Upload
christian-erikson-sitio
View
157
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
1/44
POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL
MAKALAH BESAR
Tugas Mata Kuliah Politik Hukum
Pro! DR! Sat"a Ar"a#to$ S! H!$ M! H!
Ol%h &
'hristia# Erikso# Sitio
()*+,**+./
No! A0s%# & **
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
1AKULTAS HUKUM
UNI2ERSITAS PAN'ASILA
3AKARTA
*+4
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
2/44
PENDAHULUAN
A! Latar B%laka#g
Secara teoretikal, fungsi pembentukan hukum pada dasarnya merupakanfungsi melaksanakan perintah undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif.
Pembentukan hukum oleh hakim dalam rangka memutuskan perkara yang sedang
diperiksanya, termasuk pembentukan peraturan perundang-undangan baik oleh badan
eksekutif secara tersendiri maupun bersama-sama dengan badan legislatif, tidak lain
sebenarnya fungsi melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam undang-
undang.
Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan (division of powers
principle) merupakan fungsi ketatanegaraan/pemerintahan yang dijalankan oleh
badan eksekutif, legislatif dan yudikatif untuk membentuk hukum, baik hukum yang
tertulis (geschreven recht)maupun hukum yang tidak tertulis (ongeschreven recht).
Dalam konsep pemisahan kekuasaan (separation of powers), fungsi ini menjadi
otoritas badan legislatif saja, badan-badan kekuasaan lain tidak memiliki fungsi
tersebut. Sedangkan dalam konsep pembagian kekuasaan (division of powers),fungsi
ini dijalankan baik oleh badan legislatif, ekskutif maupun yudikatif.
Etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani polisyang dapat berarti
kota atau negara-kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkankata-kata lain seperti
!polites! "#arganegara$ dan !politikos! nama sifat yang berarti ke#arganegaraan
"ci%ic$, dan !politike techne! untuk kemahiran politik serta !politike episteme! untuk
ilmu politik. &emudian orang 'oma#i mengambil oper perkataan Yunani itu dan
menamakan pengetahuan tentang negara "pemerintah$ !ars politica!, artinya
kemahiran "kunst$ tentang masalah-masalah kenegaraan.(
)enurut Prof. Sudarto !Politik *ukum! adalah kebijaksanaan dari negaradengan perantaraan badan-badan yang ber#enang untuk menetapkan peraturan-
peraturan yang dikehendaki, yang diperkirakan bisa digunakan untuk
mengekspresikan apa yang dicita-citakan. Pembentukan undang-undang merupakan
(+. sj#ara, S.*...).Pengantar Ilmu Politik, Putra bardin, andung (000, hal 1(.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
3/44
proses sosial dan proses politik yang sangat penting artinya dan mempunyai pengaruh
yang luas, karena itu "undang-undang$ akan memberi bentuk dan mengatur atau
mengendalikan masyarakat. 2ndang-undang oleh penguasa digunakan untuk
mencapai dan me#ujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan yang dicitia-citakan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bah#a 2ndang-undang mempunyai dua fungsi, yaitu
(. +ungsi untuk mengekspresikan nilai, dan
1. +ungsi instrumental.
erpijak pada kedua fungsi hukum di atas, maka dapat dikatakan bah#a hukum
bukan merupakan tujuan, melainkan sebagai sarana untuk me#ujudkan apa yang
dicita-citakan. ni berarti, apabila kita mau membicarakan !Politik hukum ndonesia!,
maka mau tidak mau kita harus memahami terlebih dahulu !apa yang menjadi cita-cita dari bangsa ndonesia merdeka!.
3ita-cita inilah yang harus di#ujudkan melalui sarana undang-undang
"hukum$. Dengan mengetahui masyarakat yang bagaimana yang dicita-citakan oleh
bangsa ndonesia, maka dapat ditentukan !sistem hukum! yang bagaimana yang
dapat mendorong terciptanya sistem hukum yang mampu menjadi sarana untuk
me#ujudkan masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa ndonesia.1
Dengan kata lain dapat dikatakan bah#a perundang-undangan memang
bentuk pengaturan legal dalam sebuah negara hukum yang demokratis. 4amun
peraturan hukum formal tak pernah netral, karena ada politik hukum di belakangnya.
*ukum formal itu lahir, hidup, dan juga bisa mati, dalam dinamika budaya hukum.
politik hukum menjadi sangat terasa, karena pemerintah pusat sangat berperan dalam
penyusunannya, sementara sebagai pemerintah pusat juga menjadi pihak dalam tarik
ulur posisi otonomi daerah. Dengan demikian suatu sistem hukum harus mengandung
peraturan-peraturan melalui pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai
#ujud aplikatif politik hukum sebisa mungkin bersifat netral dan tidak memihak.
