49
Sering pusing tidak bisa santai... Step 1 1. Kenapa pasien sering berdebar debar, kepala pusing disertai keringat dingin? Sinyal otonomik eferen Organ Saraf simpatis sekresi asetilkolin (serabut kolinergik) Saraf parasimpatis norepinefrin(serbt adrenergik) Neuron preganglion pada simpatik dan parasimpatik : bersifat kolinergik Neuron pada pada postganglion parasimpatik  : Bersifat kolinerik Neuron pada postganglion simpatik : Bersifat Adrenergik Sehingga asetilkolin disebut sebagai transmitter parasimpatis Dan Norepinefrin  disebut sebagai Transmiter simpatis Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan yakni, yang disebut pelepasan impuls secara masal – dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar. Dengan kejadian sebagai berikut : a. Peningkatan tekanan arteri b. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastrointestinal dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat c. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh d. Peningkatan konsentrasi glukosa darah e. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot

Lbm3 Jiwa Sgd6 Agni

Embed Size (px)

Citation preview

Sering pusing tidak bisa santai...Step 11. Kenapa pasien sering berdebar debar, kepala pusing disertai keringat dingin?Sinyal otonomik eferen Organ

Saraf simpatis sekresi asetilkolin (serabut kolinergik) Saraf parasimpatis norepinefrin(serbt adrenergik)

Neuron preganglion pada simpatik dan parasimpatik: bersifat kolinergikNeuron pada pada postganglion parasimpatik : Bersifat kolinerikNeuron pada postganglion simpatik : Bersifat Adrenergik

Sehingga asetilkolin disebut sebagai transmitter parasimpatisDan Norepinefrin disebut sebagai Transmiter simpatis

Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan yakni, yang disebut pelepasan impuls secara masal dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar. Dengan kejadian sebagai berikut :a. Peningkatan tekanan arterib. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastrointestinal dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepatc. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuhd. Peningkatan konsentrasi glukosa darahe. Peningkatan proses glikolisis di hati dan ototf. Peningkatan kekuatan ototg. Peningkatan aktivitas mentalh. Peningkatan kecepatan koagulasi darahSeluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek diatas. Oleh karena itu baik stress fisik maupun mental dapat menggiatkan sistem simpatis, seringkali keadaan tersebut dianggap merupakan tujuan dari sistem simpatis untuk menyediakan aktivitas tambahan tubuh pada saat stress. Keadaan ini seringkali disebut respons stress simpatis.Guyton and Hall edisi 11 Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam (jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah)

Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme pertahanan diri. Serabut saraf simpatis mengaktifkan tanda-tanda vital pada setiap tanda bahaya untuk mempersiapkan pertahanan tubuh. Kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin), yang menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak oksigen, medilatasi pupil, dan meningkatkan tekanan arteri serta frekuensi jantung sambil membuat konstriksi pembuluh darah perifer dan memirau darah dari sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan glikogenolisis menjadi glukosa bebas guna menyokong jantung, otot, dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya telah berakhir, serabut saraf parasimpatis membalik proses ini dan mengembalikan tubuh ke kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya mengaktifkan kembali respons simpatis (Videbeck, 2008). Ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman, misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik, agitasi, dan peningkatan tanda-tanda vital. Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman, individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyaman tersebut dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar, misalnya : menggunakan teknik imajinasi untuk memfokuskan kembali perhatian pada pemandangan yang indah, relaksasi tubuh secara berurutan dari kepala sampai jari kaki, dan pernafasan yang lambat dan teratur untuk mengurangi ketegangan otot dan tanda-tanda vital. Respons negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stress yang menimbulkan efisiensi imun (Videbeck, 2008).

individu menjadi cemas menggunakan mekanisme pertahanan mengurangi rasa cemas kendali terhadap situasi yang menimbulkan stress. Kebanyakan mekanisme pertahanan timbul dari alam bawah sadar sehingga individu tidak sadar menggunakannya. Ketika pasien tidak dapat menjelaskan kecelakaan yang baru saja dialaminya, pikirannya sedang menggunakan mekanisme represi (melupakan peristiwa yang menakutkan secara tidak sadar).

Beberapa individu menggunakan mekanisme pertahanan secara berlebihan menghambat pertumbuhan emosional, menyebabkan buruknya keterampilan menyelesaikan masalah, dan menimbulkan kesulitan menjalin hubungan.Sumber : Videbeck, 2008_Buku Ajar Keperawatan Jiwa.

2. Kenapa disertai badan sakit semua kencang di daerah tengkuk dan gemetar?

3. Kenapa keluhan ini muncul pada saat di tempat umum atau keramaian?a. F40.0 AgorafobiaSemua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan menifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi house bound)ppdgj III4. Macam - macam cemas?5. Etiologi dari cemas?Dalam dekade terakhir, para peneliti otak telah memberikan lebih banyak bukti bahwa gangguan kecemasan umum terkait dengan faktor biologis.

Ada reseptor di otak yang menerima neurotransmiter asam gamma-aminobutyric (GABA). Ketika GABA ditransmisikan ke reseptor, neuron diperintahkan untuk berhenti menembak. Generalized Anxiety Disorder( gangguan kecemasan)terjadi ketika GABA tidak dapat mengikat secara akurat ke sel reseptor, atau ketika ada terlalu sedikit reseptor GABA. Tanpa jumlah yang tepat dari penerimaan GABA, neuron berlebihanakan, menyebabkan orang untuk tidak menerima pesan cukup untuk "berhenti". Hasilnya adalah orang itu terus-menerus tegang, menjadi terlalu cemas dan gelisah akan memicu peningkatan saraf simpatis yang akan menimbulkan berbagai gejala yang telah disebutkan diatas.Stefan Sibernagl and Florian Lang text and color atlas of pathophysiology, EGC.2006

Teori psikologis Teori psikoanalitikFreud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi, ini menimbulkan gejala. Teori perilakuteori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya (MPJidentitas). Teori eksistensialKonsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.

