28
BAB I PENDAHULUAN Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, jenis kelamin, proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan intraselular (cairan di dalam sel) yang komposisinya cocok untuk sel tersebut dan cairan ekstraselular (cairan di luar sel) yang komposisinya cocok pula. Cairan ektraselular terdiri atas cairan interstisial atau interselular (sebagian besar) yang terdapat di sela-sela sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian bagian-bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan 1

Makalah Cairan Tubuh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Cairan Tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa

hari tanpa air. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara

fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat

badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,

kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah bayi baru lahir 75% dari total berat

badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan

dewasa tua 45% dari total berat badan. Pada proses menua manusia kehilangan air.

Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular. Persentase cairan tubuh

bervariasi, bergantung pada faktor usia, jenis kelamin, proporsi jaringan otot dan jaringan

lemak.

Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel

mengandung cairan intraselular (cairan di dalam sel) yang komposisinya cocok untuk sel

tersebut dan cairan ekstraselular (cairan di luar sel) yang komposisinya cocok pula. Cairan

ektraselular terdiri atas cairan interstisial atau interselular (sebagian besar) yang terdapat di

sela-sela sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu

kehilangan dan mengalami penggantian bagian-bagiannya, namun komposisi cairan dalam

tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostasis/tetap.

Keseimbangan cairan di tiap kompartemen menentukan volume dan tekanan darah.

Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami

penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari suatu kelainan cairan intravaskuler,

interstisial dan intraseluler. Pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan tubuh

haruslah seimbang agar tidak terjadi gangguan volume cairan di dalam tubuh. Oleh karena itu

diperlukan pengetahuan agar komposisi cairan tubuh tetap seimbang.

1

Page 2: Makalah Cairan Tubuh

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cairan Tubuh

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti

manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat kimia yang

menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena

dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya

distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah

satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan

ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,

sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga

kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah

cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus

seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

2.2 Distribusi Cairan Tubuh

Cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda yaitu:

1. Cairan Ekstrasel

Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan Intravaskular. Cairan interstisial

mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun

sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh

interstisial.

Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air

tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan

trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.

2. Cairan Intrasel

Cairan intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut

atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk

metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan

2

Page 3: Makalah Cairan Tubuh

intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada diruang

ekstrasel. Namun proporsi subtansi-subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi

kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel.

2.2.1 Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

1. Fase I

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi dan oksigen

diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

2. Fase II

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari pembuluh darah kapiler dan sel

3. Fase III

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke

dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran

semipermiabel mampu memfilter sehingga tidak semua substansi dan komponen

dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit

tubuh dengan cara :

a. Difusi

Suatu proses ketika materi padat, partikel, seperti gula didalam cairan,

berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sehingga

distribusi partikel didalam cairan menjadi merata atau partikel akan melewati

membran sel yang permeable terhadap subtansi tersebut.

b. Filtrasi

Suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan

sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif di

dalam bantalan kapiler.

c. Osmosis

Perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui membran semipermeabel yang

berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solute rendah ke larutan

yang memiliki konsentrasi solute tinggi. Kecepatan osmosis tergantung pada

konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute, dan

perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.

d. Transport aktif

3

Page 4: Makalah Cairan Tubuh

Merupakan suatu mekanisme mengenai sel-sel yang mengabsorbsi glukosa

dan substansi-substansi lain untuk melakukan aktivitas metabolik. Aktivitas

metabolik dan pengeluaran energi diperlukan untuk menggerakan berbagai

materi guna menembus membrane sel.

2.3 Fungsi Cairan Tubuh Manusia

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi

di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik,

dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang. Fungsi cairan

tubuh antara lain :

1. Mengatur suhu tubuh

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam

mendistribusikan panas di dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari

metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37ºC. Suhu

ini paling cocok untuk bekerjanyaa enzim-enzim dalam tubuh. Kelebihan panas yang

diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar. Sebagian besar

pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan

tubuh (keringat). Semakin besar luas permukaan tubuh, semakin besar kehilangan

panas melalui kulit.