Peraturan perundang-undangan merupakan bagian atau subsistem dari sistem
hukum. 5leh karena itu, membahas mengenai politik peraturan perundang-undangan
1Prof. Dr. 4yoman Serikat Putra 6aya, S*,)*,Politik Hukum,adan Penyediaan ahan &uliah
Program Studi )agister &enotariatan 2ndip, Semarang 1778, hal (9.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
4/44
pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari membahas mengenai politik hukum.
stilah politik hukum atau politik perundang-undangan didasarkan pada prinsip
bah#a hukum dan/atau peraturan perundang-undangan merupakan bagian dari suatu
produk politik karena peraturan perundang-undangan pada dasarnya merupakan
rancangan atau hasil desain lembaga politik "politic body$.9 Sedangkan pemahaman
atau definisi dari politik hukum secara sederhana dapat diartikan sebagai arah
kebijakan hukum yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah. :
). )ahfud )D mengemukakan bah#a politik hukum meliputi
Pertama; pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaharuan
terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan;
Kedua;pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsilembaga dan pembinaan para penegak hukum.im kita kenal dengan Peraturan Daerah "Perda$. Di
tingkat Desa, ternyata juga ada lembaga pemerintahan desa yang memiliki
ke#enangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan, yang la>im disebut
dengan Peraturan Desa.
19Sri Soemantri ).,Kekuasaan dan istem Pertanggung0awab Presiden Pasca Perubahan ""* +345,
makalah pada Seminar Sistem Pemerintahan ndonesia Pasca mandemen 22D(0:
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
26/44
erdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan, bah#a rumusan
pengertian peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut dalam Pasal ( angka
1 2ndang-2ndang 4omor (1 ahun 17(( itu kurang tepat. Pengertian peraturan
perundang-undangan itu seharusnya juga mencakup lembaga pemerintahan, baik
pusat maupun daerah, di samping lembaga negara sebagai pembentuk peraturan
perundang-undangan di ndonesia.
E! K%0i9aka# Politik Hukum Nasio#al
Sebelum telah diuraikan mengenai politik hukum pembentukan peraturan
perundang-undangan berikut konflik yang muncul dari peraturan pembentukan
perundang-undangan, sekarang kita akan membahas mengenai politik perundang-undangan nasional, sebelum lebih jauh membahas politik perundang-undangan, maka
terlebih dahulu perlu kita memahami politik hukum sebagai induk dari politik
perundang-undangan. 5leh karena itu, perlu disinggung secara garis besar mengenai
arah kebijakan politik hukum nasional yang sedang dilaksanakan pada saat ini.
rah kebijakan politik hukum nasional dilandaskan pada keinginan untuk
melakukan pembenahan sistem dan politik hukum yang dilandasikan pada 9 "tiga$
prinsip dasar yang #ajib dijunjung oleh setiap #arga negara yaitu
(. supremasi hukum;
1. kesetaraan di hadapan hukum; dan
9. penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum.
&etiga prinsip dasar tersebut merupakan syarat mutlak dalam me#ujudkan cita-cita
ter#ujudnya negara ndonesia yang damai dan sejahtera. pabila hukum ditegakkan
dan ketertiban di#ujudkan, maka diharapkan kepastian, rasa aman, tenteram, ataupun
kehidupan yang rukun akan dapat ter#ujud. 2ntuk itu politik hukum nasional harus
senantiasa diarahan pada upaya mengatasi berbagai permasalahan dalam
penyelenggaraan sistem dan politik hukum yang meliputi permasalahan yang
berkaitan dengan substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.
(. Su0sta#si Hukum (Legal Substance/
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
27/44
Pembenahan substansi hukum merupakan upaya menata kembali materi
hukum melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-undangan
untuk me#ujudkan tertib perundang-undangan dengan memperhatikan asas
umum dan hirarki perundang-undangan dan menghormati serta memperkuat
kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan
melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi
hukum nasional. *al ini yang akan dibahas selanjutnya karena materi ini
merupakan bagian dari politik perundang-undangan.
1. Struktur Hukum (Legal Structure)
Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada penguatan
kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilanserta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan; menyederhanakan
sistem peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan dapat diakses oleh
masyarakat dan memastikan bah#a hukum diterapkan dengan adil dan memihak
pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya
sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian
dari upaya pembaruan materi hukum nasional. Dalam kaitannya dengan
pembenahan struktur hukum ini, langkah-langkah yang diterapkan adalah
a. M%#um0uhka# k%m0ali k%7%r5a"aa# mas"arakat 7a6a sist%m
hukum 6a# k%7astia# hukum!
&urangnya independensi lembaga penegak hukum yang terjadi
selama kurun #aktu silam memba#a dampak besar dalam sistem
hukum. nter%ensi berbagai kekuasaan lain terhadap kekuasaan
yudikatif telah mengakibatkan terjadinya partialitas dalam berbagai
putusan, #alaupun hal seperti ini menyalahi prinsip-prinsip
impartialitas dalam sistem peradilan telah mengakibatkan degradasi
kepercayaan masyarakat kepada sistem hukum maupun hilangnya
kepastian hukum.