Teori biologis System saraf otonomStimulasi Sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu kardiovaskuler, gastrointestinal, dan pernapasan. Manifestasi kecemasan perifer tersebut tidak khusus terhadap kecemasan maupun tidak selalu berhubungan dengan pengalaman kecemasan subyektif. Neurotransmitter NE agonis adrenergic beta (isoproterenol) dan antagonis alfa 2 (co : yohimbin) mencetuskan serangan panic. Agonis alfa 2 (clonidin) menurunkan gejala cemas Serotonin antidepresan serotonergik (clomipramine) punya efek terapetik gangguan obsesif kompulsif, busprione untuk obat gangguan cemas, fonfluromine menyebabkan pelepasan serotonin sehingga menyebabkan peningkatan kecemasan pd pasien dgn gangguan kecemasan. GABA dalam gangguan kecemasan didukung paling kuat oleh manfaat benzodiazepine yang tidak dapat dipungkiri, yang meningkatkan aktivitas GABA pd reseptor GABAa di dalam pengobatan beberapa jenis gangguan kecemasan. Pencitraan otakContoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus. Penelitian geneticPenelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan. Neuroanatomis Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid.Synopsis of Psychiatry Volume I, Kaplan and Sadock

6. Bagaimana tanda dan gejala penyakit pasien pada skenario?Hiperaktifitas saraf otonom Napas pendek atau rasa tercekik Palpitasi atau takikardia Berkeringat atau tangan dingin lembab Mulut kering Pening atau kepala terasa ringan Nausea, diare, atau distress abdomen lain Flush atau menggigil Sering kencing Sulit menelan atau terasa mengganjal ditenggorokKewaspadaan dan perhatian perasaan was- was respons tercengan yang berlebihan sulit konsentrasi atau pikiran kosong karena cemas Penimbul persoalan atau kerap tidur Iritabilitas(mudah teriritasi, mudah tersinggung,mudah nangis,)Onset : 6 bulan atau lebihMinimal 6 dr 18 gejala Buku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock

Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut gila, takut kehilangan kontrol dan sebagainya. Gejala fisik: Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA)

Gejala otonom lain yg bisa timbul dari gangguan cemas selain dari skenario ? 7. Ciri ciri orang yang dikatakan cemas?

8. Perbedaan cemas dan ketakutan?9. Apakah setiap cemas itu dikatakan keadaan yang patologis? KECEMASAN NORMAL ( DSM IV )Perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, diawali dengan sebuah sebab yang jelas. seringkali disertai gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan lambung ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa gelisah. Kumpulan gejala tertentu yg ditemukan selama kecemasan cenderung. Cemas Normalsuatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup.Ex. anak masuk sekolah pertama kali(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid dua)

KECEMASAN PATOLOGIS (DSM IV)Kecemasan yang didasari tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mngkin disertai dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya. Cemas Patologisrespon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya. (Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid dua)

Fungsi spesifik dari kecemasan normal.Normal = ringan-sedang. (Tergantung MPJ nya) Kecemasan adalah suatu sinyal yg menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya / ancaman internal dan eksternal yg mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mangatasi ancaman atau memperingan akibatnya. Pada tingkat lebih rendah kecemasan memperingankan ancaman cedera tubuh, rasa takut, keputusasaan, kemungkinan hukuman, atau frustuasi dari kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yg dicintai, gangguan pd keberhasilan atau status seseorang dan akhirnya ancaman pd kesatuan atau keutuhan seseoran.Kaplan

Kecemasan normal Rasa ketakutan yang difus tidak menyenangkan samar samar disertai gejala otonomik (nyeri kepala, keringat, palpitasi, kekakuan pd dada, merasa gelisah) Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Ketakutan dan kecemasanKecemasan sinyal yg menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yg mengancam dan ambil tindakan untuk membatasi ancaman, respon terhadap ancaman yg sumbernya tdk diketahui, internal, samar samar, konfliktual.Ketakutan sinyal serupa yg menyadarkan, respon dari suatu ancaman yg sumbernya diketahui, external, jelas, bukan bersifat konflik.Ketakutan didahului oleh keheranan dan berjalan bersama sama Fungsi adaptif dari kecemasan :Kecemasan memperingatkan adanya ancaman external dan internal, memilki kualitas menyelamatkan hidup, kecemasan mencegah dengan cara menyadarkan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu mencegah bahaya Stress, konflik, kecemasanMelibatkan ego, abstraksi kolektif untuk proses dimana seseorang merasakan, berpikir, dan bertindak terhadap peristiwa external dan dorongan internal. Ego yang berfungsi dengan baik dlm keseimbangan adaptif dunia external dan internal, ego tidak berfungsi baik dan tidak seimbang dan cukup lama kecemasan kronisKetidakseimbangan external, internal, ego impuls konflik Gejala psikologis dan kognitifKecemasan menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi pd ruang, waktu, orang, peristiwa.Buku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock Ed.7 Jilid 2Cemas Cemas adalah perasaan takut terus menerus terhadap bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata tetapi hanya dalam perasaan penderita saja.(Psikiatri II Simtomatologi, FK UNDIP)

10. DD?Disertakan pengertian dan gejala klinisnya Macam-macam gangguan kecemasan DSM IV Ggn.panik dengan atau tanpa agoraphobia Agoraphobia tanpa riwayat ggn.panik Fobia spesifik Fobia social Ggn. Stress pascatraumatik Ggn.stres akut Ggn.kecemasan umum PPDGJ F40 Ggn.anxietas fobik F40.0 agorafobia F40.1 fobia social F40.2 fobia khas F40.8 ggn. Anxietas fobik lainnya F40.9 ggn. Anxietas fobuk YTT F41 ggn. Anxietas lainnya F41.0 ggn.panik F41.1 ggn. cemas menyeluruh F41.2 ggn. Campuran cemas dan depresi F41.3 ggn.anxietas campuran lainnya F41.8 ggn anxietas lainnya YDT F41.9 ggn anxietas YTT F42 ggn. Obsesif-kompulsif F42.0 predominan pikiran obsesif dan pengulangan F42.1 predominan tindakan kompulsif (obsessional rituals) F42.2 campuran pikiran dan tindakan kompulsif F42.8 ggn. Obsesif kompulsif lainnya F42.9 ggn. obsesif kompulsif YTT