2. Melancarkan peredaran darah

Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan

dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh

pada kinerja otak dan jantung.

3. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk

dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi

kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.

4. Membuang racun dan sisa makanan

Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam

tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan

pernafasan.

5. Pencernaan

Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui

darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan

4

Page 5: Makalah Cairan Tubuh

membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi

lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

6. Pelumas

Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan

mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan

cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

7. Peredam benturan

Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban

melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.

2.4 Keseimbangan Air

Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk

dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam

tubuh setiap waktu berada di dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi

pada dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan overhidrasi (kelebihan air). Konsumsi

air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh

sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai

urine, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru

Tabel 1. Keseimbangan air

Masukan Air Jumlah (mL)Ekskresi/Keluaran

AirJumlah (mL)

Cairan 550-1500 Ginjal 500-1400

Makanan 700-1000 Kulit 450-900

Air Metabolik 200-300 Paru-paru 350

Feses 150

1450-2800 1450-2800

2.4.1 Intake Cairan Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira

1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari

sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi

selama proses metabolisme. Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan

berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah ini :

5

Page 6: Makalah Cairan Tubuh

Tabel 3. Pengaturan Intake Cairan Tubuh Berdasarkan Umur dan Berat Badan

No UmurBerat Badan

(kg)

Kebutuhan

Cairan (mL/24

Jam)

1 3 Hari 3,0 250-300

2 1 Tahun 9,5 1150-1300

3 2 Tahun 11,8 1150-1300

4 6 Tahun 20,0 1350-1500

5 10 Tahun 28,7 1800-2000

6 14 Tahun 45,0 2000-2500

7 18 Tahun (adult) 54,0 2200-2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus

dikendalikan berada di otak, sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi

dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan

darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di

mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara

sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh

tractus gastrointestinal.

2.4.2 Output Cairan Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius

merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output

urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang

yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas

kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap

mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme difusi.

Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar

6

Page 7: Makalah Cairan Tubuh

300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL

dapat meningkat.

c. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini

berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum

tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.

d. Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur

melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

2.4.3 Pengaturan Konsumsi AirKonsumsi air di atur rasa haus dan kenyang hal ini terjadi melalui perubahan

yang dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan

keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan di dalam

darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut

menjadi kering, dan timbul keinginan untuk minum guna membasahi mulut. Bila

hipotalamus mengetahui bahwa konsentrasi darah terlalu tinggi, maka timbul

rangsangan untuk minum. Pengaturan minum dilakukan pula oleh saraf

keseimbangan.

Walaupun rasa haus dapat mengatur konsumsi air dalam keadaan kehilangan

air yang terjadi secara cepat, mekanisme ini sering tidak terjadi pada waktunya

mengganti air yang diperlukan. Misalnya kehilangan cairan yang terjadi cepat pada

seorang pekerja yang bekerja di panas matahari atau seorang pelari jarak jauh.

Kadang-kadang minum tidak dapat segera mengembalikan kehilangan cairan yang

dialaminya. Akibatnya terjadi dehidrasi.

2.4.4 Pengaturan Pengeluaran AirPengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur

konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan

hormon antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam tubuh

terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH

merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan mengedarkannya

kembali ke dalam tubuh. Jadi semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit

yang dikeluarkan.

7

Page 8: Makalah Cairan Tubuh

Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah

akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan

protein di dalam darah yang dinamakan angiotensinogen ke dalam bentuk aktifnya

angiotensin. Angiostensi akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga

tekanan darah akan naik. Di samping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon

aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk

menahan natrium dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih

sedikit air dikeluarkan dari tubuh.