0! P%#"%l%#ggaraa# 7ros%s hukum s%5ara tra#s7ara# 6a# 6a7at
6i7%rta#ggu#g9a8a0ka# (aku#ta0ilitas/!
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
28/44
kuntabilitas lembaga hukum tidak dilakukan dengan jelas, baik
kepada siapa atau lembaga mana lembaga tersebut harus
bertanggung ja#ab maupun tata cara bagaimana yang harus
dilakukan untuk memberikan pertanggungja#abannya, sehingga
memberikan kesan proses hukum tidak transparan. *al ini juga
berkaitan dengan Kbudaya! para penegak hukum dan masyarakatnya,
sebagai contoh kurangnya informasi mengenai alur atau proses
beracara di pengadilan sehingga hal tersebut sering dipakai oleh
oknum yang memanfaatkan hal tersebut untuk menguntungkan
dirinya sendiri. &urangnya bahkan sulitnya akses masyarakat dalam
melakukan penga#asan terhadap penyelenggaraan peradilanmembuka kesempatan terjadinya penyimpangan kolektif di dalam
proses peradilan sebagaimana dikenal dengan istilah mafia peradilan
yang sampai saat ini tiada kunjung dapat teratasi, oleh kerena itu
sangat diperlukan penetapan langkah-langkah prioritas dalam
pembenahan lembaga peradilan.
5! P%m0%#aha# 6a# 7%#i#gkata# sum0%r 6a"a ma#usia 6i 0i6a#g
hukum!
Secara umum, kualitas sumber daya manusia di bidang hukum, dari
mulai para peneliti hukum, perancang peraturan perundang-
undangan sampai tingkat pelaksana dan penegak hukum masih perlu
peningkatan, termasuk dalam hal memahami dan berperilaku
responsif gender. 'endahnya kualitas sumber daya manusia di
bidang hukum juga tidak terlepas dari belum mantapnya sistem
pendidikan hukum yang ada. Selain itu telah menjadi rahasia umum
bah#a proses seleksi maupun kebijakan pengembangan sumber daya
manusia di bidang hukum yang diterapkan banyak menyimpang
yang akhirnya tidak menghasilkan SD) yang berkualitas. *al ini
pula yang memberikan berpengaruh besar terhadap memudarnya
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
29/44
supremasi hukum serta semakin menambah ketidakpercayaan
masyarakat terhadap sistem hukum yang ada.
9. Bu6a"a Hukum (Legal Culture/
2nsur yang ketiga dalam arah kebijakan politik hukum nasional adalah
meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan. *al ini bertujuan untuk menumbuhkan
kembali budaya hukum yang sepertinya Ksemakin hari semakin memudar!
"terdegradasi$. patisme dan menurunnya tingkat appresiasi masyarakat pada
hukum de#asa ini sudah sangat mengkha#atirkan, maraknya kasus main hakim
sendiri, pembakaran para pelaku kriminal, pelaksanaan sweepingoleh sebagian
anggota masyarakat bahkan di depan aparat penegak hukum merupakan gambarannyata semakin menipisnya budaya hukum masyarakat. Sehingga konsep dan
makna hukum sebagai instrumen untuk melindungi kepentingan indi%idu dan
sosial hampir sudah kehilangan bentuknya yang berdampak pada terjadinya
ketidakpastian hukum !yang tercipta! melalui proses pembenaran perilaku salah
dan menyimpang bahkan hukum sepetinya hanya merupakan instrumen pembenar
bagi !perilaku salah!, seperti s#eeping yang dilakukan oleh kelompok masa,
oknum aparat yang membacking orang atau kelompok tertentu, dan lain
sebagainya.
ingkat kesadaran masyarakat terhadap hak, ke#ajibannya, dan hukum
sangat berkaitan dengan "antara lain$ tingkat pendidikan dan proses sosialisasi
terhadap hukum itu sendiri. Di lain pihak kualitas, profesionalisme, dan kesadaran
aparat penegak hukum juga merupakan hal mutlak yang harus dibenahi.
Balaupun tingkat pendidikan sebagian masyarakat masih kurang memadai,
namun dengan kemampuan dan profesionalisme dalam melakukan pendekatan
dan penyuluhan hukum oleh para praktisi dan aparatur ke dalam masyarakat,
sehingga pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat diterima secara baik
dan dapat diterapkan apabila masyarakat menghadapi berbagai persoalan yang
terkait dengan hak dan ke#ajibannya serta bagaimana menyelesaikan suatu
permasalahan sesuai dengan jalur hukum yang benar dan tidak menyimpang.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
30/44
2ntuk mendukung pembenahan sistem dan politik hukum tersebut, telah
ditetapkan sasaran politik hukum nasional yaitu terciptanya suatu sistem hukum
nasional yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif "termasuk bias gender$;
terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat
dan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih
tinggi, dan kelembagaan peradilan dan penegak hukum yang ber#iba#a, bersih,
profesional dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan hukum masyarakat secara
keseluruhan.
