lp dm scribe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wati

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH HIPNOSIS TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN

HIPERTENSI

Anggota kelompok :

1. Muhammad Hanif Mustholih

2. Andri Setiawan

3. Zahrotu Hidayatullah

4. Rahmawati Saleh

5. Niken Kurnia Triswardani

6. Ayu Fitara SariAKADEMI KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS

BANYUMAS

2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangHipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Di Belanda lebih dari satu juta orang menderita tekanan darah tinggi tetapi yang mengherankan ialah lebih dari separuhnya tidak mengetahui bahwa mereka adalah penderita tekanan darah tinggi (Dekker, 1996).Di Indonesia sendiri pengunaan hipnoterapi masih banyak mengalami pro dan kontra. Permasalahan di Indonesia selama ini adalah hipnoterapi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat magis, bahkan di beberapa daerah penggunaan hipnosis masih dilarang. Hal ini diungkapkan Yan saat membuka pertemuan perdana para hipnoterapis se-Indonesia. Selama ini, hipnoterapi belum diakui sebagai cabang pengobatan psikologis tersendiri di Kementerian Kesehatan melainkan masih dianggap sebagai alternatif. (http:// kesehatan.kompas.com /read/2010/06).

Hipnosis menurut US Department of Education, Human Services Devinision adalah tertembusnya kritikal faktor dari alam sadar yang diikuti dengan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran. Hipnoterapi sendiri merupakan suatu terapi yang menggunakan prinsip-prinsip kerja hipnosis. Menurut Adi W Gunawan dalam Indonesia Hypnosis Summit 2010, Minggu (13/6/2010), di Hotel Oasis Amir, Jakarta, banyak hal yang bisa dilakukan dengan hipnotis. Bukan dalam konteks seperti yang selama ini ada dalam pikiran banyak orang, hipnotis dengan terapi atau yang disebut dengan hipnoterapi memiliki banyak manfaat, terutama di bidang kesehatan jiwa. Manfaat hipnoterapi banyak sekali, mulai dari menyembuhkan yang paling ringan seperti fobia hingga kepribadian majemuk, ujarnya kepada Kompas.com. Ia menjelaskan, pada dasarnya hipnoterapi ditujukan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya dengan melakukan stimulus di dalam otak saat seseorang dalam keadaan trance. Seorang hipnoterapis di sini hanya berperan sebagai pengendali pikiran agar membantu orang tersebut menemukan jalan pikiran, perasaan, hingga mampu memengaruhi tindakan yang membantunya dalam mengatasi problema.

Menurut Lubis (2008), hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti penyakit parenkim ginjal, serta akibat obat. Hipertensi esensil merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Peranan faktor genetik pada etiologi hipertensi didukung oleh penelitian yang membuktikan bahwa hipertensi terjadi di antara keluarga dekat walaupun dalam lingkungan yang berbeda. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stress, peningkatan asupan natrium, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan lain-lain.Di Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan hipertensi pada pria 12,2% dan wanita 15,5%. Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995, dan 2001 selalu menduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16%, 18,9%, dan 26,4%. Penderita hipertensi perlu mendapatkan perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasinya adalah adanya serangan stroke. Prevalensi hipertensi pada penderita dewasa pada tahun 2000 di dunia adalah sebesar 26,4% dan diperkirakan tahun 2025 akan mencapai 29,2% (Lubis, 2008). Berdasarkan data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan akan meningkat menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025.Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke (Dr.Tjandara Yoga, 2009, dikutip dari Dinkes Bonebolongo, 2009).Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Pada saat ini, nilai atau batasan hipertensi sudah berubah, seseorang dikatakan memiliki tekanan darah normal bila tekanan darahnya kurang dari 120/80 mmHg. Orang yang sudah menjelang hipertensi atau pre-hipertensi adalah mereka yang memiliki tekanan darah 120-139/80-99 mmHg. Sedangkan orang yang mengalami hipertensi juga dapat dibedakan berdasarkan derajat ketinggiannya. Hipertensi derajat 1 adalah mereka yang memiliki tekanan darah 140-159/90-99 mmHg. Hipertensi derajat 2 adalah orang-orang yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg. ( Susilo & Wulandari, 2011)Hipertensi belum diketahui faktor penyebabnya, namun ditemukan beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu usia lanjut dan adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu kelebihan berat badan yang diikuti dengan kurangnya berolahraga, serta mengonsumsi makanan yang berlemak dan berkadar garam tinggi. Begitu banyaknya penyebab hipertensi sehingga menyebabkan hipertensi merupakan penyakit dengan penderita yang banyak (Palmer, 2007). Tekanan darah tinggi mengakibatkan resiko kematian, dan semakin besar resikonya jika tekanan darah tidak terkontrol dengan baik. Ia bagaikan bom waktu yang pada tahap awal tidak memberikan gejala yang jelas sehingga orang mengabaikan, tak ada tanda-tanda peringatan bahaya sampai terjadi kerusakan organ yang spesifik. (Martuti, 2009)

Jika hipertensi ini terjadi berkepanjangan maka akan meningkatkan resiko terhadap stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal kronis. Penderita hipertensi berat dapat mengalami ensofalopati hipertensif, yakni penurunan kesadaran bahkan koma karena pembengkakan otak sehingga memerlukan penanganan medissecepat mungkin. Damapak lanjutan yang dapat di timbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening ( retina mata) pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan. (Martuti, 2009)