Mekanisme ini tidak berjalan, bila seseorang tidak minum air dalam jumlah

cukup. Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari melalui urine yaitu

jumlah minimal yang diperlukan untuk mengeluarkan bahan sisa sehari sebagai akibat

aktivitas metabolisme di dalam tubuh. Di luar jumlah ini, pengeluaran air disesuaikan

dengan pemasukan air. Bila seseorang minum air dalam jumlah lebih banyak, urine

akan lebih encer. Disamping melalui urine, tubuh kehilangan air melalui paru-paru

sebagai uap, melalui kulit sebagai keringat, dan sedikit melalui feses. Jumlah air yang

hilang rata-rata tiap hari sebanyak 2 ½ liter.

2.5 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai di dalam

cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting

bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus berada di dalam cairan dengan

komposisi yang benar, baik cairan di dalam maupun di luar sel. Mineral makro terdapat

dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur ke mana

garam harus bergerak dengan demikian menetapkan ke mana cairan tubuh harus mengalir,

karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.

2.5.1 Disosiasi Garam dalam AirBila garam larut dalam air, misalnya garam NaCl, akan terjadi disosiasi

sehingga terbentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan

kation, sedangkan ion negatif anion. Ion mengandung muatan listrik dan dinamakan

elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dalam keadaan disosiasi

dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada keseimbangan

antara konsentrasi anion dan kation. Tabel dibawah ini menunjukkan keberadaan

elektrolit di luar dan di dalam sel tubuh.

8

Page 9: Makalah Cairan Tubuh

Tabel 2. Keberadaan Elektrolit Tubuh

ElektrolitKonsentrasi di luar sel (meq/l)

Konsentrasi di dalam sel (meq/l)

KationNatrium ¿¿ 142 10Kalium ¿ 5 150Kalsium ¿¿ 5 2Magnesium ¿ 3 40

155 202

AnionKlorida (Cl)−¿¿ 103 2Bikarbonat ¿ 27 10Fosfat ¿ 2 103Sulfat ¿) 1 20Asam organic (laktat, piruvat) 6 10Protein 16 57

155 202

Sumber: Whitney, E.N. dan S.R.Rolfes, Understanding Nutrition, 1999, hlm. 371.

2.5.2 Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit oleh proteinMembran sel mengandung alat transport berupa protein yang mengatur

penyebrangan ion positif dan bahan lain melalui membran sel tersebut. Ion negatif

akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi

konsentrasinya. Salah satu contoh alat transport ini adalah pompa natrium-kalium,

suatu enzim yang memompa natrium ke luar lebih cepat daripada proses difusi biasa.

Pada waktu yang sama, kalium akan dipompa ke dalam sel. Pompa ini secara aktif

mempertukarkan natrium dengan kalium melalui membran sel, dengan demikian

mempertahankan tingkat konsentrasi masing-masing elektrolit. Pompa ini

menggunakan ATP sebagai sumber energi dan enzim natrium-kalium ATP-ase guna

melepaskan energi dari ATP.

2.5.3 Pemeliharaan Keseimbangan Cairan Tubuh dan ElektrolitJumlah berbagai jenis garam dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan

konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber di

luar tubuh, yaitu makanan dan minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang

mengatur agar konsentrasi semua mineral barada dalam batas-batas normal.

Pengaturan ini terutama dilakukan oleh saluran cerna dan ginjal.

9

Page 10: Makalah Cairan Tubuh

Bagian atas saluran cerna, yaitu lambung dan usus halus, secara terus menerus

memperoleh mineral melalui getah pencernaan dan cairan empedu. Mineral ini

kemudian diserap kembali di bagian bawah saluran cerna, yaitu bagian kolon/usus

besar. Melalui mekanisme ini sebanyak 8 liter cairan mengalami daur ulang, yang

cukup berarti untuk pemeliharaan keseimbangan elektrolit.

Pengaturan keseimbangan air juga diatur oleh ginjal. Hormon ADH

menentukan jumlah air yang dikeluarkan ginjal dan jumlah yang diserap kembali.