2ntuk me#ujudkan sasaran tersebut, maka disusun suatu program pembangunan
politik hukum, antara lain dengan melakukan
(. program perencanaan hukum;1. Program pembentukan hukum;
9. program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga penegakan
hukum lainnya;
:. program peningkatan kualitas profesi hukum; dan
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
31/44
dialihkan pada badan yang bukan badan negara atau bukan badan pemerintah.
Sehingga pada prinsipnya tidak akan ada deregulasi yang memungkinkan
pens#astaan pembentukan peraturan perundang-undangan. 4amun demikian dalam
proses pembentukannya sangat mungkin mengikutsertakan pihak bukan negara atau
Pemerintah dengan kata lain masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan
atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-undang dan
rancangan peraturan daerah.
*al tersebut didasarkan pada kenyataan bah#a peraturan perundang-
undangan, baik langsung maupun tidak langsung akan selalu berkenaan dengan
kepentingan umum, oleh karena itu sangat #ajar apabila masyarakat diikutsertakan
dalam penyusunannya.&eikutsertaan tersebut dapat dalam bentuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk melakukan berbagai prakarsa dalam mengusulkan/memberikan
masukan untuk mengatur sesuatu atau memberikan kesempatan pada masyarakat
untuk menilai, memberikan pendapat atas berbagai kebijaksanaan negara atau
Pemerintah di bidang perundang-undangan. Dalam praktek, pengikutsertaan
dilakukan melalui kegiatan seperti pengkajian ilmiah, penelitian, berpartisipasi dalam
forum-forum diskusi atau duduk dalam kepanitiaan untuk mempersiapkan suatu
rancangan peraturan perundang-undangan.
Pada forum De#an Per#akilan 'akyat juga dilakukan pemberian sarana
partisipasi yang dilakukan melalui pranata 6dengar pendapat6 atau 6public hearing6.
erbagai sarana untuk berpartisipasi tersebut akan lebih efektif bila dilakukan dalam
lingkup yang lebih luas bukan saja dari kalangan ilmiah atau kelompok profesi, tetapi
dari berbagai golongan kepentingan "interest groups$ atau masyarakat pada
umumnya. 2ntuk me#ujudkan hal tersebut biasanya diperlukan suatu sistem
desiminasi rancangan peraturan perundang-undangan agar masyarakat dapat
mengetahui arah kebijakan atau politik hukum dan perundang-undangan yang
dilaksanakan. Sehingga pembangunan dan pembentukan peraturan perundang-
undangan dapat mengarah pada terbentuknya suatu sistem hukum nasional ndonesia
yang dapat mengakomodir harapan hukum yang hidup di dalam masyarakat
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
32/44
ndonesia yang berorientasi pada terciptanya hukum yang responsi%e. erkaitan
dengan hal tersebut )ahfud )D juga menyatakan
*ukum yang responsi%e merupakan produk hukum yang lahir dari strategi
pembangunan hukum yang memberikan peranan besar dan mengundang partisipasi
secara penuh kelompok-kelompok masyarakat sehingga isinya mencerminkan rasa
keadilan dan memenuhi harapan masyarakat pada umumnya.1=
Dari yang telah diuraikan tersebut, maka seharusnya peraturan perundang-
undangan dapat diformulasikan sedemikian rupa yaitu sedapat mungkin menampung
berbagai pemikiran dan partisipasi berbagai lapisan masyarakat, sehingga produk
hukum yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat. Pemahaman mengenai hal ini
sangat penting karena dapat menghindari benturan pemahaman antara masyarakat danpemerintah atau negara yang akan terjebak ke dalam tindakan yang dijalankan diluar
jalur atau landasan hukum. ila hukum yang dihasilkan adalah hukum yang
responsif, maka tidak akan ada lagi hukum siapa yang kuat "punya kekuasaan$ akan
menguasai yang lemah atau anggapan rakyat selalu menjadi korban, karena lahirnya
hukum tersebut sudah melalui proses pendekatan dan formulasi materi muatannya
telah menampung berbagai aspirasi masyarakat. Pada dasarnya penerimaan "resepsi$
dan apresiasi masyarakat terhadap hukum sangat ditentukan pula oleh nilai,
keyakinan, atau sistem sosial politik yang hidup dalam masyarakat itu sendiri.18
Dalam sejarah perkembangan peraturan perundang-undangan di ndonesia
pernah terjadi bah#a selama lebih dari 97 tahun sebelum reformasi tahun (00A,
konfigurasi politik yang berkembang di negara ndonesia dibangun secara tidak
demokratis sehingga hukum kita menjadi hukum yang konser%atif dan terpuruk
karena selalu dijadikan sub ordinat dari politik. Sedangkan ciri atau karakteristik yang
melekat pada hukum konser%atif antara lain
(. Proses pembuatannya sentralistik "tidak partisipatif$ karena didominasi oleh
lembaga-lembaga negara yang dibentuk secara tidak demokrastis pula oleh
1=). )ahfud )D,*emokratisasi *alam /angka Pembangunan Hukum 7ang /esponsif, )akalah,+* 24DP, Semarang, (00=, hlm (18skandar &amil,Peradilan 8nak, akalah, Disampaikan pada Borkshop "/ound !able *iscussion$
mengenai Pedoman Di%ersi untuk Perlindungan agi nak Yang erhadapan dengan *ukum, 6akarta,
( 6uni 177
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
33/44
negara. Di sini peran lembaga peradilan dan kekuatan-kekuatan masyarakat
sangat sumir.
