahAspek Aerofisiologi dalam Penerbangan. Perkespra Pusat, Jakarta1. Ernsting John. Aviation Medicine, Butterworth University. Press Cambridge, 2002.1. Whitton Randall. Flights Surgeong Guide. USAM Brooks. AFB Texas 19961. Daugal Watson, Effect of Alcohol on pilot performance and safety, AV Media, 19971. Direktorat Kesehatan TNI AU, Dasar-dasar Kesehatan Penerbangan, Jilid I dan II, Jakarta, 19951. Rudge, Drug and Flier, in USAF fligt Surgeons Guide.1. Soemarwoto, Airmanship untuk keselamatan terbang, Simposium Kesehatan Penerbangan Berkelanjutan, Bandung 2001.1. Samuel Starus, Jet lag and Trans Meridian Flight, Aerospace Medicine Virginia Mason Clinic, via internet.1. Threvor Thom, Human factor and Pilot performance, in the Air Pilot Manual 6, shrupshine, 1997.

38