38
Tinjauan pustaka Pengaruh Struktur Anatomi dan Mekanisme Kerja serta Hormon pada Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh Novia Chrystina 102011346 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 e-mail: [email protected] PENDAHULUAN Ginjal merupakan suatu organ yang ada dalam tubuh kita yang mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh kita. Secara makroskopis ginjal sebelah kiri terletak pada iga ke-11 atau setinggi L2-3, jarak antara kutub bawahnya dengan crista iliaca adalah 5 cm. sedangkan ginjal kanan terletak pada iga ke- 12 atau setinggi L3-4, jarak antara kutub bawahnya dengan crista iliaca adalah 3cm. ginjal ini dibungkus oleh capsula fibrosa, adipose, dan fascia renalis. Bagian-bagian ginjal terdiri dari cortex dan medulla, serta ginjal diperdarahi oleh a.renalis. Ginjal secara umum mempunyai fungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh kita, karena di dalamnya terjadi mekanisme kerja ginjal yang meliputi filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan), dan sekresi. Proses filtrasi terjadi di dalam glomerulus sedangkan reabsosbsi ada di sepanjang tubulus. 1

Makalah Blok 10

  • Upload
    dedev

  • View
    36

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl2

Citation preview

Page 1: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Pengaruh Struktur Anatomi dan Mekanisme Kerja serta Hormon pada Gangguan

Keseimbangan Cairan Tubuh

Novia Chrystina

102011346

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

e-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Ginjal merupakan suatu organ yang ada dalam tubuh kita yang mempunyai peran penting

dalam menjaga keseimbangan tubuh kita. Secara makroskopis ginjal sebelah kiri terletak pada

iga ke-11 atau setinggi L2-3, jarak antara kutub bawahnya dengan crista iliaca adalah 5 cm.

sedangkan ginjal kanan terletak pada iga ke-12 atau setinggi L3-4, jarak antara kutub bawahnya

dengan crista iliaca adalah 3cm. ginjal ini dibungkus oleh capsula fibrosa, adipose, dan fascia

renalis. Bagian-bagian ginjal terdiri dari cortex dan medulla, serta ginjal diperdarahi oleh

a.renalis.

Ginjal secara umum mempunyai fungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan

dalam tubuh kita, karena di dalamnya terjadi mekanisme kerja ginjal yang meliputi filtrasi

(penyaringan), reabsorbsi (penyerapan), dan sekresi. Proses filtrasi terjadi di dalam glomerulus

sedangkan reabsosbsi ada di sepanjang tubulus.

Seperti pada skenario yang sedang dibahas terjadinya gangguan keseimbangan cairan

tubuh juga dipengaruhi oleh suatu proses yang disebut autoregulasi, karena proses ini

berpengaruh terhadap perubahan laju filtrasi yang berdampak pada peningkatan tekanan arteri.

Selain itu hormon yang dihasilkan oleh ginjal sendiri juga mempunyai dampak terhadap

peningkatan darah, hormon itu adalah angiotensin II.

Jadi pada skenario di atas bengkak pada kedua kaki dapat terjadi akibat adanya gangguan

pada keseimbangan cairan tubuh yang dipengaruhi oleh berbagai factor baik dari segi anatomi,

fisiologi dan juga biokimia.

1

Page 2: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

ISI

Struktur Makroskopis Ginjal

Gambar 1. Struktur makroskopis ginjal

Sumber: http://www.umm.edu.

Alat-alat saluran kemih (traktus urinarius = organa uropoitica) terdiri dari: ren (dan

glandulae suprarenales), ureter, vesica urinaria, urethra. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing, kandung kencing, yang bekerja

sebagai penampung, dan uretra, yang mengeluarkan urine dari kandung kencing.1

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal

ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)

ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal

bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua

ginjal terletak di vertebra T11(kiri) dan T12 (kanan) atau setinggi L2-3 (kiri) dan L3-4 (kanan).

Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.1,2

Ren berbentuk seperti kacang dan memiliki:1

2

Page 3: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

1. Dua polus/extremitas, yaitu extermitas superior dan extermitas inferior. Kedua

extermitas superior ditempati oleh glandula suprarenalis, yang dipisahkan dari ren

oleh lemak perirenalis.

2. Dua margo, yaitu margo medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis yang

berbentuk konveks.

Pada margo medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis yang

merupakan suatu tempat masuknya pembuluh darah, lymphe, saraf dan ureter.

Hilus renalis membuka dalam suatu ruangan yang disebut sinus renalis.

3. Dua facies, yaitu facies anterior yang berbentuk cembung, dan facies posterior yang

berbentuk agak datar.

Ginjal dibungkus oleh:1,2

Capsula fibrosa: capsula yang melekat pada ren dan mudah dikupas, capsula

fibrosa hanya menyelubungi ginjal dan tidak membungkus glandula suprarenalis.