1. sinya bersifat positivist#instrumentalistik "tidak aspiratif$ dalam arti lebih
mencerminkan kehendak penguasa karena sejak semula hukum telah
dijadikan alat "instrumen$ pembenar yang akan maupun "terlanjur$ dilakukan
oleh pemegang kekuasaan yang dominan.
9. ingkup isinya bersifat open responsi%e "tidak responsif$ sehingga mudah
ditafsir secara sepihak dan dipaksakan penerimanya oleh pemegang
kekuasaan negara.
:. Pelaksanaannya lebih mengutamakan program dan kebijakan sektoral jangka
pendek dari pada menegakkan aturan-aturan hukum yang resmi berlaku.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
34/44
tuntutan-tuntutan kelompok-kelompok sosial atau indi%idu-indi%idu dalam
masyarakat.10
Dari pengalaman sejarah hukum97 tersebut seharusnya perlu dirancang suatu
skenario politik perundang-undangan nasional yang berorientasi pada pemahaman
konsep sistem hukum nasional yang di#ujudkan dalam bentuk penyusunan peraturan
perundang-undangan secara komprehensif dan aspiratif. Penyusunan atau
pembentukan peraturan perundang-undangan yang aspiratif tersebut merupakan
rangkaian dari langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam program
pembangunan hukum nasional yang dilaksanakan untuk me#ujudkan negara hukum
yang adil dan demokratis serta berintikan keadilan dan kebenaran yang mengabdi
kepada kepentingan rakyat dan bangsa di dalam bingkai 4egara &esatuan 'epublikndonesia.
G! La#gkah Strat%gis Politik P%ru#6a#g-u#6a#ga# Nasio#al
Sehubungan dengan politik pembangunan hukum dan politik peraturan
perundang-undangan nasional, paling tidak pemerintah dan De#an Per#akilan
'akyat telah menetapkan dua langkah strategis, yaitu dengan menetapkan Program
egislasi 4asional 17(7-17(: dan menetapkan Peraturan Presiden 4omor < ahun
17(7 tentang 'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional ahun 17(7-17(:.
(. R%#5a#a P%m0a#gu#a# 3a#gka M%#%#gah Nasio#al Tahu# *+-*+4!
Dalam rangka pembenahan sistem dan politik hukum nasional, pada tanggal
17 6anuari 17(7 ditetapkan Peraturan Presiden 4omor < ahun 17(7 tentang
'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional ahun 17(7-17(:. Satya
rinanto dalam pidato pengukuhan sebagai @uru esar etap +akultas
*ukum 2ni%ersitas ndonesia menyatakan bah#a Peraturan Presiden tentang
10Satya rinanto,Kumpulan ateri Pendukung (!ransparansi) Politik Hukum dan Politik
Perundang#undangan (*ihimpun dari 9erbagai umber), Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan
Perancangan Perundang-undangan agi-egislative *rafterSekretariat 6enderal DP' ', tanggal (:
pril 1779, hal. A97Satjipto 'ahardjo,Ilmu Hukum, P 3itra ditya akti, andung, 1777, hal. (78. Satjipto 'ahardjo
mengutip Paul Scholten yang mengemukakan konsep bah#a hukum merupakan suatu kesatuan norma-
norma yang merupakan rangkaian perjalanan sejarah yang memandang kebelakang kepada peraturan
perundang-undangan yang ada dan memandang kedepan untuk mengatur kembali
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
35/44
'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional ini dapat dikatakan
sebagai @aris-garis esar *aluan 4egara "@*4$ yang pernah ada dalam Era
5rde ama dan 5rde aru. 9(
ila dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan pembenahan substansi
hukum, maka dapat dikatakan bah#a politik hukum atau politik peraturan perundang-
undangan dalam 'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional ini diarahkan
pada permasalahan terjadinya tumpang tindih dan inkonsistensi peraturan perundang-
undangan dan implementasi undang-undang yang terhambat peraturan
pelaksanaannya. erdasarkan adanya permasalahan tersebut, maka politik hukum
nasional akan diarah pada terciptanya hukum nasional yang adil, konsekuen, dan
tidak diskriminatif serta menjamin terciptanya konsistensi seluruh peraturanperundang-undangan pada tingkat pusat dan daerah serta tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
2ntuk itu dalam rangka mengimplementasikan politik pembangunan hukum
nasional91maka dengan Peraturan Presiden tentang 'encana Pembangunan 6angka
)enengah 4asional tersebut ditetapkan suatu landasan politik perundang-undangan
nasional yang sejak tahun 177< telah menetapkan kebijakan untuk memperbaiki
substansi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-
undangan dengan memperhatikan asas umum dan hierarki peraturan perundang-
undangan.