Untuk mengatur keseimbangan elektrolit, ginjal memanfaatkan kelenjar adrenal

melalui hormon aldosteron. Bila kadar natrium tubuh menjadi rendah, aldosteron

meningkatkan reabsorpsi natrium dari tubula ginjal. Bila terjadi reabsorpsi natrium,

kalium akan dikeluarkan dari tubuh sesuai dengan aturan bahwa jumlah ion positif di

dalam tubuh harus tetap sama. Kemampuan ginjal mengatur kandungan natrium tubuh

luar biasa. Makanan biasanya mengandung lebih banyak natrium daripada yang

dibutuhkan tubuh. Natrium mudah diabsorpsi oleh saluran cerna ke dalam darah.

Ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium ini dan menjaga konsentrasinya dalam

darah pada tingkat normal.

Rasa haus juga membantu kadar natrium di dalam darah. Bila kadar natrium

tinggi, reseptor di dalam otak merangsang seseorang untuk minum hingga tercapai

rasio normal natrium terhadap air. Kemudian ginjal akan mengeluarkan kelebihan air

dan kelebihan natrium secara bersamaan.

2.5.4 Faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolitFaktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara

lain :

a. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. bayi dan

anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia

dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan

gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya

rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.

10

Page 11: Makalah Cairan Tubuh

Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan

cairan sampai dengan 5 L per hari.

c. Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake

nutrisi tidak ada maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum

albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan

dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

d. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan

glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga

bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh, misalnya :

1. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

2. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien dengan penurunan tingkat

kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena

kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

2.6 Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Ini terjadi bila

kehilangan terjadi dalam jumlah banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare,

berkeringat luar biasa, terbakar, luka/pendarahan, dan sebagainya. Dalam keadaan ini

elektrolit pertama yang hilang adalah natrium dan klorida, karena keduanya merupakan

elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh. Biasanya perlu segera diberikan cairan elektrolit.

Cairan elektrolit yang paling sederhana dan dikenal masyarakat adalah oralit atau larutan gula

garam (LGG).

2.6.1 HipervolemiaHipervolemia merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami atau

beresiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. Kelebihan volume

cairan mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air

dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka

11

Page 12: Makalah Cairan Tubuh

secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan

kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air

tubuh total.

Hipervolemia terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran

cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran

darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya

tidak menyebabkan hipervolemia jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi

secara normal. hipervolemia lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya

tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung,

ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka

minum dan jumlah garam yang mereka makan. Hipervolemia ini dapat terjadi jika :

1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air

2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air

3) Kelebihan pemberian cairan intra vena

4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma

Organ yang paling mudah terkena dampak dari overhidrasi adalah otak. Jika

overhidrasi terjadi secara perlahan, sel-sel otak memiliki kesempatan untuk

menyesuaikan diri, sehingga hanya sedikit gejala yang timbul. Jika overhidrasi terjadi

sangat cepat, penderita akan menunjukkan kekacauan mental, kejang dan koma.

2.6.2 HipovolemiaKekurangan volume cairan adalah suatu keadaan pada individu yang

mengalami dehidrasi intrasel, vaskular, atau selular yang berhubungan dengan

kehilangan yang aktif. Kekurangan volume cairan terjadi jika pengeluaran cairan

tubuh lebih banyak daripada pemasukannya. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini

disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.

Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :

1) Penurunan masukan (kekurangan natrium, kekurangan air, kekurangan natrium

dan air).

2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal

abnormal.

3) Pendarahan.