Capsula adiposa: banyak mengandung lemak dan membungkus ginjal dan

glandula suprarenalis. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adipose.

Pada keadaaan tertentu capsula adipose sangat tipis sehingga jaringan ikat yang

menghubungkan capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga

mengakibatkan ginjal turun, keadaan ini disebut sebagai nephroptosus.

Nephrotopsis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara).

Fascia renalis (gerota) terletak diluar capsula fibrosa dan terdiri dari 2 lembar

yaitu fascia prerenalis dibagian depan ginjal dan fascia retrorenalis dibagian

belakang ginjal. Kedua lembar fascia renalis ke caudal teta terpisah, ke cranial

bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, oleh karena itu sering terjadi

ascending infection.

Bagian-bagian ginjal:1

Cortex renalis, terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah.

Medulla renalis, terdapat:

papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga disebut

pyramid renalis (malphigi)

3

Page 4: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

ductuli papillares (bellini), yaitu saluran-saluran yang menembus

papilla.

Papilla renalis menonjol kedalam calix minor.

Columna renalis (Bertini) yang terdapat diantara pyramis-pyramis.

Calyx major yaitu calyx yang dibentuk oleh beberapa calyx minor

(2-4)

Pyelum atau pelvis renis, yaitu kumpulan beberapa calyx major.

Pelvis renis kemudian menjadi ureter.

Sinus renalis.

Gambar 2. Bagian-bagian ginjal.

Sumber: http://www4.ncsu.edu.

Perdarahan ginjal

4

Page 5: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Gambar 3. Arteri dan vena yang memperdarahi ginjal.

Sumber: http://legacy.owensboro.kctcs.edu.

Ginjal diperdarahi oleh a. renalis. Arteri renalis dipercabangkan dari aorta abdominalis

setinggi vertebra lumbal 1-2. Arteri renalis masuk kedalam ginjal melalui hilus renalis dan

mempercabangkan 2 cabang besar yaitu cabang pertama berjalan ke depan ginjal dan

memperdarahi ginjal bagian depan, sedangkan cabang yang kedua berjalan ke belakang ginjal

dan mendarahi ginjal bagian belakang. Kedua cabang arteri renalis bagian depan dan bagian

belakang akan bertemu di lateral, pada garis tengah ginjal atau di sebut dengan garis Broedel.

Arteri renalis berjalan diantara lobus ginjal dan bercabang menjadi a. interlobaris, yang

mana pada perbatasan cortex dan medulla akan bercabang menjadi arteri arcuata yang akan

mengelilingi cortex dan medulla sehingga disebut a.arciformis. Arteri arcuata (a.arciformis)

mempercabangkan a. interlobularis dan berjalan sampai tepi ginjal (cortex).

Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler

kemudian berkumpul ke dalam v.interlobularis = Vv stellatae (Verheyeni). Dari V. interlobularis

menuju ke V. arcuata berlanjut ke V. interlobaris kemudian V. renalis dan terakhir ke V.cava

inferior.1,2

5

Page 6: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Gambar 4. Perdarahan ginjal.

Sumber: http://classes.midlandstech.edu

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal sebagian besar adalah untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan

internal. Berikut adalah fungsi spesifik ginjal:3

Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.

Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl-, K +,

HCO3, Ca++, Mg++, SO4, PO4, dan H+. Bahkan flutuasi minor pada konsentrasi sebagian

elekrolit ini dalam CES dapat menimbulkan pengaruh besar.

Meningkatkan volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan

jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran ginjal sebagai

pengatur keseimbangan garam dan H2O.

Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan

menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- dalam urin.

Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama melalui

pengaturan keseimbangan H2O.

Mengekskresi produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, misalnya urea , asam urat dan

kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama bagi

otak.

6

Page 7: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Mengeksresi banyak senyawa asing, misalnya: obat, zat penambah pada

makanan, pestisida dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk

kedalam tubuh.

Mengekskresi eitropoetin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan sel darah

merah.

Mengekresi renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting

dalam konversi garam oleh ginjal.

Mengubah vitamin D dalam bentuk aktifnya.

Mekanisme Kerja Ginjal

Penyaringan ( Filtrasi )

Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat

untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam sistem vaskuler,

menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini

disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia,

arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan

glomerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut

kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut rongga bowman

(bowmanspace) dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrat glomerular, yang

menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal.

Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu: endothelium capiler, membran

dasar, epitelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan

sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate.4

Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute

menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik

dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatan untuk proses filtrasi. Normalnya

tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak

tersaring. Rintangan untuk filtrasi (filtration barrier) bersifat selektif permeabel. Normalnya

komponen seluler dan protein plasma tetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas

tersaring.4

7

Page 8: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul

2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik  juga mempengaruhi

kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric

charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positif ) lebih mudah tersaring

dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam

amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi

bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer)

yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.4

Penyerapan ( Reabsorpsi)

Di sepanjang tubulus yang dilaluinya, beberapa zat dari filtrat direabsorpsi kembali

secara selektif dari tubulus dan kembali ke darah, sedangkan yang lain disekresikan dari darah ke

dalam lumen tubulus. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200g garam,

dan 150g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.

  Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang

komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih

diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang

bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2%

dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino

meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi

pada tubulus proksimal dan tubulus distal.3

Reabsorpsi Tubulus Proksimal

Banyak zat yang diperoleh melalui mikropunksi ternyata masa isoosmotik sampai ke

ujung tubulus proksimal. Pada tubulus proksimal ini, air akan keluar dari tubulus secara pasif

akibat perbedaaan osmotik yang dihasilkan oleh transport aktif zat terlarut sehingga keadaan

isotonik bisa dipertahankan.3

Zat organik terlarut seperti glukosa, asam amino, dan bikarbonat, lebih banyak direabsorpsi

daripada air, sehingga konsentrasi zat tersebut menurun secara nyata.3

Reabsorpsi Ansa Henle

Ansa Henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda: segmen tipis desendens,

segmen tipis desendens, dan segmen tebal asendens. Bagian desendens segmen tipis sangat

permeabel terhadap air dan sedikit permeabel terhadap kebanyakan zat terlarut termasuk ureum

8

Page 9: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

dan natrium. Sekitar 20% dari air yang difiltrasi akan direabsorpsi di ansa henle, dan hampir

semua terjadi di lengkung tipis desenden karena lengkung tipis dan tebal asenden tidak

permeabel terhadap air. Segmen tebal ansa henle, yang mereabsorpsi secara aktif natrium,

klorida, dan kalium. Segmen tipis lengkung asenden mempunyai kemampuan reabsorpsi yang

lebih rendah daripada segmen tebal, dan lengkung tipis desenden tidak mereabsorpsi zat terlarut

ini dalam jumlah bermakna.4

Reabsorpsi Tubulus Distal

Segmen tebal asenden ansa henle berlanjut ke dalam tubulus distal. Bagian tubulus ini

mempunyai kesamaan aktivitas reansorpsi seperti segmen tebal ansa henle, artinya mereabsorpsi

natrium, klorisa, dan kalium, tetapi tidak permeabel terhadap air dan ureum. Oleh karena

itu, segmen ini disebut segmen pengencer.4 

Reabsorpsi Duktus Koligens

Duktus ini adalah bagian akhir dalam pemrosesan urin sehingga memainkan peranan

penting dalam menentukan keluaran akhir dari air dan zat terlarut dari urin.

Ciri-ciri khusus segmen tubulus adalah sebagai berikut:4

1. Permeabilitas duktus koligens bagian medula terhadap air dikontrol oleh kadar ADH.

Dengan kadar ADH yang tinggi, air banyak direabsorpsi ke dalam interstisium medula.

2. Duktus koligens bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum.

Reabsorpsi glukosa

Glukosa, asam amino, dan bikarbonat direabsorpsi bersama-sama dengan Na+ di bagian

awal tubulus proksimal. Mendekati akhir tubulus, Na+ akan direabsorpsi bersama dengan Cl+.

Glukosa merupakan contoh zat yang direansorpsi melalui transport aktif sekunder. Ambang

ginjal untuk glukosa ialah kadarnya di plasma yang pertama kali menyebabkan glukosa

ditemukan di urin dalam jumlah melebihi jumlah kecil yang biasa diekskresi. Ambang ginjal

untuk glukosa adalah 375 mg/menit.5

Sekresi

Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan epitel

reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi

tubulus dapat aktif dan pasif. Bahan yang paling penting disekresi adalah ion hidrogen dan ion

kalium, anion dan kation organik, serta senyawa-senyawa asing bagi tubuh.

9

Page 10: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Ion Hidrogen

Sekresi H+ ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh.

Ion hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi ditubulus proksimal,

distal, dan koligens. Tingkat konsentrasi H+ bergantung pada keasaman tubuh.4

Ion Kalium

Ion kalium adalah zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan diberbagai

bagian tubulus, zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresi di

tubulus distal dan koligens. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan

dengan reabsorpsi Na+ melalui pompa Na+-K+ basolateral yang bergantung energi. Pompa ini

tidak saja memindahkan Na+ ke luar keruangan lateral, tetapi juga memindahkan K + ke dalam

sel tubulus. Konsentrasi K  intrasel yang meningkat mendorong difusi K + dari sel ke dalam

lumen tubulus. Perpindahan menembus membran luminal berlangsung secara pasif melalui

sejumlah besar saluran K + di sawar tersebut. Dengan menjaga konsentrasi K + di cairan

interstisium rendah, yaitu memindahkan K + ke dalam sel tubulus. Dari cairan interstium di

sekitarnya, pompa basolateral mendorong difusi pasif K + keluar dari plasma kapiler peritubulus

ke dalam cairan interstisium. Kalium yang keluar melalui cara ini kemudian dipompakan ke

dalam sel, dan dari tempat ini kalium berdifusi kedalam lumen. Dengan cara ini, pompa

basolateral secara aktif menginduksi sekresi netto K + dari plasma kapiler peritubulus ke dalam

lumen tubulus.3

Anion dan Kation Organik 

Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu untuk

sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik.