Peninjauan dan penataan kembali peraturan pundang-undangan tersebut
adalah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melakukan peninjauan dan
penataan peraturan perundang-undangan termasuk didalamnya melakukan kegiatan
pengharmonisasian berbagai rancangan peraturan perundang-undangan dengan
rancangan peraturan perundang-undangan yang lain maupun terhadap peraturan
perundang-undangan yang telah ada, juga melakukan pengharmonisasi peraturan
9(Satya rinanto, Politik Pembangunan Hukum %asional dalam :ra Pasca /eformasi, Pidato
2pacara Pengukuhan sebagai @uru esar tetap pada +*-2, 6akarta, (A )aret 177=, hal. (: (=.
lasan menyebut sama dengan @*4 dalam era 5rde ama dan 5rde aru, karena sebagai akibatproses perubahan 2D (0:
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
36/44
perundang-undangan yang sudah ada dengan peraturan perundang-undangan yang
lain. *al ini dimaksudkan agar peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih,
inkonsistensi, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
"disharmonis$ dapat ditinjau kembali untuk dilakukan perubahan atau re%isi.
Politik perundang-undangan yang tertuang dalam 'encana Pembangunan
6angka )enengah 4asional ditujukan untuk menciptakan persamaan persepsi dari
seluruh pelaku pembangunan khususnya di bidang hukum dalam menghadapi
berbagai isu strategis dan global yang secara cepat perlu diantipasi agar penegakan
dan kepastian hukum tetap berjalan secara berkesinambungan yang diharapkan akan
dihasilkan kebijakan/materi hukum yang sesuai dengan aspirasi masyarakat serta
mempunyai daya laku yang efektif dalam masyarakat dan dapat menjadi sarana untukme#ujudkan perubahan-perubahan di bidang sosial kemasyarakatan99.
5leh karena itu, sasaran politik perundang-undangan nasional saat ini harus
mengacu pada 'encana Pembangunan 6angka Panjang 4asional "'P6P4$ sebagai
arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang dilakukan secara bertahap
dan juga 'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional "'P6)$ 17(7-17(:.
cuan tersebut sangat penting karena politik peraturan perundang-undangan
merupakan salah satu unsur penting dalam rangka pembangunan hukum nasional
secara keseluruhan yang merupakan suatu proses yang dinamis, mengalami
perubahan sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat dan politik yang tidak
terlepas dari
a. keadaan masa lalu yang terkait dengan sejarah perjuangan bangsa;
b. keadaan saat ini yang berkaitan dengan kondisi obyektif yang
terjadi; serta
c. cita-cita atau keinginan yang ingin di#ujudkan di masa yang akan
datang.9:
99)ochtar &usumaatmadja,'ungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan %asional, 0ilid
III, %o. 4, Padjadjaran, andung, (087, hal.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
37/44
'encana Pembangunan 6angka )enengah 4asional yang telah ditetapkan juga
telah mengarahkan pembentukan peraturan perundang-undangan yang harus
dilakukan melalui proses yang benar dengan memperhatikan tertib perundang-
undangan serta asas umum peraturan perundang-undangan yang baik. dapun pokok-
pokok politik perundang-undangan yang akan dilaksanakan dalam 'encana
Pembangunan 6angka )enengah 4asional, dapat dikelompokkan antara lain meliputi
kegiatan
a. Penegakkan dan &epastian *ukum yang meliputi antara lain
($ Penguatan dan Pemantapan *ubungan &elembagaan ntar Penegak
*ukum;
1$ Peningkatan &inerja embaga idang *ukum;9$ Peningkatan Pemberantasan &orupsi;
:$ Peningkatan &ualitas Pelayanan Publik;
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
38/44
f. Penyelenggaraan berbagai konsultasi publik terhadap hasil pengkajian dan
penelitian sebagai bagian dari proses pelibatan masyarakat dalam proses
penyusunan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
g. Penyempurnaan dan perubahan dan pembaruan berbagai peraturan perundang-
undangan yang tidak sesuai dan tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan, serta yang masih berindikasi diskriminasi dan yang tidak
memenuhi prinsip kesetaraan dan keadilan;
h. Penyusunan dan penetapan berbagai peraturan perundang-undangan berdasarkan
asas hukum umum, taat prosedur serta sesuai dengan pedoman penyusunan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
*! Program L%gislasi Nasio#al (Prol%g#as/Program egislasi 4asional "Prolegnas$ adalah bagian dari manajemen dan
politik pembentukan peraturan perundang-undangan yang merupakan instrument
perencanaan program pembentukan 2ndang-2ndang yang disusun secara berencana,
terpadu, dan sistematis9
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
39/44
b. sasaran yang akan di#ujudkan;
c. pokok-pokok pikiran, lingkup atau obyek yang akan diatur; dan
d. jangkauan dan arah pengaturan.9=
Penyusunan Prolegnas di lingkungan De#an Per#akilan 'akyat
dikoordinasikan oleh adan egislasi dan Penyusunan Prolegnas di lingkungan
Pemerintah dikoordinasikan oleh )enteri *ukum dan *ak sasi )anusia. *asil
penyusunan Prolegnas di lingkungan De#an Per#akilan 'akyat oleh adan egislasi
dikoordinasikan dengan Pemerintah melalui )enteri *ukum dan *) dalam rangka
sinkronisasi dan harmonisasi Prolegnas.