Bahaya dari Hipertensi sangat beragam. Apabila sesuatu seseorangan mengalami hipertensi dia juga akan mengalami hipertensi maka dia juga akan mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya seperti : merusak ginjal, merusak kinerja otak, dapat merusak kinerja jantung, menyeabkan kerusakan mata, menyeabkan resistensi pembuluh darah dan heipertensi menyebabkan stroke. ( Susilo & Wuandari, 2011)B. Rumusan Masalah

Pengaruh hypnosis terhadap kepatuhan diet terhadap pasien hipertensi ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menegetahui kepatuhan pola makan terhadap pasien hipertensi

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kepatuhan diet sebelum dilakukan hypnosis

2. Untuk mengetahui kepatuhan diet setelah dilakukan hypnosis

3. Untuk mengetahui perbandingan pola makan sebelum dan sesudah dilakukan hypnosisBAB II

TINJAUAN PUSTAKAHipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga bisa menyebabkan kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan gagal ginjal, diabetes mellitus dan lain-lain.(Staessen, 2003)

Kriteria diagnosis hipertensi menggunakan kriteria klasifikasi dari The update WHO/ISH hypertension guideline, yang merupakan divisi dari National Institute of Health di AS, secara berkala mengeluarkan laporan yang disebut Joint National Committee on Prevention, Detectioan, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure memberikan resensi pembaharuan kepada WHO/ISH bulan Mei 2003 tentang kriteria hipertensi yang dibagi dalam tiga kategori yaitu hipertensi stage I dengan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 140-158 mmHg dan 90-99 mmHg, untuk hipertensi stage II dengan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 160-179 mmHg dan 100-109 mmHg, sedangkan untuk hipertensi stage III dengan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 180 mmHg dan 110 mmHg(Sugiharto, 2006).

Faktor-faktor yang terbukti merupakan faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua, riwayat keluarga dengan hipertensi, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin, mengkonsumsi lemak jenuh, megkonsumsi jelantah, tidak biasa olah raga, olahraga tidak ideal, obesitas (IMT > 25) dan wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut. Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan, kebiasaanmerokok, kebiasaan minuman beralkohol dan stress kejiwaan(Sugiharto, 2006).

Hipnosis adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang terus berkembang dengan pesat sekali. Di luar negeri, khususnya di Amerika, Inggris, Jerman, hipnosis telah diajarkan secara resmi di berbagai lembaga pendidikan terkemuka disana. Banyak sekali para pakar pikiran menuliskan tentang hipnosis, namun apabila kita teliti dengan cermat ternyata apa yang mereka jelaskan dalam jurnal atau buku, semuanya mengacu pada satu konsep dasar. Nah konsep dasar inilah yang harus dikuasai untuk bias mengerti dengan tepat hypnosis dan aplikasinya serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Kata hipnosis berasal dari kata hipnos, yaitu dewa tidur pada mitologi Yunani. Hipnosis adalah ilmunya, dalam kamus psikologi kata hipnosis adalah ilmu atau metode komunikasi dengan dan untuk menjangkau pikiran bawah sadar. Hipnotisme itu sama dengan hipnosis. Hipnotis itu adalah orang yang melakukan hipnosis, sama seperti orang ahli menyanyi disebut vokalis, ahli gigi disebut dentis, ahli piano disebut pianis. Jadi intinya hipnotis itu adalah orangnya. Sedangkan hipnoterapi adalah terapi psikologi yang menggunakan metode hipnosis ditambah dengan teknik-teknik atau tool-tool tertentu untuk mengatasi masalah atau kendala psikologi dari seseorang (client).D. Kerangka Teori

E. Rumusan Hipotesa

Apakah pengaruh hypnosis terhadap kepatuhan diet sebelum dan sesudah dilakukan hypnosis ?

O1 x O1

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan sesudah dilakukan hypnosisBAB IIIMETODELOGI

A. Desain Penelitian

Quasi eksperimenB. Tempat Dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada lansia dengan hipertensi di Desa Jompo Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Mulai tanggal : .. sampai dengang .. 2015C. Populasi dan Sampeling

Populasi : pasien hipertensiD. Variabel Penelitian1. Variabel bebas : Pengaruh Hipnosis

2. Variabel terikat : Kepatuhan Diet

3. Skala Data : ordinal

E. Definisi Operasional

a. Definisi Variabel

Definisi FariabelDefinisi Operasional

Hipnosis Ilmu atau metode komunikasi dengan menjangkau pikiran bawah sadar untuk mengatasi masalah kendala psikologi dalam masalah

Kebutuhan DietMentaati peraturan yang telah di instruksikan untuk adanya perubahan perubahan pada diri klien

b. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik sampel : accidental samplingc. Komposisi Instrumen Penelitian

a. Karakteristik Responden

Data Demograf

Inisial

Jenis kelamin

Pekerjaan

Pendidikan

b. Pengaruh Hipnosisc. Kepatuhan Diet (http:/ /hypnotherapyclinic.biz /kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia)

Petunjuk pengisian :

1. Semua pernyataan dibawah ini adalah pencegahan hipertensi/ darah tinggi yang dilakukan lansia.

2. Jawablah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pengalaman atau tindakan yang anda lakukan.

Berilah tanda ( ) pada salah satu kotak berikut sesuai dengan jawaban yang anda anggap sesuai.

Ket :

TP : Tidak Pernah

KK : Kadang-Kadang

S : Seringhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24304/1/Appendix.pdfd. Analisa Data

Hipotesa KomparasiHo : A BHo : tidak ada perbedan kepatuhan diet pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan hipnosis

p Value : < 0,005Komparasi ( sample berpasangan ( statistika parametik dengan uji t data berpasangan (paired + test)