Fungsi dari jalur sekresi ini, yaitu:3

Dengan menambahkan lebih banyak ion organik tertentu ke cairan tubulus yang sudah

mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi, jalur sekretorik organik

mempermudah ekskresi bahan-bahan tersebut.

Mempermudah eliminasi ion-ion organik yang tidak dapat difiltrasi.

Mengeliminasi senyawa asing dari tubuh.

  Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun

bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk

sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun,

10

Page 11: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang

dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi

urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa

metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun

lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.3

Tabel 1. Ringkasan Transportasi Bagian Proksimal dan Distal Nefron5

Segmen Reabsorpsi Sekresi

Tubulus Proksimal 67% Na+, secara aktif, tidak

berada di bawah kontrol, Cl-

mengikuti secara pasif

100% glukosa dan asam amino,

secara aktif, tidak berada di

bawah kontrol

PO4 dan elektrolit lain, jumlah

bervariasi, berada di bawah

kontrol

65% H2O, secara osmotik, tidak

berada di bawah kontrol

50% urea, secara pasif, tidak

berada di bawah kontrol

Semua K+, tidak berada di

bawah control

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asam-basa tubuh

Sekresi ion organik, tidak

berada di bawah kontrol

Ansa Henle Reabsorpsi H2O, secara osmotik,

tidak dapat dikendalikan

25% NaCl, bervariasi, tidak

dapat dikendalikan

Tubulus Distal Reabsorpsi Na+ bervariasi,

dikontrol aldosteron, Cl-

mengikuti secara pasif

Reabsorpsi H2O bervariasi,

dikontrol ADH

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asm-basa tubuh

Sekresi K+ bervariasi,

dikontrol oleh aldosteron

11

Page 12: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Duktus Koligentes Reabsorpsi H2O bervariasi,

dikendalikan ADH

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asam-basa tubuh

Segmen Reabsorpsi Sekresi

Tubulus Proksimal 67% Na+, secara aktif, tidak

berada di bawah kontrol, Cl-

mengikuti secara pasif

100% glukosa dan asam amino,

secara aktif, tidak berada di

bawah kontrol

PO4 dan elektrolit lain, jumlah

bervariasi, berada di bawah

kontrol

65% H2O, secara osmotik, tidak

berada di bawah kontrol

50% urea, secara pasif, tidak

berada di bawah kontrol

Semua K+, tidak berada di

bawah control

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asam-basa tubuh

Sekresi ion organik, tidak

berada di bawah kontrol

Ansa Henle Reabsorpsi H2O, secara osmotik,

tidak dapat dikendalikan

25% NaCl, bervariasi, tidak

dapat dikendalikan

Tubulus Distal Reabsorpsi Na+ bervariasi,

dikontrol aldosteron, Cl-

mengikuti secara pasif

Reabsorpsi H2O bervariasi,

dikontrol ADH

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asm-basa tubuh

Sekresi K+ bervariasi,

dikontrol oleh aldosteron

Duktus Koligentes Reabsorpsi H2O bervariasi,

dikendalikan ADH

Sekresi H+ bervariasi,

bergantung pada status

asam-basa tubuh

12

Page 13: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Autoregulasi GFR

Gambar 5. Mekanisme autoregulasi.

Sumber: http://classes.midlandstech.edu

Karena tekanan darah arteri adalah gaya yang mendorong darah kedalam glomerulus,

tekanan darah kapiler glomerulus dan dengan demikia laju filtrasi glomerulus (glomerular

filtration rate,GFR) akan meningkat setara dengan peningkatan tekanan arteri. Perubahan GFR

sebagian besar dicegah oleh mekanisme pengaturan intriksik yang dicetuskan oleh ginjal sendiri,

suatu proses yang dikenal sebagai autoregulasi.

Apabila GFR meningkat akibat adanya peningkatan tekanan arteri, tekanan filtrasi dan

netto dan GFR dapat dikurangi menjadi normal oleh kontriksi arteriol aferen. Sebaliknya jika

GFR turun akibat penurunan tekanan arteri, tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal

melalui vasodilatasi arteriol aferen.