Hipovolemia sering disebut dehidrasi. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis

berdasarkan penurunan berat badan, yaitu :

12

Page 13: Makalah Cairan Tubuh

1) Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)

2) Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat

badan)

3) Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat

badan)

Gejala yang ditimbulkan dari dehidrasi ringan adalah sakit kepala, lesu, jarang

buang air kecil, dan berkeringat. Untuk mengatasi dehidrasi ringan bisa dengan

minum cairan ekstra. Tapi jika tidak segera diatasi, dehidrasi mengakibatkan rasa haus

ekstrim, pusing, kebingungan, dan berhenti buang air kecil. Pada anak-anak dan

lansia, dehidrasi bisa menyebabkan diare, muntah, demam, cepat marah, dan

kebingungan.

13

Page 14: Makalah Cairan Tubuh

BAB III KESIMPULAN

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti

manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh dibagi dalam dua

kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah

cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah

cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler

(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.

Fungsi cairan tubuh secara umum adalah sebagai pengatur suhu tubuh, melancarkan

peredaran darah, katalisator, membuang racun dan sisa makanan, pencernaan, pelumas, dan

peredam benturan.

Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk

dan keluar tubuh. Cairan tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan bila mengalami

kelebihan atau kekurangan. Ketidakseimbangan cairan tubuh terjadi pada hipervolemia

(kelebihan volume cairan) dan hipovolemia (kekurangan volume cairan).

14

Page 15: Makalah Cairan Tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Ardiyanto. (2013). Hati-hati Kelebihan dan Kekurangan Air Bisa Sebabkan Gangguan

Jantung. [Online]. Tersedia : http://www.okejos.com/hati-hati-kelebihan-dan-

kekurangan-air-bisa-sebabkan-gangguan-jantung.html. [8 Oktober 2013].

Ismaryadi, Andi. (2012). Makalah Diagnosa Gangguan Volume cairan. [Online]. Tersedia :

http://andysmar.blogspot.com/2012/05/makalah-diagnosa-gangguan-volume-cairan.

html. [8 Oktober 2013].

Putra, Herman. (2013). Cairan dan Elektrolit. [Online]. Tersedia :

http://hermankampus.blogspot.com/2013/02/makalah-cairan-dan-elektrolit.html. [8

Oktober 2013].

15

Page 16: Makalah Cairan Tubuh

LAMPIRAN

ARTIKEL TERKAIT

Oleh : ArdiyantoTanggal Terbit : Jumat, 1 Maret 2013 13.53 WIB

Hati-Hati, Kelebihan Dan Kekurangan Air Bisa Sebabkan Gangguan Jantung

Kekurangan cairan dalam tubuh disebut juga dehidrasi. Dehidrasi terjadi apabila kondisi air

dalam tubuh tidak sesuai dengan kadar air dalam tubuh normal. Jika tubuh mengalami

kekurangan cairan atau dehidrasi, maka beberapa gejala penyakit siap mengancam di

belakang. Salah satunya penyakit yang kerap menyerang tubuh yang kekurangan cairan

adalah jantung.

Gangguan jantung bisa disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Sepintas

memang tidak ada pengaruh antara kadar air dalam tubuh dengan gangguan jantung, karena

biasanya jantung sering disebabkan oleh pengaruh obat ataupun yang berkenaan langsung

dengan jantung seperti asap rokok dan lain sebagainya. Namun berdasarkan ilmu kedokteran,

ternyata gangguan jantung juga bisa dipicu karena kekurangan cairan.

Hal ini tak lepas dari tugas jantung sebagai pemompa darah. Darah yang dipompa jatung juga

memiliki kadar kekentalan tertentu. Sehingga jika seseorang kekurangan cairan, maka darah

dalam tubuh akan lebih kental dari biasanya. Oleh sebab itu kerja jantungpun semakin berat.

Dengan beban kerja yang cukup berat ini membuat jantung sedikit demi sedikit mengalami

gangguan.

Gangguan jantung akibat kekurangan air ini akan semakin mudah terjadi pada orang yang

sudah lanjut usia. Secara kinerja jantung, lansia atau lanjut usia sudah mengalami penurunan.

16

Page 17: Makalah Cairan Tubuh

Sehingga sangat rentan sekali orang yang berusia mengalami gangguan jantung apabila

kekurangan cairan.

