Upload
alvin-harris
View
34
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat dunia, dari waktu ke waktu mengalami perubahan dalam segala aspeknya. Berbagai
penemuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan jarak/ gap antar
masyarakat di dunia, semakin menyempit. Globalisasi pun menjadi sebuah fenomena tak terhindarkan.
Salah satu bidang yang mengalami “lompatan besar” dalam kehidupan masyarakat, adalah bidang
pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat terasa dampaknya, sekaligus juga
menimbulkan efek berantai yang sangat besar dalam perubahan masyarakat.
Dampak perubahan di bidang pendidikan terhadap masyarakat, terasa sangat besar dan panjang,
mengingat pendidikan menyentuh langsung persoalan-persoalan sumber daya manusia (SDM). Apalagi
jika dikaitkan dengan pembangunan masyarakat/ bangsa secara keseluruhan , dimana pendidikan menjadi
bagian penting dalam “character building” dan “nation building”.
Pentingnya pendidikan dalam konteks pembangunan suatu bangsa, pada akhirnya menyebabkan
hampir semua bangsa di dunia meletakan pendidikan sebagai prioritas dan titik perhatian. Anggaran
pendidikan pun di munculkan dalam jumlah yang cukup besar. Di Indonesia misalnya, anggaran pendidikan
mencapai 20 persen dari APBN yang ada, walaupun dalam realisasinya, angka sebesar itu belum benar-
benarterpenuhi. Pembangunan bidang pendidikan, kemudian akan bersentuhan langsung pada persoalan
paling prinsip, yakni ke-bermutuan pendidikan itu sendiri. Artinya, bahwa untuk mampu mencapai tujuan-
tujuan suatu bangsa, maka pendidikan harus dilaksanakan secara bermutu / berkualitas.
Rendahnya kualitas sumber Daya Manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat
menghambat perkembangan pembangunan nasional. Data ststistik menunjukkan bahwa tenaga kerja
Indonesia masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah. Rendahnya tingkat
pendidikan ini akan berdampak terhadap sempitnya wawasan, sedangkan keterbatasan wawasan akan
berakibat pada terbentuknya pribadi yang tidak responsive terhadap perubahan sehingga sulit untuk diajak
berkembang. Disektor pendidikan, belum terpenuhinya tuntutan standar pendidik dan tenaga kependidikan
dampaknya telah lama dirasakan oleh masyarakat antara lain mutu hasil pendidikan yang semakin
1
menurun, serta sulitnya para lulusan untuk memperoleh lapangan pekerjaan disebabkan karena tidak bisa
memnuhi tuntutan kualifikasi dunia usaha dan industri. Jika bangsa Indonesia ingin mampu bersaing dalam
peraturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata SDM, baik dari aspek
intelektual, emosional, spiritual, kreativitas,moral, maupun tanggung jawabnya. Penataran ini sudah
seharusnya dimulai dari jajaran tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan lembaga yang
paling bertanggung jawab untuk membentuk dan menciptakan SDM yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini secara umum adalah
bagaimanakah analisis produktivitas pendidikan.
Adapun rumusan masalah secara khusus adalah:
1. Bagaimanakah konsep produktivitas di bidang pendidikan?
2. Bagaimanakah mengukur produktivitas pendidikan?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pendidikan?
4. Apakah fungsi produktivitas pendidikan?
5. Bagaimanakah strategi peningkatan produktivitas pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan konsep produktivitas di bidang pendidikan
2. Untuk menjelaskan bagaimana mengukur produktivitas pendidikan
3. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pendidikan
4. Untuk menjelaskan fungsi produktivitas pendidikan
5. Untuk menjelaskan strategi peningkatan produktivitas pendidikan
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk memenuhi sebagian dari syarat menempuh mata kuliah Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan
2
2) Dapat memberikan masukan bagi pemecahan masalah pendidikan khususnya mengenai produktivitas
pendidik
3) Dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan lembaga pendidikan.