Pedoman diagnosisF40. Gangguan anxietas fobik Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan.Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik) Anxietas fobik seringkali berbarengan dengan depresi . suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agorafobia . pembuatan diagnosis tergantung darimana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.F40.0 AgorafobiaPedoman diagnostik : Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan menifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi house bound)F40.1 Fobia sosialPedoman diagnostik : Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjolF40.2 Fobia khas (terisolasi)Pedoman diagnostik : Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekedar sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas harus terbatas pada adnya objek atau situasi fobik tertentu (highly specific situation) Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya. Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti halnya argofobia dan fobia sosial.F41.0 gangguan panik (Anxietas paroksismal episodik)Pedoman diagnostik : Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik Untuk diagnosti pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas bert (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan Pada keadaan2 dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations) Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik)yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.F41.1 Gangguan cemas menyeluruhPedoman diagnostik : Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk bebeapa minggu sampai bebrapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang) Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut : Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,dsb) Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala,gemetaran,tidak dapat santai) dan Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,dsb) Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, gangguan anxietas fobik, gangguan panik,atau gangguan obsesif-kompulsif.F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresiPedoman diagnostik : Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, bebeapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal yang hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.F41.3 gangguan anxietas campuran lainnya Memenuhi criteria gangguan anxietas menyeluruh (F41.1) dan juga mneunjukkan (meskipun hanya dalam waktu pendek) cirri-cir yg menonjol dari ketegori gangguan F40-49, akan tetapi tidak memenuhi kriterianya secara lengkap. Bila gejala-gejala yg memenuhi criteria dari kelompok gangguan ini terjadi dalam kaitan dengan perubahan atau stress kehidupan yg bermakna, maka dimasukkan dalam kategori F43.2, gangguan penyeseuian.

F41.8 gangguan anxxietas lainnya YDT

F41.9 gangguan anxietas YTT

F42 Ggn Obsesif-KompulsifPedoman Diagnostik Gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau ke 2 nya hrs ada hampir setiap hari sedikitnya dua minggu berturut-turut. Mrpk sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas Gejala obsesif harus: a. disadari sbg pikiran atau impuls diri, b. sedikitnya ada 1 pikiran atau tindakan yg tdk berhasil dilawan, c.tdk memberi kupuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega), d. gagasan/pikiran/impuls mrpk pengulangan yg tdk menyenangkan (unpleasantly repetitive). Berkaitan erat ulang, disadari, tdk mampu melawan, tdk menyenangkanF43 Reaksi thd Stres Berat & Ggn Penyesuaian - Stres kehidupan luar biasa reaksi stres akut - Perubahan penting dlm kehidupan => ketidaknyamanan & berkelanjutan ggn Penyesuaian - Mrpk konsekuensi langsung & respon maladaptif - Gejala bervariasi: cemas, depresi, campuran, marah, kecewa, ggn tingkah laku, overaktif, penarikan diri dllF 43.0 Reaksi stres akut: onset bbrp menit/segera setelah kejadian stressor luar biasaF43.1 Ggn Stres Pasca-Trauma: Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan. Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk) Pedoman diagnostikA. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati: mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut: rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatikC. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan traumaD. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan.E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.