Selain kekurangan cairan, gangguan jantung juga bisa dipicu karena kelebihan cairan. Seolah

kejadian mustahil, namun hal ini memang rawan terjadi pada beberapa orang tertentu.

Gangguan jantung yang disebabkan oleh kelebihan cairan ini mudah biasanya dialami oleh

penderita ginjal dan jantung.

Untuk penderita gangguan ginjal, banyak mengkonsumsi air malah menyebabkan kerja ginjal

semakin berat. Secara kasat mata, penderita gangguan ginjal akan mengeluarkan urine lebih

sedikit. Namun, apabila penderita mengkonsumsi air terlalu banyak maka terjadi ketidak

seimbangan antara pengeluaran cairan tubuh dengan pemasukan. Kelebihan pemasukan air

inilah yang menyebabkan air menjadi menumpuk dalam tubuh. Sehingga dengan air yang

makin menumpuk akan menyebabkan gangguan pada kerja ginjal serta dapat membebani

tugas jantung sebagai pemompa darah keseluruh tubuh.

17

Page 18: Makalah Cairan Tubuh

Pertanyaan1. Mengapa apabila saat stress, seringkali telapak tangan berkeringat? Adakah kaitannya

dengan mekanisme cairan tubuh? Adakah kaitannya dengan penyakit lemah jantung?

Jawab :

Sebenarnya tidak ada kaitan secara langsung antara keringat berlebih pada telapak tangan

dengan mekanisme cairan tubuh. Keringat berlebih pada telapak tangan adalah salah satu

gejala hiperhidrosis. Hiperhidrosis ini merupakan salah satu bentuk keringat berlebihan

pada tubuh yang berlangsung dalam kadar sering dan konstan. Hiperhidrosis dibagi

kedalam dua kategori, yaitu hiperhidrosis lokal dan hiperhidrosis sistemik. Hiperhidrosis

lokal hanya terjadi di bagian telapak tangan dan kaki seta ketiak. Penyebab hiperhidrosis

lokal biasanya berkaitan dengan faktor psikologis, misalnya takut, cemas, atau khawatir

berlebihan. Kondisi akan mempengaruhi sistem saraf simpatis dan memacu kelenjar

keringat untuk berproduksi lebih banyak, maka terjadilah hiperhidrosis. Untuk

hiperhidrosis sistemik, terjadi tidak hanya telapak tangan, kaki, dan ketiak yang

berkeringat, seluruh tubuh pun berkeringat. Tapi itu bukan gejala utama lemah jantung

seperti anggapan yang beredar di masyarakat. Hiperhidrosis sistemik bisa menjadi

pertanda seseorang mengalami hipertiroid, yakni suatu kondisi akibat peningkatan kadar

hormon tiroid yang berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Jika

seseorang mengalami hipertiroid, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat, itu lah yang

membuat kelenjar keringat memproduksi keringat lebih banyak. Hipertiroid juga membuat

jantung berdetak lebih cepat, jika dibandingkan dengan detak jantung normal. Kondisi

inilah yang memunculkan anggapan bahwa sering berkeringat merupakan pertanda lemah

jantung.

2. Mengapa pada saat kita kurang minum air putih, seringkali mengalami sakit pinggang?

Jawab :

Fungsi dasar cairan tubuh salah satunya adalah sebagai pelumas. Cairan tubuh melindungi

dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh

kekurangan cairan. Oleh sebab itu apabila kita kekurangan cairan (kurang minum air

putih), volume cairan dalam tubuh kita pun akan berkurang dan tidak akan berfungsi

sebagai mana mestinya. Salah satu gejala yang ditimbulkan dari kekurangan cairan ini

adalah sakit pinggang, karena otot-otot pada pinggang ini akan mengempis apabila tubuh

kekurangan cairan. Oleh karena itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas

untuk meminimalisir resiko kejang otot, sakit pinggang dan kelelahan.

18