16
Sindrom Cushing Ebed H.E Lico (102007168 ) dan Mariza G Siwabessy (102011098) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Pendahuluan  Nama sindrom Cushing diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang  pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditandai dengan obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis. 1 Gejala klinis yang timbul pada pasien disertai dengan hasil pemeriksaan fisik serta  penunjang dapat mengarah ke suatu kesimpulan diagnosis pen yakit. Hal i ni harus didasarkan  pada etiologi serta mekanisme patofisiologi penyakit tersebut, sehingga selanjutnya dapat ditentukan penatalaksanaan yang paling tepat untuk pasien dalam kasus. Pembahasan Anamnesis Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien.  Anamnesis bisa dilakukan pada pasien it u sendiri yang disebut Auto Anamnesa apabila pasien dalam kondisi sadar dan baik, bisa juga melalui keluarga terdekat atau orang yang bersama  pasien selama ia sakit apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitan berbicara disebut dengan Allo Anamnesa. 2 Dengan dilakukanya anamnesis maka 70% diagnosis dapat ditegakkan. Sedangkan 30% sisanya didapatkan dari pemeriksaan fisik dan penunjang. Hal yang perlu ditanyakan dokter pada saat anamnesis antara lain : 2

Makalah Blok 21

Embed Size (px)

DESCRIPTION

downloaddd

Citation preview

Sindrom CushingEbed H.E Lico (102007168) dan Mariza G Siwabessy (102011098)Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

PendahuluanNama sindrom Cushing diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditandai dengan obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis.1Gejala klinis yang timbul pada pasien disertai dengan hasil pemeriksaan fisik serta penunjang dapat mengarah ke suatu kesimpulan diagnosis penyakit. Hal ini harus didasarkan pada etiologi serta mekanisme patofisiologi penyakit tersebut, sehingga selanjutnya dapat ditentukan penatalaksanaan yang paling tepat untuk pasien dalam kasus.

PembahasanAnamnesisAnamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Anamnesis bisa dilakukan pada pasien itu sendiri yang disebut Auto Anamnesa apabila pasien dalam kondisi sadar dan baik, bisa juga melalui keluarga terdekat atau orang yang bersama pasien selama ia sakit apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitan berbicara disebut dengan Allo Anamnesa.2Dengan dilakukanya anamnesis maka 70% diagnosis dapat ditegakkan. Sedangkan 30% sisanya didapatkan dari pemeriksaan fisik dan penunjang. Hal yang perlu ditanyakan dokter pada saat anamnesis antara lain :2 Identitas pasien yakni data diri dari pasien tersebut seperti nama, alamat, pekerjaan, umur, dan lain sebagainya. Keluhan utama yakni gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang lamanya keluhan tersebut. Hal ini merupakan dasar untuk memulai evaluasi pasien. Pada riwayat penyakit sekarang dapat ditanyakan mengenai: Sejak kapan muncul gangguan atau gejala-gejala tersebut Frekuensi serangan atau kualitas penyakit Sifat serangan atau kuantitas penyakit Lamanya penyakit tersebut diderita Perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya Lokasi sakitnya Akibat yang timbul Gejala-gejala yang berhubungan Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit yang pernah di derita pasien pada masa lampau yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialami sekarang. Riwayat keluarga meliputi segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antara anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami. Riwayat pribadi merupakan segala hal yang menyangkut pribadi pasien. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pekerjaan, aktivitas, perkawinan, lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain.Pada skenario ini, dengan anamnesis didapati seorang laki laki yang mengeluh sejak 1,5 bulan yang lalu sering lemas dan pada malam hari terbangun 3 4 kali untuk BAK. Terdapat riwayat asma pada pasien tersebut dan telah mengonsumsi prednison per tablet untuk terapi lanjutan. Tidak terdapat adanya riwayat penglihatan ganda atau sakit kepala.Untuk kasus yang dicurigai si pasien menderita sindroma Cushing, dapat ditanyakan hal hal yang berhubungan dengan gejala klinis maupun yang dicurigai dapat menyebabkan pasien menderita keluhan tersebut, seperti : Apakah terdapat perubahan pada bentuk badan atau wajah ? Adakah riwayat pemakaian obat obatan kortikosteroid ? Apakah terdapat kelemahan pada otot ? Apakah terdapat peningkatan nafsu makan dan keinginan untuk minum, serta peningkatan frekuensi untuk berkemih terutama pada malam hari ? Apakah terdapat peningkatan berat badan ? Adakah riwayat tekanan darah tinggi ? Apakah terdapat adanya pembengkakan ? Adakah kelainan pada kulit seperti adanya pigmentasi, garis garis ungu pada abdomen atau mudah memar ? Apakah terdapat keluhan dalam berhubungan intim seperti gairah yang menurun ?Pemeriksaan Fisik Obesitas Pasien mengalami peningkatan jaringan adiposa di wajah (moon face), punggung atas di pangkal leher (buffalo hump), dan di atas klavikula (bantalan lemak supraklavikularis).3 Obesitas sentral dengan jaringan adiposa meningkat di mediastinum dan peritoneum; peningkatan ratio pinggang-pinggul yakni > 1 pada pria dan > 0,8 pada wanita.3 Kulit Facial plethora terutama di pipi. Violaceous striae (striae ungu) > 0,5 cm, umumnya di abdomen, pantat, punggung bawah, paha atas, lengan atas, dan payudara. Terdapat ekimosis. Pasien dapat mempunyai telangiectasias dan purpura. Acanthosis nigricans, yang berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperinsulinisme . Umumnya ditemukan di axila, siku, leher, dan di bawah payudara.3 Jantung dan renal Hipertensi dan edema dapat terjadi karena aktivasi kortisol dari reseptor mineralokortikoid menuju natrium dan retensi air.3 Gastroenterologi Ulkus peptikum dapat terjadi dengan atau tanpa gejala. Khususnya pada risiko pasien yang diberi dosis tinggi glukokortikoid.3 Endokrin Pasien dengan tumor pituitari yang menghasilkan ACTH (penyakit Cushing) dapat mengeluh sakit kepala, poliuria dan nokturia, masalah penglihatan, atau galaktorea.3 Rangka / otot Dapat terjadi kelemahan otot proksimal. Terjadinya osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, kyphosis, kehilangan tinggi, dan nyeri tulang rangka aksial.3Pada pemeriksaan fisik kasus ini, didapati pasien yang memiliki bentuk badan yang endomorf dengan berat badan 80 kg dan tinggi badan 150 cm serta lingkar perut 110 cm dan lingkar panggul 85 cm. Dengan demikian pasien tersebut dapat digolongkan sebagai penderita obesitas tipe II. Kemudian didapati tekanan darah tinggi 140/75 mmHg.Pemeriksaan Penunjang LaboratoriumDarah lengkap. Pada pemeriksaan darah lengkap, biasanya didapati hiperglikemia, kurva GTT menyerupai DM, hipokalemia, hipernatremia, hipofosfatemia, hiperkloremik asidosis dan jumlah eosinofil dan limfosit menurun.1Urin. Pada pemeriksaan urin, didapati glukosuria, kadar 17-OH kortikosteroid meningkat, dan kadar 17 ketosteroid meningkat.1Tes Skrining Kadar KortisolPada kasus sulit (misal pada pasien obes), digunakan tes skrining dengan pengukuran kortisol bebas urin 24 jam. Bila kadar kortisol bebas urin lebih tinggi dari 275 nmol/dl (100g/dl) adalah sugestif sindrom Cushing.1Tes Supresi Deksametason Tengah MalamDeksametason 2 mg di tengah malam biasanya menekan kadar kortisol plasma sebanyak