13

Page 14: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Terdapat dua mekanisme intrarenal yang berperan dalam autoregulasi yaitu: 1.

mekanisme miogenik yang berespon terhadap perubahan tekanan di dalam komponen vaskuler

nefron, 2. Mekanisme umpan-balik tubule-glomerulus yang mendeteksi perubahan aliran melalui

komponen tubulus nefron.3

Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vaskuler. Otot polos vaskuler arteriol

berkontraksi secara inheren sebagai respon terhadap peregangan yang menyertai peningkatan

tekanan didalam pembuluh. Dengan demikian, arteriol aferen secara otomatis berkontriksi

sendiri jika teregang karena tekanan arteri meningkat.

Mekanisme umpan-balik tubule-glomerulus melibatkan apparatus jukstaglomerulus, yaitu

kombinasi khusus sel-sel tubulus dan vaskuler didaerah nefron tempat tubulus. Didalam dinding

arteriol pada titik kontak dengan tubulus, sel-sel otot polos secara khusus membentuk sel

granuler, yang disebut demikian karena sel-sel tersebut mengandung banyak granula sekretorik.

Sel-sel tubulus khusus didaerah ini secara kolektif disebut sebagai macula densa. Sel ini

mendeteksi perubahan kecepatan aliran cairan didalam tubulus yang melewati mereka. Apabila

GFR meningkat akibat peningkatan tekanan arteri, cairan yang difiltrasi dan mencapai tubulus

distal lebih banyak daripada normal.3

Autoregulasi penting karena pergeseran GFR yang tidak disengaja dapat menyebabkan

ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan zat-zat sisa yang dapat membahayakan tubuh. Dengan

demikian autoregulasi memprkecil efek langsung perubahan-perubahan tekanan arteri yang

seharusnya terjadi pada GFR, dan selanjutnya pada ekskresi H2O, zat terlarut, dan zat sisa.3

Hormon Angiotensin

14

Page 15: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Gambar 6. Pengaruh hormone angiotensin.

Sumber: http://ocw.tufts.edu.

Ginjal menghasilkan renin sebagai bagian dari pengontrolan otomatis tekanan darah dan

juga sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah. Renin merupakan suatu enzim yang

bekerja pada angiotensinogen dan mengubah angiotensin menjadi protein lain yaitu angiotensin

I. Peranan renin-angiotensin sangat penting pada hipertensi renal atau yang disebabkan karena

gangguan pada ginjal. Apabila bila terjadi gangguan pada ginjal, maka ginjal akan banyak

mensekresikan sejumlah besar renin.6

Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain, yaitu suatu globulin yang

disebut bahan renin (atau angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-10, yaitu

angiotensin I. Angiotensin I mempunyai sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup

untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi.3,4

Dalam beberapa detik setelah pembentukan angiotensin I, terdapat dua asam amino

tambahan yang memecah dari angiotensin untuk membentuk angiotensin II peptida asam amino-

8. Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi selama beberapa detik sementara darah mengalir

melalui pembuluh kecil pada paru-paru, yang dikatalisis oleh suatu enzim, yaitu enzim

pengubah, yang terdapat di endotelium pembuluh paru yang disebut Angiotensin Converting

Enzyme (ACE).3

15

Page 16: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat, dan memiliki efek-efek lain yang

juga mempengaruhi sirkulasi. Angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim

darah dan jaringan yang secara bersama-sama disebut angiotensinase.3,4

Angiotensin II bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur, yaitu:3,4

a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di

hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume

urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh

(antidiuresis) sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan,

volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian

instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah.

b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid

yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya

konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan

ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh

utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh yang pertama, yaitu vasokontriksi,

timbul dengan cepat. Angiotensin II bekerja langsung pada dinding pembuluh darah akan

berkontraksi sehingga pembuuh darah menjadi menyempit. Akibatnya, darah tidak dapat

mengalir lancer dan tekanan darah meningkat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan

sedikit lebih lemah pada vena. Konstriksi pada arteriol akan meningkatkan tahanan perifer,

akibatnya akan meningkatkan tekanan arteri. Konstriksi ringan pada vena-vena juga akan

meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung, sehingga membantu pompa jantung untuk

melawan kenaikan tekanan.4,6

16

Page 17: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Struktur Mikroskopis Ginjal (Ren)

Gambar 7 dan 8. Struktur mikroskopis ginjal

Sumber: http://faculty.une.edu sumber:

http://biology.clc.uc.edu

Dalam jaringan korteks ginjal terdapat :

Glomerulus Ginjal (Korteks Malpighi)

Bangunan ini bentuknya khas, bulat dengan warna lebih gelap daripada sekitarnya karena

sel-selnya tersusun lebih padat. Permukaan luarnya diliputi epitel selapis gepeng yang disebut

kapsula bowman pars parietal. Kadang ditemukan tautan antara kapsula bowman pars parietalis

dengan tubulus kontortus proksimal yang membentuk polus tubularis. Dibawah kapsula bowman

pars parietal terdapat ruangan kosong yang dalam keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat

(urine primer). Pada sisi yang berlawanan dengan polus tubularis terdapat polus

vaskularis,tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus.