E. Prosedur Pemecahan Masalah
Prosedur pemecahan masalah dalam makalah yang berjudul “Analisis Produktivitas Pendidikan”
adalah dengan menggunakan studi literature atau studi kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata produktivitas berasal dari bahasa Inggris yakni productivity. Kata itu merupakan gabungan dari dua
kata yaitu product dan activity. Secara sederhana, kata itu diartikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan
3
sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang lebih tinggi atau lebih banyak. Akan tetapi pengertian
produktivitas tidak sesederhana itu. Para ahli dan institusi banyak mendefinisikan produktvitas dengan berbagai
definisi. Masing-masing mendefinisikan sesuai dengan sudut pandang yang berbeda.
Sebagai salah satu alat manajemen dalam melakukan perbaikan, produktivitas digunakan dalam segala
aspek kehidupan. Baik dalam proses produksi barang maupun jasa. Upaya perbaikan dari suatu aktivitas akan
dicirikan dengan meningkatnya produktivitas.
Hanya saja, parameter pengukuran produktivitas berbeda-beda antara satu aktivitas dengan aktivitas
lainnya. Pengukuran produktivitas produksi barang berbeda dengan jasa. Tidak terkecuali di bidang pendidikan.
Bagaimana mengukur produktivitas di bidang pendidikan, adalah hal yang sangat penting, untuk mengetahui
kualitas pendidikan di Tanah Air.
A. Konsep Produktivitas Dibidang Pendidikan
Pengertian Produktivitas
Kata produktivitas didefinisikan secara beragam baik oleh para ahli maupun oleh lembaga atau
institusi. Di antara definisi yang banyak dikemukakan dalam berbagai publikasi adalah sebagai berikut:
Menurut Dewan Produktivitas Nasional mendefinisikan produktivitas dalam tiga segi yakni psikologis,
ekonomis, dan teknis.
Secara psikologis, produktivitas adalah “sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
Secara ekonomis, produktivitas adalah “usaha memperoleh hasil (output) sebesar-besarnya dengan
pengorbanan sumber daya (input) yang sekecil-kecilnya.
Secara teknis, produktivitas diformulasikan sebagai rasio output terhadap input.
International Labour Organization (ILO) mendefinisikan produktivitas sebagai: “hasil integrasi empat
elemen utama, yaitu tanah (bangunan), modal, tenaga kerja, dan organisasi”.
Peter Drucker mendefinisikan produktivitas sebagai “Keseimbangan antara seluruh faktor-faktor
produksi yang memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber daya yang
lebih sedikit”.
Sedangkan Sinungan menjelaskan produktivitas dalam beberapa kelompok sebagai berikut :
4
1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produksi tidak lain adalah ratio apa yang dihasilkan
(output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan.
2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu serasi dari tiga faktor esensial, yakni : Investasi
termasuk pengetahuan dan tekhnologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.
Secara umum produktivitas merupakan perbandingan dari dua unsur yakni “hasil yang dicapai” dan
“keseluruhan sumber daya yang digunakan”. Secara sederhana dapat digambarkan dengan\ notasi
sebagai berikut:
Jumlah Keluaran
Produktivitas =
Jumlah Masukan
Yang menjadi fokus kemudian apa saja yang menjadi keluaran dan masukan dari sebuah aktivitas.
Keluaran dari produksi barang misalnya jumlah barang yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan masukannya adalah jumlah tenaga kerja, bahan baku, serta sarana pendukung. Jadi,
“keluaran” yang dimaksud akan berbeda antara satu aktivitas dengan aktivitas lain. Demikian pula
“masukan”. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengukur produktivitas sebuah
aktivitas.
Demikian pula halnya dengan menilai produktivitas sekolah. Misalnya yang menjadi acuan menilai
produktivitas sekolah adalah “jumlah lulusan yang banyak”, maka ketika kita akan mengitung
produktivitasnya, kita perlu mengetahui jumlah siswa yang masuk k sekolah tersebut dan kemudian
akhirnya berhasil lulus/ tamat dari sekolah tersebut. Misalkan pada SMP x jumlah siswa yang mendaftar
pada tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 100 orang siswa (masukan), sedangkan siswa yang berhasil tamat
pada angkatan tersebut adalah sebanyak 80 orang siswa (keluaran), maka dapat kita hitung
produktivitasnya sebagai berikut:
80
Produktivitas = = 0,8
100
5
Dari perhitungan produktivitas di atas diketahui bahwa produktivitas SMP x adalah sebesar 0,8 yang
jika dipersentasekan sebesar 80 %. Produktivitas SMP x termasuk tinggi karena berhasil meluluskan 80%
siswanya.