Diagnosis gangguan cemas DSM IV Ggn.panik dengan atau tanpa agoraphobiaTanpa agorafobiaA. Baik (1) dan (2);(1) serangan panik rekuren yang tidak diharapkan(2) sekurangnya satu serangan telah diikuti olehsekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:(a) kekawatiran yang menetap akan mengalamiserangan tambahan(b) ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya(misalnya, kehilangan kendali, menderita seranganjantung, "menjadi gila")(c) perubahan perilaku bermakna berhubungan denganseranganB. Tidak terdapat agorafobiaC. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatukondisi medis umum (misalnya, hiperthoidisme),D. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguanmental lain, seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saatmengalamisituasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik(misalnya, mengalami situasi fobik tertenlu), gangguanobsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorangdengan obsesi tentang.kontaminasi), gangguan strespascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuliyang berhubungan dengan stresor parah, atau gangguancemas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumahatau sanak saudara dekat). Agoraphobia tanpa riwayat ggn.panik Baik (1) dan (2);(1) serangan panik rekuren yang tidak diharapkan(2) sekurangnya satu serangan telah diikuti olehsekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:(a) kekawatiran yang menetap akan mengalamiserangan tambahan(b) ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya(misalnya, kehilangan kendali, menderita seranganjantung, "menjadi gila")(c) perubahan perilaku bermakna berhubungan denganserangan terdapat agorafobia Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatukondisi medis umum (misalnya, hiperthoidisme), Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguanmental lain, seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saatmengalamisituasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik(misalnya, mengalami situasi fobik tertenlu), gangguanobsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorangdengan obsesi tentang.kontaminasi), gangguan strespascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuliyang berhubungan dengan stresor parah, atau gangguancemas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumahatau sanak saudara dekat). Fobia spesifik Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidakberalasan, ditunjukkan oleh adanya atau antisipasi suatuobjek atau situasitertentu (misalnya, naik pesawat terbang,ketinggian, binatang, mendapatkan suntikan, melihat darah), Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskanrespon kecemasan yang segera, yang dapat berupa seranganpanik yang berhubungan dengan situasi ataudipredisposisikan oleh situasi. Catatan: pada anak-anak,kecemasan dapat diekspresikan oleh menangis, tantrum,membeku, atau menggendong. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atautidak beralasan. Catalan: pada anak-anak, ciri ini mungkintidak ada. Situasifobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari dihadapidengan kecemasan atau penderitaan yang kuat. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalamsituasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitasnormal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitassosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapatpenderitaan yang jelas karena menderita fobia. Pada individu yang berusia di bawah 18 tahun, durasisekurangnya adalah 6 bulan. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobikberhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah tidaklebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, sepertigangguan obsesif- kompulsif (misalnya, takut kepada kotoranpada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi),gangguan skes pascatraumatik (misalnya, menghindari stimuliyang berhubungan dengan stresor yang berat), gangguancemas perpisahan (misalnya, menghindari sekolah), fobiasosial (misalnya, menghindari situasi sosial karena takutmerasa malu), gangguan panik dengan agorafobia, atauagorafobia tanpa riwayat gangguan panik. Fobia socialA. Rasa takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebihsituasi sosial atau kinerja di mana orang bertemu denganorang yang tidak dikenal atau dengan kemungkinan diperiksaoleh orang lain. lndividu merasa takut bahwa ia akanbertindak dalam cara (atau menunjukkan gejala kecemasan)yang akan memalukan atau merendahkan. Catatan: padaanak-anak, harus terdapat bukti adanya kemampuan untukmelakukan hubungan sosial yang sesuai dengan usia denganorang yang telah dikenalnya dan kecemasan harus terjadidalam lingkungan teman sebaya, dan tidak dalam interaksidengan orang dewasa.B. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalumencetuskan kecemasan, yang dapat berupa serangan panikyang berikatan dengan situasi atau dipredisposisikan olehsituasi. Calatani Pada anak-anak, kecemasan dapatdiekspresikan dengan menangis, tantrum, membeku, ataumenarik diridarisituasi sosialdengan orang yang tidakdikenal.C. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atautidak beralasan. Catatan: pada anak-anak, ciri ini mungkintldak ditemukan.D. Situasi sosial atau kinerja yang ditakuti adalah dihindari, atarjika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan ataupenderitaan yang kuat.E. Penghindaran, antisipaii fobik, atau penderitaan dalam situasisosial atau kineria secara bermakna mengganggu rutinitasnormal orang, fungsi pekerjaan (akademik), atau aktivitassosial dan hubungan dengan orang lain, atau terdapatpenderitaan yang jelas tenlang menderita fobia.F. Pada individu di bawah usia 1 8 tahun, durasi sekurangnyaadalah 6 bulan.G. Rasa takut atau penghindaran adalah bukan karena efekfisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yangdisalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum, dantidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mentallain(misalnya, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia,gangguan cemas perpisahan, gangguan dismorfik tubuh,gangguan perkembangan pervasif, atau gangguankepribadian skizoid).H. Jika terdapat sualu kondisi medis umum atau gangguan mentallain, rasa takut dalam kriteria A adalah tidak berhubungandengannya, misalnya, rasa takut adalah bukan g4ap, gemetarpada penyakit Parkinson, atau menunjukkan perilaku makanabnormal pada anoreksia nervosa atau bulimia nervosa Ggn. Stress pascatraumatik Orang telah terpapar oleh kejadian traumatic dimana kedua dari berikut ini terdapat : Orang mengalami kejadian berupa ancaman atau kematian atau cedera Respon berupa rasa takut yang kuat Kejadian traumatic secara menetap dialami kembali dengan cara : Rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu ttg kejadian termasuk bayangan pikiran dan persepsi. Anak2 diekspresikan dengan perilaku kacau dan teragitasi Mimpi buruk yang berulang ttg kejadian Berkelakuan seakan-akan kejadian traumatic terjadi lagi Penderitaan psikologis saat terpapar tanda yang menyimbolkan kejadian traumatic Reaktivitas psikologis Penghindaran stimulus Gejala menetap adanya kesadaran berlebih Ggn.stres akut Orang telah terpapar oleh kejadian traumatic dimana kedua dari berikut ini terdapat : Orang mengalami kejadian berupa ancaman atau kematian atau cedera Respon berupa rasa takut yang kuat Selama mengalami kejadian yang menakutkan individu memiliki 3 atau lebih gejala disosiatif : Perasaan subjektif kaku, terlepas, tidak ada responsivitas emosi Penurunan kesadaran Derealisasi Depersonalisasi Amnesia disosiatif (yi tidak mampu mengingat aspek penting dari trauma) Kejadian traumatic secara menetap dialami kembali Penghindaran stimulus Peningkatan kesadaran Menyebabkan ggn.fungsi social,pekerjaan Terjadi 4 minggu setelah kejadian trauma, gangguan berlangsung min 2 hr, max 4 minggu Bukan karena zat Ggn.kecemasan umumA. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebih ttg sejumlah kejadianB. Sulit mengendalikan ketakutanC. Kecemasan dan kekawatiran disertai oleh 3 gejala berikut :a. Gelisah atau perasaan bersemangatb. Mudah lelahc. Pikiran kosong susah konsentrasid. Iritabilitase. Ketegangan ototf. Sulit tidurD. Focus kecemasan tidak terbatas pada ggn.aksis SatuE. Menyebabkan gangguan fungsi social, pekerjaanF. Bukan akibat dari zat

Gangguan Neurotik Gangguan Cemas Gangguan Somatoform Gangguan DissosiasiGANGGUAN NEUROTIK Neurosa atau juga disebut dengan Psikoneurosa (istilah lama, tak dipakai lagi), istilah ini kurang tepat karena tak ada gangguan neuron (sel saraf) atau disebut Psikogenik.