Arteriol yang masuk disebut vasa aferen, yang kemudian bercabang-cabang menjadi

sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk glomerulus. Pembuluh kapiler tadi

sebenarnya diliputi oleh podosit yang merupakan kapsula bowman pars viseralis. Dengan

mikroskop cahaya biasanya sulit membedakan sel endotel kapiler dari podosit. Semua pembuluh

kapiler tadi kemudian menjadi satu lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari

glomerulus dan disebut vasa eferen yang berupa suatu arteriol. 4

17

Page 18: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Pada beberapa glomerulus dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen karena kebetulan

terpotong pada apparatus yuxta glomerularis. Bangunan ini terdiri atas makula densa dan sel

yuxta glomerularis. Vasa aferen ikut membentuk bangunan ini karena sel yuxta glomerularis

sebenarnya merupakan sel otot polos dinding vasa aferen didekat glomerulus yang berubah

sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel tersebut tampak jernih dan kadang-kadang di dalam

sitoplasmanya terdapat granula. Ditempat ini, arteriol tidak mempunyai tunika elastika interna.5

Sisi luar sel yuxta glomerularis berhimpit dengan sel yang menyusun makula densa yang

merupakan epitel dinding tubulus kontortus distalis. Pada bagina ini sel dinding tubulus tersusun

lebih padat daripada bagian lain. Sel makula densa dan sel yuxta glomerular  bersama-sama

membentuk apparatus yuxta glomerularis. Diantara apparatus yuxta glomerularis dan tempat

keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel-sel kecil yang jernih yaitu sel

mesangial atau sel polkisen.7

Gambar 9 dan 10. Bagian cortex dari ginjal.

Sumber: http://www.lab.anhb.uwa.edu

Tubulus kontortus proksimal

Saluran ini selalu terpotong dalam berbagai bidang karena jalannya berkelok-kelok.

Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas- batas sel yang sukar dilihat. Intinya

bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel disebelahnya. Sitoplasma

berwarna asidofil. Dinding lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang menghadap lumen

mempunyai batas sikat (brush border).7

Tubulus kontortus distal.

18

Page 19: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Seperti yang proksimal, dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid yang batas antar selnya

agak lebih jelas dibanding yang proksimal, inti sel bulat, berwarna biru, tetapi bila diperhatikan,

jarak antara inti sel disebelahnya agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasma berwarna basofil

dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border.

Arteri dan vena interlobularis.

Pembuluh ini disebut juga a/v intralobularis atau a/vkortikalis radiata. Kedua pembuluh

ini sering terlihat berjalan berdampingan dan tergolong arteriol dan venula. Bergantung pada

arah potongannya, kedua pembuluh inidapat terpotong melintang atau memanjang, tetapi selalu

berada didalam jaringan koteksginjal.7

Pada daerah yang berbatasan dengan jaringan medulla (pyramid) pada beberapa sajian

dapat ditemukan a/v arkuata yang tergolong arteriol dan venula yang lebih besar daripada a/v

interlobularis.

Kolumna renalis bertini

Jaringan korteks ginjal sebagian kecil menjorok ke daerah medulla membentuk kolom

mengisi celah diantara piramid. Jaringan medulla seperti itulah yang disebut kolumna renalis

bertini. Pada beberapa sajian disini pun dapat ditemukan pembuluh darah yang juga tergolong

arteriol/venula dan disebut a/v interlobaris.7

Medula Ginjal

Jaringan medulla ginjal hanya terdiri atas saluran-saluran yang kurang lebih berjalan

lurus. Jaringan medulla ada juga yang menjorok masuk kedalam daerah korteks. didalam korteks

ginjal jaringan medulla ini membentuk berkas-berkas yang disebut prosesus ferreini. Di dalam

berkas ini terdapat sekelompok saluran yang gambarannya berbeda dari saluran yang ada di

dalam jaringan korteks. Jika berkas itu terpotong melintang biasanya tampak sejumlah saluran

lumennya lebih kecil dan dindingnya pun lebih tipis.

Didalam jaringan medulla ginjal, yang terdapat pada prosesus ferreini maupun

pada piramid dapat dipelajari saluran-saluran urine sebagai berikut:7

a.Ansa henle segmen tebal naik (pars asenden).

Gambarannya mirip tubulus kontortusdistal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. 

b.Ansa henle segmen tipis.

19

Page 20: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Gambarannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapiepitelnya meskipun hanya terdiri

atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu

lumennya tampak kosong.

c.Ansa henle segmen tebal turun (pars desenden).