Mengukur Produktivitas
Produktivitas merupakan alat manajemen yang penting dalam segala aktivitas. Pengukuran
produktivitas diperlukan untuk menentukan perubahan pelayanan ke arah yang lebih efektif dan efisien.
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan baik terhadap individu maupun terhadap institusi.
Dalam prakteknya, mengukur produktivitas tidaklah semudah membagi antara jumlah keluaran dan
jumlah masukan. Mengapa? Karena keluaran dan masukan yang dimaksud belum tentu mudah diukur.
Dalam produksi barang, mungkin masih bisa diukur berapa jumlah bahan baku dan berapa jumlah produk
yang dihasilkan. Tapi bagaimana untuk bidang jasa? Tentu indikatornya makin kompleks.
Secara lebih rinci, pengukuran produktivitas dapat dilakukan melalui dua parameter utama, yakni
efektifitas dan efisiensi. Produktivitas makin tinggi manakala aktivitas makin efektif dan makin efisien. Apa
perbedaan antara efektif dan efisien, dapat dijelaskan dalam analogi sebagai berikut: efektif adalah
melakukan hal yang benar (do the right things), sedangkan efisien adalah melakukan satu hal dengan cara
yang benar (do the things right).
Konsep Produktivitas Bidang Pendidikan
Seperti halnya definisi produktivitas secara umum, produktivitas pendidikan mengacu pada
pengertian umum, hanya saja konteksnya dalam bidang pendidikan. Alumni IKIP Bandung mendefinisikan
produktivitas pendidikan sebagai “Ukuran yang menerangkan bagaimana sumber-sumber yang ada diatur
dan digunakan untuk mencapai serangkaian hasil pendidikan dengan menggunakan sumber-sumber yang
sekecil mungkin. Rasio antara masukan dan keluaran seimbang yang menggambarkan kombinasi dari
pada efektivitas dan efisiensi”.
Pengertian produktivitas dalam pendidikan juga mengacu pada dua unsur yakni “hasil yang dicapai
dari proses pendidikan” dan “keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk terlaksananya proses
pendidikan”. Hasil yang dicapai dapat merujuk pada tujuan pendidikan itu sendiri. Apa sebenarnya yang
menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.
6
Untuk memberi gambaran produktivitas dalam pendidikan dapat dilihat dari analogi tentang kegiatan
pelatihan membuat tempe. Mana yang akan dijadikan acuan untuk menilai produktivitas pelatihan tersebut,
apakah “dapat menyelesaikan pelatihan membuat tempe”, atau “lulusan pelatihan mampu membuat
tempe”.
Demikian pula halnya dengan menilai produktivitas sekolah. Mana yang menjadi acuan menilai
produktivitas sekolah, apakah “jumlah lulusan yang banyak”, atau “lulusan yang perilakunya berubah
menjadi lebih baik”. Ini hal yang tidak sederhana. Oleh karena itu, dalam mengukur produktivitas sekolah
perlu parameter yang jelas dan rinci. Parameter ini diperlukan agar ukuran produktiviitas dapat sejalan
dengan tujuan aktivitas dilakukan.
B. Mengukur Produktivitas Pendidikan
Seperti halnya mengukur produktivitas umumnya, mengukur produktivitas pendidikan dapat dilihat
dari dua parameter yakni efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas
Ukuran efektif dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai parameter prestasi yang dapat
dicapai, yakni:
Input banyak dan merata. Efektivitas pendidikan dapat dilihat dari jumlah input yang banyak.
Maknanya, masyarakat membutuhkan layanan pendidikan teresebut.
Output banyak dan berkualitas. Efektivitas pendidikan dapat dilihat dari jumlah output yang banyak
yang berkaulitas. Jumlah banyak saja tidak cukup.
Relevansi dan manfaat. Apakah pendidikan yang dilakukan relevan dengan kebutuhan dan
memberi manfaat.
Kemandirian. Makin mandiri sebuah proses pendidikan, makin efektif. Mengapa? Karena proses
pendidikan tidak tergantung pada pihak manapun.
