33
Makalah Asfiksia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967).keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia ini merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971) .penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggi Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia. 1.2 Rumusan Masalah • Mengetahui Pengertian Asfiksia? • Mengetahui Tanda dan Gejala Asfiksia? • Mengetahui Faktor Penyebab Asfiksia? • Mengetahui Perjalanan Penyakit Asfiksia? • Mengetahui tentang penatalaksanaan Asfiksia? • Mengetahui tentang Problem tree dari Asfiksia? • Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan Asfiksia? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 UMUM : Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami

Makalah Asfiksia

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah Asfiksia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAsfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967).keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia ini merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971) .penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggiHaupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.

1.2 Rumusan Masalah Mengetahui Pengertian Asfiksia? Mengetahui Tanda dan Gejala Asfiksia? Mengetahui Faktor Penyebab Asfiksia? Mengetahui Perjalanan Penyakit Asfiksia? Mengetahui tentang penatalaksanaan Asfiksia? Mengetahui tentang Problem tree dari Asfiksia? Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan Asfiksia?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 UMUM : Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan Asfiksia dan hal-hal yang menyangkut asuhan keperawatannya.1.3.2 KHUSUS : Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat : Mengetahui Pengertian Asfiksia Mengetahui Tanda dan Gejala Asfiksia Mengetahui Faktor Penyebab Asfiksia Mengetahui Perjalanan Penyakit Asfiksia Mengetahui tentang penatalaksanaan Asfiksia Mengetahui tentang Problem tree dari Asfiksia Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan AsfiksiaDalam pembuatan makalah kali ini, kami menggunakan metode kepustakaan atau literatur. 1.4 Sistematika Penulisan Dalam pembuatan makalah kali ini, kami menggunakan metode kepustakaan atau literatur.

BAB II

TEORITIS

2.1 PengertianAsfiksia adalah keadaan yang disebabkan oleh karena otak mengalami hipoksemia dan hiperkarbia,selanjutnya dapat menyebabkan oedema otak dan bermacam-macam gangguan sirkulasi,secara klinis ditandai dengan skor Apgar rendah dan asidosis.(Taslim S,Neurologi Anak)Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar, 1989)Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998)Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer, 2000)Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.(Saiffudin, 2001)

2.2 JENIS ASFIKSIAAda dua macam jenis asfiksia, yaitu :1. Asfiksia livida (biru)2. Asfiksia pallida (putih)2.3 KLASIFIKASI ASFIKSIAKlasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGARa. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9

Klinis 0 1 2Detik jantung Tidak ada Kurang dari 100/menit lebih dari 100/menitPernapasan Tidak ada Tidak teratur Tangis kuatRefl waktu jalan napas dibersihkan Tidak ada Menyeringai Batuk/bersinTonus otot Lunglai Fleksi ekstermitas(lemah) Fleksi kuatGerak aktifWarna kulit Biru pucat Tubuh merahEkstermitas biru Merah seluruh Tubuh

2.4 ETIOLOGIPenyebab asfiksia menurut Mochtar (1989) adalah :1. Asfiksia dalam kehamilana. Penyakit infeksi akutb. Penyakit infeksi kronikc. Keracunan oleh obat-obat biusd. Uraemia dan toksemia gravidarume. Anemia beratf. Cacat bawaang. Trauma2. Asfiksia dalam persalinana. Kekurangan O2. Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri) Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri. Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan panggul. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya. Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta. Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri.b. Paralisis pusat pernafasan Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps Trauma dari dalam : akibat obat bius.Penyebab asfiksia Stright (2004)1. Faktor ibu, meliputi amnionitis, anemia, diabetes hipertensi ynag diinduksi olekehamilan, obat-obatan iinfeksi.2. Faktor uterus, meliputi persalinan lama, persentasi janin abnormal.3. Faktor plasenta, meliputi plasenta previa, solusio plasenta, insufisiensi plasenta.4. Faktor umbilikal, meliputi prolaps tali pusat, lilitan tali pusat.5. Faktor janin, meliputi disproporsi sefalopelvis, kelainan kongenital, kesulitan kelahiran.2.5 PATOFISIOLOGIBila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki perioode apneu sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera.