Definisi: Prof Maramis: Neurosa adalah kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tak dapat diselesaikannya suatu konflik a-sadar. Kecemasan yg timbul dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik (defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg mengganggu. Karena ada konflik, maka mengganggu sistem/susunan saraf otonom Lubis (ahli Psikoanalisa FK UI) Neurosa dapat dipandang sebagai suatu bentuk khusus dari penjelmaan ansietas dan penjelmaan ikhtiar individu untuk meniadakan ansietas itu Contoh : Phobia Pisau PPDGJ III Gangguan neurotik adalah gangguan mental yg tidak mempunyai dasar organik (fungsional) yg dpt ditunjukkan, pasien cukup mempunyai tilikan (insight) serta kemampuan daya nilai realitasnya tdk terganggu dan prilakunya biasanya masih di dalam batas-batas normal sosial serta kepribadiannya tetap utuh. Contoh : Phobia Tikus.Daya realitasnya pada Psikosa terganggu Klasifikasi:F.40-F.48 F.40 Gangguan anxietas phobic. Bisa bersamaan dengan depresiF.40.00 Tanpa panikF.40.01 Disertai panikAgorafobia: Takut/ menghindari situasi sulit untuk mnyelamatkan diri.Phobia social: takut menghindari situasi social/ takut dikritikPanik serangan keemasan mendadak dan hebatGang. Anxietas menyeluruh: kecemasan berlebihan dari hal yang biasa.Gangguan ini biasanya dimiliki oleh orang yang berkepribadian Dependen & Menghindar F.41 Gangguan anxietas lainnya. Manifestasi anxietas menonjol dan tidak terbatas pada saat ttt F.42 Gangguan obsesif kompulsif. F.43 Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian F44 Gangguan dissosiatif F45 gangguan somatoform F48 Gangguan somatoform lainnya

DSM IV Gangguan kecemasan umum Agoraphobia, agorapobia spesifik dan social Gangguan obsesi kompulsif Gangguan distimik Gangguan konversi Gangguan depersonalisasi Gangguan Hipokondriasis Gangguan seksual1.GANGGUAN CEMAS Definisi: Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. ( Harold I. LIEF) Anenvous condition of unrest ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL) Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN) Cemas adalah perasaan takut terus menerus terhadap bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata tetapi hanya dalam perasaan penderita saja.(Psikiatri II Simtomatologi, FK UNDIP) Kecemasan : suatu sinyal yang menyatakan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Atau respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, dan konfliktual Cemas Normalsuatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup.Ex. anak masuk sekolah pertama kali Cemas Patologisrespon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya. (Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid dua)

EtiologiAda 2 teori :1) Teori Psikologisa. Teori Psikoanalitik Menurut Freud, kecemasan sebagai sinyal guna menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. Kecemasan id atau impuls berhubungan dengan ketidaknyamanan primitif dan difus dari seorang bayi jika mereka merasa terlanda oleh kebutuhan dan stimuli dimana keadaan tidak berdaya mereka tidak memungkinkan pengendalian. Kecemasan perpisahan terjadi pada anak-anak yang agak besar tapi masih dalam masa praoedipal, yang takut kehilangan cinta atau bahkan ditelantarkan oleh orangtuanya jika mereka gagal mengendalikan dan mengarahkan impulsnya sesuai dengan standar dan kebutuhan orangtuanya. Kecemasan Kastrasi menandai anak oedipal, khususnya dalam hubungan dengan impuls seksual anak yang sedang berkembang, dicerminkan dalam kecemasan kastrasi dari dewasa. Kecemasan Superego merupakan akibat langsung dari perkembangan akhir superego yang menandai berlalunya kompleks Oedipus dan datangnya periode latensi prapubertal.b. Teori Perilaku Menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Ex : seseorang dapat belajar untuk memiliki suatu respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orangtuanya.c. Teori Eksistansial Bahwa seseorang menjadi menyadarinya adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih mengganggu daripada penerimaan kematian mereka yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti yang berat tersebut.2) Teori Biologisa. Sistem Saraf Otonom Stimulasi sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu (cor : takikardia, muskular : nyeri kepala, GIT : diare, pernafasan : nafas cepat)b. Neurotransmitter NE, serotonin & GABA NE agonis adrenergik beta & antagonis adrenergik-alfa2 pencetusc. Penelitian Pencitraan Otak Kelainan di korteks fro ntalis, occipital, dan temporal Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pa9;da gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.d. Penelitian Genetika Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguanSinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid dua

Manifestasi Klinis: Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut gila, takut kehilangan kontrol dan sebagainya. Gejala fisik: Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA)Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial, baik dari diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain(Fracchione, 2004). Faktor biologis ansietas merupakan akibat dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan, sebagai contoh PMS atau Pre Menstrual Syndrome, disamping dapat terjadi gangguan fisik ternyata PMS juga dapat memunculkan ansietas, berupa gangguan mental seperti mudah tersinggung dan sensitif. Sedangkan dari aspek psikoanalisis, ansietas dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar (seks, agresi, dan ancaman) yang masuk ke alam sadar, atau mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil, dapat menimbulkan ansietas yakni reaksi fobia. Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas. Dari pendekatan sosial, ansietas dapat disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan kegagalan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan -kecenderungan harga diri yang terhalang, repressi terhadap macam-macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapat kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin(Cameroon, 2004) Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas, misal saat sekarat mendekati kematian atau mengalami penderitaan akibat suatu penyakit.Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas ini(Brust, 2007). Karena sebagian besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk menghadapi ansietas yang timbul pada dirinya. Beberapa zat yang dapat menyebabkan ansietas anatara lain : -Anticonvulsants(Carbamazepine, ethosuximide)-Antihistamines-Antimicrobials(Cephalosporins, ofloxacin, aciclovir, isoniazid)-Bronchodilators(Theophyllines)-Digitalis(pada level toksik)-Oestrogen-Levodopa-Corticosteroids-Thyroxine-Non-steroidal anti-inflammatory drugs(Indomethacin)-ThyroxineMemang mungkin dalam penggunaan beberapa obat-obatan lain terkadang juga menyebabkan tremor atau palpitasi seperti ansietas, namun ini dapat dibedakan dari ansietas melalui pemeriksaan klinis lebih lanjutAnsietas juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat pasien yang terkena ansietas memiliki sekurang-kurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik yang sama(Brust, 2007)Meskipun demikian masih banyak penyebab ansietas yang harus selalu dicari, untuk itu diperlukan anamnesis yang lengkap seperti asal timbulnya gejala dan matriks interpersonal dan social bermulanya gejala.!! INGAT ITU... ^__^ Klasifikasi:BENTUK GANGGUAN ANXIETAS

Gangguan Panik Gangguan Fobik Gangguan Obsesif-kompulsif Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan stres Akut Gangguan Anxietas Menyeluruh.