Efisiensi
Ukuran efisien dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai parameter suasana dari
proses pendidikan, yakni:
7
Waktu / biaya sedikit. Makin singkat waktu yang dibutuhkan untuk proses pendidikan dan biaya
sedikit maka proses pendidikan makin efisien.
Etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi di kalangan pengelola pendidikan, maka proses
pendidikan makin efisien.
Komitmen tinggi. Demikian pula komitmen yang tinggi dari pengelola pendidikan, maka kegiatan
pendidikan makin baik.
Dipercaya banyak pihak. Yang tak kalah penting, lembaga pendidikan dikatakan efisien apabila
mendapat kepercayaan dari banyak pihak.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pendidikan
Produktivitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan sangat
erat kaitannya satu sama lain. Depdikbud ( 1998 ) mengemukakan beberapa faktor yang perlu di
perhatikan antara lain :
a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi dan manajemen ; yakni kegiatan-kegiatan yang
berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan faktor-faktor yang tidak
langsung berhubungan dengan proses pendidikan tersebut.
b) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepala sekolah, hal ini meliputi kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat untuk kelancaran pendidikan atau sekolah antara lain manajemen
perkantoran,kepegawaian,keuangan,kurikulum dan pengajaran dan sebagainya.
c) Faktor-faktor yang berhubungan dengan guru, meliputi tanggungjawab guru atas pekerjaan dalam
melaksanakan tugas pengajaran serta usaha bimbingan bagi peserta didik.
d) Faktor-faktor yang berhubungan dengan anggaran pendidikan, meliputi usaha pendayagunaan
anggaran, baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan yang menunjang kelancaran
penyelengaraan pendidikan di sekolah.
e) Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, hal ini berhubungan dengan faktor-faktor
eksternal seperti, letak geografis sekolah, struktur dan tingkat pendidikan masyarakat.
f) Faktor-faktor berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian, hal ini berkaitan dengan
pengawasan melekat dari para pemimpin sebagai penunjang pengawasan fungsional yang merupakan
tindakan efektif apabila dilaksanakan secara sistematik, sistematis dan berencana.
8
g) Faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin nasional sebagai kunci keberhasilan dalam
pengelolaan. Hakekat disiplin disini tidak lain adalah kepatuhan terhadap norma yang disepakati dalam
suatu sistem.
Jika faktor produktivitas diatas dihubungkan dengan MBS, dapat dikemukakan bahwa karakteristik
umum sekolah yang produktif dapat di lihat dari bentuk dan sifat organisasi sekolah tersebut. Hal tersebut
antara lain berupa peningkatan jumlah dan kwalitas kemampuan yang di miliki oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran. Untuk mendorong sekolah yang produktif perlu diperhatikan berbagai faktor yang
memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya produktifitas, seperti moral, etika kerja, motivasi, jaminan
sosial, sikap, disiplin, kesehatan, kesempatan berprestasi, lingkungan dan suasana kerja teknologi,
kebijakan pemerintah dan besarnya pendapatan, serta sarana produksi. Faktor-faktor tersebut harus
senantiasa di perhatikan dalam MBS untuk menghasilkan sekolah yang produktif, efektif, dan efisien.
D. Fungsi Produktivitas Pendidikan
Allan Thomas menyoroti produktivitas pendidikan dalam tiga fungsi penting. Yakni, fungsi
administrasi, psikologi, dan ekonomi.
Fungsi Produksi Administrasi
Merupakan fungsi manajerial yang berkaitan dengan berbaga pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
siswa dan guru. Yang menjadi masukan di sini adalah ruang belajar, perlengkapan mengajar, sumber
belajar, dan kualifikasi pengajaran yang memungkinakn pembelajaran dapat berlansgung dengan baik.
Sedangkan keluarannya dapat berupa lama waktu belajar.
Fungsi Produksi Psikologi
Merupakan fungsi produksi pendidikan yang menunjuk pada fungsi layanan yang dapat mengubah
perilaku peserta didik. Masukannya dapat berupa waktu mengajar, kualitas mengajar, sikap dan
perilaku guru, serta fasilitas yang digunakan. Keluarannya berupa perubahan perlaku siswa.
Fungsi Produksi Ekonomi
Merupakan produksi yang terkait dengan perhitungan ekonomi dalam proses pendidikan. Masukannya
berupa biaya pendidikan dan biaya lain yang terait langsung atau tidak langsung. Sedangkan
keluarannya adalah kompetensi yang relevand engan dunia kerja yang bisa mendapatkan penghasilan
tinggi dan mampu hidup mandiri.