Di lingkungan pemerintah, )enteri *ukum dan *) sebagai koordinator
dalam pelaksanaan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi'ancangan 2ndang-2ndang di lingkungan pemerintah. 2paya pengharmonisasian,
pembulatan, dan pemantapan konsepsi 'ancangan 2ndang-2ndang diarahkan pada
per#ujudan keselarasan dengan falsafah 4egara, tujuan nasional berikut aspirasi yang
melingkupinya, 2ndang-2ndang Dasar 4egara 'epublik ndonesia ahun (0:
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
40/44
dengan aspirasi masyarakat yang berkeadilan, mengandung perlindungan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta mempunyai daya laku yang efektif
dalam masyarakat.
Selain sebagai instrumen mekanisme perencanaan hukum yang
menggambarkan sasaran politik hukum atau polotik perundang-undangan secara
mendasar, Prolegnas juga memuat daftar 'ancangan 2ndang-2ndang yang dibentuk
selaras dengan tujuan pembangunan hukum nasional yang tidak dapat dilepaskan dari
rumusan pencapaian tujuan negara sebagaimana dimuat dalam Pembukaan 22D
4egara 'epublik ndonesia ahun (0:
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
41/44
&ES)P24
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut *ubungan
4egara hokum dengan pembentukan hokum dapat dilihat dari definisi 4egara hukum
itu sendiri, 4egara hokum secara sederhana dapat diartikan bah#a 4egara dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahannya melandaskan pada hokum yang dalam hal
ini lebih pada peraturan perundang-undangan sebagai produk hokum, maupun dari
putusan hakim. Sedangkan hubungan politik hokum dengan hokum adalah bah#a
politik hukum merupakan bagian dari ilmu politik dengan objek kajian hokum
sehingga politik huku merupakan arah pandang hokum dari segi politik dan untuk
membatasi ilmu politik tersebut harus ada hokum didalamnya, begitu pula dengan
politik hokum pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan arah pandangdalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang dalam hal ini biasa
dilakukan dengan membuat rencana pembangunan jangka menengah dan juga
program legislasi nasional. rah kebijakan politik hukum nasional dilandaskan pada
keinginan untuk melakukan pembenahan sistem dan politik hokum. pabila hukum
ditegakkan dan ketertiban di#ujudkan, maka diharapkan kepastian, rasa aman,
tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan dapat ter#ujud. 2ntuk itu politik
hukum nasional harus senantiasa diarahan pada upaya mengatasi berbagai
permasalahan dalam penyelenggaraan sistem dan politik hukum yang meliputi
permasalahan yang berkaitan dengan substansi hukum, struktur hukum, dan budaya
hokum.
Selain itu Program legeslasi nasional dan Program legeslasi daerah merupakan
Potret Politik hokum nasional dan daerah yang memuat rencana materi dan sekaligus
merupakan instrumen "mekanisme$ pembuatan hukum atau pembentukan hukum
dalam bentuk kebijakan 4egara dan pemerintah. Pembentukan hukum di ndonesia
dari pusat ke daerah tidak lepas dari politik dan kekuasan dari para legislatornya,
pembentukan politik peratuaran daerah harusnya meberikan ruang masyarakat untuk
ikut serta dalam pembentukan peraturan agar masyarakat biasa menaati peraturan dan
perencanaan hukum harusnya konsisten dengan tujuan, dasar dan cita hokum yang
mendasarinya. politik hukum itu merupakan Klegal Policy! tentang hukum yang
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
42/44
diberlakukan atau tidak diberlakukan utuk mencapai tujuan 4egara. Disini hukum
diposisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan 4egara. )aka sebenarnya politik
hukum dalam pembentukan pereturan daerah "politik perundang-undangan$ dapat
dibaca sebagai segala sesuatu yang berada di balik sebuah pereturan daerah antara
lain berupa tujuan, fungsi, Paradigma, kehendak politik 4egara, maupun ideologi
hukum.