Gambarannya mirip tubuluskontortus proksimal, tetapi diameternya lebih kecil.

d.Duktus koligens.

Gambarannya mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding selepitelnya jauh lebih jelas,

selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Jaringan medulla yang terdapat di dalam piramid

gambarannya sama dengan yang tedapat dalam prosesus ferreini. Tetapi makin dekat ke papilla

renis, saluran-saluran yang ada didalamnya tampak berdiameter lebih besar, dindingnya dilapisi

epitel kubis tinggi selapis sampai torak dan disebut duktus papilaris bellini. Saluran yang terakhir

ini bermuara kedalam kaliks minor.7

Gambar 11 dan 12. Bagian dari medulla renalis.

Sumber: http://faculty.une.edu. Sumber:

http://www.lab.anhb.uwa.edu

Kesimpulan

Dari skenario seorang laki-laki usia 58 tahun yang mengekuh bengkak pada kedua kaki

dan perut membuncit dapat terjadi akibat terjadinya gangguan pada keseimbangan cairan tubuh

yang dipengaruhi oleh mekanisme kerja ginjal itu sendiri dan hormone yang dihasilkan yaitu

20

Page 21: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

angiotensin II yang begitu kuat untuk meningkatkan tekanan darah serta dari struktur

makroskopis dan mikroskopis dari organ ginjal tesebut.

Daftar Pustaka

1. Kasim YI. Traktus urogenitalia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana; 2012.h. 20-5

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC;  2003.h. 318-22.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.h. 462-74.

4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 13. Jakarta: EGC; 2002.

5. Ganong WF. Fisiologi ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2002.h. 62-72.

6. Palmer A, Williams B. Simple guide tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga; 2007.h. 62-3.

7. Junqueira LC, Carneiro J, Kelly RO. Histologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta; penerbit EGC, 2002.

21

Page 22: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh GinjalGinjal mengatur keseinbangan asam basa dengan mengekskresikan urin yang asamatau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel,sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstrasel.Kese lu ruhan  mekan i sme   eksk re s i   u r i n   a sam  a t au  ba sa  o l eh  g in j a l  ada l ah   s ebaga i  berikut. Sejumlah besar HCO₃difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila  ̄HCO₃i n i   d i eksk re s ikan  keda l am  u r in ,   keadaan   i n i  mengh i l angkan  ba sa  da r i  da r ah .     ̄ Sejumlah besar H⁺juga disekresikan kedalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus sehinggamenghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H⁺yang disekresikan daripada HCO₃      ̄ yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya apabila lebih banya HCO₃yang difiltrasi daripada H     ̄⁺yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam non-volatil, terutamadari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut non-volatil karena asam tersebut bukanH₂CO₃,   k a r e n a   i t u   t i d a k   d a p a t   d i e k s k r e s i k a n   o l e h   p a r u .   M e k a n i s m e  p r i m e r   u n t u k   mengeluarkan asam ini dari tubuh adalah melalui ekskresi ginjal. Ginjal juga harus mencegahkehilangan bikarbonat dalam urin, suatu tugas yang secara kuantitatif lebih penting daripadae k s k r e s i   a s a m   n o n -v o l a t i l .   S e t i a p   h a r i   g i n j a l   m e m f i l t r a s i   s e k i t a r   4 3 2 0   m i l i e k u i v a l e n  bikarbonat (180 L/hari x 24 mEq/L), dan dalam kondisi normal hampr semuanya direabsorpsidari tubulus, sehingga mempertahankan sistem dapar utama cairan ekstrasel.R e a b s o r p s i   b i k a r b o n a t   d a n   e k s k r e s i   H ,   d i c a p a i   m e l a l u i  p r o s e s   s e k r e s i   H   o l e h⁺ ⁺ tubulus. Karena HCO

22

Page 23: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

₃harus bereaksi dengan satu H yang disekresikan untuk membentuk           ̄  ⁺ H₂CO₃sebe lum  dapa t   d i r e abso rps i ,   4320  mi l i eku iva l en H  ha rus  d i s ek re s ikan s e t i ap ha r i⁺ h a n y a   u n t u k   m e r e a b s o r p s i   b i k a r b o n a t   y a n g   d i f i l t r a s i .  K e m u d i a n   p e n a m b a h a n   8 0 miliekuivalen H harus disekresikan untuk menghilangkan asam non volatil yang diproduksi⁺ o l eh   t ubuh   s e t i ap ha r i ,   s eh ingga   t o t a l   4400  mi l i eku iva l en  H  d i s ek re s ikan keda l am  ca i r an⁺ tubulus setiap harinya.B i l a   t e rdapa t   pengu rangan  konsen t r a s i  H   ca i r an   eks t r a se l  ( a l ka lo s i s ) ,   g i n j a l   gaga l⁺ mereabsorpsi semua bokarbonat yang difiltrasi, sehingga meningkatkan ekskresi bikarbonat.Karena HCO₃normalnya mendapat hidrogen dalam cairan ekstrasel, kehilangan bikarbonat     ̄ i n i s ama sa j a dengan penambahan   s a tu H  keda l am  ca i r an eks t r a se l . O l eh ka rena i t u , pada⁺ 