2.6 TANDA DAN GEJALA1. Pada KehamilanDenyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt, halus danireguler serta adanya pengeluaran mekonium. Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat2. Pada bayi setelah lahira. Bayi pucat dan kebiru-biruanb. Usaha bernafas minimal atau tidak adac. Hipoksiad. Asidosis metabolik atau respiratorie. Perubahan fungsi jantungf. Kegagalan sistem multiorgang. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium biasanya ditemukan penurunan kadar hematokritdan peninggian trombositakibat hiperaktifitas sum-sum tulang, Pungsi lumbal untuk menunjukkan adanya cairan spinal yang bercampur darah disertai dengan peninggian jumlah sel darah merah dan protein, serta penurunan glukosa.2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS Persiapan sebelum bayi lahir ( bayi dengan resiko tinggi terjadinya asfiksia ) - Siapkan obat- Periksa alat yang akan digunakan, antara lain : Alat penghisap lendir ( jangan elektrik ), sungkup Tabung O2 terisi Handuk, gunting tali pusat, penjepit tali pusat, Natrium bicarbonat.- Pada waktu bayi lahir :Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, kemudian hidung dan mulut, hisap lendir secarahati-hati.Penatalaksanaan untuk Asfiksia :Posisi bayi trendelenburg dengan kepala miring.Bila sudah bernapas spontan letakkan dengan posisi horizontal.- Apgar Score I 7 10 :a. Bersihkan jalan napas dengan kateter dari lubang hidung, sambil melihat adanya atresia choane, kemudian bersihkan jalan napas dengan kateter melalui mulut sampai nasopharynx. Kecuali pada bayi asfiksia yang air ketubannya mengandung meconeum.b. Bayi dibersihkan ( boleh dimandikan ) kemudian dikeringkan, termasuk rambut kepala.c. Observasi tanda vital sampai stabil, biasanya sekitar 2 4 jam.- Apgar Score I 4 6 :i. Seperti a , jangan dimandikan, cukup dikeringkan termasuk rambut kepala.ii. Beri rangsangan taktil dengan tepukan pada telapak kaki,maksimum 15 30 detikiii. Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong( lebih baik yang dihangatkan )- Apgar Score I 4 6 dengan detik jantung > 100i. Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.- Apgar Score I 0 3 :i. Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermia dengan segala akibatnya.ii. Jangan diberi rangsangan taktil.iii.Jangan diberi obat perangsang napas.iv. Segera lakukan resusitasi.RESUSITASIApgar Score 0 3 :- Jangan diberi rangsangan taktil- Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi- Mouth to tube atau pulmonator to tube- Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouthrespiration atau mask and pulmonator respiration,kemudian bawa ke ICU.Ventilasi Biokemial :- Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.2.9 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY X DENGAN ASFIKSIA NEONATUS

A. PENGKAJIAN PADA BAYI

1. Identitas data a. Biodata Pasien Nama anak : By XTempat/tgl lhr : padang/23 januari 2011Umur : 1 hariJenis kelamin : laki-laki Pendidikan : -Anak ke : 1BB : 2400

b. Identitas Penanggung jawabNama ibu : Ny. RUmur : 28 thnPekerjaan : perawatPendidikan : PTAlamat : vilaku indah IV, Cirebon

Nama ayah : Tn. Umur : 32 tahunPekerjaan : PNSPendidikan : PTAlamat : vilaku indah IV, CirebonDx medis : asfiksia neonatesNo. MR : 08121315Tgl masuk RS : 22 januari 2011

2.Riwayat Kesehatan a. Keluhan utamaPartus lama, primipara, bayi tidak menangis kuat, pernafaan tidak teratur, tanpak sianosis, gerkakan tonus otot tidak aktif dan melemah. Dan berat bayi 100i. Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.- Apgar Score I 0 3 :i. Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermia dengan segala akibatnya.ii. Jangan diberi rangsangan taktil.iii.Jangan diberi obat perangsang napas.iv. Segera lakukan resusitasi.RESUSITASIApgar Score 0 3 :- Jangan diberi rangsangan taktil- Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi- Mouth to tube atau pulmonator to tube- Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouthrespiration atau mask and pulmonator respiration,kemudian bawa ke ICU.Ventilasi Biokemial :- Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.2.9 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY X DENGAN ASFIKSIA NEONATUS

A. PENGKAJIAN PADA BAYI

1. Identitas data a. Biodata Pasien Nama anak : By XTempat/tgl lhr : padang/23 januari 2011Umur : 1 hariJenis kelamin : laki-laki Pendidikan : -Anak ke : 1BB : 2400

b. Identitas Penanggung jawabNama ibu : Ny. RUmur : 28 thnPekerjaan : perawatPendidikan : PTAlamat : vilaku indah IV, Cirebon

Nama ayah : Tn. Umur : 32 tahunPekerjaan : PNSPendidikan : PTAlamat : vilaku indah IV, CirebonDx medis : asfiksia neonatesNo. MR : 08121315Tgl masuk RS : 22 januari 2011

2.Riwayat Kesehatan a. Keluhan utamaPartus lama, primipara, bayi tidak menangis kuat, pernafaan tidak teratur, tanpak sianosis, gerkakan tonus otot tidak aktif dan melemah. Dan berat bayi 100i. Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.- Apgar Score I 0 3 :i. Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermia dengan segala akibatnya.ii. Jangan diberi rangsangan taktil.iii.Jangan diberi obat perangsang napas.iv. Segera lakukan resusitasi.RESUSITASIApgar Score 0 3 :- Jangan diberi rangsangan taktil- Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi- Mouth to tube atau pulmonator to tube- Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouthrespiration atau mask and pulmonator respiration,kemudian bawa ke ICU.Ventilasi Biokemial :- Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.