9
E. Strategi Peningkatan Produktivitas Pendidikan
Bagaimana meningkatkan produktivitas pendidikan? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting
untuk mendapat penjelasan. Mengapa? Karena lembaga pendidikan di manapun menginginkan
produktivitasnya meningkat dari waktu ke waktu. Hanya saja, persoalan yang dihadapi setiap lembaga
pendidikan berbeda-beda, sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitas juga berlainan.
Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dalam bidang
pendidikan:
1. Peningkatan Sistem pada faktor-faktor produktivitas
Peningkatan sistem pada faktor produktivitas diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor-faktor produktivitas, menurut Muchdarsyah Sinungan, yaitu manusia, modal, metode, lingkungan
internal, produksi, lingkungan eksternal, lingkungan internasional, dan umpan balik. John Bernaudin &
Joycl menyebut faktor produktivitas adalah knowledge, skill, ability, dan attitude and behaviour.
2. Peningkatan Produktivitas Individu
Peningkatan produktivitas kerja individu akan terakumulasi menjadi produktivitas kelompok atau
institusi. Hal-hal yang dapat meningkatkan aktivitas individu antara lain tingkat pendidikan dan keahlian,
jenis teknologi dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan, kemampuan fisik dan mental, sikap,
keankaragaman tugas, sistem kompensasi, kepuasan dan keamanan kerja, kepastian pekerjaan dan
perspektif dan ambisi. Jika semua sesuai dengan tuntutan individu maka produktivtas akan meningkat.
3. Peran Organisasi dan Manajemen
Peningkatan produktivitas juga dapat diupayakan melalui fungsi manajamen yang optimal mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol.
4. Total Quality Management
TQM adalah sebuah konsep implementasi manajemen dengan fokus produktivtas sebagai suatu sistem
manajemen untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.
10
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pengertian produktivitas dalam pendidikan juga mengacu pada dua unsur yakni “hasil yang dicapai
dari proses pendidikan” dan “keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk terlaksananya proses
pendidikan”. Hasil yang dicapai dapat merujuk pada tujuan pendidikan itu sendiri. Apa sebenarnya yang
menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Produktivitas (dalam pengertian yang umum) , sangat berkaitan
dengan upaya peningkatan mutu. Dalam konteks pendidikan, produktivitas berkaitan dengan mutu atau
kualitas pendidikan.
Demikian pula halnya dengan menilai produktivitas pendidikan. Mana yang menjadi acuan menilai
produktivitas pendidikan, apakah “jumlah lulusan yang banyak”, atau “lulusan yang perilakunya berubah
menjadi lebih baik”. Ini hal yang tidak sederhana. Oleh karena itu, dalam mengukur produktivitas
pendidikan perlu parameter yang jelas dan rinci. Parameter ini diperlukan agar ukuran produktiviitas dapat
sejalan dengan tujuan aktivitas yang dilakukan.
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan melalui dua parameter utama, yakni efektifitas dan
efisiensi. Produktivitas makin tinggi manakala aktivitas makin efektif dan makin efisien. Apa perbedaan
antara efektif dan efisien, dapat dijelaskan dalam analogi sebagai berikut: efektif adalah melakukan hal
11
yang benar (do the right things), sedangkan efisien adalah melakukan satu hal dengan cara yang benar (do
the things right).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan:
1. Dalam mengukur produktivitas sekolah perlu parameter yang jelas dan rinci. Parameter ini diperlukan
agar ukuran produktivitas dapat sejalan dengan tujuan aktivitas dilakukan. Apakah “jumlah lulusan
yang banyak”, atau “lulusan yang perilakunya berubah menjadi lebih baik” yang menjadi acuan menilai
produktivitas sekolah.
2. Agar setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dapat meningkatkan produktivitas kerja individu, hal
ini dikarenakan produktivitas kerja individu akan terakumulasi menjadi produktivitas kelompok atau
institusi.
3. Berbagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan haruslah ada kejelasan
dalam tujuan dan arah, pengetahuan dan keterampilan yang luas serta komitmen professional yang
mendalam.
12
13