 alkalosis, pengeluaran HCO₃akan  men ingka tkan konsen t r a s i  H   ca i r an eks t r a se l   kemba l i          ̄  ⁺ menuju normal.P a d a   a s i d o s i s ,   g i n j a l   t i d a k   m e n g e k s k r e s i k a n   b i k a r b o n a t  k e d a l a m   u r i n   t e t a p i mereabsorpsi semua bikarbonat yang difiltrasi dan menghasilkan bikarbonat baru, yangd i t ambahkan  kemba l i   keda l am  ca i r an   eks t r a se l .  Ha l i n i  mengurang i   konsen t r a s i  H   ca i r an⁺

23

Page 24: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

 ekstrasel kembali menuju normal.Jadi, ginjal mengatur konsentrasi H cairan ekstrasel melalui tiga mekanisme dasar 

⁺1.Sekresi ion H⁺2.Reabsorpsi HCO₃yang difiltrasi     ̄3.Produksi HCO₃baru.     ̄Semua proses ini dicapai melalui mekanisme dasar yang sama

 

24

Page 25: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh GinjalGinjal mengatur keseinbangan asam basa dengan mengekskresikan urin yang asamatau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel,sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstrasel.Kese lu ruhan  mekan i sme   eksk re s i   u r i n   a sam  a t au  ba sa  o l eh  g in j a l  ada l ah   s ebaga i  berikut. Sejumlah besar HCO₃difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila     ̄ HCO₃i n i   d i eksk re s ikan  keda l am  u r in ,   keadaan   i n i  mengh i l angkan  ba sa  da r i  da r ah .     ̄ Sejumlah besar H⁺juga disekresikan kedalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus sehinggamenghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H⁺yang disekresikan daripada HCO₃      ̄ yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya apabila lebih banya HCO₃yang difiltrasi daripada H     ̄⁺yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam non-volatil, terutamadari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut non-volatil karena asam tersebut bukanH₂CO₃,   k a r e n a   i t u   t i d a k   d a p a t   d i e k s k r e s i k a n   o l e h   p a r u .   M e k a n i s m e  p r i m e r   u n t u k   mengeluarkan asam ini dari tubuh adalah melalui ekskresi ginjal. Ginjal juga harus mencegahkehilangan bikarbonat dalam urin, suatu tugas yang secara kuantitatif lebih penting daripadae k s k r e s i   a s a m   n o n -v o l a t i l .   S e t i a p   h a r i   g i n j a l   m e m f i l t r a s i   s e k i t a r   4 3 2 0   m i l i e k u i v a l e n  bikarbonat (180 L/hari x 24 mEq/L), dan dalam kondisi normal hampr semuanya direabsorpsidari tubulus, sehingga mempertahankan sistem dapar utama cairan ekstrasel.R e a b s o r p s i   b i k a r b o n a t   d a n   e k s k r e s i   H ,   d i c a p a i   m e l a l u i  p r o s e s   s e k r e s i   H   o l e h⁺ ⁺ tubulus. Karena HCO

25

Page 26: Makalah Blok 10

Tinjauan pustaka

₃harus bereaksi dengan satu H yang disekresikan untuk membentuk           ̄  ⁺ H₂CO₃sebe lum  dapa t   d i r e abso rps i ,   4320  mi l i eku iva l en H  ha rus  d i s ek re s ikan s e t i ap ha r i⁺ h a n y a   u n t u k   m e r e a b s o r p s i   b i k a r b o n a t   y a n g   d i f i l t r a s i .  K e m u d i a n   p e n a m b a h a n   8 0 miliekuivalen H harus disekresikan untuk menghilangkan asam non volatil yang diproduksi⁺ o l eh   t ubuh   s e t i ap ha r i ,   s eh ingga   t o t a l   4400  mi l i eku iva l en  H  d i s ek re s ikan keda l am  ca i r an⁺ tubulus setiap harinya.B i l a   t e rdapa t   pengu rangan  konsen t r a s i  H   ca i r an   eks t r a se l  ( a l ka lo s i s ) ,   g i n j a l   gaga l⁺ mereabsorpsi semua bokarbonat yang difiltrasi, sehingga meningkatkan ekskresi bikarbonat.Karena HCO₃normalnya mendapat hidrogen dalam cairan ekstrasel, kehilangan bikarbonat     ̄ i n i s ama sa j a dengan penambahan   s a tu H  keda l am  ca i r an eks t r a se l . O l eh ka rena i t u , pada

26