S'4
Setiap persoalan hukum selalu dihadapkan pada persoalan substansi
hokum, struktur hokum dan budaya hokum, sehingga perlu dilakukan pembenahan
mulai dari substansi hukumnya , penegak hukumnya dan juga pelibatan masyarakatdalam setiap proses pembuatan peraturan perundang-undangan dan juga sebaiknya
pembentukan pereturan peraturan perundang-undangan dari pusat dan daerah
harusnya memperhatikan apa yang di inginkan masyarakan dan sesuai dengan kultur
masyarakat ndonesia.
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
43/44
D+' 34
Buku :
*. bdul atif dan * hasbi li,Politik Hukum, Sinar @rafika, 6akarta, 17(7
+. sj#ara, S.*...).Pengantar Ilmu Politik, Putra bardin, andung (000Prof. Dr. 4yoman Serikat Putra 6aya, S*,)*,Politik Hukum,adan Penyediaan
ahan &uliah Program Studi )agister &enotariatan 2ndip, Semarang 1778
). )ahfud )D,Politik Hukum di Indonesia, cet. ,P9ES, 6akarta, 177()oh. )ahfud )D,embangun Politik Hukum enegakan Konstitusi, 'aja#ali
Pres, 6akarta, 17((.
)oh. )ahfud )D,Politik Hukum *i Indonesia, 'aja#ali Pres, 6akarta, 17(()oh. )ahfud )D,Konstitusi *an Hukum *alam Kontroversi, 'aja#ali Pers,
6akarta, 17(7, *al. =0-87
Philippe 4onet and Philip Sel>nick,-aw and ociety in !ransition !oward
/esponsive -aw, *arper N 'o#, 4e# York, (08A
*amsa *alim dan &emal 'edindo Syahrul Putera, =ara Praktis enyusun danerancang Peraturan perundagan, 6akarta, &encana )edia @rup, 1770
@de Panjia sta#a Dan Suprin 4aGa,*inamika Hukum dan Ilmu Perundangan#undanga di Indonesia, lumni, andung, 177A
6imly sshiddiLie, 'ormat Kelembagaan %egara dan Pergeseran Kekuasaan *alam
""* +345, +*-2 Press, Yogyakarta, 177:&urnia, )ahendra Putra,Hukum Kewilayahan Indonesia$Harmonisasi Hukum
Pengembangan Kawasan Perbatasan %kri 9erbasis !ekhnologi >oo pasial,
)alang2 Press, 17((Satjipto 'ahardjo,Ilmu Hukum, P 3itra ditya akti, andung, 1777
Soimin,Pembentukan Peraturan Perundang#"ndangan %egara *i Indonesia, 2
Press, Yogjakarta, 17(7.)ochtar &usumaatmadja,'ungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan%asional, 0ilid III, %o. 4, Padjadjaran, andung, (087
Satjipto 'ahardjo,Hukum dan Perubahan osial, Penerbit lumni, andung, (080
Mudan rif +akrulloh,Ilmu -embaga *an Pranata Hukum, 'aja#ali Pers, 6akarta,17((
?urnal, akalah *). aica )ar>uki,Kekuatan engikat Putusan ahkamah Konstitusi !erhadap
"ndang#"ndang, 6urnal egislasi ?ol. 9 4omor (, )aret 177=
bdul *akim @aruda 4usantara,Politik Hukum %asional, makalah pada &erja
atihan antuan *ukum, Surabaya, September (0A
5/23/2018 Makalah Besar Politik Hukum
44/44
). )ahfud )D,-angkah Politik dan 9ingkai Paradikmatik *alam PenegakanHukum Kita, )akalah, ahan &umpulan Perkuliahan Pasca Sarjana +* 2,
177:
). )ahfud )D,*emokratisasi *alam /angka Pembangunan Hukum 7ang
/esponsif, )akalah, +* 24DP, Semarang, (00=Satya rinanto, Politik Pembangunan Hukum %asional dalam :ra Pasca /eformasi,
Pidato 2pacara Pengukuhan sebagai @uru esar tetap pada +*-2, 6akarta, (A
)aret 177=Satya rinanto,Kumpulan ateri Pendukung (!ransparansi) Politik Hukum
dan Politik Perundang#undangan (*ihimpun dari 9erbagai umber),
Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Perancangan Perundang-undangan agi-egislative *rafterSekretariat 6enderal DP' ', tanggal (:
pril 1779
Sri Soemantri ).,Kekuasaan dan istem Pertanggung0awab Presiden Pasca
Perubahan ""* +345, makalah pada Seminar Sistem Pemerintahan
ndonesia Pasca mandemen 22D(0: