8
LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS A. PENGERTIAN Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2ºC. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 ºC atau lebih. Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Lp Febris (Demam)k

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vbv

Citation preview

Page 1: Lp Febris (Demam)k

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

A.  PENGERTIAN

Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2ºC. Hiperpireksia adalah 

suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 ºC atau lebih.

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain :

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali 

ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila 

demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. 

Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar 

perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam 

seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas 

demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang 

terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas 

demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe 

demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat 

dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran 

kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab 

yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada 

dasarnya merupakan suatu penyakit yangself-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis 

lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

Page 2: Lp Febris (Demam)k

B.  ETIOLOGI

Penyebab dari demam antara lain dimungkinkan oleh :

1. Infeksi

2. Toksemia

3. Keganasan

4. Pemakaian obat.

5. Gangguan pada pusat regulasi suhu tubuh, seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma, 

atau gangguan sentral lainnya.

Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: 

ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi 

perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat 

dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, 

lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam 

terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 0C dan tetap belum didapat 

penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan 

sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C.  PATOFISIOLOGI

Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi 

dan peninggian suhu tubuh memberikan  suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem 

pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang 

sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau 

merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah 

suatu protein yang identik dengan interkulin-1, di dalam hipotalamus zat ini merangsang 

pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan  peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang 

langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan 

mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien 

merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas metabolisme 

yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat 

penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.

Page 3: Lp Febris (Demam)k

D.  TANDA DAN GEJALA

1. Suhu badan lebih 37,2 ºC

2. Banyak berkeringat

3. Pernafasan meninggi

4. Menggigil

E.  PENGKAJIAN

1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang 

menyertai demam (misalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan 

sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau letargi, upaya yang harus dilakukan.

2. Melakukan pemeriksaan fisik.

3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.

4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent 

ataupun USG.

F.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik bertujuan untuk mengatahui  penyebab dari demam yang dapat 

meliputi :

1. Laboratorium : sero-imunologi, mikrobiologi, hemato-kimia klinik.

2. Biopsi

3. Endoskopi

4. Ultrasonografi

5. Scanning

Pemeriksaan penunjang:

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti 

ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman 

dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-

tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau 

limfangiografi.

Page 4: Lp Febris (Demam)k

G. PATHWAY

Page 5: Lp Febris (Demam)k

H.  PENATALAKSANAAN

Usaha untuk mengatasi “demam belum terdiagnosa” adalah dengan terapi ad juvantivus. 

Prinsip pelaksaannya adalah bahwa obat yang digunakan harus berdasarkan suatu indikasi yang 

kuat sesuai pengalaman setempat dan harus bersifak spesifik. Antara lain dengan cara :

1. Klorampenikol untuk persangkaan demam tifoid

2. Obat antituberkulosis untuk persangkaan TBC

3. Aspirin untuk demam remautik

4. Antikoagulasia untuk emboli paru

5. Kortikosteroid untuk keadaan seperti lupus eritematosus sistemik.

I.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertemia berhubungan dengan penyakit atau trauma

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi 

yang   tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif

Page 6: Lp Febris (Demam)k

DAFTAR PPUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada 

Anak.PERKANI : Surabaya 

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk 

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito, Editor Edisi 

Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Sinarty hartanto.(2003). Anak Demam Perlu Kompres.www. Pediatrik. Com/knal.php