Ket:1. GANGGUAN PANIK

Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.

PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA

Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan diri Situasi dihindari, misal jarang bepergian Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan mental lain, misal fobia sosial

PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK

Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan Sekurangnya satu serangan , diikuti satu atau lebih : kekawatiran menetap akan mengalami serangan tambahan, ketakutan tentang arti serangan, perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi medis umum Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. misal gangguan obsesif - kompulsif. Gangguan panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia

TERAPI

Konseling dan medikasi. Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik, akan berlalu.Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

2. GANGGUAN FOBIK

Penelitian epidemiologis di Amerika Serikat menemukan 5 10 persen populasi menderita gangguan ini. FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dsb Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di depan umum, dsb

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan (obyek /situasi) Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan kecemasan Menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan Situasi fobik dihindari

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap

3. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen. OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

PEDOMAN DIAGNOSIS

=Pikiran, impuls, yang berulang =Perilaku yang berulang =Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak beralasan =Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan =Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.

TERAPI

Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.

4. GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA

Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan. Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk) Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasaca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda.

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA

F. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati: mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya G. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut: rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatikH. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan traumaI. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan.J. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.K. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

5. REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut.

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.

6. GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Pasien harus menunjukan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut : kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, overaktivitas otonomik

7. GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA) Menurut berdasarkan DSM IV KECEMASAN NORMALPerasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, diawali dengan sebuah sebab yang jelas. seringkali disertai gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan lambung ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa gelisah. Kumpulan gejala tertentu yg ditemukan selama kecemasan cenderung. KECEMASAN PATOLOGISKecemasan yang didasari tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mngkin disertai dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya.

Menurut PPDGJ F40 gangguan Anxietas fobik F40.0 argofobia F40.00 argofobia tanpa gangguan panik F40.01 argofobia dengan gangguan panik F40.1 fobia sosial F40.2 fobia khas (terisolasi) F40.8 gangguan anxietas fobik lainnya F40.9 gangguan anxietas fobik YTT F41 gangguan anxietas lainnya F41.0 gangguan panik (anxietas paroksismal episodik) F41.1 gangguan anxietas menyeluruh F41.2 gangguan campuran anxietas dan depresif F41.3 gangguan anxietas campuran lainnya F41.8 gangguan anxietas lainnya YDT F41.9 gangguan anxietas YTT F42 Ggn Obsesif-Kompulsif F43 Reaksi terhadap Stres Berat & Gangguan Penyesuaian F44 Ggn Disosiatif ( Konversi ) F44.0 Amnesia Disosiatif F44.2 Stupor Disosiatif F44.3 Ggn Trans dan Kesurupan F44.7Ggn Disosiatif Campuran F45 gangguan somatoform F45.0 gangguan somatisasi F45.1 gangguan somatoform tak terinci F45.2 gangguan hipokondrik F45.3 disfungsi otonomik somatoform .30 jantung dan sistem kardiovaskuler .31 saluran pencernaan bagian atas .32 saluran pencernaan bagian bawah .33 sistem pernafasan .34 sistem genitourinaria .38 sistem atau organ lainnya F45.4 gangguan nyeri somatoform lainnya F45.8 gangguan somatoform lainnya F45.9 gangguan somatoform YTT F48 Ggn Neurotik Lainnya F48.0 Neurastenia F48.1 Sindroma Depersonalisasi - Derealisasi

Terapi:Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat1. PsikoterapiPendekatan psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi : 2,6a) Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung.b) Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien.c) Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali keuatan ego pasien. 2. Farmakoterapi Golongan benzodiazepine sebagai drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamanannya. Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek antianxietas, anti konvulsan, anti insomnia, premdikasi tindakan operatif.a. Diazepam : broadspektrumb. Nitrazepam : dosis anti-anxietas dan anti insomnia berdekatan lebih efektif sebagai anti insomniac. Clobazam : psychomotor performance paling kurang terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktifd. Lorazepam : short half life benzodiazepine , untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal.e. Alprazolam : efektif untuk anxietas antisipatorik onset of action lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti depresi.

2. GANGGUAN SOMATOFORM definisi: Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah atau simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik. Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb. Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit Klasifikasi:

ket:1. Conversion disorderPada conversion disorder, gejala sensorik dan motorik, seperti hilangnya penglihatan atau kelumpuhan secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan rusaknya sistem saraf, padahal organ tubuh dan sistem saraf individu tersebut baik-baik saja. Aspek psikologis dari gejala conversion ini ditunjukkan dengan fakta bahwa biasanya gangguan ini muncul secara tiba-tiba dalam situasi yang tidak menyenangkan. Biasanya hal ini memungkinkan individu untuk menghindari beberapa aktivitas atau tanggung jawab atau individu sangat ingin mendapatkan perhatian. Istilah conversion, pada dasarnya berasal dari Freud, dimana disebutkan bahwa energi dari instink yang di repress dialihkan pada aspek sensori-motor dan mengganggu fungsi normal. Untuk itu, kecemasan dan konflik psikologis diyakini dialihkan pada gejala fisik.Gejala conversion biasanya berkembang pada masa remaja atau awal masa dewasa, dimana biasanya muncul setelah adanya kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup. Prevalensi dari conversion disorder kurang dari 1 %, dan biasanya banyak dialami oleh wanita (Faravelli et al.,1997;Singh&Lee, 1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Conversion disorder biasanya berkaitan dengan diagnosis Axis I lainnya seperti depresi dan penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan dengan gangguan kepribadian, yaitu borderline dan histrionic personality disorder (Binzer, Anderson&Kullgren, 1996;Rechlin, Loew&Jorashky, 1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).2. HypochondriasisHypochondriasis adalah gangguan somatoform dimana individu diliputi dengan ketakutan memiliki penyakit yang serius dimana hal ini berlangsung berulang-ulang meskipun dari kepastian medis menyatakan sebaliknya, bahwa ia baik-baik saja. Gangguan ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut. Individu yang mengalami hal ini biasanya merupakan konsumen yang seringkali menggunakan pelayanan kesehatan; bahkan terkadang mereka manganggap dokter mereka tidak kompeten dan tidak perhatian (Pershing et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Dalam teori disebutkan bahwa mereka bersikap berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, rasa sakit, sakit perut, sebagai bukti dari kepercayan mereka. Hypochondriasis seringkali muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan dan mood.3. Body Dysmorphic DisorderPada body dysmorphic disorder, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka, biasanya di bagian wajah, misalnya kerutan di wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk dan ukuran hidung. Wanita cenderung pula fokus pada bagian kulit, pinggang, dada, dan kaki, sedangkan pria lebih cenderung memiliki kepercayaan bahwa mereka bertubuh pendek, ukuran penisnya terlalu kecil atau mereka memiliki terlalu banyak rambut di tubuhnya (Perugi dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Beberapa individu yang mengalami gangguan ini secara kompulsif akan menghabiskan berjam-jam setiap harinya untuk memperhatikan kekurangannya dengan berkaca di cermin. Ada pula yang menghindari cermin agar tidak diingatkan mengenai kekurangan mereka, atau mengkamuflasekan kekurangan mereka dengan, misalnya, mengenakan baju yang sangat longgar (Albertini & Philips daam Davidson, Neale, Kring, 2004).Beberapa bahkan mengurung diri di rumah untuk menghindari orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Hal ini sangat mengganggu dan terkadang dapat mengerah pada bunuh diri; seringnya konsultasi pada dokter bedah plastik dan beberapa individu yang mengalami hal ini bahkan melakukan operasi sendiri pada tubuhnya. Sayangnya, operasi plastik berperan kecil dalam menghilangkan kekhawatiran mereka (Veale dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Body dysmorphic disorder muncul kebanyakan pada wanita, biasanya dimulai pada akhir masa remaja, dan biasanya berkaitan dengan depresi, fobia social, gangguan kepribadian (Phillips&McElroy, 2000; Veale et al.,1996 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Faktor social dan budaya memainkan peranan penting pada bagaimana seseorang merasa apakah ia menarik atau tidak, seperti pada gangguan pola makan.4. Somatization DisorderMenurut DSM-IV-TR kriteria dari somatization disorder adalah memiliki sejarah dari banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun; memiliki 4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal, 1 gejala sexual, dan 1 gejala pseudoneurological; gejala-gejala yang timbul tidak disebabkan oleh kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan kondisi medis yang dialami.Prevalensi dari somatiation disorder diperkirakan kurang dari 0.5% dari populasi Amerika, biasanya lebih sering muncul pada wanita, khususnya wanita African American dan Hispanic (Escobar et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004) dan pada pasien yang sedang menjalani pengibatan medis. Prevalensi ini lebih tinggi pada beberapa negara di Amerika Selatan dan di Puerto Rico (Tomassson, Kent&Coryell dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Somatizaton disorder biasanya dimulai pada awal masa dewasa (Cloninger et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004)5. Pain DisorderPada pain disorder, penderita mengalami rasa sakit yang mengakibatkan ketidakmampuan secara signifikan;faktor psikologis diduga memainkan peranan penting pada kemunculan, bertahannya dan tingkat sakit yang dirasakan. Pasien kemungkinan tidak mampu untuk bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pereda rasa sakit. Rasa nyeri yang timbul dapat berhubungan dengan konflik atau stress atau dapat pula terjadi agar individu dapat terhindar dari kegiatan yang tidak menyenangkan dan untuk mendapatkan perhatian dan simpati yang sebelumnya tidak didapat.Diagnosis akurat mengenai pain disorder terbilang sulit karena pengalaman subjektif dari rasa nyeri selalu merupakan fenomena yang dipengaruhi secara psikologis, dimana rasa nyeri itu sendiri bukanlah pengalaman sensoris yang sederhana, seperti penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, memutuskan apakah rasa nyeri yang dirasakan merupakan gangguan nyeri yang tergolong gangguan somatoform, amatlah sulit. Akan tetapi dalam beberapa kasus dapat dibedakan dengan jelas bagaimana rasa nyeri yang dialami oleh individu dengan gangguan somatoform dengan rasa nyeri dari individu yang mengalami nyeri akibat masalah fisik. Individu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam memberikan gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, dan menjelaskan situasi dimana rasa nyeri yang dirasakan menjadi lebih sakit atau lebih berkurang (Adler et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).

3. GANGGUAN DISSOSIASI Definisi: Gangguan Disosiatif adalah sekelompok gangguan yang ditandai oleh suatu kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, ingatan atau kesadaran. Para individu yang menderita gangguan disosiatif tidak mampu mengingat berbagai peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru.Gejala utama gangguan ini adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara lain:

ingatan masa lalu kesadaran identitas dan penginderaan (awareness of identity and immediate sensations) kontrol terhadap gerakan tubuh Macam-macamnya: Gangguan Identitas Disosiatif Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Gangguan Depersonalisasi ETIOLOGI

Istilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, dissosiasi, yang diduga menjadi penyebabnya. Pemikiran dasarnya adalah kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi, emosi dan motivasi. Namun dalam kondisi stres, memori trauma dapat disimpan dengan suatu cara sehingga di kemudian hari tidak dapat diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi orang yang bersangkutan, sehingga kemungkinan akibatnya adalah amnesia atau fugue.Pandangan behavioral mengenai gangguan disosiatif agak mirip dengan berbagai spekulasi awal tersebut. Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasi sebagai respon penuh stres dan ingatan akan kejadian tersebut.

Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai GID. Salah satu teori berasumsi bahwa GID berawal pada masa kanak-kanak yang diakibatkan oleh penyiksaan secara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut mengakibatkan dissosiasi dan terbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai suatu cara untuk mengatasi trauma (Gleaves, 1996).Teori lain beranggapan bahwa GID merupakan pelaksanaan peran sosial yang dipelajari. Berbagai kepribadian yang muncul pada masa dewasa umumnya karena berbagai sugesti yang diberikan terapis (Lilienfel dkk, 1999; Spanos, 1994). Dalam teori ini GID tidak dianggap sebagai penyimpangan kesadaran; masalahnya tidak terletak pada apakah GID benar-benar dialami atau tidak, namun bagaimana GID terjadi dan menetap.Etiologi dari fugue disosiatif diduga psikologis. Faktor predisposisinya adalah: Keinginan untuk menarik diri dari pengalaman yang menyakitkan secara emosional, Berbagai stresor dan faktor pribadi, seperti finansial, perkawinan, pekerjaan, atau peperangan, Depresi, Usaha bunuh diri, Gangguan organik (khususnyaepilepsi), Riwayat penyalahgunaan zat.

Klasifikasi Amnesia disosiasi Fugue dissosiasi: ada amnesia dan melakukan perjalanan tak tertentu. Stupor disosiasi: kehilanagn gerak volunteer Trance dan Kesurupan: kehilangan sementara dari penghayatan diri dan kesadarannya Gangguan motoric dissosiasi: ketidak mampuan untuk menggerakkan seluruh/ sebagian Konvulsi disosiasi: mirip kejang epileptic Anesesia dan kehilanagn sensorik Gangguan disosiasi campuranEtiologi: amnesia karena masalah yang dihadapi dianggap sebagai stressor yang terlalu berat. MPJ berupa Represi.A. Amnesia DisosiatifAmnesia disosiatif adalah hilangnya memori setelah kejadian yang penuh stres. Seseorang yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat informasi pribadi yang penting, biasanya setelah suatu episode yang penuh stres.Pada amnesia total, penderita tidak mengenali keluarga dan teman-temannya, tetapi tetap memiliki kemampuan bicara, membaca dan penalaran, juga tetap memiliki bakat dan pengetahuan tentang dunia yang telah diperoleh sebelumnya.

B. Fugue DisosiatifFugue disosiatif adalah hilangnya memori yang disertai dengan meninggalkan rumah dan menciptakan identitas baru.Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding dalam amnesia disosiatif. Orang yang mengalami fugue disosiatif tidak hanya mengalami amnesia total, namun tiba-tiba meninggalkan rumah dan beraktivitas dengan menggunakan identitas baru.

C. Gangguan DepersonalisasiGangguan depersonalisasi adalah suatu kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri sendiri berubah.Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya dipicu oleh stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka. Para penderita gangguan ini mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri. Penderita juga merasa berada di luar tubuh mereka, menatap diri mereka sendiri dari kejauhan, terkadang mereka merasa seperti robot, atau mereka seolah bergerak di dunia nyata.

D. Gangguan Identitas DisosiatifGangguan identitas disosiatif suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal dua atau lebih kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu sama lain bertindak bebas. Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan disosiatif (GID) dapat ditegakkan bila seseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah-ubah, kondisi yang berbeda dalam keberadaan, perasaan dan tindakan yang satu sama lain tidak saling mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang berbeda.Secara singkat kriteria DSM-IV-TR untuk gangguan identitas disosiatif ialah:a. Keberadaan dua atau lebih kepribadian atau identitasb. Sekurang-kurangnya dua kepribadian mengendalikan perilaku secara berulangc. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting. TERAPIGangguan disosiatif menunjukkan, mungkin lebih baik dibanding semua gangguan lain, kemungkinan relevansi teori psikoanalisis. Dalam tiga gangguan disosiatif, amnesia, fugue dan GID, para penderita menunjukkan perilaku yang secara sangat meyakinkan menunjukkan bahwa mereka tidak dapat mengakses berbagai bagian kehidupan pada masa lalu yang terlupakan. Oleh sebab itu, terdapat hipotesis bahwa ada bagian besar dalam kehidupan mereka yang direpres.Terapi psikoanalisis lebih banyak dipilih untuk gangguan disosiatif dibanding masalah-masalah psikologis lain. Tujuan untuk mengangkat represi menjadi hukum sehari-hari, dicapai melalui penggunaan berbagai teknik psikoanalitik dasar.Terapi GID. Hipnotis umum digunakan dalam penanganan GID. Secara umum, pemikirannya adalah pemulihan kenangan menyakitkan yang direpres akan difasilitasi dengan menciptakan kembali situasi penyiksaan yang diasumsikan dialami oleh pasien. Umumnya seseorang dihipnotis dan didorong agar mengembalikan pikiran mereka kembali ke peristiwa masa kecil. Harapannya adalah dengan mengakses kenangan traumatik tersebut akan memungkinkan orang yang bersangkutan menyadari bahwa bahaya dari masa kecilnya saat ini sudah tidak ada dan bahwa kehidupannya yang sekarang tidak perlu dikendalikan oleh kejadian masa lalu tersebut.(courtesy of Ocha Elmut, KLD XII)

Penatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. Bila tidak ditemukan kelainan fisik/neurologik, perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan psikologik terhadap penanganan gejala-gejala yang ada.Barbiturat kerja sedang dari kerja singkat, seperti tiopental dan natrium amobarbital diberikan secara intravena, dan benzodiazepin dapat berguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang.Pengobatan terpilih untuk fugue disosiatif adalah psikoterapi psikodinamika suportif ekspresif.(Piranti Lunak Smart Doctor V2.0 Dinkes Banyuasin)

11. Pemeriksaan penunjang psikatri? Pemeriksaan Status mental? Pemeriksaan fisik psikatri?

12. Penatalaksanaan pada anxietas?